Uploaded by kurniasaridinda

TPP UU No.26 Tahun 2007

advertisement
2019
PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG
TEORI DAN PRAKTEK PERENCANAAN
MAKALAH
REVIEW RENCANA TATA RUANG
MENURUT UU NO 26 TAHUN 2007
TENTANG PENATAAN RUANG
Disusun Oleh :
1. M. Rizqi Firdaus
(1624002)
2. Ivana Della Samosir
(1624048)
3. Dinda Kurniasari
(1624061)
4. Syarful Annam
(1624069)
5. Ikke Jelita Ariani Citra Devi
(1624090)
PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
MALANG
2019
MAKALAH TEORI DAN PRAKTEK PERENCANAAN
“REVIEW RENCANA TATA RUANG MENURUT UU NO.26 TAHUN 2007”
2019
PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG
KATA
PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa dan berkat
rahmat dan hidayah-Nya, kami diberikan kesempatan menyelesaikan makalah yang berjudul
“Review Rencana Tata Ruang Menurut UU No.26 Tahun 2007” tepat pada waktu yang telah
ditentukan. Penyusunan makalah ini kami lakukan untuk memenuhi tugas mata teori dan
praktek perencanaan. Penyusunan makalah ini juga bertujuan untuk mengetahui diagram
perkembangan aliran dalam perencanaan.
Selama proses pengerjaan makalah ini tidak lepas bantuan, bimbingan serta dukungan
dari pihak-pihak tertentu, oleh sebab itu kami selaku penulis mengucapkan banyak terima
kasih kepada :
1. Ibu Maria Christina Endarwati, ST., MIUEM dan Widiyanto Hari Subagyo Widodo,
ST., MSc selaku dosen pembimbing mata kuliah Teori dan Praktek Perencanaan.
2. Orang tua dan keluarga yang telah memberikan dukungan, baik motivasi maupun
finansial.
3. Teman-teman kelompok tugas besar mata kuliah Teori dan Praktek Perencanaan dan
teman-teman seperjuangan PWK Angkatan 2016 (Viosimis) untuk semangat kerja
sama dan kekompakannya.
4. Semua pihak yang bersangkutan yang tidak bisa disebutkan satu per satu.
Penyusunan makalah mata kuliah Teori dan Praktek Perencanaan ini telah kami
usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan dari banyak pihak, sehingga
dapat memperlancar proses pembuatan makalah ini. Kami berharap semoga makalah ini
dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, khususnya mahasiswa
Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota. Karena keterbatasan pengetahuan maupun
pengalaman, kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu kami
sangat mengharapkan saran serta kritik yang sangat membangun dan memotivasi dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini dan kemajuan studi kami selanjutnya.
Malang, 25 Januari 2019
Tim Penyusun
i
MAKALAH TEORI DAN PRAKTEK PERENCANAAN
“REVIEW RENCANA TATA RUANG MENURUT UU NO.26 TAHUN 2007”
2019
PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................................... i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................ 1
1.2 Tujuan dan Sasaran ..................................................................................................... 2
1.3 Ruang Lingkup Materi ................................................................................................ 2
1.3.1
Definisi Perencanaan ........................................................................................... 2
1.3.2
Teori Perencanaan ................................................................................................ 3
1.3.3
Definisi Penataan Ruang ...................................................................................... 4
1.3.4
Penataan Ruang Menurut UU Nomor 26 Tahun 2007......................................... 5
1.4 Sistematika Pembahasan ............................................................................................. 6
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................... 7
2.1 Diagram UU No. 26 Tahun 2007 ................................................................................ 7
2.2 Substansi Rencana Tata Ruang ................................................................................... 7
BAB III PENUTUP ................................................................................................................... 8
3.1 Kesimpulan.................................................................................................................. 8
3.2 Rekomendasi ............................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 10
ii
MAKALAH TEORI DAN PRAKTEK PERENCANAAN
“REVIEW RENCANA TATA RUANG MENURUT UU NO.26 TAHUN 2007”
PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG
2019
1 BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Penataan ruang adalah suatu sistem proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang,
dan pengendalian pemanfaatan ruang. Dalam penataan ruang merupakan sesuatu yang harus
dipertimbangkan perencanaannya karena penataan ruang banyak mengalami permasalahan
maupun kendala. Dalam mewujudkan tata ruang yang terencana banyak factor yang harus
diperhatikan antara lain keadaan lingkungan alam, lingkungan buatan, lingkungan sosial,
interkasi antar lingkungan, tahapan dan pengelolaan pembangunan, serta pembinaan
kemampuan kelembagaan dan sumber daya manusia yang ada dan tersedia, dengan selalu
berdasarkan pada kesatuan wilayah nasional dan harus berguna bagi kemakmuran rakyat,
memelihara lingkungan hidup dan diarahkan untuk mendukung upaya pertahanan keamanan.
