Uploaded by emy

SIMAK BMN

advertisement
HALAMAN PENGESAHAN
Judul
: Analisis Pelaksanaan Sistem Informasi Manajemen
dan Akuntansi Barang Milik Negara Pada Kantor
Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang Kupang
Nama
: Emy A. Tung Sely
NIM
: 1523754184
Jurusan
: Akuntansi
Program Studi
: Akuntansi Sektor Publik
Disetujui Oleh :
Pembimbing I
Pembimbing II
R Setyo Budi Suharto, SE., MM
Jennie S. Sir, SE.,MSA,Akt
NIP : 19730404 200312 1 001
NIP : 19780613 200501 2 006
Mengetahui
Ketua Jurusan Akuntansi
Irwan, SE,M.Si
NIP : 19691219 200003 1 001
i
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ i
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ iv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. v
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1
Latar Belakang ....................................................................................... 1
1.2
Rumusan Masalah .................................................................................. 4
1.3
Tujuan Penelitian ................................................................................... 4
1.4
Manfaat Penelitian ................................................................................. 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................... 5
2.1
Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi Barang Milik Negara 5
2.2
Sistem Informasi Manajemen ............................................................. 10
2.2
Sistem Informasi Akuntansi ................................................................ 11
2.3
Barang Milik Negara............................................................................ 12
2.4
Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan..................................... 13
2.5
Sistem Pengendalian Internal .............................................................. 14
2.6
Penelitian Terdahulu ............................................................................ 17
2.7
Kerangka Pemikiran ............................................................................ 19
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 20
3.1
Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................ 20
3.2
Objek dan Subjek Penelitian ............................................................... 20
ii
3.3
Pemilihan dan Informan Kunci .......................................................... 20
3.4
Sumber Data Penelitian ....................................................................... 20
3.5
Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 20
3.6
Teknik Analisis Data ............................................................................ 21
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 24
LAMPIRAN
iii
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
2.5 Penelitian Terdahulu..............................................................14
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
2.6 Kerangka Pemikiran......................................................................15
v
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Negara kita memiliki banyak aset atau yang sering kita sebut
dengan Barang Milik Negara yang harus di jaga serta digunakan sebaikbaiknya. BMN memerlukan penatausahaan yang dapat mewujudkan tertib
administrasi dan mendukung tertib pengelolaan BMN. Barang Milik
Negara memiliki peran yang sangat penting
dalam mendukung
pelaksanaan kegiatan pemerintah karena Barang Milik Negara tersebut
sebagian besar diperoleh dari APBN yang notabene adalah uang rakyat
sehingga pertanggungjawaban penatausahaan Barang Milik Negara yang
sesuai dengan peraturan perundang undangan mutlak di perlukan untuk
meningkatkan akuntabilitas dan transparansi dalam pengelolaan keuangan
Negara.
Antara pengelolaan dan pertanggungjawaban atas barang milik
negara dengan pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan negara
memiliki
hubungan
yang
sangat
jelas.Pengelolaan
dan
pertanggungjawaban atas barang milik negara menjadi kesatuan dan tidak
dapat dipisahkan dalam pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan
negara. Bentuk pertanggungjawaban ataspengelolaan keuangan dimana
BMN termasuk didalamnya adalah bentuk laporan keuangan pemerintah
pusat.
Dalam rangka menghasilkan laporan keuangan yang berkualitas,
maka laporan
keuangan harus memenuhi kriteria yang memadai yaitu
memiliki relevansi, dapat diandalkan, dapat dinilai atau dibandingkan, dan
dapat dipahami. Keempat kriteria tersebut merupakan hal yang sangat
penting bagi terciptanya kualitas laporan keuangan yangbaiksebagai
bukti pertanggungjawaban penggunaan anggaran dari pemerintah.
Karakteristik informasi yang tersedia dalam organisasi akan menjadi
efektif apabila dapat mendukung pengguna informasi atau pengambil
1
keputusan. Untuk mewujudkan kualitas laporan Barang Milik Negara yang
berkarakter dan efektif dari SIMAK BMN maka pengelolaan keuangan
berbasis teknologi informasi memerlukan Sistem Pengendalian Internal
yang memadai.
Untuk mendukung pengelolaan Barang Milik Negara, Kementrian
Keuangan selaku Bendahara Umum Negara telah mengimplementasikan
Sistem pengelolaan aset negara yaitu Sistem Informasi Manajemen dan
Akuntansi Barang Milik Negara (SIMAK BMN) yang digunakan oleh
seluruh instansi pemerintah di semua level, mulai tingkat Kementerian
sampai dengan Satuan Kerja (Satker). Sistem Informasi ini diharapkan
dapat membantu pemerintah pusat dalam penyusunan perencanaan dan
penganggaran,
serta
pelaksanaan
penatausahaan
BMN
dan
pertanggungjawaban APBN (www.djkn.depkue.go.id).
SIMAK BMN merupakan sub sistem dari sistem akuntansi instansi
(SAI). Aplikasi ini diwajibkan untuk diseluruh instansi Pemerintah sesuai
surat Direktorat Akuntansi dan Pelaporan, Departemen Keuangan
(Depkeu) RI Nomor S/350/PB/.7/2008 tentang launching aplikasi SIMAK
BMN. Aplikasi ini merupakan aplikasi yang digunakan untuk mencatat,
mengelola atau menatausahakan barang milik negara, mulai dari
pembelian, transfer masukkeluar antar satker, perubahan asset, pencetakan
laporan terkait BMN sampai dengan penghapusan atau pemusnahan
barang milik negara (disposal).
Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Kupang
adalah instansi vertikal Direktorat Jenderal Kekayaan Negara ( DJKN)
yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada kanwil
DJKN, dan dalam hal ini merupakan pelaksana penatausahaan BMN di
tingkat daerah pada pengelola barang. KPKNL Kupang telah menerapkan
SIMAK BMN dalam penatausahaan dan pengelolaan BMN dalam rangka
meningkatkan pelayanan secara lebih akuntabel, transparan, efektif dan
efisien. Oleh karena itu kegiatan penatausahaan dan pelaporan BMN
dengan SIMAK-BMN yang telah ditetapkan oleh pemerintah diharapkan
2
dapat dijadikan sebagai standar dalam penentuan nilai aset kekayaan
negara secara tepat, benar dan dapat dipertanggungjawabkan.
Akan tetapi, pada kenyataannya banyak instansi yang kurang
mampu untuk melaporkan Barang Milik Negara dari instansinya melalui
sistem informasi akuntansi yang di terapkan. Kendala atau permasalahan
yang sering dihadapi di lapangan antara lain Laporan pengelolaan BMN
yang terlambat atau salah, rekonsiliasi terlambat, dan sering pengajuan
permohonan persetujuan yang lampirannya kurang atau masih salah
melampirkan dokumen. Selain itu pada Revaluasi BMN Satuan Kerja
(satker) di wilayah kerja KPKNL Kupang tahun 2017-2018 masih terdapat
6.517 (enam ribu lima ratus tujuh belas) NUP yang tidak di
temukan.Adapun penyebab BMN tidak ditemukan di antaranya kesalahan
kodefikasi pada saat pencatatan pada aplikasi SIMAK BMN (Sistem
Informasi Manajemen dan Akuntansii Barang Milik Negara). Hal ini
tentunya berpengaruh terhadap KPKNL sebagai kantor operasional DJKN
dalam mengolah data Barang Milik Negara serta melaporkan data Barang
Milik Negara ke instansi di atasnya. Oleh karena itu di lakukan analisis
yang lebih mendalam mengenai pelaksanaan SIMAK BMN di KPKNL
Kupang yang juga terkait dengan pengendalian internal yang dilakukan,
kualitas laporan yang dihasilkan dan juga permasalahan apa saja yang
dihadapi dalam pelaksanaan SIMAK BMN.
Berdasarkan
Uraian
diatas,
selanjutnya
dijadikan
bahan
pertimbangan bagi penulis dalam melakukan penelitian yang berjudul “
ANALISIS PELAKSANAAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
DAN AKUNTANSI BARANG MILIK NEGARA PADA KANTOR
PELAYANAN KEKAYAAN NEGARA DAN LELANG KUPANG”.
3
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah Bagaimana Pelaksanaan SIMAK BMN pada KPKNL
Kupang ?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan Rumusan Masalah maka tujuan yang iingin dicapai dalam
penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan SIMAK BMN pada
KPKNL Kupang.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian yang diharapkan dalam penelitian ini adalah:
1. Bagi Mahasiswa
a.
Mengembangkan
Pengetahuan
Mahasiswa
mengenai
Sistem
Informasi Manajemen dan Akuntansi Barang Milik Negara di Kantor
Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang Kupang.
b.
Menambah kemampuan mahasiswa dalam menyusun karya tulis dan
penelitian berupa Skripsi.
2.
Bagi Politeknik Negeri Kupang
a.
Dapat dipergunakan sebagai kepustakaan oleh para pembaca yang
ingin melakukan penelitian selanjutnya
b.
Menjalin hubungan yang baik antara perguruan tinggi dengan
instansi pemerintah khususnya Kantor Pelayanan Kekayaan Negara
dan Lelang (KPKNL) Kupang.
3. Bagi Instansi Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang Kupang
Menjadikan Penelitian ini sebagai salah bahan evaluasi dan menambah
wawasan dalam menerapkan Sistem informasi manajemen dan
Akuntansi BMN.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi Barang Milik Negara
(SIMAK BMN)
SIMAK-BMN merupakan serangkaian prosedur yang saling berhubungan
untuk mengelola dokumen sumber dalam rangka menghasilkan informasi
untuk penyusunan neraca dan laporan Barang Milik Negara (BMN), serta
laporan manajerial lainnya sesuai ketentuan yang berlaku. Sistem Informasi
Manajemen dan Akuntansi terdiri dari :
a. Sistem Akuntansi tingkat Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Braang (SAUAKPB)
b. Sistem Akuntansi tingkat Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Barang
Wilayah (SA- UAPPB-W)
c. Sistem Akuntansi tingkat Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Barang
Eselon 1 (SA-UAPPB-E1)
d. Sistem Akuntansi tingkat Unit Akuntansi Pengguna Barang (SA-UAPB)
SIMAK-BMN diselenggarakan oleh unit organisasi Akuntansi BMN dengan
prinsip-prinsip:
a. Ketaatan, yaitu prinsip Akuntansi Barang Milik Negara dilakukan sesuai
peraturan perundang-undangan dan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
Apabila prinsip akuntansi bertentangan dengan peraturan perundangundangan, maka yang diikuti adalah ketentuan perundangundangan.
b. Konsistensi, yaitu Akuntansi Barang Milik Negara dilaksanakan secara
berkesinambungan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
c. Dapat dibandingkan, yaitu Akuntansi Barang Milik Negara menggunakan
kalsifikasi
standar
sehingga
menghasilkan
laporan
yang
dapat
dibandingkan antar periode akuntansi.
d. Materialitas, yaitu Akuntansi Barang Milik Negara dilaksanakan dengan
tertib dan teratur sehingga seluruh informasi yang mempengaruhi
keputusan dapat diungkapkan
5
e. Obyektif, yaitu Akuntansi Barang Milik Negara dilakukan sesuai dengan
keadaan yang sebenarnya.
f. Kelengkapan, yaitu Akuntansi Barang Milik Negara mencakup seluruh
transaksi Barang Milik Negara yang terjadi.
