Studi Kelayakan Terminal Khusus BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pelabuhan berperan sebagai pintu gerbang dari suatu negara atau daerah sebagaimana halnya dengan pelabuhan udara. Konsep pelabuhan sebagai pintu gerbang dilatarbelakangi dengan pendekatan peraturan dan prosedur yang harus diikuti oleh setiap kapal yang menyinggahi suatu pelabuhan, terutama bagi kapal asing. Dalam perkembangan selanjutnya pelabuhan mempunyai peranan yang dinamis, yaitu sebagai suatu sistem jasa dan jaringan transportasi yang kompleks. Pelabuhan adalah suatu unit industri tersendiri. Pelabuhan dapat mendorong bagi pertumbuhan dan perkembangan perdagangan, pelayaran, pembangunan dan arus penumpang dan barang dagangan, bahkan industri dasar dan industri lainnya. Pelabuhan dipandang sebagai salah satu mata rantai transportasi pulau dari tempat asal barang sampai ke tempat tujuan. Dalam fungsi link, pelabuhan sering dipandang sebagai mata rantai yang lemah dan dengan sendirinya akan mempengaruhi atau menentukan kekuatan seluruh mata rantai. Selain itu pelabuhan berperan sebagai penyediaan berbagai fasilitas dan pelayanan jasa yang dibutuhkan untuk memindahkan barang dari kapal yang satu ke kapal yang lainnya dalam arti transhipment. Fasilitas-fasiltas pelabuhan tersebut antara lain berupa infrastruktur seperti alur pelayaran, kolam pelabuhan, dermaga dan jalan raya, juga terdapat fasilitas infrastruktur berupa gudang, storage tank, jaringan pipa untuk bunker air dan minyak. PT. Oti Eya Abadi adalah perusahaan yang bergerak dibidang pertambangan bahan galian mineral logam (nikel), yang memegang Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi (IUP-OP) yang berlokasi di Kecamatan Bahodopi Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah, yaitu berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Sulawesi Tengah : 540/364/IUP_OP/DMPTSP/2018 Tentang Persetujuan Peningkatan Izin Usaha Pertambangan Eksplorasi Mineral Logam PT. OTI EYA ABADI 1 Studi Kelayakan Terminal Khusus Menjadi Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi Mineral Logam Pt. Oti Eya Abadi pada tanggal 15 Mei 2018 seluas 3.339,2 Ha. Untuk menunjang kegiatan pertambangan bahan galian bijih nikel tersebut membutuhkan fasilitas sarana pelabuhan yang memadai untuk menjamin kelancaran hasil produksi bijih nikel agar bisa sampai pada sasaran pemasaran secara tepat waktu dan efisien. Berbeda dengan pelabuhan umum yang diselenggarakan untuk kepentingan masyarakat umum, terminal khusus adalah pelabuhan yang dikelola untuk kepentingan sendiri guna kegiatan tertentu. Kepentingan sendiri maksudnya adalah terbatas pada kegiatan lalu lintas kapal atau naik turun penumpang atau bongkar muat barang berupa bahan baku, hasil produksi sesuai dengan jenis usaha pokoknya. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 61 tahun 2010 tentang kepelabuhanan dan Keputusan Menteri Perhubungan No.PM 20 Tahun 2017 Tentang Terminal Khusus dan Terminal untuk Kepentingan Sendiri, harus mendapat legalitas berupa persetujuan penetapan lokasi, izin pembangunan dan pengoperasian pelabuhan khusus diselesaikan secara bertahap. Guna kepastian hukum, kepastian usaha dan tertib administrasi, PT. Oti Eya Abadi mengajukan persetujuan izin penetapan lokasi terminal khusus yang ditetapkan oleh Menteri Perhubungan. 1.2 Maksud dan Tujuan Maksud pembuatan studi kelayakan terminal khusus adalah untuk mendapatkan informasi awal mengenai lokasi terminal, fasilitas yang ada, kegiatan terminal, kondisi lingkungan, potensi daerah hinterland, dan rencana pengembangan. Serta memberikan gambaran potensi daerah dan manfaat pembangunan fasilitas terminal khusus.Sedangkan tujuan dari pekerjaan ini adalah : 1. Layak tidaknya lokasi tersebut untuk dibangun dan dikembangkan bila ditinjau dari aspek teknis, operasional, keselamatan pelayaran, social, ekonomi dan manfaat. PT. OTI EYA ABADI 2 Studi Kelayakan Terminal Khusus 2. Gambaran lokasi terminal (perairan, back up area, akses jalan) berupa gambar informasi berskala dan gambaran manfaat terminal khusus. 3. Usulan/saran pembangunan terminal khusus (dilengkapi dengan fasilitas terminal khusus yang dibutuhkan) 1.3 Ruang Lingkup Pekerjaan Ruang lingkup pekerjaan studi kelayakan ini meliputi, antara lain: • Survey di sekitar lokasi terminal khusus • Penentuan lokasi terminal khusus • Rekomendasi jenis terminal khusus 1.4 Lokasi Pekerjaan Secara administratif lokasi terminal khusus terletak dalam wilayah Desa Siumbatu, Kecamatan Bahodopi, Kabupaten Morowali, Provinsi Sulawesi Tengah. Secara geografis lokasi terminal khusus terletak pada table berikut; Tabel 1.1. Koordinat Terminal Khusus PT. Oti Eya Abadi NO DEGREE MIN SEC DEGREE MIN SEC 1 122 3 48,5 2 45 43 2 122 3 48,8 2 45 43,6 3 122 3 53,4 2 45 41,4 4 122 3 53,6 2 45 41,8 5 122 3 54,5 2 45 41,4 6 122 3 53,6 2 45 40 7 122 3 52,8 2 45 40,4 8 122 3 53 2 45 40,8 PT. OTI EYA ABADI 3 Studi Kelayakan Terminal Khusus Gambar 1.1. Peta Lokasi Terminal Khusus PT. Oti Eya Abadi PT. OTI EYA ABADI 4 Studi Kelayakan Terminal Khusus BAB II ASPEK HUKUM 2.1. Identitas Perusahaan PT. Oti Eya Abadi adalah perusahaan yang bergerak dibidang pertambangan bahan galian bijih nikel, dengan keterangan sebagai berikut. Nama Perusahaan : PT. Oti Eya Abadi Nama Direktur : Ahmad H. Ali Alamat : Jl. Chairil Anwar No.23, RT. 012. RW.003, Kel. Basusu Tengah, Kecamatan Palu Timur, Palu Status Permodalan :- 2.2. Perizinan Usaha PT. Oti Eya Abadi memiliki 1 (Satu) izin usaha pokok yaitu berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Sulawesi Tengah : 540/364/IUP_OP/DMPTSP/2018 Tentang Persetujuan Peningkatan Izin Usaha Pertambangan Eksplorasi Mineral Logam Menjadi Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi Mineral Logam Pt. Oti Eya Abadi pada tanggal 15 Meu 2018 seluas 3.339,2 Ha dengan keterangan sebagai berikut : Komoditas : Mineral Logam (bijih nikel) Tanggal : 15 Meu 2018 Luas : 3.339,2 Ha Jangka Waktu Berlaku : 5 Tahun Desa : Siumbatu Kecamatan : Bahodopi Kabupaten : Morowali Provinsi : Sulawesi Tengah PT. OTI EYA ABADI 5 Studi Kelayakan Terminal Khusus 2.3. Rekomendasi 1. Rekomendasi izin Penetapan Lokasi Terminal Khusus PT. Oti Eya Abadi dari Bupati Morowali, Nomor : 848/297/BUP-DISHUB/V/2019. (terlampir). 2. Rekomendasi Penetapan Lokasi Pembangunan Terminal Khusus PT. Oti Eya Abadi oleh Dinas Perhubungan Daerah Nomor : 552/108DISHUB/V/2019. (terlampir). 3. Rekomendasi RTRWK Nomor : 659/162/Rek RTRWK/DPUPRD/V/2019. (terlampir). 2.4. Dasar Hukum a. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 61 tahun 2009 tentang Kepelabuhan b. Keputusan Menteri Perhubungan No. KM 53 tahun 2002 tentang Tatanan Kepelabuhan Nasional c. Keputusan Menteri Perhubungan No. KM 55 tahun 2002 tentang Pengelolaan Pelabuhan Khusus d. Keputusan Menteri Perhubungan No. KM 63 tahun 2002 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Pelabuhan e. Keputusan Menteri Perhubungan No. PM 53 tahun 2011 tentang Pemanduan f. Keputusan Menteri Perhubungan No. KM 7 tahun 2005 tentang Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP). g. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 20 Tahun 2017 tentang Terminal Khusus dan Terminal untuk kepentingan sendiri. PT. OTI EYA ABADI 6 Studi Kelayakan Terminal Khusus BAB III ASPEK TEKNIS 3.1. Kapasitas Produksi PT. Oti Eya Abadi Kapasitas produksi bijih nikel PT. Oti Eya Abadi adalah jumlah aliran produksi bijih nikel dari lokasi tambang milik PT. Oti Eya Abadi ke terminal khusus.keseluruhan produksi bijih nikel tersebut dimuat ke atas dump truck dan selanjutnya ditumpahkan ke dalam tongkang. Tongkang kemudian ditarik dengan tug boat menuju kapal dan dengan menggunakan crane, biji nikel secara berangsurangsur dimuat ke atas kapal untuk dieksport atau tongkang tersebut langsung menuju ke industri pengolahan dan pemurnian mineral (smelter). Bagan alir dari transportasi bijih nikel dari lokasi pertambangan sampai ke Terminal khusus dapat dilihat pada Gambar 3.1. Gambar 3.1. Aliran Produksi Bijih Nikel PT. Oti Eya Abadi PT. Oti Eya Abadi rencana akan berproduksi bijih nikel sebesar 1.200000 MT per Tahun atau rata-rata per bulannya 100.000 MT. Dan umur tambangnya 10 tahun sehingga rencana penggunaan terminal khusus juga selama 10 tahun. 3.2. Dimensi dan Elevasi Dermaga Panjang Dermaga : 180 Meter Lebar Dermaga : 51 Meter Elevasi Lantai Dermaga : + 3 Meter Elevasi Dasar Laut : - 1 Meter PT. OTI EYA ABADI 7 Studi Kelayakan Terminal Khusus 3.3. Data Kapal Terminal Khusus PT. Oti Eya Abadi rencananya akan digunakan untuk bersandarnya kapal tongkang/barge 180-300 feet yang berkapasitas 2.000-8.000 MT. Gambar 3.2. Dimensi Tongkang 300 feet yang berkapasitas 8.000 MT Tabel 3.1. Dimensi Kapal yang berkunjung di Terminal Khusus PT. Oti Eya Abadi Kelas Length Overall (LOA) Breadth Depth Max Draf DWT ABS,AL,Barge 91.54 Meter 24.50 Meter 5,79 Meter 4.77 Meter 3172 Ton 3.4. Arus Kunjungan Kapal Berdasarkan kapasitas produksi penambangan bijih nikel PT. Oti Eya Abadi, sebesar 1.200.000 ton per tahun dan diasumsikan kapasitas rata-rata kapal tongkang sebesar 2.000-8.000 MT, maka arus kunjungan kapal seperti tercantum pada tabel 3.2. PT. OTI EYA ABADI 8 Studi Kelayakan Terminal Khusus Tabel 3.2. Arus Kunjungan Kapal di Terminal Khusus PT. Oti Eya Abadi Tahun Produksi Nikel (Ton) 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 Kapasitas Efektif Brage (Ton) 2.000-8.000 2.000-8.000 2.000-8.000 2.000-8.000 2.000-8.000 2.000-8.000 2.000-8.000 2.000-8.000 2.000-8.000 2.000-8.000 Kunjungan Kapal (Per Tahubn) Kunjungan Kapal (Per Hari) 150 150 150 150 150 150 150 150 150 150 0,41 0,41 0,41 0,41 0,41 0,41 0,41 0,41 0,41 0,41 3.5. Peralatan Penunjang Untuk menunjang rencana produksi bijih nikel sebesar 1.200.000 ton per tahun maka dibutuhkan rencana peralatan sebagai berikut : Tabel 3.3. Daftar Peralatan Penunjang No 1 2 3 4 5 6 7 8 Jenis Peralatan Dump Truck Excavator Bulldozer Motor Grader Vibro Compactor Water Truck Fuel Truck Light ing Plant Total Jumlah (unit) 82 11 9 2 3 3 2 4 116 3.6. Tipe Dermaga Dermaga yang akan dibangun oleh PT. Oti Eya Abadi adalah tipe dermaga Wharf atau Quay, yaitu dermaga yang paralel dengan pantai dan biasanya berimpit dengan garis pantai atau agak menjorok ke sungai. Wharf dibangun apabila garis kedalaman sungai hampir merata dan sejajar dengan garis pantai. Wharf biasanya digunakan untuk pelabuhan barang potongan atau peti kemas di mana dibutuhkan PT. OTI EYA ABADI 9 Studi Kelayakan Terminal Khusus suatu halaman terbuka yang cukup luas untuk menjamin kelancaran angkutan barang. Pemilihan tipe dermaga wharf ini disesuaikan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi tipe struktur dermaga adalah sebagai berikut : 1. Tinjauan topografi Pada perairan yang dangkal hingga dalam yang berada tidak jauh dari darat, penggunaan wharf menjadi lebih ekonomis karena tidak diperlukan pengerukan yang besar. 