Uploaded by User28126

Analisis Penyerangan Kilang Minyak Aramco Menggunakan Model dan Teori Komunikasi Internasional

advertisement
MAKALAH
“Analisis Penyerangan Kilang Minyak Aramco
Menggunakan Model dan Teori Komunikasi Internasional”
Diajukan untuk memenuhi UTS mata kuliah
Komunikasi Internasional
Dosen Pengampu:
Dewi Anggrayni, M.Si.,Ph.D
Disusun Oleh :
Fiona Diana Dewi
(1810412014)
PROGRAM STUDI HUBUNGAN INTERNASIONAL
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
JAKARTA
2019
Prakata
Segala puji bagi Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “” Makalah ini merupakan salah satu tugas
mata kuliah Bahasa Indonesia di program studi Ilmu Hubungan Internasional Fakultas Ilmu
Sosial Politik, Universitas Pembangunan Negeri “Veteran” Jakarta.
Selanjutnya penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu. Dewi Anggrayni, M.Si.,Ph.D
selaku dosen mata kuliah Komunikasi Internasional
Penulis menyadari bahwa makalah ini banyak kekurangan sehingga mengharapkan
masukan serta kritikan. Terima kasih, dan semoga makalah ini bisa memberikan manfaat secara
langsung kepada pembaca serta menambah pengetahuan para pembaca.
Jakarta, 1 Oktober 2019
Penulis
i
DAFTAR ISI
PRAKATA.. ..............................................................................................................................i
DAFTAR ISI .............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .....................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................2
1.3 Tujuan ..................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertial Model Komunikasi Internasional........................................................3
2.2 Pengertial Teori Komunikasi Internasional..........................................................8
2.3 Kronologi dan Dampak Penyerangan Kilang Minyak Aramco Bagi Indonesia.....13
2.4 Analisis Menggunakan Teori dan Model Komunikasi Internasional………........18
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan.........................................................................................................23
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
.Serangan terhadap fasilitas kilang Saudi Aramco pada Sabtu (14/9) lalu telah mendongkrak
harga minyak dunia ke level tertingginya untuk hampir empat bulan terakhir. Kenaikan itu
terjadi sebagai reaksi pasar atas risiko berkurangnya pasokan global. Mengutip Reuters,
Selasa (17/9), serangan itu memangkas produksi minyak mentah Arab Saudi hingga 5,7 barel
per hari (bph) atau sekitar 5 persen dari pasokan global dunia. Tak hanya itu, serangan
tersebut juga membatasi kemampuan Arab Saudi untuk menggunakan kapasitas produksi
cadangan yang mampu memproduksi lebih dari 2 juta bph untuk kondisi darurat. Padahal,
selama bertahun-tahun Arab Saudi merupakan satu-satunya negara produsen minyak dunia
yang memiliki kapasitas cadangan yang dapat digunakan dengan cepat ketika terjadi
kekurangan pasokan minyak global akibat perang maupun bencana alam.. Serangan ini
berdampak kepada terpangkasnya lebih dari setengah total produksi minyak Saudi. Sri
Mulyani mengatakan dampak itu timbul bila melihat dari jumlah pasokan minyak dari Arab
Saudi ke seluruh dunia. dan dengan adanya 50 persen itu terpaksa berhenti .Ia menilai
perlunya melihat kejelasan seberapa cepat Aramco bisa kembali normal, dan seberapa
banyak negara yang suplai minyaknya bisa dipenuhi dari cadangan yang sekarang ada. Hal
tersebut, perlu diperhatikan lantaran pemerintah dalam menjalankan dan mengelola
perekonomian kerap muncul banyak faktor yang menimbulkan ketidakpastian, misalnya
geopolitik, politik, serta ketidakpastian yang berasal dari kebijakan pemerintah.
Harga
minyak global diprediksi akan meningkat tajam setelah serangan dua kilang produksi
minyak. Penyerangan ini mengakibatkan terpangkasnya produksi minyak Saudi lebih dari
setengahnya, berdasarkan perkiraan pengamat energy Setelah serangan pesawat tak berawak
mengganggu produksi di fasilitas pemrosesan minyak terbesar di dunia di Buqyaq, Arab
Saudi, para pejabat AS mencurigai keterlibatan Iran. Setengah dari produksi minyak Arab
Saudi dipengaruhi oleh peristiwa tersebut, yang akan membuat produksi minyak mentah dan
ekspor minyak dan produk minyak turun. Harga minyak global naik sebanyak 20 persen
setelahnya. Sementara kelompok pemberontak Houthi di Yaman mengklaim serangan itu,
belum jelas dari mana asalnya atau negara mana yang terlibat.
1
1.2 Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan Model Komunikasi Internasional?
b. Apa yang dimaksud dengan Teori Komunikasi Internasional?
c. Bagaimana Terjadinya Penyerangan Kilang Minyak Aramco?
d. Dampak Penyerangan Kilang Minyak Aramco Bagi Indonesia?
e. Apa yang harus dilakukan Indonesia dalam mengatasi efek dari penyerangan Kilang
Minyak Aramco ?
f. Aanalisis Kasus menggunakan Model & Teori Komunikasi Internasional
1.3 Tujuan
a. Untuk Mengetahui Apa yang dimaksud dengan Model Komunikasi Internasional?
b. Untuk Mengetahui Apa yang dimaksud dengan Teori Komunikasi Internasional?
c. Untuk Mengetahui Bagaimana Terjadinya Penyerangan Kilang Minyak Aramco?
d. Untuk Mengetahui Dampak Penyerangan Kilang Minyak Aramco Bagi Indonesia?
e. Untuk Mengetahui Apa yang harus dilakukan Indonesia dalam mengatasi efek dari
penyerangan Kilang Minyak Aramco ?
