Uploaded by meylindaambar

Pengobatan alternatif sering ditukar dengan istilah pengobatan tradisional

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
Dalam mempelajari pengobatan tradisional dan tentang kesehatan kita sering
bimbang atau ragu apakah obat yang kita pergunakan ini benar atau salah menurut kesehatan.
Kita mempunyai pemikiran dan pemahaman yang berbeda-beda ini seakan-akan kita menutup
mata terhadap benar atau salahnya apa yang kita gunakan menurut ilmu kesehatan.
Masih banyak masyarakat awam yang tidak mengetahui bahkan tidak peduli
dengan apa yang dilakukan ini benar atau salah menurut kesehatan. Meskipun mereka itu
mengetahui bahwasanya yang dilakukan itu adalah salah, mereka seolah-olah berpura-pura
buta, sehingga menjadi buta yang sesungguhnya.
Dengan
ditulisnya
karya
ilmiah
ini
yang
berjudul
”PENGOBATAN
ALTERNATIF kita bisa mengetahui apa yang kita lakukan itu benar atau salah. Minimal kita
memberikan unsur jera terhadap mereka yang akan melakukan tindakan yang dilarang dalam
kesehatan. Selain karya ilmiah ini ditujukan ke mahasiswa, kita juga bisa mengarahkan ini
kepada masyarakat awam terhadap ilmu kesehatan terutama pengobatan tradisional.
b. Rumusan Masalah
Dalam pembuatan karya tulis ini penulis dapat merumuskan mulai dari pengertian
terkait bab dan sub bab, penjelasan mengenai pengertian sebelumnya, penjelasan juga lebih
terarah karena adanya pengujian dan data di lapangan yang mendukung. Dalam penulisan
karya tulis ini kami memakai data yang konkrit untuk menyimpulkan permasalahan
kesehatan. Dan masalah yang di bahas dalam karya tulis ini untuk lebih terarah dan tidak
terlalu jauh maka penulis membatasi masalahnya mengenai permasalahan terkait.
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN PENGOBATAN ALTERNATIF
Pengobatan alternatif sering ditukar dengan istilah pengobatan tradisional. Menurut
pendapat Organisasi Kesehatan Dunia (W.H.O) ada bareneka-macam jenis pengobatan
tradisional yang bisa dibedakan lewat hal cara-caranya. Perbedaan ini dijelaskan sebagai
terapi yang ‘berdasarkan cara-cara’ seperti terapi spiritual yang terkait hal gaib atau terapi
dengan tusukan jarim. Jenis terapi yang kedua ‘berdasarkan obat-obatan’ seperti jamu dan
pengobatan herbal (Timmermans 2001:1). Pembagian ini sering dikenal sebagai jenis
pengobatan yang ‘berdasarkan mantra-mantra’ dan jenis pengobatan lain yang berdasarkan
‘alat-alat’. Pembagian ini juga digarisbahawi salah satu responden dukun. Dia membedakan
pengobatan yang cara dan pendidikannya ‘bisa ditulis’ seperti pengobatan Cina dengan
pengobatan yang cara dan pendidikannya tidak ‘bisa ditulis’, seperti terapi spiritual
(Hozmanto, pc, 18.09.04).
Tidak ada pendidikan formal untuk kebanyakan pengobatan alternatif, khusunya
pengobatan yang ‘pakai cara-cara’. Ini tergantung pada faktor ‘keahlian’ dan apakah
pengobatan ini bisa ditulis atau tidaknya. Pada umumnya pengobatan yang bersifat obat-obat
Cina seperti jamu dan pengobatan herbal, bisa ditulis. Kebijaksanaan bisa dipelajari dari
buku-buku. Walaupun pada pihak yang lain pengobatan alternatif yang dipengaruhi
supranatural atau metafisik tidak bisa dipelajari dari buku-buku (Timmermans 2001:1).
Malahan pelajaran atau pendidikan pengobatan yang terkait hal ghaib hanya bisa diberlatih
orang yang mempunyai keahlian khusus untuk menjadi dukun. Keahlian ini tidak terdapat
melalui pendidikan formal tetapi lewat keturunun saja atau bakat dari Tuhan (Timmermans
2001:1). Karena itu bukan setiap orang bisa memilih berlatih pengobatan alternatif yang
terkait hal ghaib. Memang, ada “kecenderungan mencelakkan orang lain bila diggunakan
oleh seseoang yang tak bertanggung jawab” (Posmo untitled 12.11.04:26). Yang menarik ada
seorang pembaca yang meminta obat agar keturunan dari penulis Posmo (Posmo
Untitled12.11.04:4). Orang yang mempunyai keahlian dari keturunan atau bakat dari Tuhan
masih harus berlatih untuk menjadi ahli yang pinter dan kuat. Jenis pelatihan dan cara-cara
menyembuhkan tergantung pada jenis pengobatan tradisional tertentu.
Di Jawa, seorang yang ahli pengobatan alternatif biasanya dinamakan ‘dukun’
(Bakker, 1993:41). Peran dukun bermacam-macam dan tidak hanya khusus pengobatan.
Kekuatan-kekuatan dimiliki dukun bisa dipakai untuk tujuan-tujuan seperti ‘santet’,
‘meramalkan’ dan ‘mempercantikan’ (Harvey, 2003:9). Orang ini bisa berhubungan dengan
dunia spiritual dan klenik. Pada umumnya seorang dukun memiliki kemampuan untuk
mengobati bareneka-macam penyakit, baik penyakit luar maupun penyakit yang tidak luar.
B. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PENGOBATAN ALTERNATIF
MASYARAKAT
MENGGUNAKAN
Menurut Foster dan Anderson (dalam Agusmarni, 2012) terdapat beberapa faktor yang
mempengaruhi masyarakat memilih pengobatan alternatif atau tradisional yaitu :
1.
Faktor Sosial
2
Salah satu faktor yang mendasari terjadinya interaksi sosial adalah sugesti yaitu
pemberian suatu pandangan atau pengaruh oleh seseorang kepada orang lain dengan cara
tertentu sehingga orang tersebut mengikuti pandangan/pengaruh tersebut tanpa berpikir
panjang.
2.
Faktor Ekonomi
Faktor ekonomi mempunyai peranan besar dalam penerimaan atau penolakan suatu
pengobatan.faktor ini diperkuat dengan persepsi masyarakat bahwa pengobatan alternatif
membutuhkan sedikit tenaga, biaya, dan waktu (dalam Agusmarni, 2012).
3.