2. Jenis Kapal yang dilayani Dermaga yang melayani kapal barang curah (tongkang) mempunyai konstruksi yang ringan dibandingkan dengan dermaga potongan (general cargo), karena dermaga tersebut tidak memerlukan peralatan bongkar muat yang besar (crane), jalan kereta api, gudang, dan lain-lain. Untuk melayani kapal tersebut, penggunaan dermaga wharf akan lebih ekonomis. 3. Daya dukung tanah Kondisi tanah sangat menentukan dalam pemilihan jenis dermaga. Pada umumnya tanah dekat daratan mempunyai daya yang lebih besar daripada tanah di dasar sungai. Dasar sungai umumnya terdiri dari endapan yang belum padat, dalam hal ini pembuatan dermaga wharf lebih murah. Berdasarkan acuan tersebut maka pelabuhan yang direncanakan harus memiliki karekteristik sebagai berikut : 1. Dermaga dapat disandari oleh kapal tongkang. 2. Kolam putar mencukupi untuk kebutuhan olah gerak kapal penarik dan kapal tongkang. 3. Daerah luar pelabuhan memiliki kedalaman minimal 16 meter untuk dapat dikembangkan sebagai dermaga untuk kapal besar/vessel. 4. Kolam pelabuhan harus aman dari terpaan ombak dan arus yang besar. PT. OTI EYA ABADI 10 Studi Kelayakan Terminal Khusus 3.7. Rencana Struktur Dermaga Struktur dermaga yang akan digunakan adalah dermaga tipe wharf terbuka dengan pasangan turap miring. Turap yang digunakan menggunakan batu gunung yang diikat menggunakan bronjong. Tiang pancang masih diperlukan pada kedalaman yang curam untuk menahan gaya lateral dari kapal yang sedang sandar atau untuk membantu turap menahan tekanan lateral tanah. Kondisi perairan pada lokasi terminal khusus PT. Oti Eya Abadi adalah perairan sungai sehingga arus dan gelombangnya relatif kecil sehingga cocok menggunakan struktur dermaga wharf terbuka dengan pasangan turap miring karena gelombang yang kecil tersebut tidak menyebabkan kerusakan saat menghantam dinding turap dan tidak terjadi olakan air di daerah dimana kapal sandar. 3.8. Survey Hidro-Oceanografi a. Bathimetri Survey bathimetri dimaksudkan untuk mendapatkan data kedalaman dan konfigurasi atau topografi dasar sungai termasuk lokasi dan luasan obyek-obyek yang mungkin membahayakan. Untuk mendapatkan informasi bathimetri maka dilakukan pengamatan kontur bawah laut dengan menggunakan alat selam yang di lengkapi dengan alat ukur kedalaman. Pengambilan data kedalaman dilakukan pada setiap perubahan 1 meter kedalaman. Lokasi penyelaman dilakukan di sekitar areal rencana pembangunan dermaga, hal tersebut dimaksudkan untuk mendapatkan akurasi data batimetri. Dengan demikian, jalur keluar masuk kapal / traking kapal dapat diketahui. Pada peta bathimetri tersebut terlihat pada ujung dermaga dengan kedalaman 1 m (dalam kondisi surut), 5 m (dalam kondisi pasang) kedalaman ujung dermaga tersebut kurang aman dimana dalam penentuan kedalaman di depan terminal khusus ditentukan berdasarkan keadaan perairan, yaitu : a. Kedalaman pada perairan tertutup (tenang) = 1,1 x draft kapal PT. OTI EYA ABADI 11 Studi Kelayakan Terminal Khusus b. Kedalaman pada perairan terbuka = 1,2 x draft kapal Keadaan perairan disekitar terminal khusus PT. Oti Eya Abadi di Desa Siumbatu adalah perairan sungai tertutup, berdasarkan data kedalaman 1 m (dalam kondisi surut), 5 m (dalam kondisi pasang), maka kapal tongkang yang akan digunakan kapasitas 180 Feet/2.000 MT tidakakan aman apabila disandarkan. Sedang pada ujung dermaga +250 Meter dijumpai kedalaman air laut 6 meter (dalam kondisi surut), 15 m (dalam kondisi pasang), sehingga akan aman apabila disandarkan kapal tongkang kapasitas 8.000 MT atau jenis tongkang 300 feet. Gambar 3.3. Peta Batimetri Terminal Khusus Pt. Oti Eya Abadi 3.9. Pengamatan Pasang Surut Tempat : Desa Siumbatu Kec. Bahodopi Posisi Stasiun : 02 45' 41.4" Ls -122 03' 54.5" Bt Alat yang digunakan : Palem (Rambu Ukur) Lama Pengamatan : 07 Juni 2019 PT. OTI EYA ABADI 12 Studi Kelayakan Terminal Khusus Interval tiap pengamatan : 1 jam Metode penentuan D.T dan Muka surutan : Admiralty Waktu Tolok : GMT + 08.00 Tabel 3.4. Hasil perhitungan konstanta pasang surut Harmonik Komponen Pasang Surut Ket So M2 S2 N2 K1 01 M4 MS4 K2 P1 ZO 4.63 34.25 16.31 `2.35 0.70 21.95 10 118 89.48 0.66 235.89 102.81 9.16 218.01 161.06 0.66 152 A(cm) 81.29 19.66 4.94 g0 - Berdasarkan konstanta harmonis pasang surut tersebut dapat dibuat analisa pasang surut sebagai berikut ; 3.9.1. Sifat / Tipe pasang surut Formula : = (AKI + AM2 + AS2) = 34.25 + 19.66 + 4.94 = 58,85 cm Jadi tipe pasang surut tersebut dapat di buat Jadi tipe / sifat pasang surut di Perairan PT. Oti Eya Abadi Desa Siumbatu Kec. Bahodopi adalah Campuran Condong ke Harian Ganda (Mixed Semidiurnal) 3.9.2. Pasang surut Harian Tunggal a. Umur pasang surut dihitung dengan rumus: (XK1-X01)/n*1Jam, dimana x= g-pL+nS : g= fhase L = bujur tempat dalam derajat S = Meridian waktu setempat dalam jam (barat + Timur-) P = Indek (I-tunggal: 2-ganda) N = perubahan fhase tiap gelombang XKI = gKI – (pL-nS) K1 = 102,7 PT. OTI EYA ABADI 13 Studi Kelayakan Terminal Khusus XOI = g01-(pL-nS) 01 = 0,251 Jadi umur pasang surut harian tunggal adalah 112,5 Jam berarti Air Tinggi (AT) yang ditimbulkan oleh gelombang Kl dan 01 jatuh 4 Hari 16,46 jam sesudah kulminasi bulan pada pasang purnama. b. Tunggang air rata-rata pada pasang Purnama : 2(AK1+A01) = 2(34,25+16,31) = 101,12 cm c. Tunggang air rata-rata pada pasang Mati 2(Ak1-A01) = 35,85 cm 3.9.3. Pasang surut harian ganda a. Umur pasut. Dihitung berdasarkan dari rumus xS2-Xm2 dimana x = g-pL + nS XS2 S2 = gS2 – (pL-nS) S2 = 68.3 XM2 = gM2 - (pL-mS) M2 = 258.3 Jadi umur pasut harian ganda adalah 187.0 Jam berarti Air Tinggi (AT) yang ditimbulkan oleh gelombang S2 dan M2 jatuh 7 hari 18.99 Jam sesudah kulminasi bulan pada pasang Purnama. b. Tunggang air rata-rata pada pasang Purnama 2(AM2+AS2) = 49,2 cm c. Tunggang air rata-rata pada pasang Mati. 2(AM2-AS2 = 3.922.12 cm 3.9.4. Perhitungan Air Rendah Perbani (LWS) dan Muka Surutan (Nilai Zo) a. AT dan AR Pada pasang purnama dari kedua kelompok pasang surut dapat jatuh bersamaan apabila gK1+ g01 - gM2 berada diantara 102.81 – 9.16 Disini gK1 + gol - gM2 = 102.610+9.160 - 24550 = 1740 maka diperoleh kesimpulan bahwa AT dan AR pada pasang Purnama dari kedua kelompok pasut dapat jatuh bersamaan. b. Kedudukan gelombang Kl dan K2 Fase K2 maka fase K2 = 2 *fase Kl + 2gK1 -gK2- 180 = 2 * fase Kl+ 61 PT. OTI EYA ABADI 14 Studi Kelayakan Terminal Khusus = 61 ARK2 jatuh pada Jam Sesudah ARKI c. Kedudukan gelombang M2, Kl dan 01 Fase M2 = fase Kl + fase 01 + gK1 + gol -gM2 = fase Kl + fase 01 + 174 Maka fase M2 = 174 ARM2 jatuh pada 0,2 Jam sesudah ARK 1 Maka fase 01 - 174 atau 186 Ar01 jatuh pada 0,4 Jam Sebelum ARK 1 d. Analisa kombinasi Pada saat ARM2 jatuh bersamaan dengan ARKI Pada saat ARM2 jatuh 0,2 jam sesudah ARK 1 AROI jatuh 0,4 jam sebelum ARK 1 Kombinasi terhadap gelombang Kl O, O Kl + M2 + 01 + K2 = 34.35 + 19.66 + 16.31 + 21.95 = 92.17 AR yang disebabkan oleh pengaruh gelombang pasut K 1, adalah 92.17 cm dibawah duduk tengah. e. Pengaruh gelombang S2 Air Tinggi (AT) S2 selalu jatuh pada gS2/n * 1 jam = 2.13 jam atau jatuh pada jam 02.08 dan 14.08 sedangkan, Air Rendah (AR) S2 jatuh 6 jam kemudian yaitu jam 08.08 dan jam 20.08 AR yang disebabkan oleh pengaruh gelombang pasut K 1, 01, K2, M2, S2 adalah 202,46 cm dibawah duduk tengah. f. Pengaruh gelombang PI Fase S2 = fase Kl + fase PI + gK1 + gP1 = fase Kl + fase PI + 300 Maka fase PI = - 300 atau 150 ARPI jatuh pada 4,0 Jam Sesudah ARK 1 Pengaruh PI adalah 5 cm PT. OTI EYA ABADI 15 Studi Kelayakan Terminal Khusus AR yang disebabkan oleh Pengaruh gelombang Pasut K 1, 01, K2, M2, S2 dan PI adalah 89.11 cm dibawah duduk tengah g. Pengaruh gelombang N2, M4 dan MS4 Gelombang pasut ini dapat mempertinggi maupun memperendah kedudukan air terendah Jika diperhitungkan pengaruh yang memperendah kedudukan air terendah maka pengaruh ke 9 gelombang pasut tersebut Kl, 01, PI, K2, M2, S2, N2, M4 dan MS4 meruadl = 114,75 cm dibawah Duduk Tengah. Dengan menambahkan 3.9 cm untuk pembulatan dan sebagai faktor keamanan maka didapat nilai Zo sebesar 118 cm. PT. OTI EYA ABADI 16 Studi Kelayakan Terminal Khusus Gambar 3.4 Sketsa Kedudukan Muka Air Laut Desa Siumbatu Kecamatan Bahodopi Selanjutnya dilakukan Penyelaman untuk mengetahui kedalaman dengan metode 3x sampling, sekaligus mengambil sampel Sedimentasi didasar Perairan. kemudian membandingkan perhitungan nilai kelerengan (slope) dasar perairan tersebut untuk menentukan jenis