Uploaded by User25180

TAK HALUSINASI

advertisement
PROPOSAL
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)
STIMULASI PERSEPSI SENSORI (HALUSINASI)
Oleh :
1. I Gede Dwi Yasa Sugiharta
(P07120017091)
2. Ni Putu Joty Prasantini
(P07120017092)
3. Ni Putu Desi Sukmayati
(P07120017093)
4. I Kadek Wraspati Brahma Kencana
(P07120017094)
5. Ni Kadek Asri Yastiti
(P07120017095)
6. Ni Putu Devi Dharma Swastini
(P07120017097)
7. Dewa Ayu Erna Sri Rahayu
(P07120017098)
8. Ni Ketut Dirgantari Udiandika
(P07120017099)
9. Ni Putu Sukma Pratiwi
(P07120017100)
10. I Gusti Ayu Kade Cintya Purnami
(P07120017101)
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
PRODI D-III JURUSAN KEPERAWATAN
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat dan
hidayahnya kami dapat menyelesaikan Proposal TAK ini dengan baik.
Proposal TAK yang berjudul ”Stimulasi Sensori ( Halusinasi )” disusun
untuk memenuhi tugas mahasiswa mata kuliah Keperawatan Jiwa Jurusan
Keperawatan Politeknik Kesehatan Denpasar.
Pada kesempatan ini, penyusun mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dosen mata kuliah keperawatan jiwa yang telah memberikan bimbingan dan
pengarahan dalam penyelesaian proposal TAK ini.
2. Orang Tua Kami tercinta yang selalu memberikan do’a restu dan dukungan
baik moral maupun spiritual dalam proses pembelajaran kami dijurusan
keperawatan.
3. Serta rekan – rekan dan semua pihak yang terkait dalam penyelesaian dan
penyusunan proposal TAK ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna oleh karena itu
kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi
kesempurnaan proposal TAK ini Kedepan.
Akhir kata, semoga proposal ini berguna dan bermanfaat bagi semua pihak yang
membaca, serta dapat dijadikan sebagai bahan untuk menambah pengetahuan para
mahasiswa, dan pembaca.
Denpasar, 5 Agustus 2019
Penyusun,
PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)
STIMULASI PERSEPSI SENSORI (HALUSINASI)
A. Latar Belakang
Terapi Aktivitas Kelompol (TAK): sosialisasi TAK adalah upaya
memfasilitasi kemampuan sosialisasi sejumlah klien dengan masalah hubungan
sosial. Salah satu gangguan hubungan sosial pada pasien gangguan jiwa
adalah gangguan persepsi sensori: Halusinasi merupakan salah satu masalah
keperawatan yang dapat ditemukan pada pasien gangguan jiwa. Halusinasi
adalah salah satu gejala gangguan jiwa di mana pasien mengalami perubahan
sensori persepsi; merasakan sensasi palsu berupa suara, penglihatan, pengecapan
perabaan atau penghiduan. Pasien merasakan stimulus yang sebetulnya tidak
ada. Dampak dari halusinasi yang diderita klien diantaranya dapat menyebabkan
klien tidak mempunyai teman dan asyik dengan fikirannya sendiri. Salah satu
penanganannya yaitu dengan melakukan Terapi Aktivitas Kelompok yang
bertujuan untuk mengidentifikasi halusinasi dan mengontrol halusinasi yang
dialaminya.
Kepuasan berhubungan dapat dicapai jika individu dapat terlibat secara
aktif dalam proses berhubungan. Peran serta yang tinggi dalam berhubungan
disertai respon lingkungan yang positif akan meningkatkan rasa memiliki,
kerja sama, hubungan timbal balik yang sinkron (Stuart & Sundeen, 1995 hal
518).
Pada dasarnya kemampuan hubungan sosial berkembang sesuai dengan
proses tumbuh kembang individu mulai dari bayi sampai dengan dewasa lanjut.
Untuk mengembangkan hubungan sosial yang positif, setiap tugas
perkembangan sepanjang daur kehidupan diharapkan dilalui dengan sukses.
Pemutusan proses berhubungan terkait erat dengan ketidak puasan
individu terhadap proses hubungan yang disebabkan oleh kurangnya peran
serta, respon lingkungan yang negatif. kondisi ini dapat mengembangkan rasa
tidak percaya diri dan keinginan untuk menghindar dari orang lain
B. Landasan Teori
Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) stimulasi persepsi adalah terapi yang
menggunakan aktivitas yang menggunakan aktivitas mempersepsikan berbagai
stimulasi yang terkait dengan pengalaman dengan kehidupan untuk
didiskusikan dalam kelompok. Hasil diskusi kelompok dapat berupa
kesepakatan persepsi atau alternatif penyelesaian masalah.