Upaya penataan ruang ini juga dilakukan untuk menciptakan pembangunan yang
berkelanjutan (sustainable development) dalam kaitan dengan pertumbuhan ekonomi dan
pemerataannya.
Upaya penataan ruang dalam pembangunan berkelanjutan diharapkan dapat
mewujudkan ruang kehidupan yang aman , nyaman, produktif dan berkelanjutan. Tetapi
hingga saat ini kondisi yang tercipta masih belum sesuai dengan harapan. Hal ini terlihat dari
beberapa masalah maupun konflik lingkungan yang terjadi dan masih mempertahankan
eksistensinya antara lain semakin meningkatnya permasalahan bencana banjir dan longsor,
semakin meningkatnya kemacetan lalu lintas dikawasan perkotaan, belum terselesaikannya
masalah permukiman kumuh, semakin berkurangnya ruang publik dan ruang terbuka hijau di
kawasan perkotaan, serta belum terpecahkannya masalah ketidakseimbangan perkembangan
antar wilayah. Permasalahan tersebut mencerminkan bahwa penerapan UU No.26 Tahun
2007 tentang Penataan Ruang belum sepenuhnya efektif dalam menyelesaikan permasalahan
yang ada terutama memberikan arahan kepada seluruh pemangku kepentingan dalam
penyelenggaraan penataan ruang guna mewujudkan ruang yang aman, nyaman, produktif,
dan berkelanjutan. Maka dari itu, setiap wilayah memerlukan adanya rencana tata ruang yang
didasarkan pada UU No.26 Tahun 2007 untuk mewujudkan penataan ruang yang efektif guna
mengatasi berbagai masalah yang ada.
Perencana ruang diperlukan agar langkah dalam suatu pembangunan dilakukan secara
matang agar menguntungkan di segala aspek dan berkelanjutan. Kota yang berkelanjutan atau
sustainable city adalah kota yang dapat ditinggali dan dimanfaatkan sumber daya nya oleh
1
MAKALAH TEORI DAN PRAKTEK PERENCANAAN
“REVIEW RENCANA TATA RUANG MENURUT UU NO.26 TAHUN 2007”
PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG
2019
masyarakat hingga turun temurun. Dalam perencanaan dan pengembangan pembangunan di
suatu daerah, misalnya kota, memerlukan perencana yang dapat memikirkan dalam konteks
makro, dan berkelanjutan. Ketidakstabilan pembangunan suatu kota baik penduduknya,
ekonominya, ataupun infrastrukturnya memerlukan revisi rencana Tata Ruang Wilayah setiap
5 tahun dan adanya pengawasan. Maka dari itu untuk mewujudkan pembangunan
berkelanjutan perlunya dasar penataan ruang bagi setiap wilayah agar selaras dan seimbang.
Pembangunan berkelanjutan pada intinya merupakan bagian tidak terpisahkan dalam
penataan ruang.
Oleh karena itu perlu adanya sebuah pengelolaan tentang ruang secara bijaksana dan
berdaya guna untuk kesejahteraan umum bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Demi
tercapainya tujuan tersebut pemerintah telah mengeluarkan Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang, sebagai kewenangan pemerintah
untuk mengatur dan menjaga keterpaduan antar daerah dalam penataan ruang.
