Uploaded by dwi.rahmaathainii

PROTOZOA

advertisement
PROTOZOA
Disusun Oleh Kelompok 3 :
Figi Riski Rasyid Putri (1612051360)
Neneng Setiawati (16120513..)
Utiniah (16120513..)
Kelas : A.12
Semester : VI (Enam)
Mata Kuliah : Mikrobiologi
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP)
PERSADA KHATULISTIWA SINTANG
2019/2020
PEMBAHASAN
1. Pengertian, ciri-ciri umum dan struktur dari Protozoa
A. Pengertian Protozoa
Protozoa secara umum dapat dijelaskan bahwa protozoa adalah berasal dari
bahasa Yunani,
yaitu protos artinya
pertama
dan zoon artinya
hewan.
Jadi, Protozoa adalah hewan pertama. Protozoa merupakan kelompok
lain protista eukariotik. Kadang-kadang antara algae dan protozoa kurang jelas
perbedaannya. Protozoa dibedakan dari prokariot karena ukurannya yang lebih
besar, dan selnya eukariotik. Protozoa dibedakan dari algae karena tidak
berklorofil, dibedakan dari jamur karena dapat bergerak aktif dan tidak
berdinding sel, serta dibedakan dari jamur lendir karena tidak dapat
membentuk badan buah.
Gambar 1. Anatomi Protozoa
B. Ciri-ciri umum protozoa
1.
Organisme uniseluler (bersel tunggal).
2.
Eukariotik (memiliki membran nukleus).
3.
Hidup soliter (sendiri) atau berkoloni (kelompok).
4.
Umumnya tidak dapat membuat makanan sendiri (heterotrof).
5.
Hidup bebas, saprofit atau parasit.
6.
Dapat membentuk sista untuk bertahan hidup.
7.
Alat gerak berupa pseudopodia, silia, atau flagella.
C. Struktur Tubuh Secara Morfologi, Fisiologi, dan Habitat dari Protozoa
Kebanyakan Protozoa hanya dapat dilihat di bawah mikroskop. Ukuran
tubuhnya antara 3-1000 mikron. Tubuh protozoa amat sederhana, yaitu terdiri
dari satu sel tunggal (unisel). Namun demikian, Protozoa merupakan sistem
yang serba bisa. Semua tugas tubuh dapat dilakukan oleh satu sel saja tanpa
mengalami tumpang tindih. Bentuk tubuh macam-macam ada yang seperti
bola, bulat memanjang, atau seperti sandal bahkan ada yang bentuknya tidak
menentu. Juga ada memiliki flagel atau bersilia. Ukuran protozoa bervariasi,
mulai kurang dari 10 mikron sampai 6 mm. Protozoa adalah penyusun
zooplankton. Makanan protozoa meliputi bakteri, jenis protista lain, atau
detritus (materi organic dari organisme mati). Protozoa hidup soliter atau
berkoloni. Jika keadaan lingkungan kurang menguntungkan, protozoa
membungkus diri membentuk sista untuk mempertahankan diri. Jika mendapat
lingkungan yang sesuai, protozoa akan aktif lagi. Cara hidupnya ada yang
parasit, saprofit, dan hidup bebas. Protozoa dapat ditemukan disemua
lingkungan perairan serta tanah.
