Uploaded by User27158

580-1140-1-SM 1

advertisement
Journal Of Management, Volume 2 No.2 Maret 2016
ANALISIS PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, MOTIVASI,
KUALITAS KEHIDUPAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN
(STUDI KASUS PADA PD.BKK DEMPET KABUPATEN DEMAK)
Endang Kartika Sari1), Maria M. Minarsih 2), Edward Gagah3)
Mahasiswa Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Pandanaran Semarang
2), 3)
Dosen Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Pandanaran Semarang
1)
ABSTRACT
This research aims to determine the effect of leadership style, motivation and quality of work life
on employee performance in PD. BKK Dempet Demak district. sample collection techniques
used are questionnaires and interviews, research conducted with total samplingsampel method
used in this study amounted to 68 employees, and it is becoming responden.dan 68 pupolasi
analyzed using multiple linear regression with SPSS version 20.0.
The Results showeda positiveand significantinfluenceon thestylekepemipinanon employee
performanceis shownon theregression coefficientsfor the variablesof leadership style(X1)
thitung0282(2483>ttabel1.6682) or thesignificance of t(0.016 <0.05). The positive influenceand
notsignificantmotivationon
employee
performanceis
shownon
thevalue
ofthe
regressioncoefficientformotivation(X2) thitung0176(1738>ttabel1.6682) or thesignificance of
t(0.087> 0.05). The influencepoitifand significantofthe qualityof working lifeof theemployee's
performanceis shownon theregression coefficientsfor the variablequality of work life(X3)
0786thitung(7448>ttabel1.6682) or thesignificance of t(0.000<0.05),the variablequality of work
life(X2) hasthe mostsignificant positive effecton the performanceof employees.
Keywords: leadership style, motivation, quality of life and performance of employees
Journal Of Management, Volume 2 No.2 Maret 2016
ABSTRAKS
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan, motivasi dan
kualitas kehidupan kerja terhadap kinerja karyawan pada PD. BKK Dempet Kabupaten Demak .
teknik pengabilan sampel yang digunakan adalah kuesioner, dan wawancara, penelitian
dilakukan dengan metode total samplingsampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah
68 karyawan, jadi 68 pupolasi ini menjadi responden.dan dianalisa menggunakan regresi linier
berganda dengan SPSS versi 20.0.
Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh positif dan signifikan dari gaya kepemipinan
terhadap kinerja karyawan ditunjukkan dari nilai koefisien regresi untuk variabel gaya
kepemimpinan(X1) 0.282 thitung (2.483 > ttabel 1.6682) atau signifikansi t (0.016< 0.05). Adanya
pengaruh positif dan tidak signifikan dari motivasi terhadap kinerja karyawan ditunjukkan dari
nilai koefisiensi regresi untuk motivasi(X2) 0.176thitung(1.738 > ttabel1.6682) atau signifikansi t
(0.087>0.05). Adanya pengaruh poitif dan signifikan dari kualitas kehidupan kerja terhadap
kinerja karyawan ditunjukkan dari nilai koefisien regresi untuk variabel kualitas kehidupan
kerja(X3) 0.786 thitung(7.448 > ttabel1.6682) atau signifikansi t (0.000 < 0.05), variabel kualitas
kehidupan kerja (X2) mempunyai pengaruh positif signifikan paling besar terhadap kinerja
karyawan.
Kata kunci: gaya kepemimpinan, motivasi, kualitas kehidupan dan kinerja karyawan
Journal Of Management, Volume 2 No.2 Maret 2016
dengan
PENDAHULUAN
Manajemen
manusia
sumber
keberadaannya
daya
sangat
dibutuhkan oleh organisasi/ perusahaan
baik pemerintah maupun swasta. Di
dalam suatu perusahaan terdapat atasan
dan bawahan, untuk meraih tujuan yang
telah
di
tentukan
diperlukan
suatu
kerjasama, juga diperlukan Motivasi kerja
dan kualitas kehidupan kerja yang baik
baik pada organisasi yang tentu saja akan
berdampak positif bagi organisasi. Kinerja
pegawai dalam perusahaan merupakan hal
yang
sangat
penting
karena
akan
bermanfaat untuk mengetahui efektifitas
kerja
organisasi
sehingga
tujuan
organisasi tersebut akan dapat tercapai.
Peran kepemimpinan yang sangat
strategis dan penting bagi pencapaian
misi,
visi
merupakan
mendorong
dan
salah
tujuan
satu
manusia
organisasi,
motif
untuk
yang
selalu
menyelediki seluk-beluk yang terkait
Kualitas
dari
pemimpin seringkali dianggap sebagai
faktor terpenting dalamkeberhasilan atau
kegagalan organisasi (Bass,1990, dalam
menon, 2002) demikian juga keberhasilan
atau
kegagalan
pemimpin,
begitu
pentingnya peran pemimpin sehingga isu
mengenai pemimpinmenjadi
menarik
perhatian para peneliti bidang perilaku
keorganisasian.
serta gaya kepemimpinan karena hal-hal
tersebut dapat memberikan kinerja yang
kepemimpinan.
Salah
satu
faktor
yang
mempengaruhi kinerja karyawan yaitu
motivasi kerja. Motivasi berasal dari kata
motif (motive) yang berarti dorongan,
sebab
atau
alasan
seseorang
untuk
melakukan sesuatu.Gibson at al. (1996)
menyatakan bahwa motivasi merupakan
konsep
yang
digunakan
untuk
menggambarkan dorongan-dorongan yang
timbul pada aktual dalam diri seorang
individu yang kemudian menggerakkan
dan mengarahkan perilakunya. Menurut
maslow (1994), motivasi kerja seorang
karyawan akan berpengaruh terhadap
kinerja yang dapat dicapai murni hanya
Journal Of Management, Volume 2 No.2 Maret 2016
timbul dari dalam diri seorang karyawan
evaluasi kemampuan dan kesuksesannya
(motivasi
dan memberikan keyakinan dan motivasi.
berasal
internal)
dari
ataukah
luar
motivasi
karyawan
yang
bersangkutan (motivasi eksternal).