Dalam terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi halusinasi dibagi dalam 4
sesi, yaitu:
1. Sesi I
Sesi I
2. Sesi II
: Klien mengenal halusinasi
: Mengontrol halusinasi dengan cara menghardik
: Mengontrol halusinasi dengan cara bercakap -cakap
dengan orang lain
3. Sesi III
: Mengontrol halusinasi dengan cara melakukan
aktivitas Terjadwal
4. Sesi IV
: Mengontrol halusinasi dengan cara patuh minum
obat
C. Tujuan
1. Tujuan umum
Klien dapat meningkatkan kemampuan diri dalam mengontrol halusinasi
dalam kelompok secara bertahap.
2. Tujuan khusus
a.
Klien dapat mengenal halusinasi.
b.
Klien dapat mengontrol halusinasi dengan cara menghardik.
c.
Klien dapat mengontrol halusinasi dengan cara bercakap-cakap dengan
orang lain.
d.
Klien dapat mengontrol halusinasi dengan cara melakukan aktivitas
terjadwal.
e.
Klien dapat mengontrol halusinasi dengan cara patuh minum obat.
D. Sesi yang digunakan
1. Sesi I
Sesi I
2. Sesi II
: Klien mengenal halusinasi
: Mengontrol halusinasi dengan cara menghardik
: Mengontrol halusinasi dengan cara bercakap-cakap
dengan orang lain
3. Sesi III
: Mengontrol halusinasi dengan cara melakukan
aktivitas terjadwal
4. Sesi IV
: Mengontrol halusinasi dengan cara patuh minum
obat
E. Klien
1. Kriteria klien
a. Klien gangguan orientasi realita yang mulai terkontrol
b. Klien yang mengalami perubahan persepsi.
2. Proses seleks
a.
Mengobservasi klien yang masuk kriteria.
b. Mengidentifikasi klien yang masuk kriteria.
c. Mengumpulkan klien yang masuk kriteria.
d. Membuat kontrak dengan klien yang setuju ikut TAK, meliputi:
menjelaskan tujuan TAK pada klien, rencana kegiatan kelompok dan
aturan main dalam kelompok
F. Kriteria Hasil
1.
Evaluasi Struktur
a. Kondisi lingkungan tenang, dilakukan ditempat tertutup dan
memungkinkan klien untuk berkonsentrasi terhadap kegiatan
b. Posisi tempat dilantai menggunakan tikar
c. Peserta sepakat untuk mengikuti kegiatan
d. Alat yang digunakan dalam kondisi baik
e. Leader, Co-leader, Fasilitator, observer berperan sebagaimana
mestinya.
2.
Evaluasi Proses
a. Leader dapat mengkoordinasi seluruh kegiatan dari awal hingga
akhir.
b. Leader mampu memimpin acara.
c. Co-leader membantu mengkoordinasi seluruh kegiatan.
d. Fasilitator mampu memotivasi peserta dalam kegiatan.
e. Fasilitator
membantu
leader
melaksanakan
kegiatan
dan
bertanggung jawab dalam antisipasi masalah.
f. Observer sebagai pengamat melaporkan hasil pengamatan kepada
kelompok yang berfungsi sebagai evaluator kelompok
g. Peserta mengikuti kegiatan yang dilakukan dari awal hingga akhir
3.
Evaluasi Hasil
Diharapkan 75% dari kelompok mampu:
a. Menjelaskan apa yang sudah digambarkan dan apa yang dilihat
b. Menyampaikan halusinasi yang dirasakan dengan jelas
G. Antisipasi Masalah
1. Penanganan terhadap klien yang tidak aktif dalam aktivitas
a. Memanggil klien
b. Memberi kesempatan pada klien untuk menjawab sapaan perawat
atau klien lain
2. Bila klien meninggalkan kegiatan tanpa izin
a. Panggil nama klien
b. Tanyakan alasan klien meninggalkan kegiatan
3. Bila klien lain ingin ikut
a. Berikan penjelasan bahwa kegiatan ini ditujukan kepada klien yang
telah dipilih
b. Katakan pada klien bahwa ada kegiatan lain yang mungkin didikuti
oleh klien tersebut
c. Jika klien memaksa beri kesempatan untuk masuk dengan tidak
memberi pesan pada kegiatan ini
H. Pengorganisasian
1.
Topik
Sesi I : Mengenal Halusinasi dan menghardik
2.
Tujuan
a) Tujuan umum
Setelah dilakukan TAK sesi I diharapkan klien dapat mengenal
halusinasinya.
b) Tujuan khusus
1. Klien dapat mengenal halusinasi
2. Klien mengenal waktu terjadinya halusinasi
3. Klien mengenal situasi terjadinya halusinasi
4. Klien mengenal perasaannya pada saat terjadi halusinasi
3.