f. Aanalisis Kasus menggunakan Model & Teori Komunikasi Internasional
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Model Komunikasi Internaional
Model komunikasi internasional dapat dikatakan juga sebagai pandangan dalam memahami lebih
mendalam mengenai kajian tersebut secara keilmuan. Berikut adalah beberapa perspektif
komunikasi internasional yang perlu untuk diketahui:
1. Model Diplomatik
Model komunikasi internasional yang pertama adalah diplomatik, yang sesuai dengan namanya
berarti diplomasi yang dilakukan antar negara. Diplomasi memang bukan hal yang baru lagi
dalam hubungan internasinoal atau antar negara, karena banyaknya kebutuhan kerjasama yang
melibatkan satu negara dengan satu atau beberapa negara lain. Model diplomatik biasanya
dilakukan dalam kelompok yang berukuran kecil dan berfokus pada tingkat interpersonal,
misalnya oleh masing-masing perwakilan pejabat negara yang membahas kerjasama atau
menyelesaikan konflik yang terjadi
Model Model diplomatik biasanya dilakukan untuk mempererat hubungan antar negara,
memperkuat posisi negara di mata negara lain atau dunia secara global, atau bahkan
memperbaiki dan meningkatkan reputasi sebuah negara. Pertemuan yang mencakup perspektif
diplomatik dapat dilakukan dalam berbagai format, baik yang bersifat formal maupun semi
formal. Misalnya dilakukan melalui konfrensi pers, pertemuan politik, forum besar di PBB,
forum tingkat regional negara, atau yang lebih bersifat semi formal seperti perjamuan dan makan
malam negara.
2. Model Jurnalistik
Model yang selanjutnya adalah jurnalistik, yang sesuai dengan namanya maka Model ini
dilaksanakan melalui saluran atau channel media massa. Sep Berbicara mengenai komunikasi
internasional, maka kita harus tau apa itu komunikasi internasional. Komunikasi internasional
secara sederhana dapat diartikan sebagai komunikasi yang dilakukan oleh komunikator dalam
hal ini komunikator dapat mewakili suatu negara untuk menyampaikan berbagai pesan-pesan
yang berkaitan dengan kepentingan negaranya untuk disampaikan kepada komunikan yang
mewakili suatu negara lainnya juga.
3. Model Propaganda
Model komunikasi internasional yang terakhir adalah propoganda yang memiliiki sedikit
kesamaan dengan perspektif jurnalistik, yaitu menggunakan kekuatan media massa. Namun
perbedaannya adalah perspektif propogandistik lebih mengacu kepada penyebaran dan
penanaman ide serta gagasan milik satu negara kepada masyarakat di negara lain untuk dapat
mempengaruhi pemikiran, perasaan, dan tindakan mereka. Propoganda ini dibuat melalui
gagasan yang diberikan, peristiwa yang terjadi, atau kebijakan suatu negara yang kemudian
membuat masyarakat negara lain memberikan dukungan mereka atau bahkan mengubah sikap
serta cara pandangnya1
2.2
Teori Komunikasi Internasional
Komunikasi internasional secara sederhana dapat diartikan sebagai komunikasi yang dilakukan
oleh komunikator dalam hal ini komunikator dapat mewakili suatu negara untuk menyampaikan
berbagai pesan-pesan yang berkaitan dengan kepentingan negaranya untuk disampaikan kepada
komunikan yang mewakili suatu negara lainnya juga. Komunikasi internasional merupakan
instrumen yang sangat penting dalam dinamika hubungan internasional. Pada saat yang
bersamaan negara yang dituju tersebut memberikan reaksi, saat itulah komunikasi internasional
terjadi. Komunikasi Internasional terjadi seiring dengan pesatnya perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi mampu melahirkan berbagai teori-teori yang masing-masing
1
https://pakarkomunikasi.com/komunikasi-internasional
merefleksikan keprihatinan juga bergunanya teori-teori ini dalam pemahaman tentang prosesproses yang terlibat.
Beberapa penjelasan singkat mengenai teori komunikasi internasional, Antara lain :
1. Teori Arus Bebas
Teori ini berkenaan dengan arus informasi yang muncul secara bebas. Teori ini lahir ketika
menjelang akhir perang dunia ke 2 dan bermula di negara Amerika Serikat. Secara dasar teori ini
sebenarnya menjelaskan tentang adanya pasar bebas dan liberal yang diperjuangkan oleh para
pemilik media untuk mendapatkan hak-hak mereka dalam menjual atau membagikan informasi
secara bebas.
2. Teori Modernisasi
Teori modernisasi ini muncul dari gagasan bahwa komunikasi massa internasional digunakan
sebagai model menyebarkan ekonomi dan politik yang modern ( negara maju/barat) kepada
negara yang dianggap tradisional (negara-negara berkembang).
Teori Modernisasi ini adalah teori pembangunan yang menyatakan bahwa pembangunan dapat
dicapai melalui mengikuti proses pengembangan yang digunakan oleh negara-negara
berkembang saat ini. Teori ini mendefinisikan kualitas yang membedakan "modern" dan
"tradisional" masyarakat. Pendidikan dilihat sebagai kunci untuk menciptakan individu modern.
Teknologi memainkan peran kunci dalam teori pembangunan karena diyakini bahwa teknologi
ini dikembangkan dan diperkenalkan kepada negara-negara maju yang lebih rendah akan
memacu pertumbuhan ekonomi. Salah satu faktor kunci dalam Teori Modernisasi adalah
keyakinan bahwa pembangunan memerlukan bantuan dari negara-negara maju untuk membantu
negara-negara berkembang untuk belajar dari perkembangan mereka. Dengan demikian, teori ini
dibangun di atas teori bahwa ada kemungkinan untuk pengembangan yang sama dicapai antara
negara maju dan dikembangkan lebih rendah.
3. Teori Ketergantungan
Teori yang muncul di Amerika latin pada akhir 1970an ini memiliki berbagi penjelasan, teori ini
sejatinya bertujuan untuk memperkuat dominasi negara maju dan mempertahankan negara
berkembang dalam posisi ketergantungan.
4. Teori Imperialis Struktur
Merupakan teori yang berpandangan mengecam dominasi negara maju terhadap negara
berkembang. Tujuannya untuk mempersoalkan keterbelakangan dan pembangunan negara dunia
ketiga dan menantang hegemoni ekonomi, politik, budaya negara maju dalam berskala global.
5. Teori Hegemoni
Dalam Komunikasi internasional hegemoni ini digunakan untuk mengkonseptualisasikan fungsi
politik media massa sebagai konsep dasar dalam menyebarkan dan mempertahankan ideologi
yang dominan kepada negara yang didominasi. Hegemoni dapat diartikan sebagai konsep
penguasaan secara halus suatu negara terhadap negara lain terkait dengan berbagai aspek. Media
massa internasional sangat berpengaruh didalam memperkuat konsep hegemoni ini terlebih oleh
negara-negara maju terhadap negara berkembang.
