BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahan atau material merupakan kebutuhan bagi manusia mulai zaman dahulu sampai sekarang. Kehidupan manusia selalu berhubungan dengan kebutuhan bahan seperti pada transportasi, rumah, pakaian, komunikasi, rekreasi, produk makanan dan sebagainya. Perkembangan peradaban manusia juga bisa diukur dari kemampuannya memproduksi dan mengolah bahan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya (zaman batu, perunggu dsb). Pada tahap awal manusia hanya mampu mengolah bahan apa adanya seperti yang tersedia dialam misalnya : batu, kayu, kulit, tanah dan sebagainya. Dengan perkembangan peradaban manusia, bahan-bahan alam tersebut bisa diolah sehingga bisa menghasilkan kualitas bahan yang lebih tinggi. Pada 50 tahun terakhir para saintis menemukan hubungan sifat-sifat bahan dengan elemen struktur bahan. Sehingga bisa diciptakan puluhan ribu jenis bahan yang mempunyai sifat-sifat yang berbeda salah satunya adalah logam. Ilmu logam adalah suatu pengetahuan tentang logam-logam yang menjelaskan tentang sifat-sifat, struktur, pembuatan, pengerjaan dan penggunaan dari logam dan paduannya, yang pada saat ini sangat banyak tersebar di seluruh wilayahhampir tidak ada daerah yang tidak tahu dengan logam. Bahan teknik dapat digolongkan dalam kelompok logam dan bukan logam. Secara umum bahan non logam didefinisikan sebagai bahanbahan yang tidak mengandung unsur logam didalamnya. Namun jika dilihat dari sudut keunsurannya, Non logam didefinisikan sebagai kelompok unsur kimia yang bersifat elektronegatif, yaitu lebih mudah menarik elektron valensi dari atom lain dari pada melepaskannya. Makalah ini akan membahas secara khusus pada bahan-bahan bukan logam dengan memamparkan segala ciri , sifat ,serta macam dari bahan-bahan yang termasuk kedalam golongan bukan logam (non logam). B. Identifikasi Masalah Berdasarkan permasalahan yang diungkapkan pada latar belakang, maka didapat i dentifikasi masalah sebagai berikut : a. Dapat dilihat dari latar belakang logam adalah logam memiliki beberapa sifat-sifat. b. Logam memiliki sifat fisis dan kimia. c. Menjelaskan tentang non logam seperti keramik 1 C. Batasan Masalah Pada makalah ini penulis membatasi masalah yaitu pada material teknik non logam. D. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah pada makalah ini ialah sebagai berikut: a. Bagaimana pengklasifikasian material yang ada di alam? b. Apakah yang dimaksud dengan Material Non Logam? c. Bagaimana Sifat fisis dan sifat kimia Non Logam ? d. Bagaimana pengolongan material Non Logam? e. Apa saja kegunaan bahan Non Logam di bidang industri ? E. Tujuan Penulisan Adapun tujuan makalah ini ialah sebagai berikut: a. Mengetahui klasifikasi material yang ada di alam. b. Mengetahui Non Logam beserta unsur-unsurnya. c. Mengetahui sifat fisis dan sifat kimia Non Logam secara umum. d. Mengetahui material-material yang termasuk dalam golongan Non Logam. e. Mengetahui kegunaan bahan Non Logam pada bidang industri. 2 BAB II ISI A. Klasifikasi Material Terdapat banyak sekali jenis material yang tersedia di alam. Di dalam dunia teknik, material umumnya diklasifikasikan menjadi empat jenis yaitu : material logam, keramik, polymer, dan komposit. Saat ini penggunaan material logam dan berbagai paduannya masih mendominasi bahan peralatan mesin. Penggunaan material komposit dan keramik untuk peralatan mesin pada akhir abad 20 mulai berkembang cukup pesat. B. Non Logam Secara umum bahan non logam didefinisikan sebagai bahan-bahan yang tidak mengandung unsur logam didalamnya. Namun jika dilihat dari sudut keunsurannya, Non logam didefinisikan sebagai kelompok unsur kimia yang bersifat elektronegatif, yaitu lebih mudah menarik elektron valensi dari atom lain dari pada melepaskannya. Unsur- unsur yang termasuk dalam nonlogam adalah: 1. Halogen : Fluorine (F), Chlorine (Cl), Bromine (Br), Iodine (I), Astatine (At), Ununseptium (Uus). 2. Gas mulia : Helium (H), Neon (Ne), Argon (Ar), Krypton (Kr), Xenon (Xe), Radon (Rn), Ununoctium (Uuo). 