PRINSIP MEMORI MAKALAH UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH Desain Pesan Pembelajaran Yang dibina oleh Bapak Dr. Sulton, M.Pd Disusun Oleh: Christina M. Wajabula (190121852407) Nunung Nindigraha (190121752415) Yoel Umbu Runga Riti (190121852405) UNIVERSITAS NEGERI MALANG PROGRAM PASCASARJANA PROGRAM STUDI S2 TEKNOLOGI PEMBELAJARAN September 2019 1|Prinsip Memori DAFTAR ISI DAFTAR ISI BAB I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang………………………………………………………………………. 2 1.2.Rumusan Masalah…………………………………………………………………… 2 1.3.Tujuan……………………………………………………………………………….. 2 BAB II. PEMBAHASAN 2.1.Defenisi Memori…………………………………………………………………….. 3 2.2.Jenis-Jenis Memori………………………………………………………………….. 3 2.3.Proses Memori………………………………………………………………………. 5 2.4.Prinsip-Prinsip Memori dalam Desain Pesan Pembelajaran……………………….. 6 DAFTAR RUJUKAN 2|Prinsip Memori BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Otak adalah salah satu elemen penting dalam tubuh dan kehidupan manusia. Otak mengendalikan kehidupan manusia baik secara fisik ataupun psikis. Memori atau ingatan manusia adalah salah satu contoh kecil peran otak dalam mengendalikan kehidupan manusia. Memori manusia sangat berpengaruh bagi kehidupan manusia. Memori atau ingatan manusia membuat manusia dapat mengingat segala hal atau kejadian yang telah terjadi dan telah dilaluinya, walaupun kadang manusia juga kehilangan memorinya. Memori manusia memegang peranan penting dalam proses pembelajaran. Jika seorang pebelajar mempunyai sistem memori yang bagus maka akan sangat membantu pebelajar tersebut dalam melaksanakan proses pembelajaran. Sistem memori yang baik tentunya hanya akan muncul jika dikondisikan dengan sebaik mungkin. Memori mempunya prinsip-prinsip yang harus dipahami dengan baik sehingga dapat berfungsi secara maksimal dalam membantu pebelajar. 1.2.Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dalam pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut: 1) Apa itu memori? 2) Apa saja jenis-jenis memori? 3) Bagaimana proses memori terjadi? 4) Apa saja prinsip-prinsip memori dalam desain pesan pembelajaran? 1.3.Tujuan Secara khusus, tujuan penulisan makalah ini adalah: 1) Untuk mengetahui pengertian memori 2) Untuk mengetahui jenis-jenis memori 3) Untuk mengetahui proses memori terjadi 4) Untuk mengetahui prinsip-prinsip memori dalam desain pesan pembelajaran 3|Prinsip Memori BAB II PEMBAHASAN 2.1.DEFENISI MEMORI Memori tentunya mempunyai fungsi yang sangat penting bagi manusia. Aktivitas pikiran manusia tentunya tidak lepas dari memori. Kita berusaha menggunakan memori kita untuk memikirkan hal-hal tertentu. Ada begitu banyak batasan atau defenisi dari memori. Feldman (2011) mengatakan bahwa memori adalah proses pada saat manusia mengodekan, menyimpan dan menarik kembali informasi yang telah lampau. De Porter & Hernacki (dalam Afiatin 2001) menjelaskan bahwa memori atau ingatan adalah suatu kemampuan untuk mengingat apa yang telah diketahui. Secara sederhana dapat kita simpulkan bahwa memori adalah keseluruha proses untuk mengingat hal-hal yang sudah terjadi. 