Profil Desa Siaga

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
I.
LATAR BELAKANG
Desa siaga merupakan strategi baru pembangunan kesehatan. Desa siaga lahir sebagai
respon pemerintah terhadap masalah kesehatan di Indonesia yang tak kunjung selesai. Tingginya angka
kematian ibu dan bayi, munculnya kembali berbagai penyakit lama seperti tuberkulosis paru,
merebaknya berbagai penyakit baru yang bersifat pandemik seperti SARS, HIV/AIDS dan flu burung
serta belum hilangnya penyakit endemis seperti diare dan demam berdarah merupakan masalah utama
kesehatan di Indonesia. Bencana alam yang sering menimpa bangsa Indonesia seperti gunung meletus,
tsunami, gempa bumi, banjir, tanah longsor dan kecelakaan massal menambah kompleksitas masalah
kesehatan di Indonesia.
Desa siaga merupakan salah satu bentuk reorientasi pelayanan kesehatan dari sebelumnya
bersifat sentralistik dan top down menjadi lebih partisipatif dan bottom up. Berdasarkan Keputusan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 564/MENKES/SK/VI II/2006, tentang Pedoman
Pelaksanaan Pengembangan Desa siaga, desa siaga merupakan desa yang penduduknya memiliki
kesiapan sumber daya dan kemampuan serta kemauan untuk mencegah dan mengatasi masalahmasalah kesehatan, bencana dan kegawatdaruratan kesehatan secara mandiri. Desa siaga adalah suatu
konsep peran serta dan pemberdayaan masyarakat di tingkat desa, disertai dengan pengembangan
kesiagaan dan kesiapan masyarakat untuk memelihara kesehatannya secara mandiri.
Desa siaga aktif adalah bentuk pembangunan dari desa siaga yang telah dimulai sejak tahun
2016. Desa atau Kelurahan siaga aktif adalah desa atau kelurahan yang penduduknya dapat mengakses
dengan mudah pelayanan kesehatan dasar yang memberikan pelayanan setiap hari melalui Pos
Kesehatan Desa (Poskesdes) atau sarana kesehatan yang ada di wilayah tersebut seperti Pusat
Kesehatan Masyarakat Pembantu (Pustu), Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) atau sarana
kesehatan lainnya, penduduk mengembangkan Usaha Kesehatan Berbasis Masarakat (UKBM) dan
melaksanakan survailans berbasis masyarakat. (Kemenkes RI,2010).
Desa yang dimaksud di sini dapat berarti kelurahan atau nagari atau istilah-istilah lain bagi
kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah, yang berwenang untuk mengatur dan
mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asalusul dan adat-istiadat setempat yang
diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia (Depkes, 2007).
Konsep desa siaga adalah membangun suatu sistem di suatu desa yang bertanggung jawab
memelihara kesehatan masyarakat itu sendiri, di bawah bimbingan dan interaksi dengan seorang bidan
dan 2 orang kader desa. Di samping itu, juga dilibatkan berbagai pengurus desa untuk mendorong
peran serta masyarakat dalam program kesehatan seperti imunisasi dan posyandu (Depkes 2009).
II.
TUJUAN
a. Secara Umum
Tujuan pengembangan desa siaga adalah terwujudnya masyarakat desa yang sehat, peduli dan
tanggap terhadap permasalahan kesehatan di wilayahnya.
b. Secara Khusus
1. Meningkatnya peran serta masyarakat dalam Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat.
2. Meningkatnya kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat desa dalam Penanggulangan
Bencana.
3. Meningkatnya keluarga yang sadar gizi dan melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat.
4. Meningkatnya kesehatan lingkungan di desa.
5. Meningkatnya peran serta masyarakat dalam gerakan Sayang Ibu
6. Meningkatnya peran serta masyarakat dalam Surveilans berbasis masyarakat
III.