Schemer,
dan
Wyatt dan Wah ( 2001 ) terhadap pekerja
Obsorn
di Singapura menyebutkan bahwa pekerja
(2005) mendefinisikan kualitas kehidupan
ingin diperlakukan sebagai individu yang
kerja sebagai “quality of work life is the
dihargai di tempat kerja. Kinerja yang
overall quality of human experiences in
bagus akan dihasilkan pekerja jika mereka
the workplace. It is reminder that high
dihargai
performance in any work setting can and
layaknya manusia dewasa. Ada empat
should be accomplished by high levels of
dimensi kualitas kehidupan kerja yang
job satisfaction”, yang artinya kualitas
dianggap penting bagi pengembangan
kehidupan
kualitas kehidupan kerja bagi pekerja di
kerja
Hunt,
Penelitian yang dilakukan oleh
adalah
keseluruhan
dan
diperlakukan
kualitas dari pengalaman manusia di
Singapura,
tempat
(1992)
perkembangan karir, dukungan dari pihak
mengemukakan bahwa kualitas kehidupan
manajemen, penghargaan dari perusahaan
kerja
serta dampak kerja pada kehidupan
kerja.
karyawan
Ames
merupakan
evaluasi
yaitu
suasana
seperti
kognitif dari seluruh rangkaian proses
personal.
kerja yang memiliki goal orientation, atau
Tinjauan Pustaka
mengandung
Kinerja Karyawan
pengertian
sebagai
keyakinan yang mengarah pada different
Kinerja
kerja
karyawan
dan
sering
way of approaching, engaging in, and
diartikan
responding to achievement situation”.
dimana karyawan dalam bekerja harus
Goal orientation bisa dijadikan standar
sesuai progam kerja organisasi untuk
seseorang dalam mengukur dan meng
menunjukkan tingkat kinerja organisasi
sebagai
pencapaian
tugas,
Journal Of Management, Volume 2 No.2 Maret 2016
dalam mencapai visi, misi dan tujuan
mengelola bawahannya, karena seorang
organisasi, menurut Gibson (1996) kinerja
pemimpin akan sangat mempengaruhi
karyawan adalah hasil yang di inginkan
keberhasilan organisasi dalam mencapai
dari pelaku. Kinerja karyawan adalah
tujuannya (Waridin danBambang Guritno,
tingkat
karyawan
2005). Menurut Tjiptono (2006:161) gaya
pekerjaan
kepemimpinan adalah suatu cara yang
(Simamora: 2004). Kinerja Karyawan
digunakan pemimpin dalam berinteraksi
menurut Robbins(2006) adalah apa yang
dengan
telah dihasilkan oleh individu karyawan
pendapat lain menyebutkan bahwa gaya
selain itu kinerja juga dapat diartikan
kepemimpinan adalah pola tingkah laku
dengan adanya kemauan dan perbuatan
(kata-kata dan tindakan-tindakan) dari
dalam situasi tertentu, sehingga kinerja
seorang pemimpin yang dirasakan oleh
tersebut
orang lain (Hersey, 2004:29).
terhadapnya
mencapai
para
persyaratan
merupakan
hasil
keterkaitan
antara usaha, kemampuan dan persepsi
bawahannya.
Sementara
itu,
Motivasi
dan tugas.
Pengetian motivasi ditafsirkan
secara berbeda-beda oleh para ahli sesuai
Gaya Kepemimpinan
Gaya kepemimpinan adalah pola
dengan tempat dan keadaan masing-
tingkah laku yang dirancang sedemikian
masing,
rupa untuk mempengaruhi bawahannya
persamaan prinsip. Menurut Cascio dalam
agar dapat memaksimalkan kinerja yang
Hasibuan (1999) tentang motivasi sebagai
dimiliki bawahannya sehingga kinerja
berikut “Motivation is a force that results
organisasi dan tujuan organisasi dapat
from an individual's desire to satisfy there
dimaksimalkan.
are need (e.g. hunger, thirst, sosial
Seorang
pemimpin
harus
menerapkan gaya kepemimpinan untuk
upproval).
namun
hakekatnya
(Motivasi
adalah
terdapat
suatu
kekuatan yang dihasilkan dari keinginan
Journal Of Management, Volume 2 No.2 Maret 2016
seseorang untuk memuaskan kebutuhan
kehidupan kerja merupakan cara pandang
(misal : lapar, haus dan bermasyarakat)”.
manajemen tentang manusia, pekerjaan
Sedangkan Gie (1972) menyatakan bahwa
dan organisasi. Unsur-unsur pokok dalam
motivasi
pemecahan keputusan terutaman yang
merupakan
pekerjaan
yang
dilakukan oleh seorang manajer dalam
menyangkut
memberikan
penghasilan dan nasib mereka dalam
dorongan
inspirasi,
kepada
semangat
orang
lain
dan
untuk
pekerjaan,
karier,
pekerjaan.
menggiatkan orang-orang atau karyawan
Konsep kualitas kehidupan kerja
agar mereka bersemangat dan dapat
mengungkapkan pentingnya penghargaan
mencapai hasil sebagaimana dikehendaki
terhadap
dari
Menurut
kerjanya.Dengan demikian peran penting
adalah
dari kualitas kerja adalah mengubah iklim
yang
kerja agar organisasi secara teknis dan
menciptakan kegairahan kerja seseorang,
manusiawi membawa kepada kualitas
agar mereka mau bekerja sama, bekerja
kehidupan
efektif dan terintegrasi dengan segala
(Luthansm, 1995 dalam Noor Arifin,
daya upaya untuk mencapai kepuasan.
