Uploaded by User28637

Panum Institusi 2018

advertisement
A. Gambaran Umum Lahan
1. Gambaran umum RSUD RAA Soewondo Pati
RSUD RAA Soewondo Pati terletak di Jalan dr. Soesanto No. 114 Pati,
dibangun mulai tahun 1932. Sumber dana pembangunan berasal dari Bupati
Pati (RAA Soewondo), Sekretaris Daerah (Aris Munandar), Penasehat
Rumah Sakit (dr. Beerfoed) dan sumbangan masyarakat.
RSUD RAA Soewondo merupakan salah satu rumah sakit milik
Pemerintah Kabupaten Pati yang bermodel RSU, diurus oleh Pemda
Kabupaten Pati dan tercatat ke dalam Rumah Sakit Tipe B. RS ini telah
terdaftar berdasarkan Keputusan Gubernur Jawa Tengah No. 449/13 tanggal
28 Maret 2012 tentang Pemberian Perpanjangan Ijin Operasional Rumah
Sakit Umum Daerah RAA Soewondo Pati Provinsi Jawa Tengah dan sudah
menjalani proses akreditasi Rumah Sakit seluruh Indonesia dengan proses
Pentahapan III (16 Pelayanan) yang akhirnya diberikan status lulus Paripurna
pada tanggal 22 Desember 2016.
Sesuai Peraturan Daerah Kabupaten Pati Nomor 12 Tahun 2008 tentang
Organisasi dan tata kerja Lembaga Teknis Daerah dan Polisi Pamong Praja,
RSUD RAA Soewondo Pati mempunyai tugas pokok membantu Bupati
dalam penyelenggaraan Pemerintahan Daerah di bidang kesehatan melalui
upaya peningkatan, pencegahan, penyembuhan dan pemulihan kesehatan
serta melaksanakan upaya rujukan.
Upaya untuk merealisasi kegiatan tersebut diatas serta berdasarkan
instruksi Presiden RI No.7 Tahun 1999 tentang akuntabiilitas kinerja Instansi
Pemerintah, maka RSUD RAA Soewondo Pati memiliki visi dan misi sebagai
berikut :
Falsafah :
Rumah Sakit memberikan pelayanan kesehatan paripurna serta membina
jaringan rujukan guna meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Visi :
Rumah sakit rujukan utama dengan pelayanan paripurna yang menjadi
kebanggaan masyarakat
1
Misi :
a. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sumber daya rumah sakit.
b. Memberikan pelayanan secara cepat, tepat dan aman dilandasi moral
dan etika profesi.
c. Mewujudkan pengelolaan rumah sakit dengan prinsip efektif dan
efisien.
d. Meningkatkan kesejahteraan dan kepuasan kerja karyawan.
Tata Nilai :
a. Keramahan
b. Kecepatan layanan
c. Kerja keras
d. Kebersamaan
e. Optimis
Motto :
Kesembuhan dan kepuasan anda adalah kebahagiaan kami.
Tujuan :
a. Terwujudnya RSUD RAA Soewondo Pati yang mempunyai fasilitas yang
memadai serta memiliki sumberdaya manusia yang professional.
b. Terwujudnya pelayanan kesehatan prima dengan biaya yang terjangkau
oleh masyarakat serta memberikan kepuasan bagi pengguna jasa rumah
sakit.
c. Terwujudnya RSUD RAA Soewondo Pati yang berperan aktif dalam
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
d. Terciptanya iklim kondusif yang menunjang daya saing rumah sakit.
RSUD RAA Soewondo Pati mempunyai kapasitas 420 Tempat Tidur
dengan jumlah tenaga 1078 orang yang terdiri dari Tenaga Medis, Tenaga
Paramedis Perawatan, Paramedis Non Perawatan, Struktural dan Non Medis.
RSUD RAA Soewondo Pati mempunyai 21 instalasi dibawah tanggung
jawab Wadir Pelayanan dan 2 Instalasi dibawah tanggung jawab Wadir
Administrasi dan Keuangan.
2
2. Gambaran umum Instalasi Gizi
RSUD
RAA
Soewondo
Pati
mempunyai
berbagaimacam
jenis
pelayanan kesehatan, salah satunya pelayanan gizi rumah sakit yang
pelaksanaannya dilakukan oleh instalasi gizi.Ruang lingkup kegiatan pokok
pelayanan gizi rumah sakit terdiri dari asuhan gizi rawat jalan, asuhan gizi
rawat inap, penyelenggaraan makanan, serta penelitian dan pengembangan
gizi serta rujukan.
Instalasi Gizi RSUD RAA Soewondo Pati adalah salah satu unit strategis
yang berada di dalam organisasi Rumah Sakit.Dimana posisi Instalasi Gizi
berada langsung dibawah Wadir Pelayanan.Karena fungsi Instalasi adalah
memberikan pelayanan langsung kepada klien, baik untuk pasien, tamu
maupun karyawan.
Fungsi Instalasi Gizi sebagai penyelenggara makanan dan Pelayanan Gizi
di Ruang Rawat, memiliki kegiatan yang tidak sedikit dan untuk
kesempurnaan kegiatan tersebut Instalasi Gizi senantiasa melaksanakan aspek
perencanaan, pelaksanaan dan melakukan evaluasi. Sehingga dapat
mengontrol setiap proses kegiatan yang dilaksanakan.
Kegiatan pokok dari instalasi gizi RSUD RAA Soewondo Pati sudah
sesuai denganpedoman pelayanan gizi rumah sakit (PGRS) Departemen
Kesehatan RI, Dirjen Bina KesehatanMasyarakat dan berdasarkan keputusan
Menkes Nomor 134/Menkes/SK/IV/1978 tentang susunanorganisasi dan tata
kerja rumah sakit umum, dinyatakan bahwa instalasi gizi mempunyai
tugasmelaksanakan
kegiatan
pengolahan,
penyediaan,
pendistribusian
(penyaluran) makanan dan pelayanan atau konsultasi gizi yang dilakukan
oleh ahli gizi.
Falsafah :
Pelayanan gizi merupakan salah satu pelayanan yang dibutuhkan oleh
pasien Rumah Sakit, oleh karena itu Instalasi Gizi memberikan pelayanan
gizi untuk pasien rawat inap dan rawat jalan yang bersifat promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif guna meningkatkan deraja kesehatan
masyarakat.
3
Visi :
Menyelenggarakan pelayanan gizi yang bermutu dalam rangka menunjang
pelayanan rumah sakit untuk mewujudkan pusat pelayanan rujukan terbaik
yang menjadi tumpuan dan kebanggaan masyarakat serta karyawan
Misi :
a. Menyelenggarakan Pelayanan Makanan
yang berorientasi pada
kebutuhan dan kepuasan pasien maupun konsumen untuk menunjang
pelayanan Kesehatan sesuai standar.
b. Melaksanakan proses asuhan Gizi terstandar, terintegrasi dengan profesi
kesehatan lain, meliputi pra hospital, hospital dan post hospital
c. Meningkatkan profesionalisme tenaga gizi.
d. Meningkatkan
kegiatan
pendidikan,
pelatihan,
penelitian
dan
pengembangan gizi.
Tujuan Umum
Memberikan pelayanan gizi yang optimal untuk menunjang penyembuhan
pengobatan pasien Rawat Inap dan Rawat Jalan,
terintregasi dengan
pelayanan kesehatan lain, berdasarkan kebijakan teknis yang ditetapkan
oleh Direktur Rumah Sakit.
Tujuan Khusus :
a. Tersediaanya makanan untuk pasien dan pegawai sesuai standart dan
kebijakan direktur.
b. Terlaksananya pelayanan Asuhan Gizi pasien Rawat Inap.
c. Terlaksananya pelayanan Asuhan Gizi pasien Rawat Jalan.
d. Terlaksananya penyuluhan/konsultasi dan rujukan gizi bagi pasien,
pegawai dan masyarakat lain.
e. Terlaksananya pendidikan bagi peningkatan karir bagi petugas Instalasi
Gizi serta pendidikan bagi mahasiswa dan siswa.
f. Terlaksananya penelitian dan pengembangan gizi terapan untuk
meningkatkan mutu pelayanan.
g. Meningkatnya mutu, cakupan dan efisiensi pelayanan gizi di rumah
sakit.
