KOMPOSISI MUSIK KASANG BAJUNDAI Suharti

advertisement
Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 14, No. 1, Juni 2012 KOMPOSISI MUSIK KASANG BAJUNDAI
Suharti
Sumatera Barat, ISI Padangpanjang, Jl. Bundo Kanduang No. 35
Hp. 081363407673
Abstrak: Kehadiran teknologi industri dan perkembangan music-musik popular sangat memberikan
pengaruh terhadap perkembangan musik-musik tradisi, sehingga pesatnya/ desakan music popular telah
dapat memarjinalkan eksistensi kesenian tradisi khususnya (kesenian tari Benten) yang seyogyanya
merupakan jati diri kebudayaan masyarakat Pesisir Selatan Minangkabau Sumatera Barat yang sangat
pantas dilestarikan hingga sekarang. Berdasarkan fenomena yang rerjadi pada kesenia tersebut di atas,
maka menarik untuk ditulis ke dalam sebuah jurnal dengan rumusan penciptaan sebagai berikut: (1)
bagaimana bentuk komposisi music Kasang Bajundai setelah digarap melodi, ritem dan syairnya, (2)
bagaimana karakteristik Komposisi Kasang Bajundai sebagai sebuah komposisi baru yang berangkat
dari Dendang Kasang iringan Tari Benten dengan focus pendekatan konsep re-interpretasi tradisi.
Adapun teknik garap yang digunakan di dalam Komposisi Kasang Bajundai ini yakni seperti: kanon,
harmonisasi, coll and respon, dinamik, pengolahan tempo dan pengembangan melodi serta ritme adok.
Komposisi Kasang Bajundai ini didukung oleh beberapa intrumen music seperti: adok, suling, vocal,
gitar elektrik, akordion, tabla, bass electrik serta drum.
Kata Kunci: Komposisi musik, re-interpretasi tradisi, Dendang Kasang.
Abstract: Kasang Bajundai represents 'escort music' in Benten Dance, the property of society Coastal
Area Of South, West Sumatra (Minangkabau). The escort music in Benten Dance takes root from song
called Kasang Bajundai. The interesting Phenomena for the writer to formulate in creating arts are: (1)
Kasang Bajundai song was tilled its melody, ritem, and idyl, (2) The music composition characteristic of
Kasang Bajundai as a new composition (formerly named Kasang Song) become the escort music of
Benten Dance through the reinterpretation concept approach into the tradition. The till technique used
like: cannon, harmonisation, coll and respond, dynamics, processing of development and tempo and
also adok ritme. The composition of Kasang Bajundai music supported by music instruments such as:
adok , flute, vocal, electrical guitar, accordion, table, bass of electric and also drum.
PENDAHULUAN
musik tari Benten di antaranya: dendang
Dendang kasang merupakan salah
padendangan, dendang kasang, dendang
satu lagu dalam repertoar musik tari Benten,
panjang, dendang adau-adau, dendang
sebuah kesenian tradisional yang terdapat pada
sibadindin dan dendang rantak kudo.
I.
daerah rantau Pesisir Selatan, Minangkabau.
Pertunjukan tari Benten dimainkan
Adapun musik pengiring tari Benten ini terdiri
oleh 2 (dua) orang penari laki-laki, dan 2 (dua)
dari musik vokal (dendang) dan instrumen
orang pemusik gendang adok sekaligus
perkusi gendang adok sebagai pengatur tempo
berfungsi sebagai pendendangnya dengan
gerak tari sekaligus sebagai pengiring lagu.
