Uploaded by Si Febri

MAKALAH ETIKA

advertisement
“ ETIKA”
Makalah Mata Kuliah Budi Pekerti
Dosen Pengampu : Santi Hendayani, M.Pd.
Disusun Oleh :
Kelompok 2
1.
Lina Raita Sari
18060069
2.
Firda Husnul Wasilah 18060079
3.
Indah Sagita C
18060089
4.
Dewi Kartika
18060104
5.
Anisaur Rohmah
18060106
6.
Apriyani
18060113
7.
Panji Pangsetu
18060081
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
2019
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan
inayah-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Budi
Pekerti tentang Etika.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu
kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah Budi Pekerti tentang Etika ini dapat
memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.
Pringsewu, Oktober 2019
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL....................................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................... 2
1.3 Tujuan ............................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Latar Belakang atau Sejarah Etika................................................. 3
2.2 Pengertian Etika ............................................................................. 5
2.3 Contoh Etika di Masyarakat .......................................................... 9
2.4 Manfaat Etika di Masyarakat ....................................................... 10
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan .................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Di zaman modern ini, masalah etika di Indonesia mulai mengalami
penurunan. Sebagian besar masyarakat mulai mengabaikan persoalan
etikanya. Terutama etika dalam pergaulan. Hal ini terjadi di akibatkan
masuknya ajaran-ajaran barat yang akhirnya mengikis budaya masyarakat
Indonesia secara perlahan-perlahan.Etika adalah sebuah refleksi kritis dan
rasional mengenai nilai dan norma moral yang menentukan dan terwujud.
Nilai yang terkandung dalam ajaran berbentuk petuah-petuah, nasihat,
wejangan peraturan, perintah dan semacamnya. Pada dasarnya memberi kita
orientasi bagaimana dan kemana kita harus melangkah dalam hidup ini.
Sebenarnya nilai-nilai itu tumbuh dari proses kemasyarakatan dan hasil dari
kehidupan bermasyarakat. Individu dilahirkan dalam suatu masyarakat dan
mengalami sosialisasi untuk menerima aturan-aturan masyarakat yang sudah
ada. Dalam hal ini etika dan moral sangat berperan penting dalam
menjalankan hubungan yang ada dalam masyarakat. Karena dengan kedua hal
tersebut kita bisa hidup damai sesama manusia berdasarkan etika kita, dan
moral yang kita miliki.
Pendidikan Islam pada intinya adalah sebagai wahana pembentukan manusia
yang bermoralitas tinggi. Di dalam ajaran Islam moral atau akhlak tidak dapat
dipisahkan dari keimanan. Di samping kemajuan teknologi akibat adanya era
globalisasi, kita melihat pula arus kemorosotan akhlak yang semakin melanda
di kalangan sebagian pemuda-pemuda kita. Dalam surat-surat kabar sering
kali kita membaca berita tentang perkelahian pelajar, penyebaran narkotika,
pemakaian obat bius, minuman keras, penjambret yang dilakukan oleh anakanak yang berusia belasan tahun, meningkatnya kasus-kasus kehamilan
dikalangan remaja putri dan lain sebagainya. hal tersebut adalah merupakan
suatu masalah yang dihadapi masyarakat yang kini yang semakin marak.Tapi
1
dalam akhir-akhir ini kedua hal tersebut sudah mulai menghilang karena itu
kami disini membuat makalah Etika.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang sudah di uraikan diatas dapat
diambil rumusan masalah sebagai berikut :
1. Jelaskan mengenai latar belakang atau sejarah Etika?
2. Jelaskan pengertian Etika?
3. Sebutkan contoh-contoh etika di masyarakat?
4. Sebutkan manfaat etika di masyarakat?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui mengenai latar belakang atau sejarah etika.
