Uploaded by User31601

DESKRIPSI PROSES UNIT OM

advertisement
Oil Movement Overview
BPST XX
Oil Movement
Suatu refinery biasanya terletak di tepi laut atau sungai yang besar dan dalam. Hal ini
berkaitan dengan kebutuhan terhadap sarana pengangkutan crude oil (sebagai bahan baku)
dan produk-produk yang dihasilkan untuk dipasarkan. Sebagai sarana pengangkutan, dalam
jumlah yang besar, dapat menggunakan kapal tankers atau sistem perpipaan untuk
menjamin kontinuitas umpan maupun aliran produk. Selain sarana pengangkutan, juga
dibutuhkan sarana penyimpanan (storage) dalam jumlah besar. Jadi, suatu refinery tidak
bisa dilepaskan dari Instalasi Tangki dan Perkapalan (ITP).
Secara garis besar, tugas umum ITP adalah sebagai berikut:
1. Menerima berbagai jenis crude oil melalui kapal tanker maupun melalui perpipaan.
2. Menyiapkan dry stock crude oil (feed stock preparation) untuk diolah di unit
pengolahan (crude distiller).
3. Menampung aliran produk dari unit pengolahan, baik yang langsung sebagai finish
product maupun intermediate product.
4. Mencampur (blending) berbagai macam produk untuk mendapatkan produk akhir
(BBM dan Non BBM).
5. Pengapalan produk (BBM dan Non BBM) untuk keperluan ekspor dan atau domestik.
6. Pemeliharaan tanki, dimaksudkan untuk menekan kerugian akibat kerusakan yang
lebih berat.
7. Menekan oil losses akibat kebocoran, drainage, down grade dan evaporation di
tanki.
8. Pengendalian pencemaran akibat buangan effluent water ke badan sungai.
Sarana/peralatan yang diperlukan untuk menunjang tugas-tugas tersebut diatas
antara lain :

Tanki dan fasilitas pertankian.

Pompa (Rumah Pompa Minyak).

Dermaga dan fasilitasnya.

Oil catcher/oil separator.

Pencampur TEL untuk Mogas.

Metering system.

Vacuum truck, untuk membersihkan bocoran-bocoran minyak.
2
Penerimaan Crude Oil
RU III menerima berbagai jenis crude dari berbagai daerah penghasil minyak di
Indonesia. Untuk mengirimkan crude tersebut, terdapat dua moda transportasi utama
menuju tanki-tanki penampung di RU III yaitu :
1) Metering Pipe (pipe line)
Crude oil dari lapangan eksplorasi/pengeboran dipompakan ke unit pengolahan
melalui perpipaan dan stasiun pengukuran minyak. Stasiun pengukuran minyak ini,
yang terletak di KM 3 Plaju, ditempatkan di dekat unit pengolahan dilengkapi dengan
metering system. Hasil pengukuran dari metering system digunakan sebagai angka
transaksi (custody transfer). Jenis crude yang dikirim melalui sistem perpipaan,
antara lain :

South Palembang District (SPD) crude oil dari DOH Prabumulih.

Talang Akar Pendopo (TAP) crude oil dari DOH Prabumulih.

Kaji Semoga Crude Oil (KSCO) dari DOH Prabumuih, dulu disebut Jene Crude
Oil (JCO).

Ramba Crude Oil (RCO) dari DOH Jambi
2) Kapal Tanker
Crude oil dari lapangan eksplorasi diangkut oleh kapal tanker ke unit pengolahan.
Dari kapal tanker, crude dipompakan ke tanki timbun. Jenis crude yang dikirim
dengan kapal tanker, antara lain :

Geragai Crude Oil (GCO) dari Santa Fe, Jambi.

Bula/Klamono (BL/KL) dari Irian Jaya.

Kaji Semoga Crude Oil (KSCO).

Sepanjang Crude Oil (SPO).

Sumatera Light Crude (SLC).

