Uploaded by milatulmirza.salsabilla

ESENSI-DAN-URGENSI-IDENTITAS-NASIONAL

advertisement
MAKALAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN KELAS 44
Esensi, Urgensi, Dinamika dan Tantangan Identitas Nasional
Disusun oleh Kelompok 1:
1. Tedy Alfian
171610101002
2. Annisa Furqoni
1716101010
3. Salsabilla M
1716101010
4. Yola Widya
171610101042
5. Kharismawan Amsal
171610101050
UNIVERSITAS JEMBER
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena limpahan rahmatNya penulis diberi kesehatan walafiat, sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah yang menjadi tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan ini dengan
tepat waktu.
Makalah yang berjudul “Esensi, Urgensi, Dinamika, dan Tantangan
Identitas Nasional” ini merupakan aplikasi dari penulis selain untuk memenuhi
tugas mata kuliah tersebut juga untuk memberikan pengetahuan tentang identitas
nasional. Selesainya makalah ini tidak lepas dari kerjasama berbagai pihak, baik
itu dari dosen pengajar ataupun dari pihak-pihak lainnya yang turut serta
membantu terselesaikannya makalah ini.
Besar harapan penulis semoga makalah yang penulis sajikan ini berguna
dan dapat menginspirasi bagi para pembaca.
Karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman, penulis menyadari
bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis
dengan senang hati menerima saran dan kritik dari pembaca dengan tujuan
menyempurnakan makalah ini menjadi lebih baik.
Jember, 11 Maret 2019
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................. i
DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
1.1 LATAR BELAKANG .................................................................................. 1
1.2 RUMUSAN MASALAH .............................................................................. 2
1.3 TUJUAN ....................................................................................................... 2
BAB II ..................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ..................................................................................................... 3
2.1 PENGERTIAN IDENTITAS NASIONAL .................................................. 3
2.2 UNSUR-UNSUR IDENTITAS NASIONAL ............................................... 5
2.3 FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG KELAHIRAN IDENTITAS
NASIONAL ........................................................................................................ 6
2.4 FUNGSI DAN URGENSI IDENTITAS NASIONAL ................................. 8
2.5 DINAMIKA DAN TANTANGAN IDENTITAS NASIONAL
INDONESIA ....................................................................................................... 9
2.6 SOLUSI DARI DINAMIKA DAN TANTANGAN IDENTITAS
NASIONAL ...................................................................................................... 10
BAB III ................................................................................................................. 13
PENUTUP ............................................................................................................. 13
3.1 KESIMPULAN ........................................................................................... 13
3.2 SARAN ....................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 15
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Setiap Negara yang merdeka dan berdaulat sudah dapat dipastikan
berupaya memiliki identitas nasional agar negara tersebut dapat dikenal oleh
negara-bangsa lain, dan dapat dibedakan dengan bangsa lain. Identitas
Nasional mampu menjaga eksistensi dan kelangsungan hidup negara-bangsa.
Negara-bangsa memiliki kewibawaan dan kehormatan sebagai bangsa yang
sejajar dengan bangsa lain serta akan menyatukan bangsa yang bersangkutan.
Eksistensi suatu bangsa pada era globalisasi ini mendapat tantangan yang
sangat kuat, terutama karena pengaruh kekuasaan internasional. Menurut
Berger dalam The Capitalis Revolution, era globalisasi dewasa ini ideologi
kapitalislah yang akan menguasai dunia. Kapitalisme telah mengubah
masyarakat satu per satu dan menjadi sistem internasional yang menentukan
nasib ekonomi sebagian besar bangsa-bangsa di dunia, dan secara tidak
langsung juga nasib sosial, politik, dan kebudayaan (Berger, 1988).
