Uploaded by Rofi

PENDAHULUAN

advertisement
Kuliah I (26-09-2018)
Rofi Budi Hamduwibawa, ST., MT.













Perkembangan Teknologi Jalan Raya
Definisi Jalan
Klasifikasi dan Fungsi Jalan
Tampang Melintang Jalan
Parameter Perencanaan Jalan
Jarak Pandangan
Penentuan Trase Jalan
Stasioning
Perencanaan Potongan Memanjang dan Melintang
Perhitungan Galian dan Timbunan
Alinyemen Horisontal
Alinyemen Vertikal
Penyelarasan Alinyemen Horisontal dan
Alinyemen Vertikal





UU RI no.13 Tahun 1980 tentang Jalan Raya
Dasar-dasar Perencanaan Geometrik Jalan,
Silvia Sukirman, Penerbit NOVA, 1994
Rekayasa Jalan Raya, Penerbit Gunadarma,
1997
UU RI no.38 Tahun 2004 tentang Jalan
Diktat Kuliah Rekayasa Jalan Raya I, Noor
Salim, Fakultas Teknik UMJ, 2012



Metode: Ceramah
Pemberian materi perkuliahan secara
ceramah dan diskusi dimantapkan dengan
tugas
Pemahaman diukur dengan cara diuji tertulis
lewat UTS-UAS dan penulisan makalah kecil
Pembobotan perkuliahan: 75% ceramah, 25%
tugas, dengan rincian sbb
 Kehadiran 10% (hak tidak masuk perkuliahan 4x
pertemuan, lebih dari itu tidak mendapat nilai kehadiran)



UTS 25%
UAS 40%
Makalah tugas 25%
CATATAN: Adanya nilai minus dalam penilaian menyebabkan
mahasiswa tidak lulus


Menghormati hak individu mahasiswa dan dosen
(sakit, keperluan; organisasi, keluarga, dan
mencari data)
Penilaian kehadiran (setiap ketidak hadiran nilai
akan berkurang 20)
selalu hadir
100
sekali absen
80
dua kali absen
60
tiga kali absen
40
empat kali absen 20
lima kali absen 0



