Uploaded by vidyamaymasuep

Terjemahan Konvensi Jenewa 1949 Bagian I

advertisement
Konvensi ini disusun dengan memerhatikan terjemahan konvensi aslinya yang
diterjemahkan
oleh
Mochtar
Kusumaatmadja
dalam
bukunya
yang
Konvensi2 Djenewa TH 1949 mengenai Perlindungan Korban Perang
berjudul
terbitan
Dhiwanatara pada tahun 1963 di Kota Bandung.
Konvensi Jenewa
Mengenai
Perlindungan Orang-Orang Sipil dalam Waktu Perang
12 Agustus 1949
Yang bertandatangan di bawah ini, Wakil-Wakil Kuasa Penuh dari PemerintahPemerintah yang diwakili pada Konferensi Diplomatik yang iadakn di Jenewa dari 21
April sampai 12 Agustus 1949, dengan maksud mengadakan suatu Konvensi untuk
Perlindungan Orang-Orang Sipil dalam Waktu Perang, telah bermufakat sebagai
berikut:
Bagian I
Ketentuan-Ketentuan Umum
Pasal 1
Pihak-Pihak Peserta Agung berjanji untuk menghormati dan menjamin
penghormatan Konvensi ini dalam segala keadaan.
Pasal 2
Sebagai tambahan atas ketentuan-ketentuan yang akan dilaksanakan dalam
waktu damai, maka Konvensi ini akan berlaku untuk semua peristiwa perang yang
diumumkan atau setiap pertikaian bersenjata lainnya yang mungkin timbul antara
dua atau lebih Pihak-Pihak Peserta Agung, sekalipun pendudukan tersebut tidak
menemui perlawanan bersenjata.
Meskipun salah satu dari Negara-negara dalam pertikaian mungkin bukan
peserta Konvensi ini, Negara-negara yang menjadi perserta Konvensi ini akan sama
tetap terikat olehnya didalam hubungan antara mereka. Mereka selanjutnya terikat
oleh Konvensi ini dalam hubungan dengan Negara bukan peserta, apabila Negara
yang tersebut kemudian ini menerima dan melaksanakan ketentuan-ketentuan
Konvensi ini.
Pasal 3
Dalam hal pertikaian bersenjata yang tidak bersifat internasional yang
berlangsung dalam wilayah salah satu Pihak Peserta Agung, tiap Pihak dalam
pertikaian itu akan diwajibkan untuk melaksanakan sekurang-kurangnya ketentuanketentuan berikut:
(1) Orang-orang yang tidak turut serta aktif dalam pertikaian (sengketa) itu,
termasuk anggota-anggota angkatan perang yang telah meletakkan senjatasenjata mereka serta mereka yang tidak lagi turut serta (hors de combat) karena
sakit, luka-luka, penahanan atau sebab lain apapun, dalam keadaan
bagaimanapun harus diperlakukan dengan perikemanusiaan, tanpa perbedaan
merugikan apapun juga yang didasarkan atas ras, warna kulit, agama atau
kepercayaan, kelamin, keturunan, atau kekayaan, atau setiap ukuran lainnya
serupa itu.
Untuk maksud ini, maka tindakan-tindakan berikut dilarang dan tetap akan
dilarang untuk dilakukan orang-orang tersebut di atas pada waktu dan tempat
apapun juga:
a) Tindakan kekerasan atas jiwa dan raga, terutama setiap macam
pembunuhan, pengudungan, perlakuan kejam dan penganiayaan;
b) Penyanderaan;
c) Perkosaan atas kehormatan pribadi, terutama perlakuan yang menghina
dan merendahkan martabat.
d) Menghukum
dan
menjalankan
hukuman
mati,
tanpa
didahului
keputusan yang dijatuhkan oleh suatu pengadilan yang dobentuk secara
teratur, yang memberikan segenap jaminan peradilan yang diakui sebagai
keharusan oleh bangsa-bangsa yang beradab.
(2) Yang luka dan sakit harus dikumpulkan dan dirawat.
Sebuah badan humaniter tak berpihak, seperti Komite Internasional Palang
merah, dapat menawarkan jasa-jasanya kepada Pihak dalam pertikaian.
Pihak-pihak dalam pertikaian selanjutnya harus berusaha untuk menjalankan
dengan jalan persetujuan-persetujuan khusus, semua atau sebagian dari
ketentuan lainnya dari Konvensi ini.
Pelaksanaan ketentuan-ketentuan tersebut di atas tidak akan mempengaruhi
kedudukan hukum Pihak-Pihak dalam pertikaian.
Pasal 4
Orang-orang yang dilindungi oleh konvensi adalah mereka, yang dalam suatu
pertikaian bersenjata atau peristiwa pendudukan, pada suatu saat tertentu dan
dengan cara bagaimanapaun juga, ada dalam tangan suatu Pihak dalam eprtikaian
atau Kekuasaan Pendudukan, yang bukan negara mereka.
Warganegara suatu Negara yang tidak terikat oleh Konvensi tidak dilindungi
oleh Konvensi. Warganegara suatu Negara netral yang ada di wilayah suatu Negara
yang berperang, serta warganegara dari suatu Negara yang turut berperang, tidak
akan dianggap sebagai orang-orang yang dilindungi, selaam Negara mereka
mempunyai perwakilan diplomatik biasa di negara dalam tangan mana mereka
berada.
Akan tetapi sebagaimana ditentukan dalam pasal 13, ketentuan-ketentuan
Bagian II mempunyai lingkungan berlaku yang lebih luas.
Orang-orang yang dilindungi oleh Konvensi Jenewa untuk Perbaikan Keadaan
Yang Luka dan Sakit dalam Angkatan Perang di Medan Pertempuran Darat,
tertanggal 12 Agustus 1949, atau oleh Konvensi Jenewa untutk Perbaikan Keadaan
Anggota-Anggota Angkatan Perang di Laut yang Luka, Sakit dan Korban Karam
tertanggal 12 Agustus 1949, tidak akan dipandang sebagai orang-orang yang
dilindungi dalam arti Konvensi ini.
Pasal 5
Apabila dalam wilayah suatu Pihak dalam pertikaian, Pihak itu yakin bahwa
seseorang yang dilindungi benar-benar dicurigai melakukan atau terlibat dalam
kegiatan-kegiatan yang bertentangan dengan keamanan Negara, maka orang itu tak
berhak menuntut hak-hak dan keistimewaan dibawah Konvensi ini yang, apabila
dilaksanakan demi kepentingan orang itu itu, akan merugikan keamanan Negara itu.
Apabila dalam wilayah yang diduduki, seseorang yang dilindungi ditawan
sebagai mata-mata atau sabotir, atau sebagai seorang yang dicurigai keras
melakukan kegiatan yang berlawanan dengan keamanan Kekuasaan Pendudukan,
maka orang itu dalam keadaan-keadaan dimana keamanan militer secara mutlak
menghendakinya, akan dianggap sebagai telah kehilangan hak-haknya menurut
Konvensi ini.
Namun
orang-orang
demikian
harus
selalu
diperlakukan
dengan
perikemanusiaan. Apabila diadili, amak ia tidak akan kehilangan hak-hak atas
pemeriksaan yang adil dam wajar sebagaimana ditetapkan dalam Konvensi ini.
Mereka juga akan diberikan hak-hak dan keistimewaan penuh dari seseorang yang
dilindungi
dibawah
Konvensi-Konvensi
ini
secepatnya
selama
hal
itu
tidak
bertentangan dengan keselamatan Negara atau Kekuasaan Pendudukan.
Pasal 6
Konvensi ini akan berlaku dari permulaan setiap pertikaian atau pendudukan
tersebut dalam Pasal 2.
Dalam wilayah Pihak-Pihak dalam eprtikaian, maak berlakunya Konvensi ini
akan berakhir pada waktu penghentian umum daripada operasi-operasi militer.
