Uploaded by alhakimmujadid

PA 6

advertisement
TOD (TRANSIT ORIENTED
DEVELOPMENT)

DEFINISI TOD :
o Transit Oriented Development (TOD),
Yaitu suatu konsep pembangunan
transportasi yang bersinergi dengan tata
ruang guna mengakomodasi pertumbuhan
baru dengan memperkuat lingkungan
tempat tinggal dan perluasan pilihan
maupun manfaat, melalui optimalisasi
jaringan angkutan umum massal, seperti
bus dan kereta api, sehingga
mempermudah warga kota untuk
mengakses sumber daya kota.
o Transit Oriented Development (TOD)
Salah satu pendekatan
pengembangan kota yang mengadopsi tata
ruang campuran dan maksimalisasi
penggunaan angkutan massal seperti
Busway/BRT, Kereta api kota (MRT),
Kereta api ringan (LRT), serta dilengkapi
jaringan pejalan kaki/sepeda.
o Kawasan TOD,

Yaitu kawasan yang ditetapkan
dalam rencana tata ruang sebagai
kawasan terpusat pada integrasi
intermoda dan antarmoda yang berada
pada radius 400 (empat ratus) meter
sampai dengan 800 (delapan ratus) meter
dari simpul transit moda angkutan umum
massal yang memiliki fungsi pemanfaatan
ruang campuran dan padat dengan
intensitas pemanfaatan ruang sedang
hingga tinggi.
PRINSIP TOD :
o PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN
TATA RUANG/ KEPALA BADAN
PERTANAHAN NASIONAL RI NO 16 THN
2017 TENTANG PEDOMAN
PENGEMBANGAN KAWASAN
BERORIENTASI TRANSIT, Pasal 4 ayat
1:
 Pengembangan kawasan dengan
mendorong mobilitas berkelanjutan
melalui peningkatan penggunaan
angkutan umum massal.

Pengembangan fasilitas lingkungan
untuk moda transportasi tidak
bermotor dan pejalan kaki yang
terintegrasi dengan simpul transit.
San Francisco Bay Area meliputi sembilan
kabupaten dan 101 kota, termasuk San Jose,
San Fransisco, Oakland dan Fremont.
Pemerintah lokal dan daerah mendorong
pengembangan berorientasi angkutan untuk
mengurangi kemacetan lalu lintas, melindungi
area alami, meningkatkan kesehatan masyarakat
dan meningkatkan pilihan perumahan. Wilayah
ini memiliki ditunjuk Wilayah Prioritas
Pengembangan Prioritas Konservasi dan Daerah.
Perkiraan populasi saat ini untuk wilayah
memprediksi bahwa itu akan tumbuh sebesar 2
juta orang pada 2035 karena kedua tingkat
kelahiran alam dan penciptaan lapangan kerja,
dan memperkirakan bahwa 50% dari
pertumbuhan ini dapat ditampung di Wilayah
Pengembangan Prioritas melalui transit
berorientasi pembangunan. Proyek transit utama
desa telah dikembangkan selama 20 tahun
terakhir di beberapa stasiun terkait dengan Bay
Area Rapid Transit (BART) sistem. Pada tahun
1996 mereka, Desa Transit buku di abad ke-21,
Michael dan Robert Cervero Bernick
diidentifikasi desa transit yang muncul di
stasiun BART, termasuk Pleasant Hill, Fruitvale,
Hayward dan Richmond .
Bridgeland,Calgary adalah rumah bagi
sebuah komunitas TOD sangat sukses berjudul
The Bridges, terletak di komunitas Bridgeland.
Jembatan adalah rumah bagi beragam
kondominium, toko, jasa, dan taman. Beberapa
TOD lainnya saat ini sedang dibangun adalah
London dan Westbrook, baik kondominium naik
tinggi dan masyarakat ritel di daerah pinggiran
kota Kota. Kota terus membuat.
Kebijakan TOD bagi masyarakat Calgary
lainnya. Calgary Dewan Kota telah
mengalokasikan dana untuk penciptaan dari
enam Wilayah Stasiun Rencana sekitar kota,
untuk memandu tekanan pengembangan
meningkat sekitar beberapa stasiun Light Rail
Transit. Pada tanggal 9 Juni 2008, Dewan Kota
Calgary menyetujui rencana stasiun daerah
pertama dalam sejarah Calgary