4
Motto
“Cepat - Tepat - Mantap dan Puas”
Sasaran
Sasaran Penyelenggaraan makanan di rumah sakit adalah konsumen/
pasien maupun karyawan.
2.1 Ketersediaan Sumber Daya Manusia (SDM)
Ketenagaan di Instalasi gizi RSUD RAA Soewondo Pati menurut
statusnya di bagi menjadi 2 bagian yaitu PNS dan Non PNS.Sistem
pengadaan ketenagaanya merujuk pada pemerintah daerah BKD (Badan
Kepegawaian Daerah) Kabupaten Pati.Untuk pengadaan ketenagaan gizi
berdasarkan Menpan. Pola ketenagaan merupakan gambaran ketenagaan
yang membuat surat atau nota dinas ke bagian kepegawaian, bagian
kepegawaian melakukan koordinasi dengan BKD (Badan Kepegawaian
daerah) dan dilakukan dengan cara seleksi tertulis dan kontrak setiap 1
tahun.
Di instalasi gizi RSUD RAA Soewondo Pati, ada penilaian untuk
ketenagaan yang di bagi menjadi tiga kriteria penilaian yaitu sangat baik,
baik dan kurang baik. Masa kontrak ketenagaan akan diperpanjang apabila
dalam penilaian selama satu tahun memperoleh nilai yang baik maupun
sangat baik. Tetapi untuk ketenagaan yang memperoleh nilai kurang baik,
maka kontrak kerja tidak bisa diperpanjang lagi.Untuk ketenagaan PNS
maupun Non PNS juga dilakukan penilaian, untuk PNS penilaian
dilakukan di akhir tahun dan untuk Non PNS penilaian dilakukan
berdasarkan tanggal awal kontrak.Penilaian untuk Non PNS dibagi
menjadi dua unsur penilaian yaitu etika dan perilaku kerja.Penilaian yang
diamati adalah etika terhadap teman kerja, atasan, maupun pegawai lainya,
sedangkan untuk perilaku yang dinilai adalah integritas, tanggung jawab,
kejujuran, disiplin.Sedangkan untuk penilaian PNS dibagi menjadi SKP
(Sasaran Kerja Pegawai) yang dibuat di akhir tahun dan etika bekerja
sebagai unsur penunjang.
5
Proses pelaksanaan pelayanan gizi di rumah sakit selain tenaga gizi
dibutuhkan juga tenaga pendukung meliputi tenaga jasa boga, logistik,
pranata komputer, tenaga administrasi dan tenaga lainnya.
Kebutuhan tenaga kerja untuk pelayanan gizi dibagi dalam 3 kegiatan
yaitu kegiatan : Asuhan Gizi, Produksi dan Pemorsian, serta Distribusi.
Jumlah tenaga di Instalasi Gizi pada tahun 2018sebanyak 77 orang
dengan kualifikasi sebagai berikut:
Tabel 1. Jumlah Tenaga RSUD RAA Soewondo Pati
No
1
Kualifikasi
Ahli gizi
(Dietisen)
2
Tenaga produksi
3
Administrasi
4
Pramusaji
Pendidikan
SI
D IV
D III
SD
SMP
SMA
SMK Boga
SLTA
SMA
SMK Boga
SMP
Jumlah
Jumlah
5
2
7
1
1
16
11
1
28
4
1
77
2.2 Tata letak dapur dan alur kerja
a. Tata letak dapur
Dapur di Instalasi Gizi RSUD RAA Soewondo Pati merupakan sarana
melakukan kegiatan penyelenggaraan makanan untuk memenuhi
kebutuhan gizi pasien agar mencapai status gizi yang optimal dan
mempercepat proses penyembuhan. Luas dapur Instalasi Gizi RSUD
RAA Soewondo Pati adalah 27 x 15 m2. Type dapur di Instalasi Gizi
RSUD RAA Soewondo Pati adalah Convensional Kithcen , dimana
bahan yang dimasak adalah seluruhnya dibeli dari bahan makanan
mentah dan setengah jadi dan rancangan terlihat dengan lengkapnya
area atau ruang pada dapur.
6
b. Alur kerja
ALUR KERJA PENYELENGGARAAN MAKANAN
3. Bentuk penyelenggaraan
Gambar 2. Alur makanan
kerja penyelenggaraan makanan
Gam
Penerimaan Bahan
Makanan
Penyimpanan Bahan
Makanan Kering (gudang
kering)
Penyimpanan Bahan
Makanan Basah (gudang
basah)
Persiapan Bumbu
Persiapan Bahan Makanan
Persiapan Lauk
Hewani &
Nabati
Persiapan Sayur
Persiapan Snack
& Buah
Biasa/Diit
Pengolahan/pemasakan
Snack
Cair/Sonde/minu
man
Makanan pokok
Pembuangan
Sampah
plastik
wrapping
Pemorsian
Pendistribusian
Pembuangan
Sampah Akhir
Pencucian Alat
7
c. Bentuk penyelenggaraan makanan di instalasi gizi RSUD RAA
Soewondo Pati menggunakan system kombinasi dimana bentuk system
penyelenggaraan makanan yang merupakan kombinasi swakelola dan
sistem yang diborongkan sebagai usaha memaksimalkan sumberdaya
yang ada.Pihak RS menggunakan jasa boga untuk penunggu pasien
kelas VIP atau makanan karyawan,
sedangkan
selebihnya dilakukan
swakelola.
d. Kegiatan penyelenggaraan makanan
1) Perencanaan menu
Perencanaan menu di instalasi gizi RSUD RAA Soewondo Pati
diawali dengan membentuk tim kerja yang terdiri dari dietisien,
kepala masak, dan pengawas makanan. Kemudian menetapkan
standar menu.Standar menu disusun secara periodik setiap 1 tahun
sekali dengan siklus menu 10 hari + menu 31.Penyusunan menu
dibedakan berdasarkan kelas perawatan, macam diet, bentuk atau
tekstur makanan serta karakteristik klien. Menu berdasarkan kelas
perawatan dibedakan menjadi:
a) Menu VVIP dan VIP
b) Menu Kelas I
c) Menu Kelas II dan III
Menu berdasarkan bentuk dan teksturnya dibedakan menjadi:
a) Menu cair
b) Menu saring
c) Menu lunak
d) Menu biasa
Menu berdasarkan diet khusus meliputi: menu DM, jantung, hati,
lambung, rendah protein, asam urat, gout, makanan lewat pipa,
TKTP, rendah garam, hyperemesis gravidarum, rendah lemak.
Menu
berdasarkan
konsumen
dibedakan
menjadi:
menu
pendamping VVIP & VIP serta menu snack untuk karyawan, rapat
dan tamu.
a) Standar Diet
8
(a) Standar makanan diet umum
Yaitu diet makanan biasa, lunak, saring yang secara umum
nilai gizinya sesuai dengan kelas perawatan sebagai berikut:
Tabel 2. Standar Makanan RSUD RAA Soewondo Pati
No
Diet
1
2
3
4
Makanan biasa
Makanan lunak
Makanan saring
Makanan cair
VVIP
(kkal)
2200
1900
1850
1300
VIP
(kkal)
2200
1900
1850
1300
Kelas I
(kkal)
1900
1900
1850
1300
Kelas II Kelas III
(kkal)
(kkal)
1800
1800
1800
1800
1425
1425
1300
1300
(b) Standar makanan diet khusus
Makanan dengan diet khusus menggunakan standar yang ada
pada buku penuntun
diet Rumah Sakit Dr. Cipto
Mangunkusumo antara lain:
(1)
Standar diet DM
(2)
Standar diit rendah garam
(3)
Diet penyakit jantung
(4)
Diet pada penyakit hati
(5)
Diet lambung
(6)
Standar diit rendah protein
(7)
Standar diit rendah lemak
(8)
Diet batu asam urat
(9)
Diet penyakit gout
(10) Standar diit makanan lewat pipa
(11) Standar diit TKTP (Tinggi Kalori Tinggi Protein)
(12) Standar diet hyperemesis gravidarum
2) Perencanaan Anggaran Biaya
Rencana anggaran belanja instalasi gizi RSUD RAA Soewondo
Pati dibagi dalam beberapa kegiatan yaitu : anggaran pasien,
karyawan, tamu, peralatan kebersihan dan gas elpiji. Perhitungan
perencanaan anggaran mempertimbangkan beberapa data yaitu :
jumlah
pemakaian
bahan
makanan
tahun
lalu,
jumlah
klien/konsumen tahun lalu, harga perkiraan sementara, rencana
penambahan layanan/klien tahun depan.
