KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP DI FASILITAS KESEHATAN WILAYAH INDONESIA TIMUR (Analisis Data IFLS East 2012) Tesis Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Strata 2 Minat Kebijakan dan Manajemen Pelayanan Kesehatan Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Diajukan oleh: Sitti Hajjar NIM : 13/357815/PKU/14173 Kepada PROGRAM PASCA SARJANA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS GADJA MADA YOGYAKARTA 2015 i 27 D. Hipotesis Penelitian 1. Karakteristik pasien (jenis kelamin, tingkat pendidikan, status ekonomi, domisili) berhubungan terhadap kepuasan pasien rawat inap di fasilitas kesehatan wilayah Indonesia Timur. 2. Pasien rawat inap yang menggunakan jaminan pembiayaan lebih puas daripada yang tidak menggunakan jaminan pembiayaan rawat inap di fasilitas kesehatan wilayah Indonesia Timur. 3. Pasien rawat inap pada fasilitas kesehatan swasta lebih puas daripada fasilitas kesehatan pemerintah di wilayah Indonesia Timur. 4. Pasien dengan hari rawat yang pendek lebih puas dibanding dengan pasien yang hari rawat lama di fasilitas kesehatan wilayah Indonesia Timur. 5. Pasien yang di rawat dengan alasan melahirkan lebih puas dibandingkan dengan pasien alasan lain di fasilitas kesehatan wilayah Indonesia Timur. 6. Pasien rawat inap merasa puas terhadap jenis pelayanan medik dan pelayanan penunjang medik di fasilitas kesehatan wilayah Indonesia Timur. 33 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Karakteristik Responden Analisis univariat dideskripsikan distribusi frekuensi untuk semua variabel penelitian yang terdiri dari kepuasan pasien rawat inap, karakteristik responden (jenis kelamin, tingkat pendidikan, status ekonomi dan domisili), jaminan pembiayaan, fasilitas kesehatan, lama hari rawat, alasan dirawat inap dan jenis pelayanan. Tabel 2. Distribusi frekuensi berdasarkan karakteristik responden Variabel Kepuasan pasien rawat inap Tidak puas Puas Karaktersitik responden Jenis kelamin Laki-laki Perempuan Tingkat pendidikan Pendidikan dasar Pendidikan lanjutan Status ekonomi Ekonomi rendah Ekonomi tinggi Domisili Pedesaan Perkotaan Jaminan pembiayaan Tidak menggunakan Menggunakan Fasilitas kesehatan Faskes pemerintah Faskes swasta Lama hari rawat LOS > 6 hari LOS < 6 hari Alasan di rawat inap Sakit Kecelakaan Melahirkan Operasi Lainnya Jenis pelayanan Pelayanan medik Pelayanan medik dan penunjang medik n % 43 212 16.86 83.14 92 163 36.08 63.92 124 131 48.63 51.37 122 133 47.84 52.16 126 129 49.41 50.59 113 142 44.31 55,69 194 61 76.08 23.92 56 199 21.96 78.04 145 23 61 21 5 56.86 9.02 23.92 8.24 1.96 17 238 6.67 93.33 34 Berdasarkan Tabel 2, kepuasan pasien rawat inap pada fasilitas kesehatan di wilayah Indonesia Timur menunjukkan bahwa lebih dari 80% pasien yang dirawat inap merasa puas terhadap pelayanan rawat inap dan 16,86% merasa tidak puas terhadap pelayanan rawat inap. Jenis kelamin perempuan yang terbanyak memanfaatkan rawat inap sebesar 63,92% dan laki-laki sebesar 36,08%, hal ini dapat terjadi karena pada umumnya perempuan lebih memperhatikan kondisi kesehatannya, mempunyai insidensi terhadap penyakit yang lebih tinggi, selain itu angka kerja perempuan lebih rendah maka kesediaan meluangkan waktu untuk pelayanan kesehatan lebih banyak. Kelompok perempuan biasanya menggunakan jasa atau produk pelayanan kesehatan lebih banyak dibandingkan laki-laki (Suprianto & Ernawati, 2010). Tingkat pendidikan pasien rawat inap relatif berimbang, ini dibuktikan dengan selisih yang tidak terlaluh jauh antara pendidikan dasar dan pendidikan lanjutan dimana tingkat pendidikan lanjutan sebesar 51,37% dan tingkat pendidikan dasar sebesar 48,63%. Menurut Pourreza dkk (2011) tingkat pendidikan berpengaruh positif terhadap kebutuhan akan pelayanan kesehatan. Pasien dengan tingkat pendidikan tinggi dua kali lebih banyak mencari perawatan di fasilitas pelayanan kesehatan dibandingkan dengan pasien dengan pendidikan dasar. Pendidikan yang lebih tinggi akan memilih pelayanan kesehatan yang aman dan cepat (Trisnantoro, 2005). Status ekonomi tinggi yang terbanyak rawat inap sebesar 52,16% dan status ekonomi rendah sebesar 47,84%. Perbedaan status ekonomi akan berdampak pada akses masyarakat ke layanan kesehatan, pasien dengan pengeluaran yang tinggi kemungkinan dapat dengan mudah mengakses pelayanan kesehatan untuk rawat inap yang lebih baik dan berkualitas, bahkan dapat memilih layanan fasilitas kesehatan yang terbaik dan memuaskan. Domisili pasien rawat inap di pedesaan sebesar 49,41% dan perkotaan sebesar 50,59%, ini menunjukkan bahwa peluang sakit antara di desa dan kota hampir sama besarnya, dengan hampir seimbangnya jumlah antara pasien di desa dan kota, diharapkan tidak ada dominasi responden baik di desa maupun dikota sehingga data yang terkumpul dapat mewakili keadaan dari desa dan kota. 35 Jaminan pembiayaan terbanyak pada pasien yang menggunakan jaminan pembiayaan sebesar 55,69% dan pasien yang tidak menggunakan jaminan pembiayaan sebesar 44,31%. Pasien yang membayar sendiri pembiayaan kesehatannya merupakan pasien yang memiliki kamampuan ekonomi yang lebih tinggi dibandingkan dengan pasien yang lain. Dimungkinkan bahwa pasien yang mampu membayar sendiri, tuntutan tingkat kepuasan