Uploaded by User30982

Makalah Dokumen Ekspor Impor Andrean Adi Pratama 3TA 13117002

TUGAS PRAKTIKUM EKSPOR IMPOR
”DOKUMEN EKSPOR IMPOR”
PRAKTIKUM EKSPOR IMPOR
Nama: Andrean Adi Pratama
NPM: 13117002
Kelas: 3TA
LABORATORIUM EKSPOR IMPOR
PROGRAM STUDI MANAJEMEN TRANSPORTASI
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN LOGISTIK INDONESIA
2019
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa. Atas segala limpahan rahmat dan
hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul
“Dokumen-Dokumen Penting Dalam Ekspor” sebagai salah satu syarat untuk
memenuhi tugas mata kuliah Administrasi Ekspor-Impor dan Kepabeanan.
Penulisan ini dimaksudkan untuk mengetahui apa saja yang perlu
diketahui dalam pengurusan dokumen dokumen ekspor. Terselesaikanya makalah
ini tentunya tidak lepas dari bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Penulis
menyampaikan terimakasih atas dukungan dan semangatnya.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun, dan semoga
dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Bandung, 24 Oktober 2019
Andrean Adi Pratama
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perdagangan luar negeri merupakan salah satu aspek penting dalam
perkonomian setiap negara. Dewasa ini tidak ada satu negara pun di dunia yang
tidak melakukan hubungan dagang dengan pihak luar negeri. Perekonomian setiap
negara praktis sudah terbuka bagi dan terjalin dengan dunia internasional melalui
kegiatan ekspor impor.
Kegiatan Ekspor Impor merupakan faktor penentu dalam menentukan roda
perekonomian di negara kita. Kegiatan yang utama ini tanpa disadari merupakan
faktor penentu dalam perusahaan yang mana core bisnisnya ada di ekspor &
impor. Dan Bila kita bicara tentang Ekspor-Impor maka yang akan terlintas
dibenak kita adalah Proses Kepabeanan, prosedural ekspor serta dokumen
dokumen penting yang terdapat dalam transaksi ekspor.
Kegiatan-kegiatan tersebut harus dilakukan secara berurutan mulai dari
langkah awal hingga langkah terakhir dalam rangka menyelesaikan suatu proses
pekerjaan. Dan dalam melakukan kegiatan ekspor ada beberapa kepengurusan
dokumen penting diantaranya adalah 1. Shipping Instruction (S/I), Invoice,
Packing List, Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB), Bill of Lading (B/L), Air
way Bill (AwB), Certificate Of Origin (COO).
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Shipping Instruction (S/I)
Shipping Instruction (S/I) adalah perintah/ instruksi pengapalan/
pengiriman yang dibuat oleh eksportir/ pengirim barang kepada
perusahaan
pengangkutan.
Perusahaan
pengangkutan
disini
bisa
perusahaan pelayaran untuk laut, perusahaan penerbangan untuk udara
maupun darat, maupun lainnya jika memang pengiriman atau ekspor
barang tidak melalui laut atau udara atau darat sekalipun.
Prisipnya SI adalah merupakan dokumen perintah kerja kepada
pihak pengangkutan untuk mengangkutan barang ekspor milik eksportir.
Didalam SI ini wajib disebutkan hal-hal sebagai berikut :
1. Tanggal dan nomer SI.
2. Nama
perusahaan
pengangkut
yang
ditunjuk
(pelayaran,
penerbangan).
3. Nama eksportir (pengirim barang).
4. Nama importir (penerima barang) di luar negeri.
5. Nama komiditas yang diekspor.
6. Jumlah dan jenis pengemas (jika menggunakan kontainer, maka
sebutkan jumlah kontainer dan ukuran yang diminta).
7. Berat bersih dan berat kotor + kubikasi.
8. Pelabuhan muat dan pelabuhan bongkar.
9. Rencana tanggal ekspor.
10. Tanggal suffing (muat barang) dan lokasinya.
11. Metode pembayaran ongkos pengangkutan (dimuka atau di
kemudian setelah barang sampai).
12. Catatan lain yang dipandang perlu disertakan.
Berikut adalah contoh dari Shipping Instruction :
2.2 Invoice
Invoice/Faktur penjualan yang selanjutnya kita sebut invoice
adalah dokumen yang digunakan sebagai pernyataan tagihan yang harus
dibayar
oleh
customer.
Pada transaksi
yang
nominalnya
relatif
kecil, invoice digunakan langsung sebagai dokumen tagihan sedangkan
pada
perusahaan yang
nominal
transaksinya besar, biasanya
dilengkapi dengan surat tagihan atau kwitansi.
Perusahaan Jasa juga memerlukan invoice namun kalau cliennya
tidak memerlukan detail jasa yang dibayarnya maka cukup pakai kwitansi
saja. Manfaat utama dari invoice adalah sebagai tanda bukti sebuah
transaksi yang dapat digunakan sebagai referensi oleh bagian keuangan
atau akuntansi di perusahaan. Invoice juga disebut sebagai surat bukti
hutang.
Beberapa
hal
yang
perlu
diperhatikan
dalam
pembuatan
Invoice/Faktur :

