TOD (TRANSIT ORIENTED DEVELOPMENT) DEFINISI TOD : o Transit Oriented Development (TOD), Yaitu suatu konsep pembangunan transportasi yang bersinergi dengan tata ruang guna mengakomodasi pertumbuhan baru dengan memperkuat lingkungan tempat tinggal dan perluasan pilihan maupun manfaat, melalui optimalisasi jaringan angkutan umum massal, seperti bus dan kereta api, sehingga mempermudah warga kota untuk mengakses sumber daya kota. o Transit Oriented Development (TOD) Salah satu pendekatan pengembangan kota yang mengadopsi tata ruang campuran dan maksimalisasi penggunaan angkutan massal seperti Busway/BRT, Kereta api kota (MRT), Kereta api ringan (LRT), serta dilengkapi jaringan pejalan kaki/sepeda. o Kawasan TOD, Yaitu kawasan yang ditetapkan dalam rencana tata ruang sebagai kawasan terpusat pada integrasi intermoda dan antarmoda yang berada pada radius 400 (empat ratus) meter sampai dengan 800 (delapan ratus) meter dari simpul transit moda angkutan umum massal yang memiliki fungsi pemanfaatan ruang campuran dan padat dengan intensitas pemanfaatan ruang sedang hingga tinggi. PRINSIP TOD : o PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL RI NO 16 THN 2017 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN KAWASAN BERORIENTASI TRANSIT, Pasal 4 ayat 1: Pengembangan kawasan dengan mendorong mobilitas berkelanjutan melalui peningkatan penggunaan angkutan umum massal. Pengembangan fasilitas lingkungan untuk moda transportasi tidak bermotor dan pejalan kaki yang terintegrasi dengan simpul transit. San Francisco Bay Area meliputi sembilan kabupaten dan 101 kota, termasuk San Jose, San Fransisco, Oakland dan Fremont. Pemerintah lokal dan daerah mendorong pengembangan berorientasi angkutan untuk mengurangi kemacetan lalu lintas, melindungi area alami, meningkatkan kesehatan masyarakat dan meningkatkan pilihan perumahan. Wilayah ini memiliki ditunjuk Wilayah Prioritas Pengembangan Prioritas Konservasi dan Daerah. Perkiraan populasi saat ini untuk wilayah memprediksi bahwa itu akan tumbuh sebesar 2 juta orang pada 2035 karena kedua tingkat kelahiran alam dan penciptaan lapangan kerja, dan memperkirakan bahwa 50% dari pertumbuhan ini dapat ditampung di Wilayah Pengembangan Prioritas melalui transit berorientasi pembangunan. Proyek transit utama desa telah dikembangkan selama 20 tahun terakhir di beberapa stasiun terkait dengan Bay Area Rapid Transit (BART) sistem. Pada tahun 1996 mereka, Desa Transit buku di abad ke-21, Michael dan Robert Cervero Bernick diidentifikasi desa transit yang muncul di stasiun BART, termasuk Pleasant Hill, Fruitvale, Hayward dan Richmond . Bridgeland,Calgary adalah rumah bagi sebuah komunitas TOD sangat sukses berjudul The Bridges, terletak di komunitas Bridgeland. Jembatan adalah rumah bagi beragam kondominium, toko, jasa, dan taman. Beberapa TOD lainnya saat ini sedang dibangun adalah London dan Westbrook, baik kondominium naik tinggi dan masyarakat ritel di daerah pinggiran kota Kota. Kota terus membuat. Kebijakan TOD bagi masyarakat Calgary lainnya. Calgary Dewan Kota telah mengalokasikan dana untuk penciptaan dari enam Wilayah Stasiun Rencana sekitar kota, untuk memandu tekanan pengembangan meningkat sekitar beberapa stasiun Light Rail Transit. Pada tanggal 9 Juni 2008, Dewan Kota Calgary menyetujui rencana stasiun daerah pertama dalam sejarah Calgary Ciri-ciri Transit Oriented Development (TOD) : o Pengembangannya terintegrasi baik dengan lingkungan sekitarnya. o Menyediakan fasilitas dan jasa yang melayani wilayah yang lebih besar dalam skala yang sesuai. o Kombinasi dari kawasan umum, rekreasi dan komersial. o Berorientasi ke pedestrian dan pesepeda sehingga pergerakan kendaraan bermotor dibatasi. o Ramah