akan lebih tinggi dibanding yang dibiayai dalam hal ini oleh asuransi. Fasilitas kesehatan untuk pasien rawat inap jauh lebih banyak ditemukan pada pemanfaatan fasilitas kesehatan pemerintah yaitu sebesar 76,08% dan fasilitas kesehatan swasta hanya sebesar 23,92%. Pemanfaatan pasien rawat inap tertinggi yang diperoleh oleh fasilitas kesehatan pemerintah sebagai pilihan terbanyak masyarakat dalam pelayanan rawat inap harus diapresiasi dengan melakukan peningkatan kualitas pelayanan yang diberikan kepada masyarakat. Lama hari rawat menunjukkan bahwa pasien rawat inap dengan LOS < 6 sebesar 78,04% dan pasien rawat inap dengan LOS > 6 sebesar 21,96%. Dari aspek medis, semakin panjang lama hari rawat maka bisa menunjukkan kinerja kualitas medis yang kurang baik karena pasien harus dirawat lebih lama (lama kesembuhan). Berdasarkan aspek ekonomis, semakin panjang lama hari rawat, berarti semakin tinggi biaya yang nantinya harus dibayar oleh pasien dan diterima oleh rumah sakit (Sudra, 2010). Alasan responden dirawat inap dibedakan menjadi lima kategori dan persentase terbanyak alasan pasien di rawat inap karena sakit sebanyak 56.86%, alasan karena kecelakaan sebesar 9.02%, melahirkan sebesar 23.92%, operasi sebesar 8.24% dan alasan dirawat inap lainnya sebesar 1.96%. Jenis pelayanan pasien rawat inap yang terbanyak pada pelayanan medik dan penunjang medik. Pasien yang menjalani rawat inap mencari kesembuhan dengan mendapatkan pelayanan medik dan penunjang medik secara maksimal seperti yang diharapkan pasien rawat inap. Jenis pelayanan medik meliputi pemeriksaan kesehatan, suntik, operasi, drip infusion, dan lainnya dan pelayanan penunjang medik terdiri dari pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan rontgen, farmasi dan fisioterapi. 36 2. Hubungan antara karakteristik responden dan kepuasan pasien Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan dan signifikansi antara masing-masing variabel bebas atau karakteristik responden dengan tingkat kepuasan responden terhadap pelayanan rawat inap di fasilitas kesehatan wilayah Indonesia Timur. Uji statistik yang digunakan uji chi square (X2) dengan perhitungan Odds Ratio (OR) dengan Confidence Interval (CI) (95%) tingkat kemaknaan p-value<0,05 Tabel 3. Hasil analisis antara independent variabel terhadap dependent variabel Variabel Karaktersitik responden Jenis kelamin Laki-laki Perempuan Tingkat pendidikan Pendidikan dasar Pendidikan lanjutan Status ekonomi Ekonomi rendah Ekonomi tinggi Domisili Pedesaan Perkotaan Jaminan pembiayaan Tidak menggunakan Menggunakan Fasilitas kesehatan Faskes pemerintah Faskes swasta Lama hari rawat LOS > 6 hari LOS < 6 hari Alasan di rawat inap Sakit Kecelakaan Melahirkan Operasi Lainnya Jenis pelayanan Pelayanan medik Pelayanan medik dan penunjang medik Kepuasan Pasien Rawat Inap Pvalue OR CI 83.70 82.82 0.85 0.9 (0.4-1.8) 16.94 16.79 83.06 83.21 0.97 1.0 (0.5-1.9) 122 133 18.85 15.04 81.15 84.96 0.41 1.3 (0.6-2.5) 126 129 19.05 14.73 80.95 85.27 0.35 1.3 (0.7-2.6) 113 142 16.81 16.90 83.19 83.10 0.98 0.9 (0.5-1.9) 194 61 20.10 6.56 79.90 93.44 0.01 3.5 (1.2-0.6)* 56 199 12.50 18.09 87.50 81.91 0.32 0.6 (0.2-1.5) 145 23 61 21 5 24.83 8.70 3.28 9.52 20.00 75.17 91.30 96.72 90.48 80.00 0.08 0.00 0.11 0.80 3.4 9.7 3.1 1.3 (0.7-15.7) (2.1-44.1)* (0.6-14.3) (0.1-12.3) 17 238 11.76 17.23 88.24 82.77 0.56 0.6 (0.1-2.9) N Tidak Puas (%) Puas (%) 92 163 16.30 17.18 124 131 37 Berdasarkan Tabel 3 karakteristik responden variabel jenis kelamin memiliki nilai p-value=0.85 ini membuktikan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara jenis kelamin dengan kepuasan pasien rawat inap. Laki-laki merasakan tingkat kepuasan yang lebih tinggi ketika di rawat inap dibanding perempuan. Ini menjelaskan bahwa perempuan cenderung menunjukkan kecemasan yang berlebihan, lebih rewel sehingga dapat memicu ketidakpuasan yang lebih besar daripada laki-laki (Lumenta, 1989). Tingkat pendidikan memiliki nilai p-value=0.97 ini membuktikan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan dengan kepuasan pasien rawat inap. Kepuasan pasien rawat inap berdasarkan tingkat pendidikan dasar dan tingkat pendidikan lanjutan menunjukkan kepuasan yang hampir sama dengan persentase kepuasan yang tidak berbeda jauh, ini menjelaskan bahwa pasien dengan pendidikan dasar maupun pendidikan lanjutan telah kritis terhadap pelayanan yang diberikan selama rawat inap serta memiliki keberanian untuk mengutarakan kekurangan yang ada dalam pelayanan yang diberikan. Pasien yang memiliki pendidikan rendah belum tentu memiliki pengetahuan atau informasi yang kurang mengenai kesehatan sedangkan pendidikan yang lebih tinggi akan memilih pelayanan kesehatan yang aman dan cepat (Trisnantoro, 2005). Status ekonomi memiliki nilai p-value=0.41 ini membuktikan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara status ekonomi dengan kepuasan pasien rawat inap. Status ekonomi tinggi yang lebih puas ketika di rawat inap dibanding status ekonomi rendah, ini menjelaskan bahwa perbedaan status ekonomi akan berdampak pada akses masyarakat ke layanan kesehatan, pasien dengan pengeluaran yang tinggi kemungkinan dapat dengan mudah mengakses pelayanan kesehatan untuk rawat inap yang lebih baik dan