Invoice faktur dibuat sesuai dengan dengan barang yang telah
diserahkan/diterima dengan baik oleh customer. Adakalanya
barang yang telah dikirim, ditolak/ditolak sebagian/diterima
bersyarat oleh customer. Karena itu Invoice faktur dibuat setelah
Delivery Order ditandatangani oleh penerima.

Satu Order pembelian dapat direalisasikan dalam satu transaksi
(satu kali Do/Sj) dan dapat juga direalisasikan secara bertahap
(beberapa kali Do/Sj). Banyak kebijakan perusahaan yang
menetapkan bahwa pembayaran akan dilakukan setelah order
pembelian telah terealisasikan secara keseluruhan sehingga apabila
terdapat beberapa kali Do/Sj, maka invoice/Faktur hanya dibuat
apabila order penjualan telah dipenuhi secara keseluruhan. Untuk
itu diperlukan informasi ringgkas mengenai dokumen-dokumen
yang terkait
dengan
tagihan tersebut.
Keperluan tersebut
dibutuhkan baik bagi penerima tagiahan maupun pembuat invoice.

Dalam kontrak Order dalam jangka waktu tertentu kebijakan poin
2 tidak berlaku sehingga Invoice dibuat setiap Delivery Order telah
ditandatangani oleh penerima.

Pembuatan Invoice secara automatis akan mengupdate buku
piutang dagang. Dengan ini dapat diartikan pembuat invoice adalah
bagian yang juga mencatat piutang.

Dalam prosedur internal kontrol system akuntansi metode manual
disarankan untuk membuat invoice di atas formulir dengan nomor
urut tercetak namun dengan sistem akuntansi komputer semakin
banyak perusahaan
menggunakan
nomor
komupterisasi.
Keunggulan penggunaan nomor tercetak menjamin tidak terjadinya
nomor ganda dalam pembuatan Invoice namun apabila terjadi
kegagalan, nomor transaksi dicatat pada nomor berikutnya sesuai
dengan nomor urut dokumen tercetak. Bila menggunakan nomor
urut yang di create komputer perlu pengawasan lebih ketat karena
memungkinan terjadinya invoice ganda yang dapat menimbulkan
kerugian perusahaan.
Contoh invoice :
2.3 Packing List
Packing List adalah merupakan dokumen packing / kemasan yang
menunjukkan jumlah, jenis serta berat dari barang ekspor/impor. Juga
merupakan penjelasan dari uraian barang yang disebut di dalam
commercial invoice. Semisal didalam commecial invoice tertulis 1(satu)
unit komputer seharga Rp.5juta, maka di packing list bisa dijabarkan
5(lima) pack terdiri dari 1bh Monitor, 1bh CPU, 1bh Mouse+Keyboard,
1bh Speaker-active dan 1bh meja-komputer. Diterbitkan oleh penjual/
eksportir/ pengirim barang.
Di dalam Packing List ini wajib mencantumkan :

nomer dan tanggal dokumen packing list.

