Konvensi ini disusun dengan memerhatikan terjemahan konvensi aslinya yang diterjemahkan oleh Mochtar Kusumaatmadja dalam bukunya yang Konvensi2 Djenewa TH 1949 mengenai Perlindungan Korban Perang berjudul terbitan Dhiwanatara pada tahun 1963 di Kota Bandung. Konvensi Jenewa Mengenai Perlindungan Orang-Orang Sipil dalam Waktu Perang 12 Agustus 1949 Yang bertandatangan di bawah ini, Wakil-Wakil Kuasa Penuh dari PemerintahPemerintah yang diwakili pada Konferensi Diplomatik yang iadakn di Jenewa dari 21 April sampai 12 Agustus 1949, dengan maksud mengadakan suatu Konvensi untuk Perlindungan Orang-Orang Sipil dalam Waktu Perang, telah bermufakat sebagai berikut: Bagian I Ketentuan-Ketentuan Umum Pasal 1 Pihak-Pihak Peserta Agung berjanji untuk menghormati dan menjamin penghormatan Konvensi ini dalam segala keadaan. Pasal 2 Sebagai tambahan atas ketentuan-ketentuan yang akan dilaksanakan dalam waktu damai, maka Konvensi ini akan berlaku untuk semua peristiwa perang yang diumumkan atau setiap pertikaian bersenjata lainnya yang mungkin timbul antara dua atau lebih Pihak-Pihak Peserta Agung, sekalipun pendudukan tersebut tidak menemui perlawanan bersenjata. Meskipun salah satu dari Negara-negara dalam pertikaian mungkin bukan peserta Konvensi ini, Negara-negara yang menjadi perserta Konvensi ini akan sama tetap terikat olehnya didalam hubungan antara mereka. Mereka selanjutnya terikat oleh Konvensi ini dalam hubungan dengan Negara bukan peserta, apabila Negara yang tersebut kemudian ini menerima dan melaksanakan ketentuan-ketentuan Konvensi ini. Pasal 3 Dalam hal pertikaian bersenjata yang tidak bersifat internasional yang berlangsung dalam wilayah salah satu Pihak Peserta Agung, tiap Pihak dalam pertikaian itu akan diwajibkan untuk melaksanakan sekurang-kurangnya ketentuanketentuan berikut: (1) Orang-orang yang tidak turut serta aktif dalam pertikaian (sengketa) itu, termasuk anggota-anggota angkatan perang yang telah meletakkan senjatasenjata mereka serta mereka yang tidak lagi turut serta (hors de combat) karena sakit, luka-luka, penahanan atau sebab lain apapun, dalam keadaan bagaimanapun harus diperlakukan dengan perikemanusiaan, tanpa perbedaan merugikan apapun juga yang didasarkan atas ras, warna kulit, agama atau kepercayaan, kelamin, keturunan, atau kekayaan, atau setiap ukuran lainnya serupa itu. Untuk maksud ini, maka tindakan-tindakan berikut dilarang dan tetap akan dilarang untuk dilakukan orang-orang tersebut di atas pada waktu dan tempat apapun juga: a) Tindakan kekerasan atas jiwa dan raga, terutama setiap macam pembunuhan, pengudungan, perlakuan kejam dan penganiayaan; b) Penyanderaan; c) Perkosaan atas kehormatan pribadi, terutama perlakuan yang menghina dan merendahkan martabat. d) Menghukum dan menjalankan hukuman mati, tanpa didahului keputusan yang dijatuhkan oleh suatu pengadilan yang dobentuk secara teratur, yang memberikan segenap jaminan peradilan yang diakui sebagai keharusan oleh bangsa-bangsa yang beradab. (2) Yang luka dan sakit harus dikumpulkan dan dirawat. Sebuah badan humaniter tak berpihak, seperti Komite Internasional Palang merah, dapat menawarkan jasa-jasanya kepada Pihak dalam pertikaian. Pihak-pihak dalam pertikaian selanjutnya harus berusaha untuk menjalankan dengan jalan persetujuan-persetujuan khusus, semua atau sebagian dari ketentuan lainnya dari Konvensi ini. Pelaksanaan ketentuan-ketentuan tersebut di atas tidak akan mempengaruhi kedudukan hukum Pihak-Pihak dalam pertikaian. Pasal 4 Orang-orang yang dilindungi oleh konvensi adalah mereka, yang dalam suatu pertikaian bersenjata atau peristiwa pendudukan, pada suatu saat tertentu dan dengan cara bagaimanapaun juga, ada dalam tangan suatu Pihak dalam eprtikaian atau Kekuasaan Pendudukan, yang bukan negara mereka. Warganegara suatu Negara yang tidak terikat oleh Konvensi tidak dilindungi oleh Konvensi. Warganegara suatu Negara netral yang ada di wilayah suatu Negara yang berperang, serta warganegara dari suatu Negara yang turut berperang, tidak akan dianggap sebagai orang-orang yang dilindungi, selaam Negara mereka mempunyai perwakilan diplomatik biasa di negara dalam tangan mana mereka berada. Akan tetapi sebagaimana ditentukan dalam pasal 13, ketentuan-ketentuan Bagian II mempunyai lingkungan berlaku yang lebih luas. Orang-orang yang dilindungi oleh Konvensi Jenewa untuk Perbaikan Keadaan Yang Luka dan Sakit dalam Angkatan Perang di Medan Pertempuran Darat, tertanggal 12 Agustus 1949, atau oleh Konvensi Jenewa untutk Perbaikan Keadaan Anggota-Anggota Angkatan Perang di Laut yang Luka, Sakit dan Korban Karam tertanggal 12 Agustus 1949, tidak akan dipandang sebagai orang-orang yang dilindungi dalam arti Konvensi ini. Pasal 5 Apabila dalam wilayah suatu Pihak dalam pertikaian, Pihak itu yakin bahwa seseorang yang dilindungi benar-benar dicurigai melakukan atau terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang bertentangan dengan keamanan Negara, maka orang itu tak berhak menuntut hak-hak dan keistimewaan dibawah Konvensi ini yang, apabila dilaksanakan demi kepentingan orang itu itu, akan merugikan keamanan Negara itu. Apabila dalam wilayah yang diduduki, seseorang yang dilindungi ditawan sebagai mata-mata atau sabotir, atau sebagai seorang yang dicurigai keras melakukan kegiatan yang berlawanan dengan keamanan Kekuasaan Pendudukan, maka orang itu dalam keadaan-keadaan dimana keamanan militer secara mutlak menghendakinya, akan dianggap sebagai telah kehilangan hak-haknya menurut Konvensi ini. Namun orang-orang demikian harus selalu diperlakukan dengan perikemanusiaan. Apabila diadili, amak ia tidak akan kehilangan hak-hak atas pemeriksaan yang adil dam wajar sebagaimana ditetapkan dalam Konvensi ini. Mereka juga akan diberikan hak-hak dan keistimewaan penuh dari seseorang yang dilindungi dibawah Konvensi-Konvensi ini secepatnya selama hal itu tidak bertentangan dengan keselamatan Negara atau Kekuasaan Pendudukan. Pasal 6 Konvensi ini akan berlaku dari permulaan setiap pertikaian atau pendudukan tersebut dalam Pasal 2. Dalam wilayah Pihak-Pihak dalam eprtikaian, maak berlakunya Konvensi ini akan berakhir pada waktu penghentian umum daripada operasi-operasi militer. Dalam hal wialyah yang iduduki, maka berlakunya Konvensi ini akan berakhir satu tahun sesudah penghentian umum operasi-operasi militer; akan tetapi, Kekuasaan Pendudukan akan terikat, selama pendudukan itu dan sejauh Kekuasaan itu menjalankan tugas-tugas pemerintahan dalam wilayah itu, oelh aturan-aturan dari Pasal-Pasal berikut dari Konvensi ini: 1-12, 27, 29-34, 47, 51, 52, 53, 59, 61-77, 143. Orang-orang yang dilindungi, yang pembebasan, pemulangan atau penempatan kembalinya, idlakukan sesudah tanggal itu, selama itu harus tetap mendapat manfaat Konvensi ini. Pasal 7 Sebagai tambahan atas persetujuan-persetujuan yang sengaja ditentukan dalam Pasal-Pasal 11, 14, 15, 17, 36, 108, 109, 132, 133, dan 149, maka Pihak-Pihak Peserta Agung dapat mengadakan persetujuan-persetujuan khusus lainnya untuk semua hal yang mereka mungkin anggap sesuai untuk diatur tersendiri. Tiada persetujuan khusus boleh merugikan keadaa orang-orang yang dilindungi, sebagaimana disebut dalam Konvensi ini, maupun membatasi hak-hak yang oelh Konvensi ini diberikan kepada mereka. Orang-orang yang dilindungi akan terus mendapat manfaat dari persetujuanpersetujuan demikian selama Konvensi ini masih berlaku bagi emreka, ekcuali apabila termuat ketentuan-ketentuan yang jelas bertentangan dalam persetujuan – persetujuan tersebut diatas atau dalam persetujuan-persetujuan yang dibuat kemudian, atau apabila tindakan-tindakan yang lebih menguntungkan telah diambil mengenai mereka oelh satu Pihak dalam pertikaian. Pasal 8 Orang-orang yang dilindungi sekali-kali tidak boleh menolak, sebagian atau seluruhnya, hak-hak yang diberikan kepada mereka oleh Konvensi ini, serta oleh persetujuan-persetujuan khusus seperti tersebut dalam Pasal terdahulu, apabila ada persetujuan-persetujuan demikian. Pasal 9 Konvensi ini harus dilaksanakan dengan kerja sama serta dibawah pengawasan Negara-Negara Pelindung yang berkewajiban melindungi kepentingakepentingan Pihak-Pihak dalam pertikaian. Untuk maskud ini, Negara-Negara Pelindung boleh mengangkat disamping staf diplomatik dan konsuler mereka, utusan-utusan yang dipilih dari antara warganegara mereka atau warganegara Neagra netral lainnya. Utusan tersebut harus mendapat persetujuan Negara dengan siapa mereka akan melakukan kewajiban-kewajiban mereka. Pihak-Pihak dalam pertikaian harus sejauh mungkin pelaksanaan batas pada wakil dan utusan Negara-Negara Pelindung. Para wakil atau utusan-utusan Negara Peindung bagaimanapun juga tidak boleh melampaui batas tugas mereka dibawah Konvensi ini. Mereka terutama harus memperhatikan kepentinga-kepentingan keamanan yang sangat mendesak daripada Negara dimana mereka melaksanakan kewajiban-kewajiban mereka. Pasal 10 Ketentuan-ketentuan Konvensi ini tidak merupakan penghalang bagi kegiatankegiatan perikemanusiaan, yang mungkin diusahakan oleh Komite Internasional Palang Merah atau tiap organisasi humaniter lainnya yang tak berpihak, untuk melindungi dan menolong tawanan perang, selama kegiatan-kegiatan itu mendapat persetujuan Pihak-Pihak dalam pertikaian bersangkutan. Pasal 11 Pihak Peserta Agung setiap waktu dapat bermufakat untuk mempercayakan kepada suatu organisasi, yang memberikan segala jaminan tentang sifat tak berpihak dan kesanggupan bekerjanya, kewajiban-kewajiban yang dibebankan kepada NegaraNegara Pelindung berdasarkan Konvensi ini. Apabila karena alasan apapun juga, tawanan perang tidak mendapat manfaat atau berhenti mendapat manfaat dari kegiatan-kegiatan Negara Pelindung atau dari kegiatan-kegiatan organisasi sebagaimana ditentukan dalam paragraf pertama di atas, maka Negara Penahan harus meminta suatu Negara, atau organisasi netral, untuk menyelenggarakan fungsi-fungsi yang harus dilaksanakan di bawah Konvensi ini oleh Negara Pelindung yang ditunjuk oleh Pihak-Pihak dalam pertikaian. Apabila perlindungan tersebut tidak dapat diusahakan secara demikian, maka Negara Penahan akan meminta atau menerima, sesuai dengan ketentuan-ketentuan Pasal ini, tawaran jasa-jasa suatu organisasi humaniter seperti Komite Internasional Palang Merah, untuk menyelenggarakan perkejaab perikemanusiaan yang harus diselenggarakan Negara Pelindung dibawah Konvensi ini. Setiap Negara netral, atau organisasi yang diundang oleh Negara yang bersangkutan atau yang mengajukan diri untuk maksud-maksud itu, harus bertindak dengan rasa tanggung jawab terhadap Pihak dalam pertikaian yang ditaati oleh orang-orang yang dilindungi oleh Konvensi ini, dan harus memberikan cukup jaminan-jaminan bahwa ia mampu untuk menjalankan pekerjaan-pekerjaan yang bersangkutan serta akan melakukannya secara tak berpihak. Penyimpangan dari ketentuan-ketentuan diatas dengan persetujuan khusus, tidak boleh dibuat bila salah satu negara walau sementara terbatas kebebasannya untuk berunding dengan Negara lain atau sekutu-sekutunya karena peristiwaperistiwa militer, terutama bila seluruh atau sebagian besar dari wilayah Negara tersebut telah diduduki. Di manapun dalam Konvensi ini ada disebutkan suatu Negara Pelindung sebutan itu juga berlaku bagi organisasi-organisasi pengganti dalam arti Pasal ini. Ketentuan-ketentuan pasal ini juga akan berlaku bagi dan disesuaikan pada peristiwa-peristiwa yang bertalian dengan warganegara-warganegara suatu engara netral yang ada di daerah yang diduduki, atau yang ada dalam eilayah suatu Negara dalam pertikaian, dimana negara asal mereka tidak mempunyai perwakilan diplomatik biasa. Pasal 12 Dalam hal-hal di mana oleh mereka dianggap perlu demi kepentingan orangorang yang dilindungi, terutama dalam hal terdapat perbedaan pendapat antara Pihak-Pihak dakan pertikaian mengenai pelaksanaan atau penafsiran ketentuanketentuan Konvensi ini, maka Negara-negara Pelindung harus memberikan jasa-jasa baik mereka untuk menyelesaikan perbedaan pendapat itu. Untuk maksud itu, tiap Negara Pelindung boleh, baik atas undangan salah satu Pihak atau atas inisiatip sendiri, mengusulkan kepada Pihak-pihak dalam pertikaian suatu pertemuan antara wakil-wakil mereka, terutama penguasa-penguasa yang bertanggung jawab atas tawanan perang, yang sedapat mungkin diadakan di wilayah netral yang telah dipilih sepantasnya. Pihak-Pihak dalam pertikaian harus melaksanakan usul-usul yang diajukan kepada mereka untuk maksud ini. Negaranegara Pelindung dapat, apabila perlu, mengusulkan untuk disetujui oleh PihakPihak dalam pertikaian, seorang yang berasal dari Negara netral atau yang dikuasakan oleh Komite Internasional Palang Merah, yang akan diundang untuk mengambil bagian dalam pertemuan demikian. Bagian II Perlindungan Umum Penduduk Terhadap Akibat-Akibat Perang Tertentu Pasal 13 Ketentuan-ketentuan dari Bagian II meliputi seluruh oenduduk dari negerinegeri yang bertikai, tanpa perbedaan yang merugikanapapun yang didasarkan atas ras, kewarganegaraan, agama atau pendapat politik, dan dimaksukan untuk meringankan penderitaan-penderitaan yang disebabkan oleh perang. Pasal 14 Dalam waktu damai, Pihak-Pihak Peserta Agung dan setelah pecahnya permusuhan, Pihak-Pihak dalam permusushan itu, dapat mengadakan dalam wilayah mereka sendiri dan apabila perlu, dalam daerah yang diduduki, daerah-daerah serta perkampungan-perkampungan rumah sakit dan keselamatan, yang diorganisir sedemikian rupa sehingga melindungi yang luka, sakit dan orang-orang tua, anakanak dibawah lima belas tahun, wanita-wanita hamil serta ibu-ibu dari anak dibawah tujuh tahun dari akibat-akibat perang. Pada waktu pecahnya dan selama berlangsungnya permusuhan, Pihak-Pihak yang bersangkutan dapat mengadakan persetujuan-persetujuan tentang pengakuan bersama daripada daerah dan perkampungan yang telah, mereka adakan. Untuk maksud ini mereka dapat melaksanakan ketentuan-ketentuan dan Rencana Persetujuan yang dilampirkan pada Konvensi ini, dengan perubahan yang-yang mungkin dianggap perlu. Negara-Negara Pelindung serta Komite Internasional Palang Merah diundang untuk memberikan jasa-jasa baik mereka guna memudahkan penetapan daerahdaerah dan perkampungan-perkampungan rumah sakit dan keselamatan itu dan pengakuannya. Pasal 15 Setiap Pihak dalam pertikaian dapat, secara langsung atau melalui negara netral, atau melalui suatu organisasi perikemanusiaan, mengusulkan kepada pihak lawan untuk mengadakan dalam daerah-daerah dimana pertempuran sedang berlangsung, daerah yang dinetralisir yang dimaksudkan untuk (tanpa suatu perbedaan) memberi lindungan dari akibat-akibat perang, keapda orang-orang berikut: a) Kombatan atau non-kombatan yang luka dan sakit. b) Orang-orang sipil yang tidak turut serta dalam permusuhan, dan yang tidak melakukan pekerjaan yang bersifat militer selama berdiam dalam batas daerahdaerah netral itu. Jikalau pihak-pihak yang bersangkutan telah bermufakat tentang letak geografis, administrasi, perlengkapan makanan serta pengawasan dari daerah netral yang diusulkan, maka suatu persetujuan tertulis harus diadakan dan ditandatangani oleh wakil Pihak-Pihak dalam pertikaian. Persetujuan itu akan mengatur permulaan dan jangka waktu penetralan daerah itu. Pasal 16 Yang luka dan sakit, demikian juga yang lemah serta wanita-wanita hamil, akan merupakan objek perlindungan dan penghormatan yang istimewa. Sejauh pertimbangan-pertimbangan militer mengizinkan, maka tiap Pihak dalam eortikaian harus membantu langkah-langkah yang diambil untuk mencari yang terbunuh dan luka, untu menolong korban karam dan lain-lain orang yang dihadapkan pada bahaya besar, serta untuk melindungi mereka terhadap perampasan dan perlakuan buruk. Pasal 17 Pihak-pihak dalam eprtikaian harus berusaha untuk mengadakan persetujuanpersetujuan setempat bagi pemindahan yang luka, sakit, yang lemah dan orang-orang tua, anak-anak dan wanita hamil, dari daerah-daerah yang perjalanan mereka ke daerah-daerah demikian itu. Pasal 18 Rumah sakit sipil yang diorgansir untuk memberi perawatan keapda yang luka dan sakit, yang lemah serta wanita hamil, dalam keadaan bagaimanapun tidak boleh menjadi sasaran serangan, tetapi selalu harus dihormati dan dilindungi oleh PihakPihak dalam pertikaian. Negara-negara yang menjadi Pihak-Pihak dalam suatu pertikaian harus memberikan keterangan-keterangan kepada semua rumah sakit sipil, yang menunjukkan bahwa rumah sakit itu adalah rumah sakit sipil, yang enunjukkan bahwa rumah sakit sipil dan bawah gedung-gedung yang mereka tempati tidak digunakan untuk maskud apapun yang dapat meniadakan perlindungan yang diberikan kepada rumah-eumah sakit ini sesuai dengan Pasal 19. Rumah-rumah sakit sipil harus ditandai dengan lambang yang ditentukan dalam Pasal 38 dari Konvensi jenewa untuk Perbaikan Keadaan Yang Luka dan Sakit dalam Angkatan Perang di Medan Pertempuran Darat tertanggal 12 Agustus 1949, tapi hanya apabila hal demikian diizinkan kemungkinan dilakukannya perbuaan permusuhan apapun. Berhubung dengan bahaya-bahaya yang mungkin dihadapi oleh rumah-rumah sakit karena letaknya yang berdekatan dengan sasaran-sasaran militer, maka dianjurkan supaya rumah-rumah sakit itu ditempatkan sejauh mungkin dari sasaran-sasaran demikian. Pasal 19 Perlindungan yang menjadi hak rumah sakit tak akan berakhir, kecuali apabila rumah sakit sipil itu diluar kewajiban-kewajiban perikemanusiaan mereka, digunakan untuk melakukan tindakan-tindakan yang merugikan musuh. Akan tetapi perlindungan hanya dapat berakhir setelah diberikan epringatan yang sewajarnya, yang dimana perlu menyebut suatu batas waktu yang pantas, dan setelah peringatan demikian ternyata tidak dihiraukan. Kenyataan bahwa anggota angkatan bersenjata yang sakit dan luka dirawat dalam rumah-rumah sakit itu, atau adanya senjata-senajta ringan dan mesio yang diambil dari kombatan yang sakit dan luka dan yang belum diserahkan kepaada dinas yang ebrsangkutan, tak boleh dianggap sebagai tindakan-tindakan yang merugikan musuh. Pasal 20 Orang-orang secara teratur dan khusus menjalankan pekerjaan dan administrasi rumah sakit sipil, termasuk para pegawai yang bertugas mencari, menyingkirkan serta mengangkut dan merawat orang-orang sipil dan yang luka dan sakit, yang lemah dan wanita hamil, harus dihormati dan dilindungi. Dalam wilayah yang diduduki dan dalam daerah-daerah operasi militer, orangorang tersebut diatas akan dapat dikenal dari kartu pengenal yang menerangkan kedudukan mereka, dan yang memakai potert si-pemegang dan dibubuhi cap penguasa pengurus yang bertanggung jawab, dan juga dari ban lengan yang dicap dan tahan basah, yang mereka harus pakai pada lengan kiri selagi menjalankan kewajiban mereka. Ban lengan ini harus dikeluarkan oleh Negara dan harus memuat lambang yang disebut dalam Pasal 38 Konvensi Jenewa untuk Perbaikan Keadaan Yang Luka dan Sakit dalam Angkatan