berkualitas, bahkan dapat memilih layanan fasilitas kesehatan yang terbaik dan memuaskan. Domisili pedesaan dan perkotaan memiliki nilai p-value=0.35 ini membuktikan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara domisili pedesaan dan perkotaan dengan kepuasan pasien rawat inap. Domisili di perkotaan yang lebih puas terhadap pelayanan rawat inap dibanding domisili pedesaan. Secara umum sarana dan prasarana serta jumlah tenaga kesehatan cukup memadai di 38 perkotaan serta dengan mudah masyarakat di wilayah perkotaan dapat mengakses dengan cepat pelayanan kesehatan disaat mereka memerlukannya. Jaminan pembiayaan memiliki nilai p-value=0.98 ini membuktikan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara jaminan pembiayaan dengan kepuasan pasien rawat inap. Kepuasan pasien rawat inap berdasarkan jaminan pembiayaan baik yang menggunakan maupun yang tidak menggunakan jaminan pembiayaan menunjukkan kepuasan yang hampir sama dengan persentase tingkat kepuasan rawat inap yang tidak berbeda jauh, ini membuktikan bahwa pasien memiliki kemampuan untuk membayar dengan menginginkan kualitas pelayanan yang terbaik untuk harga yang telah mereka bayar. Pasien yang tidak menggunakan jaminan pembiayaan karena memiliki kemampuan untuk membayar sendiri tuntutan tingkat kepuasannya akan lebih tinggi dibanding pasien yang menggunakan jaminan pembiayaan. Masyarakat mencari layanan kesehatan berkualitas dan efisien dalam biaya pelayanan kesehatan. Fasilitas kesehatan memiliki nilai p-value=0.01 ini membuktikan bahwa ada hubungan yang bermakna antara fasilitas kesehatan dengan kepuasan pasien rawat inap. Berdasarkan fasilitas kesehatan terhadap kepuasan pasien rawat inap, pasien lebih banyak yang memanfaatkan fasilitas kesehatan pemerintah dibanding fasilitas kesehatan swasta namun pasien lebih puas terhadap pelayanan fasilitas kesehatan swasta dibanding fasilitas kesehatan pemerintah. Data ini membuktikan bahwa fasilitas kesehatan milik swasta mampu memberikan pelayanan yang berkualitas dibandingkan fasilitas kesehatan pemerintah. Pasien sekarang cenderung kritis dan menuntut pelayanan yang berkualitas, baik di pelayanan kesehatan pemerintah maupun swasta. Fasilitas kesehatan swasta dapat memberikan pelayanan yang sesuai dengan tuntutan pasien dengan hasil yang memuaskan, kinerja tenaga kesehatan di rumah sakit swasta lebih baik dibanding rumah sakit pemerintah (Trisnantoro, 2005). Lama hari rawat memiliki nilai p-value=0.32 ini membuktikan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara Lama hari rawat dengan kepuasan pasien rawat inap. Kepuasan pasien rawat inap dengan lama hari rawat LOS > 6 lebih besar dibandingkan dengan lama hari rawat LOS < 6 hari. Lama hari rawat 39 ditentukan oleh tim medis dokter dan perawat, dengan melihat kondisi fisik pasien, jenis penyakit, dan kestabilan pasien dalam menerima pengobatan dan perawatan dari rumah sakit. Pasien dengan jenis penyakit yang sama, sangat dimungkinkan mempunyai lama perawatan yang berbeda, hal tersebut dipengaruhi secara emosional bagaimana penerimaan diri pasien terhadap penyakit yang dideritanya (Oroh, 2014). Alasan pasien di rawat inap karena melahirkan memiliki nilai p-value=0.00 ini membuktikan bahwa ada hubungan yang bermakna antara alasan pasien di rawat inap karena melahirkan dengan kepuasan pasien rawat inap. Alasan pasien rawat inap karena melahirkan yang lebih puas terhadap pelayanan rawat inap dibandingkan dengan yang lainnya. Pemanfaatan fasilitas kesehatan sebagai tempat persalinan merupakan bagian dari pemanfaatan pelayanan kesehatan ibu dan bayi yaitu pertolongan persalinan yang komprehensif sebagai salah satu upaya untuk mengurangi angka kematian ibu dan bayi. Persalinan yang dilakukan di fasilitas kesehatan dengan ketersediaan tenaga kesehatan terlatih, peralatan dan obat-obatan lebih memberikan jaminan kesehatan daripada persalinan yang dilakukan dirumah (Nofitasari & Mahawati, 2010). Jenis pelayanan memiliki nilai p-value=0.56 ini membuktikan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara jenis pelayanan dengan kepuasan pasien rawat inap. Jenis pelayanan medik yang lebih puas dibanding pelayanan medik dan penunjang medik. Pelayanan medik adalah pelayanan yang bersifat individu yang diberikan oleh tenaga medis dan perawat berupa pemeriksaan, konsultasi dan tindakan medik. Pelayanan penunjang medik merupakan pelayanan kepada pasien untuk membantu penegakkan dianosis dan terapi. Dalam faktor tindakan pelayanan medik dan pelayanan non medik pasien rawat inap akan puas bila diberikan penjelasan dan informasi serta bersama dalam memutuskan tindakan pelayanan yang akan dilakukan atas dirinya (Donabedian, 1988). 