PRISMA FISIKA, Vol. XX, No. XX (2014), Hal. XXX - XXX ISSN : 2337-8204 Estimasi Tinggi Gelombang Laut di Perairan Pantai Kijing Kabupaten Mempawah Kalimantan Barat Lingga Permata Sari* Muliadi* Risko* Prodi Geofisika, FMIPA Universitas Tanjungpura, Jalan Dr. Prof. Hadari Nawawi Pontianak Indonesia *Email : [email protected] Abstrak Pantai Kijing Kabupaten Mempawah, merupakan lokasi mega proyek pembangunan pelabuhan bertaraf Internasional di Kalimantan Barat, sangat penting untuk mengetahui kondisi tinggi gelombang laut sebagai informasi cuaca kelautan, rancangan pelabuhan dan kelanjutan dari kegiatan-kegiatan dipelabuhan itu sendiri. Studi ini bertujuan untuk menentukan nilai tinggi gelombang laut dilokasi tersebut. Pada penelitian ini, dilakukan perkiraan tinggi gelombang menggunakan Metode Wilson, kemudian dianalisis dengan Metode Distribusi Weibull. Dari hasil perhitungan data angin, diperoleh arah dominan dari Utara, Barat Laut, Barat Daya dan Selatan, dengan kecepatan angin maksimum 4,61 m/s. dan kecepatan minimum 0,90 m/s. Fetch efektif terpanjang dari arah Barat Daya sejauh 124.128 m. Tinggi gelombang maksimum hasil analisis menggunakan Metode Wilson terjadi pada bulan Januari 2008 yaitu 0,367 m. dan peiode maksimum terjadi pada bulan Juli 2015 sebesar 4,661 detik. Dari hasil perhitungan periode ulang tertentu menggunakan Metode Weibull, tinggi gelombang maksimum terjadi pada bulan Januari, dengan periode 100 tahun sebesar 0,46 m. Kata Kunci: Angin, Fetch, Gelombang, Periode Ulang, Pantai Kijing 1. Latar Belakang Kabupaten Mempawah secara geografis terletak di koordinat 0,5° LU dan 108,875° BT, dengan luas wilayah mencapai 1.276,09 km2 , menurut PP RI Nomor 58 tahun 2014 [1] Kabupaten Mempawah resmi menjadi kabupaten sendiri, yang sebelumnya bergabung dengan Kabupaten Pontianak. Saat ini pemerintah setempat gencar melakukan pembangunan dari berbagai sektor, mulai dari infrastruktur, pertanian, pendidikan, kesehatan hingga fasilitas umum, salah satu proyek besar yang akan dibangun yaitu rancangan pembangunan pelabuhan bertaraf internasional di Pantai Kijing. Pelabuhan Internasional di Pantai Kijing Kabupaten Mempawah, memiliki peran penting untuk melayani rute alur pelayaran antar negara maupun antar daerah, serta untuk membuka kegiatan ekonomi secara lebih luas didunia Internasional. Pelabuhan yang dibangun akan ditingkatkan fungsinya, dalam memberikan pelayanan terhadap seluruh pengguna jasa transportasi pelabuhan. Sangat penting untuk mengetahui kondisi tinggi gelombang laut sebagai informasi cuaca kelautan, rancangan pelabuhan dan kelanjutan dari kegiatan-kegiatan di pelabuhan itu sendiri. Sangat penting untuk mengetahui tinggi gelombang laut secara berkala, akan tetapi informasi gelombang laut sulit untuk didapatkan, karena memerlukan waktu yang lama dan menghabiskan biaya yang cukup mahal. Oleh karena itu penelitian ini dilakukan. 