2. Untuk mengetahui mengenai pengertian etika.
3. Untuk mengetahui mengenai contoh-contoh etika di masyarakat.
4. Untuk mengetahui mengenai manfaat etika di masyarakat.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Latar Belakang atau Sejarah Etika
Secara historis etika sebagai usaha filsafat lahir dari keambrukan tatanan
moral di lingkungan kebudayaan Yunani 2.500 tahun lalu. Karena
pandangan-pandangan lama tentang baik dan buruk tidak lagi dipercaya, para
filosof mempertanyakan kembali norma-norma dasar bagi kelakuan manusia.
Etika di mulai pada abad ke lima sebelum masehi. Berbagai mazhab di yunani
yang ditandai dengan kehadiran Socrates, yang mengatakan bahwa kebaikan
itu adalah pengetahuan. Kemudian Plato, menurutnya baik itu apabila ia
dikuasai oleh akal budi dan buruk itu apabila dikuasai oleh hawa nafsu.
(Franz Magnis Suseno, 1997:19) Etika merupakan filsafat praktis, artinya
filsafat yang ingin memberikan penyuluhan kepada tingkah laku manusia
dengan memperlihatkan apa yang harus kita lakukan. Sifat praktis itu
bertahan sepanjang sejarah filsafat.
Sejarah etika sudah sering digambarkan dan sempat mengisi beberapa buku
tebal. Bahkan banyak gejala menunjukan bahwa di zaman kita minat terhadap
etika tidak berkurang tapi justru bertambah. Sebabnya tentu karena kita lebih
dari generasi-generasi sebelumnya yaitu dengan menghadapi berbagai
masalah moral yang baru dan berat. Masalah-masalah itu ditimbulkan karena
perkembangan pesat di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, tapi juga
karena perubahan sosio-budaya yang mendalam dan pada waktu yang
bersamaan berlangsung di mana-mana dalam masyarakat modern. Untuk
lebih mengetahui perubahan perubahan yang di sebutkan tadi kemungkinan
akan di kaitkan dengan perubahan dalam etika medis yang dewasa ini sering
diperbincangkan di masyarakat luas karena seiring dengan perubahan zaman
masyarakat juga lebih peka terhadap kondisinya sekarang dibandingkan
waktu sebelumnya.
3
Tempat pertama kali disusunnya cara-cara hidup yang baik dalam suatu
sistem dan dilakukan penyelidikan tentang soal tersebut sebagai bagian
filsafat. Menurut Poespoproddjo, kaum Yunani sering mengadakan
perjalanan ke luar negeri itu menjadi sangat tertarik akan kenyataan bahwa
terdapat berbagai macam kebiasaan, hukum, tata kehidupan dan lain-lainnya.
Bangsa Yunani mulai bertanya apakah miliknya, hasil pembudayaan negara
tersebut benar-benar lebih tinggi karena tiada seorang pun dari Yunani yang
akan mengatakan sebaliknya, maka kemudian diajukanlah pertanyaan
mengapa begitu? Kemudian diselidikinya semua perbuatan dan lahirlah
cabang baru dari filsafat yaitu etika.
Penyelidikan para ahli filsafat tidak banyak memperhatikan masalah Etika.
Kebanyakan dari mereka melakukan penyidikan mengenai alam. misalnya:
bagaimana alam ini terjadi ? apa yang menjadi unsur utama alam ini ? dan
lain - lain. sampai akhirnya datang Sophisticians ialah orang yang bijaksana
yang menjadi guru dan tersebar ke berbagai negeri. Socrates dipandang
sebagai perintis ilmu akhlak. karena ia pertama berusaha dengan sungguh sungguh membentuk perhubungan manusia dengan ilmu pengetahuan.
Faham Antisthense, yang hidup pada 444-370 SM. Ajaranya mengatakan
ketuhanan itu bersih dari segala kebutuhan. dan sebaik - baik manusia itu
yang berperangai dengan akhlak ketuhanan. Maka ia mengurangi
kebutuhanya sedapat mungkin, rela dengan sedikit, suka menanggung
penderitaan, dan mengabaikanya. Dia menghinakan orang kaya, menyingkiri
segala kelezatan, dan tidak peduli kemiskinan dan cercaan manusia selama ia
berpegangan dengan kebenaran.
