ASURANSI TERHADAP KERUGIAN TIDAK LANGSUNG Asuransi Kerugian Tidak Langsung 1. 2. Kerugian ketika perusahaan tertimpa peril, maka selama dilakukan perbaikan terhadap kerusakan yang terjadi, perusahaan harus tetap membayar semua kewajibannya seperti membayar gaji, membayar pajak, biaya listrik dsb. Kerugian akan kehilangan kemungkinan untuk mendapatkan keuntungan dari penjualan barang jadi yang terkena peril Jumlah dari kerugian / beban tersebut kadang-kadang dapat mengakibatkan perusahaan tidak dapat melanjutkan usahanya. Untuk mengatasi hal tersebut maka muncullah “ asuransi atas consequential loss,” KLASIFIKASI ASURANSI TIDAK LANGSUNG 1. Time Element Contract • Kontrak asuransi yang mengukur besarnya kerugian tidak langsung dalam jumlah uang untuk setiap unit waktu yang berlalu sampai obyek yang terkena peril diperbaiki. 2. Non Time Element Contract • Bentuk asuransi kerugian tidak langsung yang besarnya nilai asuransi tidak diukur berdasarkan waktu. 1. TIME ELEMENT CONTRACT Jenis-jenis kontrak asuransi dalam time element contract = a. Business Interruption Insurance b. Contingent Business Interruption Insurance c. Extra Expense Insurance d. Additional Living Expense Insurance e. Rental Value Insurance f. Leasehold Interest Insurance g. Excess Rental Value Insurance 1. TIME ELEMENT CONTRACT 1. Business Interruption Insurance yaitu kontrak pemberian ganti rugi kepada tertanggung atas keuntungan yang hilang dan biaya tetap yang harus dikeluarkan karena rusaknya “property” yang diasuransikan sampai property tersebut selesai diperbaiki. Karakteristik dari business interruption insurance : 1.1. Syarat-syaratnya : a.1 harus ada kerusakan fisik atas propperty yang diasuransikan a.2 harus terjadi penghentian usaha a.3. perusahaan tetap dapat melanjutkan aktivitasnya seandainya tidak ada kejadian yang disebabkan oleh peril a. 4. peril harus terjadi dalam masa kontrak dan ditempat sesuai polis a.5. dapat dibuktikan bahwa perusahaan akan bangkrut sesaat sebelum atau pada waktu terjadinya peril 1. TIME ELEMENT CONTRACT 1.2 Pengukuran nilai Kerugian Secara garis besar dapat digambarkan sebagai berikut : Penghasilan bruto dari pemakaian porperty yang diasuransikan Rp…… Dikurangi : Biaya material/ hpp barang Rp…. Biaya supplies Rp…. Biaya penjualan Rp…. Kerugian piutang Rp…. Upah Rp…. + Jumlah Keuntungan dan biaya tetap Rp…… Rp…… - 1. TIME ELEMENT CONTRACT 1.3 Coinsuranse Persyaratan nilai minimal penghasilan pertahun yang harus dimiliki oleh tertanggung dan bila persyaratan minimal trersebut tidak terpenuhi maka tertanggung ikut menjadi “co-penanggung”. Besarnya berkisar 50 % keatas. Contoh = Next slide Cont… Soal = Perusahaan otomotif pada tahun 2013 mendapatkan keuntungan dan menanggung beban tetap sebesar 96 juta. Pada tahun 2014 dibeli polis business interuption insurance dengan insurable value sebesar Rp 80 juta dengan co insurance sebesar 50%. Hal ini berarti hak business interuption valuenya sebesar Rp 40 juta. Karena terkena peril, terjadinya penghentian kegiatan usaha selama 3 bulan. Bila diasumsikan rate tiap bulannya sama maka kerugiannya dan co insurance yang ditanggung sebesar? Jawaban = Kerugian = 3/12 x 96 juta = Rp 24 juta Ganti rugi yang diperoleh = (50% x 80 juta : 50 % x 96 juta) x 24 juta = 20 juta Jadi perusahaan akan terkena coinsurance penaltie sebesar = Rp 24 