Dalam hal wialyah yang iduduki, maka berlakunya Konvensi ini akan berakhir
satu tahun sesudah penghentian umum operasi-operasi militer; akan tetapi,
Kekuasaan Pendudukan akan terikat, selama pendudukan itu dan sejauh Kekuasaan
itu menjalankan tugas-tugas pemerintahan dalam wilayah itu, oelh aturan-aturan
dari Pasal-Pasal berikut dari Konvensi ini: 1-12, 27, 29-34, 47, 51, 52, 53, 59, 61-77,
143.
Orang-orang yang dilindungi, yang pembebasan, pemulangan atau penempatan
kembalinya, idlakukan sesudah tanggal itu, selama itu harus tetap mendapat
manfaat Konvensi ini.
Pasal 7
Sebagai tambahan atas persetujuan-persetujuan yang sengaja ditentukan
dalam Pasal-Pasal 11, 14, 15, 17, 36, 108, 109, 132, 133, dan 149, maka Pihak-Pihak
Peserta Agung dapat mengadakan persetujuan-persetujuan khusus lainnya untuk
semua hal yang mereka mungkin anggap sesuai untuk diatur tersendiri. Tiada
persetujuan
khusus
boleh
merugikan
keadaa
orang-orang
yang
dilindungi,
sebagaimana disebut dalam Konvensi ini, maupun membatasi hak-hak yang oelh
Konvensi ini diberikan kepada mereka.
Orang-orang yang dilindungi akan terus mendapat manfaat dari persetujuanpersetujuan demikian selama Konvensi ini masih berlaku bagi emreka, ekcuali
apabila termuat ketentuan-ketentuan yang jelas bertentangan dalam persetujuan –
persetujuan tersebut diatas atau dalam persetujuan-persetujuan yang dibuat
kemudian, atau apabila tindakan-tindakan yang lebih menguntungkan telah diambil
mengenai mereka oelh satu Pihak dalam pertikaian.
Pasal 8
Orang-orang yang dilindungi sekali-kali tidak boleh menolak, sebagian atau
seluruhnya, hak-hak yang diberikan kepada mereka oleh Konvensi ini, serta oleh
persetujuan-persetujuan khusus seperti tersebut dalam Pasal terdahulu, apabila ada
persetujuan-persetujuan demikian.
Pasal 9
Konvensi
ini
harus
dilaksanakan
dengan
kerja
sama
serta
dibawah
pengawasan Negara-Negara Pelindung yang berkewajiban melindungi kepentingakepentingan Pihak-Pihak dalam pertikaian. Untuk maskud ini, Negara-Negara
Pelindung boleh mengangkat disamping staf diplomatik dan konsuler mereka,
utusan-utusan yang dipilih dari antara warganegara mereka atau warganegara
Neagra netral lainnya. Utusan tersebut harus mendapat persetujuan Negara dengan
siapa mereka akan melakukan kewajiban-kewajiban mereka.
Pihak-Pihak dalam pertikaian harus sejauh mungkin pelaksanaan batas pada
wakil dan utusan Negara-Negara Pelindung.
Para wakil atau utusan-utusan Negara Peindung bagaimanapun juga tidak
boleh melampaui batas tugas mereka dibawah Konvensi ini. Mereka terutama harus
memperhatikan kepentinga-kepentingan keamanan yang sangat mendesak daripada
Negara dimana mereka melaksanakan kewajiban-kewajiban mereka.
Pasal 10
Ketentuan-ketentuan Konvensi ini tidak merupakan penghalang bagi kegiatankegiatan perikemanusiaan, yang mungkin diusahakan oleh Komite Internasional
Palang Merah atau tiap organisasi humaniter lainnya yang tak berpihak, untuk
melindungi dan menolong tawanan perang, selama kegiatan-kegiatan itu mendapat
persetujuan Pihak-Pihak dalam pertikaian bersangkutan.
Pasal 11
Pihak Peserta Agung setiap waktu dapat bermufakat untuk mempercayakan kepada
suatu organisasi, yang memberikan segala jaminan tentang sifat tak berpihak dan
kesanggupan bekerjanya, kewajiban-kewajiban yang dibebankan kepada NegaraNegara Pelindung berdasarkan Konvensi ini.
Apabila karena alasan apapun juga, tawanan perang tidak mendapat manfaat
atau berhenti mendapat manfaat dari kegiatan-kegiatan Negara Pelindung atau dari
kegiatan-kegiatan organisasi sebagaimana ditentukan dalam paragraf pertama di
atas, maka Negara Penahan harus meminta suatu Negara, atau organisasi netral,
untuk menyelenggarakan fungsi-fungsi yang harus dilaksanakan di bawah Konvensi
ini oleh Negara Pelindung yang ditunjuk oleh Pihak-Pihak dalam pertikaian.
Apabila perlindungan tersebut tidak dapat diusahakan secara demikian, maka
Negara Penahan akan meminta atau menerima, sesuai dengan ketentuan-ketentuan
Pasal ini, tawaran jasa-jasa suatu organisasi humaniter seperti Komite Internasional
Palang Merah, untuk menyelenggarakan perkejaab perikemanusiaan yang harus
diselenggarakan Negara Pelindung dibawah Konvensi ini.
Setiap Negara netral, atau organisasi yang diundang oleh Negara yang
bersangkutan atau yang mengajukan diri untuk maksud-maksud itu, harus
bertindak dengan rasa tanggung jawab terhadap Pihak dalam pertikaian yang ditaati
oleh orang-orang yang dilindungi oleh Konvensi ini, dan harus memberikan cukup
jaminan-jaminan bahwa ia mampu untuk menjalankan pekerjaan-pekerjaan yang
bersangkutan serta akan melakukannya secara tak berpihak.
Penyimpangan dari ketentuan-ketentuan diatas dengan persetujuan khusus,
tidak boleh dibuat bila salah satu negara walau sementara terbatas kebebasannya
untuk berunding dengan Negara lain atau sekutu-sekutunya karena peristiwaperistiwa militer, terutama bila seluruh atau sebagian besar dari wilayah Negara
tersebut telah diduduki.
Di manapun dalam Konvensi ini ada disebutkan suatu Negara Pelindung
sebutan itu juga berlaku bagi organisasi-organisasi pengganti dalam arti Pasal ini.
Ketentuan-ketentuan pasal ini juga akan berlaku bagi dan disesuaikan pada
peristiwa-peristiwa yang bertalian dengan warganegara-warganegara suatu engara
netral yang ada di daerah yang diduduki, atau yang ada dalam eilayah suatu Negara
dalam pertikaian, dimana negara asal mereka tidak mempunyai perwakilan
diplomatik biasa.
Pasal 12
Dalam hal-hal di mana oleh mereka dianggap perlu demi kepentingan orangorang yang dilindungi, terutama dalam hal terdapat perbedaan pendapat antara
Pihak-Pihak dakan pertikaian mengenai pelaksanaan atau penafsiran ketentuanketentuan Konvensi ini, maka Negara-negara Pelindung harus memberikan jasa-jasa
baik mereka untuk menyelesaikan perbedaan pendapat itu.
Untuk maksud itu, tiap Negara Pelindung boleh, baik atas undangan salah satu
Pihak atau atas inisiatip sendiri, mengusulkan kepada Pihak-pihak dalam pertikaian
suatu pertemuan antara wakil-wakil mereka, terutama penguasa-penguasa yang
bertanggung jawab atas tawanan perang, yang sedapat mungkin diadakan di wilayah
netral
yang
telah
dipilih
sepantasnya.