Setiap ujian bisa bernilai maksimal 100
Bobot nilai dalam setiap ujian disebar bedasarkan tingkat kesulitan
pertanyaan
Dalam setiap poin pertanyaan dalam ujian nilainya ditentukan dari
kondisi lembar jawaban mahasiswa
kosong tanpa jawaban
0%
menulis ulang pertanyaan
20%
terjawab asal asalan
20%
salah tapi berkerangka benar
55%
kerangka benar, jawaban benar-tidak usai
65%
jawaban benar-usai, kerangka tidak runtut
65%
dua opsi diatas, dengan sikap mengerjakan mandiri
80%
jawaban benar-usai, kerangka benar
100%
terjawab disertai dengan kata-kata kotor, makian
-25%
Mahasiswa A
Selalu hadir perkuliahan 100
Nilai UTS
40
Nilai UAS
50
Mengerjakan makalah tugas dengan baik
nilainya
100
Nilai akhir :
= 5% x 100 + 30% x 40 + 40% x 50 + 25% x 85
= 62
Mahasiswa B
Selalu hadir perkuliahan 100
Nilai UTS
60
Nilai UAS
70
Mengerjakan makalah tugas dengan seenaknya
nilainya
45
Nilai akhir :
= 5% x 100 + 30% x 60 + 40% x 70 + 25% x 45
= 62,25
Mahasiswa C
Tidak hadir 5x perkuliahan
-25 (tidak lulus
karena ada nilai negatif)
Nilai UTS
30
Nilai UAS
40
Mengerjakan laporan praktikum dengan
seenaknya nilainya
45
Nilai akhir :
= tidak perlu dihitung, karena sudah
otomatis tidak lulus
Menurut UU Jalan Raya No. 13/1980:
Jalan adalah suatu prasarana perhubungan
darat dalam bentuk apapun meliputi segala
bagian jalan termasuk bangunan pelengkap
dan perlengkapannya yang diperuntukkan
bagi lalu lintas
Jalan Umum adalah jalan yang diperuntukkan
bagi lalu lintas umum
Jalan Khusus adalah jalan selain dari pada yang
termasuk di atas
Jalan Tol adalah jalan umum yang kepada para
pemakainya dikenakan kewajiban membayar
Tol
Menurut UU No.38 Tahun 2004 tentang Jalan
Jalan adalahprasarana transportasi darat yang
meliputi segala bagian jalan, termasuk
bangunan pelengkap dan perlengkapannya
yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang
berada pada permukaan tanah, di atas
permukaan tanah,di bawah permukaan tanah
dan/atau air, serta di atas permukaan air,
kecuali jalankereta api, jalan lori, dan jalan
kabel
Jalan umum adalah jalan yang diperuntukkan
bagi lalu lintas umum
Jalan khusus adalah jalan yang dibangun oleh
instansi, badan usaha, perseorangan, atau
kelompok masyarakat untuk kepentingan
sendiri
Jalan tol adalah jalan umum yang merupakan
bagian sistem jaringan jalan dan sebagai
jalan nasional yang penggunanya diwajibkan
membayar tol
Menurut PP No.26 tahun
Jalan-jalan di lingkungan perkotaan terbagi
dalam jaringan jalan primer dan jaringan
jalan sekunder
Menurut PP No.34 tahun 2006 tentang Jalan
Sistem jaringan jalan primer disusun berdasarkan
rencana tata ruang dan pelayanan distribusi
barang dan jasa untuk pengembangan semua
wilayah di tingkat nasional, dengan
menghubungkan semua simpul jasa distribusi
yang berwujud pusat-pusat kegiatan sebagai
berikut
a.
Menghubungkan secara menerus pusat kegiatan
nasional, pusat kegiatan wilayah, pusat kegiatan
lokal sampai ke pusat kegiatan lingkungan; dan
b. Menghubungkan antarpusat kegiatan nasional
Sistem jaringan jalan sekunder disusun
berdasarkan rencana tata ruang wilayah
kabupaten/kota dan pelayanan distribusi
barang dan jasa untuk masyarakat di dalam
kawasan perkotaan yang menghubungkan
secara menerus kawasan yang mempunyai
fungsi primer, fungsi sekunder kesatu, fungsi
sekunder kedua, fungsi sekunder ketiga, dan
seterusnya sampai ke persil
Menurut Peraturan Dirjen BIMA no.13/1970
Kelas jalan menurut fungsi
 Jalan utama, yaitu jalan-jalan yang melayani lalu
lintas yang tinggi antara kota-kota penting. Jalanjalan dalam golongan ini harus direncanakan untuk
dapat melayani lalu lintas yang cepat dan berat
 Jalan sekunder, yaitu jalan-jalan yang melayani lalu
lintas yang cukup tinggi antara kota-kota penting
dan kota-kota yang lebih kecil, serta melayani
daerah-daerah di sekitarnya
 Jalan penghubung, yaitu jalan-jalan untuk keperluan
aktifitas daerah, yang juga dipakai sebagai jalan
penghubung antara jalan-jalan dari golongan yang
sama atau berlainan
Kelas jalan menurut pengelola
 Jalan arteri, yaitu jalan-jalan yang terletak di luar
pusat perdagangan (out lying business district)
 Jalan kolektor, yaitu jalan-jalan yang terletak di
pusat perdagangan (central business district)
 Jalan lokal, yaitu jalan-jalan yang terletak di daerah
perumahan
 Jalan negara, yaitu jalan-jalan yang
menghubungkan antara ibukota propinsi. Biaya
pembangunan dan perawatannya ditanggung oleh
pemerintah pusat.
 Jalan kabupaten, yaitu jalan-jalan yang
menghubungkan ibukota propinsi dengan ibukota
kabupaten atau jalan yang menghubungkan
ibukota kabupaten dengan ibukota kecamatan,
juga jalan-jalan yang menghubungkan antar desa
Kelas jalan menurut tekanan gandar
Kelas jalan menurut besarnya volume dan sifat-sifat
