3.2 DOKUMEN RZWP3K PROVINSI DKI JAKARTA Dokumen RZWP3K Provinsi DKI Jakarta yang dievaluasi adalah Rancangan Peraturan Daerah yang disusun tahun 2018, yang terdiri dari 19 Bab dan 111 Pasal yang muatannya dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel ... MUATAN RAPERDA RZWP3K PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2018 No. 1. 2. No BAB Bab I Bab II No PASAL Pasal 1 Pasal 2 - Pasal 5 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. Bab III Bab IV Bab V Bab VI Bab VII Pasal VIII Pasal IX Pasal X Pasal XI Pasal XII Pasal XIII Pasal XIV Pasal XV Pasal XVI Pasal XVII Pasal XVIII Pasal IX Pasal 6 - Pasal 8 Pasal 9 - 31 Pasal 32 - Pasal 76 Pasal 77 - Pasal 81 Pasal 82 - Pasal 87 Pasal 88 Pasal 89 - Pasal 90 Pasal 91 – Pasal 97 Pasal 98 – Pasal 100 Pasal 101 Pasal 102 Pasal 103 - Pasal 104 Pasal 105 Pasal 106 - 107 Pasal 108 - Pasal 109 Pasal 110 Pasal 111 MUATAN Ketentuan Umum Jangka Waktu, Fungsi, Wilayah Perencanaan, dan Ruang Lingkup Tujuan, Strategi dan Arah Kebijakan Rencana Alokasi Ruang Pengendalian Pemanfaatan Ruang Indikasi Program Pengawasan dan Pengendalian Mitigasi Bencana Hak, Kewajiban dan Peran Serta Masyarakat Pemberdayaan Masyarakat Penyelesaian Sengketa Gugatan Perwakilan Koordinasi Pelaksanaan Pembinaan, Monitoring dan Evaluasi Ketentuan Penyidikan Ketentuan Pidana Ketentuan Peralihan Ketentuan Lain-Lain Ketentuan Penutup Dari keseluruhan muatan ranperda tersebut, yang dievaluasi dampaknya terhadap keberlanjutan lingkungan, berdasarkan dokumen KLHS yang disusun, adalah Rencana Alokasi Ruang. Berikut adalah gambaran rencana alokasi ruang yang dimuat dalam Bab IV, Pasal 9 hingga Pasal 31 Rancangan Peraturan Daerah RZWP3K Provinsi DKI Jakarta tahun 2018. Rencana alokasi ruang WP-3-K Daerah terdiri dari Kawasan Pemanfaatan Umum (KPU), Kawasan Konservasi (KK), dan Alur Laut (AL) Kawasan Pemanfaatan Umum (KPU) sendiri dibedakan atas lima jenis pemanfaatan, yaitu: 1. Zona Pariwisata (KPU-W); 2. Zona Pelabuhan (KPU-PL); 3. Zona Perikanan Tangkap (KPU-PT); 4. Zona Perikanan Budidaya (KPU-BD); 5. Zona Industri (KPU-ID). Selanjutnya, Kawasan Konservasi (KK) terdiri dari dua Zona, yaitu Kawasan Konservasi Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (KKP3K), dan Kawasan Konservasi Perairan (KKP). Adapun Alur Laut (AL) terdiri dari Alur Pelayaran dan/atau Perlintasan (AL-AP), dan Pipa/Kabel Bawah Laut (ALAPK). Selain rencana alokasi ruang di atas, pada sebagian WP-3-K Daerah dialokasikan juga Kawasan Strategis Nasional (KSN), yaitu KSN Jabodetabekpunjur untuk kepentingan Kawasan Perkotaan sesuai peraturan perundang-undangan. Secara ringkas, pola ruang dan peraturan pemanfaatannya dalam Rancangan Peraturan Daerah RZWP3K Provinsi DKI Jakarta tahun 2018 dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel ... PENGATURAN POLA RUANG DALAM RANCANGAN PERATURAN DAERAH RZWP3K PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2018 No. POLA RUANG ZONA/SUB ZONA KEGIATAN BOLEH DILAKUKAN Kawasan Pemanfaatan Umum (KPU) 1. Zona Pariwisata (KPU-W) a. penelusuran sejarah; a. Sub Zona Wisata b. mitigasi bencana dan Sejarah (KPU-W-SJ) kondisi darurat di laut; c. perikanan tangkap tradisional pada saat tidak berlangsung kegiatan pariwisata; d. pengembangan sarana penunjang kegiatan pariwisata yang tetap memperhatikan keasrian lingkungan pantai dan tatanan sosial budaya masyarakat setempat; e. budidaya yang dapat mendukung kegiatan pariwisata; dan f. penyediaan sarana dan prasarana pariwisata yang tidak berdampak pada kerusakan lingkungan PERATURAN PEMANFAATAN RUANG : KETENTUAN UMUM KEGIATAN TIDAK BOLEH KEGIATAN