Uploaded by User25158

LAPORAN ekosistem anggrek

advertisement
LAPORAN
EKOSISTEM ANGGREK
diajukan untuk memenuhi matakuliah Ilmu Pertanian Umum
tujuan kunjungan memahami ekosistem anggrek
Oleh:
Anita M Tary
Muhammad Fatih Janata
Riyan Purwanto
Achmad Hafirudin A.
(191710201003)
(191710201032)
(191710201034)
(191710201094)
JURUSAN TEKNIK PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2019
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang
Ekosistem diartikan sebagai tatanan kesatuan secara utuh menyeluruh antara segenap
komponen lingkungan hidup yang saling berinteraksi membentuk suatu kesatuan
yang teratur. Keteraturan tersebut ada dalam suatu keseimbangan tertentu yang
bersifat dinamis. Artinya, bisa terjadi perubahan, baik besar maupun kecil, yang
disebabkan oleh faktor alamiah maupun akibat ulah manusia. Keseimbangan suatu
ekosistem akan terjadi, bila komponen-komponennya dalam jumlah yang berimbang.
Komponen-komponen ekosistem mencakup : Faktor Abiotik, Produsen, Konsumen,
Detritivora, dan Dekomposer (Pengurai). Di antara komponen- komponen ekosistem
terjadi terjadi interaksi, saling membutuhkan dan saling memberikan apa yang
menjadi sumber penghidupannya.
Tujuan Makalah
- mengidentifikasi bentuk ekosistem pada tanaman anggrek
- mengidentifikasi prinsip-prinsip didalam ekosistem anggrek
- mengidentifikasi siklus biogeokimia pada ekosistem anggrek
- mengidentifikasi ikatan rantai makanan dan rantai energi pada ekosistem anggrek
- mengidentifikasi interaksi-interaksi yang terjadi pada ekosistem anggrek
Manfaat
manfaat dari makalah/laporan ini ialah menambah pengetahuan bagi pembaca dan
penulis, yang nantinya diharapkan dapat mengembangkan ilmu pengetahuan dan
mampu mengatasi, memecah dan mencegah masalah yang ada dalam laporan ini.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Ekosistem Alami dan Buatan
Ekosistem secara umum terbagi menjadi dua, yaitu ekosistem alami dan
ekosistem buatan.
1. Ekosistem Alami
Ekosistem alami adalah ekosistem yang dibuat langsung oleh alam. Ekosistem alami,
bertugas menjaga keseimbangan ekosistem. Sehingga jika ada satu ekosistem yang
rusak, maka keseimbangan lingkungan akan terganggu. Ekosistem alami terbagi lagi
menjadi dua, yaitu ekosistem darat dan ekosistem laut.
A. Ekosistem Darat

Sabana
Sabana dari daerah tropik terdapat di wilayah dengan curah hujan 40 – 60
inci per tahun, tetapi temepratur dan kelembaban masih tergantung musim.
Sabana yang terluas di dunia terdapat di Afrika; namun di Australia juga
terdapat sabana yang luas. Hewan yang hidup di sabana antara lain serangga
dan mamalia seperti zebra, singa, dan hyena.
 Padang Rumput
Padang rumput terdapat di daerah yang terbentang dari daerah tropik ke
subtropik. Ciri-ciri padang rumput adalah curah hujan kurang lebih 25-30
cm per tahun, hujan turun tidak teratur, porositas (peresapan air) tinggi, dan
drainase (aliran air) cepat. Tumbuhan yang ada terdiri atas tumbuhan terna
(herbs) dan rumput yang keduanya tergantung pada kelembapan. Hewannya
antara lain: bison, zebra, singa, anjing liar, serigala, gajah, jerapah, kangguru,
serangga, tikus dan ular.
 Gurun
Gurun terdapat di daerah tropik yang berbatasan dengan padang rumput.
Ciri-ciri ekosistem gurun adalah gersang dan curah hujan rendah (25
cm/tahun). Perbedaan suhu antara siang dan malam sangat besar.
Tumbuhan semusim yang terdapat di gurun berukuran kecil. Selain itu, di
gurun dijumpai pula tumbuhan menahun berdaun seperti duri contohnya
kaktus, atau tak berdaun dan memiliki akar panjang serta mempunyai jaringan
untuk menyimpan air. Hewan yang hidup di gurun antara lain rodentia,
semut, ular, kadal, katak, kalajengking, dan beberapa hewan nokturnal lain.

Hutan Hujan Tropis
Hutan hujan tropis terdapat di daerah tropik dan subtropik. Ciri-cirinya
adalah curah hujan 200-225 cm per tahun. Spesies pepohonan relatif
banyak, jenisnya berbeda antara satu dengan yang lainnya tergantung letak
geografisnya. Tinggi pohon utama antara 20-40 m, cabang-cabang pohon
tinggi dan berdaun lebat hingga membentuk tudung (kanopi). Dalam hutan
basah terjadi perubahan iklim mikro, yaitu iklim yang langsung terdapat di
sekitar organisme. Daerah tudung cukup mendapat sinar matahari, variasi
suhu dan kelembapan tinggi, suhu sepanjang hari sekitar 25 °C. Dalam hutan
hujan tropis sering terdapat tumbuhan khas, yaitu liana (rotan) dan anggrek
sebagai epifit. Hewannya antara lain, kera, burung, badak, babi hutan,
harimau, dan burung hantu.

Hutan Gugur
Hutan gugur terdapat di daerah beriklim sedang yang memiliki emapt musim,
ciri-cirinya adalah curah hujan merata sepanjang tahun. Jenis pohon sedikit
(10 s/d 20) dan tidak terlalu rapat. Hewan yang terdapat di hutam gugur
antara lain rusa, beruang, rubah, bajing, burung pelatuk, dan rakun (sebangsa
luwak).

Taiga
Taiga terdapat di belahan bumi sebelah utara dan di pegunungan daerah
tropik, ciri-cirinya adalah suhu di musim dingin rendah. Biasanya taiga
merupakan hutan yang tersusun atas satu spesies seperti konifer, pinus, dan
sejenisnya. Semak dan tumbuhan basah sedikit sekali, sedangkan hewannya
antara lain moose, beruang hitam, ajag, dan burung-burung yang bermigrasi
ke selatan pada musim gugur.

Tundra
Tundra terdapat di belahan bumi sebelah utara di dalam lingkaran kutub
utara dan terdapat di puncak-puncak gunung tinggi. Pertumbuhan tanaman
di daerah ini hanya 60 hari. Contoh tumbuhan yang dominan adalah
sphagnum, liken, tumbuhan biji semusim, tumbuhan perdu, dan rumput alangalang.
Pada umumnya, tumbuhannya mampu beradaptasi dengan keadaan
yang dingin.

Gua
Karst berawal dari nama kawasan batu gamping di wilayah Yugoslavia.
Kawasan karst di Indonesia rata-rata mempunyai ciri-ciri yang hampir sama
yaitu, tanahnya kurang subur untuk pertanian, sensitif terhadap erosi, mudah
longsor, bersifat rentan dengan pori-pori aerasi yang rendah, gaya
permeabilitas yang lamban dan didominasi oleh pori-pori mikro. Ekosistem
karst mengalami keunikan tersendiri, dengan keragaman aspek biotis yang
tidak dijumpai di ekosistem lain.
B. Ekosistem air

Ekosistem Air Tawar
Ciri-ciri ekosistem air tawar antara lain variasi suhu tidak menyolok,
penetrasi cahaya kurang, dan terpengaruh oleh iklim dan cuaca. Macam
tumbuhan yang terbanyak adalah jenis ganggang, sedangkan lainnya tumbuhan
biji. Hampir semua filum hewan terdapat dalam air tawar. Organisme yang
hidup di air tawar pada umumnya telah beradaptasi.

Ekosistem Air Laut
Habitat laut (oseanik) ditandai oleh salinitas (kadar garam) yang tinggi
dengan ion CI- mencapai 55% terutama di daerah laut tropik, karena suhunya
tinggi dan penguapan besar. Di daerah tropik, suhu laut sekitar 25 °C.
Perbedaan suhu bagian atas dan bawah tinggi, sehingga terdapat batas antara
lapisan air yang panas di bagian atas dengan air yang dingin di bagian bawah
yang disebut daerah termoklin.

Ekosistem Estuari
Estuari (muara) merupakan tempat bersatunya sungai dengan laut. Estuari
sering dipagari oleh lempengan lumpur intertidal yang luas atau rawa garam.
Ekosistem estuari memiliki produktivitas yang tinggi dan kaya akan nutrisi.
Komunitas tumbuhan yang hidup di estuari antara lain rumput rawa garam,
ganggang, dan fitoplankton. Komunitas hewannya antara lain berbagai
cacing, kerang, kepiting, dan ikan.

Ekosistem Pantai
Dinamakan demikian karena yang paling banyak tumbuh di gundukan pasir
adalah tumbuhan Ipomoea pes caprae yang tahan terhadap hempasan
gelombang dan angin. Tumbuhan yang hidup di ekosistem ini menjalar dan
berdaun tebal.

Ekosistem Sungai
Sungai adalah suatu badan air yang mengalir ke satu arah. Air sungai dingin
dan jernih serta mengandung sedikit sedimen dan makanan. Aliran air dan
gelombang secara konstan memberikan oksigen pada air. Suhu air bervariasi
sesuai dengan ketinggian dan garis lintang.