6. Teori Kritik
Merupakan pemikiran yang menekankan penilaian refleksi dan kritik dari masyarakat dan
budaya dengan menerapkan pengetahuan dari ilmu-ilmu sosial humaniora. Humaniora adalah
ilmu yang mempelajari tentang cara membuat atau mengangkat manusia menjadi lebih
manusiawi dan berbudaya.
7. Ruang Publik
Teori ini menjelaskan tentang adanya ruang didalam berkomunikasi melalui dunia nyata dan
dunia maya, ruang publik ini memiliki berbagai cakupan yang sangat luas seperti halnya saat
konferensi pers, adanya acara besar seperti acara Asian Games, pertemuan PBB dengan diiringi
komunikasi dalam media sosial terkait hal yang sedang populer secara global.
8. Wacana Globalisasi
Wacana globalisasi adalah sebuah proses masuk ke ruang lingkup dunia secara sistematis dan
masuk akal. Wacana globalisasi ini dapat ditandai dengan pesatnya perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi suatu negara sehingga ia mampu berpengaruh mengubah dunia secara
mendasar. Wacana globalisasi ini sangat berhubungan dengan komunikasi internasional dimana
komunikasi internasional ini sangat memerlukan media yang dapat menghubungkan satu negara
dengan negara lain(global)2
2.3
Penyerangan Kilang Minyak Aramco
Dikutip dari media CNN Indonesia .Serangan terhadap fasilitas kilang Saudi Aramco pada Sabtu
(14/9) lalu telah mendongkrak harga minyak dunia ke level tertingginya untuk hampir empat
bulan terakhir. Kenaikan itu terjadi sebagai reaksi pasar atas risiko berkurangnya pasokan global.
Mengutip Reuters, Selasa (17/9), serangan itu memangkas produksi minyak mentah Arab Saudi
hingga 5,7 barel per hari (bph) atau sekitar 5 persen dari pasokan global dunia. Tak hanya itu,
serangan tersebut juga membatasi kemampuan Arab Saudi untuk menggunakan kapasitas
produksi cadangan yang mampu memproduksi lebih dari 2 juta bph untuk kondisi darurat.
Padahal, selama bertahun-tahun Arab Saudi merupakan satu-satunya negara produsen minyak
dunia yang memiliki kapasitas cadangan yang dapat digunakan dengan cepat ketika terjadi
kekurangan pasokan minyak global akibat perang maupun bencana alam.
Peran Arab Saudi sebagai produsen minyak sangat penting. Badan Energi Internasional (IEA)
mencatat bantalan pasokan minyak global dari Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC)
2
https://www.kompasiana.com/sigit93459/5bbb981f677ffb0c666f6d12/teori-komunikasi-internasional?page=all
hanya 3,21 juta bph, di mana 2,27 juta diantaranya berasal dari Arab Saudi. Sisanya, sebanyak
940 ribu bph kapasitas cadangan sebagian besar dipegang oleh Kuwait dan Uni Emirat Arab.
Kapasitas tersebut tentu tak cukup untuk menutup kapasitas cadangan Arab Saudi yang hilang
akibat serangan tersebut. Selama ini, OPEC dan sekutunya (OPEC+) memang tengah
menjalankan kebijakan pemangkasan produksi sebesar 1,2 juta bph. Mengingat mayoritas porsi
pemangkasan berasal dari Arab Saudi, pembatalan kebijakan tersebut tidak akan serta merta
mengerek pasokan global di saat terjadi gangguan.
Sementara itu, kapasitas cadangan yang dimiliki negara non OPEC hanya sedikit. Sebagai
contoh, Rusia hanya memiliki kemampuan untuk menambah produksi sekitar 100.000 hingga
150.000 bph. Sebenarnya, Iran memiliki kapasitas produksi cadangan. Namun, pasar tidak bisa
mengakses minyak Iran akibat sanksi yang dikenakan oleh AS. Sejak April lalu, ekspor minyak
Iran merosot sekitar 2 juta bph. Dan hingga kini, Gedung Putih belum memberikan sinyal bakal
merelaksasi sanksi Iran usai serangan tersebut. Kondisi sama juga dialami oleh Venezuela yang
saat ini menerima sanksi AS. Tanpa sanksi AS pun, produksi minyak Venezuela kian merosot
sejak beberapa tahun terakhir. Sebenarnya, tanpa serangan ke Arab Saudi, kapasitas cadangan
produksi minyak global terus menurun. Konsultan Energy Aspects memperkirakan kapasitas
cadangan OPEC akan turun ke bawah 1 juta bph pada kuartal IV 2019 atau separuh dari
kapasitas kuartal II 2019, 2 juta bph.
Tanpa kapasitas cadangan, gangguan pasokan di masa depan bakal mengerek harga minyak.
Sebagai respons, produsen bakal investasi dan produksi lebih banyak. Di saat yang sama,
konsumen akan mengurangi konsumsinya. Harapan untuk menutup kekurangan pasokan dari
Arab Saudi pun beralih ke AS di mana produksi minyak shale terus menanjak. Produsen minyak
shale dapat memompa minyaknya lebih banyak untuk menahan lonjakan harga. Pasalnya,
peningkatan produksi minyak shale dalam dilakukan dalam tempo bulanan, jauh lebih cepat
dibandingkan produksi minyak konvensional.
Sayangnya, kemampuan ekspor minyak AS terbatas mengingat pelabuhan minyak di Negeri
Paman Sam sudah mendekati kapasitas optimalnya. IEA sendiri meyakinkan, saat ini, pasokan
minyak global masih mencukupi meski produksi minyak Arab Saudi berkurang. Saat terjadi
gangguan pasokan yang terduga, sejumlah negara dapat menggunakan cadangan strategisnya.
Arab Saudi, AS, dan China memiliki ratusan juta barel minyak sebagai simpanan strategis.
Simpanan tersebut dapat digunakan untuk meredam kenaikan harga. Hal itu seperti yang
dilakukan oleh Presiden AS Donald Trump yang baru-baru ini menerbitkan izin untuk
penggunaan Cadangan Minyak Strategis AS. Selain itu, IEA juga telah menginstruksikan
anggotanya untuk menjaga simpanan minyak strategis di tiap negara setara dengan net impor
untuk 90 hari.
