Uploaded by Sandra.miftakul.k

18 ifa

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
LatarBelakang
Statistik sebagai suatu yang berkenaan dengan data numerical sebenarnya
sudah banyak digunakan oleh masyarakat, contohnya adalah untuk menghitung
jumlah intensitas mahasiswa ke kampus, faktor usia terhadap nilai ipk, maupun
jumlah skala jarak tempuh terhadap kehadiran mahasiswa. Statistik dapat
memberikan gambaran, baik gambaran secara khusus maupun gambaran secara
umum tentang suatu gejala, keadaan atau peristiwa dari waktu ke waktu.
Dalam perkembangan pendidikan, ekonomi dan bisnis memilki
keterkaitan. Ketidakpastian merupakan masalah yang senantiasa dihadapi seperti
halnya dalam memprediksi jumlah kehadiran mahasiswa dan nilai ipk yang di
peroleh. Dalam hal ini data statistic merupakan faktor penting sebagai landasan
dasar dalam pengambilan keputusan- keputusan analisa, mengevaluasi dan
mengadakan perkiraan terhadap suatu penilaian. Dengan perhitungan ini maka
pihak dosen ataupun Instansi Universitas dapat memperkirakan keaktifan
mahasiswa lewat pengambilan sample kuesioner terhadap mahasiswa.
1.2
TujuanPratikum
1. Mahasiswa dapat mengidentifikasi variabel bebas dan tak bebas dari
teknik regresi.
2. Mengetahui dan memahami teknik analisis regresi sederhana dan regresi
berganda untuk menjelaskan hubungan antara 2 jenis variabel.
3. Dapat menentukan model persamaan regresi sederhana maupun berganda
dengan perhitungan manual serta dengan bantuan software.
4. Dapat menentukan koefisien korelasi dan determinasi beserta analisisnya.
5. Mengetahui cara menggunakan aplikasi SPSS untuk analisis regresi.
6. Mampu membaca dan membuat analisis output SPSS.
1.3
RumusanMasalah
1. Apakah ada pengaruhan antara intesitas mahasiswa ke kampus terhadap
ipk?
2.
3.
4.
5.
6.
Berapa besar pengaruh jarak tempuh terhadap kehadiran mahasiswa?
Mengapa perhitungan regresi dan korelasi perlu dilakukan?
Bagaimana cara menghitung regresi dan korelasi?
Bagaimana cara menentukan analisis koefisisen berganda?
Bagaimana cara menetukan uji F dan uji T dalam regresi?
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1
Pengertian Regresi
Regresi adalah suatu metode analisis statistik yang digunakan untuk
melihat pengaruh antara dua atau lebih variabel. Hubungan variabel tersebut
bersifat fungsional yang diwujudkan dalam suatu model matematis. Pada analisis
regresi, variabel dibedakan menjadi dua bagian, yaitu variabel respons (response
variable) atau biasa juga disebut variabel bergantung (dependent variable) dan
variabel explanory atau biasa disebut penduga (predictor variable) atau disebut
juga variabel bebas (independent variabel). Jenis-jenis regresi terbagi menjadi
beberapa jenis, yaitu regresi sederhana (linier sederhana dan nonlinier sederhana)
dan regresi berganda (linier berganda atau nonlinier berganda).
Sir Francis Galton (1822 – 1911), memperkenalkan model peramalan,
penaksiran, atau pendugaan, yang selanjutnya dinamakan regresi, sehubungan
dengan penelitiannya terhadap tinggi badan manusia. Penelitian tersebut
membandingkan antara tinggi anak laki-laki dan tinggi badan ayahnya. Galton
menunjukkan bahwa tinggi badan anak laki-laki dari ayah yang tinggi setelah
beberapa generasi cenderung mundur (regressed) mendekati nilai tengah populasi.
Dengan kata lain, anak laki-laki dari ayah yang badannya sangat tinggi cederung
lebih pendek dari pada ayahnya, sedangkan anak laki-laki dari ayah yang
badannya sangat pendek cenderung lebih tinggi dari ayahnya. (Walpole, 1992).
Analisis regresi digunakan untuk menentukan bentuk (dari) hubungan antar
variabel. Tujuan utama dalam penggunaan analisis ini adalah untuk meramalkan
atau menduga nilai dari satu variabel dalam hubungannya dengan variabel yang
lain yang diketahui melalui persamaan garis regresinya. (Hasan, 2002).
Adakalanya, setelah kita memperoleh data berdasarkan sampel, kita ingin
menduga nilai dari suatu variabel Y yang bersesuaian dengan nilai tertentu dari
variabel X. Hal ini diperoleh dengan menaksir nilai Y dari kurva kuadrat
minimum yang sesuai dengan data yang kita himpun dari sampel. Kurva yang
diperoleh dan kita bentuk dari data sampel itu disebut kurva regresi Y terhadap X,
karena Y diduga dari X. (Spiegel, 1988).Dalam melakukan analisis regresi,
sebagian besar mahasiswa biasanya tidak melakukan pengamatan populasi secara
langsung. Hal itu dilakukan selain pertimbangan waktu, tenaga, juga berdasarkan
pertimbangan biaya yang relatif besar jika melakukan pengamatan terhadap
populasi. Dalam hal ini, lazimnya digunakan persamaan regresi linier sederhana
sampel sebagai penduga persamaan regresi linier sederhana populasi dengan
bentuk persamaan seperti berikut : y = a + bX. Dan karena antara Y dan X
memiliki hubungan, maka nilai X dapat digunakan untuk menduga atau meramal
nilai Y. X dinamakan variabel bebas karena variabel ini nilai-nilainya tidak
bergantung pada variabel lain. Dan Y disebut variabel terikat juga karena variabel
yang nilai-nilainya bergantung pada variabel lain. Hubungan antar variabel yang
akan dipelajari disini hanyalah hubungan linier sederhana, yakni hubungan yang
hanya melibatkan dua variabel (X dan Y) dan berpangkat satu. (Hasan, 2002).