2. Metodologi Penelitian ini dilakukan di Perairan Pantai Kijing Sungai Kunyit Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat. Secara geografis daerah tersebut terletak di 0,5° LU dan 108,875° BT. Gambar 2.1 Lokasi Penelitian 2.2 Angin Angin yang berhembus di atas permukaan air akan memindahkan energinya ke air. Kecepatan angin akan menimbulkan tegangan pada permukaan laut, sehingga permukaan air yang semula tenang akan terganggu dan timbul riak gelombang kecil di atas permukaan air. Apabila kecepatan angin bertambah, riak tersebut menjadi semakin besar, dan apabila 1 PRISMA FISIKA, Vol. XX, No. XX (2014), Hal. XXX - XXX angin berhembus terus akhirnya akan terbentuk gelombang. Semakin lama dan semakin kuat angin berhembus, semakin besar gelombang yang terbentuk [2]. Dalam penelitian ini data angin diunduh di web ECMWF (Europian Center For MediumRange Weather Forecasts). dengan rentang waktu 10 tahun, dari tahun 2008-2017. Interval grid yang digunakan yaitu 0,125°. Koordinat utara 10°, barat 90° selatan -10° dan timur 20°. Keluaran data angin yang diunduh berupa komponen u dan v, untuk mendapatkan nilai kecepatan, arah dan tegangan angin, dilakukan dengan tahap berikut ini: 1. Interpolasi Koordinat dan Komponen Angin Jika data angin yang dibutuhkan di lokasi pebelitian tidak tersedia, maka dilakukan interpolasi menggunakan software surfer. Inputan data yang digunakan yaitu komponen u dan v dengan koordinat 107,125° -108,875° BT dan 0,375° - 0,625° LU. Lalu diberi batas maksimum dan minimum koordinat untuk proses interpolasi, batas maksimum koordinat dimasukkan 108,94° BT dan 0,8 LU sedangkan batas minimum koordinat yaitu 107,125° BT dan 0,333° LU. Komponen u dan v diinterpolasi terpisah, dengan koordniat yang sama, lalu disimpan dalam format .bln. Untuk mendapatkan nilai komponen, data yang sudah diinterpolasi dibuka di software surfer, dengan tools contour map lalu digatasi dititik lokasi penelitian untuk mendapatkan nilai z yaitu komponen u dan v. 2. Perhitungan Kecepatan Resultan dan Arah Angin Resultan kecepatan angin didapat dari nilai komponen u dan v, dimana komponen u merupakan nilai kecepatan angin dalam arah timur – barat atau sering disebut angin zonal, sedangkan komponen v dalam arah utara – selatan atau sering disebut angin meridional. Untuk mendapatkan nilai resultan dan arah angin menggunakan persamaan berikut: U = √(u)2 +(v)2 (1) 𝑣 (2) 𝜃 = |𝑎𝑟𝑐 𝑡𝑎𝑛 𝑢| dengan U = Kecepatan angin m/s u = Kecepatan angin dalam arah vektor x v = Kecepatan angin dalam arah vektor y UA = tegangan angin (m/s) U = kecepatan angin (m/s) 2.3 Fetch Fetch adala daerah pembentukan gelombang yang diasumsikan memiliki kecepatan dan arah angin yang relatif kosntan [3]. Fetch merupakan jarak rintangan dimana angin bertiup dan mampu membangkitkan gelombang. Rintangan dalam istilah fetch ini dapat diartikan berupa daratan. Kondis fetch erat kaitannya dengan pembangkit gelombang, karena semakin panjang jarak fetch maka ketinggian gelombang yang akan dihitung semakin besar [4]. F = X Cos X i i 1 1 (3) (4) dengan: Xi = panjang segmen fetch yang diukur dari titik observasi gelombang ke-i (m) α I = sudut pengukuran fetch ke-i (o) i = nomor pengukuran fetch 2.4 Metode Wilson Menurut Sutirto [5], untuk keperluan perencanaan