Keperawatan Sistem Endokrin Pertemuan 10

advertisement
DISUSUN OLEH :
Dwi Yulita
Efilda fitrah
Hamka firdaus
Okky kardian
Rinna septiani
Wihda rizky
Wiwik
Lansia sangat rentan terkena gangguan sistem tubuh, salah
satunya gangguan sistem endokrin. Dimana dari gangguan
tersebut bisa menimbulkan penyakit salah satunya berkaitan
dengan hormone, banyak penurunan dan perubahan hormone
yang terjadi pada lansia meskipun itu dalam keadaan fisiologi
yang normal. Yang paling sering terjadi sekitar 70 % dari
penurunan hormon ada pada kelenjar pankreas dan kelenjar
gonad yang dikaitkan dengan penyakit DM /Diabetes Mellitus
dan BPH. Dan sisanya penyakit yang terkait dengan masing”
hormon tersebut.
•
Lansia adalah kelompok penduduk yang berusia 60 tahun
keatas yang memerlukan perhatian khusus.
•
Kelenjar endokrin adalah kelenjar buntu dalam tubuh
manusia yang memproduksi hormon.
Hormon endokrin :
Hormon hipofisis anterior
Hormon hipofisis posterior
Kelenjar tiroid
Kelenjar paratiroid
Kelenjar timus
Korteks adrenal dan medulla
pankreas
Kelenjar gonad (ovarium dan testis)
•
•
•
•
•
•
•
Produksi dari hampir semua reproduksi menurun
Fungsi paratiroid dan sekresinya tidak berubah
Ptuitary, pertumbuhan hormon ada tetapi lebih
rendah dan hanya ada didalamnya
Menurunnya aktivitas tiroid , meliputi menurunnya
BMR, menurunnya daya pertukaran zat
Menurunnya produksi aldosteron
Menurunnya sekresi hormon kelamin, misalnya
progesteron, esterogen, testosteron yang
memelihara
Kelenjar adrenal/ anak ginjal yang memproduksi
adrenalin berkurang pada lanjut usia
1.
Diabetes mellitus : keadaan hiperglikemia
kronik disertai berbagai kelainan metabolik
akibata gangguan hormonal yang menimbulkan
berbagai komplikasi pada mata, ginjal, saraf,
dan pembuluh darah.
Etiologi:
pada lansia disebabkan oleh resistensi yang
cenderung meningkat pada usia 65th, dari
penyebabnya maka DM pada lansia, masuk
pada DM tipe II/NIDDM
•
-
Tanda dan gejala DM pada lansia:
Peningkatan berkemih (poliuri)
Rasa haus yang berlebihan (polidipsi)
Rasa lapar yang berlebihan (polifagia)
Kerentanan terhadap infeksi
Komplikasi:
-komplikasi metabolik akut: hipoglikemia, DM
ketoasidosis, syndrom hiperglikemik, hyperosmolar
non ketotik.
-Komplikasi vaskuler jangka panjang: arteri
koroner, penyakit cerebravaskuler, penyakit
vaskuler perifer, retinopati diabetik, retropati,
neuropati diabetes.

-
-
Pelaksanaan
Diet
Latihan jasmani
Terapi insulin
2. Hipertiroidisme : merupakan suatu
keadaan dimana terjadi kelebihan sekresi
tiroid.
etiologi :
- Struma nodusa toksik
- Penyakit graves
- Kelainan hipofisis
•
-
-
Tanda dan gejala
Kulit lembab
BB menurun
Nafsu makan meningkat -> menurun
Diare
Lemah
dispnue dalam dan cepat
Udem paru
Nyeri dada
Sistol meningkat
Tekanan nadi meningkat
•
-
Komplikasi
Krisis tiroid yang merupakan kejadian
hipometabolik yang tidak terkendali dapt dipicu
karena stres, infeksi dan asidosis metabolik.
Penatalaksanaan
- Farmakologi
- Preparat iodium radio aktif
- Interfensi bedah
3. Hipotiroidisme : merupakan keadaan yang
ditandai terjadinya hipofungsi tiroid yang
berjalan lambat dan diikuti oleh gejala-gejala
tiroid.
Tanda dan gejala
- Kulit dingin, pucat, menebal, kering dan
bersisik
- Pertumbuhan kuku buruk dankuku menebal
- Rambut kering dan kasar, rontok dan
pertumbuhan buruk
- hipofentilasi
- Dipsnea
- Bradikardi
- Penurunan suhu tubuh
- Nyeri otot