lingkungan. Manfaat Transit Oriented Development (TOD) : o Kualitas hidup yang lebih baik. o Mereduksi tingkat kemacetan dan ketergantungan terhadap kendaraan bermotor pribadi. o Mengurangi pengeluaran untuk kebutuhan transportasi o Menurunkan tingkat polusi udar Faktor Pengembangan Transit Oriented Development (TOD) : o Aksesibilitas dan Visibilitas. o Sarana dan Prasarana. o Keamanan dan keselamatan. o Kenyamanan. Tipologi Pengembangan Transit Oriented Development (TOD) : Terdapat dua model pengembangan didalam TOD menurut Calthorpe dalam Yuniasih (2007) yakni: o Neighorhood TOD Merupakan TOD yang berlokasi pada jalur bus feeder dengan jarak jangkauan 10 menit berjalan (tidak lebih dari 3 mil) dari titik transit. NeigborhoodTOD harus berada pada lingkungan hunian dengan densitas menengah, fasilitas umum, servis, retail, dan rekreasi. NeigborhoodTOD ini dirancang dengan fasilitas publik dan ruang terbuka hijau serta memberi kemudahan akses bagi pengguna moda pergerakan. o UrbanTOD Merupakan TOD dengan skala pelayanan kota berada pada jalur sirkulasi utama kota seperti halte bus antar kota dan stasiun kereta api baik light rail maupun heavy rail. Urban TOD harus dikembangkan bersama fungsi komersial yang memiliki intensitas tinggi, blok perkatoran, dan hunian dengan intensitas menengah tinggi. Setiap TOD pada kota, memiliki karakter tersendiri sesuai dengan karakter lingkungannya. MIXED USE DEFINISI MIXED USE MENURUT PARA TOKOH : o Menurut Endy Marlina dalam buku Perancangan Bangunan Komersial Mixed Use Building adalah salah satu upaya pendekatan perancangan yang berusaha menyatukan berbagai aktivitas dan fungsi yang berada di bagian area suatu kota (luas area terbatas, harga tanah mahal, letak strategis, nilai ekonomi tinggi) sehingga terjadi satu struktur yang komples dimana semua kegunaan dan fasilitas saling berkaitan dalam kerangka integrasi yang kuat. (2008: 280) o Mixed Use Merupakan penggunaan campuran berbagai tata guna lahan atau fungsi dalam bangunan. (Dimitri Procos.1976) o Dudley H. William dalam (buku Encyclopedia of American Architecture) Mixed Use Center adalah suatu kompleks dimana terdapat berbagai fungsi kegiatan termasuk hotel, pusat konveksi, apartemen dan perumahan, perkantoran, pusat perbelanjaan dan pusat kebudayaan lainnya. SEJARAH MIXED USE : o Berkembang di Amerika, lebih dikenal dengan istilah superblock. o Dibuat menjadi rangkaian yang multifungsi. o Setiap pengembang berusaha menawarkan sarana yang lebih lengkap agar lebih menarik. o Kesemuanya pada dasarnya menawarkan “kepraktisan dan kenyamanan”. CIRI-CIRI MIXED USE : o Mewadahi 3 fungsi urban atau lebih, misalnya terdiri dari retail, perkantoran, hunian hotel dan entertaintment. o Terjadinya integrasi dan sinergi fungsional o Terdapat ketergantungan kebutuhan masing-masing fungsi di dalamnya. o Kelengkapan fasilitas yang tinggi, memberikan kemudahan bagi pengunjungnya o Peningkatan kualitas fisik lingkungan Efisienfi pergerakan karena adanya pengelompokan berbagai fungsi. PERATURAN BANGUNAN MIXED : o UU No. 28 Tahun 2002 Pasal 5 Ayat 7 Satu bangunan dapat memiliki lebih dari satu fungsi. o UU No. 20 Tahun 2011 Pasal 50 Pemanfaatan rumah susun dilaksanakan sesuai dengan fungsi : Hunian; atau Campuran KONSEP PENGEMBANGAN MIXED USE : Permasalahan perkotaan yang kerap muncul dalam hal pengembangan MIXED USE yaitu : o Keterbatasan Lahan & Nilai Lahan (Sistem Pertanahan & Harga Patokan) o Keterbatasan Sumber Daya (Alam, Manusia, Buatan ) o Peraturan (Pertanahan, Zoning Regulation) o Tata Nilai Perkotaan (Keteraturan dan Ketertiban) o Urbanisasi o o o o o Penyediaan Prasarana Dasar (Air, Listrik, rumah) Jumlah Penduduk Yang Besar Konsep yang dapat menjadi daya tarik: Posisi dan lokasi proyek akan menentukan besarnya profit yang akan dihasilkan. o o o o o o o Adanya akses pedestrian yang ideal antar komponen Adanya keterkaitan antara bangunan dengan lingkungan. danya Keterkaitan antara proyek sejenis di lingkungan sekitar Menciptakan massing untuk memperoleh maximal interest Perhatikan dengan seksama pentahapan konstruksi Penggunaan bersama fasilitas Pengelolaan proses perancangan harus efisien dan professional CONTOH MIXED USE : o Green Bay Pluit Jakarta o The St. Moritz Jakarta o Ciputra World Jakarta o Central Park Residence HOTEL DEFINISI HOTEL MENURUT PARA TOKOH : o Hotel adalah suatu perusahaan yang dikelola oleh pemiliknya dengan menyediakan pelayanan makanan, minuman dan fasilitas kamar untuk tidur kepada orang-orang yang melakukan perjalanan dan mampu membayar dengan jumlah yang wajar sesuai dengan pelayanan yang diterima tampa adanya perjanjian khusus. (Sulastiyono, 2011 : 5) o Hotel adalah "Suatu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau seluruh bangunan untuk menyediakan jasa penginapan, makanan dan minuman, serta jasa penunjang lainnya bagi umum yang dikelola secara komersial. (Keputusan Menteri Parpostel no Km 94/ HK103/ MPPT 1987) o Hotel adalah suatu bangunan yang dikelola secara komersil guna memberikan fasilitas penginapan kepada masyarakat umum dengan fasilitas antara lain jasa penginapan, pelayanan barang bawaan, pelayanan makanan dan minuman, penggunaan fasilitas perabot dan hiasanhiasan yang ada di dalamnya serta jasa pencucian pakaian. (Endar Sri,1996 : 8) SEJARAH HOTEL DI INDONESIA : o Hotel Des Indes yang pernah menjadi Hotel Duta Indonesia. o Kemudian setelah Indonesia merdeka dibangun Hotel Indonesia yang diresmikan oleh Soekarno pada 5 Agustus 1962 dengan menugaskan seorang arsitek asing yang berasal dari Amerika Serikat yaiut Abel Soeronsen dan Wendy. Dengan luas bangunan 25.000 meter persegi dibentuk dengan konsep Indonesia yang modern yang tetap menunjukkan unsur lokal yang menjadikan hotel pertama di indonesia yang berstandar internasional. Hotel ini telah dinobatkan sebagai situs warisan budaya dengan Keputusan Gubernur DKI Jakarta No. 475 tanggal 29 Maret 1993. Sekarang Hotel Indonesia dikelola oleh Kempinski Hotel SA yang merupakan kelompok hotel tertua di Eropa. o Disusul dengan pembangunan hotel di Pelabuhan Ratu, Jawa Barat dengan nama Samudera Beach Hotel yang itu berdiri Ambarukmo palace hotel di Yogyakarta yang diresmikan pada bulan Maret 1966. o Di Bali juga didirikan Bali Beach yang bertempat di pantai Sanur, Bali yang diresmikan pada bulan November 1966. KARAKTERISTIK HOTEL : o Industri hotel tergolong industri yang padat modal serta padat karya yang artinya dalam pengelolaannya memerlukan modal usaha yang besar dengan tenaga pekerja yang banyak pula. o Dipengaruhi oleh keadaan dan perubahan yang terjadi pada sektor ekonomi, politik, sosial, budaya, dan keamanan dimana hotel tersebut berada. o Menghasilkan dan memasarkan produknya bersamaan dengan tempat dimana jasa pelayanannya dihasilkan. Beroperasi selama 24 jam sehari, tanpa adanya hari libur dalam pelayanan jasa terhadap pelanggan hotel dan masyarakat pada umumnya. o Memperlakukan pelanggan seperti raja selain juga memperlakukan pelanggan sebagai patner dalam usaha karena jasa pelayanan hotel sangat tergantung pada banyaknya pelanggan yang menggunakan fasilitas hotel tersebut. PERATURAN BANGUNAN HOTEL : o PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM.53/HM.001/MPEK/2013 - Pasal 4 Ayat 1 Setiap Usaha Hotel wajib memiliki Sertifikat dan memenuhi persyaratan Standar Usaha Hotel. KLASIFIKASI HOTEL : o Dirjen Pariwisata dengan SK Kep22/U/VI/78 : Hotel bintang Satu (*) o - Jumlah kamar standar