Menurut kelaziman, dalam ilmu statistika ada dua macam hubungan antara
dua variabel yang relatif sering digunakan, yakni bentuk hubungan dan keeratan
hubungan. Bentuk hubungan bisa diketahui melalui analisis regresi, sedangkan
keeratan hubungan dapat diketahui dengan analisis korelasi. Analisis regresi
dipergunakan untuk menelaah hubungan antara dua variabel atau lebih, terutama
untuk menelusuri pola hubungan yang modelnya belum diketahui dengan baik,
atau untuk mengetahui bagaimana variasi dari beberapa variabel independen
mempengaruhi variabel dependen dalam suatu fenomena yang komplek. Jika X1,
X2, ...., Xn, adalah variabel-variabel independen dan Y adalah variabel dependen,
maka terdapat hubungan fungsional antara X dan Y, dimana variasi dari X akan
diiringi pula oleh variasi dari Y. Jika dibuat secara matematis hubungan itu dapat
dijabarkan sebagai berikut: Y = f(X1, X2, ....., Xn, e), dimana Y adalah variabel
dependen (tak bebas), X adalah variabel independen (bebas) dan e adalah variabel
residu (disturbace term).Berkaitan dengan analisis regresi ini, setidaknya ada
empat kegiatan yang lazim dilaksanakan yakni : (1) mengadakan estimasi
terhadap parameter berdasarkan data empiris, (2) menguji berapa besar variasi
variabel dependen dapat diterangkan oleh variasi independen, (3) menguji apakah
estimasi parameter tersebut signifikan atau tidak, dan (4) melihat apakah tanda
magnitud dari estimasi parameter cocok dengan teori. (Nazir, 2003).Hubungan
antar variabel dapat berupa hubungan linier ataupun hubungan tidak linier.
Misalnya, berat badan orang dewasa sampai pada tahap tertentu bergantung pada
tinggi badan, keliling lingkaran bergantung pada diameternya, dan tekanan gas
bergantung pada suhu dan volumenya. Atau dalam ilmu pemasaran, nilai
penjualan akan bergantung pada biaya promosi. Hubungan-hubungan itu bila
dinyatakan dalam bentuk matematis akan memberikan persamaan-persamaan
tertentu. Untuk dua variabel, hubungan liniernya dapat dinyatakan dalam bentuk
persamaan linier, yakni: Y = a + bX. Hubungan antara dua variabel pada
persamaan linier jika digambarkan secara (scatter diagram), semua nilai Y dan X
akan berada pada suatu garis lurus. Dan dalam ilmu ekonomi, garis itu dinamakan
garis regresi. (Hasan, 2002).Analisis regresi digunakan hampir pada semua bidang
kehidupan, baik dalam bidang pertanian, ekonomi dan keuangan, industri dan
ketenagakerjaan, sejarah, pemerintahan, ilmu lingkungan, dan sebagainya.
Kegunaan analisis regresi di antaranya untuk mengetahui variabel-variabel kunci
yang memiliki pengaruh terhadap suatu variabel bergantung, pemodelan, serta
pendugaan (estimation) atau peramalan (forecasting). Adapun tahap-tahap dalam
melakukan analisis regresi, meliputi perumusan permasalahan, penyeleksian
variabel pontensial yang relevan, pengumpulan data, spesifikasi model, pemilihan
metode yang tepat, model fitting, validasi model dan penerapan model terpilih
untuk penyelesaian permasalahan.
2.2
Pengertian Regresi Linear Sederhana
Regresi sederhana, adalah bentuk regresi dengan model yang bertujuan
untuk mempelajari hubungan antara dua variabel, yakni variabel independen
(bebas) dan variabel dependen (terikat).
Analisis regresi linier sederhana adalah hubungan secara linear antara satu
variabel independen (X) dengan variabel dependen (Y). Analisis ini untuk
mengetahui arah hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen
apakah positif atau negatif dan untuk memprediksi nilai dari variabel dependen
apabila nilai variabel independen mengalami kenaikan atau penurunan.. Data yang
digunakan biasanya berskala interval atau rasio.
Rumus regresi linear sederhana sebagi berikut:
Y’ = a + bx
........................(2.1)
Keterangan:
Y’ = Variabel dependen (nilai yang diprediksikan)
X = Variabel independen
a = Konstanta (nilai Y’ apabila X = 0)
b = Koefisien regresi (nilai peningkatan ataupun penurunan)
Nilai-nilai a dan b dapat dihitung dengan menggunakan Rumus dibawah ini :
b=
a=
2.3
š‘› ∑ š‘„š‘¦−∑ š‘„ ∑ š‘¦
š‘› ∑š‘„2 −(∑ š‘„)2
∑ š‘¦−š‘ ∑ š‘„
š‘›
.........................(2.2)
..........................(2.3)
Pengertian Regresi Linear Berganda
Analisis regresi linier berganda adalah hubungan secara linear antara dua
atau lebih variabel independen (X1, X2,….Xn) dengan variabel dependen (Y).
Analisis ini untuk mengetahui arah hubungan antara variabel independen dengan
variabel dependen apakah masing-masing variabel independen berhubungan
positif atau negatif dan untuk memprediksi nilai dari variabel dependen apabila
nilai variabel independen mengalami kenaikan atau penurunan. Data yang
digunakan biasanya berskala interval atau rasio.
Persamaan regresi linear berganda sebagai berikut:
Y’ = a + b1X1+ b2X2+…..+ bnXn
Keterangan:
Y
X1 dan X2
a
b
2.4
=
=
=
=
..........................(2.4)
Variabel dependen (nilai yang diprediksikan)
Variabel independen
Konstanta (nilai Y’ apabila X1, X2…..Xn = 0)
Koefisien regresi (nilai peningkatan ataupun penurunan)
Analisis Korelasi Ganda
Korelasi Ganda merupakan alat statitik yang digunakan untuk mengetahui
hubungan yang terjadi antara variabel terikat/ terpengaruh (variabel Y) dengan 2
atau lebih variabel bebas/ variabel pengaruh ( X1; X2; X3, ….. Xn). Melalui
korelasi ganda keeratan dan kekuatan hubungan antar variabel tersebut dapat
diketahui. Keeratan hubungan dapat dinyatakan dengan istilah Koefisien Korelasi
Koefisien Korelasi Berganda adalah indeks atau angka yang digunakan
untuk mengukur keeratan hubungan antar 3 variabel atau lebih.