9
Untuk penentuan besaran biaya pada masing-masing kegiatan
perlu ditetapkan adanya standar pemberian makan, standar porsi dan
pola menu.Penyusunan anggaran pasien terkait pula dengan besaran
tarif makan berdasarkan kelas perawatan sesuai PERBUB No. 58
tahun 2011 dan PERDA No. 13 Tahun 2011 adalah sebagai berikut:
(1) Kelas VVIP
: Rp 100.000,-
(2) Kelas VIP
: Rp 100.000,-
(3) Kelas I
: Rp 65.000,-
(4) Kelas II
: Rp 65.000,-
(5) Kelas III
: Rp 50.000,-
Proses penyusunan anggaran belanja di RSUD RAA Soewondo
Pati dimulai pada bulan Juli. Sistem evaluasi penggunaan anggaran
yang dilakukan di Instalasi Gizi RSUD RAA Soewondo Pati yaitu
dilakukan setiap bulan berupa pencatatan pelaporan dan monitoring
evaluasi, pemakaian dilihat berdasarkan serapan secara fisik dan
anggaran.
Penentuan biaya makan di RSUD RAA Soewondo Pati berdasar
biaya makan per orang/perhari yaitu biaya yang dibutuhkan dalam
penyediaan makanan, untuk 1 hari sesuai dengan standar dan pola
menu.Penentuan biaya makan diperoleh dari jumlah rata-rata biaya
yang dibutuhkan untuk 1 siklus menu (11 hari) sehingga rata-rata
biaya makan tersebut dijadikan acuan dalam penyusunan anggaran.
Pengendalian biaya merupakan proses mengatur biaya guna
mencegah terjadinya defisit anggaran terkait dengan naik turunnya
harga bahan makanan di pasaran.
Untuk pengendalian biaya makan, instalasi gizi RSUD RAA
Soewondo Pati melakukan survey harga bahan makanan setiap 6
bulan. Survey dilakukan pada 3 tempat berbeda dalam wilayah kota
Pati yaitu, pasar puri, pasar rogowangsan dan pasar juwana. Harga
tersebut sebagai dasar menghitung besaran biaya makan saat
itu.Sehingga dapat dilihat kesesuaian harga makanan yang diberikan
dengan anggaran yang ditetapkan di dalam RAB (Rencana
10
Anggaran Belanja). Hasil perhitungan tersebut seabagai dasar
pertimbangan untuk beberapa hal yaitu menukar, mengubah,
mengganti bahan makanan tertentu dengan bahan makanan lain atau
tidak ada perubahan apapun. Apabila terjadi perubahan pola menu,
standar kecukupan pemberian makanan tetap menjadi pertimbangan
utama.Pengendalian biaya makan memungkinkan juga untuk
membuat usulan perubahan anggaran pada pertengahan tahun.
3) Pengadaan bahan makanan
Menurut Kemenkes RI (2013), Pengadaan bahan makanan adalah
kegiatan yang meliputi penetapan spesifikasi bahan makanan,
perrhitungan harga makanan, pemesanan dan pembelian bahan
makanan dan melakukan survey pasar.
(a) Spesifikasi Bahan Makanan
Bahan makanan yang akan di beli harus sesuai dengan
spesifikasi yang telah di tetapkan. Berikut ini adalah contoh
spesifikasi bahan makanan yang ada di RSUD RAA Soewondo
Pati.
Tabel 3. Contoh spesifikasi bahan makanan yang ditetapkan
Jenis
Protein
Hewani
Daging sapi
Kg
Segar, kenyal, tidak berlendir (kesat), tidak beku, tidak dari
sapi gelonggongan tidak diawetkan dengan bahan pengawet,
sendawa, tanpa lapisan lemak dan otot, sapi muda, perporsi
@ 50 gram, dikemas dalam wadah tertutup.
Protein
Nabati
Tempe
Bj
Segar, bahan kedelai murni tidak campuran, tidak mudah
hancur, putih/tidak berbau, fermentasi sempurna, berat @50
gr
Sayuran
Bayam
Kg
Bayam cabut, segar, muda, tanpa akar, batang 5 cm dari daun,
berwarna hijau muda, tidak berlubang, tidak berlipat-lipat,
tidak berbunga, bersih, dikemas dalam container plastik.
Buah
Pisang Ambon
Ssr
Segar, tua, masak, bersih, tidak berbintik-bintik hitam, tidak
bonyok, berat per buah ± 80 gr (1 sisir minimal 12 buah).
Satuan
Spesifikasi
11
(b) Pemesanan dan Pembelian Bahan Makanan
Pemesanan bahan makanan adalah penyusunan permintaan
(order) bahan makanan berdasarkan pedoman menu dan ratarata jumlah konsumen/pasien yang di layani sesuai periode
pemesanan yang di tetapkan (PGRS, 2013).Pembelian bahan
makanan merupakan serangkaian kegiatan penyediaan macam,
jumlah, spesifikasi bahan makanan untuk memenuhi kebutuhan
konsumen / pasien sesuai ketentuan dan kebijakan yang berlaku.
Pemesanan bahan makanan di RSUD RAA Soewondo Pati
ada dua macam yaitu pemesanan bahan makanan basah dan
pemesanan bahan makanan kering. Untuk pemesanan bahan
makanan basah diawali dengan menghitung jumlah pasien hari
ini kemudian jumlah pasien di kelompokkan berdasarkan diet,
kemudian ahli gizi merekap jumlah kebutuhan bahan makanan
dalam 1 hari yang nantinya akan di serahkan kepada suplier
bahan makanan. Sedangkan untuk pemesanan bahan makanan
kering diperhitungkan untuk kebutuhan satu bulan dengan
perhitungan estimasi rata-rata kebutuhan pasien
dalam tiga
bulan terakhir. Dan pemesanan bahan makanan kering dilakukan
satu bulan sekali.
Pembelian bahan makanan yang ada di Instalasi Gizi RSUD
RRA Soewondo Pati menggunakan sistem Subject Approval Of
Price (SAOP), di mana pembeli memesan bahan makanan pada
saat di butuhkan dan harga sesuai dengan yang di tetapkan
terlebih dahulu.
4) Penerimaan dan penyimpanan bahan makanan
Penerimaan bahan makanan dilakukan oleh ahli gizi yang sedang
bertugas. Berdasarkan hasil pengamatan, sistem penerimaan yang
ada di RSUD RAA Soewondo Pati sudah sesuai SPO yang sudah
ada. Prosedur penerimaan bahan makanan di Instalasi Gizi RSUD
RAA Soewondo Pati :
12
(a) Jadwal penerimaan makanan basah dilakukan setiap hari mulai
pukul 06.00 – 08.00 WIB
(b) Penerimaan bahan makanan kering dilakukan dalam satu bulan
(c) Petugas penerimaan/petugas gudang menerima bahan makanan
di ruang penerimaan
(d) Petugas penerimaan mencocokkan bahan makanan yang datang
dengan daftar pesanan yang sudah ditentukan meliputi jumlah,
jenis, dan spesifikasi bahan makanan
(e) Apabila bahan makanan yang datang tidak sesuai dengan daftar
pesanan dan spesifikasi, maka rekanan wajib mengganti sesuai
dengan pernyataan yang sudah ditentukan
(f) Petugas penerima barang menandatangani nota pengiriman
barang.