Landasan teori
Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) stimulasi persepsi adalah
terapi yang menggunakan aktivitas yang menggunakan aktivitas
mempersepsikan
berbagai
stimulasi
yang
terkait
dengan
pengalaman dengan kehidupan untuk didiskusikan dalam kelompok.
Hasil diskusi kelompok dapat berupa kesepakatan persepsi atau
alternatif penyelesaian masalah
4.
Klien
a. Karakteristik/kriteria klien
1. Klien gangguan orientasi realita yang mulai
terkontrol.
2. Klien yang mengalami perubahan persepsi.
5.
Proses seleksi
1. Mengobservasi klien yang masuk kriteria.
2. Mengidentifikasi klien yang masuk kriteria.
3. Mengumpulkan klien yang masuk kriteria
6.
Jumlah klien
7.
Pengorganisasian
Waktu
Tanggal
: 12 Agustus 2019
Hari
: Senin
Jam
:
Lama tiap langkah kegiatan :45 menit
Tim terapis
Leader : Ni Kadek Asri Yastiti
1.
Mengkoordinasi seluruh kegiatan
2.
Memimpin jalannya terapi kelompok
3.
Memimpin diskusi
Co.leader : Ni Putu Desi Sukmayati
1.
Membantu leader mengkoordinasi seluruh kegiatan
2.
Mengingatkan leader jika ada kegiatan yang menyimpang
3.
Membantu memimpin jalannya kegiatan
4.
Menggantikan leader jika terhalang tugas
Fasilitator :
1) Ni Putu Joty Prasantini
2) I Kadek Wraspati Brahma Kencana
3) Ni Putu Devi Dharma Swastini
4) Dewa Ayu Erna Sri Rahayu
5) Ni Ketut Dirgantari Udiandika
6) Ni Putu Sukma Pratiwi
7) I Gusti Ayu Kade Cintya Purnami
1.
Memotivasi peserta dalam aktivitas kelompok
2.
Memotivasi anggota dalam ekspresi perasaan setelah kegiatan
3.
Mengatur
posisi
kelompok
dalam
lingkungan
untuk
melaksanakan kegiatan
4.
Membimbing kelompok selama permainan diskusi
5.
Membantu leader dalam melaksanakan kegiatan
6.
Bertanggung jawab terhadap program antisipasi masalah
Observer : I Gede Dwi Yasa Sugiharta
1. Mengamati semua proses kegiatanyang berkaitan dengan waktu,
tempat dan jalannya acara.
2. Melaporkan
hasil
pengamatan
pada
leader
dan
semua
angota kelompok denga evaluasi kelompok
Operator :
1. Mengatur alur permainan (Menghidupkan dan mematikan music)
2. Timer (Mengatur waktu).
Seetting tempat
:
a) terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran
b) tempat tenang dan nyaman.
Gambar Setting Tempat
L
K
CL
K
F
F
K
K
F
K
F
Keterangan gambar:
L
: Leader
CL
: Co-Leader
O
: Observer
:Tikar
F
: Fasilitator
K
: Klien
Metode dan media
a. Media
1. spidol
2. Papan tulis/whiteboard/flipchart
b. Metode
1. Diskusi dan tanya jawab
2. Bermain peran atau simulasi
8. Proses pelaksanaan
A. Persiapan
1) Memilih klien sesuai dengan indikasi, yaitu klien dengan perubahan
sensori persepsi : halusinasi
2) Membuat kontrak dengan klien
3) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
B. Orientasi
1) Salam terapeutik
a) Salam dari terapis kepada klien
b) Perkenalkan nama dan panggilan terapis (pakai papan nama)
c) Menanyuakan nama dan panggilan semua klien (beri papan
nama)
2) Evaluasi/ validasi
Menanyakan perasaan klien saat ini
3) Kontrak
a) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan yang akan dilaksanakan
yaitu mengenal suara-suara yang didengar.
b) Terapis menjelaskan aturan main berikut.
1. Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus
meminta izin pada terapis
2. Lama kegiatan 45 menit
3. Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai
C. Tahap kerja
1) Terapis menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan, yaitu mengenal
suara-suara yang didengar (halusinasi) tentang isinya, waktu
terjadinya, situasi terjadinya, dan perasaan klien pada saat terjadi.
2) Terapis meminta klien menceritakan isi halusinasi, kapan terjadinya,
situasi yang membuat terjadi, dan perasaan klien saat terjadi
halusinasi. Mulai dari klien dari sebelah kanan, secara berurutan
sampai semua klien mendapat klien. Hasilnya tulis di whiteboard.
3) Beri pujian pada klien yang melakukan dengan baik
4) Simpulkan isi, waktu terjadi, situasi terjadi, dan perasaan klien dari
suara yang biasa didengar
D. Tahap Terminasi
1) Evaluasi
a) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
b) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
2) Tindak lanjut
Terapis meminta klien untuk melaporkan isi, waktu, situasi,
dan perasaannya jika terjadi halusinasi.