1. Morfologi Protozoa
Semua protozoa mempunyai vakuola kontraktil. Vakuola dapat berperan
sebagai pompa untuk mengeluarkan kelebihan air dari sel, atau untuk mengatur
tekanan osmosis. Jumlah dan letak vakuola kontraktil berbeda pada setiap
spesies. Protozoa dapat berada dalam bentuk vegetatif (trophozoite), atau
bentuk istirahat yang disebut kista. Protozoa pada keadaan yang tidak
menguntungkan dapat membentuk kista untuk mempertahankan hidupnya. Saat
kista berada pada keadaan yang menguntungkan, maka akan berkecambah
menjadi sel vegetatifnya. Protozoa tidak mempunyai dinding sel, dan tidak
mengandung selulosa atau khitin seperti pada jamur dan algae. Kebanyakan
protozoa
mempunyai
bentuk
spesifik,
yang
ditandai
dengan
fleksibilitas ektoplasma yang ada dalam membran sel. Beberapa jenis protozoa
seperti Foraminifera mempunyai kerangka luar sangat keras yang tersusun dari
Si dan Ca. Beberapa protozoa seperti Difflugia, dapat mengikat partikel
mineral
untuk
membentuk
kerangka
luar
yang
keras. Radiolarian dan Heliozoan dapat menghasilkan skeleton. Kerangka luar
yang keras ini sering ditemukan dalam bentuk fosil. Kerangka luar
Foraminifera tersusun dari CaO2 sehingga koloninya dalam waktu jutaan tahun
dapat membentuk batuan kapur. Protozoa merupakan sel tunggal yang dapat
bergerak secara khas menggunakan pseudopodia (kaki semu), flagela atau silia,
namun ada yang tidak dapat bergerak aktif. Berdasarkan alat gerak yang
dipunyai dan mekanisme gerakan inilah protozoa dikelompokkan ke dalam 4
kelas.
Gambar 2. Morfologi Protozoa
2. Fisiologi Protozoa
Protozoa
umumnya
bersifat aerobik nonfotosintetik,
tetapi
beberapa
protozoa dapat hidup pada lingkung anaerobik misalnya pada saluran
pencernaan
manusia
atau
hewan
ruminansia.
Protozoa
aerobik
mempunyai mitokondria yang mengandung enzim untuk metabolisme aerobik,
dan
untuk
menghasilkan
ATP
melalui
proses
transfer elektron dan
atom hidrogen ke oksigen. Protozoa umumnya mendapatkan makanan dengan
memangsa organisme lain (bakteri) atau partikel organik, baik secara
fagositosis maupun pinositosis. Protozoa yang hidup di lingkungan air, maka
oksigendan air maupun molekul-molekul kecil dapat berdifusi melalui
membran sel. Senyawa makromolekul yang tidak dapat berdifusi melalui
membran, dapat masuk sel secara pinositosis. Tetesan cairan masuk melalui
saluran pada membran sel, saat saluran penuh kemudian masuk ke dalam
membrane yang berikatan denga vakuola. Vakuola kecil terbentuk, kemudian
dibawa ke bagian dalam sel, selanjutnya molekul dalam vakuola dipindahkan
ke sitoplasma. Partikel makanan yang lebih besar dimakan secara fagositosis
oleh sel yang bersifat amoeboid dan anggota lain dari kelompok Sarcodina.
Partikel dikelilingi oleh bagian membran sel yang fleksibel untuk ditangkap
kemudian dimasukkan ke dalam sel oleh vakuola besar (vakuola makanan).
Ukuran vakuola mengecil kemudian mengalami pengasaman. Lisosom
memberikan enzim ke dalam vakuola makanan tersebut untuk mencernakan
makanan, kemudian vakuola membesar kembali. Hasil pencernaan makanan
didispersikan ke dalam sitoplasma secara pinositosis, dan sisa yang tidak
tercerna dikeluarkan dari sel. Cara inilah yang digunakan protozoa untuk
memangsa bakteri. Pada kelompok Ciliata, ada organ mirip mulut di
permukaan sel yang disebut sitosom. Sitosom dapat digunakan menangkap
makanan dengan dibantu silia. Setelah makanan masuk ke dalam vakuola
makanan kemudian dicernakan, sisanya dikeluarkan dari sel melalui sitopig
yang terletak disamping sitosom. Pada umumnya Protozoa membutuhkan suhu
optimum untuk tumbuh antara 16-25°C, dengan suhu maksimumnya antara 3640°C. Adapun pH (derajat keasaman optimum) untuk proses metabolismenya
adalah antara pH 6-8.
