Uploaded by User21542

Keterampilan Proses Sains

advertisement
BELAJAR DAN PEMBELAJARAN
KETERAMPILAN PROSES SAINS
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 3
NAMA: INTAN PURNAMASARI (06111381722052)
MEURETA ALAWIYAH P (06111281722020)
SARAH KIRANA (06111381722050)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2019
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Salah satu komponen penting dalam sistem pembelajaran adalah penilaian
atau evaluasi. Oleh karena itu, perangkat penilaian merupakan bagian integral yang
dikembangkan
berdasarkan
tuntutan
tujuan
pendidikan.
Dalam
konteks
pembelajaran di kelas, penilaian dilakukan oleh guru untuk mengukur
perkembangan hasil belajar siswa sebagaimana yang dirumuskan dalam tujuan
pembelajaran. Selain itu, penilaian juga dilakukan untuk mendiagnosis kesulitan
belajar dan memberikan umpan balik kepada siswa. Dengan demikian, penilaian
dilakukan secara terus menerus guna memastikan terjadinya kemajuan dalam
belajar siswa. Hasil penilaian yang diperoleh, dapat dijadikan sebagai dasar
menentukan keputusan tentang upaya perbaikan pembelajaran. Dalam hal ini upaya
bimbingan terhadap siswa, yang diperlukan untuk memperbaiki hasil pembelajaran.
Dalam sifat ketentativan ilmu pengetahuan, guru tidaklah mungkin dapat
mengajarkan semua konten dalam ilmu pengetahuan. Siswa dalam keterbatasannya
pun tidak mungkin dapat mengetahui semua fakta-fakta yang telah ditemukan oleh
para ilmuwan. Oleh karena itu, hal yang paling rasional dapat dilakukan adalah
siswa harus memahami metodologi kerja sains dan memiliki keterampilan dalam
kerja ilmiah atau keterampilan proses sains. Dengan hal itu, siswa memiliki
kompetensi untuk dapat mengembangkan sendiri pengetahuannya. Pada suatu saat,
siswa mungkin saja dapat memberi kontribusi dalam perkembangan ilmu
pengetahuan.
Rumusan Masalah
a. Menjelaskan pengertian keterampilan proses sains
b. Menjelaskan jenis-jenis keterampilan proses sains
c. Menjelaskan prinsip dan karakteristik keterampilan proses sains
d. Menyebutkan kelebihan keterampilan proses sains
e. Menjelaskan cara mengukur keterampilan proses sains
Tujuan
a. Dapat mengetahui pengertian dari belajar keterampilan proses sains
b. Dapat mengetahui jenis-jenis keterampilan proses
c. Dapat mengetahui prinsip dan karakteristik keterampilan proses sains
d. Dapat menyebutkan kelebihan keterampilan proses sains
e. Dapat mengetahui cara mengukur keterampilan proses sains
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Keterampilan Proses Sains
Keterampilan
proses
merupakan
keseluruhan
keterampilan
ilmiahyang terarah dan baik kognitif maupun psikomotor yang dapat digunakan
untuk menemukan suatu konsep atau prinsip atau teori, untuk mengembangkan
konsep yang telah ada sebelumnya, ataupun untuk melakukan penyangkalan
terhadap suatu penemuan (falsifikasi) (Indrawati, 1999 : 3). Menurut Anitah 2007)
keterampian proses sains merupakan keterampilan-keterampilan yang dimiliki oleh
para ilmuwan untuk memperoleh dan mengembangkan produk sains.
Keterampilan proses sains adalah pendekatan yang didasarkan pada
anggapan bahwa sains itu terbentuk dan berkembang melalui suatu proses ilmiah.
Dalam pembelajaran sains, proses ilmiah tersebut harus dikembangkan pada siswa