2.2.JENIS-JENIS MEMORI Ada tiga jenis memori yang dikenal yaitu : 1. Memori sensoris Memori sensoris adalah ingatan yang berkaitan dengan penyimpanan infomasi sementara yang dibawa oleh pancaindera. Setiap pancaindera memiliki satu macam memori sensoris. Memori Sensoris adalah informasi sensoris yang masih tersisa sesaat setelah stimulus diambil. Jadi, di dalam diri manusia ada beberapa macam sensorimotorik, yaitu sensori-motorik visual (penglihatan), sensori-motorik audio (pendengaran), dan sebaganya. Memori sensorik cukup pendek, dan biasanya akan menghilang segera setelah apa yang kita rasakan berakhir. Sebagai contoh, ketika anda melihat. Kita melihat ratusan hal ketika berjalan selama beberapa menit. Meskipun perhatian tertuju oleh sesuatu yang anda lihat, itu segera terlupakan oleh sesuatu yang lain yang menarik perhatian anda di antara sekian banyak yang ditangkap indera penglihatan. 2. Memori jangka pendek Ingatan jangka pendek atau sering disebut dengan short-term memory atau working memory adalah suatu proses penyimpanan memori sementara, artinya informasi yang disimpan hanya dipertahankan selama informasi tersebut masih dibutuhkan. Ingatan 4|Prinsip Memori jangka pendek adalah tempat menyimpan ingatan yang baru saja dipikirkan. Ingatan yang masuk dalam memori sensoris diteruskan kepada ingatan jangka pendek. Ingatan jangka pendek berlangsung sedikit lebih lama dari memori sensoris, selama manusia menaruh perhatian pada sesuatu, manusia dapat mengingatnya dalam ingatan jangka pendek. Jumlah informasi yang bisa disimpan dalam memori jangka pendek sangat terbatas. Hanya lima hingga sembilan informasi saja yang dapat berada dalam memori jangka pendek sekaligus. Setiap kali kita memberikan perhatian ke informasi baru yang berasal dari memori sensorik, kita harus mendorong keluar sesuatu yang telah kita perhatikan sebelumnya. 3. Ingatan jangka panjang Ingatan jangka panjang (long term memory) adalah suatu proses memori atau ingatan yang bersifat permanen, artinya informasi yang disimpan sanggup bertahan dalam waktu yang sangat panjang. Kapasitas yang dimiliki ingatan jangka panjang ini tidak terbatas. Memori jangka panjang adalah gundangnya informasi yang dimiliki oleh manusia. Ingatan jangka panjang berisi informasi dalam kondisi psikologis masa lampau, yaitu semua informasi yang telah disimpan, tetapi saat ini tidak sedang dipikirkan. Informasi yang disimpan dalam ingatan jangka panjang diduga dapat bertahan dalam waktu yang panjang bahkan selamanya. Kehilangan ingatan pada ingatan jangka panjang ini hanya dimungkinkan apabila seseorang mengalami kerusakan fungsional dari sistem ingatannya. Proses masuknya informasi ke dalam ingatan jangka panjang tetap melalui tahap memori sensoris. Pada tahap ini informasi dari luar yang diterima oleh indera diubah menjadi impuls-impuls neural sesuai dengan masing-masing fungsi indera, kemudian impuls-impuls neural yang mengandung informasi ini diteruskan ke ingatan jangka pendek. Setelah informasi masuk ke dalam ingatan jangka pendek, diseleksi sedemikian rupa mana yang dianggap penting dan tidak, kemudian diteruskan ke ingatan jangka panjang. 5|Prinsip Memori 2.3.PROSES MEMORI Proses dalam memori manusia dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu: 1) Encoding. Encoding merupakan proses penyerapan persepsi dari informasi yang didapat kemudian dirubah menjadi difat memori organisme. Proses ini cukup lama agar mampu tersimpan dengan baik dan tidak mudah hilang. Proses encoding ini bisa terjadi secara tidak sengaja maupun sengaja. Misalnya apabila informasi atau suatu hal tertentu diterima oleh panca indera dan dimasukkan ke dalam ingatan secara tidak sengaja. Sengaja, yaitu apabila individu memiliki niat untuk menyimpan informasi tersebut sehingga individu menaruh fokus perhatiaannya dalam menyerap informasi. Proses coding