BAB I PENDAHULUAN I. LATAR BELAKANG Desa siaga merupakan strategi baru pembangunan kesehatan. Desa siaga lahir sebagai respon pemerintah terhadap masalah kesehatan di Indonesia yang tak kunjung selesai. Tingginya angka kematian ibu dan bayi, munculnya kembali berbagai penyakit lama seperti tuberkulosis paru, merebaknya berbagai penyakit baru yang bersifat pandemik seperti SARS, HIV/AIDS dan flu burung serta belum hilangnya penyakit endemis seperti diare dan demam berdarah merupakan masalah utama kesehatan di Indonesia. Bencana alam yang sering menimpa bangsa Indonesia seperti gunung meletus, tsunami, gempa bumi, banjir, tanah longsor dan kecelakaan massal menambah kompleksitas masalah kesehatan di Indonesia. Desa siaga merupakan salah satu bentuk reorientasi pelayanan kesehatan dari sebelumnya bersifat sentralistik dan top down menjadi lebih partisipatif dan bottom up. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 564/MENKES/SK/VI II/2006, tentang Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Desa siaga, desa siaga merupakan desa yang penduduknya memiliki kesiapan sumber daya dan kemampuan serta kemauan untuk mencegah dan mengatasi masalahmasalah kesehatan, bencana dan kegawatdaruratan kesehatan secara mandiri. Desa siaga adalah suatu konsep peran serta dan pemberdayaan masyarakat di tingkat desa, disertai dengan pengembangan kesiagaan dan kesiapan masyarakat untuk memelihara kesehatannya secara mandiri. Desa siaga aktif adalah bentuk pembangunan dari desa siaga yang telah dimulai sejak tahun 2016. Desa atau Kelurahan siaga aktif adalah desa atau kelurahan yang penduduknya dapat mengakses dengan mudah pelayanan kesehatan dasar yang memberikan pelayanan setiap hari melalui Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) atau sarana kesehatan yang ada di wilayah tersebut seperti Pusat Kesehatan Masyarakat Pembantu (Pustu), Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) atau sarana kesehatan lainnya, penduduk mengembangkan Usaha Kesehatan Berbasis Masarakat (UKBM) dan melaksanakan survailans berbasis masyarakat. (Kemenkes RI,2010). Desa yang dimaksud di sini dapat berarti kelurahan atau nagari atau istilah-istilah lain bagi kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah, yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asalusul dan adat-istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia (Depkes, 2007). Konsep desa siaga adalah membangun suatu sistem di suatu desa yang bertanggung jawab memelihara kesehatan masyarakat itu sendiri, di bawah bimbingan dan interaksi dengan seorang bidan dan 2 orang kader desa. Di samping itu, juga dilibatkan berbagai pengurus desa untuk mendorong peran serta masyarakat dalam program kesehatan seperti imunisasi dan posyandu (Depkes 2009). II. TUJUAN a. Secara Umum Tujuan pengembangan desa siaga adalah terwujudnya masyarakat desa yang sehat, peduli dan tanggap terhadap permasalahan kesehatan di wilayahnya. b. Secara Khusus 1. Meningkatnya peran serta masyarakat dalam Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat. 2. Meningkatnya kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat desa dalam Penanggulangan Bencana. 