BOLEH PRASARANA MINIMUM DILAKUKAN DILAKUKAN, DENGAN IZIN YANG DIPERSYARATKAN a. perikanan budidaya yang kontra produktif dengan wisata sejarah; b. dumping area; c. semua jenis pertambangan; d. semua jenis kegiatan penangkapan ikan pada saat berlangsung kegiatan pariwisata; e. penangkapan ikan yang menggunakan bahan peledak, bius dan atau bahan beracun, serta menggunakan alat tangkap yang bersifat merusak ekosistem di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil; f. pemasangan Alat Bantu Penangkapan Ikan (ABPI); g. pembangunan infrastruktur yang bukan untuk pengembangan pariwisata; a. penelitian dan pendidikan; b. pelabuhan umum; c. perikanan tangkap; d. perikanan budidaya laut; e. industri biofarmakologi; a. b. c. d. e. f. transportasi; air bersih; akomodasi; tanda batas zona; tambat kapal/perahu; tersedianya pantai sebagai ruang terbuka untuk umum; dan g. kemudahan akses KETENTUAN KHUSUS a. ruang penghidupan dan akses kepada nelayan kecil, nelayan tradisional, pembudidaya ikan kecil, wisata bahari berkelanjutan, dan infrastruktur publik; b. pengendalian kegiatan yang berpotensi mencemari lingkungan di daratan maupn perairan c. tersedia tim keamanan dan penyelamatan wisatawan; dan d. kegiatan pariwisata harus mempertimbangkan pengendalian pencemaran dan mitigasi bencana No. POLA RUANG ZONA/SUB ZONA b. Sub Zona Wisata Alam Bentang Laut (KPU-W-BL) KEGIATAN BOLEH DILAKUKAN a. kapal wisata (yacht), kapal pesiar (cruise), memancing (fishing), dan selancar (surfing); b. mitigasi bencana dan kondisi darurat di laut; c. perikanan tangkap tradisional pada saat tidak berlangsung kegiatan pariwisata; d. pengembangan sarana penunjang kegiatan pariwisata yang tetap memperhatikan keasrian lingkungan pantai dan tatanan sosial budaya masyarakat setempat; e. budidaya yang dapat mendukung kegiatan pariwisata; dan f. penyediaan sarana dan prasarana pariwisata yang tidak berdampak pada kerusakan lingkungan PERATURAN PEMANFAATAN RUANG : KETENTUAN UMUM KEGIATAN TIDAK BOLEH KEGIATAN BOLEH PRASARANA MINIMUM DILAKUKAN DILAKUKAN, DENGAN IZIN YANG DIPERSYARATKAN h. pembuangan sampah dan/atau limbah, baik padat dan/atau cair; i. kegiatan lainnya yang mengurangi nilai dan/atau fungsi dalam sub zona KPU-W-SJ. a. perikanan budidaya yang kontra produktif dengan wisata alam bentang laut; b. dumping area; c. semua jenis pertambangan; d. semua jenis kegiatan penangkapan ikan pada saat berlangsung kegiatan pariwisata; e. penangkapan ikan yang menggunakan bahan peledak, bius dan atau bahan beracun, serta menggunakan alat tangkap yang bersifat merusak ekosistem di wilayah pesisir dan pulaupulau kecil; f. pemasangan Alat Bantu Penangkapan Ikan (ABPI); g. pembangunan infrastruktur yang bukan untuk pengembangan pariwisata; h. pembuangan sampah a. penelitian dan pendidikan; b. pelabuhan umum; c. pelabuhan perikanan; d. perikanan tangkap; e. perikanan budidaya laut; f. industri biofarmakologi; g. industri bioteknologi; h. energi; dan i. membangun sarana dan prasarana wisata sesuai dengan kategori kegiatan atau jenis wisatanya. a. b. c. d. e. f. transportasi; air bersih; akomodasi; tanda batas zona; tambat kapal/perahu; tersedianya pantai sebagai ruang terbuka untuk umum; dan g. kemudahan akses. KETENTUAN KHUSUS a. ruang penghidupan dan akses kepada nelayan kecil, nelayn tradisional, pembudidaya ikan kecil, wisata bahari berkelanjutan, dan infrastruktur publik; b. pengendalian kegiatan yang berpotensi mencemari lingkungan di daratan maupun perairan; c. tersedia tim keamanan dan penyelamatan wisatawan; dan d. kegiatan pariwisata harus mempertimbangkan pengendalian