ini butuh beberapa waktu dan masing masing orang berbeda. Orang dengan tingkat kecerdasan tinggi akan dapat menyerap dengan cepat, dan sebaliknya orang dengan tingkat kecerdasan lebih rendah membutuhkan waktu yang lebih lama. 2) Menyimpan. Penyimpanan informasi atau storage adalah suatu proses mengendapkan informasi yang diterima dalam suatu tempat tertentu. Setelah proses encoding, data atau informasi yang didapat akan disimpan dengan membentuk jejak jejak yang bisa ditimbulkan kembali. Jejak jejak memori tersebut disebut juga traces memori. Memori traces ini bisa mudah menghilang apabila tidak sering digunakan. Apabila memori traces hilang maka memori akan cukup sulit untuk dikembalikan atau kelupaan. Jejak jejak memori membantu menuntun keinginan manusia untuk memperoleh bentuk ingatan tertentu. 3) Retrival (mengeluarkan kembali) Proses ini berkaitan dengan proses mencari informasi di dalam otak, menemukannya, dan menggunakan kembali memori tersebut. Mekanisme ini sangat membantu dalam kegiatan sehari- hari dimana ingatan ingatan yang tersimpan berkaitan erat dengan masa depan. Segala bentuk aktivitas berhubungan dengan mengingat dan meneluarkan kembali ingatan. Cara yang digunakan untuk mengembalikan ingatan yang tersimpan yaitu melalui proses berikut: a) Recall: yaitu proses mengingat kembali informasi dari masa lalu tanpa petunjuk yang ada pada organisme. 6|Prinsip Memori b) Recognize: yaitu proses mengenali informasi yang pernah disimpan melalui petunjuk seperti jejak jejak pada ingatan organisme. Proses ini bisa berlangsung dengan cepat atau berjalan beberapa saat. c) Redintegrative: yaitu proses mengingat tentang suatu kompleks cerita yang panjang. Proses ini yang memberikan respon pada manusia dapat menceritakan suatu kejadian dengan runtut. 2.4.PRINSIP-PRINSIP MEMORI DALAM DESAIN PESAN PEMBELAJARAN Seperti kebanyakan hal lainnya, memori juga mempunyai peranan penting di dalam proses pembelajaran. Demi proses pembelajaran dapat terlaksana dengan baik maka perlu memperhatikan beberapa prinsip memori berikut ini (Fleming & Levie : instructional message design): 1) Pembelajaran harus bermakna bagi pelajar David Ausubel (1963) seorang ahli psikologi pendidikan menyatakan bahwa bahan pelajaran yang dipelajari harus “bermakna’ (meaningfull). Pembelajaran yang bermakna bagi pelajar lebih mudah dimengerti dan dipertahankan lebih lama. Pembelajaran bermakna merupakan suatu proses mengkaitkan informasi baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seorang. Struktur kognitif ialah fakta-fakta, konsep-konsep, dan generalisasi-generalisasi yang telah dipelajari dan dingat pebelajar. Belajar bermakna menurut Ausubel (1963) merupakan proses mengaitkan informasi atau materi baru dengan konsep-konsep yang telah ada dalam struktur kognitif. Ada tiga faktor yang mempengaruhi kebermaknaan dalam suatu pembelajaran, yaitu struktur kognitif yang ada, stabilitas dan kejelasan pengetahuan dalam suatu bidang studi tertentu dan pada waktu tertentu. Pembelajaran yang bermakna setidaknya mencakup dua dimensi yaitu familiar dan keteraturan. 2) Mengasosiasikan dua objek atau peristiwa akan terjadi manakala terjadi dalam ruang dan waktu yang berdekatan. Dapat dipahami bahwa pebelajar akan mampu mengingat dengan baik suatu hal atau dalam hal ini materi pelajaran jika mampu mengasosiasikan hal tersebut. Artinya unsur suatu objek atau peristiwa akan memberikan makna apabila individu mampu melihat hubungan antara satu unsur dengan unsur yang lain dalam kesatuan. Hal ini 7|Prinsip Memori terjadi manakala peristiwa yang diasosiasikan ada dalam ruang dan waktu yang berdekatan. 