Faktor Budaya
Budaya merupakan suatu pikiran, adat-istiadat, kepercayaan, yang menjadi kebiasaan
masyarakat (dalam Agusmarni, 2012). Nilai-nilai budaya yang dominan pada individu sangat
mempengaruhi pembentukan kepribadian Individu. Dalam hal ini budaya dipengaruhi oleh
suku bangsa yang dianut oleh pasien, jika aspek suku bangsa sangat mendominasi maka
pertimbangan untuk menerima atau menolak didasari pada kecocokan suku bangsa yang
dianut. Semua kebudayaan mempunyai cara-cara pengobatan, beberapa melibatkan metode
ilmiah atau melibatkan kekuatan supranatural dan supernatural.
4.
Faktor Psikologis
Peranan sakit merupakan suatu kondisi yang tidak menyenangkan, karena itu berbagai
cara akan dijalani oleh pasien dalam rangka mencari kesembuhan maupun meringankan
beban sakitnya, termasuk datang kepelayanan pengobatan alternatif (dalam
Agusmarni,2012).
5.
Faktor Kejenuhan Terhadap Pelayanan Medis.
Proses pengobatan yang terlalu lama menyebabkan si penderita bosan dan berusaha
mencari alternatif pengobatan lain yang mempercepat proses penyembuhannya.
6.
Faktor Manfaat dan Keberhasilan
Keefektifan dari pengobatan alternatif menjadi alasan yang sangat berpengaruh
terhadap pemilihan pengobatan alternatif.
7.
Faktor Pengetahuan
Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata, telinga, atau pikiran
yang merupakan hal yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (dalam
Agusmarni, 2012). Pengetahuan didapatkan secara formal dan informal.
Pengobatan alternatif atau tradisional masih digunakan oleh sebagian besar
masyarakat bukan hanya karena kekurangan fasilitas pelayanan kesehatan formal yang
terjangkau melainkan lebih disebabkan oleh faktor-faktor budaya Indonesia yang masih kuat
kepercayaannya terhadap pengobatan alternatif. Budaya yang melekat pada individu
mempengaruhi bagaimana individu itu berpikir dan bertindak. Di Indonesia pun banyak
sekali jenis-jenis pengobatan alternatif yang tersedia sehingga memudahkan masyarakat
dalam menggunakan jasa pengobatan tersebut. Selain itu adanya kepercayaan individu
terhadap upaya pengobatan dan pelayanan kesehatan yang dikemukakan oleh Rosenstock
(dalam Agusmarni, 2012) yaitu tentang Health Belief Model. Merupakan suatu model yang
dikembangkan untuk menjelaskan tindakan yang berhubungan dengan kesehatan dengan
memfokuskan pada kognitif. Dimana individu siap melakukan suatu tindakan terhadap
bahayanya penyakit tersebut serta persepsi individu terhadap kemungkinan yang terjadi bila
terserang penyakit tersebut misalnya kecacatan dan dijauhin oleh lingkungan sosialnya.
3
Penilaian individu terhadap manfaat pengobatan tersebut dan membandingkan persepsi
terhadap pengorbanan yang harus dilakukan untuk melakukan pengobatan tersebut misalnya
tenaga, fisik, dan lain-lain.
C. MACAM- MACAM / JENIS PENGOBATAN ALTERNATIF
Pengobatan Tradisional Cina
Obat tradisional Cina juga dikenal sebagai TCM, mencakup berbagai praktek obat tradisional
berbeda yang berasal dari Cina. TCM adalah perawatan standar di Timur selama lebih dari
3000 tahun dan mencakup berbagai metode penyembuhan seperti – akupunktur, diet, obatobatan herbal, gerakan fisik seperti Tai Chi, Qi Gong, dan teknik pijat.
Aromaterapi
Aromaterapi termasuk penggunaan berbagai minyak esensial, yang membantu untuk
mengurangi rasa sakit, mengurangi stres, membantu meningkatkan suasana hati, dan
meningkatkan kesehatan secara keseluruhan. Anda dapat menemukan minyak aromaterapi di
banyak toko perawatan kesehatan, Anda dapat memilih minyak untuk sifat penyembuhan.
Beberapa minyak aromaterapi yang terbaik adalah minyak lavender, minyak pohon teh, dan
minyak dupa.
Ayurveda
Ayurveda berasal lebih dari 5.000 tahun yang lalu di India, dan mendahului semua sistem
medis lainnya kita kenal. Dalam Ayurveda tipe tubuh seseorang dipertimbangkan dan
kemudian metode selektif digunakan untuk pengobatan. Ini memiliki pengobatan dan obat
untuk hampir semua jenis penyakit, langsung dari penghilang rasa sakit dasar obat-obatan
untuk obat yang dapat menyembuhkan kanker.
Pengobatan alternatif lebih banyak dipilih masyarakat karena dianggap lebih murah dan tidak
ada efek samping. Namun pada dasarnya, pengobatan alternatif tidak bisa dijadikan sebagai
pengganti pengobatan utama. Ada beberapa pengobatan alternatif yang paling digandrungi.
Pengobatan alternatif yang ada dimasyarakat saat ini sebagian besar belum memiliki bukti
ilmiah yang kuat dan kebanyakan hanya berdasarkan pengalaman dari pasien saja. Padahal
bukti ilmiah tersebut untuk menunjukkan keamanan, efektivitas dan mutu dari suatu
pengobatan.
Kondisi ini yang membuat pengobatan alternatif umumnya tidak disarankan oleh para dokter
karena pasien akan meninggalkan pengobatan utamanya yang berfungsi untuk mengobati
penyakit yang dideritanya.
Meski demikian, beberapa pengobatan alternatif berikut ini masih saja digandrungi banyak
orang, seperti berikut :

Homeopati
Homeopati adalah bentuk pengobatan alternatif di mana praktisi kesehatan akan
mengobati pasien dengan menggunakan prinsip penyakit dapat disembuhkan dengan
bahan alami yang mungkin jadi penyebabnya.
4
Obat homeopati diklaim bekerja bersama dengan sistem kekebalan tubuh dan
mempertahankan diri dari serangan penyakit. Artinya homeopati dapat merangsang
meningkatkan daya tahan tubuh terhadap infeksi, mempercepat penyembuhan dan
mencegah komplikasi tanpa efek samping.

Hipnoterapi
Hipnotis umumnya digunakan untuk tujuan kuratif, terutama dalam kasus kecanduan,
di mana seseorang tidak dapat berhenti bahkan setelah mencoba berbagai metode.
Selain itu ada juga manfaat lain, seperti hipnotis berat badan, menyembuhkan masalah
memori, insomnia, kesedihan, gangguan obsesi kompulsif, gagap, kepercayaan diri,
rasa malu, proses persalinan, masalah kulit, berbicara di depan umum, kecemasan,
rasa sakit, gangguan kebiasaan, dan lainnya. Hipnotis seperti ini dikenal dengan
hipnoterapi.