bangunan maritim diperlukan informasi tinggi gelombang yang terjadi di lokasi pekerjaan. Maka perancangan bangunan dapat didasarkan pada data gelombang tersebut. Namun apabila informasi atau data tinggi gelombang tidak didapatkan, maka tinggi gelombang dapat diperkirakan berdasarkan data angin. Untuk keperluan perkiraan gelombang diperlukan data angin, arah angin, kecepatan angin dan Panjang fetch. Data angin yang dibutuhkan harus cukup panjang, untuk kebutuhan analisis ekstrim paling tidak dibutuhkan data angin 10 tahun. Maka metode yang digunakan yaitu Metode Wilson. Untuk melakukan perhitungan tinggi dan periode gelombang diperlukan data angin dengan rentang waktu selama 10 tahun. Selanjutnya dihitung tinggi dan periode gelombang setiap tahun dari tahun 2008 – 2017 menggunakan metode wilason dengan tahapan berikut: −2 1/ 2 2 (5) 0, 3 gF Hs = 1 − 1 + 0, 004 U g U Ts = 6, 23 x 10−2 (U A F )1/3 3. Menghitung Nilai Tegangan angin : U A = 0, 71 x U1,23 ISSN : 2337-8204 dengan U UA F Hs = Kecepatan angin (m/s) = Tegangan Angin (m/s) = Fetch gelombang (m) = Tinggi gelombang signifikan (m) Ts = Periode signifikan gelombang (s) (6) 2 PRISMA FISIKA, Vol. XX, No. XX (2014), Hal. XXX - XXX 2.5 Verifikasi Data Verifikasi data dilakukan setelah menghitung tinggi dan periode gelombang memggunakan metode wilson, hal ini dilakukan agar dapat melihat besar nilai eror pada data perhitungan dan data lapangan. Jika eror tidak lebih dari 50% maka penelitian dapat dilanjutkan [6]. Untuk membandingkan kedua hasil tersebut, persamaan yang digunakan adalah sebagai berikut: H −H x 100% H ' Persen error relatif = (7) dengan H = Tinggi gelombang lapangan H’ = Tinggi gelombang perkiraan P(Hs ≤Hsm )= 1 – N T - 0,2 + dengan P(Hs ≤Hsm ) Hsm m 𝑁𝑇 K 0,23 √k Hsr = ̂A y (9) ̂ m+ B Dimana 𝑦𝑚 diberikan oleh bentuk berikut : 1⁄ 𝑘 𝑦𝑚 = −𝑙𝑛{1 − 𝑃(𝐻𝑠 ≤ 𝐻𝑠𝑚 )} (8) (11) dengan : 𝐻𝑠𝑟 = tinggi gelombang signifikan dengan periode ulang 𝑇𝑟 𝑇𝑟 = Periode Ulang (Tahun) K = Panjang Data (Tahun) L = rata - rata jumlah kejadian per tahun 𝑁𝑇 /𝐾 Deviasi standar data tinggi gelombang signifikan: σHs = [ 1 N-1 ̅ sm )2 ] ∑Ni=1(Hsm -H 1⁄ 2 (12) Dari beberapa nilai di atas dapat dihitung parameter 𝐴̂ dan 𝐵̂ berdasarkan data Hsm dan 𝑦𝑚 dengan menggunakan persamaan berikut ini [3] : ̅ sm = ̂A y + B ̂ H m (13) ̂A = n ∑ Hsm ym- ∑ Hsm ∑2 ym 2 (14) ̂= H ̅ sm - A ̂y̅ B m (15) n ∑ ym -( ∑ ym ) ) Persamaan regresi yang diperoleh adalah: Hsr = ̂A y + B̂ r = Probablititas tinggi gelombang representatif ke m yang tidak terlampaui = Tinggi gelombang urutan ke m (m) = Nomer urut tinggi gelombang signifikan = Jumlah kejadian gelombang selama pencatatan = Parameter bentuk dalam penelitian ini dipakai k= 0,75 (10) Sedangkan 𝑦𝑟 diberikan oleh bentuk berikut: 1⁄ k Untuk mendapatkan hasil perencanaan pantai yang baik, diperlukan analisa gelombang dalam kurun waktu yang panjang. Periode ulang (T) adalah periode tahunan yang diharapkan gelombang terjadi dan terlampaui minimal satukali. Sebagai contoh adalah prediksi tinggi gelombang dengan periode ulang 50 tahun (T=50), hal ini artinya data tinggi gelombang