minimum 15 kamar - Kamar mandi didalam - Luas kamar standar minimum 20 m2 Hotel Bintang Dua (**) - Jumlah kamar standar minimum 20 kamar - Jumlah kamar suite, minimum 1 kamar - Kamar mandi dalam - Luas kamar standar minimum 22 m2 - Luas kamar suite minimum 44 m2 Hotel Bintang Tiga (***) - Jumlah kamar standar minimum 30 kamar - Jumlah kamar suite minimum 2 kamar - Kamar mandi dalam - Luas kamar standar minimum 24 m2 Luas kamar suite minimum 48 m2 Hotel Bintang Empat (****) - Jumlah kamar standar minimum 50 kamar - Jumlah kamar suite minimum 3 kamar - Kamar mandi didalam - Luas kamar standar minimum 24 m2 - Luas kamar suite minimum 48 m2 Hotel Bintang Lima (*****) - Memiliki 3 tingkatan yaitu Palm, Bronze, dan Diamond - Jumlah kamar standar minimum 100 kamar - Jumlah kamar suite minimum 4 kamar - Kamar mandi didalam - Luas kamar standar minimum 26 m2 - Luas kamar suite minimum 52 m2 Penggolongan Hotel Menurut Kebutuhan Tamu : o Hotel Wisatawan Hotel yang banyak dikunjungi oleh para wisatawan, baik wisatawan mancanegara maupun domestik dan dirancang untuk para pelaku wisata. o Hotel Konvensi Hotel yang dikunjungi oleh para tamu-tamu yang akan mengadakan rapat, seminar atau konvensi, maka hotel ini dirancang dan disesuaikan untuk keperluan penyelenggaraan konvensi. o Hotel Bisnis Hotel bisnis biasanya dikunjungi oleh para tamu yang akan melakukan bisnis, maka sengaja hotel ini dirancang untuk para usahawan. o Hotel Transit Hotel ini banyak oleh para tamu yang pada umumnya hanya sebagai tempat penyinggahan sementara dalam suatu perjalanan. o Hotel Keluarga Hotel ini khusus dirancang untuk keluarga dan banyak dikunjungi oleh tamu keluarga. o Hotel Perawatan Kesehatan Hotel ini memiliki perbedaan dengan hotel-hotel lainnya, karena sebelum jasa perhotelan berkembang dengan pesat, hotel tersebut khusus diperuntukan bagi tamu yang memerlukan pengobatan, penyembuhan penyakit atau meningkatkan kesehatan. Standarisasi Hotel o Contoh Hotel Konvensi o POP! Hotel Kemang Jakarta Fraser Residence Menteng CONVENTION DEFINISI CONVENTION MENURUT PARA TOKOH : o Menurut Fred Lawson (1981), Convention didefinisikan sebagai pertemuan oleh orang – orang untuk sebuah tujuan atau untuk bertukar pikiran, berupa pendapat dan informasi dari sesuatu perhatian atau permasalahan bersama dari sebuah kelompok. Convention pada umumnya tentang pemberian informasi yang dikemas dalam sebuah topik dan biasanya terdapat pameran atau eksibisi di dalamnya. Lawson, Fred, Confernce, Convention and Exhibition Facilities, The Architecture press, London, (1981: 2). o Menurut Dirjen Pariwisata (1992), adalah kegiatan berupa pertemuan antar kelompok (negarawan, usahawan, cendikiawan, dan sebagainya) untuk membahas masalah – masalah yang berkaitan dengan kepentingan bersama atau bertukar informasi tentang hal – hal baru untuk dibahas (Keputusan Dirjen Pariwisata Nomor : Kep-06/U/IV/1992; pasal 1 : pelaksanaan usaha jasa konvensi, perjalanan insentif dan pameran). o Menurut Wikipedia (2018), Convention adalah pertemuan besar yang dilakukan olah sekelompok orang untuk tujuan tertentu. KARAKTERISTIK CONVENTION : o Executive Gedung pertemuan dan eksibisi kelas menengah dan atas, mewadahi kegiatan pelatihan, pengembangan manajemen, rencana manajemen, serta pertemuan penting. o Resort Gedung pertemuan dan eksibisi kelas menengah dan atas yang terdapat di dalam resort/hotel. o Corporate Gedung pertemuan dan eksibisi dengan sasaran untuk para pejabat perusahaan. o University Gedung pertemuan dan eksibisi yang terintegrasi dengan universitas, meliputi kegiatan edukasi dan pengembangan, pertemuan ilmiah, dan pelatihan program edukasi. o Non-Residential Gedung pertemuan dan eksibisi jenis ini tidak