Uploaded by sherinayuli

MAKALAH k3 dana keselamatan kerja bahaya kebisisngan

advertisement
MAKALAH
K3 (KEAMANAN, KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA)
DAN HUKUM KETENAGAKEJAAAN
“ BAHAYA KEBISINGAN ”
DISUSUN OLEH :







FAHRI LESMANA
PUTRI SUCI LESTARI
SEDAM HESKIEL SIMBOLON
SELA JULIKA BR.GULTOM
SHERINA YULI HASIBUAN
SIONARIYA BR. SEMBIRING
TESALONIKA BR. GINTING
KELAS TK-1 D
POLITEKNIK NEGERI MEDAN
1
K3 dan Hukum Ketenagakerjaan “Bahaya Kebisingan”
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, dengan ini
kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat-Nya kepada kami,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah K3 dan Hukum Ketenagakerjaan yang berjudul “Bahaya
Kebisingan”.
Adapun makalah K3 dan Hukum Ketenagakerjaan yang berjudul “Bahaya Kebisingan” ini
telah kami usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan dari banyak pihak, sehingga
dapat memperlancar proses pembuatan makalah ini. Oleh sebab itu, kami juga ingin menyampaikan
rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam
pembuatan makalah K3 dan Hukum Ketenagakejaan ini.
Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari makalah K3 dan Hukum Ketenagakerjaan
yang berjudul “Bahaya Kebisingan” ini dapat diambil manfaatnya sehingga dapat memberikan
inpirasi terhadap pembaca. Selain itu, kritik dan saran dari Anda kami tunggu untuk perbaikan
makalah ini nantinya.
Medan , Oktober 2018
Penyusun
2
K3 dan Hukum Ketenagakerjaan “Bahaya Kebisingan”
DAFTAR ISI
Cover........................................................................................................................... i
Kata Pengantar............................................................................................................ 1
Daftar Isi...................................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................... 3
A. Latar Belakang......................................................................................... 3
B. Rumusan Masalah.................................................................................... 3
C. Tujuan....................................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................. 4
A.
B.
C.
D.
Pengertian..................................................................................................
Klasifikasi Kebisingan.............................................................................
Sumber dan Dampak.................................................................................
Upaya Keselamatan...................................................................................
4
4
5
7
BAB III PENUTUP...................................................................................................... 8
A. Kesimpulan................................................................................................ 8
B. Saran.......................................................................................................... 8
Daftar Pustaka............................................................................................................... 8
3
K3 dan Hukum Ketenagakerjaan “Bahaya Kebisingan”
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan serta keselamatan kerja merupakan masalah penting dalam setiap proses operasional
rumah sakit. Dengan berkembangnya industrialisasi di Indonesia maka sejak awal disadari tentang
kemungkinan timbulnya dampak baik terhadap tenaga kerja maupun pada masyarakat di lingkungan
sekitarnya. Faktor-faktor penyebab penyakit akibat kerja dapat digolongkan menjadi golongan fisik,
kimia, infeksi, fisiologis dan mental psikologis. Bising, yang termasuk dalam golongan fisik, dapat
menyebabkan kerusakan pendengaran/tuli (Soemonegara,1975, Miller,1975).
Kurang pendengaran akibat bising terjadi secara perlahan, dalam waktu hitungan bulan sampai
tahun. Hal ini sering tidak disadari oleh penderitanya, sehingga pada saat penderita mulai mengeluh
kurang pendengaran, biasanya sudah dalam stadium yang tidak dapat disembuhkan (irreversibe).
Kondisi seperti ini akan mempengaruhi produktivitas tenaga kerja yang pada akhirnya akan
menyebabkan menurunnya derajat kesehatan masyarakat pekerja. Hal ini maka cara yang paling
memungkinkan adalah mencegah terjadinya ketulian total (Ballantyne, 1990; Beaglehole, 1993).
B. Rumusan Masalah
1. Apakah itu Kebisingan ?
2. Apa saja sumber dari kebisingan ?
3. Bagaimana dampak kebisingan tehadap kesehatan manusia?
4. Bagaimana upaya yang dapat kita lakukan untuk dari bahaya kebisingan?
C. Tujuan
Tujuan makalah ini,untuk melengkapi tugas yang dibebankan dosen makalah ini juga sebagai
penambah pengetahuan tentang kebisingan terhadap manusia, serta makalah ini terdapat berbagai
referensi tengtang kebisingan yang memudahkan pembaca untuk memahaminya bagaimana
kebisingan itu.