Analisis korelasi berganda merupakan perluasan darian alisis korelasi
sederhana. Dalam analisis korelasi berganda bertujuan untuk mengetahui
bagaimana derajat hubungan antara beberapa variabel independent (Variabel X1,
X2, …….,Xk) dengan variabel dependent (Variabel Y) secara bersama- sama.
Asumsi-asumsi sehubungan dengan analisis regresi berganda tersebut
adalah :
1. Variabel-Variabel
hubungan linier
independent
danvariabel
dependent
mempunyai
2. Semua variabel, baik variabel- variabel independent maupun variabel
dependent, merupakan variabel-variabel random kontinyu.
3. Distribusi kondisional nilai masing-masing variabel berdistribusi normal
(multivariate normal distribution)
4. Untuk berbagai kombinasi nilai variabel yang satu dengan yang lain
tertentu, varainsi dari distribusi kondisional masing-masing variabel
adalah homogen (asumsi homoscedasticity) berlaku untuk semua variabel
5. Untuk masing-masing variabel, nilai observasi yang satu dengan yang lain,
tidak berkaitan.
Koefesien korelasi ialah pengukuran statistik kovarian atau asosiasi antara dua
variabel. Besarnya koefesien korelasi berkisar antara +1 s/d -1. Koefesien korelasi
menunjukkan kekuatan (strength) hubungan linear dan arah hubungan dua
variabel acak. Jika koefesien korelasi positif, maka kedua variabel mempunyai
hubungan searah. Artinya jika nilai variabel X tinggi, maka nilai variabel Y akan
tinggi pula. Sebaliknya, jika koefesien korelasi negatif, maka kedua variabel
mempunyai hubungan terbalik. Artinya jika nilai variabel X tinggi, maka nilai
variabel Y akan menjadi rendah (dan sebaliknya). Untuk memudahkan melakukan
interpretasi mengenai kekuatan hubungan antara dua variabel penulis memberikan
kriteria sebagai berikut:
o
o
o
o
o
o
0 : Tidak ada korelasi antara dua variabel
>0 – 0,25: Korelasi sangat lemah
>0,25 – 0,5: Korelasi cukup
>0,5 – 0,75: Korelasi kuat
>0,75 – 0,99: Korelasi sangat kuat
1: Korelasi sempurna
Signifikasi
Apa sebenarnya signifikansi itu? Dalam bahasa Inggris umum, kata,
“siqnificant” mempunyai makna penting; sedang dalam pengertian statistik kata
tersebut mempunyai makna “benar” tidak didasarkan secara kebetulan. Hasil riset
dapat benar tapi tidak penting. Signifikansi / probabilitas / α memberikan
gambaran mengenai bagaimana hasil riset itu mempunyai kesempatan untuk
benar. Jika kita memilih signifikansi sebesar 0,01, maka artinya kita menentukan
hasil riset nanti mempunyai kesempatan untuk benar sebesar 99% dan untuk salah
sebesar 1%.
Secara umum kita menggunakan angka signifikansi sebesar 0,01; 0,05 dan
0,1. Pertimbangan penggunaan angka tersebut didasarkan pada tingkat
kepercayaan (confidence interval) yang diinginkan oleh peneliti. Angka
signifikansi sebesar 0,01 mempunyai pengertian bahwa tingkat kepercayaan atau
bahasa umumnya keinginan kita untuk memperoleh kebenaran dalam riset kita
adalah sebesar 99%. Jika angka signifikansi sebesar 0,05, maka tingkat
kepercayaan adalah sebesar 95%. Jika angka signifikansi sebesar 0,1, maka
tingkat kepercayaan adalah sebesar 90%.
Pertimbangan lain ialah menyangkut jumlah data (sample) yang akan
digunakan dalam riset. Semakin kecil angka signifikansi, maka ukuran sample
akan semakin besar. Sebaliknya semakin besar angka signifikansi, maka ukuran
sample akan semakin kecil. Unutuk memperoleh angka signifikansiyang baik,
biasanya diperlukan ukuran sample yang besar. Sebaliknya jika ukuran sample
semakin kecil, maka kemungkinan munculnya kesalahan semakin ada.
Rumus untuk mencari Uji Korelasi Ganda yaitu:
Rš‘„1 š‘„2 š‘¦ = √
2.5
š‘Ÿ 2 š‘‹1 š‘Œ+ š‘Ÿ 2 š‘„2 š‘¦−2.š‘Ÿš‘‹1 š‘Œ.š‘Ÿš‘‹2 š‘Œ.š‘Ÿš‘‹1 š‘‹2
1−š‘Ÿ 2 š‘‹1 š‘‹2
.........................(2.5)
Analisis Determinasi
Koefisien Determinasi (R2) adalah perbandingan antara variasi Y yang
dijelaskan oleh x1 dan x2 secara bersama-sama dibanding dengan variasi total Y.
Jika selain x1 dan x2 semua variabel di luar model yang diwadahi dalam E
dimasukkan ke dalam model, maka nilai R2 akan bernilai 1. Ini berarti seluruh
variasi Y dapat dijelaskan oleh variabel penjelas yang dimasukkan ke dalam
model.
Tidak ada ukuran yang pasti berapa besarnya R2 untuk mengatakan bahwa suatu
pilihan variabel sudah tepat. Jika R2 semakin besar atau mendekati 1, maka model
makin tepat. Untuk data survai yang berarti bersifat cross section data yang
diperoleh dari banyak responden pada waktu yang sama, maka nilai R2 = 0,2 atau
0,3 sudah cukup baik. Semakin besar n (ukuran sampel) maka nilai R2 cenderung
makin kecil. Sebaliknya dalam data runtun waktu (time series) dimana peneliti
mengamati hubungan dari beberapa variabel pada satu unit analisis (perusahaan
atau negara) pada beberapa tahun maka R2 akan cenderunng besar. Hal ini
disebabkan variasi data yang relatif kecil pada data runtun waktu yang terdiri dari
satu unit analisis saja.
