BAB I PENDAHULUAN a. Latar Belakang Dalam mempelajari pengobatan tradisional dan tentang kesehatan kita sering bimbang atau ragu apakah obat yang kita pergunakan ini benar atau salah menurut kesehatan. Kita mempunyai pemikiran dan pemahaman yang berbeda-beda ini seakan-akan kita menutup mata terhadap benar atau salahnya apa yang kita gunakan menurut ilmu kesehatan. Masih banyak masyarakat awam yang tidak mengetahui bahkan tidak peduli dengan apa yang dilakukan ini benar atau salah menurut kesehatan. Meskipun mereka itu mengetahui bahwasanya yang dilakukan itu adalah salah, mereka seolah-olah berpura-pura buta, sehingga menjadi buta yang sesungguhnya. Dengan ditulisnya karya ilmiah ini yang berjudul ”PENGOBATAN ALTERNATIF kita bisa mengetahui apa yang kita lakukan itu benar atau salah. Minimal kita memberikan unsur jera terhadap mereka yang akan melakukan tindakan yang dilarang dalam kesehatan. Selain karya ilmiah ini ditujukan ke mahasiswa, kita juga bisa mengarahkan ini kepada masyarakat awam terhadap ilmu kesehatan terutama pengobatan tradisional. b. Rumusan Masalah Dalam pembuatan karya tulis ini penulis dapat merumuskan mulai dari pengertian terkait bab dan sub bab, penjelasan mengenai pengertian sebelumnya, penjelasan juga lebih terarah karena adanya pengujian dan data di lapangan yang mendukung. Dalam penulisan karya tulis ini kami memakai data yang konkrit untuk menyimpulkan permasalahan kesehatan. Dan masalah yang di bahas dalam karya tulis ini untuk lebih terarah dan tidak terlalu jauh maka penulis membatasi masalahnya mengenai permasalahan terkait. 1 BAB II PEMBAHASAN A. PENGERTIAN PENGOBATAN ALTERNATIF Pengobatan alternatif sering ditukar dengan istilah pengobatan tradisional. Menurut pendapat Organisasi Kesehatan Dunia (W.H.O) ada bareneka-macam jenis pengobatan tradisional yang bisa dibedakan lewat hal cara-caranya. Perbedaan ini dijelaskan sebagai terapi yang ‘berdasarkan cara-cara’ seperti terapi spiritual yang terkait hal gaib atau terapi dengan tusukan jarim. Jenis terapi yang kedua ‘berdasarkan obat-obatan’ seperti jamu dan pengobatan herbal (Timmermans 2001:1). Pembagian ini sering dikenal sebagai jenis pengobatan yang ‘berdasarkan mantra-mantra’ dan jenis pengobatan lain yang berdasarkan ‘alat-alat’. Pembagian ini juga digarisbahawi salah satu responden dukun. Dia membedakan pengobatan yang cara dan pendidikannya ‘bisa ditulis’ seperti pengobatan Cina dengan pengobatan yang cara dan pendidikannya tidak ‘bisa ditulis’, seperti terapi spiritual (Hozmanto, pc, 18.09.04). Tidak ada pendidikan formal untuk kebanyakan pengobatan alternatif, khusunya pengobatan yang ‘pakai cara-cara’. Ini tergantung pada faktor ‘keahlian’ dan apakah pengobatan ini bisa ditulis atau tidaknya. Pada umumnya pengobatan yang bersifat obat-obat Cina seperti jamu dan pengobatan herbal, bisa ditulis. Kebijaksanaan bisa dipelajari dari buku-buku. Walaupun pada pihak yang lain pengobatan alternatif yang dipengaruhi supranatural atau metafisik tidak bisa dipelajari dari buku-buku (Timmermans 2001:1). Malahan pelajaran atau pendidikan pengobatan yang terkait hal ghaib hanya bisa diberlatih orang yang mempunyai keahlian khusus untuk menjadi dukun. Keahlian ini tidak terdapat melalui pendidikan formal tetapi lewat keturunun saja atau bakat dari Tuhan (Timmermans 2001:1). Karena itu bukan setiap orang bisa memilih berlatih pengobatan alternatif yang terkait hal ghaib. Memang, ada “kecenderungan mencelakkan orang lain bila diggunakan oleh seseoang yang tak bertanggung jawab” (Posmo untitled 12.11.04:26). Yang menarik ada seorang pembaca yang meminta obat agar keturunan dari penulis Posmo (Posmo Untitled12.11.04:4). Orang yang mempunyai keahlian dari keturunan atau bakat dari Tuhan masih harus berlatih untuk menjadi ahli yang pinter dan kuat. Jenis pelatihan dan cara-cara menyembuhkan tergantung pada jenis pengobatan tradisional tertentu. Di Jawa, seorang yang ahli pengobatan alternatif biasanya dinamakan ‘dukun’ (Bakker, 1993:41). Peran dukun bermacam-macam dan tidak hanya khusus pengobatan. Kekuatan-kekuatan dimiliki dukun bisa dipakai untuk tujuan-tujuan seperti ‘santet’, ‘meramalkan’ dan ‘mempercantikan’ (Harvey, 2003:9). Orang ini bisa berhubungan dengan dunia spiritual dan klenik. Pada umumnya seorang dukun memiliki kemampuan untuk mengobati bareneka-macam penyakit, baik penyakit luar maupun penyakit yang tidak luar. B. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGOBATAN ALTERNATIF MASYARAKAT MENGGUNAKAN Menurut Foster dan Anderson (dalam Agusmarni, 2012) terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi masyarakat memilih pengobatan alternatif atau tradisional yaitu : 1. Faktor Sosial 2 Salah satu faktor yang mendasari terjadinya interaksi sosial adalah sugesti yaitu pemberian suatu pandangan atau pengaruh oleh seseorang kepada orang lain dengan cara tertentu sehingga orang tersebut mengikuti pandangan/pengaruh tersebut tanpa berpikir panjang. 2. Faktor Ekonomi Faktor ekonomi mempunyai peranan besar dalam penerimaan atau penolakan suatu pengobatan.faktor ini diperkuat dengan persepsi masyarakat bahwa pengobatan alternatif membutuhkan sedikit tenaga, biaya, dan waktu (dalam Agusmarni, 2012). 3. Faktor Budaya Budaya merupakan suatu pikiran, adat-istiadat, kepercayaan, yang menjadi kebiasaan masyarakat (dalam Agusmarni, 2012). Nilai-nilai budaya yang dominan pada individu sangat mempengaruhi pembentukan kepribadian Individu. Dalam hal ini budaya dipengaruhi oleh suku bangsa yang dianut oleh pasien, jika aspek suku bangsa sangat mendominasi maka pertimbangan untuk menerima atau menolak didasari pada kecocokan suku bangsa yang dianut. Semua kebudayaan mempunyai cara-cara pengobatan, beberapa melibatkan metode ilmiah atau melibatkan kekuatan supranatural dan supernatural. 