4
K3 dan Hukum Ketenagakerjaan “Bahaya Kebisingan”
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Kebisingan adalah bunyi atau suara yang tidak dikehendaki dan dapat mengganggu kesehatan dan
kenyamanan lingkungan yang dinyatakan dalam satuan desibel (dB). Kebisingan juga dapat
didefinisikan sebagai bunyi yang tidak disukai, suara yang mengganggu atau bunyi yang
menjengkelkan.
Selain definisi tersebut, terdapat beberapa pengertian kebisingan, antara lain:
1. Menurut Keputusan Menteri Tenaga Kerja No.KEP-51/MEN/1999 menyebutkan bahwa
kebisingan adalah semua suara yang tidak dikehendaki yang bersumber dari alat-alat proses
produksi dan atau alat-alat kerja yang berada pada titik tertentu dapat menimbulkan gangguan
pendengaran.
2. Suma’mur (1995) menyatakan bunyi didengar sebagai rangsangan-rangsangan pada telinga
oleh getaran-getaran melalui media elastis dan jika bunyi tersebut tidak dikehendaki, maka
bunyi dinyatakan sebagai kebisingan.
3. Zaeni Budiono (1994) menyatakan kebisingan sebagai semua bunyi yang mengalihkan
perhatian, mengganggu, atau berbahaya bagi kegiatan sehari-hari, dianggap bising. Walaupun
banyak pakar mendefinisikan tentang bising, tetapi secara umum bising didefinisikan sebagai
tiap bunyi yang tidak diinginkan oleh penerimanya.
4. Subagio (1992) dalam Sukar menyatakan kebisingan merupakan salah satu polutan yang
sering mendapat protes dan pada umumnya merupakan hasil samping pemanfaatan teknologi.
Sedangkan menurut Peraturan Menteri Kesehatan R.I. No.718/MENKES/PER/XI/1987 tentang
kebisingan yang berhubungan dengan kesehatan bahwa kebisingan adalah terjadinya bunyi yang tidak
dikehendaki dehingga mengganggu dan membahayakan kesehatan.
B. Klasifikasi Kebisingan
Menurut Babba (2007), kebisingan di tempat kerja diklasifikasikan ke dalam dua jenis golongan,
yaitu :
1. Kebisingan yang tetap (steady noise) dipisahkan lagi menjadi dua jenis, yaitu :
 Kebisingan dengan frekuensi terputus (discrete frequency noise). Kebisingan ini
merupakan nada-nada murni pada frekuensi yang beragam. Contohnya suara mesin,
suara kipas dan sebagainya.
 Kebisingan tetap (Broad band noise), kebisingan dengan frekuensi terputus dan Brod
band noise sama-sama digolongkan sebagai kebisingan tetap (steady noise).
Perbedaannya adalah broad band noise terjadi pada frekuensi yang lebih bervariasi.
2. Kebisingan tidak tetap (unsteady noise) dibagi lagi menjadi tiga jenis, yaitu :
 Kebisingan fluktuatif (fluctuating noise), kebisingan yang selalu berubah-ubah selama
rentang waktu tertentu.
 Intermitent noise, kebisingan yang terputus-putus dan besarnya dapat berubah-ubah.
Contoh kebisingan lalu lintas.
 Kebisingan impulsif (Impulsive noise), kebisingan ini dihasilkan oleh suara-suara
berintensitas tinggi (memekakkan telinga) dalam waktu relatif singkat, misalnya suara
ledakan senjata dan alat-alat sejenisnya.
5
K3 dan Hukum Ketenagakerjaan “Bahaya Kebisingan”
Tingkat kebisingan dapat diklasifikasikan berdasarkan intensitas yang
diukur dengan satuan decibel (dB) seperti pada Tabel 1.