Lagu-lagu yang difungsikan sebagai pengiring
melodi dan teks pantun dialek khas bahasa
daerah Pesisir Selatan. Bangunan komposisi
1 Http://journal.isi‐padangpanjang.ac.id Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 14, No. 1, Juni 2012 musik tari Benten ini sangat menarik garapan
termasuk tari Benten) mulai ditinggalkan
motif-motif musikalnya, baik dilihat dari segi
penggemarnya. Ternyata pesatnya kemajuan
durasi not yang dipakai, pergerakan interval,
teknologi industri dan informasi telah
motif-motif melodi dan pengembangannya,
membawa
serta bersatunya karakter melodi dengan
kehidupan masyarakat yang secara berangsur-
karakter metrik perkusi yang bersumber dari
angsur telah menggeser musik tradisi itu sendiri
permainan gendang pengiring lagu-lagunya.
terkait dengan keberadaannya.
perubahan
kepada
sistem
Seiring berjalannya waktu, pada
Dengan kata lain, hadirnya teknologi
akhir-akhir ini musik tari Benten dengan tarinya
Industri dan perkembangan musik-musik
sudah mengalami kemunduran, dengan kata
populer memberikan pengaruh yang sangat
lain sudah tidak pernah lagi tampil di hadapan
besar terhadap perkembangan musik-musik
masyarakat pendukung utamanya di daerah
tradisi, sehingga desakan musik populer telah
tersebut. Hal ini dapat ditandai pada para
dapat memarjinalkan eksistensi kesenian tradisi
seniman dengan kesenian Benten itu tidak eksis
yang seyogianya merupakan jati diri
lagi, dan kalau pun ada penampilan kesenian
kebudayaan masyarakat Pesisir Selatan,
ini dari senimannya yang tersisa, tetapi kita lihat
Minangkabau
jumlah repertoar lagu dan struktur tari yang
dipertahankan hingga sekarang.
dimainkan sudah tidak lengkap sebagaimana
yang
sangat
pantas
Kehadiran dan kemajuan teknologi
sediakala. Generasi muda setempat pun juga
seharusnya
dapat
dimanfaatkan
untuk
tidak berminat sama sekali untuk mewarisi
perkembangan kesenian atau musik tradisi itu
kesenian ini. Salah satu penyebabnya yang
sendiri dan bukan untuk meninggalkannya.
dominan ialah terjadinya kecenderungan
Dewasa ini kesenian tradisi pada umumnya
masyarakat pendukungnya terhadap musik
hanya dinikmati atau dilestarikan oleh generasi
populer yang lebih menghibur dibandingkan
tua saja yang peduli dengan pelestarian
dengan penampilan tari Benten tersebut. Di sini
kebudayaan mereka.
semua jenis musik (populer) dengan dukungan
Sehubungan dengan itu, dapat
teknologi canggihnya pada setiap saat dengan
dikatakan bahwa akhir-akhir ini kehidupan
mudah diterima oleh masyarakat sehingga
musik tari Benten dan tariannya sudah
membuat musik populer menjadi berkembang
mengalami degradasi yang kronis, bahkan
dengan pesat.
sama sekali tidak ada sinyal untuk bangkit
Dampaknya, dapat kita lihat pada saat
kembali. Bahkan keadaan ini diperparah lagi
sekarang musik-musik tradisi (kesenian tradisi
oleh pandangan generasi muda yang tidak
2 Http://journal.isi‐padangpanjang.ac.id Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 14, No. 1, Juni 2012 berminat untuk mewarisi kesenian ini,
Pada
penggarapan
karya
ini
menganggap bahwa musik tari Benten lengkap
pemaknaan tentang judul karya sangat penting.
dengan tariannya merupakan kesenian tradisi
Maka untuk itu, komposisi musik yang
yang sudah ketinggalan zaman. Hal seperti
berangkat dari musik tari Benten ini diberi judul
inilah yang penggarap rasakan sebagai realita
“Kasang Bajundai.” Kasang diambil dari
negatif bagi perkembangan musik tradisi
salah satu judul dendang yang terdapat dalam
daerah, sehingga dikhawatirkan musik tradisi
musik tari Benten, begitupun Bajundai juga
menyongsong kepunahan.
terdapat dalam satu kesatuan musik tari Benten
Berdasarkan realita-realita yang terjadi
secara utuh. Pemilihan judul Kasang Bajundai
dalam kehidupan musik tari Benten di atas,
dimaksudkan untuk membedakan karya ini
penggarap terinspirasi untuk menggarap
dengan karya musik lainnya.