Situasi dan kondisi ini menghadapkan kita pada suatu keprihatinan dan
sekaligus juga mengundang kita untuk ikut bertanggung jawab atas mosaik
Indonesia yang retak bukan sebagai ukiran melainkan membelah dan meretas
jahitan busana tanah air, tercabik-cabik dalam kerusakan yang menghilangkan
keindahannya. Untaian kata-kata dalam pengantar sebagaimana tersebut
merupakan tamsilan bahwasannya Bangsa Indonesia yang dahulu dikenal
sebagai “het zachste volk ter aarde” dalam pergaulan antar bangsa, kini
sedang mengalami tidak saja krisis identitas melainkan juga krisis dalam
berbagai
dimensi
kehidupan
yang
melahirkan
instabilitas
yang
berkepanjangan semenjak reformasi digulirkan pada tahun 1998. (Koento W,
2005).
1
Kehalusan budi, sopan santun dalam sikap dan perbuatan, kerukunan,
toleransi dan solidaritas sosial, idealisme dan sebagainya telah hilang hanyut
dilanda oleh derasnya arus modernisasi dan globalisasi yang penuh paradoks.
Berbagai lembaga kocar-kacir semuanya dalam malfungsi dan disfungsi.
Trust atau kepercayaan antar sesama baik vertikal maupun horisontal telah
lenyap dalam kehidupan bermasyarakat. Identitas nasional kita dilecehkan
dan dipertanyakan eksistensinya.
Krisis
multidimensi
yang
sedang
melanda
masyarakat
kita
menyadarkan kita semua bahwa pelestarian budaya sebagai upaya untuk
mengembangkan Identitas Nasional kita telah ditegaskan sebagai komitmen
konstitusional sebagaimana dirumuskan oleh para pendiri negara kita dalam
Pembukaan UUD 1945 yang intinya adalah memajukan kebudayaan
Indonesia.Dengan demikian secara konstitusional pengembangan kebudayaan
untuk membina dan mengembangkan Identitas Nasional kita telah diberi dasar
dan arahnya.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Apa pengertian identitas nasional secara etimologis dan terminologis ?
Apa unsur-unsur identitas nasional ?
Apa faktor-faktor pendukung kelahiran identitas nasional ?
Bagaimana fungsi dan urgensi identitas nasional ?
Bagaimana dinamika dan tantangan identitas nasional indonesia ?
Bagaimana solusi dari dinamika dan tantangan identitas nasional ?
1.3 TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian identitas nasional secara etimologis dan
terminologis
2. Untuk mengetahui unsur-unsur identitas nasional
3. Untuk mengetahui faktor-faktor pendukung kelahiran identitas nasional
4. Untuk mengetahui fungsi dan urgensi identitas nasional
5. Untuk mengetahui dinamika dan tantangan identitas nasional indonesia
6. Untuk mengetahui solusi dari dinamika dan tantangan identitas nasional
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN IDENTITAS NASIONAL
Secara etimologis identitas nasional berasal dari dua kata yaitu
“identitas” dan “nasional”. Kata identitas berasal dari bahasa Inggris Identity
yang memiliki pengertian harafiah ciri-ciri, tanda-tanda atau jati diri yang
melekat pada seseorang atau sesuatu yang membedakannya dengan yang lain.
Dalam term antropologi identitas adalah sifat khas yang menerangkan dan
sesuai dengan kesadaran diri pribadi sendiri, golongan sendiri, kelompok
sendiri, komunitas sendiri, atau negara sendiri. Mengacu pada pengertian ini
identitas tidak terbatas pada individu semata tetapi berlaku pula pada suatu
kelompok. Sedangkan kata nasional merupakan identitas yang melekat pada
kelompok-kelompok yang lebih besar yang diikat oleh kesamaan-kesamaan,
baik fisik seperti budaya, agama, dan bahasa maupun non fisik seperti
keinginan, cita-cita dan tujuan. Himpunan kelompok-kelompok inilah yang
kemudian disebut dengan istilah identitas bangsa atau identitas nasional yang
pada akhirnya melahirkan tindakan kelompok (colective action) yang
diwujudkan dalam bentuk organisasi atau pergerakan-pergerakan yang diberi
atribut-atribut nasional. Kata nasional sendiri tidak bisa dipisahkan dari
kemunculan konsep nasionalisme.