Kendati demikian, volatilitas pasar minyak akan meningkat seiring berkurangnya cadangan
minyak negara-negara tersebut. Kepala Riset Minyak dan Gas (Migas) JP Morgan untuk Eropa,
Timur Tengah, dan Afrika Christian Malek berkata bahwa pasar sedang mengalami kelebihan
pasokan Selasa (17/9). Menurut ia, gangguan pasokan sebanyak 5 juta bph perlu terjadi selama 5
bulan untuk mengembalikan pasokan minyak mentah global ke rata-rata produksi normal 40
tahun terakhir
Dampak Penyerangan Kilang Minyak Aramco Bagi Indonesia.
Penyerangan pada Saudi Aramco merupakan peristiwa baru kali ini terjadi. Serangan ini
berdampak kepada terpangkasnya lebih dari setengah total produksi minyak Saudi. Sri Mulyani
mengatakan dampak itu timbul bila melihat dari jumlah pasokan minyak dari Arab Saudi ke
seluruh dunia. "Apalagi dengan adanya 50 persen itu di-cut atau terpaksa berhenti," ujar dia. Ia
menilai perlunya melihat kejelasan seberapa cepat Aramco bisa kembali normal, dan seberapa
banyak negara yang suplai minyaknya bisa dipenuhi dari cadangan yang sekarang ada. Hal
tersebut, menurut Sri Mulyani, perlu diperhatikan lantaran pemerintah dalam menjalankan dan
mengelola perekonomian kerap muncul banyak faktor yang menimbulkan ketidakpastian,
misalnya geopolitik, politik, serta ketidakpastian yang berasal dari kebijakan pemerintah. Harga
minyak global diprediksi akan meningkat tajam setelah serangan dua kilang produksi minyak
Arab Saudi pada Sabtu lalu. Penyerangan ini mengakibatkan terpangkasnya produksi minyak
Saudi lebih dari setengahnya, berdasarkan perkiraan pengamat energi3
Sementara itu, kapasitas cadangan yang dimiliki negara non OPEC hanya sedikit. Sebagai
contoh, Rusia hanya memiliki kemampuan untuk menambah produksi sekitar 100.000 hingga
150.000 bph. Sebenarnya, Iran memiliki kapasitas produksi cadangan. Namun, pasar tidak bisa
mengakses minyak Iran akibat sanksi yang dikenakan oleh AS. Sejak April lalu, ekspor minyak
3
https://bisnis.tempo.co/read/1248602/sri-mulyani-sebutkan-dampak-dari-serangan-ke-kilang-saudi-aramco
Iran merosot sekitar 2 juta bph. Dan hingga kini, Gedung Putih belum memberikan sinyal bakal
merelaksasi sanksi Iran usai serangan tersebut. Kondisi sama juga dialami oleh Venezuela yang
saat ini menerima sanksi AS. Tanpa sanksi AS pun, produksi minyak Venezuela kian merosot
sejak beberapa tahun terakhir. Tanpa kapasitas cadangan, gangguan pasokan di masa depan
bakal mengerek harga minyak. Sebagai respons, produsen bakal investasi dan produksi lebih
banyak. Di saat yang sama, konsumen akan mengurangi konsumsinya. Harapan untuk menutup
kekurangan pasokan dari Arab Saudi pun beralih ke AS di mana produksi minyak shale terus
menanjak. Produsen minyak shale dapat memompa minyaknya lebih banyak untuk menahan
lonjakan harga. Pasalnya, peningkatan produksi minyak shale dalam dilakukan dalam tempo
bulanan, jauh lebih cepat dibandingkan produksi minyak konvensional.4
Sebagai contoh Perkembangan Harga Minyak Global pada tahun 2018
Setelah serangan pesawat tak berawak mengganggu produksi di fasilitas pemrosesan minyak
terbesar di dunia di Buqyaq, Arab Saudi, para pejabat AS mencurigai keterlibatan Iran. Setengah
dari produksi minyak Arab Saudi dipengaruhi oleh peristiwa tersebut, yang akan membuat
produksi minyak mentah dan ekspor minyak dan produk minyak turun. Harga minyak global
naik sebanyak 20 persen setelahnya. Sementara kelompok pemberontak Houthi di Yaman
mengklaim serangan itu, belum jelas dari mana asalnya atau negara mana yang terlibat. Produksi
dan ekspor minyak Saudi telah lemah bahkan sebelum serangan, seperti yang ditunjukkan grafik
kami. Sejak November, produksi telah turun, dari 11 juta barel per hari menjadi di bawah 10.
4
https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20190917153122-85-431257/serangan-kilang-saudi-aramco-danefeknya-ke-pasokan-minyak
Ekspor turun lebih besar lagi, dengan kerajaan berusaha meningkatkan harga sebagai bagian dari
strategi OPEC. Pada hari Kamis, ada berita bahwa AS telah, untuk pertama kalinya, mengekspor
lebih banyak minyak dan produk minyak dalam satu bulan (Juni) daripada Arab Saudi. Baik
pejabat AS dan Saudi telah mengatakan bahwa stok minyak yang ada dapat digunakan untuk
mengurangi beberapa dampak serangan terhadap pasar global.5
.Bila hal ini terus terjadi makan kenaikan harga minyak dunia tidak ila hal ini terus terjadi makan
kenaikan harga minyak dunia tidak bbisisaa d diihinhindadari dari dan tentunya berdampak pada
perekonomian Indonesia yaitu kenaikan harga BBM dan berdampak lagi pada kenaikan harga
(biaya pengantaran) bahan pangan maupun komoditas lainnya. Bila hal ini tidak bias ditangani
dengan tepat tentunya akan membuat Indonesia mengimpor harga minyak demi menutupi
kebutuhan minyak di Indonesia, hal ini bisa saja dilakukan dengan cara berhutang. Namun itu
akan menjadi tambahan beban Negara serta menurunkan daya beli masyarakat. Kenaikan harga
minyak juga bisa mempengaruhi inflasi di Indonesia yang mana akan mengalami kenaikan bila
mengimpor minyak dengan harga beli lebih mahal akibat serangan minyak di Aramco.