Ciri-ciri Transit Oriented Development (TOD) :
o Pengembangannya terintegrasi baik
dengan lingkungan sekitarnya.
o Menyediakan fasilitas dan jasa yang
melayani wilayah yang lebih besar dalam
skala yang sesuai.
o Kombinasi dari kawasan umum, rekreasi
dan komersial.
o Berorientasi ke pedestrian dan pesepeda
sehingga pergerakan kendaraan bermotor
dibatasi.
o Ramah lingkungan.
Manfaat Transit Oriented Development (TOD) :
o Kualitas hidup yang lebih baik.
o Mereduksi tingkat kemacetan dan
ketergantungan terhadap kendaraan
bermotor pribadi.
o Mengurangi pengeluaran untuk
kebutuhan transportasi
o Menurunkan tingkat polusi udar
Faktor Pengembangan Transit Oriented
Development (TOD) :
o Aksesibilitas dan Visibilitas.
o Sarana dan Prasarana.

o Keamanan dan keselamatan.
o Kenyamanan.
Tipologi Pengembangan Transit Oriented
Development (TOD) :
Terdapat dua model pengembangan didalam
TOD menurut Calthorpe dalam Yuniasih (2007)
yakni:
o Neighorhood TOD Merupakan TOD yang
berlokasi pada jalur bus feeder dengan
jarak jangkauan 10 menit berjalan (tidak
lebih dari 3 mil) dari titik transit.
NeigborhoodTOD harus berada pada
lingkungan hunian dengan densitas
menengah, fasilitas umum, servis, retail,
dan rekreasi. NeigborhoodTOD ini
dirancang dengan fasilitas publik dan
ruang terbuka hijau serta memberi
kemudahan akses bagi pengguna moda
pergerakan.
o UrbanTOD Merupakan TOD dengan skala
pelayanan kota berada pada jalur
sirkulasi utama kota seperti halte bus
antar kota dan stasiun kereta api baik
light rail maupun heavy rail. Urban TOD
harus dikembangkan bersama fungsi
komersial yang memiliki intensitas tinggi,
blok perkatoran, dan hunian dengan
intensitas menengah tinggi. Setiap TOD
pada kota, memiliki karakter tersendiri
sesuai dengan karakter lingkungannya.
MIXED USE

DEFINISI MIXED USE MENURUT PARA
TOKOH :
o Menurut Endy Marlina dalam buku
Perancangan Bangunan Komersial Mixed
Use Building adalah salah satu upaya
pendekatan perancangan yang berusaha
menyatukan berbagai aktivitas dan fungsi
yang berada di bagian area suatu kota
(luas area terbatas, harga tanah mahal,
letak strategis, nilai ekonomi tinggi)
sehingga terjadi satu struktur yang
komples dimana semua kegunaan dan
fasilitas saling berkaitan dalam kerangka
integrasi yang kuat. (2008: 280)
o Mixed Use Merupakan penggunaan
campuran berbagai tata guna lahan atau
fungsi dalam bangunan. (Dimitri
Procos.1976)
o Dudley H. William dalam (buku
Encyclopedia of American Architecture)
Mixed Use Center adalah suatu kompleks
dimana terdapat berbagai fungsi kegiatan
termasuk hotel, pusat konveksi,


apartemen dan perumahan, perkantoran,
pusat perbelanjaan dan pusat kebudayaan
lainnya.
SEJARAH MIXED USE :
o Berkembang di Amerika, lebih dikenal
dengan istilah superblock.
o Dibuat menjadi rangkaian yang
multifungsi.
o Setiap pengembang berusaha
menawarkan sarana yang lebih lengkap
agar lebih menarik.
o Kesemuanya pada dasarnya menawarkan
“kepraktisan dan kenyamanan”.
CIRI-CIRI MIXED USE :
o Mewadahi 3 fungsi urban atau lebih,
misalnya terdiri dari retail, perkantoran,
hunian hotel dan entertaintment.
o Terjadinya integrasi dan sinergi fungsional
o Terdapat ketergantungan kebutuhan
masing-masing fungsi di dalamnya.
o Kelengkapan fasilitas yang tinggi,
memberikan kemudahan bagi
pengunjungnya
o Peningkatan kualitas fisik lingkungan
Efisienfi pergerakan karena adanya
pengelompokan berbagai fungsi.
PERATURAN BANGUNAN MIXED :
o UU No. 28 Tahun 2002 Pasal 5 Ayat 7
Satu bangunan dapat memiliki lebih dari
satu fungsi.
o UU No. 20 Tahun 2011 Pasal 50
Pemanfaatan rumah susun dilaksanakan
sesuai dengan fungsi :
 Hunian; atau
 Campuran
KONSEP PENGEMBANGAN MIXED USE :
Permasalahan perkotaan yang kerap
muncul dalam hal pengembangan MIXED USE
yaitu :
o Keterbatasan Lahan & Nilai Lahan (Sistem
Pertanahan & Harga Patokan)
o Keterbatasan Sumber Daya (Alam,
Manusia, Buatan )
o Peraturan (Pertanahan, Zoning Regulation)
o Tata Nilai Perkotaan (Keteraturan dan
Ketertiban)
o Urbanisasi
o


o
o
o
o
Penyediaan Prasarana Dasar (Air, Listrik,
rumah)
Jumlah Penduduk Yang Besar
Konsep yang dapat menjadi daya tarik:
Posisi dan lokasi proyek akan
menentukan besarnya profit yang akan
dihasilkan.
o
o
o
o
o
o
o
Adanya akses pedestrian yang ideal antar
komponen
Adanya keterkaitan antara bangunan
dengan lingkungan.
danya Keterkaitan antara proyek sejenis di
lingkungan sekitar
Menciptakan massing untuk memperoleh
maximal interest
Perhatikan dengan seksama pentahapan
konstruksi
Penggunaan bersama fasilitas
Pengelolaan proses perancangan harus
efisien dan professional