Koefesien diterminasi dengan simbol r2 merupakan proporsi variabilitas
dalam suatu data yang dihitung didasarkan pada model statistik. Definisi
berikutnya menyebutkan bahwa r2merupakan rasio variabilitas nilai-nilai yang
dibuat model dengan variabilitas nilai data asli. Secara umum r2 digunakan
sebagai informasi mengenai kecocokan suatu model. Dalam regresi r2 ini
dijadikan sebagai pengukuran seberapa baik garis regresi mendekati nilai data asli
yang dibuat model. Jika r2 sama dengan 1, maka angka tersebut menunjukkan
garis regresi cocok dengan data secara sempurna.Interpretasi lain ialah bahwa r2
diartikan sebagai proporsi variasi tanggapan yang diterangkan oleh regresor
(variabel bebas / X) dalam model. jika r2 = 1 akan mempunyai arti bahwa model
yang sesuaiInterpretasi lain ialah bahwa r2 diartikan sebagai proporsi variasi
tanggapan yang diterangkan oleh regresor (variabel bebas / X) dalam model.
Dengan demikian, jika r2 = 1 akan mempunyai arti bahwa model yang sesuai
menerangkan semua variabilitas dalam variabel Y. jika r2 = 0 akan mempunyai
arti bahwa tidak ada hubungan antara regresor (X) dengan variabel Y. Dalam
kasus misalnya jika r2 = 0,8 mempunyai arti bahwa sebesar 80% variasi dari
variabel Y (variabel tergantung / response) dapat diterangkan dengan variabel X
(variabel bebas / explanatory); sedang sisanya 0,2 dipengaruhi oleh variabelvariabel yang tidak diketahui atau variabilitas yang inheren. (Rumus untuk
menghitung koefesien determinasi (KD) adalah KD = r2x 100%) Variabilitas
mempunyai makna penyebaran / distribusi seperangkat nilai-nilai tertentu.
Dengan menggunakan bahasa umum, pengaruh variabel X terhadap Y adalah
sebesar 80%; sedang sisanya 20% dipengaruhi oleh faktor lain.
Dalam hubungannya dengan korelasi, maka r2 merupakan kuadrat dari
koefesien korelasi yang berkaitan dengan variabel bebas (X) dan variabel Y
(tergantung). Secara umum dikatakan bahwa r2 merupakan kuadrat korelasi
antara variabel yang digunakan sebagai predictor (X) dan variabel yang
memberikan response (Y). Dengan menggunakan bahasa sederhana r2
merupakan koefesien korelasi yang dikuadratkan. Oleh karena itu, penggunaan
koefesien determinasi dalam korelasi tidak harus diinterpretasikan sebagai
besarnya pengaruh variabel X terhadap Y mengingat bahwa korelasi tidak sama
dengan kausalitas. Secara bebas dikatakan dua variabel mempunyai hubungan
belum tentu variabel satu mempengaruhi variabel lainnya. Lebih lanjut dalam
konteks korelasi antara dua variabel maka pengaruh variabel X terhadap Y tidak
nampak. Kemungkinannya hanya korelasi merupakan penanda awal bahwa
variabel X mungkin berpengaruh terhadap Y. Sedang bagaimana pengaruh itu
terjadi dan ada atau tidak kita akan mengalami kesulitan untuk membuktikannya.
Hanya menggunakan angka r2 kita tidak akan dapat membuktikan bahwa variabel
X mempengaruhi Y.
Dengan demikian jika kita menggunakan korelasi sebaiknya jangan
menggunakan koefesien determinasi untuk melihat pengaruh X terhadap Y karena
korelasi hanya menunjukkan adanya hubungan antara variabel X dan Y. Jika
tujuan riset hanya untuk mengukur hubungan maka sebaiknya berhenti saja di
angka koefisien korelasi. Sedang jika kita ingin mengukur besarnya pengaruh
variabel X terhadap Y sebaiknya menggunakan rumus lain, seperti regresi atau
analisis jalur.
2.6
Uji Koefisiensi Regresi Secara Bersama (Uji F)
Uji F digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas secara
bersama-sama (simultan) terhadap variabel terikat. Signifikan berarti hubungan
yang terjadi dapat berlaku untuk populasi.
Penggunaan tingkat signifikansinya beragam, tergantung keinginan peneliti, yaitu
0,01 (1%) ; 0,05 (5%) dan 0,1 (10%).
Hasil uji F dilihat dalam tabel ANOVA dalam kolom sig. Sebagai contoh,
kita menggunakan taraf signifikansi 5% (0,05), jika nilai probabilitas < 0,05,
maka dapat dikatakan terdapat pengaruh yang signifikan secara bersama-sama
antara variabel bebas terhadap variabel terikat. Namun, jika nilai signifikansi >
0,05 maka tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara bersama-sama antara
variabel bebas terhadap variabel terikat. Distribusi F digunakan untuk menguji
hipotesis, apakah variansi dari sebuah populasi normal sama dengan variansi dari
populasi normal lainnya. Satu variansi sampel yanglebih besar ditempatkan pada
pembilang, sehingga rasio minimalnya adalah 1,00. Distribusi F jugadigunakan
untuk menguji asumsi-asumsi bagi beberapa statistik uji. Adapun hipotesis yang
dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
Ho : b1, b2,… = 0 (secara serempak tidak berpengaruh variabel bebas (X1,
X2,…Xn)terhadap variabel terikat (Y)
Ha : minimal Satu Bi = 0 (secara serempak bepengaruh variabel bebas (X1, X2,
….Xn) terhadap variabel bebas (Y)
Dengan taraf nyata yang biasa digunakan 5% (0,05), sedangkan nilai F tabel
dengan derajat bebas (db), V1=m-1;V2=n-m
m = jumlah variabel
n = jumlah sampel
– Ho diterima, Ha ditolak jika -F tabel < F hitung < +F tabel.