1999).
orang-orang
tersebut.
Hasibuan
(1999)
motivasi
pemberian
daya
penggerak
manusia
kerja
dalam
yang
lingkungan
lebih
baik
: Gaya Kepemimpinan berpengaruh
Kualitas Kehidupan Kerja
Kualitas kehidupan kerja atau
Quality Of Work Life (QWL) merupakan
posotif
dan signifikan terhadap kinerja
karyawan
: Motivasi berpengaruh positif dan
salah satu bentuk fisafat yang ditetapkan
signifikan terhadap kinerja karyawan
manajemen dalam mengelola organisasi
pada umumnya dan sumberdaya manusia
pada khususnya. Sebagai filsafat, kualitas
Journal Of Management, Volume 2 No.2 Maret 2016
:
Kualitas
berpengaruh
Kehidupan
positif
dan
Kerja
signifikan
berkepentingan
dari
responden
melalui kuesioner. Dalam penelitian ini,
data primer
terhadap kinerja karyawan
serta
yang digunakan
adalah
penyebaran kuesioner kepada responden
:
Gaya
kepemimpinan,
Motivasi,
pada
karyawan
PD
BKK
Dempet
Kualitas kehidupan kerjasecara simultan
Kabupaten
berpengaruh
positif
dan
Demak,
kuisioner
yang
signifikan
disebarkan berjumlah 68.
terhadap kinerja karyawan
2. Data Sekunder
METODOLOGI PENELITIAN
Data sekunder yaitu data primer yang
Objek penelitian
yang telah diolah lebih lanjut oleh pihak
Pada penelitian ini yang menjadi
objek penelitian adalan kantor PD. BKK
Dempet Kabupaten Demak Jl. Raya
Semarang-Purwodadi Km.36 Kebonagung
Demak.
Dalam
penelitian
ini,
penulis
mengumpulkan data-data dan informasi
literatur, buku, artikel, jurnal, data dari
Dalam penelitian ini jenis dan
sumber data yang digunakan dalam
variable penelitian ini dijelaskan sebagai
berikut :
internet,
dan
skripsi
maupun
tesis
penelitian sebelumnya.
Teknik yang digunakan dalam
pengukuran kuisioner/pertanyaan ini yaitu
1. Data Primer
dengan menggunakan skala ordinal (skala
Data primer yaitu data yang didapat dari
maupun
atau diagram-diagram (Sugiyono,2009).
yang diperlukan dengan caramembaca
Jenis Data
sumber
lain missalnya dalam bentuk tabel-tabel
pertama
baik
perorangan
dari
individu
likert) karena pernyataan sangat setuju
mempunyai tingkat atau preferensi yang
(Sugiyono,2009).
“lebih tinggi” dari setuju dan setuju “lebih
Data ini diperoleh dari pihak-pihak yang
tinggi” dari netral/ragu dan seterusnya.
Journal Of Management, Volume 2 No.2 Maret 2016
Lima
tingkat
skala
sesuai
alternatif
Sampel
adalah
Bagian
dari
jawaban yaitu : (Sunyoto, 2011:109).
jumlah dan karakteristik yang dimiliki
STS = SangatTidakSetuju
oleh
bobot 1
populasi
tersebut
TS = TidakSetuju bobot 2
(Sugiyono,2009:81).
N = Netral/Ragu bobot 3
digunakan untuk pengambilan sampel
S = Setuju bobot 4
adalah
SS = SangatSetuju bobot 5
Metode
menggunakan
metode
yang
total
sampling. Penggunaan metode ini berlaku
Populasi dan Sampel
jika
anggota
populasi
relative
kecil
Populasi
(mudah
Populasi
adalah
dijangkau).
Sampel
yang
sejumlah
digunakan dalam penelitian ini berjumlah
keseluruhan individu dari unit analisa
68 Karyawan.
Jadi 68 populasi ini
yang cirinya akan diduga. Umar ( 2000 )
menjadi responden.
mengartikan
bahwa
populasi
sebagai
Variabel Penelitian Data
wilayah generalisasi yang terdiri atas
Dalam Penelitian ini terdapat 4
objek atau subjek yang mempunyai
variabel yaitu 3 variabel bebas yang
karakteristik tertentu dan mempunyai
terdiridari Gaya Kepemimpinan (X1),
kesempatan yang sama untuk dipilih
Motivasi (X2), serta Kualitas kehidupan
menjad ianggota sampel. Populasi dalam
Kerja (X3) dan 1 variabel terikat yaitu
penelitian ini adalah karyawan PD. BKK
Kinerja Karyawan (Y). Indikator yang
Dempet
Kabupaten
Demak.Jumlah
digunakan untuk masing-masing variabel
populasi dalam penelitian ini adalah 68
antara lain untuk Gaya Kepemimpinan
orang
karyawan
PD
BKK
Dempet
(X1) terdiri dari 4 indikator, Motivasi
Kabupaten.
(X2) terdiri dari 4 indikator, Kualitas
Sampel
Kehidupan Kerja (X3) terdiri dari 4
Journal Of Management, Volume 2 No.2 Maret 2016
indikator dan Kinerja (Y) terdiri dari 4
menggunakan teknik Alpha Cronbach dan
indikator.
membandingkan koefisien Alpha dengan
Metode Analisis Data
koefisien R yaitu 0,6 (Ghozali, 2005).