sebagai pengalaman yang bermakna. Bagaimanapun pemahaman konsep sains
tidak hanya mengutamakan hasil (produk) saja, tetapi proses untuk mendapatkan
konsep tersebut juga sangat penting dalam membangun pengetahuan siswa.
Keterampilan ilmiah dan sikap ilmiah memiliki peran yang penting dalam
menemukan konsep sains. Siswa dapat membangun gagasan baru sewaktu mereka
berinteraksi dengan suatu gejala. Pembentukan gagasan dan pengetahuan siswa ini
tidak hanya bergantung pada karakteristik objek, tetapi juga bergantung pada
bagaimana siswa memahami objek atau memproses informasi sehingga diperoleh
dan dibangun suatu gagasan baru.
Keterampilan proses ialah keterampilan intelektual / keterampilan berpikir
yang
membuat
siswa
kreatif
dan
dapat
menolong
siswa
bagaimana
belajar. Keterampilan prosessains diperlukan dalam kegiatan ilmiah di sekolah
maupun di kemudian hari.
B. Jenis Keterampilan Proses Sains
1. Mengamati
Mengamati adalah proses pengumpulan data tentang fenomena atau
peristiwa dengan menggunakan inderanya.
Untuk dapat
menguasai
keterampilan mengamati, siswa harus menggunakan sebanyak mungkin
inderanya, yakni melihat, mendengar, merasakan, mencium dan mencicipi.
Dengan demikian dapat mengumpulkan fakta-fakta yang relevan dan memadai.
2. Mengelompokkan/Klasifikasi
Mengelompokkan adalah suatu sistematika yang digunakan untuk
menggolongkan
sesuatu
berdasarkan
syarat-syarat
tertentu.
Proses
mengklasifikasikan tercakup beberapa kegiatan seperti mencari kesamaan,
mencari perbedaan, mengontraskan ciri-ciri, membandingkan, dan mencari
dasar penggolongan.
3. Menafsirkan
Menafsirkan hasil pengamatan ialah menarik kesimpulan tentatif dari
data yang dicatatnya. Hasil-hasil pengamatan tidak akan berguna bila tidak
ditafsirkan. Karena itu, dari mengamati langsung, lalu mencatat setiap
pengamatan secara terpisah, kemudian menghubung-hubungkan hasil-hasil
pengamatan itu. Selanjutnya siswa mencoba menemukan pola dalam suatu seri
pegamatan, dan akhirnya membuat kesimpulan.
4. Meramalkan
Meramalkan adalah memperkirakan berdasarkan pada data hasil
pengamatan yang reliabel. Apabila siswa dapat menggunakan pola-pola hasil
pengamatannya untuk mengemukakan apa yang mungkin terjadi pada keadaan
yang belum diamatinya, maka siswa tersebut telah mempunyai kemampuan
proses meramalkan.
5. Mengajukan pertanyaan
Keterampilan proses mengajukan pertanyaan dapat diperoleh siswa
dengan mengajukan pertanyaan apa, mengapa, bagaimana, pertanyaan untuk
meminta penjelasan atau pertanyaan yang berlatar belakang hipotesis.
6. Merumusakan hipotesis
Hipotesis adalah suatu perkiraan yang beralasan untuk menerangkan
suatu kejadian atau pengamatan tertentu.
7. Merencanakan percobaan
Agar siswa dapat memiliki keterampilan merencanakan percobaan maka
siswa tersebut harus dapat menentukan alat dan bahan yang akan digunakan
dalam percobaan. Selanjutnya, siswa harus dapat menentukan variabelvariabel, menentukan variabel yang harus dibuat tetap, dan variabel mana yang
berubah. Demikian pula siswa perlu untuk menentukan apa yang akan diamati,
diukur, atau ditulis, menentukan cara dan langkah-langkah kerja. Selanjutnya
siswa dapat pula menentukan bagaimana mengolah hasil-hasil pengamatan.