Gurah
Gurah adalah cara pengobatan tradisional untuk mengeluarkan lendir dari dalam
tubuh dengan menggunakan ramuan herbal. Dalam tradisi warga Imogiri, DIY, gurah
dilakukan dengan meneteskan ekstrak daun Srigunggu (Clerodendron Serratum) ke
mulut atau lubang hidung, yang dilakukan para sinden untuk menjaga kualitas suara.
Dalam perkembangannya, herbal yang digunakan tidak melulu daun Srigunggu.
Beberapa terapis menggunakan jenis dedaunan lainnya, bahkan bumbu-bumbu dapur
seperti cabe dan kunyit.

Ceragem
Terapi Ceragem adalah terapi yang menggunakan batu giok Korea dengan teknologi
infra merah. Pancaran sinar infra merahnya bisa menembus dalam tubuh hingga 14
cm di titik-titik tertentu sehingga badan terasa hangat.
Batu giok yang sudah panas nantinya akan berpindah ke bagian tubuh lain yang
belum panas. Inilah yang membuat peredaran darah pasien menjadi lancar. Pasien jadi
lebih nyenyak tidur sehingga punya kualitas tidur yang lebih bagus.

Bekam
Sebagai terapi alternatif, praktik bekam atau dalam bahasa Arab disebut hijamah
makin banyak diminati. Teknik pengambilan darah kotor ini bisa mengatasi berbagai
gangguan kesehatan, terutama kolesterol dan darah tinggi.
Bekam dibedakan menjadi bekam kering dan bekam basah. Pada bekam basah, darah
kotor dikeluarkan dari pembuluh arteri. Karena ada bagian yang disayat, maka harus
dilakukan oleh orang yang terlatih. Sedangkan bekam kering hanya berupa
penyedotan untuk mengatasi keluhan ringan seperti masuk angin, bisa dilakukan oleh
siapa saja.

Akupuntur
Akupunktur merupakan pengobatan alternatif dari negara China dengan cara
menyisipkan atau menusukkan jarum ke tubuh. Akupunktur terbukti ilmiah untuk
mengobati rasa nyeri dan mual setelah operasi. Meskipun untuk rasa sakit, beberapa
orang masih menganggapnya sebagai efek plasebo atau sugesti saja.
5
Saat ini, akupunktur telah ‘diekspor’ ke berbagai negara di seluruh dunia. Di negaranegara Eropa seperti Inggris, hampir setengah praktisi medis mengikuti pelatihan
akupunktur untuk dapat mempraktikkan keahlian ini dalam menangani pasien.
D. PENGOBATAN ALTERNATIF MENURUT BEBERAPA AGAMA DI
INDONESIA
1. PENGOBATAN ALTERNATIF MENURUT AGAMA ISLAM
Banyak jalan untuk menuju kesembuhan. Tak hanya melalui tata cara pengobatan
medis modern, masyarakat saat ini telah memiliki pula pilihan (alternatif)
pengobatan non-medis. Dalam pengobatan alternatif, segala metode
dimungkinkan, dari penggunaan obat-obat tradisional seperti jamu-jamuan,
rempah, yang sudah dikenal seperti jahe, kunyit dan sebagainya, sampai bahan
yang dirahasiakan. Pendekatan lain seperti menggunakan energi tertentu yang
mampu mempercepat proses penyembuhan, hingga menggunakan doa tertentu
yang diyakini secara spiritual memiliki kekuatan penyembuhan.
Ketika pengobatan medis sudah tidak mampu lagi “menyembuhkan” sakit
seseorang, jalan lain yang dipilih adalah pengobatan alternatif. Caranya ini saat ini
tengah populer di masyarakat, padahal tata cara penyembuhannya bukan standar
pengobatan modern/dokter, bahkan ada pengobatan alternatif yang jika dipikir
tidak
masuk
akal.
Di Indonesia, yang mayoritas penduduknya adalah muslim, juga tidak lepas dari
fenomena ini. Saat ini Pengobatan alternatif bermunculan bak jamur di musim
hujan. Apalagi saat ini, biaya pengobatan modern yang dirasakan sangat
memberatkan. Belum lagi banyaknya gugatan malpraktik yang setidaknya bisa
mengurangi kepercayaan masyarakat terhadap ahli pengobatan modern.
Namun dari fenomena maraknya pengobatan alternatif di tanah air, ada hal yang
perlu diwaspadai. Sebab dalam berbagai jenis praktek pengobatan alternatif,
terdapat beberapa praktisi yang menggunakan bahan yang dianggap najis dalam
ajaran Islam, semisal penggunaan/mengkonsumsi air kencing sebagai obat. Atau
praktek pengobatan yang dianggap menjurus pada perbuatan syirik, bid’ah dan
khurafat, dikhawatirkan akan merusak akidah umat Islam. Oleh karena itu penting
bagi umat Islam yang ingin memanfaatkan jenis pengobatan alternatif, untuk
memilih dan memilah praktek pengobatan alternatif yang sesuai dengan syariat
ajaran
Islam.
Sebelum berbicara mengenai pengobatan alternatif yang islami, terlebih dahulu
kita harus memahami makna dari istilah pengobatan alternatif itu sendiri. Dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata “pengobatan” berarti proses, perbuatan, cara
mengobati (KBBI, 1995 : 698). Sedangkan kata “alternatif” berarti pilihan di
antara dua atau beberapa kemungkinan (KBBI, 1995:28). Sedangkan secara istilah
:
Pengobatan alternatif merupakan bentuk pelayanan pengobatan yang
menggunakan cara, alat, atau bahan yang tidak termasuk dalam standar
pengobatan kedokteran modern ( pelayanan kedokteran standar ) dan
dipergunakan sebagai alternatif atau pelengkap pengobatan kedokteran modern
tersebut. Manfaat dan khasiat serta mekanisme pengobatan alternatif biasanya
masih dalam taraf diperdebatkan.
6
Menurut Prof. Dr. R. Muchtan Sujatno, dr, Sp.FK, guru besar Unpad dan Ketua
SP3T ( Sentra Pengembangan Pengobatan Tradisional ) Provinsi Jawa Barat
menyatakan
:
“Istilah pengobatan tradisional sebenarnya agak rancu, sebab tradisi siapa dan dari
mana? Demikian juga istilah pengobatan alternatif. Karena bisa saja pengobatan A
memandang pengobatan B adalah alternatifnya, begitupun sebaliknya. Karena
sudah lazim dipergunakan, pengobatan tradisional digunakan sebagai istilah
pembanding pengobatan modern atau pengobatan di luar pengobatan kedokteran
barat. Padahal di barat, pengobatan tradisional sudah modern, keduanya menjadi
alternatif yang bisa dipilih pasien. Pengobatan tradisional dan modern bisa
dijadikan komplementer yang saling melengkapi. ( www.Pikiran Rakyat.com , 20
Maret
2005)
Selain itu, karena namanya alternatif, harus benar-benar dijadikan jalan tempuh
alternatif atau terakhir. Pengobatan tradisional sendiri memiliki 5 kategori, yaitu:
1. Pengobat tradisional keterampilan. Seperti pijat urut dan patah tulang,dukun
bayi, pijat refleksi, akupunturis dan akupresuris, chiropractor, dan pengobat
tradisional lainnya yang metodenya sejenis.
