Uploaded by hermin.sirait

ASURANSI TERHADAP KERUGIAN TIDAK LANGSUNG 2912

advertisement
ASURANSI TERHADAP
KERUGIAN TIDAK
LANGSUNG
Asuransi Kerugian Tidak Langsung
1.
Kerugian ketika perusahaan tertimpa peril, maka selama
dilakukan perbaikan terhadap kerusakan yang terjadi,
perusahaan harus tetap membayar semua kewajibannya
seperti membayar gaji, membayar pajak, biaya listrik dsb.
2.
Kerugian akan kehilangan kemungkinan untuk mendapatkan
keuntungan dari penjualan barang jadi yang terkena peril
Jumlah dari kerugian / beban tersebut kadang-kadang dapat
mengakibatkan perusahaan tidak dapat melanjutkan
usahanya. Untuk mengatasi hal tersebut maka muncullah “
asuransi atas consequential loss,”
KLASIFIKASI ASURANSI TIDAK
LANGSUNG
1. Time Element Contract
• Kontrak asuransi yang mengukur besarnya
kerugian tidak langsung dalam jumlah uang
untuk setiap unit waktu yang berlalu sampai
obyek yang terkena peril diperbaiki.
2. Non Time Element Contract
• Bentuk asuransi kerugian tidak langsung
yang besarnya nilai asuransi tidak diukur
berdasarkan waktu.
1. TIME ELEMENT CONTRACT
Jenis-jenis kontrak asuransi dalam time element
contract =
a. Business Interruption Insurance
b. Contingent Business Interruption Insurance
c. Extra Expense Insurance
d. Additional Living Expense Insurance
e. Rental Value Insurance
f. Leasehold Interest Insurance
g. Excess Rental Value Insurance
1. TIME ELEMENT CONTRACT
1.
Business Interruption Insurance
yaitu kontrak pemberian ganti rugi kepada tertanggung atas
keuntungan yang hilang dan biaya tetap yang harus
dikeluarkan karena rusaknya “property” yang diasuransikan
sampai property tersebut selesai diperbaiki.
Karakteristik dari business interruption insurance :
1.1. Syarat-syaratnya :
a.1 harus ada kerusakan fisik atas propperty yang
diasuransikan
a.2 harus terjadi penghentian usaha
a.3. perusahaan tetap dapat melanjutkan aktivitasnya
seandainya tidak ada kejadian yang disebabkan
oleh peril
a. 4. peril harus terjadi dalam masa kontrak dan
ditempat
sesuai polis
a.5. dapat dibuktikan bahwa perusahaan akan bangkrut sesaat
sebelum atau pada waktu terjadinya peril
1. TIME ELEMENT CONTRACT
1.2 Pengukuran nilai Kerugian
Secara garis besar dapat digambarkan sebagai berikut :
Penghasilan bruto dari pemakaian
porperty yang diasuransikan
Rp……
Dikurangi :
Biaya material/ hpp barang
Rp….
Biaya supplies
Rp….
Biaya penjualan
Rp….
Kerugian piutang
Rp….
Upah
Rp….
+
Jumlah
Keuntungan dan biaya tetap
Rp……
Rp……
-
1. TIME ELEMENT CONTRACT
1.3 Coinsuranse
Persyaratan nilai minimal penghasilan pertahun yang
harus dimiliki oleh tertanggung dan bila persyaratan
minimal trersebut tidak terpenuhi maka tertanggung
ikut menjadi “co-penanggung”.
Besarnya berkisar 50 % keatas.
Contoh = Next slide
Contoh
Soal =
Perusahaan otomotif pada tahun 2013 mendapatkan
keuntungan dan menanggung beban tetap sebesar 96 juta.
Pada tahun 2014 dibeli polis business interuption insurance
dengan insurable value sebesar Rp 80 juta dengan co
insurance sebesar 50%. Hal ini berarti hak business interuption
valuenya sebesar Rp 40 juta.
Karena terkena peril, terjadinya penghentian kegiatan usaha
selama 3 bulan.
Bila diasumsikan rate tiap bulannya sama maka kerugiannya
dan co insurance yang ditanggung sebesar?