4. Faktor Psikologis Peranan sakit merupakan suatu kondisi yang tidak menyenangkan, karena itu berbagai cara akan dijalani oleh pasien dalam rangka mencari kesembuhan maupun meringankan beban sakitnya, termasuk datang kepelayanan pengobatan alternatif (dalam Agusmarni,2012). 5. Faktor Kejenuhan Terhadap Pelayanan Medis. Proses pengobatan yang terlalu lama menyebabkan si penderita bosan dan berusaha mencari alternatif pengobatan lain yang mempercepat proses penyembuhannya. 6. Faktor Manfaat dan Keberhasilan Keefektifan dari pengobatan alternatif menjadi alasan yang sangat berpengaruh terhadap pemilihan pengobatan alternatif. 7. Faktor Pengetahuan Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata, telinga, atau pikiran yang merupakan hal yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (dalam Agusmarni, 2012). Pengetahuan didapatkan secara formal dan informal. Pengobatan alternatif atau tradisional masih digunakan oleh sebagian besar masyarakat bukan hanya karena kekurangan fasilitas pelayanan kesehatan formal yang terjangkau melainkan lebih disebabkan oleh faktor-faktor budaya Indonesia yang masih kuat kepercayaannya terhadap pengobatan alternatif. Budaya yang melekat pada individu mempengaruhi bagaimana individu itu berpikir dan bertindak. Di Indonesia pun banyak sekali jenis-jenis pengobatan alternatif yang tersedia sehingga memudahkan masyarakat dalam menggunakan jasa pengobatan tersebut. Selain itu adanya kepercayaan individu terhadap upaya pengobatan dan pelayanan kesehatan yang dikemukakan oleh Rosenstock (dalam Agusmarni, 2012) yaitu tentang Health Belief Model. Merupakan suatu model yang dikembangkan untuk menjelaskan tindakan yang berhubungan dengan kesehatan dengan memfokuskan pada kognitif. Dimana individu siap melakukan suatu tindakan terhadap bahayanya penyakit tersebut serta persepsi individu terhadap kemungkinan yang terjadi bila terserang penyakit tersebut misalnya kecacatan dan dijauhin oleh lingkungan sosialnya. 3 Penilaian individu terhadap manfaat pengobatan tersebut dan membandingkan persepsi terhadap pengorbanan yang harus dilakukan untuk melakukan pengobatan tersebut misalnya tenaga, fisik, dan lain-lain. C. MACAM- MACAM / JENIS PENGOBATAN ALTERNATIF Pengobatan Tradisional Cina Obat tradisional Cina juga dikenal sebagai TCM, mencakup berbagai praktek obat tradisional berbeda yang berasal dari Cina. TCM adalah perawatan standar di Timur selama lebih dari 3000 tahun dan mencakup berbagai metode penyembuhan seperti – akupunktur, diet, obatobatan herbal, gerakan fisik seperti Tai Chi, Qi Gong, dan teknik pijat. Aromaterapi Aromaterapi termasuk penggunaan berbagai minyak esensial, yang membantu untuk mengurangi rasa sakit, mengurangi stres, membantu meningkatkan suasana hati, dan meningkatkan kesehatan secara keseluruhan. Anda dapat menemukan minyak aromaterapi di banyak toko perawatan kesehatan, Anda dapat memilih minyak untuk sifat penyembuhan. Beberapa minyak aromaterapi yang terbaik adalah minyak lavender, minyak pohon teh, dan minyak dupa. Ayurveda Ayurveda berasal lebih dari 5.000 tahun yang lalu di India, dan mendahului semua sistem medis lainnya kita kenal. Dalam Ayurveda tipe tubuh seseorang dipertimbangkan dan kemudian metode selektif digunakan untuk pengobatan. Ini memiliki pengobatan dan obat untuk hampir semua jenis penyakit, langsung dari penghilang rasa sakit dasar obat-obatan untuk obat yang dapat menyembuhkan kanker. Pengobatan alternatif lebih banyak dipilih masyarakat karena dianggap lebih murah dan tidak ada efek samping. Namun pada dasarnya, pengobatan alternatif tidak bisa dijadikan sebagai pengganti pengobatan utama. Ada beberapa pengobatan alternatif yang paling digandrungi. Pengobatan alternatif yang ada dimasyarakat saat ini sebagian besar belum memiliki bukti ilmiah yang kuat dan kebanyakan hanya berdasarkan pengalaman dari pasien saja. Padahal bukti ilmiah tersebut untuk menunjukkan keamanan, efektivitas dan mutu dari suatu pengobatan. Kondisi ini yang membuat pengobatan alternatif umumnya tidak disarankan oleh para dokter karena pasien akan meninggalkan pengobatan utamanya yang berfungsi untuk mengobati penyakit yang dideritanya. Meski demikian, beberapa pengobatan alternatif berikut ini masih saja digandrungi banyak orang, seperti berikut : Homeopati Homeopati adalah bentuk pengobatan alternatif di mana praktisi kesehatan akan mengobati pasien dengan menggunakan prinsip penyakit dapat disembuhkan dengan bahan alami yang mungkin jadi penyebabnya. 