Perang di Medan Pertempuran Darat tertanggal 12 Agustus 1949. Pegawai-pegawai lain yang menjalankan pekerjaan dan administrasi rumah sakit sipil, berhak untuk dihormati dan dilindungi dan untuk memakai ban lengan sebagaimana diatur dalam dan dengan memperhatikan syarat-syarat yang ditetapkan dalam Pasal ini, selama mereka melakukan tugas-tugas demikian. Kartu pengenal menerangkan tugas-tugas yang mereka lakukan. Pengurus setiap rumah sakit harus selalu menyediakan suatu daftar lengkap dari pegawai demikian untuk keperluan pendudukan yang berwenang. Pasal 21 penguasa nasional atau penguasa Iring-iringan kendaraan atau kereta api rumah sakit didarat atau kapal-kapal yang khusus disediakan dilaut, yang mengangkut orang sipil yang luka dan sakit, yang berbadan lemah dan wanita hamil, harus dihormati dan dilindungi dengan cara yang serupa seperti rumah sakit sebagaimana ditentukan dalam pasal 18. Dengan persetujuan Negara yang bersangkutan iring-iringan kendaraan, kereta-kereta api dan kapal-kapal diatas harus ditandai dengan lambang pengenal sebagaimana diatur dalam Pasal 38 dari Konvensi Jenewa untuk Perbaikan Keadaan Yang Luka dan Sakit dalam Angkatan Perang di Medan Pertempuran Darat tertanggal 12 Agustus 1949. Pasal 22 Kapal-kapal terbang yang khusus dipergunakan untuk pemindahan orangorang sipil yang luka dan sakit, yang berbadan lemah dan wanita hamil atau untuk pengangkatan pegawai dan alat-alat kesehatan, tidak boleh diserang, tetapi harus dihormati selama kapal-kapal terbang itu terbang pada tinggi, waktu dan rute yang khusus disetujui antara Pihak-Pihak dalam pertikaian yang bersangkutan. Kapal terbang yang dapat ditandai dengan lambang pengenal sebagaimana ditetapkan dalam Pasal 38 dari Konvensi Jenewa untuk Perbaikan Keadaan Yang Luka dan Sakit dalam Angkatan Perang di Medan Pertempuran Darat tertanggal 12 Agustus 1949. Kecuali apabila ada persetujuan lain, penerbangan diatas wilayah musuh atau wilayah yang diduduki musuh dilarang. Kapal terbang demikian harus menaati setiap perintah untuk mendarat. Pada peristiwa pendaratan yang diperintahkan demikian, maka kapal terbang itu dengan penumpangnya dapat melanjutkan penerbangannya setelah dilakukan pemeriksaan, apabila ada. Pasal 23 Setiap Pihak Peserta Agung harus mengizinkan lalu lintas bebas daripada semua kiriman barang-barang dan persedian-persediaan pengobatan dan rumah sakit dan benda-benda yang diperlukan untuk ibadah keagamaan yang dimaksudkan hanya bagi orang-orang sipil dari Pihak Peserta Agung lainnya, walaupun Pihak Peserta Agung itu adalah musuhnya. Pihak Peserta Agung itu juga harus mengizinkan allu lintas bebas daripada semua kiriman-kiriman berupa bahan makanan esensil, pakaian dan obat-obat penguat badan yang diperuntukkan anakanak dibawah lima belas tahun, wanita hamil dan wanita yang baru melahirkan. Kewajiban suatu Pihak Agung Penandatangan untuk memperkenankan lalu lintas bebas daripada kiriman-kiriman yang dimaksudkan dalam paragraf yang terdahulu, tergantung pada syarat bahwa Pihak itu yakin bahwa tidak ada alasanalasan yang sungguh-sungguh untuk mengkhawatirkan: a) Bahwa kiriman-kiriman itu mungkin dibelokkan dari tempat tujuannya; b) Bahwa pengawasan mungkin tidak efektif; c) Bahwa usaha-usaha militer atau perekonomian musuh memperoleh suatu keuntungan yang pasti dengan menukarkan kiriman-kiriman tersebut di atas dengan barang-barang yang sebetulnya harus diperoleh atau diprodusir oleh musuh sendiri, atau karena dibebaskannya bahan-bahan jasa atau fasilitasfasilitas yang biasanya diperlukan untuk produksi barang-barang itu. Negara yang mengizinkan lewatnya kiriman-kiriman yang dimaksudkan dalam paragraf pertama dari pasal ini, boleh menetapkan sebagai syarat bagi izin demikian bahwa pembagian barang-barang kiriman itu kepada orang-orang yang berhak, idlakukan dibawah pengawasan setempat Negara Pelindung . Kiriman itu harus diteruskan secepat mungkin, dan Negara yang mengizinkan perjalanan bebas daripada kiriman-kiriman itu, berhak menetapkan ketentuanketentuan teknis yang harus dipenuhi lalu lintas kiriman-kiriman itu. Pasal 24 Pihak-Pihak dalam pertikaian harus mengambil tindakan-tindakan yang perlu untuk menjamin bahwa anak-anak dibawah lma belas tahun, yatim piatu atau yang terpisah dari keluarganya sebagai akibat perang, tidak dibiarkan pada nasibnya sendiri, dan bahwa pemelliharaan, pelaksanaan ibadah dan pendidikan meerka selalu akan mendapat bantuan. Pendidikan mereka sejauh mungkin harus dipercayakan kepada orang-orang dari tradisi kebudayaan serupa. Pihak-Pihak dalam pertikaian harus membantu usaha penerimaan anak-anak demikian di negeri netral selama berlangsungnya pertikaian, dengan persetujuan Negara Pelindung, apabila eprlu, dan dengan jaminan-jaminan yang sewajarnya untuk ditaatinya asas-asas yang tercantum dalam paragraf pertama. Pihak-Pihak dalam pertikaian selanjutnya harus berusaha supaya semua anakanak dibawah dua belas tahun dapat dikenal dengan jalan memakai cakram pengenal, atau cara-cara lainnya. Pasal 25 Semua orang dalam wialyah suatu Pihak dalam pertikaian , atau dalam wialyah yang diduduki oleh suatu Pihak dalam pertikaian, diperbolehkan mengirim kabar yang benar-benar bersifat pribadi kepada anggota-anggota keluarga mereka, dimanapun keluarga itu berada, dan untuk menerima kabar dari mereka. Surat-menyurat ini harus diteruskan dengan cepat dan tanpa penundaan yang tidak wajar. Apabila karena akibat keadaan-keadaan, pertukaran surat-menyurat keluarga dengan perantaraan pos biasa menjadi sukar, maka Pihak-Pihak dalam pertikaian bersangkutan harus berhubungan dengan suatu perantara netral, seperti Kantor Pusat termaksud dalam Pasal 140, dan akan menentukan bersama-sama dengan Kantor Pusat itu, cara untuk menjamin sepenuhnya kewajiban-kewajiban mereka dengan sebaik mungkin , terutama dengan bantuan dan Perhimpunan Palang Merah Nasional (Bulan Sabit Merah, Singa dan Matahari Merah). Apabila Pihak-Pihak dalam pertikaian menganggap perlu untuk membatasi surat-menyurat keluarga, maka pembatasan-pembatasan demikian harus terbatas pada pemakaian wajib daripada formulir-formulir standar yang ebrisikan dua puluh lima kata-kata yang dipilih secara bebas, dan pada pembatasan daripada jumlah formulir itu yang dikirmkan kepada seorang tiap bulan. Pasal 26 Setiap Pihak dalam pertikaian harus memudahkan penyelidika-penyelidikan yang dilakukan oleh anggota-anggota kelaurga yang terpisah karena perang, dengan maksud untuk membaharui perhubungan satu dengan lainnya dan untuk bertemu, apabila mungkin. Pihak-pihak dalam pertikaian itu harus memberikan dorongan kepada pekerjaan-pekerjaan organisasi-organisasi yang melakukan tugas demikian asal saja merka itu dapat diterima dan menaati peraturan-peraturan keamanan. Bagian III Kedudukan dan Perlakuan dari Orang-Orang yang Dilindungi Seksi I Peraturan-Peraturan yang Sama untuk Wilayah Pihak-Pihak dalam Pertikaian serta Wilayah yang Diduduki Pasal 27 Orang-orang yang dilindungi, dalam segala keadaan berhak akan penghormatan atas diri pribadi, kehormatan hak-hak kekeluargaan, keyakinan dan praktek keagamaan, serta adat-istiadat dan kebiasaan mereka. Mereka selalu harus diperlukan denga perikemanusiaan, dan harus dilindungi khusus terhadap segala tindakan kekerasan atau ancaman-ancaman kekerasan dan terhadap penghinaan serta tidak boleh menjadi objek tontonan umum. Wanita harus terutama dilindungi terhadap setiap serangan atas kehirmatannya, khususnya terhadap perkosaan, pelacuran yang dipaksakan, atau setiap bentuk serangan yang melanggar kesusilaan. Tanpa mengurangi ketentua-ketentuan yang bertalian degan keadaan kesehatan, umur dan jenis kelamin mereka, maka semua orang yang dilindungi harus diperlakukan dengan cara yang sama oleh Pihak dalam pertikaian dalam kekuasaan mana mereka berada, tanpa pembedaan merugikan yang didasarkan terutama pada ras, agama atau pendapat politik. Akan tetapi Pihak-Pihak dalam pertikaian dapat mengambil tindakan-tindakan pengawasan dan keamanan berkenaan dengan orang yang dilindungi, yang mungkin diperlukan sebagai akibat perang. Pasal 28 Adanya seorang yang dilindungi tak boleh digunakan untk menyatakan sasaran-sasaran atau daerah tertentu kebal dari operasi-operasi militer. Pasal 29 Pihak-Pihak dalam pertikaian bertanggung jawab atas perlakuan yang diberikan oleh alat-alat kelengkapannya kepada orang-orang yang dilindungi yang ada dalam tangannya, lepas dari tanggung jawab perseorangan apapun yang mungkin ada. Pasal 30 Orang-orang yang dilindungi harus memperoleh setiap fasilitas untuk berhubungan secara tertulis dengan Negara Pelindung, dengan Komite Internasional Palang Merah, Perhimpunan-Perhimpunan Palang Merah Nasional (Bulan Sabit Merah, Singa dan Matahari Merah) dari negara-negara tempat mereka berada, demikian pula dengan setiap organisasi yang dapat memberi bantuan kepada mereka. Organisasi-organisasi ini harus diberikan fasilitas-fasilitas untuk maksud itu oleh penguasa-penguasa, dalam batas-batas yang ditentukan oleh pertimbangan militer atau keamanan. Disamping kunjungan-kunjungan dan utusan-utusan Negara Eplindung dan Komite Internasional Palang merah, sebagaimana diatur dalam Pasal 143, maka Negara Penahan atau Negara Pendudukan harus sebanyak mungkin memudahkan kunjungan-kunjungan kepada orang-orang yang dilindungi oleh wakil-wakil dari organisasi-organisasi lain yang bertujuan memberikan bantuan spiritual atau pertolongan materiil kepada orang-orang demikian. Pasal 31 Terhadap orang yang dilindungi tidak boleh dilakukan paksaan fisik atau moral, terutama untuk memperoleh keterangan-keterangan dari mereka atau dari pihak ketiga. Pasal 32 Pihak-Pihak Peserta Agung teristimewa sepakat bahwa mereka masing-masing dilarang mengambil tindakan apapun yang demikian ruap sifatnya sehingga menimbulkan penderitaan-penderitaan jasmaniah atau pemusnahan orang-orang yang dilindungi yang ada dalam tangan meerka. Larangan ini tidak hanya berlaku terhadap pembunuhan, percobaan-percobaan penganiayaan, kedokteran atau hukuman badan, pengudungan percobaan-percobaan ilmiah yang serta tak diperlukan oleh perawatan kedokteran dari pada seorang yang dilindungi, akan tetapi juga berlaku terhadap setiap tindakan kekuasaan lainnya, baik yang dilakukan oelh alat-alat negara sipil maupun militer. Pasal 33 Orang yang dilindungi tidak boleh dihukum untuk suatu pelanggaran yang tidak dilakukan sendiri olehnya. Hukuman kolektif dan demikian pula semua perbuatan intimidasi dan terorisme dilarang. Perampokan dilarang, Tindakan pembalasan tehadap orang-orang yang dilindungi dan harta miliknya adalah dilarang. Pasal 34 Penangkapan orang untuk dijadikan sandera (tanggungan) dilarang. Seksi II Orang-Orang Asing Dalam Wilayah Suatu Pihak Dalam Pertikaian Pasal 35 Semua orang yang dilindungi yang berkehendak meninggalkan wilayah pada eprmulaan, atau selama berlangsungnya suatu eprtikaian, boleh berbuat demikian, kecuali keberangkatannya itu bertentangan dengan kepentinga-kepentingan nasional Negara itu. Permohonan-permohonan orang demikian untuk ebrangkat harus diputuskan sesuai dengan prosedur-prosedur yang telah ditetapkan secara teratur dan keputusan harus diambil secepat mungkin. Orang-orang yang diizinkan untuk ebrangkat dapat melengkapi diri mereka dengan dana-dana yang diperlukan untuk perjalanan mereka dan membawa serta suatu jumlah yang pantas dari milik dan barang-barang untuk pemakaian pribadi. Apabila ada seorang ditolak permintaannya untuk emninggalkan wilayah itu, maka ia berhak supaya penolakan itu dipertimbangakn kembali selekas mungkin oleh sebuah pengadilan atau dewan administratif, yang ditunjuk oleh Negara Penahan untuk maksud itu. Atas permintaan, maka wakil-wakil Negara Pelindung harus, kecuali apabila bertentangan dengan alsan-alasan keamanan, atau apabila orang-orang yang bersangkutan berkeberatan, diberitahu alasan-alasan penolakan dari tiap permohonan izin untuk meninggalkan wilayah dan kepada wakil-wakil itu harus diberi secepat mungkin nama-nama semua orang yang tidak diberi izin untuk berangkat. Pasal 36 Keberangkatan-keberangkatan yang diperkenankan menurut Pasal diatas harus dilaksanakan dalam keadaan-keadaan dan dengan syarat-syarat keselamatan, kebersihan, kesehatan dan makanan yang memuaskan. Segala biaya yang berhubungan dengan itu, terhitung dari tempat keberangkatan dalam wilayah Negara Penahan, akan dipikul oleh Negara tempat tujuan, atau, dalam hal penempatan orang-orang itu di negeri netral, oleh Negara yang warganegaranya memperoleh manfaat. Detail-detail yang praktis dari pemindahan demikian itu apabila perlu dapat diselesaikan dengan persetujuan khusus antara Negara-Negara yang bersangkutan. Yang tersebut diatas tidak akan mengurangi persetujuan-persetujuan khusus yang meungkin diadakan antara Pihak-Pihak dalam pertikaian mengenai pertukaran dan pemulangan warganegara-warganegara mereka yang berada dalam tangan musuh. Pasal 37 Orang-orang yang dilindungi yang berada dalam tutupan sambil emnunggu penuntutan atau yang sedang menjalani hukuman yang meliputi kehilangan kebebasan, harus diperlakukan dengan perikemanusiaan selama tutupan. Segera sesudah dibebaskan, mereka dapat minta untuk meninggalkan wilayah itu sesuai dengan Pasal-Pasal diatas. Pasal 38 Dengan perkecualian tindakan-tindakan khusus yang dikuasakan oleh Konvensi ini, terutama oleh Pasal 27 dan 41, maka keadaan orang-orang yang dilindungi pada prinsipnya harus tetap diatur oleh ketentuan-ketentuan mengenai orang-orang asing diwaktu damai. Bagaimanapun juga, hak-hak berikut harus diberikan kepada mereka: (1) Mereka akan diperbolehkan untuk menerima sumbangan-sumbangan individual atau kolektif, yang mungkin dikirimkan kepada mereka. (2) Apabila keadaan kesehatannya menghendaki demikian, mereka akan memperoleh pengamatan kesehatan dan perawatan rumah sakit yang sama dengan warganegara Negara bersangkutan. (3) Mereka akan diperkenankan menjalankan ibadahnya dan menerima bantuan rohani dari pendeta-pendeta kepercayaan mereka. (4) Apabila mereka berdiam di suatu daerah yang sangat diancam bahaya peperangan, maka mereka harus diperbolehkan untuk menyingkir dari daerah itu seperti juga warganegara Negara bersangkutan. (5) Anak-anak dibawah lima belas tahun, wanita hamil dan ibu-ibu dari anak-anak dibawah tujuh tahun akan memperoleh manfaat dari tiap perlakuan istimewa, seperti juga warganegara Negara bersangkutan. Pasal 39 Orang-orang yang dilindungi, yang telah kehilangan pekerjaan yang menguntungkan mereka, sebagai akibat peperangan, harus diberi kesempatan untuk memperoleh pekerjaan yang dibayar. Dengan tidak mengurangi pertimbanganpertimbangan keamanan dan ketentuan-ketentuan Pasal 40, kesempatan itu harus sama seperti yang dinikmati oleh warganegara dari Negara dalam wilayah mana mereka berada. Apabila suatu Pihak dalam pertikaian menggunakan terhadap seorang yang dilindungi, cara pengawasan yang mengakibatkan bahwa orang itu tak mampu mencari nafkah sendiri, dan terutama apabila orang itu karena alasan-alasan keamnan tak dapat memperoleh pekerjaan dengan syarat-syarat yang layak, maka Pihak dalam pertikaian tersebut harus menjamin nafkah hidup orang itu dan mereka yang menjadi tanggungannya. Orang-orang yang dilindungi bagaimanapun juga boleh menerima tunjangantunjangan dari negeri asal mereka, dari Negara Pelindung, atau perhimpunanperhimpunan penolong yang disebut dalam Pasal 30. Pasal 40 Orang-orang yang dilindungi hanya boleh dipaksa bekerja, atas dasar yang sama seperti warganegara Pihak dalam pertikaian dalam wilayah siapa mereka berada. Apabila orang-orang yang dilindungi itu warganegara musuh, mereka hanya boleh dipaksa untuk melakukan pekerjaan yang biasa, diperlukan untuk menjamin makanan, naungan, pakaian, pengangkutan dan kesehatan dari manusia dan yang tidak langsung bersangkutan dengan gerakan operasi militer. Dalam hal-hal yang disebutkan dalam kedua paragraf di atas, orang-orang yang dilindungi yang dipkasa untuk ebkerja, harus memperoleh syarat-syarat kerja dan jaminan-jaminan kesehatan kerja yang sama seperti pekerja-pekerja nasional, terutama mengenai upah, jam bekerja, pakaian dan alat perlengkapan, pendidikan yang pernah diperoleh dan ganti kerugian untuk kecelakaan-kecelakaan dan penyakit-penyakit yang didapat selama bekerja. Apabila ketentuan-ketentuan diatas dilanggar, maka orang-orang yang dilindungi harus diperkenankan untuk melaksanakan hak mereka untuk emngadu sesuai dengan Pasal 30. Pasal 41 Bilamana Negara dalam tangan siapa orang-orang yang dilindungi itu berada, menganggap tindakan-tindakan pengawasan yang disebutkan dalam Konvensi ini tak cukup, maka Negara itu tak boleh mengambil tindakan pengawasan lainnya apapun yang lebih ekras daripada menunjuk tempat tinggal tertentu atau interniran, sesuai dengan ketentuan-ketentuan Pasal 42 dan 43. Dalam melaksanakan ketentuan-ketentuan Pasal 39, paragraf kedua, terhadap orang-orang yang diharuskan meninggalkan tempat kediaman mereka yang biasa berdasarkan suatu keputusan yang menempatkan mereka dalam tempat tinggal lain yang ditunjuk, maka Negara Penahan harus sedapat mungkin berpedoman pada ukuran-ukuran kesejahteraan yang dikemukakan dalam Bagian III, Seksi IV dari Konvensi ini. Pasal 42 Penginterniran orang-orang yang dilindungi atau penempatan meerka di tempat-tempat tinggal yang ditunjuk hanya dapat diperintahkan apabila keamanan Negara Penahan betul-betul memerlukannya. Apabila seseorang, melalui wakil-wakil Negara Pelindung, dengan sukarela mohon penginterniran dan apabila keadaannya menyebabkan perlu diambil tindakan demikian, maka ia akan diinternir oleh kekuasaan dalam tangan siapa ia pada waktu itu berada. Pasal 43 Setiap orang yang dilindungi yang telah diinternir atau ditempatkan di tempat tinggal yang ditunjuk, berhak agar tindakan demikian itu ditinjau kembali selekas mungkin oleh suatu pengadilan atau dewan administratif yang berwenang, yang ditetapkan oleh Negara Penahan untuk maksud itu. Apabila penginterniran atau penempatan di tempat tinggal yang ditunjuk itu dinyatakan tetap berlaku, maka pengadilan atau dewan administratif itu secara berkala, dan sekurang-kurangnya dua kali setahun harus mempertimbangkan perkara yang bersangkutan dengan kemungkinan perubahan daripada keputusan yang semula, apabila keadaan mengizinkannya. Kecuali apabila orang-orang yang dilindungi yang bersangkutan berkeberatan, maak Kekuasaan Penahan selekas mungkin harus memberikan kepada Negara Pelindung nama-nama dari setiap orang yang dilindungi yang telah diinternir atau yang telah bertempat tinggal di tempat yang ditunjuk, atau yang telah dibebaskan dari penginterniran atau dari tempat tinggal yang ditunjuk. Keputusan-keputusan pengadilan atau dewan-dewan yang disebutkan dalam paragraf pertama dari Pasal ini dengan mengingat syarat-syarat yang sama juga harus diberitahukan selekas mungkin