Secara terminologis istilah identitas nasional memiliki pengertian yang
berbeda-beda menurut pendapat beberapa ahli. Menurut Kaelan (2010: 43)
menyatakan bahwa identitas nasional adalah suatu ciri yang dimiliki oleh
suatu bangsa yang secara filosofis membedakan bangsa tersebut dengan
bangsa lain. Berdasarkan pengertian yang demikian ini maka setiap bangsa di
dunia ini akan memiliki identitas sendiri-sendiri sesuai dengan keunikan,
sifat, ciri-ciri serta karakter dari bangsa tersebut.demikian pula hal ini sangat
ditentukan oleh bagaimana proses bangsa tersebut terbentuk secara historis.
Berdasarkan hakikat pengertian “identitas nasional” sebagaimana dijelaskan
3
diatas maka identitas nasional suatu bangsa tidak dapat dipisahkan dengan jati
diri suatu bangsa atau lebih populer disebut sebagai kepribadian bangsa.
Menurut Koento Wibisono (2005) menyatakan bahwa Identitas Nasional
pada hakikatnya merupakan manifestasi nilai-nilai budaya yang tumbuh dan
berkembang dalam aspek kehidupan suatu nation (bangsa) dengan ciri-ciri
khas, dan dengan ciri-ciri yang khas tadi suatu bangsa berbeda dengan bangsa
lain dalam hidup dan kehidupannya. Bila dilihat dalam konteks Indonesia
maka Identitas Nasional itu merupakan manifestasi nilai-nilai budaya yang
tumbuh dan berkembang dalam berbagai aspek kehidupan dari ratusan suku
yang “dihimpun” dalam satu kesatuan Indonesia menjadi kebudayaan
nasional dengan acuan Pancasila dan roh “Bhinneka Tunggal Ika” sebagai
dasar dan arah pengembangannya. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa
hakikat Identitas Nasional kita sebagai bangsa di dalam hidup dan kehidupan
berbangsa dan bernegara adalah Pancasila yang aktualisasinya tercermin
dalam penataan kehidupan kita dalam arti luas, misalnya dalam aturan
perundang-undangan atau hukum, sistem pemerintahan yang diharapkan,
nilai-nilai etik dan moral yang secara normatif diterapkan di dalam pergaulan
baik dalam tataran nasional maupun internasional dan lain sebagainya. Nilainilai budaya yang tercermin di dalam Identitas Nasional tersebut bukanlah
barang jadi yang sudah selesai dalam kebekuan normatif dan dogmatis,
melainkan sesuatu yang “terbuka” yang cenderung terus-menerus bersemi
karena hasrat menuju kemajuan yang dimilki oleh masyarakat pendukungnya.
Konsekuensi dan implikasinya adalah bahwa Identitas Nasional adalah
sesuatu yang terbuka untuk ditafsir dengan diberi makna baru agar tetap
relevan dan fungsional dalam kondisi aktual yang berkembang dalam
masyarakat.
Sedangkan menurut Tilaar (2007) menyatakan identitas nasional
berkaitan dengan pengertian bangsa. Menurutnya,bangsa adalah suatu
keseluruhan alamiah dari seseorang karena daripadanyalah seorang individu
memperoleh realitasnya. Artinya, seseorang tidak akan mempunyai arti bila
4
terlepas dari masyarakatnya. Dengan kata lain, seseorang akan mempunyai
arti bila ada dalam masyarakat. Dalam konteks hubungan antarbangsa,
seseorang dapat dibedakan karena nasionalitasnya sebab bangsa menjadi
penciri yang membedakan bangsa yang satu dengan bangsa lainnya.