4 Obat homeopati diklaim bekerja bersama dengan sistem kekebalan tubuh dan mempertahankan diri dari serangan penyakit. Artinya homeopati dapat merangsang meningkatkan daya tahan tubuh terhadap infeksi, mempercepat penyembuhan dan mencegah komplikasi tanpa efek samping. Hipnoterapi Hipnotis umumnya digunakan untuk tujuan kuratif, terutama dalam kasus kecanduan, di mana seseorang tidak dapat berhenti bahkan setelah mencoba berbagai metode. Selain itu ada juga manfaat lain, seperti hipnotis berat badan, menyembuhkan masalah memori, insomnia, kesedihan, gangguan obsesi kompulsif, gagap, kepercayaan diri, rasa malu, proses persalinan, masalah kulit, berbicara di depan umum, kecemasan, rasa sakit, gangguan kebiasaan, dan lainnya. Hipnotis seperti ini dikenal dengan hipnoterapi. Gurah Gurah adalah cara pengobatan tradisional untuk mengeluarkan lendir dari dalam tubuh dengan menggunakan ramuan herbal. Dalam tradisi warga Imogiri, DIY, gurah dilakukan dengan meneteskan ekstrak daun Srigunggu (Clerodendron Serratum) ke mulut atau lubang hidung, yang dilakukan para sinden untuk menjaga kualitas suara. Dalam perkembangannya, herbal yang digunakan tidak melulu daun Srigunggu. Beberapa terapis menggunakan jenis dedaunan lainnya, bahkan bumbu-bumbu dapur seperti cabe dan kunyit. Ceragem Terapi Ceragem adalah terapi yang menggunakan batu giok Korea dengan teknologi infra merah. Pancaran sinar infra merahnya bisa menembus dalam tubuh hingga 14 cm di titik-titik tertentu sehingga badan terasa hangat. Batu giok yang sudah panas nantinya akan berpindah ke bagian tubuh lain yang belum panas. Inilah yang membuat peredaran darah pasien menjadi lancar. Pasien jadi lebih nyenyak tidur sehingga punya kualitas tidur yang lebih bagus. Bekam Sebagai terapi alternatif, praktik bekam atau dalam bahasa Arab disebut hijamah makin banyak diminati. Teknik pengambilan darah kotor ini bisa mengatasi berbagai gangguan kesehatan, terutama kolesterol dan darah tinggi. Bekam dibedakan menjadi bekam kering dan bekam basah. Pada bekam basah, darah kotor dikeluarkan dari pembuluh arteri. Karena ada bagian yang disayat, maka harus dilakukan oleh orang yang terlatih. Sedangkan bekam kering hanya berupa penyedotan untuk mengatasi keluhan ringan seperti masuk angin, bisa dilakukan oleh siapa saja. Akupuntur Akupunktur merupakan pengobatan alternatif dari negara China dengan cara menyisipkan atau menusukkan jarum ke tubuh. Akupunktur terbukti ilmiah untuk mengobati rasa nyeri dan mual setelah operasi. Meskipun untuk rasa sakit, beberapa orang masih menganggapnya sebagai efek plasebo atau sugesti saja. 5 Saat ini, akupunktur telah ‘diekspor’ ke berbagai negara di seluruh dunia. Di negaranegara Eropa seperti Inggris, hampir setengah praktisi medis mengikuti pelatihan akupunktur untuk dapat mempraktikkan keahlian ini dalam menangani pasien. D. PENGOBATAN ALTERNATIF MENURUT BEBERAPA AGAMA DI INDONESIA 1. PENGOBATAN ALTERNATIF MENURUT AGAMA ISLAM Banyak jalan untuk menuju kesembuhan. Tak hanya melalui tata cara pengobatan medis modern, masyarakat saat ini telah memiliki pula pilihan (alternatif) pengobatan non-medis. Dalam pengobatan alternatif, segala metode dimungkinkan, dari penggunaan obat-obat tradisional seperti jamu-jamuan, rempah, yang sudah dikenal seperti jahe, kunyit dan sebagainya, sampai bahan yang dirahasiakan. Pendekatan lain seperti menggunakan energi tertentu yang mampu mempercepat proses penyembuhan, hingga menggunakan doa tertentu yang diyakini secara spiritual memiliki kekuatan penyembuhan. Ketika pengobatan medis sudah tidak mampu lagi “menyembuhkan” sakit seseorang, jalan lain yang dipilih adalah pengobatan alternatif. Caranya ini saat ini tengah populer di masyarakat, padahal tata cara penyembuhannya bukan standar pengobatan modern/dokter, bahkan ada pengobatan alternatif yang jika dipikir tidak masuk akal. Di Indonesia, yang mayoritas penduduknya adalah muslim, juga tidak lepas dari fenomena ini. Saat ini Pengobatan alternatif bermunculan bak jamur di musim hujan. Apalagi saat ini, biaya pengobatan modern yang dirasakan sangat memberatkan. Belum lagi banyaknya gugatan malpraktik yang setidaknya bisa mengurangi kepercayaan masyarakat terhadap ahli pengobatan modern. Namun dari fenomena maraknya pengobatan alternatif di tanah air, ada hal yang perlu diwaspadai. Sebab dalam berbagai jenis praktek pengobatan alternatif, terdapat beberapa praktisi yang menggunakan bahan yang dianggap najis dalam ajaran Islam, semisal penggunaan/mengkonsumsi air kencing sebagai obat. Atau praktek pengobatan yang dianggap menjurus pada perbuatan syirik, bid’ah dan khurafat, dikhawatirkan akan merusak akidah umat Islam. Oleh karena itu penting bagi umat Islam yang ingin memanfaatkan jenis pengobatan alternatif, untuk memilih dan memilah praktek pengobatan alternatif yang sesuai dengan syariat ajaran Islam. Sebelum berbicara mengenai pengobatan alternatif yang islami, terlebih dahulu kita harus memahami makna dari istilah pengobatan alternatif itu sendiri. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata “pengobatan” berarti proses, perbuatan, cara mengobati (KBBI, 1995 : 698). Sedangkan kata “alternatif” berarti pilihan di antara dua atau beberapa kemungkinan (KBBI, 1995:28). Sedangkan secara istilah : Pengobatan alternatif merupakan bentuk pelayanan pengobatan yang menggunakan cara, alat, atau bahan yang tidak termasuk dalam standar pengobatan kedokteran modern ( pelayanan kedokteran standar ) dan dipergunakan sebagai alternatif atau pelengkap pengobatan kedokteran modern tersebut. Manfaat dan khasiat serta mekanisme pengobatan alternatif biasanya masih dalam taraf diperdebatkan. 6 Menurut Prof. Dr. R. Muchtan Sujatno, dr, Sp.FK, guru besar Unpad dan Ketua SP3T ( Sentra Pengembangan Pengobatan Tradisional ) Provinsi Jawa Barat menyatakan : “Istilah pengobatan tradisional sebenarnya agak rancu, sebab tradisi siapa dan dari mana? Demikian juga istilah pengobatan alternatif. Karena bisa saja pengobatan A memandang pengobatan B adalah alternatifnya, begitupun sebaliknya. Karena sudah lazim dipergunakan, pengobatan tradisional digunakan sebagai istilah pembanding pengobatan modern atau pengobatan di luar pengobatan kedokteran barat. Padahal di barat, pengobatan tradisional sudah modern, keduanya menjadi alternatif yang bisa dipilih pasien. Pengobatan tradisional dan modern bisa dijadikan komplementer yang saling melengkapi. ( www.Pikiran Rakyat.com , 20 Maret 2005) Selain itu, karena namanya alternatif, harus benar-benar dijadikan jalan tempuh alternatif atau terakhir. Pengobatan tradisional sendiri memiliki 5 kategori, yaitu: 1. Pengobat tradisional keterampilan. Seperti pijat urut dan patah tulang,dukun bayi, pijat refleksi, akupunturis dan akupresuris, chiropractor, dan pengobat tradisional lainnya yang metodenya sejenis. 