kepada Negara Pelindung. Pasal 44 Dalam melaksanakan tindakan-tindakan pengawasan yang disebutkan dalam Konvensi ini, maka Negara Penahan tidak boleh memeprlakukan orang-orang pelarian yang dalam kenyataannya tidak mendapat perlindungan pemerintah manapun, sebagai warganegara musuh, melulu atas dasar kewarganegaraan de jure mereka dari negara musuh. Pasal 45 Orang-orang yang dilindungi tidak boleh diserahkan kepada suatu negara yang bukan anggota Konvensi. Ketentuan ini sekali-kali tidak akan merupakan pengahalang bagi pemulangan daripada orang-orang yang dilindungi, atau pengembalian mereka ke negeri tempat kediaman sesudah penghentian permusuhan. Orang-orang yang dilindungi dapat dipindahkan oleh Negara Penahan hanya kepada suatu Negara yang menjadi peserta Konvensi ini, sesudah Negara Penahan yakin akan kemauan dan kemampuan dari Negara penampung itu untuk melaksankan Konvensi ini. Apabila orang-orang yang dilindungi dipindahkan dalam keadaan-keadaan demikian, maka tanggung jawab atas pelaksanan Konvensi ini terletak pada negara yang menerima orang-orang itu selama meerka ini berada dibawah pengawasannya. Walaupun demikian, apabila negara itu gagal untuk melaksanakan ketentuanketetntuan Konvensi ini dalam sesuatu hal yang penting, maka Negara yang telah memindahkan orang-orang yang dilindungi, setelah diberitahu oelh Negara Pelindung tenatng hal itu,harus mengambil tindakan-tindakan efektif untuk memperbaiki keadaan atau ahrus meminta agar orang-orang yang dilindungi itu dikembalikan. Permintaan-permintaan demikian harus dipenuhi. Seorang yang dilindungi dalam keadaan apapun tidak boleh dipindahkan ke suatu negara dimana ia mempunyai alasan untuk berkhawatir bahwa ia akan dikejarkejar karena pendapat-pendapat politik atau keyakinan-keyakinan keagamaannya. Ketentuan-ketentuan dari pasal ini tidak menghalang-halangi penyerahan (ekstradisi) dari orang-orang yang diliindungi yang dituduh emalkukan pelanggarapelanggaran terhadap hukum pidana biasa, berdasarkan perjanjia-perjanjian penyerahan yang diadakan sebelum pecahnya permusuhan. Pasal 46 Tindakan-tindakan pembatasan yang diambil berkenaan dengan orang-orang yang dilindungi harus dibatalkan secepat mungkin sesudah berakhirnya permusuhan, sejauh tindakan-tindakan pembatasan itu belum dicabut sebelumnya. Tindakan-tindakan pembatasan mengenai harta milik mereka harus dibatalkan secepat mungkin sesudah berakhirnya permusuhan, sesuai dengan hukum Negara Penahan. Seksi III Wilayah-Wilayah yang Diduduki Pasal 47 Orang-orang yang dilindungi, yang ada di wilayah yang diduduki, bagaimanapun dan dalam keadaan apapun tidak akan kehilangan manfaat dari Konvensi ini karena perubahan yang diadakan dalam lembaga-lembaga atau pemerintahan suatu wilayah sebagai akibat dari pendudukan wilayah itu. Mereka juga tidak akan kehilangan manfaat Konvensi ini karena persetujuan apapun yang diadakan antara penguasa-penguasa dari wilayah yang diduduki dan Negara Epndudukan, atau akrena aneksasi seluruh atau sebagian dari wilayah oleh Kekuasaan Pendudukan. Pasal 48 Orang-orang yang dilindungi yang bukan warganegara Negara yang wilayahnya diduduki, dapat menggunakan hak mereka untuk emninggalkan wilayah dengan mengingat ketentuan-ketentuan Pasal 35. Keputusan-keputusan mengenai hal itu akan diambil menurut prosedur yang akan ditetaplan oleh Kekuasaan Pendudukan sesuai dengan pasal tersebut. Pasal 49 Pemindahan-pemindahan paksaan individu atau massal, demikian pula deportasi orang-orang yang dilindungi dari wilayah yang diduduki ke wilayah Kekuasaan Pendudukan atau ke wilayah negaar lain manapun, baik yang diduki maupun yang tidak, adalh terlarang, apapun alasan-alasannya. Walaupun demikian, Kekuasaan Pendudukan dapat mengadakan pengungsian total atau sebagian dari suatu daerah tertentu, apabila keamanan oenduduk atau alasn-alasan militer yang mendesak menghendakinya. Pengungsian demikian tidak boleh mengakibatkan dipindahkannya orang-orang yang dilindungi keluar perbatasan wilayah yang diduduki, kecuali apabila karena alasan-alasan yang sangat beralasan perpindahan demikian tak mungkin dihindarkan. Orang-orang yang diungsikan itu harus dipindahkan kembali ke tempat tinggal mereka segera setelah permusuhan di daerah itu berakhir. Kekuasaan Pendudukan yang melakukan pemindahan-pemindahan atau pengungsian demikian harus menjamin, sejauh mungkin, bahwa perumahan yang patut disediakan atau menerima orang-orang yang dilindungi, bahwa penyikiranpenyingkiran itu diselnggarakan dalam keadaan yang memenuhi syarat-syarat kebersihan, kesehatan, keselamatan dan gizi yang memuaskan, dan bahwa anggotaanggota dari keluarga yang sama tidak dipisahkan satu sama lain. Negara Pelindung harus diberitahu tentang setiap pemindahan dan pengungsian sesegera hal demikian itu terjadi. Kekuasaan Pendudukan tidak boleh menahan orang-orang yang dilindungi di daerah yang sangat banyak menghadapi bahaya peperangan, kecuali apabila keamanan penduduk atau alasan-alasan militer yang mendesak menghendakinya. Kekuasaan Pendudukan tidak boleh mendeportir atau memindahkan sebagian dari penduduk sipilnya ke wilayah yang didudukinya. Pasal 50 Kekuasaan Pendudukan, dengan bantuan penguasa-penguasa nasional dan lokal, harus membantu kelancaran ebkerja semua lembaga yang bertujuan perawatan dan pendidikan anak-anak. Kekuasaan Pendudukan harus mengambil segala tindakan yang perlu untuk memudahkan identifikasi anak-anak dan pendaftaran dari asal-usul mereka. Kekuasaan Pendudukan bagaimanapun juga, tidak boleh merubah kedudukan pribadi mereka, atau memasukkan mereka dalam kesauan-kesatuan atau organisasiorganisasi kekuasaannya. Apabila lembaga-lembaga setempat tak mencukupi untuk tujuan itu, maka Negara Pendudukan harus mengatur pemeliharaan dan pendidikan anak-anak yatim piatu atau anak-anak yang terpisah dari ibu-bapaknya sebagai akibat peperangan, dan yang tak dapat dipelihara dengan baik oleh kerabat atau kawan. Pemeliharaan dan pendidikan ini jika mungkin dilakukan oleh orang-orang yang sama kebangsaan, bahasa dan agamanya. Suatu seksi khusus dari Kantor yang didirikan sesuai dengan Pasal 136, akan bertanggugn jawab atas segala tindakan yang perlu diambil untuk mengidentifikasi anak-anak yang identitasnya diragukan. Keterangan-keterangan mengenai ibu-bapak atau keluarga mereka yang dekat, selalu harus dicatat apabila ada. Kekuasaan Pendudukan tidak boleh menghalang-halangi diadakannya tindakan-tindakan istimewa mengani makanan, pengobatan dan perlindungan terhadap akibat-akibat perang yang mungkin telah diadakan sebelum pendudukan dan yang telah diadakan untuk manfaat anak-anak dibawah lima belas tahun, wanita hamil, dan ibu-ibu dari anak-anak dibawah tujuh tahun. Pasal 51 Kekuasaan Pendudukan tidak boleh memaksa orang-orang yang dilindungi untuk berdinas dalam angkatan bersenjata atau dinas-dinas pembantunya. Tekanantekanan atau propaganda yang ertujuan untuk emmeproleh tenaga militer sukarela tidak diperbolehkan. Kekuasaan Pendudukan tidak boleh memaksa orang-orang yang dilindungi untuk bekerja, kecuali mereka itu sudah berumur delapan belas tahun. itupun hanya untuk pekerjaan yang diperlukan, atau untuk kebutuhan tentara pendudukan, atau untuk untuk jawatan-jawatan pekerjaan umum, atau untuk pemebrian makanan, naungan, pakaian, pemliharaan pengangkutan atau kesehatan penduduk negara yang diduduki. Orang-orang yang dilindungi tidak boleh dipaksa untuk melakukan pekerjaan apapun yang dapat melibatkan mereka dalam kewajiban untuk mengambil bagian dalam operasi-operasi militer. Kekuasaan Pendudukan tidak boleh memaksa orang-orang yang dilindungi untuk menggunakan cara-cara paksaan untuk menjamin keamanan instalasiinstalasi dimana mereka melakukan kerja paksa. Pekerjaan hanya boleh dilakukan dalam wilayah yang diduduki dimana orangorang yang dipekerjakan secara paksa itu berada. Setiap orang demikian itu sejauh mungkin harus tetap tinggal pada tempat kerjanya yang baisa. Pekerja-pekerja itu harus diberi upah yang layak dan pekerjaan mereka harus sebanding dengan kesanggupan-kesanggupan jasmani dan intelektual mereka. Ketentuan-ketentuan undang-undang yang berlaku dalam wilayah yang diduduki, yang berkenan dengan syarat-syarat kerja, dan jaminan-jaminan mengenai terutama hal-hal seperti upah, jam kerja alat perlengkapan, pendidikan dasar dan ganti kerugian bagi kecelakaan-kecelakaan dan penyakit-penyakit yang disebabkan pekerjaan, akan berlaku bagi orang-orang yang dilindungi yang ditugaskan melakukan pekerjaan yang disebut dalam pasal ini. Pengerahan tenaga kerja bagaimanapun juga tidak akan mengakibatkan mobilisasi pekerja-pekerja dalam suatu organisasi yang bersifat militer atau semimiliter. Pasal 52 Tiada suatu perjanjian, persetujuan atau peraturan boleh mengurangi hak seorang pekerja, baik pekerja sukarela maupun bukan dan dimanapun ia berada, untuk berhubungan dengan wakil-wakil Negara-Negara Pelindung untuk minta campur tangan Negara itu. Segala peraturan yang bertujuan menimbulkan pengangguran atau membatasi kesempatan-kesempatan yang diberikan kepada pekerja-pekerja di wilayah yang diduduki, dengan maksud untuk mendorong mereka agar bekerja bagi Kekuasaan Pendudukan, adalah dilarang. Pasal 53 Setiap perusakan oleh Kekuasaan Pendudukan daripada benda-benda bergerak atau tetap, milik orang sipil perseorangan atau kolektif, atau milik Negara, atau milik pengiasa-penguasa umum lainnya, atau organisasi-organisasi sosial ataupun kooperatif adalah dilarang, kecuali apabila perusakan demikian itu sangat diperlukan oleh operasi-operasi militer. Pasal 54 Kekuasaan Pendudukan tidak boleh merubah kedudukan pegawai-pegawai negeri atau hakim di wilayah yang diduduki, atau dengan cara bagaimanapun menggunakan sanksi atau mengambil tindakan paksaan atau diskriminasi apapun terhadap mereka, apabila mereka itu tidak melakukan tugas-tugas mereka karena alasan-alasan hati nurani mereka. Larangan ini tidak mengurangi berlakunya paragraf kedua dari Pasal 51. Larangan ini tidak mengurangi hak Kekuasaan Pendudukan untuk memecat pegawai negeri dari jabatan mereka. Pasal 55 Dengan segala upaya yang ada padanya, maka Kekuasaan Pendudukan berkewajiban menjamin persediaan makanan dan obat-obatan bagi penduduk. Kekuasaan Pendudukan terutama harus memasukkan bahan makanan, persediaan obat-obatan dan barang-barang lainnya yang diperlukan, apabila persediaan di wilayah yang diduduki tidak mencukupi. Kekuasaan Pendudukan tidak boleh merekwisisi bahan makanan, barangbarang atau persediaan obat-obatan yang terdapat dalam wilayah yang diduduki, kecuali bagi pemakaian tentara pendudukan serta pegawai-pegawai administrasi, dan hanya setelah kebutuhan-kebutuhan penduduk sipil telah dipertimbangkan. Dengan memperhatikan ketentuan-ketentuan dari Konvensi internasional lainnya, maka Kekuasaan Pendudukan harus mengambil tindakanptindakan untuk menjamin bahwa untuk tiap barang yang dirampas itu dibayar harga yang pantas. Kekuasaan Pendudukan setiap waktu dapat memeriksa kembali keadaan persediaan-persediaan makanan dan obat-obatan di wilayah yang diduduki, kecuali apabila pembatasan-pembatasan sementara harus diadakan keperluan-keperluan militer yang sangat mendesak. Pasal 56 Dengan segala kesanggupan yanga da padanya, Kekuasaan Pendudukan berkewajiban untuk menjamin dan memelihara, dengan bantuan dari penguasapenguasa nasional dan setempat, bangunan-bangunan dan jawatan-jawatan kesehatan dan rumah sakit, memelihara kesehatan umum dan kebersihan di wilayah yang diduduki, terutama untuk mengadakan dan menjalankan tindakan-tindakan profilaktik dan pencegahan yang diperlukan untuk memberantas menyebarnya penyakit-penyakit menular dan meluasnya epidemi-epidemi. Pegawai dinas kesehatan dari segala golongan harus diperkenankan untuk menjalankan kewajiban-kewajiban mereka. Apabila rumah sakit baru dibangun di wilayah yang iduduki dan apabila dinasdinas yang wenang dari Negara yang diduduki tidak bekerja di sana, maka penguasapenguasa penduudkan jika perlu, harus memberikan mereka pengakuan sebagaimana tercantum dalam Pasal 18. Dalam keadaan-keadaan seruap, penguasapenguasa pendudukan juga harus memberikan pengakuan kepada pegawai rumah sakit dan kendaraan pengangkutan berdasarkan ketentuan-ketentuan Pasal 20 dan 21. Dalam mengadakan tindakan-tindakan kesehatan dan kebersihan dan pelaksanaannya, Kekuasaan Pendudukan harus turut mempertimbangkan perasaaperasaan kesusilaan dan etika daripada penduduk wilayah yang diduduki. Pasal 57 Kekuasaan Pendudukan boleh merekwisisi rumah-rumah sakit sipil hanya untuk sementara saja dan hanya dalam hal-hal keperluan yang mendesak bagi perawatan orang-orang militer yang suka dan sakit, dan juga dengan syarat bahwa dalam waktu yang pantas diadakan pengaturan sepantasnya bagi perawatan orangorang militer yang luka dan sakit, dan juga dengan syarat bahwa dalam waktu yang pantas diadakan pengaturan sepantasnya bagi perawatan dan pengobatan pasienpasien, serta kebutuhan penduduk sipil akan tempat-tempat di rumah sakit. Alat-alat perlengkapan dan persediaan-persediaan rumah-rumah sakit sipil tidak boleh direkwisisi selama alat perlengkapan dan persediaan-perseidaan itu diperlukan bagi kebutuhan pendudukan sipil. Pasal 58 Kekuasaan Pendudukan harus mengizinkan petugas-petugas keagamaan untuk memberikan bantuan rohani kepada anggota-anggota jemaah keagamaan mereka. Kekuasaan Pendudukan juga harus menerima kiriman buku-buku dan barangbarang yang idbutuhkan bagi keperluan keagamaan dan harus membantu pembagian kiriman-kiriman itu di wilayah yang diduduki. Pasal 59 Apabila seluruh atau sebagian dari penduduk sesuatu wilayah yang diduduki tidak mempunyai persediaan-persediaan cukup, maka Kekuasaan Pendudukan harus menyetujui rencana-rencana pemberian bantuan bagi penduduk tersebut, dan harus membantu rencana-rencana demikian itu dengan segala kesanggupan yang ada padanya. Rencana-rencana bantuan demikian yang mungkin diadakan, atau oleh Negara-Negara atau oleh organisasi-organisasi perikemanusiaan yang tak memihak seperti Komite Internasional Palang Merah, terutama harus berisikan pemberianpemberian kiriman bahan makanan, persediaan obat-obatan dan pakaian. Semua Pihak Peserta harus mengizinkan lalu lintas bebas daripada kirimankiriman ini, dan harus menjamin perlindungannya. Akan tetapi suatu Negara yang mengizinkan perjalanan bebas kiriman-kiriman yang menuju ke wilayah yang diduduki oleh Pihak lawan dalam pertikaian, berhak untuk memeriksa kiriman-kiriman itu untuk mengatur perjalanannya sesuai dengan waktu dan rencana perjalanan yang telah ditentukan, dan berhak untuk emndapat jaminan sepantasnya dari Negara Pelindung bahwa kiriman-kiriman itu akan dipergunakan untuk menolong penduduk yang membutuhkannya dan tidak akan dipergunakan untuk keuntungan Kekuasaan Pendudukan. Pasal 60 Kiriman-kiriman sumbangan sekali-kali tidak akan membebaskan Kekuasaan Pendudukan dari kewajiban dan tanggung jawab apapun dibawah Pasal 55, 56 serta Pasal 59. Kekuasaan Pendudukan bagaimanapun juga tidak boleh membelokkan kiriman-kiriman sumbangan itu dari tujuannya yang dimaksudkan semula, kecuali dalam hal-hal keperluan mendesak, guna kepentingan-kepentingan penduduk wilayah yang diduduki dan dengan persetujuan Negara Pelindung. Pasal 61 Pembagian kiriman-kiriman sumbangan yang tercantum dalam Pasal-Psal di atas, harus diselenggarakan dengan kerjasama dan di bawah pengawasan Negara Pelindung. Kewajiban ini, dengan persetujuan dari Kekuasaan Pendudukan dan Negara Pelindung, dapat juga diserahkan kepada suatu Negara Netral, ekpada Komite Internasional Palang Merah atau kepada setiap badan tak memihak dan perikemanusiaan lainnya. Kiriman-kiriman demikian harus dibebaskan dari segala biaya-biaya, kewajiban-kewajiban pajak atau bea dalam wilayah yang diduduki, kecauli apabila hal itu diperlukan demi kepentingan ekonomi wilayah itu. Kekausaan Pendudukan harus memberi kelonggaran-kelonggaran untuk membantu pembagian yang cepat daripada kiriman-kiriman itu. Segenap Pihak Peserta Agung harus berusaha untuk mengizinkan lalu lintas dan pengangkutan yang bebas biaya daripada kirman-kiriman sumbangan demikian dalam perjalanan kiriman-kirman itu menuju wilayah yang diduduki. Pasal 62 Kecuali jika ada alasan-alasan keamanan yang sangat mendesak, maka orangorang yang dilindungi dalam wilayah yang diduduki diperkenankan untuk menerima kiriman sumbangan individual yang dikirimkan kepada mereka. Pasal 63 Dengan tidak mengurangi tindakan-tindakan sementara dan istimewa yang diadakan oleh Kekuasaan Pendudukan karena alasan-alasan keamanan yang sangat mendesak, maka: a) Perhimpunan Palang Merah Nasional (Bulan Sabit Merah, Singa dan Matahari Merah) harus dapat melakukan kegiatan-kegiatan mereka sesuai dengan asasasas Palang Merah, sebagaimana dirumuskan oleh Konferensi-konferensi Palang Merah Internasional. Perhimpunan penolong-penolong lainnya harus diizinkan untuk meneruskan kegiatan-kegiatan perikemanusiaan mereka dengan syarat-syarat serupa. b) Kekuasaan Pendudukan tidak boleh menuntut diadakannya perubahanperubahan apapun dalam susunana pegawai atau struktur perhimpunanperhimpunan itu, yang dapat merugikan kegiatan-kegiatan tersebut diatas. Asas-asas yang sama akan berlaku bagi kegiatan-kegiatan dan kepegawaian daripada organisasi-organisasi khusus yang tidak bersifat militer, yang sudah ada atau yang mungkin akan diadakan, dengan maksud menjamin syarat-syarat kehidupan penduduk sipil dengan emmelihara jawatan-jawatan pekerjaan umum yang esensial, dengan membagi-bagikan kiriman-kiriman sumbangan dan dengan mengorganisir regu-regu penolong. Pasal 64 Perundang-undangan hukum pidana wilayah yang diduduki akan tetap berlaku, dengan pengeceualian bahwa undang-undang demikian dapat dicabut atau ditangguhkan pelaksanaannya oleh Kekuasaan Pendudukan dalam hal-hal, dimana undang-undang ini merupakan suatu ancaman terhadap keamanannya atau merupakan penghalang bagi pelaksanaan Konvensi ini. Dengan mengingat pertimbangan yang disebut terakhir di atas dan untuk menjamin pelaksanaan peradilan yang efektif, pengadilan wilayah yang diduduki harus terus melaksanakan tugasnya bertalian dengan segala kejahatan yang diatur oleh undang-undang hukum pidana termaksud. Akan tetapi Kekuasaan Pendudukan boleh menggunakan ketentuan-ketentuan hukum atas penduduk wilayah yang diduduki, yang perlu untuk memungkinkan Kekuasaan Pendudukan memenuhi kewajiban-kewajibannya menurut Konvensi ini, untuk memelihara pemerintahan memenuhi pemerintahan yang teratur dari wilayah dan untuk menjamin keamanan Kekuasaan Pendudukan, anggota dan harta miik angkaan perang atau pemerintah pendudukan dan pula untuk keamanan gedunggedung dan saluran-saluran perhubungan yang mereka pergunakan. Pasal 65 Ketentuan-ketentuan hukum pidana hanya berlaku setelah diumumkan dan diberitahukan kepada penduduk dalam bahasa mereka