3) Pembelajaran dipengaruhi oleh frekuensi rangsangan yang ditemui dan respons yang sama atau serupa dibuat (pengulangan). Menurut Thorndike, belajar merupakan peristiwa terbentuknya asosiasi-asosiasi antara peristiwa-peristiwa yang disebut stimulus (S) dengan respon (R). Stimulus adalah suatu perubahan dari lingkungan eksternal yang menjadi tanda untuk mengaktifkan organisme untuk beraksi atau berbuat, sedangkan respon adalah tingkah laku yang muncul dikarenakan adanya stimulus. Menurut Thorndike, pebelajar akan memperoleh hasil belajar yang maksimal jika proses pemberian stimulus dan respon diulangi atau dilatih secara berulang-ulang. Pebelajar cenderung akan lupa materi (stimulus) yang diberikan jika tidak mengulangi atau melakukan latihan terhadap materi dimaksud. Proses pemberian respon dan stimulus yang diulangi tentunya akan membuat proses pembelajaran bermakna bagi pebelajar sehingga pebelajar mengerti dan mempertahankannya dalam waktu yang lama. 4) Pembelajaran sangat tergantung pada kondisi belajar yang menyenangkan, menarik dan bermakna. Jika konsekuensi untuk pelajar itu menyenangkan, menarik, mengurangi ketegangan, berguna, instrumental, bermanfaat, atau informatif, maka belajar akan lebih efisien dan lebih tahan lama. Ini adalah hukum efek Thorndike. Menurut Thorndike, hubungan stimulus dan respon cenderung diperkuat bila keadaan yang menyenangkan (satisfying state of affairs) dan cenderung diperlemah jika keadaan yang menjengkelkan (annoying state of affairs). Rumusan tingkat hukum efek adalah, bahwa suatu tindakan yang disertai hasil menyenangkan cenderung untuk dipertahankan dan pada waktu lain akan diulangi. Oleh karenanya dapat disimpulkan bahwa jika konsekuensi yang diterima pebelajar atas hasil belajarnya menyenangkan maka pebelajar tersebut akan bersemangat di dalam proses belajar dan materi yang telah dipelajarinya akan bertahan dalam waktu yang lama. 8|Prinsip Memori 5) Latihan atau ujian yang diberikan kepada pebelajar selama proses konsolidasi dalam pembelajaran haruslah sama dengan yang diberikan pada saat ujian untuk menilai hasil belajar pebelajar. Seberapapun baiknya pebelajar di dalam menguasai materi pelajaran, diyakini bahwa pebelajar tidak dapat menggunakan seluruh ingatannya dalam latihan atau ujian dan itu tergantung dengan jenis pertanyaan yang digunakan apakah sama dengan saat proses belajar ataukah berbeda. 6) Modalitas yang digunakan dalam ujian akhir haruslah modalitas yang digunakan selama proses pembelajaran. Demi memudahkan pelajar di dalam mengingat dan mengasosiasikan stimulus atau pelajaran yang telah diterimanya pada saat melaksanakan ujian maka haruslah menggunakan kondisi belajar (dalam hal ini adalah modalitas) yang sama saat pebelajar belajar. Sebagai contoh, jika saat proses pembelajaran digunakan modalitas audio dan visual maka saat melaksanakan ujian harus juga menggunakan modalitas audio dan visual. Kondisi ini akan membantu pebelajar untuk mengingat apa yang telah dipelajarinya. 7) Pembelajaran akan lebih efektif jika ketika informasi yang diberikan diterima secara bersamaan dalam dua modalitas sekaligus. Banyak fakta menunjukkan bahwa pebelajar akan lebih memahami dan mengingat suatu informasi jika disampaikan dengan dua modalitas, contohnya disampaikan dengan memakai audio dan visual. 