Konsep-konsep dasar dari SIMAK BMN (Afandi dan Sulastri, 2012) :
1.
Klasifikasi BMN
Untuk memudahkan identifikasi, maka setiap BMN diklasifikasikan
dengan cara tertentu sehingga memberikan kemudahan dalam
pengelolaannya.
2.
Pengkodean BMN
Untuk memudahkan pencatatan dan pengendalian, BMN selain
diidentifikasi berupa nama, juga diberikan identifikasi dalam bentuk
kode.
3.
Tabel Kode Barang
tetapkan
dalam
Peraturan
Menteri
Keuangan
RI
nomor:
29/PMK.06/2010 tentang penggolongan Setiap BMN dibukukan
dengan mengacu pada kode BMN yang telah di dan kodifikasi Barang
Milik Negara.
4.
Kondisi BMN
Kondisi BMN dapat dikategorikan kedalam tiga kategori, yaitu baik,
rusak ringan dan rusak berat.
5.
Daftar Barang
Daftar barang adalah daftar yang digunakan untuk mencatat mutasi
BMN secara berkesinambungan mulai dari BMN itu pertama kali ada
sampai dengan dihapuskannya.
Menurut buku pedoman penatausahaan Barang Milik Negara (2012),
tujuan penatausahaan BMN diselenggarakan dengan tujuan untuk
menghasilkan
informasi
yang
diperlukan
sebagai
bentuk
tertib
administrasi dan pertanggungjawaban atas pengelolaan BMN yang
dikuasai oleh suatu
unit organisasi. Tertib administrasi artinya
penatausahaan BMN dilakukan melalui pencatatan, pembukuan, dan
pelaporan yang baik serta dengan menggunaan sistem aplikasi agar
6
menghasilkan data yang benar, lengkap, reliabel, dan akurat. Sedangkan
informasi yang dihasilkan dari penatausahaan BMN digunakan sebagai
bahan :
1. Penghitungan kekayaan negara, artinya informasi yang dihasilkan dari
hasil perhitungan jumlah dan nilai barang dapat digunakan dalam
penyusunan laporan BMN.
2. Pengawasan
BMN,
artinya
mekanisme
penatausahaan
BMN
memudahkan pelaksanaan BMN dalam melakukan pengawasan BMN
yang ada dalam lingkungan tanggung jawabnya.
3. Penyusunan pedoman penatausahaan BMN dalam rangka pengelolaan
BMN yang meliputi antara lain :
a. Penetapan status penggunaan;
b. Pemanfaatan;
c. Penilaian;
d. Penghapusan;
e. Pemindahtanganan;
f. Pembinaan, pengawasan dan pengendalian.
Dalam Aplikasi SIMAK-BMN, terdapat menu-menu yang digunakan untuk
mencatat setiap transaksi terkait barang yang meliputi Perolehan, Perubahan
dan Penghapusan B (Rahayu dkk., 2014). Jenis-jenis transaksi dalam Aplikasi
SIMAK-BMN adalah sebagai berikut:
1. Saldo Awal
Merupakan saldo BMN pada awal tahun berdasarkan saldo akhir periode
sebelumnya yang mencakup seluruh BMN yang telah/masih dimiliknya.
Inilah perbedaan mendasar antara laporan keuangan dengan laporan
barang. Laporan keuangan hanya sebatas pada satu periode, sedangkan
laporan barang/asset negara akan terus berlanjut hingga adanya
penghapusan (disposal) atau lenyapnya entitas akuntansinya.
2. Perolehan BMN, meliputi:
a) Pembelian, merupakan transaksi perolehan BMN dari hal
pembelian.
7
b) Transfer masuk, merupakan transaksi perolehan BMN dari hasil
transfer masuk dari UAKPB
c) Hibah, merupakan transaksi perolehan dari hasil penerimaan pihak
ketiga/ pemerintah daerah (diluar entitas pelaporan).
d) Rampasan, merupakan transaksi perolehan BMN dari hasil
rampasan berdasarkan putusan pengadilan.
e) Penyelesaian pembangunan, merupakan transaksi perolehan BMN
dari hasil penyelesaian pembangunan berupa bangunan/gedung dan
BMN lainnya yang telah diserahterimakan dengan berita acara
serah terima
f) Pembatalan penghapusan, merupakan pencatatan BMN dari hasil
pembatalan
penghapusan
yang
sebelumnya
telah
dilepaskan/dikeluarkan dari pembukuan
g) Reklasifikasi masuk, merupakan transaksi BMN yang sebelumnya
telah dicatat dengan klasifikasi BMN yang lain
3. Transaksi perubahan BMN meliputi :
a. Pengurangan Kuantitas/Nilai, merupakan transaksi pengurangan
kuantitas BMN
b. Pengembangan, merupakan transaksi pengembangan BMN yang
dikapitalisir
yang
mengakibatkan
pemindahbukuan
dari
BI
Ekstrakomptabel ke BI intrakomptabel atau perubahan satuan/nilai
BMN dalam BI Intrakomptabel.
c. Perubahan Kondisi,merupakan pencatatan perubahan kondisi BMN
d. Koreksi Perubahan Nilai/Kuantitas, merupakan koreksi pencatatan
atas nilai/ kuantitas BMN yang telah dicatat sebelumnya.
e. Perubahan/Pengembangan BMN dari penyerahan Aset Tetap Hasil
Renovasi, merupakan pencatatan asset yang dinilai renovasinya sudah
diserah terimakan dari
f. pihak lain.
g.