2.2 UNSUR-UNSUR IDENTITAS NASIONAL
Identitas Nasional Indonesia merujuk pada suatu bangsa yang majemuk.
Kemajemukan itu merupakan gabungan dari unsur-unsur pembentuk identitas
yaitu suku bangsa, agama, kebudayaan dan bahasa.
1) Suku Bangsa: adalah golongan sosial yang khusus yang bersifat askriptif
(ada sejak lahir), yang sama coraknya dengan golongan umur dan jenis
kelamin. Di Indonesia terdapat banyak sekali suku bangsa atau kelompok
etnis dengan tidak kurang 300 dialek bahasa.
2) Agama: bangsa Indonesia dikenal sebagai masyarakat yang agamis.
Agama-agama yang tumbuh dan berkembang di nusantara adalah agama
Islam, Kristen, Katholik, Hindu, Budha dan Kong Hu Cu. Agama Kong
Hu Cu pada masa Orde Baru tidak diakui sebagai agama resmi negara
namun sejak pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid, istilah agama
resmi negara dihapuskan.
3) Kebudayaan, adalah pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang
isinya adalah perangkat-perangkat atau model-model pengetahuan yang
secara
kolektif
digunakan
oleh
pendukung-pendukungnya
untuk
menafsirkan dan memahami lingkungan yang dihadapi dan digunakan
sebagai rujukan atau pedoman untuk bertindak (dalam bentuk kelakuan
dan benda-benda kebudayaan) sesuai dengan lingkungan yang dihadapi.
4) Bahasa: merupakan unsur pendukung identitas nasional yang lain. Bahasa
dipahami sebagai sistem perlambang yang secara arbiter dibentuk atas
unsur-unsur bunyi ucapan manusia dan yang digunakan sebagai sarana
berinteraksi antar manusia.
5
Dari unsur-unsur Identitas Nasional tersebut diatas dapat dirumuskan
pembagiannya menjadi 3 bagian sebagai berikut :
1). Identitas Fundamental; yaitu Pancasila yang merupakan Falsafah
Bangsa, Dasar Negara, dan Ideologi Negara.
2) Identitas Instrumental yang berisi UUD 1945 dan Tata Perundangannya,
Bahasa Indonesia, Lambang Negara, Bendera Negara, Lagu Kebangsaan
“Indonesia Raya”.
3) Identitas Alamiah yang meliputi Negara Kepulauan (archipelago) dan
pluralisme dalam suku, bahasa, budaya dan agama serta kepercayaan
(agama).
2.3
FAKTOR-FAKTOR
NASIONAL
PENDUKUNG
KELAHIRAN
IDENTITAS
Faktor yang mendukung kelahiran identitas nasional bangsa Indonesia
meliputi (1) faktor objektif, yaitu faktor geografis, ekologis, dan demografis,
(2) faktor subjektif, yaitu faktor historis, sosial, politik, dan kebudayaan yang
dimiliki bangsa Indonesia (Suryo, 2002). Kondisi geografis-ekologis yang
membentuk Indonesia sebagai wilayah kepulauan yang beriklim tropis dan
terletak di persimpangan jalan komunikasi antar wilayah dunia di Asia
Tenggara, ikut mempengaruhi perkembangan kehidupan demografis,
ekonomis, sosial, dan kultural bangsa Indonesia. Selain itu faktor historis
yang dimiliki Indonesia ikut mempengaruhi proses pembentukan masyarakat
dan bangsa Indonesia beserta identitasnya, melalui interaksi berbagai faktor
yang ada di dalamnya.