(g) Apabila penerimaan bahan makanan tidak sesuai spesifikasi,
bahan makanan harus diganti maksimal 30 menit dari waktu
penerimaan.
Penyimpanan bahan makanan di Instalasi Gizi RSUD RAA dan
menggunakan sistem FIFO (First In First Out) yaitu barang yang
masuk ke gudang pertama kali, dikeluarkan terlebih dahulu dan
sistem FEFO (First Expired First Out) yaitu barang yang masa
kadaluarsanya lebih pendek dikeluarkan terlebih dahulu.Gudang
penyimpanan bahan makanan di RSUD RAA Soewondo Pati
dibedakan menjadi 3 yaitu : Gudang penyimpanan bahan makanan
kering, gudang penyimpanan bahan makanan basah dan gudang
penyimpanan bahan makanan harian.Namun, penyimpanan bahan
makanan kering untuk snack karyawan tidak disimpan di gudang
makanan kering karena dikhawatirkan dapat tertukar pada saat
pengambilan antara bahan makanan kering untuk snack karyawan
dengan bahan makanan kering untuk pasien.
Selain
gudang
bahan
makanan,
terdapat
juga
gudang
penyimpanan alat yang berfungsi untuk menyimpan alat masak, alat
kebersihan, selang kompor gas, dan peralatan makan yang baru dan
13
digunakan sebagai stock alat jika sewaktu – waktu ada yang rusak
dan perlu diganti atau diperbaiki.
Berdasarkan
SPO
RSUD
RAA
Soewondo
Pati
tentang
penyimpanan makanan masak, dilakukan dengan prosedur sbb:
(a) Petugas pengolahan memisahkan makanan masak menurut
jenisnya
(b) Makanan masak diletakkan dalam wadah tertutup
(c) Setelah selesai pemorsian, makanan yang sudah dalam wadah
dimasukkan dalam freezer atau cooler sesuai petunjuk yang ada.
Tabel 4. Petunjuk Penyimpanan Makanan
No Jenis Makanan
1
2
3
4
Makanan kering
Makanan basah
(berkuah)
Makanan cepat
basi (susu, telur,
santan, daging)
Makanan
disajikan dingin
Suhu Penyimpanan
Disajikan
Akan
Belum
dalam
disajikan
segera
waktu lama
segera
disajikan
25 oC s/d
o
30 C
>60 oC
-10 oC
-
≥ 65,5 oC
-5 oC s/d
-1 oC
-
5 oC s/d
10 oC
< - 10 oC
(d) Makanan terbaru diletakkan paling belakang
(e) Makanan paling lama diletakkan paling depan
Menurut observasi yang kami lakukan, prosedur penyimpanan
makanan sudah sesuai dengan SPO.Makanan segera diporsikan
setelah pengolahan dengan waktu tunggu rata – rata 10-45 menit
sehingga suhu makanan tersebut masih dalam batas aman >60 oC.
5) Persiapan dan pengolahan makanan
a. Persiapan bahan makanan
Prosedur persiapan bahan makanan di RSUD RAA Soewondo Pati
adalah sebagai berikut :
a) Persiapan sayur
(1) Sayur yang sudah dipersiapkan dibuang/dikupas bagian
yang tidak terpakainya.
14
(2) Sayur dicuci di air mengalir kemudian ditiriskan.
(3) Sayur dipotong-potong sesuai kebutuhan dan jenis
masakan
(4) Sayur yang sudah dibersihkan kemudian siap untuk
dimasak
b) Persiapan lauk
(1) Mengecek lauk hewani dan nabati sesuai kebutuhan dan
menu hari itu.
(2) Memisahkan lauk untuk siang, sore dan pagi
(3) Menghitung lauk sesuai kebutuhan
(4) Mencuci, memotong dan membungkus lauk yang akan
dimasak
(5) Menyerahkan kepada bagian pengolahan
c) Persiapan buah
(1) Mengecek buah sesuai kebutuhan dan menu hari itu
(2) Mengupas buah yang perlu dikupas seperti : melon,
semangka dan pepaya. Sedangkan untuk buah lain yang
tidak perlu dikupas seperti : jeruk, pisang, salak, pir,
kelengkeng, apel hijau dicuci di air mengalir kemudian
dilap sampai bersih.
(3) Petugas mencuci buah yang sudah dikupas kemudian
memotong sesuai standar porsi buah tersebut dan untuk
kelas VIP dan kelas I ditempatkan di piring buah
sedangkan kelas II dan III dikemas dalam plastik.
d) Persiapan bumbu
(1) Petugas menghitung kebutuhan dalam satu siklus menu
untuk hari berikutnya.
(2) Petugas persiapan bumbu menerima kebutuhan bumbu
tersebut.
(3) Mempersiapkan alat – alat yang dipergunakan
(4) Petugas mengupas, membuang dan meracik bumbu
15
(5) Menyalurkan bumbu ke masing – masing kelompok yang
membutuhkan
(6) Membersikan tempat dan alat – alat yang dipergunakan
Semua langkah persiapan sayur, lauk, buah dan bumbu
yang dilakukan oleh petugas persiapan sudah sesuai dengan
SPO sehingga bahaya yang ada pada bahan mentah dapat
dihilangkan.
b. Pengolahan bahan makanan
Berdasarkan SPO proses pengolahan untuk lauk hewani, nabati,
sayur di RSUD RAA Soewondo Pati adalah sbb :
a) Lauk Hewani
(1) Menyiapkan alat dan kompor
(2) Menghitung jumlah bahan makanan yang akan dioleh
sesuai bon pengeluaran bahan dari gudang.
(3) Menyiapkan bumbu-bumbu yang sudah diterima dari
ruang persiapan.
(4) Melakukan proses pengolahan sesuai resep yang telah ada.
(5) Setelah matang, makanan ditempatkan pada wadah
tertutup lalu diletakkan pada bain marie di ruang
distribusi.
b) Lauk Nabati
(1) Menyiapkan alat dan kompor.
(2) Menyiapkan bumbu-bumbu yang sudah diterima dari
ruang persiapan.
(3) Melakukan proses pengolahan sesuai resep yang sudah ada
dan cara penanganan lauk nabati harus tepat.
(4) Setelah matang, makanan ditempatkan pada wadah
tertutup lalu diletakkan pada bain marie di ruang
distribusi.
c) Sayur
(1) Menyiapkan alat dan kompor
16
(2) Menyiapkan bumbu – bumbu yang sudah diterima dari
ruang persiapan.
(3) Melakukan proses pengolahan sesuai resep yang sudah ada
dan cara penanganan sayur harus tepat
(4) Setelah matang, makanan ditempatkan pada wadah
tertutup lalu diletakkan pada bain marie di ruang
distribusi.
Berdasarkan pengamatan dan observasi yang dilakukan,
pengolahan lauk nabati, lauk hewani dan sayur sudah sesuai
dengan SPO.
6) Pemorsian dan distribusi makanan
a) Pemorsian adalah kegiatan menyiapkan makanan pada alat makan
pasien sesuai dengan order diet dan menu yang telah ditentukan.