yang telah diperolah satu kali bisa terlampaui untuk waktu 50 tahunan [7]. Frekuensi gelombang besar merupakan faktor yang mempengaruhi perencanaan bangunan pantai. Untuk menetapkan gelombang dengan periode ulang tertentu dibutuhkan data gelombang dalam jangka waktu pengukuran cukup panjang. Data tersebut bisa berupa data pengukuran gelombang atau data gelombang hasil prediksi berdasarkan data angin [3]. Pada penelitian ini peramalan tinggi gelombang dengan periode ulang tertentu dilakukan dengan Metode Weilbull. Rumus probabilitas yang digunakan untuk Metode Weibull adalah sebagai berikut [3]: 0,22 √k Tinggi gelombang signifikan untuk berbagai periode ulang dihitung dari fungsi distribusi probabilitas dengan rumus sebagai berikut dengan 𝐴̂ dan 𝐵̂ adalah perkiraan dari parameter skala dan lokal yang diperoleh dari analisis regresi linier [3] : yr ={ln(LTr )} 2.6 Metode Webull m - 0,22 - ISSN : 2337-8204 (16) Perkiraan interval keyakinan penting dalam analisis gelombang ekstrim. Hal ini disebabkan karena, periode pencatatan gelombang yang pendek, sehingga tingkat ketidakpastian dalam perkiraan gelombang ekstrim menjadi tinggi. Batas keyakinan sangat dipengaruhi oleh penyebaran data, sehingga nilainya bergantung pada deviasi standar. Dalam perhitungan ini digunakan pendekatan untuk perkiraan deviasi standar dari nilai ulang. Deviasi standar yang 3 PRISMA FISIKA, Vol. XX, No. XX (2014), Hal. XXX - XXX dinormalkan berikut: σnr = 1 √N dihitung dengan [1+α(yr -c+εlnv)2 ] persamaan 1⁄ 2 (17) dengan: σnr = Standar deviasi yang dinormalkan dari tinggi gelombang periode ulang 𝑇𝑟 -1,3 α= α1 eα2N +k√-lnv signifikan dengan (18) Kesalahan standar dari tinggi gelombang signifikan dengan periode ulang Tr 𝜎𝑟 = 𝜎𝑛𝑟 σHs ISSN : 2337-8204 2.7 Gelombang signifikan Dalam pengolahan data gelombang didapatkan parameter gelombang yaitu tinggi gelombang (H) dan periode gelombang (T) kemudian dianalisis dengan menggunakan penentuan gelombang representatif menurut Triatmodjo [3] sebagai berikut: n = 33,3% x Jumlah Data (19) dengan 𝜎𝑟 = Kesalahan standar dari tinggi gelombang signifikan dengan periode ulang Tr σHs = standar deviasi dari data tinggi gelombang signifikan H1 + H 2 + ...... + H n n Hs = Ts = T1 + T2 + ...... + Tn n (20) (21) (22) Dengan Hs = Tinggi Gelombang Signifikan (m) Ts = Periode Gelombang Signifikan (dt) H1…n = Tinggi Gelombang ke 1,2,...,n (m) T1…n = Periode Gelombang ke 1,2,...,n (dt) Nilai Hs dihitung dari 33,3% tinggi gelombang tertinggi dan Ts dihitung dari 33,3% periode gelombang besar. Interval keyakinan dihitung dengan anggapan bahwa, perkiraan tinggi gelombang signifikan pada periode ulang tertentu terdistribusi normal terhadap fungsi distribusi yang diperkirakan. Batas interval keyakinan terhadap Hsr dengan berbagai tingkat keyakinan diberikan pada Tabel 2.3 4 PRISMA FISIKA, Vol. XX, No. XX (2014), Hal. XXX - XXX ISSN : 2337-8204 2.8 Diagram Alir Penelitian 2. Distribusi Angin Tahun 2009 3. Distribusi Angin Tahun 2010 3. Hasil dan Pembahasan 3.1 Distribusi Angin Untuk mendapatkan nilai arah dan kecepatan angin, dilakukan