Uploaded by User23901

dfkhaksjdfhaksdhfkajdhfkadhfkasjdfhkadf

advertisement
KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP
DI FASILITAS KESEHATAN WILAYAH INDONESIA TIMUR
(Analisis Data IFLS East 2012)
Tesis
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Mencapai Derajat Sarjana Strata 2
Minat Kebijakan dan Manajemen Pelayanan Kesehatan
Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat
Diajukan oleh:
Sitti Hajjar
NIM : 13/357815/PKU/14173
Kepada
PROGRAM PASCA SARJANA
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS GADJA MADA
YOGYAKARTA
2015
i
27
D. Hipotesis Penelitian
1. Karakteristik pasien (jenis kelamin, tingkat pendidikan, status ekonomi,
domisili) berhubungan terhadap kepuasan pasien rawat inap di fasilitas
kesehatan wilayah Indonesia Timur.
2. Pasien rawat inap yang menggunakan jaminan pembiayaan lebih puas
daripada yang tidak menggunakan jaminan pembiayaan rawat inap di fasilitas
kesehatan wilayah Indonesia Timur.
3. Pasien rawat inap pada fasilitas kesehatan swasta lebih puas daripada fasilitas
kesehatan pemerintah di wilayah Indonesia Timur.
4. Pasien dengan hari rawat yang pendek lebih puas dibanding dengan pasien
yang hari rawat lama di fasilitas kesehatan wilayah Indonesia Timur.
5. Pasien yang di rawat dengan alasan melahirkan lebih puas dibandingkan
dengan pasien alasan lain di fasilitas kesehatan wilayah Indonesia Timur.
6. Pasien rawat inap merasa puas terhadap jenis pelayanan medik dan pelayanan
penunjang medik di fasilitas kesehatan wilayah Indonesia Timur.
33
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1.
Karakteristik Responden
Analisis univariat dideskripsikan distribusi frekuensi untuk semua variabel
penelitian yang terdiri dari kepuasan pasien rawat inap, karakteristik responden
(jenis kelamin, tingkat pendidikan, status ekonomi dan domisili), jaminan
pembiayaan, fasilitas kesehatan, lama hari rawat, alasan dirawat inap dan jenis
pelayanan.
Tabel 2. Distribusi frekuensi berdasarkan karakteristik responden
Variabel
Kepuasan pasien rawat inap
Tidak puas
Puas
Karaktersitik responden
Jenis kelamin
Laki-laki
Perempuan
Tingkat pendidikan
Pendidikan dasar
Pendidikan lanjutan
Status ekonomi
Ekonomi rendah
Ekonomi tinggi
Domisili
Pedesaan
Perkotaan
Jaminan pembiayaan
Tidak menggunakan
Menggunakan
Fasilitas kesehatan
Faskes pemerintah
Faskes swasta
Lama hari rawat
LOS > 6 hari
LOS < 6 hari
Alasan di rawat inap
Sakit
Kecelakaan
Melahirkan
Operasi
Lainnya
Jenis pelayanan
Pelayanan medik
Pelayanan medik dan penunjang medik
n
%
43
212
16.86
83.14
92
163
36.08
63.92
124
131
48.63
51.37
122
133
47.84
52.16
126
129
49.41
50.59
113
142
44.31
55,69
194
61
76.08
23.92
56
199
21.96
78.04
145
23
61
21
5
56.86
9.02
23.92
8.24
1.96
17
238
6.67
93.33
34
Berdasarkan Tabel 2, kepuasan pasien rawat inap pada fasilitas kesehatan di
wilayah Indonesia Timur menunjukkan bahwa lebih dari 80% pasien yang dirawat
inap merasa puas terhadap pelayanan rawat inap dan 16,86% merasa tidak puas
terhadap pelayanan rawat inap. Jenis kelamin perempuan yang terbanyak
memanfaatkan rawat inap sebesar 63,92% dan laki-laki sebesar 36,08%, hal ini
dapat terjadi karena pada umumnya perempuan lebih memperhatikan kondisi
kesehatannya, mempunyai insidensi terhadap penyakit yang lebih tinggi, selain itu
angka kerja perempuan lebih rendah maka kesediaan meluangkan waktu untuk
pelayanan kesehatan lebih banyak. Kelompok perempuan biasanya menggunakan
jasa atau produk pelayanan kesehatan lebih banyak dibandingkan laki-laki
(Suprianto & Ernawati, 2010).
Tingkat pendidikan pasien rawat inap relatif berimbang, ini dibuktikan
dengan selisih yang tidak terlaluh jauh antara pendidikan dasar dan pendidikan
lanjutan dimana tingkat pendidikan lanjutan sebesar 51,37% dan tingkat
pendidikan dasar sebesar 48,63%. Menurut Pourreza dkk (2011) tingkat
pendidikan berpengaruh positif terhadap kebutuhan akan pelayanan kesehatan.
Pasien dengan tingkat pendidikan tinggi dua kali lebih banyak mencari perawatan
di fasilitas pelayanan kesehatan dibandingkan dengan pasien dengan pendidikan
dasar. Pendidikan yang lebih tinggi akan memilih pelayanan kesehatan yang aman
dan cepat (Trisnantoro, 2005).
Status ekonomi tinggi yang terbanyak rawat inap sebesar 52,16% dan status
ekonomi rendah sebesar 47,84%. Perbedaan status ekonomi akan berdampak pada
akses masyarakat ke layanan kesehatan, pasien dengan pengeluaran yang tinggi
kemungkinan dapat dengan mudah mengakses pelayanan kesehatan untuk rawat
inap yang lebih baik dan berkualitas, bahkan dapat memilih layanan fasilitas
kesehatan yang terbaik dan memuaskan.
Domisili pasien rawat inap di pedesaan sebesar 49,41% dan perkotaan
sebesar 50,59%, ini menunjukkan bahwa peluang sakit antara di desa dan kota
hampir sama besarnya, dengan hampir seimbangnya jumlah antara pasien di desa
dan kota, diharapkan tidak ada dominasi responden baik di desa maupun dikota
sehingga data yang terkumpul dapat mewakili keadaan dari desa dan kota.