Pada proses pemorsian di RSUD RAA Soewondo Pati untuk
setiap kelas perawatan menggunakan alat makan yang berbedabeda. Dengan rincian, untuk kelas VVIP, VIP dan kelas I
menggunakan piring keramik, yang terdiri dari piring makan,
piring lauk (lauk hewani dan lauk nabati ditempatkan jadi satu),
mangkuk sayur dan sendok yang diletakkan dalam baki. Kelas II
dan III menggunakan alat makan Plato stainlessteeldengan tiga
sekat untuk nasi, sayur, serta lauk hewani dan nabati dijadikan
satu. Untuk pasien anak menggunakan plato melamin dengan
empat sekat. Untuk penyajian buah yang akan didistribusikan
kepada pasien sudah diporsikan dan dikemas dalam mangkuk
buah yang di wrapping untuk VVIP dan VIP dan plastik bening
untuk kelas I, II dan III sesuai standar porsi buah tiap pasien dan
pemorsian buah dilakukan di ruang persiapan buah.Pada saat
pemorsian, petugas harus teliti agar tidak terjadi kesalahan dalam
pemberian diet pasien.
b) Distribusi
Sistem distribusi makanan di Instalasi Gizi RSUD RAA
Soewondo Pati menggunakan sistem distribusi sentralisasi, yakni
17
semua kegiatan pemorsian dilakukan di Instalasi Gizi, oleh
petugas
pramusaji.Setelah
dilakukan
pemorsian,
makanan
dimasukkan dan disusun dengan rapih ke dalam trolly tertutup
kemudian dibawa oleh petugas pramusaji ke masing-masing ruang
perawatan pasien.Tugas pramusaji selain menyajikan makanan
juga bertugas untuk mengambil alat makan pasien sesudah makan
dan mencuci alat makan.Proses penditribusian oleh pramusaji
sudah menggunakan etiket lengkap berisi nomer rekam medis,
ruangan, nama dan diit pasien yang diisi oleh petugas pramusaji.
Namun ada berberapa petugas pramusaji yang tidak menuliskan
nomor rekam medis pada etiket makan, sehingga memungkinkan
terjadinya kesalahan dalam pemberian diet.
7) Penilaian hygiene sanitasi, kelayakan fisik dan keamanan makanan
Hygiene sanitasi, kelayakan fisik dan keamanan makanan di
Instalasi Gizi RSUD RAA Soewondo Pati telah memenuhi syarat
dan sudah baik.Para penjamah makanan sebagian besar sudah
menggunakan APD yang lengkap mulai dari penutup kepala,
masker, celemek, serta sarung tangan.Kebiasaan mencuci tangan
apabila langsung berhubungan dengan bahan makanan seperti
persiapan, pengolahan dan pemorsian sudah di lakukan.kuku tangan
juga tidak panjang dan tidak diwarnai baik wanita maupun lelaki.
Berdasarkan pengamatan uji kelayakan yang sudah dilakukan
menggunakan form uji kelayakan hygiene dan sanitasi, didapatkan
nilai sebesar 85 dengan persentase sebesar 92,4 % yang artinya
instalasi gizi RSUD RAA Soewondo Pati sudah memenuhi
persyaratan secara keseluruhan dan termasuk golongan B.
Hasil penilaian Skor Keamanan Pangan (SKP) Instalasi Gizi
RSUD RAA Soewondo Pati tahun 2018 adalah 100% (kategori
baik) yang artinya memiliki resiko kesehatan dan pelanggaran
keamanan diamati rendah. Tetapi masih memungkinkan terjadinya
pelanggaran yang beresiko tinggi/mengakibatkan bahaya.
18
8) Pengawasan mutu
Proses pengawasan di instalasi gizi RSUD RAA Soewondo Pati
dilakukan langsung olehahli gizi sesuai tanggung jawab di bagian
masing - masing mulai dari penerimaan bahan makanan, persiapan,
penyimpanan, pengolahan, pemorsian, distribusi sampai penyajian
ke pasien.
Pengawasan tidak hanya dilakukan pada bagian proses, namun
juga
pada
tenaga
penjamah
makanannya.Untuk
melakukan
pengawasan terhadap tenaga penjamah, dilakukan check list setiap
hari yang dilakukan oleh ahli gizi yang sudah memiliki tugas
masing – masing disetiap bagian. Check list yang dilakukan
meliputi penggunaan APD penjamah makanan, pengecekan suhu,
kebersihan dan kerapian area kerja dll.
Instalasi gizi RSUD RAA Soewondo Pati melaksanakan dan
memonitor SPM (Standar Pelayanan Minimal) setiap 3 bulan sekali
(Triwulan).Standar Pelayanan Gizi Minimal di Rumah sakit adalah
suatu tantangan untuk memberikan pelayanan gizi rumah sakit yang
berkualitas sebagai panduan bagi rumah sakit dalam melaksanakan
Perencanaan, Pengendalian serta Pengawasan dan pertanggung
jawaban terhadap indicator mutu yang telah ditetapkan.
a) Pengawasan Harga
Pengawasan harga merupakan salah satu fungsi manajemen
agar harga dapat terlaksana sesuai rencana yang telah ditetapkan
sebelumnya.Pengawasan harga di instalasi gizi RSUD RAA
Soewondo Pati dilakukan dengan cara :
(a) Menetapkan standar untuk pelaksaan seperti standar porsi dan
standar resep sehingga produk makanan yang dihasilkan
sesuai kualitas yang ditetapkan
(b) Membuat perkiraan biaya dari produk yang dihasilkan
(c) Pencatatan setiap transaksi pembelian bahan makanan
(d) Penetapan perjanjian kerjasama dengan rekanan
(e) Melakukan evaluasi terhadap rekanan setiap periode tertentu
19
(f) Melakukan perhitungan terhadap tarif makanan berdasarkan
survei pasar
b) Pengawasan Cita Rasa Makanan
Pengawasan cita rasa makanan diawali dengan adanya standar
bumbu, analisa cita rasa makanan pasien dilakukan dengan
caraahli gizi yang bertanggung jawab terhadap pengolahan
mencicipi
setiap
makanan
yang
telah
matang
dan
mendokumentasikannya pada form uji mutu makanan yang
dilakukan setiap hari, serta melakukan analisis terhadap sisa
makanan pasien.
Selain itu juga dilakukan pengawasan mutu terhadap produk
masakan yang dihasilkan.Setiap hari, menu yang dimasak
diambil sampling untuk disimpan didalam kulkas selama 24 jam.
Menurut SPO instalasi gizi RSUD RAA Soewondo Pati
tentang sampel menu harian bahwa pengambilan sampel
makanan ini bertujuan sebagai acuan penerapan langkah –
langkah pengambilan sampel makanan harian untuk antisipasi
apabila terjadi insiden keracunan makanan pada pasien. Prosedur
pengambilan sampel menu harian adalah sbb :
(a) Petugas pengolahan mengambil sampel menu hari itu masing
– masing satu porsi
(b) Sampel dimasukkan dalam wadah tertutup tertera label menu
dan waktu pengambilan
(c) Simpan dalam cooler sampai waktu berikutnya
(d) Bila dalam waktu 1x24 jam tidak ada kejadian terkait
makanan yang disajikan instalasi gizi, sampel dibuang
(e) Bila ada insiden sebagian pasien keracunan makanan, sampel
diuji laboratorium
Berdasarkan
observasi
yang
kami
lakukan,
pegambilan sampel harian sudah sesuai dengan SPO .
20
prosedur
c) Pengawasan Sisa Makanan
Pengawasan terhadap sisa makanan di RSUD RAA Soewondo
Pati merupakan bagian dari standar pelayanan minimal pada
pelayanan gizi yang meliputi ketepatan waktu penyajian,
ketepatan pemberian diet, dan sisa makanan yang tidak termakan.
Kegiatan pengambilan data sisa makanan dilakukan oleh ahli
gizi secara terjadwal. Jadwal pengambilan data sisa makanan
bulan pertama yaitu untuk menu I,II,III dan IV. Bulan kedua
untuk menu V, VI, VII dan bulan ketiga untuk menu VIII, IX, X
dan XI. Dan begitu seterusnya untuk bulan berikutnya,
perputaran jadwalnya per 3 bulan sekali. Pengambilan data sisa
makanan ini di lakukan dengan metode Comstock.
Dalam pelaksanaan kegiatan comstock, ahli gizi berkoordinasi
dengan pramusaji dan perawat. Apabila alat makan sudah diambil
dari kamar pasien, penyaji makanan diminta tidak membereskan
alat makan – alat makan dan label diet agar tidak dibersihkan,
sebelum dilakukan pengamatan.