PRINSIP PENGEMBANGAN DESA SIAGA
a. Desa siaga adalah titik temu antara pelayanan kesehatan dan program kesehatan yang
diselenggarakan oleh pemerintah dengan upaya masyarakat yang terorganisir.
b. Desa siaga mengandung makna “kesiapan” dan “kesiagaan” Kesiagaan masyarakat dapat
didorong dengan memberi informasi yang akurat dan cepat tentang situasi dan masalah-masalah
yang mereka hadapi.
c. Prinsip respons segera. Begitu masyarakat mengetahui adanya suatu masalah, mereka melalui
desa siaga, akan melakukan langkah-langkah yang perlu dan apabila langkah tersebut tidak
cukup, sistem kesehatan akan memberikan bantuan (termasuk pustu, puskesmas, Dinkes, dan
RSUD).
d. Desa siaga adalah “wadah” bagi masyarakat dan sistem pelayanan kesehatan untuk
menyelenggarakan berbagai program kesehatan.
Secara organisasi, koordinasi dan kontrol proses pengembangan desa siaga dilakukan oleh sebuah
organisasi desa siaga. Organisasi desa siaga ini berada di tingkat desa/kelurahan dengan penanggung
jawab umum kepala desa atau lurah. Sedangkan pengelola kegiatan harian desa siaga, bertugas
melaksanakan kegiatan lapangan seperti pemetaan balita untuk penimbangan dan imunisasi, pemetaan
ibu hamil, membantu tugas administrasi di poskesdes dan lain-lain.
IV.
KEGIATAN POKOK DESA SIAGA
I. Surveilans dan pemetaan : Setiap ada masalah kesehatan di rumah tangga akan dicatat dalam
kartu sehat keluarga. Selanjutnya, semua informasi tersebut akan direkapitulasi dalam sebuah
peta desa (spasial) dan peta tersebut dipaparkan di poskesdes.
II. Perencanaan partisipatif: Perencanaan partisipatif di laksanakan melal ui survei mawas diri
(SMD) dan musyawarah masyarakat desa (MMD). Melalui SMD, desa siaga menentukan
prioritas masalah. Selanjutnya, melalui MMD, desa siaga menentukan target dan kegiatan yang
akan dilaksanakan untuk mencapai target tersebut. Selanjutnya melakukan penyusunan
anggaran.
III. Mobilisasi sumber daya masyarakat : Melalui forum desa siaga, masyarakat dihimbau
memberikan kontribusi dana sesuai dengan kemampuannya. Dana yang terkumpul bisa
dipergunakan sebagai tambahan biaya operasional poskesdes. Desa siaga juga bisa
mengembangkan kegiatan peningkatan pendapatan, misalnya dengan koperasi desa. Mobilisasi
sumber daya masyarakat sangat penting agar desa siaga berkelanjutan (sustainable).
IV. Kegiatan khusus: Desa siaga dapat mengembangkan kegiatan khusus yang efektif mengatasi
masalah kesehatan yang diprioritaskan. Dasar penentuan kegiatan tersebut adalah pedoman
standar yang sudah ada untuk program tertentu, seperti malaria, TBC dan lain-lain. Dalam
mengembangkan kegiatan khusus ini, pengurus desa siaga dibantu oleh fasilitator dan pihak
puskesmas.
V. Monitoring kinerja : Monitoring menggunakan peta rumah tangga sebagai bagian dari
surveilans rutin. Setiap rumah tangga akan diberi Kartu Kesehatan Keluarga untuk diisi sesuai
dengan keadaan dalam keluarga tersebut. Kemudian pengurus desa siaga atau kader secara
berkala mengumpulkan data dari Kartu Kesehatan Keluarga untuk dimasukkan dalam peta desa.
VI. Manajemen keuangan: Desa siaga akan mendapat dana hibah (block grant) setiap tahun dari
DHS-2 guna mendukung kegiatannya. Besarnya sesuai dengan proposal yang diajukan dan
proposal tersebut sebelumnya sudah direview oleh Dewan Kesehatan Desa, kepala desa,
fasilitator dan Puskesmas. Untuk menjaga transparansi dan akuntabilitas, penggunaan dana
tersebut harus dicatat dan dilaporkan sesuai dengan pedoman yang ada.