Pemimpin aliran ini yang terkenal adalah Diogenes, wafat pada 232 SM. Dia
memberi pelajaran kepada kawan-kawannya untuk menghilangkan beban
yang dilakukan oleh ciptaan manusia dan peranannya.13 Setelah faham
Antisthenes ini, lalu datang Plato (427-437 SM). ia seorang ahli Filsafat
Athena, yang merupakan murid dari Socrates. Buah pemikiranya dalam Etika
4
berdasarkan 'teori contoh'. Dia berpendapat alam lain adalah alam rohani. Di
dalam jiwa itu ada kekuatan bermacam - macam, dan keutamaan itu timbul
dari perimbangan dan tunduknya kepada hukum.
Pokok - pokok keutamaan itu adalah Hikmat kebijaksanaan, keberanian,
keperwiraan, dan keadilan. hal ini merupakan tiang penegak bangsa - bangsa
dan pribadi. seperti yang kita ketahui bahwa, kebijaksanaan itu utama untuk
para hakim. keberanian itu untuk tentara. perwira itu utama untuk rakyat, dan
adil itu untuk semua. Pokok - pokok keutamaan itu memberikan batasan
kepada manusia dalam setiap perbuatannya, agar ia melakukan segala sesuatu
dengan sebaik - baiknya.
2.2 Pengertian Etika
Secara etimologi kata “etika” berasal dari bahasa yunani yang terdiri dari dua
kata yaitu Ethos dan ethikos. Ethos berarti sifat, watak kebiasaan, tempat
yang biasa. Ethikos berarti susila, keadaban, kelakuan dan perbuatan yang
baik. Istilah moral berasal dari kata latin yaitu mores, yang merupakan bentuk
jama dari mos, yang berarti adat istiadat atau kebiasaan watak, kelakuan,
tabiat, dan cara hidup. Sedangkan dalam bahasa Arab kata etika dikenal
dengan istilah akhlak, artinya budi pekerti. Sedangkan dalam bahasa
Indonesia disebut tata susila.
Secara terminologi etika bisa disebut sebagai ilmu tentang baik dan buruk
atau kata lainnya ialah teori tentang nilai. Dalam Islam teori nilai mengenal
lima kategori baik-buruk, yaitu baik sekali, baik, netral, buruk dan buruk
sekali. Nilai ditentukan oleh Tuhan, karena Tuhan adalah maha suci yang
bebas dari noda apa pun jenisnya.
Tentang kata “moral”, perlu diperhatikan bahwa kata ini bisadipakai sebagai
nomina (kata benda) atau sebagai adjektiva (kata sifat).Jika kata “moral”
dipakai sebagai kata sifat artinya sama dengan “etis”yaitu nilai-nilai dan
norma-norma yang menjadi pegangan bagi seseorangatau suatu kelompok
5
dalam mengatur tingkah lakunya. dan jika dipakaisebagai kata benda artinya
sama dengan “etika”.
Dari pemaparan di atas diperoleh beberapa titik temu bahwaantara akhlak,
etika dan moral memiliki kesamaan dan perbedaan.Kesamaannya adalah
dalam menentukan hukum/nilai perbuatan manusia dilihat dari baik dan
buruk, sementara perbedaannya terletak pada tolakukurnya. Akhlak menilai
dari ukuran ajaran al-Qur’an dan Al-Hadits, etikaberkaca pada akal fikiran
dan moral dengan ukuran adat kebiasaan yangumum di masyarakat.