40 3. Perbandingan Odds Ratio Kepuasan Pasien Rawat Inap dengan Variabel Independen Menurut Domisili Desa dan Kota Perbandingan odds ratio kepuasan pasien rawat inap dengan variabel independen menurut domisili desa dan kota dibuat dalam penelitian ini untuk melihat seberapa besar pengaruh jenis kelamin, tingkat pendidikan, status ekonomi, jaminan pembiayaan, fasilitas kesehatan, lama hari rawat, alasan dirawat inap dan jenis pelayanan terhadap kepuasan pasien rawat inap menurut domisili desa dan kota. Tabel 4. Perbandingan odds ratio kepuasan pasien rawat inap dengan variabel independen menurut domisili desa dan kota Variabel Jenis kelamin Laki-laki Perempuan Tingkat pendidikan Pendidikan dasar Pendidikan lanjutan Status ekonomi Ekonomi rendah Ekonomi tinggi Jaminan pembiayaan Tidak menggunakan Menggunakan Fasilitas kesehatan Faskes pemerintah Faskes swasta Lama hari rawat LOS > 6 hari LOS < 6 hari Alasan di rawat inap Sakit Kecelakaan Melahirkan Operasi Lainnya Jenis pelayanan Pelayanan medik Pelayanan medik dan penunjang medik Odds Ratio Desa Kota CI Odds Ratio 0.82 0.32-2.05 1.03 0.70 0.28-1.72 1.32 0.49-3.56 1.29 0.52-3.18 1.25 0.47-3.32 0.73 0.29-1.82 1 0.50 0.15-1.60 2.75 0.57-13.10 0.83 0.17-4.09 1.43 CI 0.36-2.94 0.54-3.80 2.14 0.66-6.89 0.84 0.22-3.17 5.01 1.18 0.79 1.07-23.38 0.23-6.13 0.07-8.21 1 41 Tabel 4 menyajikan perbandingan odds ratio kepuasan pasien rawat inap menurut domisili kota berdasarkan variabel jenis kelamin 1 kali lipat tingkat kepuasannya dibandingkan domisili di pedesaan. Kepuasan pasien rawat inap menurut domisili kota berdasarkan variabel tingkat pendidikan 1 kali lipat tingkat kepuasannya dibandingkan domisili di pedesaan. Tingkat pendidikan penduduk dipedesaan yang relatif masih rendah dan di kota. Perbandingan odds ratio status ekonomi menurut domisili desa dan kota tidak memperlihatkan perbedaan yang berarti terhadap kepuasan pasien rawat inap. Kemampuan ekonomi untuk membayar biaya pelayanan mempermudah masyarakat untuk mengakses pelayanan kesehatan. Kepuasan pasien rawat inap menurut domisili di wilayah perkotaan berdasarkan variabel jaminan pembiayaan 1 kali lipat tingkat kepuasannya dibandingkan domisili di wilayah pedesaan. Kepuasan pasien rawat inap domisili kota berdasarkan fasilitas kesehatan di fasilitas swasta memiliki 2 kali lipat tingkat kepuasannya dibandingkan domisili di pedesaan, ini dapat disebabkan karena keberadaan fasilitas kesehatan swasta di desa terbatas, masyarakat di kota sudah mengarah memanfaatkan pelayanan kesehatan moderen untuk rawat inap dengan memanfaatkan rumah sakit swasta. Fasilitas kesehatan pemerintah lebih terkonsentrasi di daerah pedesaan. Perbandingan odds ratio lama hari rawat menurut domisili wilayah desa dan kota tidak memperlihatkan perbedaan yang berarti terhadap kepuasan pasien rawat inap. Kepuasan pasien rawat inap domisili kota berdasarkan alasan karena melahirkan memiliki 5 kali lipat tingkat kepuasannya dibandingkan domisili di pedesaan. Kepuasan pasien rawat inap menurut domisili kota berdasarkan variabel jenis pelayanan 1 kali lipat tingkat kepuasannya dibandingkan domisili di pedesaan, ini dapat dimungkinkan karena keterbatasan peralatan kesehatan medik dan penunjang medik di pedesaan. 42 5. Analisis Regresi Logistik Kepuasan Pasien Rawat Inap Analisis regresi logistik kepuasan pasien rawat inap dilakukan untuk menilai pengaruh variabel independen meliputi karakteristik responden (jenis kelamin, tingkat pendidikan, status ekonomi dan domisili), jaminan pembiayaan, fasilitas kesehatan, lama hari rawat, alasan dirawat inap dan jenis pelayanan. Odds ratio menentukan variabel independen yang mempunyai pengaruh besar terhadap kepuasan pasien rawat inap. Tabel 5. Odds ratio kepuasan pasien berdasarkan faktor yang mempengaruhi Variabel OR P-value 95 % CI Jenis kelamin Laki-laki Perempuan Tingkat pendidikan Pendidikan dasar Pendidikan lanjutan Status ekonomi Ekonomi rendah Ekonomi tinggi Domisili Pedesaan Perkotaan Jaminan pembiayaan Tidak menggunakan Menggunakan Fasilitas kesehatan Faskes pemerintah Faskes swasta Lama hari rawat LOS > 6 hari LOS < 6 hari Alasan di rawat inap Sakit Kecelakaan Melahirkan Operasi Lainnya Jenis pelayanan Pelayanan medik Pelayanan medik dan penunjang medik 1 0.58 0.26-1.29 0.18 1 0.64 0.28-1.43 0.27 1 1.76 0.81-3.78 0.14 1 1.02 0.47-2.21 0.95 1 1.54 0.72 -3.30 0.26 1 5.59 1.76-17.77 0.00 1 0.48 1.19 -1.25 0.13 1 4.11 18,91 2.30 1.32 0.87-19.39 4.02-88.89 0.47-11.14 0.11-14.65 0.07 0.00 0.29 0.81 1 0.63 0.12-3.27 0.58 43 Berdasarkan Tabel 5 menunjukkan variabel yang memiliki hubungan yang bermakna terhadap kepuasan pasien rawat inap adalah fasilitas kesehatan OR 5.59 (95% CI= 1.76–17,77) dengan nilai p value = 0.00 dan alasan dirawat inap karena melahirkan OR 18.19 (95% CI= 4.02 – 88.89) dengan nilai p value = 0.00. Jenis kelamin tidak memiliki hubungan yang bermaknan terhadap kepuasan pasien rawat inap, hal ini membuktikan bahwa jenis kelamin laki-laki dan perempuan relatif sama dalam merasakan kepuasan. Jenis kelamin memiliki pengaruh pada pandangan terhadap jasa yang diberikan. Perempuan lebih banyak melihat penampilan secara detail, sementara laki-laki tidak mengindahkan hal tersebut. Cara mengelola hubungan untuk kaum laki-laki, mereka cenderung lebih cuek dengan hal yang dikemukakan oleh perempuan, karena itu mereka dianggap lebih fleksible dibandingkan perempuan (Gunarsa, 2008) Perempuan lebih aktif serta tuntutannya lebih tinggi terhadap masalah kesehatan serta pemeliharaan kesehatan dibanding laki-laki. Konsumsi dan selera seseorang dibentuk oleh jenis kelamin, misalnya dalam perbedaan kebutuhan, keinginan dan harapan. Tingkat pendidikan tidak memiliki hubungan yang bermakna terhadap kepuasan pasien rawat inap, semakin tinggi pendidikan seseorang maka kesempatan dia