2. Pengobat tradisional dengan ramuan. Sebut saja pengobatan dengan jamu,
gurah, tabib, shinshe, homeopathy, maupun aromaterapi.
3. Pengobat tradisional dengan pendekatan agama.
4. Pengobat tradisional dengan pendekatan supranatural, termasuk di dalamnya
menggunakan tenaga dalam (prana), paranormal, reiky master, gigong, maupun
dukun kebatinan.
5. Pengobat tradisional yang menggunakan lebih dari satu pendekatan. (
www.Pikiran Rakyat.com , 20 Maret 2005 )
Dari beberapa jenis pengobatan tradisional/alternatif di atas, umat Islam harus
dapat memilih dan memilah jenis pengobatan alternatif yang akan digunakan.
Yang harus diperhatikan antara lain adalah bagaimana praktek pengobatan itu
dilaksanakan dan dari bahan apa saja obat-obatannya dibuat, sehingga dalam
menggunakan
pengobatan
alternatif
dapat
dipertanggungjawabkan
kemaslahatannya
dunia
dan
akhirat.
Dalam ajaran Islam sendiri, telah mencakup seluruh aspek kehidupan, termasuk
didalamnya tentang kesehatan. Kesehatan dalam pandangan Islam bukan hanya
kesehatan jasmani, namun juga menyangkut kesehatan rohani. Karena kesehatan
itu sangat penting, maka penting pula untuk menjaga kesehatan tersebut. Semua
aktifitas manusia akan terganggu bila tubuhnya menderita sakit, termasuk
pelaksanaan amal ibadah kepada Allah SWT. Oleh karena itu, bila menderita
sakit, maka kita wajib untuk berusaha dengan berobat untuk menyembuhkannya,
karena setiap penyakit pasti ada obatnya. Bahkan menurut Gamal K. dalam
bukunya, “Mendatangi ahli medis, baik itu dokter, tabib, atau ahli-ahli pengobatan
lainnya merupakan keharusan dan kewajiban bagi seseorang yang tengah
mendapat ujian Allah SWT berupa sakit atau menderita suatu penyakit tersebut.”
(2003
:
130)
7
Sabda Rasulullah SAW :
Artinya : “Bagi setiap penyakit yang diturunkan Allah ada obatnya yang juga diturunkanNya.” (H.R. Bukhari) (Gamal, 2003 : 27)
Artinya : “Sesungguhnya Allah tidak menurunkan penyakit melainkan menurunkan pula
obatnya. Maka berobatlah!” (H.R. Nasa’i) (Gamal, 2003 : 27)
2. PENGOBATAN ALTERNATIF DARI SUDUT PANDANG ALKITAB ( KRISTEN )
" Ia sendiri telah memikul dosa kita didalam tubuh-Nya di kayu salib, supaya kita kita yang
telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran oleh bilur-bilur-Nya kamu telah sembuh. (1
petrus 2:24) "
Baru-baru ini kita di kejutkan oleh seorang pemuka agama UGB karena melakukan
prakter yang menyimpang, dari syariat agamanya. Dan masih banyak lagi kasus-kasus seperti
ini yang belum terkuak ketengah masyarakat. Pada zaman perjanjian lama kita sudah melihat
kasus seperti " Naaman " yang mengalami kesembuhan di sungai Yordan (2 raja 5:14).
Dijaman modern seperti saat ini dan ilmu kedokteran yang sudah canggih, tetapi masih ada
saja orang2 yang lari ke pengobatan/penyembuhan alternatif. Bagi yang bukan orang percaya
" KRISTEN " hal ini bisa kita maklumi, tetapi masih ada saja orang " KRISTEN " yang
mendatangi
Pengobatan
alternatif
tersebut.
Banyak yang dari kalangan KRISTEN berpendapat " GAK APA-APA " kan kita usaha.
Beberapa tahun yang lalu saya pernah lewat tempat praktek " PENYEMBUHAN
ALTERNATIF " dan ada saja orang KRISTEN yang ikut antri nomer urut. Jadi
Penyembuhan alternatif itu bersifat Netral, namun yang jadi masalah bagi Iman KRISTIANI
adalah " DENGAN KUASA SIAPA PENYEMBUHAN ITU DILAKUKAN ???? " harus
disadari bahwa pada umumnya penyembuhan perdukunan/kebatinan bergantung pada konsep
bahwa kita hidup sesuai dengan roh-roh dialam baka (animisme/okultisme) atau hidup selaras
dengan kekuatan semesta (mistisme/pantheisme), kalau tidak sesuai akan celaka atau sakit .
Dasar penyembuhan/perdukunan dan kebatinanadalah pengolahan kekuatan batin
(Chi ki, Re iki, Prana, Kundalini) yang dipercaya sebagai bagian " Kekuatan semesta "
(Kuasa Besar). Dalam Alkitab kita melihat bahwa penyembuhan perdukunan dengan
Penyembuhan Illahi. Mukjizat Musa berbeda sekali dengan mukjizat " ahli sihir mesir (Kel
7:11). Demikian juga Mukjizat Filipus berbeda dengan mukjizat " simon si tukang sihir "
(Kisah 8:4-25). Biasanya kalau penyembuhan alternatif itu kita diberi bacaan dan amalan
yang tidak kita mengerti dan syarat yang tidak masuk akal sehat, seperti daun sirih, kelapa
hijau, kembang setaman, dll. Sedangkan Penyembuhan Illahi kita hanya menguatkan iman
sipasien dan doa tanpa ada embel-embel apalagi diberi air putih. Contohnya begini kalau ada
pasien yang sakit kita kuatkan imannya, kita katakan jangan takut Tuhan Yesus sanggup
menolong dan menyembuhkanmu, Tuhan Yesus sudah mati di kayu Salib dan bilur-bilurNya
itu yang menyembuhkanmu. Di Alkitab dikenal " Minyak Urapan dan Perjamuan Kudus "
tapi itu hanya " MEDIA " saja yang menyembuhkan itu TUHAN YESUS KRISTUS dan
bukan minyak dan anggurnya.
Pelayanan Kesembuhan Yesus, sekalipun umumnya bersifat supra alami Ia juga
menyembuhkan secara alami dengan " SARANA " (orang buta yang diolesi tanah matanya),
8
demikian Paulus menyuruh Timotius minum anggur karena pencernaannya tidak terganggu.