Maka dapat disimpulkan dari pemaparan di atasbahwa akhlak yang dimaksud
adalah "pengetahuan menyangkut perilakulahir dan batin manusia".Haidar
bagir menyamakan ahklak dengan moral, yang lebihmerupakan suatu nilai
baik dan buruk dari setiap perbuatan manusia.Sedangkan etika merupakan
ilmu dari akhlak atau dapat dikatakan etikaadalah ilmu yang mepelajari
perihal baik dan buruk
Dikatakan Haryatmoko bahwa konsep ‘etika’ sering digunakan sebagai
persamaan dengian moral. Dari kedua istilah ini, terkandung nuansa dua
tradisi pemikiran filsafat moral berbeda. Aristoteles, dalam buku Ethique
a’Nicomaque, menulis selain kata ethos, yang bermakna ‘kualitas suatu sifat”
digunakan juga istilah ethos, yang bermakna kebiasaan. Arti ethos adalah
suatu cara berfikir dan merasakan, cara bertindak dan bertingkah laku yang
memberi ciri khas cara kepemilikian seorang terhadap kelompok.
Istilah moralis selanjutnya menjadi istilah teknis yang tidak lagi berarti
kebiasaan, tetapi mengandung arti “moral” sebagiamana digunakan dalam
definsi terkini. Mufid (2009, hal. 180) memandang etika lebih condong
kearah ilmu tentang baik atau buruk. Etika lebih dikenal dengan kode etik.
Moralitas adalah sifat moral atau keseluruhan asas dan atau nilai yang
berkenaan dengan baik-buruk. Ada dua kaidah dasar moral: Pertama, kaidah
sikap baik, dimana seorang seharusnya bersikap baik terhadap apa saja.
6
Bagaimana sikap baik baik itu harus dinayatakan dalam bentuk yang konkrit,
tergantung dari apa yang baik dalam situasi konkrit itu. Kedua, kaidah
keadilan,
dimana
sebagai
prinsip
kesamaan
yang
masih
tetap
mempertimbangkan kebutuhan orang lain. Kesamaan beban yang terpakai
harus dipikul bersama, yang tentunya disesuaikan dengan kadar anggota
masing-masing.
K Bertens dalam buku etikanya menjelaskan lebih jelas lagi. Etika berasal
dari bahasa Yunani kuno. Kata Yunani ethos dalam bentuk tunggal
mempunyai banyak arti: tempat tinggal yang biasa; padang rumput; kandang;
kebiasaan, adat; akhlak, watak; perasaan, sikap, cara berpikir. Dalam bentuk
jamak artinya adalah adat kebiasaan. Dalam arti ini, etika berkaitan dengan
kebiasaan hidup yang baik, tata cara hidup yang baik, baik pada diri
seseorang atau kepada masyarakat. Kebiasaan hidup yang baik ini dianut dan
diwariskan dari satu generasi ke generasi lain.
Kebiasaan hidup yang baik ini lalu dibekukan dalam bentuk kaidah, aturan
atau norma yang di sebarluaskan, dikenal, dipahami, dan diajarkan secara
lisan dalam masyarakat. Kaidah, norma atau aturan ini pada dasarnya,
menyangkut baik-buruk perilaku manusia. Atau, etika dipahami sebagai
ajaran yang berisikan perintah dan larangan tentang baik-buruknya perilaku
manusia, yaitu perintah yang harus dipatuhi dan larangan yang harus
dihindari.
Etika sering diidentikkan dengan moral (atau moralitas). Namun, meskipun
sama-sama terkait dengan baik-buruk tindakan manusia, etika dan moral
memiliki perbedaan pengertian. Moralitas lebih condong pada pengertian
nilai baik dan buruk dari setiap perbuatan manusia itu sendiri, sedangkan
etika berarti ilmu yang mempelajari tentang baik dan buruk. Jadi bisa
dikatakan, etika berfungsi sebagai teori tentang perbuatan baik dan buruk.
Dalam filsafat terkadang etika disamakan dengan filsafat moral.