BAB II
DATA DASAR DESA BESOWO
A. DATA UMUM
1. Geografi
Batas Wilayah
Sebelah Utara
: Kecamatan Bancar
Sebelah Selatan
: Desa Bader
Sebelah Barat
: Desa Ketodan
Sebelah Timur
: Desa Kedung makam
Jarak Desa Besowo ke saranan kesehatan
Puskesmas Pembantu
: 0 km
Puskesmas
: 5 km
Rumah Sakit
: 60 km
2. Demografi
Jumlah Penduduk
: 3083 orang
Jumlah Laki – Laki
: 1561 orang
Jumlah Perempuan
: 1522 orang
Jumlah KK
: 950 KK
Agama Islam
: 3083 orang
Agama Kristen
: -
Agama Budha
: -
3. Mata Pencaharian
PNS
: 23 orang
Belum / Tidak Bekerja
: 484 orang
Wiraswasta
: 457 orang
Karyawan Swasta
: 47 orang
Karyawan BUMN
:
9 orang
Karyawan Honorer
:
1 orang
Pedagang
: 36 orang
Petani/Pekebun
: 1370 orang
Peternak
: 10 orang
Sopir
: 6 orang
Pensiunan
: 9 orang
Mengurus Rumah Tangga : 176 orang
Pelajar /Mahasiswa
: 400 orang
Nelayan
: 1 orang
Buruh harian lepas
:
1 orang
Transportasi
:
2 orang
Tukang kayu
:
1 orang
Mekanik
:
1 orang
Dosen
:
1 orang
Guru
:
18 orang
Bidan
:
1 orang
Perawat
:
1 orang
Pedagang
:
14 orang
Perangkat Desa
:
14 orang
Lainnya
:
2 orang
4. Tingkat Pendidikan
Tidak / Belum Sekolah
: 632 orang
Belum tamat SD/Sederajat : 341 orang
Tamat SD / Sederajat
: 1367 orang
Tamat SMP / Sederajat
: 435 orang
Tamat SMA / Sederajat
: 219 orang
Diploma I/II
:
4 orang
Akademi/ D III / S. Muda : 22 orang
D IV / Strata I
: 4 orang
S1
: 61 orang
S2
: 2 orang
5. Aparat Pemerintah Desa Besowo
Kepala Desa
: Syaifudin
Sekretaris Desa
: Winda Wahyu Saputra
Bendahara Desa
: Rasmuin
Kaur Umum
: Sudadi
Kaur Agama
: Arip Suparman
Kaur Pemerintahan
:
Kepala Dusun
: (Tamadji,Sindu Firmanto )
SUB PPKBD
: Samini
RT / RW
:
BPD
: 7
Tokoh Masyarakat
: 12 orang
Sajidin
19 RT/4 RW
 Organisasi sosial masyarakat :
-
Karang Taruna
: 1 (Aktif)
-
Kelompok PKK
: 1 (Aktif)
-
Majelis Taklim
: 1 (Aktif )
-
Majelis Masjid
: 1 (Aktif)
-
Remaja Masjid
: 1 (Aktif)
 Sarana prasana pendidikan
-
TK
: 2
-
PAUD
: 2
-
SD / MI
: 1 /1
-
SMP
: 1
 Saranan ibadah
-
Masjid
: 1
-
Mushola
: 19
 Alat transportasi
: Sepeda, Sepeda Motor, Kendaraan Roda empat
 Sarana Jalan
: Aspal (APBD) dan Aspal (Pusat)
B. DATA KHUSUS CAKUPAN PROGRAM KESEHATAN DESA BESOWO
1. Sasaran KIA Tahun 2018
-
Bayi
: 38
-
Balita
: 153
-
Apras
: 36
-
Bumil
: 40
-
Bulin
: 39
-
Bufas
: 39
2. Sasaran KB Tahun 2018
Pus
: 543
3. Sarana UKBM
-
Poskesdes
: 1
-
Posyandu Balita
: 3
-
Posyandu Lansia
: 2
-
Posyandu Remaja
: 1
-
Pospindu PTM
: 1
-
Penyehat tradisional
: 11
-
Taman Posyandu
:1
-
BKB
: 1
-
BKR
:1
-
Kampung KB
:1
4. Kader Posyandu
-
Kader Posyandu Balita
: 15
-
Kader posyandu lansia
: 6
-
Kader Posyandu Remaja : 14
-
Kader Posbindu PTM
-
PPKBD / Sub PPKBD
: 1/3
-
Kader Desa Siaga
: 18
: 6
BAB III
JENIS KEGIATAN DAN HASIL KEGIATAN DESA BESOWO TAHUN 2018