CONTOH MIXED USE :
o Green Bay Pluit Jakarta
o
The St. Moritz Jakarta
o
Ciputra World Jakarta
o
Central Park Residence
HOTEL

DEFINISI HOTEL MENURUT PARA TOKOH :
o Hotel adalah suatu perusahaan yang
dikelola oleh pemiliknya dengan
menyediakan pelayanan makanan,
minuman dan fasilitas kamar untuk tidur
kepada orang-orang yang melakukan
perjalanan dan mampu membayar dengan
jumlah yang wajar sesuai dengan
pelayanan yang diterima tampa adanya
perjanjian khusus. (Sulastiyono, 2011 : 5)
o Hotel adalah "Suatu jenis akomodasi yang
mempergunakan sebagian atau seluruh
bangunan untuk menyediakan jasa
penginapan, makanan dan minuman,
serta jasa penunjang lainnya bagi umum
yang dikelola secara komersial.
(Keputusan Menteri Parpostel no Km 94/
HK103/ MPPT 1987)
o Hotel adalah suatu bangunan yang
dikelola secara komersil guna memberikan
fasilitas penginapan kepada masyarakat
umum dengan fasilitas antara lain jasa
penginapan, pelayanan barang bawaan,

pelayanan makanan dan minuman,
penggunaan fasilitas perabot dan hiasanhiasan yang ada di dalamnya serta jasa
pencucian pakaian. (Endar Sri,1996 : 8)
SEJARAH HOTEL DI INDONESIA :
o Hotel Des Indes yang pernah menjadi
Hotel Duta Indonesia.
o Kemudian setelah Indonesia merdeka
dibangun Hotel Indonesia yang diresmikan
oleh Soekarno pada 5 Agustus 1962
dengan menugaskan seorang arsitek asing
yang berasal dari Amerika Serikat yaiut
Abel Soeronsen dan Wendy. Dengan luas
bangunan 25.000 meter persegi dibentuk
dengan konsep Indonesia yang modern
yang tetap menunjukkan unsur lokal yang
menjadikan hotel pertama di indonesia
yang berstandar internasional. Hotel ini
telah dinobatkan sebagai situs warisan
budaya dengan Keputusan Gubernur DKI
Jakarta No. 475 tanggal 29 Maret 1993.
Sekarang Hotel Indonesia dikelola oleh
Kempinski Hotel SA yang merupakan
kelompok hotel tertua di Eropa.
o

Disusul dengan pembangunan hotel di
Pelabuhan Ratu, Jawa Barat dengan
nama Samudera Beach Hotel yang
itu berdiri Ambarukmo palace hotel di
Yogyakarta yang diresmikan pada bulan
Maret 1966.
o Di Bali juga didirikan Bali Beach yang
bertempat di pantai Sanur, Bali yang
diresmikan pada bulan November 1966.
KARAKTERISTIK HOTEL :
o Industri hotel tergolong industri yang
padat modal serta padat karya yang
artinya dalam pengelolaannya
memerlukan modal usaha yang besar
dengan tenaga pekerja yang banyak pula.
o Dipengaruhi oleh keadaan dan perubahan
yang terjadi pada sektor ekonomi, politik,
sosial, budaya, dan keamanan dimana
hotel tersebut berada.
o Menghasilkan dan memasarkan
produknya bersamaan dengan tempat
dimana jasa pelayanannya dihasilkan.
Beroperasi selama 24 jam sehari, tanpa
adanya hari libur dalam pelayanan jasa
terhadap pelanggan hotel dan masyarakat
pada umumnya.
o Memperlakukan pelanggan seperti raja
selain juga memperlakukan pelanggan
sebagai patner dalam usaha karena jasa
pelayanan hotel sangat tergantung pada
banyaknya pelanggan yang menggunakan
fasilitas hotel tersebut.
PERATURAN BANGUNAN HOTEL :
o PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN
EKONOMI KREATIF REPUBLIK
INDONESIA NOMOR
PM.53/HM.001/MPEK/2013 - Pasal 4
Ayat 1
Setiap Usaha Hotel wajib memiliki
Sertifikat dan memenuhi persyaratan
Standar Usaha Hotel.
KLASIFIKASI HOTEL :
o Dirjen Pariwisata dengan SK Kep22/U/VI/78 :
 Hotel bintang Satu (*)
o