untuk memperoleh informasi dan pengetahuan akan semakin lebar, dimana melalui lama pendidikan yang ditempuh melalui jenjang sekolah, maka responden dalam hal ini pasien juga akan mendapatkan informasi (Anjaryani, 2009). Secara tidak langsung rendahnya tingkat pendidikan akan mempengaruhi tingkat pengetahuan masyarakat akan perlindungan terhadap diri dan keluarganya sehingga berdampak pada kurangnya akses perawatan dan pelayanan kesehatan (Sihombing dan Yuristianti, 2000). Pendidikan formal merupakan tolak ukur bagi seseorang untuk lebih mudah dalam memberikan persepsi dan tanggapan segala seseatu yang datang dari luar. Seseorang yang pendidikannya tinggi cenderung lebih banyak menuntut atau mengkritik pelayanan yang diterimanya jika memang menurutnya kurang puas. Berbeda dengan seseorang pendidikannya rendah ia cenderung lebih banyak menerima karena tidak tahu apa yang dibutuhkannya, asalakan sembuh sudah cukup bagi merka (Lumenta, 1999). 44 Status ekonomi tidak memiliki hubungan yang bermakna terhadap kepuasan pasien, ekonomi yang rendah memiliki pengaruh yang besar pada kesehatan. Ekonomi yang rendah berarti terbatasnya dana yang tersedia untuk penyediaan makanan bergizi, yang dapat meningkatkan resiko penyakit dan menghambat proses penyembuhan. Kondisi ini diperberat dengan kondisi lingkungan perumahan meliputi sanitasi, sumber air dan manajemen sampah yangg buruk. Hal ini didukung oleh banyaknya data dan penelitian yang membuktikan bahwa tingkat pendapatan dibawah garis kemiskinan sangat berhubungan dengan tingginya angka kesakitan dan kematian. Dalam hal kesehatan, ketika berhadapan dengan kemiskinan, seperti yang terjadi di Indoensia ketika krisis ekonomi melanda yang meningkatkan jumlah penduduk miskin, reaksi masyarakat bermacam-macam, seperti : orang miskin cenderung menghindari fasilitas kesehatan rawat jalan, menunda pelayanan rawat inap, membeli separuh atau bahkan sepertiga obat yang diresepkan sehingga tidak menjalani pengobatan total, para ibu cenderung melahirkan dengan bantuan dukun yang memperbesar resiko persalinan, serta tingkat penguguran kandungan meningkat karena biaya dan implikasi sosial ekonomi (Soendoro, 1999 cit Suryawati, 2006.) Domisili pedesaan dan perkotaan tidak memiliki hubungan yang bermakna terhadap kepuasan pasien, ini membuktikan bahwa masyarakat kota dalam beberapa hal berbeda dengan masyarakat desa, dengan demikian tuntutan dan kebutuhan terhadap fasilitas pelayanan kesehatan juga berbeda. Hal ini disebabkan oleh perbedaan karakteristik masyarakat, perilaku serta kondisi lingkungan baik fisik maupun sosial. Masyarkat kota pendidikannya relatif tinggi, tingkat sosial ekonomi yang lebih baik, pengaruh gaya hidup moderen, menyebabkan tuntutan terhadap kualitas pelayanan yang lebih tinggi. Jaminan pembiayaan tidak memiliki hubungan yang bermakna terhadap kepuasan, ini membuktikan bahwa pasien rawat inap tidak menggunakan jaminan pembiayaan disebabkan karena prosedur jaminan pembiayaan yang berbelit-belit selain itu masyarakat memiliki kemampuan menjangkau pembayaran pembiayaan kesehatan. Masyarakat menginginkan pelayanan yang ramah, cepat, tepat dan nyaman, walaupun masyarakat harus membayar lebih mahal. 45 Kepuasan pasien rawat inap berdasarkan fasilitas kesehatan pemerintah dan fasilitas kesehatan swasta memilki hubungan yang bermakna terhadap kepuasan pasien rawat inap dengan probabilitas 5,59 kali lebih besar di fasilitas kesehatan swasta. Pasien membutuhkan pelayanan yang lebih lengkap dan berkualitas untuk mendapatkan kepuasan. Kemampuan pasien untuk mengakses pelayanan kesehatan berkaitan dengan ketersediaan sarana pelayanan kesehatan serta kemampuan ekonomi untuk membayar biaya pelayanan. Lama hari rawat tidak memiliki hubungan yang bermakna terhadap kepuasan pasien rawat inap, ini membuktikan bahwa lama hari rawat dengan melihat kondisi fisik pasien, jenis penyakit dan kestabilan pasien dalam menerima pengobatan dan perawatan, pasien dengan jenis penyakit yang sama sangat dimungkinkan mempunyai lama perawatan yang berbeda, hal tersebut dipengaruhi secara emosional bagaimana penerimaan diri pasien terhadap penyakit yang dideritanya (Oroh, et.al. 2014). Kepuasan pasien rawat inap dengan alasan pasien dirawat inap terdiri dari lima item yaitu karena sakit, kecelakaan, melahirkan, operasi dan lainnya, namun yang memiliki hubungan yang bermakna terhadap kepuasan pasien rawat inap adalah alasan karena melahirkan. Persalinan yang dilakukan di klinik dengan ketersediaan tenaga kesehatan terlatih, peralatan dan obat-obatan lebih memberikan jaminan kesehatan daripada persalinan yang dilakukan di rumah (Nofitasari & Mahawati, 2010). Jenis pelayanan medik dan penunjang medik tidak memiliki hubungan yang bermakna terhadap kepuasan pasien rawat inap, ini membuktikan bahwa pasien rawat inap sebenarnya lebih membutuhkan kualitas pelayanan, pasien menghendaki dan membutuhkan sentuhan, sapaan dan kepedulian dari seseorang yang dipercaya merawatnya bukan hanya pada jenis tindakan pelayanan medik dan non medik. Selain itu seringkali di fasilitas kesehatan kurang memperhatikan implikasi sosial ekonomi dari tindakan pelayanan medik dan non medik yang diambilnya karena terfokus masalah klinis dengan dalih kepentingan pasien (Guwandi, 1996). 