beberapa repertoar lagu atau dendang-dendang
Berdasarkan uraian di atas dapat
yang ada pada musik tari Benten tersebut
dirumuskan dalam dua pertanyaan yang
menjadi sebuah komposisi musik baru dengan
menjadi modal utama untuk penggarapan
tidak menghilangkan nuansa tradisinya. Pada
komposisi “Kasang Bajundai” sebagai berikut:
komposisi ini penggarap mengolah dendang
Bagaimana bentuk komposisi musik Kasang
Kasang, dan dendang Padendangan, baik dari
Bajundai setelah digarap melodi, ritem dan
segi motif musik perkusinya, segi melodi,
syairnya ?. Bagaimana karakteristik komposisi
tempo,
musik Kasang Bajundai sebagai sebuah
silabel-silabel
syair,
serta
komposisi musik baru yang berangkat dari
pengembangan instrumentasinya.
dendang Kasang iringan musik tari Benten
Pengembangan-pengembangan
tersebut dilakukan dengan memadu-padankan
beberapa teknik yang dirasa mampu
tersebut ?.
Tujuan
penggarapan
komposisi
memperkaya komposisi ini, di antaranya
musik Kasang Bajundai sebagai berikut:
penggunaan teknik unisono (sama bentuk
Mewujudkan bentuk karya komposisi musik
melodinya pada wilayah berbeda), dan canon
baru yang bernuansa musik tari Benten.
(pola melodinya sama dinyanyikan pada
Memperkenalkan sebuah karakter komposisi
tempat yang berbeda). Sementara itu,
musik baru yang berciri khas estetika dendang
penggarapan
komposisi
musik
Kasang iringan musik tari Benten yang berasal
menggunakan
pendekatan
re-interpretasi
ini
tradisi.
dari daerah Pesisir Selatan, Minangkabau.
Sedangkan kontribusi penciptaan
karya musik ini ialah sebagai berikut:
3 Http://journal.isi‐padangpanjang.ac.id Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 14, No. 1, Juni 2012 ISI
mengangkat dua buah repertoar lagu musik tari
berolah
Benten (dendang Kasang dan Rantak Kudo).
kreativitas karya seni dalam bentuk komposisi
Karya ini menggungkapkan kehidupan
musik baru. Merangsang penggarap dan
seorang laki-laki lanjut usia (bujang tua), hidup
mahasiswa yang mengambil pilihan minat
di surau/langgar dan pondok-pondok yang
penciptaan karawitan di Jurusan Karawitan ISI
telah ditinggal penghuninya. Bujang tua ini
Padangpanjang.
menjalani hidup dengan penuh kesepian, dan
Meningkatkan
performa
Padangpanjang
dalam
akademik
bidang
kesedihan, serta kepedihan hatinya disalurkan
II.
KEASLIAN KARYA DENGAN
melalui dendang-dendang melankolis yang
KONSEP PENCIPTAAN
penuh emosional.
Demi menjaga keabsahan karya ini,
Ketiga, komposisi musik M. Halim
perlu kiranya meninjau beberapa karya-karya
(1999) yang berjudul “Bakucindan”. Karya
komposisi musik yang berangkat dari musik
musik ini telah ditampilkan di kampus STSI
iringan tari Benten itu sendiri, maupun kesenian
Padangpanjang. Sumber penciptaan karya
yang ada di Kabupaten Pesisir Selatan. Melalui
musik ini mengangkat dua repertoar lagu
pengidentifikasian semua karya musik tersebut
musik tari Benten (dendang kasang dan rantak
akan dapat ditunjukkan bahwa karya
kudo). Karya ini mengungkapkan senda
komposisi musik Kasang Bajundai adalah
gurau/bercanda, berkelakar dengan sesama
memiliki kekhasan tersendiri yang tidak sama
besar, sehingga romantisme kehidupan muda-
dengan karya-karya musik sebelumnya.
mudi dapat direpresentasikan dalam bentuk
Pertama, komposisi musik “Akildaf”
suasana musikal.
karya Suharti (1990) yang ditampilkan di
Kelima, komposisi musik “Rantak
kampus STSI Padangpanjang. Karya ini
Pasisia” karya M. Halim (2006). Karya musik
menggarap salah satu repertoar lagu/dendang
ini juga telah ditampilkan di kampus STSI
musik tari Benten yang dikolaborasikan
Padangpanjang. Di sini komposer M. Halim
dengan
Karyanya
yang terkenal dengan nama samarannya Mak
mengungkapkan perjalan hidup pada masa
Lenggang ini menggarap dendang rantak kudo
perkuliahan program S1 di Surakarta.
sebagai
gamelan
Jawa.