Pihak-Pihak
dalam
pertikaian
harus
melaksanakan usul-usul yang diajukan kepada mereka untuk maksud ini. Negaranegara Pelindung dapat, apabila perlu, mengusulkan untuk disetujui oleh PihakPihak dalam pertikaian, seorang yang berasal dari Negara netral atau yang
dikuasakan oleh Komite Internasional Palang Merah, yang akan diundang untuk
mengambil bagian dalam pertemuan demikian.
Bagian II
Perlindungan Umum Penduduk
Terhadap
Akibat-Akibat Perang Tertentu
Pasal 13
Ketentuan-ketentuan dari Bagian II meliputi seluruh oenduduk dari negerinegeri yang bertikai, tanpa perbedaan yang merugikanapapun yang didasarkan atas
ras, kewarganegaraan, agama atau pendapat politik, dan dimaksukan untuk
meringankan penderitaan-penderitaan yang disebabkan oleh perang.
Pasal 14
Dalam waktu damai, Pihak-Pihak Peserta Agung dan setelah pecahnya
permusuhan, Pihak-Pihak dalam permusushan itu, dapat mengadakan dalam wilayah
mereka sendiri dan apabila perlu, dalam daerah yang diduduki, daerah-daerah serta
perkampungan-perkampungan rumah sakit dan keselamatan, yang diorganisir
sedemikian rupa sehingga melindungi yang luka, sakit dan orang-orang tua, anakanak dibawah lima belas tahun, wanita-wanita hamil serta ibu-ibu dari anak dibawah
tujuh tahun dari akibat-akibat perang.
Pada waktu pecahnya dan selama berlangsungnya permusuhan, Pihak-Pihak
yang bersangkutan dapat mengadakan persetujuan-persetujuan tentang pengakuan
bersama daripada daerah dan perkampungan yang telah, mereka adakan. Untuk
maksud
ini
mereka
dapat
melaksanakan
ketentuan-ketentuan
dan
Rencana
Persetujuan yang dilampirkan pada Konvensi ini, dengan perubahan yang-yang
mungkin dianggap perlu.
Negara-Negara Pelindung serta Komite Internasional Palang Merah diundang
untuk memberikan jasa-jasa baik mereka guna memudahkan penetapan daerahdaerah dan perkampungan-perkampungan rumah sakit dan keselamatan itu dan
pengakuannya.
Pasal 15
Setiap Pihak dalam pertikaian dapat, secara langsung atau melalui negara
netral, atau melalui suatu organisasi perikemanusiaan, mengusulkan kepada pihak
lawan untuk mengadakan dalam daerah-daerah dimana pertempuran sedang
berlangsung, daerah yang dinetralisir yang dimaksudkan untuk (tanpa suatu
perbedaan) memberi lindungan dari akibat-akibat perang, keapda orang-orang
berikut:
a) Kombatan atau non-kombatan yang luka dan sakit.
b) Orang-orang sipil yang tidak turut serta dalam permusuhan, dan yang tidak
melakukan pekerjaan yang bersifat militer selama berdiam dalam batas daerahdaerah netral itu.
Jikalau pihak-pihak yang bersangkutan telah bermufakat tentang letak
geografis, administrasi, perlengkapan makanan serta pengawasan dari daerah netral
yang diusulkan, maka suatu persetujuan tertulis harus diadakan dan ditandatangani
oleh wakil Pihak-Pihak dalam pertikaian. Persetujuan itu akan mengatur permulaan
dan jangka waktu penetralan daerah itu.
Pasal 16
Yang luka dan sakit, demikian juga yang lemah serta wanita-wanita hamil,
akan merupakan objek perlindungan dan penghormatan yang istimewa.
Sejauh pertimbangan-pertimbangan militer mengizinkan, maka tiap Pihak
dalam eortikaian harus membantu langkah-langkah yang diambil untuk mencari
yang terbunuh dan luka, untu menolong korban karam dan lain-lain orang yang
dihadapkan
pada
bahaya
besar,
serta
untuk
melindungi
mereka
terhadap
perampasan dan perlakuan buruk.
Pasal 17
Pihak-pihak dalam eprtikaian harus berusaha untuk mengadakan persetujuanpersetujuan setempat bagi pemindahan yang luka, sakit, yang lemah dan orang-orang
tua, anak-anak dan wanita hamil, dari daerah-daerah yang perjalanan mereka ke
daerah-daerah demikian itu.
Pasal 18
Rumah sakit sipil yang diorgansir untuk memberi perawatan keapda yang luka
dan sakit, yang lemah serta wanita hamil, dalam keadaan bagaimanapun tidak boleh
menjadi sasaran serangan, tetapi selalu harus dihormati dan dilindungi oleh PihakPihak dalam pertikaian.
Negara-negara yang menjadi Pihak-Pihak dalam suatu pertikaian harus
memberikan
keterangan-keterangan
kepada
semua
rumah
sakit
sipil,
yang
menunjukkan bahwa rumah sakit itu adalah rumah sakit sipil, yang enunjukkan
bahwa rumah sakit sipil dan bawah gedung-gedung yang mereka tempati tidak
digunakan untuk maskud apapun yang dapat meniadakan perlindungan yang
diberikan kepada rumah-eumah sakit ini sesuai dengan Pasal 19.
Rumah-rumah sakit sipil harus ditandai dengan lambang yang ditentukan
dalam Pasal 38 dari Konvensi jenewa untuk Perbaikan Keadaan Yang Luka dan Sakit
dalam Angkatan Perang di Medan Pertempuran Darat tertanggal 12 Agustus 1949,
tapi hanya apabila hal demikian diizinkan kemungkinan dilakukannya perbuaan
permusuhan apapun.
Berhubung dengan bahaya-bahaya yang mungkin dihadapi oleh rumah-rumah
sakit karena letaknya yang berdekatan dengan sasaran-sasaran militer, maka
dianjurkan supaya rumah-rumah sakit itu ditempatkan sejauh mungkin dari
sasaran-sasaran demikian.
Pasal 19
Perlindungan yang menjadi hak rumah sakit tak akan berakhir, kecuali apabila
rumah
sakit
sipil
itu
diluar
kewajiban-kewajiban
perikemanusiaan
mereka,
digunakan untuk melakukan tindakan-tindakan yang merugikan musuh. Akan tetapi
perlindungan hanya dapat berakhir setelah diberikan epringatan yang sewajarnya,
yang dimana perlu menyebut suatu batas waktu yang pantas, dan setelah peringatan
demikian ternyata tidak dihiraukan.
Kenyataan bahwa anggota angkatan bersenjata yang sakit dan luka dirawat
dalam rumah-rumah sakit itu, atau adanya senjata-senajta ringan dan mesio yang
diambil dari kombatan yang sakit dan luka dan yang belum diserahkan kepaada
dinas yang ebrsangkutan, tak boleh dianggap sebagai tindakan-tindakan yang
merugikan musuh.
Pasal 20
Orang-orang
secara
teratur
dan
khusus
menjalankan
pekerjaan
dan
administrasi rumah sakit sipil, termasuk para pegawai yang bertugas mencari,
menyingkirkan serta mengangkut dan merawat orang-orang sipil dan yang luka dan
sakit, yang lemah dan wanita hamil, harus dihormati dan dilindungi.
Dalam wilayah yang diduduki dan dalam daerah-daerah operasi militer, orangorang tersebut diatas akan dapat dikenal dari kartu pengenal yang menerangkan
kedudukan mereka, dan yang memakai potert si-pemegang dan dibubuhi cap
penguasa pengurus yang bertanggung jawab, dan juga dari ban lengan yang dicap
dan tahan basah, yang mereka harus pakai pada lengan kiri selagi menjalankan
kewajiban mereka. Ban lengan ini harus dikeluarkan oleh Negara dan harus memuat
lambang yang disebut dalam Pasal 38 Konvensi Jenewa untuk Perbaikan Keadaan
Yang Luka dan Sakit dalam Angkatan Perang di Medan Pertempuran Darat tertanggal
12 Agustus 1949.
Pegawai-pegawai lain yang menjalankan pekerjaan dan administrasi rumah
sakit sipil, berhak untuk dihormati dan dilindungi dan untuk memakai ban lengan
sebagaimana diatur dalam dan dengan memperhatikan syarat-syarat yang ditetapkan
dalam Pasal ini, selama mereka melakukan tugas-tugas demikian. Kartu pengenal
menerangkan tugas-tugas yang mereka lakukan.