-


Jumlah kamar standar
minimum 15 kamar
- Kamar mandi didalam
- Luas kamar standar minimum
20 m2
Hotel Bintang Dua (**)
- Jumlah kamar standar
minimum 20 kamar
- Jumlah kamar suite, minimum
1 kamar
- Kamar mandi dalam
- Luas kamar standar minimum
22 m2
- Luas kamar suite minimum 44
m2
Hotel Bintang Tiga (***)
- Jumlah kamar standar
minimum 30 kamar
- Jumlah kamar suite minimum 2
kamar
- Kamar mandi dalam
- Luas kamar standar minimum
24 m2


Luas kamar suite minimum 48
m2
Hotel Bintang Empat (****)
- Jumlah kamar standar
minimum 50 kamar
- Jumlah kamar suite minimum 3
kamar
- Kamar mandi didalam
- Luas kamar standar minimum
24 m2
- Luas kamar suite minimum 48
m2
Hotel Bintang Lima (*****)
- Memiliki 3 tingkatan yaitu Palm,
Bronze, dan Diamond
- Jumlah kamar standar
minimum 100 kamar
- Jumlah kamar suite minimum 4
kamar
- Kamar mandi didalam
- Luas kamar standar minimum
26 m2
- Luas kamar suite minimum 52
m2

Penggolongan Hotel Menurut Kebutuhan
Tamu :
o Hotel Wisatawan
Hotel yang banyak dikunjungi oleh
para wisatawan, baik wisatawan
mancanegara maupun domestik dan
dirancang untuk para pelaku wisata.
o Hotel Konvensi
Hotel yang dikunjungi oleh para
tamu-tamu yang akan mengadakan rapat,
seminar atau konvensi, maka hotel ini
dirancang dan disesuaikan untuk
keperluan penyelenggaraan konvensi.
o Hotel Bisnis
Hotel bisnis biasanya dikunjungi
oleh para tamu yang akan melakukan
bisnis, maka sengaja hotel ini dirancang
untuk para usahawan.
o Hotel Transit
Hotel ini banyak oleh para tamu
yang pada umumnya hanya sebagai
tempat penyinggahan sementara dalam
suatu perjalanan.
o Hotel Keluarga

Hotel ini khusus dirancang untuk
keluarga dan banyak dikunjungi oleh
tamu keluarga.
o Hotel Perawatan Kesehatan
Hotel ini memiliki perbedaan
dengan hotel-hotel lainnya, karena
sebelum jasa perhotelan berkembang
dengan pesat, hotel tersebut khusus
diperuntukan bagi tamu yang
memerlukan pengobatan, penyembuhan
penyakit atau meningkatkan kesehatan.
Standarisasi Hotel
o

Contoh Hotel Konvensi
o POP! Hotel Kemang Jakarta
Fraser Residence Menteng
CONVENTION

DEFINISI CONVENTION MENURUT PARA
TOKOH :
o Menurut Fred Lawson (1981),
Convention didefinisikan sebagai
pertemuan oleh orang – orang untuk
sebuah tujuan atau untuk bertukar
pikiran, berupa pendapat dan informasi
dari sesuatu perhatian atau permasalahan
bersama dari sebuah kelompok.
Convention pada umumnya tentang
pemberian informasi yang dikemas dalam
sebuah topik dan biasanya terdapat
pameran atau eksibisi di dalamnya.
Lawson, Fred, Confernce, Convention and
Exhibition Facilities, The Architecture
press, London, (1981: 2).
o Menurut Dirjen Pariwisata (1992),
adalah kegiatan berupa pertemuan
antar kelompok (negarawan, usahawan,
cendikiawan, dan sebagainya) untuk
membahas masalah – masalah yang
berkaitan dengan kepentingan bersama
atau bertukar informasi tentang hal – hal

baru untuk dibahas (Keputusan Dirjen
Pariwisata Nomor : Kep-06/U/IV/1992;
pasal 1 : pelaksanaan usaha jasa
konvensi, perjalanan insentif dan
pameran).
o Menurut Wikipedia (2018),
Convention adalah pertemuan
besar yang dilakukan olah sekelompok
orang untuk tujuan tertentu.
KARAKTERISTIK CONVENTION :
o Executive Gedung pertemuan dan eksibisi
kelas menengah dan atas, mewadahi
kegiatan pelatihan, pengembangan
manajemen, rencana manajemen, serta
pertemuan penting.
o Resort Gedung pertemuan dan eksibisi
kelas menengah dan atas yang terdapat di
dalam resort/hotel.
o Corporate Gedung pertemuan dan eksibisi
dengan sasaran untuk para pejabat
perusahaan.
o University Gedung pertemuan dan eksibisi
yang terintegrasi dengan universitas,
meliputi kegiatan edukasi dan