Kedua, komposisi musik yang
materi
penggarapannya
tempat
berangkat
komposisi
musiknya.
berjudul “Bujang Lapuak” karya Herawati
Komposisi musik ini mengungkapkan keluhan
(1997) yang telah ditampilkan di kota
rakyat miskin yang termarjinalkan oleh pihak-
Philadelphia, Amerika Serikat. Karya musik ini
4 Http://journal.isi‐padangpanjang.ac.id Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 14, No. 1, Juni 2012 pihak tertentu yang seyogianya mengayomi
sehingga tanpa disadari hal ini membuat
kehidupan rakyat miskin tersebut.
generasi muda pendukugnya berangsur-angsur
Sementara itu, Suci Ayu (2007) dan
Syafrizal (2008) juga pernah mengangkat
meninggalkannya, karena tidak sesuai lagi
dengan jiwa muda mereka yang dinamis.
Dalam usaha mengatasi hal tersebut,
repertoar lagu musik tari Benten menjadi karya
komposisi musik sebagai tugas tugas akhir
penggarap mencoba mengolah
kesenian
(TA) nya di Jurusan Karawitan STSI
tersebut baik dari melodi, ritme, syair maupun
Padangpanjang.
Karya-karya komposisi
temponya dalam konsep garap yang lebih
musik mahasiswa ini juga pengkarya jadikan
dinamis. Diharapkan, dengan melakukan
sebagai bahan perbandingan dalam proses
pengembangan-pengembangan
penciptaan ini.
komposisi
melalui
Kasang Bajundai ini, dapat
Merujuk kepada beberapa karya yang
diterima dan masuk ke dalam masyarakat
telah tampil sebagaimana disebutkan di atas,
dengan tidak meninggalkan nilai-nilai etika dan
maka karya dengan judul Kasang Bajundai
estetikanya.
memungkinkan untuk digarap dengan fokus
Melihat kenyataan pada saat ini
pendekatan re-interpretasi tradisi. Walaupun
kesenian tradisi yang telah mengalami
karya ini berangkat dari kesenian yang sama,
pengembangan dan kreativitas dari segi
namun sudah pasti hasilnya tidak sama. Karya
kualitas oleh senimannya akan dapat bertahan
ini mempunyai perbedaan baik dari instrumen
hidup seperti yang terjadi pada ensambel musik
yang digunakan maupun dengan jumlah
baru “talempong goyang”. Pengembangan
materi dasar sebagai sumber garapan dengan
garap ini sangat besar artinya bagi
karya-karya sebelumnya.
keberlanjutan eksistensi suatu komposisi
Kecenderungan penyajian motif atau
pola melodi dalam pertunjukan kesenian tradisi
musik, sehingga dapat menawarkan hal yang
baru bagi penikmatnya.
selalu berulang-ulang dalam durasi waktu yang
Komposisi Kasang Bajundai ini
cukup lama sehingga terkesan ajeg (monoton);
mengolah beberapa buah dendang yang ada
begitu juga vokabuler lirik yang digunakan
pada musik tari Benten ke dalam sebuah
selalu bersifat sedih. Karakter penyajian
komposisi dengan pendekatan re-interpretasi
musikal seperti ini juga terdapat pada musik tari
tradisi.
