KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu wa ta’ala yang telah memberikan kami berbagai macam nikmat. Dengan kemurahan yang telah diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ini dengan baik. Ucapan terima kasih tidak lupa kami haturkan kepada dosen dan teman-teman yang banyak membantu dalam penyusunan makalah ini. Kami menyadari di dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Masih banyak kekurangan yang harus diperbaiki, baik dari segi tata bahasa maupun dalam hal pengkonsolidasian. Oleh karena itu kami meminta maaf atas ketidaksempurnaanya dan juga memohon kritik dan saran untuk kami agar bisa lebih baik lagi dalam membuat karya tulis ini. Harapan kami mudah-mudahan apa yang kami susun ini bisa memberikan manfaat untuk diri kami sendiri,teman-teman, serta orang lain Pekanbaru, 23 September 2019 Penulis i DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ............................................................................................. i BAB I ...................................................................................................................... 2 PENDAHULUAN .................................................................................................. 2 1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 2 1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 2 1.3 Tujuan ....................................................................................................... 2 BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 3 2.1 Prosedur Audit Sektor Publik ................................................................... 3 2.1.1 Indikator pelaksanaan audit yang baik. ............................................. 3 2.1.2 Prosedur audit secara umum ............................................................. 5 2.1.3 Siklus Audit Keuangan Sektor Publik .............................................. 7 2.1.4 Proses dan Tahapan Audit Kinerja .................................................. 12 2.1.5 Siklus penerbitan surat tugas auditor sektor publik ........................ 16 2.2 Pengembangan Program Audit ............................................................... 17 BAB III ................................................................................................................. 22 PENUTUP ............................................................................................................. 22 3.1 Kesimpulan ............................................................................................. 22 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 23 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Audit terhadap sektor publik menjadi fokus perhatian karena dinilai instansi pemerintah tidak terbuka terhadap masyarakat mengenai kondisi keuangan sebenarnya dan instansi sektor publik rawan akan penyalahgunaan dana sehingga dibutuhkan aturan yang ketat dan audit yang independen terhadap pemeriksaan laporan keuangan instansi pemerintahan. Audit terhadap sektor publik sangat penting dilakukan hal ini merupakan bentuk tanggung jawab sektor publik (pemerintah pusat dan daerah) untuk mempertanggungjawabkan dana yang telah digunakan oleh instansi sehingga dapat diketahui pemanfaatan dana tersebut dilaksanakan sesuai prosedur dan standar atau tidak. Sebelum pelaksanaan audit pada organisasi sektor publik terlebih dahulu kita harus memahami teori dan bagaimana implementasi serta sistem dan teknik dalam pelaksanaan audit sektor publik. Oleh karena itu, pada makalah ini akan dijelaskan lebih rinci mengenai “Prosedur Audit Sektor Publik dan Pengembangan Program Audit” 1.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimana prosedur audit sektor publik? 2. Bagaimana pengembangan program audit pada audit sektor publik? 1.3 Tujuan 1. Mengetahui prosedur audit sektor publik. 2. Mengetahui pengembangan program audit pada audit sektor publik. 2 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Prosedur Audit Sektor Publik Prosedur audit sektor publik adalah metode dan teknik yang dipergunakan untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti audit. Prosedur dapat diklasivikasi menjadi tiga bagian: 1) Prosedur untuk memperoleh pemahaman lingkungan pengendalain interan. 2) Pengujian pengendalaian merupakan pengujian yang ditujukan terhadap rencana dan pelaksanaan suatu kebijakan untuk mencegah dan menemukan salah saji material dalam suatu lapoaran keuanagn. 3) Pengujian substantif merupakan pengujian rinci dan prosedur analitis yang dilakuakn untuk menemukan salah saji material dalam saldo rekening, golongan transaksi dan unsur pengungkapan laporan keuangan. 