Ekosistem Terumbu Karang
Ekosistem ini terdiri dari coral yang berada dekat pantai. Efisiensi
ekosistem ini sangat tinggi. Hewan-hewan yang hidup di karang memakan
organisme mikroskopis dan sisa organik lain. Berbagai invertebrata, mikro
organisme, dan ikan, hidup di antara karang dan ganggang. Herbivora
seperti siput, landak laut, ikan, menjadi mangsa bagi gurita, bintang laut, dan
ikan karnivora. Kehadiran terumbu karang di dekat pantai membuat pantai
memiliki pasir putih.

Ekosistem Laut Dalam
Kedalamannya lebih dari 6.000 m. Biasanya terdapat lele laut dan ikan laut
yang dapat mengeluarkan cahaya. Sebagai produsen terdapat bakteri yang
bersimbiosis dengan karang tertentu.

Ekosistem Lamun
Lamun atau seagrass adalah satu-satunya kelompok tumbuh-tumbuhan
berbunga yang hidup di lingkungan laut. Tumbuh-tumbuhan ini hidup di
habitat perairan pantai yang dangkal. Seperti halnya rumput di darat,
mereka mempunyai tunas berdaun yang tegak dan tangkai-tangkai yang
merayap yang efektif untuk berbiak. Berbeda dengan tumbuh-tumbuhan
laut lainnya (alga dan rumput laut), lamun berbunga, berbuah dan menghasilkan
biji. Mereka juga mempunyai akar dan sistem internal untuk
mengangkut gas dan zat-zat hara. Sebagai sumber daya hayati, lamun
banyak dimanfaatkan untuk berbagai keperluan.
2. Ekosistem Buatan
Ekosistem buatan adalah ekosistem yang dibuat oleh manusia. Fungsi ekosistem
buatan adalah menjaga ekosistem alami tetap seimbang. Selain itu, ekosistem buatan
dibuat untuk melestarikan hewan atau tumbuhan yang ada terancam punah, sehingga
tidak ada lagi makhluk hidup yang punah di bumi. ekosistem buatan adalah salah satu
cara untuk melestarikan keanekaragaman hayati. Contoh ekosistem buatan antara
lain:

Suaka marga satwa
Suaka marga satwa adalah upaya perlindungan pada ekosistem yang dinilai memiliki
keunikan. Keunikan itu juga berisi berbagai macam jenis flora dan fauna yang harus
dilindungi. Suaka marga satwa dibuat oleh manusia langsung di alam. Taman hutan
raya adalah taman hutan yang sebagian masih habitat asli, dan sebagian telah di
perbarui dengan lingkungan buatan. Taman hutan raya mengkhususkan pada
konservasi koleksi tumbuhan. Ciri- ciri hutan raya adalah mempunyai koleksi
tumbuhan yang banyak serta unik, mempunyai wilayah yang luas, serta masih
memiliki keindahan habitat aslinya. Hutan raya juga dapat dikatakan sebagai hutan
buatan, karena sebagian besar dibuat oleh manusia.

Kebun binatang
Kebun binatang adalah salah satu bentuk konservasi dengan memakai lingkungan
alam buatan, yang terpisah- pisah pada setiap jenis spesies. Kekurangan dari kebun
binatang adalah, hewan berada di dalam kandang yang terbatas. Selain itu, banyak
kebun binatang yang tidak dirawar dengan baik. Akibatnya banyak binatang yang
mati atau kelaparan, seperti yang terjadi di kebun binatang bandung.

Taman Safari
Taman safari adalah upaya pelestarian flora dan fauna melalui pembuatan lingkungan
buatan. Berbeda dengan kebung binatang yang setiap spesies berada dalam satu
kandang, pada taman safari, beberapa spesies berada dalam satu wilayah besar. Setiap
wilayah terpisah oleh pagar tinggi. Pengunjung harus memakai mobil atau kendaraan
dari taman safari jika ingin mengunjungi serta melihat jenis fauna dan flora di
dalamnya Taman safari adalah salah satu cara melestarikan lingkungan dengan
metode eksitu. Taman safari memakai metode yang jauh lebih baik daro pada kebun
binatang, sehingga hewan tidak merasa terkekang.

Waduk
Waduk adalah sebuah tempat penampungan air raksasa yang di buat oleh manusia.
Selain itu, waduk juga sebagai penghalang aliran air sungai, sehingga aliran menjadi
meninggi dan terlihat seperti danau yang besar. Waduk juga biasa di sebut sebagai
bendungan. Waduk berfungsi sebagai salah satu penyedia air bagi masyarakat, selain
itu waduk juga di pakai sebagai bagian dari system irigasi di sawah. Waduk dapat
menjadi ekosistem baru bagi ikan- ikan air tawar
2.2. Prinsip Ekosistem
Ekosistem harus mempunyai beberapa ketentuan untuk dapat membentuk
interkasi organisme dengan lingkungannya seperti antara komponen biotik dan
komponen abiotik, komponen biotik dan komponen biotik, serta komponen abiotik
dan komponen abiotik. Prinsip ekosistem sebagai berikut :
1) Keanekaragaman
2) Saling keterkaitan dan ketergantungan
3) Keteraturan dan keseimbangan yang dinamis
4) Harmonisasi dan stabilitas
5) Manfaat dan produktivitas
 Keanekaragaman
Keanekaragaman makhluk hidup perlu dijaga supaya ekosistem menjadi
stabil. Semakin beranekaragam makhluk hidup dalam suatu ekosistem,
semakin stabil ekosistem tersebut. Flora dan fauna alami yang terdapat
di hutan perlu dilestarikan karena merupakan sumber plasma nutfah
(plasma benih). Sumber plasma nutfah dapat dimanfaatkan untuk mencari
bibit unggul bagi kepentingan kesejahteraan manusia. Upaya perlindungan
keanekaragaman hayati dapat dilakukan dengan mendirikan cagar alam,
taman nasional, hutan wisata, taman laut, hutan lindung dan kebun raya.
Untuk mencegah kepunahan makhluk hidup, kadang diperlukan
pemeliharaan untuk mengembangbiakannya, yang disebut dengan
penangkaran.
 Ketergantungan
Saling kebergantungan tidak hanya terjadi antar komponen biotik. Saling
kebergantungan juga terjadi antara komponen biotik dan abiotiknya.
1. Saling Kebergantungan Antarkomponen Biotik
a. Rantai Makanan
Perpindahan materi dan energi melalui proses makan dan dimakan
dengan urutan tertentu disebut rantai makanan
Tiap tingkat dari rantai makanan disebut tingkat trofi atau taraf trofi.
Karena organisme pertama yang mampu menghasilkan zat makanan
adalah tumbuhan maka tingkat trofi pertama selalu diduduki tumbuhan
hijau atau produsen. Tingkat selanjutnya adalah tingkat trofi kedua,
terdiri atas hewan pemakan tumbuhan yang biasa disebut konsumen
primer. Hewan pemakan konsumen primer merupakan tingkat trofi
ketiga, terdiri atas hewan-hewan karnivora.
b. Jaring-Jaring Makanan
Pada hakikatnya, setiap makhluk hidup di dalam suatu ekosistem
merupakan sumber materi dan energi bagi makhluk hidup lainnya.
Suatu kenyataannya bahwa setiap jenis makhluk hidup tidak hanya
memakan satu jenis makhluk hidup lainnya.
Akibat dari semua itu maka di dalam suatu ekosistem, rantai-rantai
makanan itu akan saling berhubungan satu sama lain sedemikian rupa
sehingga membentuk seperi jaring-jaring. Itulah sebabnya disebut
jaring-jaring makanan.
2.Saling Kebergantungan Antara Komponen Biotik dan Abiotik
Saling kebergantungan di antara komponen yang ada dalam ekosistem,
baik antara komponen biotik dan abiotik contohnya dapat dilihat pada
siklus karbon. Siklus karbon tidak akan berjalan dengan baik apabila
tidak ada tumbuhan, hewan, pengurai, air dan tanah.

Keseimbangan
Keseimbangan dalam ekosistem merupakan kemampuan ekosistem untuk
menahan berbagai perubahan dalam sistem secara keseluruhan. Semua kelas
organisasi kehidupan pada ekosistem saling hubungan timbal balik membentuk
kehidupan harmonis dan seimbang. Faktor yang Mempengaruhi Keseimbangan
Ekosistem. Perubahan di ekosistem terpegaruh oleh beberapa faktor sehingga akan
mengganggu kondisi homeostasisnya. Faktor pengganggu pada keseimbangan
ekosistem mencakup faktor alam serta faktor perilaku manusia. Berikut contoh faktor
yang menganggu kesimbangan ekosistem, antara lain:
1. Faktor Alam
Faktor alam banyak terpengaruh oleh bencana alam yang telah terjadi. Beberapa
bencana yang bisa menjadi pengaruh keseimbangan ekosistem diantaranya:






Gunung meletus
Tsunami
Gempa
Banjir
Longsor
Pergeseran lempeng tektonik
Beberapa bencana alam ini kemungkinan terjadi karena ulah dari manusia sendiri,
seperti banjir dan juga longsor.
2. Faktor Perilaku Manusia
Perilaku manusia yang tak bertanggungjawab bisa merusak keseimbangan
ekosistem, baik dalam ekosistem alami ataupun ekosistem buatan. Dengan
pertumbuhan penduduk sangat pesat, manusia menjadi semakin banyak
mengeksploitasi alam secara berlebihan guna memenuhi segala kebutuhan hidupnya.
Sejumlah perilaku manusia yang dapat mengganggu keseimbangan ekosistem
diantaranya:
1. Penebangan Liar. Berpotensi sebagai penyebab longsor serta banjir, selain itu
penebangan liar membuat habitat hewan menjadi rusak.
2. Pencemaran. Dampaknya dari pencemaran udara adalah menipisnya lapisan
ozon sebagai pelindung Bumi (pemanasan global).
3. Penggunaan pupuk anorganik & pestisida. Pemakaian pupuk anorganik dan
pestisida bisa mengikis kesuburan pada tanah sehingga tanah menjadi rusak
dan membunuh organisme ekosistem sawah.
4. Pembuangan limbah sembarangan. Semua limbah jika tak diolah dan
langsung dibuang maka menimbulkan masalah lingkungan yang berakibat
bagi kesehatan manusia.