Benten, dan semua unsur-unsur musik (melodi,
Lahirnya karya ini terinspirasi dari
ritme, tempo, dinamik dan tekstur) yang
fenomena musik yang sedang trend pada saat
terdapat di dalamnya masih sederhana,
ini, contohnya musik-musik populer yang
5 Http://journal.isi‐padangpanjang.ac.id Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 14, No. 1, Juni 2012 semakin digemari oleh masyarakat. Musik-
sebagai pengajar matakuliah “Musik Tari
musik tersebut juga memberikan rangsangan
Tradisi II” (Musik Tari Benten).
terhadap karya yang digarap, yaitu dari bentuk
Komposisi musik ini menggunakan
musik yang mudah diterima oleh masyarakat
pendekatan konsep Re-interpretasi tradisi, yaitu
dan sajian musik yang lebih bersifat hiburan.
menterjemahkan kembali aspek estetika
Kajian sumber penciptaan yang
musikal dendang kasang musik iringan tari
utama adalah berasal dari “Laporan Karya”
Benten tersebut ke dalam bentuk garapan
yang telah penggarap jadikan sebagai tinjauan
komposisi baru, namun tidak menghilangkan
“Keaslian Karya” di atas. Di antaranya laporan
karakter khas dendang kasang tersebut.
komposisi musik “Akildaf” karya Suharti
Dalam komposisi ini, aspek motif
(1990), komposisi musik yang berjudul
atau pola melodi, aspek motif ritmik, dan
“Bujang Lapuak” karya Herawati (1997),
tempo serta dinamikanya digarap ulang dalam
komposisi musik M. Halim (1999) yang
bentuk pengembangan-pengembangan, baik
berjudul “Bakucindan”, komposisi musik
pengembangan dari segi musikal, segi artistik,
“Rantak Pasisia” karya M. Halim (2006), dan
segi kostum, maupun dari segi penambahan
beberapa laporan TA mahasiswa Jurusan
instrumentasinya kepada yang lebih kompleks.
Karawitan yang mengangkat materi musikal
Salain itu, pengembangan dari aspek kostum
tari Benten sebagai unsur-unsur karya-
dan sistem penyajiannya juga mendapat porsi
karyanya.
yang penting dalam perwujudan komposisi
Selanjutnya kajian sumber sebelum
musik Kasang Bajundai ini. Artinya di sini
melakukan proser karya ini, penggarap
terjadi transformasi karakter musikal yang
menggunakan beberapa rekaman tari Benten,
sederhana di dalam sajian musik iringan tari
dan rekaman karya-karya komposisi musik
Benten menjadi suatu komposisi musik yang
untuk dijadikan pedoman antara lain:
lebih kompleks sebagai sebuah pertunjukan
Rekaman video VHS, (1990) “Penampilan
musik yang bernuansa tradisi dalam konteks
Tari Benten dan Tari Babuai” oleh seniman
sekarang.
Pengolahan
tradisi Desa Laban Kecamatan IV Jurai
tersebut
di
atas
Kabupaten Pesisir Selatan: AVA STSI
menggunakan beberapa teknik garap, seperti
Padangpanjang. Rekaman VHS,
konsep kanon, harmonisasi, call and respon,
(1994)
Penampilan Tari dan Musik” oleh Mahasiswa
dinamik,
pengolahan
tempo,
dan
STSI Padangpanjang. Penggarap sendiri
pengembangan melodi, serta ritme adoknya.
Instrumen yang digunakan dalam komposisi
6 Http://journal.isi‐padangpanjang.ac.id Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 14, No. 1, Juni 2012 musik ini, yaitu adok, suling, vokal, gitar
anngota sendiri dan tidak keluar dari konsep
elektrik, akordion, tabla bass elektrik serta
yang telah ditentukan.
drum. Intrumen tersebut digunakan sebagai
Tahap Realisasi: Pada tahap awal
memperkaya warna bunyi dan pembawa
dimulai dengan penggarapan suasana sedikit
melodi.
mencekam, melalui kyboard, gitar, bass dan
Pengolahan karya ini menggunakan
suling, kemudian masuk vokal putra dari
pendekatan metode yang ditawarkan oleh
dendang padendangan dan disusul dengan
Konsorsium Seni sebagai barikut: Persiapan,
vokal perempuan yang telah diolah dengan
Elaborasi, Sintesis, Realisasi dan Penyelesaian
unisono dua kali pengulangan, serta dengan
dalam bentuk tahap-tahap kerja seperti Tahap
tempo
Persiapan: Memilih kesenian tradisi yang akan
Selanjutnya diulangi dengan melodi yang
diangkat menjadi sebuah komposisi musik.
sama, namun syair yang disampaikan berbeda
Mencari referensi kesenian tradisi yang akan
sebanyak dua kali pengulangan. Pada bahagian
digarap. Apresiasi kesenian terkait dengan
tengah lebih difokuskan pada penggarapan
materi yang terpilih.
motif adok dan vokal, bass dan gitar, semua
sedang
dan
dinamik
sedang.