2.1.1 Indikator pelaksanaan audit yang baik. Indikator pelaksanaan audit sektor publik yang baik adalah yang dilakukan sesuai dengan standar seperti yang telah ditetapkan, baik standar internasional maupun standar yang ditetapkan di dalam Negara yang bersangkutan. Prinsip dasar audit sektor publik internasional harus dipertimbangkan auditor sebelum dimulainya dan selama proses audit. Berikut adalah prinsip pelaksanaan proses audit: 1) Terkait kegiatan pelaksanaan audit Audit harus memastikan bahwa prosedur audit memberikan bukti audit yang cukup tepat untuk mendukung tujuan audit 2) Kegiatan yang berkaitan dengan mengevaluasi bukti audit menyimpulkan dan pelaporan hasil audit Auditor harus mengevaluasi bukti audit dan menarik kesimpulan Auditor harus menyiapkan laporan tertulis berdasarkan kesimpulan yang diambil Sebagai contoh di Indonesia, indikator pelaksanaan audit sektor publik yang baik adalah yang dilakukan sesuai dengan standar pemeriksaan keuangan Negara (SPKN). Di dalam SPKN memberlakukan tiga pernyataan standar pekerjaan lapangan (pelaksanaan) yang diterapkan Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) sebagai berikut: 3 a. Pekerjaan harus direncanakan dengan sebaik-baiknya dan jika digunakan tenaga asisten harus disupervisi dengan semestinya. b. Pemahaman yang memadai atas pengedalian internal harus diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat dan lingkup pengujian yang akan dilakukan. c. Bukti audit yang kompoten harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, pengajuan pertanyaan dan konfirmasi sebagai dasar memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan audit. Selain itu Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN) juga menetapkan standar pelaksanaan tambahan sebagai berikut: a. Komunikasi pemeriksa “Pemeriksa harus mengkonfirmasikan informasi yang berkaitan dengan sifat, taat, lingkup pengujian pelaporan yang direncanakan dan tingkat keyakinan kepada manajemen entitas yang diperiksa dan pihak yang meminta pemeriksaan”. Standar tambahan ini mensyaratkan pemeriksa untuk memperoleh pemahaman mengenai entitas yang diperiksa dan melakukan komunikasi dengan entitas yang diperiksa.standar pemeriksaan member kesempatan untuk memperluas pihak yang akan diajak berkomunikasi tentang hal yang berkaitan dengan informasi tertentu selama perencanaan pemeriksaan termasuk kemungkinan adanya pembatasan dalam pelaporan untuk mengurangi risiko slah interpretasi atas hasil laporan pemeriksaan. b. Pertimbangan terhadap hasil pemeriksaan sebelumnya “Pemeriksa harus mempertimbangkan hasil pemeriksaan sebelumnya serta tindak lanjut atas rekomendasi yang signifikan dan berkaitan dengan tujuan pemeriksaan”. Hal ini mensyaratkan pemeriksa harus memperoleh informasi dari entitas yang diperiksa untuk mengidentifikasi pemeriksaan keuangan, pemeriksaan kinerja,pemeriksaan dengan tujuan tertentu atau studi lain yang sebelumnya telah dilaksanakan dan berkaitan dengan tujuan pemeriksaan yang sedang dilaksanakan. 4 c. Merancang pemeriksaan untuk mendeteksi terjadinya penyimpangan dari ketentuan peraturan perundang-undangan, kecurangan serta ketidakpatutan. d. Pengembangan temuan pemeriksaan Pemeriksa harus merencanakan dan melasanakan prosedur pemeriksaan untuk mengembangkan unsur- unsur temuan pemeriksaan. e. Dokumentasi pemeriksaan Pemeriksa harus mempersiapkan dan memelihara dokumentasi pemeriksaan dalam bentuk kerja kerja pemeriksaan. Dokumentasi pemeriksaan harus berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan pemeriksaan harus berisi informasi yang cukup untuk memungkinkan pemeriksa yang berpengalaman tetapi tidak mempunyai hubungan dengan pemeriksaan tersebut dapat memastikan bahwa dokumentasi pemeriksaan tersebut dapat menjadi bukti yang mendukung pertimbangan dan simpulan pemeriksa. 2.1.2 Prosedur audit secara umum Berikut ini adalah sepuluh jenis prosedur audit yang digunakan: 1. Prosedur Analitis (analytical procedurs) Prosedur ini terdiri dari penelitian dan perbandingan hubungan diantara data. Prosedur ini meliputi perhitungan dan penggunaan rasio-rasio sederhana, analisis vertikal atau laporan persentase, perbandingan jumlah yang sebenarnya dengan data historis atau anggaran, serta penggunaan model matematis dan statistik, seperti analisis regresi. 2. Inspeksi (inspecting) Prosedur ini meliputi pemeriksaan rinci terhadap dokumen dan catatan serta pemeriksaan sumberdaya berwujud. Prosedur ini digunakan secara luas dalam auditing terutama dalam mengumpulkan dan mengevaluasi bukti untuk menentukan ketetapatan persyaratan dalam faktur atau kontrak yang memerlukan pengujian. 3. Konfirmasi (confirming) Prosedur ini adalah bentuk permintaan keterangan yang memungkinkan auditor memperoleh informasi secara langsung dari sumber independen di luar organisasi klien. 4. Permintaan keterangan (inquiring) 5 Prosedur ini meliputi permintaan keterangan secara lisan atau tertulis oleh auditor. Permintaan keterangan tersebut biasanya ditujukan kepada manajemen atau karyawan, umumnya berupa pertanyaan-pertanyaan yang timbul setelah dilaksanakannya prosedur analitis atau permintaan keterangan yang berkaitan dengan keuangan persediaan atau piutang yang dapat ditagih. 5. Penghitungan (counting) Dua aplikasi yang paling umum dari perhitungan adalah perhitungan fisik sumberdaya berwujud seperti jumlah kas dan persediaan yang ada dan yang kedua yaitu akuntansi seluruh dokumen dengan nomor urut yang telah dicetak. 6. Penelusuran (tracing) Pada prosedur ini auditor memilih dokumen yang dibuat pada saat transaksi dilaksananakan, dan menentukan bahwa informasi yang diberikan oleh dokumen tersebut telah dicatat dengan benar dalam catatan akuntansi. 7. Pemeriksaan bukti pendukung (vouching) Prosedur ini meliputi pemilihan ayat jurnal dalam catatan akuntansi, dan mendapatkan serta memeriksa dokumentasi yang digunakan sebagai dasar ayat jurnal tersebut untuk menentukan validitas dan ketelitian pencatatan akuntansi. 8. Pengamatan (observing) Prosedur ini berkaitan dengan memperhatikan dan menyaksikan pelaksanaan beberapa kegiatan atau proses yang dapat berupa pemrosesan rutin jenis transasksi tertentu seperti penerimaan kas, untuk melihat penerapan kebijakan dan prosedur perusahaan. 