3 3. Nonlogam lainnya : Hidrogen (H), Carbon (C), Nitrogen (N), Phosphorus (F), Oxygen (O), Sulfur (B), Selenium (Se). Sebagian besar nonlogam ditemukan pada bagian atas tabel periodik, kecuali hidrogen yang terletak pada bagian kiri atas bersama logam alkali. Walaupun hanya terdiri dari 20 unsur, dibandingkan dengan lebih dari 80 lebih jenis logam, nonlogam merupakan penyusun sebagian besar isi bumi, terutama lapisan luarnya. Pada tabel periodik, unsur-unsur di daerah perbatasan antara logam dan nonlogam mempunyai sifat ganda. Misalnya unsur Boron (B) dan Silikon (Si) merupakan unsur nonlogam yang memilki beberapa sifat logam yang disebut unsur metaloid. C. Sifat Fisis dan Sifat Kimia Non Logam a) SIFAT FISIS NONLOGAM Pada umumnya unsur nonlogam mempunyai sifat fisis, antara lain: 1. Nonlogam tidak dapat memantulkan sinar yang datang sehingga nonlogam tidak terlihat mengkilat. 2. Nonlogam tidak dapat menghantarkan panas dan listrik sehingga disebut sebagai isolator. 3. Nonlogam sangat rapuh sehingga tidak dapat ditarik menjadi kabel atau ditempa menjadi lembaran. 4. Densitas atau kepadatannya pun relatif rendah sehingga terasa ringan jika dibawa dan tidak bersifat diamagnetik (dapat ditarik magnet). 5. Nonlogam berupa padatan, cairan dan gas pada suhu kamar. Contohnya padatan Carbon (C), cairan Bromin (Br) dan gas Hidrogen (H). 4 b) SIFAT KIMIA NONLOGAM Sifat-sifat kimia yang dimiliki unsur nonlogam antara lain: 1. Jika dilihat dari konfigurasi elektronnya, unsur-unsur nonlogam cenderung menangkap elektron karena memiliki energi ionisasi yang besar untuk membentuk anion. Contohnya, Cl- , O2- , N3 2. Umumnya unsur nonlogam memiliki titik leleh dan titik didih yang relatif rendah jika dibandingkan dengan unsur logam. 3. Nonlogam memiliki 4 sampai 8 elektron dalam kulit terluar dari atomatomnya. 4. Nonlogam yang bereaksi dengan logam akan membentuk garam. nonlogam + 5. Kebanyakan nonlogam logam oksida yang garam larut dalam air akan bereaksi membentuk asam. Contohnya: nonlogam oksida CO2 (g) + + air H2O (l) asam H2CO3 (aq) D. Penggolongan Material Non Logam Menurut Cahyo Kuncoro(2013:23-25), Material non logam dapat dibedakan menjadi beberapa golongan, yaitu: I. Keramik Beberapa keramik yang mempunyai arti penting sebagai bahan teknik antara lain: 1. Refractory Batu Tahan Api) Batu tahan api merupakan bahan yang sangat diperlukan bagi industri-industri yang bekerja menggunakan temperatur tinggi. Batu tahan api mempunyai sifat tahan terhadap temperatur tinggi, tetap stabil/ tidak berubah walaupun pada temperatur tinggi, mempunyai konduktivitas panas yang rendah (menghambat perambatan panas), kuat, keras tetapi getas. Dari sifat kimianya batu tahan api dapat dibagi menjadi: a. Batu tahan api asam (acid refractories), biasanya terbuat dari quartz, quartzite mengandung bayak silika (SiO2). Titik lebur batu tahan api jenis ini antara 16900C – 17300C, dan mulai melunak pada 15500C. Digunakan misalnya pada konverter Bassemer dan dapur lain yang menggunakan acid lining. 5 b. Batu tahan api basa (basic refractories), banyak mengandung magnesia (MgO). Dibuat dari dolomite dan/atau magnesium. Batu tahan api dolomit dapat tahan sampai 1800 – 19500C, batu tahan api magnesit dapat tahan sampai 20000C. c. Batu tahan api netral (neutral refractories) banyak mengandung alumina (Al2O3) dan silika (SiO2) terbuat dari kaolinit, dapat tahan sampai suhu 1600 – 16700C. Selain itu batu tahan api juga sering dinamakan menurut kandungan senyawa yang paling dominan, misalnya ada batu tahan api silika, alumina, magnesit, chromit, dll. 2. Gelas (Kaca) Kaca banyak dipakai karena sifat-sifatnya yang transparan, non toxic, inert (tidak bereaksi dengan berbagai bahan kimia), tidak mengakibatkan kontaminasi dan cukup kuat/keras. Kaca dibuat dari campuran berbagai oksida. Pada umumnya kaca adalah non kristalin/amorph, atom/molekulnya tidak tersusun menurut suatu pola tertentu seperti halnya