8) Suatu informasi atau hal-hal tertentu yang diberikan kepada pebelajar harus konkret sehingga mudah dipelajari dan mudah diingat. Pesan atau informasi yang disampaikan kepada pebelajar haruslah informasi yang konkret sehingga memudahkan pebelajar untuk mengasosiasikan informasi tersebut dan mengingatnya. Sebagai contoh, jika ingin menjelaskan bentuk fisik gajah maka alangkah lebih baiknya jika disertai dengan gambar dibandingkan hanya menjelaskannya dalam bentuk kata-kata. Object dan gambar lebih mudah diingat daripada nama mereka. Begitupun juga kata-kata yang konkret lebih muda diingat daripada kata-kata yang abstrak. Dapat dikatakan bahwa setiap informasi atau materi yang disampaikan kepada pebelajar haruslah diusahakan konkret. 9|Prinsip Memori 9) Proses penyampaian informasi kepada peserta didik baru haruslah dimulai dari yang sederhana dan konkret menuju kepada tingkat informasi yang abstrak dan kompleks. Piaget yang adalah tokoh psikologi kognitif menjelaskan bahwa manusia mempunyai tingkat perkembangan kognitif sesuai dengan tingkatan usia. Menurut Piaget, perkembangan kognitif merupakan suatu proses genetik, yaitu suatu proses yang didasarkan atas mekanisme biologis perkembangan sistem syaraf. Dengan makin bertambahnya umur seseorang, maka makin komplekslah susunan sel syarafnya dan makin meningkat pula kemampuannya. Ketika individu berkembang menuju kedewasaan, akan mengalami adaptasi biologis dengan lingkungannya yang akan menyebabkan adanya perubahan-perubahan kualitatif didalam struktur kognitifnya. Piaget tidak melihat perkembangan kognitif sebagai sesuatu yang dapat didefinisikan secara kuantitatif. Ia menyimpulkan bahwa daya pikir atau kekuatan mental anak yang berbeda usia akan berbeda pula secara kualitatif. Oleh karena itu, memperhatikan tingkat perkembangan kognitif peserta didik di dalam proses belajar adalah penting sehingga peserta didik bias memahami dan mengingat materi atau informasi yang didapatnya dengan baik. 10) Menambahkan isyarat/petunjuk akan membuat suatu stimulus efektif. Salah satu faktor penting yang efektif untuk meningkatkan antusiasme pebelajar dalam proses belajar adalah dengan memodifikasi stimulus yang diberikan kepada mereka. Caranya adalah dengan menambahkan isyarat/petunjuk yang bertujuan untuk memperjelas suatu objek yang dijelaskan. Isyarat/petunjuk dapat berupa petunjuk yang berhubungan langsung ataupun tidak. Namun petunjuk yang tidak berhubungan langsung ditambahkan hanya jika dibutuhkan, perjelas dan perkuat petunjuk/isyarat yang berhubungan langsung. Petunjuk/isyarat yang ditambahkan haruslah familiar dan dapat diasosiasikan. Sebagai contoh, jika ingin menjelaskan tentang proses fotosintesis maka dapat menggunakan gambar sebagai petunjuk/isyarat yang relevan, menggunakan katakata kunci sebagai petunjuk relevan dan atau menggunakan garis bawah pada setiap kata kunci sebagai petunjuk/isyarat yang tidak berhubungan langsung. Isyarat/petunjuk yang ditambahkan akan sangat memfasilitasi proses belajar jika familiar dan bisa diasosiasikan. 10 | P r i n s i p M e m o r i 11) Memberi tahu pebelajar akan tanggapan/respons mereka yang salah kemudian memberi tahunya tentang tanggapan/respon yang benar adalah efektif. Jika pembelajar memberi stimulus kepada pebelajar dan pebelajar membuat kesalahan maka pembelajar haruslah memberitahukan kesalahan dimaksud dan tak lupa memberitahukan jawaban yang benar. Proses ini haruslah dilakukan sesaat setelah pebelajar membuat respon yang salah. Lewat cara ini, pebelajar akan mengetahui respon yang benar dan mampu mengingatnya karena dapat diasosiasikan. 