PERDARAHAN TALI PUSAT 2.1 Pengertian Perdarahan Tali Pusat Yaitu adanya cairan yang keluar di sekitar tali pusat bayi. Tetapi merupakan hal yang normal apabila pendarahan yang terjadi disekitar tali pusat dalam jumlah yang sedikit. Dimana, pendarahan tidak melebihi luasan uang logam dan akan berhenti melalui penekanan yang halus selama 5 menit. Selain itu perdarahan pada tali pusat juga bisa sebagai petunjuk adanya penyakit pada bayi. Perdarahan yang terjadi pada tali pusat bisa timbul sebagai akibat dari trauma pengikatan tali pusat yang kurang baik atau kegagalan proses pembentukkan trombus normal. Selain itu perdarahan pada tali pusat juga bisa sebagi petunjuk adanya penyakit pada bayi. 2.2 Epidemiologi Dewasa ini penelitian menunjukkan bahwa lebih dari 50% kematian terjadi dalam periode neonatal. Oleh karena itu, upaya pembinaan kesehatan bayi dimulai dari pemenuhan kebutuhan primer sejak dalam kandungan sampai periode perinatal. Kurang baiknya penanganan BBL akan menyebabkan kelainan-kelainan yang dapat berakibat fatal bagi bayi. Misalnya perdarahan pada BBL. Selama ini, anggapan risiko pendarahan hanya terjadi pada ibu yang baru melahirkan saja. Padahal sang bayi yang baru lahir pun juga perlu diwaspadai terjadi gejala ini. Oleh karena itu, bayi neonatus (bayi baru lahir) ini wajib mendapatkan vitamin K. Pendarahan pada bayi neonatus, misalnya adalah pendarahan tali pusat. Gejala ini timbul karena kekurangan vitamin K, khususnya karena hati bayi yang belum matang untuk membentuk vitamin K. Untuk itu, setiap bayi yang baru lahir harus diberikan suntikan vitamin K1 untuk mencegah pendarahan. Perdarahan tali pusat bisa juga terjadi karena perawatan pasca lepasnya tali pusat yang kurang sempurna, sehingga lambat dalam proses penyembuhan. Ini sering di temui, tali pusat bayi yang terus berdarah. Meski demikian, jika terus menerus yang bisa menyebabkan anak kurang darah. Berdasarkan perkiraan organisasi kesehatan dunia World Health Organization (WHO) hampir semua (98%) dari lima juta kematian neonatal terjadi di negara berkembang. Lebih dari dua pertiga kematian itu terjadi pada periode neonatal dini. Data yang ada di RSUP. DR. M Djamil Padang tentang BBLR pada tahun 2011 adalah sebanyak 1243 kelahiran sedangkan bayi berat badan rendah 279 (22,45%). Data tahun 2012 sebanyak 1255 kelahiran sedangkan bayi berat lahir ( 456 (36,33%). Perkiraan kematian yang terjadi karena perdarahan tali pusat adalah sekitar 550.000 lebih dari 50 % kematian yang terjadi di dunia disebabkan karena perdarahan masif pada pada tali pusat pada umumnya terjadi akibat pecahnya pembuluh darah umbilikus atau kelainan trombus pada bayi 2.3 Patofisiologi Dimasyarakat tertentu tindakan yang dilakukan pada tali pusat bayi setelah lahir yaitu melakukan pengikatan tali pusat, penggunaan benang untuk mengikat tali pusat telah terbukti membahayakan karena ikatan yang terlalu keras dapat menyebabkan benang memotong jaringan tali pusat yang lembut. 2.4 Penyebab Robekan umbilikus normal, biasanya terjadi karena : a. Partus precipitatus. b. Adanya trauma atau lilitan tali pusat. c. Umbilikus pendek, sehingga menyebabkan terjadinya tarikan yang berlebihan pada saat persalinan. d. Kelalaian penolong persalinan yang dapat menyebabkan tersayatnya dinding umbilikus atau placenta sewaktu sectio secarea. 2. Robekan umbilikus abnormal, biasanya terjadi karena : a. Adanya hematoma pada umbilikus yang kemudian hematom tersebut pecah, namun perdarahan yang terjadi masuk kembali ke dalam placenta. Hal ini sangat berbahaya bagi bayi dan dapat menimbulkan kematian pada bayi. b. Varises juga dapat menyebabkan perdarahan apabila varises tersebut pecah. c. Aneurisma pembuluh darah pada umbilikus dimana terjadi pelebaran pembuluh darah setempat saja karena salah dalam proses perkembangan atau terjadi kemunduran dinding pembuluh darah. Pada aneurisme pembuluh darah menyebabkan pembuluh darah rapuh dan mudah pecah. Robekan pembuluh darah abnormal a. Pada kasus dengan robekan pembuluh darah umbilikus tanpa adanya trauma, b. Hendaknya dipikirkan kemungkinan adanya kelainan anatomik pembuluh darah seperti : 1. Pembuluh darah aberan yang mudah pecah karena dindingnya tipis dan tidak ada perlindungan jely wharton. 