Melakukan
dimainkan dengan hitungan empat per empat.
pencarian tema. Menentukan konsep garapan.
Pada bahagian akhir yaitu penggabungan
Pemberian judul karya musik. Berimajinasi
keseluruhan dari bagian awal dan tengah
tentang
dengan
Tahap
Elaborasi:
karya
yang
akan
dibuat.
pengolahan
yang
baru,
serta
Mengeksplorasi warna bunyi. Pengolahan dan
memasukkan melodi kasang, untuk mencapai
pengembangan melodi. Mempertimbangkan
ending keseluruhan karya ini dimainkan
harmonisasi dan intensitas bunyi. Memilih
dengan meter tiga.
pemain sesuai dengan kemampuan yang
Tahap Penyempurnaan: Karya yang
dimiliki. Memilih instrumen. Instrumen yang
telah siap diulang dan disempurnakan.
dipakai dalam karya ini yaitu: suling, gitar
Menambah dan mengurangi bahagian dari
elektrik, bass elektrik, adok, akordion, tabla
komposisi. Membangun ekspresi seluruh
vokal dan drum.
anggota pendukung karya. Penataan lampu,
Tahap Sintesis: Mengaplikasikan
imajinasi
kepermainan
instrumen.
sound system dan setting pentas untuk
pertunjukan.
Memberikan materi kepada anggota yaitu
Secara garis besar karya komposisi ini
dengan memberikan dasar melodi maupun
terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian awal (intro),
ritem. Pengembangan menurut interpretasi
bagian tengah dan bagian akhir.
7 Http://journal.isi‐padangpanjang.ac.id Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 14, No. 1, Juni 2012 dengan
Nyanyian koor putri ini disela dengan garapan
penggarapan suasana yang dibangun melalui
vokal yang berbeda oleh dua orang musisi putri
media keyboard, gitar, bass, suling dan drum.
lainnya yang diiringi dengan permainan gitar
Kemudian masuk vokal putra dalam bentuk
bass, gitar melodi dan perkusi drum.
Bagian
awal
dimulai
garapan melodi yang sifatnya bertanya dari
Kemudian adok membawakan motif
Melodi
ritem khas sebanyak tiga kali dan dijawab oleh
pertanyaan ini langsung dijawab oleh vokalis
dialog perkusi drum yang dikombinasikan
putri secara bersama-sama dalam konsep koor
dengan permainan gitar bass dan gitar akustik.
(chorus) yang dilakukan sebanyak dua kali
Bagian komposisi ini disajikan dalam konsep
ulang dalam pergerakan tempo sedang.
unisono secara bersama. Selanjutnya suasana
beberapa orang vokalis pria.
Kemudian dilanjutkan dengan irama
unisoso itu disambut dengan nyanyian vokal
dari vokal yang sama dengan pantun yang
tunggal yang diiringi oleh motif ritem adok
berbeda dan dilakukan sebanyak dua kali
dalam tempo sedang yang berlangsung selama
pengulangan. Selanjutnya masuk penyajian
satu bait pantun dendang.
dalam konsep unisono oleh seluruh instrumen
Selesai mendendangkan satu bait
yang menirukan motif iringan vokal.
pantun, maka melodi vokal selanjutnya diiringi
Selesainya penyajian bentuk ini, maka
oleh permainan gitar akustik dan gitar bass
langsung disambut oleh ritem adok sebanyak
dengan garapan motif ritme yang sama,
dua kali sebagai perantara atau jembatan, dan
sekaligus bagian komposisi ini diberi melodi
langsung dilanjutkan dengan vokal free
latar yang bersifat ritme bebas (free rhythm)
tunggal. Di sini melodi vokal tersaji bersama
yang berkarakter dendang musik tari Benten.