12) Semakin matang dan termotivasi pelajar, semakin besar unit pembelajaran yang dilaksanakan. Sudah banyak penelitian yang membuktikan dengan tingkat kematangan dan motivasi yang baik maka para pebelajar akan mempunyai antusiasme yang tinggi dalam proses belajar. Kondisi ini tentunya juga bisa dimanfaatkan oleh pembelajar dengan memberikan rentang waktu atau sesi pembelajaran yang lebih panjang dan lama sehingga hasil belajar akan semakin meningkat. 13) Latihan dan praktek secara berkala lebih efisisen dan efektif daripada latihan secara terus-menerus. Sudah menjadi hukumnya jika pebelajar mendapatkan praktek dan latihan terusmenerus tanpa jeda maka akan berakibat pada kelelahan dan tidak efisiennya proses pembelajaran. Ini berarti bahwa pebelajar haruslah diberikan waktu istirahat dibandingkan dengan latihan secara terus-menerus. 14) Semakin bermakna hubungan antara hal-hal yang berkaitan, semakin bagus proses pembelajarannya. Prinsip ini juga tentunya berkaitan dengan prinsip pembelajaran harus bermakna. Pebelajar akan dengan mudah menghubungkan dua hal jika kedua hal tersebut bermakna. Sebagai contoh, pasangan kata akan lebih mudah dikaitkan dibandingkan dengan pasangan suku kata yang tidak masuk akal. 11 | P r i n s i p M e m o r i 15) Ketika suatu stimulus mirip dengan stimulus yang dipelajari sebelumnya, pembelajaran akan terfasilitasi jika respon baru yang akan dipelajari mirip dengan yang dibuat sebelumnya begitupun sebaliknya jika stimulus yang sama tetapi respon yang dipelajari berbeda maka akan menghambat proses pembelajaran. Sebagai contoh, seorang pebelajar biasanya menggunakan kata “korek” untuk menyebut sebuah benda berbentuk kotak yang dapat mengeluarkan api maka mentransfer stimulus akan cukup mudah ke benda (korek) yang serupa, misalnya korek yang lebih besar ataupun benda lainnya yang mirip dengan korek. 16) Materi yang akan dberikan kepada pebelajar harus diorganisir dan jelas bagi pebelajar. Prinsip ini tentunya berguna bagi pebelajar agar mampu memahami, mengingat dan mampu mengasosiasikan materi yang telah didapatkan. Materi harus disusun secara sistematis dengan mempertimbangkan prinsip-prinsip tertentu. Sebagai contoh, materi yang dirasa abstrak diberikan pengantar terlebih dahulu, nama-nama kota di sebuah Negara disusun berdasarkan abjad atau berdasarkan lokasi wilayahnya. 17) Strategi yang digunakan oleh pelajar sangat mempengaruhi waktu yang diperlukan untuk dapat mengasosiasikan materi dan mengingatnya. Mengasosiasikan materi yang telah didapat adalah cara mudah untuk memahami dan mengingatnya. Hal ini dapat terjadi bila sesuatu yang diasosiasikan familiar dan terstruktur. Ada beberapa strategi yang dapat digunakan untuk mengasosiasikan sesuatu, misalnya dengan mengimajinasikannya dalam bentuk gambar ataupun menghubungkannya dengan kata atau kalimat tertentu. 12 | P r i n s i p M e m o r i DAFTAR RUJUKAN BUKU: Fleming, Malcolm & Howard Levie . 1981. Instructional Message Design : Principles From the Behavior Sciences. New Jersey: Educational Technology Publications Bhinnety, Magda. 2008. Struktur dan Proses Memori. Jogjakarta : Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada INTERNET: http://rudy-unesa.blogspot.com/2011/02/pembelajaran-bermakna-meaningfull.html, diunduh pada tanggal 13 September 2019 pada pukul 15.00 WIB 13 | P r i n s i p M e m o r i