Uji Validitas
Bila koefisien Alpha lebih besar dari
Uji validitas digunakan untuk
koefisien
R,
maka
alat
penelitian
mengukur valid tidaknya suatu kuesioner.
(kuesioner) yang diuji adalah reliabel dan
Suatu kuesioner dikatakan valid jika
sebaliknya.
pertanyaan mampu untuk mengungkapkan
Uji Asumsi Klasik
sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner
Uji ini dilakukan untuk memenuhi syarat
tersebut (Ghozali, 2005). Uji validitas
agar syarat persamaan yang diperoleh
dilakukan dengan menggunakan metode
model regresi dapat diterima. Uji asumsi
Pearson Correlation, yang merupakan
klasik ini terdiri dari:
korelasi antara skor item dengan skor total
1. Uji Normalitas, Model regresi yang
masing masing variabel. Secara statistik,
memenuhi uji normalitas jika dalam
angka korelasi bagian total yang diperoleh
grafik P-P Plot datanya menyebar di
harus dibandingkan dengan angka dalam
sekitar garis diagonal dan mengikuti arah
tabel r tabel. Apabila nilai r hitung lebih
garis diagonal (Kuncoro, 2001).
besar dari r tabel maka kuesioner tersebut
2. Uji Multikolinieritas, untuk menguji
dapat dikatakan valid dan sebaliknya.
apakah pada model regresi ditemukan
Uji Reliabilitas
adanya korelasi antar variabel bebas.
Uji reliabilitas yaitu uji untuk
Adapun pedoman suatu model regresi
menunjukkan sejauh mana suatu hasil
yang bebas multikolinieritas adalah VIF
pengukuran
di bawah 10 dan tolerance lebih besar
relatif
konsisten
apabila
pengukuran diulangi dua kali atau lebih.
dari 0.1 (Santoso,2000).
Uji
3. Uji Heteroskedastisitas, untuk menguji
reliabilitas
dilakukan
dengan
Journal Of Management, Volume 2 No.2 Maret 2016
apakah pada model regresi ditemukan
karyawan PD. BKK Dempet Kabupaten
adanya ketidaksamaan varian dari suatu
Demak yang dijadikan sampel penelitian.
pengamatan ke pengamatan lain. Model
regresi yang baik jika dalam grafik
scatterplot tidak ada pola yang jelas, serta
titik-titik menyebar diatas dan dibawah
angka 0 pada sumbu Y (Santoso, 2000).
4. Uji Autokorelasi, salah satu cara untuk
Tabel Data Jenis Kelamin karyawan
mendeteksi masalah autokorelasi adalah
PD BKK
uji Durbin Watson (DW). Jika koefisien
No
Jenis
Frekuensi
Presentasi
Kelamin
DW = 2, maka tidak terjadi autokorelasi
sempurna. Jika nilai DW diantara 1,5
1.
Laki-laki
44 orang
64,8 %
sampai 2,5 maka data tidak mengalami
2.
Permpuan
24 orang
35,2%
Total
68 orang
100 %
autokorelasi, tetapi jika nilai DW 0
Sumber : data primer yang diolah, 2015
sampai 1,5 disebut memiliki autokorelasi
Berdasarkan pada tabel tersebut
positif, dan jika DW lebih besar dari 2,5
diketahui
bahwa
responden
pada
sampai 4 disebut memiliki autokorelasi
penelitian ini yang berjenis kelamin lakinegatif (Setiaji, 2004).
laki ada 44 orang atau 64,8% kemudian
Hasil Penelitian dan Pembahasan
perempuan ada 24 orang atau 35,2%. Hal
Berdasarkan
hasil
penelitian
ini enunjukan bahwa mayoritas karyawan
diperoleh data yang dapat memberikan
yang bekerja di PD. BKK Dempet
informasi berkaitan dengan karakteristik
Kabupaten Demak berjenis kelain lakikaryawan dari kuesioner yang telah diisi
laki.
oleh 68 responden yang merupakan
Tabel Usia Responden
Journal Of Management, Volume 2 No.2 Maret 2016
No
1
Keterangan
Jumlah
(Orang)
%
S1 (39,70%). Kemudian pada urutan
kedua
Usia :
a. ≤ 20
b. 21 – 30
c. 31 – 40
d. 41 – 50
e. ≥51
TOTAL :
3
24
23
13
5
68
4,41%
35,29%
33,82%
19,11%
7,35%
100%
Sumber : Data Primer yang diolah, 2015
Ditinjau dari usianya, responden
yang berusia ≤ 20 tahun ada 3 orang
berpendidikan
Diploma
yaitu
(32,35%). Dan yang berpendidikan S2
(14,70%), sedangkan yag terakhir mereka
yang berpendidikan SMA (13,23%). Hal
ini
menunjukkan
bahwa
kebanyakan
karyawan di PD. BKK Dempet mereka
yang berpendidikan S1.