3) Kontrak yang akan datang
a) Menyepakati
TAK
yang
akan
datang,
yaitu
cara
mengontrolhalusinasi
b) Menyepakati waktu dan tempat
4) Format evaluasi
No
Nama klien
Menyebut isi Menyebut
Menyebut
Menyebut
halusinasi
situasi
perasaan
waktu
terjadi
terjadi
saat
halusinasi
halusinasi
halusinasi
1
2
3
4
5
6
7
8
Petunjuk :
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien
2. Untuk tiap klien, beri penilaian kemampuan mengenal halusinasi: isi, waktu
situasi, dan perasaan. Beri tanda  jika klien mampu dan tanda X jika klien
tidak mampu
Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada
catatan proses keperawatan tiap klien. Contoh klien mengikuti TAK
stimulasi persepsi: halusinasi sesi I. Klien mampu menyebutkan isi
halusinasi (menyuruh memukul), waktu (pukul 9 malam), situasi (jika
sedang sendiri), perasaan (kesal dan geram) anjurkan klien mengidentifikasi
halusinasi yang timbul dan menyampaikan kepada perawat.
1. Topik
Sesi II : Mencegah Halusinasi dengan Bercakap-cakap
2. Tujuan
a. Tujuan Umum
Setelah dilakukan TAK sesi II diharapkan klien dapat menjelaskan
cara yang selama ini dilakukan untuk mengatasi halusinasi
b. Tujuan Khusus
1. Klien memahami perlunya bercakap-cakap dengan orang lain
untuk mencegah munculnya halusinasi
2. Klien dapat bercakap – cakap dengan orang lain untuk mencegah
halusinasi.
3. Landasan teori
Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) stimulasi persepsi adalah terapi
yang
menggunakan
aktivitas
yang
menggunakan
aktivitas
mempersepsikan berbagai stimulasi yang terkait dengan pengalaman
dengan kehidupan untuk didiskusikan dalam kelompok. Hasil diskusi
kelompok
dapat
berupa
kesepakatan
persepsi
atau
alternatif
penyelesaian masalah
4. Klien
a. Karakteristik/kriteria klien
1) Klien gangguan orientasi realita yang mulai terkontrol.
2) Klien yang mengalami perubahan persepsi.
b. Proses seleksi
1) Mengobservasi klien yang masuk kriteria.
2) Mengidentifikasi klien yang masuk kriteria.
3) Mengumpulkan klien yang masuk kriteria.
4) Membuat kontrak dengan klien yang setuju ikut TAK,
meliputi: menjelaskan tujuan TAK pada klien, rencana
kegiatan kelompok dan aturan main dalam kelompok
c. Jumlah klien
5. Pengorganisasian
1. Waktu
Tanggal
:
Hari
:
Jam
:
Lama tiap langkah kegiatan : 45 menit
2. Tim terapis
Leader : Ni Kadek Asri Yastiti
1. Mengkoordinasi seluruh kegiatan
2. Memimpin jalannya terapi kelompok
3. Memimpin diskusi
Co.leader : Ni Putu Desi Sukmayati
1. Membantu leader mengkoordinasi seluruh kegiatan
2. Mengingatkan leader jika ada kegiatan yang menyimpang
3. Membantu memimpin jalannya kegiatan
4. Menggantikan leader jika terhalang tugas
Fasilitator :
1) Ni Putu Joty Prasantini
2) I Kadek Wraspati Brahma Kencana
3) Ni Putu Devi Dharma Swastini
4) Dewa Ayu Erna Sri Rahayu
5) Ni Ketut Dirgantari Udiandika
6) Ni Putu Sukma Pratiwi
7) I Gusti Ayu Kade Cintya Purnami
1. Memotivasi peserta dalam aktivitas kelompok
2. Memotivasi anggota dalam ekspresi perasaan setelah kegiatan
3. Mengatur
posisi
kelompok
dalam
lingkungan
untuk
melaksanakan kegiatan
4. Membimbing kelompok selama permainan diskusi
5. Membantu leader dalam melaksanakan kegiatan
6. Bertanggung jawab terhadap program antisipasi masalah
Observer : I Gede Dwi Yasa Sugiharta
1. Mengamati semua proses kegiatanyang berkaitan dengan waktu,
tempat dan jalannya acara
2. Melaporkan hasil pengamatan pada leader dan semua angota
kelompok denga evaluasi kelompok
Operator :
3. Mengatur alur permainan (Menghidupkan dan mematikan music)
4. Timer (Mengatur waktu).
3. Setting tempat
-
Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran
-
Ruangan nyaman dan tenang
4. Metode dan media
Alat
1) Spidol dan whiteboard/papan tulis / flipchart
2) Jadwal kegiatan harian
Metode
1) Diskusi kelompok
Bermain peran / stimulasi
a. Proses pelaksanaan
1. Persiapan
a) Mengingatkan kontrak kepada klien yang telah
mengikuti sesi 3
b) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
Salam terapeutik
a) Mengingatkan kontrak dengan klien yang yang
mengikuti sesi.