1.2
Tujuan dan Sasaran
Adapun tujuan dalam makalah teori dan praktek perencanaan yakni memahami dan
mengidentifikasi mengenai rencana tata ruang menurut UU No.26 Tahun 2007 melalui
diagram alur serta substansi setiap rencana tata ruang. Dalam mencapai tujuan tersebut maka
sasaran makalah ini sebagai berikut:
1. Memahami isi UU Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang.
2. Menyusun diagram rencana tata ruang menurut UU Nomor 26 Tahun 2007.
3. Mengidentifikasi setiap substansi rencana tata ruang yang terdapat pada UU Nomor 26
Tahun 2007.
1.3
Ruang Lingkup Materi
Pada lingkup penelitian akan dibahas batasan-batasan yang akan digunakan pada
penulisan makalah ini. Lingkup makalah terdiri dari lingkup materi yang bertujuan untuk
memberikan batasan secara jelas mengenai materi yang akan dibahas dan menjadi fokus
dalam penelitian.
1.3.1 Definisi Perencanaan
Perencanaan atau yang sudah akrab dengan istilah planning adalah satu dari fungsi
management yang sangat penting. Bahkan kegiatan perencanaan ini selalu melekat pada
kegiatan hidup kita sehari-hari, baik disadari maupun tidak. Sebuah rencana akan sangat
mempengaruhi sukses dan tidaknya suatu pekerjaan. Karena itu pekerjaan yang baik adalah
2
MAKALAH TEORI DAN PRAKTEK PERENCANAAN
“REVIEW RENCANA TATA RUANG MENURUT UU NO.26 TAHUN 2007”
2019
PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG
yang direncanakan dan
sebaiknya kita melakukan pekerjaan sesuai dengan yang telah
direncanakan. Pengertian perencanaan menurut para ahli :
1. Kaufman (1972) sebagaimana dikutip Harjanto, Perencanaan adalah suatu proyeksi
tentang apa yang diperlukan dalam rangka mencapai tujuan absah dan bernilai.
2. Bintoro Tjokroaminoto mendefinisikan perencanaan sebagai proses mempersiapkan
kegiatan-kegiatan secara sistematis yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan
tertentu.
3. Pramuji Atmosudirdjo mendefinisikan perencanaan adalah perhitungan dan penentuan
tentang sesuatu yang akan dijalankan dalam rangka mencapai tujuan tertentu, siapa
yang melakukan, bilamana, dimana, dan bagaimana melakukannya.
4. SP. Siagiaan mengartikan perencanaan adalah keseluruhan proses pemikiran dan
penentuan secara matang menyangkut hal-hal yang akan dikerjakan di masa datang
dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.
5. Y.Dior berpendapat perencanaan perencanaan adalah suatu proses penyiapan
seperangkat keputusan untuk dilaksanakan pada waktu yang akan datang, dalam rangka
mencapai sasaran tertentu.
Dari semua pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa perencanaan adalah
serangkaian proses penentuan tindakan masa depan yang disertai pertimbangan yang logis
dan kontinu untuk memanfaatkan sumber daya yang ada semaksimal mungkin guna
mencapai tujuan tertentu.
Gambar 1.1 Perencanaan secara Garis Besar
Sumber: Kajian Teori Tahun 2019
1.3.2 Teori Perencanaan
Teori merupakan kerangka yang harus dipergunakan sehingga dapat membentuk
suatu struktur yang baik. Hubungan antara teori dan praktek adalah sangat penting, sebab
3
MAKALAH TEORI DAN PRAKTEK PERENCANAAN
“REVIEW RENCANA TATA RUANG MENURUT UU NO.26 TAHUN 2007”
2019
PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG
perencanaan tidak seperti ilmu murni pada dasarnya perencanaan adalah kegiatan preskriptif,
bukan deskriptif. Tujuan seorang planner bukanlah untuk menguraikan apa yang ada di dunia
ini tetap untuk mengusulkan cara-cara bagaimana keadaan tersebut bisa diubah.