3. Meningkatnya keluarga yang sadar gizi dan melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat. 4. Meningkatnya kesehatan lingkungan di desa. 5. Meningkatnya peran serta masyarakat dalam gerakan Sayang Ibu 6. Meningkatnya peran serta masyarakat dalam Surveilans berbasis masyarakat III. PRINSIP PENGEMBANGAN DESA SIAGA a. Desa siaga adalah titik temu antara pelayanan kesehatan dan program kesehatan yang diselenggarakan oleh pemerintah dengan upaya masyarakat yang terorganisir. b. Desa siaga mengandung makna “kesiapan” dan “kesiagaan” Kesiagaan masyarakat dapat didorong dengan memberi informasi yang akurat dan cepat tentang situasi dan masalah-masalah yang mereka hadapi. c. Prinsip respons segera. Begitu masyarakat mengetahui adanya suatu masalah, mereka melalui desa siaga, akan melakukan langkah-langkah yang perlu dan apabila langkah tersebut tidak cukup, sistem kesehatan akan memberikan bantuan (termasuk pustu, puskesmas, Dinkes, dan RSUD). d. Desa siaga adalah “wadah” bagi masyarakat dan sistem pelayanan kesehatan untuk menyelenggarakan berbagai program kesehatan. Secara organisasi, koordinasi dan kontrol proses pengembangan desa siaga dilakukan oleh sebuah organisasi desa siaga. Organisasi desa siaga ini berada di tingkat desa/kelurahan dengan penanggung jawab umum kepala desa atau lurah. Sedangkan pengelola kegiatan harian desa siaga, bertugas melaksanakan kegiatan lapangan seperti pemetaan balita untuk penimbangan dan imunisasi, pemetaan ibu hamil, membantu tugas administrasi di poskesdes dan lain-lain. IV. KEGIATAN POKOK DESA SIAGA I. Surveilans dan pemetaan : Setiap ada masalah kesehatan di rumah tangga akan dicatat dalam kartu sehat keluarga. Selanjutnya, semua informasi tersebut akan direkapitulasi dalam sebuah peta desa (spasial) dan peta tersebut dipaparkan di poskesdes. II. Perencanaan partisipatif: Perencanaan partisipatif di laksanakan melal ui survei mawas diri (SMD) dan musyawarah masyarakat desa (MMD). Melalui SMD, desa siaga menentukan prioritas masalah. Selanjutnya, melalui MMD, desa siaga menentukan target dan kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai target tersebut. Selanjutnya melakukan penyusunan anggaran. III. Mobilisasi sumber daya masyarakat : Melalui forum desa siaga, masyarakat dihimbau memberikan kontribusi dana sesuai dengan kemampuannya. Dana yang terkumpul bisa dipergunakan sebagai tambahan biaya operasional poskesdes. Desa siaga juga bisa mengembangkan kegiatan peningkatan pendapatan, misalnya dengan koperasi desa. Mobilisasi sumber daya masyarakat sangat penting agar desa siaga berkelanjutan (sustainable). IV. Kegiatan khusus: Desa siaga dapat mengembangkan kegiatan khusus yang efektif mengatasi masalah kesehatan yang diprioritaskan. Dasar penentuan kegiatan tersebut adalah pedoman standar yang sudah ada untuk program tertentu, seperti malaria, TBC dan lain-lain. Dalam mengembangkan kegiatan khusus ini, pengurus desa siaga dibantu oleh fasilitator dan pihak puskesmas. V. Monitoring kinerja : Monitoring menggunakan peta rumah tangga sebagai bagian dari surveilans rutin. Setiap rumah tangga akan diberi Kartu Kesehatan Keluarga untuk diisi sesuai dengan keadaan dalam keluarga tersebut. Kemudian pengurus desa siaga atau kader secara berkala mengumpulkan data dari Kartu Kesehatan Keluarga untuk dimasukkan dalam peta desa. VI. Manajemen keuangan: Desa siaga akan mendapat dana hibah (block grant) setiap tahun dari DHS-2 guna mendukung kegiatannya. Besarnya sesuai dengan proposal yang diajukan dan proposal tersebut sebelumnya sudah direview oleh Dewan Kesehatan Desa, kepala desa, fasilitator dan Puskesmas. Untuk menjaga transparansi dan akuntabilitas, penggunaan dana tersebut harus dicatat dan dilaporkan sesuai dengan pedoman yang ada. BAB II DATA DASAR DESA BESOWO A. DATA UMUM 1. Geografi Batas Wilayah Sebelah Utara : Kecamatan Bancar Sebelah Selatan : Desa Bader Sebelah Barat : Desa Ketodan Sebelah Timur : Desa Kedung makam Jarak Desa Besowo ke saranan kesehatan Puskesmas Pembantu : 0 km Puskesmas : 5 km Rumah Sakit : 60 km 2. Demografi Jumlah Penduduk : 3083 orang Jumlah Laki – Laki : 1561 orang Jumlah Perempuan : 1522 orang Jumlah KK : 950 KK Agama Islam : 3083 orang Agama Kristen : - Agama Budha : - 3. Mata Pencaharian PNS : 23 orang Belum / Tidak Bekerja : 484 orang Wiraswasta : 457 orang Karyawan Swasta : 47 orang Karyawan BUMN : 9 orang Karyawan Honorer : 1 orang Pedagang : 36 orang Petani/Pekebun : 1370 orang Peternak : 10 orang Sopir : 6 orang Pensiunan : 9 orang Mengurus Rumah Tangga : 176 orang Pelajar /Mahasiswa : 400 orang Nelayan : 1 orang Buruh harian lepas : 1 orang Transportasi : 2 orang Tukang kayu : 1 orang Mekanik : 1 orang Dosen : 1 orang Guru : 18 orang Bidan : 1 orang Perawat : 1 orang Pedagang : 14 orang Perangkat Desa : 14 orang Lainnya : 2 orang 4. Tingkat Pendidikan Tidak / Belum Sekolah : 632 orang Belum tamat SD/Sederajat : 341 orang Tamat SD / Sederajat : 1367 orang Tamat SMP / Sederajat : 435 orang Tamat SMA / Sederajat : 219 orang Diploma I/II : 4 orang Akademi/ D III / S. Muda : 22 orang D IV / Strata I : 4 orang S1 : 61 orang S2 : 2 orang 5. Aparat Pemerintah Desa Besowo Kepala Desa : Syaifudin Sekretaris Desa : Winda Wahyu Saputra Bendahara Desa : Rasmuin Kaur Umum : Sudadi Kaur Agama : Arip Suparman Kaur Pemerintahan : Kepala Dusun : (Tamadji,Sindu Firmanto ) SUB PPKBD : Samini RT / RW : BPD : 7 Tokoh Masyarakat : 12 orang Sajidin 19 RT/4 RW Organisasi sosial masyarakat : - Karang Taruna : 1 (Aktif) - Kelompok PKK : 1 (Aktif) - Majelis Taklim : 1 (Aktif ) - Majelis Masjid : 1 (Aktif) - Remaja Masjid : 1 (Aktif) Sarana prasana pendidikan - TK : 2 - PAUD : 2 - SD / MI : 1 /1 - SMP : 1 Saranan ibadah - Masjid : 1 - Mushola : 19 Alat transportasi : Sepeda, Sepeda Motor, Kendaraan Roda empat Sarana Jalan : Aspal (APBD) dan Aspal (Pusat) B. DATA KHUSUS CAKUPAN PROGRAM KESEHATAN DESA BESOWO 1. Sasaran KIA Tahun 2018 - Bayi : 38 - Balita : 153 - Apras : 36 - Bumil : 40 - Bulin : 39 - Bufas : 39 2. Sasaran KB Tahun 2018 Pus : 543 3. Sarana UKBM - Poskesdes : 1 - Posyandu Balita : 3 - Posyandu