DISUSUN OLEH : Dwi Yulita Efilda fitrah Hamka firdaus Okky kardian Rinna septiani Wihda rizky Wiwik Lansia sangat rentan terkena gangguan sistem tubuh, salah satunya gangguan sistem endokrin. Dimana dari gangguan tersebut bisa menimbulkan penyakit salah satunya berkaitan dengan hormone, banyak penurunan dan perubahan hormone yang terjadi pada lansia meskipun itu dalam keadaan fisiologi yang normal. Yang paling sering terjadi sekitar 70 % dari penurunan hormon ada pada kelenjar pankreas dan kelenjar gonad yang dikaitkan dengan penyakit DM /Diabetes Mellitus dan BPH. Dan sisanya penyakit yang terkait dengan masing” hormon tersebut. • Lansia adalah kelompok penduduk yang berusia 60 tahun keatas yang memerlukan perhatian khusus. • Kelenjar endokrin adalah kelenjar buntu dalam tubuh manusia yang memproduksi hormon. Hormon endokrin : Hormon hipofisis anterior Hormon hipofisis posterior Kelenjar tiroid Kelenjar paratiroid Kelenjar timus Korteks adrenal dan medulla pankreas Kelenjar gonad (ovarium dan testis) • • • • • • • Produksi dari hampir semua reproduksi menurun Fungsi paratiroid dan sekresinya tidak berubah Ptuitary, pertumbuhan hormon ada tetapi lebih rendah dan hanya ada didalamnya Menurunnya aktivitas tiroid , meliputi menurunnya BMR, menurunnya daya pertukaran zat Menurunnya produksi aldosteron Menurunnya sekresi hormon kelamin, misalnya progesteron, esterogen, testosteron yang memelihara Kelenjar adrenal/ anak ginjal yang memproduksi adrenalin berkurang pada lanjut usia 1. Diabetes mellitus : keadaan hiperglikemia kronik disertai berbagai kelainan metabolik akibata gangguan hormonal yang menimbulkan berbagai komplikasi pada mata, ginjal, saraf, dan pembuluh darah. Etiologi: pada lansia disebabkan oleh resistensi yang cenderung meningkat pada usia 65th, dari penyebabnya maka DM pada lansia, masuk pada DM tipe II/NIDDM • - Tanda dan gejala DM pada lansia: Peningkatan berkemih (poliuri) Rasa haus yang berlebihan (polidipsi) Rasa lapar yang berlebihan (polifagia) Kerentanan terhadap infeksi Komplikasi: -komplikasi metabolik akut: hipoglikemia, DM ketoasidosis, syndrom hiperglikemik, hyperosmolar non ketotik. -Komplikasi vaskuler jangka panjang: arteri koroner, penyakit cerebravaskuler, penyakit vaskuler perifer, retinopati diabetik, retropati, neuropati diabetes. - - Pelaksanaan Diet Latihan jasmani Terapi insulin 2. Hipertiroidisme : merupakan suatu keadaan dimana terjadi kelebihan sekresi tiroid. etiologi : - Struma nodusa toksik - Penyakit graves - Kelainan hipofisis • - - Tanda dan gejala Kulit lembab BB menurun Nafsu makan meningkat -> menurun Diare Lemah dispnue dalam dan cepat Udem paru Nyeri dada Sistol meningkat Tekanan nadi meningkat • - Komplikasi Krisis tiroid yang merupakan kejadian hipometabolik yang tidak terkendali dapt dipicu karena stres, infeksi dan asidosis metabolik. Penatalaksanaan - Farmakologi - Preparat iodium radio aktif - Interfensi bedah 3. Hipotiroidisme : merupakan keadaan yang ditandai terjadinya hipofungsi tiroid yang berjalan lambat dan diikuti oleh gejala-gejala tiroid. Tanda dan gejala - Kulit dingin, pucat, menebal, kering dan bersisik - Pertumbuhan kuku buruk dankuku menebal - Rambut kering dan kasar, rontok dan pertumbuhan buruk - hipofentilasi - Dipsnea - Bradikardi - Penurunan suhu tubuh - Nyeri otot - Komplikasi Koma hipotiroid Penatalaksanaan - Pemeliharaan fungsi vital - Infus glukosa pekat - Pemberian tiroksin 4. Benign Prostat Hipertrophy : merupakan pertumbuhan jinak pada prostat yang menyebabkan prostat membesar etiologi Idiopatik Manifestasi - interupsi - Frekuensi berkemih lebih sering pada malam hari - Ada rasa tahanan saat berkemih - Kandung kemih terasa penuh Komplikasi - Hidroureter dan hidronefrosis Penatalaksanaan - Bedah konfisional Asuhan keperawatan A. Pengkajian a. fisik 1. wawancara 2. pemeriksaan fisik b. psikologis c. sosial ekonomi d. spiritual e. biodata f. faktor predisposisi dan faktor presipitasi g. pemeriksaan fisik 1. aktifitas istirahat 2. sirkulasi 3. integritas ego 4. eliminasi 5. makanan dan cairan 6. neuro sensori 7. nyeri 8. pernapasan 9. keamanan 10. sexsualitas B. Pemeriksaan penunjang a. glukosa darah b. aseton plasman c. asam lemak bebas d. elektrolit e.gas darah arteri f. trombosit g. ureum atau kreatinin i. amilase darah C. Diagnosa keperawatan 1. Kekurangan volume cairan b/d hiperglikemia , diare, muntah, poliuria 2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d masakan yang melebihi kebutuhan metabolik( ketidak cukupan insulin) 3.Resiko terhadap infeksi b/d kadar glukosa tinggi dan penurunan fungsi leukosit 4. Resiko perubahan persepsi sensori b/d perubahan kimia endogen, ketidak seimbangan glukosa insulin 5. kurang pengetahuan tentang penyakit , proknosis dan kebutuhan pengobatan b/d kurang informasi d. Rencana keperawatan 1. melibatkan klien dan keluarganya dalam perencanaan 2. beri makanan porsi kecil tapi sering 3. banyak minum dan kurangi makanan yang terlalu asin 4. beri makanan yang mengandung serat 5.batasi pemberian makanan tinggi kalori 6. mebatasi minum kopi dan teh 7. menyediakan tempat / waktu tidur yang nyaman 8. mengatur lingkungan yang cukup ventilasi dan bau-bauan 9. memberi stimulus/ mengingatkan lansia terhadap kegiatan yang dilakukan 10. memberikan kesempatn pada lansia untuk mengekspresikan perasaan dan tanggap terhadap respon non verbal 11. Berikan makanan yang tidak berbentuk gas 12. Beri makanan yang menarik dan sajikan selagi hangat 13. Berikan minuman yang hangat 14. Dorong untuk melakukan untuk aktivitas E. Evaluasi 1. agar dalam pemenuhan nutrisi lansia dapat terpenuhi 2. kebutuhan mobilitas fisik lansia terpenuhi 3. kebutuhan istirahat / tidur lansia terpenuhi 4. meningkatnya hubungan intrapersonal klien lansia. Hidup terlalu singkat untuk disia-siakan maka manfaatkanlah…!!!