Perencanaan itu sendiri memerlukan suatu pengakuan rasional dan social harus dibenarkan
sebagai suatu penerapan cara pengambilan keputusan yang rasional pada masalah-masalah
sosial. Teori di dalam perencanaan dibedakan menjadi:
1. Theory of Planning. Teori ini menekankan pada proses perencanaan dan teori
prosedural. Contoh dari teori ini adalah rational comprehensive planning.
2. Theory in Planning. Teori ini menerangkan penggunaan teori-teori lain untuk
perencanaan dan substansi teori yang membentuk teori tersebut. Contohnya land
use planning dan standard-standar dalam perencanaan.
3. Theory for Planning. Teori ini menjelaskan manfaat atau kegunaan perencanaan,
misalnya advocacy, empowerment. Teori ini memiliki kecenderungan mengkritisi
perencanaan yang ada.
Gambar 1.2 Perencanaan
Sumber: Kajian Teori Tahun 2019
1.3.3 Definisi Penataan Ruang
Ruang adalah wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang udara, termasuk
ruang di dalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia dan makhluk lain hidup,
melakukan kegiatan, dan memelihara kelangsungan hidupnya.
Ruang Darat
Ruang Laut
Gambar 1.3 Ruang
Ruang Udara
Sumber: Kajian Teori Tahun 2019
4
MAKALAH TEORI DAN PRAKTEK PERENCANAAN
“REVIEW RENCANA TATA RUANG MENURUT UU NO.26 TAHUN 2007”
2019
PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG
Penataan ruang adalah suatu sistem proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan
ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang. Penyelenggaraan penataan ruang adalah
kegiatan yang meliputi pengaturan, pembinaan, pelaksanaan, dan pengawasan penataan
ruang.
Penyelenggaraan penataan ruang bertujuan untuk mewujudkan ruang wilayah
nasional yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan berlandaskan Wawasan Nusantara
dan Ketahanan Nasional dengan:
1. Terwujudnya keharmonisan antara lingkungan alam dan lingkungan buatan;
2. Terwujudnya keterpaduan dalam penggunaan sumber daya alam dan sumber daya
buatan dengan memperhatikan sumber daya manusia; dan
3. Terwujudnya perlindungan fungsi ruang dan pencegahan dampak negatif terhadap
lingkungan akibat pemanfaatan ruang.
Hal tersebut di atas telah digariskan dalam Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007
tentang Penataan Ruang.
Keharmonisasian Lingkungan
Keterpaduan Sumber Daya
Gambar 1.4 Penyelenggaraan Penataan Ruang
Perlindungan ruang
Sumber: Kajian Teori Tahun 2019
1.3.4 Penataan Ruang Menurut UU Nomor 26 Tahun 2007
Penataan Ruang ditujukan untuk menyerasikan peraturan penataan ruang dengan
peraturan lain yang terkait, harmonisasi pembangunan antar wilayah, mengendalikan
pemanfaatan ruang yang efektif, meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengendalian
pemanfaatan ruang dan mewujudkan sistem kelembagaan penataan ruang. Tata ruang sesuai
UU nomor 26 tahun 2007 Keterpaduan adalah bahwa penataan ruang diselenggarakan dengan
mengintegrasikan berbagai kepentingan yang bersifat lintas sektor, lintas wilayah dan lintas
pemangku kepentingan. Keselarasan atau keserasian adalah bahwa penataan ruang
diselenggarakan dengan mewujudkan keserasian antara struktur ruang dan pola ruang,
keselarasan antara kehidupan manusia dengan lingkungannya, keseimbangan pertumbuhan
dan perkembangan antar daerah serta antara kawasan perkotaan dan kawasan pedesaan.
Penyelenggaraan penataan ruang dijelaskan UU 26/2007 Ps. 1, bahwasannya meliputi
pengaturan, pembinaan, pelaksanaan dan pengawasan. Sedangkan Ps. 12 dan 13 sudah
menjelaskan secara detail tentang pengaturan dan pembinaan dalam penataan ruang yang
dilakukan dari pemerintah pusat sampai ke pemerintah kabupaten untuk kepentingan
5
MAKALAH TEORI DAN PRAKTEK PERENCANAAN
“REVIEW RENCANA TATA RUANG MENURUT UU NO.26 TAHUN 2007”
2019
PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG
masyarakat. Kendala-kendala dalam proses penataan ruang dilihat dari UU nomor 26 tahun
2007 tentang Penataan Ruang adalah :
1. Pemanfaatan ruang lebih dinamis dan kompleks, termasuk yang dilakukan oleh pihak
swasta dan masyarakat sendiri.