35
Jaminan pembiayaan terbanyak pada pasien yang menggunakan jaminan
pembiayaan sebesar 55,69% dan pasien yang tidak menggunakan jaminan
pembiayaan sebesar 44,31%. Pasien yang membayar sendiri pembiayaan
kesehatannya merupakan pasien yang memiliki kamampuan ekonomi yang lebih
tinggi dibandingkan dengan pasien yang lain. Dimungkinkan bahwa pasien yang
mampu membayar sendiri, tuntutan tingkat kepuasan akan lebih tinggi dibanding
yang dibiayai dalam hal ini oleh asuransi.
Fasilitas kesehatan untuk pasien rawat inap jauh lebih banyak ditemukan
pada pemanfaatan fasilitas kesehatan pemerintah yaitu sebesar 76,08% dan
fasilitas kesehatan swasta hanya sebesar 23,92%. Pemanfaatan pasien rawat inap
tertinggi yang diperoleh oleh fasilitas kesehatan pemerintah sebagai pilihan
terbanyak masyarakat dalam pelayanan rawat inap harus diapresiasi dengan
melakukan peningkatan kualitas pelayanan yang diberikan kepada masyarakat.
Lama hari rawat menunjukkan bahwa pasien rawat inap dengan LOS < 6
sebesar 78,04% dan pasien rawat inap dengan LOS > 6 sebesar 21,96%. Dari
aspek medis, semakin panjang lama hari rawat maka bisa menunjukkan kinerja
kualitas medis yang kurang baik karena pasien harus dirawat lebih lama (lama
kesembuhan). Berdasarkan aspek ekonomis, semakin panjang lama hari rawat,
berarti semakin tinggi biaya yang nantinya harus dibayar oleh pasien dan
diterima oleh rumah sakit (Sudra, 2010).
Alasan responden dirawat inap dibedakan menjadi lima kategori dan
persentase terbanyak alasan pasien di rawat inap karena sakit sebanyak 56.86%,
alasan karena kecelakaan sebesar 9.02%, melahirkan sebesar 23.92%, operasi
sebesar 8.24% dan alasan dirawat inap lainnya sebesar 1.96%.
Jenis pelayanan pasien rawat inap yang terbanyak pada pelayanan medik
dan penunjang medik. Pasien yang menjalani rawat inap mencari kesembuhan
dengan mendapatkan pelayanan medik dan penunjang medik secara maksimal
seperti yang diharapkan pasien rawat inap. Jenis pelayanan medik meliputi
pemeriksaan kesehatan, suntik, operasi, drip infusion, dan lainnya dan pelayanan
penunjang medik terdiri dari pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan rontgen,
farmasi dan fisioterapi.
36
2.
Hubungan antara karakteristik responden dan kepuasan pasien
Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan dan signifikansi
antara masing-masing variabel bebas atau karakteristik responden dengan tingkat
kepuasan responden terhadap pelayanan rawat inap di fasilitas kesehatan wilayah
Indonesia Timur. Uji statistik yang digunakan uji chi square (X2) dengan
perhitungan Odds Ratio (OR) dengan Confidence Interval (CI) (95%) tingkat
kemaknaan p-value<0,05
Tabel 3. Hasil analisis antara independent variabel terhadap dependent variabel
Variabel
Karaktersitik responden
Jenis kelamin
Laki-laki
Perempuan
Tingkat pendidikan
Pendidikan dasar
Pendidikan lanjutan
Status ekonomi
Ekonomi rendah
Ekonomi tinggi
Domisili
Pedesaan
Perkotaan
Jaminan pembiayaan
Tidak menggunakan
Menggunakan
Fasilitas kesehatan
Faskes pemerintah
Faskes swasta
Lama hari rawat
LOS > 6 hari
LOS < 6 hari
Alasan di rawat inap
Sakit
Kecelakaan
Melahirkan
Operasi
Lainnya
Jenis pelayanan
Pelayanan medik
Pelayanan medik dan penunjang medik
Kepuasan Pasien Rawat Inap
Pvalue
OR
CI
83.70
82.82
0.85
0.9
(0.4-1.8)
16.94
16.79
83.06
83.21
0.97
1.0
(0.5-1.9)
122
133
18.85
15.04
81.15
84.96
0.41
1.3
(0.6-2.5)
126
129
19.05
14.73
80.95
85.27
0.35
1.3
(0.7-2.6)
113
142
16.81
16.90
83.19
83.10
0.98
0.9
(0.5-1.9)
194
61
20.10
6.56
79.90
93.44
0.01
3.5
(1.2-0.6)*
56
199
12.50
18.09
87.50
81.91
0.32
0.6
(0.2-1.5)
145
23
61
21
5
24.83
8.70
3.28
9.52
20.00
75.17
91.30
96.72
90.48
80.00
0.08
0.00
0.11
0.80
3.4
9.7
3.1
1.3
(0.7-15.7)
(2.1-44.1)*
(0.6-14.3)
(0.1-12.3)
17
238
11.76
17.23
88.24
82.77
0.56
0.6
(0.1-2.9)
N
Tidak Puas
(%)
Puas (%)
92
163
16.30
17.18
124
131
37
Berdasarkan Tabel 3 karakteristik responden variabel jenis kelamin
memiliki nilai p-value=0.85 ini membuktikan bahwa tidak ada hubungan yang
bermakna antara jenis kelamin dengan kepuasan pasien rawat inap. Laki-laki
merasakan tingkat kepuasan yang lebih tinggi ketika di rawat inap dibanding
perempuan. Ini menjelaskan bahwa perempuan cenderung menunjukkan
kecemasan yang berlebihan, lebih rewel sehingga dapat memicu ketidakpuasan
yang lebih besar daripada laki-laki (Lumenta, 1989).
Tingkat pendidikan memiliki nilai p-value=0.97 ini membuktikan bahwa
tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan dengan kepuasan
pasien rawat inap. Kepuasan pasien rawat inap berdasarkan tingkat pendidikan
dasar dan tingkat pendidikan lanjutan menunjukkan kepuasan yang hampir sama
dengan persentase kepuasan yang tidak berbeda jauh, ini menjelaskan bahwa
pasien dengan pendidikan dasar maupun pendidikan lanjutan telah kritis terhadap
pelayanan yang diberikan selama rawat inap serta memiliki keberanian untuk
mengutarakan kekurangan yang ada dalam pelayanan yang diberikan. Pasien yang
memiliki pendidikan rendah belum tentu memiliki pengetahuan atau informasi
yang kurang mengenai kesehatan sedangkan pendidikan yang lebih tinggi akan
memilih pelayanan kesehatan yang aman dan cepat (Trisnantoro, 2005).