pengembangan, pertemuan ilmiah, dan
pelatihan program edukasi.
o Non-Residential Gedung pertemuan dan
eksibisi jenis ini tidak terintegrasi dengan
tempat menginap, berdiri sendiri sebagai
sebuah convention center.
o Non-for-profit Tujuan utama gedung
pertemuan dan eksibisi ini bukan untuk
mencari keuntungan.
PERATURAN CONVENTION
o Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1985
tentang Pengesahan United Nations
Convention on the Law of the Sea
(Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa
tentang Hukum Laut) yang mewajibkan
Negara para pihak dari UNCLOS
mengambil langkahlangkah untuk
mencegah, mengurangi, dan
mengendalikan pencemaran lingkungan
laut (Pasal 194);
o Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999
tentang Perlindungan Konsumen Pasal 4
yang mengatur hak konsumen antara lain
memiliki hak atas kenyamanan,
o
o
keamanan dan keselamatan dalam
mengkonsumsi barang dan/atau jasa dan
mendapatkan kompensasi, ganti rugi
dan/atau penggantian, apabila barang
dan/atau jasa yang diterima tidak sesuai
dengan perjanjian atau tidak sebagaimana
mestinya;
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2013
tentang Pengesahan Rotterdam
Convention on the Prior Informed Consent
Procedure for Certain Hazardous
Chemicals and Pesticides in International
Trade (Konvensi Rotterdam tentang
Prosedur Persetujuan atas Dasar
Informasi Awal untuk Bahan Kimia dan
Pestisida Berbahaya Tertentu dalam
Perdagangan Internasional);
Keputusan Presiden Nomor 61 Tahun
1993 tentang Pengesahan Basel
Convention on the Control of
Transboundary Movements of Hazardous
Wastes and Their Disposal bahwa setiap
negara pihak pada Konvensi Basel
diwajibkan untuk melakukan serangkaian

kegiatan pengelolaan limbah bahan
berbahaya dan beracun serta limbah
lainnya.
BAGIAN-BAGIAN RUANG CONVENTION
o Konvensi
o
o
Lobby
o
Bussines Center
o
Koridor dan Service
Ruang Rapat

STANDARISASI

CONTOH CONVENTION
o Jakarta Convention Center
o
Indonesia Convention Exhibition
o
Marina Convention Center
PUSAT PERBELANJAAN

DEFINISI PUSAT PERBELANJAAN MENURUT
PARA TOKOH :
o Menurut Jeffrey D. Fisher, Robert, Martin
dan Paige Mosbaugh Pusat perbelanjaan
adalah sebuah bangunan yang terdiri dari
beberapa toko eceran, yang umumnya
dengan satu atau lebih tokoserba ada,toko
grosir dan tempat parkir. (1991 : 121)
o Mall diartikan sebagai suatu area
pergerakan (linier) pada suatu area pusat
bisnis kota (central city business area)
yang lebih diorientasikan bagi pejalan
kaki. Berbentuk pedestrian dengan
kombinasi plaza dan ruang-ruang
interaksional (Rubenstein, 1978).
o Mall Adalah pusat perbelanjaan yang
berintikan satu atau beberapa
departement store besar sebagai daya
tarik dari retail-retail kecil dan rumah
makan dengan tipologi bangunan seperti
toko yang menghadap ke koridor utama
mall atau pedestrian yang merupakan
unsur utama dari sebuah pusat

perbelanjaan (mall), dengan fungsi sebagai
sirkulasi dan sebagai ruang komunal bagi
terselenggaranya interaksi antar
pengunjung dan pedagang (Maitland,
1987).
SEJARAH PUSAT PERBELANJAAN :
o Sejarah perkembangan pusat
perbelanjaan di mulai pada abad
pertengahan. Pada waktu itu orang
melakukan jual beli di bawah pohon yang
o Jalan yang semula hanya diteduhi oleh
pohon berubah menjadi suatu jalan
dengan gedung-gedung disebelah kanan
dan kirinya.
o Perkembangan fisik ini dapat dilihat pada
pusat perdagangan di Cologne, Jerman
Barat.
o Perkembangan pertama pada abad ke-19
dibangun Barton Arcade di kota
Manchester.
o Pusat perbelanjaan tersebut ditutup
dengan bahan yang tembus cahaya
matahari (sky light). Konsep inilah yang
mendasari adanya pusat perbelanjaan.