A. Desa Besowo
1. Target Dan Hasil Cakupat Program KIA Desa Besowo
No
Kegiatan
I
Pelayanan Kesehatan Ibu
SPM Hasil
Pencapaian (%)
100
115,9
+15,9
90
90,90
+0,9
2. DRT ibu hamil untuk masyarakat
-
10
+10
3. DRT ibu hamil utuk NAKES
-
22,2
+22,2
4. Komplikasi kebidanan yang ditangani
80
88,8
+8,8
5. Pertolongan persalinan NAKES
97
71,4
-25,6
6. Persalinan NAKES di FASKES
97
71,4
-25,6
7. Pelayanan NIFAS Paripurna
97
76,1
-20,9
1. KN1 Murni
98
75
-23
2. KN dan Lengkap
96
75
-21
3. Neo Resti / Komplikasi ditangani
80
71,4
-8,6
4. Kunjungan Bayi Paripurna
97
91
-6
1. DDTK Abal Paripurna
85
98,20
+13,2
2. DDTK Apras Paripurna
81
80,7
-0,3
1. Pelayanan kesehatan ibu hamil
a. K1
b. K4
II
III
Kesenjangan
(%)
Pelayanan Kesehatan Anak
Pelayanan Kesehatan Abal dan Apras
Jumlah kematian bayi 0-7 hari
-
Ibu hamil / bersalin / nifas
-
Bayi 0-7
-
Balita
-
2. Upaya Pelayanan Keluarga Berencana
No
Kegiatan
1.
Cakupan peserta KB Aktif
SPM Hasil Pencapaian
(%)
(%)
71
80,18
Kesenjangan
+9,18
3.Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
No
Kegiatan
1.
Cakupan desa siaga aktif
SPM
Hasil Pencapaian
(%)
(%)
Purnama Purnama
Kesenjangan
2
Cakupan Rumah Tangga sehat
56
55,04
-25,6
3
Cakupan penyuluhan pada kelompok
24 x
24 x
4
Cakupan Posyandu
72
100
+28
5
Cakupan Rumah Sehat
73
56,95
-16,05
SPM
Hasil Pencapaian
(%)
(%)
100
100
SPM
Hasil Pencapaian
(%)
(%)
97
44
-53
97
101
+4
91,5
103
+11,5
4. Upaya Pelayanan Kesehatan Anak
No
Kegiatan
1.
Cakupan jaringan siswa – siswi SD
Kesenjangan
5. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
No
1.
2.
3
Kegiatan
Cakupan pemberian kapsul vitamin A
dosis tinggi pada bayi (6-11 bulan)
Cakupan pemberian kapsil vitamin A
dosis tinggi pada balita 2 x setahun
Cakupan pemberian tablet besi (fe) pada
ibu hamil
Cakupan
4
pemberian
Kesenjangan
makanan
pendamping ASI pada usia 6-24 bulan 66,7
67,01
yang BGM
5
Cakupan balita gizi buruk mendapat
perawatan
100
100
2
6
Kasus balita gizi buruk
<1
7
Cakupan penimbangan D/S
88
+2
6. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular
No
1.
2.
SPM
Hasil Pencapaian
(%)
(%)
92,5
92,50
+2,06
Imunisasi dasar lengkap pada bayi usia 92,5
94,56
+2,06
Kegiatan
Cakupan
desa
/
kelurahan
(Universitas Child Imunization)
UCI
Kesenjangan
< 1 tahun
Cakupan desa / kelurahan mengalami
3.
KLB
yang
dilakukan
penyelidihan 100
epidomologi < 24 jam
4.
Penemuan penderita diare
100
80
-20
5.
Penemuan penderita pneumonia balita
85
0
-85
6.
Penemuan penderita TB paru
100
120
+20
7.
Penemuan penderita kusta baru
80
0
-80
8.
Penemuan kasus penderita DBD
100
9.
Angka bebas jentik
100
82,25
-17,75
SPM
Hasil Pencapaian
(%)
(%)
25
25,15
SPM
Hasil
(%)
Pencapaian (%)
80
76,02
7. Upaya Pengobatan Dasar
No
Kegiatan
1.