5
https://www.statista.com/chart/19369/crude-oil-production-and-exports-saudi-arabia/
Salah satu cara mengatasinya ialah menggunakan Biodiesel untuk mengurangi impor minyak
.Tujuan dari B20 adalah untuk mengurangi impor BBM. Sejak Indonesia menjadi net importir
minyak pada 2004 lalu, angka impor BBM terus naik. Saat ini, kebutuhan BBM di dalam negeri
mencapai 1,5 juta barel per hari (bph) tapi kilang Pertamina hanya mampu produksi BBM
sebanyak 800 ribu bph. Separuh dari kebutuhan BBM harus diimpor dari luar negeri setiap hari
sehingga menguras devisa dan membebani rupiah.6 Salah satu impor yang dikurangi adalah
BBM, di antaranya dengan mengganti sebagian jenis Solar dengan Biosolar atau Biodiesel
berbahan baku kelapa sawit. Meski harga Biodiesel lebih mahal dibandingkan solar, namun
sebagai negara dengan produksi minyak sawit terbesar di dunia, indonesia tak perlu mengimpor
minyak sawit (FAME/Fatty Acid Methyl Eter) yang menjadi campuran solar menjadi Biodiesel.
Dan lagi sejak 1 September 2018, pemerintah mewajibkan penggunaan Biodiesel B20, yakni
Solar dengan campuran FAME sebanyak 20 persen. Dengan cara ini, pemerintah berharap dapat
menghemat devisa pada satu sisi, dan pada sisi lain meningkatkan konsumsi minyak sawit di
dalam negeri, untuk mengimbangi pelemahan pasar global.Bila hal ini dimaksimalkan dapat
setidaknya mengurangi efek kenaikan harga minyak dunia pada Indonesia
6
https://kumparan.com/@kumparanbisnis/infografik-penggunaan-biodiesel-b20-siasat-untuk-menghemat-devisa1535719778936087977
Hal lain yang bisa dilakukan adalah dengan cara mengalihkan impor minyak Aramco dengan
mengimpor Shale Gas milik Amerika . Shale gas berpotensi mengubah industri energi dunia. Itu
berlimpah. Itu murah. Itu membakar lebih bersih daripada bahan bakar fosil. Dan itu ditemukan
hampir di mana-mana. Tetapi agar shale gas menjadi pengubah permainan yang diprediksi oleh
beberapa analis, industri ini harus mengatasi rintangan reputasi dan peraturan yang luar biasa.
Dan tidak ada jaminan bahwa harga gas bumi akan naik cukup tinggi untuk membuat biaya
tinggi, risiko keuangan, dan periode pengembangan yang diperpanjang sepadan dengan
pengembaliannya. Bahkan masih, dengan prospek keuntungan besar dan pasokan yang stabil dan
aman, para pemain di tingkat nasional dan industri menempatkan taruhan mereka. Dengan
menawarkan kepada negara-negara cara yang ramah karbon dan murah untuk membantu
memenuhi kebutuhan energi mereka, shale gas memiliki potensi untuk menggantikan bahan
bakar fosil di lokasi tertentu dan berpotensi memperlambat pengembangan sumber-sumber
terbarukan. Dengan simpanan gas serpih ditemukan di daerah-daerah yang sebelumnya tidak
memiliki cadangan gas yang dapat dieksploitasi, produksi serpih gas dapat mengubah negaranegara yang secara tradisional mengimpor gas alam menjadi produsen, membuat mereka lebih
mandiri dengan pasokan domestik. Dan simpanan gas serpih ditemukan di pasar energi yang
matang dan terbelakang, membuka potensi untuk menyamakan kedudukan dalam hal penawaran
dan permintaan.
Agar shale gas menjadi gamechanger yang diprediksi oleh beberapa analis, industri ini harus
mengatasi rintangan reputasi dan regulasi yang luar biasa. Shale gas telah menjadi sumber energi
yang
layak
karena
penggunaan
teknologi
rekah
hidrolik,
atau
“fracking”,
untuk
mengekstraksinya. Teknologi Fracking, telah digunakan di reservoir minyak dan formasi yang
ketat selama bertahun-tahun tanpa menimbulkan kekhawatiran signifikan dibandingkan dengan
metode ekstraksi yang lebih tradisional. Peningkatan pengawasan terhadap dampak lingkungan
dari teknologi dan potensinya untuk menyebabkan kerusakan lingkungan yang lebih besar dalam
konteks shale gas - dengan endapan yang lebih dangkal, permeabilitas yang lebih besar, dan
formasi yang lebih dangkal - adalah hasil dari peran yang lebih besar yang dapat dimainkan
sumber energi ini di suatu negara
Semua produksi energi menciptakan risiko keselamatan dan lingkungan. Sejauh mana shale gas
akan menjadi komponen yang lebih besar dari bauran energi akan tergantung, sampai batas
tertentu, pada perlindungan lingkungan versus trade-off pertumbuhan ekonomi. Di beberapa
negara, seperti Perancis, masalah lingkungan telah menyebabkan regulator menunda atau
melarang pematahan hidrolik di beberapa daerah sepenuhnya. Negara-negara lain, seperti
Argentina dan Cina, mungkin bersedia mengambil risiko lingkungan yang lebih besar untuk
memajukan produksi gas serpih agar menjadi lebih mandiri dan memenuhi permintaan energi
yang meningkat. Sisi lain yang menarik dari produksi skala penuh adalah banyaknya pekerjaan
baru yang akan dibuka oleh produksi skala penuh untuk pekerja berketerampilan rendah di
negara-negara ini.7
Shale Gas (serpihan), dinamai demikian karena letaknnya berada di bebatuan dan sulit dijangkau
dan, baru satu dekade terakhir upaya penambangannya membuahkan hasil. Amerika Serikat yang
sukses mengekstrak minyak dan gas dari shale ini. Keberhasilan ini bahkan disebut sebagai
revolusi energi dunia, dan menjadi alternatif sumber energi baru. AS pun muncul sebagai negara
baru pengekspor bahan bakar. Bahkan untuk gas, mengalahkan Rusia sebagai penyuplai terbesar.