Tingkat Bising dB (A)
Sumber Bunyi
Skala intensitas
0 – 20
20 – 40
40 -60
Gemerisik daun Suara gemerisik
Perpustakaan, Percakapan
Radio pelan, Percakapan keras
Rumah, gaduh Kantor
Perusahaan, Radio keras, Jalan
Peluit polisi, Jalan raya,Pabrik
tekstil, Pekerjaan Mekanis
Ruang ketel, Mesin turbin uap,
Mesin diesel besar,Kereta bawah
tanah
Ledakan bom, Mesin jet,Mesin
roket
Sangat tenang
Tenang
Sedang
60 – 80
80 – 100
100 – 120
>120
Keras
Sangat keras
Sangat amat keras
Menulikan
C. Sumber dan Dampak
1. Sumber Kebisingan
Pada umumnya sumber bising di industri berasal dari mesin-mesin pembangkit tenaga keja ,
pesawat dan peralatan-peralatan yang digunakan dalam proses produksi. Kebisingan yang timbul
akibat penggunaan alat kerja dalam proses kerja diakibatkan oleh adanya tumbukan atau benturan
peralatan kerja yang pada umumnya terbuat dari benda keras atau logam. Sedangkan kebisingan yang
ditimbulkan oleh pergerakan udara, gas atau cairan diakibatkan oleh adanya gesekan antar molekul
gas/udara tersebut yang mengakibatkan timbulnya suara atau kebisingan.
Seperti yang dikutip oleh Umaryadi (2006) dari Djamal Thaib (2005) sumber bising dibagi
menjadi tiga kelompok, antar lain:
1. Mesin, disebabkan oleh karena mesin yang bergetar karena kurang memadainya damper dan
bunyi mesin itu sendiri karena gesekan atau putaran. Bunyi mesin sangat tergantung pada:
 Jumlah silinder
Semakin banyak jumlah silindernya maka akan menyebabkan makin tingginya bunyi
bising yang ditimbulkan
 Putaran motor
Semakin besar putaran motornya maka semakin tinggi pula tingkat kebisingannya
 Berat jenis motor
Semakin besar berat jenis motornya maka semakin tinggi pula tingkat bisingnya
 Jumlah daun propller
Semakin banyak jumlah daun propellernya maka akan semakin tinggi pula tingkat
bisingnya
 Umur mesin
Semakin tua umur mesinnya maka akan semakin tinggi pula intensitas bising yang
timbul
2. Peralatan yang bergetar/berputar untuk melakukan suatu proses kerja
Bunyi timbul sebagia efek dari peralatan kerja yang bergetar/bergesek yang terbuat dari
campuran metal.
6
K3 dan Hukum Ketenagakerjaan “Bahaya Kebisingan”
3. Aliran udara atau gas dengan tekanan tertentu keluar melalui outlet menimbulkan bising.
Bila aliran udara terjepit, suara yang keluar akan keras sekali karena berfrekuensi tinggi.
2. Dampak Kebisingan
Menurut Babba (2007) kebisingan dengan intensitas tinggi dapat berdampak buruk
pada kesehatan antara lain :
a. Gangguan fisiologis
Gangguan fisiologis adalah gangguan yang pertama timbul akibat bising,
fungsi pendengaran secara fisiologis dapat terganggu. Pembicaraan atau instruksi
dalam pekerjaan tidak dapat didengar secara jelas, sehingga dapat menimbulkan
gangguan lain seperti: kecelakaan. Pembicaraan terpaksa berteriak-teriak sehingga
memerlukan tenaga ekstra dan juga menambah kebisingan. Selain itu kebisingan
dapat juga meningkatkan tekanan darah. Pada berbagai penelitian diketahui bahwa
pemaparan bunyi dapat menimbulkan reaksi fisiologis seperti: denyut nadi, tekanan
darah, metabolisme, gangguan tidur dan penyempitan pembuluh darah. Reaksi ini
terutama terjadi pada awal pemaparan terhadap bunyi. Kemudian akan kembali pada
keadaan semula. Bila terus menerus terpapar maka akan terjadi adaptasi sehingga
perubahan itu tidak tampak lagi. Kebisingan dapat menimbulkan gangguan fisiologis
melalui tiga cara yaitu :
 Sistem Internal Tubuh
Sistem internal tubuh adalah sistem fisiologis yang penting untuk kehidupan
seperti: kardiovaskuler (jantung, paru-paru, pembuluh), gastrointestinal , saraf ,
musculoskeletal (otot, tulang) dan endokrin (kelenjar).
 Ambang pendengaran
Ambang pendengaran adalah suara terlemah yang masih bisa didengar.
Semakin rendah level suara terlemah yang didengar berarti semakin rendah
nilai ambang pendengaran, dan semakin baik pendengarannya. Kebisingan
dapat mempengaruhi nilai ambang batas pendengaran baik bersifat sementara
(fisiologis) atau menetap (patofisiologis). Kehilangan pendengaran bersifat
sementara.