pencemaran dan mitigasi bencana. No. POLA RUANG ZONA/SUB ZONA PERATURAN PEMANFAATAN RUANG : KETENTUAN UMUM KEGIATAN TIDAK BOLEH KEGIATAN BOLEH PRASARANA MINIMUM DILAKUKAN DILAKUKAN, DENGAN IZIN YANG DIPERSYARATKAN KEGIATAN BOLEH DILAKUKAN i. c. Sub Zona Wisata Alam Pantai/Pesisir Dan Pulau-Pulau Kecil (KPU-W-P3K) a. berjemur (sun bathing) dan jalan-jalan keliling (sight seeing); b. olahraga pantai; c. mitigasi bencana dan kondisi darurat; d. perikanan tangkap tradisional pada saat tidak berlangsung kegiatan pariwisata; e. pengembangan sarana penunjang kegiatan pariwisata yang tetap memperhatikan keasrian lingkungan pantai dan tatanan sosial budaya masyarakat setempat; f. budidaya yang dapat mendukung kegiatan pariwisata; dan g. penyediaan sarana dan prasarana pariwisata yang tidak berdampak pada kerusakan lingkungan. a. b. c. d. e. f. g. h. dan/atau limbah, baik padat dan/atau cair; kegiatan lainnya yang mengurangi nilai dan/atau fungsi dalam sub zona KPU-W-BL. perikanan budidaya yang kontra produktif dengan wisata alam pantai/pesisir dan pulau-pulau kecil; dumping area; semua jenis pertambangan; semua jenis kegiatan penangkapan ikan pada saat berlangsung kegiatan pariwisata; penangkapan ikan yang menggunakan bahan peledak, bius dan atau bahan beracun, serta menggunakan alat tangkap yang bersifat merusak ekosistem di wilayah pesisir dan pulaupulau kecil; pemasangan Alat Bantu Penangkapan Ikan (ABPI); pembangunan infrastruktur yang bukan untuk pengembangan pariwisata pembuangan sampah a. penelitian dan pendidikan; b. pelabuhan umum; c. pelabuhan perikanan; d. perikanan tangkap; e. perikanan budidaya laut; f. industri biofarmakologi; g. industri bioteknologi; h. energi; dan i. membangun sarana dan prasarana wisata sesuai dengan kategori kegiatan atau jenis wisatanya a. b. c. d. e. f. transportasi; air bersih; akomodasi; tanda batas zona; tambat kapal/perahu; tersedianya pantai sebagai ruang terbuka untuk umum; dan g. kemudahan akses. KETENTUAN KHUSUS a. ruang penghidupan dan akses kepada nelayan kecil, nelayan tradisional, pembudidaya ikan kecil, wisata bahari berkelanjutan, & infrastruktur publik; b. pengendalian kegiatan yang berpotensi mencemari lingkungan di daratan maupun perairan; c. tersedia tim keamanan dan penyelamatan wisatawan; dan d. kegiatan pariwisata harus mempertimbangkan pengendalian pencemaran dan mitigasi bencana No. POLA RUANG ZONA/SUB ZONA PERATURAN PEMANFAATAN RUANG : KETENTUAN UMUM KEGIATAN TIDAK BOLEH KEGIATAN BOLEH PRASARANA MINIMUM DILAKUKAN DILAKUKAN, DENGAN IZIN YANG DIPERSYARATKAN KEGIATAN BOLEH DILAKUKAN i. Zona Pelabuhan (KPU-PL) a. Sub Zona Wilayah Kerja dan Wilayah Pengoperasian Pelabuhan Perikanan (KPU-PL-WKO) KETENTUAN KHUSUS dan/atau limbah, baik padat dan/atau cair; kegiatan lainnya yang mengurangi nilai dan/atau fungsi dalam sub zona KPU-W-P3K. 2. a. pendaratan hasil tangkapan perikanan; b. pelaksanaan operasional kapal perikanan; c. tambat dan labuh kapal; d. membangun pelindung pantai; e. perbekalan dan perbaikan kapal perikanan; f. bongkar muat; g. industri pengolahan ikan; h. uji coba kapal; i. penempatan kapal mati; j. pemasaran dan distribusi ikan; dan k. kegiatan operasional kapal perikanan a. wisata bahari; b. pertambangan; c. perikanan tangkap dengan alat penangkapan ikan statis dan/atau bergerak yang mengganggu kegiatan kepelabuhanan; d. pemasangan rumah ikan dan alat bantu penangkapan ikan seperti rumpon serta terumbu karang buatan; e. perikanan budidaya laut; f. pembuangan sampah dan/atau limbah, baik padat dan/atau cair; dan g. kegiatan lainnya yang mengurangi nilai dan/atau fungsi