(4,41%) dan mayoritas responden berusia
antara 21 – 30 tahun (35,29%). Kemudian
Uji Validitas
Menurut Ghozali (2006), uji
pada urutan kedua adalah mereka yang
validitas digunakan untuk mengukur valid
berusia
–
(33,82%),
tidaknya suatu kuesioner. Uji signifikansi
sedangkan yang berusia 41 – 50 tahun
dilakukan dengan membandingkan nilai r
(19,11%) dan yang berusia 51≤tahun
hitung dengan r tabel untuk degree of
yaitu ada 5 orang (7,35%). Hal ini
freedom (df) = n – 2. Besar r tabel pada
menunjukkan
kebanyakan
penelitian ini adalah sebesar ((n-2);a) =
karyawan di PD. BKK Dempet berusia
((15-2); 5%) = 0.514. Besar r tabel dapat
produktif.
dilihat pada lampiran yaitu pada r tabel
Tabel Pendidikan Responden
product moment dengan tingkat signifikan
No
1
31
40
tahun
bahwa
Keterangan
Pendidikan :
a. SMA
b. Diploma
c. S1
d. S2
TOTAL :
Jumlah
(Orang)
%
9
22
27
10
68
13,23%
32,35%
39,70%
14,70%
100%
Sumber : Data Primer yang diolah, 2015
Dilihat
dari
pendidikannya
sebagian besar responden berpendidikan
5%. Hasil uji validitas menunjukkan
bahwa semua indikator yang dipakai
dalam penelitian ini dinyatakan valid.
Uji reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan dengan
menggunakan teknik Cronbach Alpha.
Journal Of Management, Volume 2 No.2 Maret 2016
Dari hasil pengolahan data diperoleh hasil
dalam penelitian ini digunakan untuk
yang menunjukkan bahwa variabel yang
mengetahui
dipakai
variabel bebas terhadap variabel terkait.
dalam
penelitian
ini
adalah
ada
pengaruh
reliabel. Hal ini ditunjukkan dengan
Pembuktian
besarnya
per
menguji variasi suatu model regresi yang
variabel lebih besar dari standar alpha 0.6
digunakan dalam menerangkan variabel
(Ghozali, 2001). Hasil uji reliabilitas dari
bebas yaitu
semua
bahwa
motivasi (X2), dan kualitas kehidupan
semua variabel memiliki nilai Cronbach
kerja (X3) berpengaruh terhadap variabel
Alpha lebih besar dari 0.6, maka semua
terikat yaitu kinerja karyawan (Y), yang
variabel dinyatakan reliabel.
dilakukan
Analisis regresi linier berganda
tentang koefisiensi regresi dari masing-
nilai
variabel
Cronbach
Alpha
menunjukkan
Analisis regresi linier berganda
masing
ini
tidaknya
dimaksudkan
gaya kepemimpinan (X1),
dengan
variabel
Unstandardized
Coefficients
untuk
cara
yang
menerangkan
dilihat
Coefficients.
pada
Output
a
koefisien
regresinya
dapat
dilihat
Standardize
sebagai berikut:
d
Unstandardized
Coefficient
Collinearity
Coefficients
s
Statistics
Std.
Model
1
B
Error
Tolera
Beta
(Constant)
T
Sig.
nce
VIF
Analisis Regresi Liniear Berganda
Kinerja Karyawan
-4,483
2,250
,051
Dari
1,993
Gkepemim
1,05
,282
,114
,194
2,483
,016
,953
pinan
tabel
tersebut
dapat
disimpulkan bahwa variabel, dependen
0
Motivasi
1,29
,176
,101
,150
1,738
,087
yaitu
kinerja
karyawan
dapat
,773
3
Kkehdupa
1,30
,786
nkerja
,105
,647
7,448
,000
dipengaruhi
oleh
tiga
variabel
,768
3
independen yaitu gaya kepemimpinan,
a.Dependent Variable:
kinerja
Sumber:Data Premier
yang diolah, 2015
motivasi, dan kualitas kehidupan kerja
Journal Of Management, Volume 2 No.2 Maret 2016
dapat dilihat dari probabilitas signifikansi.
sebaliknya apabila (X1) turun maka
Variabel
gaya
kinerja karyawan (Y) juga turun,
dan
dimana variabel lain dianggap tidak
program
kepemimpinan(X1),
motivasi(X2),
kualitas kehidupan kerja (X3) signifikan
berubah atau konstan.
dibawah 0,05. Hasil regresi yang didapat
3. Koefisien regresimotivasi(X2) sebesar
bisa dibuat persamaan linier sebagai
0,176dan memiliki arah positif, itu
berikut:
berarti
Y= -4,483 + 0,282(X1) + 0,176(X2) +
motivasi(X2)
0,786(X3) + e
karyawan (Y) akan naik sebesar
(1)
Persamaan
regresi
tersebut
bahwa
apabila
naik
variabel
maka
kinerja
0,176. Demikian juga sebaliknya
mempunyai makna sebagai berikut :
apabila (X2) turun maka kinerja
1. Konstanta (α) = -4,483. Hal ini
karyawan (Y) akan turun, dimana
berarti apabila variable program
variabel lain dianggap tidak berubah
gaya kepemimpinan, motivasi,
atau konstan.
dan
kualitas
kehidupan
4. Koefisien regresikualitas kehidupan
kerjabernilai nol, maka kinerja
karyawan masih bernilai negatif
Model
sebesar 4,483.
2. Koefisien
T
(Constant)
regresi
program
gaya
gaya
kepemimpinan
Sig.
-1.993
.051
2.483
.016
1.738
.087
7.448
.000
1
kepemimpinan(X1) sebesar 0,282 dan
Motivasi
kualitas kehidupan
memiliki arah positif, berarti bahwa
apabila
variabel
program
kepemmimpinan(X1)
naik
gaya
maka
kinerja karyawan (Y) juga naik
sebesar
0,282.
Demikian
juga
kerja
kerja (X3) sebesar 0,786dan memiliki
arah positif, itu berarti bahwa apabila
variabel
kehidupan
kemampuan
kerja(X3)
gurkualitas
naik
maka
Journal Of Management, Volume 2 No.2 Maret 2016
kinerja karyawan (Y) akan naik
hipotesis mengenai pengaruh variabel
sebesar
juga
gaya kepemimpinan terhadap kinerja
sebaliknya apabila (X3) turun maka
karyawan menunjukkan nilai t hitung
kinerja karyawan (Y) akan turun,
sebesar 2,483 > t tabel 1,6682 jadi
dimana variabel lain dianggap tidak
hipotesis
berubah atau konstan.
signifikan sebesar 0,016 < 0,05. Hal
0,786.