9. Pelaksanaan ulang (reperforming) Prosedur ini adalah perhitungan dan rekonsiliasi yang dibuat oleh klien. Misalnya menghitung ulang total jurnal, beban penyusutan, bunga akrual diskon atau premi obligasi, perhitungan kuantitas dikalikan harga per unit pada lembar ikhtisar persediaan serta total pada skedul pendukung dan rekonsiliasi. 6 10. Teknik audit berbantuan komputer (computer-assisted audit techniques) Apabila catatan akuntansi klien dilaksanakan melalui media elektronik, maka auditor dapat menggunakan teknik audit berbantuan computer untuk membantu melaksanakan beberapa prosedur yang telah diuraikan sebelumnya. Audit dalam konteks teknologi informasi adalah memeriksa apakah sistem komputer berjalan semestinya. Tujuh langkah proses audit: 1) Implementasikan sebuah strategi audit berbasis manajemen risiko serta control practice yang dapat disepakati semua pihak. 2) Tetapkan langkah-langkah audit yang rinci. 3) Gunakan fakta/bahan bukti yang cukup, handal, relevan, serta bermanfaat. 4) Buatlah laporan beserta kesimpulannya berdasarkan fakta yang dikumpulkan. 5) Telaah apakah tujuan audit tercapai. 6) Sampaikan laporan kepada pihak yang berkepentingan. 7) Pastikan bahwa organisasi mengimplementasikan managemen risiko serta control practice. 2.1.3 Siklus Audit Keuangan Sektor Publik 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. Perencanaan audit keuangan Penetapan peraturan audit keuangan Penyusunan perencanaan audit tahunan oleh lembaga auditor Temu rencana audit tahunan Penerbitan regulasi tentang tim dan kebijakan audit tahunan Penerimaan regulasi organisasi yang akan diaudit Survei awal karakter industri / organisasi yang akan diaudit Pembuatan program audit Penerbitan surat tugas audit Pelaksanaan audit keuangan Pembuatan daftar temuan Pembicaraan awal tentang daftar temuan Penyusunan draft laporan hasil pemeriksaan Pembahasan draft laporan hasil pemeriksaan dengan organisasi yang diaudit 15. Penyelesaian laporan hasil pemeriksaan 16. Tindak lanjut temuan laporan hasil pemeriksaan 17. Penerbitan laporan hasil pemeriksaan 7 1. Perencanaan Audit Keuangan Tahap perencanaan audit keuangan terdiri dari langkah – langkah : 1. Pemahaman atas Sistem Akuntansi Keuangan Sektor Publik Audit sektor publik tidak lagi fokus pada laporan realisasi anggaran saja tapi juga laporan keuangan lainnya seperti neraca, laporan surplus/defisit, dan laporan arus kas. Jadi, auditor harus memahami sistem akuntansi keuangan sektor publik. 2. Penentuan Tujuan dan Lingkup Audit Tujuan dan lingkup audit sektor publik sangat tergantung pada mandat dan wewenang lembaga audit dan pengawas yang bersangkutan. Audit laporan keuangan oleh auditor eksternal untuk menilai kewajaran laporan keuangan organisasi sektor publik, sedangkan audit penyusunan laporan keuangan oleh pengawas untuk memberikan rekomendasi perbaikan sistem pengendalian internal dan koreksi kesalahan penyusunan laporan keuangan. 3. Penilaian Risiko Penilaian risiko pengendalian, risiko bawaan, dan risiko deteksi dilakukan karena kegiatan audit melalui pengujian mengandung risiko kesalahan. Jadi, kesimpulan dan opini dari a uditor memiliki jaminan yang memadai. 4. Penyusunan Rencana Audit Rencana audit berisi uraian mengenai area yang akan diaudit, jangka waktu pelaksanaan audit, personel yang dibutuhkan, dan sumber daya lain yang diperlukan untuk pelaksanaan audit. 2. Penetapan Peraturan Audit Keuangan Dibutuhkan untuk memberikan aturan yang jelas dan kontrol agar pelaksanaan audit laporan keuangan bisa memberikan opini yang tepat. 3. Penyusunan Perencanaan Audit Tahunan Oleh Lembaga Auditor Perencanaan audit adalah tahap vital dalam audit karenan menentukan kesuksesan audit dan memperoleh bukti audit yang cukup dan kompeten sebagai pendukung isi laporan audit. 4. Temu Rencana Audit Tahunan Pertemuan dengan kepala atau pimpinan organisasi sektor publik untuk membicarakan perencanaan audit yang sudah disusun. 8 5. Penerbitan Regulasi Tentang Tim Dan Kebijakan Audit Tahunan Regulasi menyangkut tim atau personel yang akan melakukan audit terhadap organisasi sektor publik maupun regulasi dalam menjalankan proses audit. 6. Penerimaan Regulasi Organisasi Yang Akan Diaudit Regulasi akan diterima oleh lembaga pemeriksa sehingga bisa melakukan proses audit di lembaga atau organisasi sektor publik terkait. 7. Survei Awal Karakter Industri / Organisasi Yang Akan Diaudit Tahap selanjutnya survei awal karakter industri / organisasi yang akan diaudit. 8. Pembuatan Program Audit Untuk setiap area yang diaudit, auditor harus menyusun langkah – langkah audit yang tertuang dalam program audit : - Tujuan audit setiap area Prosedur audit yang akan dilakukan Sumber bukti audit Deskripsi mengenai kesalahan 9. Penerbitan Surat Tugas Audit Pihak organisasi sektor publik segera mengeluarkan surat tugas kepada lembaga pemeriksa (auditor) untuk melaksanakan audit. 