terintegrasi dengan tempat menginap, berdiri sendiri sebagai sebuah convention center. o Non-for-profit Tujuan utama gedung pertemuan dan eksibisi ini bukan untuk mencari keuntungan. PERATURAN CONVENTION o Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1985 tentang Pengesahan United Nations Convention on the Law of the Sea (Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Hukum Laut) yang mewajibkan Negara para pihak dari UNCLOS mengambil langkahlangkah untuk mencegah, mengurangi, dan mengendalikan pencemaran lingkungan laut (Pasal 194); o Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen Pasal 4 yang mengatur hak konsumen antara lain memiliki hak atas kenyamanan, o o keamanan dan keselamatan dalam mengkonsumsi barang dan/atau jasa dan mendapatkan kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian, apabila barang dan/atau jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau tidak sebagaimana mestinya; Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2013 tentang Pengesahan Rotterdam Convention on the Prior Informed Consent Procedure for Certain Hazardous Chemicals and Pesticides in International Trade (Konvensi Rotterdam tentang Prosedur Persetujuan atas Dasar Informasi Awal untuk Bahan Kimia dan Pestisida Berbahaya Tertentu dalam Perdagangan Internasional); Keputusan Presiden Nomor 61 Tahun 1993 tentang Pengesahan Basel Convention on the Control of Transboundary Movements of Hazardous Wastes and Their Disposal bahwa setiap negara pihak pada Konvensi Basel diwajibkan untuk melakukan serangkaian kegiatan pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun serta limbah lainnya. BAGIAN-BAGIAN RUANG CONVENTION o Konvensi o o Lobby o Bussines Center o Koridor dan Service Ruang Rapat STANDARISASI CONTOH CONVENTION o Jakarta Convention Center o Indonesia Convention Exhibition o Marina Convention Center PUSAT PERBELANJAAN DEFINISI PUSAT PERBELANJAAN MENURUT PARA TOKOH : o Menurut Jeffrey D. Fisher, Robert, Martin dan Paige Mosbaugh Pusat perbelanjaan adalah sebuah bangunan yang terdiri dari beberapa toko eceran, yang umumnya dengan satu atau lebih tokoserba ada,toko grosir dan tempat parkir. (1991 : 121) o Mall diartikan sebagai suatu area pergerakan (linier) pada suatu area pusat bisnis kota (central city business area) yang lebih diorientasikan bagi pejalan kaki. Berbentuk pedestrian dengan kombinasi plaza dan ruang-ruang interaksional (Rubenstein, 1978). o Mall Adalah pusat perbelanjaan yang berintikan satu atau beberapa departement store besar sebagai daya tarik dari retail-retail kecil dan rumah makan dengan tipologi bangunan seperti toko yang menghadap ke koridor utama mall atau pedestrian yang merupakan unsur utama dari sebuah pusat perbelanjaan (mall), dengan fungsi sebagai sirkulasi dan sebagai ruang komunal bagi terselenggaranya interaksi antar pengunjung dan pedagang (Maitland, 1987). SEJARAH PUSAT PERBELANJAAN : o Sejarah perkembangan pusat perbelanjaan di mulai pada abad pertengahan. Pada waktu itu orang melakukan jual beli di bawah pohon yang o Jalan yang semula hanya diteduhi oleh pohon berubah menjadi suatu jalan dengan gedung-gedung disebelah kanan dan kirinya. o Perkembangan fisik ini dapat dilihat pada pusat perdagangan di Cologne, Jerman Barat. o Perkembangan pertama pada abad ke-19 dibangun Barton Arcade di kota Manchester. o Pusat perbelanjaan tersebut ditutup dengan bahan yang tembus cahaya matahari (sky light). Konsep inilah yang mendasari adanya pusat perbelanjaan. CIRI-CIRI PUSAT PERBELANJAAN : o Mewadahi 3 fungsi urban atau lebih, misalnya terdiri dari retail, perkantoran, hunian hotel dan entertaintment. o Terjadinya integrasi dan sinergi fungsional o Terdapat ketergantungan kebutuhan