b) Terapis membuat kontrak dengan klien 3
c) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
3. Evaluasi / validasi
a) Menanyakan perasaan klien saat ini
b) Menanyakan pengalaman klien setelah menerapkan
dua cara yang telah dipelajari ( menghardik,
menyibukan diri, dengan kegiatan terarah ) untuk
mencegah halusinasi
4. Kontrak
a) Terapis menjelaskan tujuan , yaitu mengontrol
halusinasi dengan bercakap-cakap
b) Terapis menjelaskan aturan main berikut
1. Jika
ada
klien
yang
ingin
meninggalkan
kelompok, harus meminta izin kepada terapis
2. Lama kegiatan 45 menit
3. Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai
akhir
5. Tahap kerja
a. Terapis menjelaskan pentingnya bercakap-cakap
dengan orang lain untuk mengontrol dan mencegah
halusinasi
b. Terapis meminta tiap klien menyebutkan orang yang
biasa dan bisa diajak bercakap-cakap
c. Terapis
meminta
tiap
klien
menyebutkan
pokokpembicaraan yang biasa dan bisa dilakukan
d. Terapis memperagakan cara bercakap-cakap jika
halusinasi muncul “suster,ada suara ditelinga, saya
mau ngobrol saja dengan suster”atau” suster saya
mau ngobrol tentang kapan saya boleh pulang “
e. Terapis
meminta
klien
untuk
memperagakan
percakapan dengan orang di sebelahnnya
f. Berikan pujian atas keberhasilan klien
g. Ulangi e dan f sampai semua klien dapat giliran
6. Tahap terminasi
7. Evaluasi
a) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti
TAK
b) Terapis menanyakan TAK mengontrol halusinasi yang
sudah dilatih
c) Memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
8. Tindak lanjut
a) Menganjurkan klien menggunakan tiga cara mengontrol
halusinasi, yaitu menghardik , melakukan kegiatan
harian , dan bercakap-cakap
9. Kontrak yang akan datang
a) Terapis membuat kesepakatan dengan klien untuk TAK
berikutnya, yaitu belajar cara mengontrol halusinasi
dengan patuh minum obat.
b) Terapis menyepakati waktu dan tempat.
10. Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya
pada tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan
klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk stimulus persepsio
halusinasi Sesi 4, kemampuan yang diharapkan adalah
mencegah halusinasi dengan bercakap-cakap. Folmulir evaluasi
sebagai berikut.
Sesi II: TAK
Stimulasi persepsi: halusinasi
Mengontrol Halusinasi dengan cara bercakp-cakap dengan orang lain
No
Aspek yang dinilai
1
Menyebutkan
orang
yang bisa di ajak bicara
Nama klien
2
Memperagakan
percakapan
3
Menyusun
jadwal
percakapan
4
Menyebutkan tiga cara
mengontrol
dan
mencegah halusinasi
Petunjuk:
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.
2. Untuk tiap klien, beri penilaian kemampuan menyebutkan orang yang
bisa diajak bicara, memperagakan percakapan, menyusun jadwal
percakapan, menyebutkan 3 cara mencegah halusinasi.
Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada
catatan proses keperawatan tiap klien. Contoh. Klien mengikuti TAK
stimulasi persepsi halusinasi sesi II. Klien belum mampu secara lancer
bercakap- cakap dengan orang lain. Anjurkan klien bercakap- cakap dengan
perawat dank lien lain di ruang rawat.
A.
Topik
Sesi III : Melakukan halusinasi dengan melakukan kegiatan
B.
Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan TAK sesi III diharapkan klien dapat Melakukan
halusinasi dengan melakukan aktivitas terjadwal
2. Tujuan Khusus
a) Klien dapat memahami pentingnya melakukan kegiatan untuk
mencegah munculnya halusinasi
b) Klien dapat menyusul jadwalkegiatan untuk mencegah
terjadinya halusinasi
C.
Landasan teori
Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) stimulasi persepsi adalah
terapi yang menggunakan aktivitas yang menggunakan aktivitas
mempersepsikan
berbagai
stimulasi
yang
terkait
dengan
pengalaman dengan kehidupan untuk didiskusikan dalam kelompok.
Hasil diskusi kelompok dapat berupa kesepakatan persepsi atau
alternatif penyelesaian masalah
D.