10. Pelaksanaan Audit Keuangan Dalam pelaksanaan audit keuangan, auditor melakukan : 1. Menilai pengendalian internal Pengendalian internal adalah sistem yang dirancang oleh organisasi sektor publik untuk menjaga aset yang dimiliki agar terbebas dari kecurangan dan penyalahgunaan. Jenis – jenis pengendalian internal : a. Organisasi Penyerahan wewenang dan tanggung jawab, termasuk jalur pelaporan untuk semua aspek operasi dan pengendaliannya, harus disebutkan rinci dan jelas. b. Pemisahan tugas Pemisahan tugas dapat mengurangi risiko terj adinya manipulasi maupun kesalahan yang disengaja. c. Fisik 9 d. e. f. g. h. Pengendalian ini berhubungan dengan supervisi aset. Prosedur dan keamanan yang memadai harus dirancang untuk memberi keyakinan bahwa akses langsung maupun tidak langsung melalui dokumentasi aset terbatas pada personel yang berwenang. Persetujuan dan otorisasi Seluruh transaksi harus diotorisasi atau disetujui orang yang tepat. Batas wewenang harus dijelaskan. Akuntansi Pengecekan atas keakuratan catatan, penghitungan jumlah total, rekonsiliasi, pemakaian nomor rekening, jurnal, dan akuntansi untuk dokumen. Personalia Keberadaan prosedur menjamin penempatan personel yang sesuai kemampuan dan tanggung jawabnya. Supervisi Setiap sistem pengendalian internal harus mencakup supervisi oleh atasan yang bertanggung jawab terhadap transaksi dan pencatatannya tiap hari. Manajemen Pengendalian dilakukan manakemen di luar tugas rutinnya, meliputi pengendalian secara keseluruhan oleh fungsi pengendalian internal dan prosedur review khusus lainnya. 2. Melakukan prosedur analitis Prosedur analitis adalah pengevaluasian informasi keuangan dengan mempelajari hubungan yang masuk akal antara data keuangan dan data nonkeuangan. Prosedur analitis akan membantu auditor dengan mendukung dan meningkatkan pemahamannya tentang operasi organisasi yang diaudit dan membantu mengidentifikasi hubungan yang tidak sewajarnya dan fluktuasi data yang tidak diharapkan. Ada 6 langkah auditor melakukan prosedur analiis : a) Mengidentifikasi perhitungan dan perbandingan yang akan dibuat b) Mengembangkan ekspektasi c) Melakukan perhitungan dan perbandingan d) Menganalisis data e) Menyelidiki perbedaan atau penyimpangan yang tidak diharapkan yang signifikan f) Menentuan pengaruh perbedaan atau penyimpangan terhadap perencanaan audit 10 11. Pembuatan Daftar Temuan Setelah pelaksanaan audit, auditor biasanya mendapatkan temuan – temuan terkait keuangan klien. Temuan itu didaftar sebagai bukti penyampaian pendapat nantinya. 12. Pembicaraan Awal tentang Daftar Temuan Berdasarkan temuan di lapangan, auditor melakuka n pembicaraan dengan pimpinan organisasi sektor publik terkait temuan – temuan tersebut. Auditor akan melakukan cross-check atas hasil temuan dengan fakta yang terjadi di lapangan. 13. Penyusunan Draft Laporan Hasil Pemeriksaan Setelah hasil temuan auditor dibicarakan atau melakukan crosscheck dengan pejabat organisasi sektor publik, auditor kemudian menyusun draft laporan hasil pemeriksaan. 14. Pembahasan Draft Laporan Hail Pemeriksaan dengan Organisasi yang diaudit Dari draft laporan hasil pemeriksaan yang t elah disusun, auditor lalu membicarakan atau membahasnya dengan pimpinan organisasi sektor publik. Dalam tahapan ini, auditor memastikan apa yang telah disusun di dalam draft laporan hasil pemeriksaan sudah sesuai dengan fakta yang terjadi di lapangan. Sel ain itu, auditor juga memastikan kelengkapan hal- hal yang perlu dicantumkan dalam laporan hasil pemeriksaan. 15. Penyelesaian Laporan Hasil Pemeriksaan Setelah melakukan pembahasan draft laporan hasil pemeriksaan dan dipastikan kelengkapan serta kesepakatan mengenai draft tersebut sudah tercapai, kemudian akan dilakukan penyelesaian atau finalisasi draft tersebut menjadi laporan hasil pemeriksaan akhir. 16. Tindak Lanjut Temuan Laporan Hasil Pemeriksaan Berdasarkan temuan- temuan yang ada di lapangan, auditor melakukan tindak lanjut atau dengan kata lain, memberikan rekomendasi perbaikan kepada organisasi sektor publik. 17. Penerbitan Laporan Hasil Pemeriksaan Tahapan terakhir dari siklus auditor keuangan adalah penerbitan laporan hasil pemeriksaan kepada pihak - pihak yang memiliki kepentingan terhadap organisasi yang telah diaudit tersebut. 11 2.1.4 Proses dan Tahapan Audit Kinerja 2.1.4.1 Tahapan Audit Kinerja Audit kinerja merupakan perluasan dari audit keuangan dalam hal tujuan dan prosedurya. Berdasarkan kerangka umum struktur audit di atas, dapat dikembangkan struktur audit kinerja yang terdiri atas: Tahapan Elemen a. Tahap pengenalan dan perencanaan Survei pendahuluan Review SPM. (familiarization and planning phase) b. Tahapan audit (audit phase) Review hasil-hasil program Review ekonomi Review kepatuhan. c. Tahap pelaporan (reporting phase) Persiapan laporan Review dan revisi d. Pengiriman dan penyajian laporan. Tahap phase) penindaklanjutan (follow-up Desain follow Pelaporan. up Investigasi A. Tahap Pengenalan & Perencanaan (Familiarization and Planning Phase) Tahap pengenalan dan perencanaan terdiri dari dua elemen: 1) Survei Pendahuluan (Preliminary Survey) Survei pendahuluan, bertujuan untuk menghasilkan research plan yang detail yang dapat membantu auditor dalam mengukur kinerja Auditor akan berupaya untuk memperoleh gambaran yang akurat tentang lingkungan organisasi yang diaudit, terutama berkaitan dengan: struktur dan operasi organisasi, lingkungan manajemen serta kebijakan, standar dan prosedur kerja. Deskripsi yang akurat tentang lingkungan organisasi yang diaudit akan membantu auditor untuk menentukan tujuan audit dan rencana audit secara detail, memanfaatkan sumber daya yang ada untuk berbagai hal yang bersifat material, mendesain tugas secara efisien dan menghindari kesalahan. 