– Ho ditolak, Ha diterima jika F hitung < -F tabel atau F hitung < +F tabel.
Uji F bisa dilakukan dengan bantuan software SPSS
2.7
Uji Koefisiensi Regresi Secara Parsial (Uji T)
Uji T untuk sampel independen merupakan prosedur uji t untuk sampel
bebas dengan membandingkan rata-rata dua kelompok kasus. Kasus yang diuji
bersifat acak. Pengujian hipotesis dengan distribusi t adalah pengujian hipotesis
yang menggunakan distribusi t sebagai uji statistik. Tabel pengujian disebut tabel
t-student.
Kriteria data untuk uji t sampel independen :
-
Data untuk dua sampel bersifat independen
-
Sampel acak dari distribusi normal
Fungsi pengujian uji T :
-
Untuk memperkirakan interval rata-rata.
-
Untuk menguji hipotesis tentang rata-rata suatu sampel.
-
Untuk mengetahui batas penerimaan suatu hipotesis.
-
Untuk menguji layak tidaknya sebuah pernyataan dapat dipercaya atau tidak.
Uji T digunakan untuk menguji secara parsial masing-masing variabel.
Hasil uji T dapat dilihat pada tabel coefficients pada kolom sig (significance).
Jika probabilitas nilai t atau signifikansi < 0,05, maka dapat dikatakan bahwa
terdapat pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat secara parsial.
Namun, jika probabilitas nilai t atau signifikansi > 0,05, maka dapat dikatakan
bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara masing-masing variabel
bebas terhadap variabel terikat. Sama halnya dengan Uji F, Uji T juga bisa
dilakukan dengan bantuan software SPSS.
BAB III
HASIL DAN ANALISA DATA
3.1
Pengumpulan Data
Pada praktikum kali ini data yang kami ambil hanya data dari semester 5B,
berikut adalah hasil data yang diperoleh.
Tabel 3.1 Hasil Rekapitulasi Data Semester 5B
No
Responden
Ke-
Intensitas
ke
Kampus
Usia
Jarak
Tempuh
IPK
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
5
5
4
4
3
3
4
5
3
4
4
5
4
5
4
5
4
5
4
4
3
4
5
5
5
22
25
23
24
22
22
24
25
20
22
25
20
23
22
23
23
22
25
24
23
24
23
25
23
22
6
8
12
10
16
17
10
15
12
16
25
25
13
14
8
7
15
22
12
14
20
22
16
13
2
3.4
3.72
3.32
3.3
3.28
3.12
3.35
3.4
3.25
3.42
3.3
3.53
3.2
3.42
3.43
3.48
3.38
3.4
3.34
3.25
3.15
3.46
3.4
3.38
3.42
3.2
Pengolahan Data
Dalam praktikum kali ini pengolahan data dilakukan dengan dua cara,
untuk analisa regresi linier sederhana dilakukan perhitungan secara matematis dan
untuk analisis regresi linier berganda dilakukan menggunakan aplikasi SPSS.
3.2.1
Analisis Regresi Linier Sederhana
Dari data yang diperoleh diatas dilakukan analisa regresi linier
sederhana untuk mengetahui bagaimana hubungan atau pengaruh antara
intensitas ke kempus dan ipk, dimana intensitas ke kampus sebagai variabel
independent (š‘„) dan ipk sebagai variabel dependent (š‘¦).
3.2.1.1
Perhitugan Matematis
Tabel 3.2 Rekapitulasi Antara Intensitas ke Kampus dengan IPK
n
Intensitas ke
Kampus (x)
IPK (y)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
5
5
4
4
3
3
4
5
3
4
4
5
4
5
4
5
4
5
4
4
3
4
5
5
5
3.4
3.72
3.32
3.3
3.28
3.12
3.35
3.4
3.25
3.42
3.3
3.53
3.2
3.42
3.43
3.48
3.38
3.4
3.34
3.25
3.15
3.46
3.4
3.38
3.42
Tabel 3.3 Hasil Perhitungan Antara Variabel š‘„ dan š‘¦
R=
n
x
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
5
5
4
4
3
3
4
5
3
4
4
5
4
5
4
5
4
5
4
4
3
4
5
5
5
106
y
3.4
3.72
3.32
3.3
3.28
3.12
3.35
3.4
3.25
3.42
3.3
3.53
3.2
3.42
3.43
3.48
3.38
3.4
3.34
3.25
3.15
3.46
3.4
3.38
3.42
84.1
xy
17
18.6
13.28
13.2
9.84
9.36
13.4
17
9.75
13.68
13.2
17.65
12.8
17.1
13.72
17.4
13.52
17
13.36
13
9.45
13.84
17
16.9
17.1
358.15
x2
y2
25
25
16
16
9
9
16
25
9
16
16
25
16
25
16
25
16
25
16
16
9
16
25
25
25
462
11.56
13.8384
11.0224
10.89
10.7584
9.7344
11.2225
11.56
10.5625
11.6964
10.89
12.4609
10.24
11.6964
11.7649
12.1104
11.4244
11.56
11.1556
10.5625
9.9225
11.9716
11.56
11.4244
11.6964
283.285
š‘› (∑š‘„š‘¦) − (∑š‘„)(∑š‘¦)
√š‘›(∑š‘„ 2 ) − (∑š‘„)2 .√š‘›(∑š‘¦ 2 )− (∑š‘¦)2
R =
25 ( 358,15)− (106)(84,1)
√25(462)− (106)2 . √25(283,285)−(84,1)2
š‘Ÿ 2 = R x R = (0,7239)(0,7239) = 0,524
= 0,7239
š‘=
=
š‘Ž=
š‘› (∑š‘„š‘¦) − (∑š‘„)(∑š‘¦)
2
š‘› ∑ š‘„ − (∑š‘„)
2
8953,75−8914,6
11550−11236
=
25 ( 358,15)− (106)(84,1)
25(462)− (106)
2
= 0,1247
∑š‘¦−š‘ ∑š‘„ 84,1−0,1247 (106)
=
= 70,8818
š‘›
25
Maka persamaan regresi liniernya adalah
š‘¦ = 70,8818 + 0,1247š‘„
3.2.1.2
Analisis Data Rergresi Linier Sederhana
Dari perhitungan yang sudah dilakukan diperoleh nilai
koefisien korelasi sebesar 0, 7239 yang menurut Sugiyono (2007)
dalam pedoman untuk memberikan interpretasi koefisian korelasi,
termasuk dalam kategori kuat. Itu artinya bahwa antara intensitas ke
kampus dan nilai ipk mempunyai keterkaitan yang kuat.