juta – Rp 20 juta = Rp 4 juta Cont… 1.4 Biaya Tambahan untuk Mengurangi Kerugian Jika reparasi atau perbaikan terhadap property yang terkena peril dapat dipercepat sehingga dengan demikian besarnya kerugian tidak langsung dapat diperkecil, tetapi untuk itu dibutuhkan biaya tambahan misalnya biaya lembur, biaya pengiriman bahan dll. Biaya yang demikian dapat dimintakan kepada penanggung, bila percepatan itu dapat memperkecil kerugian secara total. Contoh Soal = Next Slide Cont… 1.4 Contoh Soal = Perbaikan terhadap alat-alat produksi yang terkena peril seharusnya dapat diselesaikan selama 4 bulan, dengan kerugian tidak langsung sebesar Rp 5 juta. Dengan mengeluarkan biaya Rp 1 juta/ bulan pekerjaan dapat diselesaikan dalam 3 bulan saja. Jika pekerjaan dengan waktu 4 bulan kerugian = 4 x Rp 5 juta = Rp 20 juta Jika pekerjaan dengan waktu dipercepat 3 bulan kerugian = 3x (Rp 5 juta + Rp I juta) = Rp 18 juta Dengan demikian tambahan biaya ini dapat dimintakan kepada penanggung karena totalnya memperkecil kerugian 1.5 Special Provision Polis business interruption insurance biasanya membatasi jumlah ganti rugi hanya selama jangka waktu normal yang dibutuhkan untuk mengembalikan property yang rusak karena peril kedalam kondisi normal. Tetapi karena biasanya akibat peril tidak hanya perbaikan property saja tetapi juga menyangkut hal lain misalnya mensortir atau memperbaiki bahan baku sehingga perlu waktu maka sehubungan dengan hal tersebut dapat diberikan tambahan waktu yang lamanya maksimum 30 hari. PENGHITUNGAN UNTUK MENENTUKAN “INSURABLE VALUE” DAN “COINSURNACE” Dua macam pedekatan yang digunakan untuk menentukan yaitu = a. Gross earning form b. Two item form PENGHITUNGAN UNTUK MENENTUKAN “INSURABLE VALUE” DAN “COINSURNACE” Dua macam pedekatan yang digunakan untuk menentukan yaitu = a. Gross earning form a.1 Untuk perusahaan dagang Hasil penjualan Penghasilan lain-lain Rp….. Rp…. + Rp…… Dikurangi = HPP barang yang dijual Biaya material Supplies Jasa pihak ketiga Rp….. Rp…. Rp…. Rp…. + Rp…… _ Gross Earning Rp…. PENGHITUNGAN UNTUK MENENTUKAN “INSURABLE VALUE” DAN “COINSURNACE” Dua macam pedekatan yang digunakan untuk menentukan yaitu = a. Gross earning form a.2 Untuk perusahaan Industri Total penghasilan brutto Dikurangi = Biaya material yang digunakan Biaya Supplies Pajak penjualan Kerugian piutang Upah Rp…… Rp….. Rp…. Rp…. Rp…. Rp + Rp…… _ Gross Earning Rp…. PENGHITUNGAN UNTUK MENENTUKAN “INSURABLE VALUE” DAN “COINSURNACE” Dua macam pedekatan yang digunakan untuk menentukan yaitu = b. Two item form Dalam model ini laporan R/L perlu dipisahkan kedalam = - keseluruhan pos-pos biaya tetap dan keuntungan merupakan kelompok item I - keseluruhan pos-pos biaya tetap, keuntungan dan ordinary payroll merupakan kelompok kerugian item II Cont … Contoh Soal = Hasil penjualan HPP Gross earning Rp 20.000.000 Rp 10.000.000 _ Rp 10.000.000 Biaya-biaya = Ordinary Payroll Rp 4.800.000 Biaya tetap Rp 4.200.000 + Total biaya Laba bersih Rp Rp 9.000.000 _ 1.000.000 Cont … Maka = Dengan Gross earning form maka jumlah business interruption insurable valuenya = Rp 10.000.000 Sedangkan jumlah minimum asuransinya = 50% x Rp 10.000.000 = Rp 5.000.000 a. Dengan two item jumlah business interuption valuenya = Insurable value item I = Biaya tetap Rp 4.200.000 Keuntungan Rp 1.000.000 + Rp 5.200.000 Sedang jumlah