nama pembeli/ importir/ penerima barang/ consignee/ applicant.

nama barang.

jumlah dan jenis pengemas.

berat bersih dan kotor dari barang-barang tercantum.
Hal-hal diatas perlu ditulis, adapun informasi lain dapat disertakan
seperti : nama kapal/ pesawat, no container, tempat muat dan bongkar dsb.
Packing list ini juga digunakan sebagai dasar pemeriksaan barang oleh
pihak-pihak terkait (jika diperlukan).
Berikut adalah contoh dari Packing List :
Data – data yang dicantumkan dalam Packing List biasanya adalah
:

Nama shipper atau exporter

Consignee atau buyer

Nomor packing list dan tanggal

Quantity atau jumlah barang

Description of goods (nama barang)

Gross weight (berat kotor)

Nett weight (berat bersih)

Vessel name (nama kapal)

ETD (Estimated Date Departure) atau tanggal keberangkatan kapal

Notify party (pihak ketiga setelah consignee)

Nomor L/C (letter of credit) jika ada

Nomor HS
2.4 Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB)
Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) adalah dokumen pabean
yang digunakan untuk memberitahukan pelaksanaan ekspor barang. PEB
dibuat oleh eksportir atau kuasanya dengan menggunakan software PEB
secara online. Barang yang akan diekspor wajib diberitahukan ke Kantor
Bea
dan
Cukai
dengan
menggunakan
PEB
ini.
PEB diajukan untuk memperoleh respon Persetujuan Ekspor (PE). Barulah
kemudian PE digunakan sebagai surat jalan untuk memasukkan barang
ekspor ke kawasan pabean/ kawasan dalam pengawasan bea cukai yang
dipersiapkan untuk ekspor.
Berikut adalah Prosedur Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) :
PEB didaftarkan oleh eksportir atau kuasanya ke kantor pabean.
Terhadap PEB dilakukan penelitian dokumen, meliputi
:
kelengkapan dan kebenaran pengisian data PEB, kebenaran
perhitungan dan pelunasan PE (pungutan ekspor), kelengkapan
dokumen pelengkap pabean yang diwajibkan (invoice dan packing
list) dan kelengkapan dokumen pelengkap pabean lainnya.
Jika persyaratan telah lengkap dan benar, PEB diberi nomor dan
tanggal pendaftaran, sedangkan apabila tidak benar dan tidak
lengkap
PEB
akan
dikembalikan
Pemberitahuan Penolakan (NPP)
dengan
disertai
Nota
Setelah PEB diberi nomor dan tanggal pendaftaran, maka akan
diterbitkan persetujuan ekspor dan Pemberitahuan Pemeriksaan
Barang (PPB)
2.5 Bill of Lading (B/L)
Bill of Lading (B/L) adalah surat tanda terima barang yang telah
dimuat di dalam kapal laut yang juga merupakan tanda bukti kepemilikan
barang dan juga sebagai bukti adanya kontrak atau perjanjian
pengangkutan barang melalui laut. Dalam bahasa Indonesia B/L sering
disebut dengan konosemen, merupakan dokumen pengapalan yang paling
penting karena mempunyai sifat jaminan atau pengamanan.
Penggunaan B/L sebagai bagian dari dokumen yang dibutuhkan
dalam perdagangan ekspor impor melibatkan berbagai pihak, antara lain:
1. Shipper yaitu pihak yang bertindak sebagai beneficiary.
2. Consignee yaitu pihak yang diberitahukan tentang tibanya barangbarang
3. Notify party yaitu pihak yang ditetapkan dalam L/C
4. Carrier yaitu pihak pengangkutan atau perusahaan pelayaran
B/L memiliki fungsi antara lain:
1. Bukti tanda penerimaan barang, yaitu barang-barang yang diterima oleh
pengangkut (carrier) dari shipper (pengirim barang atau eksportir) ke suatu
tempat tujuan dan selanjutnya menyerahkan barang-barang tersebut
kepada pihak penerima (consignee atau importir)
2. Bukti pemilikan atas barang (document of title) , yang menyatakan
bahwa orang yang memegang B/L merupakan pemilik dari barang-barang
yang tercantum pada B/L
3. Bukti perjanjian pengangkutan dan penyerahan barang antara pihak
pengangkut dengan pengiriman.
Suatu B/L dapat dibedakan berdasarkan penyataan yang terdapat
pada B/L tersebut, dibagi menjadi beberapa jenis antara lain:
1. Received for Shipment B/L
B/L yang menunjukkan bahwa barang-barang telah diterima o;rh rtusahaan
pelayaran untuk dikapalkan, tetapi belum benar –benar dimuat atau
dikapalkan pada batas waktu yang ditetapkan dalam L/C yang
bersangkutan. Resiko yang mungkin akan terjadi pada B/L jenis ini
adalah:
a. Kemungkinan barang akan dimuat dengan kapal lain.
b. Bila terjadi pemogokan, barang-barang tersebut terbengkalai dan rusak.
c. Kemungkinan penambahan ongkos atau biaya lain seperti sewa gudang
dan sebagainya.
2. Shipped on Bard B/L
B/L yang dikeluarkan apabila perusahaan perkapalan yang bersangkutan
mengakui bahwa barang-barang yang akan dikirim benar-nebar telah
berada
atau
dimuat
diatas
kapal.
3. Short Form B/L
B/L yang hanya mencantumkan catatan singkat tentang barang ynag
dikapalkan (tidak termasuk syarat-syarat pengangkutan).
4. Long Form B/L
B/L yang memuat seluruh syarat-syarat pengangkutan secara terperinci.
5. Through B/L
B/L yang dikeluarkan apabila terjadi transhipment akibat dari tidak
tersedianya jasa langsung ke pelabuhan tujuan.
6. Combined Transport B/L
B/L yang digunakan pada saat terjadi transhipment dilanjutkan kemudian
dengan pengangkutan darat.
7. Charter Party B/L
B/L yang digunakan apabila pengangkutan barang menggunakan “charter”
(sewa borongan sebagian / sebuah kapal).
8. Liner B/L
B/L yang dikeluarkan untuk pengangkutan barang dengan kapal yang telah
memiliki jalur perjalanan serta persinggahan yang terjadwal dengan baik
Kondisi suatu B/L dapat dinyatakan dalam beberapa kategori
berdasarkan keadaan barang yang diterima untuk di muat:
1. Clean B/L
B/L yang didalamnya tidak terdapat catatan-catatan tentang kekurangankekurangan mengenai barang serta menyatakan barang yang dimuat dalam
keadaan baik dan lengkap dengan tidak ada cacat. Pada B/L tersebut
terdapat kata-kata : “Shipped in apparent good order and conditions on
board ………”
2. Unclean B/L