Jumlah kunjungan kasus
Kesenjangan
-0,15
8. Keperawatan Kesehatan Masyarakat
No
Kegiatan
1.
Keluarga rawan yang di bina
Kesenjangan
-3,98
1. Target Dan Hasil Cakupan Program KIA sampai dengan Agustus 2019
No
Kegiatan
Target
Capaian
SPM
sampai bl
sampai
(%)
juli 2019
juli 2019
bl
Kesenjangan
(%)
I
Pelayanan Kesehatan Ibu
1. Pelayanan kesehatan ibu hamil
a. K1
100
70
65,1
-4,9
b. K4
100
70
56
-14
2. Komplikasi kebidanan yang ditangani
80
46,6
3. Pertolongan persalinan NAKES
100
70
4. Pelayanan NIFAS Paripurna
97
56,5
1. KN1 Murni
100
70
80
2. KN dan Lengkap
100
70
71
3. Neo Resti / Komplikasi ditangani
80
46,6
16,6
4. Kunjungan Bayi Paripurna
97
56,5
44,7
1. DDTK Abal Paripurna
83
48,4
60
2. DDTK Apras Paripurna
82
47,8
38,2
5. Jumlah Kematian Ibu
II
III
33,3
70,3
-13,3
65,8
0
Pelayanan Kesehatan Anak
Pelayanan Kesehatan Abal dan Apras
Jumlah kematian bayi 0-7 hari
-
Ibu hamil / bersalin / nifas
-
Bayi 0-7
-
Balita
-
2. Upaya Pelayanan Keluarga Berencana
No
1.
SPM
Kegiatan
(%)
Cakupan peserta KB Aktif
70
Target
dbl
s Capaian
juli dbl juli (%)
s
Kesenjangan
(%)
40
70
3.Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
SPM
Hasil Pencapaian
(%)
(%)
No
Kegiatan
1.
Cakupan desa siaga aktif
Purnama Madya
2
Cakupan Rumah Tangga sehat
56
41,7
Kesenjangan
14,3
3
Cakupan penyuluhan pada kelompok
24 x
30 x
+6
4
Cakupan Posyandu Puri
72
100
+48
5
Cakupan Rumah Sehat
73
65,85
-7,15
SPM
Target sd
(%)
(%)
100
70
SPM
Target sd
(%)
(%)
4. Upaya Pelayanan Kesehatan Anak
No
Kegiatan
1.
Cakupan jaringan siswa – siswi SD
juli Capaian
sd
juljuli
Kesenjangan
5. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
No
1.
2.
3
Kegiatan
Cakupan pemberian kapsul vitamin A
dosis tinggi pada bayi (6-11 bulan)
Cakupan pemberian kapsil vitamin A
dosis tinggi pada balita 2 x setahun
Cakupan pemberian tablet besi (fe) pada
ibu hamil
Cakupan
4
pemberian
97
97
91,5
makanan
juli Capaian
juljuli
56,5
56,5
53,3
sd
Kesenjangan
89
+6
106
-1,
65,1
+3
38,9
pendamping ASI pada usia 6-24 bulan 66,7
-3
yang BGM
5
Cakupan balita gizi buruk mendapat
perawatan
100
6
Kasus balita gizi buruk
<1
7
Cakupan penimbangan D/S
88
100
51,3
100
-
0,9
-
98,3
-1
6. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular
No
1.
2
SPM
Kegiatan
Cakupan
(%)
desa
/
kelurahan
UCI
(Universitas Child Imunization)
Imunisasi dasar lengkap pada bayi usia
< 1 tahun
92,5
92,5
Cakupan desa / kelurahan mengalami
3
KLB
yang
dilakukan
Target
sd Hasil
juli
capaian
s Kesenjangan
(%)
dbl juli (%)
53
53
70
penyelidihan 100
epidomologi < 24 jam
4.
Penemuan penderita diare
100
70
34
5.
Penemuan penderita pneumonia balita
85
49,5
6.
Penemuan penderita TB paru
100
70
76
7.
Penemuan penderita kusta baru
80
46,6
0
8.
Penemuan kasus penderita DBD
100
70
0
000
36
9.
Angka bebas jentik
100
70
68
SPM
Target sd juli
Hasil
(%)
(%)
dbl juli (%)
7. Upaya Pengobatan Dasar
No
Kegiatan
1.