Stabilitas
Pada jangka pendek, ekosistem yang konstan berubah pada basis musiman (sepeti
gugurnya daun dan proses dekomposisi) dan berlangsung sepanjang tahun, hal ini
akan menjadi fluktuasi ekosistem yang alami pada awal pembetukannya. Untuk
jangka panjang, akan terbentuk kondisi mantap dari keseimbangan yang dinamis.
Kesulitannya dalam ekologi ialah mengisolasi kedua periode jangka tersebut dan juga
dalam mencirikan stabilitas.
Ada dua konsep stabilitas yang digunakan, yaitu stabilitas dipandang dari jumlah
jenis dalam ekosistem yang konstan, atau jumlah individu suatu jenis di dalam suatu
populasi. Konsep ini sering disebut sebagai `stabilitas tanpa goyangan' (no-oscillation
stability). Konsep yang lain ialah stabilitas dipandang sebagai kemampuan suatu
sistem dalam memelihara, atau mengembalikan dirinya, pada kondisi orisinilnya
setelah tejadi perubahan atau dampak karena faktor eksternal. Konsep ini sering
disebut sebagai `stabilitas ketahanan' (stability-resistance). Para ahli ekologi tidak
pernah membedakan kedua konsep tersebut bahkan lebih menekankan pada istilah
daya tenting (resilience) yang berkaitan dengan kemampauan suatu sistem untuk
mengatur dirt terhadap tekanan dan hal ini sebagai property yang fundamental bagi
stabilitas.

Produktivitas
Laju produksi makhluk hidup dalam ekosistem disebut sebagai produktivitas.
Produksi bagi ekosistem merupakan proses pemasukan dan penyimpanan energy
dalam ekosistem. Pemasukan energy dalam ekosistem yang dimaksud adalah
pemindahan energi cahaya menjadi energy kimia oleh produsen. Sedangkan
penyimpanan energi yang dimaksudkan adalah penggunaan energy oleh konsumen
dan mikroorganisme. Menurut Campbell (2002), terjadinya perbedaan produktivitas
pada berbagai ekosistem dalam biosfer disebabkan oleh adanya faktor pembatas
dalam setiap ekosistem. Faktor yang paling penting dalam pembatasan produktivitas
bergantung pada jenis ekosistem dan perubahan musim dalam lingkungan.
2.3. Siklus Beogeokimia
Daur biogeokimia adalah daur ulang air dan komponen-komponen kimia (unsur
kimia) yang melibatkan peran serta dari makhluk hidup termasuk manusia dan
bebatuan/geofisik. Daur Biogeokimia memiliki peranan yang sangat penting bagi
kehidupan manusia. Yang termasuk daur biogeokimia antara lain:





Daur fospor
Daur air
Daur Belerang/Sulfur
Daur nitrogen
Daur Karbon dan oksigen
1. Siklus Fospor
Siklus fosfor dalam lingkungan hidup relatif lebih sederhana bila dibandingkan
dengan siklus bahan-bahan kimia yang lain, tetapi siklus fosfor ini mempunyai
peranan yang sangat penting sebagai pembawa energi dalam bentuk ATP (Adenosin
Triphosphat).
Siklus unsur ini adalah perputaran bahan kimia yang menghasilkan endapan seperti
halnya siklus kalsium. Sebagian besar fosfor terdapat dalam batuan beku dan bahan
induk tanah sebagai senyawa apatit. fluoroapatit (Ca 10 (PO 4 ) 6 F 2 ) merupakan
salah satu mineral apatit yang dikenal. Dalam lingkungan tidak ditemukan senyawa
fosfor yang berbentuk gas, pada umumnya unsur fosfor yang terdapat di lingkungan
berupa partikel-partikel padat. Di alam, unsur fosfor banyak terdapat dalam bentuk
HPO 42- atau HPO 4- , baik sebagai ion anorganik maupun organik yang larut serta
yang tidak larut. Posfor merupakan elemen penting dalam kehidupan karena semua
makhluk hidup membutuhkan posfor dalam bentuk ATP (Adenosin Tri Fosfat),
sebagai sumber energi untuk metabolisme sel.

 Sangat dibutuhkan untuk membentuk asam nukleat, protein, ATP

 Fosfor tidak mengalami fase gan

 Batuan yang mengandung fosfat → pelapukan → fosfat terbawa ke laut
→terbentuk sedimen

 Bakteri dan jamur → mengurai materi anorganik di tanah → fosfor →
dipakai tumbuhan

 Fosfat di tanah → digunakan tumbuhan → dimakan herbivor → dimakan
karnivor → fosfat keluar melalui urin dan feses.
Posfor terdapat di alam dalam bentuk ion fosfat (PO43-). Ion Fosfat terdapat dalam
bebatuan. Adanya peristiwa erosi dan pelapukan menyebabkan fosfat terbawa menuju
sungai hingga laut membentuk sedimen. Adanya pergerakan dasar bumi
menyebabkan sedimen yang mengandung fosfat muncul ke permukaan. Di darat
tumbuhan mengambil fosfat yang terlarut dalam air tanah.
Siklus fosfor, bersifat kritis karena fosfor secara umum merupakan hara yang terbatas
dalam ekosistem. Tidak ada bentuk gas dari fosfor yang stabil, oleh karena itu siklus
fosfor adalah “endogenik”. Dalam geosfer, fosfor terdapat dalam jumlah besar dalam
mineral-mineral yang sedikit sekali larut seperti hidroksiapilit, garam kalsium.
Adapun gambar dari siklus fosfor adalah sebagai berikut.
Fosfor terlarut dari mineral-mineral fosfat dan sumber-sumber lainnya, seperti pupuk
fosfat, diserap oleh tanaman dan tergabung dalam asam nukleat yang menyusun
material genetic dalam organisme. Mineralisasi dari biomassa oleh
pembusukan/penguraian mikroba mengembalikan fosfor kepada larutan garamnya
yang kemudian dapat mengendap sebagai bahan mineral. Sejumlah besar dari
mineral-mineral fosfat digunakan sebagai bahan pupuk, industry kimia, dan “food
additives”. Fosfor merupakan salah satu komponen dari senyawa-senyawa sangat
toksik, terutama insektisida organofosfat.
2. Siklus Air
Air di atmosfer berada dalam bentuk uap air. Uap air berasal dari air di daratan dan
laut yang menguap karena panas cahaya matahari. Sebagian besar uap air di atmosfer
berasal dari laut karena laut mencapai tigaperempat luas permukaan bumi. Uap air di
atmosfer terkondensasi menjadi awan yang turun ke daratan dan laut dalam bentuk
hujan. Air hujan di daratan masuk ke dalam tanah membentuk air permukaan tanah
dan air tanah.
3. Siklus Belerang (sulfur)
Belerang dalam tubuh organisme merupakan unsur penyusun protein. Di alam, sulfur
(belerang) terkandung dalam tanah dalam bentuk mineral tanah dan di udara dalam
bentuk SO atau gas sulfur dioksida. Ketika gas sulfur dioksida yang berada di udara
bersenyawa dengan oksigen dan air, akan membentuk asam sulfat yang ketika jatuh
ke tanah akan menjadi bentuk ion-ion sulfat (SO4 2- ). Kemudian ion-ion sulfat tadi
akan diserap oleh tumbuhan untuk menyusun protein dalam tubuhnya. Ketika
manusia atau hewan memakan tumbuhan, maka akan terjadi perpindahan unsur
belerang dari tumbuhan ke tubuh hewan atau manusia.
Ketika hewan atau tumbuhan mati, jasadnya akan diuraikan oleh bakteri dan jamur
pengurai dan menghasilkan bau busuk, yaitu gas hidrogen sulfida (H2S) yang akan
dilepas ke udara dan sebagian tetap ada di dalam tanah. Gas hidrogen sulfida yang
ada di udara akan bersenyawa dengan oksigen membentuk sulfur oksida, dan yang di
tanah oleh bakteri tanah akan diubah menjadi ion sulfat dan senyawa sulfur oksida
yang nanti akan diserap kembali oleh tumbuhan.
Siklus belerang relative kompleks dimana melibatkan berbagai macam gas, mineralmineral yang sukar larut dan beberapa sepsis lainnya dalam larutan. Siklus ini
berkaitan dengan siklus oksigen dimana belerang bergabung dengan oksigen
membentuk gas belerang oksida, SO2, sebagai bahan pencemar air. Diantara spesispesi yang secara siknifikan terlihat dalam siklus belerang adalah gas hydrogen
sulfide H2S; mineral-mineral sulfide seperti PbS; asam sulfat H2SO4; belerang
oksida, SO2 komponen utama dari hujan asam; dan belerang yang terikat dalam
protein. Hujan asam didefinisikan sebagai segala macam hujan dengan pH di bawah
5,6. Hujan secara alami bersifat asam (pH sedikit di bawah 6) karena karbondioksida
(CO2) di udara yang larut dengan air hujan memiliki bentuk sebagai asam lemah.
Jenis asam dalam hujan ini sangat bermanfaat karena membantu melarutkan mineral
dalam tanah yang dibutuhkan oleh tumbuhan dan binatang.
Hujan asam disebabkan oleh belerang (sulfur) yang merupakan pengotor dalam bahan
bakar fosil serta nitrogen di udara yang bereaksi dengan oksigen membentuk sulfur
dioksida dan nitrogen oksida. Zat-zat ini berdifusi ke atmosfer dan bereaksi dengan
air untuk membentuk asam sulfat dan asam nitrat yang mudah larut sehingga jatuh
bersama air hujan. Air hujan yang asam tersebut akan meningkatkan kadar keasaman
tanah dan air permukaan yang terbukti berbahaya bagi kehidupan ikan dan tanaman
4. Siklus Nitrogen
Pada umumnya makhluk hidup tidak dapat mengambil langsung nitrogen yang ada di
udara. Tapi nitrogen dapat diambil pada proses fiksasi nitrogen oleh bakteri
Azotobacter dan Rhizobium.