sendiri. Ketentuan-ketentuan hukum pidana ini tidak boleh berlaku surut. Pasal 66 Dalam hal terjadinya pelanggaran terhadap ketentuan-ketentuan hukum pidana yang ditetapkannya berdasarkan paragraf kedua dari Pasal 64, maka Kekuasaan Pendudukan dapat menyerahkan si tertuduh kepada pengadilanpengadilan militer yang non politis dan yang dibentuk dengan sewajarnya, dengan syarat bahwa pengadilan tersebut bersidang di wilayah negara yang diduduki. Pengadilan-pengadilan bandingan sebaiknya bersidang di wilayah negara yang diduduki. Pasal 67 Pengadilan-pengadilan itu hanya boleh menggunakan ketentuan-ketentuan hukum yang telah berlaku sebelum pelanggaran yang dituduhkan, dan yang sesuai dengan asas-asas hukum umum, terutama asas bahwa hukuman harus seimbang dengan pelanggaran yang dilakukan. Pengadilan-pengadilan itu harus turut mempertimbangkan hal bahwa yang tertuduh seorang warga negara Kekuasaan Pendudukan. Pasal 68 Orang-orang yang dilindungi yang telah melakukan suatu pelanggaran yang khusus ditujukan untuk emrugikan Kekuasaan Pendudukan akan tetapi yang tidak merupakan suatu percobaan atas jiwa dan raga anggota-anggota tentara atau administrasi pendudukan, yang juga tidak merupakan suatu bahaya kolektif besar, maupun yang tidak merusak dengan hebat harta milik tentara dan administrasi pendudukan atau instalasai-instalasi yang dipakai mereka, dapat dikenakan interniran atau hukuman penjara biasa, asal saja lamanya interniran atau hukuman penjara itu seimbang dengan pelanggaran yang telah dilakukan. Selanjutnya, penginterniran atau hukuman penjara untuk pelanggaran-pelanggaran demikian, merupakan tindakan satu-satunya yang boleh dipakai untuk merampas kebebasan orang-orang yang dilindungi. Pengadilan-pengadilan yang dimaksudkan oleh Pasal 66 dai Konvensi ini dapat, atas kebijaksanaan senidir merubah hukuman penjara menjadi internira untuk jangka waktu yang sama. Peraturan-peraturan hukum pidana yang diumumkan oleh Kekuasaan Pendudukan sesuai dengan Pasal-Pasal 64 dan 65 hanya dapat menetapkan hukuman mati atas diri seorang yang dilindungi, dalam hal-hal dimana orang itu bersalah melakukan pekerjaan mata-mata, perbuatan sabotase yang berat terhadap instalasi-instalasi militer Kekuasaan Pendudukan, atau karena pelanggaran- pelanggaran disengaja yang dapat dihukum dengan kematian dibawah hukum wilayah yang diududki yang berlaku sebelum pendudukan dimulai. Hukuman mati itu tidak boleh dijatuhkan atas diri seorang yang dilindungi, kecuali jika pengadilan sudah memperhatikan terutama hal bahwa karena yang tertuduh itu buka warganegara Kekuasaan Pendudukan, ia tidak terikat pada Kekuasaan Pendudukan oleh kewajiban kesetiaan. Bagaimanapun juga, hukuman mati tidak boleh dijatuhkan atas diri seorang yang dilindungi, yang berumur dibawah delapan belas tahun pada waktu pelanggaran itu dilakukan. Pasal 69 Lamanya jangka waktu selama seorang yang dilindungi, yang dituduh melakukan pelanggaran, berada dalam tahanan sambil menunggu peradilan atau hukuman, harus selalu dikurangkan dari jangka waktu hukuman yang dijatuhkan. Pasal 70 Orang-orang yang dilindungi tidak boleh ditangkap, dituntut atau dihukum oleh Kekuasaan Pendudukan untuk perbuatan-perbuatan yang dilakukan atau untuk pendapat-pendapat yang diucapkan sebelum masa pendudukan atau selama penghentian sementara masa pendudukan, kecuali untuk pelanggaran dari hukumhukum dan kebiasaan-kebiasaan perang. Warganegara Kekuasaan Pendudukan yang sebelum pecahnya permusuhan telah mencari perlindungan dalam wilayah Negara yang diududki, tidak boleh ditangkap, dituntut, dihukum atau dideportasikan dari wilayah yang diduduki, kecuali untuk pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan sesudah pecahnya permusuhan, atau untuk pelanggaran-pelanggaran dibawah hukum biasa yang dilakukan sebelum pecahnya permusuhan, yang menurut hukum Negara yang diduduki, membenarkan penyerahan (ekstradisi) dalam waktu damai. Pasal 71 Pengadilan-pengadilan yang wenang dari Kekuasaan Pendudukan tidak boleh menjatuhkan hukuman, kecuali sesudah diadakan suatu pemeriksaan pengadilan yang teratur. Orang-orang tertuduh, yang dituntut oleh Kekuasaan Pendudukan harus dengan segera diberitahu, secara tertulis, dalam bahasa yang mereka pahami, tentang tuduhan-tuduhan yang diajukan terhadap mereka. Mereka harus diadili selekas mungkin. Negara Pelindung harus diberitahukan tentang semua pemeriksaan pengadilan yang diadakan oleh Kekuasaan Pendudukan terhadap orang-orang yang dilindungi, yang berkenan dengan tuduhan-tuduhan dengan ancaman hukuman mati atau hukuman penjara dua tahun atau lebih. Negara Pelindung harus dimungkinkan untuk setiap waktu memperoleh keterangan mengenai keadaan dari epmeriksaanpemeriksaan pengadilan demikian. Selanjutnya, Negara Pelindung atas permintaannya, berhak untuk diberi segala keterangan-keterangan mengenai semua perkara pengadilan yang diadakan oleh Kekuasaan Pendudukan terhadap orang yang dilindungi. Pemberitahuan kepada Negara Pelindung, sebagaimana tercantum dalam paragraf kedua di atas, harus dikirim segera, dan selalu harus sampai pada Kekuasaan Pelindung tiga minggu sebelum tanggal sidang yang pertama. Kecuali jika pada pembukaan sidang perngadilan telah terbukti bahwa ketentuan-ketentuan dari Pasal ini telah dipenuhi seluruhnya, maka peradilan tidak boleh dilanjutkan. Pemberitahuan itu harus memuat hal-hal seperti berikut: a) Keterangan-keterangan mengenai diri si tertuduh; b) Tempat kediaman tuduhan atau tuduhan-tuduhan (dengan menyebutkan ketentuan-ketentuan pidana yang menjadi dasar penuntutan); c) Perincian tuduhan atau tuduhan-tuduhan (dengan menyebutkan ketentuanketentuan pidana yang menjadi dasar penuntutan); d) Penunjukan pengadilan yang akan mengadili perkara itu; e) Tempat dan tanggal sidang pertama. Pasal 72 Orang-orang tertuduh berhak untuk mengajukan bukti-bukti yang diperlukan guna pembelaan mereka, dan terutama boleh memanggil saksi-saksi. Mereka berhak dibantu oleh seorang pembela atau penasehat yang cakap yang dipilihnya sendiri, yang harus dapat mengunjungi mereka dengan leluasa dan harus mendapat fasilitas untuk mempersiapkan pembelaan. Bilamana tertuduh sendiri gagal memilih, maka Negara Pelindung dapat menyediakan seorang pembela atau penasehat hukum baginya. Apabila seorang tertuduh harus menghadapi tuduhan berat dan Negara Pelindung tidak menjalankan tugasnya, maka Kekuasaan Pendudukan harus menyediakan seorang pembela atau penasehat hukum, yang harus mendapat persetujuan si tertuduh. Orang-orang yang tertuduh, kecuali jikalau mereka dengan sukarela menolak bantuan demikian, harus mendapat pertolongan seorang penerjemah, baik selama pemeriksaan pendahuluan maupun selama pemeriksaan di pengadilan. Maka berhak untuk setiap waktu menolak seorang penerjemah dan untuk meminta penggantinya oleh orang lain. Pasal 73 Seorang terhukum berhak untuk minta banding sebagaimana diatur oleh hukum yang dipergunakan oleh pengadilan. Ia harus diberitahukan sepenuhnya tentang hak banding atau petisinya itu dan tentang batas waktu dalam mana ia dapat menggunakan hak-haknya itu. Hukum acara pidana yang termaktub dalam Seksi ini akan berlaku, sejauh hal itu dapat digunakan bagi perkara-perkara banding itu. Apabila hukum yang dipergunakan oleh pengadilan tidak mengandung ketentuan-ketentuan mengenai hak banding, maka orang terhukum berhak mengajukan petisi pada penguasa yang wenang dari Kekuasaan Pendudukan terhadap keputusan dan hukuman yang dijatuhkan. Pasal 74 Wakil-wakil Negara Pelindung berhak menghadiri sidang pengadilan dari setiap orang yang dilindungi, kecuali apabila sidang itu, sebagai tindakan perkecualian, harus diadakan secara tertutup demi kepentingan keamanan Kekuasaan Pendudukan, yang dalam hal demikian harus memberitahukan Negara Eplindung. Suatu pemberitahuan mengenai waktu dan tempat sidang pengadilan harus dikirim kepada Negara Pelindung. Setiap keputusan yang mengandung hukuman mati, atau hukuman penjara dua tahun atau lebih, harus selekas mungkin diberitahukan beserta alasanalasannya kepada Negara Pelindung. Pemberitahuan itu harus memuat suatu penunjukan pada pemberitahuan yang dbuat berdasarkan Pasal 71 dan, dalam hal hukuman penjara, nama dari tempat dimana hukuman itu harus dijalani. Suatu daftar dari keputusan-keputusan selain daripada keputusan-keputusan yang disebutkan di atas, harus diadakan oleh pengadilan dan akan terbuka untuk diperiksa oleh wakil Negara Pelindung. Setiap tenggang waktu yang diperkenankan bagi permintaan banding dalam hal keputusan yang mengadung hukuman mati, atau hukuman penjara dua tahun atau lebih, baru akan mulai berjalan setelah pemberitahuan tentang keputusan itu telah diterima oleh Negara Pelindung. Pasal 75 Orang-orang yang dihukum mati sekali-kali tidak boleh dirampas haknya untuk memohon ampun atau pembatala hukumannya. Hukuman mati tidak boleh dilaksanakan sebelum berakhirnya suatu masa sekurang-kurangnya enam bulan, terhitung mulai dari tanggal penerimaan suatu pemberitahuan oleh Negara Pelindung tentang keputusan terakhir yang menegaskan hukuman mati itu atau suatu perintah yang menolak pemberian ampun atau pembatalan hukuman mati itu. Waktu enam bulan bagi penangguhan hukuman mati yang ditetapkan disini dalam perkara-perkara tertentu bagi penangguhan hukuman mati yang ditetapkan di sini dalam perkara-perkara tertentu dan dalam keadaan-keadaan darurat hebat, berupa suatu ancaman yang diorganisir terhadap eaanan Kekuasaan Pendudukan atau angkatan bersenjatanya, dapat dikurangi, asal saja Negara Pelindung selalu diberitahu mengenai penguruangan demikian dan diberi waktu dan kesempatan yang patut untuk mengajukan keberatan-keberatanya kepada penguasa pendudukan yang wenang mengenai hukuman-hukuman mati demikian. Pasal 76 Orang-orang yang dilindungi telah melakukan suatu pelanggaran harus ditahan dalam wilayah negara yang diduduki, dan jika dihukum, harus menjalankan hukuman mereka di sana. Apabila mungkin, mereka harus dipisahkan dari tahanan-tahanan lainnya dan harus menikmati syarat-syarat mengenai makanan dan kebersihan yang harus cukup baik untuk empertahankan mereka dalam keadaan kesehatan yang baik, dan yang sedikit-dikitnya sama dengan apa yang berlaku dalam penjara-penjara di negara yang diduduki itu. Mereka harus mendapat pengamatan kesehatan, yang dibutuhkan oleh kesehatan mereka. Mereka juga berhak untuk menerima setiap bantuan kerohanian yang mereka mungkin perlukan. Wanita harus ditahan dalam ruangan-ruangan yang terpisah dan harus berada dibawah pengawasan langsung dari wanita. Perhatian yang sewajarnya harus diberikan terhadap perlakuan khusus bagi orang yang belum dewasa. Orang-orang yang dilindungi yang ditahan berhak untuk dikunjungi oleh wakilwakil Negara Pelindung dan oleh wakil-wakil Komite Internasional Palang Merah sesuai dengan ketentuan-ketentuan Pasal 143. Orang-orang demikian berhak untuk menerima sekurang-kurangnya satu bingkisan sumbangan setiap bulan. Pasal 77 Orang-orang yang dilindungi yang telah dituduh melakukan pelanggaranpelanggaran atau yang telah dihukum oleh Pengadilan-Pengadilan dalam wilayah yang diduduki, pada waktu berakhirnya pendudukan harus diserahkan dengan daftar-daftar keterangan yang bersangkutan kepada penguasa-penguasa dari wilayah yang telah dibebaskan. Pasal 78 Apabila Kekuasaan Pendudukan berdasarkan alasan-alasan keamanan yang mendesak menganggap perlu untuk mengambil tndkan-tindakan keselamatan mengenai orang-orang yang dilindungi, maka Kekuasaan Pendudukan paling banyak hanya boleh memaksa mereka tinggal di tempat kediaman yang ditunjuk atau menempatkan mereka dalam interniran. Keputusan-keputusan mengenai tempat kediaman yang ditunjuk atau interniran demikian, harus diambil menurut suatu prosedur teratur yang akan ditetapkan Konvensi oleh ini. Kekuasaan Prosedur ini Pendudukan, harus sesuai memuat hak dengan ketentuan-ketentuan banding bagi pihak-pihak bersangkutan. Perkara-perkara banding harus diputuskan dengan secepat-cepatnya. Apabila keputusan semula dikuatkan, maka keputusan itu dapat ditinjau kembali secara berkala, apabila mungkin setiap enam bulan sekali, oleh badan yang wenang yang dibentuk oleh Kekuasaan Pendudukan. Orang-orang yang dilindungi yang harus tinggal di tempat kedaiaman yang ditunjuk sehingga harus meninggalkan rumah-rumah mereka, akan mendapat menafaat yang penuh dari Pasal 39 dari Konvensi ini. Seksi IV Peraturan-Peratuan Mengenai Perlakuan Orang-Orang Yang Diinternir Bab I Ketentuan-Ketentuan Umum Pasal 79 Pihak-pihak dalam pertikaian hanya boleh menginternir orang-orang yang dilindungi, sesuai dengan aturan-aturan Pasal-Pasal 41, 42, 43, 68 dan Pasal 78. Pasal 80 Orang-orang yang diinterniran tetap memiliki kedudukan dan kemampuan sipil mereka sepenuhnya dan akan dapat melaksanakan hak-hak yang bersangkutan dengan kedudukan sipil yang mereka miliki itu. Pasal 81 Pihak-pihak dalam pertikaian yang menginternir orang-orang yang dilindungi berkewajiban untuk memelihara mereka dengan Cuma-Cuma, dan juga untuk memberikan mereka perawatan kesehatan yang dibuthkan oleh keadaan kesehatan mereka. Pengurangan tunjangan, upah atau tagihan-tagihan yang menjadi hak kaum interniran untuk penggantian biaya-biaya itu tidak boleh dilakukan. Kekuasaan Penahan harus membantu pemeliharaan orang-orang yang menjadi tanggungan kaum interniran, apabila orang-orang demikian itu tidak mempunya sumber penghasilan yang cukup atau tidak mampu mencari nafkah. Pasal 82 Negara Penahan sedapat mungkin, harus menempatkan kaum interniran menurut kebangsaan, bahasa dan adat istiadat mereka. Kaum interniran yang sama kebangsaannya, tidak bolh dipisahkan hanya karena perbedaan bahasa. Selama berlangsungnya penginterniran, maka anggota keluarga yang sama, dan terutama orang tua dan anak-anak, harus ditempatkan bersama dalam tempat penginterniran yang sama, kecuali apabila perlu diadakan pemisahan sementara karena sebab-sebab pekerjaan atau kesehatan, atau untuk maksud-maksud pelaksanaan ketentuan-ketentuan Bab IX dari Seksi ini. Kaum interniran boleh memohon agar anak-anak mereka yang hidup bebas tanpa perawatan orang tua, diinternir bersama mereka. Dimana mungkin, maka anggota-anggota suatu keluarga yang sama diinternir, harus ditempatkan dalam gedung-gedung yang sama dan diberikan ruangan tinggal yang terpisah dari kaum interniran lainnya, termasuk fasilitas-fasilitas guna menjalankan kehidupan keluarga yang layak. Bab II Tempat-Tempat Interniran Pasal 83 Negara Penahan tidak boleh membangun tempat-tempat interniran dalam daerah-daerah yang sangat terancam bahaya perang. Negara Penahan harusmemebrikan kepada Negara-Negara musuh, dengan perantaraan Negara Pelindung, segala keterangan-keterangan yang berguna mengenai letak geografis tempat-tempat interniran. Kapan saja pertimbangan-pertimbangan militer mengizinkan, maka tempat interniran harus ditandai dengan huruf T.I. (Tempat Interniran = IC = Internment Camps), yang ditempatkan sedemikian rupa sehinnga terlihat jelas di siang hari dari udara. Akan tetapi Negara-Negara yang bersangkutan boleh bermufakat untuk memekai setiap sistem penandaan yang lain. Tiada tempat-tempat lain selain tempat interniran boleh ditandai demikian. Pasal 84 Orang-orang interniran harus ditempatkan dan diurus secara terpisah dari tawanan perang dan dari orang-orang yang dirampas kebebasannya karena sebabsebab yang lain. Pasal 85 Negara penahan berkewajiban mengambil segala tindakan yang perlu dan mungkin untuk menjamin bahwa orang-orang yang dilindungi, sejak permulaan penginterniran, ditempatkan di gedung-gedung atau tempat itnggal yang memberikan segala jaminan mengenai kebersihan dan kesehatan, serta memberi perlindungan yang efisien terhadap kedahsyatan iklim, serta akibat peperangan. Tempat-tempat interniran tetap bagaiamanapun juga tidak boleh terletak di daerah yang tidak sehat atau daerah yang iklimnya tidak baik bagi kaum interniran. Apabila daerah, tempat seorang yang dilindungi diinternir untuk sementara, merupakan daerah yang tidak sehat atau mempunyai iklim yang membahayakan kesehatannya, maka secepat keadaan mengizinkan ia harus dipindahkan ke suatu tempat interniran yang lebih cocok. Gedung itu harus dengan sepenuhnya dilindungi dari lembab, harus diapnasi dan diterangi secukupnya, terutama antara senja dan malam hari. Ruangan tidur harus cukup luas, dan mempunyai ventilasi yang baik. Kaum interniran harus mempunyai tempat tidur yang pantas dan selamat yang cukup, dengan mempertimbangkan iklim, umur, jenis kelamin, serta keadaan kesehatan kaum interniran. Orang-orang interniran harus memperoleh untuk keperluan mereka, siang dan malam, kamar mandi dan kamar kecil yangmemenuhi syarat-syarat, dan yang terusmenerus dipelihara dalam keadaan bersih. Kamar mandi dan kakus itu harus dilengkapi dengan air dan sabun yang cukup bagi pembersihan badan mereka seharihari dan untuk mencuci-cucian sendiri. Instalasi-instalasi serta fasilitas-fasilitas yang diperlukan untuk maksud ini harus diberikan kepada mereka. Pancuran atau tempat mandi juga harus disediakan. Waktu yang diperlukan untuk mencuci dan guna pembersihan badan harus disediakan. Apabila, sebagai suatu tindakan perkecualian dan sementara, interniran wanita yang bukan anggota suatu kesatuan kelaurga perlu ditempatkan dalam tempat interniran yang sama dengan laki-laki, maka ketentuan-ketentuan tentang ruangan tidur dan kamar mandi serta kakus terpisah bagi kaum wanita demikian harus dilaksanakan. Pasal 86 Negara Penahan harus menyediakan bagi orang-orang yang dinternir, apapun mazhab mereka, gedung-gedung yang layak untuk melakukan ibadah. Pasal 87 Dalam tiap tempat interniran harus diadakan kantin-kantin, kecuali apabila terdapat fasilitas-fasilitas layak lainnya. Tujuan kantin itu ialah untuk emmungkinkan kaum interniran mengadakan pembelian makanan dan barangbarang keperluan sehari-hari lainnya, yang dapat menambah kesenangan pribadi mereka, termasuk sabun dan tembakau dengan harga yang tidak melebihi harga pasar setempat. Laba yang diperoleh kantin-kantin itu diperuntukkan suatu dana kesejahteraan yang harus didirikan ditiap tempat interniran, dan diselenggarakan untuk manfaaat kaum interniran sebagaimana diatur oleh Pasal 102, berhak untuk memeriksa pengurusan kantin dan dana tersebut. Jika suatu tempat interniran ditutup, maka neraca kredit dana kesejahteraannya harus dipindahkan harus dipindahkan ke dana kesejahteraan tempat interniran bagi kaum interniran yang sama kebangsaannya atau, apabila tidak ada tempat demikian, ke dana kesejahteraan pusat yang harus diselenggarakan bagi manfaat semua kaum interniran yang ada di bawah pengawasan Negara Penahan. Dalam hal pembebasan umum, maka laba tersebut akan disimpan oleh Negara Penahan, kecuali apabila ditentukan lain dalam suaut persetujuan antara Negara-Negara yang bersangkutan. Pasal 88 Dalam semua seranganudara