masing-masing fungsi di dalamnya. o Kelengkapan fasilitas yang tinggi, memberikan kemudahan bagi pengunjungnya o Peningkatan kualitas fisik lingkungan o fisienfi pergerakan karena adanya pengelompokan berbagai fungsi. PERATURAN BANGUNAN PUSAT PERBELANJAAN : Peraturan Menteri Perdagangan No. 70 Tahun 2013 Pasal 6 o Minimarket, kurang dari 400 m2 o Supermarket, lebih dari 400 m2 o Department Store, lebih dari 400 m2 o Hypermarket, lebih dari 5.000 m2 o Perkulakan, lebih dari 5.000 m2 KARAKTERISTIK PUSAT PERBELANJAAN : Karakteristik Fisik Shopping Mall Koridor : Tunggal Lebar Koridor : 8 - 16 meter Jumlah Lantai : Maksimal 3 lantai Parkir : Mengelilingi bangunan pusat perbelanjaan o Pintu masuk : Dapat dicapai dari segala arah o Atrium : Di sepanjang koridor o Magnet : Di setiap ujung koridor (hubungan horisontal) Jarak antar magnet : 50 - 100 meter PERKEMBANGAN PUSAT PERBELANJAAN DI INDONESIA : o Sebelum tahun 1980-an, pasar tradisional, ruko dan took merupakan konsep dan bentuk utama dari industry ritel di Jakarta. o Dengan perkembangan ekonomi yang cukup baik dibangunalah pusat perbelanjaan di Jakarta o Terdapat penambahan elemen baru seperti kombinasi jenis took yang lebih menarik. Dan pengunjung akan merasa nyaman saat berbelanja o o o o STANDARISASI KLASIFIKASI GEDUNG PERBELANJAAN Kalsifikasi menurut bentuknya dapat dibagi menjadi: o Shopping Street , toko yang ada di sepanjang sisi jalan. Contoh : Shopping Street Bugis di Singapura o Shopping Center, komplek pertokoan yang terdiri dari ruang-ruang yang disewakan atau dijual. Contoh : Villach Atrio Shopping Center o Shopping Precint , komplek pertokoan yang bagian depannya menghadap ruang terbuka. Contoh : Norfolk Shopping Precint o Departement store, kumpulan dari tokotoko yang terdiri dari beberapa lantai yang menjual bermacam-macam barang. Contoh : Seibu Departemen Store o o Supermarket, toko yang menjual barangbarang kebutuhan sandang dengan sistem swalayan. Contoh : Sogo Supermarket Shopping Mall, shopping precint yang ruang terbukanya merupakan pusat orientasi dari pusat kompleks pertokoan. Contoh : Grand Indonesia GREEN ARCHITECTURE DEFINISI GREEN ARCHITECTURE MENURUT PARA TOKOH : o Arsitektur yang berwawasan lingkungan dan berlandaskan kepedulian tentang konservasi lingkungan global alami dengan penekanan pada efisiensi energi (energy-efficient), pola berkelanjutan (sustainable) dan pendekatan holistik (holistic approach). (Jimmy Priatman, ”ENERGY-EFFICIENT ARCHITECTURE” PARADIGMA DAN MANIFESTASI ARSITEKTUR HIJAU) o Green Architecture atau sering disebut sebagai Arsitektur Hijau adalah arsitektur yang minim mengonsumsi sumber daya alam, ternasuk energi, air, dan material, serta minim menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan. (Arsitektur Hijau, Tri Harso Karyono, 2010) o Menurut Siregar (2012) green architecture adalah gerakan untuk pelestarian alam dan lingkungan dengan mengutamakan efisiensi energi (arsitektur ramah lingkungan). PRINSIP BANGUNAN GREEN ARCHITECTURE Prinsip – prinsip bangunan yang berkonsep Green Architecture adalah sebagai berikut : o Hemat energi / Conserving energy o Memperhatikan kondisi iklim / Working with climate o Minimizing new resources o Tidak berdampak negatif bagi kesehatan dan kenyamanan penghuni bangunan tersebut / Respect for site o Merespon keadaan tapak dari bangunan / Respect for user o Menetapkan seluruh prinsip – prinsip green architecture secara keseluruhan / Holism KARAKTERISTIK GREEN ARCHITECTURE: o Sustainable ( Berkelanjutan ) Berkelanjutan berarti bangunan arsitektur hijau tetap bertahan dan berfungsi seiring zaman, konsisten terhadap konsepnya yang menyatu dengan alam tanpa adanya perubahan – perubuhan yang signifikan tanpa