Klien
1. Karakteristik/kriteria klien
a) Klien gangguan orientasi realita yang mulai terkontrol.
b) Klien yang mengalami perubahan persepsi.
2. Proses seleksi
a) Mengobservasi klien yang masuk kriteria.
b) Mengidentifikasi klien yang masuk kriteria.
c) Mengumpulkan klien yang masuk kriteria.
d) Membuat kontrak dengan klien yang setuju ikut TAK,
meliputi: menjelaskan tujuan TAK pada klien, rencana
kegiatan kelompok dan aturan main dalam kelompok
3. Jumlah klien
E.
Pengorganisasian
1. Waktu
Tanggal
:
Hari
:
Jam
:
Lama tiap langkah kegiatan :45 menit
2. Tim terapis
Leader : Ni Kadek Asri Yastiti
1. Mengkoordinasi seluruh kegiatan
2. Memimpin jalannya terapi kelompok
3. Memimpin diskusi
Co.leader : Ni Putu Desi Sukmayati
1. Membantu leader mengkoordinasi seluruh kegiatan
2. Mengingatkan leader jika ada kegiatan yang menyimpang
3. Membantu memimpin jalannya kegiatan
4. Menggantikan leader jika terhalang tugas
Fasilitator :
1) Ni Putu Joty Prasantini
2) I Kadek Wraspati Brahma Kencana
3) Ni Putu Devi Dharma Swastini
4) Dewa Ayu Erna Sri Rahayu
5) Ni Ketut Dirgantari Udiandika
6) Ni Putu Sukma Pratiwi
7) I Gusti Ayu Kade Cintya Purnami
1. Memotivasi peserta dalam aktivitas kelompok
2. Memotivasi anggota dalam ekspresi perasaan setelah kegiatan
3. Mengatur
posisi
kelompok
dalam
lingkungan
untuk
melaksanakan kegiatan
4. Membimbing kelompok selama permainan diskusi
5. Membantu leader dalam melaksanakan kegiatan
6. Bertanggung jawab terhadap program antisipasi masalah
Observer : I Gede Dwi Yasa Sugiharta
1. Mengamati semua proses kegiatanyang berkaitan dengan waktu,
tempat dan jalannya acara.
2. Melaporkan hasil pengamatan pada leader dan semua
angota kelompok denga evaluasi kelompok
Operator :
1. Mengatur alur permainan (Menghidupkan dan mematikan
music)
2. Timer (Mengatur waktu).
3. Setting tempat
a) Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran
b) Ruangan nyaman dan tenang
4. Metode dan media
Alat
a) Jadwal kegiatan harian.
b) Pulpen.
c) Spidol dan whiteboard/papan tulis/flifchart
Metode
1. Diskusi dan tanya jawab
2. Bermain peran/simulasi dan latihan
F.
Proses pelaksanaan
1. Persiapan
a. Mengingatkan kontrak dengan klien yang telah mengikuti sesi IV.
b. Mempersiapkan alat dan alat pertemuan
2.
Orientasi
a. Salam terapeutik
1) Salam dari terapis kepada klien
2) Klien dan terapis pakai papan nama
b. evaluasi/validasi
1) terapis menanyakan keadaan klien saat ini .
2) terapis menanyakan cara mengontrol halusinasi yang sudah
dipelajari
3) terapis menanyakan pengalaman klien menerapkan cara
menghardik halusinasi
c. kontrak
1) terapis
menjelaskan
tujuan
kegiatan,yaitu
mencegah
terjadinya halusinasi dengan melakukan kegiatan.
2) menjelaskan aturan main berikut.
a) Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok,harus
meminta ijin kepada terapis
b) Lama kegiatan 45 menit.
c) Setiap klien mengikuti kegiatan dara awal sampai selesai
3. Tahap kerja
1. terapis menjelaskan cara kedua yaitu melakukan kegiatan
sehari hari.jelaskan bahwa dengan melakukan kegiatan
yang teratur akan mencegah munculnya halusinasi.
2. Terapi meminta setiap klien menyampaikan kegiatan yang
bisa dilakukan sehari hari dan tulis di whiteboard.
3. terapis membagikan formulir jadwal kegiatan seharian
.terpis menulis formulir yang sama di whiteboard.
4. terapis membingbing satu persatu klien untuk membuat
jadual kegiatan harian dari bangun pagi sampai tidur
malam.klien menggunakan formulir terapis menggunakan
whiteboard.
5. terapis melatih klien memperagakan kegiatan yang telah
disusun.
6. berikan pujian dengan tepuk tangan bersama kepada klien
yang sudah selesai
membuat jadualdan mempragakan
kegiatan.
4. tahap terminasi
a. evaluasi
1) terapis menanyakan perasaan klien setelah selesai menyusun
jadual kegiatan dan mempragakannya.
2) terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
b. tindak lanjut
terapis meganjurkan klien melaksanakan 2 cara mengontrol
halusinasi yaitu menghardik dan melakukan kegiatan.
c. Kontrak yang akan datang
1) terapis membuat kesepakatan dengan klien untuk TAK
berikutnya ,yaitu belajar
cara mengontrol halusinasi dengan
bercakp cakap.
2) terapis membuat waktu dan kesepakatan
5. Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung,khususnya pada tahap
kerja.aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan
TAK.untuk TAK stimulasi halusinasi persepsi sesi III kemampuan yang di
harapkan adalah klien melakukan kegiatan harian untuk mencegah
timbulnya halusinasi.formulir evaluasi sebagai berikut
Sesi III : TAK
Stimulasi persepsi halusinasi
Kemampuan mencegah halusinasi dengan melukan kegiatan
Nama klien
No
Aspek yang dinilai
1
Menyebut kegiatan yang biasa
dilakukan
2
Mempragakan percakapan yang
biasa dilakukan
3
Menyusun
jadwal
kegiatan
harian
4
Menyebut dua cara mengontrol
dan mencegah halusinasi
Petunjuk
a. Tulis nama panggilan klien yang mengikuti TAK pada kolom nama
klien
b. Untuk setiap klien ,beri penilaian atas kemampuan menyebutkan
kegiatan harian yang biasa dilakukan ,memperagakan salah satu
kegiatan ,menyusun jadwal kegiatan harian dan menyebutkan dua
cara mencegah halusinasi .beri tanda ceklis jika klien mampu dan
tanda silang jika klien tidak mampu
Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan
proses keperawatan pada tiap klien .contoh:klien mengikuti TAK stimulasi persepsi
halusinasi sesi III.klien mampu mempragakan kegiatan harian dan menyusun jadual
.anjurkan klien melakukan kegiatan untuk mencegah halusinasi.
1. Topik
Sesi IV : mengontrol halusinasi dengan cara patuh minum obat
2. Tujuan
a. Tujuan Umum
Setelah dilakukan TAK sesi IV diharapkan klien dapat menjelaskan cara
yang selama ini dilakukan untuk mengatasi halusinasi
b. Tujuan Khusus
1) klien memahami pentingnya patuh minum obat
2) klien memahami akibat tidak patuh minum obat
3) klien dapat menyebutkan lima benar cara minum obat
3. Landasan teori
Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) stimulasi persepsi adalah terapi yang
menggunakan aktivitas yang menggunakan aktivitas mempersepsikan
berbagai stimulasi yang terkait dengan pengalaman dengan kehidupan
untuk didiskusikan dalam kelompok. Hasil diskusi kelompok dapat berupa
kesepakatan persepsi atau alternatif penyelesaian masalah
4. Klien
a. Karakteristik/kriteria klien
1) Klien gangguan orientasi realita yang mulai terkontrol.
2) Klien yang mengalami perubahan persepsi.
b. Proses seleksi
1) Mengobservasi klien yang masuk kriteria.
2) Mengidentifikasi klien yang masuk kriteria.
3) Mengumpulkan klien yang masuk kriteria.
4) Membuat kontrak dengan klien yang setuju ikut TAK, meliputi:
menjelaskan tujuan TAK pada klien, rencana kegiatan kelompok
dan aturan main dalam kelompok
c. Jumlah klien
5. Pengorganisasian
a. Waktu
Tanggal
:
Hari
:
Jam
:
Lama tiap langkah kegiatan : 45 menit
b. Tim terapis
Leader : Ni Kadek Asri Yastiti
1. Mengkoordinasi seluruh kegiatan
2. Memimpin jalannya terapi kelompok
3. Memimpin diskusi
Co.leader : Ni Putu Desi Sukmayati
1. Membantu leader mengkoordinasi seluruh kegiatan
2. Mengingatkan leader jika ada kegiatan yang menyimpang
3. Membantu memimpin jalannya kegiatan
4. Menggantikan leader jika terhalang tugas
Fasilitator :
1) Ni Putu Joty Prasantini
2) I Kadek Wraspati Brahma Kencana
3) Ni Putu Devi Dharma Swastini
4) Dewa Ayu Erna Sri Rahayu
5) Ni Ketut Dirgantari Udiandika
6) Ni Putu Sukma Pratiwi
7) I Gusti Ayu Kade Cintya Purnami
1. Memotivasi peserta dalam aktivitas kelompok
2. Memotivasi anggota dalam ekspresi perasaan setelah kegiatan
3. Mengatur
posisi
kelompok
dalam
lingkungan
untuk
melaksanakan kegiatan
4. Membimbing kelompok selama permainan diskusi
5. Membantu leader dalam melaksanakan kegiatan
6. Bertanggung jawab terhadap program antisipasi masalah
Observer : I Gede Dwi Yasa Sugiharta
1. Mengamati semua proses kegiatanyang berkaitan dengan waktu,
tempat dan jalannya acara
2. Melaporkan hasil pengamatan pada leader dan semua angota
kelompok denga evaluasi kelompok
Operator :