B/L yang didalamnya terdapat catatan menyatakan barang yang tidak
sesuai dengan syarat-syarat L/C dan terdapat kerusakan pada barang.
Biasanya catatan tersebut dinyatakan dalam kata-kata : old gunny bag,
stained case, straw wrapped only, unprotected dan sebagainya.
3. Stale B/L
B/L yang belum sampai kepada consignee atau agennya agennya ketika
kapal pembawa barang-barang telah tiba di pelabuhan tujuan.
Masalah yang timbul bila barang-barang tidak diambil di
pelabuhan tujuan dapat terjadi seperti:
a. Kemungkinan pencurian dan pencurian kecil-kecilan ( pilferage)
b. Penalty yang dibebankan pengusaha pelabuhan tiap hari (biaya
demurrage)
c. Kerusakan-kerusakan barang
d. Penjualan melalui lelang umum
Oleh karena itu Stale B/L dapat dihindarkan dengan cara:
a. Mengizinkan pengiriman B/L langsung kepada pembeli tanpa melaui
bank
b. Mengizinkan pengiriman B/L langsung kepada agen di negara pembeli
c. Mengizinkan pengiriman B/L langsung kepada kapal pengangkut
Beberapa
hal
yang
perlu
diperhatikan
dalam
menangani
penerimaan B/L khususnya oleh petuas bank yang terlibat didalamnya
antara lain:
1. B/L harus diterima langsung dari maskapai pemgapalan atau
pengangkutan yang menerbitkannya.
2. Pada B/L harus disebutkan nama dan alamat eksportir, consignee, order
dari bank devisa yang menegisier.
3. B/L harus ditandatangani oleh pejabat yang berhak menandatanganinya,
specimen tanda tangan telah ada pada bank.
4. B/L harus dicocokan dengan Invoice dan L/C dalam hal:
a. nomor dan tanggal L/C serta nama bank pembuka L/C
b. nama, jumlah dan ukuran barang
c. pelabuhan pengiriman
d. pelabuhan tujuan
e. pihak pengirim dan penerima
5. Bank harus dapat mengenal dan membedakan syarat-syarat B/L yang
dapat diterima dari jenis-jenis pernyataan dalam B/L yang ada, yaitu:
a. Shipped on Board B/L : dapat diterima
b. Received for Shipment : tidak dapat diterima dan harus minta “L/C
amendment”
6. Bank tidak dibenarkan menerima atau menegosiasi Unclean B/L kecuali
syarat L/C tegas-tegas mengizinkannya.
7. Tanggal B/L tidak boleh melewati batas tanggal pengapalan terakhir
8. B/L harus cocok dengan L/C tentang pelaksanaan pembayaran freight
(prepaid, payable at destination atau collect).
9. Dalam hal ekspor dilaksanakan dengan transshipment, harus diteliti
apakah:
a. Diminta through B/L dengan second carrier endorsement atau cukup
dengan through B/L tanpa second carrier endorsement.
b. Diminta B/L issued by second carrier (hanya diizinkan untuk
pelaksanaan transhipment di dalam negri kecuali ada perubahan
peraturan).
2.6 Air way Bill (AwB)
Air way Bill adalah dokumen yang dibuat atas perjanjian antara
shipper atau cargo agent dengan airlines yang merupakan bukti kontrak
kerjasama untuk pengangkutan barang melalui udara melalui rute yang
dilewati airlines tersebut.
Fungsi utama dari Air way Bill antara lain :