3. Habitat Protozoa
Protozoa hidup di air atau setidaknya di tempat yang basah. Mereka
umumnya hidup bebas dan terdapat di lautan, lingkungan air tawar, atau
daratan. Beberapa spesies bersifat parasitik, hidup pada organisme inang. Inang
protozoa yang bersifat parasit dapat berupa organisme sederhana seperti algae,
sampai vertebratayang kompleks, termasuk manusia. Beberapa spesies dapat
tumbuh di dalam tanah atau pada permukaan tumbuh-tumbuhan. Semua
protozoa memerlukan kelembaban yang tinggi pada habitat apapun. Beberapa
jenis protozoa laut merupakan bagian dari zooplankton. Protozoa laut yang lain
hidup di dasar laut. Spesies yang hidup di air tawar dapat berada di danau,
sungai, kolam, atau genangan air. Ada pula protozoa yang tidak bersifat parasit
yang hidup di dalam usus termit atau di dalam rumen hewan ruminansia.
Beberapa protozoa berbahaya bagi manusia karena mereka dapat menyebabkan
penyakit serius. Protozoa yang lain membantu karena mereka memakan bakteri
berbahaya dan menjadi makanan untuk ikan dan hewan lainnya. Protozoa
hidup secara soliter atau bentuk koloni. Didalam ekosistem air protozoa
merupakan zooplankton. Permukan tubuh Protozoa dibayangi oleh membransel
yang tipis, elastis, permeable, yang tersusun dari bahan lipoprotein, sehingga
bentuknya mudah berubah-ubah. Beberapa jenis protozoa memiliki rangka luar
( cangkok) dari zat kersik dan kapur. Apabila kondisi lingkungan tempat
tinggal tiba-tiba menjadi jelek, Protozoa membentuk kista. Organel yang
terdapat di dalam sel antara lain nucleus, badangolgi, mikrokondria, plastida,
dan vakluola.
Nutrisi
protozoa
bermacam-macam.
Ada
yang holozoik (heterotrof), yaitu makanannya berupa organisme lainnya. Ada
pula yang holofilik (autotrof), yaitu dapat mensintesis makanannya sendiri dari
zat organic dengan bantuan klorofit dan cahaya. Selain itu ada yang
bersifat saprofitik, yaitu menggunakan sisa bahan organic dari organisme yang
telah mati adapula yang bersifat parasitik. Apabila protozoa dibandingkan
dengan tumbuhan unisel, terdapat banyak perbedaan tetapi ada persamaannya.
Hal ini mungkin protozoa meriupakan bentuk peralihan dari bentuk sel
tumbuhan ke bentuk sel hewan dalam perjalanan evolusinya.
Gambar 3. Habitat Protozoa
2. Klasifikasi Protozoa
Gambar 4. Klasifikasi Protozoa
Protozoa dibagi menjadi 4 kelas berdasarkan alat gerak:
A. Rhizopoda (Sarcodina)
Pada kelompok ini, alat geraknya berupa aliran isi sel atau tonjolan
sitoplasma yang
disebut
pseudopodia. Contoh spesies dalam kelas
Rhizopoda yang sangat dikenal adalah Amoeba sp. Selain Amoeba, ada
beberapa Protozoa yang termasuk dalam Rhizopoda, yaitu Foraminifera dan
Arcella. Keduanya merupakan Rhizopoda yang diselimuti oleh cangkang.
Bentuk sel amoeba tidak tetap, sitoplasmanya terdiri dari ektoplasma dan
endoplasma. Habitat organisme ini di air tawar, air laut, tempat-tempat
basah,dan
sebagian
manusia. Ektoplasma
kecil
hidup
Amoeba
sp.
di
dalam
bersifat
tubuh
hewan
atau
lebih
kental
dari
endoplasma, sehingga aliran endoplasma dan ektoplasma tersebut berperan
dalam penjuluran dan penarikan pseudopodia.
Dengan cara ini Amoeba bergerak untuk menangkap makanan. Dengan
kaki semunya, Amoeba dapat menangkap dan mengambil makanan. Mulamula kaki semu (pseudopoda) dijulurkan ke arah makanan lalu mengelilingi
makanan tersebut. Kemudian, membran plasma bergerak mendekati dan
mengikuti kaki semu mengelilingi makanan. Bersatunya kedua ujung
membran plasma membentuk vakuola. Makanan dicerna di dalam vakuola
makanan. Dari sini, sari makanan diedarkan ke seluruh tubuh. Sisa makanan
yang berupa cairan dikeluarkan melalui vakuola berdenyut. Contoh spesies
dalam kelas Rhizopoda:
1.