Nitritasi : proses pengubahan amonia menjadi ion nitrit oleh Nitromonas dan
Nitrococcus
Nitratasi: proses pengubahan nitrit menjadi nitrat oleh Nitrobacter
Denitrifikasi: proses pemecahan senyawa HNO3 menjadi gas N2 oleh
Pseudomonas denitrificans dan Thiobacillus denitrificans
Di alam, Nitrogen terdapat dalam bentuk senyawa organik seperti urea, protein, dan
asam nukleat atau sebagai senyawa anorganik seperti ammonia, nitrit, dan nitrat.
Gas nitrogen ikatannya stabil dan sulit bereaksi, sehingga tidak bisa dimanfaatkan
secara langsung oleh makhluk hidup. Nitrogen dalam tubuh makhluk hidup
merupakan komponen penyusun asam amino yang akan membentuk protein.
Nitrogen bebas juga dapat bereaksi dengan hidrogen atau oksigen dengan bantuan
kilat atau petir membentuk nitrat (NO).
Beberapa jenis bakteri yang dapat menambat nitrogen terdapat pada akar legume
tumbuhan lain, misalnya Marsiella Siklus nitrogen merupakan proses pembentukan
dan penguraian nitrogen sebagai sumber protein utama di alam. Nitrogen menjadi
penyusun utama protein dan sangat diperlukan oleh tumbuhan dan hewan dalam
jumlah besar. Nitrogen diperlukan tumbuhan dalam bentuk terikat (ikatan suatu
senyawa dengan unsur lain). Nitrogen bebas dapat difiksasi (di ikat) di dalam tanah
oleh bakteri yang bersifat simbiotik dan dapat mengikat protein jika bekerjasama
dengan akar tumbuhan polong, yang mempunyai bintil akar, rumpun tropik, dan
beberapa jenis gangaang. Selain itu terdapat bakteri dalam tanah yang dapat memikat
nitrogen secara langsung, yaitu acetobacter sp yang bersifat aerob dan clostridium sp.
yang bersifat anaerob. Selain itu, terdapat beberapa jenis spesies gangganng biru yang
dapat menambat nitrogen, antara lain nostoc sp. dan anabaena sp.
Tumbuhan memperoleh nitrogen di dalam tanah berupa amonia (NH3), ion nitrit
(NO2-), dan ion nitrat (NO3-). Dalam tanah nitrogen terdapat dalam organik tanah di
berbagai tahap pembusukan, namun belum dapat dimanfaatkan tumbuhan. Nitrogen
yang dimanfaatkan tumbuhan biasanya terikat dalam bentuk ammonium dan (NH4+)
ion nitrat (NO3-).
Amonia diperoleh dari hasil penguraian jaringan yang mati dan oleh bakteri. Amonia
ini dapat dinitrifikasi oleh bakteri nitrit, yaitu nitrosomonas dan nitrosococcus
menjadi NO2-. Selanjutnya oleh bakteri denitrifikasi, yaitu pseudomonas
denitrifikasi, nitrat diubah kembali menjadi ammonia dan ammonia diubah kembali
menjadi nitrogen yang dilepas bebas ke udara. Dengan cara ini siklus nitrogen akan
berulang dalam ekosistem.
Nitrat sangat mudah larut dalam tanah, sehinga cepat hilang karena proses
pembusukan. Taraf ketersesisaan nitrogen dalam tanah tergantung pada banyaknya
bahan organik, populasi zat-zat renik, dan tingkat pembasuhan tanah oleh air. Dalam
keadaan alami terjadi keseimbangan antara laju pertumbuhan dan gaya-gaya yang
menentukan penyediaan nitrogen dalam tanah. Proses pemanenan menyebabkan
sejumlah besar nitrogen terikat hilang akibat tanah mengalami pembasuhan oleh
gerak aliran air dan kegiatan jasad renik. Selain itu nitrogen terikat juga hilang,
karena diambil oleh bakteri pengubah nitrat menjadi nitrogen. Hal ini menyebabkan
pertanian intensif sangat tergantung pada tambahan pupuk nitrogen.
Bakteri penghasil ion nitrit dan nitrat bersifat autotrof dan aerob, sehingga
kehidupannya dipengaruhi oleh aerosotama, suhu, dan kandungan air dalam tanah.
Sementara itu proses perubahan nitrit menjadi nitrogen bersifat
5. Siklus Karbon dan Oksigen
Sumber karbon di alam adalah CO 2 :