2. Insersi velamentosa tali pusat, dimana pecahnya pembuluh darah terjadi pada tempat percabangan tali pusat sampai ke membran tempat masuknya dalam placenta tidak ada proteksi. Umbilikus dengan kelainan insersi ini sering terdapat pada kehamilan ganda. 3. Placenta multilobularis, perdarahan terjadi pembuluh darah yang menghubungkan masing-masing lobus dengan jaringan placenta karena bagian tersebut sangat rapuh dan mudah pecah. 4. Perdarahan akibat placenta previa dan abruptio placenta Perdarahan akibat placenta previa dan abruptio placenta dapat membahayakan bayi. Pada kasus placenta previa cenderung menyebabkan anemia, sedangkan pada kasus abruptio placenta lebih sering mengakibatkan kematian intra uterin karena dapat terjadi anoreksia. Pengamatan pada placenta dengan teliti untuk menentukan adanya perdarahan pada bayi baru lahir, pada bayi baru lahir dengan kelainan placenta atau dengan sectio secarea apabila diperlukan dapat dilakukan pemeriksaan hemoglobin secara berkala. 2.5 Tanda dan Gejala 1. Ikatan tali pusat lepas atau klem pada tali pusat lepas tapi masih menempel pada tali pusat. 2. Kulit di sekitar tali pusat memerah dan lecet. 3. Ada cairan yang keluar dari tali pusat. Cairan tersebut bisa berwarna kuning, hijau, atau darah. 4. Timbul sisik di sekitar atau pada tali pusat. 2.6 Asuhan Penatalaksanaan 1. Penanganan disesuaikan dengan penyebab dari perdarahan tali pusat yang terjadi. 2. Untuk penanganan awal, harus dilakukan tindakan pencegahan infeksi pada tali pusat. a. Jaga agar tali pusat tetap kering setiap saat. Kenakan popok di bawah tali pusat. b. Biarkan tali pusat terbuka, tidak tertutup pakaian bayi sesering mungkin. c. Bersihkan area di sekitar tali pusat. Lakukan setiap kali Anda mengganti popok. Gunakan kapas atau cotton bud dan cairan alkohol 70% yang dapat dibeli di apotek. d. Angkat tali pusat dan bersihkan tepat pada area bertemunya pangkal tali pusat dan tubuh. Tidak perlu takut hal ini akan menyakiti bayi Anda. Alkohol yang digunakan tidak menyengat. Bayi akan menangis karena alkohol terasa dingin. Membersihkan tali pusat dengan alkohol dapat membantu mencegah terjadinya infeksi. Hal ini juga akan mempercepat pengeringan dan pelepasan tali pusat. 3. Jangan basahi tali pusat sampai tidak terjadi pendarahan lagi. Tali pusat akan terlepas, dimana seharusnya tali pusat aka terlepas dalam waktu 1-2 minggu. Tapi, yang perlu diingat adalah jangan menarik tali pusat, walaupun sudah terlepas setengah bagian. 4. Hindari penggunaan bedak atau losion di sekitar atau pada tali pusat. 2.7 Sistem Rujukan Segera lakukan inform consent dan inform choise pada keluarga pasien untuk dilakukan rujukan. Hal ini dilakukan bila terjadi gejala berikut: a. Tali pusat belum terlepas dalam waktu 3 minggu. b. Klem pada pangkal tali pusat terlepas. c. Timbul garis merah pada kulit di sekitar tali pusat. d. Bayi menderita demam. e. Adanya pembengkakan atau kemerah-merahan di sekitar tali pusat. f. Timbul bau yang tidak enak di sekitar tali pusat. g. Timbulnya bintil-bintil atau kulit melepuh di sekitar tali pusat. h. Terjadi pendarahan yang berlebihan pada tali pusat. Pendarahan melebihi ukuran luasan uang logam. i. Pendarahan pada tali pusat tidak berhenti walaupun sudah di tekan. Daftar Pustaka http://penel-bid.blogspot.com/2009/06/perdarahan-tali-pusat.html. (tanggal akses : 22 November 2011) http://ayurai.wordpress.com/2009/05/21/talipusat-umbillicus/ (tanggal akses : 23 November 2011) http://rafifsafaalzena.blogspot.com/2010/11/pendarahan-pada-tali-pusat.html (tanggal akses : 22 November 2011)