2) Review Sistem Pengendalian (Control System Review) Review SPM, bertujuan untuk mengembangkan temuan berdasarkan perbandingan antara kinerja dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Pada audit keuangan, audit dimulai dengan review dan evaluasi terhadap SPI terutama yang berkaitan dengan prosedur akuntansinya. Pada audit kinerja, auditor harus menelaah SPM untuk menemukan kelemahan pengendalian yang signifikan agar menjadi perhatian manajemen dan untuk luas, sifat dan waktu pekerjaan pemeriksaan berikutnya SPM memberikan gambaran tentang metoda dan prosedur yang digunakan oleh organisasi untuk mengendalikan kinerjanya. 12 Pengendalian manajemen bertujuan utk memastikan bahwa tujuan organisasi dicapai secara ekonomis, efisien, dan sesuai dengan hukum dan peraturan yang berlaku. Tiga langkah prosedur audit yang dilakukan pada review sistem pengendalian: menganalisis sistem manajemen organisasi, membandingkannya dengan model yang ada dan mencatat dugaan terhadap setiap ketidakcocokan/ketidaksesuaian. Audit pada tahap pengenalan dan perencanaan mempersiapkan dokumen: 1) Analitical memorandum berisi identifikasi kelemahan yang material dalam sistem pengendalian manajemen dan pembuatan rekomendasi untuk perbaikan atas kelemahan tersebut. 2) Planning memorandum dibuat berdasarkan hasil review sistem pengendalian untuk menentukan sifat, luas, dan waktu pekerjaan audit berikutnya. Indikator kinerja dapat membantu pemakai laporan dalam menilai kinerja organisasi yang diaudit. Penggunaan indikator kinerja untuk masing-masing organisasi juga penting untuk mengantisipasi kemungkinan bahwa ukuran kerja untuk suatu organisasi berbeda dengan ukuran kerja organisasi lain. B. Tahapan Audit (Audit Phase) Tahapan dalam audit kinerja terdiri dari tiga elemen, yaitu: 1) Telaah hasil-hasil program (program results review). 2) Telaah ekonomi dan efisiensi (economy and efficiency review). 3) Telaah kepatuhan (compliance review). Tahapan-tahapan dalam audit kinerja disusun untuk membantu auditor dalam mencapai tujuan audit kinerja. Review hasil-hasil program akan membantu auditor untuk mengetahui apakah entitas telah melakukan sesuatu yang benar. Review ekonomi dan efisiensi akan mengarahkan auditor untuk mengetahui apakah entitas telah melakukan sesuatu yang benar tadi secara ekonomis dan efisien. Review kepatuhan akan membnatu auditor untuk menentukan apakah entitas telah melakukan segala sesuatu dengan cara-cara yang benar, sesuai aturan dan hukum yang berlaku. Dalam menjalankan elemen-elemen tersebut, auditor juga harus memepertimbangkan biaya. Atas dasar tersebut, setiap elemen harus dijalankan secara terpisah. C. Tahapan Pelaporan (Reporting Phase) Laporan tertulis bersifat permanen dan sangat penting untuk akuntabilitas publik. Hal terpenting bahwa laporan tersebut dapat dipahami oleh pihakpihak yang menerima dan membutuhkan. Tiga langkah pengembangan laporan audit, yaitu: A. Persiapan (preparation) 13 Pada tahap persiapan, auditor mulai mengembangkan temuan audit, menggabungkannya menjadi sebuah laporan yang koheren dan logis, serta menyiapkan bukti pendukung dan dokumentasi yang diperlukan. B. Penelaahan (review) Ini adalah tahap analisi kritis terhadap laporan tertulis yang dilakukan oleh staf audit, review, dan komentar atas laporan yang diberikan oleh pihak auditor. C. Pengiriman (transmission) Meliputi persiapan tertulis sebuah laporan yang permanen agar dapat dikirim ke lembaga yang memberi tugas untuk mengaudit. Temuan audit merupakan building blocks laporan audit, maksudnya bahwa temuan audit akan disajikan secara tertulis sesuai dengan permasalahan yang relevan dan material yang ditemukan selama audit, yang mencakup argumen yang logis dan komplit serta didukung oleh bukti-bukti yang cukup. Relevansi maksudnya adalah temuan yang diperoleh haruslah sesuai dengan masalah pokok dalam lingkung audit dan tujuan audit. Materialis berkaitan dengan sejauh mana kondisi yang ada berpengaruh secara signifikan terhadap organisasi yang diaudit. D. Tahap Penindaklanjutan (Follow Up) Tahap penindaklanjutan melibatkan auditor, auditee, dan pihak lain yang berkompeten. Tindak lanjut didisain untuk memastikan atau memberikan pendapat apakah rekomendasi auditor sudah diimplementasikan. Dari sisi auditor, hal-hal yang perlu diperhatikan dalam tahap penindaklanjutan antara lain: 2.1.4.2 Komponen Audit Kinerja a. Indentifikasi Lingkungan Manajemen Dalam penyelesaian pendekatan ini, auditor seharusnya mengumpulkan hukum yang berhubungan dan pernyataan kebijakan, dokumen peneliti terdahulu dan catatan, memproleh audit sebelumnya dan studi lain didepertemen. Auditor harus memproleh gambaran informasi dasar menyakut organisasi sektor publik dengan sistem informasi. Auditor harus memperoleh kebijakan admistrasi dan prosonel dan prosedur mengidentifikasi dan mendapatkan prosedur operasi. b. Pengujian Perencanaan Dan Sasaran Auditor harus menentukan sasaran formal yang ditetpkan dan sran ini harus jelas, realitis, logis, dan menyediakan gambaran organisasi. Auditor harus menentukan bahwa sasaran dapat diukur hasilnya. Sebagai contoh sasaran objektif seharusnya ditetapkan untuk mengantisipasi hasil, sasaran keluaran mengambarkan jasa organisasi yang disediakan, dan efesiensi sasaran yang seharusnya menunjukan rasio masukan dan keluaran. Auditor juga harus memutuskan, jika alokasi sumber daya kepada organisasi cukup memadai untuk mencapai tujuan. c. Pengujian Organisasi Dan Struktur Organiasai 