Duri Crude Oil (DCO).
3
Penyiapan Crude Oil ke Unit Proses
Crude oil yang diterima kadangkala memiliki kandungan air yang cukup tinggi, baik
dalam bentuk emulsi ataupun air bebas. Oleh karena itu, crude sebelum diumpankan ke unit
proses harus dipersiapkan (preparation) terlebih dahulu. Tujuannya adalah untuk memenuhi
persyaratan water content yang telah disepakati yaitu maksimal 0,5 % volume. Keberadaan
air dalam crude dapat menyebabkan kenaikan tekanan pada kolom distilasi. Tahapan
preparation crude oil meliputi :
1) Settling/pengendapan
Untuk menurunkan emulsi maupun air bebas ke dasar tanki diperlukan
settling. Makin lama settling time akan makin baik untuk mengendapkan air,
namun dibatasi dengan kesediaan stock crude oil yang akan diolah di unit
proses. Maka pada umumnya settling time ditetapkan sebesar 1 jam untuk
tiap 1 meter crude oil.
2) Drain kandungan air.
Air bebas hasil settling, yang mengendap di dasar tanki, dibuang dengan cara
di drain sampai air tersebut habis.
3) Buang bottom/bikin bersih.
Bikin bersih adalah proses pembuangan/pemompaan endapan lumpur
minyak dan emulsi air yang terdapat pada bagian bottom tanki ke tanki
penampung. Di dalam tanki penampung, yang dilengkapi dengan steam coil,
endapan lumpur dan emulsi dipanaskan sehingga air dan lumpur terpisah dan
mengendap di dasar tanki. Air dan lumpur yang terpisah dibuang dengan
drain, sedangkan minyak dipompakan lagi ke tanki crude.
4) Flushing pipa isap tanki.
Setelah proses settling dan bikin bersih berhasil, selanjutnya pipa isap tanki
crude oil dicuci (flushing) terlebih dahulu untuk membersihkan pipa isap
tersebut dari air. Dilakukan dengan memompakan crude oil tersebut ke tanki
crude lain secukupnya (± 30 menit), kemudian diambil sampel di ompa untuk
pemeriksaan kandungan air dalam crude oil. Hasil pemeriksaan kandungan
air harus < 0,5 % vol, bila masih > 0,5 % vol dilakukan flushing ulang. Setelah
ketiga proses tersebut selesai dan memenuhi syarat yang ditentukan, maka
crude oil siap untuk diolah di unit proses atau disebut dry stock crude oil.
4
Supply Crude Oil ke Unit Proses
Crude oil dari tanki dipompakan ke unit proses (crude distiller) dengan menggunakan
pompa-pompa yang ada di Rumah Pompa Minyak (RPM) “R”, yaitu pompa nomor 1 s/d 7.
Selain pompa feed, terdapat juga pompa untuk injeksi crude (feed tapi dalam jumlah yang
lebih kecil) ke unit proses. Pompa injeksi adalah pompa 1A, 2B, dan 3C. Selain pompa
tersebut diatas, di RPM “R” terdapat pompa nomor 8 s/d 11 yang berfungsi untuk keperluan
‘bikin bersih’ saat penyiapan dry stock. Sedangkan aturan penomoran pipa yang digunakan
sebagai discharge pompa di RPM menuju unit-unit proses adalah sbb :
 Pipa nomor 1006 sebagai feed CD II, biasanya injeksi melalui pipa A (discharge
pompa 1A).
 Pipa nomor 1008 sebagai feed CD III, biasanya injeksi melalui pipa B (discharge
pompa 2B).
 Pipa nomor 1014 sebagai feed CD IV, biasanya injeksi melalui pipa C (discharge
pompa 3C).
 Pipa nomor 1012 sebagai feed CD V.
Pipa isap tanki pada umumnya ada tiga, yaitu isap bawah, isap tengah, dan isap atas.
Pada awal supply menggunakan pipa isap atas, kemudian dilanjutkan pipa isap tengah dan
apabila level sudah mendekati setengah tanki menggunakan pipa isap bawah. Pada posisi
level minyak dalam tanki sudah mendekati 3 meter, maka tanki harus sudah digandeng
dengan tanki lain yang penuh. Hal ini untuk menjaga kontinyuitas supply crude oil ke unit
proses. Pada umumnya ada dua cara gandeng tanki, yaitu :

Gandeng tanki yaitu penggandengan tanki lain yang dilakukan pada pipa manifold
tanki, dengan memakai pipa isap yang sama.