2. Pengobat tradisional dengan ramuan. Sebut saja pengobatan dengan jamu, gurah, tabib, shinshe, homeopathy, maupun aromaterapi. 3. Pengobat tradisional dengan pendekatan agama. 4. Pengobat tradisional dengan pendekatan supranatural, termasuk di dalamnya menggunakan tenaga dalam (prana), paranormal, reiky master, gigong, maupun dukun kebatinan. 5. Pengobat tradisional yang menggunakan lebih dari satu pendekatan. ( www.Pikiran Rakyat.com , 20 Maret 2005 ) Dari beberapa jenis pengobatan tradisional/alternatif di atas, umat Islam harus dapat memilih dan memilah jenis pengobatan alternatif yang akan digunakan. Yang harus diperhatikan antara lain adalah bagaimana praktek pengobatan itu dilaksanakan dan dari bahan apa saja obat-obatannya dibuat, sehingga dalam menggunakan pengobatan alternatif dapat dipertanggungjawabkan kemaslahatannya dunia dan akhirat. Dalam ajaran Islam sendiri, telah mencakup seluruh aspek kehidupan, termasuk didalamnya tentang kesehatan. Kesehatan dalam pandangan Islam bukan hanya kesehatan jasmani, namun juga menyangkut kesehatan rohani. Karena kesehatan itu sangat penting, maka penting pula untuk menjaga kesehatan tersebut. Semua aktifitas manusia akan terganggu bila tubuhnya menderita sakit, termasuk pelaksanaan amal ibadah kepada Allah SWT. Oleh karena itu, bila menderita sakit, maka kita wajib untuk berusaha dengan berobat untuk menyembuhkannya, karena setiap penyakit pasti ada obatnya. Bahkan menurut Gamal K. dalam bukunya, “Mendatangi ahli medis, baik itu dokter, tabib, atau ahli-ahli pengobatan lainnya merupakan keharusan dan kewajiban bagi seseorang yang tengah mendapat ujian Allah SWT berupa sakit atau menderita suatu penyakit tersebut.” (2003 : 130) 7 Sabda Rasulullah SAW : Artinya : “Bagi setiap penyakit yang diturunkan Allah ada obatnya yang juga diturunkanNya.” (H.R. Bukhari) (Gamal, 2003 : 27) Artinya : “Sesungguhnya Allah tidak menurunkan penyakit melainkan menurunkan pula obatnya. Maka berobatlah!” (H.R. Nasa’i) (Gamal, 2003 : 27) 2. PENGOBATAN ALTERNATIF DARI SUDUT PANDANG ALKITAB ( KRISTEN ) " Ia sendiri telah memikul dosa kita didalam tubuh-Nya di kayu salib, supaya kita kita yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran oleh bilur-bilur-Nya kamu telah sembuh. (1 petrus 2:24) " Baru-baru ini kita di kejutkan oleh seorang pemuka agama UGB karena melakukan prakter yang menyimpang, dari syariat agamanya. Dan masih banyak lagi kasus-kasus seperti ini yang belum terkuak ketengah masyarakat. Pada zaman perjanjian lama kita sudah melihat kasus seperti " Naaman " yang mengalami kesembuhan di sungai Yordan (2 raja 5:14). Dijaman modern seperti saat ini dan ilmu kedokteran yang sudah canggih, tetapi masih ada saja orang2 yang lari ke pengobatan/penyembuhan alternatif. Bagi yang bukan orang percaya " KRISTEN " hal ini bisa kita maklumi, tetapi masih ada saja orang " KRISTEN " yang mendatangi Pengobatan alternatif tersebut. Banyak yang dari kalangan KRISTEN berpendapat " GAK APA-APA " kan kita usaha. Beberapa tahun yang lalu saya pernah lewat tempat praktek " PENYEMBUHAN ALTERNATIF " dan ada saja orang KRISTEN yang ikut antri nomer urut. Jadi Penyembuhan alternatif itu bersifat Netral, namun yang jadi masalah bagi Iman KRISTIANI adalah " DENGAN KUASA SIAPA PENYEMBUHAN ITU DILAKUKAN ???? " harus disadari bahwa pada umumnya penyembuhan perdukunan/kebatinan bergantung pada konsep bahwa kita hidup sesuai dengan roh-roh dialam baka (animisme/okultisme) atau hidup selaras dengan kekuatan semesta (mistisme/pantheisme), kalau tidak sesuai akan celaka atau sakit . Dasar penyembuhan/perdukunan dan kebatinanadalah pengolahan kekuatan batin (Chi ki, Re iki, Prana, Kundalini) yang dipercaya sebagai bagian " Kekuatan semesta " (Kuasa Besar). Dalam Alkitab kita melihat bahwa penyembuhan perdukunan dengan Penyembuhan Illahi. Mukjizat Musa berbeda sekali dengan mukjizat " ahli sihir mesir (Kel 7:11). Demikian juga Mukjizat Filipus berbeda dengan mukjizat " simon si tukang sihir " (Kisah 8:4-25). Biasanya kalau penyembuhan alternatif itu kita diberi bacaan dan amalan yang tidak kita mengerti dan syarat yang tidak masuk akal sehat, seperti daun sirih, kelapa hijau, kembang setaman, dll. Sedangkan Penyembuhan Illahi kita hanya menguatkan iman sipasien dan doa tanpa ada embel-embel apalagi diberi air putih. Contohnya begini kalau ada pasien yang sakit kita kuatkan imannya, kita katakan jangan takut Tuhan Yesus sanggup menolong dan menyembuhkanmu, Tuhan Yesus sudah mati di kayu Salib dan bilur-bilurNya itu yang menyembuhkanmu. Di Alkitab dikenal " Minyak Urapan dan Perjamuan Kudus " tapi itu hanya " MEDIA " saja yang menyembuhkan itu TUHAN YESUS KRISTUS dan bukan minyak dan anggurnya. Pelayanan Kesembuhan Yesus, sekalipun umumnya bersifat supra alami Ia juga menyembuhkan secara alami dengan " SARANA " (orang buta yang diolesi tanah matanya), 8 demikian Paulus menyuruh Timotius minum anggur karena pencernaannya tidak terganggu. Contoh : orang samaria yang murah hati (Luk 10:34) Tanda-tanda ini menyertai orang-orang yang percaya: mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku, mereka akan berbicara dalam bahasa yang baru bagi mereka, mereka akan memegang ular, dan sekalipun minum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka; mereka akan meletakan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh. (Markus 16:17-18). Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan supaya kamu sembuh Doa orang benar, bila dengan yakin di doakan sangat besar kuasa-Nya. Sikap Iman Kristiani Dasar dalam menentukan sikap iman Kristiani terhadap pelbagai pengobatan alternatif diperoleh dengan mengajukan kepada diri sendiri beberapa pertanyaan penting berikut ini. perdukunan, paranormal, dan sebagainya? tertentu, seperti animisme, dinamisme, panteisme, kebatinan, dan sebagainya? dilakukan? side effect terhadap organ tubuh lainnya? Atas dasar jawaban terhadap pelbagai pertanyaan di atas, maka beberapa sikap yang bisa diambil adalah: (a) Menentang dan menolak dengan tegas penggunaan bahan dan cara pengobatan yang bertentangan dengan firman Tuhan. seperti: Yoga, Reiki, Fengshui, dan kelompok III di atas. (b) Menggunakan bahan dan cara pengobatan yang sesuai dengan firman Tuhan, seperti: pengobatan medis modern, homeotherapy, aromatherapy, music therapy, accupuncture, dan kelompok I dan II. (c) Mengkonsultasikannya dengan hamab Tuhan setempat. (d) Tetap beriman kepada kuasa Tuhan yang tidak berubah, dan bukan pada bahan atau cara pengobatan itu. Jika Tuhan memang hendak menjamah dan menyembuhkan kita, maka tidak ada yang mustahil bagi-Nya. (e) Tetap beriman kepada Tuhan, kalau pun tubuh ini menderita karena sakit yang tak kunjung sembuh. Di dalam keadaan itu tentu Allah turut bekerja mendatangkan kebaikan bagi kita yang mengasihi-Nya. Melihat bahwa keselamatan jiwa tetap jauh lebih penting dari pada kesembuhan jasmani. Adalah lebih baik dengan tubuh jasamani sakit tetapi kemudian memperoleh kehidupan yang kekal dari pada tubuh sehat karena bantuan kuasa kegelapan tetapi jiwa binasa. 9 3. PENGOBATAN ALTERNATIF MENURUT PANDANGAN AGAMA KATOLIK Mengapa dalam era ilmu kedokteran yang begitu canggih jaman sekarang, yang lengkap dengan segala sarana dan prasarananya, tokh masih ada orang ingin menjalani pengobatan alternatif? Jawabnya: biasanya karena dokter biasa/spesialis sudah tidak sanggup lagi mengobati penyakit pasien. Faktor tarif tinggi juga memegang peranan, dan rasa takut disuntik oleh dokter. Pengobatan alternatif terbagi dua kelompok: pengobatan paranormal dan pengobatan pijat refleksif/tusuk jarum/ramuan obat-obatan. Dalam hidup ke-Kristen-an kita kenal pengobatan paranormal yang dimulai oleh Yesus sendiri. Tentu saja Yesus yang juga Putra Tuhan memiliki kekuatan adikodrati, di atas kekuatan paranormal biasa. Kekuatan paranormal/adikodrati Yesus dapat dilihat sebagai tanda hadirnya Kerajaan Allah di dunia. Para rasul kemudian melanjutkan praktek penyembuhan paranormal itu ke seluruh dunia. Pengobatan alternatif ini berkembang terus di lingkungan gereja Katolik sampai sekarang, dan tambah semarak. Banyak kelompok menyelenggarakan doa penyembuhan di lingkungan gereja. Banyak orang begitu tertarik pada penyembuhan alternatif ini, bahkan sangat terpukau, sehingga mereka tergiur untuk menjadi "orang yang terkaruniai bakat penyembuhan". Maka untuk mem-backing khayalannya, mereka pergi ke "dukun paranormal" untuk berguru, entah apa bakat dan latar belakang dukun paranormal yang didatanginya. Akibatnya banyak umat Kristen yang meninggalkan iman Kristen-nya. Inilah yang layak kita waspadai!! Ke-Kristen-an yang sejati mengandung panggilan berziarah dan menuju kebenaran dalam Yesus Kristus. Penyembuhan paranormal di Indonesia belum menjadi bahan studi serius, lain halnya di Amerika Serikat. Di sana telah didirikan lembaga penelitian dan laboratorium ke-paranormal-an. Hasil studinya sbb.: - Kerap kali terjadi penyembuhan yang bukan paranormal, melainkan hanya gejala "hilangnya rasa sakit spontan yang ko-insidental" akibat proses psikosomatik, saking gembiranya sang pasien bertemu dengan seorang "penyembuh paranormal". Di pihak lain, sang "tokoh penyembuh" kemudian yakin bahwa "kesembuhan yang terjadi" adalah berkat dirinya yang "terkaruniai bakat penyembuhan". Apabila kemudian sang "penyembuh" mendapat uang banyak berkat "karunia penyembuhannya" itu, lengkaplah sudah benang kusut yang terjadi. - Pada penyembuhan paranormal yang sejati, terjadi pengaliran energi natural (psikokinetis) dari si penyembuh yang terkaruniai bakat paranormal, ke pasiennya. Kesembuhan yang kemudian terjadi pada diri pasien, adalah kesembuhan yang sejati. Para peneliti di AS sudah mengadakan "kontra analisis" yang dilakukan oleh dokter ahli terhadap pasien yang disembuhkan secara paranormal. Para dokter ahli tsb. sepakat bahwa memang telah terjadi kesembuhan medis sejati. Proses psikokinetis dari sang penyembuh ke pasien tidak terbatas pada ras, suku, agama, keyakinan tertentu, melainkan berlaku universil. - Penyembuhan akibat mukjizat langsung dari Allah. - Penyembuhan dalam kadar ini tidak bisa dijelaskan secara nalar bening, tidak dapat diterangkan secara ilmu medis, juga tidak dapat diterangkan berdasarkan kriteria paranormal. Yang pasti, kesembuhan yang terjadi adalah kesembuhan yang sejati. Kesembuhan akibat pengobatan mukjijat ini persis seperti kesembuhan oleh Yesus dulu, sebagaimana diterangkan dalam Injil. Kesembuhan di tempat ziarah Lourdes juga masuk kategori ini. Memang disposisi 10 kejiwaan/rohani yang damai dalam penyerahan diri kepada Tuhan, mempunyai pengaruh positif pada kinerja organisme tubuh manusia. Namun dalam kasus mukjizat, mekanisme proses psikosomatis pun tidak dapat digunakan untuk menjelaskan hal ini secara tuntas. Terhadap peristiwa kesembuhan seperti ini, pasien hanya dapat berdoa "Aku percaya bahwa Allah telah berkarya langsung menyembuhkan aku". 