Ahli gizi melihat dan mencatat sisa makanan dengan estimasi :
1) 0
: menggambarkan sisa makanan habis dimakan
2) 25 % : menggambarkan sisa makanan 25 % porsi awal
3) 50% : menggambarkan sisa makanan 50% porsi awal
4) 75% : menggambarkan sisa makanan 75% porsi awal
5) 100 % : menggambarkan sisa makanan 100 % porsi awal
(utuh).
d) Pengawasan Kepuasan Pasien Terhadap Pelayanan Gizi
Pengawasan kepuasan pasien terhadap palayanan gizi di
RSUD RAA Soewondo Pati dilakukan dengan wawancara
kepada pasien berdasarkan kuesioner (form daya terima)
pelayanan gizi.
9. Evaluasi
Evaluasi
merupakan
salah
satu
implementasi
fungsi
manajemen.Evaluasi ini bertujuan untuk menilai pelaksanaan
21
kegiatan sesuai dengan rencana dan kebijakan yang disusun
sehingga dapat sesuai dengan sasaran yang dikehendaki.Pada
kegiatan evaluasi tekanan penilaian dilakukan terhadap masukan,
proses, keluaran dan dampak.
Evaluasi di instalasi gizi RSUD RAA Soewondo Pati dibagi
setiap kegiatannya. Evaluasi terhadap penjamah makanan dilakukan
setiap hari dengan mengisi formulir check list yang dilakukan oleh
ahli gizi di bagian masing – masing yang bertanggung jawab. Untuk
evaluasi terhadap asuhan gizi dilakukan satu minggu sekali
sedangkan evaluasi terhadap seluruh kegiatan pelayanan gizi
dilakukan satu bulan sekali yang diikuti oleh seluruh ahli gizi di
instalasi gizi RSUD RAA Soewondo Pati.
Pencatatan dan pelaporan yang meliputi pengadaan bahan
makanan, penyelenggaraan makanan, perlengkapan peralatan
instalasi gizi, anggaran belanja makan, pelayanan gizi ruang rawat
inap, pelayanan gizi ruang rawat jalan dijadikan dasar evaluasi
dalam penyelenggaraan makanan untuk pasien di RSUD RAA
Soewondo Pati.
22
B. Identifikasi Masalah
1. Analisis Situasi (SWOT)
a. Kekuatan (Strength)
1) Rumah Sakit Pemerintah yang terakreditasi paripurna
2) Program terencana dengan baik dibuktikan dengan adanya data-data
tentang
perencanaan,
pengolahan
dan
evaluasi
pelaksanaan
penyelenggaraan makanan.
3) Ada SPO di setiap tahap kegiatan pelayanan gizi
4) Pengambilan data, pengawasan dan evaluasi berjalan baik dan rutin
5) Adanya ahli gizi yang bertanggung jawab di setiap tahap
penyelenggaraan makanan
b. Kelemahan (Weakness)
1) Gudang harian tidak difungsikan secara tepat.
2) Ketidakpatuhan petugas dalam penggunaan APD.
3) Penulisan etiket makan pasien tidak lengkap.
4) Penyajian lauk hewani dan nabati tercampur menjadi satu tempat.
5) Masih adanya alat makan yang tertinggal di pasien pada saat clear up.
6) Kurangnya kerjasama antara instalasi gizi dengan petugas ruang rawat
inap.
c. Peluang (Opportunity)
1) Kepercayaan masyarakat bahwa RSUD RAA Soewondo Pati
merupakan Rumah Sakit tertua se eks karesidenan Pati
2) Kepercayaan masyarakat bahwa Rumah Sakit sudah terakreditasi
paripurna
3) Adanya kerjasama lintas sektoral
yang dapat
meningkatkan
kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan RSUD RAA Soewondo
Pati.
4) Keterbukaan menerima komplain dari masyarakat sebagai peluang
untuk mengevaluasi dalam rangka perbaikan dan peningkatan mutu
pelayanan.
d. Ancaman (Treath)
1) Adanya Rumah Sakit swasta dengan akreditasi paripurna.
23
2) Ketidakpuasan pasien terhadap makanan yang disajikan dari rumah
sakit sehingga pasien membeli makanan dari luar rumah sakit.
3) Adanya pedagang makanan keliling yang masuk dalam lingkungan
Rumah Sakit.
2. Prioritas Masalah
Dari masalah yang ada, dilakukan analisis penentuan prioritas masalah
dengan menggunakan metode MCUA (Multiple Criteria Utility Assessment).
Dengan menilai berdasarkan USG yaitu Urgensi (tingkat kepentingan),
Seriousness (tingkat keparahan) dan Growth (Akibat) terhadap pasien
maupun masyarakat. USG merupakan pandangan orang banyak dengan
kemampuan yang sama sehingga dapat dipertanggungjawabkan, diyakini
bahwa hasil prioritas dapat memberikan obyektifitas.
Tabel 5. Prioritas Masalah dengan Metode MCUA
No
1
2.
3.
Prioritas Masalah
Penulisan etiket makan pasien
tidak
lengkap
(tidak
menyertakan nomor Rekam
Medis
Pasien)
sehingga
memungkinkan
terjadinya
kesalahan
pendistribusian
makanan.
Penyajian lauk hewani dan
nabati tercampur menjadi satu
tempat.
Pengambilan piring makan
kotor dilakukan bersamaan
dengan
penyajian
makan
dalam satu troli. (pramusaji
tidak mematuhi prosedur kerja
yang sudah ditetapkan).
Keterangan :
5 = Sangat besar
4 = Besar
3 = Sedang
2 = Kecil
1 = Sangat kecil
24
U
5
USG
S
G
5
4
Total
Ranking
100
II
4
4
4
64
III
5
5
5
125
I
Berdasarkan ranking prioritas masalah, ada 2 masalah yang diprioritaskan
yaitu pengambilan piring makan kotor dilakukan bersamaan dengan
penyajian makan siang dalam satu troli dan penulisan etiket makan pasien
tidak lengkap (tidak menyertakan nomor Rekam Medis Pasien) sehingga
memungkinkan terjadinya kesalahan pendistribusian makanan.
25
C. Perencanaan Pemecahan Masalah
1. Strategi
Usulan pembuatan SPO pengambilan alat makan pasien dan sosialisasi
SPO ke pramusaji. Karena di RSUD RAA Soewondo Pati belum ada SPO
pengambilan alat makan pasien. Dengan adanya SPO ini diharapkan tidak ada
lagi alat makan yang tertinggal di pasien lebih dari waktu yang ditentukan.
2. Tujuan
a. Tujuan umum
Meningkatkan kualitas pelayanan penyelenggaraan makanan di Rumah
Sakit.
b. Tujuan khusus
Pengambilan alat makan tepat waktu sesuai dengan SPO dan tidak ada
alat makan yang tertinggal di pasien.
3. Usulan Kegiatan
a. Pembuatan SPO pengambilan alat makan pasien di ruang rawat inap
Pembuatan SPO dilakukan dengan tahapan sebagai berikut :
1) Membentuk tim penyusun
2) Menentukan sasaran SPO
3) Meninjau permasalahan yang ada
4) Mengumpulkan data yang dibutuhkan
5) Mendiskusikan bersama tim
6) Meminta persetujuan Ka Instalasi Gizi
b. Sosialisasi SPO kepada petugas pramusaji
1) Mengadakan pertemuan dengan seluruh karyawan instalasi gizi
2) Mensosialisasikan SPO tentang pengambilan alat makan
4. Monitoring dan Evaluasi
Monitoring
:
Ada SPO pengambilan alat makan pasien di ruang rawat inap
Evaluasi
:
Sudah tidak ada lagi alat makan yang tertinggal di pasien dengan melihat
lembar ceklis pengambilan alat makan.
26
DAFTAR PUSTAKA
Kemenkes RI. (2013). Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit. Jakarta: Kemenkes RI.