dan tempat-tempat bahaya-bahaya interniran perang yang lainnya, terancam harus serangan- diadakan tempat berlidnung dalam jumlah dan dengan kekuatan yang cukup untuk menjamin perlindungan yang diperlukan. Apabila ada tanda bahaya, maka orang-orang interniran bebas untuk memasuki tempat perlindungan demikian itu secepat mungkin, kecuali mereka yang tinggal untuk melindungi tempat-tempat interniran mereka terhadap bahaya-bahaya tersebut di atas. Setiap tindakan perlindungan yang diambil untuk kepentingan penduduk juga berlaku bagi mereka. Bab III Makanan dan Pakaian Pasal 89 Rangsum makanan harian bagi interniran harus cukup kualitas, kuantitas dan variasinya, untuk memelihara orang interniran dalam keadaan kesehatan yang baik, dan mencegah terjadinya penyakit kekurangan makan. Juga harus turut dipertimbangkan kebiasaan makan dari orang interniran. Orang interniran juga harus diberi alat-alat yang memungkinkan mereka membuat sendiri makanan tambahan yang ada pada mereka. Air minum yang cukup harus diberikan kepada orang interniran. Pemakaian tembakau harus diizinkan. Orang interniran yang bekerja harus menerima rangsum tambahan seimbang dengan macam pekerjaan yang mereka lakukan. Ibu-ibu yang hamil dan yang sedang menyusui dan anak-anak di bawah umur lima belas tahun, harus diberi makanan tambahan, sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan psikologis mereka. Pasal 90 Pada waktu interniran ditaruh dibawah pengawasan, mereka harus diberi segala bantuan untuk memperoleh bagi diri mereka sendiri pakaian, sepatu , serta pakaian dalam untuk salin yang perlu, dan kemudian, untuk memperoleh barang lainnya, apabila perlu. Apabila seorang interniran tidak mempunyai pakaian cukup, dan ia tak sanggup memperolehnya, maka dengan mempertimbangkan keadaan iklim, pakaian itu harus disediakan bagi mereka oleh Negara Penahan dengan cumacuma. Pakaian yang diberikan oleh Negara Penahan kepada interniran serta tandatanda pada sebelah luar pakaian mereka itu tidak boleh meerndahkan martabat mereka maupun memberikan alasan untuk mengejek mereka. Kaum pekerja harus menerima perlengkapan kerja yang wajar, termasuk pakaian perlindungan, kapan saja sifat pekerjaan mereka menghendakinya. Bab IV Kebersihan dan Pengamatan Kesehatan Pasal 91 Setiap tempat interniran harus mempunyai rumah sakit yang cukup memenuhi syarat, dibawah pimpinan seorang dokter yang berijazah, dimana kaum interniran dapat memperoleh pengamatan kesehatan yang mereka perlukan, begitu pula makanan yang tepat. Ruangan-ruangan yang terpisah harus disediakan untuk peristiwa-peristiwa penyakit menular atau penyakit jiwa. Peristiwa-peristiwa kehamilan serta orang-orang interniran yang menderita penyakit berat, atau yang keadaannya memerlukan pengobatan khusus, pembedahan atau perawatan di rumah sakit, harus diperkenankan memasuki setiap lembaga keshatan dimana dapat diberikan pengobatan yang secukupnya dan harus menerima perawatan yang tidak lebih buruk daripada yang diberikan kepada penduduk pada umumnya. Orang interniran sedapat dapatnya harus memeproleh pengamatan kesehatan dari anggota dinas kesehatan yang sekebangsaan dengan mereka. Orang-orang interniran tidak boleh dicegah untuk mengajukan diri kepada petugas-petugas kesehatan untuk diperiksa. Apabila diminta, pejabat-pejabat kesehatan Negara Penahan, harus memberikan kepada setiap interniran yang telah mendapat perawatan yang telah diberikan. Salinan daripada sertifikat itu harus dikirim ke Kantor Pusat Penerangan tersebut dalam Pasal 140. Pengobatan termasuk pula pemberian setiap alat yang diperlukan untuk memelihara orang interniran dalam keadaan kesehatan yang baik, terutama gigi buatan dan alat-alat buatan lainnya serta kacamata, diberikan kepada interniran dengan cuma-cuma. Pasal 92 Pemeriksaan kesehatan para interniran harus dilakukan sekurangkurangnya sekali sebulan. Maksud pemeriksaan itu terutama adalah untuk mengawasi keadaan kesehatan umum, makanan dan kebersihan orang interniran, serta untuk menemukan penyakit-penyakit menular, teristimewa tuberculosis, malaria, dan penyakit kelamin. Pemeriksaan-pemeriksaan itu harus meliputi terutama pemeriksaan berat badan tiap interniran dan suatu pemeriksaan radioskopis sekurang-kurangnya sekali setahun. Bab V Kegiatan-Kegiatan Keagamaan, Intelektual dan Jasmani Pasal 93 Orang interniran harus menikmati kebebasan penuh dalam menjalankan kewajiban-kewajiban keagamaan mereka, termasuk menghadiri upacara-upacara keagamaan dengan syarat bahwa mereka memenuhi peraturan-peraturan disipliner yang ditentukan oleh penguasa-penguasa penahan. Petugas-petugas keamanan yang diinternir harus diperkenankan menjalankan kewajiban mereka terhadap anggota-anggota jemaah mereka dengan leluasa. Untuk maksud ini Negara Penahan harus menjamin bahwa petugas keagamaan itu disebarkan dengan merata diantara berbagai tempat interniran dimana terdapat orang interniran yang berbahasa sama dan tergolong dalam bahasa yang sama. Apabil jumlah petugas-petugas keagamaan itu terlalu sedikit maka Negara Penahan harus menyediakan bagi mereka fasilitas-fasilitasyang diperlukan, termasuk alat-alat pengangkutan, untuk bergerak dari satu tempat ke lain tempat dan mereka harus diiznkan untuk mengunjungi setiap orang interniran yang dirawat di rumah sakit. Petugas-petugas keagamaan harus bebas untuk melakukan surat-menyurat tentang hal ikhwal yang mengenai tugas keagamaan mereka dengan pembesar-pembesar keagamaan dalam negara dimana mereka ditahan, dan seberapa dapat dengan organisasi-organisasi keagamaan internasional daripada agama mereka. Suratmenyurat itu tidak boleh dianggap sebagai bagian dari jatah tersebut dalam Pasal 107. Akan tetapi surat-menyurat itu harus memenuhi ketentuan-ketentuan Pasal 112. Jika orang interniran tidak dapat memperoleh bantuan rohani dari petugas keagamaan agama mereka, atau apabila petugas-petugas keagamaan itu terlalu sedikit jumlahnya, maka pembesar-pembesar keagamaan setempat yang seagama dapat mengangkat, dengan persetujuan Negara Penahan, seorang petugas keagamaan dari agama seruap atau seorang awam yang cakap. Orang tersebut belakangan ini harus memperoleh segala fasilitas yang diberikan kepada jabatan keagamaan yang telah ia terima. Orang-orang yang telah diangkat demikian harus mematuhi semua perauran yang ditetapkan oleh Negara Penahan untuk kepentingan disiplin dan keamanan. Pasal 94 Negara Penahan harus memberi dorongan pada kegaitan-kegiatan intelektual, pendidikan serta rekreasi, olah raga dan permainan-permainan antara kaum interniran, seraya embiarkan mereka bebas untuk turut serta dalam kegiatankegiatan itu atau tidak. Negara-Negara Penahan harus mengambil segala tindakan yang mungkin untuk menajmin dilakukannya kegiatan-kegiatan itu, terutama dengan menyediakan gedung-gedung yang layak. Segala fasilitas yang dapat diberikan harus diberikan kepada kaum interniran untuk melanjutkan pelajaran mereka atau untuk mempelajari hal-hal baru. Pendidikan anak-anak dan orang-orang muda harus dijamin; mereka harus diperkenankan menghadiri sekolah-sekolah dalam tempat interniran atau di luar. Orang-orang interniran harus diberi segala kesempatan untuk latihan jasmani, olah raga serta permainan-permainan di luar rumah. Untuk maksud ini, dalam semua tempat interniran harus disediakan ruangan-runagan terbuka dalam jumlah yang cukup banyak. Lapangan-lapangan tempat bermain yang khusus harus disediakan bagi anakanak dan orang-orang muda. Pasal 95 Negara Penahan tidak boleh mempekerjakan orng interniran sebagai buruh kecuali bila mereka menghendakinya. Pekerjaan yang, bilamana dilakukan oleh seorang yang dilindungi yang tidak diinternir dibawah paksa, berarti suatu pelanggaran dari Pasal 40 atau 51 dari Konvensi ini, serta pekerjaan yang bersifat merendahkan martabat atau menghina bagaimanapun juga dilarang. Sesudah suatu masa kerja yang lamanya enam inggu, orang-orang interniran bebas untuk berhenti bekerja setiap saat, dengan tenggang pemebritahuan delapan hari. Ketentuan-ketentuan ini tidak menghalangi hak Negara Penahan untuk mempekerjakan dokter-dokter, dokter gigi dan lain-lain pegawai kesehatan yang diinternir dalam jabatan keahlian mereka untuk kawan seinterniran mereka, atau untuk memperkerjakan administratif dan orang-orng pemeliharaan di interniran dalam tempat-tempat pekerjaan-pekerjaan interniran dan untuk memperbantukan orang-orang itu untuk bekerja di dapur atau tugas-tugas rumah tangga lainnya, atau untuk menyuruh orang-orang itu untuk melaksanakan tugastugas yang ebrhubungan dengan perlindungan kaum interniran terhadap pengeboman udara atau bahaya-bahaya peperangan lainnya. Akan tetapi seorang interniran tidak boleh disuruh melakukan tugas-tugas yang menurut pendapat perwira kesehatan tidak sesuai dengan keadaan jasmaninya. Negara Penahan harus memikul seluruh tanggung jawab untuk semua syaratsyarat kerja pengamatan kesehatan, pembayaran upah, dan untuk jaminan bahwa semua kaum interniran yang dipekerjakan akan memperoleh ganti kerugian bagi kecelakaan dan penyakit yang didapat dalam pekerjaan. Ukuran-ukuran yang ditetapkan bagi syarat-syarat kerja dan ganti kerugian tersebut harus esuai dengan hukum dan peraturan-peraturan nasional, serta sesuai dengan praktik yang ada; ukuran-ukuran itu sekali-kali tidak boleh lebih rendah daripada apa yang berlaku bagi pekerjaan yang sejenis dalam distrik itu. Upah-upah bagi pekerjaan yang dilakukan akan ditentukan atas dasar yang adil dalam persetujuan-persetujuan khusus antara kaum interniran, Negara Penahan, dan apabil perlu, kaum majikan lainnya selain Negara Penahan, dengan turut memperhatikan kewajiban Negara Penahan untuk memelihara kaum interniran dengan cuma-cuma serta pengamatan kesehatan yang diperlukan oleh keadaan kesehatan mereka. Orang-orang interniran yang secara tetap dipekerjakan pada kategori-kategori pekerjaan yang disebut dalam paragraf ketiga dari Pasal ini, harus menapat upah yang pantas dari Negara Penahan. Syarat-syarat kerja serta skala ganti kerugian bagi penyakit dan kecelakaankecelakaan yang didapat dalam pekerjaan oleh orang-orang interniran yang dipekerjakan itu, tidak boleh lebih rendah daripada yang berlaku bagi kerjaan sejenis dalam distrik yang sama. Pasal 96 Semua detasemen kerja harus tetap merupakan bagian dari suatu tempat interniran dan bergantung padanya. Penguasa-Penguasa Negara Penahan yang wenang dan komandan suatu tempat interniran bertanggung jawab atas pelaksanaan ketentuan-ketentuan Konvensi ini dalam suatu detasemen kerja. Komandan harus mempunyai suatu daftar yang tepat mengenai detasemen-detasemen kerja yang ada dibawah kekuasaannya dan harus meneruskannya kepada utusan-utusan Negara Eplindung, keapada Komite Internsioanl Palang Merah dan organisasi humaniter lainnya yang mungkin mengunjungi tempat-tempat interniran itu. Bab VI Milik Pribadi dan Sumber-Sumber Keuangan Pasal 97 Kaum interniran harus dipekernenakan untuk tetap memilikibarang-barang untuk keperluan pribadi. Uang, cek, obligasi, dan sebagainya, serta barang-barang berharga yang ada pada mereka, hanya boleh diambil dari mereka, sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan. Untuk itu tanda penerimaan yang terperinci dari barang-barang yang diambil harus diberikan. Jumlah uang yang diambil harus dimasukkan dalam rekening setiap orang interniran sesuai dengan pasal 98. Jumlah-jumlah itu tidak boleh ditukarkan kedalam mata uang lain apapun, kecuali apabila perundang-undangan, yang berlaku dalam wilayah tempat pemiliknya ditahan menghendaki demikian, atau orang yang diinternir telah memberikan persetujuannya. Barang-barang yang terutama sekali mempunyai nilai-nilai pribadi atau sentimentil tidak boleh diambil. Seorang wanita yang diinternir hanya boleh digeledah oleh wanita. Pada waktu pembebasan atau pemulangan, kepada kaum interniran harus diberikan segala barang-barang, uang aau barang-barang berharga lainnya yang diambil mereka selama diinternir, dan mereka harus menerima berupa uang, kelebihan dari setiap neraca kredit rekening mereka yang diadakan sesuai dengan pasal 98, dengan mengecualikan setiap benda atau jumlah uang, yang ditahan oleh Negara Penahan berdasarkan perundang-undangan yang berlaku. Apabila seorang interniran ditahan secara demikian, maka pemiliknya harus mendapat suatu tanda penerimaan yang terperinci. Dokumen-dokumen keluarga atau identitas yang dimiliki orang-orang interniran tidak boleh diambil dari mereka tanpa pemberian suatu tanda penerimaan. Orang-orang interniran sekali-kali tidak boleh dibiarkan tanpa dokumen-dokumen idntitas. Apabila mereka tak memiliki dokumen-dokumen khusus yang dibuat oleh penguasa-penguasa penahan, yang akan berlaku sebagai dokumen identitas mereka sampai pada waktu akhir penginternirannya. Orang interniran boleh memegang sejumlah uang tertentu, dalam bentuk uang atau kupon-kupon pembelian, untuk memungkinkan mereka melakukan pembelianpembelian. Pasal 98 Semua orang interniran harus menerima uang saku tetap, yang cukup untuk memungkinkan mereka membeli barang-barang dan alat-alat seperti tembakau, alat keperluan-keperluan toilet dan sebagainya. Uang saku itu dapat berbentuk kreditkredit atau kupon pembelian. Selanjutnya, kaum interniran dapat menerima uang saku dari Negara asal mereka, dari Negara-Negara Pelindung, organisasi-organisasi yang mungkin membantu mereka, demikian juga penghasilan dari harta milik mereka sepanjang diperbolehkan oleh Negara Penahan. Jumlah uang saku yang diberikan oleh Negara mereka harus sama bagi setiap kategori interniran (yang lemah badan, sakit, wanita hamil, dsb), akan tetapi tidak boleh ditetapkan oleh Negara tersebut atau dibagi-bagi oleh Negara Penahan atas dasar diskriminasi antara kaum interniran yang dilarang oleh Pasal 27 Konvensi ini. Negara Penahan harus membuka suatu rekening teap bagi tiap orang yang diinternir, dimana harus dikreditkan tunjangan-tunjangan yang disebut dalam Pasal ini, upah yang diperoleh serta kiriman-kiriman uang yang diterima, bersama-sama dengan jumlah-jumlah uang yang dapat diambil daripadanya menurut perundangundangan yang berlaku dalam wilayah itu untuk mengirim uang kepada keluarga mereka dan kepada orang-orang lain yang menjadi tanggungan mereka. Mereka dapat menraik dari rekening-rekening mereka jumlah-jumlah yang diperlukan bagi pengeluaran-pengeluaran pribadi mereka, dalam batas-batas yang ditetapkan oleh Negara Penahan. Mereka selalu harus diberi fasilitas-fasilitas sepantasnya untuk memeriksa dan memeproleh salinan-salinan daripada rekening-rekening mereka. Suatu nota perhitungan kekayaan harus diserahkan kepada Negara Pelindung, apabila diminta. Nota perhitungan kekayaan demikian harus menyertai orang yang diinternir apabila ia dipindahkan. Bab VII Administrasi dan Disiplin Pasal 99 Setiap tempat interniran harus ditempatkan dibawah kekuasaan seorang perwira yang bertanggun jawab, yang dipilih dari tentara tetap atau pemerintahan sipil biasa Negara Penahan. Perwira yang bertanggung jawab atas tempat interniran harus memiliki suatu salinan dari Konvensi ini dalam bahasa resmi, atau dalam salah satu bahsa resmi dari negerinya dan ia bertanggung jawab atas pelaksanaannya. Petugas-petugas yang mengawai kaum interniran harus diberi pelajaran tentang ketentuan-ketentuan Konvensi ini serta tindakan-tindakan administratif yang dimbul untuk menjamin pelaksanaannya. Teks Konvensi ini dan teks-teks dari persetujuan-persetujuan khusus yang diadakan berdasarkan Konvensi tersebut harus ditempelkan di dalam tempat interniran, dalam suatu bahasa yang dipahami oleh kaum interniran, atau harus ada dalam tangan Komite Interniran. Peraturan-peraturan, perintah-perintah, pemberitahuan-pemberitahuan serta pengumuman-pengumuman apapun juga macamnya harus disampaikan kepada orang-orang yang diinternir dan ditempelkan di dalam tempat-tempat interniran, dalam suatu bahasa yang mereka pahami. Setiap perintah dan komando yang ditujukan kepada orang-orang interniran secara perseorangan juga harus diberikan dalam suatu bahasa yang mereka pahami. Pasal 100 Peraturan disipliner dalam tempat-tempat interniran harus sesaui dengan asasasas perikemanusiaan, dan dalam keadaan bagaimanapun juga tidak boleh mengandung peratiran-peraturan yang mengharuskan dilakukannya usaha jasmani apapun oleh kaum interniran yang berbahaya bagi eksehatan mereka atau mengandung pengorbanan jasmaniah atau kesusilaan. Identifikasi dengan mencacah kulit atau membubuhkan cap atau tanda-tanda pada tubuh, adalah dilarang. Yang teruratam dilarang adalah menyuruh berdiri dan apel-apel yang terlalu lama, latihan-latihan baris-berbaris sebagai hukuman, latihan-latihan dan gerakangerakan kemiliteran, atau pengurangan rangsum makanan. Pasal 101 Kaum interniran berhak untuk mengajukan kepada penguasa-penguasa yang berkuasa atas mereka, petisi apapun mengenai keadaan penginterniran yang mereka alami. Mereka juga berhak untuk berhubungan, tanpa suatu pembatasan, meallui Komite Interniran atau apabila mereka pandang perlu, langsung dengan wakil-wakil Negara Pelindung, untuk menunjukkan kepada mereka hal-hal bertalian dengan keadaan penginterniran terhadap mana mereka mungkin ada keberatan. Petisi-petisi dan keberatan-keberatan demikian harus disampaikan dengan segera dan tanpa suatu perubahan danhal itu tidak dapat emnyebabkan dijatuhkannya hukuman apapun, walalupun keberatan-keberatan itu kemudian ternyata tidak beralasan. Komite Interniran dapat mengirim laporan-laporan berkala mengenai keadaan dalam tempat-tempat interniran dan mengenai interniran kepada wakil-wakil Negara Pelindung. Pasal 102 kebutuhan-kebutuhan kaum Dalam tiap tempat interniran, orang-orang interniran bebas untuk memilih setiap enam bulan sekali dengan jalan pemilihan rahasia, anggota-anggota Komite yang dikuasakan untuk mewakili mereka dihadapan Negara-Negara Penahan dan Perlindungan, didepan Komite Internasioanl Palang Merah dan setiap organisasi lainnya yang memberi bantuan kepada mereka. Anggota-Anggota Komite itu dapat diplih kembali. Orang-orang interniran yang dipilih jalan demikian akan mulai melaksanakan kewajiban-kewajiban mereka sesudah pemilihan mereka itu disetujui oleh penguasapenguasa penahan. Alasan-alasan bagi suatu penolakan atau pemberhentian harus disampaikan kepada Negara Pelindung yang bersangkutan. Pasal 103 Komite-Komite Interniran harus memajukan kesejahteraan jasmani, rohani dan intelektual dariapda orang-orang interniran. Dalam hal kaum interniran memutuskan, untuk mengorganisir suaut sistem tolong-menolong diantara mereka, maka organisasi ini berada dalam kompetensi Komite-Komite sebagai tambahan pada kewajiban-kewajiban khusus yang dipercayakan kepada mereka menurut ketentuan-ketentuan Konvensi ini. Pasal 104 Anggota-Anggota Komite Interniran tidak boleh diwajibkan untuk melakukan pekerjaan lain apapun apabila pelaksanaan