Demikian
diterima
dengan
nilai
ini berarti bahwa variabel gaya
Uji t
Uji statistik t digunakan pada
kepemimpinan memiliki nilai yang
dasarnya untuk menunjukan sejauh mana
signifikan terhadap kinerja karyawan.
pengaruh
independen
Nilai koefisien regresi sebesar 0,194
secara individual atau persial dalam
menunjukkan arahnya positif. Artinya
menerangkan variansi variabel dependen
gaya
(Ghozali,
dengan
positif dan signifikan terhadap kinerja
melakukan uji t dengan melihat nilai
karyawan, dengan demikian hipotesis
signifikansi dari masing-masing variabel
pertama diterima.
suatu
variabel
2011:98).Caranya
independen. Bila nilai signifikansinya
kepemimpinan
berpengaruh
2. Pengaruh motivasi terhadap kinerja
kurang dari 0,05. Jadi variabel independen
karyawan
tersebut secara persial mempengaruhi
mengenai pengaruh variabel motivasi
variabel dependen. Hasil output uji persial
terhadap
atau uji t dapat dilihat sebagai berikut :
menunjukkan nilai t hitung sebesar
Hasil Uji t Kinerja Karyawan
1,738 > t tabel 1,6682 jadi hipotesis
Coefficients
a
diterima
a. Dependent Variable: kinerja karyawan
Pengujian
kinerja
dengan
nilai
hipotesis
karyawan
signifikan
sebesar 0,087 > 0,05. Hal ini berarti
Sumber: Data primer yang diolah, 2015
1. Pengaruh
gaya
kepemimpinan
terhadap kinerja karyawan Pengujian
bahwa variabel motivasi memiliki
nilai yang tidak signifikan terhadap
Journal Of Management, Volume 2 No.2 Maret 2016
kinerja karyawan. Nilai koefisien
Uji statistik F digunakan untuk
regresi sebesar 0,150 menunjukkan
membuktikan apakah ssemua variabel
arahnya positif. Artinya motivasi
indepanden
(variabel
bebas)
berpengaruh
dimasukkan
kedalam
model
positif
dan
tidak
mempunyai
secara
signifikan terhadap kinerja karyawan,
simultan
dengan demikian hipotesis kedua
terhadap
ditolak.
terikat (Ghozali, 2011:98), dengan tingkat
3. Pengaruh kualitas kehidupan kerja
atau
yang
variabel
pengaruh
dependen/variabel
signifikan α=5%=0,05. Hasil F dapat
terhadap kinerja karyawan Pengujian
hipotesis mengenai pengaruh variabel
Hasil Uji F Kinerja Karyawan
b
ANOVA
kualitas kehidupan kerja terhadap
Sum of
kinerja karyawan menunjukkan nilai t
hitung sebesar 7, 448 > t tabel 1,6682
Model
1 Regressi
on
jadi hipotesis diterima dengan nilai
signifikan sebesar 0,000 < 0,05. Hal
Residual
Total
Squares
Mean
Df
Square
3
221,610
391,802 64
6,122
664,831
F
36,2
00
Sig.
,000
1056,632 67
a.Predictors: (Constant), kkehdupankerja,
4. ini berarti bahwa variabel kualitas
gkepemimpinan, motivasi
b.Dependent Variable: kinerja
kehidupan kerja memiliki nilai yang
signifikan terhadap kinerja karyawan.
Nilai koefisien regresi sebesar 0,647
menunjukkan arahnya positif. Artinya
kualitas kehidupan kerja berpengaruh
positif dan signifikan terhadap kinerja
karyawan, dengan demikian hipotesis
ketiga diterima.
Uji Simultan (Uji F)
Sumber: Data prier yang diolah
2015
dilihat sebagai berikut :
Dari tabel di atas diperoleh nilai
F hitung sebesar 36,200 dengan sig. 0,000
< α = 0,05. Nilai sig. yang lebih kecil α =
0,05 menunjukkan diterimanya hipotesis
yang menyatakan
gaya kepemimpinan,
motivasi, dan kualitas kehidupan kerja
a
Journal Of Management, Volume 2 No.2 Maret 2016
terhadap
kinerja
karyawan
secara
kinerja
Sumber : data primer yang diolah, 2015
bersamma-sama.
Dari
Koefisien Determinasi
mengukur
seberapa
jauh
kemampuan variabel independen dalam
menerangkan
dependen.Nilai
variansi
variabel
koefisien
determinasi
adalah antara nol dan satu (Ghozali,
2011:97).Nilai R
2
SPSS
model
summarybesarnya Adjusted R Square
Koefisien determinasi (R2) pada
intinya
output
yang kecil berarti
kemampuan variabel-variabel independen
dalam menjelaskan variabel dependen
sangat terbatas, nilai yang mendekati satu
berarti variabel independen memberikan
hampir semua informasi yang dibutuhkan
untuk menjelaskan variabel dependen.
Nilai koefisien determinasi dapat dilihat
sebagai berikut:
yaitu 0,612. Angka koefisien determinasi
tersebut dikalikan 100% sehingga menjadi
61,2%
yang
variabel
variabel
dapat
gaya
diartikan
kepemimpinan
motivasi
bahwa
(X1),
(X2) dan variabel
kualitas kehidupan kerja (X3) mempunyai
konstribusi
sebesar
menerangkan
61,2%
kinerja
dalam
karyawan(Y).