merusak alam sekitar. o Earthfriendly ( Ramah lingkungan ) Suatu bangunan belum bisa dianggap sebagai bangunan berkonsep arsitektur hijau apabila bangunan tersebut tidak bersifat ramah lingkungan. Maksud tidak bersifat ramah terhadap lingkungan disini tidak hanya dalam perusakkan terhadap lingkungan. Tetapi juga menyangkut masalah pemakaian energi. o High performance building. High performance building ialah untuk meminimaliskan penggunaan energi dengan memenfaatkan energi yang berasal dari alam (Energy of nature) dan dengan dipadukan dengan teknologi tinggi (High technology performance). PERATURAN BANGUNAN GREEN ARCHITECTURE : o Perda DKI Jakarta No. 7 Tahun 2010 Pasal 1 Ayat 28 Bangunan gedung hijau adalah bangunan gedung yang bertanggung jawab terhadap lingkungan dan sumber daya yang efisien dari sejak perencanaan, pelaksanaan konstruksi, pemanfaatan, pemeliharaan, sampai dekonstruksi. o Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta No. 38 Tahun 2012 tentang Bangunan Gedung Hijau DAUR HIDUP BANGUNAN o Tahap perencanaan dan perancangan bangunan, meliputi: pemilihan site; pemakaian energi (termasuk bahan bangunan); rancangan bangunan; dan pemilihan konstruksi o Tahap pembangunan, meliputi: pemakaian energi; limbah dan polusi yang dihasilkan keselamatan pekerja o Tahap pemakaian, meliputi: kenyamanan pemakai; kesehatan pemakai; limbah dan polusi yang dihasilkan, konservasi bangunan o Tahap pembongkaran, meliputi: pemanfaatan kembali bahan bangunan; limbah yang dihasilkan MANFAAT GREEN ARCHITECTURE o Manfaat Lingkungan Meningkatkan dn melindungi keragaman ekosistem Memperbaiki kualitas udara Memperbaiki kualitas air limbah Konservasi sumber daya alam o Manfaat Ekonomi Mereduksi biaya operasional Menciptakan dan memperluas pasar bagi produk dan jasa hijau Meningkatkan produktivitas penghuni Mengoptimalkan kinerja daur hidup ekonomi o Manfaat Sosial Meningkatkan kesehatan dan kenyamanan penghuni Meningkatkan kualitas estetika Mereduksi masalah dengan infrastruktur lokal CONTOH GREEN ARCHITRCTURE : o Green Heart, Singapore o Bosco Verticale, Italy STRUKTUR DAN UTILITAS Sistem ini berupa bidang vertikal yang membentuk dinding luar dan mengelilingi sebuah struktur inti. Sistem ini memuat sistem-sistem transportasi mekanis vertikal serta menambah kekakuan bangunan Struktur Bangunan Tinggi o Struktur Bangunan Tingkat Tinggi Sistem struktur dinding pendukung sejajar (parallel bearing walls) Sistem ini terdiri dari unsur bidang vetikal yang di perkuat dengan berat dinding itu sendiri, sehingga mampu menahan gaya aksial lateral secara efisien. Sistem struktur inti dan dinding pendukung (core and bearing walls) Sistem struktur boks berdiri sendiri (self supporting boxes) Sistem ini merupakan unit tiga dimensi prefabrikasi yang menyerupai bangunan dinding pendukung yang diletakan di suatu tempat dan di gabung dengan unit lainnya. Sebagai contoh boks-boks ini di tumpuk seperti bata dengan pola “English Bond” sehingga tersusun seperti balok dinding berselang-seling. Sistem struktur plat rata (flat slab) Sistem ini terdiri dari bidang horizontal yang umumnya adalah plat lantai beton tebal dan rata yang bertumpu pada kolom. Sistem struktur interspasial (interspasial) Sistem struktur plat terkantilever (cantilever slab) Pemikulan plat lantai dari sebuah inti pusat akan memungkinkan ruang bebas kolom yang batas kekuatan platnya adalah batas besar ukuran bangunan Sistem struktur rangka tinggi selantai yang terkantilever diterapkan pada setiap lantai antara untuk memungkinkan ruang fleksibel di dalam dan di atas rangka. Sistem struktur gantung (suspension) Sistem ini dapat memungkinkan penggunaan beban secara efisien dengan menggunakan penggantungan