Jawaban =
Kerugian = 3/12 x 96 juta = Rp 24 juta
Ganti rugi yang diperoleh = (50% x 80 juta : 50 % x 96 juta) x 24
juta = 20 juta
Jadi perusahaan akan terkena coinsurance penaltie sebesar
= Rp 24 juta – Rp 20 juta = Rp 4 juta
Time Element Contract
1.4 Biaya Tambahan untuk Mengurangi Kerugian
Jika reparasi atau perbaikan terhadap property yang
terkena peril dapat dipercepat sehingga dengan
demikian besarnya kerugian tidak langsung dapat
diperkecil, tetapi untuk itu dibutuhkan biaya tambahan
misalnya biaya lembur, biaya pengiriman bahan dll.
Biaya yang demikian dapat dimintakan kepada
penanggung, bila percepatan itu dapat memperkecil
kerugian secara total.
Contoh Soal = Next Slide
Time Element Contract
1.4 Contoh Soal =
Perbaikan terhadap alat-alat produksi yang terkena
peril seharusnya dapat diselesaikan selama 4 bulan,
dengan kerugian tidak langsung sebesar Rp 5 juta.
Dengan mengeluarkan biaya Rp 1 juta/ bulan
pekerjaan dapat diselesaikan dalam 3 bulan saja.
Jika pekerjaan dengan waktu 4 bulan kerugian =
4 x Rp 5 juta = Rp 20 juta
Jika pekerjaan dengan waktu dipercepat 3 bulan
kerugian =
3x (Rp 5 juta + Rp I juta) = Rp 18 juta
Dengan demikian tambahan biaya ini dapat
dimintakan kepada penanggung karena totalnya
memperkecil kerugian
1.5 Special Provision
Polis business interruption insurance biasanya
membatasi jumlah ganti rugi hanya selama
jangka waktu normal yang dibutuhkan untuk
mengembalikan property yang rusak karena
peril kedalam kondisi normal. Tetapi karena
biasanya akibat peril tidak hanya perbaikan
property saja tetapi juga menyangkut hal lain
misalnya mensortir atau memperbaiki bahan
baku sehingga perlu waktu maka sehubungan
dengan hal tersebut dapat diberikan
tambahan waktu yang lamanya maksimum 30
hari.
PENGHITUNGAN UNTUK MENENTUKAN “INSURABLE VALUE” DAN
“COINSURNACE”
Dua macam pedekatan yang digunakan
untuk menentukan yaitu =
a. Gross earning form
b. Two item form
PENGHITUNGAN UNTUK MENENTUKAN “INSURABLE VALUE” DAN
“COINSURNACE”
Dua macam pedekatan yang digunakan untuk menentukan
yaitu =
a. Gross earning form
a.1 Untuk perusahaan dagang
Hasil penjualan
Penghasilan lain-lain
Rp…..
Rp….
+
Rp……
Dikurangi =
HPP barang yang dijual
Biaya material
Supplies
Jasa pihak ketiga
Rp…..
Rp….
Rp….
Rp….
+
Rp…… _
Gross Earning
Rp….
PENGHITUNGAN UNTUK MENENTUKAN “INSURABLE VALUE” DAN
“COINSURNACE”
Dua macam pedekatan yang digunakan untuk menentukan
yaitu =
a. Gross earning form
a.2 Untuk perusahaan Industri
Total penghasilan brutto
Dikurangi =
Biaya material yang digunakan
Biaya Supplies
Pajak penjualan
Kerugian piutang
Upah
Rp……
Rp…..
Rp….
Rp….
Rp….
Rp
+
Rp…… _
Gross Earning
Rp….
PENGHITUNGAN UNTUK MENENTUKAN “INSURABLE VALUE” DAN
“COINSURNACE”
Dua macam pedekatan yang digunakan untuk menentukan
yaitu =
b. Two item form
Dalam model ini laporan R/L perlu
dipisahkan kedalam =
- keseluruhan pos-pos biaya tetap dan
keuntungan merupakan kelompok
item I
- keseluruhan pos-pos biaya tetap,
keuntungan dan ordinary payroll
merupakan kelompok kerugian item II
Cont …
Contoh Soal =
Hasil penjualan
HPP
Gross earning
Rp 20.000.000
Rp 10.000.000 _
Rp 10.000.000
Biaya-biaya =
Ordinary Payroll Rp 4.800.000
Biaya tetap
Rp 4.200.000 +
Total biaya
Laba bersih
Rp
Rp
9.000.000 _
1.000.000
Cont …
Maka =
Dengan Gross earning form maka jumlah business
interruption insurable valuenya =
Rp 10.000.000
Sedangkan jumlah minimum asuransinya =
50% x Rp 10.000.000
= Rp 5.000.000
a. Dengan two item jumlah business interuption
valuenya =
 Insurable value item I =
Biaya tetap
Rp 4.200.000
Keuntungan
Rp 1.000.000 +
Rp 5.200.000
Sedang jumlah minimum asuransinya =
80% x Rp 5.200.000
Rp 4.160.000
Cont …

Insurable value item II =
Biaya tetap
Rp 4.200.000
Keuntungan
Rp 1.000.000
Payroll (3/12 x Rp 4.800.000)
Rp 1.200.000 +
Rp 6.400.000
Sedang jumlah minimum asuransinya =
80% x Rp 6.400.000 =
Rp 5.120.000
CONTINGENT BUSINESS INTERRUPTION INSURANCE
Adalah asuransi kerugian tidak
langsung yang diakibatkan oleh peril
yang menimpa perusahaan lain, yang
mempunyai kaitan erat dengan
perusahaan yang bersangkutan yang
mengakibakan perusahaan yang
bersangkutan harus menghentikan
operasinya untuk sementara.