Pengurus setiap rumah sakit harus selalu menyediakan suatu daftar lengkap
dari pegawai demikian untuk keperluan
pendudukan yang berwenang.
Pasal 21
penguasa nasional atau penguasa
Iring-iringan kendaraan atau kereta api rumah sakit didarat atau kapal-kapal
yang khusus disediakan dilaut, yang mengangkut orang sipil yang luka dan sakit,
yang berbadan lemah dan wanita hamil, harus dihormati dan dilindungi dengan cara
yang serupa seperti rumah sakit sebagaimana ditentukan dalam pasal 18. Dengan
persetujuan Negara yang bersangkutan iring-iringan kendaraan, kereta-kereta api
dan kapal-kapal diatas harus ditandai dengan lambang pengenal sebagaimana diatur
dalam Pasal 38 dari Konvensi Jenewa untuk Perbaikan Keadaan Yang Luka dan Sakit
dalam Angkatan Perang di Medan Pertempuran Darat tertanggal 12 Agustus 1949.
Pasal 22
Kapal-kapal terbang yang khusus dipergunakan untuk pemindahan orangorang sipil yang luka dan sakit, yang berbadan lemah dan wanita hamil atau untuk
pengangkatan pegawai dan alat-alat kesehatan, tidak boleh diserang, tetapi harus
dihormati selama kapal-kapal terbang itu terbang pada tinggi, waktu dan rute yang
khusus disetujui antara Pihak-Pihak dalam pertikaian yang bersangkutan.
Kapal terbang yang dapat ditandai dengan lambang pengenal sebagaimana
ditetapkan dalam Pasal 38 dari Konvensi Jenewa untuk Perbaikan Keadaan Yang
Luka dan Sakit dalam Angkatan Perang di Medan Pertempuran Darat tertanggal 12
Agustus 1949.
Kecuali apabila ada persetujuan lain, penerbangan diatas wilayah musuh atau
wilayah yang diduduki musuh dilarang.
Kapal terbang demikian harus menaati setiap perintah untuk mendarat. Pada
peristiwa pendaratan yang diperintahkan demikian, maka kapal terbang itu dengan
penumpangnya dapat melanjutkan penerbangannya setelah dilakukan pemeriksaan,
apabila ada.
Pasal 23
Setiap Pihak Peserta Agung harus mengizinkan lalu lintas bebas daripada
semua kiriman barang-barang dan persedian-persediaan pengobatan dan rumah
sakit dan benda-benda yang diperlukan untuk ibadah keagamaan yang dimaksudkan
hanya bagi orang-orang sipil dari Pihak Peserta Agung lainnya, walaupun Pihak
Peserta Agung itu adalah musuhnya. Pihak Peserta Agung itu juga harus
mengizinkan allu lintas bebas daripada semua kiriman-kiriman berupa bahan
makanan esensil, pakaian dan obat-obat penguat badan yang diperuntukkan anakanak dibawah lima belas tahun, wanita hamil dan wanita yang baru melahirkan.
Kewajiban suatu Pihak Agung Penandatangan untuk memperkenankan lalu
lintas bebas daripada kiriman-kiriman yang dimaksudkan dalam paragraf yang
terdahulu, tergantung pada syarat bahwa Pihak itu yakin bahwa tidak ada alasanalasan yang sungguh-sungguh untuk mengkhawatirkan:
a) Bahwa kiriman-kiriman itu mungkin dibelokkan dari tempat tujuannya;
b) Bahwa pengawasan mungkin tidak efektif;
c) Bahwa usaha-usaha militer atau perekonomian musuh memperoleh suatu
keuntungan yang pasti dengan menukarkan kiriman-kiriman tersebut di atas
dengan barang-barang yang sebetulnya harus diperoleh atau diprodusir oleh
musuh sendiri, atau karena dibebaskannya bahan-bahan jasa atau fasilitasfasilitas yang biasanya diperlukan untuk produksi barang-barang itu.
Negara yang mengizinkan lewatnya kiriman-kiriman yang dimaksudkan dalam
paragraf pertama dari pasal ini, boleh menetapkan sebagai syarat bagi izin demikian
bahwa pembagian barang-barang kiriman itu kepada orang-orang yang berhak,
idlakukan dibawah pengawasan setempat Negara Pelindung .
Kiriman itu harus diteruskan secepat mungkin, dan Negara yang mengizinkan
perjalanan bebas daripada kiriman-kiriman itu, berhak menetapkan ketentuanketentuan teknis yang harus dipenuhi lalu lintas kiriman-kiriman itu.
Pasal 24
Pihak-Pihak dalam pertikaian harus mengambil tindakan-tindakan yang perlu
untuk menjamin bahwa anak-anak dibawah lma belas tahun, yatim piatu atau yang
terpisah dari keluarganya sebagai akibat perang, tidak dibiarkan pada nasibnya
sendiri, dan bahwa pemelliharaan, pelaksanaan ibadah dan pendidikan meerka selalu
akan mendapat bantuan. Pendidikan mereka sejauh mungkin harus dipercayakan
kepada orang-orang dari tradisi kebudayaan serupa.
Pihak-Pihak dalam pertikaian harus membantu usaha penerimaan anak-anak
demikian di negeri netral selama berlangsungnya pertikaian, dengan persetujuan
Negara Pelindung, apabila eprlu, dan dengan jaminan-jaminan yang sewajarnya
untuk ditaatinya asas-asas yang tercantum dalam paragraf pertama.
Pihak-Pihak dalam pertikaian selanjutnya harus berusaha supaya semua anakanak dibawah dua belas tahun dapat dikenal dengan jalan memakai cakram
pengenal, atau cara-cara lainnya.
Pasal 25
Semua orang dalam wialyah suatu Pihak dalam pertikaian , atau dalam wialyah
yang diduduki oleh suatu Pihak dalam pertikaian, diperbolehkan mengirim kabar
yang
benar-benar
bersifat
pribadi
kepada
anggota-anggota
keluarga
mereka,
dimanapun keluarga itu berada, dan untuk menerima kabar dari mereka.
Surat-menyurat ini harus diteruskan dengan cepat dan tanpa penundaan yang
tidak wajar.
Apabila karena akibat keadaan-keadaan, pertukaran surat-menyurat keluarga
dengan perantaraan pos biasa menjadi sukar, maka Pihak-Pihak dalam pertikaian
bersangkutan harus berhubungan dengan suatu perantara netral, seperti Kantor
Pusat termaksud dalam Pasal 140, dan akan menentukan bersama-sama dengan
Kantor Pusat itu, cara untuk menjamin sepenuhnya kewajiban-kewajiban mereka
dengan sebaik mungkin , terutama dengan bantuan dan Perhimpunan Palang Merah
Nasional (Bulan Sabit Merah, Singa dan Matahari Merah).
Apabila Pihak-Pihak dalam pertikaian menganggap perlu untuk membatasi
surat-menyurat keluarga, maka pembatasan-pembatasan demikian harus terbatas
pada pemakaian wajib daripada formulir-formulir standar yang ebrisikan dua puluh
lima kata-kata yang dipilih secara bebas, dan pada pembatasan daripada jumlah
formulir itu yang dikirmkan kepada seorang tiap bulan.