perhitungan menggunakan persamaan 1 dan 2. Berikut distribusi arah angin dominan perbulan dari tahun 2008-2017 : 1. Distribusi Angin Tahun 2008 4. Distribusi Angin Tahun 2011 5 PRISMA FISIKA, Vol. XX, No. XX (2014), Hal. XXX - XXX 5. Distribusi Angin Tahun 2012 6. Distribusi Angin Tahun 2013 7. Distribusi Angin Tahun 2014 ISSN : 2337-8204 8. Distribusi Angin Tahun 2015 9. Distribusi Angin Tahun 2016 10. Distribusi Angin Tahun 2017 6 PRISMA FISIKA, Vol. XX, No. XX (2014), Hal. XXX - XXX Kecepatan angin dari tahun (2008 – 2017 ) selama 10 tahun tersebut berkisar antara 0,90 – 4,61 m/s. Umumnya pada bulan Januari, angin berhembus dari arah timur laut menuju selatan, atau sering disebut dengan Musim Barat. Sedangkan Musim Timur terjadi pada bulan Juli, angin bertiup dari tenggara menuju timur laut. Dari hasil penelitian diatas dilihat bahwa, pada Musim Barat arah dominan angin berasal dari utara. Hal ini terjadi karena adanya gaya coriolis yang menyebabkan angin mengalami pembelokan arah. Begitupula dengan angin dominan pada bulan Juli, berasal dari arah selatan. Sedangkan bulan April dan Oktober, sering dikenal dengan Musim Peralihan I dan Musim Peralihan II, arah angin pada kedua musim ini sangat bervariatif, hal ini disebabkan karena, matahari bergerak melintasi wilayah khatulistiwa menyebabkan angin menjadi lemah dan arahnya tidak teratur, pada musim ini masih dipengaruhi oleh Musim Barat dan Musim Timur sehingga menyebabkan perubahan cuaca yang tidak menentu (8;9] 3.2 Fetch Fetch merupakan daerah utama pembentuk gelombang laut yang dibangkitkan oleh angin. Pada penelitian ini panjang fetch ditarik dari arah angin yang dominan. Adapun angin yang dominan di area penelitian ini yaitu Utara, Selatan, Barat Daya dan Barat laut. Untuk melakukan perhitungan fetch diguanakan persaman 4. Berikutt diagram panjang fetch : ISSN : 2337-8204 kijing banyak terdapat rintangan seperti pulaupulau, sehingga penarikan garis fetch berhenti sampai di batas pulau. Sehingga fetch lebih pendek dari bulan lainnya. Pada bulan Juli panjang fetch relatif sama, tetapi lebih panjang dari fetch bulan Januari, karenakan arah dominan angin pada bulan ini berasal dari Selatan, pada arah selatan Pantai Kijing, terdapat lebih sedikit pulau sehingga panjang fetch pada bulan Juli lebih panjang dibandingkan bulan Januari. Pada bulan April dan Oktober panjang fetch cendrung berubah-ubah, karena arah angin pada bulan ini relatif bervariasi. Arah angin dominan pada bulan April berasal dari Utara, Selatan dan Barat Laut. Sedangkan pada bulan Oktober arah angin dominan berasal dari Selatan dan Barat Laut, sehingga menyebabkan panjang fetch pada kedua bulan inipun cendrung bervariatif. 