Vikrat, Izzi, dkk. 2017. Menetukan Prioritas Masalah dengan Metode USG Online
(https://www.scribd.com/document/365074463/Prioritas-Masalah-USG-Kel-7,
diakses 20 Agustus 2018)
27
LAMPIRAN
28
Lampiran 1. Struktur Organisasi RSUD RAA Soewondo Pati
29
Lampiran 2. Denah Instalasi Gizi RSUD RAA Soewondo Pati
30
Lampiran 3. Uji kelayakan dan hygiene sanitasi
A. N
o
1.
URAIAN
LOKASI,BANGUNAN, FASILITAS
Halaman bersih, rapi, kering dan berjarak sedikitnya 500 meter dari sarang lalat / tempat
pembuangan sampah, serta tidak tercium bau busuk atau tidak sedap yang berasal dari
sumber pencemaran
2.
Konstruksi bangunan kuat, aman, terpelihara, bersih dan bebas dari barang-barang yang
tidak berguna atau barang sisa
3.
4.
Lantai rapat air, kering, terpelihara dan mudah dibersihkan
Dinding, langit-langit dan perlengkapannya dibuat dengan baik, terpelihara dan bebas dari
debu
Bagian dinding yang kena percikan air dilapisi bahan kedap air setinggi 2 (dua) meter
Pintu dan jendela dibuat dengan baik dan kuat. Pintu dibuat menutup sendiri, membuka
kedua arah dan dipasang alat penangkap lalat dan bau-bauan. Pintu dapur yang
berhubungan keluar membuka ke arah luar
PENCAHAYAAN
Pencahayan sesuai dengan kebutuhan dan tidak menimbulkan bayangan. Kuat cahaya
sedikitnya 10 fc pada bidang kerja
5.
6.
7.
Bobot
Penilaian
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
8
8
1
1
3
3
2
2
1
1
1
1
PENGHAWAAN
8.
9.
Ruangan kerja maupun peralatan dilengkapi ventilasi yang baik sehingga diperoleh
kenyamanan dan sirkulasi udara
AIR BERSIH
Sumber air bersih yang aman, jumlahnya cukup dan air bertekanan
AIR KOTOR
10.
11.
Pembuangan air kotor dari dapur, kamar mandi, WC dan air hujan lancar, bak dan kering
sekitar
FASILITAS CUCI TANGAN DAN TOILET
Jumlah cukup, nyaman dipakai dan mudah dibersihkan
PEMBUANGAN SAMPAH
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
Tersedia bak / tong sampah yang cukup untuk menampung sampah, dibuat anti lalat, tikus
dan dilapisi kantong plastik yang selalu diangkat setiap kali penuh
RUANGAN PENGOLAHAN MAKANAN
Tersedia luas lantai yang cukup untuk pekerja pada bangunan yang terpisah dari tempat
tidur atau tempat mencuci pakaian
Keadaan ruangan bersih dari barang yang tidak berguna. Barang tersebut disimpan rapi di
gudang
KARYAWAN
Semua karyawan yang bekerja bebas dari penyakit infeksi, penyakit kulit, bisul, luka
terbuka, dan infeksi saluran pernafasan atas (ISPA)
Tangan selalu dicuci bersih, kuku dipotong pendek, bebas kosmetik, dan perilaku yang
hygienis
Pakaian kerja, dalam keadaan bersih, rambut pendek dan tubuh bebas dari perhiasan
MAKANAN
Sumber bahan makanan, keutuhan dan tidak rusak
Bahan yang terolah dalam wadah / kemasan asli, terdaftar, berlabel dan tidak kedaluarsa
19.
31
5
5
5
5
1
5
5
A. N
o
20.
21.
URAIAN
PERLINDUNGAN MAKANAN
Penanganan makanan yang potensi berbahaya pada suhu, cara dan waktu yang memadai
selama penyimpanan, peracikan, persiapan, penyajian dan pengangkutan makanan serta
melunakkan makanan beku sebelum dimasak (thawing)
Penanganan makanan yang potensial berbahaya karena tidak ditutup atau disajikan ulang
Bobot
Penilaian
5
5
4
4
2
2
2
2
3
3
5
3
4
65
4
1
1
2
2
PERALATAN MAKAN DAN MASAK
22.
23.
24.
25.
26.
Perlindungan terhadap peralatan makan dan masak dalam cara pembersihan, penyimpanan,
penggunaan, dan pemeliharaannya
Alat makan dan masak yang sekali pakai tidak dipakai ulang
Proses pencucian melalui tahapan mulai dari pembersihan sisa makanan, perendaman,
pencucian dan pembilasan.
Bahan racun/pesticida disimpan tersendiri di tempat yang aman terlindung, menggunakan
label/tanda yang jelas untuk digunakan
Perlindungan terhadap serangga, tikus, hewan peliharaan dan hewan pengganggu lainnya
JUMLAH
KHUSUS GOLONGAN A.1.
Ruang pengolahan makanan tidak dipakai sebagai ruang tidur
27.
28.
Tersedia 1 (satu) buah lemari es (kulkas)
68
JUMLAH
29.
KHUSUS GOLONGAN A.2.
Pengeluaran asap dapur dilengkapi dengan alat pembuang asap
30.
31.
32.
33.
34.
35.
1
1
Fasilitas pencucian dibuat dengan tiga bak pencuci
Tersedia kamar ganti pakaian dan dilengkapi dengan tempat penyimpanan pakaian (loker)
1
1
4
2
JUMLAH
74
KHUSUS GOLONGAN A.3.
Saluran pembuangan limbah dapur dilengkapi dengan grease trap
Tempat memasak terpisah secara jelas dengan tempat penyiapan makanan matang
Lemari penyimpanan dingin dengan suhu -50 C dilengkapi dengan termometer pengontrol
Tersedia kendaraan pengangkut makanan yang khusus
2
2
2
3
2
2
2
3
83
JUMLAH
36.
KHUSUS GOLONGAN B
Sudut lantai dan dinding konus
37.
1
1
Tersedia ruang belajar
1
1
38.
Alat pembuangan asap dilengkapi filter
1
1
39.
40.
Dilengkapi dengan saluran air panas untuk pencucian
Lemari pendingin dapat mencapai suhu – 100 C
2
4
2
2
92
85
JUMLAH
32
Untuk menentukan terpenuhi atau tidaknya persyaratan secara keseluruhan, maka
digunakan perhitungan terhadap total nilai dibagi dengan nilai idealnya/total nilai
persyaratan tertinggi.
85
92
x 100 % = 92,4
Nilai penjumlahan setiap golongan bila dibandingkan dengan angka 100
(total nilai persyaratan tertinggi) berarti sebagai berikut :
a. Golongan A1 antara 65-70 %
b. Golongan A2 antara 71-74 %
c. Golongan A3 antara75-83 %
d. Golongan B antara 84-92 %
e. Golongan C antara 93-100 %
33
Lampiran 4. Penilaian Skor Keamanan Pangan (SKP)
CARA PENILAIAN SKP
1 Siapkan Form 1 (Komponen dan Sub Komponen)
Berilah nilai pada kolom (2) untuk makanan & kondisi pengolahannya yang kita
2 observasi
untuk sub komponen yang tidak dapat ditolerir maka hanya dapat diberi nilai 0 atau
nilai maks.
nilai 0 (jika tidak memenuhi) atau nilai maksimal (jika memenuhi
kriteria)
Untuk sub komponen yang dapat ditolerir maka dapat dinilai antara 0 atau nilai
maksimal.