dalam sub zona KPU-PL-WKO. a. wisata budaya; b. permukiman; c. salvage dan pekerjaan bawah air; d. perikanan tangkap dengan alat penangkapan ikan dinamis/bergerak yang tidak mengganggu kegiatan kepelabuhanan e. industri pengolahan ikan; f. industri maritim; g. industri manufaktur; h. inustri biofarmakologi; i. industri bioteknologi; j. energi; k. fasilitas umum; l. dumping area; dan m. perdagangan dan jasa a. Fasilitas pokok dapat terdiri atas: i. penahan gelombang (breakwater), turap (revetment), dan groin; ii. dermaga; iii. jetty; iv. kolam pelabuhan; v. alur pelayaran; vi. jalan komplek dan drainase; dan vii. lahan. b. Fasilitas fungsional dapat terdiri atas: i. Tempat Pemasaran Ikan (TPI); ii. navigasi pelayaran dan komunikasi seperti telepon, internet, radio a. kegiatan kepelabuhanan harus menjamin kelestarian lingkungan; dan b. kegiatan kepelabuhanan harus mempertimbangkan pengendalian pencemaran dan mitigasi bencana No. POLA RUANG ZONA/SUB ZONA KEGIATAN BOLEH DILAKUKAN PERATURAN PEMANFAATAN RUANG : KETENTUAN UMUM KEGIATAN TIDAK BOLEH KEGIATAN BOLEH PRASARANA MINIMUM DILAKUKAN DILAKUKAN, DENGAN IZIN YANG DIPERSYARATKAN komunikasi, iii. rambu-rambu, lampu suar, dan menara pengawas iv. air bersih, instalasi Bahan Bakar Minyak (BBM), es, dan instalasi listrik; v. tempat pemeliharaan kapal dan alat penangkapan ikan seperti dock/ slipway, bengkel dan tempat perbaikan jaring; vi. tempat penanganan dan pengolahan hasil perikanan seperti transit sheed dan laboratorium pembinaan mutu; vii. perkantoran seperti kantor administrasi pelabuhan, pos pelayanan terpadu, dan perbankan; viii. transportasi seperti alat-alat KETENTUAN KHUSUS No. POLA RUANG ZONA/SUB ZONA KEGIATAN BOLEH DILAKUKAN PERATURAN PEMANFAATAN RUANG : KETENTUAN UMUM KEGIATAN TIDAK BOLEH KEGIATAN BOLEH PRASARANA MINIMUM DILAKUKAN DILAKUKAN, DENGAN IZIN YANG DIPERSYARATKAN c. Zona Perikanan Tangkap (KPU-PT) a. Sub Zona Pelagis dan Demersal (KPU-PT- KETENTUAN KHUSUS angkut ikan; ix. kebersihan dan pengolahan limbah seperti Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL), Tempat Pembuangan Sementara (TPS); dan x. pengamanan kawasan seperti pagar kawasan. Fasilitas penunjang dapat terdiri atas: i. balai pertemuan nelayan; ii. mess operator; iii. wisma nelayan; iv. fasilitas sosial dan umum seperti tempat peribadatan dan Mandi Cuci Kakus (MCK); v. pertokoan; dan vi. pos jaga. 3. a. mitigasi becana dan keadaan darurat di laut; b. perikanan tangkap a. perikanan tangkap ketika berlangsung kegiatan pertahanan dan a. pendidikan dan penelitian; b. penangkapan ikan dengan tanda batas zona a. zona perikanan tangkap dengan jarak lebih kecil atau sama dengan 2 No. POLA RUANG ZONA/SUB ZONA PD). Didalamnya terdapat Zona Pertahanan dan Keamanan KSN PERATURAN PEMANFAATAN RUANG : KETENTUAN UMUM KEGIATAN TIDAK BOLEH KEGIATAN BOLEH PRASARANA MINIMUM DILAKUKAN DILAKUKAN, DENGAN IZIN YANG DIPERSYARATKAN KEGIATAN BOLEH DILAKUKAN tradisional/lokal; c. Perikanan tangkap dengan ukuran armada dibawah 10 GT dengan alat tangkap yang diperbolehkan sesuai peraturan perundangundangan; d. Pemanfaatan yang tidak melebihi potensi lestarinya atau jumlah tangkapan yang diperbolehkan (JTB); dan e. Penggunaan alat tangkap yang ramah lingkungan b. c. d. e. f. g. h. i. 4. Zona Perikanan Budidaya (KPU-BD) keamanan sesuai peraturan perundangundangan; bangunan permanen di di lokasi Sub Zona KPU-PTPD-04 dan KPU-PTPD-05; penangkapan ikan yang menggunakan bahan peledak, bahan beracun, aliran listrik, dan menggunakan alat tangkap yang bersifat merusak ekosistem; menempatkan alat tangkap yang bersifat statis pada