Lansia : 2 - Posyandu Remaja : 1 - Pospindu PTM : 1 - Penyehat tradisional : 11 - Taman Posyandu :1 - BKB : 1 - BKR :1 - Kampung KB :1 4. Kader Posyandu - Kader Posyandu Balita : 15 - Kader posyandu lansia : 6 - Kader Posyandu Remaja : 14 - Kader Posbindu PTM - PPKBD / Sub PPKBD : 1/3 - Kader Desa Siaga : 18 : 6 BAB III JENIS KEGIATAN DAN HASIL KEGIATAN DESA BESOWO TAHUN 2018 A. Desa Besowo 1. Target Dan Hasil Cakupat Program KIA Desa Besowo No Kegiatan I Pelayanan Kesehatan Ibu SPM Hasil Pencapaian (%) 100 115,9 +15,9 90 90,90 +0,9 2. DRT ibu hamil untuk masyarakat - 10 +10 3. DRT ibu hamil utuk NAKES - 22,2 +22,2 4. Komplikasi kebidanan yang ditangani 80 88,8 +8,8 5. Pertolongan persalinan NAKES 97 71,4 -25,6 6. Persalinan NAKES di FASKES 97 71,4 -25,6 7. Pelayanan NIFAS Paripurna 97 76,1 -20,9 1. KN1 Murni 98 75 -23 2. KN dan Lengkap 96 75 -21 3. Neo Resti / Komplikasi ditangani 80 71,4 -8,6 4. Kunjungan Bayi Paripurna 97 91 -6 1. DDTK Abal Paripurna 85 98,20 +13,2 2. DDTK Apras Paripurna 81 80,7 -0,3 1. Pelayanan kesehatan ibu hamil a. K1 b. K4 II III Kesenjangan (%) Pelayanan Kesehatan Anak Pelayanan Kesehatan Abal dan Apras Jumlah kematian bayi 0-7 hari - Ibu hamil / bersalin / nifas - Bayi 0-7 - Balita - 2. Upaya Pelayanan Keluarga Berencana No Kegiatan 1. Cakupan peserta KB Aktif SPM Hasil Pencapaian (%) (%) 71 80,18 Kesenjangan +9,18 3.Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat No Kegiatan 1. Cakupan desa siaga aktif SPM Hasil Pencapaian (%) (%) Purnama Purnama Kesenjangan 2 Cakupan Rumah Tangga sehat 56 55,04 -25,6 3 Cakupan penyuluhan pada kelompok 24 x 24 x 4 Cakupan Posyandu 72 100 +28 5 Cakupan Rumah Sehat 73 56,95 -16,05 SPM Hasil Pencapaian (%) (%) 100 100 SPM Hasil Pencapaian (%) (%) 97 44 -53 97 101 +4 91,5 103 +11,5 4. Upaya Pelayanan Kesehatan Anak No Kegiatan 1. Cakupan jaringan siswa – siswi SD Kesenjangan 5. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat No 1. 2. 3 Kegiatan Cakupan pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi pada bayi (6-11 bulan) Cakupan pemberian kapsil vitamin A dosis tinggi pada balita 2 x setahun Cakupan pemberian tablet besi (fe) pada ibu hamil Cakupan 4 pemberian Kesenjangan makanan pendamping ASI pada usia 6-24 bulan 66,7 67,01 yang BGM 5 Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan 100 100 2 6 Kasus balita gizi buruk <1 7 Cakupan penimbangan D/S 88 +2 6. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular No 1. 2. SPM Hasil Pencapaian (%) (%) 92,5 92,50 +2,06 Imunisasi dasar lengkap pada bayi usia 92,5 94,56 +2,06 Kegiatan Cakupan desa / kelurahan (Universitas Child Imunization) UCI Kesenjangan < 1 tahun Cakupan desa / kelurahan mengalami 3. KLB yang dilakukan penyelidihan 100 epidomologi < 24 jam 4. Penemuan penderita diare 100 80 -20 5. Penemuan penderita pneumonia balita 85 0 -85 6. Penemuan penderita TB paru 100 120 +20 7. Penemuan penderita kusta baru 80 0 -80 8. Penemuan kasus penderita DBD 100 9. Angka bebas jentik 100 82,25 -17,75 SPM Hasil Pencapaian (%) (%) 25 25,15 SPM Hasil (%) Pencapaian (%) 80 76,02 7. Upaya