4. PENGOBATAN ALTERNATIF MENURUT PANDANGAN AGAMA HINDU Ruang Lingkup Usada Bali Walaupun berkembang pesatnya ilmu kedokteran modern saat ini, ilmu kedokteran tradisional/alternatif/timur masih dipercaya masyarakat dalam menyembuhkan suatu penyakit. Ilmu kedoteran tradisional atau alternatif ini jauh lebih dulu lahir daripada ilmu kedoteran modern. Pemisahan batasan ilmu kedoteran ini semata-mata untuk membatasi antara yang bersifat ilmiah dan non-ilmiah. Dalam ilmu kedoteran modern lebih mengutamakan unsur ilmiah/biologis, sedangkan ilmu kedoteran tradisional lebih menekankan asfek spiritualnya. Dengan perkembangan jaman yang dipengaruhi oleh berbagai aspek kehidupan, banyak orang sekarang berpaling ke pengobatan tradisional. Ini disebabkan oleh berbagai faktor dan di antaranya adalah faktor ekonomi yang sangat mempengaruhi paradigma ini. Biaya pengobatan yang mahal pada pengobatan modern/medis menjadi alasan utama terjadinya migrasi ini, namun pengobatan medis masih tetap menjadi pilihan pertama. Dan jika dalam pengobatan medis diperlukan biaya yang besar, maka orang akan mulai berpaling ke metode pengobatan tradisional yang saat ini dikenal dengan pengobatan alternatif (alternative medicine). Kalau kita melihat manusia secara keseluruhan, manusia bukan hanya mahkluk biologis semata, melainkan juga mahkluk sosial, psikologis dan mahkluk spiritual. Batasan sehat bukan semata sehat secara biologis atau kasat mata, tetapi juga sehat secara keseluruhan/holistik. Oleh karena itu, peranan ilmu kedokteran tradisional/alternatif tidak dapat kita tinggalkan begitu saja disamping merupakan warisan budaya dari nenek moyang kita sejak jaman dahulu. Pengobatan tradisional/alternatif sangat beragam jenisnya di berbagai belahan dunia sesuai dengan kebudayaan dan kepercayaan setempat. Dalam kepercayaan Hindu kita mengenal ilmu kedoteran Ayur weda dan sedangkan di Bali kita mengenal ilmu kedokteran Usadha Bali, dimana Balian sebagai dokternya. Kata usadha berasal dari bahasa Sansekerta, yaitu ausadha yang berarti tumbuhtumbuhan yang berkhasiat obat, atau dibuat dari tumbuh-tumbuhan. Tetapi batasan usadha di Bali lebih luas, usadha adalah semua tata cara untuk menyembuhkan penyakit, cara pengobatan, pencegahan, memperkirakan jenis penyakit/diagnosa, perjalanan penyakit dan pemulihannya. Kalau dilihat secara analogi, hampir sama dengan pengobatan modern. Pengobatan tradisional Bali (usada) yang dikenalkan oleh para leluhur merupakan ilmu pengetahuan penyembuhan yang dijiwai oleh nilai-nilai agama Hindu Bali/ Siwasidhanta. Sukantra (1992) menyatakan, usada adalah ilmu pengobatan tradisional Bali, yang sumber ajarannya terdapat pada lontar. 11 Lontar tersebut dapat dibagi menjadi dua golongan yaitu lontar tutur dan lontar usadha. Di dalam lontar tutur (tatwa) berisi tentang ajaran aksara gaib atau wijaksara. Ajaran anatomi, phisiologi, falsafah sehat-sakit, padewasaan mengobati orang sakit, sesana balian, tatenger sakit. Sedangkan di dalam Lontar Usada berisi tentang cara memeriksa pasien, memperkirakan penyakit (diagnosa), meramu obat (farmasi), mengobati (terapi), memperkirakan jalannya penyakit (prognosis), upacara yang berkaitan dengan pencegahan penyakit dan pengobatannya. Balian, Dokternya Usadha Bali Dalam dunia kedokteran modern, kita mengenal dokter sebagai pelaksana praktisi ini sedangkan dalam usadha Bali, dokternya dikenal dengan istilah Balian. Balian adalah pengobat tradisional Bali yakni, orang yang mempunyai kemampuan untuk mengobati orang sakit. Balian juga beragam jenis dan klasifikasinya yang diuraikan sebagai berikut. Jenis balian berdasarkan pengetahuan yang diperoleh (berdasarkan lontar Boda Kecapi) : a. b. c. Balian katakson (tetakson) adalah balian yang mendapat keahlian melalui taksu, roh atau kekuatan gaib yang memiliki kecerdasan, mukzijat ke dalam dirinya. Taksu adalah kekuatan gaib yang masuk kedalam diri seseorang dan mempengaruhi orang tersebut, baik cara berpikir, berbicara maupun tingkah lakukanya. Karena kemasukan taksu inilah orang tersebut mampu untuk mengobati orang yang sakit. Balian kapican adalah balian yang mendapat keahlian karena memperoleh suatu pica atau benda bertuah dan berkhasiat yang dapat dipergunakan untuk menyembuhkan orang sakit. Dengan mempergunakan pica yang didapatkan balian tersebut mampu untuk mendiagnosis, menyembuhkan penyakit dan memperkirakan berat penyakit yang dideritanya. Pica ini dapat berupa batu permata, lempengan logam, keris, cincin, kalung, tulang dan benda lainnya. Pica ini diperoleh baik melalui mimpi, petunjuk misterius atau cara lainnya. Balian usada adalah seseorang dengan sadar belajar tentang ilmu pengobatan, baik melalui guru waktra, belajar pada balian, maupun belajar sendiri melalui lontar usada. Adapun yang termasuk balian golongan ini adalah tidak terbatas hanya mempergunakan ramuan obat dari tumbuhan saja, tetapi termasuk balian lung (patah tulang), limpun (pijat), uut, manak(melahirkan) dan sebagainya, yang keahliannya diperoleh melalui proses belajar (aguron-guron). Mereka mempelajari masalah penyakit yang disebabkan baik oleh sekala (natural) maupun niskala (supernatural). Jenis balian berdasarkan atas tujuannya, di Bali, balian dikelompokkan menjadi dua yaitu Balian penengen yaitu balian yang beraliran kanan, pengobatannya ditujukan untuk kebaikan, menyembuhkan orang yang sakit. Dan yang kedua adalah balian pangiwa atau dukun aliran kiri dimana tujuannya adalah membuat orang jatuh sakit/ membencanai orang lain. Sedangkan pengelompokan balian berdasarkan sifat kekuatan yang dimiliki terdiri atas balian lanang (maskulin, sifat kejantanan), balian wadon (feminim) dan balian kedi (netral, bersifat kebancian). Balian ini tidak berdasarkan jenis kelamin dari balian tetapi berdasakan sifat kekuatannya. Balian perempuan bisa saja disebut sebagai balian lanang apabila memiliki sifat kekuatan yang bersifat maskulin. 