dasar. Perhitungan kelerengan dasar perairan dilakukan secara acak dengan mengambil jarak tegak lurus terhadap garis pantai, dan menggunakan kedalaman sebagai beda ketinggian. Sedangkan untuk profil kedalaman dibuat dengan menggunakan perangkat lunak (software) Arcmap 10.1, Global Mapper 15, Surfer 12 dan CorelDRAW X7. PT. OTI EYA ABADI 17 Studi Kelayakan Terminal Khusus Gambar 3.5. Profil Kedalaman Perairan Pantai Desa Siumbatu Kecamatan Bahodopi 3.10. Hasil Analisa Ukuran Butir Sedimen 3.10.1. Karakteristik Pasir Sedimen Desa Siumbatu Sedimentasi yang terjadi pada daerah garis pantai Desa Siumbatu yang terjadi karena terdapat suplai muatan sedimen yang tinggi di lingkungan pantai tersebut. Suplai muatan sedimen yang sangat tinggi, yang menyebabkan sedimentasi itu hanya dapat berasal dari daratan yang dibawa ke muara melalui aliran Sungai Desa Dampala. Selain itu, karakteristik pasir sedimen yang di jumpai pada Desa Siumbatu sudah mengalami perubahan fisik akibat dari proses geologi berupa sedimentasi sebelum di lakukan perlakuan rekayasa teknik. Pembukaan lahan di daerah sepanjang aliran sungai yang meningkatkan erosi permukaan merupakan faktor utama yang meningkatkan suplai muatan sedimen ke garis Pantai Desa Siumbatu. Adapun karakteristik pasir sedimen pada daerah Desa Siumbatu yang dapat diambil setelah melakukan pengambilan data lapangan dan melakukan pengolahan data, maka di dapatkan material sedimen berupa pasir halus (0,125-0,25 mm), pasir sedang (0,24-0,50 mm) dan pasir kasar (0,50- 1,00 mm), dengan dijumpai mineral-mineral pada pasir sedimen antaralain kuarsa, biotit, ortoklas, piroksin, plagioklas, hornblende dan mineral opak. Pasir sedimen pada muara Desa Siumbatu menunjukkan bahwa penyebaran atau distribusi dimana material sedimen yang terendapkan cenderung lebih banyak material berukuran halus di bandingkan material sedimen yang berukuran kasar. PT. OTI EYA ABADI 18 Studi Kelayakan Terminal Khusus 3.10.2. Ukuran Butir Analisis ini dilakukan untuk mengetahui tingkat resistensi butiran sedimen terhadap proses-proses eksogenetik seperti pelapukan erosi, abrasi serta proses transportasi dan depositnya. Hal-hal tersebut merupakan variable penting dalam melakukan suatu interpretasi menurut Boggs (1897). Berdasarkan analisis ukuran butir, maka contoh sedimen yang mewakili pada kelompok ini yaitu pasir halus ST 01-04 (PH) dimana ukuran mineral yaitu berukuran 0,125-0,25 mm (Fine Sand), pasir sedang ST 05-06 (PS) dimana ukuran mineral yaitu berukuran 0,24-0,50 mm (Medium Sand), pasir kasar ST 07 (PK) dimana ukuran mineral yaitu berukuran 0,50- 1,00 mm (Coarse Sand). (Tabel 3.5). Tabel 3.5 Tabel hasil analisis ukuran butir pada daerah penelitian (menurut Wentworth, 1922 dalam Folk 1974) No No. Sampel Ukuran Butir (mm) 1 2 3 4 5 6 7 ST 01 (PH) ST 02 (PH) ST 03 (PH) ST 04 (PH) ST 05 (PS) ST 06 (PS) ST 07 (PK) 0,125-0,25 (Fine Sand) 0,125-0,25 (Fine Sand) 0,125-0,25 (Fine Sand) 0,125-0,25 (Fine Sand) 0,25-0,50 (Medium Sand) 0,25-0,50 (Medium Sand) 0,50-1,00 (Coarse Sand) Material-material sedimen yang terdapat dilapangan memiliki ukuran yang sangat bervariasi berdasarkan ukuran butirnya, yang terdiri dari pasir halus, pasir sedang serta pasir kasar, seperti yang terlihat pada (Gambar 3.6). PT. OTI EYA ABADI 19 Studi Kelayakan Terminal Khusus Grafik Presentase Mineral 150 100 50 20 15 20 25 20 25 15 15 10 25 20 0 Qtz(%) 10 10 10 10 10 10 10 10 10 15 15 10 10 10 Bt(%) Ort(%) 20 15 15 10 15 10 10 10 10 Prx(%) Plg(%) 25 ST 01 (PH) ST 02 (PH) ST 03 (PH) ST 05 (PS) ST 06 (PS) ST 07 (PSK) 10 15 10 10 15 10 20 15 15 15 15 20 15 15 Hor(%) M.Op(%) ST 04 (PH) Gambar 3.6 Grafik Presentase Mineral Dari grafik ukuran butir mineral di atas terlihat jelas bahwa terjadi gradasi atau perubahan ukuran butir sedimen dari halus mengkasar relatif kearah contoh sedimen yang semakin dalam. 3.11. Komposisi Mineral Pada Pasir Sedimen Berdasarkan analisis petrografi sayatan tipis dijumpai mineral-mineral pada pasir sedimen antaralain (kuarsa, biotit, ortoklas, piroksin, plagioklas, hornblende dan mineral opak) pada pasir halus, pasir sedang, dan pasir kasar. a. Kuarsa Kenampakan mikroskopis sayatan ini menunjukkan warna absorbsi transparan dengan warna interferensi putih, pleokreisme tidak ada (-), intensitas rendah, bentuk subhedral-anhedral, relief rendah, tidak memiliki belahan, ukuran mineral 0,02-0,23 mm, tidak memiliki kembaran, sudut gelapan 3o. PT. OTI EYA ABADI 20 Studi Kelayakan Terminal Khusus - Foto 3.1 Foto mikrograf monomineral kuarsa difoto dengan perbesaran total 100X. b. Biotit Kenampakan mikroskopis sayatan ini menunjukkan warna absorbsi coklat kehitaman dengan warna interferensi coklat, pleokreisme dwikroik, intensitas sedang, bentuk subhedral-anhedral, relief sedang, belahan sempurna satu arah, pecahan rata, ukuran mineral 0,03-0,29 mm, mineral ini memiliki kembaran namun tidak terlihat, sudut gelapan 90o, jenis gelapan sejajar (paralel). Foto 3.2 Foto mikrograf monomineral biotit difoto dengan perbesaran total 100X. c. Ortoklas Kenampakan mikroskopis sayatan ini menunjukkan warna absorbsi abuabu dengan warna interferensi abu-abu transparan, pleokreisme tidak ada (-), intensitas rendah, bentuk subhedral-anhedral, relief rendah, belahan sempurna satu arah, pecahan rata, ukuran mineral 0,02-0,20 mm, tidak memiliki kembaran, sudut gelapan 44o, jenis gelapan miring. PT. OTI EYA ABADI 21 Studi Kelayakan Terminal Khusus Foto 3.3 Foto mikrograf monomineral ortoklas difoto dengan perbesaran total 100X. d. Piroksin Kenampakan mikroskopis sayatan ini menunjukkan warna absorbsi abuabu dengan warna interferensi biru keunguan, pleokreisme dwikroik, intensitas tinggi, bentuk subhedral-anhedral, relief tinggi, belahan sempurna satu arah, pecahan rata, ukuran mineral 0,04-0,21 mm, tidak memiliki kembaran, sudut gelapan 38o, jenis gelapan miring. Foto 3.4 Foto mikrograf monomineral piroksin difoto dengan perbesaran total 100X. e. Plagioklas Kenampakan mikroskopis sayatan ini menunjukkan warna abrorbsi putih keabu-abuan dengan warna interferensi abu-abu kehitaman, pleokreisme tidak ada (-), intensitas sedang, bentuk mineral subhedral-anhedral, relief sedang, belahan mineral sempurna satu arah, pecahan rata, ukuran mineral 0,02-0,15 mm, mineral ini memiliki kembaran Kalsbad Albit, sudut gelapan 34o, jenis gelapan miring, jenis plagioklas Labradorit. PT. OTI EYA ABADI 22 Studi Kelayakan Terminal Khusus Foto 3.5 Foto mikrograf monomineral plagioklas difoto dengan perbesaran total 100X. f. Hornblende Kenampakan mikroskopis sayatan ini menunjukkan warna absorbsi coklat dengan warna interferensi orange kecoklatan, pleokreisme dwikroik, intensitas tinggi, bentuk subhedral-anhedral, relief tinggi, belahan sempurna satu arah, pecahan rata, ukuran mineral 0,03-0,23 mm, tidak memiliki kembaran, sudut gelapan 38o. Jenis gelapan miring. Foto 3.6 Foto mikrograf monomineral hornblende difoto dengan perbesaran total 100X. PT. OTI EYA ABADI 23 Studi Kelayakan Terminal Khusus g. Mineral Opak Kenampakan mikroskopis sayatan ini menunjukkan warna hitam ukuran mineral 0,03-0,18 mm, hadir tersebar tidak merata, tidak tembus cahaya. Foto 3.7 Foto mikrograf monomineral mineral opak difoto dengan perbesaran total 100X . Berdasarkan dari hasil analisis jumlah persentase mineral pada endapan sedimen daerah penelitian, maka didapatkan diiterpretasikan bahwa komposisi mineral penyusunnya antara lain, kuarsa, biotit, ortoklas, piroksin, plagioklas, hornblende dan mineral opak. Mineral-mineral sedimen pada pasir halus, pasir sedang, dan pasir kasar yang memiliki jumlah persentase mineral yang sangat bervariasi seperti yang terlihat pada (Tabel 3.6, Tabel 3.7, dan Tabel 3.8). 3.12. Analisa Prersentase Mineral 1. Pasir Halus Tabel 3.6 Tabel hasil analisis persentase mineral pada pasir halus No No. Sampel Qtz (%) Bt (%) Ort (%) Prx (%) Plg (%) Hor (%) M.Op (%) 1 2 3 4 ST 01 (PH) ST 02 (PH) ST 03 (PH) ST 04 (PH) 20 25 10 15 10 10 10 10 10 10 10 15 15 20 25 25 10 10 10 10 20 10 15 10 15 15 20 15 Dari table serta komposisi dan persentase mineral, terlihat jelas bahwa mineral piroksin, kuarsa, mineral opak begitu mendominasi di setiap contoh sedimen yang diamati. Sebaliknya untuk mineral biotit, ortoklas, plagioklas, dan PT. OTI EYA ABADI 24 Studi Kelayakan Terminal Khusus hornblende memiliki kuantitas paling sedikit hampir di setiap contoh sedimen yang diamati, dibandingkan dari mineral lain yang dijumpai. 2. Pasir Sedang Tabel 3.7 Tabel hasil analisis persentase mineral pada pasir sedang No No. Sampel Qtz (%) Bt (%) Ort (%) Prx (%) 1 2 ST. 05 (PS) ST 06 (PS) 15 20 10 10 15 10 20 15 Plg (%) Hor (%) M.Op (%) 20 15 10 20 10 10 Dari table serta komposisi dan persentase mineral, terlihat jelas bahwa mineral piroksin, kuarsa begitu mendominasi di setiap contoh sedimen yang diamati. Sebaliknya untuk mineral ortoklas, plagioklas, dan hornblende memiliki kuantitas paling sedikit hampir di setiap contoh sedimen yang diamati, dibandingkan dari mineral lain yang dijumpai. 