Status ekonomi memiliki nilai p-value=0.41 ini membuktikan bahwa tidak
ada hubungan yang bermakna antara status ekonomi dengan kepuasan pasien
rawat inap. Status ekonomi tinggi yang lebih puas ketika di rawat inap dibanding
status ekonomi rendah, ini menjelaskan bahwa perbedaan status ekonomi akan
berdampak pada akses masyarakat ke layanan kesehatan, pasien dengan
pengeluaran yang tinggi kemungkinan dapat dengan mudah mengakses pelayanan
kesehatan untuk rawat inap yang lebih baik dan berkualitas, bahkan dapat memilih
layanan fasilitas kesehatan yang terbaik dan memuaskan.
Domisili pedesaan dan perkotaan memiliki nilai p-value=0.35 ini
membuktikan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara domisili pedesaan
dan perkotaan dengan kepuasan pasien rawat inap. Domisili di perkotaan yang
lebih puas terhadap pelayanan rawat inap dibanding domisili pedesaan. Secara
umum sarana dan prasarana serta jumlah tenaga kesehatan cukup memadai di
38
perkotaan serta dengan mudah masyarakat di wilayah perkotaan dapat mengakses
dengan cepat pelayanan kesehatan disaat mereka memerlukannya.
Jaminan pembiayaan memiliki nilai p-value=0.98 ini membuktikan bahwa
tidak ada hubungan yang bermakna antara jaminan pembiayaan dengan kepuasan
pasien rawat inap. Kepuasan pasien rawat inap berdasarkan jaminan pembiayaan
baik yang menggunakan maupun yang tidak menggunakan jaminan pembiayaan
menunjukkan kepuasan yang hampir sama dengan persentase tingkat kepuasan
rawat inap yang tidak berbeda jauh, ini membuktikan bahwa pasien memiliki
kemampuan untuk membayar dengan menginginkan kualitas pelayanan yang
terbaik untuk harga yang telah mereka bayar. Pasien yang tidak menggunakan
jaminan pembiayaan karena memiliki kemampuan untuk membayar sendiri
tuntutan tingkat kepuasannya akan lebih tinggi dibanding pasien yang
menggunakan jaminan pembiayaan. Masyarakat mencari layanan kesehatan
berkualitas dan efisien dalam biaya pelayanan kesehatan.
Fasilitas kesehatan memiliki nilai p-value=0.01 ini membuktikan bahwa ada
hubungan yang bermakna antara fasilitas kesehatan dengan kepuasan pasien rawat
inap. Berdasarkan fasilitas kesehatan terhadap kepuasan pasien rawat inap, pasien
lebih banyak yang memanfaatkan fasilitas kesehatan pemerintah dibanding
fasilitas kesehatan swasta namun pasien lebih puas terhadap pelayanan fasilitas
kesehatan swasta dibanding fasilitas kesehatan pemerintah. Data ini membuktikan
bahwa fasilitas kesehatan milik swasta mampu memberikan pelayanan yang
berkualitas dibandingkan fasilitas kesehatan pemerintah. Pasien sekarang
cenderung kritis dan menuntut pelayanan yang berkualitas, baik di pelayanan
kesehatan pemerintah maupun swasta. Fasilitas kesehatan swasta dapat
memberikan pelayanan yang sesuai dengan tuntutan pasien dengan hasil yang
memuaskan, kinerja tenaga kesehatan di rumah sakit swasta lebih baik dibanding
rumah sakit pemerintah (Trisnantoro, 2005).
Lama hari rawat memiliki nilai p-value=0.32 ini membuktikan bahwa tidak
ada hubungan yang bermakna antara Lama hari rawat dengan kepuasan pasien
rawat inap. Kepuasan pasien rawat inap dengan lama hari rawat LOS > 6 lebih
besar dibandingkan dengan lama hari rawat LOS < 6 hari. Lama hari rawat
39
ditentukan oleh tim medis dokter dan perawat, dengan melihat kondisi fisik
pasien, jenis penyakit, dan kestabilan pasien dalam menerima pengobatan dan
perawatan dari rumah sakit. Pasien dengan jenis penyakit yang sama, sangat
dimungkinkan mempunyai lama perawatan yang berbeda, hal tersebut dipengaruhi
secara emosional bagaimana penerimaan diri pasien terhadap penyakit yang
dideritanya (Oroh, 2014).
Alasan pasien di rawat inap karena melahirkan memiliki nilai p-value=0.00
ini membuktikan bahwa ada hubungan yang bermakna antara alasan pasien di
rawat inap karena melahirkan dengan kepuasan pasien rawat inap. Alasan pasien
rawat inap karena melahirkan yang lebih puas terhadap pelayanan rawat inap
dibandingkan dengan yang lainnya. Pemanfaatan fasilitas kesehatan sebagai
tempat persalinan merupakan bagian dari pemanfaatan pelayanan kesehatan ibu
dan bayi yaitu pertolongan persalinan yang komprehensif sebagai salah satu upaya
untuk mengurangi angka kematian ibu dan bayi. Persalinan yang dilakukan di
fasilitas kesehatan dengan ketersediaan tenaga kesehatan terlatih, peralatan dan
obat-obatan lebih memberikan jaminan kesehatan daripada persalinan yang
dilakukan dirumah (Nofitasari & Mahawati, 2010).
Jenis pelayanan memiliki nilai p-value=0.56 ini membuktikan bahwa tidak
ada hubungan yang bermakna antara jenis pelayanan dengan kepuasan pasien
rawat inap. Jenis pelayanan medik yang lebih puas dibanding pelayanan medik
dan penunjang medik. Pelayanan medik adalah pelayanan yang bersifat individu
yang diberikan oleh tenaga medis dan perawat berupa pemeriksaan, konsultasi dan
tindakan medik. Pelayanan penunjang medik merupakan pelayanan kepada pasien
untuk membantu penegakkan dianosis dan terapi. Dalam faktor tindakan
pelayanan medik dan pelayanan non medik pasien rawat inap akan puas bila
diberikan penjelasan dan informasi serta bersama dalam memutuskan tindakan
pelayanan yang akan dilakukan atas dirinya (Donabedian, 1988).