8. Menggunakan alat dan bahan
Untuk dapat memiliki keterampilan menggunakan alat dan bahan,
dengan sendirinya siswa harus menggunakan secara langsung alat dan bahan
agar dapat memperoleh pengalaman langsung. Selain itu, siswa harus
mengetahui mengapa dan bagaimana cara menggunakan alat dan bahan.
9. Menerapkan konsep
Keterampilan menerapkan konsep dikuasai siswa apabila siswa dapat
menggunakan konsep yang telah dipelajarinya dalam situasi baru atau
menerapkan konsep itu pada pengalaman-pengalaman baru untuk menjelaskan
apa yang sedang terjadi.
10. Berkomunikasi
Keterampilan ini meliputi keterampilan membaca grafik, tabel, atau
diagram dari hasil percobaan. Menggambarkan data empiris dengan grafik,
tabel, atau diagram juga termasuk berkomunikasi. Menurut Firman (2000),
keterampilan berkomunikasi adalah keterampilan menyampaikan gagasan atau
hasil penemuannya kepada orang lain.
C. Prinsip dan Karakteristik Pembelajaran Keterampilan Proses Sains.
Ada enam karakterteristik dasar keterampilan proses sains, diantarnya:
a. Pengamatan
Mengamati adalah keterampilan proses sains yang paling awal. Kita
mengamati benda-benda dan peristiwa menggunakan semua panca indera
kita, yang berarti kita belajar tentang dunia di sekitar kita. Kemampuan
untuk membuat pengamatan yang baik sangat penting untuk perkembangan
keterampilan proses sains lainnya, yaitu: berkomunikasi, mengklasifikasi,
mengukur, menyimpulkan, dan memprediksi. Pengamatan sederhana dibuat
hanya menggunakan indera, yang biasanya menghasilkan pengamatan
kualitatif (misalnya: daun berwarna hijau, nula lilin lemah,dll). Pengamatan
yang melibatkan angka atau kuantitas adalah pengamatan kuantitatif
misalnya: massa satu daun adalah lima gram, jumlah daun bergerombol
dalam kelompok adalah lima). Pengamatan kuantitatif memberikan
informasi yang lebih tepat dibandingkan informasi dari indera kita saja.
Tidak mengherankan, jika siswa terutama yang masih kecil, membutuhkan
bantuan untuk membuat pengamatan yang baik.
b. Komunikasi
Komunikasi adalah keterampilan proses sains yang ke dua,
bergandengan dengan pengamatan. Siswa harus berkomunikasi dalam
rangka membagikan hasil pengamatan kepada orang lain, dan komunikasi
harus jelas dan efektif agar orang lain dapat memahami informasi tersebut.
Salah satu kunci untuk berkomunikasi efektif adalah dengan menggunakan
rujukan (referensi). Kita mungkin mengatakan langit biru, rumput hijau,
atau lemon kuning untuk menggambarkan nuansa biru, hijau, atau kuning.
Idenya adalah untuk berkomunikasi menggunakan deskripsi kata-kata yang
baik untuk berbagi pemahaman dengan orang-orang pada umumnya. Tanpa
rujukan, kita telah membuka pintu kesalahpahaman. Jika kita hanya
mengatakan panas atau kasar, mungkin pendengar mempunyai gagasan
yang berbeda tentang bagaimana panas atau kasar. Jika siswa mencoba
untuk
menjelaskan
ukuran
diameter
kelereng
mereka
mungkin
menggunakan ukuran sepatunya sebagai suatu rujukan. Diameter kelereng
bisa lebih besar atau lebih kecil dari sepatu siswa tersebut.
c. Pengukuran
Proses tambahan keterampilan mengukur menjadi kasus khusus dari
mengamati dan berkomunikasi. Ketika kita mengukur beberapa benda, kita
membandingkan benda tersebut untuk didefinisikan dengan rujukan yang