7
Etika membatasi dirinya dari disiplin ilmu lain dengan pertanyaan apa itu
moral? Ini merupakan bagian terpenting dari pertanyaan-pertanyaan seputar
etika. Tetapi di samping itu tugas utamanya ialah menyelidiki apa yang harus
dilakukan manusia. Semua cabang filsafat berbicara tentang yang ada,
sedangkan filsafat etika membahas yang harus dilakukan.
Etika disebut juga ilmu normatif, karena didalamnya mengandung norma dan
nilai-nilai yang dapat digunakan dalam kehidupan. Sebagian orang menyebut
etika dengan moral atau budi pekerti. ilmu etika adalah ilmu yang mencari
keselarasan perbuatan-perbuatan manusia dengan dasar yang sedalamdalamnya yang diperoleh dengan akal budi manusia.
Menurut KBBI, filsafat etika adalah :
1. Ilmu tentang apa yang dianggap baik dan apa yang dianggap buruk dan
tentang hak dan kewajiban moral.
2. Kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak.
3. Nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau
masyarakat.
Jadi, filsafat etika adalah cabang ilmu filsafat yang mempelajari tingkah laku
manusia yang baik dan buruk. Dasar filsafat etika yaitu etika individual
sendiri.
Menurut hukum etika, suatu perbuatan itu dinilai dari 3 tingkat, yaitu :
a. Tingkat pertama: semasa belum lahir menjadi perbuatan, yakni berupa
rencana dalam hati atau niat.
b. Tingkat kedua: perbuatan nyata atau pekerti
c. Tingkat ketiga: akibat atau hasil dari perbuatannya itu, baik atau buruk.
Dengan demikian, pandangan baik dan buruk, dan hakikat nilai dalam
kehidupan manusia sangat tergantung pada tiga hal mendasar yaitu:
1. Cara berpikir yang melandasi manusia dalam berprilaku.
2. Cara berbudaya yang menjadi sendi berlakunya norma sosial.
8
3. Cara merujuk kepada sumber-sumber nilai yang menjadi tujuan pokok
dalam bertindak.
Selain itu juga pengertian etika adalah cabang ilmu filsafat yang
membicarakan nilai dan moral yang menentukan perilaku seseorang/ manusia
dalam hidupnya. Etika merupakan sebuah refleksi kritis dan rasional
mengenai nilai dan norma moral yang menentukan dan terwujud dalam sikap
serta pola perilaku hidup manusia baik sebagai pribadi maupun sebagai
kelompok.
Dari beberapa pengertian diatas dapat di simpulkan bahwa etika adalah suatu
ilmu yang membahas tentang arti baik dan buruk, benar dan salah kemudian
manusia menggunakan akal dan hati nuraninya untuk mencapai tujuan hidup
yang baik dan benar sesuai dengan tujuan yang dikehendaki. Jadi manusia
dapat melakukan apa saja yang dikehendaki yang dianggap baik dan benar,
meskipun hati nuraninya menolak dan yang terpenting tujuannya dapat
tercapai.
2.3 Contoh Etika di Masyarakat
Contoh etika dalam kehidupan atau masyarakat :
1. mengucapakan salam ketika bertemu orang lain.
2. mencium tangan orang tua sebelum melakukan aktifitas apapun.
3. membuang sampah pada tempat yang telah disediakan yaitu tempat
sampah.
4. meminta maaf saat melakukan sebuah kesalahan dan secara gentle
mengakuinya.
5. Makan menggunakan tangan kanan.
6. tidur dikelas saat kuliah sedang berlangsung
7. parkir motor ditrotoar, padahal fungsi trotoar adalah untuk pejalan kaki.
8. Melawan arah saat mengendarai kendaraan
9. Etika yang bersifat individual seperti kejujuran, disiplin, dan tanggung
jawab.
9
10. menjalin dan menjaga baik dengan tetangga
11. bersikap toleransi terhadap sesama.
2.4 Manfaat Etika di Masyarakat
Manfaat Etika Dalam Kehidupan ataumasyarakat :
1. menciptakan standar diri yang baik di mata masyarakat.