tugas mereka akan dipersukar karenanya. Anggota-Anggota Komite Interniran dapar mengangkat dari antara kaum interniran pembantu-pembantu yang mereka butuhkan. Mereka harus diberi segala fasilitas materil, terutama kebebasan bergerak dalam batas tertentu, yang diperlukan untuk penunaian tugas mereka (kunjungan ke detasemen-detasemen kerja, penerimaan bahan-bahan perlengkapan, dan sebagainya). Kepada anggota-anggota Komite Interniran juga harus diberikan segala fasilitas untuk perhubungan pos dan telegraf dengan penguasa-penguasa penahan, dengan Negara Pelindung, dengan dengan Komite Internasional Palang Merah serta utusanutusan mereka, dan dengan organisasi-organisasi yang memberikan pertolongan kepada kaum interniran. Anggota-Anggota Komite di detasemen kerja harus mendapat fasilitas-fasilitas serupa untuk berhubungan dengan Komite Interniran mereka di tempat interniran utama.perhubungan-perhubungan demikian tidakboleh dibatasi, dan juga tidak boleh dianggap sebagai bagian dari jatah seperti tersebut dalam pasal 107. Anggota-Anggota Komite-Komite Interniran yang dipindahkan harus diberi waktu yang pantas untuk memperkenalkan pengganti-pengganti mereka dengan masalah-masalah yang sedang berjalan. Bab VIII Hubungan dengan Dunia Luar Pasal 105 Segera sesudah menginternir orang-orang yang dilindungi, Negara-Negara Penahan harus memberitahu orang-orang interniran itu, dan Negara yang mereka taati, meallui Negara Pelindung mereka, tentang tindakan-tindakan yang diambil untuk melaksanakan ketentuan-ketentuan Bab ini. Negara Penahan harus juga memberitahu pihak-pihak bersangkutan tentang tiap perubahan yang diadakan kemudian atas tindakan-tindakan demikian. Pasal 106 Segera sesudah ia diinternir, atau selambat-lambatnya tidak lebih dari satu minggu sesudah tiba di tempat interniran, begitupun dalam hal sakit atau pemindahan ke lain tempat interniran atau ke rumah sakit, setiap orang yang diinternir harus diperkenankan untuk mengirimkan suaut kartu interniran yang, apabila mungkin, serupa dengan contoh yang dilampirkan pada Konvensi ini, langsung kepada keluarganya, dan kepada Kantor Pusat Penerangan sebagaimana diatur dalam Pasal 140, untuk memberitahukan keluarganya tentang penahanannya, alamt serta keadaan kesehatannya. Kartu-kartu tersebut harus diteruskan secepat mungkin dan dengan cara apapun tidak boleh ditunda pengirimannya. Pasal 107 Interniran harus diperkenankan mengirim serta menerima surat-surat dan kartu-kartu. Apabila Negara Penahan menganggap perlu untuk membatasi jumalh surat-surat dan kartu-kartu yang dikirm oleh setiap interniran, maka jumlah tersebut tidak boleh kurang daripada dua surat dan empat kartu setiap bulan; surat-surat dan kartu-kartu ini sejauh mungkin harus sesuai dengan contoh-contoh yang dilampirkan pada Konvensi ini. Apabila harus diadakan pembatasan-pembatasan atas surat-surat yang dialamatkan kepada kaum interniran, maka pembatasanpembatasan itu hanay dapat diperintahkan oleh Negara yang ditaati mereka. Hal demikian mungkin dilakukan atas permintaan Negara Penahan. Surat-surat dan kartu-kartu demikian harus dikirim dengan kecepatan yang wajar. Surat-surat dan kartu-kartu itu tidak boleh ditunda atau ditahan karena alasan-alasan displiner. Interniran yang telah lama tidak menerima berita, atau yang tidak dapat menerima berita dari keluarga mereka, atau tidak sanggup memberi kabar kepada mereka dengan melalui pos biasa, begitu pula mereka yang berada pada jarak agak jauh dari tempat kediaman, harus diperkenankan untuk emngirim telegram. Biaya telegram dibayar oleh mereka dengan uang yang ada pada mereka. Mereka juga akan mendapat manfaat dari ketentuan-ketentuan ini dalam hal-hal yang diakui sebagai keadaan yang mendesak. Pada umumnya, surat-surat kaum interniran harus ditulis dalam bahasa mereka sendiri. Pihak-pihak dalam pertikaian dapat mengizinkan surat-menyurat dalam bahasa lain. Pasal 108 Interniran diperkenankan untuk menerima, dengan pos atau dengan cara lain apapun, bingkisan-bingkisan individual atau kiriman-kiriman kolektif yang terutama berisikan bahan makan, pakaian, obat-obatan, demikian juga buku-buku dan barang-barang yang bersifat keagamaan, pendidikan atau hiburan, yang dapat memenuhi kebutuhan membebaskan Negara mereka. Kiriman-kiriman Penahan dari demikian kewajiban-kewajiban sekali-kali yang tidak dibebaskan kepadanya oleh Konvensi ini. Apabila kepentingan militer mengharuskan suatu pembatasan atas jumlah banyak pengiriman-pengiriman demikian, suatu pemberitahuan mengenai hal itu harus disampaikan kepada Negara Pelindung dan Komite Internasionak Palang Merah, atau keapada tiap organisasi lainnya yang memberikan pertolongan kepada kaum interniran serta tanggung jawab atas pengiriman kiriman-kiriman demikian. Syarat-syarat pengiriman bingkisan-bingkisan individual dan sumbangan kolektif, apabila perlu diatur dengan persetujuan khusus antara Negara-Negara bersangkutan, yang sekali-kali tidak boleh memperlambat penerimaan sumbangan barang-barang itu oleh para interniran. Bingkisan-bingkisan pakaian dan bahan makanan tidak boleh mengandung buku-buku. Kiriman sumbungan obat-obatan pad umumnya harus dikirim dalam bingkisan-bingkisan kolektif. Pasal 109 Bilamana tidak ada persetujuan khusus antara Pihak-Pihak dalam pertikaian mengenai syarat-syarat penerimaan serta pembagian sumbangan kolektif, harus dipergunakan ketentuan-ketentuan dan peraturan-peraturan mengenai kiriman kolektif yang terlampir pada Konvensi ini. Persetujuan-persetujuan khusus tersebut di atas seklai-kali tidak boleh membatasi hak Komite Interniran untuk mengambil kiriman-kiriman sumbangan kolektif yang diperuntukkan kaum interniran, untuk melakukan pembagian atau tindakan lainnya demi kepentingan para penerimanya. Persetujuan-persetujuan demikian juga tidak boleh membatasi hak dari wakilwakil Negara Pelindung, Komite Internasional Palang Merah, atau tiap organisasi lainnya yang memberi bantuan kepada kaum interniran dan bertangung jawab atas pengiriman kriiman-kiriman kolektif itu untuk mengawasi pembagiannya keapada si penerima-penerima. Pasal 110 Semua kiriman-kiriman sumbangan untuk kaum interniran harus dibebaskan dari bea pemasukan, bea cukai dan biaya-biaya lainnya. Semua barang yang dikirim dengan pos, termasuk bingkisan sumbangan yang dikirim sebagai paket pos dan kiriman uang, yang dialamatkan dari negeri-negeri lain kepada interniran atau dikirmkan oleh mereka melalui kantor pos, baik langsung atau melalui Kantor-Kantor Penerangan yang ditentukan dalam Pasal 136 dan Kantor Pusat Penerangan yang ditentukan dalam Pasal 140, harus dibebaskan dari segala biaya pos, baik di negara asal maupun di negara tujuan dan negara-negara yang terletak diantaranya. Terutama untuk tujuan ini, pembebasan-pembebasan yang diberikan oleh Konvensi Pos Sedunia tahun 1947 serta oleh persetujuan-persetujuan Uni Pos Sedunia lainnya yang menguntungkan orang-orang sipil warga negara musuh yang ditahan di kampkamp atau penjara sipil, harus juga diberikan kepada orang-orang interniran lainnya yang dilindungi oleh Konvensi ini. Negara-negara bukan penandatangan persetujuanpersetujuan tersebut di atas berkewajiban untuk memberikan pembebasan biayabiaya pos dalam keadaan-keadaan yang sama. Ongkos pengangkutan kirimankiriman sumbangan yang diperuntukkan kaum interniran yang tidak dapat dikirim melalui Kantor Pos karena beratnya atau sebab-sebab lain apapun, harus dipikul oleh Negara Penahan diseluruh wilayah dibawah kekuasaannya. Negara-negara lain yang menjadi Pihak peserta pada Konvensi ini harus memikul biaya pengangkutan dalam wilayah mereka masing-masing. Biaya-biaya yang termasuk pengangkutan kirimankiriman demikian yang tidak diatur oleh paragraf-paragraf di atas, akan diperhitungkan dengan para pengirim. Pihak-Pihak Peserta Agung harus berusaha untuk mengurangi sejauh mungkin, tarif-tarif telegram yang dikirimkan oleh kaum interniran, atau yang dialamatkan kepada mereka. Pasal 111 Bila operasi-operasi militer mencegah Negara-Negara yang ebrsangkutan untuk memenuhi kewajibannya untuk menjamin pengangkutan pos dan kiriman-kiriman sumbangan dalam Pasal 106, 107, 108, dan 113, maka Neagra Pelindung yang bersangkutan, Komite Internasional Palang Merah atau setiap organisasi lainnya yang telah disetujui oleh Pihak-Pihak dalam pertikaian, boleh bertindak untuk menjamin pengangkutan kiriman-kiriman demikian dengan alat-alat yang tepat (kereta api, kendaraan bermotor, kapal laut atau kapal terbang, dll). Untuk keperluan ini, Pihak-Pihak Peserta Agung harus berusaha untuk menyediakan pengangkutan demikian bagi mereka, dan memperkenankan perjalanan alat-alat pengangkutan itu, terutama dengan memeberikan jaminan keselamatan yang diperlukan. Pengangkutan demikian dapat juga dipergunakan untuk mengangkut: a) Surat-menyurat, daftar-daftar dan laporan-laporan yang dipertukarkan antara Kantor Pusat Penerangan tersebut dalam Pasal 140 dan Kantor-Kantor Nasional tersebut dalam Pasal 136. b) Surat-menyurat dan laporan-laporan mengenai kaum interniran yang dipertukarkan antara Negara Pelindung, Komite Internasional Palang Merah atau tiap badan lainnya yang membantu kaum interniran, baik dengan utusanutusan mereka sendiri, maupun dengan Pihak-Pihak dalam pertikaian. Ketentuan-ketentuan ini sekali-kali tidak mengurangi hak tiap Pihak dalam pertikaian untuk mengusahkan alat-alat pengangkutan lainnya, apabila hal itu dikehendaki, juga tidak menutup kemungkinan pemberian jaminan-jaminan keselamatan atas alat-alat pengangkutan demikian, menurut syarat-syarat yang disetujui bersama. Ongkos-ongkos yang timbul karena pemakaian alat pengangkutan demikian harus dipikul secara seimbang Pihak-Pihak dalam pertikaian, yang mendapat manfaat dari pengangkutan demikian bagi warga negaranya. Pasal 112 Penyensoran surat-menyurat yang dialamatkan kepada kaum interniran atau yang dikirim oleh mereka, harus dilakukan secepat mungkin. Pemeriksaan kiriman-kiriman yang diperuntukkan kaum interniran tidak boleh dilakukan di dalam keadaan-keadaan yang mengakibatkan barang-barang yang terdapat dalam kiriman itu menjadi rusak. Pemeriksaan itu harus dilakukan dihadapan si penerima atau seorang kawan interniran yang telah diberi kuasa yang sah olehnya. Penyerahan kiriman-kiriman individeual atau kolektif kepada kaum interniran tidak boleh ditunda karena alasan kesukaran-kesukaran penyensoran. Setiap larangan surat-menyurat yang diperintahkan oleh Pihak-Pihak dalam pertikaian, baik yang didasarkan alasan-alasan militer maupun politik, hanya boleh ersifat sementara dan jangka waktu berlakunya harus sesingkat mungkin. Pasal 113 Negara Penahan harus menyediakan segala fasilitas yang pantas bagi pengiriman surat wasiat, surat-surat kuasa hukum, surat-surat kuasa atau setiap dokumen lainnya yang ditujukan kepada kaum interniran atau dikirim oleh emreka, melalui Negara Pelindung atau Kantor Pusat Penerangan tersebut dalam Pasal 140, atau dengan jalan lain yang dianggap perlu. Dalam segala hal Negara Penahan harus memudahkan pembuatan dan pengesahan dokumen-dokumen kaum interniran demikian dalam bentuk yang sah menurut hukum, terutama dengan mengizinkan mereka untuk meminta nasihat seorang ahli hukum. Pasal 114 Negara Penahan harus memberikan segala fasilitas kepada kaum interniran untuk memungkinkan mereka mengurus harta miliknya, asal saja hal itu tidak bertentangan dengan syarat-syarat penginterniran dan hukum yang berlaku. Untuk maksud ini, Negara tersebut dalam hal-hal yang mendesak dan apabila keadaan mengizinkan, dapat mengizinkan mereka untuk meninggalkan tempat interniran. Pasal 115 Dalam semua hal dimana seorang yang diinternir menjadi pihak dalam perkara pengadilan, maka Negara Penahan, apabila diminta oleh yang bersangkutan, harus memberitahu pengadilan tentang penahanannya. Dalam batas-batas yang diperkenankan hukum, Negar Penahan harus menjamin bahwa segala langkah diambil untuk mencegah dirugikannya orang interniran itu dengan jalan apapun juga, berdasarkan penginternirannya, baik mengenai persiapan dan jalannya peradilan perkara itu, maupun mengenai pelaksanaan keputusan pengadilan itu. Pasal 116 Setiap orang interniran harus diperkenankan menerima pengunjung- pengunjung, terutama keluarga dekat, dengan secara tetap dan sesering mungkin. Orang interniran sedapat mungkin harus diizinkan untuk mengunjungi rumah mereka dalam hal-hal yang mendesak, terisitmewa dalam hal-hal kematian atau sakit kerasnya seorang anggota keluarga. Bab IX Sanksi-Sanksi Pidana dan Disipliner Pasal 117 Dengan tidak mengurangi ketentuan-ketentuan Bab ini, maka hukum yang berlaku dalam wilayah tempat kaum interniran ditahan akan tetap berlaku bagi kaum interniran yang melakukan pelanggaran-pelanggaran selama penginterniran. Apabila menurut hukum dan peraturan-peraturan yang berlaku umum perbuatan-perbuatan yang dilakukan oleh kaum interniran merupakan perbuatanperbuatan yang sama tidak dapat dihukum jika dilakukan oleh orang-orang yang bukan interniran, maka perbuatan=perbuatan demikian hanya akan mengakibatkan hukuman disipliner. Seorang interniran tidak boleh dihukum lebih dari sekali bagi perbuatan atas tuduhan yang sama. Pasal 118 Pengadilan-pengadilan menjatuhkan kenyataan hukuman bahwa yang atau harus penguasa-penguasa seberapa tertuduh bukan mungkin Negara turut warganegara dari Penahan dalam mempertimbangkan Negara Penahan. Pengadilan-pengadilan dan penguasa-penguasa itu harus bebas untuk mengurangi hukuman yang telah ditentukan bagi pelanggaran yang dituduhkan kepada orang interniran itu dan mereka karena itu tidak diwajibkan untuk mengenakan hukuman terendah yang ditetapkan. Pengurangan dalam gedung-gedung tanpa cahaya matahari, dan pada umumnya segala macam kekejaman, tanpa kecuali, adalah terlarang. Interniran yang telah menjalani hukuman displiner atau pengadilan tidak boleh diperlakukan lain daripada interniran lainnya. Lama penahanan sementara yang dijalani oleh seorang interniran harus dikurangi dari setiap hukuman disipliner atau pengadilan yang mengandung hukuman kurungan. Komite-Komite Interniran harus diberitahu tentang segala perkara pengadilan yang diadakan terhadap kau interniran yang mereka wakili, dan tentang kesudahan perkara-perkara itu. Pasal 119 Hukuman-hukuman disiplier yang berlaku terhadap kaum interniran adalah sebagai berikut: (1) Denda yang tidak melebihi 505 dari upah yang harus diterima oleh orang yang diinternir kalau tidak ada hukuman, menurut ketentuan-ketentuan Pasal 95, selama suatu jangka waktu yang tidak lebih lama dari tigapuluh hari. (2) Dihentikannya hak-hak istimewa yang diebrikan diluar dan melebihi perlakuan yang ditentukan dalam Konvensi ini. (3) Kewajiban-kowajiban korve yang tidak melebihi dua jam sehari. (4) Tutupan. Bagaimanapun juga hukuman-hukuman displiner tidak boleh melanggar perikemanusiaan, ganas, atau berbahaya bagi eksehatan kaum interniran. Umur, jenis kelamin dan keadaan kesehatan orang interniran harus turut dipertimbangkan. Lamanya sesuatu hukuman bagaimanapun juga tidak boleh melampaui maksimum tigapuluh hari berturut-turut, sekalipun orang interniran itu ebrtanggung jawab atas beberapa pelanggaran disiplin pada saat perkaranya diperiksa, lepas dari persoalan apakah pelanggaran-pelanggaran itu ada hubugannya satu sama lain atau tidak. Pasal 120 Interniran yang ditangkap kembali setelah mealrikan diri atau ketika mencoba untuk melarikan diri, hanya dapat dikenakan hukuman disipliner karena perbuatannya itu,sekalipun perbuatannya itu merupakan suatu pelanggaran yang berulang. Dengan menyimpang dari ketentuan Pasal 118 paragraf 3, maka interniran yang telah dihukum karena melarikan diri atau percobaan melarikan diri, dapar dikenakan pengawasan khusus, dengan syarat bahwa pengawasan itu dilakukan dalam tempat interniran dan tidak mengakibatkan penghapusan daripada jaminanjaminan apapun yang diberikan oleh Konvensi ini. Interniran yang diutudh membantu dan membiarkan terjadinya pelarian atau percobaan melarikan diri, hanya dapat dikenakan hukuman displiner. Pasal 121 Melarikan diri atau percobaan melarikan diri, sekalipun merupakan pelanggaran yang berulang, tidak boleh dianggap sebagai alasan yang memberatkan dalam perkara-perkara dimana seorang interniran dituntut karena pelanggaranpelanggaran yang dilakukan selama pelariannya itu. Pihak-Pihak dalam pertikaian harus menjamin bahwa penguasa-penguasa yang wenang bersikap lunak dalam menentukan apakah hukuman yang akan dijatuhkan untuk suatu pelanggaran akan bersifat disipliner atau pidana, terutama mengenai perbuatan-perbuatan yang dilakukan bertalian dengan suatu pelarian, tak perduli pelarian itu berhasil atau tidak. Pasal 122 Perbuatan-perbuatan yang merupakan pelanggaran-pelanggaran terhadap disiplin harus diperiksa segera. Ketentuan ini terutama harus beralku dalam hal-hal pelarian atau eprcobaan pelarian. Orang interniran yang ditangkap kembali harus secepat mungkin diserahkan kepada penguasa-penguasa yang wenang. Dalam hal pelanggaran-pelanggaran terhadap disiplin, maka tahanan sementara menunggu peradilan harus dikurangi sampai suatu minimum yang mutlak bagi semua interniran, dan tidak boleh melampaui empat belas hari. Bagaimanapun juga lama waktu tahanan sementara harus dikurangkan dari setiap hukuamn tutupan. Ketentuan-ketentuan Pasal 124 dan 125 akan beralku bagi kaum internrian yang berada dalam tutupan menunggu peradilan atas pelanggaran-pelanggaran terhadap disiplin. Pasal 123 Dengan tidak mengurangi wenang pngadilan-pengadilan dan penguasa- penguasa tinggi, hukuman disipliner hanya dapat diperintahkan oleh komandan tempat interniran, atau oleh perwira yang bertanggung jawab atau pegawai yang menggantikannya, atau kepada siapa ia telah serahkan kekuasaan-kekuasaan disiplinernya. Sebelum hukuman disipliner apapun dijatuhkan, maka orang interniran yang dituduh harus diberi keterangan yang tepat mengenai pelanggaran-pelanggaran yang dituduhkan kepadanya, dan ia diberi kesempatan untuk menjelaskan kelakuannya dan membela dirinya. Ia terutama harus diizinkan untuk memanggil saksi-saksi dan jika perlu memperoleh pertolongan jasa-jasa seorang penerjemah yang cakap. Keputusan harus diumumkan dihadapan si tertuduh dan seorang anggota Komite Interniran. Jangka waktu antara saat dijatuhkannya hukuman disipliner dan pelaksanaannya tidak boleh melebihi satu bulan. Apabila terhadap seorang yang diinternir dijatuhkan lagi suatu hukuman disipliner, suatu jangka waktu sekurang-kurangnya tiga hari harus berlaku natara pelaksanaan kedua hukuman itu, apabila lamanya salah satu dari hukumanhukuman itu adalah sepuluh ahri atau lebih. Suatu daftar dari hukuman-hukuman disipliner harus disimpan oleh Komandan tempat interniran dan harus terbuka bagi pemeriksaan oleh Wakil-Wakil Negara Pelindung. Pasal 124 Orang interniran bagaimanapun juga tidak boleh dipindahkan ke