Pengobatan Dasar No Kegiatan 1. Jumlah kunjungan kasus Kesenjangan -0,15 8. Keperawatan Kesehatan Masyarakat No Kegiatan 1. Keluarga rawan yang di bina Kesenjangan -3,98 1. Target Dan Hasil Cakupan Program KIA sampai dengan Agustus 2019 No Kegiatan Target Capaian SPM sampai bl sampai (%) juli 2019 juli 2019 bl Kesenjangan (%) I Pelayanan Kesehatan Ibu 1. Pelayanan kesehatan ibu hamil a. K1 100 70 65,1 -4,9 b. K4 100 70 56 -14 2. Komplikasi kebidanan yang ditangani 80 46,6 3. Pertolongan persalinan NAKES 100 70 4. Pelayanan NIFAS Paripurna 97 56,5 1. KN1 Murni 100 70 80 2. KN dan Lengkap 100 70 71 3. Neo Resti / Komplikasi ditangani 80 46,6 16,6 4. Kunjungan Bayi Paripurna 97 56,5 44,7 1. DDTK Abal Paripurna 83 48,4 60 2. DDTK Apras Paripurna 82 47,8 38,2 5. Jumlah Kematian Ibu II III 33,3 70,3 -13,3 65,8 0 Pelayanan Kesehatan Anak Pelayanan Kesehatan Abal dan Apras Jumlah kematian bayi 0-7 hari - Ibu hamil / bersalin / nifas - Bayi 0-7 - Balita - 2. Upaya Pelayanan Keluarga Berencana No 1. SPM Kegiatan (%) Cakupan peserta KB Aktif 70 Target dbl s Capaian juli dbl juli (%) s Kesenjangan (%) 40 70 3.Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat SPM Hasil Pencapaian (%) (%) No Kegiatan 1. Cakupan desa siaga aktif Purnama Madya 2 Cakupan Rumah Tangga sehat 56 41,7 Kesenjangan 14,3 3 Cakupan penyuluhan pada kelompok 24 x 30 x +6 4 Cakupan Posyandu Puri 72 100 +48 5 Cakupan Rumah Sehat 73 65,85 -7,15 SPM Target sd (%) (%) 100 70 SPM Target sd (%) (%) 4. Upaya Pelayanan Kesehatan Anak No Kegiatan 1. Cakupan jaringan siswa – siswi SD juli Capaian sd juljuli Kesenjangan 5. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat No 1. 2. 3 Kegiatan Cakupan pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi pada bayi (6-11 bulan) Cakupan pemberian kapsil vitamin A dosis tinggi pada balita 2 x setahun Cakupan pemberian tablet besi (fe) pada ibu hamil Cakupan 4 pemberian 97 97 91,5 makanan juli Capaian juljuli 56,5 56,5 53,3 sd Kesenjangan 89 +6 106 -1, 65,1 +3 38,9 pendamping ASI pada usia 6-24 bulan 66,7 -3 yang BGM 5 Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan 100 6 Kasus balita gizi buruk <1 7 Cakupan penimbangan D/S 88 100 51,3 100 - 0,9 - 98,3 -1 6. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular No 1. 2 SPM Kegiatan Cakupan (%) desa / kelurahan UCI (Universitas Child Imunization) Imunisasi dasar lengkap pada bayi usia < 1 tahun 92,5 92,5 Cakupan desa / kelurahan mengalami 3 KLB yang dilakukan Target sd Hasil juli capaian s Kesenjangan (%) dbl juli (%) 53 53 70 penyelidihan 100 epidomologi < 24 jam 4. Penemuan penderita diare 100 70 34 5. Penemuan penderita pneumonia balita 85 49,5 6. Penemuan penderita TB paru 100 70 76 7. Penemuan penderita kusta baru 80 46,6 0 8. Penemuan kasus penderita DBD 100 70 0 000 36 9. Angka bebas jentik 100 70 68 SPM Target sd juli Hasil (%) (%) dbl juli (%) 7. Upaya Pengobatan Dasar No Kegiatan 1. Jumlah kunjungan kasus capaian 25 8. Keperawatan Kesehatan Masyarakat No 1. Kegiatan Keluarga rawan yang di bina SPM (%) 80 Target sd juli (%) Hasil capaian sd juli (%) Kesenjangan