2. Masyarakat harus terus waspada mengamati dan mengontrol proses-proses pemanfaatan
ruang.
Penataan Pola Ruang
Penataan Struktur Ruang
Gambar 1.5 Penataan Ruang
Sumber: Kajian Teori Tahun 2019
1.4
Sistematika Pembahasan
Secara garis besar sistematika pembahasan merupakan uraian singkat mengenai
makalah mata kuliah Teori dan Praktek perencanaan ini dapat dibagi menjadi tiga bagian,
yaitu awal, isi, dan akhir. Berikut adalah sistematika penyusunan laporan ini.
1.
Bagian awal terdiri dari halaman judul, kata pengantar, dan daftar isi.
2.
Bagian isi terdiri dari tiga bab yaitu:
–
BAB I PENDAHULUAN, dalam hal ini penulis menguraikan tentang latar
belakang, tujuan, sasaran, ruang lingkup materi, serta sistematika pembahasan.
–
BAB II PEMBAHASAN, yaitu bab yang menguraikan pembahasan mengenai
diagram UU No 26 Tahun 2007 dari rencana umum hingga ke rencana rinci
disertai pembahasan mengenai setiap substansi rencana tata ruang.
–
BAB III PENUTUP, yaitu bab yang menyimpulkan hasil review makalah dan
menyampaikan rekomendasi yang seharusnya dilakukan.
3.
Bagian akhir laporan: terdiri dari daftar pustaka
6
MAKALAH TEORI DAN PRAKTEK PERENCANAAN
“REVIEW RENCANA TATA RUANG MENURUT UU NO.26 TAHUN 2007”
2019
PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG
2 BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Diagram UU No. 26 Tahun 2007
2.2
Substansi Rencana Tata Ruang
7
MAKALAH TEORI DAN PRAKTEK PERENCANAAN
“REVIEW RENCANA TATA RUANG MENURUT UU NO.26 TAHUN 2007”
2019
PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG
3 BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Penataan ruang adalah suatu sistem proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan
ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang. Di Indonesia penataan ruang ditentukan
berdasarkan aspek administratif dan/atau aspek fungsional. Otonomi daerah yang telah
memberikan kewenangan yang cukup besar bagi daerah untuk menyelenggarakan penataan
ruang, demi tercapainya Ketahanan Nasional, maka maka kewenangan tersebut perlu diatur
demi menjaga keserasian dan keterpaduan antardaerah dan antara pusat, serta agar tidak
timbul kesenjangan antar daerah. UU no.26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang menjadi
pedoman bagi penataan ruang di Indonesia. Penataannya di implementasikan melalui rencana
umum dan rencana rinci.
Rencana umum tata ruang secara berhierarki terdiri atas:
1. Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional;
2. Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi; dan
3. Rencana Tata Ruang Wilayah kabupaten dan rencana tata ruang wilayah kota.
Rencana rinci tata ruang terdiri atas:
1. rencana tata ruang pulau/kepulauan dan rencana tata ruang kawasan strategis nasional;
2. rencana tata ruang kawasan strategis provinsi; dan
3. rencana detail tata ruang kabupaten/kota dan rencana tata ruang kawasan strategis
kabupaten/kota.
Review ini berusaha memberikan pngertian tentang penataan ruang, setiap orangpun
mengharapkan untuk penataan yang lebih baik, untuk itu peran serta masyarakat dan saling
ketersinambungan antara masyarakat dan pemerintah mutlak diperlukan demi tercapainya
penataan yang harmonis, sehat, dan nyaman bagi Indonesia.