Sedangkan untuk perhitungan determinasi diperoleh nilai
sebesar 0,524. Hal ini menunjukkan bahwa intensitas ke kampus dapat
berpengaruh terhadap nilai ipk sebesar 52,4% sedangkan sisanya
47,6% dipengaruhi oleh faktor lain.
3.2.2
Analisis Data Regresi Linier Berganda
Jika sebelumya pada regresi linier sederhana hanya tediri dari satu
variabel independent (š‘„) dan satu variabel dependent (š‘¦), dalam regresi
linier berganda ada 3 variabel independent (š‘„) antara lain intensitas ke
kampus, usia serta jarak tempuh dan satu variabel dependent (š‘¦) yaitu nilai
ipk.
3.2.2.1
Pengolahan Data Dengan SPSS
Mengingat jumlah variabel yang lebih dari satu oleh sebab
itu untuk mempermudah dalam memperoleh hasil perhitungan
tersebut, dapat dilakukan dengan bantuan aplikasi SPSS.
Berikut langkah- langkah dalam pengolahan data untuk uji regresi
linier berganda menggunakan aplikasi SPSS:
1. Input data seperti yang sudah dilakukan di modul- modul
sebelumya. Karena dalam hal ini kita hanya menggunakan data
dari semester 5B saja, maka untuk data semester 3B tidak perlu
dimasukkan.
2. Setelah input selesai, pilih Analyze → Regression → Linier
Gambar 3.1 Kotak Dialog Regresi Liner
3. Apabila sudah muncul seperti Gambar 3.1, masukkan variabel
dependent dan variabel independentnya.
4. Pilih Statistics
a. Checklist Estimates, Confidence interval dan Covariance
matrix
b. Checklist Model fit, Descriptive, Part and partial
correlation dan Collinearity diagnostic
5. Pilh Plots
a. Cheklits Histogram
b. Checklist Normal probability plot
6. Pilih OK, dan akan keluar hasil outputnya.
3.2.2.2
Analisis Regresi Berganda
Tabel 3.4 Output Regresi dari Koefisien
Coefficientsa
Model
1
Unstandardized
Coefficients
B
Std. Error
2.971
.306
(Constant)
Intensitas_ke_
kampus_5b
us ia_5b
jarak_tempuh_5b
Standardized
Coefficients
Beta
t
9.702
Sig.
.000
95% Confidence Interval for B
Lower Bound Upper Bound
2.334
3.608
Zero-order
Correlations
Partial
Part
.126
.027
.733
4.634
.000
.070
.183
.724
.711
.694
.896
1.117
-.006
-.001
.014
.003
-.066
-.030
-.427
-.196
.674
.846
-.034
-.008
.022
.006
.102
-.188
-.093
-.043
-.064
-.029
.932
.943
1.072
1.061
a. Dependent Variable: IPK_5b
Persamaan regresi dari tabel tersebut yaitu
š‘¦ = š‘Ž + š‘1 š‘„1 + š‘2 š‘„2 + š‘3 š‘„3
š‘¦ = 2,971 + 0.126š‘„1 – 0.006š‘„2 – 0.001š‘„3
Dari persamaan regresi di atas dijelaskan sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
Collinearity Statistics
Tolerance
VIF
Konstanta sebesar 2,971 artinya jika intensitas ke kampus (š‘„1 ),
usia (š‘„2 ) dan jarak tempuh (š‘„3 ) bernilai 0, maka IPK nilainya
adalah 2,971.
Koefisien regresi variabel intensitas ke kampus (š‘„1 ) sebesar
0,126 artinya jika variabel independent lainnya tetap dan setiap
kenaikan sebesar 1% dari variabel intensitas ke kampus maka
IPK akan mengalami kenaikan sebesar 0,126. Koefisien positif
menunjukkan bahwa terjadi hubungan positif atau searah antara
intensitas ke kampus dengan nilai ipk, semakin naik intensitas ke
kampus maka semakin naik nilai IPK.
Koefisien regresi variabel usia (š‘„2 ) sebesar −0,006 artinya jika
variabel independent lainnya tetap dan setiap kenaikan sebesar
1% dari variabel usia maka IPK akan mengalami penurunan
sebesar −0,006. Koefisien negatif menunjukkan bahwa terjadi
hubungan negative atau berlawanan arah antara usia dengan nilai
ipk, semakin naik nilai usia maka semakin turun nilai IPK
Koefisien regresi variabel jarak tempuh (š‘„3 ) sebesar −0,001
artinya jika variabel independent lainnya tetap dan setiap
kenaikan sebesar 1% dari variabel jarak tempuh maka IPK akan
mengalami penurunan sebesar −0.001 Koefisien negatif
menunjukkan bahwa terjadi hubungan negatif atau berlawanan
arah antara jarak tempuh dengan nilai ipk, semakin naik nilai
jarak tempuh maka semakin turun nilai IPK.