s Kesenjangan BAB IV INOVASI KEGIATAN MENGUBAH SAMPAH MENJADI RUPIAH penunjang peningkatan perekonomian masyarakat Desa Besowo . . RINGKASAN Desa Besowo terletak dikecamatan Jatirogo Kabupaten Tuban Provinsi Jawa Timur, dengan luas wilayah 817,10 Ha dan jumlh penduduk 3085 jiwa. Mata pencaharian warga desa Besowo adalah petani, pedagang, buruh dan PNS. Salah satu potensi yang dimiliki Desa Besowo adalah adanya Bank Sampah Pemuda Gemar, yang didirikan Karang Taruna Gemar Desa Besowo Kec. Jatirogo Kab. Tuban, yang didukung sepenuhnya oleh Pemerintah Desa Besowo dan seluruh warga Desa Besowo. Karean selain menjaga lingkungan desa menjadi bersih dan nyaman, Bank Sampah juga sebagai LATAR BALAKANG Sampah merupakan salah satu masalah sosial di Indonesia, khususnya di Desa Besowo Kecamatan Jatirogo Kabupaten Tuban. Selama kegiatan manusia masih berlangsung sampah akan tetap muncul setiap harinya, hal inipun masih berlaku dirumah. Dengan adanya peningkatan timbuanan sampah perhari, maka akan muncul masalah sampah. Selain itu masyarakat Desa Besowo belum banyak yang mengetahui bagaimana mengelola sampah dan memanfaatkan sampah, sampah masih dianggap sebagai barang yang tidak berguna. Maka dari itu untuk mengurangi jumlah tumpuan sampah dan membantu pengelolaan sampah dengan system perbankan maka didirikanlah Bank Sampah Pemuda Gemar yang digalangi oleh Karang Taruna Gemar Desa Besowo, yang selain bisa menjadikan lingkungan bersih, juga bisa menambah penghasilan masyarakat Desa Besowo melalui transaksi jual beli sampah di Bank Sampah, yang pastinya berdampak pada lingkungan dan perekonomian. INOVASI Dari sampah barang bekas yang terbuang percuma bisa kita tukar menjadi rupiah, selain menjadikan lingkungan bersih, bisa meningkatkan perekonomian masyarakat Desa Besowo. PROSES Program Kerja Karang Taruna Gemar Desa Besowo tahun 2018 Sosialisasi oleh Karang Taruna kepada Masyarakat dan dibantu Pemerintah Desa Besowo tentang Bank Sampah dan pentingnya kebersihan lingkungan yang menghadirkan narasumber Pembentukan Pengurus Bank Sampah Mendapatkan bantuan 1 unit Tosa dari Pemerintah Desa Besowo untuk alat transportasi pengambilan sampah yang ditabung di Bank sampah Pemuda Gemar, dilakukan satu minggu 3 kali pengambilan yang kemudian disortir dan di pilah sesuai bahan sampah di Gudang Bank Sampag Pemuda Gemar. Hasil penyortiran dijual kepada pengepul dua kali dalam satu bulan. HASIL Lingkungan menjadi bersih Peningkatan ekonomi masyarakat desa Besowo Penambahan tenaga kerja lokal, sehingga dapat mengurangi pengangguran. PEMBELAJARAN Pengolahan sampah dengan menggunakan system perbankan. Peningkatn kesadaran masyarakat Desa Besowo akan manfaat sampah dan tetang kebersihan lingkungan Timbulnya kesadaran masyarakat untuk terus berinovasi dalam upaya peningkatan ekonomi dan pemberdayaan masyarakat. REKOMENDASI Pengadaan mesin penggiling plastic Pengadaan lahan yang lebih luas untuk pengolahan sampah Alat pengubah sampah menjadi pupuk. KONTAK INFORMASI Saipudin ( KADES ) No.WA (085336326931) Winda Wahyu Saputra (SEKDES) No. WA (085769696969) Sri