Contoh : orang samaria yang murah hati (Luk 10:34) Tanda-tanda ini menyertai orang-orang
yang percaya: mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku, mereka akan berbicara
dalam bahasa yang baru bagi mereka, mereka akan memegang ular, dan sekalipun minum
racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka; mereka akan meletakan tangannya atas
orang sakit, dan orang itu akan sembuh. (Markus 16:17-18). Karena itu hendaklah kamu
saling mengaku dosamu dan saling mendoakan supaya kamu sembuh Doa orang benar, bila
dengan yakin di doakan sangat besar kuasa-Nya.
Sikap Iman Kristiani
Dasar dalam menentukan sikap iman Kristiani terhadap pelbagai pengobatan alternatif
diperoleh dengan mengajukan kepada diri sendiri beberapa pertanyaan penting berikut ini.
perdukunan, paranormal, dan sebagainya?
tertentu, seperti
animisme, dinamisme, panteisme, kebatinan, dan sebagainya?
dilakukan?
side effect terhadap organ tubuh
lainnya?
Atas dasar jawaban terhadap pelbagai pertanyaan di atas, maka beberapa sikap yang bisa
diambil adalah:
(a) Menentang dan menolak dengan tegas penggunaan bahan dan cara pengobatan
yang bertentangan dengan firman Tuhan. seperti: Yoga, Reiki, Fengshui,
dan kelompok III di atas.
(b) Menggunakan bahan dan cara pengobatan yang sesuai dengan firman Tuhan,
seperti: pengobatan medis modern, homeotherapy, aromatherapy, music
therapy, accupuncture, dan kelompok I dan II.
(c) Mengkonsultasikannya dengan hamab Tuhan setempat.
(d) Tetap beriman kepada kuasa Tuhan yang tidak berubah, dan bukan pada bahan
atau cara pengobatan itu. Jika Tuhan memang hendak menjamah dan
menyembuhkan kita, maka tidak ada yang mustahil bagi-Nya.
(e) Tetap beriman kepada Tuhan, kalau pun tubuh ini menderita karena sakit yang
tak kunjung sembuh. Di dalam keadaan itu tentu Allah turut bekerja
mendatangkan kebaikan bagi kita yang mengasihi-Nya.
Melihat bahwa keselamatan jiwa tetap jauh lebih penting dari pada kesembuhan jasmani.
Adalah lebih baik dengan tubuh jasamani sakit tetapi kemudian memperoleh kehidupan yang
kekal dari pada tubuh sehat karena bantuan kuasa kegelapan tetapi jiwa binasa.
9
3.
PENGOBATAN ALTERNATIF MENURUT PANDANGAN AGAMA
KATOLIK
Mengapa dalam era ilmu kedokteran yang begitu canggih jaman sekarang, yang lengkap
dengan segala sarana dan prasarananya, tokh masih ada orang ingin menjalani pengobatan
alternatif? Jawabnya: biasanya karena dokter biasa/spesialis sudah tidak sanggup lagi mengobati
penyakit pasien. Faktor tarif tinggi juga memegang peranan, dan rasa takut disuntik oleh dokter.
Pengobatan alternatif terbagi dua kelompok: pengobatan paranormal dan pengobatan pijat
refleksif/tusuk jarum/ramuan obat-obatan. Dalam hidup ke-Kristen-an kita kenal pengobatan
paranormal yang dimulai oleh Yesus sendiri. Tentu saja Yesus yang juga Putra Tuhan memiliki
kekuatan adikodrati, di atas kekuatan paranormal biasa. Kekuatan paranormal/adikodrati Yesus
dapat dilihat sebagai tanda hadirnya Kerajaan Allah di dunia. Para rasul kemudian melanjutkan
praktek penyembuhan paranormal itu ke seluruh dunia.
Pengobatan alternatif ini berkembang terus di lingkungan gereja Katolik sampai sekarang, dan
tambah semarak. Banyak kelompok menyelenggarakan doa penyembuhan di lingkungan
gereja. Banyak orang begitu tertarik pada penyembuhan alternatif ini, bahkan sangat
terpukau, sehingga mereka tergiur untuk menjadi "orang yang terkaruniai bakat penyembuhan".
Maka untuk mem-backing khayalannya, mereka pergi ke "dukun paranormal" untuk
berguru, entah apa bakat dan latar belakang dukun paranormal yang didatanginya. Akibatnya
banyak umat Kristen yang meninggalkan iman Kristen-nya. Inilah yang layak kita waspadai!!
Ke-Kristen-an yang sejati mengandung panggilan berziarah dan menuju kebenaran dalam Yesus
Kristus.
Penyembuhan paranormal di Indonesia belum menjadi bahan studi serius, lain halnya di
Amerika Serikat. Di sana telah didirikan lembaga penelitian dan laboratorium ke-paranormal-an.
Hasil
studinya
sbb.:
- Kerap kali terjadi penyembuhan yang bukan paranormal, melainkan hanya gejala "hilangnya
rasa sakit spontan yang ko-insidental" akibat proses psikosomatik, saking gembiranya sang
pasien bertemu dengan seorang "penyembuh paranormal". Di pihak lain, sang "tokoh
penyembuh" kemudian yakin bahwa "kesembuhan yang terjadi" adalah berkat dirinya yang
"terkaruniai bakat penyembuhan". Apabila kemudian sang "penyembuh" mendapat uang banyak
berkat "karunia penyembuhannya" itu, lengkaplah sudah benang kusut yang terjadi.
- Pada penyembuhan paranormal yang sejati, terjadi pengaliran energi natural (psikokinetis) dari
si penyembuh yang terkaruniai bakat paranormal, ke pasiennya. Kesembuhan yang kemudian
terjadi pada diri pasien, adalah kesembuhan yang sejati. Para peneliti di AS sudah mengadakan
"kontra analisis" yang dilakukan oleh dokter ahli terhadap pasien yang disembuhkan secara
paranormal. Para dokter ahli tsb. sepakat bahwa memang telah terjadi kesembuhan medis sejati.
Proses psikokinetis dari sang penyembuh ke pasien tidak terbatas pada ras, suku, agama,
keyakinan tertentu, melainkan berlaku universil.
- Penyembuhan akibat mukjizat langsung dari Allah.
- Penyembuhan dalam kadar ini tidak bisa dijelaskan secara nalar bening, tidak dapat diterangkan
secara ilmu medis, juga tidak dapat diterangkan berdasarkan kriteria paranormal. Yang
pasti, kesembuhan yang terjadi adalah kesembuhan yang sejati. Kesembuhan akibat
pengobatan mukjijat ini persis seperti kesembuhan oleh Yesus dulu, sebagaimana diterangkan
dalam Injil. Kesembuhan di tempat ziarah Lourdes juga masuk kategori ini. Memang disposisi
10
kejiwaan/rohani yang damai dalam penyerahan diri kepada Tuhan, mempunyai pengaruh
positif pada kinerja organisme tubuh manusia. Namun dalam kasus mukjizat, mekanisme proses
psikosomatis pun tidak dapat digunakan untuk menjelaskan hal ini secara tuntas. Terhadap
peristiwa kesembuhan seperti ini, pasien hanya dapat berdoa "Aku percaya bahwa Allah telah
berkarya langsung menyembuhkan aku".