40
3. Perbandingan Odds Ratio Kepuasan Pasien Rawat Inap dengan Variabel
Independen Menurut Domisili Desa dan Kota
Perbandingan odds ratio kepuasan pasien rawat inap dengan variabel
independen menurut domisili desa dan kota dibuat dalam penelitian ini untuk
melihat seberapa besar pengaruh jenis kelamin, tingkat pendidikan, status
ekonomi, jaminan pembiayaan, fasilitas kesehatan, lama hari rawat, alasan dirawat
inap dan jenis pelayanan terhadap kepuasan pasien rawat inap menurut domisili
desa dan kota.
Tabel 4. Perbandingan odds ratio kepuasan pasien rawat inap dengan variabel
independen menurut domisili desa dan kota
Variabel
Jenis kelamin
Laki-laki
Perempuan
Tingkat pendidikan
Pendidikan dasar
Pendidikan lanjutan
Status ekonomi
Ekonomi rendah
Ekonomi tinggi
Jaminan pembiayaan
Tidak menggunakan
Menggunakan
Fasilitas kesehatan
Faskes pemerintah
Faskes swasta
Lama hari rawat
LOS > 6 hari
LOS < 6 hari
Alasan di rawat inap
Sakit
Kecelakaan
Melahirkan
Operasi
Lainnya
Jenis pelayanan
Pelayanan medik
Pelayanan medik dan penunjang medik
Odds
Ratio
Desa
Kota
CI
Odds
Ratio
0.82
0.32-2.05
1.03
0.70
0.28-1.72
1.32
0.49-3.56
1.29
0.52-3.18
1.25
0.47-3.32
0.73
0.29-1.82
1
0.50
0.15-1.60
2.75
0.57-13.10
0.83
0.17-4.09
1.43
CI
0.36-2.94
0.54-3.80
2.14
0.66-6.89
0.84
0.22-3.17
5.01
1.18
0.79
1.07-23.38
0.23-6.13
0.07-8.21
1
41
Tabel 4 menyajikan perbandingan odds ratio kepuasan pasien rawat inap
menurut domisili kota berdasarkan variabel jenis kelamin 1 kali lipat tingkat
kepuasannya dibandingkan domisili di pedesaan. Kepuasan pasien rawat inap
menurut domisili kota berdasarkan variabel tingkat pendidikan 1 kali lipat tingkat
kepuasannya dibandingkan domisili di pedesaan. Tingkat pendidikan penduduk
dipedesaan yang relatif masih rendah dan di kota.
Perbandingan odds ratio status ekonomi menurut domisili desa dan kota
tidak memperlihatkan perbedaan yang berarti terhadap kepuasan pasien rawat
inap. Kemampuan ekonomi untuk membayar biaya pelayanan mempermudah
masyarakat untuk mengakses pelayanan kesehatan.
Kepuasan pasien rawat inap menurut domisili di wilayah perkotaan
berdasarkan variabel jaminan pembiayaan 1 kali lipat tingkat kepuasannya
dibandingkan domisili di wilayah pedesaan.
Kepuasan pasien rawat inap domisili kota berdasarkan fasilitas kesehatan di
fasilitas swasta memiliki 2 kali lipat tingkat kepuasannya dibandingkan domisili
di pedesaan, ini dapat disebabkan karena keberadaan fasilitas kesehatan swasta di
desa terbatas, masyarakat di kota sudah mengarah memanfaatkan pelayanan
kesehatan moderen untuk rawat inap dengan memanfaatkan rumah sakit swasta.
Fasilitas kesehatan pemerintah lebih terkonsentrasi di daerah pedesaan.
Perbandingan odds ratio lama hari rawat menurut domisili wilayah desa
dan kota tidak memperlihatkan perbedaan yang berarti terhadap kepuasan pasien
rawat inap. Kepuasan pasien rawat inap domisili kota berdasarkan alasan karena
melahirkan memiliki 5 kali lipat tingkat kepuasannya dibandingkan domisili di
pedesaan.
Kepuasan pasien rawat inap menurut domisili kota berdasarkan variabel
jenis pelayanan 1 kali lipat tingkat kepuasannya dibandingkan domisili di
pedesaan, ini dapat dimungkinkan karena keterbatasan peralatan kesehatan medik
dan penunjang medik di pedesaan.
42
5. Analisis Regresi Logistik Kepuasan Pasien Rawat Inap
Analisis regresi logistik kepuasan pasien rawat inap dilakukan untuk menilai
pengaruh variabel independen meliputi karakteristik responden (jenis kelamin,
tingkat pendidikan, status ekonomi dan domisili), jaminan pembiayaan, fasilitas
kesehatan, lama hari rawat, alasan dirawat inap dan jenis pelayanan. Odds ratio
menentukan variabel independen yang mempunyai pengaruh besar terhadap
kepuasan pasien rawat inap.
Tabel 5. Odds ratio kepuasan pasien berdasarkan faktor yang mempengaruhi
Variabel
OR
P-value
95 % CI
Jenis kelamin
Laki-laki
Perempuan
Tingkat pendidikan
Pendidikan dasar
Pendidikan lanjutan
Status ekonomi
Ekonomi rendah
Ekonomi tinggi
Domisili
Pedesaan
Perkotaan
Jaminan pembiayaan
Tidak menggunakan
Menggunakan
Fasilitas kesehatan
Faskes pemerintah
Faskes swasta
Lama hari rawat
LOS > 6 hari
LOS < 6 hari
Alasan di rawat inap
Sakit
Kecelakaan
Melahirkan
Operasi
Lainnya
Jenis pelayanan
Pelayanan medik
Pelayanan medik dan penunjang medik
1
0.58
0.26-1.29
0.18
1
0.64
0.28-1.43
0.27
1
1.76
0.81-3.78
0.14
1
1.02
0.47-2.21
0.95
1
1.54
0.72 -3.30
0.26
1
5.59
1.76-17.77
0.00
1
0.48
1.19 -1.25
0.13
1
4.11
18,91
2.30
1.32
0.87-19.39
4.02-88.89
0.47-11.14
0.11-14.65
0.07
0.00
0.29
0.81
1
0.63
0.12-3.27
0.58
43
Berdasarkan Tabel 5 menunjukkan variabel yang memiliki hubungan yang
bermakna terhadap kepuasan pasien rawat inap adalah fasilitas kesehatan OR 5.59
(95% CI= 1.76–17,77) dengan nilai p value = 0.00 dan alasan dirawat inap karena
melahirkan OR 18.19 (95% CI= 4.02 – 88.89) dengan nilai p value = 0.00.