Pasal 26
Setiap Pihak dalam pertikaian harus memudahkan penyelidika-penyelidikan
yang dilakukan oleh anggota-anggota kelaurga yang terpisah karena perang, dengan
maksud untuk membaharui perhubungan satu dengan lainnya dan untuk bertemu,
apabila mungkin. Pihak-pihak dalam pertikaian itu harus memberikan dorongan
kepada pekerjaan-pekerjaan organisasi-organisasi yang melakukan tugas demikian
asal saja merka itu dapat diterima dan menaati peraturan-peraturan keamanan.
Bagian III
Kedudukan dan Perlakuan dari Orang-Orang yang Dilindungi
Seksi I
Peraturan-Peraturan yang Sama untuk Wilayah Pihak-Pihak dalam Pertikaian
serta Wilayah yang Diduduki
Pasal 27
Orang-orang
yang
dilindungi,
dalam
segala
keadaan
berhak
akan
penghormatan atas diri pribadi, kehormatan hak-hak kekeluargaan, keyakinan dan
praktek keagamaan, serta adat-istiadat dan kebiasaan mereka. Mereka selalu harus
diperlukan denga perikemanusiaan, dan harus dilindungi khusus terhadap segala
tindakan kekerasan atau ancaman-ancaman kekerasan dan terhadap penghinaan
serta tidak boleh menjadi objek tontonan umum.
Wanita
harus
terutama
dilindungi
terhadap
setiap
serangan
atas
kehirmatannya, khususnya terhadap perkosaan, pelacuran yang dipaksakan, atau
setiap bentuk serangan yang melanggar kesusilaan.
Tanpa
mengurangi
ketentua-ketentuan
yang
bertalian
degan
keadaan
kesehatan, umur dan jenis kelamin mereka, maka semua orang yang dilindungi
harus diperlakukan dengan cara yang sama oleh Pihak dalam pertikaian dalam
kekuasaan mana mereka berada, tanpa pembedaan merugikan yang didasarkan
terutama pada ras, agama atau pendapat politik.
Akan tetapi Pihak-Pihak dalam pertikaian dapat mengambil tindakan-tindakan
pengawasan dan keamanan berkenaan dengan orang yang dilindungi, yang mungkin
diperlukan sebagai akibat perang.
Pasal 28
Adanya seorang yang dilindungi tak boleh digunakan untk menyatakan
sasaran-sasaran atau daerah tertentu kebal dari operasi-operasi militer.
Pasal 29
Pihak-Pihak
dalam
pertikaian
bertanggung
jawab
atas
perlakuan
yang
diberikan oleh alat-alat kelengkapannya kepada orang-orang yang dilindungi yang
ada dalam tangannya, lepas dari tanggung jawab perseorangan apapun yang
mungkin ada.
Pasal 30
Orang-orang
yang
dilindungi
harus
memperoleh
setiap
fasilitas
untuk
berhubungan secara tertulis dengan Negara Pelindung, dengan Komite Internasional
Palang Merah, Perhimpunan-Perhimpunan Palang Merah Nasional (Bulan Sabit
Merah, Singa dan Matahari Merah) dari negara-negara tempat mereka berada,
demikian pula dengan setiap organisasi yang dapat memberi bantuan kepada mereka.
Organisasi-organisasi ini harus diberikan fasilitas-fasilitas untuk maksud itu
oleh penguasa-penguasa, dalam batas-batas yang ditentukan oleh pertimbangan
militer atau keamanan.
Disamping kunjungan-kunjungan dan utusan-utusan Negara Eplindung dan
Komite Internasional Palang merah, sebagaimana diatur dalam Pasal 143, maka
Negara Penahan atau Negara Pendudukan harus sebanyak mungkin memudahkan
kunjungan-kunjungan kepada orang-orang yang dilindungi oleh wakil-wakil dari
organisasi-organisasi lain yang bertujuan memberikan bantuan spiritual atau
pertolongan materiil kepada orang-orang demikian.
Pasal 31
Terhadap orang yang dilindungi tidak boleh dilakukan paksaan fisik atau
moral, terutama untuk memperoleh keterangan-keterangan dari mereka atau dari
pihak ketiga.
Pasal 32
Pihak-Pihak Peserta Agung teristimewa sepakat bahwa mereka masing-masing
dilarang mengambil tindakan apapun yang demikian ruap sifatnya sehingga
menimbulkan penderitaan-penderitaan jasmaniah atau pemusnahan orang-orang
yang dilindungi yang ada dalam tangan meerka. Larangan ini tidak hanya berlaku
terhadap
pembunuhan,
percobaan-percobaan
penganiayaan,
kedokteran
atau
hukuman
badan,
pengudungan
percobaan-percobaan
ilmiah
yang
serta
tak
diperlukan oleh perawatan kedokteran dari pada seorang yang dilindungi, akan tetapi
juga berlaku terhadap setiap tindakan kekuasaan lainnya, baik yang dilakukan oelh
alat-alat negara sipil maupun militer.
Pasal 33
Orang yang dilindungi tidak boleh dihukum untuk suatu pelanggaran yang
tidak dilakukan sendiri olehnya. Hukuman kolektif dan demikian pula semua
perbuatan intimidasi dan terorisme dilarang.
Perampokan dilarang,
Tindakan pembalasan tehadap orang-orang yang dilindungi dan harta miliknya
adalah dilarang.
Pasal 34
Penangkapan orang untuk dijadikan sandera (tanggungan) dilarang.
Seksi II
Orang-Orang Asing Dalam Wilayah Suatu Pihak Dalam Pertikaian
Pasal 35
Semua orang yang dilindungi yang berkehendak meninggalkan wilayah pada
eprmulaan, atau selama berlangsungnya suatu eprtikaian, boleh berbuat demikian,
kecuali keberangkatannya itu bertentangan dengan kepentinga-kepentingan nasional
Negara itu. Permohonan-permohonan orang demikian untuk ebrangkat harus
diputuskan sesuai dengan prosedur-prosedur yang telah ditetapkan secara teratur
dan keputusan harus diambil secepat mungkin. Orang-orang yang diizinkan untuk
ebrangkat dapat melengkapi diri mereka dengan dana-dana yang diperlukan untuk
perjalanan mereka dan membawa serta suatu jumlah yang pantas dari milik dan
barang-barang untuk pemakaian pribadi.
Apabila ada seorang ditolak permintaannya untuk emninggalkan wilayah itu,
maka ia berhak supaya penolakan itu dipertimbangakn kembali selekas mungkin oleh
sebuah pengadilan atau dewan administratif, yang ditunjuk oleh Negara Penahan
untuk maksud itu.
Atas permintaan, maka wakil-wakil Negara Pelindung harus, kecuali apabila
bertentangan dengan alsan-alasan keamanan, atau apabila orang-orang yang
bersangkutan
berkeberatan,
diberitahu
alasan-alasan
penolakan
dari
tiap
permohonan izin untuk meninggalkan wilayah dan kepada wakil-wakil itu harus
diberi secepat mungkin nama-nama semua orang yang tidak diberi izin untuk
berangkat.
Pasal 36
Keberangkatan-keberangkatan yang diperkenankan menurut Pasal diatas
harus dilaksanakan dalam keadaan-keadaan dan dengan syarat-syarat keselamatan,
kebersihan,
kesehatan
dan
makanan
yang
memuaskan.
Segala
biaya
yang
berhubungan dengan itu, terhitung dari tempat keberangkatan dalam wilayah Negara
Penahan, akan dipikul oleh Negara tempat tujuan, atau, dalam hal penempatan
orang-orang itu di negeri netral, oleh Negara yang warganegaranya memperoleh
manfaat. Detail-detail yang praktis dari pemindahan demikian itu apabila perlu dapat
diselesaikan dengan persetujuan khusus antara Negara-Negara yang bersangkutan.