CIRI-CIRI PUSAT PERBELANJAAN :
o Mewadahi 3 fungsi urban atau lebih,
misalnya terdiri dari retail, perkantoran,
hunian hotel dan entertaintment.
o Terjadinya integrasi dan sinergi fungsional
o Terdapat ketergantungan kebutuhan
masing-masing fungsi di dalamnya.
o Kelengkapan fasilitas yang tinggi,
memberikan kemudahan bagi
pengunjungnya
o Peningkatan kualitas fisik lingkungan
o fisienfi pergerakan karena adanya
pengelompokan berbagai fungsi.
PERATURAN BANGUNAN PUSAT
PERBELANJAAN :
Peraturan Menteri Perdagangan No. 70
Tahun 2013 Pasal 6
o Minimarket, kurang dari 400 m2
o Supermarket, lebih dari 400 m2
o Department Store, lebih dari 400 m2
o Hypermarket, lebih dari 5.000 m2
o Perkulakan, lebih dari 5.000 m2
KARAKTERISTIK PUSAT PERBELANJAAN :
Karakteristik Fisik Shopping Mall
Koridor : Tunggal
Lebar Koridor : 8 - 16 meter
Jumlah Lantai : Maksimal 3
lantai Parkir : Mengelilingi bangunan
pusat perbelanjaan
o Pintu masuk : Dapat dicapai dari segala
arah
o Atrium : Di sepanjang koridor
o Magnet : Di setiap ujung koridor
(hubungan horisontal) Jarak antar magnet
: 50 - 100 meter
PERKEMBANGAN PUSAT PERBELANJAAN DI
INDONESIA :
o Sebelum tahun 1980-an, pasar
tradisional, ruko dan took merupakan
konsep dan bentuk utama dari industry
ritel di Jakarta.
o Dengan perkembangan ekonomi yang
cukup baik dibangunalah pusat
perbelanjaan di Jakarta
o Terdapat penambahan elemen baru
seperti kombinasi jenis took yang lebih
menarik. Dan pengunjung akan merasa
nyaman saat berbelanja
o
o
o
o


STANDARISASI

KLASIFIKASI GEDUNG PERBELANJAAN
Kalsifikasi menurut bentuknya dapat
dibagi menjadi:
o Shopping Street , toko yang ada di
sepanjang sisi jalan.
Contoh : Shopping Street Bugis di
Singapura
o
Shopping Center, komplek pertokoan yang
terdiri dari ruang-ruang yang disewakan
atau dijual.
Contoh : Villach Atrio Shopping Center
o
Shopping Precint , komplek pertokoan
yang bagian depannya menghadap ruang
terbuka.
Contoh : Norfolk Shopping Precint
o
Departement store, kumpulan dari tokotoko yang terdiri dari beberapa lantai yang
menjual bermacam-macam barang.
Contoh : Seibu Departemen Store
o
o
Supermarket, toko yang menjual barangbarang kebutuhan sandang dengan sistem
swalayan.
Contoh : Sogo Supermarket
Shopping Mall, shopping precint yang
ruang terbukanya merupakan pusat
orientasi dari pusat kompleks pertokoan.
Contoh : Grand Indonesia
GREEN ARCHITECTURE

DEFINISI GREEN ARCHITECTURE MENURUT
PARA TOKOH :
o Arsitektur yang berwawasan lingkungan
dan berlandaskan kepedulian tentang
konservasi lingkungan global alami
dengan penekanan pada efisiensi energi
(energy-efficient), pola berkelanjutan
(sustainable) dan pendekatan holistik
(holistic approach). (Jimmy Priatman,
”ENERGY-EFFICIENT ARCHITECTURE”
PARADIGMA DAN MANIFESTASI
ARSITEKTUR HIJAU)
o Green Architecture atau sering disebut
sebagai Arsitektur Hijau adalah arsitektur
yang minim mengonsumsi sumber daya
alam, ternasuk energi, air, dan material,
serta minim menimbulkan dampak negatif
bagi lingkungan. (Arsitektur Hijau, Tri
Harso Karyono, 2010)
o Menurut Siregar (2012) green architecture
adalah gerakan untuk pelestarian alam
dan lingkungan dengan mengutamakan


efisiensi energi (arsitektur ramah
lingkungan).
PRINSIP BANGUNAN GREEN ARCHITECTURE
Prinsip – prinsip bangunan yang berkonsep
Green Architecture adalah sebagai berikut :
o Hemat energi / Conserving energy
o Memperhatikan kondisi iklim / Working
with climate
o Minimizing new resources
o Tidak berdampak negatif bagi kesehatan
dan kenyamanan penghuni bangunan
tersebut / Respect for site
o Merespon keadaan tapak dari bangunan
/ Respect for user
o Menetapkan seluruh prinsip – prinsip
green architecture secara keseluruhan /
Holism
KARAKTERISTIK GREEN ARCHITECTURE:
o Sustainable ( Berkelanjutan )
Berkelanjutan berarti bangunan
arsitektur hijau tetap bertahan dan
berfungsi seiring zaman, konsisten
terhadap konsepnya yang menyatu
dengan alam tanpa adanya perubahan –