Jumlah kunjungan kasus
capaian
25
8. Keperawatan Kesehatan Masyarakat
No
1.
Kegiatan
Keluarga rawan yang di bina
SPM
(%)
80
Target sd
juli
(%)
Hasil capaian
sd juli (%)
Kesenjangan
s
Kesenjangan
BAB IV
INOVASI KEGIATAN
MENGUBAH
SAMPAH MENJADI
RUPIAH
penunjang peningkatan
perekonomian masyarakat
Desa Besowo .
.
RINGKASAN
Desa Besowo terletak
dikecamatan Jatirogo
Kabupaten Tuban Provinsi
Jawa Timur, dengan luas
wilayah 817,10 Ha dan
jumlh penduduk 3085 jiwa.
Mata pencaharian warga
desa Besowo adalah petani,
pedagang, buruh dan PNS.
Salah satu potensi yang
dimiliki Desa Besowo adalah
adanya Bank Sampah
Pemuda Gemar, yang
didirikan Karang Taruna
Gemar Desa Besowo Kec.
Jatirogo Kab. Tuban, yang
didukung sepenuhnya oleh
Pemerintah Desa Besowo
dan seluruh warga Desa
Besowo. Karean selain
menjaga lingkungan desa
menjadi bersih dan nyaman,
Bank Sampah juga sebagai
LATAR BALAKANG
Sampah merupakan salah
satu masalah sosial di
Indonesia, khususnya di
Desa Besowo Kecamatan
Jatirogo Kabupaten Tuban.
Selama kegiatan manusia
masih berlangsung sampah
akan tetap muncul setiap
harinya, hal inipun masih
berlaku dirumah. Dengan
adanya peningkatan
timbuanan sampah perhari,
maka akan muncul masalah
sampah. Selain itu
masyarakat Desa Besowo
belum banyak yang
mengetahui bagaimana
mengelola sampah dan
memanfaatkan sampah,
sampah masih dianggap
sebagai barang yang tidak
berguna. Maka dari itu untuk
mengurangi jumlah tumpuan
sampah dan membantu
pengelolaan sampah dengan
system perbankan maka
didirikanlah Bank Sampah
Pemuda Gemar yang
digalangi oleh Karang
Taruna Gemar Desa Besowo,
yang selain bisa menjadikan
lingkungan bersih, juga bisa
menambah penghasilan
masyarakat Desa Besowo
melalui transaksi jual beli
sampah di Bank Sampah,
yang pastinya berdampak
pada lingkungan dan
perekonomian.
INOVASI
Dari sampah barang bekas
yang terbuang percuma bisa
kita tukar menjadi rupiah,
selain menjadikan
lingkungan bersih, bisa
meningkatkan perekonomian
masyarakat Desa Besowo.
PROSES
 Program Kerja Karang
Taruna Gemar Desa
Besowo tahun 2018
 Sosialisasi oleh Karang
Taruna kepada
Masyarakat dan dibantu
Pemerintah Desa Besowo
tentang Bank Sampah dan
pentingnya kebersihan
lingkungan yang
menghadirkan narasumber
 Pembentukan Pengurus
Bank Sampah
 Mendapatkan bantuan 1
unit Tosa dari Pemerintah
Desa Besowo untuk alat
transportasi pengambilan
sampah yang ditabung di
Bank sampah Pemuda
Gemar, dilakukan satu
minggu 3 kali
pengambilan yang
kemudian disortir dan di
pilah sesuai bahan sampah
di Gudang Bank Sampag
Pemuda Gemar.
 Hasil penyortiran dijual
kepada pengepul dua kali
dalam satu bulan.
HASIL
 Lingkungan menjadi
bersih
 Peningkatan ekonomi
masyarakat desa Besowo
 Penambahan tenaga kerja
lokal, sehingga dapat
mengurangi
pengangguran.
PEMBELAJARAN
 Pengolahan sampah
dengan menggunakan
system perbankan.
 Peningkatn kesadaran
masyarakat Desa Besowo
akan manfaat sampah dan
tetang kebersihan
lingkungan
 Timbulnya kesadaran
masyarakat untuk terus
berinovasi dalam upaya
peningkatan ekonomi dan
pemberdayaan
masyarakat.