logam, tetapi berupa suatu network tiga dimensi yang acak. Sebagian dari oksida itu berfungsi sebagai glass former yaitu yang membentuk network dari kaca. Sebagian berfungsi sebagai modifier biasanya akan memperlemah ikatan pada network sehingga menurunkan titik leburnya. Ada juga yang berfungsi sebagai intermediates. Sebagai glass former biasanya adalah SiO2, disamping itu ada juga beberapa oksida lain yang dapat dipakai, misalnya P2O5, B2O3, As2O3, Sb2 dan GeO2. Sedangkan sebagai intermediates misalnya oksida aluminium (alumina), beryllia, titania, zirconia. Glass Formers Intermediates Modifiers SiO2 Al2O3 MgO B2O3 Sb2O3 Li2O GeO2 ZrO2 BaO P 2 O5 TiO2 CaO V2O5 PbO SrO As2O3 BeO Na2O ZnO K2O 6 Soda Lime Glass Kaca yang paling banyak diproduksi, karena harganya murah, tahan terhadap devitrifikasi (terjadinya bagian/partikel kristalin pada kaca yang dapat menyebabkan kaca menjadi gelas) dan relatif tahan air. Mudah di-hotwork, banyak digunakan untuk kaca jendela, botol, boal lampu dan tableware yang tidak perlu tahan terhadap temperatur tinggi dan tahan terhadap bahan-bahan kimia. Lead Glass (Flint Glass) Biasanya digunakan untuk high quality tableware, keperluan optik, tabung lampu iklan dan juga untuk pembuatan benda seni. Kaca dengan kandungan timbal yang tinggi (sampai 80%) digunakan untuk kaca optik sangat gelap dan untuk jendela /pelindung terhadap sinar X-Ray. Lead glass mempunyai titik lebur rendah, mudah di-hotwork, tahanan listrik tinggi, dan mempunyai indeks bias tinggi. Borosilicate Glass (Pyrex) Sangat stabil terhadap bahan kimia, sangat tahan terhadap thermal shock, mempunyai tahanan listrik tinggi. Borosilicate glass banyak digunakan di industri untuk pipa, glass ukuran, alat laboratorium, isolator listrik dana beberapa keperluan rumah tangga. High Silica Glass Sangat tahan terhadap thermal shock, dan temperatur tinggi (sampai 9000C). Harganya sangat mahal karena itu hanya digunakan untuk beberapa keperluan khusus. Sebagian dari intermediate dan modifier tersebut dikatakan juga berfungsi sebagai flux yaitu yang menurunkan temperatur pelunakan kaca sehingga kaca cair masih dapat dikerjakan sampai temperatur yang cukup rendah. Adanya flux mungkin menurunkan daya tahan kaca terhadap bahan kimia, dapat menyebabkan kaca dapat larut. Untuk mengurangi akibat buruk itu ditambahkan oksida yang berfungsi sebagai stabiliser. Semua campuran oksida itu dipanaskan sampai lebur lalu kaca yang masih kental dibentuk dengan penuangan pada cetakan (moulding) atau dengan peniupan (blowing). 7 Kaca dapat dibuat menjadi bentuk serat (fibre) dengan berbagai cara, misalnya dengan menarik filamen kaca yang masih kental (continuous filament process) akan didapat suatu bahan yang dikenal dengan nama fibreglass, atau dengan memasukkan kaca yang masih cair ke dalam piringan berpori yang berputar cepat (crown process) akan diperoleh serat gelas yang pendek-pendek, dikenal dengan glass wool. Fibreglass mempunyai kekuatan yang tinggi sekali, sampai 700Mpa, banyak digunakan sebagai bahan komposit yang dipakai untuk berbagai keperluan. Glass wool sering digunakan sebagai bahan isoltor panas. 3. Abrasives Abrasive adalah bahan yang digunakan untuk menghaluskan permukaan bahan lain dengan cara menggosokkan bahan abrasive ke permukaan yang akan dihaluskan sehingga terjadi pengikisan. Bahan abrasives digunakan untuk membuat gerinda, kertas gosok atau serbuk/ pasta polishing. Bahan abrasives terbuat dari berbagai oksida dan karbida yang sangat keras, seperti alumina, silica, silicon carbide, tungsten carbide, dll. Bahan – bahan ini dibuat menjadi bentuk “pasir” atau serbuk dengan berbagai ukuran, kemudian dengan menggunakan sedikit bahan perekat dibentuk menjadi batu gerinda atau dilapiskan pada kertas menjadi kertas gosok, dicampurkan pada pasta atau dibiarkan berupa serbuk. Bahan-bahan tersebut juga dapat dibentuk dengan cara sintering dibuat menjadi pahat potong, seperti halnya carbide tips. 4. Cement (Semen) Semen adalah