Sedangkan sisanya sebesar (100% - 61,2
% = 38,8 %) dijelaskan oleh sebab-sebab
lain yang tidak ada dalam penelitian ini.
PEMBAHASAN
a. Analisis
pengaruh
kepeimpinan
terhadap
gaya
kinerja
karyawan
Hasil Koefisien Determinasi Kinerja
Schwandt dan Marquardt (2000)
Karyawan
Peran
b
Model Summary
R
Mo
del
1
R
,793
a
Std. Error
Squar
Adjusted
of the
e
R Square
Estimate
,629
,612
2,474
dalam
pemimpin sangat
menetapkan
diperlukan
tujuan,
mengalokasikan sumber daya yang
langka, dan menetapkan arah yang
a. Predictors: (Constant), kkehdupankerja,
gkepemimpinan, motivasi
b. Dependent Variable:
benar atau yang paling baik bila
Journal Of Management, Volume 2 No.2 Maret 2016
kegagalan terjadi. Karena karyawan
perlu
merasakan
mereka
Keseluruhan proses motivasi kepada
bermanfaat
para karyawan sedemikian rupa
dengan
bertujuan agar mereka mau bekerja
Apabila
dengan iklas demi tercapinya tujuan
secara
organisasi secara efektif dan efisien.
bersama-sama pimpinan dan bawahan
Apabila karyawan mau bekerja
dengan
dengan iklas nicaya
memiliki
yang
bahwa
Menurut Watimena, (2007)
sesuatu
harus
kepemimpinan
perilaku
yang
dilakukan
yang
tugas
derajat
cenderung
ada.
dilakukan
yang
dapat
sama
mencapai
maka
kinerja
karyawan yang relative tinggi.
bahwa
variabel
yang
tujuan organisasi
akan
berhasil dan tentu saja di dalamnya
Berdasarkan hasil uji hipotesis
menunjukan
menjadi
apa
gaya
terdapat faktor peningkatan kinerja
karyawan yang berdampak pada
kepeimpinan(X1) berpengaruh positif dan
peningkatan prestasi organisasi
signifikan terhadap kinerja karyawan (Y)
Berdasarkan
hasil
dengan nilai koefisien sebesar 0,282
hipotesis
dengan nilai signifikan sebesar 0,016
variabel motivasi(X2) berpengaruh
yang lebih kecil dibandingkan taraf
positif
signifikansi 5% atau 0,05. Hal ini
signifikan
menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan,
karyawan (Y) dengan nilai koefisien
perilaku pemimpin memberikan pengaruh
sebesar
yang dan dapat meningkatkan kinerja
signifikan sebesar 0,087 yang lebih
karyawan.
besar
b. Analisis pengaruh motivasi terhadap
kinerja karyawan
menunjukan
uji
dan
tidak
berpengaruh
terhadap
0,176
bahwa
dengan
dibandingkan
kinerja
nilai
taraf
signifikansi 5% atau 0,05. Hal ini
menunjukkan bahwa motivasi tidak
memberikan pengaruh yang dan
Journal Of Management, Volume 2 No.2 Maret 2016
dapat
meningkatkan
kinerja
signifikan sebesar 0,000 yang lebih
karyawan.
kecil dibandingkan taraf signifikansi
c. Analisi pengaruh kualitas kehidupan
5% atau 0,05. Hal ini menunjukkan
kerja terhadap kinerja karyawa
bahwa kualitas kehidupan kerja
Menurut Pruijt (2003 )
Penting
bagi
perusahaan
memberikan pengaruh yang dan
untuk
dapat
membuat karyawan merasa nyaman
dengan pekerjaan dan lingkungan
kerja
sehingga
mereka
Kesimpulan
Berdasarkan
mencapai kinerja terbaik. Karena
pembahasan
sumber daya manusia merupakan
disimpulkan :
1.
dalam
maka
dapat
Ada pengaruh yang positif dan
signifikan
memelihara
kepemimpinan
kehidupan
hasil
penelitian
perusahaan bertanggungjawab untuk
kualitas
kinerja
karyawan.
dapat
faktor yang sangat berharga, maka
meningkatkan
antara
variabel
terhadap
kinerja
kerja dan membina tenaga kerja
karyawan
agar
didasarkan pada hasil pengujian
bersedia
memberikan
secara
gaya
parsial
sumbangannya secara optimal untuk
diperoleh
mencapai tujuan perusahaan.
kepemimpinan nilai t hitung sebesar
Berdasarkan
hasil
hipotesis
menunjukan
variabel
kualitas
uji
2,483
variabel
yang
dengan
gaya
signifikan
0,016,
bahwa
variabel tersebut memiliki nilai t
kehidupan
hitung > dari t tabel yaitu sebesar
kerja(X3)berpengaruh positif dan
1,6682
signifikan
dibawah 0,05. Hal ini menunjukan
terhadap
kinerja
karyawan (Y) dengan nilai koefisien
sebesar
0,786
dengan
nilai
serta
tingkat
signifikan
bahwa hipotesis 1 diterima.
Journal Of Management, Volume 2 No.2 Maret 2016
2.
3.
Ada pengaruh yang positif dan tidak
pertimbangan
bagi
ada pengaruh yang signifikan antara
perusahaandanbagipenelitiselanjutnya :
variabel motivasi terhadap kinerja
1. Diharapkan
pihak
PD.
BKK
karyawan nilai t hitung 1,738
Dempet
dapat
dengan signifikan 0,087 variabel
dukungan
ke
tersebut memiliki nilai t hitung >
karyawan
dari t tabel yaitu sebesar 1,6682
meningkatkan kinerja karyawan.
membangun
seluruh
personil
sehingga
dapat
serta tingkat signifikan diatas 0,05.