Yang tersebut diatas tidak akan mengurangi persetujuan-persetujuan khusus
yang meungkin diadakan antara Pihak-Pihak dalam pertikaian mengenai pertukaran
dan pemulangan warganegara-warganegara mereka yang berada dalam tangan
musuh.
Pasal 37
Orang-orang yang dilindungi yang berada dalam tutupan sambil emnunggu
penuntutan atau yang sedang menjalani hukuman yang meliputi kehilangan
kebebasan, harus diperlakukan dengan perikemanusiaan selama tutupan.
Segera sesudah dibebaskan, mereka dapat minta untuk meninggalkan wilayah
itu sesuai dengan Pasal-Pasal diatas.
Pasal 38
Dengan
perkecualian
tindakan-tindakan
khusus
yang
dikuasakan
oleh
Konvensi ini, terutama oleh Pasal 27 dan 41, maka keadaan orang-orang yang
dilindungi pada prinsipnya harus tetap diatur oleh ketentuan-ketentuan mengenai
orang-orang asing diwaktu damai. Bagaimanapun juga, hak-hak berikut harus
diberikan kepada mereka:
(1) Mereka
akan
diperbolehkan
untuk
menerima
sumbangan-sumbangan
individual atau kolektif, yang mungkin dikirimkan kepada mereka.
(2) Apabila
keadaan
kesehatannya
menghendaki
demikian,
mereka
akan
memperoleh pengamatan kesehatan dan perawatan rumah sakit yang sama
dengan warganegara Negara bersangkutan.
(3) Mereka akan diperkenankan menjalankan ibadahnya dan menerima bantuan
rohani dari pendeta-pendeta kepercayaan mereka.
(4) Apabila mereka berdiam di suatu daerah yang sangat diancam bahaya
peperangan, maka mereka harus diperbolehkan untuk menyingkir dari daerah
itu seperti juga warganegara Negara bersangkutan.
(5) Anak-anak dibawah lima belas tahun, wanita hamil dan ibu-ibu dari anak-anak
dibawah tujuh tahun akan memperoleh manfaat dari tiap perlakuan istimewa,
seperti juga warganegara Negara bersangkutan.
Pasal 39
Orang-orang
yang
dilindungi,
yang
telah
kehilangan
pekerjaan
yang
menguntungkan mereka, sebagai akibat peperangan, harus diberi kesempatan untuk
memperoleh pekerjaan yang dibayar. Dengan tidak mengurangi pertimbanganpertimbangan keamanan dan ketentuan-ketentuan Pasal 40, kesempatan itu harus
sama seperti yang dinikmati oleh warganegara dari Negara dalam wilayah mana
mereka berada.
Apabila suatu Pihak dalam pertikaian menggunakan terhadap seorang yang
dilindungi, cara pengawasan yang mengakibatkan bahwa orang itu tak mampu
mencari nafkah sendiri, dan terutama apabila orang itu karena alasan-alasan
keamnan tak dapat memperoleh pekerjaan dengan syarat-syarat yang layak, maka
Pihak dalam pertikaian tersebut harus menjamin nafkah hidup orang itu dan mereka
yang menjadi tanggungannya.
Orang-orang yang dilindungi bagaimanapun juga boleh menerima tunjangantunjangan dari negeri asal mereka, dari Negara Pelindung, atau perhimpunanperhimpunan penolong yang disebut dalam Pasal 30.
Pasal 40
Orang-orang yang dilindungi hanya boleh dipaksa bekerja, atas dasar yang
sama seperti warganegara Pihak dalam pertikaian dalam wilayah siapa mereka
berada.
Apabila orang-orang yang dilindungi itu warganegara musuh, mereka hanya
boleh dipaksa untuk melakukan pekerjaan yang biasa, diperlukan untuk menjamin
makanan, naungan, pakaian, pengangkutan dan kesehatan dari manusia dan yang
tidak langsung bersangkutan dengan gerakan operasi militer.
Dalam hal-hal yang disebutkan dalam kedua paragraf di atas, orang-orang yang
dilindungi yang dipkasa untuk ebkerja, harus memperoleh syarat-syarat kerja dan
jaminan-jaminan kesehatan kerja yang sama seperti pekerja-pekerja nasional,
terutama mengenai upah, jam bekerja, pakaian dan alat perlengkapan, pendidikan
yang pernah diperoleh dan ganti kerugian untuk kecelakaan-kecelakaan dan
penyakit-penyakit yang didapat selama bekerja.
Apabila
ketentuan-ketentuan
diatas
dilanggar,
maka
orang-orang
yang
dilindungi harus diperkenankan untuk melaksanakan hak mereka untuk emngadu
sesuai dengan Pasal 30.
Pasal 41
Bilamana Negara dalam tangan siapa orang-orang yang dilindungi itu berada,
menganggap tindakan-tindakan pengawasan yang disebutkan dalam Konvensi ini tak
cukup, maka Negara itu tak boleh mengambil tindakan pengawasan lainnya apapun
yang lebih ekras daripada menunjuk tempat tinggal tertentu atau interniran, sesuai
dengan ketentuan-ketentuan Pasal 42 dan 43.
Dalam melaksanakan ketentuan-ketentuan Pasal 39, paragraf kedua, terhadap
orang-orang yang diharuskan meninggalkan tempat kediaman mereka yang biasa
berdasarkan suatu keputusan yang menempatkan mereka dalam tempat tinggal lain
yang ditunjuk, maka Negara Penahan harus sedapat mungkin berpedoman pada
ukuran-ukuran kesejahteraan yang dikemukakan dalam Bagian III, Seksi IV dari
Konvensi ini.
Pasal 42
Penginterniran orang-orang yang dilindungi atau penempatan meerka di
tempat-tempat tinggal yang ditunjuk hanya dapat diperintahkan apabila keamanan
Negara Penahan betul-betul memerlukannya.
Apabila seseorang, melalui wakil-wakil Negara Pelindung, dengan sukarela
mohon penginterniran dan apabila keadaannya menyebabkan perlu diambil tindakan
demikian, maka ia akan diinternir oleh kekuasaan dalam tangan siapa ia pada waktu
itu berada.
Pasal 43
Setiap orang yang dilindungi yang telah diinternir atau ditempatkan di tempat
tinggal yang ditunjuk, berhak agar tindakan demikian itu ditinjau kembali selekas
mungkin oleh suatu pengadilan atau dewan administratif yang berwenang, yang
ditetapkan oleh Negara Penahan untuk maksud itu. Apabila penginterniran atau
penempatan di tempat tinggal yang ditunjuk itu dinyatakan tetap berlaku, maka
pengadilan atau dewan administratif itu secara berkala, dan sekurang-kurangnya dua
kali
setahun
harus
mempertimbangkan
perkara
yang
bersangkutan
dengan
kemungkinan perubahan daripada keputusan yang semula, apabila keadaan
mengizinkannya.
Kecuali apabila orang-orang yang dilindungi yang bersangkutan berkeberatan,
maak Kekuasaan Penahan selekas mungkin harus memberikan kepada Negara
Pelindung nama-nama dari setiap orang yang dilindungi yang telah diinternir atau
yang telah bertempat tinggal di tempat yang ditunjuk, atau yang telah dibebaskan
dari penginterniran atau dari tempat tinggal yang ditunjuk. Keputusan-keputusan
pengadilan atau dewan-dewan yang disebutkan dalam paragraf pertama dari Pasal ini
dengan mengingat syarat-syarat yang sama juga harus diberitahukan selekas
mungkin kepada Negara Pelindung.
Pasal 44
Dalam melaksanakan tindakan-tindakan pengawasan yang disebutkan dalam
Konvensi ini, maka Negara Penahan tidak boleh memeprlakukan orang-orang pelarian
yang dalam kenyataannya tidak mendapat perlindungan pemerintah manapun,
sebagai warganegara musuh, melulu atas dasar kewarganegaraan de jure mereka dari
negara musuh.