perubuhan yang signifikan tanpa merusak
alam sekitar.
o Earthfriendly ( Ramah lingkungan )
Suatu bangunan belum bisa
dianggap sebagai bangunan berkonsep
arsitektur hijau apabila bangunan
tersebut tidak bersifat ramah lingkungan.
Maksud tidak bersifat ramah terhadap
lingkungan disini tidak hanya dalam
perusakkan terhadap lingkungan. Tetapi
juga menyangkut masalah pemakaian
energi.
o High performance building.
High performance building ialah
untuk meminimaliskan penggunaan
energi dengan memenfaatkan energi yang
berasal dari alam (Energy of nature) dan
dengan dipadukan dengan teknologi tinggi
(High technology performance).
PERATURAN BANGUNAN GREEN
ARCHITECTURE :
o Perda DKI Jakarta No. 7 Tahun 2010
Pasal 1 Ayat 28 Bangunan gedung hijau
adalah bangunan gedung yang

bertanggung jawab terhadap lingkungan
dan sumber daya yang efisien dari sejak
perencanaan, pelaksanaan konstruksi,
pemanfaatan, pemeliharaan, sampai
dekonstruksi.
o Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta
No. 38 Tahun 2012 tentang Bangunan
Gedung Hijau
DAUR HIDUP BANGUNAN
o Tahap perencanaan dan perancangan
bangunan, meliputi: pemilihan site;
pemakaian energi (termasuk bahan
bangunan); rancangan bangunan; dan
pemilihan konstruksi
o Tahap pembangunan, meliputi:
pemakaian energi; limbah dan polusi yang
dihasilkan keselamatan pekerja
o Tahap pemakaian, meliputi: kenyamanan
pemakai; kesehatan pemakai; limbah dan
polusi yang dihasilkan, konservasi
bangunan
o Tahap pembongkaran, meliputi:
pemanfaatan kembali bahan bangunan;
limbah yang dihasilkan

MANFAAT GREEN ARCHITECTURE
o Manfaat Lingkungan
 Meningkatkan dn melindungi
keragaman ekosistem
 Memperbaiki kualitas udara
 Memperbaiki kualitas air limbah
 Konservasi sumber daya alam
o Manfaat Ekonomi
 Mereduksi biaya operasional
 Menciptakan dan memperluas
pasar bagi produk dan jasa hijau
 Meningkatkan produktivitas
penghuni
 Mengoptimalkan kinerja daur hidup
ekonomi
o Manfaat Sosial
 Meningkatkan kesehatan dan
kenyamanan penghuni
 Meningkatkan kualitas estetika
 Mereduksi masalah dengan
infrastruktur lokal

CONTOH GREEN ARCHITRCTURE :
o Green Heart, Singapore
o
Bosco Verticale, Italy
STRUKTUR DAN UTILITAS

Sistem ini berupa bidang
vertikal yang membentuk dinding
luar dan mengelilingi sebuah
struktur inti. Sistem ini memuat
sistem-sistem transportasi mekanis
vertikal serta menambah kekakuan
bangunan
Struktur Bangunan Tinggi
o Struktur Bangunan Tingkat Tinggi
 Sistem struktur dinding
pendukung sejajar (parallel
bearing walls)
Sistem ini terdiri dari unsur
bidang vetikal yang di perkuat
dengan berat dinding itu sendiri,
sehingga mampu menahan gaya
aksial lateral secara efisien.


Sistem struktur inti dan dinding
pendukung (core and bearing
walls)
Sistem struktur boks berdiri
sendiri (self supporting boxes)
Sistem ini merupakan unit
tiga dimensi prefabrikasi yang
menyerupai bangunan dinding
pendukung yang diletakan di suatu
tempat dan di gabung dengan unit
lainnya. Sebagai contoh boks-boks
ini di tumpuk seperti bata dengan
pola “English Bond” sehingga
tersusun seperti balok dinding
berselang-seling.


Sistem struktur plat rata (flat
slab)
Sistem ini terdiri dari bidang
horizontal yang umumnya adalah
plat lantai beton tebal dan rata
yang bertumpu pada kolom.

Sistem struktur interspasial
(interspasial)
Sistem struktur plat terkantilever
(cantilever slab)
Pemikulan plat lantai dari
sebuah inti pusat akan
memungkinkan ruang bebas kolom
yang batas kekuatan platnya
adalah batas besar ukuran
bangunan
Sistem struktur rangka
tinggi selantai yang terkantilever
diterapkan pada setiap lantai
antara untuk memungkinkan
ruang fleksibel di dalam dan di atas
rangka.