Sedangkan Robert De Ventos mengemukakan bahwa teori munculnya
identitas nasional suatu bangsa sebagai hasil interaksi historis antara empat
faktor penting, yaitu faktor primer, faktor pendorong, faktor penarik, dan
faktor reaktif. Faktor pertama, mencakup etnisitas, teritorial, bahasa, agama,
dan yang sejenisnya. Bagi bangsa Indonesia yang tersusun dari berbagai etnis,
6
bahasa, agama, wilayah, serta bahasa daerah, merupakan suatu kesatuan
meskipun berbeda-beda dengan kekhasan masing-masing. Hal inilah yang
dikenal dengan Bhineka Tunggal Ika. Faktor kedua, meliputi pembangunan
komunikasi dan teknologi, lahirnya angkatan bersenjata modern dan
pembangunan lainnya dalam kehidupan Negara. Dalam hubungan ini bagi
suatu bangsa kemajuan ilmu pengetahuandan teknologi serta pembangunan
negara dan bangsanya merupakan suatu identitas nasional yang bersifat
dinamis. Faktor ketiga, mencakup kodifikasi bahasa dalam gramatika yang
resmi, tumbuhnya birokrasi, dan pemantapan sistem pendidikan nasional.
Bagi bangsa Indonesia unsur bahasa telah merupakan bahasa persatuan dan
kesatuan nasional, sehingga bahasa Indonesia telah merupakan bahasa resmi
negara dan bangsa Indonesia. Faktor keempat, meliputi penindasan, dominasi,
dan pencarian identitas alternatif melalui memori kolektif rakyat. Penderitaan
dan kesengsaraan hidup serta semangat bersama dalam memperjuangkan
kemerdekaan merupakan faktor yang sangat strategis dalam membentuk
memori kolektif rakyat.
Keempat faktor tersebut pada dasarnya tercakup dalam proses
pembentukan identitas nasional bangsa Indonesia, yang telah berkembang
dari masa sebelum bangsa Indonesia mencapai kemerdekaan dari bangsa lain.
Pencarian identitas nasional bangsa Indonesia pada dasarnya melekat erat
dengan perjuangan bangsa Indonesia untuk membangun bangsa dan negara
dengan konsep nama Indonesia. Bangsa dan negara Indonesia ini dibangun
dari unsur-unsur masyarakat lama dan dibangun menjadi satu kesatuan
bangsa dan negara dengan prinsip nasionalisme modern. Oleh karena itu,
pembentukan identitas nasional Indonesia melekat erat dengan unsur-unsur
lainnya seperti sosial, ekonomi, budaya, etnis, agama, serta geografis, yang
saling berkaitan dan terbentuk melalui suatu proses yang sangat panjang.
7
2.4 FUNGSI DAN URGENSI IDENTITAS NASIONAL
Identitas nasional itu penting, sebagaimana telah dijelaskan bahwa
sebuah negara dapat diibaratkan seorang individu manusia. Salah satu tujuan
Tuhan menciptakan manusia adalah agar manusia saling mengenal. Agar
individu manusia dapat mengenal atau dikenali oleh individu lain, manusia
perlu memiliki ciri atau identitas.
Selanjutnya, kita akan mengaitkan identitas diri individu dengan konteks
negara atau bangsa. Identitas nasional itu penting bagi sebuah negara agar
bangsa kita dikenal oleh bangsa lain. Apabila kita sudah dikenal oleh bangsa
lain maka kita dapat melanjutkan perjuangan untuk mampu eksis sebagai
bangsa sesuai dengan fitrahnya. Identitas nasional bagi sebuah negara-bangsa
sangat penting bagi kelangsungan hidup negara-bangsa tersebut. Tidak
mungkin negara dapat hidup sendiri sehingga dapat eksis. Setiap negara
seperti halnya individu manusia tidak dapat hidup menyendiri. Setiap negara
memiliki keterbatasan sehingga perlu bantuan/pertolongan negara atau bangsa
lain. Demikian pula bagi indonesia, kita perlu memiliki identitas agar dikenal
oleh bangsa lain untuk saling memenuhi kebutuhan. Oleh karena itu, identitas
nasional sangat penting untuk memenuhi kebutuhan atau kepentingan
nasional negara-bangsa Indonesia.