3.3 Estimasi Tinggi dan periode Gelombang Perhitungan periode dan tinggi gelombang dilakukan mennggunakan persamaan 5 dan 6. Perhitungan gelombang laut menggunakan metode wilson, dihitung dari tahun 2008 – 2017. Hasil perhitungan yang diperoleh berupa tinggi dan periode gelombang, dilihat pada grafik berikut: Pada gambar 3.41 dilihat bahwa fetch efektif terpanjang terjadi pada bulan Oktober 2017. Disebabkan karena pada bulan ini arah dominan angin berasal dari Barat Daya, panjang segmen fetch tidak dihalangi oleh rintangan atau daratan, sehingga membuat segmen fetch lebih panjang dari bulan lainnya. Sedangkan pada bulan Januari panjang fetch relatif lebih pendek, dikarenakan arah dominan angin berasal dari Utara. Bagian Utara di pantai 7 PRISMA FISIKA, Vol. XX, No. XX (2014), Hal. XXX - XXX Perhitungan data tinggi dan periode gelombang pada penelitian ini dapat dilihat dari gambar 3.42 dan 3.43. Januari merupakan puncak dari musim barat, dimana angin berhembus kencang dari belahan bumi bagian Utara. Pada gambar 4.42 gelombang tertinggi terjadi pada bulan Januari, tinggi gelombang maksimum terjadi pada tahun 2008 sebesar 0,367 m. dengan periode gelombang 3,4355 detik dan kecepatan angin rata-rata sebesar 4,61 m/s. arah dominan angin dari Utara. Sedangkan tinggi gelombang minimum pada bulan ini, terjadi pada tahun 2016 yaitu sebesar 0,089 m. dengan periode gelombang 2,393 detik dan kecepatan angin ratarata 0,90 m/s. periode gelombang laut pada bulan januari relatif lebih kecil dibandingkan bulan Juli. Tinggi dan periode gelombang pada bulan April relatif lebih kecil dibandingkan pada bulanbulan lainnya hal ini disebabkan karena kecepatan angin yang berhembus lebih lemah dari bulan yang lain. Tinggi gelombang maksimum bulan ini, terjadi pada tahun 2008 sebesar 0,100 m. dengan periode gelombang 3,45 detik. Tinggi gelombang minimum pada bulan ini terjadi pada tahun 2010 yaitu 0,022 m. dengan periode gelombang 1,758 detik. Arah angin dominan pada bulan ini sangat bervariatif dari Utara, Selatan dan Barat Laut. Pada bulan juli rata -rata tinggi gelombang laut lebih kecil dibanding bulan Januari, dan lebih tinggi dari bulan April dan Oktober, hal ini disebabkan karena angin yang berhembus pada bulan Juli lebih kuat dibandingkan bulan April dan Oktober. Arah angin dominan pada bulan juli berasal dari Selatan. Tinggi gelombang maksimum pada bulan ini terjadi pada tahun 2015 sebesar 0,364 m. dengan periode gelombang 4,661 detik. Tinggi gelombang minimum terjadi pada tahun 2010 yaitu sebesar 0,077 m. dengan periode gelombang 3,264 detik. Oktober merupakan puncak musim peralihan II tinggi perkiraan gelombang pada bulan Oktober lebih kecil dibandingkan bulan Januari dan Juli tetapi lebih besar dari pada bulan April. Tinggi gelombang maksimum pada bulan ini terjadi pada tahun 2010 sebesar 0,159 m. dengan periode gelombang 3,835 detik. Tinggi gelombang minimum terjadi pada tahun 2008 yaitu sebesar 0,041 m. dengan periode gelombang 2,847 detik. Kecepatan dan arah angin pada bulan oktober juga bervariatif seperti bulan April, arah angin dominan pada bulan ini berasal dari selatan dan barat daya. ISSN : 2337-8204 Berdasarkan gaya pembangkitnya gelombang yang terbentuk merupakan gelombang yang dibangkitkan oleh angin, karena mempunyai periode signifikan sebesar tidak lebih dari 10 detik. Hal ini didukung oleh klasifikasi gelombang berdasarkan periode menurut munk [9] yang menyatakan gelombang yang dibangkitkan oleh angin mempunyai periode gelombang antara 1-10 detik. 