semacam bahan perekat, berupa serbuk, yang bila dicampurkan dengan air menjadi pasta dan setelah dibiarkan beberapa saat akan menjadi keras. Ada yang untuk menjadi keras ini memerlukan banyak air (hydraulic cement), seperti misalnya Portland cement, dan ada juga yang untuk menjadi keras tanpa memerlukan tambahan air, seperti misalnya kapur bubuk (Ca(OH)2) dan gips (CaSO4). Kapur bubuk dibuat dengan memanggang (calcining) batu kapur (CaCO3) pada temperatur sekitar 10000C sehingga berdekomposisi menjadi CaO (gamping). Dengan menyiramkan air pada CaO ini akan diperoleh Ca(OH)2 berupa serbuk. Pada saat pemakaiannya bubuk kapur ini dicampur dengan pasir dan air menjadi pasta dan pasta ini akan mengeras karena terjadinya reaksi dengan CO2 dari udara, terbentuk CaCO3 dan air. Cement yang banyak dipakai adalah Portland Cement yang banyak digunakan untuk membuat beton dan perekat bahan bangunan. Portland cement dibuat dari batu kapur dan tanah liat yang kemudian dihaluskan lalu dibakar. Pembakaran di dalam kilang 8 putar (rotary kiln) ini menyebabkan bahan-bahan tadi berdifusi dan menjadi clinker yang keluar dari kilang berbentuk bola-bola. Clinker ini dicampur dengan sejumlah gips lalu dihancurkan lagi menjadi serbuk yang halus. Portland cement terdiri dari berbagai oksida, silikat, aluminat, dll. Semen ini mulai menjadi keras dalam 24 jam pertama, tetapi pengerasan yang sempurna akan terjadi setelah kira-kira 28 hari, tergantung pada banyaknya gips yang dicampurkan. Juga kandungan alumina mempengaruhi kecepatan pengerasan ini, dengan alumina yang makin banyak dan silika yang makin sedikit akan mempercepat pengerasan. Material keramik merupakan material yang terbentuk dari hasil senyawa (compound) antara satu atau lebih unsur-unsur logam (termasuk Si dan Ge) dengan satu atau lebih unsur-unsur non logam. material jenis keramik semakin banyak digunakan, mulai berbagai abrasive, pahat potong, batu tahan api, kaca, dan lain-lain. Contoh keramik : silikon oksida, aluminium oksida, kalsium oksida, magnesium oksida, kalium oksida dan natrium oksida • Sifat fisis dari Keramik adalah a) . Keramik memiliki daya konduktivitas yang rendah dan cenderung berperan sebagai insulator Sifat konduktivitas rendah didapat pada banyak keramik seperti SiO2 disebabkan ikatan yang dibentuk adalah ikatan kovalen non-polar yang memiliki skala elektrolit rendah dibanding dengan ikatan kovalen polar dan ion. b). itik didih keramik cukup tinggi, sebesar 600oC-4000oC.Titik didih yang tinggi dari keramik disebabkan adanya ikatan kovalen raksasa dari unsur silikon yang memiliki sifat mirip dengan karbon yang memungkinkan silikon untuk melakukan ikatan kimia dengan banyak unsur karena memiliki empat lengan atom. 9 • Sifat Kimia dari keramik adalah , a) Dalam kondisi normal, keramik sangat sulit untuk mengalami korosi. Keberadaan silikon sebagai major element dalam keramik memang dapat dikategorikan sebagai logam, akan tetapi elektron valensi yang cukup banyak menjadi penghalang bagi oksidator untuk bertukar posisi dengan elektron pada silikon. Akan tetapi, korosi pada keramik dapat terjadi apabila terdapat unsur logam seperti natrium, alumunium, dan seng karena memiliki potensial oksidasi yang tinggi. b) Keramik dapat larut jika bereaksi dengan larutan elektrolit sangat kuat seperti HCl dan Mg(OH)2 II. Plastik (polimer) Pada beberapa jenis plastik antara beberapa rantai yang saling berdekatan juga terikat dengan ikatan primer yang kuat. Ikatan ini menyebabkan molekul polimer itu tidak mudah terurai karena bahan-bahan kimia maupun karena panas. Hal ini terjadi pada thermosetting plastics, yaitu plastik yang segera mengeras setelah mencapai temperatur pembentukannya, selanjutnya tidak akan menjadi lunak walaupun dipanaskan kembali. Pada jenis lain, thermoplastic plastics, ikatan antara rantai-rantai molekl plastik tidak begitu kuat, yaitu dengan secondary forces (Van der Waals forces) yang akan menjadi lemah dengan kenaikan temperatur dan menjadi lebih kuat bila temperatur turun kembali, karena itu jenis plastik ini akan menjadi lunak bila menerima pemanasan, mudah dibentuk dan akan menjadi keras lagi bila temperatur turun kembali. Karena itu thermoplastik plastik dapat dibentuk berulang kali dengan 10 melakukan pemanasan setiap kali akan membentuknya. Perbedaan ini menyebabkan juga perbedaan pada proses pembentukannya. Thermosetting plastik biasanya lebih keras, lebih kuat dan tidak mudah larut dalam suatu cairan pelarut (solvent). 