Identitas nasional penting bagi kewibawaan negara dan bangsa Indonesia.
Dengan adanya identitas maka akan tumbuh rasa hormat dan saling
menghargai antar negara-bangsa. Dalam berhubungan antarnegara tecipta
hubungan yang sederajat/sejajar, karena masing-masing mengakui bahwa
setiap negara berdaulat tidak boleh melampaui kedaulatan negara lain. Istilah
ini dalam hukum internasional dikenal dengan asas “Par imparem non habet
imperium” yang artinya bahwa negara berdaulat tidak dapat melaksanakan
yurisdiksiterhadap negara berdaulat lainnya.
8
2.5 DINAMIKA DAN TANTANGAN IDENTITAS NASIONAL INDONESIA
Banyak sejumlah kasus dan peristiwa dalam kehidupan sehari-hari
mengenai dinamika kehidupan dan tantangan terkait identitas nasional yang
pernah kita lihat sebagai berikut :
1. Pancasila belum menjadi sikap dan perilaku sehari-hari ( membuang
sampah sembarangan, tidak disiplin)
2. Lunturnya nilai-nilai luhur dalam praktik kehidupan berbangsa dan
bernegara
( kesantunan, kepedulian)
3. Rasa nasionalisme dan patriotisme yang luntur dan memudar ( menghargai
dan mencintai buaya asing )
4. Lebih bangga menggunakan bahasa asing daripada bahasa indonesia.
5. Lebih mengapresiasi lagu-lagu asing daripada mengapresiasi lagu nasional
atau lagu daerah sendiri.
6. Lunturnya semangat nasionalisme dalam menjunjung nama bangsa dan
negara.
Kita harus mampu menghadapi segenap tantangan dan hambatan dalam
kehidupan guna dapat memelihara stabilitas nasional. Tantangan dan masalah
yang dihadapi terkait dengan Pancasila telah banyak mendapat tanggapan dan
analisis sejumlah pakar. Seperti Azyumardi Azra ( Tilaar,2007), menyatakan
bahwa saat ini Pancasila sulit dan dimarginalkan di dalam semua kehidupan
masyarakat indonesia karena: 1) Pancasila dijadikan sebagai kendaraan
politik; 2) adanya liberalismepolitik; dan 3) lahirnya desentralisasi atau
otonomi daerah menurut Tilaar (2007)
Disadari bahwa rendahnya pemahaman dan menurunnya kesadaran
warga negara dalam bersikap dan berperilaku menggunakan nilai-nilai
pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara khususnya pada era
reformasi bagaikan berada dalam tahap disintegrasi karena tidak ada nilainilai yang menjadi pegangan bersama. Oleh karena itu perlu adanya
9
pendukungdalam meningkatkan kesadaran terhadap nilai-nilai luhur yang
dapat dijadikan pegangan dalam bermasyarakat. Memahami dan mengerti
nilai-nilai pancasila sejak dini dalam kehidupan sekolah sangat membantu
dalam meningkatkan kesadaran dalam mewujudkan nilai-nilai pancasila. Kita
perlu memahami secara penuh bahwa pancasila sebagai pedoman hidup
bangsa sehingga kita dapat merasa berkewajiban dalam melaksanakannya.
Tantangan terkait memudarnya rasa nasionalisme dan patriotisme perlu
mendapat perhatian. Bangsa indonesia perlu mengupayakan strategi untuk
mengalihkan kecintaan terhadap bangsa asing agar dapat berubah menjadi
bangsa sendiri. Hal tersebut perlu adanya upaya dari generasi baru untuk
mendorong bangsa indonesia untuk membuat prestasi yang tidak dapat dibuat
oleh bangsa lain. Mendorong masyarakat kita untuk bangga menggunakan
produk bangsa sendiri.