12 Menurut lontar Bodha kecapi, usada ratuning usada, usada bang dan tutur Bhuwana Mahbah, untuk menjadi seorang balian harus melewati suatu proses pembelajaran dari gurunya (aguron-guron) dan rangkaian upacara/didiksa yang disebut aguru waktra. Calon balian harus menguasai beberapa ilmu usadha seperti genta pinarah pitu, sastra sanga, Bodha Kecapi dan kalimosada. Genta pinaruh pitu adalah kemampuan untuk membangkitkan tujuh buah kekuatan yang berasal dari energi tujuh chakra dan kundalini. Sedangkan sastra sanga adalah sembilan sastra/pelajaran yang harus dikuasai, meliputi: darsana agama, tattwa purusha pradana, tattwa bhuwana mahbah, tattwa siwatma, tattwa triguna, dewa nawasanga, wijaksara/bijaksara, kanda pat dan rwa bhineda. Tetapi menurut beberapa lontar (bodha kecapi, cukil daki, gering agung, kalimosada), yang dimaksud sastra sanga adalah sembilan buah aksara suci yang terdiri atas tri aksara, dwiaksara, ekaaksra, windu, ardhacandra dan nada. Semua tanda dan gejala, nama penyakit dan pengobatannya tercantum pada lontarlontar usadha meliputi: usadha rare, usdha cukil daki, usada manak, usada kurantobolong, usada kacacar, usada pamugpugan, usada kamatus, usada tiwang, usada kuda, usada sari kurantobolong, usada buduh, usadha budhakacapi dan usada ila. Lontar Bodha Kecapi dan kalimosada adalah dua buah lontar usadha yang paling pokok yang harus dikuasai oleh seorang balian usadha karena didalamnya termuat tentang aguru waktra, kode etik balian dan guru, tattwa pengobatan, asal mula penyakit, berbagai jenis obat, aksara suci, sang hyang tiga suwari, tata cara menegakkan diagnosis dan prognosis dan berbagai pengetahuan lainnya. Seperti halnya seorang dokter dalam dunia medis yang harus tamat pendidikan dahulu dan disumpah sebelum mengemban tugas, seorang balian pun sama harus menguasai semua hal tersebut diatas dan sudah melakukan upacara aguru waktra. Karena jika melanggar atau menjadi balian/mengobati penyakit tanpa didasari penguasaan ilmu usadha dan guru waktra, maka akan menerima hukuman secara niskala dan hidupnya sengsara sampai keturunannya. Oleh karena itu, berhati-hatilah menjadi seorang balian jangan sekedar mengobati semata mencari uang maupun status sosial. Konsep sehat sakit menurut Usadha Manusia disebut sehat, apabila semua sistem dan unsur pembentuk tubuh (panca maha bhuta) yang berhubungan dengan aksara panca brahma (Sang, Bang, Tang, Ang, Ing) serta cairan tubuhnya berada dalam keadaan seimbang dan dapat berfungsi dengan baik. Sistem tubuh dikendalikan oleh suatu cairan humoral. Cairan humoral ini terdiri dari tiga unsur yang disebut dengan tri dosha (vatta=unsur udara, pitta=unsur api, dan kapha=unsur air). Tiga unsur cairan tri dosha (Unsur udara, unsur api, dan unsur air) dalam pratek pengobatan oleh balian dan menurut agama Hindu di Bali (Siwasidhanta), Ida Sang Hyang Widhi atau Bhatara Siwa (Tuhan) yang menciptakan semua yang ada di jagad raya ini. Beliau pula yang mengadakan penyakit dan obat. Dalam beberapa hasil wawancara dengan balian dan sesuai dengan yang tertera dalam lontar (Usada Ola Sari, Usada Separa, Usada Sari, Usada Cemeng Sari) disebutkan siapa yang membuat penyakit dan siapa yang dapat menyembuhkannya. Penyakit itu tunggal dengan obatnya, apabila salah cara mengobati akan menjadi penyakit dan apabila benar cara mengobati akan menjadi sembuh (sehat). Dalam 13 usadha, penyakit ada tiga jenis, yakni penyakit panes (panas), nyem (dingin), dan sebaa (panas-dingin). Demikian pula tentang obatnya. Ada obat yang berkasihat anget (hangat), tis (sejuk), dan dumelada (sedang). Untuk melaksanakan semua aktifitas ini adalah Brahma, Wisnu, dan Iswara. Disebut juga dengan Sang Hyang Tri Purusa atau Tri Murti atau Tri Sakti wujud Beliau adalah api, air dan udara. Penyakit panes dan obat yang berkasihat anget, menjadi wewenang Bhatara Brahma. Bhatara Wisnu bertugas untuk mengadakan penyakit nyem dan obat yang berkasihat tis. Bhatara Iswara mengadakan penyaki sebaa dan obat yang berkasihat dumelada. Selain tersebut diatas, sistem pembagian penyakit dalam usadha juga dikelompokkan berdasarkan Ayur Weda yang didasarkan atas penyebabnya, meliputi: Adhyatmika, adalah penyakit yang penyebabnya berasal dari dirinya sendiri seperti penyakit keturunan, penyakit kongenital/dalam kandungan, dan ketidakseimbangan pada unsur tri dosha. Adhidaiwika, penyakit yang penyebabnya berasal dari pengaruh lingkungan luar, seperti pengaruh musim, gangguan niskala/supranatural (bebai, gering agung) dan pengaruh sekala. Adhibautika, yaitu penyakit yang disebabkan oleh benda tajam, gigitan binatang, kecelakaan sehingga menimbulkan luka. Sistem pemeriksaan dan pengobatan Dalam melakukan suatu pemeriksaan dan mendiagnosa penyakit, balian menyimpulkan berdasarkan hasil wawancara/anamnesis, hasil pemeriksaan seperti pemeriksaan fisik seperti melihat aura tubuh, sinar mata, menggunakan kekuatan