Jenis kelamin tidak memiliki hubungan yang bermaknan terhadap kepuasan
pasien rawat inap, hal ini membuktikan bahwa jenis kelamin laki-laki dan
perempuan relatif sama dalam merasakan kepuasan. Jenis kelamin memiliki
pengaruh pada pandangan terhadap jasa yang diberikan. Perempuan lebih banyak
melihat penampilan secara detail, sementara laki-laki tidak mengindahkan hal
tersebut. Cara mengelola hubungan untuk kaum laki-laki, mereka cenderung lebih
cuek dengan hal yang dikemukakan oleh perempuan, karena itu mereka dianggap
lebih fleksible dibandingkan perempuan (Gunarsa, 2008) Perempuan lebih aktif
serta tuntutannya lebih tinggi terhadap masalah kesehatan serta pemeliharaan
kesehatan dibanding laki-laki. Konsumsi dan selera seseorang dibentuk oleh jenis
kelamin, misalnya dalam perbedaan kebutuhan, keinginan dan harapan.
Tingkat pendidikan tidak memiliki hubungan yang bermakna terhadap
kepuasan pasien rawat inap, semakin tinggi pendidikan seseorang maka
kesempatan dia untuk memperoleh informasi dan pengetahuan akan semakin
lebar, dimana melalui lama pendidikan yang ditempuh melalui jenjang sekolah,
maka responden dalam hal ini pasien juga akan mendapatkan informasi
(Anjaryani, 2009). Secara tidak langsung rendahnya tingkat pendidikan akan
mempengaruhi tingkat pengetahuan masyarakat akan perlindungan terhadap diri
dan keluarganya sehingga berdampak pada kurangnya akses perawatan dan
pelayanan kesehatan (Sihombing dan Yuristianti, 2000). Pendidikan formal
merupakan tolak ukur bagi seseorang untuk lebih mudah dalam memberikan
persepsi dan tanggapan segala seseatu yang datang dari luar. Seseorang yang
pendidikannya tinggi cenderung lebih banyak menuntut atau mengkritik
pelayanan yang diterimanya jika memang menurutnya kurang puas. Berbeda
dengan seseorang pendidikannya rendah ia cenderung lebih banyak menerima
karena tidak tahu apa yang dibutuhkannya, asalakan sembuh sudah cukup bagi
merka (Lumenta, 1999).
44
Status ekonomi tidak memiliki hubungan yang bermakna terhadap kepuasan
pasien, ekonomi yang rendah memiliki pengaruh yang besar pada kesehatan.
Ekonomi yang rendah berarti terbatasnya dana yang tersedia untuk penyediaan
makanan bergizi, yang dapat meningkatkan resiko penyakit dan menghambat
proses penyembuhan. Kondisi ini diperberat dengan kondisi lingkungan
perumahan meliputi sanitasi, sumber air dan manajemen sampah yangg buruk.
Hal ini didukung oleh banyaknya data dan penelitian yang membuktikan bahwa
tingkat pendapatan dibawah garis kemiskinan sangat berhubungan dengan
tingginya angka kesakitan dan kematian. Dalam hal kesehatan, ketika berhadapan
dengan kemiskinan, seperti yang terjadi di Indoensia ketika krisis ekonomi
melanda yang meningkatkan jumlah penduduk miskin, reaksi masyarakat
bermacam-macam, seperti : orang miskin cenderung menghindari fasilitas
kesehatan rawat jalan, menunda pelayanan rawat inap, membeli separuh atau
bahkan sepertiga obat yang diresepkan sehingga tidak menjalani pengobatan total,
para ibu cenderung melahirkan dengan bantuan dukun yang memperbesar resiko
persalinan, serta tingkat penguguran kandungan meningkat karena biaya dan
implikasi sosial ekonomi (Soendoro, 1999 cit Suryawati, 2006.)
Domisili pedesaan dan perkotaan tidak memiliki hubungan yang bermakna
terhadap kepuasan pasien, ini membuktikan bahwa masyarakat kota dalam
beberapa hal berbeda dengan masyarakat desa, dengan demikian tuntutan dan
kebutuhan terhadap fasilitas pelayanan kesehatan juga berbeda. Hal ini
disebabkan oleh perbedaan karakteristik masyarakat, perilaku serta kondisi
lingkungan baik fisik maupun sosial. Masyarkat kota pendidikannya relatif tinggi,
tingkat sosial ekonomi yang lebih baik, pengaruh gaya hidup moderen,
menyebabkan tuntutan terhadap kualitas pelayanan yang lebih tinggi.
Jaminan pembiayaan tidak memiliki hubungan yang bermakna terhadap
kepuasan, ini membuktikan bahwa pasien rawat inap tidak menggunakan jaminan
pembiayaan disebabkan karena prosedur jaminan pembiayaan yang berbelit-belit
selain itu masyarakat memiliki kemampuan menjangkau pembayaran pembiayaan
kesehatan. Masyarakat menginginkan pelayanan yang ramah, cepat, tepat dan
nyaman, walaupun masyarakat harus membayar lebih mahal.
45
Kepuasan pasien rawat inap berdasarkan fasilitas kesehatan pemerintah dan
fasilitas kesehatan swasta memilki hubungan yang bermakna terhadap kepuasan
pasien rawat inap dengan probabilitas 5,59 kali lebih besar di fasilitas kesehatan
swasta. Pasien membutuhkan pelayanan yang lebih lengkap dan berkualitas untuk
mendapatkan kepuasan. Kemampuan pasien untuk mengakses pelayanan
kesehatan berkaitan dengan ketersediaan sarana pelayanan kesehatan serta
kemampuan ekonomi untuk membayar biaya pelayanan.
Lama hari rawat tidak memiliki hubungan yang bermakna terhadap
kepuasan pasien rawat inap, ini membuktikan bahwa lama hari rawat dengan
melihat kondisi fisik pasien, jenis penyakit dan kestabilan pasien dalam menerima
pengobatan dan perawatan, pasien dengan jenis penyakit yang sama sangat
dimungkinkan mempunyai lama perawatan yang berbeda, hal tersebut dipengaruhi
secara emosional bagaimana penerimaan diri pasien terhadap penyakit yang
dideritanya (Oroh, et.al. 2014).