Khusus PBM no 26 dan 27, dinilai salah satu saja
3 Jumlahkan nilai pada kolom (2)
4 Ubah nilai pada kolom (2) ke nilai satuan --> gunakan Form 2
5 Kalikan nilai satuan dengan Bobot untuk mendapatkan nilai SKP
6 Interpretasikan nilai SKP dengan tabel referensi*) (seperti pada modul tutorial)
KATEGORI
KISARAN NILAI
SKP MAKSIMAL
BAIK
1,0000
0,9703 - 1,0000
SEDANG
0,9332 - 0,9702
RAWAN, TETAPI AMAN DIKONSUMSI
0,6217 - 0,9331
RAWAN, TIDAK AMAN UNTUK DIKONSUMSI
<0,6217
*) kategori menurut Mudjajanto, 1999
Mudjajanto, E.S.1999. Keamanan Pangan. Pelatihan dan Pengembangan
Teknologi dan Keamanan Makanan Kudapan.Bogor : Jurusan GMSK Fak.
Pertanian IPB dan Ditjen Dikdasmen Depdiknas.
Interpretasi dan Kategori Skor Keamanan Pangan**)
Skor
Kategori Kondisi
Proses
Penemuan Inspeksi
Memiliki risiko kesehatan dan pelanggaran keamanan diamati rendah.
> 90
Baik
86-90
Memadai
Tampak beberapa pelanggaran dan masih memungkinkan tejadinya
pelanggaran yang berisiko tinggi/ mengakibatkan bahaya.
71-85
Butuh perbaikan
Ditemukan beberapa pelanggaran dan beberapa pelanggaran
tersebut berisiko tinggi/ mengakibatkan bahaya
≤ 70
Kurang
Ditemukan banyak pelanggaran dan pelanggaran tersebut berisiko
tinggi/ mengakibatkan bahaya
Masih memungkinkan tejadinya pelanggaran yang berisiko tinggi/
mengakibatkan bahaya.
**) berdasarkan kategori Departemen Kesehatan
34
FORM 1
Penilaian Skor Keamanan Pangan (SKP)
NO
KOMPONEN & SUB KOMPONEN
A.
1. *
2.
3.
Pemilihan dan Penyimpanan Bahan makanan (PPB)
Bahan makanan yang digunakan masih segar
Bahan makanan yang digunakan tidak rusak
Bahan makanan yang digunakan tidak busuk
Tidak menggunakan wadah / kotak bekas pupuk atau pestisida
untuk menyimpan dan membawa bm
Bahan makanan disimpan jauh dari bahan beracun / berbahaya
Bahan makanan disimpan pada tempat tertutup
Bahan makanan disimpan pada tempat bersih
Bahan makanan disimpan pada tempat yang tidak terkena sinar
matahari langsung
JUMLAH NILAI MAKSIMUM UNTUK PPB
HIGIENE PEMASAK (HGP)
Pemasak harus berbadan sehat
Pemasak harus berpakaian bersih
Pemasak memakai tutup kepala selama memasak
Pemasak memakai alas kaki selama memasak
Mencuci tangan sebelum dan sesudah memasak
Mencuci tangan menggunakan sabun sesudah dari WC (buang air)
Ketika bersin tidak menghadap ke makanan
Kuku pemasak selalu bersih dan tidak panjang
JUMLAH NILAI MAKSIMUM UNTUK HGP
PENGOLAHAN BAHAN MAKANAN (PBM)
Peralatan memasak yang digunakan harus bersih dan kering
Peralatan memasak harus dicucui sebelum dan sesudah dipakai
memasak
Peralatan memasak dikeringkan terlebih dahulu setelah dicuci
Peralatan memasak disimpan di tempat yang bersih
Peralatan memasak disimpan di tempat yang jauh dari bahan
beracun atau bahan berbahaya
Dapur tempat memasak harus dalam keadaan bersih
Dapur tempat memasak harus dalam keadaan kering
Dapur tempat memasak harus mempunyai ventilasi yang cukup
Dapur terletak jauh dari kandang ternak
Selalu tersedia air bersih dalam wadah tertutup
Di dapur tersedia tempat sampah yang tertutup
Pembuangan air limbah harus lancar
Bahan beracun / berbahaya tidak boleh disimpan di dapur
4.
5.
6.*
7.
8.
B.
1.
2.
3.*
4.*
5.
6.*
7.
8.
C.
1.
2.*
3.*
4.
5.
6.
7.*
8.*
9.
10.*
11.*
12.*
13.
NILAI
(1)
(2)
1
3
3
1
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
22
3
3
1
1
3
3
3
3
20
3
3
1
1
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
14.*
Jarak tempat memasak ke tempat distribusi (sekolah) tidak lebih
dari satu jam
3
3
15.
16.*
17.
18.
Pisau dan telenan yang digunakan harus bersih
Bagian makanan yang tidak dimakan tidak ikut dimasak
Bahan makanan dicuci dengan air bersih
Meracik / membuat adonan menggunakan alat yang bersih
3
3
3
3
3
3
3
3
35
19.*
20.*
21.
22.*
23.
24.*
25.
Adonan / bahan makanan yang telah diracik harus segera di
masak
Makanan segera diangkat setelah matang
Makanan yang telah matang ditempatkan pada wadah bersih dan
terhindar dari debu dan serangga
Makanan tidak dibungkus dengan menggunakan pembungkus dari
kertas koran dan kertas ketikan
Makanan dibungkus dgan pembungkus yg bersih, tdak
menggunakan bekas pembungkus bhn beracun
Memegang makanan yang telah matang menggunakan sendok,
garpu, alat penjepit, sarung tangan
Tidak menyimpan makanan yang matang lebih dari 4 jam terutama
makanan berkuah dan bersantan
3
3
2
2
3
3
1
1
3
3
3
3
3
3
26.
Untuk makanan goreng, minyak goreng tidak boleh digunakan jika
sudah berwarna coklat tua, atau sudah dipakai setelah 4 kali
3
3
27.
Untuk makanan basah, merebus dan mengukus makanan dalam
wadah tertutup
3
3
D.
1.
2.
3.*
4.
5.
6.*
7.*
JUMLAH NILAI MAKSIMUM UNTUK PBM
DISTRIBUSI MAKANAN (DPM)
Selama distribusi, makanan ditempatkan dalam wadah yang bersih
dan tertutup
Pembawa makanan berpakaian bersih dan mencuci tangan
Tangan dicuci dengan sabun sebelum membagikan makanan
Makanan tidak boleh berlendir, berubah rasa, atau berbau basi
sebelum dibagikan
Makanan ditempatkan dalam tempat yang bersih dan kering
Mencuci tangan sebelum makan
Makanan tidak dipegang langsung, menggunakan alat untuk
memegang makanan saat membagikan
JUMLAH NILAI MAKSIMUM UNTUK DMP
74
3
3
3
1
3
1
3
3
3
3
3
3
3
3
19
FORM 2
Penerapan Perhitungan Hasil Penilaian SKP
KOMPONEN
(1)
PPB
HGP
PBM
DMP
NILAI YANG
DIPENUHI
(2)
22 (0,16)
20 (0,55)
74 (0,55)
19 (0,14)
Interpretasi nilai SKP :
Nilai SKP sebesar
1 atau
NILAI
MAKSIMAL
(3)
22
20
74
19
NILAI
KOMPONEN
(4) --> (2)/(3)
1
1
1
1
NILAI SKP
100 % artinya BAIK
Memiliki risiko kesehatan dan pelanggaran keamanan diamati rendah.
Masih memungkinkan tejadinya pelanggaran yang berisiko tinggi/
mengakibatkan bahaya.
36
SKOR
(5) = (BOBOT) X (4)
(0,16)
(0,55)
(0,55)
(0,14)
1
Lampiran 5. Prosedur Kerja Pramusaji
37
38
Lampiran 6. Standar Prosedur Operasional (SPO) Penyajian Makanan Pasien
39
Lampiran 7. Usulan Standar Prosedur Operasional (SPO) Pengambilan Alat
Makan
40
Lampiran 8. Usulan Lembar Ceklis Pengambilan Alat Makan Pasien
No
1.
Identitas Pasien
Nama / Kamar
Pagi
Siang
Malam
Tanda Tangan Petugas
PJ Ruangan
Pagi
PJ Ruangan
Siang
41
PJ Ruangan
Malam
Download