REKOMENDASI
 Pengadaan mesin
penggiling plastic
 Pengadaan lahan yang
lebih luas untuk
pengolahan sampah
 Alat pengubah sampah
menjadi pupuk.
KONTAK INFORMASI
 Saipudin ( KADES )
No.WA (085336326931)
 Winda Wahyu Saputra
(SEKDES) No. WA
(085769696969)
 Sri Lestari ( Karang
Taruna) No. WA
(085330061842)
BAB V
PERMASALAHAN DAN UPAYA PEMECAHAN MASALAH
 INDIKATOR KINERJA BIDAN DESA BESOWO
A. Desa Besowo
1. Hambatan pada indikator Neo Resti / Komplikasi ditangani
- Cakupan Neo Resti / Komplikasi ditangani masih rendah
- Semua Neo Resti / Komplikasi yang ada sudah ditangani, tidak ditemukan Neo Resti
Komplikasi
 Pemecahan Masalah
- Pendampingan Neo Resti / Komplikasi Oleh Kader
- Evaluasi pencatatan dan Pelaporan1
2. Hambatan pada indiaktor DDTK Abal Paripurna
-
Cakupan pelaksanaan DDTK balita rendah
-
Kurangnya kunjungan di posyandu setelah anak usia lebih dari 1 tahun
-
Kurangnya peran orang tua untuk memeriksakan perkembangan dan pertumbuhan
anaknya kepetugas kesehatan/ pelayanan kesehatan.
-
Pengetahuan orang tua yang masih rendah mengenai DDTK balita
 Pemecahan Masalah
-
Memonitoring kegiatan DDTK pada balita, mengisi register kohort dan laporan
kesehatan anak balita untuk memonitoring kegiatan DDTK balita, dengan adanya
data dalam registrasi kohort maka setiap puskesmas dapat membuat rencana kerja
bulanan untuk menjangkau dan memberikan pelayanan DDTK balita pada seluruh
sasaran.
-
Melakukan penyuluhan /KIE pada orang tua tentang pentingnya DDTK pada anak
setelah usia > 1 tahun.
-
Melakukan penyuluhan /KIE pada orang tua tentang pentingnya Deteksi Dini
Tumbuh Kembang pada anak balita kepetugas kesehatan atau pelayanan kesehatan
setempat.
-
Petugas puskesmas perlu melakukan pelatihan dan bimbingan terhadap kader, orang
tua (kelas ibu balita), tentang pentingnya pemeriksaan DDTK pada anak balita.
3. Hambatan pada indikator DRT Ibu hamil untuk masyarakat
Kesenjangan yang terjadi adalah sebagai berikut :
-
Terlambat mengenali tanda bahaya resiko tinggi
-
Adanya ibu hamil resiko tinggi yang periksa ke luar wilayah
16
-
Pencatatan dan pelaporan yang kurang tertib
 Pemecahan Masalah
-
Sejak kehamilan muda (Trimester 1) Bidan/ kader melakukan komunikasi informasi
edukasi/KIE pada ibu hamil tentang masalah (faktor resiko) misalnya umur ibu 35
tahun atau lebih, tinggi badan ≤ 145 cm, ibu pernah melahirkan sesar, di sebut ibu
resiko tinggi atau resti.
-
Pemantauan ibu hamil yang ada di cakupan wilayah puskesmas pembantu
-
Pemantauan dan pencatatan pelaporan yang lebih tertip pada ibu hamil.
 INDIKATOR KINERJA PERAWAT
A. Desa Besowo
1. Hambatan
Kesenjangan yang terjadi untuk indikator kinerja perawat desa Besowo adalah sebagai
berikut :
a. Cakupan rumah sehat
b. Penemuan penderita diare
c. Angka bebas jentik
d. Penemuan penderita pneumonia pada bayi
Hal ini disebabkan karena kurangnya kesadaran warga tentang pentingya kesehatan dan
kurangnya pengetahuan warga dan partisipasi warga untuk dapat memanfaatkan fasilitas
kesehatan yang ada, selain banyak warga yang periksa kesehatan di luar wilayah dan
tidak lapor kepada petugas kesehatan di wilayahnya.