 CO 2 di alam → fotosintesis → tumbuhan mati → karbon tersimpan di
dalam fosil

 Makhluk hidup bernapas → mengeluarkan CO 2 dipakai untuk fotosintesis

 Hewan mati → karbon tersimpan di dalam fosil

Fosil → bahan bakar → CO 2 terlepas kembali ke udara
Proses timbal balik fotosintesis dan respirasi seluler bertanggung jawab atas
perubahan dan pergerakan utama karbon. Naik turunnya CO 2 dan O 2 atsmosfer
secara musiman disebabkan oleh penurunan aktivitas fotosintetik. Dalam skala global
kembalinya CO 2 dan O 2 ke atmosfer melalui respirasi hampir menyeimbangkan
pengeluarannya melalui fotosintesis.
Akan tetapi pembakaran kayu dan bahan bakar fosil menambahkan lebih banyak lagi
CO 2 ke atmosfir. Sebagai akibatnya jumlah CO 2 di atmosfer meningkat. CO 2 dan
O 2 atmosfer juga berpindah masuk ke dalam dan ke luar sistem akuatik, dimana CO
2 dan O 2 terlibat dalam suatu keseimbangan dinamis dengan bentuk bahan anorganik
lainnya.
A. Siklus Oksigen
Senyawaan oksigen dengan semua unsure kecuali He, Ne, dan mungkin Ar dikenal.
Molekul oksigen (dioksigen, O2 ) bereaksi dengan semua unsur lain kecuali halogen,
beberapa logam mulia, dan gas-gas mulia baik dalam suhu ruangan atau pada
pemanasan. Oksigen merupakan unsur yang vital bagi kehidupan di bumi ini.
Sumber oksigen paling besar berasal dari proses fotosintesis yang dilakukan
tumbuhan. Tumbuhan dan manusia atau hewan adalah komponen penyusun
ekosistem yang mempengaruhi terjadinya proses atau daur oksigen di alam semesta.
Adapun daur oksigen tersebut dijelaskan seperti pada gambar di bawah ini.
1. Proses fotosintesis tumbuhan dan alga menyerap CO2 dan menghasilkan O2
yang dilepaskan ke atmosfer.
2. Kemudian O2 dihirup oleh manusia dan hewan melalui respirasi atau
pernafasan.
3. Oksigen oleh manusia dan hewan kemudian digunakan sebagai bahan bakar
sari makanan melalui proses metabolisme dalam tubuhnya masing-masing.
4. Metabolisme manusia dan hewan menghasilkan CO2 yang kemudian
dilepaskan ke atmosfer.
5. Aktivitas industri juga dapat bekerja saat oksigen tersedia dan membuang
CO2 ke atmosfer sebagai limbah industri.
6. Senyawa hasil respirasi makhluk hidup dan pembakaran industri adalah CO2
dan H2O. Kedua senyawa ini kemudian digunakan kembali oleh tumbuhan
untuk melakukan proses fotosintesis.
7. Begitu seterusnya sehingga daur oksigen dapat terus berlanjut.
B. Siklus Karbon
Siklus karbon adalah siklus biogeokimia di mana karbon dipertukarkan antara
biosfer, geosfer, hidrosfer, dan atmosfer bumi. Dalam siklus ini terdapat empat
reservoir karbon utama yang dihubungkan oleh jalur pertukaran. Reservoir-reservoir
tersebut adalah:
1. Atmosfer
2. Biosfer Teresterial, meliputi freshwater sistem dan material nonhayati organik
seperti soil karbon (karbon tanah)
3. Lautan, meliputi karbon anorganik terlarut dan biota laut hayati atau
nonhayati
4. Sedimen, meliputi bahan baker fosil
Pertukaran karbon antara reservoir terjadi karena proses kimia, fisika, geologi, dan
biologi yang bermacam-macam.
Terdapat lebih banyak persenyawaan karbon yang dikenal daripada persenyawaan
unsur lain kecuali hydrogen. Kebanyakan dikenal sebagai zat-zat kimia organic.
Keistimewaan karbon yang unik adalah kecenderungannya secara alamiah mengikat
dirinya sendiri dalam rantai-rantai atau cincin-cincin , tidak hanya dengan ikatan
tunggal, C-C, tetapi juga mengandung ikatan ganda, C=C atau C=C . Di atmosfer
terdapat kandungan COZ sebanyak 0.03%. Sumber-sumber COZ di udara berasal dari
respirasi manusia dan hewan, erupsi vulkanik, pembakaran batubara, dan asap pabrik.
Karbon dioksida di udara dimanfaatkan oleh tumbuhan untuk berfotosintesis dan
menghasilkan oksigen yang nantinya akan digunakan oleh manusia dan hewan untuk
berespirasi. Hewan dan tumbuhan yang mati, dalam waktu yang lama akan
membentuk batubara di dalam tanah. Batubara akan dimanfaatkan lagi sebagai bahan
bakar yang juga menambah kadar C02 di udara.
Di ekosistem air, pertukaran C02 dengan atmosfer berjalan secara tidak langsung.
Karbon dioksida berikatan dengan air membentuk asam karbonat yang akan terurai
menjadi ion bikarbonat. Bikarbonat adalah sumber karbon bagi alga yang
memproduksi makanan untuk diri mereka sendiri dan organisme heterotrof lain.
Sebaliknya, saat organisme air berespirasi, CO2 yang mereka keluarkan menjadi
bikarbonat. Jumlah bikarbonat dalam air adalah seimbang dengan jumlah C02 di air.
Siklus karbon adalah siklus biogeokimia dimana karbon dipertukarkan antara biosfer,
geosfer, hidrosfer, dan atmosfer Bumi (objek astronomis lainnya bisa jadi memiliki
siklus karbon yang hampir sama meskipun hingga kini belum diketahui). Dalam
siklus ini terdapat empat reservoir karbon utama yang dihubungkan oleh jalur
pertukaran. Reservoir-reservoir tersebut adalah atmosfer, biosfer teresterial (biasanya
termasuk pula freshwater system dan material non-hayati organik seperti karbon
tanah (soil carbon)), lautan (termasuk karbon anorganik terlarut dan biota laut hayati
dan non-hayati), dan sedimen (termasuk bahan bakar fosil). Pergerakan tahuan
karbon, pertukaran karbon antar reservoir, terjadi karena proses-proses kimia, fisika,
geologi, dan biologi yang bermaca-macam. Lautan mengadung kolam aktif karbon
terbesar dekat permukaan Bumi, namun demikian laut dalam bagian dari kolam ini
mengalami pertukaran yang lambat dengan atmosfer.
Karbon dioksida (rumus kimia: CO2) atau zat asam arang adalah sejenis senyawa
kimia yang terdiri dari dua atom oksigen yang terikat secara kovalen dengan sebuah
atom karbon. Ia berbentuk gas pada keadaan temperatur dan tekanan standar dan
hadir di atmosfer bumi. Rata-rata konsentrasi karbon dioksida di atmosfer bumi kirakira 387 ppm berdasarkan volume [1] walaupun jumlah ini bisa bervariasi tergantung
pada lokasi dan waktu. Karbon dioksida adalah gas rumah kaca yang penting karena
ia menyerap gelombang inframerah dengan kuat.
Karbon dioksida dihasilkan oleh semua hewan, tumbuh-tumbuhan, fungi, dan
mikroorganisme pada proses respirasi dan digunakan oleh tumbuhan pada proses
fotosintesis. Oleh karena itu, karbon dioksida merupakan komponen penting dalam
siklus karbon. Karbon dioksida juga dihasilkan dari hasil samping pembakaran bahan
bakar fosil. Karbon dioksida anorganik dikeluarkan dari gunung berapi dan proses
geotermal lainnya seperti pada mata air panas. Karbon dioksida tidak mempunyai
bentuk cair pada tekanan di bawah 5,1 atm namun langsung menjadi padat pada
temperatur di bawah -78 °C. Dalam bentuk padat, karbon dioksida umumnya disebut
sebagai es kering. Neraca karbon global adalah kesetimbangan pertukaran karbon
(antara yang masuk dan keluar) antar reservoir karbon atau antara satu putaran (loop)
spesifik siklus karbon (misalnya atmosfer – biosfer). Analisis neraca karbon dari
sebuah kolam atau reservoir dapat memberikan informasi tentang apakah kolam atau
reservoir berfungsi sebagai sumber (source) atau lubuk (sink) karbon dioksida.
2.4. Rantai Makanan dan Rantai Energi
Rantai makanan adalah perpindahan energi makanan dari sumber daya tumbuhan
melalui seri organisme atau melalui jenjang makan. Rantai makanan merupakan
bagian dari jaring-jaring makanan, di mana rantai makanan bergerak secara linear
dari produsen ke konsumen teratas. Panjang rantai makanan ditentukan dari seberapa
banyak titik yang menghubungkan antar tingkatan trofik. Pada setiap tahap
pemindahan energi, 80%–90% energi potensial kimia hilang sebagai panas, karena itu
langkah-langkah dalam rantai makanan umumnya terbatas 4-5 langkah saja. Dengan
kata lain, semakin pendek rantai makanan semakin besar pula energi yang tersedia
pada setiap suksesi level.
Rantai makanan pertama kali diteliti oleh ilmuwan Arab Al-Jahiz pada abad ke-9,
yang lalu dipopulerkan kembali oleh Charles Sutherland Elton pada tahun 1927.
Dalam suatu ekosistem biasanya ada faktor biotik dan abiotik. Faktor-faktor biotik
dalam suatu ekosistem ada yang disebut sebagai produsen, konsumen tingkat satu,
konsumen tingkat dua konsumen tingkat tiga dan seterusnya sampai konsumen
puncak. Yang termasuk produsen disini semuanya jenis tumbuhan yang mempunyai
klorofil baik tingkat monoseluler (fitoplankton) maupun yang polyseluler (tumbuhan
tinggi). Jadi pengertian produsen disini adalah tumbuhan yang dapat membuat zat-zat
organik dari bahan-bahan anorganik dengan bantuan energi cahaya (fotosintesis).
Konsumen tingkat satu adalah konsumen yang langsung memakan produsen yang di