Perubahan nilai koreksi tim penertiban Aset, merupakan dilakukan
untuk melakukan perekam atas barang – barang BMN hasil koreksi
dari Tim penertiban barang milik Negara (penilaian kembali).
8
4. Penghapusan BMN
Transaksi penghapusan BMN meliputi:
a. Penghapusan, merupakan transaksi untuk menghapus BMN dari
pembukuan berdasarkan suatu surat keputusan penghapusan oleh
instansi yang berwenang.
b. Transfer Keluar, merupakan transaksi penyerahan BMN dari satu
UAKPB kepada UAKPB lain dalam lingkup pemerintahan.
c. Hibah, merupakan penyerahan BMN pada pihak ketiga
d. Reklasifikasi Keluar, merupakan transaksi BMN ke dalam klasifikasi
BMN yang lain.
e. Koreksi Pencatatan, merupakan transaksi untuk mengubah catatan
BMN yang telah dilaporkan sebelumnya.
5. Perubahan Nilai Koreksi Tim Penertiban
Perekaman transaksi perubahan terhadap suatu asset terkait adanya koreksi
dari Tim Penertiban Aset Negara. Biasanya ini dilakukan terkait adanya
suatu kebijakan untuk dilakukannya penilaian kembali terhadap asset yang
dimiliki oleh suatu entitas akuntansi.
6. Kartu Identitas Barang (KIB)
Perekaman terhadap BMN tertentu agar masuk dalam Catatan Mutasi
Perubahan. Aset tertentu itu meliputi BMN berupa tanah, bangunan
gedung, kendaraan bermotor, alat besar (misalnya : genset), irigasi dan
sebagainya.
7. Catatan Mutasi Perubahan (CMP)
Daftar perubahan yang terjadi pada setiap BMN berupa perubahan
kuantitas dan nilai. CMP berlaku bagi BMN yang memiliki KIB.
8. Penggolongan dan Kodefikasi Barang
Kegiatan untuk menetapkan secara sistematik ke dalam golongan, bidang,
kelompok, sub kelompok BMN. Sedangkan Kodefikasi BMN bertujuan
untuk menyeragamkan penggolongan dan kodefikasi BMN secara nasional
untuk mewujudkan administrasi pengelolaan BMN yang tertib.
9. Penentuan Kondisi BMN
9
Penentuan Kondisi BMN dalam pilihan Rusak Berat (RB), Rusak Ringan
(RR) dan Baik (B).
a. Kondisi Baik jika BMN tersebut tidak memerlukan perbaikan, hanya
sebatas biaya pemerliharaan;
b. Kondisi Rusak Ringan (RR) jika BMN masih utuh yang memerlukan
pemeliharaan rutin dan perbaikan ringan terhadap komponenkomponen pendukung;
c. Kodisi Rusak Berat (RB) jika BMN dalam kondisi tidak utuh dan
tidak dapat dipergunakan lagi.
10. Nomor Urut Pendaftaran (NUP)
NUP merupakan nomor urut yang didapatkan ketika pertama kali
dilakukan perekaman terhadap suatu asset berdasarkan urutan perolehan.
11. Satuan Barang
Satuan BMN menggunakan satuan yang terukur dan baku. Contoh :
Peralatan dan Mesin dengan satuan Buah, Set/Unit, Tanah dengan satuan
m2.
2.2 Sistem Informasi Manajemen
Menurut Davis dalam buku Jogiyanto (2009: 15) dalam bukunya yang
berjudul analisis dan desainmengemukakan definisi sistem informasi
manajemen adalah manusia atau mesinmenyediakan informasi untuk
mendukung operasi, manajemen dan fungsi pengambilan keputusan dari suatu
organisasi.
Tujuan SIM adalah menyediakan informasi yang dipergunakan dalam
perencanaan,
pengendalian,
pengevaluasian
serta
dalam
pengambilan
keputusan. Pada dasarnya sistem informasi manajemen ialah berhubungan
dengan laporan di masa datang. Lain dengan sistem informasi akuntansi yang
lebih menekankan pada laporan masa lalu.
Sistem informasi manajemen (SIM) bagi suatu instansi merupakan hal
yang sangat penting, mengingat semakin kompleksnya permasalahan yang ada
dalam pengelolaan BMN maupun untuk meningkatkan tertib administrasi bagi
masing=masing instansi yang menggunakan APBN. Sistem informasi
10
manajemen yang dimaksudkan adalah suatu sistem yang telah berbasiskan
komputer untuk mengolah Barang Milik Negara.