Gandeng pompa yaitu pengandengan tanki lain yang dilakukan pada pipa isap yang
berbeda.
Penyaluran Produksi
Hasil pengolahan crude oil di unit-unit proses ada yang langsung menjadi finished
produk dan ada yang memerlukan proses blending dan atau penambahan bahan additive.
Produk tersebut bisa sebagai BBM atau non BBM. Produk tersebut dialirkan ke tanki
penimbun melalui jalur perpipaan tertentu sesuai dengan jenis produknya. Setiap
5
pergantian tanki penampung produk harus dilakukan koordinasi dengan unit proses dan
sesuai dengan order dari bagian Supply Chain.
Tank Ticket
Sebelum dan sesudah aktivitas pergerakan miyak, tanki yang bersangkutan harus
diukur level minyak, temperatur, dan level air bebas. Data-data hasil pengukuran tersebut
dimasukkan ke dalam tank ticket dan sebagai sumber data asli untuk kepentingan
pembuatan dokumen selanjutnya (Bill of Lading, dsb).
Ada 4 jenis penggolongan tank ticket berdasarkan warna, yaitu :
1) Warna kuning, dipakai untuk record data pergerakan tank to tank transfer, feed
(crude/intermediate) ke unit, produksi ke unit.
2) Warna hijau, dipakai untuk record data pergerakan penerimaan crude, intermediate,
komponen, dan produksi.
3) Warna putih, dipakai untuk record data pergerakan shipment/lifting keluar kilang.
4) Warna biru, dipakai untuk record data pergerakan stock inventory, memeriksa ukuran
Loading BBM/NBBM
Sebelum operasi loading ke tanker/tongkang dilaksanakan, perlu dilakukan
persiapan yang meliputi :
1. Persiapan di darat.
Setelah surat perintah loading diterima, maka dipersiapkan hal-hal seperti tanki
penampung; pipa yang akan dipakai; dermaga yang akan digunakan; durasi loading
hingga tanker/tongkang jalan; pengambilan sampel; dsb.
2. Persiapan di kapal
Sebelum memuat ke kapal harus diadakan diskusi antara Loading Master dengan
Chieff Officer kapal untuk mengetahui previous cargo; apabila muatannya berbeda
dan dapat berpengaruh terhadap kualitas muatan, lakukan cleaning instruction;
pumping rate atas persetujuan kedua belah pihak.
Setelah selesai loading, perlu diperhatikan perbedaan jumlah muatan antara di darat dan di
kapal. Selisihnya diharuskan < 0,5 % volume. Untuk mengetahuinya, dilakukan sounding
starting dan closing.
6
Unloading BBM/NBBM
Sebelum operasi unloading, perlu dilakukan persiapan yang meliputi :
1. Rencana pembongkaran di darat, antara lain kemampuan menampung semua
muatan kapal; discharge dapat berlangsung ke tanki yang telah ditentukan atau
harus line cleaning dahulu ke tanki lain; menentukan dermaga; permintaan pandu;
dsb.
2. Di kapal menyiapkan dokumen-dokumen seperti Bill of Lading, Certificate of Quality,
Certificate of Quantity, Notice of Readiness, dsb.
3. Di dermaga, menyiapkan loading arm dan grounding cable dari kapal ke darat.
4. Diskusi antara Loading Master dengan Chief Officer kapal (Mualim-1) tentang
kemampuan kapasitas pompa kapal; koneksi yang akan dipakai; kemampuan
penerimaan di darat.
5. Pengambilan sampel.
6. Pengukuran ullage kapal oleh pihak kapal dan pihak darat.
Bila pembongkaran telah selesai, dilaksanakan pemeriksaan tanki kapal/bunker bahwa