2. Pemecahan Masalah
1. Mengadakan pertemuan dan pembinaan kader posyandu setiap 3 bulan sehari
2. Memberikan penyuluhan kepada warga baik diposyandu balita, remaja maupun
posyandu lansia
3. Memberikan informasi kepada warga supaya berperan aktif dalam mewujudkan
kehidupan yang sehat.
4. Memberikan penyuluhan kepada warga supaya berperilaku hidup bersih dan sehat
5. Untuk petugas kesehatan akan aktif mencari informasi kepada petugas kesehatan
diluar wilayah.
1. Hambatan
17
Kesenjangan yang terjadi untuk indikator kinerja perawat poskesdes adalah sebagai
berikut :
a. Cakupan desa siaga aktif
b. Cakupan rumah sehat
c. Cakupan bayi 0-6bln yang mendapat asi eklusif
d. Penemuan penderita diare
e. Penemuan penderita TB paru
f. Angka bebas jentik
g. Penemuan penderita pneumonia pada bayi
Hal ini disebabkan karena kurangnya kesadaran warga tentang pentingya kesehatan dan
kurangnya pengetahuan warga dan partisipasi warga untuk dapat memanfaatkan fasilitas
kesehatan yang ada, selain banyak warga yang periksa kesehatan di luar wilayah dan
tidak lapor kepada petugas kesehatan di wilayahnya.
2. Pemecahan Masalah
1. Mengadakan pertemuan dan pembinaan kader posyandu setiap 3 bulan sehari
2. Memberikan penyuluhan kepada warga baik diposyandu balita, remaja maupun
posyandu lansia
3. Memberikan informasi kepada warga supaya berperan aktif dalam mewujudkan
kehidupan yang sehat.
4. Memberikan penyuluhan kepada warga supaya berperilaku hidup bersih dan sehat
5. Untuk petugas kesehatan akan aktif mencari informasi kepada petugas kesehatan
diluar wilayah.
18
BAB VI
HASIL PENILAIAN
A. FORMAT PENILAIAN DESA SIAGA AKTIF TAHUN 2019
B. TAHAPAN DESA SIAGA AKTIF TAHUN 2019
C. TINGKAT PERKEMBANGAN POSKESDES
D. TELAAH KEMANDIRIAN STRATA UKBM LAINNYA
19
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Terdapat kurangnya pencapaian baik pada program KIA maupun Kesehatan masyarakat
dan lingkungan dari hasil kinerja bidan puskesmas pembantu, hal ini disebabkan kurangnya
pengetahuan warga dan kader serta kurangnya peran aktif masyarakat tentang kesehatan.
2. Saran
-
Meningkatkan kinerja bidan dan perawat pustu dengan melakukan penyuluhan secara
intensif, melalui kegiatan masyarakat (organisasi PKK, kelompok pengajian, karang
taruna dll)
-
Mengupayakan hubungan dan peran serta dari perangkat desa, kader posyandu, tokoh
masyarakat untuk membantu meningkatkan cakupan pelayanan baik poksi bidan maupun
bukan poksi bidan.
-
Melaksanakan kerja sama dengan petugas kesehatan di luar wilayah guna meningkatkan
pencatatan dan pelaporan yang dapat pelayanan di desa lain.
-
Melaksanakan sistem evaluasi dan monitoring yang efektif dan efisien sehingga program
poksi bidan dapat berjalan dengan baik.
-
Melakukan pendataan ulang guna penetapan sasaran target pada tahun 2019 sehingga
tidak terjadi ketimpangan.
20
Demikian Laporan Profil Besowo Desa Siaga Aktif yang bisa kami buat sebagai tolak ukur
kinerja Poskesdes dan juga sebagai acuan kerja di Puskesmas Pembantu Besowo untuk
meningkatkan Kinerja .
Ketua POSKESDES Desa Besowo
Bidan Desa Besowo
Hadi Sutono
Yani Sriningdyah,SST
NIP. 19730613 1993002 2003
Mengetahui
Kepala Desa Besowo
Saepudin
21
BAB . VIII
LAMPIRAN
FORM KEGITAN P4K, KESLING
FOTO KEGIATAN
FOTO BUKU PENCATATAN/NOTULEN
DATA PENDUKUNG (CAPAIAN PROGRAM ),SK
22
Download