2.2 Sistem Informasi Akuntansi
Pengertian sistem informasi akuntansi menurut Krismiaji (2015:4) adalah
sebuah sistem yang memproses data transaksi guna menghasilkan laporan
keuanganan informasi yang bermanfaat untuk merencanakan, mengendalikan
dan mengopersikan bisnis. Sedangkan sistem informasi akuntansi menurut
Wijayanto (2001: 18) yaitu susunan berbagai dokumen, alat komunikasi,
tenaga
pelaksana,
dan
berbagai
laporan
yang
didesain
untuk
mentranformasikan data keuangan menjadi informasi keuangan.
Menurut Hall (2010:10), sistem informasi akuntansiterdiri dari tiga Sub
sistem utama, yaitu:
1) Sistem pemrosesan transaksi (Transactionprocessing systems)
2) Sistem pelaporan buku besar/keuangan (Generalledger/financial reporting
systems)
3) Sistem pengendalian manajemen.
Untuk dapat menghasilkan informasi yang diperlukan oleh para pembuat
keputusan, sistem informasi
akuntansi harus melaksanakan tugas-tugas
sebagai berikut:
1. Mengumpulkan transaksi dan data lain dan memasukkannya ke dalam
sistem.
2. Memproses data transaksi
3. Menyimpan data untuk keperluan di masa mendatang.
4. Menghasilkan informasi yang diperlukan dengan memproduksi laporan,
atau memungkinkan para pemakai untuk melihat sendiri data yang
tersimpan di komputer.
5. Mengendalikan seluruh proses sedemikian rupa sehingga informasi yang
akurat dan dapat dipercaya.
11
2.3 Barang Milik Negara
Barang Milik Negara, yang selanjutnya disingkat BMN, adalah semua
barang yang dibeli atau diperoleh atas beban Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara atau berasal dari perolehan lainnya yang sah. BMN meliputi
unsur-unsur aset lancar, aset tetap, aset tetap lainnya, dan aset bersejarah. Aset
lancar yang dimaksud dalam pengertian BMN adalah persediaan. Sedangkan
aset tetap berupa tanah, gedung bangunan, peralatan dan mesin, jalan, irigasi
dan jaringan. Aset tetap lainnya mencakup koleksi perpustakaan/buku, barang
bercorak kesenian/kebudayaan, hewan, ikan dan tanaman; renovasi aset tetap
(Kemenkumham RI, 2012)
Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah sebagaimana diatur dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 6 tahun 2006
dilaksanakan dengan
memperhatikan asas-asas sebagai berikut: azas fungsional, azas kepastian
hukum, azas transparansi, azas efisiensi, azas akuntabilitas dan azas kepastian
nilai. Barang Milik Negara/Daerah meliputi barang yang dibeli atau diperoleh
atas beban APBN/APBD dan juga barang yang berasal dari perolehan lainnya
yang sah.
Adapun barang yang berasal dari perolehan lain yang sah meliputi :
1. Barang yang diperoleh dari hibah/sumbangan atau yang sejenis.
2. Barang yang diperoleh sebagai pelaksanaan dari perjanjian/kontrak.
3. Barang yang diperoleh berdasarkan ketentuan undang-undang.
4. Barang yang diperoleh berdasarkan putusan pengadilan yang telah
memperoleh kekuatan hukum tetap.
Pengelolaan barang milik negara/daerah berdasarkan PP Nomor 6 Tahun 2006
meliputi :
1. Perencanaan kebutuhan dan penganggaran.
2. Pengadaan
3. Penggunaan
4. Pemanfaatan
5. Pengamanan dan pemeliharaan
6. Penilaian
7. Penghapusan
12
8. Pemindahtanganan
9. Penatausahaan
10. Pembinaan, pengawasan dan pengendalian
2.4 Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan
Karakteristik kualitatif laporan keuangan menurut Standar Akuntansi
Pemerintah No 71 Tahun 2010 yaitu ukuran-ukuran normatif yang perlu
diwujudkan dalam informasi akuntansi sehingga dapat memenuhi tujuannya.
Keempat karakteristik berikut ini merupakan prasyarat normatif yang
diperlukan agar laporan keuangan pemerintah dapat memenuhi kualitas yang
dikehendaki yaitu
1. Relevan
Laporan Keuangan dikatakan relevan apabila dapat mempengaruhi
keputusan pengguna. Informasi yang relevan artinya
a. Memiliki manfaat umpan balik
b. Memiliki manfaat prediktif
c. Tepat waktu
d. lengkap
2. Andal (reliable),
Informasi laporan keuangan bebas dari pengertian yang menyesatkan.
Informasi yang andal memenuhi karakteristik :
a. Penyajian Jujur
b. Dapat diverfikasi
c. Netralitas
3. Dapat dibandingkan (comparable),
Informasi yang termuat di dalam laporan keuangan akan lebih berguna jika
dapat dibandingan dengan laporan keuangan periode sebelumnya atau
laporan keuangan entitas lain pada umumnya.
4. Bebas dari kesalahan (free from error).
Informasi dalam laporan keuangan dapat dipahami oleh pengguna dan
dinyatakan dalam bentuk serta istilah yang disesuaikan dengan batas
pemahaman para pengguna.
13
2.5 Sistem Pengendalian Internal
Sistem Pengendalian Internal adalah Proses yang integral pada tindakan dan
kegiatan yang dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan dan seluruh
pegawai untuk memberikan keyakinan memadai atas tercapainya tujuan
organisasi melalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan
keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan
perundang-undangan.