-
Komplikasi
Koma hipotiroid
Penatalaksanaan
- Pemeliharaan fungsi vital
- Infus glukosa pekat
- Pemberian tiroksin
4. Benign Prostat Hipertrophy : merupakan
pertumbuhan jinak pada prostat yang
menyebabkan prostat membesar
etiologi
Idiopatik
Manifestasi
- interupsi
- Frekuensi berkemih lebih sering pada malam
hari
- Ada rasa tahanan saat berkemih
- Kandung kemih terasa penuh
Komplikasi
- Hidroureter dan hidronefrosis
Penatalaksanaan
- Bedah konfisional
Asuhan keperawatan
A. Pengkajian
a. fisik
1. wawancara
2. pemeriksaan fisik
b. psikologis
c. sosial ekonomi
d. spiritual
e. biodata
f. faktor predisposisi dan faktor presipitasi
g. pemeriksaan fisik
1. aktifitas istirahat
2. sirkulasi
3. integritas ego
4. eliminasi
5. makanan dan cairan
6. neuro sensori
7. nyeri
8. pernapasan
9. keamanan
10. sexsualitas
B. Pemeriksaan penunjang
a. glukosa darah
b. aseton plasman
c. asam lemak bebas
d. elektrolit
e.gas darah arteri
f. trombosit
g. ureum atau kreatinin
i. amilase darah
C. Diagnosa keperawatan
1. Kekurangan volume cairan b/d
hiperglikemia , diare, muntah, poliuria
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh b/d masakan yang melebihi kebutuhan
metabolik( ketidak cukupan insulin)
3.Resiko terhadap infeksi b/d kadar glukosa
tinggi dan penurunan fungsi leukosit
4. Resiko perubahan persepsi sensori b/d
perubahan kimia endogen, ketidak seimbangan
glukosa insulin
5. kurang pengetahuan tentang penyakit ,
proknosis dan kebutuhan pengobatan b/d
kurang informasi
d. Rencana keperawatan
1. melibatkan klien dan keluarganya dalam
perencanaan
2. beri makanan porsi kecil tapi sering
3. banyak minum dan kurangi makanan yang terlalu
asin
4. beri makanan yang mengandung serat
5.batasi pemberian makanan tinggi kalori
6. mebatasi minum kopi dan teh
7. menyediakan tempat / waktu tidur yang nyaman
8. mengatur lingkungan yang cukup ventilasi dan
bau-bauan
9. memberi stimulus/ mengingatkan lansia terhadap
kegiatan yang dilakukan
10. memberikan kesempatn pada lansia untuk
mengekspresikan perasaan dan tanggap terhadap
respon non verbal
11. Berikan makanan yang tidak berbentuk
gas
12. Beri makanan yang menarik dan sajikan
selagi hangat
13. Berikan minuman yang hangat
14. Dorong untuk melakukan untuk
aktivitas
E. Evaluasi
1. agar dalam pemenuhan nutrisi lansia
dapat terpenuhi
2. kebutuhan mobilitas fisik lansia
terpenuhi
3. kebutuhan istirahat / tidur lansia
terpenuhi
4. meningkatnya hubungan intrapersonal
klien lansia.
Hidup terlalu singkat untuk
disia-siakan maka
manfaatkanlah…!!!
Download