1. Phenolic, cukup kuat, keras, tidak transparan, mudah diberi warna. Harganya cukup murah, dapat dibentuk dengan mudah dengan moulding. Termasuk thermosetting plastic. 2. Melamine, juga termasuk thermosetting plastic, tahan panas, tahan air, tidak bereaksi dengan bahan-bahan kimia, merupakan isolator listrik yang baik. Banyak digunakan untuk tableware, alat listrik, dll. 3. Epoxy, ulet/tangguh, elastis, tidak mudah bereaksi dengan berbagai bahan kimia, kestabilan dimensi cukup baik, pembuatannya tidak memerlukan temperatur dan tekanan yang tinggi. Banyak digunakan untuk bahan coating dan untuk alat listrik. Karena mudah dicure pada tekanan dan temperatur kamar, plastik ini banyak digunakan untuk jigs, template, forming dies (untuk sheet metal) dan lem/perekat. 4. Acrylic, thermoplastic plastic, transparan, cukup kuat, tahan impact dan lentur, isolator listrik yang baik, mudah diberi warna, tahan terhadap berbagai bahan kimia. Acrylic secara optik paling transparan dari semua jenis plastik, dikenal dengan nama Lucite dan Plexyglass. Kekurangannya adalah mudah tergores. 5. Nylon, thermoplastic plastic, tahan abrasi, ulet, kestabilan dimensi baik tetapi harganya relatif cukup mahal. Dapat diperoleh dengan pembentukan oulded ataupun dalam bentuk filamen seperti dipergunakan untuk tekstil, tali, senar, dll. Moulded nylon banyak digunakan untuk bahan bantalan, karena koefisien gesekannya yang sangat rendah. 6. Polystyrene, thermoplastic plastic, stabilitas dimensi baik, menyerap air hanya sedikit, isolator listrik terbaik, mudah terbakar dan bereaksi dengan asam. 11 7. Vynil, dapat dibuat dalam bentuk tipis yang elastis, seperti karet sampai bentuk yang kekar/kaku. Yang ulet/fleksible cukup kuat dan tidak mudah lapuk. Jenis yang kaku/kekar mempunyai stabilitas dimensi baik dan tahan air. 8. Polyethylene, ulet/tangguh dan tahanan listriknya besar. Banyak digunakan untuk alat dapur yang unbreakable dan isolasi kabel listrik. 9. Polycarbonate, dikenal karena kekuatan dan ketangguhannya yang sangat tinggi 10. Silicone, merupakan plastik yang unik karena rusuk dari rantai molekulnya terdiri dari atom silikon dan oksigen berselang-seling, jadi termasuk semi-organik. Dikenal sangat tahan panas, mempunyai sifat dielektrik yang tinggi dan penyerapan kelembaban yang sangat rendah. 11. Urea formaldehyde, thermosetting plastic yang dapat dibuat dengan warna terang, yang tidak terdapat pada phenolic. Sifatnya sama phenolic. 12. Fluorocarbon, dikenal inert terhadap berbagai macam bahan kimia, tahan temperatur tinggi dan koefisien gesek yang sangat rendah. Banyak digunakan untuk non-lubricated bearing dan lapisan nonstick (anti lengket) pada alat masak dan pada setrika, dll Plastik adalah bahan sintetis yang terbuat dari minyak mineral, gas alam, atau dibuat dari bahan asal batu bara, batu kapur, udara, air dan juga da ri binatang dan tumbuh-tumbuhan. Pengolahanya dapat dikerjakan pada proses panas dan tekanan. Sifat-sifat plastik pada umumnya adalah sebagai berikut: a) Tahan korosi oleh atamosfer ataupun ole beberapa zat kimia. b) Berat jenisnya cukup rendah, sebagian dapat mengapung dalam air. c) Cukup ulet dan kuat, tetapi kekuatanya dibawah logam. d) Bahan termoplastik mulai melunak pada suhu yang rendah, sedikit 12 mempunyai wujud yang menarik dan dapat diberi warna, ada yang transparan. Sifat mekanik dari plastic adalah tidak mudah pecah dan rapuh. Beberapa bahan plastic koefisien gesekanya sangat rendah sehingga sering