EXTRA EXPENSE INSURANCE
Asuransi terhadap biaya extra yang
terpaksa harus dikeluarkan oleh
perusahaan yang terkena peril yang
terpaksa harus menggunakan fasilitas lain
agar operasinya tetap berjalan, meskipun
terkena peril.
Contoh: Perusahaan Surat Kabar, Perusahaan Public
Utility, Bank dan sebagainya.
ADDITIONAL LIVING INSURANCE
Asuransi yang ditujukan bagi pemilik
rumah yang harus mengeluarkan biaya
hidup yang lebih tinggi akibat dia harus
pindah rumah karena rumahnya terbakar
atau terkena peril
ADDITIONAL LIVING INSURANCE
Asuransi yang ditujukan bagi pemilik
rumah yang harus mengeluarkan biaya
hidup yang lebih tinggi akibat dia harus
pindah rumah karena rumahnya terbakar
atau terkena peril
 Jenis asuransi ini merupakan
perluasan dari asuransi tempat tinggal
yang umum.
RENTAL VALUE INSURANCE
Asuransi yang ditujukan untuk individu
yang tidak mungkin memiliki business
interruption insurance.
Asuransi ini bisa ditujukan untuk
penyewa rumah atau pemilik rumah
yang disewakan.
LEASEHOLD INTEREST INSURANCE
Asuransi terhadap interest atas real
property yang dipakai orang lain melalui
kontrak leasing yang memberikan hak
kepada penyewa untuk memanfaatkan
property tersebut selama suatu jangka
waktu tertentu
2. NON TIME ELEMENT CONTRACTS
Macamnya =
a. Profit Insurance
b. Account Receivable Insurance
c. Temperature damage Insurance
d. Rain Insurance
Contoh Soal =
Soal =
1. Perusahaan otomotif pada tahun 2013 mendapatkan
keuntungan dan menanggung beban tetap sebesar 100 juta.
Pada tahun 2014 dibeli polis business interuption insurance
dengan insurable value sebesar Rp 60 juta dengan co insurance
sebesar 50%. Karena terkena peril, terjadinya penghentian
kegiatan usaha selama 4 bulan. Bila diasumsikan rate tiap
bulannya sama maka kerugiannya dan co insurance yang
ditanggung perusahaan adalah sebesar?
a. Hitunglah besarnya coinsurance penalties yang harus
dibayarkan!
Perbaikan terhadap alat-alat produksi yang terkena peril
direncanakan selesai selama 5 bulan, dengan kerugian tidak
langsung sebesar Rp 5 juta. Tetapi
Dengan mengeluarkan
biaya Rp 2 juta/ bulan pekerjaan dapat diselesaikan dalam 3
bulan saja.
b. Dapatkah biaya itu dapat dimintakan ganti rugi ke
penanggung? Hitung berapa besarnya penghematan yang
dapat dilakukan!
Contoh Soal =
2.
Hasil penjualan
HPP
Gross earning
Rp 50.000.000
Rp 30.000.000 _
Rp 20.000.000
Biaya-biaya =
Ordinary Payroll Rp 4.800.000
Biaya tetap
Rp 4.200.000 +
Total biaya
Laba bersih
Rp 9.000.000 _
Rp 11.000.000
Dengan tambahan :
Minimum asuransi Gross Earning sebesar = 50% dan Two Item form 80 %. Sementara payroll selama 90
hari = 3/12
a. Berapakah Gross earning form jumlah business interruption insurable valuenya ?
b. Berapakah jumlah minimum asuransinya ?
c. Hitung two item jumlah business interuption valuenya !
Thank You !!!
Download