Lestari ( Karang Taruna) No. WA (085330061842) BAB V PERMASALAHAN DAN UPAYA PEMECAHAN MASALAH INDIKATOR KINERJA BIDAN DESA BESOWO A. Desa Besowo 1. Hambatan pada indikator Neo Resti / Komplikasi ditangani - Cakupan Neo Resti / Komplikasi ditangani masih rendah - Semua Neo Resti / Komplikasi yang ada sudah ditangani, tidak ditemukan Neo Resti Komplikasi Pemecahan Masalah - Pendampingan Neo Resti / Komplikasi Oleh Kader - Evaluasi pencatatan dan Pelaporan1 2. Hambatan pada indiaktor DDTK Abal Paripurna - Cakupan pelaksanaan DDTK balita rendah - Kurangnya kunjungan di posyandu setelah anak usia lebih dari 1 tahun - Kurangnya peran orang tua untuk memeriksakan perkembangan dan pertumbuhan anaknya kepetugas kesehatan/ pelayanan kesehatan. - Pengetahuan orang tua yang masih rendah mengenai DDTK balita Pemecahan Masalah - Memonitoring kegiatan DDTK pada balita, mengisi register kohort dan laporan kesehatan anak balita untuk memonitoring kegiatan DDTK balita, dengan adanya data dalam registrasi kohort maka setiap puskesmas dapat membuat rencana kerja bulanan untuk menjangkau dan memberikan pelayanan DDTK balita pada seluruh sasaran. - Melakukan penyuluhan /KIE pada orang tua tentang pentingnya DDTK pada anak setelah usia > 1 tahun. - Melakukan penyuluhan /KIE pada orang tua tentang pentingnya Deteksi Dini Tumbuh Kembang pada anak balita kepetugas kesehatan atau pelayanan kesehatan setempat. - Petugas puskesmas perlu melakukan pelatihan dan bimbingan terhadap kader, orang tua (kelas ibu balita), tentang pentingnya pemeriksaan DDTK pada anak balita. 3. Hambatan pada indikator DRT Ibu hamil untuk masyarakat Kesenjangan yang terjadi adalah sebagai berikut : - Terlambat mengenali tanda bahaya resiko tinggi - Adanya ibu hamil resiko tinggi yang periksa ke luar wilayah 16 - Pencatatan dan pelaporan yang kurang tertib Pemecahan Masalah - Sejak kehamilan muda (Trimester 1) Bidan/ kader melakukan komunikasi informasi edukasi/KIE pada ibu hamil tentang masalah (faktor resiko) misalnya umur ibu 35 tahun atau lebih, tinggi badan ≤ 145 cm, ibu pernah melahirkan sesar, di sebut ibu resiko tinggi atau resti. - Pemantauan ibu hamil yang ada di cakupan wilayah puskesmas pembantu - Pemantauan dan pencatatan pelaporan yang lebih tertip pada ibu hamil. INDIKATOR KINERJA PERAWAT A. Desa Besowo 1. Hambatan Kesenjangan yang terjadi untuk indikator kinerja perawat desa Besowo adalah sebagai berikut : a. Cakupan rumah sehat b. Penemuan penderita diare c. Angka bebas jentik d. Penemuan penderita pneumonia pada bayi Hal ini disebabkan karena kurangnya kesadaran warga tentang pentingya kesehatan dan kurangnya pengetahuan warga dan partisipasi warga untuk dapat memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada, selain banyak warga yang periksa kesehatan di luar wilayah dan tidak lapor kepada petugas kesehatan di wilayahnya. 2. Pemecahan Masalah 1. Mengadakan pertemuan dan pembinaan kader posyandu setiap 3 bulan sehari 2. Memberikan penyuluhan kepada warga baik diposyandu balita, remaja maupun posyandu lansia 3. Memberikan informasi kepada warga supaya berperan aktif dalam mewujudkan kehidupan yang sehat. 