digunakan sebagai bantalan kering. Keburukan-keburukan dari plastik adalah sebagai berikut : a) Kecenderungan memuai yaitu menjadi lebih panjang dengan adanya beban. b) Suhu diatas 2000 C sifatnya menjadi kurang baik. c) Terjadi perubahan polimer selama pemakaianya yang kemungkinan sekali karena aksi dari sinar ultra violet. Bahan plastik dibagi dalam dua golongan yaitu plastic termoseting dan thermoplastic. (a) Termoseting Bahan ini keras dan mempunyai daya tahan panas yang tinggi. Proses pengerjaan plastik termoseting adalah sebagai berikut. Bahan baku (resin) berbentuk biji-biji kering dan bahan tambahan dimasukkan kedalam cetakan lalu dipanaskan hingga 1500 C, kemudian ditekan dengan gaya kira 150 atm. Bahan ini akan mencair dan memenuhi model. Selanjutnya dipanasi lagi sehingga bahan tersebut mengeras, lalu tutup cetakan dibuka dam benda tersebut diangkat. Proses itu berlangsung pada temperatur tinggi. Untuk mendapatkan permukaan benda yang halus cetakan haris dipoles, terutama digunakan dalam pembuatan alat-alat listrik, tread bushing, dan bearing bushing. (b) Termoplastik Termoplastik tersusun dari molekul-molekul panjang. Jikalau molekul panjang itu diumpakan sebagai sebuah garis yang ditarik dan kita letakkan dua buah molekul panjang berdampingan maka memperlihatkan suatu gambaran dari suatu termoplas dalam keadaan padat. Jika termoplas dipanaskan untuk menjaga keseimbangan maka molekul panjang akan bergerak lebih banyak. Suhu pemanasan yang menyebabkan proses ini dinamakan suhu pelunak. Bila termoplastik dipanaskan lebih lama, molekul 13 panjang akan satu sama lain. Suhu pada saat tersebut dinamakan suhu lumer dan bahan menjadi cair. Antar fasa padat dan cair terdapat fasa antar tambahan, saat itu bahan berada dalam keadaan lunak. Dalam keadaan itu bahan dikatakan plastic. Jadi termoplastik adalah bahan yang menjadi plastis karena pemanasan dan bentuknya dapat diubah dalam deadaan plastis itu. Bahan-bahan termoplastik adalah polietilen, polivinil khorida, polistiren, poliamide, dan poliester. III. Komposit Komposit merupakan material hasil kombinasi dari dua material atau lebih, yang sifatnya sangat berbeda dengan sifat masing-masing material asalnya. Komposit selain dibuat dari hasil rekayasa manusia, juga dapat terjadi secara alamiah, misalnya kayu, yang terdiri dari serat selulose yang berada dalam matriks lignin. Komposit saat ini banyak dipakai dalam konstruksi pesawat terbang, karena mempunyai sifat ringan, kuat dan non magnetik. Komposit buatan manusia biasanya merupakan gabungan antara material serat yang kuat seperti serat kaca, karbon atau boron yang digabungkan dalam matriks resin seperti epoxy atau polimer. Kelebihan komposit adalah sifatnya yang dapat diatur. Salah satu cara pengaturan sifat pada material komposit adalah dengan mengubah arah orientasi, susunan, dan sudut material penyusunnya. Ada beberapa composite materials yang dapat terjadi secara alamiah, misalnya saja kayu yang terdiri dari serat selulose yang berada dalam matriks lignin. Juga pada berbagai paduan logam, seperti lamel-lamel ferrite dan cementit (pearlite), paduan aluminium-tembaga dapat terjadi CuAl2 yang tersebar dalam matriks alpha. Composite materials dapat merupakan kombinasi dari berbagai bahan, logam dengan logam, logam dengan plastik, logam dengan keramik, keramik dengan plastik. Tujuan pembentukan komposit adalah untuk menghilangkan sifatsifat buruk dari masing-masing komponen bahan yang berkombinasi sehingga diperoleh bahan lain dengan sifat-sifat yang lebih baik. Composite material dapat digolongkan menjadi: 1. Agglomerated Materials Pada agglomerated materials yang dikombinasikan adalah bahan yang berbentuk butiran dari berbagai ukuran, dengan suatu bahan perekat. Sebagai contoh adalah 14 beton yang terdiri dari besi baja, kerikil, pasir, dan semen. Besi baja mempunyai sifat lunak dan ulet, sehingga mempunyai kemampuan menahan beban tarik dengan baik. Kerikil mempunyai sifat keras, kemampuan menerima