3. Pasir Kasar Tabel 3.8 Tabel hasil analisis persentase mineral pada pasir kasar No No. Sampel Qtz (%) Bt (%) Ort (%) Prx (%) Plg (%) Hor (%) M.Op (%) 1 TB 07 (PK) 20 10 10 20 15 10 15 Dari table serta komposisi dan persentase mineral, terlihat jelas bahwa mineral piroksin, kuarsa begitu mendominasi di setiap contoh sedimen yang diamati. Sebaliknya untuk mineral ortoklas, lagioklas, dan hornblende memiliki kuantitas paling sedikit hampir di setiap contoh sedimen yang diamati, dibandingkan dari mineral lain yang dijumpai. Jadi Berdasarkan hasil analisis sayatan tipis maka dapat diasumsikan bahwa mineral sedimen yang dijumpai daerah penelitian antara lain : PT. OTI EYA ABADI 25 Studi Kelayakan Terminal Khusus Foto 3.8. Foto mikrograf Semua mineral difoto dengan perbesaran total 100X. 3.13. Kedalaman Perairan Kedalaman perairan di lokasi penelitian untuk rencana dermaga, kedalamannya mencapai 1 meter dalam kondisi surut, sedangkan dalam kondisi pasang 5 meter. Berdasarkan kondisi kedalam perairan tidak memungkinkan kapal PT. OTI EYA ABADI 26 Studi Kelayakan Terminal Khusus tongkang tipe 180-300 feet bisa berlabuh di dermaga tersebut. Demikian pula dengan alur masuk kapal dari muara sungai menuju terminal khusus kedalamannya 1-5 meter. Data hasil pengukuran kedalaman perairan lokasi penelitian tergambar pada peta bathimetri di bawah ini. Gambar 3.7. Peta Bathimetri di Lokasi Penelitian 3.14. Topografi Kondisi topografi wilayah daratan pada areal rencana terminal khusus adalah merupakan daerah relatif datar. Kondisi ini memudahkan dalam perencanaan pemanfaatan lahan yang baik berupa membangun fasilitas- fasilitas Terminal khusus seperti kantor, mess karyawan, gudang, workshop, tangka dll. PT. OTI EYA ABADI 27 Studi Kelayakan Terminal Khusus Gambar 3.8. Peta Topografi Wilayah Daratan Terminal Khusus PT. Oti Eya Abadi 3.15. Desain Dermaga Desain dermaga yang akan dibangun adalah dermaga tipe Wharf atau Quay, yaitu dermaga yang paralel dengan pantai dan biasanya berimpit dengan garis pantai atau agak menjorok ke laut dimana konstruksinya menggunakan pancang dan beronjong batu gunung yang disusun pada tepi atau sisi kanan kiri dermaga sedangkan pada bagian tengah dermaga ditimbun dengan tanah/pasir batu. Detail desain dermaga dapat dilihat pada halaman berikut : PT. OTI EYA ABADI 28 Studi Kelayakan Terminal Khusus Gambar 3.9. Desain A-B Terminal Khusus PT. Oti Eya Abadi PT. OTI EYA ABADI 29 Studi Kelayakan Terminal Khusus Gambar 3.10. Desain C Terminal Khusus PT. Oti Eya Abadi Abadi PT. OTI EYA ABADI 30 Studi Kelayakan Terminal Khusus Gambar 3.11. Desain Terminal Khusus PT. Oti Eya Abadi Abadi PT. OTI EYA ABADI 31 Studi Kelayakan Terminal Khusus BAB IV ASPEK KEUANGAN Aspek keuangan merupakan aspek yang digunakan untuk menilai keuangan perusahaan secara menyeluruh dan merupakan salah satu aspek yang sangat penting untuk dinilai kelayakannya. Tujuan penilaian aspek keuangan adalah untuk mengetahui prakiraan pendanaan dan aliran kas proyek usaha, sehingga dapat diketahui layak atau tidaknya suatu rencana usaha yang dimaksud. Penilaian aspek keuangan meliputi penilaian sumber-sumber dana yang akan diperoleh, kebutuhan biaya investasi, estimasi pendapatan dan biaya investasi selama periode tertentu termasuk jenis-jenis dan jumlah biaya yang dikeluarkan selama umur investasi, proyeksi neraca dan laporan laba rugi untuk beberapa periode ke depan serta kriteria penilaian investasi. 4.1. Sumber Dana Dan Alokasi Dana Untuk mendanai kegiatan suatu investasi, maka biasanya diperlukan dana yang relatif cukup besar. PT. Oti Eya Abadi dalam melakukan pembangunan terminal khusus ini menggunakan sumber dana dari modal sendiri, yaitu modal yang diperoleh dari pemilik perusahaan. Kebutuhan modal ini untuk melakukan investasi yang terdiri dari modal investasi dan modal kerja. Modal investasi digunakan untuk membeli aktiva tetap seperti tanah, bangunan, mesin-mesin dan peralatan lainnya. Sedangkan modal kerja digunakan untuk membangun terminal khusus tersebut. Adapun kebutuhan dana untuk rencana pembangunan terminal khusus adalah sebagai berikut Tabel 4.1. Alokasi Dana untuk Aktiva Tetap Aktiva Tetap A. Berwujud • Tanah • Bangunan Kantor, Mess, Gudang, dll • Peralatan Kantor • Mesin Genset Jumlah (Rp) 90.000.000 239.000.000 155.000.000 40.000.000 PT. OTI EYA ABADI 32 Studi Kelayakan Terminal Khusus • 55O.000.000 1.074.000.000 Transportasi/mobil Sub Total (A) B. Tidak Berwujud • Pra Operasi (Perizinan, Survey Hidroocenografi, Studi Kelayakan) Sub Total (B) Total (A + B) 865.000.000 865.000.000 1 .939.000.000 Total investasi untuk aktiva tetap sebesar Rp. 1.939.000.000 dengan usia ekonomis terminal khusus selama 5 tahun, maka depresiasi aktiva tetap sebesar Rp. 193.900.000,Tabel 4.2. Biaya Pembangunan Terminal Khusus Uraian A. Pekerjaan Persiapan 1. Pembersihan Lapangan 2. Pengukuran dan Penetapan 3. Mobilisasi dan Demobilisasi 4. Direksi Keet 5. Gudang 6. Penerangan Sub Total (A) B. Pekerjaan Pengurukan C. Pekerjaan Turap/Pancang 1. Pemasangan Turap Batu 2. Pemasanga Pancang Kayu Bulat Sub Total (C) D. Pemasangan Bollard Total (A+B+C+D) Volume Satuan Harga Satuan (Rp) Jumlah 1 1 1 Ls Ls Ls 960.000.000 18.000.000 60.000.000 960.000.000 18.000.000 60.000.000 60 80 1 M2 M2 Ls 324.000 222.000 324.000 10.000 M2 100.000 324.000 222.000 324.000 125.124.000 1.000.000.000 800 200 M2 Btg 250.000 600.000 200.000.000 120.000.000 2 Pcs 22.000.000 320.000.000 44.000.000 1.489.000.000 PT. OTI EYA ABADI 33 Studi Kelayakan Terminal Khusus BAB V EFISIENSI TERMINAL KHUSUS DAN ASPEK EKONOMI, SOSIAL, DAN BUDAYA 5.1. Efisiensi Terminal khusus Terhadap Fasilitas Pelabuhan di Sekitarnya Pertimbangan utama rencana pembangunan terminal khusus PT. Oti Eya Abadi adalah karena tidak adanya pelabuhan umum lainnya disekitar Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP) PT. Oti Eya Abadi yang bisa dimanfaatkan. Pelabuhan umum disekitar WIUP PT. Oti Eya Abadi adalah pelabuhan umum Kabupaten Morowali yang berjarak 30 Km. Jarak yang jauh tersebut dinilai akan sangat tidak efisien apabila kegiatan pengapalan/penjualan menggunakan fasilitas pelabuhan umum tersebut. Karena selain akan menimbulkan biaya operasional yang besar juga akan memberikan dampak negatif terhadap lingkungan dan sosial masyarakat di sepanjang jalan yang akan dilalui kendaraan dump truck yang mengangkut nikel ore tersebut. Berdasarkan hal tersebut maka management PT. Oti Eya Abadi merencanakan membangun terminal khusus yang letaknya dekat dengan wilayah izin usaha pertambangan, disamping itu kondisi perairan laut di sekitar terminal khusus tersebut dinilai layak dari aspek keamanan dan keselamatan pelayaran. Efisiensi terhadap rencana pembangunan terminal khusus PT. Oti Eya Abadi dilihat dari beberapa aspek sebagai berikut : a. Biaya operasioanal. Letak terminal khusus yang dekat dengan lokasi penambangan akan menekan biaya operasional pengangkutan nikel ore sehingga lebih kecil jika dibandingkan menggunakan fasilitas pelabuhan umum lain yang jaraknya sangat Mengurangi resiko kecelakaan kerja terhadap para pekerja dan peralatan kerja yang terlibat dalam kegiatan pengangkutan dan pengapalan apabila letak terminal khusus lebih dekat dengan lokasi penambangan. PT. OTI EYA ABADI 34 Studi Kelayakan Terminal Khusus b. Dampak kerusakan lingkungan yang lebih kecil jika dibandingkan menggunakan fasilitasi pelabuhan umum lain yang jaraknya sangat jauh dari lokasi penambangan. c. Pengangkutan nikel ore ke palabuhan umum lain yang jaraknya jauh akan mengganggu masyarakat yang berada disepanjang jalan yang dilaluidump trusk pengangkut nikel ore. 5.2. Aspek Ekonomi Analisis aspek ekonomi suatu proyek pembangunan terminal khusus tidak hanya memperhatikan manfaat yang dinikmati dan pengorbanan yang ditanggung oleh perusahaan, tetapi oleh semua pihak dalam perekonomian. Selain menjadikan fakta makro ekonomi sebagai masukan atau input dalam studi kelayakan, hendaknya perlu dikaji timbalbaliknya, yaitu apakah usaha yang direncanakan hendaknya bermanfaat bagi pihak lain. Aspek-aspek penilaian manfaat pembangunan terminal khusus dapat ditinjau dari berbagai sisi, yaitu. a. Sisi Rencana Pembangunan Nasional Analisis manfaat ditinjau dari Sisi ini, dimaksudkan agar : 1. Memberikan kesempatan kerja bagi masyarakat 2. Menggunakan sumber daya lokal 3. Menghasilkan dan menghemat devisa 4. Menumbuhkan industri lain 5. Turut menyediakan konsumen dalam negeri sesuai dengan kemampuan 6. Menambah pendapatan nasional Pembangunan terminal khusus yang direncanakan oleh PT. Oti Eya Abadi mengacu pada butir-butir di atas, hal ini menunjukan bahwa proyek pembangunan terminal khusus tersebut sejalan dengan rencana pembangunan nasional. b. Sisi Distribusi Nilai Tambah Proyek pembangunan terminal khusus yang direncanakan ini nantinya akan memberikan nilai tambah yang dapat dihitung secara kuantitatif. Perhitungan PT. OTI EYA ABADI 35 Studi Kelayakan Terminal Khusus nilai tambah ini diperoleh dari penerimaan hasil penjualan bijih nikel yang dikurangi dengan biaya-biaya produksi dan biaya depresiasi & amortasi sehingga diperoleh nilai tambah bersih. Dari perhitungan tersebut maka nilai tambah bersih ini selanjutnya didistribusikan kepada pihak-pihak tertentu dengan nilai persentase tertentu pula. Adapun pihak-pihak yang memperoleh nilai tambah terbet adalah : • Pajak-pajak bagi pemerintah • Gaji dan upah pegawai • Deviden bagi pemegang saham • reditor/Bank Dengan adanya nilai tambah tersebut maka proyek pembangunan terminal khusus yang dijalankan oleh PT. Oti Eya Abadi akan meningkatkan kesejahteraan kepada berbagai pihak. c. Sisi Nilai Investasi per Tenaga Kerja Penilaian dari Sisi ini adalah bahwa proyek rencana pembanguan terminal khusus oleh PT. Oti Eya Abadinantinya akan mampu meningkatkan kesempatan kerja. Hal ini merupakan salah satu aspek penilaian bahwa proyek ini layak untuk diteruskan. 