sebut dengan herbivora (pemakan tumbuhan). Konsumen tingkat satu ini benar-benar
menggunakan energi kimia dari hasil fotosintesis. Hewan-hewan konsumen tingkat
satu banyak macamnya, sapi, kambing, marmut, kelinci, belalang, ulat dan
sebagainya.
Konsumen tingkat dua adalah konsumen yang memakan konsumen tingkat satu, atau
disebut pemakan daging (karnivora). Energi kimia yang ada pada konsumen pertama
ada pada otot/daging berupa protein ataupun lemak.
Demikian juga untuk konsumen tingkat tiga sampai tingkat puncak. Sehingga kalau
kita amati disini terjadilah suatu peralihan energi sesuai dengan hukum kekekalan
energi, bahwa energi tidak dapat di musnahkan tetapi berubah bentuknya. Disini pun
sama energi matahari dirubah menjadi energi kimia (amilum/zat tepung) oleh
tumbuhan dalam proses fotosintesis amilum di rubah oleh konsumen tingkat satu
menjadi protein dan lemak dalam otot/daging.
Dekomposer terdiri atas bakteri, jamur (fungi), tumbuhan atau hewan yang memakan
organisme mati dan melepaskan zat-zat organik yang dihasilkan dari organisme itu ke
rantai makanan. Contohnya seekor kambing yang mati di padang rumput mungkin
akan digerogoti oleh spesies-pesies pemakan bangkai seperti burung pemakan
bangkai, gagak dan lain-lain. Zat-zat yang tidak dimakan mengalami penguraian oleh
bakteri dan jamur, sehingga bagian-bagian bangkai yang tidak dimakan oleh burung
gagak, menjadi tersedia bagi organisme-organisme lain, misal rumput.
Demikianlah seterusnya sampai konsumen puncak. Dari aliran tersebut kalau kita
buatkan bagannya sebagai berikut:
Produsen (tumbuhan hijau) → konsumen I → konsumen II → konsumen (puncak) →
dekomposer
Puncak tertinggi dalam tingkatan tropik ditepati oleh predator yang hampir tidak
mungkin dimakan oleh organisme lain. Posisi konsumen yang berada diantara
herbivora dan predator, dia memakan organisme lain tetapi juga mempersiapkan diri
sebagai makanan dari para predator diatasnya. Panjang tingkatan tropik dalam rantai
makanan ditentukan oleh kompleksitas suatu ekosistem, namum umumnya
banyaknya tingkatan tropik tidak jauh berbeda tiap ekosistem.
1.
2.
3.
4.
5.
Produsen tumbuhan yang dapat memasak makanan sendiri.
Konsumen Ihewan pemakan tumbuhan (herbivora).
Konsumen II hewan pemakan konsumen I (karnivora).
Konsumen III hewan pemakan konsumen II (karnivora).
Dekomposer organisme yang menguraikan bahan organik menjadi anorganik
dari organisme yang sudah mati (bakteri dan jamur).
Siklus Energi
Pada siklus ini lebih ditekankan pada perputaran energi yang terjadi diantara
komponen ekosistem. Siklus energi ini diawali dari energi matahari yang ditangkap
oleh produsen, kemudian terus berputar tiada henti pada konsumen dan semua
komponen ekosistem yang. hal ini karena menurut hukum termodinamika bahwa
energi dapat berubah bentuk, tidak dapat dimusnahkan serta diciptakan. Perubahan
bentuk energi inn dikenal dengan istilah transformasi energi. Aliran energi di alam
atau ekosistem tunduk kepada hukum-hukum termodinamika tersebut. Dengan proses
fotosintesis energi cahaya matahari ditangkap oleh tumbuhan, dan diubah menjadi
energi kimia atau makanan yang disimpan di dalam tubuh tumbuhan.
Proses aliran energi berlangsung dengan adanya proses rantai makanan. Tumbuhan
dimakan oleh herbivora, dengan demikian energi makanan dari tumbuhan mengalir
masuk ke tubuh herbivora. Herbivora dimakan oleh karnivora, sehingga energi
makanan dari herbivora masuk ke tubuh karnivora. Di alam rantai makanan itu tidak
sederhana, tetapi ada banyak, satu dengan yang lain saling terkait atau berhubungan
sehingga membentuk jaring-jaring makanan. Organisme-organisme yang memperoleh
energi makanan dari tumbuhan dengan jumlah langkah yang sama dimasukkan ke
dalam aras trofik yang sama. Makin tinggi aras trofiknya, makin tinggi pula efisiensi
ekologinya.
2.5. Interaksi dalam Ekosistem
Interaksi antar individu
Simbiosis adalah bentuk interaksi yang sangat erat dan khusus antara dua
makhluk hidup yang berlainan jenis. Makhluk hidup yang melakukan
simbiosis disebut simbion. Simbiosis dapat dibedakan menjadi beberapa
macam, diantaranya :
1. Simbiosis Mutualisme Interaksi antara dua individu ataupun populasi yang
saling menguntungkan. Misalnya, simbiosis antara jenis jamur tertentu dan
jenis alga tertentu membentuk likenes, antara bunga dengan kupukupu.
2. Simbiosis Parasitisme Interaksi dua individu/populasi di mana salah satu
individu untung, sedang simbion pasangannya rugi. Contohnya, benalu yang
tumbuh pada ranting pohon mangga, cacing perut dan cacing tambang yang
hidup di dalam usus manusia.
3. Simbiosis Komensalisme Interaksi antara individu/populasi yang satu untung
sedangkan individu/populasi lainnya tidak untung dan juga tidak rugi.
Contohnya, interaksi antara anggrek dengan tanaman inangnya.
4. Netralisme adalah interaksi antara dua jenis organisme yang tidak saling
memengaruhi. Interaksi netralisme sesungguhnya jarang terjadi di alam.
Contoh : kambing vs kupu-kupu.
5. Protokoperasi adalah bentuk interaksi fakultatif (tidak merugikan keduanya)
antara dua organisme. Salah satu contoh interaksi ini adalah saling
menempelnya akar (graft) antara dua pohon. Diketahui ada beberapa jenis
pohon yang membentuk graft alami. Sebagian dari mereka menggunakan graft
interspesifik, bahkan ada yang sampai intergenerik (sudah berkembang jauh).
Kedua pohon yang mengalami graft akan saling bertukar hasil fotosintesis
dari pohon, sehingga menghasilkan fotosintesis yang lebih seragam.
Simbiosis bakteri rhizobium dengan bintil akar tumbuhan polong-polongan
https://twitter.com
6. Predasi (predatorisme) atau disebut juga pemangsa adalah interaksi antara
pemangsa (predator) dan mangsa (preis). Pada umumnya pemangsa lebih
besar dari pada mangsa. Berbeda dengan parasit, pemangsa akan memakan
organisme mangsanya. Jadi, pemangsa akan membunuh mangsanya. Sebagai
contoh: Burung jalak vs kutu kerbau. Burung jalak akan memangsa kutu-kutu
pada kulit kerbau.
7. Herbivori adalah bentuk interaksi dimana hewan mengonsumsi seluruh atau
sebagian tumbuhan dari konsumen. Konsumen pemakan jaringan hidup
disebut biofag dan konsumen pemakan jaringan mati disebut saprofag. Hewan
yang bersifat saprofag disebut detritifor. Detritifor sesungguhnya adalah
konsumen yang biasanya memakan detritus, yaitu serpihan bahan-bahan
organik dari tumbuhan. Contoh: semut, cacing, serangga tanah dsb.
Daftar kemungkinan tipe interaksi biologis “On” jika organisme A dan B cukup dekat
dan berinteraksi, “Off” jika tidak terjadi interaksi.
NO Nama Interaksi
ON
OFF
A
B
A
B
1
Netralisme
o
o
o
o
2
3
4
5
6
7
Mutualisme
Protokoperasi
Komensalisme
Parasitisme
Predasi
Herbivori
+
+
+
+
+
+
+
+
o
-
o
-
o
o
+
o
o
Interaksi antar populasi
Interaksi antar populasi debadakan menjadi 2 (dua) yaitu :
1. Kompetisi, adalah hubungan antar populasi dan di antara populasi terdapat
kepentingan yang sama, sehingga terjadi persaingan untuk mendapatkan apa
yang diperlukan. Contoh : persaingan antar populasi lembu dan populasi
kambing di padang rumput.
2. Alelopati, merupakan interaksi antar populasi, bila populasi yang satu
menghasilkan zat yang dapat menghalangi timbulnya populasi lain. Contoh :
disekitar pohon wahut (juglans) jarang ditumbuhi tumbuhan lain karena
tumbuhan ini menghasilkan zat bersifat toksik.
BAB III KAJIAN MAKALAH
3.1. Tumbuhan Anggrek
Suku anggrek-anggrekan (Bahasa Latin: Orchidaceae) merupakan satu suku
tumbuhan berbunga dengan anggota jenis terbanyak. Jenis-jenisnya tersebar luas dari
daerah tropika basah hingga wilayah sirkumpolar, meskipun sebagian besar
anggotanya ditemukan di daerah tropika.
Tanaman anggrek tersebar luas dari daerah tropika hingga daerah sirkumpolar.
Sebagian besar tanaman anggrek hidup secara epifit dengan melekat pada batang
pohon tempatnya tumbuh namum tidak merugikan tanaman yang ditumpangi. Ada
pula tanaman anggrek yang tumbuh secara geofitis atau sering dikenal terrestria
artinya tumbuh di tanah dengan akar-akar di dalam tanah. Ada pula yang bersifat
saprofit, tumbuh pada media daun-daun kering dan kayu-kayu lapuk yang telah
membusuk menjadi humus pada beberapa anggrek yang berada pada iklim sedang
biasanya hidup di tanah dan membentuk umbi sebagai salah satu bentuk adaptasi
terhadap keadaan lingkungan disekitarnya.
Ciri ciri Botani
Anggota suku ini cenderung memiliki organ-organ yang sukulen atau "berdaging":