alurpelayaran; menggunakan alat tangkap yang tidak ramah lingkungan; menangkap ikan dengan ukuran kecil (tidak layak tangkap); kegiatan pertambangan; pembuangan sampah dan/atau limbah, baik padat dan/atau cair; kegiatan lainnya yang mengurangi nilai dan/atau fungsi dalam sub zona KPU-PT-PD. menggunakan alat tangkap dan ukuran kapal di atas 10 GT; c. memasang Alat Bantu Penangkapan Ikan (ABPI) berupa rumpon; d. usaha pariwisata; dan e. penenggelaman kapal. KETENTUAN KHUSUS (dua) mil laut dari garis pantai surut terendah diprioritaskan bagi nelayan kecil dan/atau nelayan tradisional. b. kegiatan penangkapan ikan dengan jumlah tangkapan yang diperbolehkan dan tingkat pemanfaatan sumber daya ikan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan; dan c. melakukan penempatan Alat Penangkapan Ikan (API) dan Alat Bantu Penangkapan Ikan (ABPI) pada jalur penangkapan ikan dan Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia (WPPNRI) sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan No. POLA RUANG ZONA/SUB ZONA a. Sub Zona Budidaya Laut (KPU-BD-BL) Zona Industri (KPUID) a. Sub Zona Industri Maritim (KPU-ID-MR) KEGIATAN BOLEH DILAKUKAN PERATURAN PEMANFAATAN RUANG : KETENTUAN UMUM KEGIATAN TIDAK BOLEH KEGIATAN BOLEH PRASARANA MINIMUM DILAKUKAN DILAKUKAN, DENGAN IZIN YANG DIPERSYARATKAN KETENTUAN KHUSUS a. mitigasi bencana; b. kegiatan penangkapan ikan skala kecil pada saat tidak terdapat kegiatan budidaya; c. menggunakan kapal untuk memuat, mengangkut, menyimpan, mendinginkan, menangani, mengolah, dan/atau mengawetkan hasil budidaya; a. kegiatan budidaya yang menggunakan metode, alat dan teknologi yang dapat merusak ekosistem di wilayah pesisir pemasangan rumah ikan dan Alat Bantu Penangkapan Ikan (ABPI) seperti rumpon serta terumbu karang buatan; b. penangkapan ikan dengan alat menetap dan/atau bergerak yang mengganggu kegiatan budidaya laut; c. penangkapan ikan yang menggunakan bom dan atau bahan peledak, d. apotas dan atau bahan beracun, serta menggunakan alat tangkap yang bersifat merusak ekosistem di wilayah pesisir; dan e. pembuangan sampah dan/atau limbah, baik padat dan/atau cair a. usaha budidaya laut skala menengah sampai besar dengan metode, alat dan teknologi yang tidak merusak ekosistem di wilayah pesisir; b. kegiatan penelitian dan pendidikan; dan c. kegiatan usaha pariwisata Prasarana budidaya laut tidak bersifat permanen a. koefisien pemanfaatan perairan untuk budidaya laut sebesar 80% (delapan puluh persen), dimana terdapat ruang sebesar 20% (dua puluh persen) untuk alur/lalu lintas perahu yang mendukung kegiatan budidaya, dan alurpelayaran nelayan tradisional/nelayan kecil; b. kegiatan pembudidayaan harus menghindari areal terumbu karang; b. pengembangan budidaya laut disertai dg kegiatan pengembangan / peremajaan bibit a. perlindungan keanekaragaman hayati; b. penyelamatan dan perlindungan lingkungan; a. wisata snorkeling; b. wisata berenang; c. usaha restoran di atas laut; a. usaha wisata olahraga tirta; b. usaha wisata tontonan; c. pengambilan foto/video a. pembangunan instalasi air limbah (IPAL) terpadu; b. pembangunan saluran a. melakukan penerapan sistem zoning dalam perencanaan bloknya, yang didasarkan atas: 5. No. POLA RUANG ZONA/SUB ZONA PERATURAN PEMANFAATAN RUANG : KETENTUAN UMUM KEGIATAN TIDAK BOLEH KEGIATAN BOLEH PRASARANA MINIMUM DILAKUKAN DILAKUKAN, DENGAN IZIN YANG DIPERSYARATKAN KEGIATAN BOLEH DILAKUKAN c. penelitian; d. pembudidayaan ikan untuk kepentingan industri; e. penelitian dan pengembangan perikanan; f. kegiatan pengujian kapal perikanan/perahu ikan bermotor; g. penetapan tempat