Amoeba
Jenis Amoeba yang
hidup
di dalam
tubuh
manusia
disebutEntamoeba, misalnya:
a.
Entamoeba dysentriae, penyebab penyakit disentri, karenamenyerang dan
merusak jaringan usus, disebut juga Entamoeba histolitica.
b.
Entamoeba ginggivalis, hidup di rongga mulut.
c.
Entamoeba
coli,
hidup
dalam
kolon,
sebenarnya
bukan
parasit,tetap kadang-kadang menyebabkan diare.
2.
Foraminifera, hidup di laut, terlindung kerangka luar yang beruang
banyak yang terbuat dari kalsium karbonat. Kerangka yang telah kosong
mengendap di dasar laut dan merupakan tanah"globigerina". Fosilnya
berguna sebagai petunjuk dalam pencarianminyak bumi.
3.
Radiolaria, hidup di laut. Kerangka tubuhnya tersusun dari silikat
membentuk tanah radiolaria yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan
penggosok.
B. Flagellata (Mastigophora)
Flagellata berasal dari kata flagel artinya cambuk atau Mastigophora dari
mastig artinya cambuk, phora artinya gerakan. Semua anggota filum flagellata
bergerak menggunakan flagel. Bentuk tubuh flagellata tetap karena dilindungi
oleh pelikel. Di antara Flagellata ada yang hidup bebas, ada pula yang
hidupbersimbiosis dalam tubuh hewan, tetapi kebanyakan bersifat parasit.
Flagellata berkembang biak secara aseksual dengan pembelahan biner secara
longitudinal, sedangkan reproduksi seksual belum banyak diketahui.
Flagellata dibedakan menjadi 2 kelompok, yaitu:
A. Flagellata yang mempunyai kromatofora dan struktur yang mengandung
pigmen hijau klorofil, disebut kelompok fitoflagellata.
a.
Euglena viridis, hidup di air tawar. Contoh gambar Euglena viridis
adalah sebagai berikut.
b.
Volvox globator, hidup di air tawar, berkoloni, merupakan kumpulan
ribuan hewan bersel satu yang berflagel dua. Sel-sel pembentuk koloni
dihubungkan dengan benang-benang plasma. Contoh gambar dari
spesies ini adalah sebagai berikut.
c.
Noctiluca miliaris, hidup di laut, mempunyai dua flagel, yang satu
panjang dan yang satu pendek, hewan ini menyebabkan laut tampak
bercahaya pada waktu malam hari.
B. Flagellata yang tidak mempunyai pigmen klorofil disebut kelompok
zooflagellata. Contoh:
a. Trypanosoma gambiense dan Trypanosoma rhodosiense,
penyebab penyakit tidur pada manusia. Hospes perantaranya adalah
lalat tse-tse, yaitu Glosina palpalis dan Glosina
mursitans. Trypanosoma hidup di dalam kelenjar getah bening atau
cairan serebro spinal manusia.
b. Trichomonas vaginalis, parasit pada vagina saluran urine wanita
c. Leishmania tropica, penyebab penyakit kalaazar dengan tanda demam
dan anemia.
d. Leishmania tropica, penyebab penyakit kulit, disebut penyakit oriental.
e. Trypanosoma evansi, penyebab penyakit sura (malas) padaternak.