5.3. Aspek Sosial Dalam menjalankan proyek terminal khusus ini, baik pada tahapan pembangunan maupun pengoperasiannya, PT. Oti Eya Abadi akan memperhatikan keseimbangan kehidupan sosial karena perusahaan hidup bersama bersama komponen-komponen lain yang berada dalam satu tatanan kehidupan yang pluralis dan kompleks, sehingga perusahaan mempunyai tanggung jawab social. Karena selain mencari keuntungan, perusahaan juga mengemban misi sosial kemasyarakatan sehingga dapat hidup saling menguntungkan. Misi sosial kemasyarakatan tersebut adalah : PT. OTI EYA ABADI 36 Studi Kelayakan Terminal Khusus a. Perusahaan sebagai lembaga sosial Sebuah perusahaan memiliki tugas melaksanakan bermacam-macam kegiatan dalam waktu yang bersamaan. Misalnya sebagai perusahaan pertambangan bijih nikel, PT. Oti Eya Abadi dalam melaksanakan kegiatannya memerlukan kontraktor-kontraktor kecil untuk pembangunan kantor, base camp, atau bangunan lainnya yang dapat memperdayakan masyarakat sekitar yang mempunyai keahlian dalam membangunan bangunan, selain itu perusahaan membutuhkan supplaier bahan makanan dan sayuran atau ikan yang mana kebutuhan tersebut dapat disupplai oleh masyarakat sekitar. Juga melaksanakan kegiatan-kegiatan seperti penelitian, penyediaan lapangan pekerjaan yang baru, penyediaan sarana dan prasarana pendidikan, kesehatan dan lainnya. b. Perubahan kondisi sosial yang kompleks, sehingga menyebabkan perubahan keseimbangan dalam sistem social yang kompleks dalam perusahaan. c. Perusahaan dalam masyarakat yang pluralistik. Masyarakat yang pluralistik adalah sebuah kehidupan berbagai kelompok yang mempengaruhi kehidupan perusahaan dalam mendapatkan harapan-harapan sosial, ekonomi, atau politik. Perusahaan dianggap ikut bertanggung jawab dalam menciptakan kondisi sosial yang baik serta kesejahteraan umum. Berkaitan dengan hal-hal di atas, maka rencana pembangunan terminal khusus yang dijalankan hendaknya memiliki manfaat-manfaat sosial yang diterima oleh masyarakat, diantaranya. 1. Membuka lapangan kerja baru Dengan adanya proyek pembangunan terminal khusus yang akan dilaksanakan oleh PT. Oti Eya Abadi mampu menampung tenaga kerja untuk operasional proyek tersebut juga memberikan peluang terutama bagi warga sekitar untuk membuka usaha di sekitar proyek tersebut, misalnya membuka warung, penginapan, dan lain-lain sebagainya. PT. OTI EYA ABADI 37 Studi Kelayakan Terminal Khusus 2. Melaksanakan alih teknologi Masyarakat di sekitar proyek dapat mempelajari teknologi yang digunakan dalam proyek tersebut, sehingga masyarakat memperoleh pengetahuan baru yang dapat digunakan untuk bekerja di tempat lain atau membuka usaha sendiri 3. Meningkatkan mutu hidup Keberadaan proyek pembangunan terminal khusus nantinya diharapkan mampu memberikan nilai tambah terutama dari Sisi ekonomi yang dapat meningkatkan mutu hidup terutama bagi warga sekitar proyek. 4. Pengaruh positif (fisik dan psikis) Keberadaan proyek terminal khusus yang akan dibangun dapat memberikan pengaruh positif baik secara fisik maupun psikis. Misalnya, adanya perbaikan sarana jalan, sarana kesehatan, sarana pendidikan, sarana ibadah, dan lain-lain. 5.4 Aspek Budaya Analisa aspek budaya lebih menekankan penilaian terhadap ada atau tidaknya pergeseran perilaku masyarakat dari adat kebiasaannya setelah adanya proyek pembangunan terminal khusus ini nantinya. Jika terdapat pergeseran perilaku hendaknya ke arah perilaku yang lebih baik. Pergeseran atau perubahan budaya yang biasanya terjadi karena adanya proyek pembangunan terminal khusus ini, diantaranya adalah : a. Perubahan persepsi dan sikap masyarakat terhadap rencana proyek yang akan dijalankan. b. Perubahan pranata sosial/kelembagaan masyarakat baik di bidang ekonomi, pendidikan, agama, dan keluarga. c. Kemungkinan terjadinya perubahan kebudayaan melalui perubahan adat istiadat,nilai dan norma budaya setempat. d. Perubahan warisan budaya seperti perusakan situs cagar budaya. PT. OTI EYA ABADI 38 Studi Kelayakan Terminal Khusus e. Kemungkinan terjadi perubahan kekuasaan dan kewenangan melalui kepemimpinanformal dan informal, mekanisme pengambilan keputusan di kalangan individu yang dominan, pergeseran nilai kepemimpinan. f. Terjadinya proses social baik proses kerjasama, konflik social, akulturisasi, asimilasi dan integrasi maupun social lainnya. Kemungkinan terjadinya tingkat kriminalitas dan konflik antar warga asli dan pendatang. 5.5 Hasil Analisis Aspek Ekonomi, Sosial dan Budaya Setelah menganalisis terhadap elemen-elemen seperti yang dijelaskan di atas, bahwa pengaruh dari proyek rencana pembangunan terminal khusus oleh PT. Oti Eya Abadi adalah lebih banyak azas manfaatnya, terutama dari aspek ekonomi sangat signifikan pengaruh positifnya terutama bagi masyarakat sekitar proyek. Sedangkan dari aspek sosial dan budaya juga akan memberikan dampak yang lebih baik walaupun ada dampak negatifnya. Akan tetapi dampak positifnya lebih banyak ketimbang negatifnya, selain itu dampak negatif tersebut dapat diminimalkan atau bahkan dihindari dengan kerjasama antara PT. Oti Eya Abadi dengan kepolisian atau instansi pemerintah lainnya. Sehingga hasil analisis aspek ekonomi, sosial dan budaya dari proyek rencana pembangunan terminal lainnya. Hal ini disebabkan karena khusus ini merekomendasikan layak agar rencana proyek ini akan dilanjutkan pada aspek perusahaan mempunyai komitmen yang kuat bahwa keuntungan yang diperoleh perusahaan sebagian akan dikembalikan kepada masyarakat. sehingga semua pihak dapat merasakan manfaat dari keberadaan proyek pembangunan terminal khusus ini. PT. OTI EYA ABADI 39 Studi Kelayakan Terminal Khusus BAB VI ASPEK KEAMANAAN DAN KESELAMATAN PELAYARAN Erat hubungannya dengan kenavigasian. Kenavigasian adalah kegiatan yang meliputi segala sesuatu yang berkaitan dengan Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP), telekomunikasi pelayaran, hidrografi, alur dan perlintasan, pemanduan, penanganan kerangka kapal, salvage dan pekerjaan bawah air untuk kepentingan keselamatan pelayaran. 6.1. Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP) SBNP adalah sarana yang dibangun atau berbentuk secara alami yang berada diluar kapal, yang berfungsi membantu navigator dalam menentukan posisi dan atau haluan kapal serta memberitahukan bahaya dan atau rintangan pelayaran untuk kepentingan pelayaran. SBNP meliputi menara suar, rambu suar, pelampung suar dan lampu pelabuhan. Penyelengaraan SBNP dilakukan oleh pemerintah yang meliputi kegiatan sebagai berikut : a. Pengadaan b. Pengoperasian c. Pemeliharaan Untuk melaksanakan penyelengaraan SBNP perlu didirikan satuan pelayanan SBNP yang berfungsi : a. Melaksanakan pengoperasian, pemeliharaan dan pengawasan SBNP b. Melakukan pengawasan penyelengaraan SBNP yang dilaksanaka oleh pengelola terminal khusus. Pengadaan, pengoperasian dan pemeliharaan sarana SBNP juga dapat dilaksanakan oleh pengelola terminal khusus, tetapi harus memenuhipersyaratan : 1. SBNP yang diselenggarakan harus memenuhi persyaratan teknis. 2. Sumber pembiayaan oleh pengelola terminal khusus yangbersangkutan 3. Memiliki alat perlengkapan SBNP PT. OTI EYA ABADI 40 Studi Kelayakan Terminal Khusus 4. Wajib memelihara keandalan SBNP Pengoperasian dan pemeliharaan SBNP yang dilakukan oleh petugas satuan pelayanan SBNP yang memenuhi persyaratan kesehatan, pendidikan dan kecakapan. Untuk menjamin keamanan dan keselamatan SBNP ditetapkan zonazona keamanan dan keselamatan di sekitar instalasi dan bangunan tersebut. Zona tersebut hanya diperuntukan bagi petugas kenavigasian dan sebagai batas pengaman bagi konstruksi dan gangguan fungsi sarana. Hasil survey SBNP yang dilakukan oleh Distrik Navigasi Kendari terhadap wilayah perairan di sekitar terminal khusus PT. Oti Eya Abadi, disarankan sebagai berikut : a. Pemasangan lampu pada alur masuk perairan menuju terminal khusus. b. Pemasangan lampu pelabuhan di pantai terminal khusus. 6.2. Telekomunikasi Pelayaran Telekomunikasi pelayaran adalah setiap pemancaran, pengiriman atau penerimaan setiap jenis tanda, gambar, suara dan informasi dalam bentuk apapun melalui system kawat, optic, radio atau system elektromagnetik lainnya dalam dinas bergerak pelayaran yang merupakan bagian dari keselamatan pelayaran. Sama halnya dengan SBNP, telekomunikasi pelayaran penyelengaraannya yang meliputi pengadaan, pengoperasian dan pemeliharaan dilaksanakan oleh pemerintah, tetapi juga boleh dilaksanakan oleh pengelola terminal khusus dengan persyaratan-persyaratan tertentu. Pelayanan telekomunikasi pelayaran dilakukan melalui jaringan telekomunikasi pelayaran yang meliputi stasiun radio pantai atau dan stasiun bumi pantai yang dapat tersambung dengan jaringan telekomunikasi umum di darat. Mengingat bahwa telekomunikasi pelayaran ini sangat penting untuk keamanan dan keselamatan pelayaran, maka perlu diperhatikan tindakan-tindakan yang dapat mengakibatkan kerusakan atau hambatan pada telekomunikasi pelayaran, juga termasuk pada SBNP maupun alur pelayaran, yaitu : 1. Membangun di dalam zona keamanan dan zona keselamatan SBNP dan telekomunikasi pelayaran. PT. OTI EYA ABADI 41 Studi Kelayakan Terminal Khusus 2. Membangun pada fasilitas alur pelayaran 3. Memasang, menempatkan sesuatu pada SBNP dan fasilitas alur pelayaran. 4. Merusak atau menghancurkan atau menimbulkan cacat pada SBNP dan fasilitas alur pelayaran. 5. Menimbulkan gangguan pada pancaran dan atau penerimaan telekomunikasi pelayaran. 6. Mengubah SBNP, telekomunikasi pelayaran dan alur pelayaran. 7. Memindahkan SBNP 8. Menambatkan kapal pada SBNP. Saat ini pengelola terminal khusus pertambangan bijih nikel PT. Oti Eya Abadi senantiasa selalu berusaha untuk tidak melakukan hal-hal tersebut di atas dan selalu menjaga keberadaan fasilitas SBNP, telekomunikasi pelayaran dan alur pelayaran demi keamanan dan keselamatan pelayaran. 