Kepuasan pasien rawat inap dengan alasan pasien dirawat inap terdiri dari
lima item yaitu karena sakit, kecelakaan, melahirkan, operasi dan lainnya, namun
yang memiliki hubungan yang bermakna terhadap kepuasan pasien rawat inap
adalah alasan karena melahirkan. Persalinan yang dilakukan di klinik dengan
ketersediaan tenaga kesehatan terlatih, peralatan dan obat-obatan lebih
memberikan jaminan kesehatan daripada persalinan yang dilakukan di rumah
(Nofitasari & Mahawati, 2010).
Jenis pelayanan medik dan penunjang medik tidak memiliki hubungan yang
bermakna terhadap kepuasan pasien rawat inap, ini membuktikan bahwa pasien
rawat inap sebenarnya lebih membutuhkan kualitas pelayanan, pasien
menghendaki dan membutuhkan sentuhan, sapaan dan kepedulian dari seseorang
yang dipercaya merawatnya bukan hanya pada jenis tindakan pelayanan medik
dan non medik. Selain itu seringkali di fasilitas kesehatan kurang memperhatikan
implikasi sosial ekonomi dari tindakan pelayanan medik dan non medik yang
diambilnya karena terfokus masalah klinis dengan dalih kepentingan pasien
(Guwandi, 1996).
73
. tabodds kepuasan cov53b , or
--------------------------------------------------------------------------cov53b | Odds Ratio
chi2
P>chi2
[95% Conf. Interval]
-------------+------------------------------------------------------------0.male |
1.000000
.
.
.
.
1.female |
0.939239
0.03
0.8583
0.471971
1.869118
---------------------------------------------------------------------------
Test of homogeneity (equal odds): chi2(1)
Pr>chi2
=
=
0.03
0.8583
Score test for trend of odds:
=
=
0.03
0.8583
chi2(1)
Pr>chi2
. tabodds kepuasan pendidikan , or
--------------------------------------------------------------------------pendidikan | Odds Ratio
chi2
P>chi2
[95% Conf. Interval]
-------------+------------------------------------------------------------0 |
1.000000
.
.
.
.
1 |
1.010150
0.00
0.9760
0.523617
1.948758
---------------------------------------------------------------------------
Test of homogeneity (equal odds): chi2(1)
Pr>chi2
=
=
0.00
0.9760
Score test for trend of odds:
=
=
0.00
0.9760
chi2(1)
Pr>chi2
. tabodds kepuasan exp1 , or
--------------------------------------------------------------------------exp1 | Odds Ratio
chi2
P>chi2
[95% Conf. Interval]
-------------+------------------------------------------------------------0 |
1.000000
.
.
.
.
1 |
1.312626
0.66
0.4173
0.678887
2.537960
---------------------------------------------------------------------------
Test of homogeneity (equal odds): chi2(1)
Pr>chi2
=
=
0.66
0.4173
Score test for trend of odds:
=
=
0.66
0.4173
chi2(1)
Pr>chi2
. tabodds kepuasan wilayah , or
--------------------------------------------------------------------------wilayah | Odds Ratio
chi2
P>chi2
[95% Conf. Interval]
-------------+------------------------------------------------------------0 |
1.000000
.
.
.
.
1 |
1.362229
0.84
0.3580
0.702795
2.640411
---------------------------------------------------------------------------
Test of homogeneity (equal odds): chi2(1)
Pr>chi2
Score test for trend of odds:
chi2(1)
Pr>chi2
=
=
=
=
0.84
0.3580
0.84
0.3580
. tabodds kepuasan rn19a , or
--------------------------------------------------------------------------rn19a | Odds Ratio
chi2
P>chi2
[95% Conf. Interval]
-------------+------------------------------------------------------------0 |
1.000000
.
.
.
.
1.Yes |
0.993794
0.00
0.9853
0.512952
1.925378
---------------------------------------------------------------------------
Test of homogeneity (equal odds): chi2(1)
Pr>chi2
Score test for trend of odds:
chi2(1)
Pr>chi2
=
=
=
=
0.00
0.9853
0.00
0.9853
74
. tabodds kepuasan type , or
--------------------------------------------------------------------------type | Odds Ratio
chi2
P>chi2
[95% Conf. Interval]
-------------+------------------------------------------------------------0 |
1.000000
.
.
.
.
1 |
3.585484
6.05
0.0139
1.207898 10.643030
---------------------------------------------------------------------------
Test of homogeneity (equal odds): chi2(1)
Pr>chi2
Score test for trend of odds:
chi2(1)
Pr>chi2
=
=
=
=
6.05
0.0139
6.05
0.0139
. tabodds kepuasan lamainap , or
--------------------------------------------------------------------------lamainap | Odds Ratio
chi2
P>chi2
[95% Conf. Interval]
-------------+------------------------------------------------------------0 |
1.000000
.
.
.
.
1 |
0.646825
0.97
0.3246
0.269988
1.549636
---------------------------------------------------------------------------
Test of homogeneity (equal odds): chi2(1)
Pr>chi2
Score test for trend of odds:
chi2(1)
Pr>chi2
=
=
=
=
0.97
0.3246
0.97
0.3246
. tabodds kepuasan rn10 , or
--------------------------------------------------------------------------rn10 | Odds Ratio
chi2
P>chi2
[95% Conf. Interval]
-------------+------------------------------------------------------------1.Sickn~s |
1.000000
.
.
.
.
2.Accid~t |
3.467890
2.93
0.0867
0.761209 15.798903
3.Givin~h |
9.743119
13.19
0.0003
2.148731 44.178812
5.Opera~n |
3.137615
2.42
0.1199
0.685761 14.355761
95.Othe~y |
1.321101
0.06
0.8062
0.141863 12.302776
---------------------------------------------------------------------------
Test of homogeneity (equal odds): chi2(4)
Pr>chi2
=
=
16.46
0.0025
Score test for trend of odds:
=
=
0.02
0.8989
chi2(1)
Pr>chi2
. tabodds kepuasan treatment , or
--------------------------------------------------------------------------treatment | Odds Ratio
chi2
P>chi2
[95% Conf. Interval]
-------------+------------------------------------------------------------0 |
1.000000
.