2. mengetahui tingkat kualitas yang baik dan dapat membedakan perilaku di
masyarakat.
3. Membuat seseorang menjadi disegani, dihormati, dan disenangi orang lain.
4. Memudahkan hubungan baik seseoramg dengan orang lain (Better Human
Relation).
5. Memberi keyakinan pada diri sendiri dalam setiap situasi.
6. Menjadikan seseorang dapat memelihara suasana yang baik dalam
berbagai lingkungan, baik itu lingkungan keluarga, pergaulan, dan tempat
dimana seseorang bekerja.
7.
memberi rasa tanggung jawab.
8.
dapat dijadikan pedoman
9.
menciptakan ketertiban dan keteraturan dalam sebuah pekerjaan
10. dapat dijadikan sebagai kontrol sosial.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Secara historis etika sebagai usaha filsafat lahir dari keambrukan tatanan
moral di lingkungan kebudayaan Yunani 2.500 tahun lalu. Karena
pandangan-pandangan lama tentang baik dan buruk tidak lagi dipercaya, para
filosof mempertanyakan kembali norma-norma dasar bagi kelakuan manusia.
Secara etimologi kata “etika” berasal dari bahasa yunani yang terdiri dari dua
kata yaitu Ethos dan ethikos. Ethos berarti sifat, watak kebiasaan, tempat
yang biasa. Ethikos berarti susila, keadaban, kelakuan dan perbuatan yang
baik. Istilah moral berasal dari kata latin yaitu mores, yang merupakan bentuk
jama dari mos, yang berarti adat istiadat atau kebiasaan watak, kelakuan,
tabiat, dan cara hidup. Sedangkan dalam bahasa Arab kata etika dikenal
dengan istilah akhlak, artinya budi pekerti. Sedangkan dalam bahasa
Indonesia disebut tata susila.
Secara terminologi etika bisa disebut sebagai ilmu tentang baik dan buruk
atau kata lainnya ialah teori tentang nilai. Dalam Islam teori nilai mengenal
lima kategori baik-buruk, yaitu baik sekali, baik, netral, buruk dan buruk
sekali. Nilai ditentukan oleh Tuhan, karena Tuhan adalah maha suci yang
bebas dari noda apa pun jenisnya.
Contoh etika dalam kehidupan atau masyarakat :mengucapakan salam ketika
bertemu orang lain, mencium tangan orang tua sebelum melakukan aktifitas
apapun, membuang sampah pada tempat yang telah disediakan yaitu tempat
sampah, meminta maaf saat melakukan sebuah kesalahan dan secara gentle
mengakuinya.
Manfaat Etika Dalam Kehidupan atau masyarakat :menciptakan standar diri
yang baik di mata masyarakat, mengetahui tingkat kualitas yang baik dan
11
dapat membedakan perilaku di masyarakat, Membuat seseorang menjadi
disegani, dihormati, dan disenangi orang lain, Memudahkan hubungan baik
seseoramg dengan orang lain (Better Human Relation).
12
DAFTAR PUSTAKA
Rosif. 2015. Dialektika Pendidikan Etika Dalam Islam. Jurnal Pendidikan Islam,
3(2). 394-417.
Abadi, Totok Wahyudi. 2016. Aksiologi : Antara Etika, Moral, dan Estetika.
Kanal (Jurnal Ilmu Komunikasi), 4(2). 187-204.
Ristekdikti. 2016. Pendidikan Pancasila : untuk Perguruan Tinggi. Jakarta :
Direktorat Jendral Pembelajaran dan Kemahasiswaan.
Hudiarini, Sri. 2017. Penyertaan Etika Bagi Masyarakat Akademik di Kalangan
Dunia Pendidikan Tinggi. Jurnal Moral Kemasyarakatan, 2(1). 1-13.
Marzuki. Etika dan Moral dalam Pembelajaran.
13
Download
Study collections