2. Diharapkan
Hal ini menunjukan bahwa hipotesis
Dempet
2 ditolak
kualitas kehidupan kerja karyawan
Ada pengaruh yang positif dan
sehingga
signifikan antara variabel kualitas
kinerja karyawan.
kehidupan kerja terhadap kinerja
karyawan nilai t hitung sebesar
7,448
dengan
signifikan
0,000,
variabel tersebut memiliki nilai t
hitung > dari t tabel yaitu sebesar89
1,6682
serta
tingkat
signifikan
dibawah 0,05. Hal ini menunjukan
hipotesis 3 diterima.
Saran
Berdasarkan
hasil
dan
pihak
dapat
dapat
PD.
BKK
meningkatkan
meningkatkan
Daftar Pustaka
Arifin, Noor. 1999. Aplikasi Konsep
Quality of Work Life dalam
Upaya Menumbuhkan Motivasi
Karyawan Berkinerja Unggul,
Usahawan, Jakarta
Bass, B.M & Avolio, 1990, “The
Implications of Transaksional
and Transformational”, Team
and Organization Development,
4, p.231-273
Bruce, E. May, RSM Lau, and Stephen K.
Johnson, 1999, “ A Longitudinal
Study of Quality of Work Life
and Business Performance”,
Business Review, Vol. LVIII, No.
2, p.3-7
kesimpulan dalam penelitian ini, berikut
adalah beberapa saran sebagai bahan
Cascio, W.F., 1991, Applied Psychology
in Personal Management, 4th
Edition,
Prentice
Hall
International Inc
Journal Of Management, Volume 2 No.2 Maret 2016
Davis, Keith & John W. Newstroom.
1985. Perilaku Dalam Organisasi,
Alih Bahasa: Agus Dharma,
Jakarta: Erlangga.
Hersey, Paul & Ken Blancard. 1982.
Management of Organizational
92
Behaviour, New Jersey: Prentice
Hall Inc. Englewood Cliffs.
Davis, Keith, John W, Newstrom. 1996.
Perilaku Dalam Organisasi. Edisi
Ketujuh. Erlangga. Jakarta.
Imam Ghozali. 2006. Aplikasi Analisis
Multivariate dengan Program
SPSS. Semarang: Badan Penerbit
Universitas Diponegoro.
Dubrin, Andrew J. 2005. Leadership
(Terjemahan).Edisi
Kedua.
Prenada Media. Jakarta.
Elmuti, Dean.,Yunus Kathawala, 1997,
“An Investigation into Effects of
ISO 9000 on Participants’
Attitudes and Job Performance”,
Production
and
Inventory
Management Journal, Second
Quarter
Gibson James L John M Ivancevich and
James H. Donely, Organisasi dan
Manajemen, Prilaku Struktur dan
Proses, Alih Bahasa Djoerban
Wahid, Erlangga, Jakarta, 1996.
Gibson, Ivancevich, Donnely. 1997.
Organizations
(Terjemahan),
Cetakan Keempat, Jakarta: PT.
Gelora Aksara Pratama.
Gibson, J.L, Ivan Cevich and Donelly,
1997. Organisasi dan Manajemen
:Perilaku, Struktur, dan Proses.
Terjemahan.Erlangga. Jakarta.
Gie, Liang. 1972. Kamus Administrasi.
Gunung Agung. Jakarta.
Handoko, T. Hani. 2001. Manajemen
Personalia dan Sumber Daya
Manusia, Yogyakarta: Penerbit
Andi.
Henry
Simamora.
1995.Manajemen
Sumber
Daya
Manusia.
Yogyakarta: BP STIE YKPN
Luthans, Fred. 2006., Perilaku Organisasi
10th. Edisi Indonesia. Yogyakarta:
Penerbit ANDI.
Maslow,
A.
1994.Motivasi
dan
Kepribadian, Terjemahan.Pustaka
Binaman Pressindo. Jakarta.
McClelland, D. C. 1961. The Achieving
Society, Prin-ceton, NJ: Van
Nostrand.
McClelland, D. C., J.W. Atkinson, R.A. Clark
& E.L. Lowell. 1953. The Achievement
Motive, Princeton, NJ: Van Nostrand.
Nawawi, Hadari. 2001, Manajemen
Sumber Daya Manusia untuk
Bisnis yang Kompetitif.Cetakan
Keempat. Universitas Gajah Mada
Press. Yogyakarta.
Perdana, Yudha, Dika. 2011. “Pengaruh
Motivasi Kerja Kepemimpinan
dan Kesempatan Pengembangan
Karir Terhadap Kinerja Karyawan
di
PT.
Nyonya
Mener
Semarang”.Skripsi
Universitas
Diponegoro
Pruijt, Hans, 2003, “Performance and
Quality of Work Life”, Journal of
Organizational
Change
Management, Vol. 13, p.389-400
Journal Of Management, Volume 2 No.2 Maret 2016
Robbins, Stephen P 2006 Perilaku
Organisasi Edisi 10, Jakarta PT.
Salemba Empat
Sujak,
Abi. 1990. Kepemimpinan
Manajer: Eksistensinya dalam
Perilaku Organisasi, Jakarta: CV.
Rajawali.
Tadjudin, 1997, “Menciptakan SDM
Bermutu”, Usahawan, No.1, tahun
XXVI, Januari
Wyatt, Thomas., and Chay Yue Wah,
2001, “Perception of QWL : a
Study of Singaporean Employees
Development”,
Management
Memo, p.8-17
Download