Tak pelak, kondisi tersebut menekan harga gas dunia dan membuat sejumlah negara eksportir
tradisional di Asia mulai mencari pasar baru. Tak berlebihan bila dikatakan bahwa, shale
membalikkan jalur lalulintas perdagangan bahan bakar yang sebelumnya dari dari Timur ke
Barat. Hal ini telah membuat AS hampi menjadikan dirinya swasembada energi .8
2.4 Analisis Menggunakan Model dan Teori Komunikasi Internasional
A. Menggunakan Model Komunikasi Internasional
1. Model Diplomatik
Model komunikasi internasional yang pertama adalah diplomatik, yang sesuai dengan namanya
berarti diplomasi yang dilakukan antar negara. Diplomasi memang bukan hal yang baru lagi
dalam hubungan internasinoal atau antar negara, karena banyaknya kebutuhan kerjasama yang
melibatkan satu negara dengan satu atau beberapa negara lain. Dalam kasus penyerangan Kilang
Minyak Aramco, Amerika melancarkan aksi diplomasinya yaitu dengan mendekati Arab Saudi
dan berkata akan ikut mengawasi siapa di balik penyerangan drone ke pangkalan minyak di
7
Shale Gas –A Global Perspective Oleh Jurnal KPMG Global
Artikel ini telah tayang di Katadata.co.id dengan judul "Shale Gas, Revolusi Energi Dunia" ,
https://katadata.co.id/infografik/2015/01/03/shale-gas-revolusi-energi-dunia
8
Saudi. Disini AS melakukan diplomasi untuk mempererat hubungan bilateras AS-Saudi dengan
memanfaatkan fenomena penyerangan ini.
2. Model Jurnalistik
Model yang selanjutnya adalah jurnalistik, yang sesuai dengan namanya maka Model ini
dilaksanakan melalui saluran atau channel media massa. Dalam kasus ini dapat dipastikan bahwa
kehadiran media Internasional maupun media local di berbagai Negara sebagai alat jurnalistik
yaitu untuk menyebarkan informasi netral atau fakta maupun perspektif ataupun propaganda
atas kejadian ini. Seperti yang terdapat di CNN, New York Times, imes, Detik.com.
3. Model Propaganda
Model komunikasi internasional yang terakhir adalah propoganda yang memiliiki sedikit
kesamaan dengan perspektif jurnalistik, yaitu menggunakan kekuatan media massa. Namun
perbedaannya adalah perspektif propogandistik lebih mengacu kepada penyebaran dan
penanaman ide serta gagasan milik satu negara kepada masyarakat di negara lain untuk dapat
mempengaruhi pemikiran, perasaan, dan tindakan mereka. Propoganda ini dibuat melalui
gagasan yang diberikan, peristiwa yang terjadi, atau kebijakan suatu negara yang kemudian
membuat masyarakat negara lain memberikan dukungan mereka atau bahkan mengubah sikap
serta cara pandang.Dalam kasus penyerangan kilang minyak Aramco dapat dipastikan bahwa
Amerikamerika
tampaknya melakukan propaganda. Setelah serangan pesawat tak berawak
mengganggu produksi di fasilitas pemrosesan minyak terbesar di dunia di Aramco ,para pejabat
AS mencurigai keterlibatan Iran. Setengah dari produksi minyak Arab Saudi dipengaruhi oleh
peristiwa tersebut, yang akan membuat produksi minyak mentah dan ekspor minyak dan produk
minyak turun. Harga minyak global naik sebanyak 20 persen setelahnya. Sementara kelompok
pemberontak Houthi di Yaman mengklaim serangan itu, belum jelas dari mana asalnya atau
negara mana yang terlibat. Dengan menyatkan kecurigaan terhadap Iran makan public dan media
massa aka nada yang mempercayainya .Lalu memanfaatkan kekuasaannya sebagai Negara
hegemoni saat ini tyang memberikan sanksi embargo terhadap Iran. Venezuela dan Negara
penghail minyak lainnya. Sehingga membuat Negara lain terpaksa tetap membeli di Aramco
meskipun ada kenaikan harga yang cukup signifikan. Serta mecari alternative lain seperti
membeli Shale Gas Amerika yang lebih murah harganya.
B. Menggunakan Teori Komunikasi Internasional
1. Teori Arus Bebas Informasi
Teori ini berkenaan dengan arus informasi yang muncul secara bebas. Teori ini lahir ketika
menjelang akhir perang dunia ke 2 dan bermula di negara Amerika Serikat. Secara dasar teori ini
sebenarnya menjelaskan tentang adanya pasar bebas dan liberal yang diperjuangkan oleh para
pemilik media untuk mendapatkan hak-hak mereka dalam menjual atau membagikan informasi
secara Wacana Globalisasi.
Dalam kasus ini dapat dilihat bahwa adanya percepatan penyebran arus informasi mengenai
Kilang Minyak Aramco diserang keseluruh dunia telah menyebabkan antisipasi dan kepanikan
atas dampak yang ditimbulkan . Dengan diberitakannya kasus ini di berbagai media internasional
maupun media local di berbagai Negara bukti dari Teori Arus Bebas Informasi yaitu dimana
percepatan penyebaran informasi telah terjadi. Serta membentuk opini (propaganda) mengenai
siapa yang telah menyerang Kilang Minyak Aramco dan tujuan di balik penyerangan tersebut.
2. Wacana globalisasi
Wacana globalisasi adalah sebuah proses masuk ke ruang lingkup dunia secara sistematis dan
masuk akal. Wacana globalisasi ini dapat ditandai dengan pesatnya perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi suatu negara sehingga ia mampu berpengaruh mengubah dunia secara
mendasar. Wacana globalisasi ini sangat berhubungan dengan komunikasi internasional dimana
komunikasi internasional ini sangat memerlukan media yang dapat menghubungkan satu negara
dengan negara lain (global). bebas.
Dalam Kasus ini Amerika yang telah berhasil mengembangkan merika yang telah berhasil
mengembangkan Shale Gas miliknya telah diuntungkan atas kejadian penyerangan Aramco. Hal
ini terjadi karena Amerika Serikat yang sukses mengekstrak minyak dan gas dari shale ini.