Semua unsur formal identitas nasional, baik langsung maupun secara
tidak langsung diterapkan, perlu dipahami, diamalkan dan diperlakukan
sesuai dengan peraturan dan perundangan yang berlaku. Permasalahannya
terletak pada sejauh mana masyarakat kita memahami dan menyadari dirinya
sebagai warga negara yang baik yang beridentitas sebagai warga negara
indonesia dengan pancasila sebagai pedomannya. Oleh karena itu, warga
negara yang baik akan berupaya belajar secara berkelanjutan untuk menjadi
warga negara yang baik dan cerdas.
2.6
SOLUSI DARI
NASIONAL
DINAMIKA
DAN
TANTANGAN
IDENTITAS
Dalam rangka pemberdayaan Identitas Nasional, perlu ditempuh melalui
revitalisasi Pancasila. Revitalisasi sebagai manifesatsi Identitas Nasional
mengandung makna bahwa Pancasila harus kita letakkan dalam keutuhannya
dengan Pembukaan, dieksplorasikan dimensi-dimensi yang melekat padanya,
yang meliputi:
10
1.
Realitas: dalam arti bahwa nilai-nilai yang terkandung di dalamnya
dikonsentrasikan sebagai cerminan kondisi objektif yang tumbuh dan
berkembang dalam masyarakat kampus utamanya, suatu rangkaian nilainilai yang bersifat sein im sollen dan das sollen im sein.
2.
Idealitas: dalam arti bahwa idealisme yang terkandung di dalamnya
bukanlah sekedar utopi tanpa makna, melainkan di objektivasikan
sebagai “kata kerja” untuk membangkitkan gairah dan optimisme para
warga masyarakat guna melihat hari depan secara prospektif, menuju hari
esok yang lebih baik, melalui seminar atau gerakan dengan tema
“Revitalisasi Pancasila”.
3.
Fleksibilitas: dalam arti bahwa Pancasila bukanlah barang jadi yang
sudah selesai dan “tertutup”menjadi sesuatu yang sakral, melainkan
terbuka bagi tafsir-tafsir baru untuk memenuhi kebutuhan jaman yang
terus-menerus berkembang. Dengan demikian tanpa kehilangan nilai
hakikinya Pancasila menjadi tetap aktual, relevan serta fungsional
sebagai tiang-tiang penyangga bagi kehidupan bangsa dan negara dengan
jiwa dan semangat “Bhinneka Tunggal Ika”, sebagaimana dikembangkan
di Pusat Studi Pancasila (di UGM), Laboratorium Pancasila (di
Universitas Negeri Malang).
Melalui revitalisasi Pancasila sebagai wujud pemberdayaan Identitas
Nasional inilah, maka Identitas Nasional dalam alur rasional-akademik tidak
saja segi tekstual melainkan juga segi konstekstualnya dieksplorasikan
sebagai referensi kritik sosial terhadap berbagai penyimpangan yang melanda
masyarakat kita dewasa ini. Untuk membentuk jati diri maka nilai-nilai yang
ada tersebut harus digali dulu misalnya nilai-nilai agama yang datang dari
Tuhan dan nilai-nilai yang lain misalnya gotong royong, persatuan kesatuan,
saling menghargai menghormati, yang hal ini sangat berarti dalam
memperkuat rasa nasionalisme bangsa. Dengan saling mengerti antara satu
dengan yang lain maka secara langsung akan memperlihatkan jati diri bangsa
kita yang akhirnya mewujudkan identitas nasional kita.
11
Sementara itu untuk mengembangkan jati diri bangsa dimulai dari nilainilai yang harus dikembangkan yaitu nilai-nilai kejujuran, keterbukaan,
berani mengambil resiko, harus bertanggung jawab terhadap apa yang boleh
dilakukan, adanya kesepakatan dan berbagai terhadap sesama. Untuk itu perlu
perjuangan dan ketekunan untuk menyatukan nilai, cipta, rasa dan karsa itu.