14 Hal penting bagi auditor untuk memahami bagaimana sumber daya dialokasikan terhadap berbagai elemen diorganisasi. Analisis ini dapat berguna untuk menentukan atau mengkalkulasikan biaya tiap unit jasa, beberapa perubahan dalam pengukuran ini akan menunjukan perubahan ukuran organisasi yang mungkin tidak dapat dilihat distruktur organisasi. Masalah lain dalam tahap organisasi ini adalah supvervisi, alokasi sumber daya yang terbatas, personel yang tidak cukup, an ketidakjelasan bagian pertanggungjawaban. d. Pengujian Kebijakan Dan Pelaksanaan Aditor harus memulai pekerjaan dibagaian ini dengan mengumpulkan sumber kebijakan formal atas organisasi. Hukum, ikatan, petunjuk administratif, dan pernyataan perkembanagan kebijakan formal berisi kebijakan pernyataan formal. Hal ini lebih sulit untuk mengkakumulasikan pelaksanaan informal, akibat keterlibatan dalam pelaksanaan kegiatan setiap hari. Wawancara dan observasi dapat digunakan dalam menjelaskan informasi tersebut. Sejak kebijakan formal mungkin dilaksanakan dientitas jika pelaksana tidak mengerti presepsi ini, wawancara ini akan dapat menemukan masalah dibagaian ini. e. Pengujian Sistem Dan Prosedur Langkah pertama dalam prosedur ini adalah mengembangkan sistem dalam bagan alir yang representif. Bagan alir ini sebgaian dikembangkan lewat diskusi dengan manajemen dan observasi aktivitas sebenarnya, dalam rangka menemukan berbagai varian presepsi manajemen menegenai kenyataan yang terjadi. Pola tersebut harus dibandingkan dengan keperluan aktivitas untuk menetapkan alasa pelaksanaan aktivitas. Sebagai tambahan, aktivitas tersebut harus dilihat kepatuhanya dengan peraturan. f. Pengujian Pengendalian Dan Metode Pengendalain Pengujian standar ditentukan dan diuji untuk memberi landasan. Tujuan standar adalah membantu manajemen dalam pengendalain biaya, standar prosonel dan prosedural harus dilaksanakan. Aturan prosonel seperti evaluasi, kinerja, gaji, keuntungan, klasifikasi posisi, pelatihan seharusnya, dievaluasi untuk menentukan tanggung jawab dan otoritas organisasi. Auditor harus menetapkannya melalui wawancara dan opservasi atas pelaksanaan. g. Pengujian SDM Dan Lingkungan Fisik Auditor seharusnya mengevaluasi efektifitas penggunaan pegawai yang terampil. Hal ini disebabkan lingkungan pekerjaan yang berpengaruh terhadap efesensi pegawai, bail lingkungan fisik dan kondisi kerja seharusnya juga dievaluasi untuk mengetahui kemungkinan dampak negatif atas efesensi pegawai. Kondisi fisik kerja juga perlu dievaluasi dan analisis lokasi individual dan hubungan dan frekensi pekerja. Audiror me-review tiap individu, dan membauat rekomendasi untuk meminimalkan jarak dan efektifitas waktu dan ruang. Pada tahap ini auditor juga memperhatikan pengelolaan peralatan, penerangan dan ventilasi. h. Pengujian Pelaksanaan Penetapan Karyawan 15 Penetapan karyawan disebuah organiasai untuk mencapai sasaran adalah dasar fungsi manajemn. Karena hal ini sangat berpengaruh terhadap keberhasilan entitas., hal ini adalah penting untuk mengevaluasi beberapa bagian dari penempatan karyawan. i. Analisis fiskal Analisis fiskal pada audit kinerja bertujuan untuk menganalisi informasi keuangan sebagai indikasi efesensi suatu organiasai sektor publik. Pemanfaatan informasi keuangan organisasi, validitasnya diukur dengan audit keuangan tradisional untuk memfrifikasikan jejak audit, pengendalain internal dan akurasi metode pencatatan. j. Investigasi masalah khusus Penilian auditor dibangun untuk mengidentifikasi dan mengkoreksi varian dari keluaran. Proses tersebut meliputi: 1) Definisi masalah dan identifikasi sistem 2) Kondisi sebenarnya yang dari identifikasi sistem yang diobservasi 3) Kondisi sebenarnya yang diharpkan dari sistem dibandingkan standar 4) Alasan dari hipotesis yang beragam 5) Kesimpulan berdasarkan kenyataan. 2.1.5 Siklus penerbitan surat tugas auditor sektor publik Berikut ini dikemukakan siklus penerbitan surat tugas auditor sektor publik: 1) Kepala bidang xxx memberi tahu kebagian yang akan diaudit paling lambat empat belas hari kerja sebelum audit dilaksanakan. 2) Setelah klien menyatakan kesesiannya untuk diaudit, maka kepala bidang xxx mengajukan surat perintah kerja tim auditor kekepala xxx untuk ditanda tangani. 3) Kepala xxx harus memberikan surat perintah kerja kepada tim auditor paling lambat tujuh hari sebelum pelaksanaan audit mutu internal dimulai. 4) Tim auditor harus menyerahkan jadwal audit beserta daftar periksa audit kepada kepala bidang xxx paling lamabat dua hari sebelum pelaksanaan audit. 5) Tim auditor melaksanakan audit sesuai dengan jadwal dan lingkup yang telah ditetapkan. 6) Setelah pelaksanaan audit selesai, tim auditor mengadakan pertemuan untuk membahas hasil temuan 7) Tim auditor melaporkan dan mendiskusi temuan-temuannya dengan kepala bidang yang diaudit untuk menetapkan usulan tindakan perbaikan yang akan diambil sebagai tindak lanjut dari temuan audit. 