Keberhasilan ini bahkan disebut sebagai revolusi energi dunia, dan menjadi alternatif sumber
energi baru. AS pun muncul sebagai negara baru pengekspor bahan bakar. Bahkan untuk gas,
mengalahkan Rusia sebagai penyuplai terbesar. Tak pelak, kondisi tersebut menekan harga gas
dunia dan membuat sejumlah negara eksportir tradisional di Asia mulai mencari pasar baru. Tak
berlebihan bila dikatakan bahwa, shale membalikkan jalur lalulintas perdagangan bahan bakar
yang sebelumnya dari dari Timur ke Barat. Hal ini telah membuat AS hampi menjadikan dirinya
swasembada energy. Berkat penambangan shale di AS, impor bahan bakar negara ini menurun
hingga separuhnya dalam lima tahun terakhir. Ini sekaligus merupakan berita baik bagi Asia,
yang mengalami peningkatan kebutuhan bahan bakar untuk menopang laju pertumbuhan
ekonominya selama beberapa dekade ke depan. Ketergantungan terhadap bahan bakar dari Timur
Tengah juga menurun sehingga harga tak lagi bergejolak manakala terjadi krisis di negara-negara
Arab.
Indonesia pun bila berhasil memaksimalkan Biodiesel nya tak menutup kemungkinan tidak akan
terlalu terdampak kenaikan harga minyak dunia. untuk mengurangi impor minyak .Tujuan dari
B20 adalah untuk mengurangi impor BBM. Sejak Indonesia menjadi net importir minyak pada
2004 lalu, angka impor BBM terus naik. Saat ini, kebutuhan BBM di dalam negeri mencapai 1,5
juta barel per hari (bph) tapi kilang Pertamina hanya mampu produksi BBM sebanyak 800 ribu
bph. Separuh dari kebutuhan BBM harus diimpor dari luar negeri setiap hari sehingga menguras
devisa dan membebani rupiah. Salah satu impor yang dikurangi adalah BBM, di antaranya
dengan mengganti sebagian jenis Solar dengan Biosolar atau Biodiesel berbahan baku kelapa
sawit. Meski harga Biodiesel lebih mahal dibandingkan solar, namun sebagai negara dengan
produksi minyak sawit terbesar di dunia, indonesia tak perlu mengimpor minyak sawit
(FAME/Fatty Acid Methyl Eter) yang menjadi campuran solar menjadi Biodiesel. Dan lagi sejak
1 September 2018, pemerintah mewajibkan penggunaan Biodiesel B20, yakni Solar dengan
campuran FAME sebanyak 20 persen. Dengan cara ini, pemerintah berharap dapat menghemat
devisa pada satu sisi, dan pada sisi lain meningkatkan konsumsi minyak sawit di dalam negeri,
untuk mengimbangi pelemahan pasar global.Bila hal ini dimaksimalkan dapat setidaknya
mengurangi efek kenaikan harga minyak dunia pada Indonesia
3. Teori Ketergantungan
Teori yang muncul di Amerika latin pada akhir 1970an ini memiliki berbagi penjelasan, teori ini
sejatinya bertujuan untuk memperkuat dominasi suatu negara dan mempertahankan negara lain
dalam posisi ketergantungan.
Dalam kasus ini dapat dikatakan bahwa Ketergantungan Dunia terhadap Aramco telah
menyebabkan kepanikan dan efek negative kepada Negara-negara lainnya, terutama dengan
maraknya konflik di Timur Tengah dan penyerangan terhadap kilang minyak tsb. Hal ini telah
menimbulkan tanda Tanya siapa yang melakukannya. Meskipun kelompok pemberontak dari
Yaman telah mengakuinya namun dengan Amerika yang diuntungkan dalam masalah ini
merupakan propaganda nyata. Dimana Shale Gas Amerika telah mengalami kenaikan
keuntungan akibat penyerangan tersebut. Dan ditambah Negara lain seperti Iran dan Venezuela
meskipun memiliki cadangan minyak namun Negara lain tidak dapat mengaksesnya akibat
sanski embargo AS terhadap mereka.Hal ini tentunya menyebabkan posisi sulital ini tentunya
menyebabkan posisi sulit bagi Negara lain yang tidak memiliki cadangan mnyak dan mengalami
inflasi akibat penyerangan Kilang Minyak Aramco
3.1
Kesimpulan
Saudi Aramco (Arabic: ‫ ايدووسلا أرام كو‬ʾArāmkō al-Saʿūdiyyah), officially the Saudi
Arabian Oil Company (formerly Arabian-American Oil Company), is a Saudi Arabian
national petroleum and natural gas company based in Dhahran, Saudi Arabia. Majalah
bisnis Forbes menobatkan Saudi Aramco sebagai perusahaan minyak dan gas terbesar di
dunia dengan produksi 12,5 juta barel per hari. Perusahaan membukukan pendapatan
US$ 1 miliar atau sekitar Rp 13,3 triliun per hari. Pada 2015, perusahaan milik
pemerintah Arab Saudi itu membukukan pendapatan US$ 478 miliar atau setara Rp 6.387
triliun dengan kurs Rp 13.362 per dolar Amerika Serikat.Awalnya Aramco adalah
merupakan perusahaan minyak Amerika Serikat. Perusahaan ini didirikan oleh Standard
Oil of California (kini bernama Chevron) dan awalnya bernama the California Arabian
Standard Oil Company (CASOC). Perusahaan mengamankan hak konsesi dari
pemerintah Arab Saudi pada 1933 untuk mencari tambang minyak. Kemudian
perusahaan mulai menemukan ladang migas pada 1938, di wilayah pantai timur Arab
Saudi. Pada 1948, nama perusahaan diganti menjadi the Arabian American Oil Company
(Aramco) yang kepemilikannya juga masih patungan dengan Standard Oil of California,
Texaco, Standard Oil of New Jersey (sekarang bernama ExxonMobil) dan Standard Oil
of New York.Pertamina juga pernah melakukan kerjasama dengan Aramco demi
memenuh kebutuhan minyak nasional. Kerjasama Pertamina dan Aramco merupakan
salah satu upaya untuk memenuhi energi minyak Indonesia, hal ini di landasi pada
turunnya produksi minyak Indonesia, agar dapat memenuhi energy minyak Indonesia di
butuhkan kesepakatan, untukmengembangkan kilang Cilacap, dengan program RDMP
untuk merevitalisasi kilang.