tebal dengan kandungan air yang tinggi. Dengan demikian ia dapat hidup pada
kondisi ketersediaan air yang rendah. Air diperoleh dari hujan, tetesan, embun, atau
uap air di udara. Namun, anggrek tidak ditemukan di daerah gurun karena
perakarannya tidak intensif. Anggrek menyukai cahaya matahari tetapi tidak langsung
sehingga ia biasa ditemukan di alam sebagai tumbuhan lantai hutan atau di bawah
naungan. Sebagai tanaman hias, anggrek tahan di dalam ruang.
Akar serabut, tidak dalam. Jenis-jenis epifit yaitu mengembangkan akar sukulen dan
melekat pada batang pohon tempatnya tumbuh,namun tidak merugikan pohon inang.
Ada pula yang tumbuh geofitis,dengan istilah lain terrestria artinya tumbuh di tanah
dengan akar-akar di dalam tanah. Ada pula yang bersifat saprofit, tumbuh pada media
daun-daun kering dan kayu-kayu lapuk yang telah membusuk menjadi humus. Pada
permukaan akar seringkali ditemukan jamur akar (mikoriza) yang bersimbiosis
dengan anggrek.
Batang anggrek beruas-ruas. Anggrek yang hidup di tanah ("anggrek tanah")
batangnya pendek dan cenderung menyerupai umbi. Sementara itu, anggrek epifit
batangnya tumbuh baik, seringkali menebal dan terlindungi lapisan lilin untuk
mencegah penguapan berlebihan. Pertumbuhan batang dapat bersifat "memanjang"
(monopodial) atau "melebar" (simpodial), tergantung genusnya.
Daun anggrek biasanya oval memanjang dengan tulang daun memanjang pula, khas
daun monokotil. Daun dapat pula menebal dan berfungsi sebagai penyimpn air.
Bunga anggrek berbentuk khas dan menjadi penciri yang membedakannya dari
anggota suku lain. Bunga-bunga anggrek tersusun majemuk, muncul dari tangkai
bunga yang memanjang, muncul dari ketiak daun. Bunganya simetri bilateral. Helaian
Kelopak bunga (sepal) biasanya berwarna mirip dengan mahkota bunga (sehingga
disebut tepal). Satu helai mahkota bunga termodifikasi membentuk semacam "lidah"
yang melindungi suatu struktur aksesoris yang membawa benang sari dan putik.
Benang sari memiliki tangkai sangat pendek dengan dua kepala sari berbentuk
cakram kecil (disebut "pollinia") dan terlindung oleh struktur kecil yang harus dibuka
oleh serangga penyerbuk (atau manusia untuk vanili) dan membawa serbuk sari ke
mulut putik. Tanpa bantuan organisme penyerbuk, tidak akan terjadi penyerbukan.
Buah anggrek berbentuk kapsul yang berwarna hijau dan jika masak mengering dan
terbuka dari samping. Bijinya sangat kecil dan ringan, sehingga mudah terbawa
angin. Biji anggrek tidak memiliki jaringan penyimpan cadangan makanan; bahkan
embrionya belum mencapai kematangan sempurna. Perkecambahan baru terjadi jika
biji jatuh pada medium yang sesuai dan melanjutkan perkembangannya hingga
kemasakan.
Anggrek Berdasarkan Tipe Pertumbuhan
Monopodial
Anggrek ini hanya memiliki satu batang dan satu titik tumbuh saja. Bunganya
tumbuh dari ujung batang. Anggrek ini dapat diperbanyak dengan stek batang dan
biji. contoh: Vanda sp., dan Phalaenopsis sp. (Anggrek Bulan).
Simpodial
Anggek ini memiliki lebih dari satu titik tumbuh. Tunas baru muncul dari sekitar
batang utama. Bunga bisa muncul di pucuk atau sisi batang, tetapi ada juga yang
muncul dari akar tinggal. Batangnya menyimpan air cadangan makanan atau umbi
semu. Anggrek ini dapat diperbanyak dengan cara split, pemisahan keiki, biji.
Contoh: Dendrobium sp., Cattleya sp.
Anggrek Berdasarkan Tempat Tumbuh
AnggrekEpifit
Anggrek yang tumbuh menumpang pada pohon lain tanpa merugikan tanaman
inangnya dan membutuhkan naungan dari cahaya matahari. Akar anggrek menyerap
makanan dari air hujan, kabut dan udara sekitar. Contoh: Cattleya sp., Dendrobium
sp., Vanda sp. Phalaenopsis sp.
AnggrekTerestial
Anggrek yang tumbuh di tanah dan membutuhkan cahaya matahari langsung. akarnya
mengambil makanan dari tanah. Contoh: Phaius sp.
AnggrekSaprofit.
Anggrek yang tumbuh pada media yang mengandung humus atau daun-daun kering,
serta menbutuhkan sedikit cahaya matahari. Jenis ini tidak memiliki daun dan
klorofil. Contoh: Goodyera sp.
AnggrekLitofit.
Anggrek yang tumbuh pada batu-batuan atau tanah berbatu, dan tahan terhadap
cahaya matahari penuh. Anggek ini mengambil makanan dari hujan, udara, humus.
Contoh: Paphiopedilum sp.
3.2 Ekosistem Anggrek Alami dan Ekosistem Anggrek Buatan
Anggrek merupakan tanaman yang mudah beradaptasi dengan lingkungannya. Tak
heran apabila tanaman anggrek bisa di jumpai hampir di seluruh bagian dunia. Lokasi
tumbuhnya juga sangat beragam, mulai dari daerah dataran rendah, dataran tinggi,
kawasan suhu tinggi maupun kawasan suhu rendah.
Anggrek dapat tumbuh secara alami di alam dan pada umumnya berkembang di
ekosistem hutan. Jadi ekosistem anggrek alami disini adalah lingkup ekosistem yang
lebih kecil dari ekosistem hutan dan terbatas pada lingkup tumbuhan anggrek.
Selain dapat tumbuh dan berkembang secara alami, anggrek juga sudah banyak di
budidayakan dan di kembangkan oleh manusia. Anggrek yang dikembangkan oleh
manusia berada di lingkungan yang berbeda-beda. Anggrek dapat tumbuh ditamantaman kota, tempat penelitian tumbuhan, dan tempat budidaya anggrek. Lokasi-lokasi
inilah tempat terjadinya ekosistem anggrek buatan, karena terdapat campur tangan
manusia didalamnya.
3.3 Prinsip Ekosistem Anggrek
Dalam sebuah ekosistem pastilah terdapat keanekaragaman komponen didalamnya
tidak terkecuali ekosistem anggrek. Pada Ekosistem anggrek terdapat komponen
biotik dan abiotik yang sangat beragam. Komponen biotik merupakan komponen
yang berupa makhluk hidup yang terdapat dalam sebuah ekosistem. Dalam ekosistem
anggrek komponen biotik pada umumnya adalah pohon inang, serangga, mikroba,
dan lainnya. Komponen abiotik merupakan komponen yang bukan berupa makhluk
hidup. Dalam hal ini komponen abiotik umumnya adalah tanah, suhu dan
kelembapan, cahaya matahati, air, mineral, dan lainnya.
Setiap komponen dalam suatu ekosistem saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan.
Ekosistem anggrek akan terjadi jika setiap komponen terpenuhi. Semisal ada
komponen yang tidak ada maka besar kemungkinan bahwa ekosistem anggrek tidak
akan berjalan dengan baik. Contoh, misal komponen abiotik dalam hal ini air dan
mineral, anggrek bukanlah tanaman parasit yang mengambil sari makanan dari
inangnya, sehingga untuk memenuhi makanannya anggrek harus membuatnya
sendiri. Dalam proses pembuatan makanan (fotosíntesis) diperlukan komponen
abiotik berupa air dan mineral. Tanpa itu tanaman anggrek tidak dapat bertahan hidup
dan akan mati.
3.4. Siklus Beogeokimia Pada Ekosistem Anggrek
I. Air dan Mineral
Air merupakan suatu senyawa yang ada di alam yang mempunyai peranan penting
bagi keberlangsungan hidup dan aktifitas mahkluk hidup. Air juga merupakan reagen
yang penting dalam proses-proses fotosintesa dan dalam proses-proses hidrolik.
Disamping itu juga merupakan pelarut dari garam-garam, gas-gas dan materialmaterial yang bergerak kedalam tumbuh tumbuhan. Kekurangan air akan
mengganggu aktifitas fisiologis maupun morfologis, sehingga mengakibatkan
terhentinya pertumbuhan.
Urutan senyawa terlarut didalam air alam menurut jumlahnya ialah: garam mineral,
senyawa organik dan gas-gas. Air dapat dimanfaatkan secara biologis maupun non
biologis. Secara biologis air diperlukan untuk membentuk senyawa karbohidrat,
carrier bagi zat gizi, dan sebagainya.
Molekul air tersusun atas dua atom hidrogen dan satu atom oksigen (H2O). Dalam
keadaan cair, molekul-molekul air saling bertautan membentuk polimer via ikatan
hidrogen. Karena ikatan inilah air mempunyai panas latent penguapan yang besar
serta daya pelarutan yang tinggi.
Air memiliki keunikan sifat antara lain memberikan tegangan permukaan air yang
cukup kuat, dan memberikan bentuk butir-butir air. Demikian pula air mempunyai
tingkat adhesi yang tinggi dengan kebanyakan material, Kohesi yang kuat sangat
membantu proses penyerapan air dari akar ke pucuk tumbuhan yang tinggi. Imbibisi
(proses merasuknya air ke dalam struktur berpori-pori) membantu penyerapan air ke
dalam biji dan memecahkan kulit biji sehingga biji tersebut dapat tumbuh. Ikatan
hidrogen juga menyebabkan air mempunyai kapasitas panas yang tinggi sehingga
dapat berfungsi sebagai tempat penampung panas yang efektif. Karena air memiliki
keunikan seperti diatas maka air dapat berfungsi baik sebagai media untuk hidup oleh
suatu organisme. Air menjaga level temperatur yang stabil yang penting bagi iklim