labuh; h. pembangunan tempat perbaikan kapal; i. usaha bongkar muat barang : pengemasan, penumpukan, dan penyimpanan di pelabuhan ; j. kegiatan Industri Galangan Kapal dengan sistem Graving Dock Kapal; k. pembangunan industri yang terintegrasi dengan pelabuhan l. kegiatan perbaikan atau pemeliharaan kapal/alatalat terapung saja; m. kegiatan pembuatan mesin-mesin utama/ pembantu; n. kegiatan pembuatan alatalat perlengkapan lain d. e. f. g. wisata alam perairan; usaha jasa wisata bahari; penangkapan ikan; budidaya perikanan yang tidak sesuai dengan sifat industri; h. pembuangan sampah dan/atau limbah, baik padat dan/atau cair. bawah laut; d. pelepasan jangkar; e. penggunaan galah untuk mendorong perahu; f. penanaman kabel; g. penanaman pipa; h. pembangunan kabel telekomunikasi Local Port Service (LPS); i. penanaman dan atau pemancangan kabel atau tiang serta sarana di laut; j. pembangunan Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP); k. pembangunan terminal peti kemas; l. usaha pelayanan perbaikan dan pemeliharaan kapal perikanan : dock/slipway, bengkel dan tempat perbaikan jaring; m. usaha pelayanan logistik dan perbekalan kapal perikanan; n. pembangunan dan pengoperasian Jetty; o. pembangunan dan pengoperasian cement grinding plant dan cement packing plant; p. kegiatan riset atau survei c. d. e. f. g. h. buangan air hujan (drainase); pembangunan saluran buangan air kotor (sewerage); jika terdapat sistem graving dock harus dilengkapi kolam perbaikan; luas areal kapling industri maksimum 70% dari total luas areal; luas ruang terbuka hijau (RTH) minimum 10% dari total luas areal; jalan dan saluran antara 8-12% dari total luas areal; dan fasilitas penunjang antara 6-12% dari total luas areal; KETENTUAN KHUSUS jumlah limbah cair yang dihasilkan, ukuran produksi yang bersifat bulky/heavy, polusi udara tingkat kebisingan dan tingkat getaran hubungan antar jenis industri; dan b. perlu melakukan perlindungan terhadap hak-hak nelayan tradisional. No. POLA RUANG ZONA/SUB ZONA KEGIATAN BOLEH DILAKUKAN o. p. q. r. s. t. Kawasan Konservasi (KK) 6. Kawasan Konservasi Pesisir dan PulauPulau Kecil (KKP3K) a. Zona Inti (ZI) a. yang khusus dipergunakan dalam kapal; kegiatan pembuatan alatalat maritim lainnya; kegiatan pekerjaan penyelaman (diving works dalam rangka industri maritim); kegiatan membantu pekerjaan teknis terhadap kapal-kapal yang masih mengapung tetapi sedang mendapat malapetaka; kegiatan pemindahan muatan dan atau bahan bakar (cargo and fuel transferring); penarikan (towing); pengapungan (refloating) perlindungan mutlak habitat dan populasi ikan, serta alur migrasi biota laut; b. perlindungan ekosistem pesisir yang unik dan/atau rentan terhadap perubahan; c. perlindungan situs PERATURAN PEMANFAATAN RUANG : KETENTUAN UMUM KEGIATAN TIDAK BOLEH KEGIATAN BOLEH PRASARANA MINIMUM DILAKUKAN DILAKUKAN, DENGAN IZIN YANG DIPERSYARATKAN q. r. s. t. KETENTUAN KHUSUS hidrografi oleh kapal asing; kegiatan pengumpulan, pemanfaatan, pengolahan, pembuangan, dan penimbunan limbah B3; kegiatan pengumpulan, pemanfaatan, pengolahan, pembuangan, dan penimbunan limbah non B3; dan kegiatan pembuatan kapal/alat terapung saja; Pembangunan stasiun pengisian bahan bakar . a. rambu; b. papan informasi; dan c. pal batas a. penguatan pengelolaan KKP3K, dilakukan melalui upaya-upaya pokok antara lain: i. perlindungan dan pelestarian KKP3K; ii. pemeliharaan batas kawasan dan batas zonasi; No. POLA RUANG ZONA/SUB ZONA KEGIATAN BOLEH DILAKUKAN PERATURAN PEMANFAATAN RUANG : KETENTUAN UMUM KEGIATAN TIDAK BOLEH KEGIATAN BOLEH PRASARANA MINIMUM DILAKUKAN DILAKUKAN, DENGAN