6.3. Alur Pelayaran Alur pelayaran adalah bagian dari perairan yang alami maupun buatan yang dari segi kedalaman, lebar dan keselamatan pelayaran lainnya yang dianggap aman untuk dilayari. Untuk kepentingan keselamatan dan kelancaran berlayar pada perairan dapat ditetapkan sistem rute yang meliputi : 1. Skema pemisah lalu lintas di laut 2. Rute dua arah 3. Garis haluan yang dianjurkan 4. Rute air dalam 5. Daerah yang harus dihindari 6. Daerah kewaspadaan Penetapan sistem rute di atas didasarkan pada : a. Kondisi alur pelayaran b. Pertimbangan kepadatan lalu lintas c. Keadaan cuaca. PT. OTI EYA ABADI 42 Studi Kelayakan Terminal Khusus Untuk mengetahui kondisi di lapangan dan menjamin terpenuhinya aspek keselamatan pelayaran terhadap alur pelayaran di terminal khusus pertambangan bijih nikel PT. Oti Eya Abadi, dapat dijelaskan sebagai berikut : • Alur keluar masuk ke terminal khusus pertambangan bijih nikel PT. Oti Eya Abadi dapat melalui alur pelayaran umum. • Fasilitas SBNP di alur pelayaran dari atau menuju terminal khusus PT. Oti Eya Abadi mutlak diperlukan untuk memberikan jaminan keselamatan pelayaran bagi kapal atau tongkang dan dapat memberikan kepastian untuk menunjang kelancaran kegiatan operasional di terminal khusus tersebut. Dalam rencana penempatan SBNP di sekitar alur pelayaran, pengelola terminal khusus PT. Oti Eya Abadi telah bekerjasama dengan Distrik Navigasi Kendari untuk melaksanakan survey penempatan SBNP tersebut. 6.4. Keadaan Kapal Keadaan kapal juga merupakan bagian penting untuk kepentingan keselamatan pelayaran. Kapal yang layak laut adalah kapal dengan keadaan yang memenuhi persyaratan keselamatan kapal, pencegahan pencemaran perairan di kapal, pengawakan, pemuatan, kesehatan dan kesejahteraan awak kapal serta penumpang dan status hukum untuk berlayar di perairan tertentu. Ada dua jenis kapal yang akan digunakan oleh PT. Oti Eya Abadi untuk pengangkutan hasil produksi berupa bijih nikel, yaitu kapal jenis tongkang/barge dengan kapasitas 2.000 MT. Tentunya pengelola terminal khusus PT. Oti Eya Abadi akan memilih kapal dengan kondisi yang layak untuk berlayar yang akan digunakan dalam pengangkutan bijih nikel tersebut. Hal ini dilakukan demi menjaga keamanan dan keselamatan pelayaran sehingga dapat memperlancar kegiatan di terminal khusus tersebut. PT. OTI EYA ABADI 43 Studi Kelayakan Terminal Khusus BAB VII KONDISI ALAM DAN LINGKUNGAN 7.1. Ikiim Keadaan cuaca atau klimatologi juga merupakan salah satu aspek dalam menentukan keamanan dan keselamatan pelayaran. Terutama cuaca ekstrim yang bisa menyebabkan terjadi kecelakaan dalam pelayaran. Pengamatan terhadap cuaca sebaik dilakukan secara terus menerus dan mempelajari keadaan cuaca yang lalu, misalnya sejak sepuluh tahun terakhir atau lima tahun terakhir. Hal ini mengingat keadaan cuaca yang selalu berubah setiap tahunnya sehingga kita bisa memprediksi keadaan cuaca dimasa yang akan datang dan mengantisipasi apabila terjadi keadaan cuaca yang ekstrim yang bisa mengganggu keamanan dan keselamatan pelayaran. Berikut ini adalah Data Klimatologi di sekitar perairan terminal khusus PT. Oti Eya Abadi, yang diperoleh dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kela III Mutiara Sis-Al Jufri Palu Provinsi Sulawesi Tengah. a. Prakiraan Cuaca Gambar 7.1. Prakiraan Cuaca Kabupaten Morowali Senin 10 Juni 2019 PT. OTI EYA ABADI 44 Studi Kelayakan Terminal Khusus b. Arah Dan Kecepatan Angin Data arah dan kecepatan angin, diperoleh dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Maritim Kendari, dimana data harian arah dan kecepatan angin direkapitulasi selama sebulan lalu digambarkan dalam grafik wind rose sehinggga memudahkan dalam memahami data angin tersebut. Data angin diambil selama bulan Oktober sampai Desember tahun 2017. Faktor angin sangat penting dalam keselamatan dan keamanan pelayaran, baik ketika kapal sedang berlayar atau ketika kapal sedang bertabuh di pelabuhan. Sehingga mengetahui dan mempelajari karakteristik angin pada lokasi penelitan yang merupakan wilayah pengembangan fasilitas pelabuhan berupa reklamasi menjadi prioritas. Untuk mengetahui keadaan di lokasi penelitian, maka diambil data sekunder selama bulan Oktober - Desember 2017 yang berasal dari kantor BMKG Stasiun Meteorologi Maritim yang berada di Kendari. Adapun keadaan arah dan kecepatan angin sebagaimana terlihat pada tabel 4.5. dan digambarkan dalam diagram wind rose berikut ini : Gambar 7.2 Wind Rose Bulan Oktober 2017 PT. OTI EYA ABADI 45 Studi Kelayakan Terminal Khusus Gambar 7.3 Wind Rose Bulan November 2017 Gambar 7.4 Wind Rose Bulan Desember 2017 PT. OTI EYA ABADI 46 Studi Kelayakan Terminal Khusus 7.2. Prakiraan Tinggi Gelombang Gelombang adalah pergerakan naik dan turunnya air dengan arah tegak lurus permukaan air laut yang membentuk kurva/grafik sinusoidal. Gelombang laut disebabkan oleh angin. Angin di atas lautan mentransfer energinya ke perairan, menyebabkan riak-riak, alun/bukit, dan berubah menjadi apa yang kita sebut sebagai gelombang. Gelombang dapat membentuk dan merusak pantai dan berpengaruh pada bangunan-bangunan pantai. Energi gelombang akan membangkitkan arus dan mempengaruhi pergerakan sedimen dalam arah tegak lurus pantai (cross-shore) dan sejajar pantai (longshore). Pada perencanaan teknis bidang teknik pantai, gelombang merupakan faktor utama yang diperhitungkan karena akan menyebabkan gaya-gaya yang bekerja pada bangunan pantai. Prakiraan atau prediksi tinggi gelombang diperoleh dari BMKG Stasiun Meteorologi Maritim Kendari adalah sebagai berikut : PT. OTI EYA ABADI 47 Studi Kelayakan Terminal Khusus Gambar 7.5 Prakiraan Tinggi Gelombang Significant Tangal 5 Februari 2018 PT. OTI EYA ABADI 48 Studi Kelayakan Terminal Khusus Gambar 7.6 Prakiraan Tinggi Gelombang Significant Tangal 6 Februari 2018 PT. OTI EYA ABADI 49 Studi Kelayakan Terminal Khusus Gambar 7.7 Prakiraan Tinggi Gelombang Significant Tangal 7 Februari 2018 PT. OTI EYA ABADI 50 Studi Kelayakan Terminal Khusus Gambar 7.8 Prakiraan Tinggi Gelombang Significant Tangal 8 Februari 2018 PT. OTI EYA ABADI 51 Studi Kelayakan Terminal Khusus Gambar 7.9 Prakiraan Tinggi Gelombang Significant Tangal 9 Februari 2018 PT. OTI EYA ABADI 52 Studi Kelayakan Terminal Khusus Gambar 7.10 Prakiraan Tinggi Gelombang Significant Tangal 10 Februari 2018 PT. OTI EYA ABADI 53 Studi Kelayakan Terminal Khusus Gambar 7.11 Prakiraan Tinggi Gelombang Significant Tangal 11 Februari 2018 PT. OTI EYA ABADI 54 Studi Kelayakan Terminal Khusus 7.3. Panjang Gelombang Table 7.1. Panjang Gelombang Ulangan Ke- Sabtu Minggu 16.00 10.00 16.00 1 10 Cm 11 Cm 25 Cm 2 11 Cm 21 Cm 30 Cm 3 25 Cm 23 Cm 40 Cm 4 25 Cm 21 Cm 30 Cm 5 20 Cm 25 Cm 35 Cm 6 25 Cm 27 Cm 30 Cm 7 10 Cm 22 Cm 40 Cm 8 20 Cm 25 Cm 35 Cm 9 35 Cm 26 Cm 30 Cm 10 20 Cm 28 Cm 35 Cm Tabel diatas menunjukan data hasil pengukuran panjang gelombang yang dilakukan. Data tersebut penunjukan bahwa gelombang di perairan Kabupaten Morowali sangat rapat karena jarak antara satu gelombang dengan gelombang yang lain panjang hanya 40cm. hal ini terjadi dikarenakan angin yang tidak kencang sehingga gelombang tergolong pendek. Terkecuali pada musim Barat pada bulan Juni - Agustus terjadi musim ombak Untuk Wilayah Morowali dan Sekitarnya mencapai hingga ketinggian 2 meter. Gelombang laut telah menjadi perhatian utama dalam catatan sejarah. Namun, sampai sekarang, pengetahuan tentang mekanisme pembentukan gelombang dan bagaimana gelombang berjalan di lautan masih belum sempurna. Ini sebagian karena pengamatan karakteristik gelombang di laut sulit dilakukan dan PT. OTI EYA ABADI 55 Studi Kelayakan Terminal Khusus sebagian karena model matematika tentang perilaku gelombang didasarkan pada dinamika fluida ideal, dan perairan laut tidak sepenuhnya ideal. 7.4. Tinggi Gelombang Tabel 7.2. Tinggi Gelombang Ulangan Ke- Sabtu Minggu 16.00 10.00 16.00 1 5 Cm 8 Cm 4 Cm 2 8 Cm 6 Cm 3 Cm 3 6 Cm 5 Cm 5 Cm 4 4 Cm 5 Cm 3 Cm 5 3 Cm 7 Cm 4 Cm 6 4 Cm 6 Cm 4 Cm 7 5 Cm 4 Cm 4 Cm 8 6 Cm 4 Cm 4 Cm 9 4 Cm 5 Cm 4 Cm 10 6 Cm 6 Cm 4 Cm Tabel diatas menunjukan hasil pengukuran tinggi gelombang. Ketinggian gelombang tergantung kepada panjang fetch pembangkitannya. Fetch adalah jarak perjalanan tempuh gelombang dari awal pembangkitannya. Fetch ini dibatasi oleh bentuk daratan yang mengelilingi laut. Semakin panjang jarak fetchnya, ketinggian gelombangnya akan semakin besar. Angin juga mempunyai pengaruh yang penting pada ketinggian gelombang. Angin yang lebih kuat akan menghasilkan gelombang yang lebih besar. PT. OTI EYA ABADI 56 Studi Kelayakan Terminal Khusus 7.5. Periode Gelombang Table 7.3. Periode Gelombang Ulangan Ke- Sabtu Minggu Senin 10.00 16.00 10.00 16.00 10.00 1 1,36 4,28 2,60 1,66 1,71 2 1,66 2,30 2,4 2,60 1,81 3 2,06 2,4 2,5 1,13 1,62 4 1,81 1,93 2,14 1,27 1,62 5 1,76 1,93 2 2,4 1,53 6 1,81 2 2,30 2,30 1,46 7 2,06 1,71 1,81 2,22 1,81 8 2,14 1,71 1,66 2 1,71 9 2,22 1,57 1,66 2,06 1,5 10 2,14 1,5 1,62 1,87 1,30 Tabel diatas menunjukan periode gelombang yang dilakukan dengan menghitung gelombang dalam waktu 1 menit. Data tersebut menunjukan hasil yang beragam hal ini disebabkan oleh angin. Frekuensi gelombang atau periode gelombang adalah sejumlahbesar gelombang yang melintasi suatu titik dalam suatu waktu tertentu, biasanya didefinisikan dalam satuan detik, namun pada praktikum kali ini, periode gelombang menggunakan satuan waktu menit. Angin yang berhembus sangat kencang akan meyebabkan terjadinya gelombang yang cepat dan besar. Pasang surut juga merupakan salah satu pengaruh periode gelombang, saat pasang periode gelomnbang besar, saat surut periode gelombang sedikit. PT. OTI EYA ABADI 57 Studi Kelayakan Terminal Khusus 7.6. Sudut Refraksi Table 7.4. Sudut Refraksi Ulangan Ke- Sabtu Minggu 10.00 16.00 10.00 16.00 1 50̊ 47̊ 36̊ 18̊ 2 70̊ 33̊ 37̊ 33̊ 3 73̊ 40̊ 30̊ 40̊ 4 57̊ 50̊ 35̊ 27̊ 5 75̊ 48̊ 30̊ 43̊ 6 40̊ 57̊ 33̊ 23̊ 7 81̊ 33̊ 30̊ 25̊ 8 60̊ 40̊ 35̊ 40̊ 9 70̊ 38̊ 35̊ 45̊̊ 10 75̊ 42̊ 34̊ 45̊ Tabel di atas menunjukan data refraksi gelombang. Refraksi gelombang yang terjadi di pantai Morowali adalah peristiwa pembelokan gelombang yang diakhibatkan karena perubahan kedalaman air pada saat gelombang menuju ke garis pantai. Pembiasan gelombang terjadi saat gelombang menyebrangi perbatasan dua medium yang berbeda. Mulanya gelombang merambat melalui air laut. Ketika melewati garis pantai, permukaan laut akan semakin dangkal, maka laju gelombang makin berkurang. Hal ini menyebabkan terjadinya pembelokan arah perambatan gelombang laut yang menyebabkan terjadinya arah perambatan gelombang. Berkurangnya laju gelombang laut saat memasuki bagian laut yang dangkal mengakhibatkan gelombang laut dibelokkan hingga sejajar dengan garis PT. OTI EYA ABADI 58 Studi Kelayakan Terminal Khusus pantai. Semakin besar sudut refraksi maka gelombang makin rendah, sebaliknya jika semakin kecil sudut refraksi maka gelombang semakin tinggi. 