73 . tabodds kepuasan cov53b , or --------------------------------------------------------------------------cov53b | Odds Ratio chi2 P>chi2 [95% Conf. Interval] -------------+------------------------------------------------------------0.male | 1.000000 . . . . 1.female | 0.939239 0.03 0.8583 0.471971 1.869118 --------------------------------------------------------------------------- Test of homogeneity (equal odds): chi2(1) Pr>chi2 = = 0.03 0.8583 Score test for trend of odds: = = 0.03 0.8583 chi2(1) Pr>chi2 . tabodds kepuasan pendidikan , or --------------------------------------------------------------------------pendidikan | Odds Ratio chi2 P>chi2 [95% Conf. Interval] -------------+------------------------------------------------------------0 | 1.000000 . . . . 1 | 1.010150 0.00 0.9760 0.523617 1.948758 --------------------------------------------------------------------------- Test of homogeneity (equal odds): chi2(1) Pr>chi2 = = 0.00 0.9760 Score test for trend of odds: = = 0.00 0.9760 chi2(1) Pr>chi2 . tabodds kepuasan exp1 , or --------------------------------------------------------------------------exp1 | Odds Ratio chi2 P>chi2 [95% Conf. Interval] -------------+------------------------------------------------------------0 | 1.000000 . . . . 1 | 1.312626 0.66 0.4173 0.678887 2.537960 --------------------------------------------------------------------------- Test of homogeneity (equal odds): chi2(1) Pr>chi2 = = 0.66 0.4173 Score test for trend of odds: = = 0.66 0.4173 chi2(1) Pr>chi2 . tabodds kepuasan wilayah , or --------------------------------------------------------------------------wilayah | Odds Ratio chi2 P>chi2 [95% Conf. Interval] -------------+------------------------------------------------------------0 | 1.000000 . . . . 1 | 1.362229 0.84 0.3580 0.702795 2.640411 --------------------------------------------------------------------------- Test of homogeneity (equal odds): chi2(1) Pr>chi2 Score test for trend of odds: chi2(1) Pr>chi2 = = = = 0.84 0.3580 0.84 0.3580 . tabodds kepuasan rn19a , or --------------------------------------------------------------------------rn19a | Odds Ratio chi2 P>chi2 [95% Conf. Interval] -------------+------------------------------------------------------------0 | 1.000000 . . . . 1.Yes | 0.993794 0.00 0.9853 0.512952 1.925378 --------------------------------------------------------------------------- Test of homogeneity (equal odds): chi2(1) Pr>chi2 Score test for trend of odds: chi2(1) Pr>chi2 = = = = 0.00 0.9853 0.00 0.9853 74 . tabodds kepuasan type , or --------------------------------------------------------------------------type | Odds Ratio chi2 P>chi2 [95% Conf. Interval] -------------+------------------------------------------------------------0 | 1.000000 . . . . 1 | 3.585484 6.05 0.0139 1.207898 10.643030 --------------------------------------------------------------------------- Test of homogeneity (equal odds): chi2(1) Pr>chi2 Score test for trend of odds: chi2(1) Pr>chi2 = = = = 6.05 0.0139 6.05 0.0139 . tabodds kepuasan lamainap , or --------------------------------------------------------------------------lamainap | Odds Ratio chi2 P>chi2 [95% Conf. Interval] -------------+------------------------------------------------------------0 | 1.000000 . . . . 1 | 0.646825 0.97 0.3246 0.269988 1.549636 --------------------------------------------------------------------------- Test of homogeneity (equal odds): chi2(1) Pr>chi2 Score test for trend of odds: chi2(1) Pr>chi2 = = = = 0.97 0.3246 0.97 0.3246 . tabodds kepuasan rn10 , or --------------------------------------------------------------------------rn10 | Odds Ratio chi2 P>chi2 [95% Conf. Interval] -------------+------------------------------------------------------------1.Sickn~s | 1.000000 . . . . 2.Accid~t | 3.467890 2.93 0.0867 0.761209 15.798903 3.Givin~h | 9.743119 13.19 0.0003 2.148731 44.178812 5.Opera~n | 3.137615 2.42 0.1199 0.685761 14.355761 95.Othe~y | 1.321101 0.06 0.8062 0.141863 12.302776 --------------------------------------------------------------------------- Test of homogeneity (equal odds): chi2(4) Pr>chi2 = = 16.46 0.0025 Score test for trend of odds: = = 0.02 0.8989 chi2(1) Pr>chi2 . tabodds kepuasan treatment , or --------------------------------------------------------------------------treatment | Odds Ratio chi2 P>chi2 [95% Conf. Interval] -------------+------------------------------------------------------------0 | 1.000000 . . . . 