gedunggedung penjara, ([enjara, rumah tutupan, penjara penjahat, dsb) untuk menjalani hukuman disipliner di sana. Gedung-gedung dimana hukuman-hukuma disipliner dijalani harus memenuhi syarat kebersihan, gedung-gedung itu terutama harus dilengkapi dengan tempattempat tidur yang cukup. Orang interniran yang menjalani hukuman harus diberi kesempatan untuk memelihara kebersihan diri mereka. Interniran wanita yang menjalani hukuman disipliner harus dikurung dalam tempat-tempat yang terpisah dari kaum interniran laki-laki dan harus ebrada dibawah pengawasan langsung dari wanita-wanita. Pasal 125 Interniran yang dijatuhi hukuman disipliner harus diperkenankan untuk mendapat latihan gerak badan dan berada diudara terbuka sekurang-kurangnya dua jam sehari. Mereka harus diperkenankan, apabila mereka menghendakinya, untuk hadir pada pemeriksaan-pemeriksaan kesehatan harian. Mereka harus mendapat perhatian yang diperlukan oleh keadaan kesehatan, dan apabila perlu harus dipindahkan ke balai pengibatan atau rumah sakit tempat interniran. Mereka harus diizinkan untuk membaca dan menulis, demikian juga untuk mengirim dan menerima surat-surat. Tetapi bingkisan-bingkisan dan kriiman-kiriman uang dapat ditahan hingga hukuman mereka berakhir. Kiriman-kiriman demikian sementara itu akan dipercayakan kepada Komite Interniran, yang akan menyerahkan kepada rumah sakit barang-barang dalam bingkisan-bingkisan itu yang tak tahan lama. Seorang interniran yang dijatuhi hukuman disipliner tidak boleh dirampas haknya untuk memperoleh manfaat dari ketentuan-ketentuan dari Pasal 107 dan Pasl 143 dari Konvensi ini. Pasal 126 Ketentuan-ketentuan Pasal-Pasal 71 sampai dengan Pasal 76 akan beralku, secara analogi bagi acara-acara pemeriksaan terhadap kaum interniran yang ada dalam wilayah nasional Negara Penahan. Bab X Pemindahan Kaum Interniran Pasal 127 Pemindahan kaum interniran selalu harus dilakukan dengan perikemanusiaan. Pada umumnya pemindahan itu harus diselenggarakan dengan kereta api atau alatalat pengangkutan lainnya dan dengan syarat-syarat yang sekurang-kurangnya sama dengan apa yang berlaku bagi tentara Negara Penahan dalam pergantian tempat. Apabila sebagai suatu tindakan perkecualian pemindahan-pemindahan itu harus dilakukan dengan berjalan kaki, maka pemindahan-pemindahan itu tidak boleh diadakan kecuali apabila kaum interniran ada dalam keadaan kesehatan yang baik, dan sekali-kali tidak boleh menyebabkan mereka menderita kelelahan yang berkelebihan. Negara Penahan selama pemindahan itu harus menyediakan air minum dan makan bagi kaum interniran yang cukup kualitas, kuantitas dan cariasinya untuk memelihara kaum interniran dalam keadaan kesehatan yang baik. Juga harus disediakan pakaian seperlunya, naungan yang layak dan pengamatan kesehatan yang diperlukan. Negara Penahan harus mengambil segala tindakan-tindakan pencegah yang pantas untuk menjamin keselamatan mereka selama pemindahan, dan sebelum berangkat harus membuat suatu dafta lengkap dari semua interniran yang dipindahkan. Interniran yang sakit, luka atau lemah badan dan mereka yang hamil tidak boleh dipindahkan apabila perjalanan itu akan sangat merugikan mereka, kecuali apabila sangat diperlukan bagi ekselamatan mereka. Apabila daerah pertemputan mendekati tempat interniran, maka interniran di tempat itu tidak boleh dipindahkan kecuali apabila pemindahan itu bisa dialkukan dengan cukup jaminan keselamatan, atau apabila mereka teraancam bahaya lebih besar jika tetap ebrdiam di tempat itu daripada apabila mereka dipindahkan. Pada waktu mengambil keputusan mengenai pemindahan kaum interniran, Negara Penahan harus turut mempertimbangkan kepentingan-kepentingan mereka dan terutama tidak boleh melakukan seusatu yang menambah kesukaran-kesukaran pemulangan emreka atau pengembalian mereka ke tempat kediaman mereka. Pasal 128 Pada waktu pemindahan, para interniran harus diberitahu dengan resmi tentang keberangkatan dan tentang alamat pos baru mereka. Pemberitahuan itu harus diberikan pada waktunya agar mereka dapat mengepak barang-barang yang akan dibawa dan mengabarkan keluarga mereka. Mereka harus diizinkan untuk membawa serta barang-barang pribadi dan surat-surat serta bingkisan-bingkisan yang telah tiba bagi mereka. Berat bagasi demikian iu dapat dibatasi apabila keadaan pemindahan itu menghendakinya, tetapi sekali-kali tidak boleh menjadi kurang dari dua puluh lima kilogram bagi tiap orang interniran. Surat-surat dan bingkisan-bingkisan yang dialamatkan ke tempat interniran lama harus diteruskan kepada mereka dengan segera. Komandan tempat interniran, dengan persetujuan Komite Interniran, harus mengambil segala tindakan yang perlu untu menjamin pengangkutan milik bersama kaum interniran, serta bagasi yang tak sanggup dibawa serta oleh kaum interniran sebagai akibat daripada pembatasan-pembatasan yang diadakan berdasarkan paragraf kedua. Bab XI Kematian Pasal 129 Surat wasiat orang interniran harus diterima dengan baik oleh penguasapenguasa yang bertanggung jawab untuk disimpan dan dalam hal kematian seorang interniran wasiat itu harus disampaikan dengan segera kepada seorang yang yang ia telah tunjuk sebelumnya. Kematian interniran harus selalu diperkuat dengan keterangan seorang dokter. Suatu sertifikat kematian harus dibuat, yang menunjukkan sebab-sebab kematian itu dan keadaan-keadaan yang meliputi kejadian kematian itu. Suatu daftar resmi tentang kematian yang telah dicatat dengan semestinya, harus dibuat sesuai dengan prosedur yang berlaku untuk itu dalam wilayah dimana tempat interniran itu terletak. Suatu salinan daripada daftar itu yang telah disahkan dengan sepatutnya, harus dikirimkan dengan segera kepada Negara Pelindung, dan juga kepada Kantor Pusat Penerangan tersebut dalam Pasal 140. Pasal 130 Penguasa-penguasa penahan harus menjamin bahwa kaum interniran yang meninggal dunia selama diinternir, akan dimakamkan dengan terhormat, jika mungkin menurut upacara-upacara keagamaan mereka, dan bahwa kuburankuburan mereka akan dihormati, dipelihara dengan sewajarnya dan diberi tanda sedemikian rupa sehingga kuburan-kuburan itu selalu dapat dikenal. Kaum interniran yang meninggal dunia harus dimakamkan dalam kuburankuburan perseorangan, kecuali apabila keadaan-keadaan yang tak dapat dicegah mengharuskan digunakannya kuburan bersama. Jenasah hanya boleh dibakar karena alasan-alasn kesehatan yang mendesak, kaena agama yang meninggal atau sesuai dengan keinginan yang meninggal yang jelas tentang hal itu, dalam hal pembakaran jenasah maka peristiwa itu harus dicatat dan alasan-alasan harus disebutkan dalam sertifikat kematian yang meninggal. Abu jenasah dan harus diserahkan secepat mungkin kepada keluarga terdekat atas permintaan mereka. Secepat keadaan mengiiznkan, dan tidak lebih lambat dari penghentian permusuhan, Negara Penahan harus meneruskan daftar-daftar dari kuburankuburan kaum interniran yangmeninggal dunia kepada Negara-Negara yang ditaati mereka melalui Kantor-Kantor Penerangan yang ditentukan dalam Pasal 136. Daftardaftar demikian harus memuat segala keterangan yang diperlukan untuk megenal kembali jenasah orang-orang interniran, juga untuk mengetahui letak kuburan mereka yang tepat. Pasal 131 Setiap kematian atau luka parah yang didapat seorang interniran yang disebabkan atau disangka disebabkan oleh seorang penjaga, oleh seorang interniran lain, atau oleh setiap orang lainnya, begitu pula tiap kematian yang tidak diketahui sebabnya, harus segera disusul dengan suatu pemeriksaan resmi oleh Negara Penahan. Suatu pemberitahuan mengenai hal ini harus segera dikirim kepada Negara Pelindung. Pernyatan-pernyataan kesaksian harus diambil dari saksi-saksi, dan suatu laporan yang berisikan pernyatan-pernyataan kesaksian demikian harus dibuat dan dikirimkan kepada Negara Pelindung tersebut. Apabila pemeriksaan itu menunjukkan kesalahan satu atau beberapa orang, Negara Penahan harus mengambil segala langkah-langkah yang perlu untuk menjamin penuntutan orang atau orang-orang yang bertanggung jawab. Bab XII Pembebasan, Pemulangan dan Penempatan di Negara Netral Pasal 132 Setiap orang yang diinternir harus dibebaskan oleh Negara Penahan, segera setelah alasan-alasan yang menyebabkan penginternirannya itu lenyap. Selain itu pihak-pihak dalam pertikaian harus berikhtiar, selama berlangsungnya permusuhan, untuk mengadakan persetujuan-persetujuan guna pembebasan, pemulangan, pengembalian ke tempat kediaman atau penempatan di negara netral dari beberapa golongan kaum interniran tertentu, terutama anak-anak, wanita-wanita hamil dan ibu-ibu dengan bayi dan anak kecil, yang luka dan sakit, dan kaum interniran yang telah ditahan untuk waktu yang sama. Pasal 133 Penginterniran harus berakhir secepat mungkin sesudah penghentian permusuhan. Interniran dalam wilayah suatu pihak dalam pertikaian yang seang mengalami tuntutan pidana bagi pelanggaran-pelanggaran disipliner, dapat ditahan hingga berakhirnya penuntutuan demikian dan, apabila ekadaan-keadaan memerlukannya, sampai hukuman selesai diajalani. Hal yang serupa akan berlaku terhadap kaum interniran yang sebelumnya telah dijatuhi hukuman yang merampas kemerdekaan mereka. Dengan suatu persetujuan antara Negara Penahan dan Negara-Negara yang bersangkutan, dapat didirikan Komite sesudah penghentian permusuhan, atau sesudah berakhirnya penududkan wilayah untuk mencari kaum interniran yang tercerai-berai. Pasal 134 Pihak-Pihak Peserta Agung harus berusaha, sesudah berhentinya permusuhan atau berakhirnya pendudukan, untuk menjamin pengembalian semua kaum interniran ke tempat kediamannya yang terakhir, atau untuk membantu pemulangan mereka. Pasal 135 Negara Penahan harus memikul baiya pengembalian kaum interniran yang dibebaskan, ke tempat-tempt mereka berdiam ketika diinternir, atau apabila Negara Penahan menahan mereka selagi mereka dalam perjalanan atau ebrada di laut lepas, ongks-ongkos untuk menyelesaikan perjalanan mereka itu atau ongkos-ongkos untuk menyelesaikan perjalanan mereka itu atau ongkos-ongkos untuk kembali ke tempat keberangkatan mereka. Bila suatu Negara Penahan menolak memperkenankan seorang interniran lepasan untuk berdiam dalam wilayahnya, sedang dahulu ia itu bertempat tinggal tetap di sana, maka Negara Penahan itu harus membayar ongkos pemulangan orang interniran tersebut. Akan tetapi, jika orang yang diinternir meimilih untuk kembali ke negerinya atas tanggung jawabnya senditi atau akrena patuh pada pemerintah dari Negara yang diataatinya, maka Negara Penahan tidak usah membayar ongkos-ongkos perjalanannya lewat temtkeberangkatannya di wilayah Negara Penahan. Negara Penahan tidak usha membayar ongkos pemulangan seorang interniran yang diinternir atas permintaannya sendiri. Apabila kqum interniran dipindahkan sesuai dengan Pasal 45, maka NegaraNegara yang memindahkan dan mereima mereka harus mengadakan persetujuan tentang ongkos-ongkos pemulangan yang akan ditanggung masing-masing pihak. Apa yang tersebut di atas tidak mengurangi persetujuan-persetujuankhusus yang mungkin diadakan antara Pihak-Pihak dalam Pertikaian mengenai pertukaran serta pemulangan warganegara-warganegara mereka yang ada dalam tangan musuh. Seksi V Kantor-Kantor Penerangan dan Kantor Pusat Penerangan Pasal 136 Pada saat pecahnya suatu pertikaian dan dalam semua peristiwa pendudukan, setiap pihak dalam pertikaian harus mengadakan suatu Kantor Penerangan resmi yang bertanggung jawab untuk penerimaan dan pengiriman keterang mengenai orangorang yang dilindungi yang ada dalam kekuasaannya. Setiap Pihak dalam pertikaian, dalam jangka waktu yang sesingkat-singkatnya, harus memberikan kepada Kantor itu keterangan-keterangan tentang setiap tindakan yang diambil olehnya mengenai orang-orang yang dilindungi yang ada dalam pengawasannya lebih lama dari dua minggu, yang harus tinggal dalam tempat kediaman yang ditunjuk, atau yang diinternir. Selanjutnya Pihak-Pihak itu haus mewajibkan pelbagai departemen-departemennya yang mengurus soal-soal demikian, untuk memberikan dengan segala perubahan-peribahan yang bertalian dengan prang-orang yang dilindungi itu, seperti misalnya pemindahan-pemindahan, pembebasan-pembebasan, pemulangan-pemulngan, pelarian-pelarian, penempatan di rumah sakit, kelahiran dan kematian. Pasal 137 Setiap Kantor Nasional harus segera mengirimkan keterangan-keterangan mengenai oang yang dilindungi dengan cara yang tercepat kepada Negara yang diataati orang-orang tersebut diatas, atau kepada Negara dimana orang-orang tersebut berdiam, dengan perantaraan Negara-Negara pelindung dan Kantor PUSat Penerangan yang tersebut dalam Pasal 140. Kantor-kantor itu juga harus menjawab segala pernyataan yang mungkin diterima mengenai orang-orang yang dilindugi. Kantor-Kantor Penerangan harus mengirimkan keterangan-keterangan mengenai seorang yang dilindungi, kecuali apabila pengirimannya itu merugikan orang yang bersangkutan atau sanak keluarganya. Dalam hal demikianpun, keterangan tetap harus diberikan kepada Kantor Pusat Penerangan yang akan mengambil tindakan epncegahan seperlunya sebagaimana disebut dalam Pasal 140 segera sesudah diberitahu tentang keadaan-keadaan itu. Segala berita tertulis yang dibuat oleh suatu Kantor Penerangan harus disahkan dengan tandatangan atau cap. Pasal 138 Keterangan yang diterima oleh Kantor Nasional dan dikirim oleh Kantor itu harus bersifat demikian rupa hingga memungkinkan identifikasi orang-orang yang dilindungi dengan tepat dan pemberitahuan keluarga yang terdekat dengan cepat. Keterangan mengnai setiap orang harus meliputi sekurang-kurangnya nama keluarga orang itu, nama kecil, tempat dan tanggal lahir, kewarganegaraan, tempat kediaman terakhir dan ciri-ciripembeda, nama kecil ayah dan nama gadis ibu, tanggal tempat dan sifat tindakan yang diambil bertalian denga orang itu, alamat tempat mengirimkan surat-surat kepadanya, serta nama dan alamat orang yang harus diberitahu. Demikian pula keterangan mengenai keadaan kesehatan kaum interniran yang sakit keras atau luka parah harus diberikan dengan teratur jika mungkin setiap minggu. Pasal 139 Setiap Kantor Penerangan Nasional selanjutnya harus bertanggung jawab atas pengumpulan semua barang-barang pribadi berharga yang ditinggalkan oleh orangorang yang dilindungi tersebut dalam Pasal 136, terutama mereka yang telah dipulangkan atau dibebaskan, atau yang telah melarikan diri atau mati. Kantor Penerangan tersebut harus mengirimkan barang-barang berharga tersebut kepad yang bersangkutan, baik langsung, atau jika perlu, melalui Kantor Pusat Penerangan. Barang-barang itu harus dikirim oleh Kantor Penerangan dalam bungkusan yang disegel yang harus disertai suatu surat yang memberikan keterangan-keterangan identitas yang jelas dan lengkap mengenai orang yang memiliki barang-barang itu, dan sebuah daftar lengkap dari pada isi bungkusan-bungkusan itu. Tentang penerimaan dan pengiriman dari semua barang-barang berharaga itu harus dibuat suatu daftar yang terperinci. Pasal 140 Sebuah Kantor Penerangan bagi orang-orang yang dilindungi, terutama bagi kaum interniran, harus didirikan di negeri netral. Komite Internasional Palang Merah apabila dipandang perlu, harus mengusulkan kepada Negara-Negara yang bersangkutan tentang organisasi Kantor demikian, yang dapat sama seperti yang ditentukan dalam Pasal 123 dari Konvensi Jenewa mengenai Perlakuan Tawanan Perang tertanggal 12 Agusuts 1949. Tugas Kantor itu adalah untuk mengumpulkan segala keterangan dari jenis yang disebut dalam Pasal 136, yang dapat diperolehnya melalui saluran-saluran resmi atau swasta dan untuk meneruskan keterangan-keterangan itu secepat mungkin ke negara-negara asal atau negara kediaman dari orang-orang yang bersangkutan, kecuali dalam hal-hal dimana pengiriman-pengiriman keterangan demikian dapat merugikan orang-orang yang berkepentingan atau sanak-keluarga mereka. Kantor Pusat Penerangan itu harus memperoleh dari Pihak-Pihak dalam pertikaian segala fasilitas yang pantas bagi pelaksanaan pengiriman-pengiriman demikian. Pihak Angkatan Perang dan terutama mereka yang warganegaranya memperoleh manfaat dari jasa-jasa Kantor Pusat itu, diminta untuk memberikan kepada kantor tersebut bantuan keuangan yang mungkin dibutuhkan. Ketentuan-ketentuan di atas sekali-kali tidak boleh ditafsirkan sebagai membatasi kegiatan-kegiatan perikemanusiaan dari Komite Internasional Palang Merah dan dari perhimpunan-perhimpunan penolong yang disebut dalam pasal 142. Pasal 141 Kantor-Kantor Penerangan Nasional dan Kantor Pusat Penerangan harus mendapat pembebasan materai bagi segala surat-surat , demikian pula kebebasankebebasan yang ditentukan dalam Pasal 110, dan selanjutnya, sedapat mungkin, pembebasan dari biaya telegram atau sekurang-kurangnya penguruangan tarif yang besar. Bagian VI Pelaksanaan Konvensi Seksi I Ketentuan-Ketentuan Umum Pasal 142 Kecuali apabila diambil tindakan-tindakan lain oleh Negara Penahan yang dianggap sangat perlu untuk menjamin keamanannya atau untuk memeuhi kebutuhan lainnya yang wajar, maka wakil-wakil organisasi-organisasi keagamaan, pehimpunan-perhimpunan penolong, atau tiap organisasi lain yang membantu orangorang yang dilindungi, harus mendapat dari Negara-Negara tersebut, bagi mereka sendiri serta bagi wakil-wakil mereka yang diangkat dengan sewajarnya, segala fasilitas yang diperlukan untuk mengunjungi mereka, untuk membagikan persediaan-persediaan dan barang-barang sumbangan, dari sumber manapun juga, yang dimaksudkan untuk tujuan keagamaan, pendidikan atau hiburan, dan membantu mereka dalam mengoranisir waktu terluang mereka di dalam tempat inerniran. Perhimpunan-perhimpunan dan organisasi-organisasi demikian dapat diadakan di wilayah Negara Penahan atau ditiap negara lainnya, atau perkumpulan dan organisasi itu dapatbersifat internasional. Negara Penahan dapat membatasi jumlah perhimpunan dan organisasi yang utusan-utusanya diperkenankan melakukan kegiatan-kegiatan mereka dalam wilayahnya dan dibawah pengawasannya, tetapi dengan syarat bahwa pembatasan demikian tidak mengjalangi pelaksanaan efektif dari pemberian sumbangan yang cukup kepada segenap orang-orang yang dilindungi. Kedudukan istimewa dari Komite Internsional Palang Mera dalam bidang ini harus selalu diakui dan dihormati. Pasal 143 Wakil-Wakil atau utusan Negara Pelindung harus diizinkan mengunjungi semua tempat dimana ada orang-orang yang dilindungi, terutama tempat-tempat interniran, penjara dan tempat kerja. Mereka harus diperkenankan memasuki semua gedung yang ditempati orangorang yang dilindungi, dan harus dapat berbicara tanpa saksi-saksi dengan orangorang yang dilindungi, baik langsung maupun dengan perantaraan seorang penerjemah. Kunjungan-kunjungan demikian tidak boleh dialrang, kecuali dengan alasanalasan kepentingan militer yang mendesak dan hanya sebagai suatu tindakan perkecualian dan bersifat sementara. Lama dan