C. Cilliata (Ciliophora)
Ciliata adalah Protozoa yang mempunyai alat gerak berupa rambut getar
(cilia). Rambut getar ini adalah bulu-bulu halus yang melekat pada membran
sel. Dengan menggunakan rambut getar, makhluk hidup dapat bergerak bebas
ke segala arah di dalam air.Alat gerak berupa cilia atau bulu getar. Bentuk
tubuh tetap, hidup di air tawar yang banyak mengandung zat organik dan
bakteri. Ada yang hidup bersimbiosis di dalam usus vertebrata. Contoh:
a. Paramaecium caudatum, adalah Ciliata yang hidup bebas. Bentukselnya
seperti sandal, ukuran kira-kira 250 mikron, mempunyai sitostom (celah
mulut) pada membran plasma, dan selnya diselubungi oleh pelikel. Sel
berisi dua inti sel yang terdiri atas inti kecil (mikronukleus) dan inti besar
(makronukleus), sitoplasma, vakuola makanan (pencerna makanan), serta
vakuola kontraktil (pengeluaran zat sisa). Gerakan Paramaecium caudatum
dilakukan dengan menggetarkan cilianya. Gerakan cilia sulit diamati oleh
mikroskop karena gerakannya sangat cepatbereproduksi secara aseksual
denganmembelah
diri
dengan
arah
transversal,
seksual
dengan
konjugasidengan terjadi pertukaran inti kecil (mikronukleus). Contoh
gambar dari Paramecium caudatum adalah sebagai berikut.
b.
Stentor, bentuk seperti terompet dan menetap di suatu tempat. Contoh
gambar spesies ini adalah sebagai berikut.
c.
Vorticella, bentuk seperti lonceng bertangkai panjang dengan bentuk lurus
atau spiral yang dilengkapi cilia di sekitar mulutnya. Contoh gambarnya
adalah sebagai berikut.
d.
Didinium,
predator
pada
ekosistem
perairan,
yaitu
pemangsa
Paramaecium. Contoh gambar spesies ini adalah
e.
Stylonichia, bentuk seperti siput, cilianya berkelompok. Banyak ditemukan
pada permukaan daun yang terendam air. Contoh gambarnya adalah
sebagai berikut.
f.
Balantidium coli, habitat pada kolon manusia dan dapat menimbulkan
balantidiosis (gangguan pada perut).
D. Sporozoa
Tidak mempunyai alat gerak. Dapat membentuk semacam spora dalam
siklus hidupnya, bersifat parasit pada manusia atau hewan. Sporozoid memiliki
organel-organel kompleks pada salah satu ujung (apex) selnya yang
dikhususkan untuk menembus sel dan jaringan inang. Hidupnya parasit pada
manusia dan hewan. Tubuh Sporozoa berbentuk bulat atau oval, mempunyai
nukleus, tetapi tidak mempunyai vakuola kontraktil. Makanan diserap langsung
dari hospesnya melalui permukaan tubuh, demikian pula respirasi dan
ekskresinya melalui permukaan tubuh. Beberapa contoh hewan yang termasuk
dalam filum Sporozo adalah Toxoplasma gondii yang menyebabkan penyakit
Toksoplasmosis. Toxoplasma gondii masuk ke dalam tubuh manusia melalui
makanan, misalnya daging yang tercemar kista toxoplasma dari kotoran
kucing. Infeksi Toxoplasma gondii membahayakan bagi ibu hamil karena dapat
mengakibatkan bayi yang lahir cacat, bahkan dapat membunuh embrio.
Reproduksi dibagi menjadi dua:
a. Aseksual dengan schizogoni, yaitu membelah diri di dalam tubuh inang dan
sporogoni, yaitu membuat spora di dalam tubuh inang perantara.
b. Seksual dengan peleburan makrogamet dan mikrogamet di dalam tubuh
nyamuk.
4. Berikut Penjelasan dari Jenis-jenis Filum Protozoa yaitu :
1.
Filum Rhizopoda (Sarcodina)
Gambar 5. Filum Rhizopoda
Rhizopoda bergerak menggunakan kaki semu atau pseudopodia.
Pseudopodia juga berfungsi sebagai alat untuk menangkap mangsa. Kaki
semu tersebut adalah penjuluran protoplasma sel. Habitatnya di air tawar
atau air laut, di tempat basah atau hidup parasit dalam tubuh hewan dan
manusia.
Rhizopoda cukup mudah diamati yakni Amoeba. Amoeba
memiliki bentuk tubuh yang tidak tetap. Bagian luar tubuhnya terdapat
membran sel yang berfungsi sebagai pelindung isi sel, pengatur pertukaran
zat atau gas, penerima rangsang kimia dari lingkungan, dan sebagai alat
gerak dengan cara membentuk pseudopodia.