7.7. Parameter Kimia a. pH (Derajad Keasaman Air Laut) Tabel 7.5. pH (Derajad Keasaman Air Laut) Ulangan ke- Sabtu Minggu Senin 10.00 16.00 10.00 16.00 10.00 1 7 6 6 6 6 2 6 6 6 6 6 3 7 6 7 7 6 4 6 6 6 6 6 5 6 7 7 6 6 6 6 6 7 7 6 7 7 6 6 6 6 8 6 6 7 6 6 9 7 6 7 6 6 10 7 6 6 6 7 Tabel di atas menunjukan data hasil pengamatan pH yang dilakukan pada 10 titik dengan 5 kali ulangan. Dengan hasil pH 6 lebih banyak dibandingkan dengan pH 7. Biasanya ph air laut itu 7,6-8,3 dan terutama mengandung ion HCO3-.Air lautan juga mengandung asam-asam lemah seperti asam karbon (H2CO3) dan asam boric (H3BO3) damn karena asam-asam itu berdissosiasi maka terjadilah kondisi bahwa air lautan itu sebagai buffer yang baik sekali yaitu bila kedalam larutan ditambahkan NaOH , maka H2CO3 dan H3BO3 akan lebih PT. OTI EYA ABADI 59 Studi Kelayakan Terminal Khusus terdissosiasi dan ph air lautan konstan sampai H2CO3 dan H3BO3 itu terpakai semua, bila kedalam air lautan ditambahakan asam keras seoerti H2SO4 maka akan terjadi proses kebalikannya dan ph tetap konstan yaitu 7,6-8,3.Fakta inilah yang menjamin berbagai jenis ikan laut dapat hidup. Berdasarkan ph, perairan dapat diklasifikasikan menjadi 3 yaitu asam dengan ph 3-6,9,netral antara 7-8,5 dan basa diatas 8,5.Dengan ph sebesar 6 di perairan, berarti terdapat organisme dalam jumlah yang sedikit. Karena organisme-organisme akan terganggu bila ph asam. Salah satu faktor penebab turunya ph adalah aktifitas keramba jarring apung yang membuat perairan tercemar. Karena sisa pakan dan kotoran dan zat terlarut lainnya. b. Salinitas Tabel 7.6 Salinitas Ulangan ke- Sabtu Minggu Senin 10.00 16.00 10.00 16.00 10.00 1 30 33 33 33 32 2 30 32 31 33 32 3 30 32 33 33 31 4 30 32 32 30 33 5 30 31 33 33 33 6 30 31 33 33 32 7 29 32 32 32 31 8 30 32 33 32 32 9 30 32 33 33 31 10 30 32 33 31 33 PT. OTI EYA ABADI 60 Studi Kelayakan Terminal Khusus Tabel di atas menunjukan data pengamatan salinitas yang telah dilakukan. Dengan hasil 29ppt- 33ppt. Definisi sederhana dari salinitas adalah jumlah total material terlarut (gram) dalam satu kilogram air laut. Sedangkan definisi lebih lengkap dari salinitas adalah jumlah total material padat (gram) yang dilarutkan dalam satu kilogram air laut setelah karbonat diubah menjadi oksida, bromine dan iodine dikembalikan oleh chlorin dan semua bahan organik telah dioksidasi secara menyeluruh. Salinitas adalah proporsi jumlah chlorin dalam air laut, didefinisikan dengan : S = 0,03 + 1,805 Cl Konsentrasi rata-rata garam terlarut di laut adalah 3,5% terhadap berat atau dengan bagian per seribu (35 ppt). Salinitas bervariasi tergantung pada keseimbangan antara penguapan dan presipitasi serta percampuran antara air permukaan dan air kedalaman. Secara umum, perubahan salinitas tidak mempengaruhi proporsi relatif ion-ion utama. Konsentrasi ion-ion berubah dalam proporsi yang sama yaitu rasio ioniknya tetap konstan. Meski demikian, untuk beberapa lingkungan laut seperti laut-laut tertutup, cekungan, daerah yang luas serta dalam sediment laut, terdapat kondisi dimana rasio-rasio ion menyimpang jauh dari normal. 7.8. Geologi Berdasarkan Peta Geologi Regional Lembar Kendari - Lasusua skala 1 : 250.000, Wilayah Izin Usaha Pertambangan Eksplorasi PT. Oti Eya Abadi di Desa Siumbatu Kecamatan Bahodopi Kabupaten Morowali, secara regional terdiri satu jenis batuan yaitu kelompok batuan ultrabasa berumur Kapur. Pemerian stratigrafi dan urutan-urutan ketiga formasi batuan dari yang tertua hingga yang termuda adalah sebagai berikut : Batuan Ofiolit (Ku) Terdiri dari batuan peridotit, harsburgit, dunit, gabro, basal dan sepertinit. Peridotit, berwarna hitam kehijauan, kecoklatan; berbutir sedang sampai kasar, PT. OTI EYA ABADI 61 Studi Kelayakan Terminal Khusus fanerik, hablur penuh, sebagian terserpentinkan, tersusun oleh piroksen, olivin, dan sedikit plagioklas serta bijih. Harsburgit, berwarna hijau kehitaman; berbutir menengah, fanerik, hipidiomorfik, sebagian telah terserpentinkan. Dunit, berwarna hijau tua, berbutir halus sampai sedang; granular dengan bentuk kristal tidak sempurna (anhedral, terdiri dari olivin dengan sedikit piroksen. Serpentinit, kelabu kehijauan, agak keras, setempat mengandung asbes, biasanya terdapat pada lajur sesar. Basal, berwarna kelabu tua hingga kehitaman dan kehijauan, hablur penuh; afanitik, terubah kuat. Gabro, berwarna kelabu hingga kehitaman, hablur penuh, berbutir kasar hingga pegmatik, fanerik, hipidiomorfik granular, hablur hampir sempurna, terlihat adanya pengarahan karena pengaruh tekanan. Tersusun oleh mineral plagioklas (labradorit), piroksen, olivin, klorit, dan sedikit serisit dan kuarsa. Pada umumnya batuan ultramafik di daerah ini telah mengalami pelapukan cukup kuat yang menghasilkan lapisan laterit, mencapai ketebalan beberapa meter sampai belasan meter. Mineral garnierit, magnesit dan oksida besi sering dijumpai di daerah ini. Satuan ini adalah batuan asal kerak samudera yang merupakan batuan dasar di Lajur Hialu. Batuan ofiolit ini tertindih tak selaras oleh Formasi Matano yang berumur Kapur Akhir. Sehingga umur batuan diduga lebih tua dari Kapur Akhir. Struktur dan geologi yang dijumpai di Lembar Lasusua dan Kendari adalah sesar, lipatan dan kekar. Sesar dan kelurusan umumnya berarah barat laut-tenggara searah dengan Sesar Lasolo. Sesar Lasolo berupa sesar geser jurus mengiri (sinistral) yang diduga masih giat hingga kini, yang dibuktikan dengan adanya mataair panas di batugamping terumbu yang berumur Holosen pada jalur sesar tersebut di tenggara Tinobu. Sesar tersebut diduga ada kaitannya dengan sesar Sorong yang giat kembali pada Kala Oligosen (Simandjuntak, drr., 1983). Sesar naik ditemukan di daerah Wawo, sebelah barat Tampakura dan di Tanjung Labuandala di selatan Lasolo, yaitu beranjaknya batuan ofiolit ke atas batuan Malihan Mekongga, Formasi Meluhu dan Formasi Matano. Jenis sesar lain PT. OTI EYA ABADI 62 Studi Kelayakan Terminal Khusus yang dijumpai adalah sesar bongkah, atau mungkin sesar listrik (listric fault). Sesar Lasolo berarah barat laut - tenggara, membagi Lembar Kendari menjadi dua bagian. Sebelah timurlaut sesar disebut Lajur Hialu dan sebelah baratdaya disebut Lajur Tinondo (Rusmana dan Sukarna, 1985). Lajur Hialu umumnya merupakan himpunan batuan yang bercirikan asal Kerak Samudera dan Lajur Tinondo merupakan himpunan batuan yang bercirikan asal paparan benua. Ditafsirkan bahwa sebelum Oligosen Lajur Hialu dan Lajur Tinondo bersentuhan secara pasif, kemudian sesar ini berkembang menjadi suatu "transform fault' dan menjadi sesar Lasolo sejak Oligosen yaitu pada saat mulai giatnya kembali Sesar Sorong. Daerah ini tampaknya telah mengalami lebih dari satu kali perliukan, hal ini terlihat pada batuan Mesozoikum yang sudah terlipat lebih dari satu kali. Jenis lipatan pada batuan ini berupa lipatan tertutup, setempat dijumpai lipatan lembah, lipatan pirau dan lipatan terbalik. Lipatan pada batuan Tersier termasuk jenis lipatan terbuka, berupa lipatan yang landai dengan kemiringan lapisan berkisar antara 150 dan 180. Kekar terdapat pada semua jenis batuan. Pada batugamping kekar ini tampak teratur yang membentuk kelurusan, seperti yang terlihat jelas pada foto udara. Kekar pada batuan beku umumnya menunjukkan arah tak beraturan. Gejala pengangkatan terdapat dipantai timur dan tenggara Lembar, yang ditunjukkan oleh undak-undak pantai dan sungai dan pertumbuhan koral. PT. OTI EYA ABADI 63 Studi Kelayakan Terminal Khusus Gambar 7.12. Peta Geologi Regional Lembar Kolaka 7.9. Kawasan Hutan Lokasi terminal khusus PT. Oti Eya Abadi berada pada kawasan Areal Penggunaan Lain (APL), sehingga dalam pelaksanaan pembangunan dan pengoperasian terminal khusus tidak memerlukan izin pinjam pakai kawasan hutan, dan proses perizinan menjadi lebih mudah. Letak lokasi terminal khusus dapat dilihat pada gambar 7.13. berikut. PT. OTI EYA ABADI 64 Studi Kelayakan Terminal Khusus Gambar 7.13. Peta Letak Terminal Khusus PT.0ti Eya Abadi 7.10. Data Lingkungan a. Parameter Biologi • Lamun Tabel 7.7 Lamun Pengamatan 1 2 3 4 5 Jumlah rumpun 3 cm 6 cm 12 cm 50 cm 32 cm 15cm 12cm 42 cm 28cm 42 cm Jumlah buah 5 cm 8 cm 3 cm 5 cm 3 cm 4 cm 6 cm 6 7 8 6 cm 9 5 cm 10 7 cm Daun terpanjang 10 cm 30 cm 13 cm 40 cm 25 cm 20 cm 15 cm 33 cm 18 cm 8 cm Daun terpendek 9 cm 12 cm Lebar daun 19 cm 7 cm 11 cm 7 cm 0,4 cm 1 cm 0,5 cm 0,3 cm 1 cm 8 cm 12 cm 6 cm 4 cm 0,7 cm 0,7 cm 1 cm 0,3 cm 0,6 cm PT. OTI EYA ABADI 65 Studi Kelayakan Terminal Khusus Tabel di atas menunjukan hasil pengamatan lamun yang masing masing biota laut mempunyai kekhasan fungsinya masing masing. Lamun, baik secara individu ataupun kelompok (padang lamun) dalam perairan laut mempunyai ciriciri ekologis antara lain adalah : Lamun terdapat di perairan pantai yang landai, di dataran