4. Memberikan penyuluhan kepada warga supaya berperilaku hidup bersih dan sehat 5. Untuk petugas kesehatan akan aktif mencari informasi kepada petugas kesehatan diluar wilayah. 1. Hambatan 17 Kesenjangan yang terjadi untuk indikator kinerja perawat poskesdes adalah sebagai berikut : a. Cakupan desa siaga aktif b. Cakupan rumah sehat c. Cakupan bayi 0-6bln yang mendapat asi eklusif d. Penemuan penderita diare e. Penemuan penderita TB paru f. Angka bebas jentik g. Penemuan penderita pneumonia pada bayi Hal ini disebabkan karena kurangnya kesadaran warga tentang pentingya kesehatan dan kurangnya pengetahuan warga dan partisipasi warga untuk dapat memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada, selain banyak warga yang periksa kesehatan di luar wilayah dan tidak lapor kepada petugas kesehatan di wilayahnya. 2. Pemecahan Masalah 1. Mengadakan pertemuan dan pembinaan kader posyandu setiap 3 bulan sehari 2. Memberikan penyuluhan kepada warga baik diposyandu balita, remaja maupun posyandu lansia 3. Memberikan informasi kepada warga supaya berperan aktif dalam mewujudkan kehidupan yang sehat. 4. Memberikan penyuluhan kepada warga supaya berperilaku hidup bersih dan sehat 5. Untuk petugas kesehatan akan aktif mencari informasi kepada petugas kesehatan diluar wilayah. 18 BAB VI HASIL PENILAIAN A. FORMAT PENILAIAN DESA SIAGA AKTIF TAHUN 2019 B. TAHAPAN DESA SIAGA AKTIF TAHUN 2019 C. TINGKAT PERKEMBANGAN POSKESDES D. TELAAH KEMANDIRIAN STRATA UKBM LAINNYA 19 BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan Terdapat kurangnya pencapaian baik pada program KIA maupun Kesehatan masyarakat dan lingkungan dari hasil kinerja bidan puskesmas pembantu, hal ini disebabkan kurangnya pengetahuan warga dan kader serta kurangnya peran aktif masyarakat tentang kesehatan. 2. Saran - Meningkatkan kinerja bidan dan perawat pustu dengan melakukan penyuluhan secara intensif, melalui kegiatan masyarakat (organisasi PKK, kelompok pengajian, karang taruna dll) - Mengupayakan hubungan dan peran serta dari perangkat desa, kader posyandu, tokoh masyarakat untuk membantu meningkatkan cakupan pelayanan baik poksi bidan maupun bukan poksi bidan. - Melaksanakan kerja sama dengan petugas kesehatan di luar wilayah guna meningkatkan pencatatan dan pelaporan yang dapat pelayanan di desa lain. - Melaksanakan sistem evaluasi dan monitoring yang efektif dan efisien sehingga program poksi bidan dapat berjalan dengan baik. - Melakukan pendataan ulang guna penetapan sasaran target pada tahun 2019 sehingga tidak terjadi ketimpangan. 20 Demikian Laporan Profil Besowo Desa Siaga Aktif yang bisa kami buat sebagai tolak ukur kinerja Poskesdes dan juga sebagai acuan kerja di Puskesmas Pembantu Besowo untuk meningkatkan Kinerja . Ketua POSKESDES Desa Besowo Bidan Desa Besowo Hadi Sutono Yani Sriningdyah,SST NIP. 19730613 1993002 2003 Mengetahui Kepala Desa Besowo Saepudin 21 BAB . VIII LAMPIRAN FORM KEGITAN P4K, KESLING FOTO KEGIATAN FOTO BUKU PENCATATAN/NOTULEN DATA PENDUKUNG (CAPAIAN PROGRAM ),SK 22