4. PENGOBATAN ALTERNATIF MENURUT PANDANGAN AGAMA HINDU
Ruang Lingkup Usada Bali
Walaupun berkembang pesatnya ilmu kedokteran modern saat ini, ilmu kedokteran
tradisional/alternatif/timur masih dipercaya masyarakat dalam menyembuhkan suatu
penyakit. Ilmu kedoteran tradisional atau alternatif ini jauh lebih dulu lahir daripada ilmu
kedoteran modern. Pemisahan batasan ilmu kedoteran ini semata-mata untuk membatasi
antara yang bersifat ilmiah dan non-ilmiah. Dalam ilmu kedoteran modern lebih
mengutamakan unsur ilmiah/biologis, sedangkan ilmu kedoteran tradisional lebih
menekankan asfek spiritualnya.
Dengan perkembangan jaman yang dipengaruhi oleh berbagai aspek kehidupan,
banyak orang sekarang berpaling ke pengobatan tradisional. Ini disebabkan oleh berbagai
faktor dan di antaranya adalah faktor ekonomi yang sangat mempengaruhi paradigma ini.
Biaya pengobatan yang mahal pada pengobatan modern/medis menjadi alasan utama
terjadinya migrasi ini, namun pengobatan medis masih tetap menjadi pilihan pertama. Dan
jika dalam pengobatan medis diperlukan biaya yang besar, maka orang akan mulai berpaling
ke metode pengobatan tradisional yang saat ini dikenal dengan pengobatan alternatif
(alternative medicine).
Kalau kita melihat manusia secara keseluruhan, manusia bukan hanya mahkluk
biologis semata, melainkan juga mahkluk sosial, psikologis dan mahkluk spiritual. Batasan
sehat bukan semata sehat secara biologis atau kasat mata, tetapi juga sehat secara
keseluruhan/holistik. Oleh karena itu, peranan ilmu kedokteran tradisional/alternatif tidak
dapat kita tinggalkan begitu saja disamping merupakan warisan budaya dari nenek moyang
kita sejak jaman dahulu.
Pengobatan tradisional/alternatif sangat beragam jenisnya di berbagai belahan dunia
sesuai dengan kebudayaan dan kepercayaan setempat. Dalam kepercayaan Hindu kita
mengenal ilmu kedoteran Ayur weda dan sedangkan di Bali kita mengenal ilmu kedokteran
Usadha Bali, dimana Balian sebagai dokternya.
Kata usadha berasal dari bahasa Sansekerta, yaitu ausadha yang berarti tumbuhtumbuhan yang berkhasiat obat, atau dibuat dari tumbuh-tumbuhan. Tetapi batasan usadha di
Bali lebih luas, usadha adalah semua tata cara untuk menyembuhkan penyakit, cara
pengobatan, pencegahan, memperkirakan jenis penyakit/diagnosa, perjalanan penyakit dan
pemulihannya. Kalau dilihat secara analogi, hampir sama dengan pengobatan modern.
Pengobatan tradisional Bali (usada) yang dikenalkan oleh para leluhur merupakan
ilmu pengetahuan penyembuhan yang dijiwai oleh nilai-nilai agama Hindu Bali/
Siwasidhanta. Sukantra (1992) menyatakan, usada adalah ilmu pengobatan tradisional Bali,
yang sumber ajarannya terdapat pada lontar.
11
Lontar tersebut dapat dibagi menjadi dua golongan yaitu lontar tutur dan lontar
usadha. Di dalam lontar tutur (tatwa) berisi tentang ajaran aksara gaib atau wijaksara. Ajaran
anatomi, phisiologi, falsafah sehat-sakit, padewasaan mengobati orang sakit, sesana balian,
tatenger sakit. Sedangkan di dalam Lontar Usada berisi tentang cara memeriksa pasien,
memperkirakan penyakit (diagnosa), meramu obat (farmasi), mengobati (terapi),
memperkirakan jalannya penyakit (prognosis), upacara yang berkaitan dengan pencegahan
penyakit dan pengobatannya.
Balian, Dokternya Usadha Bali
Dalam dunia kedokteran modern, kita mengenal dokter sebagai pelaksana praktisi ini
sedangkan dalam usadha Bali, dokternya dikenal dengan istilah Balian.
Balian adalah pengobat tradisional Bali yakni, orang yang mempunyai kemampuan untuk
mengobati orang sakit. Balian juga beragam jenis dan klasifikasinya yang diuraikan sebagai
berikut.
Jenis balian berdasarkan pengetahuan yang diperoleh (berdasarkan lontar Boda Kecapi) :
a.
b.
c.
Balian katakson (tetakson) adalah balian yang mendapat keahlian melalui taksu, roh
atau kekuatan gaib yang memiliki kecerdasan, mukzijat ke dalam dirinya. Taksu
adalah kekuatan gaib yang masuk kedalam diri seseorang dan mempengaruhi orang
tersebut, baik cara berpikir, berbicara maupun tingkah lakukanya. Karena kemasukan
taksu inilah orang tersebut mampu untuk mengobati orang yang sakit.
Balian kapican adalah balian yang mendapat keahlian karena memperoleh suatu pica
atau benda bertuah dan berkhasiat yang dapat dipergunakan untuk menyembuhkan
orang sakit. Dengan mempergunakan pica yang didapatkan balian tersebut mampu
untuk mendiagnosis, menyembuhkan penyakit dan memperkirakan berat penyakit
yang dideritanya. Pica ini dapat berupa batu permata, lempengan logam, keris, cincin,
kalung, tulang dan benda lainnya. Pica ini diperoleh baik melalui mimpi, petunjuk
misterius atau cara lainnya.
Balian usada adalah seseorang dengan sadar belajar tentang ilmu pengobatan, baik
melalui guru waktra, belajar pada balian, maupun belajar sendiri melalui lontar usada.
Adapun yang termasuk balian golongan ini adalah tidak terbatas hanya
mempergunakan ramuan obat dari tumbuhan saja, tetapi termasuk balian lung (patah
tulang), limpun (pijat), uut, manak(melahirkan) dan sebagainya, yang keahliannya
diperoleh melalui proses belajar (aguron-guron). Mereka mempelajari masalah
penyakit yang disebabkan baik oleh sekala (natural) maupun niskala (supernatural).
Jenis balian berdasarkan atas tujuannya, di Bali, balian dikelompokkan menjadi dua yaitu
Balian penengen yaitu balian yang beraliran kanan, pengobatannya ditujukan untuk kebaikan,
menyembuhkan orang yang sakit. Dan yang kedua adalah balian pangiwa atau dukun aliran
kiri dimana tujuannya adalah membuat orang jatuh sakit/ membencanai orang lain.