Sesuai dengan PP Nomor 60 Tahun 2008, SPIP terdiri dari lima unsur, yaitu:
1. Lingkungan pengendalian
Pimpinan Instansi Pemerintah dan seluruh pegawai harusmenciptakan dan
memelihara lingkungan dalam keseluruhanorganisasi yang menimbulkan
perilaku positif dan mendukung terhadap pengendalian intern dan
manajemen yang sehat melalui:
a. penegakan integritas dan nilai etika;
b. komitmen terhadap kompetensi;
c. kepemimpinan yang kondusif;
d. pembentukan struktur organisasi yang sesuai dengan kebutuhan;
e.
pendelegasian wewenang dan tanggung jawab yang tepat;
f. penyusunan dan penerapan kebijakan yang sehat tentang pembinaan
sumber daya manusia;
g. perwujudan peran aparat pengawasan intern pemerintah yang efektif
h. hubungan kerja yang baik dengan Instansi Pemerintah terkait.
Penjelasan mengenai masing – masing dari sub unsur lingkungan
pengendalian ini, kemudian dijelaskan dalam PP No. 60 Tahun 2008
tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah pada pasal 5,6,7,8,9,10,11,
dan 12.
2. Penilaian risiko
Unsur selanjutnya dari SPIP adalah penilaian risiko. Hal pertama
yang dilakukan yang berkaitan dengan pengendalian internal dalam sub ini
yaitu melihat kesesuaian antara tujuan kegiatan yang dilaksanakan dengan
tujuan sasarannya, serta kesesuaian dengan tujuan strategik yang
ditetapkan. Setelah penetapan tujuan telah dilaksanakan, tahap selanjutnya
14
adalah melakukan identifikasi risiko atas risiko intern dan ekstern yang
dapat mempengaruhi keberhasilan pencapaian tujuan tersebut, kemudian
menganalisis risiko yang mungkin terjadi serta dampak yang mungkin
ditimbulkan mulai dari yang tertinggi sampai dengan risiko yang sangat
rendah. Berdasarkan penilaian risiko diatas, selanjutnya dilakukan respon
atas risiko dan membangun kegiatan pengendalian yang tepat. Kegiatan
pengendalian yang menjadi unsur ketiga dalam pengendalian intern ini
dibangun dengan maksud untuk merespon risiko yang dimiliki dan
memastikan bahwa respon tersebut efektif.
3. Kegiatan pengendalian
Kegiatan pengendalian dalam PP Nomor 60 Tahun 2008 merupakan unsur
ketiga SPIP yang wajib diterapkan dalam instansi pemerintah. Kegiatan
pengendalian adalah tindakan yang diperlukan untuk mengatasi risiko
serta penetapan dan pelaksanaan kebijakan dan prosedur untuk
memastikan bahwa tindakan mengatasi risiko telah dilaksanakan secara
efektif. Kegiatan pengendalian yang diselenggarakan oleh instansi
pemerintah menurut PP Nomor 60 Tahun 2008 dapat berupa:
a. Reviu atas kinerja instansi pemerintah yang bersangkutan.
b. Pembinaan sumber daya manusia.
c. Pengendalian atas pengelolaan sistem informasi.
d. Pengendalian fisik atas asset.
e. Penetapan dan reviu atas indikator dan ukuran kinerja.
f. Pemisahan fungsi.
g. Otorisasi atas transaksi dan kejadian penting.
h. Pencatatan yang akurat dan tepat waktu atas transaksi dan kejadian,
i. Pembatasan akses atas sumber daya dan pencatatannya.
j. Akuntabilitas terhadap sumber daya dan pencatatannya.
k. Dokumentasi yang baik atas sistem pengendalian intern serta
transaksi dan kejadian penting
4. Informasi dan komunikasi
Terkait dengan unsur informasi dan komunikasi, terdapat beberapa Hal-hal
yang perlu di perhatikan dan dipertimbangkan, yaitu :
15
a. Pimpinan Instansi Pemerintah sudah menggunakan bentuk dan sarana
komunikasi efektif, berupa buku pedoman kebijakan dan prosedur,
surat edaran, memorandum, papan pengumuman, situs internet dan
intranet, rekaman, video, e-mail, dan arahan lisan
b. Pimpinan telah melakukan komunikasi dalam bentuk tindakan positif
saat berhubungan dengan pegawai di seluruh organisasi dan
memperlihatkan dukungan terhadap pengendalian intern.
5. Pemantauan pengendalian intern
Unsur terakhir dari SPIP adalah pemantauan pengendalian intern di mana
PP Nomor 60 Tahun 2008 mendefinisikan pemantauan pengendalian
intern sebagai proses penilaian atas mutu kinerja sistem pengendalian
intern dan proses yang memberikan keyakinan bahwa temuan audit dan
evaluasi lainnya segera ditindaklanjuti. Pemantauan pengendalian intern
menurut PP Nomor 60 Tahun 2008 dapat dilakukan dengan cara:
Pemantauan
berkelanjutan,
Evaluasi
terpisah
dan
Tindak
lanjut
rekomendasi hasil audit dan reviu lainnya
Untuk mewujudkan kualitas laporan keuangan yang berkarakter dan
efektif,
pengelolaan keuangan berbasis teknologi informasi memerlukan
Sistem Pengendalian Internal dan manajemen suatu organisasi diharuskan
untuk membuat dan memelihara sistem pengendalian internal yang memadai
(Hall, 2007:180). Oleh karena itu, Pemerintah wajib melakukan pengamanan
terhadap BMN yang meliputi pengamanan fisik, pengamanan administratif
dan pengamanan hukum. Dalam rangka pengamanan administratif diperlukan
sistem penatausahaan yang dapat dijadikan pengendalian (controlling) atas
aset
negara.