dasa aksara, chakra, kanda pat dan tenung. Sedangkan pada balian kapican, yang menjadi alat pemeriksaan adalah benda bertuah yang diperoleh sebagai pica. Sistem pengobatan/penatalaksanaan suatu penyakit dalam usadha terdiri atas berbagai pendekatan, meliputi pengobatan tradisional (tamba) seperti loloh, boreh dan minyak/lengis yang didasarkan atas lontar taru pramana; penggunaan banten-bantenan yang disesuaikan dengan tenung dan lontar; dan penggunaan rerajahan aksara suci. Selain pengobatan yang bersifat kuratif, usadha juga mengenal sistem pengobatan preventif/pencegahan yaitu mencegah kekuatan jahat akibat penyakit yang dibuat orang lain, leak/desti dan racun/cetik. Sarana yang digunakan dapat berupa mempasupati benda keramat yang dapat sebagai bekal seperti batu permata, rerajahan dan tumbal. Hal mengenai tentang rerajahan, tamba, tenung dan lain sebagainya akan dibahas lebih lanjut dalam artikel lainnya. Demikianlah selayang pandang mengenai sistem pengobatan tradisional Bali usadha Bali yang telah diturunkan oleh nenek moyang kita sampai sekarang masih merupakan suatu pendekatan pengobatan alternatif yang tidak bisa kita tinggalkan karena merupakan budaya Bali yang mesti kita lestarikan. Manusia tidak seperti mesin yang jika salah satu komponen yang rusak/sakit bisa diperbaiki/diganti begitu saja, namun manusia adalah ciptaan Hyang Widhi yang juga merupakan mahkluk spiritual. Oleh karena itu, pendekatan pengobatan secara holistik harus menjadi pertimbangan bagi semua praktisi pengobatan, baik medis maupun non medis 14 5. PENGOBATAN ALTERNATIF MENURUT PANDANGAN AGAMA BUDDHA Dalam kitab suci Buddha tepatnya di Kalama Sutta, Sang Buddha menasehati kita agar jangan mudah percaya kepada sesuatu ajaran tertentu hanya karena memiliki umat yang banyak, sesuai dengan pandangan kita atau karena tercatat dalam kitab suci. Tetapi kita hendaknya meneliti terlebih dahulu, apakah ajaran tersebut bermanfaat bagi orang banyak dan diri kita sendiri, tidak menyusahkan atau menyebabkan orang menderita. Nah bila memang positif baru kita mempercayainya. Bahkan Sang Buddha juga meminta umat yang baru akan bergabung mengikuti ajaranNya juga mengevaluasi sendiri, tidak seperti ajaran lain yang meminta kita percaya kepada ajaran mereka tanpa boleh bertanya mengenai ajaran tersebut. Dalam agama Buddha, itu dikenal pula dengan istilah Ehipassiko, yang artinya datang, buktikan dan baru percaya. Bila Anda dijanjikan iming-iming naik kesurga setelah Anda bergabung dengan sekte/aliran tertentu yang mengaku agama Buddha, sudah bisa dipastikan sekte/aliran tersebut tidak mengajarkan Ajaran Sang Buddha walaupun kadang mereka mengutip sedikit dari kitab suci Buddha. Tujuan akhir umat Buddha adalah untuk mencapai Nirvana, bukan hanya masuk surga karena dalam agama Buddha kelahiran di alam surga adalah tidak kekal. Seseorang yang jasa pahala kebajikannya telah habis akan terlahir di alam yang lain sesuai dengan jasa pahala yang tersisa. Sang Buddha sendiri bahkan tidak pernah menjanjikan surga kepada.pengikutnya. Bisa bahagia atau tidak, bisa mencapai pembebasan atau tidak, semuanya tergantung pada diri kita sendiri. Para Buddha hanya penunjuk jalan, Dhamma adalah jalan yang telah dibabarkan, kita sendiri yang menentukan kemana kita akan dilahirkan. Dan yang lebih penting lagi bahwa tidak ada ajaran yang bersifat rahasia di dalam Dharma. Sang Buddha mengajarkan Dhamma demi kebahagiaan semua makhluk, jadi bila ada sekte Buddha yang mengajarkan anda beberapa kata rahasia yang tidak boleh diberikan kepada orang lain tentu itu bukan merupakan Dhamma. Bahkan menurut anggota dari sekte tersebut, kata-kata rahasia tersebut juga tidak boleh diberikan kepada istri, suami, atau orang tuanya sendiri.,Padahal dalam ajaran Sang Buddha, jelas ditekankan agar kita sebagai anak harus berbakti kepada orang tuanya sehingga dapat dipastikan bahwa sekte yang demikian bukanlah sekte Agama Buddha. Penyembuhan spiritual terdapat dalam setiap agama termasuk Agama Buddha, akan tetapi dapat disembuhkan atau tidak seseorang semuanya dilihat dari ada tidaknya kamma baik yang ditanamkan orang tersebut. Dalam agama lain, ada juga yang tidak tersembuhkan oleh penyembuhan spiritual, tetapi hal yang kurang menguntungkan bagi mereka biasanya dipendam sehingga yang kita tahu adalah beberapa orang yang sembuh dibandingkan dengan jumlah yag lebih besar yang tidak tersembuhkan. Umat Budha hendaknya tidak seharusnya berpaling dari Dhamma karena hal ini, karena penyebuhan itu tidaklah kekal, hanya sesaat. Siapapun yang disembuhkan akhirnya seseorang juga harus mati. Ini adalah fakta dari kehidupan. Apakah manfaatnya bila seseorang disembuhkan dari sakit untuk sakit sekali lagi, seperti halnya dibangkitkan dari kematian untuk mati sekali lagi. Itu hanya akan membuat anggota keluarganya bersedih berulang kali. Oleh sebab itu, umat Buddha yang bijaksana akan mencari obat ‘Dhamma’ yang dapat terhindar dari kematian, bukan terhindari dari sakit karena lahir, tua, SAKIT, dan mati merupakan hukum alam yang akan menimpa manusia 15 DAFTAR PUSTAKA http://www.katolisitas.org/2570/kkr-luk-1511-32-wahyu-pribadi http://pedson.blogspot.com/2008/08/tenaga-dalam-berasal-dari-setan.html http://www.sarapanpagi.org/perbandingan-agama-vt2431.html https://ahmadbinhanbal.wordpress.com/2013/06/01/hukum-islam-tentang-pengobatanalternatif/ 16 PEMBAGIAN PRESENTASI 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 17 PENGERTIAN FAKTOR MACAM MNRT AGM ISLAM MNRT AGM KRISTEN KATOLIK HINDU BUDHA KONG HU CU : : : : : : : : :