gitar, bass dan drum secara bersamaan dengan
Sementara itu, motif ritme vokal yang disajikan
pola iringan yang berbeda dari sebelumnya.
sebelumnya dipindahkan ke drum, bass, dan
Setelah bagian unisono berlangsung
empat kali pengulangan langsung diadakan
gitar secara unisono yang bermain secara
ekspresif.
perubahan tempo menjadi lambat dengan
Kadensa permainan unisono yang
bangunan pola ritme tradisi oleh adok secara
ekspresif tadi langsung disambut oleh
bersama-sama.
permainan motif ritme adok dengan tempo
Pada bagian tengah ini dibuat garapan
cepat yang disajikan sebanyak empat kali
permainan perkusi dari beberapa buah adok
pengulangan untuk mengantar masuknya
secara rampak yang langsung disusul oleh
melodi vokal Dendang Kasang dengan iringan
nyanyian koor dari tiga orang musisi putri.
gitar bass.
8 Http://journal.isi‐padangpanjang.ac.id Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 14, No. 1, Juni 2012 Pada pengulangan melodi vokal
Kemudian fokus sajian komposisi
siklus yang kedua, dimasukkan gemerincing
musik berpindah ke demonstrasi permainan
simbal untuk menyelingi permainan motif-
keyboard
motif ritme gitar bass, sedangkan pada
improvisasi
pengulangan melodi vokal siklus yang ketiga
kompositorisnya diiringi dengan oleh perkusi
adalah dipertebal suasana dengan hentakan
adok, drum, dan dentuman motif ritem dari
permainan drum, sehingga menghasilkan
gitar bass untuk menuju bagian ending
komposisi musik yang enerjik dari hasil
pertunjukan.
dalam
bentuk
progresi
melodi
akor
dan
yang
perpaduan bunyi musikal drum, gitar bass dan
Pada bagian ending komposisi musik
simbal. Komposisi musik bagian ini diakhiri
Kasang Bajundai ini diisi dengan menggarap
dengan melodi vokal siklus keempat dengan
pengulangan melodi akhir dari dendang
iringan dubbing improvisasi dari permainan
kasang yang dibawakan dengan tempo cepat
drum yang bergantian dengan improvisasi gitar
dan makin lama semakin cepat, serta ditutup
bass.
dengan garapan meter tiga oleh permainan
Setelah permainan improvisasi gitar
bass selesai, motif ritme adok tetap disajikan
perkusi drum yang berfungsi sebagai coda
komposisi musik Kasang Bajundai.
sebanyak empat kali pengulangan, dan
Karya ini ditampilkan di atas pentas
disambung dengan sajian melodi dendang
prosenium dengan menggunakan trap atau
yang pertama sebanyak dua kali pengulangan
papan tambahan yang difungsikan untuk
yang dinyanyikan dalam bentuk solo,
menambah ketinggian level posisi duduk
ditambah dua kali siklus melodi vokal dalam
pemain agar dapat menonjolkan segi visual
bentuk koor.
terhadap masing-masing alat yang dimainkan.
Denah Posisi Pemain Musik
di Atas Pentas Procenium




l



Keterangan:
9 Http://journal.isi‐padangpanjang.ac.id Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 14, No. 1, Juni 2012  : Drum
 : Tabla
 : Keyboard
 : Rabano lasi
 : Gitar
 : Bass
l : Suling
1.
Waktu dan Tempat Pertunjukan
Pertunjukan diadakan di Gedung Auditorium STSI Padangpanjang pada pukul 20.oo Wib s/d
selesai.
2.