.
.
.
1 |
0.640650
0.34
0.5619
0.140502
2.921190
---------------------------------------------------------------------------
Test of homogeneity (equal odds): chi2(1)
Pr>chi2
=
=
0.34
0.5619
Score test for trend of odds:
=
=
0.34
0.5619
chi2(1)
Pr>chi2
75
. logistic kepuasan cov53b if wilayah==0
Logistic regression
Number of obs
Log likelihood = -61.263402
Pseudo R2
LR chi2(1)
Prob > chi2
=
=
=
=
126
0.18
0.6755
0.0014
-----------------------------------------------------------------------------kepuasan | Odds Ratio
Std. Err.
z
P>|z|
[95% Conf. Interval]
-------------+---------------------------------------------------------------cov53b |
.8232558
.3843668
-0.42
0.677
.3297012
2.05565
_cons |
4.777778
1.751347
4.27
0.000
2.32921
9.800386
------------------------------------------------------------------------------
. logistic kepuasan pendidikan if wilayah==0
Logistic regression
Log likelihood = -61.054231
Number of obs
=
126
LR chi2(1)
=
0.59
Prob > chi2
=
0.4411
Pseudo R2
=
0.0048
-----------------------------------------------------------------------------kepuasan | Odds Ratio
Std. Err.
z
P>|z|
[95% Conf. Interval]
-------------+---------------------------------------------------------------pendidikan |
.7017045
.3213875
-0.77
0.439
.2859537
1.72192
_cons |
4.923077
1.497684
5.24
0.000
2.71198
8.936897
------------------------------------------------------------------------------
. logistic kepuasan exp1 if wilayah==0
Logistic regression
Log likelihood = -61.191795
Number of obs
=
126
LR chi2(1)
=
0.32
Prob > chi2
=
0.5726
Pseudo R2
=
0.0026
-----------------------------------------------------------------------------kepuasan | Odds Ratio
Std. Err.
z
P>|z|
[95% Conf. Interval]
-------------+---------------------------------------------------------------exp1 |
1.29434
.5941352
0.56
0.574
.5264108
3.182524
_cons |
3.785714
1.137583
4.43
0.000
2.100715
6.822265
------------------------------------------------------------------------------
. logistic kepuasan rn19a if wilayah==0
Logistic regression
Number of obs
=
126
LR chi2(1)
=
=
0.46
0.4973
Pseudo R2
=
0.0038
Prob > chi2
Log likelihood = -61.120623
-----------------------------------------------------------------------------kepuasan | Odds Ratio
Std. Err.
z
P>|z|
[95% Conf. Interval]
-------------+---------------------------------------------------------------rn19a |
.7304348
.3405535
-0.67
0.500
.2929021
1.821547
_cons |
5.111111
1.86293
4.48
0.000
2.501866
10.44159
------------------------------------------------------------------------------
76
. logistic kepuasan type if wilayah==0
note: type != 0 predicts success perfectly
type dropped and 17 obs not used
Logistic regression
Number of obs
LR chi2(0)
Prob > chi2
Log likelihood = -57.45827
Pseudo R2
=
=
=
=
109
-0.00
.
-0.0000
. logistic kepuasan lamainap if wilayah==0
Logistic regression
Number of obs
LR chi2(1)
Prob > chi2
Log likelihood = -60.601561
Pseudo R2
=
=
=
=
126
1.50
0.2208
0.0122
-----------------------------------------------------------------------------kepuasan | Odds Ratio
Std. Err.
z
P>|z|
[95% Conf. Interval]
-------------+---------------------------------------------------------------type |
1 (omitted)
_cons |
3.541667
.8186643
5.47
0.000
2.251389
5.571407
------------------------------------------------------------------------------
-----------------------------------------------------------------------------kepuasan | Odds Ratio
Std. Err.
z
P>|z|
[95% Conf. Interval]
-------------+---------------------------------------------------------------lamainap |
.5034483
.2970692
-1.16
0.245
.1583752
1.600378
_cons |
7.25
3.866927
3.71
0.000
2.548785
20.62257
------------------------------------------------------------------------------
. logistic kepuasan i.rn10 if wilayah==0
note: 3.rn10 != 0 predicts success perfectly
3.rn10 dropped and 21 obs not used
note: 5.rn10 != 0 predicts success perfectly
5.rn10 dropped and 10 obs not used
note: 95.rn10 != 0 predicts success perfectly
95.rn10 dropped and 1 obs not used
Logistic regression
Number of obs
LR chi2(1)
Prob > chi2
Log likelihood = -52.428982
Pseudo R2
=
=
=
=
94
1.95
0.1631
0.0182
. logistic kepuasan treatment if wilayah==0
Logistic regression
Number of obs
LR chi2(1)
Prob > chi2
Log likelihood = -61.325875
Pseudo R2
=
=
=
=
126
0.05
0.8226
0.0004
-----------------------------------------------------------------------------kepuasan | Odds Ratio
Std. Err.
z
P>|z|
[95% Conf. Interval]
-------------+---------------------------------------------------------------rn10 |
2 |
2.75
2.190941
1.27
0.204
.5769995
13.1066
3 |
1 (empty)
5 |
1 (empty)
95 |
1 (empty)
|
_cons |
2.545455
.6404825
3.71
0.000
1.554489
4.168148
------------------------------------------------------------------------------
-----------------------------------------------------------------------------kepuasan | Odds Ratio
Std. Err.
z
P>|z|
[95% Conf. Interval]
-------------+---------------------------------------------------------------treatment |
.8363636
.6775702
-0.22
0.825
.1709244
4.092476
_cons |
5
3.872983
2.08
0.038
1.09555
22.81959
------------------------------------------------------------------------------
77
. logistic kepuasan cov53b if wilayah==1
Logistic regression
Log likelihood = -53.916925
Number of obs
LR chi2(1)
Prob > chi2
Pseudo R2
=
=
=
=
129
0.00
0.9536
0.0000
-----------------------------------------------------------------------------kepuasan | Odds Ratio
Std. Err.