SIMAK-BMN
diselenggarakan
dengan
tujuan
untuk
menghasilkan informasi yang diperlukan sebagai alat pertanggungjawaban
atas pelaksanaan APBN serta pengelolaan/pengendalian BMN yang dikuasai
oleh suatu unit akuntansi barang.
16
Mahmudi (2011 : 252 ) dalam bukunya Akuntasi Sektor Publik, menyatakan
tujuan SPIP adalah :
1. Melindungi aset negara baik aset fisik maupun data.
2. Memelihara catatan dan dokumen secara rinci dan akurat.
3. Menghasilkan informasi keuangan yang akurat, relevan, dan andal.
4. Memberikan
jaminan
yang
memadai
bahwa
laporan
keuangan
pemerintahtelah disusun sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku
(Standar Akuntansi Pemerintah/ SAP)
5. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas operasi organisasi.
6. Menjamin ditaatinya kebijakan manajemen dan peraturan perundangundangan yang berlaku
2.6 Penelitian Terdahulu
No
Peneliti
Judul
Jenis
Hasil Penelitian
Penelitian
1
Rahayu,
Penerapan Sistem
Kualitatif
Hasil Penelitian
Karamoy, dan
Informasi Akuntansi
menunjukan bahwa
Pontoh (2014)
Barang Milik Negara
penerapan Sistem
Pada Pengadilan
Informasi
Tinggi Manado
Akuntansi Barang
Milik Negara pada
PTA Manado telah
diterapkan dengan
baik dan tertib dan
sudah sesuai
dengan kebijakan
akuntansi BMN.
Laporan yang
dihasilkan dari
penerapan sistem
ini juga telah
17
memenuhi
karakteristik
laporan keuangan
menurut PP No 71
Tahun 2010
tentang SAP,
dibuktikan dengan
informasi yang
lengkap dan andal
untuk disajikan
pada laporan BMN.
2
3
Nasrudin (2015)
Efektivitas Sistem
Kualitatif
Implementasi
Informasi
SIMAK-BMN
Manajemen dan
telah berjalan
Akuntansi Barang
dengan efektif dari
Milik Negara
faktor pengguna,
(SIMAK-BMN)
sisi produk, dan
Terhadap
dukungan
Pengelolaan Aset
manajemen
Negara
puncak.
Restu
Efektivitas
Kualitatif
Dewi
Sistem
menunjukkan
Anugrah (2017)
Informasi
bahwa jika dilihat
Manajemen Dan
dari sisi kepuasan
Akuntansi
pengguna, sudah
Barang Milik
dapat dikatakan
(SIMAK BMN)
efektif. Dari sistem
Negara Pada
pengendalian
Rumah Sakit
internal yang
Umum Daerah
dilakukan RSUD
Kabupaten
Karanganyar belum
18
Hasil penelitian
Karanganyer
cukup efektif.
Laporan yang
dihasilkan dari
penerapan SIMAK
BMN pada RSUD
Kabupaten
Karanganyar sudah
dapat dikatakan
efektif karena telah
mendapatkan opini
WTP dari auditor
2.7 Kerangka Pemikiran
Kerangka Pemikiran dalam penelitian ini di gambarkan sebagai berikut :
Gambar 2.6
Kerangka Pemikiran
Pelaksanaan SIMAK
BMN
Kualitas Laporan yang dihasilkan
berdasarkan SAP No 71 Tahun 2010
Sistem Pengendalian Internal
berdasarkan PP No 60 Tahun 2008
Sumber : Data Olahan Penulis, 2019
19
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan
Lelang Kupang yang beralamat di Jalan Frans Seda Walikota Baru,
Kupang. Waktu yang di gunakan peneliti dalam melakukan penelitian ini
adalah selama satu bulan.
3.2 Objek dan Subjek Penelitian
Objek Penelitian ini adalah Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi
Barang Milik Negara (SIMAK BMN). Sedangkan subjek dari penelitian
ini adalah operator SIMAK BMN.
3.3 Pemilihan dan Informan Kunci
Sumber data dan informasi di peroleh penulis dari KPKNL Kupang, yakni
pegawai di seksi Pengelolaan Kekayaan Negara.
3.4 Sumber Data Penelitian
Menurut Sugiyono (2013:376) menjelaskan sumber data dapat diperoleh
menggunakan :
1.
Data Primer
Data primer adalah data yang memberikan informasi kepada
pengumpul data yang di dapat langsung dari sumbernya misalnya
seperti hasil wawancara dan hasil observasi
2.
Data skunder
Data Sekunder adalah data yang tidak langsung di dapat dari
pengumpul data misalnya dokumen atau laporan pada instansi
bersangkutan.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Teknik Pengumpulan data yang digunakan dalam penulis dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut :.
1) Wawancara
20
Wawancara langsung dengan staf pelaksana pada seksi Pengelolaan
Kekayaan Negara yang berkaitan dengan Kinerja aplikasi Sistem
Informasi Akuntansi Barang Milik Negara yang di perlukan dalam
penelitian ini.