3.2.2.3
Analisis Korelasi Ganda (R)
Tabel 3.5 Output Regresi dari Korelasi
Model Summ aryb
Model
1
R
R Square
.728a
.530
Adjust ed
R Square
.462
St d. Error of
the Es timate
.09137
a. Predic tors: (Constant), jarak_tempuh_5b, usia_5b,
Int ensitas_ke_kampus _5b
b. Dependent Variable: IPK_5b
Berdasarkan tabel 3.5 diperoleh angka R sebesar 0,728. Hal
ini yang menurut Sugiyono (2007) dalam pedoman untuk memberikan
interpretasi koefisian korelasi, termasuk dalam kategori kuat. Artinya
terjadi hubungan yang kuat antara variabel independent (intensitas ke
kampus, usia dan jarak tempuh) terhadap variabel dependent (nilai
IPK).
3.2.2.4
Analisis Determinasi
Tabel 3.6 Output Regresi dari Determinasi
Model Summ aryb
Model
1
R
R Square
.728a
.530
Adjust ed
R Square
.462
St d. Error of
the Es timate
.09137
a. Predic tors: (Constant), jarak_tempuh_5b, usia_5b,
Int ensitas_ke_kampus _5b
b. Dependent Variable: IPK_5b
Berdasarkan tabel 3.6 diperoleh angka R2 (R Square)
sebesar 0,530 atau 53%. Hal ini menunjukkan bahwa prosentase
variabel independent (intensitas ke kampus, usia dan jarak tempuh)
terhadap variabel dependent (nilai IPK) sebesar 53%, sedangkan
sisanya yaitu sebesar 47% dipengaruhi oleh faktor atau variabel lain
yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini.
3.2.2.5
Uji Koefisien Regresi Secara Bersama- sama (Uji F)
Tabel 3.7 Output Regresi dari Uji F
ANOVAb
Model
1
Regres sion
Residual
Total
Sum of
Squares
.197
.175
.373
df
3
21
24
Mean Square
.066
.008
F
7.878
Sig.
.001a
a. Predic tors: (Constant), jarak _tempuh_5b, us ia_5b, Intens itas_ke_kampus _5b
b. Dependent Variable: IPK_5b
Tahap- tahap melekukan uji F adalah sebagai berikut:
1. Merumuskan hipotesis
H0 :
Tidak ada pengaruh signifikan antara intensitas ke kampus,
usia dan jarak tempuh secara bersama sama terhadap IPK.
H1 : Ada pengaruh signifikan antara intensitas ke kampus, usia
dan jarak terhadap IPK.
2. Menentukan tingkat signifikansi
Tingkat signifikansi menggunakan ļ” = 5% (signifikansi 5% atau
0,05 adalah ukuran standar yang sering digunakan dalam
penelitian).
3. Menentukan F hitung
Berdasarkan tabel 3.7 diperoleh F hitung sebesar 7,878
4. Menentukan F tabel
Dengan menggunkan tingkat keyakinan 95%, š›¼ = 5%
df1 = k (jumlah variabel bebas) = 3
df2 = n-k-1 = (jumlah data-jumlah variabel bebas-1)
= 25 – 3 – 1 = 21
Maka didapat F tabel = 2,68
5. Kriteria pengujian
H0 diterima bila F hitung < F tabel
H1 diterima bila F hitung < F tabel
6. Membandingkan F hitung dengan F tabel.
Nilai F hitung > F tabel ( 7,878 > 2,68), maka H0 ditolak dan H1
diterima.
7. Kesimpulan
Karena F hitung lebih besar dari F tabel maka H0 ditolak dan H1
diterima yang artinya ada pengaruh signifikan antara variabel
independent dengan variabel dependent. Jadi dalam kasus ini
dapat disimpulkan bahwa intensitas ke kampus, usia, jarak tempuh
secara bersama- sama berpengaruh terhadap nilai IPK.
3.2.2.6
Uji Koefisien Regresi Secara Parsial (Uji t)
Coefficientsa
Model
1
(Constant)
Intensitas_ke_
kampus_5b
us ia_5b
jarak_tempuh_5b
Unstandardized
Coefficients
B
Std. Error
2.971
.306
Standardized
Coefficients
Beta
t
9.702
Sig.
.000
95% Confidence Interval for B
Lower Bound Upper Bound
2.334
3.608
Zero-order
Correlations
Partial
Part
Collinearity Statistics
Tolerance
VIF
.126
.027
.733
4.634
.000
.070
.183
.724
.711
.694
.896
1.117
-.006
-.001
.014
.003
-.066
-.030
-.427
-.196
.674
.846
-.034
-.008
.022
.006
.102
-.188
-.093
-.043
-.064
-.029
.932
.943
1.072
1.061
a. Dependent Variable: IPK_5b
Tahap- tahap melakukan uji t adalah sebagai berikut:
a. Pengujian koefisien regresi variabel intensitas ke kampus.
1. Merumuskan hipotesis
H0 : Secara parsial tidak ada pengaruh signifikan antara
intensitas ke kampus dengan IPK.
H1 : Secara parsial ada pengaruh signifikan antara ntensitas
ke kekampus dengan IPK.
2. Menentukan tingkat signifikan
Tingkat signifikansi menggunakan š›¼ = 5%.
3. Menentukan t hitung
Berdasarkan tabel diperoleh nilai t hitung sebesar 4,634.
4. Menentukan t tabel
Tabel distribusi t dicari pada Tabel distribusi t dicari pada ļ” =
5% : 2 = 2,5% (uji 2 sisi) dengan derajat kebebasan (df) n-k-1
atau 25-3-1 = 21 (n adalah jumlah kasus dan k adalah
jumlah variabel independen). Dengan pengujian 2 sisi
(signifikansi
= 0,025) hasil diperoleh untuk t tabel
sebesar 2,080.
5. Kriteria Pengujian
H0 diterima bila t hitung < t tabel
H1 diterima bila t hitung > t tabel
6. Membandingkan t hitung dengan t tabel
Nilai t hitung > t tabel (4,634 > 2,080), maka H0 ditolak dan
H1 diterima.