1. Mengatur alur permainan (Menghidupkan dan mematikan music)
2. Timer (Mengatur waktu).
c. Setting tempat
1) Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran
2) Ruangan nyaman dan tenang
d. Metode dan media
Alat
1) spidol dan whiteboard/papan tulis/flipchart
2) jadwal kegiatan harian
3) beberapa contoh obat
Metode
1) diskusi dan tanya jawab
2) melengkapi jadwal harian
6. Proses pelaksanaan
a. Persiapan
1) Mengingatkan kontrak kepada klien yang telah mengikuti sesi II
2) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
b. Orientasi
Salam teraupetik
1) salam dari terapis kepada klien
2) terapis dan klien memakai papan nama
Evaluasi/validasi
1) menanyakan perasaan klien saat ini
2) terapis menanyakan
pengalaman klien mengontrol
halusinasi setelah menggunakan tiga cara yang telah di
pelajari (menghardik,menyibukkan diri dengan kegiatan,dan
bercakap cakap)
Kontrak
1) terapis menjelaskan tujuan, yaitu mengontrol halusinasi
dengan patuh minum obat
2) menjelaskan aturan main tersebut
3) Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus
meminta izin kepada petugas
4) Lama kegiatan 45 menit
5) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai
Tahap kerja
1. Terapis menjelaskan untungnya patuh minum obat,yaitu
mencegah kambuh karena obat memberi perasaan tenang,dan
memperlambat kambuh.
2. Terapis menjelaskan kerugian tidak patuh minum obat,yaitu
penyebab kambuh
3. Terapis meminta tiap klien menyampaikan obat yang di makan
dan waktu memakanya. Buat daftar di whiteboard
4. Menjelaskan lima benar minum obat,yaitu benar obat, benar
waktu minum obat,benar orang yang minum obat,benar cara
minum obat,benar dosis obat
5. Minta klien menyebutkan lima benar cara minum obat secara
bergiliran
6. Berikan pujian pada klien yang benar
7. Mendiskusikan perasaan klien sebelum minum obat (catat d
whiteboard)
8. Mendiskusikan perasaan klien setelah teratur minum obat (catat
d whiteboard)
9. Menjelaskan keuntungan patuh minum obat,yaitu salah satu cara
mencegah halusinasi/kambuh
10. Menjelaskan akibat/kerugian tidak patuh minum obat,yaitu
kejadian halusinasi/kambuh
11. Minta klien menyebutkan kembali keuntungan patuh minum
obat dan kerugian tidak patuh minum obat
12. Memberi pujian tiap kali klien benar
Tahap terminasi
a) Evaluasi
1. Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti
TAK
2. Terapis menanyakan jumlah cara mengontrol halusinasi
yang sudah d pelajari
3. Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
b) Tindak lanjut
mengajurkan klien menggunakan empat cara mengontrol
halusinasi,yaitu
menghardik,melakukan
kegiatan
harian,bercakap cakap dan patuh minum obat
c) Kontrak yang akan datang
1. Terapis mengakhiri sesi TAK stimulasi pesepsi untuk
mengontrol halusinasi
2. Buat kesepakatan baru untuk TAK yang lain sesuai dengan
indikasi klien
Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung,khususnya
pada tahap kerja.aspek yang dievaluasi adalah kemampuan
halusinasi sesi IV,kemampuan klien yang di harapakan adalah
menyebutkan 6 benar minum obat keuntungan minum obat dan
akibat tidak patuh minum obat formulir evaluasi sebagai berikut.
Sesi IV: TAK
Stimulasi persepsi :halusinasi
Kemampuan patuh minum obat untuk mencegah halusinasi
no Nama klien
Menyebutkan 6 Menyebutkan
Menyebutkan
benar
cara keuntungan
akibat
tidak
minum obat
patuh
minum
minum obat
obat
1
2
3
4
5
6
7
8
Petunjuk :
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien
2. Untuk tiap klien,beri penilaian tentang kemampuan menyebutkan lima
benar cara minum obat.beri tanda v jika klien mampu dan tanda x jika klien
tidak mampu
Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang memiliki klien pada catatan
proses keperawatan tiap klien.contoh : mengikuti sesi IV, TAK stimulasi
persepsi halusinasi. Klien mampu menyebutkan 6 benar cara minum obat,
manfaat minum obat, dan akibat tidak patuh minum obat (kambuh) anjurkan
klien minum obat dengan cara yang benar
Download