 Gangguan pola tidur
Pola tidur sudah merupakan pola alamiah, kondisi istirahat yang berulang
secara teratur, dan penting untuk tubuh normal dan pemeliharaan mental serta
kesembuhan. Kebisingan dapat mengganggu tidur dan menyebabkan tidur
menjadi tidak lelap. Seseorang yang sedang tidak bisa tidur atau sudah tidur
tetapi belum terlelap kemudian ada gangguan suara yang akan mengganggu
tidurnya, maka orang tersebut akan mudah marah, tersinggung dan berperilaku
irasional. Terjadinya pergeseran kelelapan tidur dapat menimbulkan kelelahan.
b. Gangguaan psikologis
Gangguan fisiologis apabila terjadi terlalu lama dapat menimbulkan gangguan
psikologis. Kebisingan dapat mempengaruhi stabilitas mental dan reaksi psikologis,
seperti rasa khawatir, jengkel, takut dan sebagainya.
7
K3 dan Hukum Ketenagakerjaan “Bahaya Kebisingan”
c. Gangguan patologis organis
Gangguan kebisingan yang paling menonjol adalah pengaruhnya terhadap alat
pendengaran atau telinga, yang dapat menimbulkan ketulian yang bersifat sementara
hingga permanen.
d. Komunikasi
Kebisingan dapat menganggu pembicaraan dan kebisingan mengganggu kita
dalam menangkap dan mengerti apa yang dibicarakan oleh orang lain.
Pengaruh akibat terpapar kebisingan keras lainnya adalah adanya rasa mual, lemas,
stres, sakit kepala bahkan peningkatan tekanan darah (Pulat, 1992). Menurut Chanlett (1979),
selain berdampak pada gangguan pendengaran, terdapat efek kebisingan lainnya, yaitu:
gangguan tidur dan istirahat, mempengaruhi kapasitas kerja pekerja. Dari segi fisik gangguan
kebisingan dapat berupa pupil yang membesar, dari segi psikologis kebisingan dapat
menimbulkan stress, penyakit mental, dan perubahan sikap atau kebiasaan.
D. Upaya Keselamatan
Dilakukan dengan cara antara lain :









Desain mesin yang baik,tanpa adanya bagian – bagian mesin yang membuat suara
kebisingan
Pengoperasian alat sesuai dengan kemampuan mesin jangan terlalu memaksakan
pengoperasian mesin
Merawat mesin secara teratur agar menghindari kerusakan dan potensi bahaya
kebisingan
Rotasi pekerjaan,ini dimaksudkan agar lingkungan perkerjaan menjadi kondusif dan
terjadwal
Ruang control
ruang control adalah tempat dimana pekerja memberikan intruksi kepada pekerja
lainnya agar melakukan sesuai prosedur
Penyelenggaraan pelatihan dan pendidikan
Pemeriksaan kesehatan
Pemantauan lingkungan kerja (pengukuran intensitas kebisingan) agar dapat
menjadikan lingkungan kerja menjadi nyaman
Alat Pelindung Diri
- Sumbat telinga (ear plug) mereduksi 15 - 20 dBA
- Tutup telinga (ear muff ) mereduksi 20 – 30 Dba
8
K3 dan Hukum Ketenagakerjaan “Bahaya Kebisingan”
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
a. kebisingan merupakan penyakit akibat kerja yang mana dapat merugikan kesehatan yang
berdampak pada gangguan pendengaran dan bila pemaparan dalam waktu lama akan
menyebabkan ketulian.
b. pada dasarnya pengendalian dapat dilakukan pada sumbernya, perjalanan dan
penerimanya
B. Saran
Gunakan alat pelindung diri jika terpapar langsung dengan kebisingan, sehingga dapat mencegah
terjadinya gangguan kesehatan, serta hindari pemakaian Ipod atau headset terlalu lama.
DAFTAR PUSTAKA




file:///D:/bemfkmuit2010_2011_%20Makalah%20Kebisingan.html
https://www.google.co.id/search?q=ea+plug+dan+ear+muff&safe=strict&source=lnms&tb
m=isch&sa=X&ved=0ahUKEwieytTx8JbeAhVOaCsKHQ2wDvIQ_AUIDigB&biw=1517
&bih=730#imgrc=RL1BCQgT8f_9WM:
file:///G:/BAB%20II.pdf
file:///G:/file.pdf
Download