3.4 Verifikasi Data Verifikasi data dilakukan untuk medapatkan nilai persen relatif eror pada data perhitungan dengan metode wilson dan data observasi lapangan. Agar dapat dilakukan pengolahan data gelombang ketahap berikutnya. Pada penelitian ini data tinggi dan periode gelombang perkiraan di hitung dari rata-rata kecepatan angin selama 10 tahun dibulan Februari. Dengan kecepatan angin rata – rata sebesar 2,76 m/s Dan arah dominan dari Utara. Data tinggi dan periode gelombang lapangan yang digunakan untuk verifikasi, diambil pada tanggal 20 Februari 2019 dengan tinggi gelombang sebesar 0.112 m. dan periode gelombang 4.8148 detik. Tabel 1 Verifikasi tinggi dan periode gelombang Gelombang Hs (m) Ts (detik) Pengukuran Lapangan 0.112 4.8148 Perkiraan Gelombang 0.165 2.7838 Relatif Eror (RE) 47.7% 42.18% Nilai RE dihitung menggunakan persamaan 7. Dari tabel 3.1 dapat dilihat bahwa hasil perhitungan RE dari perhitungan antara pengukuran lapangan dan perkiraan sebesar 47.7% dan periode gelombang sebesar 42.18%. Hasil verifikasi tersebut menunjukkan bahwa nilai RE kurang dari 50% sehingga, perkiraan gelombang dapat digunakan untuk pengolahan gelombang tahap selanjutnya (Agustino et all, 2014). 3.5 Estimasi Gelombang Periode Ulang Untuk melakukan perkiraan tinggi gelombang signifikan periode ulang dalam penelitian ini menggunakan metode weibull. Tinggi gelombang signifikan untuk periode ulang dihitung dari fungsi distribusi probabilitas dengan rumus pada persamaan 8. Perkiraan gelombang periode ulang diolah berdasar 8 PRISMA FISIKA, Vol. XX, No. XX (2014), Hal. XXX - XXX puncank musim, sehingga didapat nilai tinggi gelombang periode ulang pada bulan Januari, April, Juli dan Oktober. Grafik perkiraan gelombang periode ulang tertentu sebagai berikut : Pada gambar 3.43 dapat dilihat ketinggian gelombang laut signifikan periode ulang pada Musim Timur atau bulan Juli relatif lebih besar dibandingkan pada Musim Peralihan I, dimana tinggi gelombang signifikan periode ulang 5 tahun yaitu 0,219 m. sedangkan untuk periode 10 tahun tinggi gelombang sebesar 266 m. periode 25 tahun tinggi gelombang signifikan 0,328 m. tinggi gelombang pada periode ulang 50 dan 100 tahun yaitu 0,375 m. dan 0,422 m. Musim Peralihan II atau bulan Oktober memiliki nilai tinggi gelombang periode ulang yang lebih kecil dibandingkan Musim Timur tetapi lebih besar dari Musim Peralihan I, dapat dilihat dari gambar 3.43 bahwa tinggi gelombang periode ulang 5 tahun sebesar 0,106 m. periode 10 tahun sebesar 0,128 m. periode 25 tahun sebesar 0,157 m. periode 50 tahun sebesar 0,179 m. dan 100 tahun sebesar 0,2 m. Dari hasil penetuan periode ulang gelombang menggunakan Metode Weibull yang dapat dilihat pada Gambar 3.44, bahwa tinggi gelombang signifikan dari 5 tahun sampai 100 tahun kedepan semakin tinggi. Data ini menjadi lebih akurat karena telah diuji dengan selang kepercayaan 80 % lihat Gambar 4.15, dimana nilai dari gelombang signifikan berada pada interval selang kepercayaan yang ditentukan ( Nilai Hs -1.28σr dan Nilai Hs +1.28σr ). 