Pada dalam tubuh Amoeba ada sitoplasma. Sitoplasma inilah
Amoeba dapat dibedakan menjadi dua, ektoplasma (bagian luar) dan
endoplasma (bagian dalam). Reproduksi aseksualnya dengan cara
membelah diri.
Amoeba bergerak menggunakan pseudopodia. Selain untuk
bergerak, pseudopodia ini dipakai untuk menangkap makanan. Setelah
menangkap makanan, pseudopodia membentuk rongga makanan. Rongga
makanan tersebut kemudian beredar di dalam sitoplasma. Pada saat itu,
makanan dicerna dan sari makanan masuk dalam sitoplasma. Terdapat dua
jenis Amoeba yang dibedakan berdasarkan tempat hidupnya, yakni sebagai
berikut:
a. Ektoamoeba
Ektoamoeba hidup di luar tubuh organisme lain (hidup bebas). Contoh
Amoeba proteus (hidup di tanah lembap), Difflugia (hidup di air tawar),
dan Globigerina (hidup di air laut).
b. Entamoeba
Entamoeba hidup di dalam tubuh organisme lain.
Contoh Entamoeba sebagai berikut.
1. Entamoeba histolytica
Organisme ini hidup di dalam usus besar manusia dan bersifat parasit.
Entamoeba histolyticamasuk ke dalam tubuh manusia melalui minuman
atau makanan dan mengakibatkan penyakit diare yang disebut juga
penyakit amebiasis. Apabila tidak diobati, kista Amoeba dapat
mencapai hati dan tinggal di dalamnya. Dalam jangka waktu lama kista
tersebut dapat menyerang organ hati.
2. Entamoeba coli
Entamoeba coli hidup dalam tubuh manusia dan tidak bersifat parasit.
3. Entamoeba gingivalis
Entamoeba gingivalis hidup dalam rongga mulut. Organisme ini
menguraikan sisa makanan dalam rongga mulut. Organisme ini dapat
mengakibatkan peradangan dalam rongga mulut yang disebut gingivitis.
2. Filum Actinopoda
Gambar 6. Filum Achinopoda
Filum Actinopoda memiliki pseudopodia ramping dan menyebar
yang disebut axopodia. Tubuhnya berbentuk bola. Berikut ini adalah
Contoh Actinopoda
a. Heliozoa
Heliozoa adalah jenis protozoa dari filum Actinopoda yang tidak
bercangkang dan hidup di air tawar.
b. Radiozoa
Radiozoa adalah jenis protozoa dari filum Actinopoda yang memiliki
cangkang dari bahan silika dan hidup di air laut. Cangkang dari
radiozoa ini sering digunakan sebagai bahan pembentuk gelas, bahan
penggosok, dan bahan peledak.
3. Filum Foraminifera
Gambar 7. Filum Foraminifera
Foraminifera mempunyai cagkang yang tersusun dari unsur dan zat
kapur dan silika. Cangkang Foraminifera memiliki cerah dan pada
permukaannya ada lubang-lubang kecil. Gerakan organisme ini sangat
lambat.Filum Foraminifera memiliki habitat di laut dan menempel di
bebatuan atau sebagai plankton. Contoh dari filum Foraminifera adalah
Polistomella dan Globigerina.
Cangkang Foraminifera dapa dipakai untuk menunjukkan sumber
minyak. Selain itu, Foraminifera juga dipakai untuk menentukan umur
relatif lapisan-lapisan batuan sedimen laut. Hal ini disebabkan cangkang
Foraminifera ditemukan di semua lapisan batuan. Rangka Foraminifera
yang telah mati akan mengendap di dasar laut dan dalam waktu yang lama
akan hancur menjadi tanah globigerina.
4. Filum Zooflagellata (Zoomastigophora)
Gambar 8. Filum Zooflagellata
Zooflagellata memiliki alat gerak berupa bulu cambuk (flagela).