Sistem struktur gantung
(suspension)
Sistem ini dapat
memungkinkan penggunaan beban
secara efisien dengan
menggunakan penggantungan
sebagai pengganti kolom untuk
memikul beban lantai.
Sistem struktur rangka selangseling (staggered truss)
Rangka tinggi yang selantai
disusun sedemikian rupa sehinga
pada setiap lantai bangunan dapat
menumpangkan beban di bagian
atas suatu rangka begitupun di
bagian bawah rangka di atasnya.

Sistem struktur rangka kaku
(rigid frame)
Sistem struktur ini terdiri
dari kolom dan balok yang bekerja
saling mengikat satu dengan yang
lainnya. Kolom sebagai unsur
vertikal yang bertugas menerima
beban dan gaya, sedangkan balok
sebagai unsur horizontal media
pembagi beban dan gaya.
sistem mekanis dan transportasi
vertikal.


Sistem struktur rangka kaku dan
inti (rigid frame and core)
Rangka kaku akan bereaksi
terhadap beban lateral. Terutama
melalui lentur balok dan kolom.
Sistem inti ini memuat sistem-
Sistem struktur rangka trussed
(trussed frame)
Sistem ini terdiri dari
gabungan rangka kaku (atau
bersendi) dengan rangka geser
vertikal yang mampu memberikan
peningkatan kekuatan dan
kekakuan struktur.

Sistem struktur rangka belttrussed dan inti (belt-trussed
frame and core)
Sistem struktur belt-trussed
bekerja mengikat kolom fasade ke
inti bangunan sehingga
meniadakan aksi terpisah rangka
dan inti pengakuan ini dinamai
“cap trussing” apabila berada pada
bagian atas bangunan, dan dinamai
“belt-trussed” apabila berada di
bagian bawahnya.

Sistem struktur tabung dalam
tabung (tube in tube)
Dalam struktur ini, kolom
dan balok eksterior di tempatkan
sedemikian rapat sehingga fasade
menyerupai dinding yang diberi
pelubangan (untuk jendela). Inti
interior (tabung) dapat
meningkatkan kekakuan bangunan
dengan cara ikut memikul beban
bersama kolom-kolom fasade
tersebut.
o

Sistem struktur kumpulan tabung
(bundled tube)
Sistem struktur ini dapat di
gambarkan sebagai suatu
kumpulan tabung-tabung terpisah
yang membantuk tabung multi-use.
Pada sistem ini kekakuan akan
bertambah.
Pola Modul Struktur
 Pola Modular

Pola Radial
o

Inti Core Lingkaran

Inti Core Dengan Bentuk Silang
Pola Inti Core
 Inti Core Bujur Sangkar

Inti Core Segitiga

Inti Core Dengan Bentuk Y



Inti Core Dengan Bentuk Acak
Inti Core Dengan Bentuk
Memanjang
STRUKTUR BANGUNAN BENTANG LEBAR
o TRUSS
Truss adalah susunan elemenelemen linear yang membentuk segitiga
atau kombinasi segitiga yang secara
keseluruhan berada di dalam satu bidang
tunggal
o
o
SPACE TRUSS
Space truss adalah sistem struktur
yang menggunakan rangka batang tiga
dimensi yang memiliki bentang panjang
tanpa penyangga.
SPACE FRAME
Merupakan space truss yang saling
terikat dan membentuk bidang.
o
SHELL
Struktur cangkang merupakan
sebuah sistem struktur lengkung, namun
tipis dan kuat. Sistem struktur ini
kebanyakan digunakan pada bangunan
berbentang lebar.
titik, membentuk busur. Struktur ini
membentang suatu ruang sekaligus
menopang beban.
o
o
FOLDED
Struktur bidang lipat merupakan
bentuk struktur yang memiliki kekuatan
satu arah yang masing-masing elemen
plat berukuran relatif rata.
ARCH
Arch adalah sebuah struktur yang
dibentuk dari elemen garis yang
melengkung dan membentang antara dua
o
CABLE
Struktur kabel adalah sebuah
sistem struktur yang bekerja berdasarkan
prinsip gaya tarik, terdiri atas kabel baja,
sendi, batang, dsb yang menyanggah
sebuah penutup yang menjamin
tertutupnya sebuah bangunan
o
TENT
Tenda atau membran adalah
struktur permukaan fleksibel tipis yang
memikul beban dengan mengalami
terutama tegangan tarik.
o
o
MEMBRANE
Membran adalah struktur
permukaan fleksibel tipis yang memikul
beban dengan mengalami tegangan tarik

PNEUMATIC
Struktur pneumatik adalah suatu
sistem struktur yang memperoleh
kestabilannya dari tekanan internal yang
lebih tinggi dibandingkan dengan tekanan
eksternal.
UTILITAS
o
Lift
o
o
Eskalator
Tangga Darurat
Download