4. Pada puncak Musim Barat atau bulan Januari diperoleh periode ulang gelombang dengan interval 5, 10, 25, 50 dan 100 tahun, dengan nilai tinggi gelombang yang berbedabeda. Pada periode ulang 5 tahun tinggi gelombang signifikan sebesar 0,271 m. periode ulang 10 tahun tinggi gelombang signifikan yaitu 0,315 m. periode ke 25 tahun tinggi gelombang signifikan 0,373 m. periode ke 50 tahun tinggi gelombang signifikan 0,41 m. dan pada periode ulang 100 tahun tinggi gelombang signifikan sebesar 0,46 m. ketinggian gelombang periode ulang pada musim barat lebih besar dibandingkan dengan musim yang lainnya dapat dilihat gambar 3.43. Peramalan tinggi gelombang periode ulang pada Musim Peralihan I atau bulan April relatif lebih kecil dibandingkan musim barat, dilihat dari Gambar 3.43 tinggi gelombang pada periode ulang 5 tahun yaitu 0,062 m. periode ulang 10 tahun sebesar 0,075 m. tinggi gelombang pada periode 25 tahun sebesar 0,092m. periode ulang gelombang 50 dan 100 tahun sebesar 0,105 m. dan 0,118 m. ISSN : 2337-8204 Kesimpulan Bedasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat di simpulkan bahwa Kondisi kecepatan angin di Perairan Pantai Kijing berkisaran antara 0,90 – 4,61 m/s. Fetch efektif terpanjang terjadi pada bulan Oktober 2017, dengan panjang fetch 124.128 m. Tinggi gelombang maksimum yg diolah menggunakan metode wilson terjadi pada bulan Januari 2008 dengan tinggi 0,367 m. Periode gelombang maksimum yang diolah menggunakan metode wilson terjadi pada bulan Juli 2015 dengan periode gelombang sebesar 4,661 detik. Perkiraan periode ulang tertentu maksimum terjadi pada musim barat, dengan periode 100 tahun sebesar 0,46 m. 5. Saran Untuk penulisan dan hasil analisis yang lebih baik di perlukan studi yang lebih lanjut terhadap gelombang, melakukan perhitungan pasang surut dan transpor sedimen. Sehingga nantinya dapat berguna dalam pengembangan Pelabuhan Kijing kedepannya. 9 PRISMA FISIKA, Vol. XX, No. XX (2014), Hal. XXX - XXX ISSN : 2337-8204 Daftar Pustaka [1]. [2]. [3]. [4]. [5]. [6]. [7]. [8]. [9]. Perubahan Nama Kabupaten Pontianak Menjadi Kabupaten Mempawah di Kalimantan Barat, 2014, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 58. Triatmodjo, B., 1999, Pelabuhan, Beta Offset, Yogyakarta. Frans, L.P.; Lilipory, I., 2013 Analisa Karakteristik Gelombang Untuk Pembangunan Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Eri Ambon, Logika., 11:1. Hidayati, N., 2017, Dinamika Pantai, Malang. Sutirto., 2014, Gelombang dan Arus, yogyakarta. Agustino, O.; Indra, B.P.; Aris, I., 2014, Penjalaran Transformasi Gelombang Diperairan Pelabuhan Tanjung Kelian Kabupaten Bangka Barat, Jurnal. Oceanografi., 3:236 – 245. Prahmadana, R.F.; Armono, D.H.; Sujantoko., 2013, Pemodelan gelombang di Kolam Pelabuhan Perikanan Nusa Brondong, Jurnal. Teknik. Pomits., 1:1-6 Utami, R.I.; Jumarang, M.I.; Apriansyah., 2018, Perhitungan Potensi Energi Angin di Kalimantan Barat, Prisma. Fisika., 6: 65-69. Mulyadi.; Jumarang, M.I.; Apriansyah., Variabilitas Tinggi dan Periode Gelombang Laut Signifikan di Selat Karimata, Positron., 5:19-25 10