1 | 0.640650 0.34 0.5619 0.140502 2.921190 --------------------------------------------------------------------------- Test of homogeneity (equal odds): chi2(1) Pr>chi2 = = 0.34 0.5619 Score test for trend of odds: = = 0.34 0.5619 chi2(1) Pr>chi2 75 . logistic kepuasan cov53b if wilayah==0 Logistic regression Number of obs Log likelihood = -61.263402 Pseudo R2 LR chi2(1) Prob > chi2 = = = = 126 0.18 0.6755 0.0014 -----------------------------------------------------------------------------kepuasan | Odds Ratio Std. Err. z P>|z| [95% Conf. Interval] -------------+---------------------------------------------------------------cov53b | .8232558 .3843668 -0.42 0.677 .3297012 2.05565 _cons | 4.777778 1.751347 4.27 0.000 2.32921 9.800386 ------------------------------------------------------------------------------ . logistic kepuasan pendidikan if wilayah==0 Logistic regression Log likelihood = -61.054231 Number of obs = 126 LR chi2(1) = 0.59 Prob > chi2 = 0.4411 Pseudo R2 = 0.0048 -----------------------------------------------------------------------------kepuasan | Odds Ratio Std. Err. z P>|z| [95% Conf. Interval] -------------+---------------------------------------------------------------pendidikan | .7017045 .3213875 -0.77 0.439 .2859537 1.72192 _cons | 4.923077 1.497684 5.24 0.000 2.71198 8.936897 ------------------------------------------------------------------------------ . logistic kepuasan exp1 if wilayah==0 Logistic regression Log likelihood = -61.191795 Number of obs = 126 LR chi2(1) = 0.32 Prob > chi2 = 0.5726 Pseudo R2 = 0.0026 -----------------------------------------------------------------------------kepuasan | Odds Ratio Std. Err. z P>|z| [95% Conf. Interval] -------------+---------------------------------------------------------------exp1 | 1.29434 .5941352 0.56 0.574 .5264108 3.182524 _cons | 3.785714 1.137583 4.43 0.000 2.100715 6.822265 ------------------------------------------------------------------------------ . logistic kepuasan rn19a if wilayah==0 Logistic regression Number of obs = 126 LR chi2(1) = = 0.46 0.4973 Pseudo R2 = 0.0038 Prob > chi2 Log likelihood = -61.120623 -----------------------------------------------------------------------------kepuasan | Odds Ratio Std. Err. z P>|z| [95% Conf. Interval] -------------+---------------------------------------------------------------rn19a | .7304348 .3405535 -0.67 0.500 .2929021 1.821547 _cons | 5.111111 1.86293 4.48 0.000 2.501866 10.44159 ------------------------------------------------------------------------------ 76 . logistic kepuasan type if wilayah==0 note: type != 0 predicts success perfectly type dropped and 17 obs not used Logistic regression Number of obs LR chi2(0) Prob > chi2 Log likelihood = -57.45827 Pseudo R2 = = = = 109 -0.00 . -0.0000 . logistic kepuasan lamainap if wilayah==0 Logistic regression Number of obs LR chi2(1) Prob > chi2 Log likelihood = -60.601561 Pseudo R2 = = = = 126 1.50 0.2208 0.0122 -----------------------------------------------------------------------------kepuasan | Odds Ratio Std. Err. z P>|z| [95% Conf. Interval] -------------+---------------------------------------------------------------type | 1 (omitted) _cons | 3.541667 .8186643 5.47 0.000 2.251389 5.571407 ------------------------------------------------------------------------------ -----------------------------------------------------------------------------kepuasan | Odds Ratio Std. Err. z P>|z| [95% Conf. Interval] -------------+---------------------------------------------------------------lamainap | .5034483 .2970692 -1.16 0.245 .1583752 1.600378 _cons | 7.25 3.866927 3.71 0.000 2.548785 20.62257 ------------------------------------------------------------------------------ . logistic kepuasan i.rn10 if wilayah==0 note: 3.rn10 != 0 predicts success perfectly 3.rn10 dropped and 21 obs not used note: 5.rn10 != 0 predicts success perfectly 5.rn10 dropped and 10 obs not used note: 95.rn10 != 0 predicts success perfectly 95.rn10 dropped and 1 obs not used Logistic regression Number of obs LR chi2(1) Prob > chi2 Log likelihood = -52.428982 Pseudo R2 = = = = 94 1.95 0.1631 0.0182 . logistic kepuasan treatment if wilayah==0 Logistic regression Number of obs LR chi2(1) Prob > chi2 Log likelihood = -61.325875 Pseudo R2 = = = = 126 0.05 0.8226 0.0004 -----------------------------------------------------------------------------kepuasan | Odds Ratio Std. Err. z P>|z| [95% Conf. Interval] -------------+---------------------------------------------------------------rn10 | 2 | 2.75 2.190941 1.27 0.204 .5769995 13.1066 3 | 1 (empty) 5 | 1 (empty) 95 | 1 (empty) | _cons | 2.545455 .6404825 3.71 0.000 1.554489 4.168148 ------------------------------------------------------------------------------ -----------------------------------------------------------------------------kepuasan | Odds Ratio Std. Err. z P>|z| [95% Conf. Interval] -------------+---------------------------------------------------------------treatment | .8363636 .6775702 -0.22 0.825 .1709244 4.092476 _cons | 5 3.872983 2.08 0.038 1.09555 22.81959 ------------------------------------------------------------------------------ 77 . logistic kepuasan cov53b if wilayah==1 Logistic regression Log likelihood = -53.916925 Number of obs LR chi2(1) Prob > chi2 Pseudo R2 = = = = 129 0.00 0.9536 0.0000 -----------------------------------------------------------------------------kepuasan | Odds Ratio Std. Err. z P>|z| [95% Conf. Interval] -------------+---------------------------------------------------------------cov53b | 1.031674 .5518825 0.06 0.954 .361578 2.94363 _cons | 5.666667 2.509242 3.92 0.000 2.379081 13.49727 ------------------------------------------------------------------------------ . logistic kepuasan pendidikan if wilayah==1 Logistic regression Log likelihood = -53.76636 Number of obs LR chi2(1) Prob > chi2 Pseudo R2 = = = = 129 0.30 0.5811 0.0028 -----------------------------------------------------------------------------kepuasan | Odds Ratio Std. Err. z P>|z| [95% Conf. Interval] -------------+---------------------------------------------------------------pendidikan | 1.324009 .6694234 0.56 0.579 .4914969 3.566657 _cons | 4.875 1.892109 4.08 0.000 2.278253 10.43151 ------------------------------------------------------------------------------ . logistic kepuasan exp1 if wilayah==1 Logistic regression Log likelihood = -53.817248 Number of obs LR chi2(1) Prob > chi2 Pseudo R2 = = = = 129 0.20 0.6525 0.0019 -----------------------------------------------------------------------------kepuasan | Odds Ratio Std. Err. z P>|z| [95% Conf. Interval] -------------+---------------------------------------------------------------exp1 | 1.252174 .6241748 0.45 0.652 .471372 3.326332 _cons | 5.111111 1.86293 4.48 0.000 2.501866 10.44159 ------------------------------------------------------------------------------ . logistic kepuasan rn19a if wilayah==1 Logistic regression Log likelihood = -53.655113 Number of obs LR chi2(1) Prob > chi2 Pseudo R2 = = = = 129 0.53 0.4679 0.0049 -----------------------------------------------------------------------------kepuasan | Odds Ratio Std. Err. z P>|z| [95% Conf. Interval] -------------+---------------------------------------------------------------rn19a | 1.435185 .7148223 0.73 0.468 .5406923 3.80948 _cons | 4.8 1.668532 4.51 0.000 2.428591 9.486984 ------------------------------------------------------------------------------ 78 . logistic kepuasan type if wilayah==1 Logistic regression Log likelihood = -53.013925 Number of obs LR chi2(1) Prob > chi2 Pseudo R2 = = = = 129 1.81 0.1786 0.0168 -----------------------------------------------------------------------------kepuasan | Odds Ratio Std. Err. z P>|z| [95% Conf. Interval] -------------+---------------------------------------------------------------type | 2.142857 1.278466 1.28 0.201 .6655053 6.899774 _cons | 4.666666 1.327766 5.41 0.000 2.67191 8.15064 ------------------------------------------------------------------------------ . logistic kepuasan lamainap if wilayah==1 Logistic regression Log likelihood = -53.886139 Number of obs LR chi2(1) Prob > chi2 Pseudo R2 = = = = 129 0.06 0.7988 0.0006 -----------------------------------------------------------------------------kepuasan | Odds Ratio Std. Err. z P>|z| [95% Conf. Interval] -------------+---------------------------------------------------------------lamainap | .84375 .5703553 -0.25 0.802 .2242959 3.173994 _cons | 6.666667 4.127595 3.06 0.002 1.981055 22.43474 ------------------------------------------------------------------------------ . logistic kepuasan i.rn10 if wilayah==1 note: 2.rn10 != 0 predicts success perfectly 2.rn10 dropped and 7 obs not used Logistic regression Log likelihood = -49.747614 Number of obs LR chi2(3) Prob > chi2 Pseudo R2 = = = = 122 6.04 0.1095 0.0573 -----------------------------------------------------------------------------kepuasan | Odds Ratio Std. Err. z P>|z| [95% Conf. Interval] -------------+---------------------------------------------------------------rn10 | 2 | 1 (empty) 3 | 5.018868 3.941049 2.05 0.040 1.076968 23.38885 5 | 1.188679 .9955198 0.21 0.836 .230241 6.136866 95 | .7924528 .9455227 -0.19 0.845 .0764459 8.214719 | _cons | 3.785714 1.137583 4.43 0.000 2.100715 6.822265 ------------------------------------------------------------------------------ . logistic kepuasan treatment if wilayah==1 note: treatment != 1 predicts success perfectly treatment dropped and 5 obs not used Logistic regression Number of obs LR chi2(0) Prob > chi2 Log likelihood = -53.104737 Pseudo R2 = = = = 124 0.00 . 0.0000 -----------------------------------------------------------------------------kepuasan | Odds Ratio Std. Err. z P>|z| [95% Conf. Interval] -------------+---------------------------------------------------------------treatment | 1 (omitted) _cons | 5.526316 1.377765 6.86 0.000 3.39018 9.00842 ------------------------------------------------------------------------------ 79 . logistic kepuasan cov53b pendidikan exp1 wilayah rn19a type lamainap i.rn10 treatment Logistic regression Log likelihood = -96.962819 Number of obs LR chi2(12) Prob > chi2 Pseudo R2 = = = = 255 37.46 0.0002 0.1619 -----------------------------------------------------------------------------kepuasan | Odds Ratio Std. Err. z P>|z| [95% Conf. Interval] -------------+---------------------------------------------------------------cov53b | .5850619 .2362576 -1.33 0.184 .2651384 1.291014 pendidikan | .6415914 .2630622 -1.08 0.279 .2872453 1.433059 exp1 | 1.760608 .6884077 1.45 0.148 .8181598 3.788675 wilayah | 1.024133 .4028564 0.06 0.952 .4737231 2.214052 rn19a | 1.546058 .6004512 1.12 0.262 .7221706 3.309876 type | 5.599274 3.300828 2.92 0.003 1.763356 17.77966 lamainap | .4896196 .2351354 -1.49 0.137 .1910191 1.254991 | rn10 | 2 | 4.113292 3.254173 1.79 0.074 .8725158 19.39125 3 | 18.91779 14.93533 3.72 0.000 4.025861 88.89597 5 | 2.306112 1.853381 1.04 0.298 .4772929 11.14232 95 | 1.323147 1.623454 0.23 0.819 .1194579 14.65553 | treatment | .6313097 .5298379 -0.55 0.584 .1218586 3.270608 _cons | 5.744415 5.675426 1.77 0.077 .8284513 39.83131 ------------------------------------------------------------------------------