lumpur/pasir untuk mengokoh perakarannya. Hidup pada batas terendah daerah pasang surut agar suplai air dan nutrisi bisa terpenuhi sertadekat hutan bakau atau di dataran terumbu karang. Mampu hidup sampai kedalaman 30 meter dan lebih dalam lagi selama sinar matahari masih bisa masuk kedalam perairan guna membantunya dalam proses fotosintesisi, sehingga angat tergantung pada cahaya matahari yang masuk ke perairan • Plankton Tabel 7.9 Plankton N0 Jenis Plankton Keterangan 1 R. alala Fitoplankton 2 Lithodesmiun undulatum Fithoplankton 3 Rhizosolenia slyuorms Fitoplankton 4 Leplocylindricus donicus Fitoplankton 5 Skelelomena coslalum Fitoplankton 6 R. shrubsolei Fitoplankton 7 Isachrysis Sp. Zooplankton 8 R. seligera Fitoplankton 9 Exoviclla sp Zooplankton 10 Capitcllid larva Zooplankton 11 Balatius balanoldes Zooplankton PT. OTI EYA ABADI 66 Studi Kelayakan Terminal Khusus Tabel di atas merupakan hasil pengamatan plankton yang dilakukan pada fajar, siang hari, senja dan malam hari. Pada siang hari phytoplankton lebih banyak ditemukan, hal ini dikarenakan aktifitas fotosintesisnya, saat malam hari zooplankton lebih banyak ditemukan karena zooplankton naik ke permukaan untuk menghindari pemangsa. Plankton dapat dikelompokkan menjadi beberapa kelompok berdasarkan cara makan, habitat, asal, ukuran dll. Pengelompokkan plankton yang paling umum didasarkan pada cara makannya. Berdasarkan cara makan plankton dapat dibedakan menjadi fitoplankton, dan zooplankton. Di perairan, peran plankton tersebut sangat penting. Terutama dalam usaha budidaya ikan/udang, plankton dapat berfungsi sebagai pakan alami yang ramah lingkungan. Plankton juga dapat digunakan sebagai indikator kesuburan perairan. c. Parameter Fisika • Suhu Tabel 7.10 Thermometer Tertutup Ulangan Ke- Sabtu Minggu Senin 10.00 16.00 10.00 16.00 10.00 1 29 31 30 31 31 2 29 31 30 30 31 3 29 30 31 30 30 4 31 31 30 31 30 5 31 30 29 30 31 6 30 29 30 31 30 7 31 31 30 31 31 8 30 30 31 31 31 9 29 30 30 30 30 PT. OTI EYA ABADI 67 Studi Kelayakan Terminal Khusus 10 29 30 31 30 30 Tabel 7.11 Thermometer terbuka Ulangan Ke- Sabtu Minggu Senin 10.00 16.00 10.00 16.00 10.00 1 29 28 29 29 29 2 29 28 28 29 28 3 30 29 29 28 30 4 29 28 29 30 29 5 28 28 30 29 29 6 28 29 28 29 28 7 29 29 29 30 29 8 30 29 29 29 29 9 30 28 30 29 30 10 29 27 31 30 29 Tabel diatas menunjukan hasil pengukuran suhu yang dilakukan Di Perairan Pantai Desa Siumbatu Kecamatan Bahodopi Kabupaten Morowali, suhu terendah 27 derajad C dan suhu tertinggi 31 derajad C. Perpedaan temperatur tersebut dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, contohnya intensitas cahaya. Intensitas cahaya terlambat mempengaruhi suhu karena sifat air laut yang tidak mudah panas dan tidak mudah dingin, sehingga suhu air tidak sesuai dengan suhu di permukaan. seperti saat siang hari udara panas namun air laut dingin. Sebaliknya saat malam hari, udara dingin tetapi suhu air hangat. PT. OTI EYA ABADI 68 Studi Kelayakan Terminal Khusus 7.11. Hubungan Parameter Fisika, Kimia dan Biologi Kualitas air laut diperkirakan yang akan mengalami perubahan akibat kegiatan pembangunan dan pengoperasian terminal khusus. Berdasarkan pengamatan dilapangan dan pengembilan sampel serta untuk selanjutnya di analisa. Hasil pengukuran dan analisa kualitas air laut berdasarkan parameter fisika, kimia, dan mikrobiologi air laut tersebut menunjukan kondisi yang masih baik dan berada di bawah baku mutu yang dipersyaratkan. PT. OTI EYA ABADI 69 Studi Kelayakan Terminal Khusus BAB VIII IDENTIFIKASI POTENSI PNBP Terminal Khusus selain sebagai tempat perpindahan intra dan antarmoda trasnportasi yang melayani kepentingan sendiri sesuai dengan usaha pokoknya, juga berpotensi cukup besar dalam Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP). Sebagaimana telah diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 11 Tahun 2015 Tentang Jenis dan Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Yang Berlaku Pada Kementerian Perhubungan. Dalam perhitungan PNBP dari terminal khusus digunakan asumsi-asumsi sebagai berikut : ▪ Kapal yang digunakan untuk memuat bijih nikel adalah kapal tongkang dengan ukuran 180 feet kapasitas 2.000 MT, dengan gross tonnage 3561 Tons. ▪ Lamanya tongkang sandar untuk memuat bijih nikel paling lama 7 hari ▪ Barang yang muat ke dalam tongkang adalah bijih nikel yang dikategorikan bukan jenis barang berbahaya, sehingga tidak terkena tarif jenis barang berbahaya. ▪ Dalam proses pengangkutan barang dimana kapal tongkangnya langsung menuju industri pengolahan dan pemurnian mineral (smelter) dan tidak menggunakan kapal vessel, sehingga tidak ada jasa STS (Ship To Ship) ▪ Kunjungan kapal per tahun sebanyak 150 kali kunjungan ▪ Luas bangunan di atas air berupa dermaga dan trestel = 3.360 M2 ▪ Masa penggunaan terminal khusus adalah 10 tahun, sama dengan umur tambang PT. Oti Eya Abadi Adapun identifikasi potensi PNBP sub sektor transportasi laut pada terminal khusus milik PT. Oti Eya Abadi, adalah sebagai berikut PT. OTI EYA ABADI 70 Studi Kelayakan Terminal Khusus 8.1. Jasa Kepelabuhan a. Jasa Kapal ▪ Jasa Labuh Kelas 3 Tarif = Rp. 50 per GT per 7 Hari = Rp. 50 x 3.561 GT (dalam 7 hari) = Rp. 178.050 Kunjungan kapal per tahun : 150 Kali kunjungan Total PNBP dari Jasa Labuh dalam setahun = Rp. 178.050 x 150 = Rp. 26.707.500 ▪ Jasa Tambat Tarif = Rp. 19 per GT per Etmal = Rp. 19 x 3.561 CT x 7 Etmal = Rp. 473.613 Kunjungan kapal per tahun : 150 Kali kunjungan Total PNBP dari Jasa Tambat dalam setahun = Rp. 473.613 x 150 = Rp. 71.041.950 b. Jasa Barang Tarif = Rp. 180 per ton = Rp. 180 x 2.000 MTs = Rp. 2.400.000 Kunjungan kapal per tahun : 150 Kali kunjungan Total PNBP dari Jasa Barang dalam setahun = Rp. 2.400.OOO x 150 = Rp. 360.000.000 c. Jasa Bangunan di Atas Air Tarif = Rp. 2.500 per M2 per Tahun = Rp. 2.500 x 3.360 M2 per Tahun = Rp. 8.400.000 PT. OTI EYA ABADI 71 Studi Kelayakan Terminal Khusus 8.2. Jasa Kenavigasian Jasa Penggunaan Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP) Tarif = Rp. 250 per GT per 30 Hari = Rp. 250 x 3561 GT (dalam 30 hari) = Rp. 890.250 Kunjungan kapal per tahun : 150 Kali kunjungan Total PNBP dari Jasa Penggunaan SBNP dalam setahun = Rp. 890.250 x 150 = Rp. 133.537.500 Jadi total PNBP yang disetorkan ke kas negara dari aktifitas di terminal khusus milik PT. Oti Eya Abadi sebesar Rp.599.686.950 per tahun. Jika dikalikan dengan masa pemakaian terminal khusus selama 10 tahun, maka total PNBP dari terminal khusus PT. Oti Eya Abadi adalah Rp. 5.996.869.500,- PT. OTI EYA ABADI 72 Studi Kelayakan Terminal Khusus BAB IX KESIMPULAN 1. Rencana Terminal khusus Lokasi rencana terminal khusus PT. Oti Eya Abadi terletak di Desa Siumbatu, Kecamatan Bahodopi, Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah. Tabel 9.1. Secara georafis terletak pada koordinat NO DEGREE MIN SEC DEGREE MIN SEC 1 122 3 48,5 2 45 43 2 122 3 48,8 2 45 43,6 3 122 3 53,4 2 45 41,4 4 122 3 53,6 2 45 41,8 5 122 3 54,5 2 45 41,4 6 122 3 53,6 2 45 40 7 122 3 52,8 2 45 40,4 8 122 3 53 2 45 40,8 Tipe terminal khusus adalah terminal khusus Wharf atau Quay, yaitu terminal khusus yang paralel dengan pantai dan biasanya berimpit dengan garis pantai atau agak menjorok ke laut dengan struktur terminal khusus terbuka dengan pasangan turap miring. Dimensi dan Elevasi Terminal khusus . Panjang Terminal khusus : 180 Meter Lebar Terminal khusus : 51 Meter Elevasi Lantai Terminal khusus : + 3 Meter Elevasi Dasar Laut : - 1 Meter PT. OTI EYA ABADI 73 Studi Kelayakan Terminal Khusus 1. Analisa sementara kapasitas produksi bijih nikel PT. Oti Eya Abadi sebesar 1.200.000 ton per tahun dengan kapal yang akan digunakan adalah tongkang kapasitas 180-300 feet dengan muatan 2.000-8.000 MT tidak akan bisa berlabu diterminal khusus yang diajukan, dengan arus kunjungan kapal ke terminal khusus sebesar 150 kunjungan per tahun. 2. Kondisi Hidro-Oceanografi ▪ Kedalaman dasar laut pada ujung terminal khusus yang terletak pada jarak 180 meter dari garis pantai mencapai 1 meter (dalam kondisi surut), 5 meter (dalam kondisi pasang). Pada kedalaman tersebut sangat buruk untuk berlabuhnya tongkang dengan kapasitas 180-300 feet dengan muatan 2.0008.000 MT. Bahkan dijumpai endapan pasir sedimen yang relatif luas pada area terminal khusus di sepanjang garis pantai. Hasil analisa Pasang surut : ▪ Sifat Pasut di perairan lokasi terminal khusus adalah Pasut Campuran condong ke harian ganda. ▪ HWL : 500 cm ▪ LWL : 85 cm ▪ MSL : 81 cm ▪ ZO : 118 cm 3. Beberapa kriteria atau metode yang digunakan untuk menentukan kelayakan proyek pembangunan terminal khusus PT. Oti Eya Abadi apabila ada penambahan ukuran atau dimensi terminal khusus maka semuanya akan menunjukan bahwa proyek tersebut layak untuk dikerjakan. 4. Lokasi terminal khusus PT. Oti Eya Abadi berada dalam kawasan Areal Penggunaan Lain (APL). Sehingga dalam pelaksanaan pembangunan dan pengoperasian terminal khusus tidak memerlukan izin pinjam pakai kawasan hutan. Rekomendasi Terminal Khusus dari Tim Survey • Kondisi Hidro-Oceanografi PT. OTI EYA ABADI 74 Studi Kelayakan Terminal Khusus Terminal khusus yang terletak pada jarak 250 meter dari garis pantai dengan kedalaman dasar laut pada ujung terminal 6 meter (dalam kondisi surut), 15 meter (dalam kondisi pasang). Pada kedalaman tersebut sangat baik untuk berlabuhnya tongkang kapasitas 200-300 feet atau 2.000-8.000 MT dengan kapasitas produksi bijih nikel sebesar 1.200.000 ton per tahun, sehingga arus kunjungan kapal ke terminal khusus sebesar 150 kunjungan per tahun. Tabel 9.2.Secara georafis terletak pada koordinat NO DEGREE MIN SEC DEGREE MIN SEC 1 122 3 56,98 2 45 37,82 2 122 3 56,92 2 45 36,52 PT. OTI EYA ABADI 75