IZIN YANG DIPERSYARATKAN budaya/adat tradisional; d. penelitian; e. pendidikan. b. Zona Pemanfaatan Terbatas (ZPT) c. Zona Lainnya (ZL) Kawasan Konservasi Perairan (KKP) a. Zona Inti (ZI) KETENTUAN KHUSUS iii. monitoring sumberdaya; iv. rehabilitasi habitat dan populasi; v. pengawasan; vi. pembangunan infrastruktur/sarana prasarana; vii. penelitian; viii. pendidikan; ix. pariwisata dan rekreasi; atau x. perikanan berkelanjutan; b. peningkatan sosial ekonomi masyarakat sekitar KKP3K, terdiri dari: i. pemberdayaan masyarakat; dan ii. penumbuhkembangan peran serta masyarakat dan keterlibatan masyarakat a. perlindungan habitat dan populasi ikan; b. pariwisata dan rekreasi; c. penelitian dan pengembangan; d. pendidikan antara lain zona rehabilitasi 7. b. Zona Perikanan a. perlindungan mutlak habitat & populasi ikan; b. penelitian; dan b. pendidikan. a. perlindungan habitat dan populasi ikan; Kegiatan yang tidak boleh Pemasangan tanda batas yang mudah dikenali kegiatan Penangkapan Ikan dilakukan dg menggunakan No. POLA RUANG ZONA/SUB ZONA Berkelanjutan (ZPB) KEGIATAN BOLEH DILAKUKAN b. penangkapan ikan dengan alat dan cara yang ramah lingkungan; c. budidaya ramah lingkungan; d. pariwisata dan rekreasi; e. penelitian dan pengembangan; dan f. pendidikan. PERATURAN PEMANFAATAN RUANG : KETENTUAN UMUM KEGIATAN TIDAK BOLEH KEGIATAN BOLEH PRASARANA MINIMUM KETENTUAN KHUSUS DILAKUKAN DILAKUKAN, DENGAN IZIN YANG DIPERSYARATKAN dengan bahan, bentuk dan kapal penangkap ikan dilakukan di KKP meliputi warna sesuai berukuran maks 10 gros ton. seluruh kegiatan selain dengan peraturan dari kegiatan pemanfaatan perundang-undangan Kegiatan Penangkapan Ikan KKP sebagaimana wajib memperhatikan: dimaksud dalam Pasal 55 a. daya dukung dan kondisi (pada kolom kegiatan yang Lingkungan Sumber boleh dilakukan) Daya Ikan; b. metode Penangkapan Ikan; dan c. jenis Alat Penangkapan Ikan. Penangkapan Ikan dilakukan dengan metode dan alat yang ramah lingkungan. Tidak boleh menggunakan Alat Bantu Penangkapan Ikan (ABPI) berupa rumpon. Kegiatan pembudidayaan ikan wajib memperhatikan: a. jenis ikan yang dibudidayakan (tidak merusak ekosistem) b. jenis pakan (alamI); c. teknologi (sederhana dan semi intensif); d. jumlah unit usaha budidaya (maksimal 50% dari daya dukung dan kondisi lingkungan sumber daya ikan) ; dan No. POLA RUANG ZONA/SUB ZONA KEGIATAN BOLEH DILAKUKAN PERATURAN PEMANFAATAN RUANG : KETENTUAN UMUM KEGIATAN TIDAK BOLEH KEGIATAN BOLEH PRASARANA MINIMUM DILAKUKAN DILAKUKAN, DENGAN IZIN YANG DIPERSYARATKAN KETENTUAN KHUSUS e. daya dukung dan kondisi lingkungan sumber daya ikan (maksimal 50% dari zona perikanan berkelanjutan) Pemanfaatan KKP untuk pariwisata alam perairan dilakukan melalui: a. kegiatan pariwisata alam perairan (selam, pancing, perahu layar, selancar, snorkeling, wisata tontonan, pembuatan foto-videofilm komersial, berenang, olah raga permukaan air) b. pengusahaan pariwisata alam perairan, meliputi: i. penyediaan infras-truktur pariwisata alam Perairan di dalam KKP ii. penyediaan peralatan kegiatan Pariwisata Alam Perairan di dlm KKP iii. penyediaan jasa transportasi di dalam KKP iv. jasa pramuwisata c. Zona Pemanfaatan a. perlindungan dan No. POLA RUANG ZONA/SUB ZONA (ZP) d. Zona Lainnya (ZL) Alur Laut (AL) 8. Alur Pelayaran dan/atau Perlintasan (AL-AP) KEGIATAN BOLEH DILAKUKAN PERATURAN PEMANFAATAN RUANG : KETENTUAN UMUM KEGIATAN TIDAK BOLEH KEGIATAN BOLEH PRASARANA MINIMUM DILAKUKAN DILAKUKAN, DENGAN IZIN YANG DIPERSYARATKAN KETENTUAN KHUSUS pelestarian habitat dan populasi ikan; b. pariwisata dan rekreasi; c. penelitian dan pengembangan; dan