Sedangkan pengelompokan balian berdasarkan sifat kekuatan yang dimiliki terdiri
atas balian lanang (maskulin, sifat kejantanan), balian wadon (feminim) dan balian kedi
(netral, bersifat kebancian). Balian ini tidak berdasarkan jenis kelamin dari balian tetapi
berdasakan sifat kekuatannya. Balian perempuan bisa saja disebut sebagai balian lanang
apabila memiliki sifat kekuatan yang bersifat maskulin.
12
Menurut lontar Bodha kecapi, usada ratuning usada, usada bang dan tutur Bhuwana
Mahbah, untuk menjadi seorang balian harus melewati suatu proses pembelajaran dari
gurunya (aguron-guron) dan rangkaian upacara/didiksa yang disebut aguru waktra. Calon
balian harus menguasai beberapa ilmu usadha seperti genta pinarah pitu, sastra sanga, Bodha
Kecapi dan kalimosada.
Genta pinaruh pitu adalah kemampuan untuk membangkitkan tujuh buah kekuatan
yang berasal dari energi tujuh chakra dan kundalini. Sedangkan sastra sanga adalah sembilan
sastra/pelajaran yang harus dikuasai, meliputi: darsana agama, tattwa purusha pradana, tattwa
bhuwana mahbah, tattwa siwatma, tattwa triguna, dewa nawasanga, wijaksara/bijaksara,
kanda pat dan rwa bhineda. Tetapi menurut beberapa lontar (bodha kecapi, cukil daki, gering
agung, kalimosada), yang dimaksud sastra sanga adalah sembilan buah aksara suci yang
terdiri atas tri aksara, dwiaksara, ekaaksra, windu, ardhacandra dan nada.
Semua tanda dan gejala, nama penyakit dan pengobatannya tercantum pada lontarlontar usadha meliputi: usadha rare, usdha cukil daki, usada manak, usada kurantobolong,
usada kacacar, usada pamugpugan, usada kamatus, usada tiwang, usada kuda, usada sari
kurantobolong, usada buduh, usadha budhakacapi dan usada ila.
Lontar Bodha Kecapi dan kalimosada adalah dua buah lontar usadha yang paling
pokok yang harus dikuasai oleh seorang balian usadha karena didalamnya termuat tentang
aguru waktra, kode etik balian dan guru, tattwa pengobatan, asal mula penyakit, berbagai
jenis obat, aksara suci, sang hyang tiga suwari, tata cara menegakkan diagnosis dan prognosis
dan berbagai pengetahuan lainnya.
Seperti halnya seorang dokter dalam dunia medis yang harus tamat pendidikan dahulu
dan disumpah sebelum mengemban tugas, seorang balian pun sama harus menguasai semua
hal tersebut diatas dan sudah melakukan upacara aguru waktra. Karena jika melanggar atau
menjadi balian/mengobati penyakit tanpa didasari penguasaan ilmu usadha dan guru waktra,
maka akan menerima hukuman secara niskala dan hidupnya sengsara sampai keturunannya.
Oleh karena itu, berhati-hatilah menjadi seorang balian jangan sekedar mengobati semata
mencari uang maupun status sosial.
Konsep sehat sakit menurut Usadha
Manusia disebut sehat, apabila semua sistem dan unsur pembentuk tubuh (panca
maha bhuta) yang berhubungan dengan aksara panca brahma (Sang, Bang, Tang, Ang, Ing)
serta cairan tubuhnya berada dalam keadaan seimbang dan dapat berfungsi dengan baik.
Sistem tubuh dikendalikan oleh suatu cairan humoral. Cairan humoral ini terdiri dari tiga
unsur yang disebut dengan tri dosha (vatta=unsur udara, pitta=unsur api, dan kapha=unsur
air).
Tiga unsur cairan tri dosha (Unsur udara, unsur api, dan unsur air) dalam pratek
pengobatan oleh balian dan menurut agama Hindu di Bali (Siwasidhanta), Ida Sang Hyang
Widhi atau Bhatara Siwa (Tuhan) yang menciptakan semua yang ada di jagad raya ini. Beliau
pula yang mengadakan penyakit dan obat. Dalam beberapa hasil wawancara dengan balian
dan sesuai dengan yang tertera dalam lontar (Usada Ola Sari, Usada Separa, Usada Sari,
Usada Cemeng Sari) disebutkan siapa yang membuat penyakit dan siapa yang dapat
menyembuhkannya. Penyakit itu tunggal dengan obatnya, apabila salah cara mengobati akan
menjadi penyakit dan apabila benar cara mengobati akan menjadi sembuh (sehat). Dalam
13
usadha, penyakit ada tiga jenis, yakni penyakit panes (panas), nyem (dingin), dan sebaa
(panas-dingin). Demikian pula tentang obatnya. Ada obat yang berkasihat anget (hangat), tis
(sejuk), dan dumelada (sedang). Untuk melaksanakan semua aktifitas ini adalah Brahma,
Wisnu, dan Iswara. Disebut juga dengan Sang Hyang Tri Purusa atau Tri Murti atau Tri
Sakti wujud Beliau adalah api, air dan udara. Penyakit panes dan obat yang berkasihat
anget, menjadi wewenang Bhatara Brahma. Bhatara Wisnu bertugas untuk mengadakan
penyakit nyem dan obat yang berkasihat tis. Bhatara Iswara mengadakan penyaki sebaa dan
obat yang berkasihat dumelada.
Selain tersebut diatas, sistem pembagian penyakit dalam usadha juga dikelompokkan
berdasarkan Ayur Weda yang didasarkan atas penyebabnya, meliputi:



Adhyatmika, adalah penyakit yang penyebabnya berasal dari dirinya sendiri seperti
penyakit keturunan, penyakit kongenital/dalam kandungan, dan ketidakseimbangan
pada unsur tri dosha.
Adhidaiwika, penyakit yang penyebabnya berasal dari pengaruh lingkungan luar,
seperti pengaruh musim, gangguan niskala/supranatural (bebai, gering agung) dan
pengaruh sekala.
Adhibautika, yaitu penyakit yang disebabkan oleh benda tajam, gigitan binatang,
kecelakaan sehingga menimbulkan luka.
Sistem pemeriksaan dan pengobatan
Dalam melakukan suatu pemeriksaan dan mendiagnosa penyakit, balian
menyimpulkan berdasarkan hasil wawancara/anamnesis, hasil pemeriksaan seperti
pemeriksaan fisik seperti melihat aura tubuh, sinar mata, menggunakan kekuatan dasa aksara,
chakra, kanda pat dan tenung. Sedangkan pada balian kapican, yang menjadi alat
pemeriksaan adalah benda bertuah yang diperoleh sebagai pica.