z
P>|z|
[95% Conf. Interval]
-------------+---------------------------------------------------------------cov53b |
1.031674
.5518825
0.06
0.954
.361578
2.94363
_cons |
5.666667
2.509242
3.92
0.000
2.379081
13.49727
------------------------------------------------------------------------------
. logistic kepuasan pendidikan if wilayah==1
Logistic regression
Log likelihood =
-53.76636
Number of obs
LR chi2(1)
Prob > chi2
Pseudo R2
=
=
=
=
129
0.30
0.5811
0.0028
-----------------------------------------------------------------------------kepuasan | Odds Ratio
Std. Err.
z
P>|z|
[95% Conf. Interval]
-------------+---------------------------------------------------------------pendidikan |
1.324009
.6694234
0.56
0.579
.4914969
3.566657
_cons |
4.875
1.892109
4.08
0.000
2.278253
10.43151
------------------------------------------------------------------------------
. logistic kepuasan exp1 if wilayah==1
Logistic regression
Log likelihood = -53.817248
Number of obs
LR chi2(1)
Prob > chi2
Pseudo R2
=
=
=
=
129
0.20
0.6525
0.0019
-----------------------------------------------------------------------------kepuasan | Odds Ratio
Std. Err.
z
P>|z|
[95% Conf. Interval]
-------------+---------------------------------------------------------------exp1 |
1.252174
.6241748
0.45
0.652
.471372
3.326332
_cons |
5.111111
1.86293
4.48
0.000
2.501866
10.44159
------------------------------------------------------------------------------
. logistic kepuasan rn19a if wilayah==1
Logistic regression
Log likelihood = -53.655113
Number of obs
LR chi2(1)
Prob > chi2
Pseudo R2
=
=
=
=
129
0.53
0.4679
0.0049
-----------------------------------------------------------------------------kepuasan | Odds Ratio
Std. Err.
z
P>|z|
[95% Conf. Interval]
-------------+---------------------------------------------------------------rn19a |
1.435185
.7148223
0.73
0.468
.5406923
3.80948
_cons |
4.8
1.668532
4.51
0.000
2.428591
9.486984
------------------------------------------------------------------------------
78
. logistic kepuasan type if wilayah==1
Logistic regression
Log likelihood = -53.013925
Number of obs
LR chi2(1)
Prob > chi2
Pseudo R2
=
=
=
=
129
1.81
0.1786
0.0168
-----------------------------------------------------------------------------kepuasan | Odds Ratio
Std. Err.
z
P>|z|
[95% Conf. Interval]
-------------+---------------------------------------------------------------type |
2.142857
1.278466
1.28
0.201
.6655053
6.899774
_cons |
4.666666
1.327766
5.41
0.000
2.67191
8.15064
------------------------------------------------------------------------------
. logistic kepuasan lamainap if wilayah==1
Logistic regression
Log likelihood = -53.886139
Number of obs
LR chi2(1)
Prob > chi2
Pseudo R2
=
=
=
=
129
0.06
0.7988
0.0006
-----------------------------------------------------------------------------kepuasan | Odds Ratio
Std. Err.
z
P>|z|
[95% Conf. Interval]
-------------+---------------------------------------------------------------lamainap |
.84375
.5703553
-0.25
0.802
.2242959
3.173994
_cons |
6.666667
4.127595
3.06
0.002
1.981055
22.43474
------------------------------------------------------------------------------
. logistic kepuasan i.rn10 if wilayah==1
note: 2.rn10 != 0 predicts success perfectly
2.rn10 dropped and 7 obs not used
Logistic regression
Log likelihood = -49.747614
Number of obs
LR chi2(3)
Prob > chi2
Pseudo R2
=
=
=
=
122
6.04
0.1095
0.0573
-----------------------------------------------------------------------------kepuasan | Odds Ratio
Std. Err.
z
P>|z|
[95% Conf. Interval]
-------------+---------------------------------------------------------------rn10 |
2 |
1 (empty)
3 |
5.018868
3.941049
2.05
0.040
1.076968
23.38885
5 |
1.188679
.9955198
0.21
0.836
.230241
6.136866
95 |
.7924528
.9455227
-0.19
0.845
.0764459
8.214719
|
_cons |
3.785714
1.137583
4.43
0.000
2.100715
6.822265
------------------------------------------------------------------------------
. logistic kepuasan treatment if wilayah==1
note: treatment != 1 predicts success perfectly
treatment dropped and 5 obs not used
Logistic regression
Number of obs
LR chi2(0)
Prob > chi2
Log likelihood = -53.104737
Pseudo R2
=
=
=
=
124
0.00
.
0.0000
-----------------------------------------------------------------------------kepuasan | Odds Ratio
Std. Err.
z
P>|z|
[95% Conf. Interval]
-------------+---------------------------------------------------------------treatment |
1 (omitted)
_cons |
5.526316
1.377765
6.86
0.000
3.39018
9.00842
------------------------------------------------------------------------------
79
. logistic kepuasan cov53b pendidikan exp1 wilayah rn19a type
lamainap i.rn10 treatment
Logistic regression
Log likelihood = -96.962819
Number of obs
LR chi2(12)
Prob > chi2
Pseudo R2
=
=
=
=
255
37.46
0.0002
0.1619
-----------------------------------------------------------------------------kepuasan | Odds Ratio
Std. Err.
z
P>|z|
[95% Conf. Interval]
-------------+---------------------------------------------------------------cov53b |
.5850619
.2362576
-1.33
0.184
.2651384
1.291014
pendidikan |
.6415914
.2630622
-1.08
0.279
.2872453
1.433059
exp1 |
1.760608
.6884077
1.45
0.148
.8181598
3.788675
wilayah |
1.024133
.4028564
0.06
0.952
.4737231
2.214052
rn19a |
1.546058
.6004512
1.12
0.262
.7221706
3.309876
type |
5.599274
3.300828
2.92
0.003
1.763356
17.77966
lamainap |
.4896196
.2351354
-1.49
0.137
.1910191
1.254991
|
rn10 |
2 |
4.113292
3.254173
1.79
0.074
.8725158
19.39125
3 |
18.91779
14.93533
3.72
0.000
4.025861
88.89597
5 |
2.306112
1.853381
1.04
0.298
.4772929
11.14232
95 |
1.323147
1.623454
0.23
0.819
.1194579
14.65553
|
treatment |
.6313097
.5298379
-0.55
0.584
.1218586
3.270608
_cons |
5.744415
5.675426
1.77
0.077
.8284513
39.83131
------------------------------------------------------------------------------
Download