lalu lintas
 Jalan kelas I. Jalan ini mencakup semua jalan utama,
yang melayani lalu lintas cepat dan berat. Dalam
komposisi lalu lintasnya tidak terdapat kendaraan
lambat dan kendaraan yang tidak bermuatan. Jalanjalan kelas ini mempunyai lajur yang banyak
 Jalan kelas II. Jalan ini mencakup semua jalan
sekunder, walau komposisi lalu lintasnya terdapat
lalu lintas lambat.
 Jalan kelas III. Jalan ini mencakup jalan-jalan
penghubung dan merupakan konstruksi jalan berlajur
tunggal atau dua. Konstruksi permukaan jalan yang
paling tinggi adalah penebaran dengan aspal.
Fungsi jalan menurut PP No.34 tahun 2006 tentang Jalan
 Jalan arteri primer, menghubungkan secara berdaya guna
antarpusat kegiatan nasional dan antara pusat kegiatan
nasional dengan pusat kegiatan wilayah.
 Jalan kolektor primer, menghubungkan secara berdaya
guna antara pusat kegiatan nasional dengan pusat
kegiatan lokal, antarpusat kegiatan wilayah, atau antara
pusat kegiatan wilayah dengan pusat kegiatan lokal
 Jalan lokal primer, menghubungkan secara berdaya guna
pusat kegiatan nasional dengan pusat kegiatan
lingkungan, pusat kegiatan wilayah dengan pusat kegiatan
lingkungan, antarpusat kegiatan lokal, atau pusat kegiatan
lokal dengan pusat kegiatan lingkungan, serta antarpusat
kegiatan lingkungan
 Jalan lingkungan primer, menghubungkan antarpusat
kegiatan di dalam kawasan perdesaan dan jalan di dalam
lingkungan kawasan perdesaan.
Fungsi jalan menurut PP No.34 tahun 2006 tentang
Jalan
 Jalan arteri sekunder, menghubungkan kawasan
primer dengan kawasan sekunder kesatu, kawasan
sekunder kesatu dengan kawasan sekunder kesatu,
atau kawasan sekunder kesatu dengan kawasan
sekunder kedua.
 Jalan kolektor sekunder, menghubungkan kawasan
sekunder kedua dengan kawasan sekunder kedua,
atau kawasan sekunder kedua dengan kawasan
sekunder ketiga.
 Jalan lokal sekunder, menghubungkankawasan
sekunder kesatu dengan perumahan, kawasan
sekunder kedua dengan perumahan, kawasan
sekunder ketiga dan seterusnya sampai dengan ke
perumahan.
 Jalan lingkungan sekunder, menghubungkan
antarpersil dalam kawasan perkotaan
Menurut PP No.34 tahun 2006 tentang Jalan
Jalan menurut statusnya dikelompokkan atas
 Jalan nasional
 Jalan propinsi
 Jalan kabupaten
 Jalan kota
 Jalan desa
Jalan nasional sebagaimana dimaksud
sebelumnya terdiri dari
 Jalan arteri primer
 Jalan kolektor primer yang menghubungkan
antaribukota propinsi
 Jalan tol
 Jalan strategis nasional
Jalan propinsi sebagaimana dimaksud
sebelumnya terdiri atas
 Jalan kolektor primer yang menghubungkan
ibukota propinsi dengan ibukota kabupaten
atau kota
 Jalan kolektor primer yang menghubungkan
antaribukota kabupaten dan kota
 Jalan strategis propinsi
 Jalan di Daerah Khusus Ibukota Jakarta,
kecuali jalan sebagaimana dimaksud sebagai
jalan nasional
Jalan kabupaten sebagaimana dimaksud
sebelumnya terdiri atas
 Jalan kolektor primer yang tidak termasuk jalan
nasional dan jalan propinsi
 Jalan lokal primer yang menghubungkan ibukota
kabupaten dengan ibukota kecamatan, ibukota
kabupaten dengan pusat desa, antaribukota
kecamatan, ibukota kecamatan dengan desa, dan
antardesa.
 Jalan sekunder yang tidak termasuk jalan
propinsi dan jalan sekunder dalam kota
 Jalan strategis kabupaten
Jalan kota sebagaimana dimaksud sebelumnya
adalah jalan umum pada jaringan jalan
sekunder di dalam kota
Jalan desa sebagaimana dimaksud sebelumnya
adalah jalan lingkungan primer dan jalan
lokal primer yang tidak termasuk jalan
kabupaten di dalam kawasan perdesaan, dan
merupakan jalan umum yang
menghubungkan kawasan dan/atau
antarpermukiman di dalam desa.
Menurut PP No.34 tahun 2006 tentang Jalan
Kelas jalan berdasarkan spesifikasi penyediaan
prasarana jalan dikelompokkan atas jalan bebas
hambatan, jalan raya, jalan sedang, dan jalan
kecil.
Spesifikasi jalan bebas hambatan meliputi
pengendalian jalan masuk secara penuh, tidak
ada persimpangan sebidang, dilengkapi pagar
ruang milik jalan, dilengkapi dengan median,
paling sedikit mempunyai 2 (dua) lajur setiap
arah, dan lebar lajur paling sedikit 3,5 m
Spesifikasi jalan raya adalah jalan umum untuk
lalu lintas secara menerus dengan
pengendalian jalan masuk secara terbatas
dan dilengkapi dengan median, paling sedikit
2 (dua) lajur setiap arah, lebar lajur paling
sedikit 3,5m
Spesifikasi jalan sedang adalah jalan umum
dengan lalu lintas jarak sedang dengan
pengendalian jalan masuk tidak dibatasi,
paling sedikit 2 (dua) lajur untuk 2 (dua) arah
dengan lebar jalur paling sedikit 7m
Spesifikasi jalan kecil adalah jalan umum untuk
melayani lalu lintas setempat, paling sedikit 2
(dua) lajur untuk 2 (dua) arah dengan lebar
jalur paling sedikit 5,5 m
Download