Sistem pengobatan/penatalaksanaan suatu penyakit dalam usadha terdiri atas berbagai
pendekatan, meliputi pengobatan tradisional (tamba) seperti loloh, boreh dan minyak/lengis
yang didasarkan atas lontar taru pramana; penggunaan banten-bantenan yang disesuaikan
dengan tenung dan lontar; dan penggunaan rerajahan aksara suci.
Selain pengobatan yang bersifat kuratif, usadha juga mengenal sistem pengobatan
preventif/pencegahan yaitu mencegah kekuatan jahat akibat penyakit yang dibuat orang lain,
leak/desti dan racun/cetik. Sarana yang digunakan dapat berupa mempasupati benda keramat
yang dapat sebagai bekal seperti batu permata, rerajahan dan tumbal. Hal mengenai tentang
rerajahan, tamba, tenung dan lain sebagainya akan dibahas lebih lanjut dalam artikel lainnya.
Demikianlah selayang pandang mengenai sistem pengobatan tradisional Bali usadha
Bali yang telah diturunkan oleh nenek moyang kita sampai sekarang masih merupakan suatu
pendekatan pengobatan alternatif yang tidak bisa kita tinggalkan karena merupakan budaya
Bali yang mesti kita lestarikan. Manusia tidak seperti mesin yang jika salah satu komponen
yang rusak/sakit bisa diperbaiki/diganti begitu saja, namun manusia adalah ciptaan Hyang
Widhi yang juga merupakan mahkluk spiritual. Oleh karena itu, pendekatan pengobatan
secara holistik harus menjadi pertimbangan bagi semua praktisi pengobatan, baik medis
maupun non medis
14
5.
PENGOBATAN ALTERNATIF MENURUT PANDANGAN AGAMA
BUDDHA
Dalam kitab suci Buddha tepatnya di Kalama Sutta, Sang Buddha menasehati kita
agar jangan mudah percaya kepada sesuatu ajaran tertentu hanya karena memiliki umat yang
banyak, sesuai dengan pandangan kita atau karena tercatat dalam kitab suci. Tetapi kita
hendaknya meneliti terlebih dahulu, apakah ajaran tersebut bermanfaat bagi orang banyak
dan diri kita sendiri, tidak menyusahkan atau menyebabkan orang menderita. Nah bila
memang positif baru kita mempercayainya. Bahkan Sang Buddha juga meminta umat yang
baru akan bergabung mengikuti ajaranNya juga mengevaluasi sendiri, tidak seperti ajaran lain
yang meminta kita percaya kepada ajaran mereka tanpa boleh bertanya mengenai ajaran
tersebut. Dalam agama Buddha, itu dikenal pula dengan istilah Ehipassiko, yang artinya
datang, buktikan dan baru percaya.
Bila Anda dijanjikan iming-iming naik kesurga setelah Anda bergabung dengan
sekte/aliran tertentu yang mengaku agama Buddha, sudah bisa dipastikan sekte/aliran tersebut
tidak mengajarkan Ajaran Sang Buddha walaupun kadang mereka mengutip sedikit dari kitab
suci Buddha. Tujuan akhir umat Buddha adalah untuk mencapai Nirvana, bukan hanya masuk
surga karena dalam agama Buddha kelahiran di alam surga adalah tidak kekal. Seseorang
yang jasa pahala kebajikannya telah habis akan terlahir di alam yang lain sesuai dengan jasa
pahala yang tersisa. Sang Buddha sendiri bahkan tidak pernah menjanjikan surga
kepada.pengikutnya. Bisa bahagia atau tidak, bisa mencapai pembebasan atau tidak,
semuanya tergantung pada diri kita sendiri. Para Buddha hanya penunjuk jalan, Dhamma
adalah jalan yang telah dibabarkan, kita sendiri yang menentukan kemana kita akan
dilahirkan.
Dan yang lebih penting lagi bahwa tidak ada ajaran yang bersifat rahasia di dalam
Dharma. Sang Buddha mengajarkan Dhamma demi kebahagiaan semua makhluk, jadi bila
ada sekte Buddha yang mengajarkan anda beberapa kata rahasia yang tidak boleh diberikan
kepada orang lain tentu itu bukan merupakan Dhamma. Bahkan menurut anggota dari sekte
tersebut, kata-kata rahasia tersebut juga tidak boleh diberikan kepada istri, suami, atau orang
tuanya sendiri.,Padahal dalam ajaran Sang Buddha, jelas ditekankan agar kita sebagai anak
harus berbakti kepada orang tuanya sehingga dapat dipastikan bahwa sekte yang demikian
bukanlah sekte Agama Buddha.
Penyembuhan spiritual terdapat dalam setiap agama termasuk Agama Buddha, akan
tetapi dapat disembuhkan atau tidak seseorang semuanya dilihat dari ada tidaknya kamma
baik yang ditanamkan orang tersebut. Dalam agama lain, ada juga yang tidak tersembuhkan
oleh penyembuhan spiritual, tetapi hal yang kurang menguntungkan bagi mereka biasanya
dipendam sehingga yang kita tahu adalah beberapa orang yang sembuh dibandingkan dengan
jumlah yag lebih besar yang tidak tersembuhkan.
Umat Budha hendaknya tidak seharusnya berpaling dari Dhamma karena hal ini,
karena penyebuhan itu tidaklah kekal, hanya sesaat. Siapapun yang disembuhkan akhirnya
seseorang juga harus mati. Ini adalah fakta dari kehidupan. Apakah manfaatnya bila
seseorang disembuhkan dari sakit untuk sakit sekali lagi, seperti halnya dibangkitkan dari
kematian untuk mati sekali lagi. Itu hanya akan membuat anggota keluarganya bersedih
berulang kali. Oleh sebab itu, umat Buddha yang bijaksana akan mencari obat ‘Dhamma’
yang dapat terhindar dari kematian, bukan terhindari dari sakit karena lahir, tua, SAKIT, dan
mati merupakan hukum alam yang akan menimpa manusia
15
DAFTAR PUSTAKA
http://www.katolisitas.org/2570/kkr-luk-1511-32-wahyu-pribadi
http://pedson.blogspot.com/2008/08/tenaga-dalam-berasal-dari-setan.html
http://www.sarapanpagi.org/perbandingan-agama-vt2431.html
https://ahmadbinhanbal.wordpress.com/2013/06/01/hukum-islam-tentang-pengobatanalternatif/
16
PEMBAGIAN PRESENTASI
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
17
PENGERTIAN
FAKTOR
MACAM
MNRT AGM ISLAM
MNRT AGM KRISTEN
KATOLIK
HINDU
BUDHA
KONG HU CU
:
:
:
:
:
:
:
:
:
Download