Pasal 45
Orang-orang yang dilindungi tidak boleh diserahkan kepada suatu negara yang
bukan anggota Konvensi.
Ketentuan ini sekali-kali tidak akan merupakan pengahalang bagi pemulangan
daripada orang-orang yang dilindungi, atau pengembalian mereka ke negeri tempat
kediaman sesudah penghentian permusuhan.
Orang-orang yang dilindungi dapat dipindahkan oleh Negara Penahan hanya
kepada suatu Negara yang menjadi peserta Konvensi ini, sesudah Negara Penahan
yakin
akan
kemauan
dan
kemampuan
dari
Negara
penampung
itu
untuk
melaksankan Konvensi ini. Apabila orang-orang yang dilindungi dipindahkan dalam
keadaan-keadaan demikian, maka tanggung jawab atas pelaksanan Konvensi ini
terletak pada negara yang menerima orang-orang itu selama meerka ini berada
dibawah pengawasannya.
Walaupun demikian, apabila negara itu gagal untuk melaksanakan ketentuanketetntuan Konvensi ini dalam sesuatu hal yang penting, maka Negara yang telah
memindahkan orang-orang yang dilindungi, setelah diberitahu oelh Negara Pelindung
tenatng hal itu,harus mengambil tindakan-tindakan efektif untuk memperbaiki
keadaan atau ahrus meminta agar orang-orang yang dilindungi itu dikembalikan.
Permintaan-permintaan demikian harus dipenuhi.
Seorang yang dilindungi dalam keadaan apapun tidak boleh dipindahkan ke
suatu negara dimana ia mempunyai alasan untuk berkhawatir bahwa ia akan dikejarkejar karena pendapat-pendapat politik atau keyakinan-keyakinan keagamaannya.
Ketentuan-ketentuan dari pasal ini tidak menghalang-halangi penyerahan
(ekstradisi) dari orang-orang yang diliindungi yang dituduh emalkukan pelanggarapelanggaran
terhadap
hukum
pidana
biasa,
berdasarkan
perjanjia-perjanjian
penyerahan yang diadakan sebelum pecahnya permusuhan.
Pasal 46
Tindakan-tindakan pembatasan yang diambil berkenaan dengan orang-orang
yang
dilindungi
harus
dibatalkan
secepat
mungkin
sesudah
berakhirnya
permusuhan, sejauh tindakan-tindakan pembatasan itu belum dicabut sebelumnya.
Tindakan-tindakan pembatasan mengenai harta milik mereka harus dibatalkan
secepat mungkin sesudah berakhirnya permusuhan, sesuai dengan hukum Negara
Penahan.
Seksi III
Wilayah-Wilayah yang Diduduki
Pasal 47
Orang-orang
yang
dilindungi,
yang
ada
di
wilayah
yang
diduduki,
bagaimanapun dan dalam keadaan apapun tidak akan kehilangan manfaat dari
Konvensi ini karena perubahan yang diadakan dalam lembaga-lembaga atau
pemerintahan suatu wilayah sebagai akibat dari pendudukan wilayah itu. Mereka
juga tidak akan kehilangan manfaat Konvensi ini karena persetujuan apapun yang
diadakan antara penguasa-penguasa dari wilayah yang diduduki dan Negara
Epndudukan, atau akrena aneksasi seluruh atau sebagian dari wilayah oleh
Kekuasaan Pendudukan.
Pasal 48
Orang-orang yang dilindungi yang bukan warganegara Negara yang wilayahnya
diduduki, dapat menggunakan hak mereka untuk emninggalkan wilayah dengan
mengingat ketentuan-ketentuan Pasal 35. Keputusan-keputusan mengenai hal itu
akan diambil menurut prosedur yang akan ditetaplan oleh Kekuasaan Pendudukan
sesuai dengan pasal tersebut.
Pasal 49
Pemindahan-pemindahan paksaan individu atau massal, demikian pula
deportasi orang-orang yang dilindungi dari wilayah yang diduduki ke wilayah
Kekuasaan Pendudukan atau ke wilayah negaar lain manapun, baik yang diduki
maupun yang tidak, adalh terlarang, apapun alasan-alasannya.
Walaupun demikian, Kekuasaan Pendudukan dapat mengadakan pengungsian
total atau sebagian dari suatu daerah tertentu, apabila keamanan oenduduk atau
alasn-alasan militer yang mendesak menghendakinya. Pengungsian demikian tidak
boleh mengakibatkan dipindahkannya orang-orang yang dilindungi keluar perbatasan
wilayah yang diduduki, kecuali apabila karena alasan-alasan yang sangat beralasan
perpindahan demikian tak mungkin dihindarkan. Orang-orang yang diungsikan itu
harus dipindahkan kembali ke tempat tinggal mereka segera setelah permusuhan di
daerah itu berakhir.
Kekuasaan
Pendudukan
yang
melakukan
pemindahan-pemindahan
atau
pengungsian demikian harus menjamin, sejauh mungkin, bahwa perumahan yang
patut disediakan atau menerima orang-orang yang dilindungi, bahwa penyikiranpenyingkiran itu diselnggarakan dalam keadaan yang memenuhi syarat-syarat
kebersihan, kesehatan, keselamatan dan gizi yang memuaskan, dan bahwa anggotaanggota dari keluarga yang sama tidak dipisahkan satu sama lain.
Negara
Pelindung
harus
diberitahu
tentang
setiap
pemindahan
dan
pengungsian sesegera hal demikian itu terjadi.
Kekuasaan Pendudukan tidak boleh menahan orang-orang yang dilindungi di
daerah yang sangat banyak menghadapi bahaya peperangan, kecuali apabila
keamanan penduduk atau alasan-alasan militer yang mendesak menghendakinya.
Kekuasaan Pendudukan tidak boleh mendeportir atau memindahkan sebagian
dari penduduk sipilnya ke wilayah yang didudukinya.
Pasal 50
Kekuasaan Pendudukan, dengan bantuan penguasa-penguasa nasional dan
lokal, harus membantu kelancaran ebkerja semua lembaga yang bertujuan perawatan
dan pendidikan anak-anak.
Kekuasaan Pendudukan harus mengambil segala tindakan yang perlu untuk
memudahkan identifikasi anak-anak dan pendaftaran dari asal-usul mereka.
Kekuasaan Pendudukan bagaimanapun juga, tidak boleh merubah kedudukan
pribadi mereka, atau memasukkan mereka dalam kesauan-kesatuan atau organisasiorganisasi kekuasaannya.
Apabila lembaga-lembaga setempat tak mencukupi untuk tujuan itu, maka
Negara Pendudukan harus mengatur pemeliharaan dan pendidikan anak-anak yatim
piatu atau anak-anak yang terpisah dari ibu-bapaknya sebagai akibat peperangan,
dan yang tak dapat dipelihara dengan baik oleh kerabat atau kawan. Pemeliharaan
dan pendidikan ini jika mungkin dilakukan oleh orang-orang yang sama kebangsaan,
bahasa dan agamanya.
Suatu seksi khusus dari Kantor yang didirikan sesuai dengan Pasal 136, akan
bertanggugn jawab atas segala tindakan yang perlu diambil untuk mengidentifikasi
anak-anak yang identitasnya diragukan. Keterangan-keterangan mengenai ibu-bapak
atau keluarga mereka yang dekat, selalu harus dicatat apabila ada.
Kekuasaan
Pendudukan
tidak
boleh
menghalang-halangi
diadakannya
tindakan-tindakan istimewa mengani makanan, pengobatan dan perlindungan
terhadap akibat-akibat perang yang mungkin telah diadakan sebelum pendudukan
dan yang telah diadakan untuk manfaat
anak-anak dibawah lima belas tahun,
wanita hamil, dan ibu-ibu dari anak-anak dibawah tujuh tahun.