3.2
Rekomendasi
Berdasarkan uraian-uraian di atas, ada beberapa upaya yang dapat dilakukan dalam
meningkatkan peran masyarakat dalam perencanaan tata ruang, yaitu:
1. Mempersiapkan peraturan, baik dalam bentuk Permendagri atau Pedoman Pelibatan
Peran Masyarakat dalam Penataan Ruang yang lebih teknis dan rinci, serta mudah
dipahami, karena Permendagri yang ada sekarang dianggap masih belum teknis dan
rinci. Peraturan ini harus bisa membedakan tingkat peran masyarakat sesuai dengan
8
MAKALAH TEORI DAN PRAKTEK PERENCANAAN
“REVIEW RENCANA TATA RUANG MENURUT UU NO.26 TAHUN 2007”
2019
PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG
jenjang rencana kota dan tingkat kemampuan masyarakatnya (Tahap Pembelajaran,
Pemberdayaan, atau Pembangunan Berbasis Masyarakat).
2. Peraturan tersebut juga diharapkan dapat menggambarkan mekanisme pelibatan
masyarakat secara berjenjang dalam bentuk forum FGD yang diselenggarakan secara
memadai. Misalnya melakukan forum FGD mulai dari tingkat Kelurahan dengan
kelompok terkecil berasal dari RW yang sama. Forum FGDnya pun dilakukan 3-4 kali
(tidak hanya 2 kali), sehingga hasil pelibatan peran masyarakat benar-benar dapat
dipertanggung jawabkan.
3. Peningkatan kesadaran masyarakat melalui sosialisasi, kampanye publik, dan pelatihan
kelompok masyarakat. Peningkatan kesadaran masyarakat ini juga perlu didukung oleh
peraturan yang ‘memaksa’ aparat untuk melakukannya. Kemudian, kelompok
masyarakat yang sudah dilatih tersebut diwadahi dalam suatu forum komunikasi,
misalnya Forum Masyarakat Peduli Penataan Ruang, atau forum kelompok sosial
lainnya, sehingga anggotanya dapat saling berinteraksi.
9
MAKALAH TEORI DAN PRAKTEK PERENCANAAN
“REVIEW RENCANA TATA RUANG MENURUT UU NO.26 TAHUN 2007”
2019
PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG
DAFTAR
PUSTAKA
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2008 Tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Nasional
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2017 tentang perubahan
atas Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2008 Tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Nasional
Peraturan Menteri Pekerjaan
Umum Nomor : 6/PRT/M/2007 Tentang
Pedoman
Umum Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan
Peraturan Menteri Pekerjaan
Umum Nomor : 15/PRT/M/2009 Tentang
Pedoman
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi
Peraturan Menteri Pekerjaan
Umum Nomor : 16/PRT/M/2009 Tentang
Pedoman
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
Peraturan Menteri Pekerjaan
Umum Nomor : 17/PRT/M/2009 Tentang
Pedoman
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota
Peraturan Menteri Pekerjaan
Umum Nomor : 20/PRT/M/2011 Tentang
Pedoman
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota
Peraturan Menteri Pekerjaan
Umum
Nomor 15 Tahun 2012 tentang
Pedoman
Penyusunan Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Nasional
Peraturan Menteri Agraria Dan Tata Ruang/ Kepala Badan Pertanahan Nasional
Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2016 Tentang Pedoman Penyusunan Rencana Tata
Ruang Kawasan Strategis Provinsi Dan Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Kabupaten
PermenATR-BPN No 1 Tahun 2018 tentang Pedoman Penyusunan RTRW Provinsi,
Kabupaten, dan Kota
Permen ATR No. 16 Tahun 2018 Tentang Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata
Ruang Dan Peraturan Zonasi
GIS for Planning. 2011. Jenis-jenis teori Perencanaan, http://tugaspwk.blogspot.com,
diakses 11 Januari 2019
Mufasir. 2011. Teori Perencanaan, http://dmanagerial.blogspot.com, diakses 11
Jnuari 2019.
10
MAKALAH TEORI DAN PRAKTEK PERENCANAAN
“REVIEW RENCANA TATA RUANG MENURUT UU NO.26 TAHUN 2007”
Download