bunker telah benar-benar kering yang kemudian dinyatakan dalam Dry Certificate. Lalu
dicocokkan hasil pengukuran di kapal dengan di darat. Ketentuan selisih perhitungan antara
kapal dan tanki di darat maksimum 0,5 % volume. Apabila lebih besar dari angka tersebut,
maka dilakukan pengukuran kembali dan apabila masih tetap lebih besar dari 0,5 % volume
maka pihak yang dirugikan membuat Letter of Protest (Letter of Discrepancies).
Fasilitas Perpipaan di Dermaga Plaju
RU III memiliki 12 dermaga sebagai sarana penunjang untuk loading/unloading crude
oil dan atau produk unit pengolahan serta cargo barang. Dermaga 1 s/d 6 berlokasi di Kilang
Sungai Gerong sedangkan 7 s/d 12 berada di Kilang Plaju. Untuk Kilang Plaju, dermaga 7 s/d
10 berfungsi untuk loading/unloading crude dan BBM/NBBM sedangkan dermaga 11 dan 12
berfungsi untuk cargo berupa barang. Tabel berikut merupakan fasilitas perpipaan yang
terdapat di Kilang Plaju.
7
No.
Jenis Minyak
1
Avigas 73
2
3
Avigas 100/130
Flush avigas
4
Flush avigas
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
19
20
Premium
Mogas
Flush mogas
SBPX 40B
HAWS
Atur
Kerosine
ADO (HSD)
IDO
Fuel oil : HSF
LSF
LSWR
Black oil flush
Bunker : HSD
MDF
MFO
Bitumen feed
stock
Ballast
Crude oil
21
22
Air (udara)
Steam
15
16
17
18
No.
Pipa
360
362
366
Size
(in)
8/6
8/6
6
358
310
314
312
320
308
318
306
202
208
210
212
222
204
140
154
156
10
12
12
8
6
10
8/6
12
12
12
12
12
16
12
6
6
6
356
58
1000
1002
1004
16
8
20
10
10
3
6
Dermaga
7 8 9 10
√ √
- √ √
√ √ √
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√ √ √
√
√
√
√
√
-
√
√
√
√
-
8
√
√
√
√
-
√
√
√
√
√
Idle, sebagian untuk transfer
naphta
√
√
√ √ √
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Keterangan
Dock 7 & 8 extend dengan pipa
1000
Jump over ke pipa 210 & 212
Berikut adalah kode tanki di area Plaju beserta penggunaannya (6 Desember 2009). Perlu
diperhatikan bahwa pengunaan tanki tersebut fleksibel, dapat berubah-ubah.
No.
Nomor Tanki
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
174
175
1251 A
1251 B
A1
A2
A3
A4
A5
A6
A7
A8
A9
A10
A11
A12
A13
A14
A15
A16
A17
A18
A19
A20
A21
A22
A23
A24
A25
B1
B3
B4
B7
B8
B60
B61
B63
B64
B66
B67
B69
Bahan yang
disimpan
LPG
LPG
PARAXYLENE
PARAXYLENE
AVTUR
KEROSENE
AVTUR
AVTUR
KEROSENE
AVTUR
KEROSENE
MIX NAPHTA
KEROSENE
KEROSENE
KEROSENE
MINASOL
SBPX 40 B
EMPTY TANK
LAWS
EMPTY TANK
LAWS
LAWS
MEDIUM NAPHTA
MEDIUM NAPHTA
MEDIUM NAPHTA
MEDIUM NAPHTA
MEDIUM NAPHTA
MIX NAPHTA
EMPTY TANK
FUEL OIL
FUEL OIL
BANDUNG GAS OIL
AVTUR
ADO
KEROSENE
PREMIUM
EMPTY TANK
AVTUR
AVTUR
AVTUR
AVTUR
9
No.
Nomor Tanki
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
B70
D1
D2
D3
D4
D5
D6
D7
D8
D9
D10
D11
D12
D13
D14
E1
E2
E3
E4
E5
E6
E7
E8
E9
E10
E11
E12
E13
F1
F2
F3
F4
F5
F6
F7
F8
78
F9
79
80
81
F11
F12
F13
Bahan yang
disimpan
EMPTY TANK
ADO
ADO
ADO
ADO
ADO
ADO
ADO
ADO
ADO
ADO
ADO
ADO
ADO
ADO
DRY SLOP
DRY SLOP
DRY SLOP
DRY SLOP
DRY SLOP
DRY SLOP
NAPHTA
NAPHTA
DRY SLOP
DRY SLOP
JENE CRUDE
JENE CRUDE
J1
IDO
IDO
IDO
IDO
FUEL OIL
ADO
FUEL OIL
FUEL OIL
BITUMEN FEED
STOCK
BITUMEN FEED