beban tekan akan lebih baik bila rongga di antara butiran kerikil diisi pasir. Ini semua diikat menjadi satu oleh perekat/semen, sehingga diperoleh suatu bahan yang keras, padat, tahan kompresi dan tahan terhadap beban tekuk. Contoh lain adalah lapisan aspal untuk permukaan jalan, batu gerinda, dll. 2. Laminates Bahan laminates dimana bahan – bahan saling melapisi. Sebagai contoh adalah kayu lapis. Setiap lapisan pada kayu lapis mempunyai arah serat yang saling tegak lurus dengan lapisan berikutnya, sehingga akan saling memperkuat. Laminates juga dapat dilakukan pada logam dengan logam, seperti pada alclad, yaitu paduan aluminium (kuat tapi kurang tahan korosi) yang pada permukaanya dilapisi dengan lembaran aluminium murni (lebih tahan korosi) atau baja karbon yang dilapisi baja tahan karat. Juga misalnya corrugated sheet yang dilapisi flat sheet (seperti pada karton pembungkus) 3. Surface Coated Materials Pada surface coated material, coating biasanya akan menjadi pelindung bahan yang dilapisi, sedang kekuatan diperoleh dari bahan yang dilapisi. Misalnya seperti pada baja lapis seng, tin plated sheet, chrome plated sheet, dll. 4. Reinforced Materials Reinforced material ini merupakan kelompok yang paling penting dan paling banyak digunakan. Pada komposit jenis ini ada sebagian komponen yang tersusun ke arah tertentu dalam matriks dari komponen lain. Dengan demikian akan memperbaiki kekuatan ke arah tertentu tersebut. Sebagai ontoh dari kelompok ini adalah beton bertulang (reinforced concrete). Beton tahan terhadap beban tekan tetapi tidak tahan terhadap beban tarik. Untuk menghilangkan keburukan tersebut, pada beton diberi baja tulangan yang akan menahan beban tarik. Bahkan untuk lebih memperkuat lagi, besi penguatnya diberi tegangan tarik lebih dulu, sebelum adanya beban luar. Ini dinamakan prestressed concrete (beton pratekan). Contoh lain: glase fibre reinforced plastic, asbestos reinforced plastic, dll. Akhir – akhir ini juga banyak dikembangkan berbagai komposit dengan menggunakan berbagai serat (fiber) dan whisker sebagai reinforcing, seperti 15 fiberglass, graphite, boron, kevlar, dll., dengan matriks dari logam, plastik, keramik, dll. E. Pengunaan Non Logam Bahan bukan logam ternyata selalu dibutuhkan, baik dalam teknik bangunan dan mesin, bangunan umum, teknik proses, maupun keperluan lainya. Bukan logam selain digunakan sebagai bahan pengganti logam untuk beberapa keperluan juga sangat dibutuhkan sebagai bahan utama sesuai dengan kemampuan yang dimiliki dan sifatsifatnya yang khas untuk berbagai keperluan. Misalnya adalah bahan sintesis. Bahan sintetis banyak digunakan pada industry permesinan, dari industry kecil sampai industry besar. Pengolahan bahan-bahan sintetis lebih murah dibandingkan dengan bahan yang didapat dari pertambangan. Sehingga kalau ditinjau dari segi ekonomi dan proses, bahan sintetis lebih murah dan lebih cepat dari pada bahan tambang. Berikut beberapa pengunaan unsur dan senyawa non logam dibidang industri: 1. Belerang (S) Belerang meruakan endapan gas yang membantu terbentuknya belerang karena aktivitas vulkanisme Belerang (S) ini banyak digunakan di berbagai macam industri, misalnya pupuk, kertas, cat, plastik, bahan sintetis, pengolahan minyak bumi, industri karet dan ban, industri gula pasir, aki, industri kimia, bahan peledak, pertenunan, film dan fotografi, industri logam dan besi baja, bahan korek api, obat-obatan dan lain-lain. Belerang atau sulfur ini tersebar di Pegunungan Ijen (Jawa Timur), Dataran Tinggi 16 Dieng (Jawa Tengah), dan Tangkuban Perahu (Jawa Barat). 2. Fosfat (P) Fosfat merupakan bahan endapan dari kotoran kelelawar dan burung. Fosfat terdapat di daerah karst terutama di dalam gua-gua. Pemanfaatannya digunakan untuk bahan utama pupuk fosfat. Tersebar di Bojonegoro (Jawa Timur), Ajibarang (Jawa Tengah), dan Bogor (Jawa Barat). 