(Soemarno, Soedarsono).
12
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Secara etimologis identitas nasional berasal dari dua kata yaitu
“identitas” dan “nasional”. Kata identitas berasal dari bahasa Inggris Identity
yang memiliki pengertian harafiah ciri-ciri, tanda-tanda atau jati diri yang
melekat pada seseorang atau sesuatu yang membedakannya dengan yang lain.
Sedangkan kata nasional merupakan identitas yang melekat pada kelompokkelompok yang lebih besar yang diikat oleh kesamaan-kesamaan, baik fisik
seperti budaya, agama, dan bahasa maupun non fisik seperti keinginan, citacita dan tujuan. Secara terminologis istilah identitas nasional memiliki
pengertian yang berbeda-beda menurut pendapat beberapa ahli. Menurut
Kaelan (2010: 43) menyatakan bahwa identitas nasional adalah suatu ciri
yang dimiliki oleh suatu bangsa yang secara filosofis membedakan bangsa
tersebut dengan bangsa lain. unsur-unsur pembentuk identitas yaitu suku
bangsa, agama, kebudayaan dan bahasa.
Identitas nasional itu penting bagi sebuah negara agar bangsa kita dikenal
oleh bangsa lain. Apabila kita sudah dikenal oleh bangsa lain maka kita dapat
melanjutkan perjuangan untuk mampu eksis sebagai bangsa sesuai dengan
fitrahnya. Identitas nasional bagi sebuah negara-bangsa sangat penting bagi
kelangsungan hidup negara-bangsa tersebut. Identitas nasional penting bagi
kewibawaan negara dan bangsa Indonesia. Dengan adanya identitas maka
akan tumbuh rasa hormat dan saling menghargai antar negara-bangsa. Dalam
berhubungan antarnegara tecipta
Disadari bahwa rendahnya pemahaman dan menurunnya kesadaran
warga negara dalam bersikap dan berperilaku menggunakan nilai-nilai
pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara khususnya pada era
reformasi bagaikan berada dalam tahap disintegrasi karena tidak ada nilai-
13
nilai yang menjadi pegangan bersama. Oleh karena itu perlu adanya
pendukung dalam meningkatkan kesadaran terhadap nilai-nilai luhur yang
dapat dijadikan pegangan dalam bermasyarakat. Memahami dan mengerti
nilai-nilai pancasila sejak dini dalam kehidupan sekolah sangat membantu
dalam meningkatkan kesadaran dalam mewujudkan nilai-nilai pancasila. Kita
perlu memahami secara penuh bahwa pancasila sebagai pedoman hidup
bangsa sehingga kita dapat merasa berkewajiban dalam melaksanakannya.
3.2 SARAN
Sebagai masyarakat Indonesia kita harus bisa ikut serta dalam menjaga
dan melestarikan apa yang menjadi identitas negara Indonesia. Hal itu
dikarenakan identitas negara merupakan aset yang berharga yang menjadi
pembeda sekaligus tanda pengenal dengan bangsa lain. Jangan biarkan
bangsa lain mengklaim apa yang menjadi identitas negara kita. Dan apabila
hal itu terjadi maka sudah seharusnya pemerintah menindak lanjutinya secara
tegas demi kembalinya identitas negara.
14
DAFTAR PUSTAKA
Herdiawanto, H., & Hamdayama, J. (2010). Cerdas, Kritis, Dan Aktif
Berwarganegara. Jakarta: Erlangga.
Kaelan, & Zubaidi,
Yogyakarta: Paradigma.
A.
(2010).
Pendidikan
Kewarganegaraan.
Sumantri, A. (2014). Bab II Bagaimana Esensi dan Urgensi Identitas
Nasional Sebagai Salah Satu Determinan Pembangunan Bangsa dan Karakter.
Dipetik Desember 3, 2016, dari kuliahdaring.dikti.go.id
15
Download