dan kehidupan. air juga memiliki viskositas yang rendah sehingga dapat dengan
mudah mengalir. Hal ini sangat penting dalam sistem transportasi pada tumbuhan.
Selain itu air memerlukan energi yang banyak untuk menguap sehingga memoderasi
panas dari matahari, menjaga temperatur ekosistem air, dan menjaga temperatur
organisma dari ekses panas.
Menurut Noggle dan Frizt (1983) fungsi air bagi tanaman yaitu : (1) sebagai senyawa
utama pembentuk protoplasma, (2) sebagai senyawa pelarut bagi masuknya mineralmineral dari larutan tanah ke tanaman dan sebagai pelarut mineral nutrisi yang akan
diangkut dari satu bagian sel ke bagian sel lain, (3) sebagai media terjadinya reaksireaksi metabolik, (4) sebagai rektan pada sejumlah reaksi metabolisme seperti siklus
asam trikarboksilat, (5)mengatur mekanisme gerakan tanaman seperti membuka dan
menutupnya stomata, membuka dan menutupnya bunga serta melipatnya daun-daun
tanaman tertentu, (6) berperan dalam perpanjangan sel, (7) sebagai bahan
metabolisme dan produk akhir respirasi, serta (8) digunakan dalam proses respirasi.
Air diserap melalui akar oleh tanaman melewati dinding sel dan akan melalui xylem
untuk diangkut ke daun sehingga dapat digunakan sebagai bahan untuk fotosíntesis.
II. Siklus Mineral
Tanaman membutuhkan banyak elemen untuk membangun diri dan fungsiannya.
Untuk itu mereka membutuhkan karbon (C) dari udara dalam bentuk CO2, hidrogen
(H) dan Oksigen (O) dari air (H2O). Oksigen juga di absorbsi dari udara yang
terkonsentrasi sebagai O2 yang hampir 20%. Selain itu tanaman juga membutuhkan
elemen lainnya seperti mineral yang biasanya diserap oleh akar dan beberapa diserap
oleh daunan.
Mineral yang dibutuhkan oleh tanaman secara alami dibagi menjadi 2 kelompok.
Kelompok pertama, disebut makroelemen (mineral yang dibutuhkan dalam jumlah
banyak), terdiri dari nitrogen (N), fosfor (P), potassium (K), kalsium (Ca), sulfur (S),
magnesium (Mg), dan besi (Fe). Kelompok mineral yang kedua dibutuhkan dalam
jumlah yang sedikit oleh karena itu disebut mikroelemen. Kelompok ini diantaranya :
molybdenum (Mo), tembaga (Cu), seng (Zn), boron (B), klorin (Cl), sodium (Na),
silikon (Si), kobalt (Co), dan mangan (Mn). Alumunium (Al), galium (Ga), selenium
(Se), vandium (V), nikel (ni), dan mineral lain
Selain itu mineral dapat melakukan tiga fungsi bagi pertumbuhan dan perkembangan
tumbuhan, yaitu fungsi elektro kimia, strukur dan katalis. Peranan elektrokimia
meliputi proses penyeimbangan konsentrasi ion, stabilisasi makromolekul, stabilisasi
koloida dan netralisasi muatan. Peranan struktur dilakukan oleh mineral dalam
keterlibatannya pada struktur kimia molekul biologi atau fungsi dalam membentuk
polimer strutur, misal kalsium dalam pektin. Dalam fungsinya sebagai katalis,
mineral terlibat dalam bagian aktif (active site) suatu enzim. Mineral-mineral yang
termasuk dalam kelompok makro (makronutrien) memiliki ketiga peranan tersebut
diatas, sedangkan kelompok unsur mikro (mikronutrien) hanya mendukung fungsi
katalis.
Pengambilan mineral pada tanaman terjadi secara difusi dan osmosis, dengan
mengikuti aliran air atau berdasarkan perpindahan anion (negatif berubah menjadi
ion) dan kation untuk menjaga keseimbangan dalam sel (Donnan Equilibrium).
Tetapi, kebanyakan uptake dilakukan secara aktif (disebut uptake aktif) yang
mengakibatkan pengeluaran energi. Energi yang dibutuhkan untuk uptake aktif
berasal dari respirasi. Oleh karena itu proses ini memerlukan oksigen dan dipengaruhi
oleh suhu. Studi tentang nutrisi dan ekologi menunjukkan bahwa anggrek
memperoleh mineral melalui mikoriza pada mereka dan secara langsung dari substrat
dimana mereka tumbuh.
III. Fiksasi Karbon
Karbon terdapat secara alami di atmodfer bumi dalam bentuk karbon dioksida.
Karbon dioksida terbentuk dari hasil respirasi makhluk hidup, pembakaran minyek
bumi dan sebagainya. Bumi kita memiliki jumlah karbon dioksida (CO2) di udara
yang semakin banyak tiap tahunnya dan mengakibatkan efek rumah kaca. Bagi
tanaman, CO2 sangat penting untuk proses fotosintesis. Proses fotosintesis adalah
proses pengolahan bahan dari luar tanaman seperti air, CO2, nutrisi, yang akan
digunakan untuk kebutuhan hidup, memperbaiki kerusakan sel, dan sebagai sumber
energi serta untuk membentuk cadangan makanan bagi tanaman. Secara singkat,
proses fotosintesis dapat dijelaskan dengan persamaan :
Tanaman menyerap karbon dioksida dari udara melalui stomata daun. Air diserap dari
tanah melalui akar, kemudian transportasinya melalui xylem untuk proses
fotosintesisnya. Fotosintesis dalam tumbuhan tingkat tinggi dapat terjadi melalui 3
jalur yaitu C3, C4 dan CAM. Anggrek merupakan tanaman dengan diversitas yang
sangat tinggi sehingga pada tanaman anggrek fotosintesisnya juga melalui ketiga jalur
tersebut diatas.
Jalur C3 terjadi pada tanaman subtropis, bergantung pada suhu, tanpa mekanisme
penumpukkan CO2. Contoh spesies jalur ini diantaranya : P. barbatum, Eulophia
keithii, Tainia penangiana. Jalur ini sering juga disebut Siklus Calvin atau reaksi
gelap yang merupakan reaksi lanjutan dari reaksi terang dalam fotosintesis. Reaksi
gelap adalah reaksi pembentukan gula dari CO2 yang terjadi di stroma.
Jalur C4 terjadi pada tanaman tropis, prosesnya membutuhkan intensitas cahaya
tinggi, dengan mekanisme penumpukkan konsentrasi CO2. Contoh spesies anggrek
jalur ini adalah Arundina graminifolia, Araghnis Maggie Oei.
Jalur CAM terjadi pada tumbuhan yang tumbuh di daerah kering, CO2 difiksasi
dalam keadaan gelap dengan mekanisme penumpukkan CO2. Contoh spesies anggrek
jalur ini adalah Vanillea, Thuria marshaliana.
3.5. Rantai Makanan dan Rantai Energi Tumbuhan Anggrek
3.6. Inretaksi dalam Ekosistem Anggrek
Memahami Interaksi Dalam Ekosistem
Berbicara soal ekosistem, pasti tak akan pernah lepas dari pola interaksi yang
dibangun oleh komponen-komponen yang ada di dalamnya. Komponen tersebut, baik
itu abiotik dan biotik, saling terkait satu sama lainnya. Masing-masing komponen tak
bisa berdiri secara sendiri-sendiri sehingga pada akhirnya membentuk
sebuah kesatuan harmoni. Interaksi dalam ekosistem ini pada akhirnya akan
melibatkan beberapa pola yakni interaksi antar-individu atau antar-organisme,
interaksi antar-populasi serta interaksi antar-komunitas. Interaksi yang seimbang dan
selaras akan berujung pada keseimbangan ekosistem yang menghasilkan harmoni.
Anggrek pada dasarnya hanya melakukan interaksi dengan inangnya yang biasa
disebut simbiosis komensalisme. Simbiosis mutualisme merupakan hubungan antara
dua jenis organisme yang berbeda spesies di mana salah satu spesies diuntungkan,
sedangkan spesies yang lain tidak dirugikan/diuntungkan. Fungsinya adalah agar
anggrek mendapatkan sinar matahari, air serta zat-zat untuk melakukan proses fotosintesis.
Keuntungan yang akan didapatkan oleh tumbuhan anggrek seperti mendapat cahaya
matahari, air dan menyerap zat anorganik dari kulit batang, sementara pohon inangnya
tidak dirugikan atau pun diuntungkan dari keberadaan tumbuhan anggrek.
Anggrek juga mempunyai interaksi dengan jamur. Dalam proses interaksi ini, jamur
membantu dalam hal pertumbuhan anggrek. Hal ini dikarenakan anggrek tidak bisa
untuk bertumbuh sendiri. Jadi harus adanya bantuan dari jamur dengan menempelkan
benang – benang jamur pada bagian anggrek agar dapat bertumbuh. Dalam hal ini,
anggrek diuntungkan, tetapi jamur tidak diuntungkan dan juga tidak dirugikan.
BAB IV PENUTUP
4.1. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/10805944/Ekosistem
https://ilmugeografi.com/biogeografi/contoh-ekosistem-alami
https://dosenbiologi.com/lingkungan/keseimbangan-ekosistem
https://docplayer.info/30120187-Produktivitas-primer-dan-sekunder-bab-1pendahuluan.html
https://dokumen.tips/documents/rantai-makananpdf.html
https://www.usd.ac.id/fakultas/pendidikan/f1l3/PLPG2017/Download/materi/ipa/BA
B-VI_-EKOLOGI.pdf
http://staffnew.uny.ac.id/upload/132206555/pendidikan/ILMU+LINGKUNGAN_TO
PIK+II-PRINSIP-PRINSIP+LINGKUNGAN+(EKOSISTEM).pdf
https://docplayer.info/29841472-Pengertian-ruang-lingkup-ekologi-danekosistem.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Daur_biogeokimia
https://civitas.uns.ac.id/evania/2017/04/10/siklus-biogeokimia/
https://id.wikipedia.org/wiki/Rantai_makanan
https://docplayer.info/72063578-Aliran-energi-dalam-ekosistem.html
https://www.academia.edu/20476070/KOMPONEN_EKOSISTEM?auto=download
Download