Habitat dari Zooflagellata berada di air tawar atau air laut dan tempat
basah atau parasit dalam tubuh hewan dan manusia. Kebanyakan
Zooflagellata hidup soliter, tetapi ada yang berkoloni. Terdapat pula
Zooflagellata yang hidup bersimbiosis dan ada yang hidup sebagai parasit
dalam tubuh hewan atau manusia. Contoh dari Zooflagellata yang hidup
bersimbiosis, yakni Trichonympha dan Myxotricha yang hidup di dalam
usus rayap. Spesies ini pada umumnya menghasilkan enzim selulase yang
bermanfaat untuk mencerna selulosa dalam kayu yang dimakan rayap.
Berikut ini adalah Contoh Zooflagellata yang bersifat parasit dan
dapat mengakibatkan berbagai macam penyakit.
1. Trypanosoma gambiense dan T. rhodosiensi, bisa menyebabkan penyakit
tidur pada manusia. Hospes intermediatnya, yaitu lalat tse-tse (Glossina
palpalis).
2. Trypanosoma evansi, menjadi penyebab penyakit sura pada hewan ternak.
Hospes intermediatnya lalat tabanus.
3. Trypanosoma cruzi, dapat hidup dan berkembang dalam darah manusia
dan dapat menyebabkan anemia.
4. Leishmania donovani, mengakibatkan penyakit kala-azar.
5. Leishmania tropica, mengakibatkan penyakit kulit.
6. Trichomonas vaginalis, parasit pada alat kelamin wanita yang dapat
menjadi penyebab terjadinya peradangan vagina. Pada umunya
peradangan ini ditandai oleh keluarnya cairan dari vagina disertai rasa
gatal pada alat kelamin.
5. Filum Ciliata (Ciliophora)
Gambar 9. Struktur Filum Ciliata
Ciliata adalah Protista bersel satu yang seluruh permukaan
tubuhnya ditumbuhi rambut atau bulu getar (silia) yang berjumlah banyak.
Beberapa Ciliata memiliki silia yang mengelompok di bagian tertentu di
tubuhnya. Silia berfungsi untuk bergerak dan memasukkan makanan ke
dalam sitostoma. Makanan dari sitostoma akan masuk ke sitofaring
(kerongkongan sel). Setelah sitofaring penuh, makanan akan masuk ke
sitoplasma dengan membentuk vakuola makanan.
Sel Ciliata memiliki dua inti sel, yakni makronukleus dan
mikronukleus. Makronukleus berukuran lebih besar daripada
mikronukleus. Makronukleus berfungsi untuk pertumbuhan dan
perkembangan. Mikronukleus berfungsi pada proses reproduksi. Ciliata
memiliki bentuk tubuh yang tetap, tidak berubah-ubah dengan bentuk
dasar oval. Habitat klasifikasi protozoa yang satu ini berada pada daerah
yang mengandung cukup banyak bahan organik dan ada yang hidup
sebagai parasit.
Berikut ini adalah beberapa contoh Ciliata;
1. Vorticella, memiliki bentuk seperti lonceng, tangkai memanjang yang
melekat pada dasar dengan silia di sekeliling mulutnya.
2. Didinium, mempunyai habitat tempat tinggal di perairan dan
merupakan predator Paramecium.
3. Stentor, terdapat banyak hidup di sawah atau air menggenang yang
mengandung banyak bahan organik. Organisme ini memiliki wujud
seperti terompet dengan bagian mulut dikelilingi silia dan bagian
tangkainya
melekat pada dasar.
4. Nyctoterus ovalis, adalah organisme bersel satu yang hidup di dalam
usus kecoak. Organisme ini berbentuk oval dan dapat bergerak karena
pada permukaan tubuhnya terdapat silia. Bentuk organisme ini mirip
Paramecium.
5. Paramecium caudatum memiliki wujud seperti sandal. Silia
Paramecium caudatum berada pada seluruh permukaan tubuhnya.
6. Balantidium coli, sebagai parasit dalam tubuh manusia dan hewan
ternak, hidup dalam usus besar dan dapat mengakibatkan diare.