sebagai pengganti kolom untuk memikul beban lantai. Sistem struktur rangka selangseling (staggered truss) Rangka tinggi yang selantai disusun sedemikian rupa sehinga pada setiap lantai bangunan dapat menumpangkan beban di bagian atas suatu rangka begitupun di bagian bawah rangka di atasnya. Sistem struktur rangka kaku (rigid frame) Sistem struktur ini terdiri dari kolom dan balok yang bekerja saling mengikat satu dengan yang lainnya. Kolom sebagai unsur vertikal yang bertugas menerima beban dan gaya, sedangkan balok sebagai unsur horizontal media pembagi beban dan gaya. sistem mekanis dan transportasi vertikal. Sistem struktur rangka kaku dan inti (rigid frame and core) Rangka kaku akan bereaksi terhadap beban lateral. Terutama melalui lentur balok dan kolom. Sistem inti ini memuat sistem- Sistem struktur rangka trussed (trussed frame) Sistem ini terdiri dari gabungan rangka kaku (atau bersendi) dengan rangka geser vertikal yang mampu memberikan peningkatan kekuatan dan kekakuan struktur. Sistem struktur rangka belttrussed dan inti (belt-trussed frame and core) Sistem struktur belt-trussed bekerja mengikat kolom fasade ke inti bangunan sehingga meniadakan aksi terpisah rangka dan inti pengakuan ini dinamai “cap trussing” apabila berada pada bagian atas bangunan, dan dinamai “belt-trussed” apabila berada di bagian bawahnya. Sistem struktur tabung dalam tabung (tube in tube) Dalam struktur ini, kolom dan balok eksterior di tempatkan sedemikian rapat sehingga fasade menyerupai dinding yang diberi pelubangan (untuk jendela). Inti interior (tabung) dapat meningkatkan kekakuan bangunan dengan cara ikut memikul beban bersama kolom-kolom fasade tersebut. o Sistem struktur kumpulan tabung (bundled tube) Sistem struktur ini dapat di gambarkan sebagai suatu kumpulan tabung-tabung terpisah yang membantuk tabung multi-use. Pada sistem ini kekakuan akan bertambah. Pola Modul Struktur Pola Modular Pola Radial o Inti Core Lingkaran Inti Core Dengan Bentuk Silang Pola Inti Core Inti Core Bujur Sangkar Inti Core Segitiga Inti Core Dengan Bentuk Y Inti Core Dengan Bentuk Acak Inti Core Dengan Bentuk Memanjang STRUKTUR BANGUNAN BENTANG LEBAR o TRUSS Truss adalah susunan elemenelemen linear yang membentuk segitiga atau kombinasi segitiga yang secara keseluruhan berada di dalam satu bidang tunggal o o SPACE TRUSS Space truss adalah sistem struktur yang menggunakan rangka batang tiga dimensi yang memiliki bentang panjang tanpa penyangga. SPACE FRAME Merupakan space truss yang saling terikat dan membentuk bidang. o SHELL Struktur cangkang merupakan sebuah sistem struktur lengkung, namun tipis dan kuat. Sistem struktur ini kebanyakan digunakan pada bangunan berbentang lebar. titik, membentuk busur. Struktur ini membentang suatu ruang sekaligus menopang beban. o o FOLDED Struktur bidang lipat merupakan bentuk struktur yang memiliki kekuatan satu arah yang masing-masing elemen plat berukuran relatif rata. ARCH Arch adalah sebuah struktur yang dibentuk dari elemen garis yang melengkung dan membentang antara dua o CABLE Struktur kabel adalah sebuah sistem struktur yang bekerja berdasarkan prinsip gaya tarik, terdiri atas kabel baja, sendi, batang, dsb yang menyanggah sebuah penutup yang menjamin tertutupnya sebuah bangunan o TENT Tenda atau membran adalah struktur permukaan fleksibel tipis yang memikul beban dengan mengalami terutama tegangan tarik. o o MEMBRANE Membran adalah struktur permukaan fleksibel tipis yang memikul beban dengan mengalami tegangan tarik PNEUMATIC Struktur pneumatik adalah suatu sistem struktur yang memperoleh kestabilannya dari tekanan internal yang lebih tinggi dibandingkan dengan tekanan eksternal. UTILITAS o Lift o o Eskalator Tangga Darurat