8) Tim audit membaut laporan temuan dan program tindak lanujut audit interal untuk ditanda tangani oleh kedua belah pihak 9) Tim auditor menyerahkan temuan serta program tindak lanjut kekepala xxx dengan tembusan kekepala bidang xxx 16 10) Tim auditor melakukan vrivikasi kepda pihak klien setelah jangka waktu yang disepakati 11) Tim auditor menyerahkan laporan vrivikasi tentang pelaksanaan tindak lanjut audit internal kepada kepala xxx dengan tembusan kepada kepala bidang xxx. 12) Kepala sub bidang xxx harus membuat laporan menyeluruh kegiatan audit mutu internal setiap 3 bulan sekali dalam bentuk “audit status log” 13) Kepala bidang xxx harus mendistribusikan audit status log kepada kepala xxx, para kepala bidang dan kepala sub bagian TU. 2.2 Pengembangan Program Audit Setiap program kerja audit biasanya mengandung 4 hal pokok , yaitu: 1. Informasi Pendahuluan Informasi latar belakang mengenai program/ aktivitas yang diaudit yang berguna bagi para auditor dalam memahami dan melaksanakan program kerja auditnya. Bagian ini harus disajikan seringkas mungkin. Komentar berbagai pihak yang berkompeten berkaitan dengan tujuan audit , termasuk komentar auditor sendiri. 2. Pernyataan tujuan audit, menyajikan tentang: Tujuan yang ingin dicapai berkaitan dengan permasalahan yang dihadapi dan perbaikan yang diharapkan dapat tercapai. Cara pendekatan audit yang dipilih Pola pelaporan yang dikehendaki 3. Instruksi-instruksi khusus 4. Langkah-langkah kerja Langkah-langkah kerja memuat tentang pengarahan-pengarahan khusus pelaksanaan tugas audit, sesuai dengan tahap auditnya, yaitu: a) Audit pendahuluan meliputi: Pembicaraan pendahuluan dengan objek yang diaudit Pengumpulan informasi umum, penelaahan peraturan, evaluasi prosedur kerja, dan system operasional. Test pendahuluan atas informasi yang diperoleh guna identifikasi tujuan audit sementara. Pembuatan ikhtisar hasil audit pendahuluan b) Review dan pengujian pengendalian manajemen. 17 Pengujian pengendalian manajemen Pembuatan ikhtisar hasil temuan pengujian pengendalian manajemen. c) Audit Lanjutan Pengembangan temuan hasil pengujian pengendalian manajemen. Penyajian hasil audit lanjutan (daftar temuan) Pembahasan temuan dengan penanggung jawab audit Pembahasan hasil audit lanjutan dengan objek audit Penyusunan rekomendasi 2.2.1 Mengembangkan Program Audit Untuk Pengujian Substantif a. Penggunaan Teknologi Informasi Untuk Mendukung Pengujian Substantif Pada saat klien menggunakan teknologi informasi untuk aplikasi akuntansi yang signifikan, auditor mempunyai kesempatan untuk menggunakan paket perangkat lunak audit untuk membuat audit lebih efektif dan lebih efisien. b. Hubungan antara asersi, tujuan audit khusus, dan pengujian substantive Adalah biasa untuk mengembangkan sejumlah tujuan audit khusus untuk setiap akun berdasarkan lima kategori dalam asersi laporan keuangan. Dalam perancangan pengujian substantive, auditor harus menentukan bahwa pengujian yang sesua tela diidentifikasi untuk mencapai tujuan audit khusus yang ada salam setiap asersi. Jika hal tersebut dilakukan untuk setiap akun, tujuan menyeluruhnya akan terpenuhi. Dalam beberapa kasus, suatu pengujian didaftar lebih dari sekali karena bukti dari pengujian tersebut berhubungan dengan lebih dari satu tujuan audit khusus atau asersi. c. Program Audit Ilustratif Untuk Pengujian Substantif Keputusan auditor mengenai pada rancangan pengujian substantive diperlukan untuk pendokumentasian pada kertas kerja dalam bentuk program audit tertulis. Program audit merupakan daftar prosedur audit yang akan dilakukan. Prosedur tersebut umumnya tidak didaftar dengan asersi atau tujuan audit spesifik untuk menghindari daftar ganda prosedur yang akan diterapkan pada lebih dari satu asersi atau tujuan. 18 Selain untukdaftar prosedur audit, setiap program audit harus mempunyai kolom untuk (1) referensi silang kertas kerja lainnya yang berisi bukti yang diperoleh dari setiap prosedur,(2) titik awal auditor yang melakukan setiap prosedur, dan (3) tampilan tanggal pada prosedur yang telah diselesaikan. Dalam praktik, auditor mempunyai sudut pandang yang berbeda tentang luasnya rincian yang ditunjukkan dalam program audit. Sebagai ontoh, rincian tertentu dari rancangan sampel, termasuk didalamnya ukuran sampel, untuk berbagai pengujian dapat ditunjukkan pada program audit itu sendiri dalam kertas kerja pendukung yang dapat dilakukan referensi silang dengan program audit. Dalam bebrapa kasus, program audit harus cukup rinci memberikan - Garis besar pekerjaan yang akan dilakukan - Dasar koordinasi, supervisi, dan pengendalian audit - Catatan pekerjaan yang dilakukan d. Kerangka Kerja Umum Pengembangan Program Audit Untuk Pengujian Substantif Pemahaman mengani signifikansi kelompok transaksi dan pemicu ekonomi yang mendasari kelompok transaksi tersebut, memberikan konteks paling penting untuk melakukan dan mengevaluasi pengujian substantive. Sebagai contoh, pengetahuan tentang proses perakitan computer, perputaran persediaan dalam pabrik, harga pokok suku cadang, dan pengembangan teknologi yang bersaing, memberikan sebuah konteks untuk menguji kuantitas persediaan yang dapat direalisasi. Akhirnya, auditor menggunakan pemahaman tentang bisnis dan industry tersebut untuk mengevaluasi kewajaran bukti yang mendukung asersi manajemen dalam laporan keuangan. Karena pengujian substantive berikutnya sering dilakukan pada catatancatatan buku pembantu, skedul pendukung, atau sampel-sampel yang ditarik darinya, maka merupakan hal yang logis untuk memulai dengan memastikan bahwa catatan pendukung dikerjakan sesuai dengan buku besar. Ketika diterapkan, adalah logis untuk menetapkan kesesuaian saldo awal dengan jumlah yang di audit dalam kertas kerja tahun-tahun sebelumnya, sehingga pengujian yang dilakukan dalam audit saat ini dapat difokuskan pada pengaruh 19 transaksi yang terjadi dalam periode