d. pendidikan. a. mitigasi bencana; b. kegiatan pelayaran; c. penempatan sarana bantu navigasi/pelayaran; d. penetapan rute kapal tertentu (ship routing system); e. penangkapan ikan pelagis dan demersal yang menggunakan alat tangkap yang bergerak; dan f. wisata bahari. a. semua jenis kegiatan perikanan budidaya; b. penangkapan ikan dengan alat menetap; c. pemasangan rumah ikan dan Alat Bantu Penangkapan Ikan (ABPI) seperti rumpon serta terumbu karang buatan; d. penangkapan ikan yang menggunakan bom dan atau bahan peledak, apotas dan atau bahan beracun, serta menggunakan alat tangkap yang bersifat merusak ekosistem di wilayah pesisir; e. kegiatan pertambangan; f. penangkapan ikan dengan alat tangkap statis. g. pariwisata dan rekreasi; h. pembuangan sampah dan/atau limbah. a. penangkapan ikan dengan skala besar; b. pengerukan; dan b. kegiatannya lainnya yang sifatnya tidak permanen pemasangan rambu pelayaran yang mudah dikenali dengan bahan, bentuk dan warna sesuai peraturan perundangundangan a. zona terlarang pada area 500 m dihitung dari sisi terluar instalasi atau bangunan Sarana Bantu Navigasi-Pelayaran; b. memperhatikan daerah kabel laut, pipa instalasi bawah air; bangunan lepas pantai, pengangkatan BMKT, dan daerah lainnya yang diatur oleh ketentuan internasional atau instansi terkait; c. penetapan sistem rute (skema pemisah lalu lintas di laut rute dua arah, garis haluan yang dianjurkan, rute air dalam, daerah yang harus dihindari, daerah lalu lintas pedalaman, & daerah kewaspadaan); d. pembatasan kecepatan kapal dan/atau No. POLA RUANG ZONA/SUB ZONA KEGIATAN BOLEH DILAKUKAN PERATURAN PEMANFAATAN RUANG : KETENTUAN UMUM KEGIATAN TIDAK BOLEH KEGIATAN BOLEH PRASARANA MINIMUM DILAKUKAN DILAKUKAN, DENGAN IZIN YANG DIPERSYARATKAN KETENTUAN KHUSUS penetapan ship routing system sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang perhubungan a. Alur Pelayaran Internasional b. Alur Pelayaran Nasional c. Alur Pelayaran Regional d. Alur Pelayaran Dan Perlintasan Lokal 9. Pipa/Kabel Bawah Laut (AL-APK) a. transportasi dengan perahu kecil berupa sandeq, dan perahu penangkapan ikan sejenis lainnya. b. penangkapan ikan pelagis; dan c. kegiatan pariwisata bahari Kawasan Strategis Nasional (KSN) 10. Kawasan Pemanfaatan Umum a. Zona Pelabuhan a. kegiatan pertambangan; b. lego jangkar; c. kegiatan penangkapan ikan yang bergerak atau ditarik; d. pemasangan rumah ikan dan Alat Bantu Penangkapan Ikan (ABPI) seperti rumpon serta terumbu karang buatan; e. dumping area; f. pembuangan sampah dan/atau limbah, baik padat dan/atau cair a. kegiatan penangkapan ikan yang tidak menetap; b. kegiatan budidaya laut; c. kegiatan penyelaman komersil; d. kegiatan mendirikan bangunan laut yang merubah struktur dasar laut disekitar pipa/kabel bawah laut; dan e. kegiatan lainnya yang tidak mengganggu fungsi alur pipa/kabel bawah laut. a. terdapat penandaan yang mudah dilihat dan dikenali; b. pemilik instalasi wajib memasang Sarana Bantu Navigasi-Pelayaran sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan No. POLA RUANG ZONA/SUB ZONA (KPU-PL) b. Zona Bandar Udara (KPU-BU) c. Zona Industri (KPU-ID) d. Zona Pertambangan (KPU-TB) e. Zona Pertahanan dan Keamanan (KPU-PK) f. Zona Jasa/ Perdagangan (KPU-JP) 11. Kawasan Konservasi Dikategorikan sbg Kawasan Lindung Lainnya a. Zona Inti Taman Nasional (Kawasan S.N) b. Cagar Alam (Kawasan S.C) c. Suaka Margasatwa (Kawasan S.M) KEGIATAN BOLEH DILAKUKAN PERATURAN PEMANFAATAN RUANG : KETENTUAN UMUM KEGIATAN TIDAK BOLEH KEGIATAN BOLEH PRASARANA MINIMUM DILAKUKAN DILAKUKAN, DENGAN IZIN YANG DIPERSYARATKAN KETENTUAN KHUSUS