Komposisi Pemain Pendukung
Suharti
Bustanul Arifin
Al Junaidi
Alpendra
Richi Hendric
Betmon Ot
Bana Barani
M. Ridho
Emen
Nanda Pasori
Mariza Miradona
Rismelia Fitri
Yutria Kemala
: Rabano Lasi, Vokal
: Rabano Lasi, Vokal
: Rabano Lasi, Suling, Vokal
: Tabla, Rabano Lasi, Vokal
: Gitar
: Bass
: Drum
: Rabano Lasi, Vokal
: Kyboard, akordion
: Rabano Lasi, Vokal
: Rabano Lasi, Vokal
: Rabano Lasi
: Rabano Lasi, Vokal
Staf Produksi “ Kasang Bajundai”
Komposer
Stage Menejer
Penata Cahaya
Crew Panggung
Penata Kostum
Fotografer
Kameramen
Soundmen
: Suharti
: Syahril Alek
: HMJ Karawitan
: HMJ Karawitan
: Mariza Miradona
: Zulmarfan
: Iskandar Tois
: Emri
PENUTUP
dikembangkan ke dalam bentuk komposisi
Minangkabau memiliki kekayaan
musik baru dengan gaya penyajian yang baru,
3.
III.
kesenian (musik) tradisional yang relatif
baik secara kuantitas maupun secara kualitas.
banyak jumlahnya. Setiap jenis musik itu
Kreativitas para seniman kampus
memiliki karakteristik musikal khas yang
(dosen dan mahasiswa) otomatis dapat
berbeda satu sama lain. Semua kesenian
(musik) tradisional ini memiliki potensi untuk
meningkat performance akademic dari
lembaga
pendidikan
tinggi
seni
ISI
10 Http://journal.isi‐padangpanjang.ac.id Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 14, No. 1, Juni 2012 Padangpanjang tersebut. Pada satu sisi, genre
musik tradisional perlu dibina dan dilestarikan,
tetapi pada sisi lainnya bahwa kehadiran karyakarya komposisi musik baru sangat dituntut
pemunculannya untuk mengisi perkembangan
seni pertunjukan yang dinamis sesuai dengan
spirit budaya di era sekarang. Dalam hal ini,
salah
satu
strategi
untuk
mengisi
perkembangan tersebut ialah dengan membuat
karya komposisi musik baru yang tetap
mengangkat
nuansa
musikal
kesenian
tradisional.
Komposisi musik Kasang Bajundai
adalah mengangkat beberapa
Djelantik. 1992. Pengantar Dasar Ilmu
Estetika. Denpasar: STSI Denpasar.
Edi Sedyawati. 1981. Pertumbuhan Seni
Pertunjukan. Jakarta: Sinar Harapan.
Hamir, dan Herawati. 1984. “Beberapa Pokok
Pikiran Penciptaan Musik Kreasi
Baru.” Diktat Kuliah. Padangpanjang:
ASKI Padangpanjang.
Herawati. 1995. “Musik Tari Banten di Desa
Laban Kecamatan IV Jurai,
Kabupaten Pesisir Selatan.” Laporan
Penelitian. Padangpanjang: ASKI
Padangpanjang.
-------------. 2006. “Teknik Permainan Musik
Tradisi (musik tari Benten).” Laporan
Penelitian. Padangpanjang: STSI
Padangpanjang.
Rahayu Supanggah. 2000. Jurnal MPSI.
Bandung: MSPI..
repotoar
dendang dari musik iringan tari Banten di
daerah
Pesisir
Selatan,
Minangkabau.
Pendekatan re-interpretasi tradisi merupakan
pendekatan garap yang digunakan pada karya
komposisi musik ini, yaitu member tafsiran
baru terhadap karakter musikal dendang
kasang tersebut ke dalam bentuk komposisi
musik baru.
1.
Karya komposisi Kasang Bajundai
ini diharapkan dikaji dan dibicarakan oleh
Kalangan akademis atau seniman.
2.
Sebaiknya jadwal pertunjukan jauh
hari sudah diberitahukan kepada penata.
3.
Diharapkan karya komposisi Kasang
Bajundai ini sebagai bahan apresiasi bagi
mahasiswa.
BIBLIOGRAFI
11 Http://journal.isi‐padangpanjang.ac.id Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 14, No. 1, Juni 2012 LAMPIRAN GAMBAR-GAMBAR
PERTUNJUKAN KOMPOSISI KASANG BAJUNDAI
(Koleksi Foto: Suharti, 2009).
Gambar 1
Gambar 2
Gambar 3
Gambar 4
12 Http://journal.isi‐padangpanjang.ac.id 
Download