berjalan dan saldo akhir. Dua contoh tambahan mengenai langkah-langkah tersebut di bidang audit lain adalah sebagai berikut: (1) verifikasi jumlah total dan penentuan kesesuaian akun pengendali buku besar piutang usaha dan buku pembantu piutang usaha serta (2) pemverifikasian total dan pnentuan kesesuaian akun buku besar investasi portofolio dengan daftar kertas kerja atau spreadsheet rinci dari investasi yang berkaitan. Spesifikasi prosedur analitis dipertimbangkan berikutnya karena ketersediaan prosedur yang efektif dapat mengurangi atau menghilangkan kebutuhan pengujian rincian yang lebih mahal. Pengujian rincian atas transaksi biasanya dilakukan berikutnya karena dalam beberapa kasus hal tersebut akan lebih murah untuk dilakukan daripada pengujian rincian atas saldo.auditor kemudian harus melakukan pengujian rincian atas saldo untuk memperoleh bukti secara langsung tentang kewajaran penyiapanbsaldo yang dilaporkan dalam laporan keuangan. Pada akhirnya, program ini harus menspesifikasikan persyaratan khusus yang sebelumnya tidak ada dan prosedur untuk menentukan bahwa penyajian dan pengungkapan yang ada dalam asersi tersebut dikupas oleh program yang sesuai dengan peraturan yang berlaku. e. Program Audit Dalan Perikatan Awal Dalam perikatan awal, spesifikasi rinci dari pengujian substantive dalam program audit umumnya tidak sempurna hingga penulis memperoleh pemahaman tentang bisnis dan industry di mana perusahaan beroperasi, studi dan evaluasi pengendalian intern telah sempurna, dan tingkat resiko deteksi yang dapat diterima telah ditentukan untuk setiap asersi sebagaimana dijelaskan sebelumnya. Dua hal yang memerlukan pertimbangan khusus dalam merancang program audit untuk audit awal adalah (1) menentukan ketepatan saldo-saldo akun pada periode awal audit, dan (2) memastikan prinsip akuntansi yang digunakan dalam periode awal sebelumnya sebagai dasar untuk menentukan konsistensi penerapan prinsip semacam itu dalam periode berjalan. 20 f. Program Audit Dalam Perikatan Berulang Dalam perikatan berulang, auditor mempunyai akses ke program audit yang digunakan dalam periode sebelumnya dan kertas keja yang berkaitan dengan program tersebut. Dalam kasusu ini, strategi audit pendahuluan auditor sering didasarkan pada asumsi awal bahwa tingkat risiko dan program audit untuk pengujian substantive yang digunakan dalam periode sebelumnya akan sesuai dalam periode berjalan. Dengan demikian, program audit untuk perikatan saat ini sering dipersiapkan sebelum auditor menyelesaikan penelitian dan evaluasinya terhadap struktur pengendalian intern. Jika informasi yang diperoleh dalam periode berjalan menunjukkan asumsi awal tingkat risiko dan program yang dibuat tidak sepenuhnya sesuai, akan dilakukan modifikasi program. 21 BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Prosedur audit sektor publik adalah metode dan teknik yang dipergunakan untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti audit. Prosedur dapat diklasivikasi menjadi tiga bagian: 1) Prosedur untuk memperoleh pemahaman lingkungan pengendalain interan. 2) Pengujian pengendalaian merupakan pengujian yang ditujukan terhadap rencana dan pelaksanaan suatu kebijakan untuk mencegah dan menemukan salah saji material dalam suatu lapoaran keuanagn. 3) Pengujian substantif merupakan pengujian rinci dan prosedur analitis yang dilakuakn untuk menemukan salah saji material dalam saldo rekening, golongan transaksi dan unsur pengungkapan laporan keuangan. Siklus Audit Keuangan Sektor Publik: 1)Perencanaan audit keuangan, 2)Penetapan peraturan audit keuangan, 3)Penyusunan perencanaan audit tahunan oleh lembaga auditor, 4)Temu rencana audit tahunan, 5)Penerbitan regulasi tentang tim dan kebijakan audit tahunan, 6)Penerimaan regulasi organisasi yang akan diaudit, 7)Survei awal karakter industri / organisasi yang akan diaudit, 8)Pembuatan program audit, 9)Penerbitan surat tugas audit, 10)Pelaksanaan audit keuangan, 11)Pembuatan daftar temuan, 12)Pembicaraan awal tentang daftar temuan, 13)Penyusunan draft laporan hasil pemeriksaan, 14)Pembahasan draft laporan hasil pemeriksaan dengan organisasi yang diaudit, 15)Penyelesaian laporan hasil pemeriksaan, 16)Tindak lanjut temuan laporan hasil pemeriksaan, 17)Penerbitan laporan hasil pemeriksaan. Tahapan audit kinerja: Tahapan Elemen a. -Tahap pengenalan dan perencanaan -Survei pendahuluan Review SPM. (familiarization and planning phase) b. -Tahapan audit (audit phase) -Review hasil-hasil program Review ekonomi Review kepatuhan. -Tahap pelaporan (reporting phase) -Persiapan laporan Review dan revisi d. Pengiriman dan penyajian laporan. -Tahap penindaklanjutan (follow-up -Desain follow up Investigasi phase) Pelaporan. Setiap program kerja audit biasanya mengandung 4 hal pokok , yaitu: 1)Informasi Pendahuluan, 2)Pernyataan tujuan audit, 3)Instruksi-instruksi khusus, 4)Langkah-langkah kerja. 22 DAFTAR PUSTAKA Putri.2017.https://www.coursehero.com/file/26197814/MAKALAHPROSEDUR-AUDIT-SEKTOR-PUBLIK/?Justunlocked=1#/quiz (diakses 23 September 2019). Aliman.2018.https://www.academia.edu/37802662/MAKALAH_PELAKSA NAAN_AUDIT_SEKTOR_PUBLIK.docx (diakses 23 September 2019). Rizky.2016.https://www.scribd.com/doc/307195937/Prosedur-Audit-DanPengembangan-Program-Audit (diakses 23 September 2019). Irma.2017.http://irmajhe.blogspot.com/2017/11/makalah-akuntansi-sektorpublik-proses.html (diakses 23 September 2019). 23 24