7. Kesimpulan
Oleh karena nilai t hitung > t tabel (4,634 > 2,080), maka Ho
ditolak, artinya secara parsial ada pengaruh signifikan antara
intensitas ke kampus dengan nilai IPK.
b. Pengujian koefisien regresi variabel usia
1. Merumuskan hipotesis
H0 : Secara parsial tidak ada pengaruh signifikan antara usia
dengan IPK.
H1: Secara parsial ada pengaruh signifikan antara usia
dengan IPK.
2. Menentukan tingkat signifikan
Tingkat signifikansi menggunakan š›¼ = 5%.
3. Menentukan t hitung
Berdasarkan tabel diperoleh nilai t hitung sebesar -0,427
4. Menentukan t tabel
Tabel distribusi t dicari pada Tabel distribusi t dicari pada ļ” =
5% : 2 = 2,5% (uji 2 sisi) dengan derajat kebebasan (df) n-k-1
atau 25-3-1 = 21 (n adalah jumlah kasus dan k adalah
jumlah variabel independen). Dengan pengujian 2 sisi
(signifikansi
= 0,025) hasil diperoleh untuk t tabel
sebesar 2,080.
5. Kriteria Pengujian
H0 diterima bila t hitung < t tabel
H1 diterima bila t hitung > t tabel
6. Membandingkan t hitung dengan t tabel
Nilai t hitung < t tabel (-0,427 < 2,080), maka Ho diterima
dan H1 ditolak.
7. Kesimpulan
Oleh karena nilai t hitung < t tabel (0,427 < 2,080), maka Ho
diterima, artinya secara parsial tidak ada pengaruh signifikan
antara usia dengan nilai IPK.
Pengujian koefisien regresi variabel jarak tempuh
1. Merumuskan hipotesis
H0 : Secara parsial tidak ada pengaruh signifikan antara jarak
tempuh dengan IPK.
H1: Secara parsial ada pengaruh signifikan antara jarak
tempuh dengan IPK.
2. Menentukan tingkat signifikan
Tingkat signifikansi menggunakan š›¼ = 5%.
3. Menentukan t hitung
Berdasarkan tabel diperoleh nilai t hitung sebesar -0,196
4. Menentukan t tabel
Tabel distribusi t dicari pada Tabel distribusi t dicari pada ļ” =
5% : 2 = 2,5% (uji 2 sisi) dengan derajat kebebasan (df) n-k-1
atau 25-3-1 = 21 (n adalah jumlah kasus dan k adalah
jumlah variabel independen). Dengan pengujian 2 sisi
(signifikansi
= 0,025) hasil diperoleh untuk t tabel
sebesar 2,080.
5. Kriteria Pengujian
H0 diterima bila t hitung < t tabel
H1 diterima bila t hitung > t tabel
6. Membandingkan t hitung dengan t tabel
Nilai t hitung < t tabel (-0,196 < 2,080), maka Ho diterima
dan H1 ditolak.
7. Kesimpulan
Oleh karena nilai t hitung < t tabel ( -0,196< 2,080), maka Ho
diterima, artinya secara parsial tidak ada pengaruh signifikan
antara jarak tempuh dengan nilai IPK.
BAB IV
PENUTUP
4.1
Kesimpulan
Berdasarkan pengolahan dan analisis data di bab sebelumnya, maka ada
beberapa kesimpulan yang dapat diambil yaitu :
1.
Pada analisis regresi linier sederhana, dimana variabel intensitas ke
kampus berpengaruh terhadap nilai IPK mahasiswa.
2.
Pada analisis regresi berganda, dimana variabel usia dan jarak tempuh
tidak berpengaruh yang signifikan terhadap nilai IPK.
3.
Korelasi keseluruhan variabel intensitas, usia, dan jarak tempuh terhadap
IPK sebesar 0,728 dan dinyatakan sebagai hubungan yang kuat.
4.
Koefisien determinasi dari variabel intensitas, usia, dan jarak tempuh
terhadap IPK sebesar 53% dan sisanya sebesar 47% disebabkan oleh
variabel lain diluar variabel yang sedang diteliti.
5.
Korelasi untuk intensitas ke kampus, usia dan jarak tempuh secara
bersama- sama berpengaruh terhadap nilai IPK.
6.
Korelasi parsial variabel intensitas ke kampus bengaruh terhadap nilai
IPK.
7.
Korelasi parsial variabel usia tidak ada pengaruh terhadap nilai IPK.
8.
Korelasi parsial variabel jarak tempuh tidak ada pengaruh terhadap nilai
IPK.
4.2
Saran
Untuk lebih mengembangkan analisis regresi linier dan berganda alangkah
lebih baik jika data yang dikumpulkan berdasarkan data tetap (fixed Data ) dan
bukan berdasarkan data lapangan hasil kuisioner, karena hasilnya akan berubahubah sesuai dengan kondisi. Dengan demikian dapat dihasilkan kesimpulan dan
interpretasi data yang baik.
DAFTAR PUSTAKA
M. Iqbal Hasan, Ir. M.M., Pokok-pokok Materi Statistik 2, Statistik
Inferensif, Edisi kedua, Penerbit Bumu Aksara, Jakarta, 2002.
Moh. Nazir, Ph.D. Metode Penelitian, Penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta,
2003.
Murray R. Spiegel, Seri Buku Schaum, Teori dan Soal, Statistika, Edisi
Kedua. Alih Bahasa oleh Drs. I Nyoman Susila, M.Sc. dan Ellen Gunawan, M.M.,
Penerbit Erlangga, 1988.
Ronald E. Walpole, Pengantar Statistika, Edisi ke-3, Penerbit PT
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1992.
Riduan, Dasar-dasar Statistika, Penerbit ALFABETA Bandung, 2005.
Sambas Ali Muhidin, S.Pd., M.Si. dan Drs. Maman Abdurahman, M.Pd.,
Analisis Korelasi, Regresi, dan Jalur dalam Penelitian, Penerbit Pustaka Setia
Bandung, 2007.
Suharto, 2007. Kumpulan Bahan Kuliah. Ilmu Dasar Statistika. Fakultas
Ekonomi UM Metro, Lampung.
Download