Kontrak Carriage
Di balik setiap asli dari Air Waybill adalah kondisi kontrak untuk
pengangkutan .

Bukti Penerimaan Barang
Ketika pengirim memberikan barang untuk diteruskan , ia akan
mendapatkan tanda terima . Penerimaan adalah bukti bahwa pengiriman
itu diserahkan dalam keadaan baik dan kondisi dan juga bahwa instruksi
pengiriman , sebagaimana tercantum dalam Surat Pengirim Instruksi ,
dapat diterima . Setelah selesai , salinan asli dari air waybill diberikan
kepada pengirim sebagai bukti penerimaan barang dan sebagai bukti
kontrak pengangkutan

Bill angkutan
Air waybill dapat digunakan sebagai tagihan atau invoice bersama-sama
dengan dokumen pendukung karena dapat menunjukkan biaya yang harus
dibayar oleh penerima barang , biaya karena agen atau carrier. Sebuah
salinan asli dari air waybill digunakan untuk akuntansi pengangkut

. Sertifikat Asuransi
Airwaybill udara juga dapat berfungsi sebagai bukti jika operator berada
dalam posisi untuk memastikan pengiriman dan diminta untuk
melakukannya oleh pengirim .

×. Deklarasi pabean
Meskipun pihak pabean membutuhkan berbagai dokumen seperti faktur
komersial, packing list, dan lain-lain, air waybill juga merupakan bukti
dari jumlah barang ditagih untuk barang bawaan dan mungkin diperlukan
untuk disajikan untuk bea cukai.
2.7 Certificate of Origin (COO)
Certificate Of Origin (COO) atau Surat Keterangan Asal (SKA)
merupakan dokumen yang dibuat oleh eksportir (seller) dan disertakan
pada saat mengirim / mengekspor barang ke suatu negara tertentu dimana
negara penerima barang tersebut telah menyepakati suatu perjanjian untuk
memberikan suatu kemudahan bagi barang dari negara asal (origin) untuk
memasuki negara tujuan tersebut. Berikut adalah contoh dari COO :
Manfaat COO / SKA :

Untuk mendapatkan preferensi berupa penurunan atau pembebasan tarif
bea masuk ke suatu atau kelompok negara.

Sebagai dokumen atau tiket masuk komoditi ekspor Indonesia ke negara
tujuan ekspor.

Untuk mengetahui atau menetapkan negara asal barang (country of origin)
suatu barang ekspor.

Untuk memenuhi persyaratan pencairan Letter of Credit (L/C) terhadap
pembiayaan ekspor yang menggunakan L/C.

Sebagai salah satu alat untuk pelacakan jika terjadi tuduhan dumping

Untuk keperluan data statistik perdagangan ekspor impor.
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Jadi kegiatan-kegiatan tersebut harus dilakukan secara berurutan
mulai dari langkah awal hingga langkah terakhir dalam rangka
menyelesaikan suatu proses pekerjaan. Dan dalam melakukan kegiatan
ekspor ada beberapa kepengurusan dokumen penting diantaranya adalah
Shipping Instruction (S/I), Invoice, Packing List, Pemberitahuan Ekspor
Barang (PEB), Bill of Lading (B/L), Air way Bill (AwB), Certificate Of
Origin (COO).
2. Saran
a.
Saran untuk praktikum
Agar kedepannya lebih baik lagi, dan mudah-mudahan makin santuy
wkwkwk.
b.
Saran untuk Aslab
Sudah baik, agar tetap sabar menghadapi kami yang amatir.
DAFTAR PUSTAKA
Khodim.
2009.
Shipping
Instruction.
Tersedia
http://www.exim.web.id/2009/02/shipping-instruction-si.html.
:
Diakses
terakhir tanggal 23 Oktober 2019
Achun.
2008.
Invoice
(Fraktur).
Tersedia
:
https://zulidamel.wordpress.com/2008/03/06/invoicefaktur-penjualan. Diakses
terakhir
tanggal 23 Oktober 2019
Khodim.
2009.
Packing
List.
Tersedia
:
http://www.exim.web.id/2009/02/packing-list.html. Diakses terakhir tanggal 23
Oktober 2019
Khodim.
2009.
Pemberitahuan
Ekspor
Barang
(PEB).
Tersedia
:
http://www.exim.web.id/2009/04/pemberitahuan-ekspor-barang-peb.html.
Diakses terakhir
tanggal 23 Oktober 2019
Cargo, Transway. 2011. Apa Itu B/L (Bill of Lading)?. Tersedia :
https://pttci.wordpress.com/2011/10/27/apa-itu-bl-bill-of-lading/
Diakses
terakhir tanggal 23 Oktober 2019
JMT.
2014.
Airway
Bill.
Tersedia
:
https://jakartamultitransport.wordpress.com/2014/03/31/airway-bill/
Diakses
terakhir tanggal 23 Oktober 2019
Tutorial. 2014. Mengenal Dokumen Certificate of Origin (COO) atau Surat
Keterangan Asal (SKA). Tersedia : http://eksporimpor.co/tutorial/mengenal-
dokumen-certificate-of-origin-
coo-atau-surat-keterangan-asal-ska.html.
Diakses terakhir tanggal 23 Oktober 2019