Serangan terhadap fasilitas kilang Saudi Aramco pada Sabtu (14/9) lalu telah
mendongkrak harga minyak dunia ke level tertingginya untuk hampir empat bulan
terakhir. Kenaikan itu terjadi sebagai reaksi pasar atas risiko berkurangnya pasokan
global. Mengutip Reuters, Selasa (17/9), serangan itu memangkas produksi minyak
mentah Arab Saudi hingga 5,7 barel per hari (bph) atau sekitar 5 persen dari pasokan
global dunia. Tak hanya itu, serangan tersebut juga membatasi kemampuan Arab Saudi
untuk menggunakan kapasitas produksi cadangan yang mampu memproduksi lebih dari 2
juta bph untuk kondisi darurat. Padahal, selama bertahun-tahun Arab Saudi merupakan
satu-satunya negara produsen minyak dunia yang memiliki kapasitas cadangan yang
dapat digunakan dengan cepat ketika terjadi kekurangan pasokan minyak global akibat
perang maupun bencana alam.
Penyerangan pada Saudi Aramco merupakan peristiwa baru kali ini terjadi. Serangan ini
berdampak kepada terpangkasnya lebih dari setengah total produksi minyak Saudi. Sri
Mulyani mengatakan dampak itu timbul bila melihat dari jumlah pasokan minyak dari
Arab Saudi ke seluruh dunia. "Apalagi dengan adanya 50 persen itu di-cut atau terpaksa
berhenti," ujar dia. Ia menilai perlunya melihat kejelasan seberapa cepat Aramco bisa
kembali normal, dan seberapa banyak negara yang suplai minyaknya bisa dipenuhi dari
cadangan yang sekarang ada. Hal tersebut, menurut Sri Mulyani, perlu diperhatikan
lantaran pemerintah dalam menjalankan dan mengelola perekonomian kerap muncul
banyak faktor yang menimbulkan ketidakpastian, misalnya geopolitik, politik, serta
ketidakpastian yang berasal dari kebijakan pemerintah. Harga minyak global diprediksi
akan meningkat tajam setelah serangan dua kilang produksi minyak Arab Saudi pada
Sabtu lalu. Penyerangan ini mengakibatkan terpangkasnya produksi minyak Saudi lebih
dari setengahnya, berdasarkan perkiraan pengamat energi
Bila hal ini terus terjadi makan kenaikan harga minyak dunia tidak ila hal ini terus terjadi
makan kenaikan harga minyak dunia tidak bbisisaa d diihinhindadari dari dan tentunya
berdampak pada perekonomian Indonesia yaitu kenaikan harga BBM dan berdampak lagi
pada kenaikan harga (biaya pengantaran) bahan pangan maupun komoditas lainnya. Bila
hal ini tidak bias ditangani dengan tepat tentunya akan membuat Indonesia mengimpor
harga minyak demi menutupi kebutuhan minyak di Indonesia, hal ini bisa saja dilakukan
dengan cara berhutang. Namun itu akan menjadi tambahan beban Negara serta
menurunkan daya beli masyarakat. Kenaikan harga minyak juga bisa mempengaruhi
inflasi di Indonesia yang mana akan mengalami kenaikan bila mengimpor minyak dengan
harga beli lebih mahal akibat serangan minyak di Aramco.
Salah satu cara mengatasinya ialah menggunakan Biodiesel untuk mengurangi impor
minyak .Tujuan dari B20 adalah untuk mengurangi impor BBM.Dengan cara ini,
pemerintah berharap dapat menghemat devisa pada satu sisi, dan pada sisi lain
meningkatkan konsumsi minyak sawit di dalam negeri, untuk mengimbangi pelemahan
pasar global.Bila hal ini dimaksimalkan dapat setidaknya mengurangi efek kenaikan
harga minyak dunia pada Indonesia.
Hal lain yang bisa dilakukan adalah dengan cara mengalihkan impor minyak Aramco
dengan mengimpor Shale Gas milik Amerika . Shale Gas (serpihan), dinamai demikian
karena letaknnya berada di bebatuan dan sulit dijangkau dan, baru satu dekade terakhir
upaya penambangannya membuahkan hasil. Amerika Serikat yang sukses mengekstrak
minyak dan gas dari shale ini. Keberhasilan ini bahkan disebut sebagai revolusi energi
dunia, dan menjadi alternatif sumber energi baru. AS pun muncul sebagai negara baru
pengekspor bahan bakar. Bahkan untuk gas, mengalahkan Rusia sebagai penyuplai
terbesar. Tak pelak, kondisi tersebut menekan harga gas dunia dan membuat sejumlah
negara eksportir tradisional di Asia mulai mencari pasar baru. Tak berlebihan bila
dikatakan bahwa, shale membalikkan jalur lalulintas perdagangan bahan bakar yang
sebelumnya dari dari Timur ke Barat. Hal ini telah membuat AS hampi menjadikan
dirinya swasembada energi .
3.2
Daftrar Pustaka
"Shale Gas, Revolusi Energi Dunia" , https://katadata.co.id/infografik/2015/01/03/shalegas-revolusi-energi-dunia
"Crude Oil Production And Exports", https://www.statista.com/chart/19369/crude-oilproduction-and-exports-saudi-arabia/
"Infografik
Penggunaan
Biodiesel
B20,
Siasat
Menghemat
Devisa",
https://kumparan.com/@kumparanbisnis/infografik-penggunaan-biodiesel-b20-siasatuntuk-menghemat-devisa-1535719778936087977
"Serangan
Kilang
Saudi
Aramco
dan
Efeknya
ke
Pasokan
Minyak",
https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20190917153122-85-431257/serangan-kilangsaudi-aramco-dan-efeknya-ke-pasokan-minyak
Sri Mulyani Sebutkan Dampak Dari Serangan Ke Kilang Saudi Aramco ",
https://bisnis.tempo.co/read/1248602/sri-mulyani-sebutkan-dampak-dari-serangan-kekilang-saudi-aramco
"Teori
Komunikasi
Internasional
"
,
https://www.kompasiana.com/sigit93459/5bbb981f677ffb0c666f6d12/teori-komunikasiinternasional?page=all
"Model
Komunikasi
Internasional"
,
https://pakarkomunikasi.com/komunikasi-
internasional
“Shale Gas –A Global Perspective” Oleh Jurnal KPMG Global
Download