DIFERENSIAL LEUKOSIT Oleh: Nama : M. MUCHLAS AZIS A NIM : B0A012008 Kelompok : III LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI DASAR II KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS BIOLOGI PROGRAM STUDI DIII PENGELOLAAN SUMBERDAYA PERIKANAN DAN KELAUTAN PURWOKERTO 2013 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Darah merupakan jaringan yang mengisi hampir separuh dari tubuh. Darah adalah jaringan cair yang terdiri atas dua bagian. Bahan interseluler adalah cairan yang disebut plasma dan di dalamnya terdapat unsur-unsur padat, yaitu sel darah. Volume darah secara keseluruhan merupakan 1/12 berat badan. Darah mempunyai fungsi bekerja sebagai sistem transpor (sirkulasi) dari tubuh, mengantarkan semua bahan kimia, oksigen dan zat makanan yang diperlukan untuk tubuh supaya fungsi normalnya dapat dijalankan dan menyingkirkan karbondioksida dan hasil buangan lain (Pearce, 1989). Darah mempunyai beberapa komposisi. Darah terdiri atas sel-sel dan cairan yang mengisi sirkulasi tertutup yang mengalir dalam gerak teratur tanpa arah, didorong terutama oleh kontraksi ritmis jantung. Darah terdiri dari plasma dan benda korpuskula, benda korpuskula tersebut adalah eritrosit, leukosit dan trombosit. Volume darah mamalia, burung, dan reptil berkisar antara 6 – 10 % berat tubuhnya (Paulsen, 2000) . Leukosit adalah salah satu bagian darah yang penting peranya dalma tubuh, leukosit atau biasa disebut sel darah merah berfungsi fagosit yaitu memakan kuman atau penyakit dan benda asing yang menyerang tubuh seperti bakteri.. Jumlah leukosit lebih sedikit dibandingkan dengan eritrosit. Padalaki-laki dan perempuan dewasa setiap mm kubiknya darah hanya terdapat kira-kira4.500 sampai 10.000 jumlah butir. Leukosit mempunyai bentuk bervariasi danmempunyai ukuran lebih besar dari eritrosit. Leukosit mempunyai inti bulat dancekung. Sel-sel ini dapat bergerak bebas secara amuboid serta dapat menembusdinding kapiler (diapedesis). Di dalam tubuh,leukosit tidak berasosiasi secara ketatdengan organ atau jaringan tertentu, mereka bekerja secara independen seperti organisme sel tunggal. Leukosit mampu bergerak secara bebas dan berinteraksi dan menangkap serpihan seluler, partikel asing, atau mikroorganisme penyusup. Selain itu, leukosit tidak bisa membelah diri atau bereproduksi dengan cara mereka sendiri, melainkan mereka adalah produk dari sel punca hematopoietic pluripotent yang ada pada sumsum tulang. 1.2 TUJUAN - Untuk mengetahui jumlah leukosit MATERI DAN METODE 1.1 Alat dan Bahan Alat dan Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah mikroskop, gelas objek, gelas penutup, methanol absolute, alkohol 70 %, tisu, pewarna Gimza 7 %, minyak imerasi dan air mengalir. 1.2 Cara Kerja 1. Dibersihkan gelas objek dengan menggunakan alkohol 70 % ( untuk membuang lemak yang menempel ), selanjutnya dikeringkan dalam suhu kamar. 2. Darah diteteskan pada ujung gelas objek I, kemudian diambil gelas objek ke II, disentuhkan di ujung tetesan darah membentuk sudut 45’C, lalu dihapuskan ke arah depan. 3. Preparat darah didiamkan sampai kering pada suhu kamar, difiksasi dengan methanol absolute ± 5 menit dengan cara memasukkan gelas objek ke dalam bekker gelas yang telah diisi dengan methanol absolute sampai semua apusan darah terendam dalam methanol. 4. Preparat dikeringkan dalam suhu kamar. Setelah kering preparat diwarnai dengan larutan Gimza 7 % selama ± 20 menit. 5. Dicuci preparat dengan air mengalir dan dikeringkan dalam suhu kamar. 6. Apusan darah ditetesi dengan 1 tetes minyak imersi dan ditutup dengan gelas penutup, kemudian diferensial leukosit ( presentase neutrofil, limfosit, monosit, eusinofil dan basofil ) dihitung dibawah mikroskop fluoresense. HASIL DAN PEMBAHASAN No Jenis Leukosit Jumlah % presentase 1 Basofil 2 Neutrofil 3 Eusinofil 1 1% 4 Limfosit 38 38 % 5 Monosit 23 23 % Perhitungan : 1. Eusinofil = 1 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑙𝑒𝑢𝑘𝑜𝑠𝑖𝑡 = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑘𝑒𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑥 100 % = 1 100 𝑥 100 % =1% 2. Limfosit = 38 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑙𝑒𝑢𝑘𝑜𝑠𝑖𝑡 = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑘𝑒𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑥 100 % 38 = 100 𝑥 100 % = 38 % 3. Monosit = 23 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑙𝑒𝑢𝑘𝑜𝑠𝑖𝑡 = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑘𝑒𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑥 100 % 23 = 100 𝑥 100 % = 23 % Pembahasan Leukosit adalah sel darah yang mengendung inti, disebut juga sel darah putih. Di dalam darah manusia normal, didapati jumlah leukosit rata-rata 50009sel/mm, bila jumlahnya lebih dari 12000, keadaan ini disebut leukositosis, bila kurang dleukopenia. Dilihat dalam mikroskop cahaya maka sel darah putih mempunyai granu (granulosityang dalam keadaan hidup berupa tetesan setengah sitoplasmanya dan mempunyai bentuk inti yang bervariasi, yang tidak mempunyai granula, sitoplasmanya homogen dengan inti bentuk bulat atau bentuk ginjal. Terdapat dua jenis leukosit agranuler : linfosit sel kecil, sitoplasma sedikit; monosit sel agak besar mengandung sitoplasma lebih banyak. Terdapat tiga jenis leukosir granular : Neutrofil, Basofil, dan Asidofil (atau eosinofil) yang dapat dibedakan dengan afinitas granula terhadap zat warna netral basa dan asam. Granula dianggap spesifik bila ia secara tetap terdapat dalam jenis leukosit tertentu dan pada sebagian besar precursor (pra zatnya).. Peningkatan jumlah monosit (disebut monositosis) dapat dijumpai pada : penyakit virus (mononucleosis infeksiosa, parotitis, herpes zoster), penyakit parasitic (demam bintik Rocky Mountain, toksoplasmosis, bruselosis), leukemia monositik, kanker, anemia (sel sabit, hemolitik), SLE, arthritis rheumatoid, colitis ulseratif. Penurunan jumlah monosit dapat dijumpai pada leukemia limfositik, anemia aplastik. Limfosit berperan penting dalam respons imun sebagai limfosit T dan limfosit B. Dalam keadaan normal, jumlah limfosit berkisar 25-35 % atau 1.7-3.5 x10^3/mmk. Jumlah limfosit meningkat (disebut limfositosis) terjadi pada infeksi kronis dan virus. Limfositosis berat umumnya disebabkan karena leukemia limfositik kronik. Limfosit mengalami penurunan jumlah (disebut leukopenia) selama terjadi sekresi hormon adenokortikal atau pemberian terapi steroid yang berlebihan. Peningkatan jumlah limfosit dijumpai pada leukemia limfositik, infeksi virus (mononucleosis infeksiosa, hepatitis, parotitis, rubella, pneumonia virus, myeloma multiple, hipofungsi adrenokortikal. Penurunan jumlah limfosit dijumpai pada kanker, leukemia, hiperfungsi adrenokortikal, agranulositosis, anemia aplastik, sklerosis multiple, gagal ginjal, sindrom nefrotik, SLE. Dalam keadaan normal, basofil dijumpai dalam kisaran 0.4-1 % atau 0.040.1 x 10^3/mmk. Peningkatan jumlah basofil (disebut basofilia) dapat dijumpai pada proses inflamasi, leukemia, tahap penyembuhan infeksi atau inflamasi, anemia hemolitik didapat. Penurunan jumlah dapat dijumpai pada stress, reaksi hipersensitivitas, kehamilan, hipertiroidisme. Leukosit pada ikan yaitu meliputi : Leukosit agranulosit Tidak mempunyai granul Besar kurang lebih 12-15 mikron,terdiri dari: 1. Limphosit yaitu intinya hampir sebesar dari selnya sendiri,jumlahnya 18 %. 2. Monosit yaitu leukosit agranular dengan dua macam inti,ginjal (kacang merah) dan tapal kuda,jumlah 13%. IV. KESIMPULAN Berdasarkan hasil praktikum dan pembahasan di atas dapat disimpulkan,sebagai berikut : 1. Lekosit memiliki ciri-ciri yaitu : tidak berwarna (bening), bentuknya pun nggak tetap, berinti, serta ukurannya pun lebih besar dari pada sel darah merah. 2. Leukosit dibedakan menjadi dua yaitu : Agranular dan Granular,agranular terdiri dari Neutrophil, Eosinophil, Basophil dan granular terdir dari : Limphosit, Monosit DAFTAR REFERENSI Frandson, R. D. 1992. Anatomi dan Fisiologi Ternak Edisi 4.Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Laboratorium Patologi Klinik FK-UGM. 1995.Tuntunan Praktikum Hematologi, Bagian Patologi Klinik FK-UGM. Yogyakarta. R. Gandasoebrata. 1992Penuntun Laboratorium Klinik, Dian Rakyat, Bandung. Sadikin, M. 2001. Biokimia Darah. Widya Medika. Jakarta. Hoffbrand, A.V & Pettit, J.E, 1996. Penuntun Praktikum. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.