6. Filum Sporozoa (Apicomplexa)
Gambar 10. Struktur tubuh filum Sporozoa
Semua anggota filum Sporozoa memiliki sifat parasit dan tidak
memiliki alat gerak yang spesifik. Pada fase zigot dapat bereproduksi
membentuk spora. Contoh Sporozoa yakni Plasmodium sp. Jenis Sporozoa
ini dapat menyebabkan penyakit malaria melalui vektor nyamuk
Anopheles betina. Terdapat empat proses dari Plasmodium, yakni sebagai
bentuk klasifikasi protozoa berikut ini;
1. Plasmodium vivax menyebabkan penyakit malaria tertiana, masa
sporulasinya setiap 2×24 jam.
2. Plasmodium malariae menyebabkan penyakit malaria kuartana, masa
sporulasinya setiap 3×24 jam.
3. Plasmodium ovale menyebabkan penyakit malaria dengan gejala mirip
malaria tertiana, masa sporulasinya setiap 48 jam.
4. Plasmodium falcifarum menyebabkan penyakit malaria tropika, masa
sporulasinya antara 1–3 × 24 jam.
4. Peranan Protozoa dalam Kehidupan Manusia
a. Peran yang Menguntungkan
Protozoa yang hidup di air tawar dan air laut
merupakan zooplankton yang menjadi salah satu sumber makanan
bagi hewan air termasuk udang, ikan, kepiting yang
secara ekonomis bermanfaat bagi manusia. Peran protozoa lainnya
adalah dalam mengontrol jumlah bakteri di alam karena protozoa
merupakan pemangsa bakteri. Foraminifera, kerangkanya yang telah
kosong mengendap di dasar laut membentuk tanah globigerina, yang
berguna sebagai petunjuk adanya minyak bumi. Radiolaria,
kerangkanya jika mengendap di dasar laut menjadi tanah radiolaria
yang dapat digunakan sebagai bahan penggosok.
b. Peran yang Merugikan
Protozoa dapat ditemukan di mana-mana karena
termasuk organisme kosmopolit. Oleh karena itu, beberapa jenis
protozoa dapat mengancam kesehatan manusia karena dapat
menyebabkan penyakit. Protozoa yang merugikan manusia sebagai
penyebab penyakit antara lain:
1. Toxoplasma gondii, penyebab toksoplasmosis.
2. Plasmodium sp, penyebab penyakit malaria.
3. Trypanosoma gambiense dan Trypanosoma rhodosiense,
penyebab penyakit tidur.
4. Leishmania sp, penyebab penyakit kalaazar.
5. Trichomonas vaginalis, penyebab penyakit pada alat kelamin
wanita.
6. Entamoeba histolytica, penyebab penyakit disentri.
5. Cara Reproduksi Protozoa
Untuk mempertahankan jenisnya, Protozoa berkembang biak dengan cara
aseksual/vegetatif dan seksual/generatif. Reproduksi secara aseksual, yaitu
dengan cara membelah diri atau pembagian selnya sama. Pembelahan ini
dapat terjadi, baik secara membujur atau melintang pada sepanjang selnya
sehingga menghasilkan anak-anak sel yang dapat berukuran sama atau tidak
sama. Jika pada proses pembelahan diri (pembagiannya) menghasilkan
dua anak sel, maka disebut pembelahan biner, namun apabila terbentuk
banyak anak sel dinamakan pembelahan bahu rangkap (multipel
fission). Beberapa kelompok Protozoa bereproduksi secara seksual, yaitu
dengan cara penggabungan atau penyatuan fisik sementara antara dua
individukemudian terjadi pertukaran nukleus. Dengan demikian, akan terjadi
perpaduan sifat yang dibawa oleh kedua individu tersebut dan
menghasilkan satu individu baru. Cara pembiakan ini disebut
dengan konjugasi.
DAFTAR PUSTAKA
Anshori, M. 2009. Biologi 1 : Untuk Sekolah Menengah Atas (SMA) Madrasah
Aliyah (MA). Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Pelczar, M. J. & Chan, E. C. S. 1986. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: UI
Press.
Sulistroyini, A. 2009. Biologi 1 Untuk Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah
Kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Suwarno. 2009. Panduan Pembelajaran Biologi Untuk SMA/MA
X. Jakarta:Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
Kelas
Download