3. Karbon/Carbon (C) Contoh dari carbon (C) adalah intan atau berlian. Intan dalam tingkatan kekerasan batuan, merupakan batuan yang mempunyai tingkatan kekerasan paling tinggi, sehingga intan bisa digunakan untuk mengiris kaca dan marmer. Intan berasal dari endapan tumbuhan jenis pakis-pakisan yang telah mengalami proses yang sangat panjang dan lama. Pemanfaatan utama intan ialah digunakan sebagai perhiasan. Mineral intan tersebar di Martapura (Kalimantan Selatan), Longiram (Kalimantan Timur), Sei Pinang (Kalimantan Tengah), dan Muara Mengkiang (Kalimantan barat). 17 4. Karbon Monoksida (CO) Karbon monoksida (CO) lebih dikenal karena sifatnya yang beracun daripada kegunaannya. Gas ini dapat berikatan dengan haemoglobin dalam darah sehingga menghalangi fungsi utama darah sebagai pengangkut oksigen. Gas CO tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak berasa. CO di udara berasal dari pembakaran tak sempurna dalam mesin kendaraan bermotor dan industri. Beberapa penggunaan CO adalah sebagai reduktor pada pengolahan logam, sebagai bahan baku untuk membuat methanol dan merupakan komponen berbagai jenis bahan bakar gas. 18 5. Karbon Dioksida (CO2) Gas CO2 tidak beracun, tetapi jika kadarnya terlalu besar (10-20%) dapat pingsan dan merusak sistem pernapasan. membuat CO2 terbentuk pada pembakaran bahan bakar yang mengandung karbon seperti batu bara, minyak bumi, gas alam dan kayu. Gas ini juga dihasilkan pada pernapasan makhluk pembakaran residu hidup. Karbon dioksida komersial diperoleh dari penyulingan minyak bumi. Dalam jumlah besar juga diperoleh sebagai hasil samping produksi urea dan pembuatan alkohol dari proses peragian. Beberapa penggunaan komersial karbon dioksida adalah karbon dioksida padat yang disebut es kering digunakan sebagai pendingin, untuk memadamkan kebakaran dan untuk membuat minuman ringan. 19 BAB 3 PENUTUP A. Kesimpulan 1. Bahan teknik dapat digolongkan dalam kelompok logam dan bukan logam. 2. Non logam didefinisikan sebagai kelompok unsur kimia yang bersifat elektronegatif, yaitu lebih mudah menarik elektron valensi dari atom lain dari pada melepaskannya. 3. Material non logam memiliki beberapa sifat fisis dan kimia diantaranya adalah non logam tidak dapat menghantarkan panas dan listrik. Non logam juga bersiat sangat rapuh. Non logam memiliki titik didih dan titik beku yang relatif lebih rendah dari pada material logam. 4. Material non logam dapat digolongkan menjadi 3yaitu; keramik, polymer dan komposit. 5. Material keramik merupakan material yang terbentuk dari hasil senyawa (compound) antara satu atau lebih unsur-unsur logam (termasuk Si dan Ge) dengan satu atau lebih unsur-unsur non logam. 6. Plastik adalah bahan sintetis berasal dari minyak mineral, gas alam, atau dibuat dari bahan asal batu bara, batu kapur, udara, air dan juga da ri binatang dan tumbuh-tumbuhan. 7. Komposit merupakan material hasil kombinasi dari dua material atau lebih, yang sifatnya sangat berbeda dengan sifat masing-masing material asalnya. 8. Non logam digunakan sebagai bahan pengganti logam untuk beberapa keperluan juga sangat dibutuhkan sebagai bahan utama sesuai dengan kemampuan yang dimiliki dan sifat-sifatnya yang khas untuk berbagai keperluan. 9. Beberapa unsur non logam yang sering dipakai pada bidang industri ,yaitu: Belerang, Fosfor, Carbon,dan lain-lain. 20 DAFTAR PUSTAKA Kuncoro,Cahyo.2013. TEKNIK DASAR PENGERJAAN LOGAM.Jakarta : Kementrian Pendidikan & Kebudayaan. Bagyo,Sucahyo. 1999. Ilmu Logam. Surakarta: PT.Tiga Serangkai Pustaka Mandiri. Hari,dan Daryanto.1999. Ilmu Bahan. Jakarta: Bumi Aksara. Aspergianto.Sifat Logam dan Non Logam. http://arsipegianto.Tripod .com /sifatl ogam.pdf . Diakses pada 12 April 2017. WIKISPACES. Logam dan Non Logam. https://bethree.wikispaces.com/file/ view/Logam+dan+Non-Logam.ppt. Diakses pada 12 April 2017. Sugiarto.Yusron.2014.Pengetahuan Bahan Logam.http://yusronsugiarto.lecture .ub.ac.id/files/2014/10/pengetahuan-banahan-teknik.pdf. Diakses pada 13 April 2017. Marvin.Non Logam. http://docshare04.docshare.tips/files/29511/295113715.pdf. Diakses pada 13 April 2017. 21