seringnya kunjungan-kunjungan itu tidak boleh dibatasi. Negara Penahan atau Negara Pendudukan, Negara Eplindung dan kalau perlu, Negara asal orang-orang yang akan dikunjungi tersebut dapat bermufakat, bahwa kawan-kawan sebangsa mereka diperkenankan ikut serta dalam kunjungankunjungan itu. Utusan Komite Internasional Palang Merah juga harus mendapat hak-hak istimewa yang sama. Pengangkatan utusan-utusan demikian harus mendapat persetujuan Negara yang memerintah wilayah, dimana mereka akan melaksanakan tugas mereka. Pasal 144 Pihak Peserta Agung berjanji untuk, baik diwaktu damai, maupun diwaktu perang, menyebarkan teks Konvensi ini seluas mungkin dalam negara mereka masing-masing, dan terutama untuk emmasukkan pengajaran konvensi-konvensi dalam program-program pendidikan militer, dan jika mungkin dalam program pendidikan sipil, sehingga asas-asas Konvensi ini dapat dikenal oleh seluruh penduduk, dan terutama oleh angkatan perang, oleh anggota dinas kesehatan dan pendeta. Tiap penguasa militer atau penguasa-penguasa lainnya, yang bertanggung jawab atas tawanan-tawanan perang diwaktu perang, harus memiliki teks Konvensi dan telah diberi pelajaran khusus mengnai ketentuan-ketentuan yang terdapat di dalamnya. Pasal 145 Pihak Peserta Agung harus saling menyampaikan melalui Dewan Federal Swiss dan selama berlangsungnya permusuhan, melalui Negara-Negara Pelindung, terjemahan-terjemahan resmi dari Konvensi ini, begitu pula undang-undang dan peraturan-peraturan yang dikeluarkannya unttuk menjamin pelaksanaannya. Pasal 146 Pihak Peserta Agung berjanji untuk menetapkan undang-undang yang diperlukan untuk memberi sanski pidana efektif terhadap orang-orang yang melakukan atau memerintahkan untuk melakukan salah satu diantara pelanggaran berat terhadap Konvensi ini seperti ditentukan di dalam Pasal berikut. Tiap Pihak Peserta Agung berkewajiban untuk mencari orang-orang yang disangka telah melakukan atau memerintahkan untuk melakukan pelanggaranpelanggaran berat yang dimaksudkan, dan harus mengadili orang-orang demikian, dengan tidak memandang kebangsaannya. Pihak Peserta Agung dapat juga, jika dikehendakinya, dan sesuai dengan ketentuan-ketentuan perundnag-undangannya sendiri, menyerahkan orang-orang demikian kepada Pihak Peserta Agung lain yang berkepentingan untuk diadili, asal saja Pihak Peserta Agung itu dapat menunjukkan suatu perkara prima facie. Tiap Pihak Peserta Agung harus mengambil tindakan-tindakan yang perlu untuk memberantas segala perbuatan yang bertentangan dengan ketentuanketentuan Konvensi ini, selain pelanggaran berat yang ditentukan dalam Pasal berikut. Dalam segala keadaan, orang yang dituduh harus mendapat jaminan-jaminan peradialn dan pembelaan yang wajar, yang tak boleh kurang menguntungkan dari jaminan-jaminan yang diberikan Pasla 105 dan seterusnya daripada Konvensi Jenewa mengenai Perlakuan Tawanan Perang tertanggal 12 Agustus 1949. Pasal 147 Pelanggaran-pelanggaran berat yang dimaksudkan oleh Pasal terdahulu adalah pelanggaran-pelanggaran yang meliputi perbuatan-perbuatan berikut, apabila dilakukan terhadap orang atau milik yang dilindungi oleh Konvensi: pembunuhan disengaja, penganiayaan atau perlakuan tak berperikemanusiaan, termasuk percoaban biologis, menyebabkan dengan sengaja penderitaan besar atau luka berat atas badan atau kesehatan, deportasi, pemindahan atau penahanan seorang yang dilindungi secara tidak sah, memaksa seorang yang dilindungi untuk berdinas dalam ketentaraan Negara musuh, atau dengan sengaja merampas hak-hak orang-porang yang dilindungi atas peradilan yang adil dan wajar yang ditentukan dalam Konvensi ini; penyanderaan dan eprusakan besar-besaran serta tindakan pemilikan atas harta benda yang tidak dibenarkan oleh kepentingan militer dan yang dilaksanakan dengan melawan hukum dan dengan sewenang-wenang. Pasal 148 Tiada Pihak Peserta Agung diperkenankan membebaskan dirinya atau Pihak Peserta Agung lain manapun dari pertanggungan jawab apapun yang disebabkan olehnya sendiri atau oleh Pihak Peserta Agung lain berkenaan dengan pelanggaranpelanggaran seperti tersebut dalam Pasal yang terdahulu. Pasal 149 Atas permintaan suatu Pihak dalam pertikaian harus diadakan suatu pemeriksaan menurut cara yang akan ditentukan antara Pihak-Pihak yang berkepentingan, mengenai setiap pelanggaran yang disangka telah dilakukan terhadap Konvensi. Apabila tidak terdapat persetujuan mengenai prosedur pemeriksaan, maka Pihak-Pihak harus bermufakat untuk memilih seorang wasit yang akan menetapkan prosedur yang akan diikuti. Sekali pelanggaran telah ternyata dilakukan, Pihak-Pihak dalam pertikaian harus mengakhirinya dan harus memberantasnya tanpa ditunda-tunda lagi. Seksi II Ketentuan-Ketentuan Penutup Pasal 150 Konvensi ini diadakan dalam Bahasa Inggris dan Perancis. Kedua teks itu sama kekuatannya. Dewan Federasi Swiss akan mengusahakan dibuatnya terjemahan resmi Konvensi ini kedalam Bahasa Rusia dan Spanyol. Pasal 151 Konvensi ini yang bertanggal hari ini, terbuka untuk penandatanganan sampai 12 Februari 1950, bagi Negara-Negara yang diwakili pada Konfeerensi yang dibuka pada tanggal 21 April 1949 di Jenewa; selanjutnya bagi Negara-Negara yang tidak diwakili pada Konferensi itu, tetapi yangmenjadi penandatangan Konvensi Jenewa tertanggal 27 Juli 1929. Pasal 152 Konvensi ini harus diratifikasi selekas mungkin dan dokumen-dokumen ratifikasi harus disiapkan di Bern. Mengenai penyimpanan setiap dokumen ratifikasi akan dibuat suatu catatan resmi dan salinan-salinan yang disahkan dari catatan-catatan ini akan dikirim oleh Dewan Federal Swiss, kepada semua Negara yang telah menandatangani Konvensi ini atau yang telah menyatakan turut serta. Pasal 153 Konvensi ini akan berlaku enam bulan sesudah tidak kurang dari dua dokumen ratifikasi telah disimpan. Sesudah itu, Konvensi ini akan berlaku bagi setiap Pihak Peseeta Agung enam bulan sesudah penyimpanan dokumen ratifikasi itu. Pasal 154 Dalam hubungan-hubungan antara Negara-Negara yang terikat oleh Konvensi Den Haag mengenai Hukum-Hukum dan Kebiasaan-Kebiasaan Perang di darat, baik dari tanggal 29 Juli 1899, maupun dari tanggal 18 Oktober 1907, dan yang menjadi peserta pada konferensi ini, Konvensi tersebut belakangan ini akan merupakan tambahan pada Bab II dari Peraturan-Peraturan yang terlampir pada KonvensiKonvensi Den Haag tersebut di atas. Pasal 155 Mulai tanggal berlakunya, Konvensi ini akan terbuka untuk pernyataan turut serta bagi tiap Negara yang belum menandatanganinya. Pasal 156 Pernyataan turut serta harus diberitahukan secara tertulis kepada Dewan Federal Swiss, dan akan mulai berlaku enam bulan seusdah tanggal penerimaan pemberitahuan itu. Dewan Federal Swiss akan meneruskan meneruskan pernyataan turut serta itu kepada semua Negara yang telah menandatangani Konvensi ini, atau yang telah menyatakan turut serta. Pasal 157 Keadaan-keadan seperti ditentukan dalam Pasal-Pasal 2 dan 3 akan mengakibatkan segera berlakunya ratifikasi-ratifikasi yang telah disimpan dan pernyataan turut serta yang telah diberitahukan oleh pIhak-Pihak dalam pertikaian sebelum atau sesudah dimulainya perbuatan permusuhan atau pendudukan. Dewan Federal Swiss akan meneruskan dengan cara secepat-cepatnya tiap ratifikasi atau pernyataan turut serta yang diterima dari Pihak-Pihak dalam pertikaian. Pasal 158 Tiap-tiap Pihak Peserta Agung bebas untuk menyatakan tidak terikat lagi oleh Konvensi ini. Pernyataan tidak terikat lagi ini harus diberitahukan secara tertulis kepada Dewan Federal Swiss, yang akan meneruskan hal itu kepada Pemerintah-Pemerintah semua Pihak-Pihak Peserta Agung. Pernyatan tidak terikat lagi mulai berlaku satu tahun sesudah pemberitahuannya dilakukan kepada Dewan Federal Swiss. Namun suatu pernyataan tidak terikat lagi yang diberitahuan pada suatu saat ketika Negara yang menyatakan itu terlibat dalam pertikaian, tidak akan berlaku sampai perdamaian telah dicapai dan sesudah operasi-operasi yang erbsangkutan dengan pembebasan dan pemulangan dari orang-orang yang dilindungi oleh Konvensi ini telah diakhiri. Pernyataan tidak terikat lagi akan berlaku hanya bagi Negara yang menyatakan itu. Pernyataan tidak terikat lagi itu sekali-kali tidak meringankan kewajiban PihakPihak dalam pertikaian, yang tetap diwajibkan memenuhi kewajiban-kewajiban itu berdasarkan asas-asas hukum antar bangsa sebagaimana ditetapkan oelh adat kebiasaan yang berlaku antara bangsa-bangsa yang ebradab, hukum perikemanusiaan dan panggilan hati nurani manusia. Pasal 159 Dewan Federal Swiss harus mendaftarkan Konvensi ini pada Sekretariat Perserikatan Bangsa-Bangsa. Dewan Federal Swiss juga harus memberitahukan Sekretariat Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang semua ratifikasi-ratifikasi, pernyataan-pernyataan turut serta dan pernyataan-pernyataan tidak terikat lagi yang diterima olehnya berkenaan dengan Konvensi ini. UNTUK KESAKSIAN HAL-HAL TERSEBUT DI ATAS yang bertandatangan di bawah ini, setelah jelas kuasa penuhnya masing-masing telah menandatangani Konvensi ini. DIBUAT di Jenewa 12 Agustus 1949, dalam bahasa-bahasa Inggris dan Perancis. Naskah Aslinya akan disimpan dalam Arsip Konfederasi Swiss. Dewan Federal Swiss akan meneruskan salinan-salinan yang disahkan daripada Konvensi ini kepada Negara-Negara penandatangan dan Negara yang telah menyatakan turut serta. Lampiran I Rencana Persetujuan Mengenai Daerah-Daerah dan Perkampungan Kesehatan dan Keselamatan Pasal 1 Daerah-daerah Kesehatan dan Keselamatan harus khusus disediakan bagi orang-orang yang disebut dalam Pasal 23 dari Konvensi Jenewa untuk Perbaikan Keadaan yang Luka dan Sakit dalam Angkatan Perang di Medan Pertempuran Darat tertanggal 12 Agustus 1949, dan bagi para pegawai yang dipercayakan denga organisasi dan administrasi daerah dan perkampungan itu serta perawatan orangorang yang ditampung di sana. Walaupun demikian, orang-orang yang bertempat kediamannya tetap dalam daerah-daerah demikian akan berhak tetap tinggal di situ. Pasal 2 Orang-orang yang berdiam dalam daerah kesehatan dan keselamatan dalam kedudukan bagaiamanapun, tidak boleh melakukan pekerjaan apapun, baik di dalalm maupun di luar perbatasan itu, yang berhubungan langsung dengan operasioperasi militer atau dengan produksi perlengkapan perang. Pasal 3 Negara yang mengadakan daerah kesehatan dan keselamatan harus mengambil segala tindakan yang perlu untuk melarang masuknya semua orang yang tidak berhak berdiam atau masuk di sana. Pasal 4 Daerah-daerah kesehatan dan keselamatan harus memenuhi syarat-syarat berikut: a) Daerah-daerah kesehatan hanya boleh meliputi sebagian kecil dari wilayah yang dieprintah oleh Negara yang mengadakannya. b) Daerah-daerah itu harus berpenduduk tipis dibandingkan kemungkinankemungkinan akomodasi yang terdapat di situ. c) Daerah-daerah itu harus jauh letaknya dan tiada hubungannya dari segala objek-objek militer atau bangunan-bangunan industri dan administrasi yang besar. d) Daerah-daerah itu tiak boleh ditempatkan di daerah-daerah yang menurut perkiraan layak dapat menjadi penting untuk melakukan perang. Pasal 5 Daerah-daerah kesehatan harus mematuhi kewajiban-kewajiban berikut: a) Jalan perhubungan dan alat pengangkutan yang dimilikinya tidak boleh digunakan untuk pengangkutan pegawai atau epralatan militer, sekalipun hanya untuk perlintasan. b) Daerah itu sekali-kali tidak boleh dipertahankan dengan alat-alat senjata militer. Pasal 6 Daerah kesehatan dan keselamatan harus ditandai dengan silang diagonal merah atas dasar putih yang ditempatkan di atas atap gedung-gedung dan tempat sekitarnya. Daerah-daerah yang khusus disediakan untuk yang Luka dan Sakit dapat ditandai lambang Palang Merah (bulan Sabit Merah, Singa dan Matahari Merah) atas dasar putih. Daerah demikian dapat juga ditandai pada malam hari dengan alat-alat penerangan yang wajar. Pasal 7 Negara-negara harus menyampaikan kepada semua Pihak Agung Penandatangan dalam waktu damai atau apda pecahnya permusuhan, suatu daftar dari daerah-daerah kesehatan dan keselamatan dalam wilayah yang dikuasainya. Mereka juga harus memberi tahu tentang setiap daerah kesehatan baru yang didirikan selama berlangsungnya permusuhan. Segera setelah pihak alwan menerima pemberitahuan tersebut di atas, maka daerah itu harus dianggap telah terbentuk dengan sah. Tetapi apabila pihak lawan menganggap bahwa syarat-syarat persetujuan ini tidak dipenuhi, maka ia boleh menolak untuk mengakui daerah itu dengan jalan segera memberitahukan penolakan itu kepada pihak yang bertanggung jawab atas daerah tersebut, atau dapat menggantungkan pengakuan daerah demikian pada diadakannya pengawasan seperti ditentukan dalam pasal 8. Pasal 8 Tiap negara yang telah mengakui satu atau ebberapa daerah kesehatan yang diadakan oleh pihak lawan, berhak untuk menuntut pengawasan oleh satu atau lebih Komisi-Komisi Khusus, untuk memeriksa apakah daerah-daerah itu memenuhi syarat-syarat dan kewajiban-kewajiban yang ditentukan dalam eprsetujuan ini. Untuk maksud ini, anggota Komisi-Komisi Khusus itu setiap waktu bebas masuk-keluar ke pelbagai darah itu dan bahkan boleh menetap di sana. Mereka harus diberikan segala fasilitas yang perlu untuk tugas pemeriksaan mereka. Pasal 9 Apabila Komisi-Komisi Khusus itu mendapatkan fakta-fakta yang menurut mereka bertentangan dengan ketentuan-ketentuan persetujuan ini, mereka harus segera minta perhatian negara yang menguasai daerah tersebut akan fakta ini, dan harus menetapkan suatu batas waktu lima hari, dalam waktu mana hal atau keadaan itu harus diperbaiki. Mereka harus memberitahukan negara yang telah mengakui daerah itu. Jika setelah batas waktu telah berakhir, negara yang menguasai daerah itu belum memenuhi peringatan itu, pihak lawan boleh menyatakan bahwa ia tidak lagi terikat oleh persetujuan ini mengenai daerah tersebut. Pasal 10 Setiap negara yang mengadakan satu atau lebih daerah-daerah dan perkampungan kesehatan, dan pihak lawan yang telah diberitahukan tentang adanya daerah-daerah dan perkampungan-perkampungan demikian, harus mengangkat atau menyuruh diangkat oleh negara-negara netral atau Negara Pelindung, orang-orang yang dapat menjadi anggota Komisi-Komisi Khusus disebut dalam yang Pasal-Pasal 8 dan 9. Pasal 11 Daerah kesehatan dan keselamatan dalam keadaan apapun tidak boleh emnjadi sasaran serangan. Daerah-daerah demikian harus selalu dilindungi dan dihormati oleh pihak-pihak dalam pertikaian. Pasal 12 Dalam hal pendudukan suatu wilayah, maka daerah-daerah kesehatan dan keselamatan yang ada di dalam wilayah itu harus tetap dihormati dan dipergunakan. Tetapi tujuannya dapat dirubah oleh Negara Pendudukan, dengan syarat bahwa segala tindakan diambil untuk menjamin keselamatan orang-orang yang ditampung di situ. Pasal 13 Persetujuan ini akan juga berlaku bagi perkampungan-perkampungan yang dipergunakan oleh negara dengan tujuan sama seeprti daerah-daerah kesehatan dan keselamatan. Lampiran II Peraturan Mengenai Subangan Kolektif (Lihat Pasal 73) Pasal 1 Komite-Komite Interniran harus diperkenankan membagi-bagi kiriman sumbangan kolektif yang menjadi tanggung jawab mereka kepada semua interniran yang diurus oleh tempat interniran Komite tersebut, termsuk mereka yang berada di rumah sakit atau dipenjara atai tempat-tempat tahanan lainnya. Pasal 2 Pembagian kiriman sumbangan kolektif harus dilaksanakan sesuai dengan petunjuk-petunjuk para penyumbang dan menurut rencana yang dibuat oleh Komite Interniran. Tetapi pembagian persediaan obat-obatan sebaiknya haus dilalkukan dengan persetujuan perwira-perwira tinggi kesehatan. Perwira-perwira ini di rumah sakit dan di balai pengobatan dapat menyimpang dari petunjuk-petunjuk tersebut di atas, apabila kepentingan orang sakit menghendaki demikian. Dalam batas-batas yang ditentukan di atas, maka pembagian selalu harus dilakukan seadil-adilnya. Pasal 3 Anggota-anggota Komite Interniran harus diperkenankan pergi ke stasiunstasiun kereta api atau tempat-tempat lain dimana barang-barang sumbangan itu tiba, yang dekat tempat interniran, untuk memungkinkan wakil-wakil tawanan atau pembantu-pembantunya itu untuk memungkinkan wakil-wakil tawanan atau pembantu-pembantunya itu untuk mencocokkan mutu serta banyaknya barangbarang yang diterima, dan untuk membuat laporan-laporan yang diperinci mengenai hal itu bagi para penyumbang. Pasal 4 Komite-Komite Interniran harus diberikan fasilitas-fasiltas yang diperlukan untuk mencocokkan apakah pembagian sumbangan kolektif dalam semua bagianbagian serta cabang-cabang tempat interniran mereka telah dilaksanakan sesuai edngan petunjuk-petunjuk mereka. Pasal 5 Wakil-wakil interniran harus diperkenankan untuk mengisi dan menyuruhkan diisinya oleh anggota-anggota Komite Interniran dari detasemen-detasemen kerja atau oleh perwira kesehatan atasnya dari balai pengobatan dan rumah sakit, formulirformulir atau daftar-daftar pertanyaan yang diperuntukkan para penyumbang, mengenai barang-barang sumbangan kolektif itu (cara pembagian, syarat-syarat, jumlah, dsb). Formulir-formulir dan daftar-daftar demikian, setelah diisi dengan semestinya, harus diteruskan kepada para penyumbang tanpa ditunda-tunda. Pasal 6 Agar terjamin pembagian yang teraut daripada sumbangan-sumbangan kolektif kepada interniran di tempat interniran mereka, dan untuk memenuhi tiap kebutuhan yang mungkin timbul dari tibanya jumlah-jumlah interniran baru, maka KomiteKomite Interniran harus diperkenankan untuk mengumpulkan serta menyimpan persediaan-persediaan cadangan yang cukup dari sumbangan kolektif itu. Untuk maksud ini, mereka harus mempunyai gudang-gudang yang memadai; setiap gudang harus diperlengkapi dengan dua kunci, satu kunci dipegang oleh Komite Interniran dan kunci lainnya dipegang oleh komandan tempat interniran. Pasal 7 Pihak-Pihak Agung Penandatangan, terutama Negara-Negara Penahan sedapat mungkin dan dengan tidak mengurangi ketentuan-ketentuan yang mengatur perbekalan bagi penduduk, harus mengizinkan segala pembelian barang-barang yang dibuat di wilayah yang mereka kuasai untuk keperluan pembagian sumbangan kolektif kepada para interniran. Mereka juga harus emmberikanbantuan untuk memeprmudah pengiriman uang dan pelaksanaan ketentuan-ketentuan keuangan yang bersifat teknis administratif yang ditujukan pada pembelian-pembelian demikian. Pasal 8 Ketentuan-ketentuan di atas tidak akan menghalang-halangi hak para interniran untuk menerima sumbangan kolektif sebelum kedatangan mereka di tempat tawanan atau selama dalam pemindahan. Ketentuan di atas juga tidak akan mengahlang-halangi kemungkinan-kemungkinan bahwa wakil-wakil Negara Pelindung, Komite Internasional Palang Merah, atau setiap badan lainnya yang memberikan bantuan kepada interniran dan bertanggung jawab atas pengiriman perbekalan demikian, menjamin pambagian perbekalan demikian itu kepada si alamat dengan cara lain apapun yang mereka anggap pantas.