minimum asuransinya = 80% x Rp 5.200.000 Rp 4.160.000 Cont … Insurable value item II = Biaya tetap Keuntungan Payroll (3/12 x Rp 4.800.000) Rp 4.200.000 Rp 1.000.000 Rp 1.200.000 + Rp 6.400.000 Sedang jumlah minimum asuransinya = 80% x Rp 6.400.000 = Rp 5.120.000 CONTINGENT BUSINESS INTERRUPTION INSURANCE Adalah asuransi kerugian tidak langsung yang diakibatkan oleh peril yang menimpa perusahaan lain, yang mempunyai kaitan erat dengan perusahaan yang bersangkutan yang mengakibakan perusahaan yang bersangkutan harus menghentikan operasinya untuk sementara. EXTRA EXPENSE INSURANCE Asuransi terhadap biaya extra yang terpaksa harus dikeluarkan oleh perusahaan yang terkena peril yang terpaksa harus menggunakan fasilitas lain agar operasinya tetap berjalan, meskipun terkena peril. ADDITIONAL LIVING INSURANCE Asuransi yang ditujukan bagi pemilik rumah yang harus mengeluarkan biaya hidup yang lebih tinggi akibat dia harus pindah rumah karena rumahnya terbakar atau terkena peril ADDITIONAL LIVING INSURANCE Asuransi yang ditujukan bagi pemilik rumah yang harus mengeluarkan biaya hidup yang lebih tinggi akibat dia harus pindah rumah karena rumahnya terbakar atau terkena peril Jenis asuransi ini merupakan perluasan dari asuransi tempat tinggal yang umum. RENTAL VALUE INSURANCE Asuransi yang ditujukan untuk individu yang tidak mungkin memiliki business interruption insurance. Asuransi ini bisa ditujukan untuk penyewa rumah atau pemilik rumah yang disewakan. LEASEHOLD INTEREST INSURANCE Asuransi terhadap interest atas real property yang dipakai orang lain melalui kontrak leasing yang memberikan hak kepada penyewa untuk memanfaatkan property tersebut selama suatu jangka waktu tertentu 2. NON TIME ELEMENT CONTRACTS Macamnya = a. Profit Insurance b. Account Receivable Insurance c. Temperature damage Insurance d. Rain Insurance Contoh Soal = Soal = 1. Perusahaan otomotif pada tahun 2013 mendapatkan keuntungan dan menanggung beban tetap sebesar 100 juta. Pada tahun 2014 dibeli polis business interuption insurance dengan insurable value sebesar Rp 60 juta dengan co insurance sebesar 50%. Karena terkena peril, terjadinya penghentian kegiatan usaha selama 4 bulan. Bila diasumsikan rate tiap bulannya sama maka kerugiannya dan co insurance yang ditanggung perusahaan adalah sebesar? a. Hitunglah besarnya coinsurance penalties yang harus dibayarkan! Perbaikan terhadap alat-alat produksi yang terkena peril direncanakan selesai selama 5 bulan, dengan kerugian tidak langsung sebesar Rp 5 juta. Tetapi Dengan mengeluarkan biaya Rp 2 juta/ bulan pekerjaan dapat diselesaikan dalam 3 bulan saja. b. Dapatkah biaya itu dapat dimintakan ganti rugi ke penanggung? Hitung berapa besarnya penghematan yang dapat dilakukan! Contoh Soal = 2. Hasil penjualan HPP Gross earning Rp 50.000.000 Rp 30.000.000 _ Rp 20.000.000 Biaya-biaya = Ordinary Payroll Rp 4.800.000 Biaya tetap Rp 4.200.000 + Total biaya Laba bersih Rp 9.000.000 _ Rp 11.000.000 Dengan tambahan : Minimum asuransi Gross Earning sebesar = 50% dan Two Item form 80 %. Sementara payroll selama 90 hari = 3/12 a. Berapakah Gross earning form jumlah business interruption insurable valuenya ? b. Berapakah jumlah minimum asuransinya ? c. Hitung two item jumlah business interuption valuenya ! Thank You !!! Thank You Kingosft Office Make Presentation much more fun