2) Dokumen dan Pustaka
Dokumen yaitu mengumpulkan bahan-bahan yang tertulis atau gambar
berupa data yang akan di teliti. Studi pustaka merupakan pencarian
data dan informasi melalui dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis,
foto-foto atau gambar yang dapat mendukung dalam proses penelitian
ini.
3) Observasi
Menurut Sugyono (2013) observasi diartikan sebagai pengamatan
terhadap pola perilaku manusia dalam situasi tertentu untuk
mendapatkan informasi tentang fenomena yang diinginkan. Metode ini
digunakan untuk memperoleh gambaran menyeluruh tentang aplikasi
SIMAK BMN di KPKNL Kupang.
3.6
Teknik Analisis Data
Teknis Analisis data yang digunakan adalah analisis data kualitatif.
Analisis data kualitatif adalah proses mencari dan menyusun secara
sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan
dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori,
menjabarkan dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam
pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari dan membuat
kesimpulan sehingga mudah dipahami (Sugiyono, 2014). Dengan tujuan
agar peneliti mendapatkan makna hubungan variabel-variabel untuk
menjawab masalah yang dirumuskan dalam penelitian.
Menurut Sugiyono, (2014) teknik analisis data selama di lapangan model
Milea and Huberman yaitu :
3.6.1 Reduksi Data
Mereduksi data berati merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya.
Reduksi data dilakukan dengan hasil wawancara yang dilakukan
21
dilapangan sehingga dapat disajikan sebagai hasil laporan. Data
mentah di evaluasi di dasarkan pada kebutuhan dengan memilih poinpoin yang dianggap penting dan susbtansi yang terkait dengan
penerapan Peraturan Pemerintah No 71 Tahun 2019 terkait kualitas
Laporan yang dihasilkan serta PP No 60 Tahun 2008 mengenai Sistem
Pengendalian Internal yang telah di tetapkan.
3.6.2
Penyajian Data
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah penyajian
data dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, teks
yang bersifat naratif (berbentuk catatan lapangan), dan sejenisnya.
Hasil reduksi data disajikakn dengan mengorganisir informasi secara
sistematis untuk mempermudah peneliti dalam menggabungkan dan
merangkai keterikatan antara data dalam menyusun penggambaran
proses dan fenoena yang ada dalam objek penelitian
3.6.3 Penarikan kesimpulan
Penarikan kesimpulan merupakan salah satu dari teknik analisis data
kualitatif. Penarikan kesimpulan adalah hasil analisis yang dapat
digunakan untuk mengambil tindakan. Penarikan kesimpulan dibuat
berdasarkan hasil dari tahap penyajian data. Kesimpulan yang di tarik
dalam penelitian ini adalah bagaimana kualitas laporan yang dihasilkan
SIMAK BMN dan sistem pengendalian internal yang dilakukan di
KPKNL Kupang. Penarikan Kesimpulan dilakukan dengan teknik
analisis isi yaitu dengan membandingkan hasil penelitian dengan teori
yang ada.
22
3.7
Jadwal Penelitian dan Biaya Penelitian
1. Jadwal Penelitian
No
1
2
3
4
5
6
Kegiatan
Juli
Agustus
Persiapan
Tahap Pengurusan ijin penelitian
Tahap Pengumpulan data
Tahap Pengelolaan Data
Tahap Persiapan Seminar
Tahap Seminar
2. Biaya Penelitian
No
1
2
3
4
5
Biaya- Biaya
Biaya Transportasi
Biaya Pengetikan dan pengadaan
Biaya Fotocopy
Biaya Ujian Proposal
Biaya Tak Terduga
Total Biaya
23
Jumlah
Rp. 200.000.00
Rp.500.000.00
Rp.100.000.00
Rp. 500.000.00
Rp. 200.000.00
Rp. 1.500.000.00
September
DAFTAR PUSTAKA
Afandi, M. N., and A. Sulastri. (2012). Peranan sistem informasi manajemen
akuntansi barang milik negara dalam menunjang akuntabilitas pengelolaan
barang milik negara (studi kasus di pusat penelitian geoteknologi lipi
Bandung). Jurnal Ilmu Administrasi Volume IX, Nomor 3:290-308.
Rahardiyanti, A. K., and E. Abdurachman. 2012. Evaluasi efektivitas sistem
informasi manajemen dan akuntansi barang milik negara (simak-bmn) di
departemen kebudayaan dan pariwisata Republik Indonesia. Journal of
Applied Finance and Accounting volume 5, No.1:110-128.
Rahayu, N., H. Karamoy, and W. Pontoh. 2014. Penerapan sistem informasi
akuntansi barang milik negara pada pengadilan tinggi agama Manado. Jurnal
EMBA Vol.2 No.1:11-20.
Rahmawati, N., and M. A. Dra. Meirinawati. 2012. Penerapan sistem informasi dan
manajemen akuntansi barang milik negara (simak bmn) di kantor pusat
humaniora, kebijakan kesehatan dan pemberdayaan masyarakat Surabaya
Wijaya, H., Nadirsyah, and Darwanis. 2013. Faktor-faktor yang mempengaruhi
kepuasan pengguna terhadap aplikasi sistem akuntansi keuangan dan sistem
informasi manajemen dan akuntansi barang milik negara pada lembaga
kejaksaan Republik Indonesia wilayah kejaksaan tinggi Aceh. Jurnal
Akuntansi Volume 3, No. 1:21- 28.
Kementrian Keuangan Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun
2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan
Barang Milik Negara
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 Tahun 2008 Tentang Sistem
Pengendalian Internal
24
Download