STOCK
FUEL OIL
FUEL OIL
No.
Nomor Tanki
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
G1
G2
G3
G4
G5
H1
H2
H3
H4
H5
H6
H7
H8
K1
K2
K3
K4
K5
K6
K7
K8
103
104
105
106
107
108
109
110
111
K9
K10
K11
K12
K13
K14
K16
K17
K18
112
K19
113
114
115
116
117
118
119
120
121
122
123
124
K20
L1
L2
L3
L4
L5
N1
N2
O1
O2
O3
O4
Bahan yang
disimpan
FUEL OIL
FUEL OIL
FUEL OIL
BANDUNG GAS OIL
FUEL OIL
FUEL OIL
FUEL OIL
FUEL OIL
BANDUNG GAS OIL
FUEL OIL
IDO
ADO
ADO
MINASOL
DRY SLOP
DRY SLOP
MIX NAPHTA
SBPX 40 B
LOMC
EMPTY TANK
EMPTY TANK
NAPHTA
INTERMEDIA
LOMC
EMPTY TANK
EMPTY TANK
EMPTY TANK
SBPX 40 B
LOMC
LOMC
EMPTY TANK
NAPHTA
INTERMEDIA
NAPHTA
INTERMEDIA
LONG RESIDUE
LONG RESIDUE
LONG RESIDUE
LONG RESIDUE
LONG RESIDUE
DRY SLOP
DRY SLOP
HOMC
NAPHTA
NAPHTA
NAPHTA
10
No.
Nomor Tanki
125
126
127
128
129
130
131
132
133
134
135
136
137
138
139
140
141
142
143
144
145
146
147
148
149
150
151
152
153
154
155
156
157
158
159
160
161
162
163
164
165
166
167
168
O5
O6
O7
O8
O9
O10
O13
O14
O15
O16
O17
O18
O19
O20
O21
O22
O23
O24
O26
O27
R1
R2
R3*
R4*
R5
R6
R7
R8
R9
R10
R11*
R12*
R13*
R14*
R15*
R16*
R17
R18
R19
R20
R21
R22
R23*
R24
Bahan yang
disimpan
NAPHTA
HOMC
PREMIUM
HOMC
HOMC
NAPHTA
HOMC
NAPHTA
AVIGAS
AVIGAS
AVIGAS
AVIGAS
AVIGAS
HOMC
AVIGAS
HOMC
AVIGAS
EMPTY TANK
LOMC
NAPHTA
DRY SLOPE
RCO
RCO
K/RCO
K/RCO
RCO
K/RCO
K/RCO
DURI CRUDE
DRY SLOPE
DCO
DCO
K/RCO
K/RCO
K/RCO
K/RCO
NOT USED
SPD/TAP
GCO/DCO
SPD/TAP
SPD/TAP
GCO/DCO
RCO
SPD/TAP
No.
Nomor Tanki
169
170
171
172
173
174
175
176
177
178
179
180
181
182
183
184
185
186
187
188
189
190
191
192
193
194
195
196
197
R25
R26*
R27*
R28*
R29*
R30*
R31
U102
U103
U104
U316
U504
U607
U608
U610
U611
U715
U809
U9-1
U9-2
U901
U902
U903
U1252
Y6
Y7
Y8
Y9
Y10
Bahan yang
disimpan
SPD/TAP
MIXED CRUDE
MIXED CRUDE
MIXED CRUDE
MIXED CRUDE
MIXED CRUDE
K/RCO
POLYTAM PLUFF
POLYTAM PLUFF
POLYTAM PLUFF
DRY SLOP
DRY SLOP
DRY SLOP
DRY SLOP
DRY SLOP
DRY SLOP
ADO
DRY SLOP
LPG
LPG
DRY SLOP
DRY SLOP
DRY SLOP
LPG
DRY SLOP
FUEL OIL
FUEL OIL
DRY SLOP
DRY SLOP
* Tanki dilengkapi dengan steam coil.
11
Dibawah ini adalah daftar tanki di Sungai Gerong beserta penggunaannya
Level Tanki
Bahan yang
Nomor Tanki
No.
(mm)
Disimpan
1
259
PREMIUM
4940
2
261
PREMIUM
9573
3
260 (OFF)
PREMIUM
11553
4
207
KEROSINE
1072
5
216 (OFF)
KEROSINE
1226
6
217
KEROSINE
657
7
218
KEROSINE
2038
8
219
KEROSINE
2755
9
204
HSD
1592
10
212
HSD
1055
11
213
HSD
917
12
214
HSD
4832
13
215
HSD
8103
14
45
HSD
6486
15
30
BUNKER IDO/IDF
2396
16
31
BUNKER IDO/IDF
2613
17
32
BUNKER IDO/IDF
1756
18
33
BUNKER IDO/IDF
11138
19
25
FUEL OIL
3042
20
26
FUEL OIL
10726
21
78
FUEL OIL
2941
22
79
FUEL OIL
10228
23
85
FUEL OIL
10302
24
90
FUEL OIL
5339
25
91
FUEL OIL
1406
26
92
FUEL OIL
1273
27
200
IDLE
0
0
28
203
IDLE
29
206
FUEL OIL
2083
30
83
VAC. RESIDUE
5307
31
84
VAC. RESIDUE
1041
32
209
VAC. RESIDUE
10422
33
210
VAC. RESIDUE
10800
34
211
VAC. RESIDUE
4870
12
REFERENSI
 Buku Panduan Operator Instalasi Tangki dan Perkapalan (ITP), Direktorat
Pengolahan PT. Pertamina (Persero) RU III, 2009.
 Piping System ITP UP-3
Process Description Unit CD-GP
Download