disebut satuan. Sebuah informasi hasil pengukuran berisi dua bagian yaitu
angka untuk memberitahu berapa banyak, dan nama satuan untuk
memberitahu kita berapa banyak dengan rujukan apa. Siswa dapat
mengkomunikasikan hasil pengamatan mereka secara lisan, secara tertulis,
atau dengan gambar. menggambar. Metode lain untuk mengkomunikasikan
hasil pengamatan yang sering digunakan adalah grafik, diagram, peta, dan
demonstrasi visual.
d. Pengelompokan
Siswa di kelas-kelas awal diharapkan dapat memilah benda-benda
atau fenomena ke dalam kelompok berdasarkan pengamatan mereka.
Pengelompokan obyek atau peristiwa adalah cara memilah objek
berdasarkan kesamaan, perbedaan, dan hubungan. Ini merupakan langkah
penting menuju pemahaman yang lebih baik tentang objek yang berbeda
dari gejala alam.
e. Kesimpulan
Tidak seperti pengamatan yang buktinya langsung terkumpul di
sekitar obyek, kesimpulan adalah penjelasan atau tafsiran (interpretasi)
yang dibuat berdasarkan pengamatan. Ketika kita mampu membuat
kesimpulan, menafsirkan dan menjelaskan peristiwa-peristiwa di sekitar
kita, kita memiliki apresiasi yang lebih baik terhadap lingkungan di sekitar
kita. Para ilmuwan mengemukakan hipotesis tentang mengapa suatu
peristiwa dapat terjadi, didasarkan pada kesimpulannya tentang hasil
penyelidikan (investigasi). Siswa perlu diajarkan bagaimana membedakan
antara pengamatan dan kesimpulan. Mereka harus mampu membedakan
dengan bukti yang mereka kumpulkan mengenai alam antara pengamatan
dengan tafsiran mereka berdasarkan pengamatan atau kesimpulan.
f. Ramalan
Membuat ramalan (prediksi) adalah membuat dugaan secara logis
tentang hasil dari kejadian masa depan. Kemampuan untuk membuat
ramalan tentang kejadian di masa depan memungkinkan kita untuk berhasil
berinteraksi dengan lingkungan sekitar kita. Ramalan ini didasarkan pada
pengamatan yang baik dan kesimpulan yang dibuat tentang kejadian yang
diamati. Seperti kesimpulan, ramalan didasarkan pada apa yang kita amati
dan masa lalu kita sehingga mengalami model mental yang terbangun dari
pengalaman-pengalaman. Jadi meramal tidak hanya sekedar menebak,
tetapi harus berdasarkan kesimpulan kita atau hipotesis tentang peristiwa
yang memberi kita cara untuk menguji kesimpulan atau hipotesis. Jika
ramalan tersebut ternyata benar, maka kita memiliki keyakinan lebih besar
pada inferensi /hipotesis. Ini adalah dasar dari proses ilmiah yang digunakan
oleh para ilmuwan yang bertanya dan menjawab pertanyaan dengan
mengintegrasikan bersama-sama enam keterampilan ilmu dasar proses.
D. Kelebihan Keterampilan Proses Sains
Menurut Dimyati (2009), kelebihan Keterampilan proses sains adalah:
1. Keterampilan
proses
sains
dapat
memberikan
rangsangan
ilmu
pengetahuan, sehingga siswa dapat memahami fakta dan konsep ilmu
pengetahuan dengan baik.
2. Memberikan kesempatan kepada siswa bekerja dengan ilmu pengetahuan,
tidak sekedar menceritakan atau mendengarkan cerita tentang ilmu
pengetahuan. Hal ini menyebabkan siswa menjadi lebih aktif.
3. Keterampilan proses sains membuat siswa menjadi belajar proses dan
produk ilmu pengetahuan sekaligus.
E. Cara mengukur Keterampilan Proses Sains
1. Karakteristik Pokok Uji Keterampilan Proses Sains
a. Karakteristik umum, yaitu:

Pokok uji keterampilan proses tidk boleh dibebani konsep. Hal ini
diupayakan agar poko uji tidak rnacu dengan pengukuran penguasaan
konsepnya. Konsep yang terlibat harus diyakini oleh penyusun pokok
uji sudah dipelajari siswa atau tidak asing bagi siswa.

Mengandung sejumlah informasi yang harus diolah responden atau
siswa. Informasinya dapat berupa gambar, diagram, grafik, data dalam
tabel atau uraian, atau objek aslinya.

Aspek yang akan diukur harus jelas dan hanya mengandung satu aspek
saja, misalnya interpretasi.
b. Karakteristik khusus, yaitu:

Observasi harus dari objek atau peristiwa sesungguhnya

Interpretasi harus menyajikan sejumlah data untuk memperlihatkan pola

Klasifikasi harus ada kesempatan mencari/menemukan persamaan dan
perbedaan, atau diberikan kriteria tertentu untuk melakukan
pengelompokan atau ditentukan jumlah kelompok yang harus terbentuk

Prediksi harus jelas pola atau kecenderungan untuk dapat mengajukan
dugaan atau ramalan

Berkomunikasi harus ada satu bentuk penyajian tertentu untuk diubah
ke bentuk penyajian lainnya, misalnya bentuk uraian ke bentuk bagan
atau bentuk tabel ke bentuk grafik.

Berhipotesis dapat merumuskan dugaan atau jawaban sementara, atau
menguji pernyataan yang ada dan mengandung hubungan dua variabel
atau lebih, biasanya mengandung cara kerja untuk menguji atau
membuktikan

Merencanakan percobaan atau penyelidikan harus memberi kesempatan
untuk mengusulkan gagasan berkenaan dengan alat/bahan yang akan
digunakan, urutan prosedur yang harus ditempuh, menentukan peubah,
mengendalikan peubah

Menerapkan konsep atau prinsip harus membuat konsep/prinsip yang
akan diterapkan tanpa menyebutkan nama konsepnya.

Mengajukan pertanyaan harus memunculkan sesuatu yang
mengherankan, mustahil, tidak biasa atau kontraktif agar responden
atau siswa termotivasi untuk bertanya.
2. Penyusunan Pokok Uji Keterampilan Proses sainsPenyusunan pokok uji KPS
sebaiknya memilih satu konsep tertentu lalu menyajikan sejumlah informasi
yang perlu diolah. Setelah itu menentukan bentuk jawaban yang diminta
misalnya tanda silang, tanda cek, atau menuliskan jawaban singkat 3 buah lalu
menyiapkan pertanyaan untuk memperoleh jawaban yang diharapkan. Misalnya
uji keterampilan observasi tentang bagian-bagian bunga. Mengajukan
pertanyaan mengenai jumlah kelopak, jumlah dan keadaan daun mahkota bunga,
bentuk kepala sari, keadaan kepala putik, dan ciri bunga tersebut. Respon
diminta dalam bentuk jawaban singkat lima buah berurutan ke bawah dari a
sampai e (Rustaman, 2003).
3. Pemberian Skor Pokok Uji Keterampilan Proses Sains
Pokok uji keterampilan proses memerlukan skor dengan cara tertentu.
Setiap respon yang benar diberi skor dengan bobot tertentu, umpamanya masingmasing 1 untuk pokok uji observasi di atas yang berarti jumlah skornya 5. Untuk
respon yang lebih kompleks, misalnya membuat pertanyaan, dapat diberi skor
bervariasi berdasarkan tingkat kesulitannya. Misalnya pertanyaan berlatar
belakang hipotesis diberi skor 3; pertanyaan apa, mengapa, bagaimana diberi
skor 2; pertanyaan yang meminta penjelasan diberi skor 1 (Rustaman, 2003).
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Keterampilan proses sains adalah pendekatan yang didasarkan pada anggapan
bahwa sains itu terbentuk dan berkembang melalui suatu proses ilmiah.
DAFTAR PUSTAKA
Bundu, Patta. 2006. Penilaian Keterampilan Proses dan Sikap Ilmiah dalam
Pembelajaran Sains. Jakarta : Depdiknas.
Sumintono, bambang. 2010. Pembelajaran sains, pengembangan keterampilan
sains dan sikap ilmiah dalam meningkatkan kompetensi guru. Johor bahru :
Universiti Teknologi Malaysia.
Download