Pasal 51
Kekuasaan Pendudukan tidak boleh memaksa orang-orang yang dilindungi
untuk berdinas dalam angkatan bersenjata atau dinas-dinas pembantunya. Tekanantekanan atau propaganda yang ertujuan untuk emmeproleh tenaga militer sukarela
tidak diperbolehkan.
Kekuasaan Pendudukan tidak boleh memaksa orang-orang yang dilindungi
untuk bekerja, kecuali mereka itu sudah berumur delapan belas tahun. itupun hanya
untuk pekerjaan yang diperlukan, atau untuk kebutuhan tentara pendudukan, atau
untuk untuk jawatan-jawatan pekerjaan umum, atau untuk pemebrian makanan,
naungan, pakaian, pemliharaan pengangkutan atau kesehatan penduduk negara
yang diduduki. Orang-orang yang dilindungi tidak boleh dipaksa untuk melakukan
pekerjaan apapun yang dapat melibatkan mereka dalam kewajiban untuk mengambil
bagian dalam operasi-operasi militer.
Kekuasaan Pendudukan tidak boleh memaksa orang-orang yang dilindungi
untuk menggunakan cara-cara paksaan untuk menjamin keamanan instalasiinstalasi dimana mereka melakukan kerja paksa.
Pekerjaan hanya boleh dilakukan dalam wilayah yang diduduki dimana orangorang yang dipekerjakan secara paksa itu berada. Setiap orang demikian itu sejauh
mungkin harus tetap tinggal pada tempat kerjanya yang baisa. Pekerja-pekerja itu
harus diberi upah yang layak dan pekerjaan mereka harus sebanding dengan
kesanggupan-kesanggupan jasmani dan intelektual mereka.
Ketentuan-ketentuan undang-undang yang berlaku dalam wilayah yang
diduduki, yang berkenan dengan syarat-syarat kerja, dan jaminan-jaminan mengenai
terutama hal-hal seperti upah, jam kerja alat perlengkapan, pendidikan dasar dan
ganti kerugian bagi kecelakaan-kecelakaan dan penyakit-penyakit yang disebabkan
pekerjaan, akan berlaku bagi orang-orang yang dilindungi yang ditugaskan
melakukan pekerjaan yang disebut dalam pasal ini.
Pengerahan tenaga kerja bagaimanapun juga tidak akan mengakibatkan
mobilisasi pekerja-pekerja dalam suatu organisasi yang bersifat militer atau semimiliter.
Pasal 52
Tiada suatu perjanjian, persetujuan atau peraturan boleh mengurangi hak
seorang pekerja, baik pekerja sukarela maupun bukan dan dimanapun ia berada,
untuk berhubungan dengan wakil-wakil Negara-Negara Pelindung untuk minta
campur tangan Negara itu.
Segala peraturan yang bertujuan menimbulkan pengangguran atau membatasi
kesempatan-kesempatan yang diberikan kepada pekerja-pekerja di wilayah yang
diduduki, dengan maksud untuk mendorong mereka agar bekerja bagi Kekuasaan
Pendudukan, adalah dilarang.
Pasal 53
Setiap perusakan oleh Kekuasaan Pendudukan daripada benda-benda bergerak
atau tetap, milik orang sipil perseorangan atau kolektif, atau milik Negara, atau milik
pengiasa-penguasa
umum
lainnya,
atau
organisasi-organisasi
sosial
ataupun
kooperatif adalah dilarang, kecuali apabila perusakan demikian itu sangat diperlukan
oleh operasi-operasi militer.
Pasal 54
Kekuasaan Pendudukan tidak boleh merubah kedudukan pegawai-pegawai
negeri atau hakim di wilayah yang diduduki, atau dengan cara bagaimanapun
menggunakan sanksi atau mengambil tindakan paksaan atau diskriminasi apapun
terhadap mereka, apabila mereka itu tidak melakukan tugas-tugas mereka karena
alasan-alasan hati nurani mereka.
Larangan ini tidak mengurangi berlakunya paragraf kedua dari Pasal 51.
Larangan ini tidak mengurangi hak Kekuasaan Pendudukan untuk memecat pegawai
negeri dari jabatan mereka.
Pasal 55
Dengan segala upaya yang ada padanya, maka Kekuasaan Pendudukan
berkewajiban menjamin persediaan makanan dan obat-obatan bagi penduduk.
Kekuasaan Pendudukan terutama harus memasukkan bahan makanan, persediaan
obat-obatan dan barang-barang lainnya yang diperlukan, apabila persediaan di
wilayah yang diduduki tidak mencukupi.
Kekuasaan Pendudukan tidak boleh merekwisisi bahan makanan, barangbarang atau persediaan obat-obatan yang terdapat dalam wilayah yang diduduki,
kecuali bagi pemakaian tentara pendudukan serta pegawai-pegawai administrasi, dan
hanya setelah kebutuhan-kebutuhan penduduk sipil telah dipertimbangkan. Dengan
memperhatikan ketentuan-ketentuan dari Konvensi internasional lainnya, maka
Kekuasaan Pendudukan harus mengambil tindakanptindakan untuk menjamin
bahwa untuk tiap barang yang dirampas itu dibayar harga yang pantas.
Kekuasaan Pendudukan setiap waktu dapat memeriksa kembali keadaan
persediaan-persediaan makanan dan obat-obatan di wilayah yang diduduki, kecuali
apabila pembatasan-pembatasan sementara harus diadakan keperluan-keperluan
militer yang sangat mendesak.
Pasal 56
Dengan segala kesanggupan yanga da padanya, Kekuasaan Pendudukan
berkewajiban untuk menjamin dan memelihara, dengan bantuan dari penguasapenguasa
nasional
dan
setempat,
bangunan-bangunan
dan
jawatan-jawatan
kesehatan dan rumah sakit, memelihara kesehatan umum dan kebersihan di wilayah
yang diduduki, terutama untuk mengadakan dan menjalankan tindakan-tindakan
profilaktik dan pencegahan yang diperlukan untuk memberantas menyebarnya
penyakit-penyakit menular dan meluasnya epidemi-epidemi. Pegawai dinas kesehatan
dari segala golongan harus diperkenankan untuk menjalankan kewajiban-kewajiban
mereka.
Apabila rumah sakit baru dibangun di wilayah yang iduduki dan apabila dinasdinas yang wenang dari Negara yang diduduki tidak bekerja di sana, maka penguasapenguasa
penduudkan
jika
perlu,
harus
memberikan
mereka
pengakuan
sebagaimana tercantum dalam Pasal 18. Dalam keadaan-keadaan seruap, penguasapenguasa pendudukan juga harus memberikan pengakuan kepada pegawai rumah
sakit dan kendaraan pengangkutan berdasarkan ketentuan-ketentuan Pasal 20 dan
21.
Dalam
mengadakan
tindakan-tindakan
kesehatan
dan
kebersihan
dan
pelaksanaannya, Kekuasaan Pendudukan harus turut mempertimbangkan perasaaperasaan kesusilaan dan etika daripada penduduk wilayah yang diduduki.
Pasal 57
Kekuasaan Pendudukan boleh merekwisisi rumah-rumah sakit sipil hanya
untuk sementara saja dan hanya dalam hal-hal keperluan yang mendesak bagi
perawatan orang-orang militer yang suka dan sakit, dan juga dengan syarat bahwa
dalam waktu yang pantas diadakan pengaturan sepantasnya bagi perawatan orangorang militer yang luka dan sakit, dan juga dengan syarat bahwa dalam waktu yang
pantas diadakan pengaturan sepantasnya bagi perawatan dan pengobatan pasienpasien, serta kebutuhan penduduk sipil akan tempat-tempat di rumah sakit.
Alat-alat perlengkapan dan persediaan-persediaan rumah-rumah sakit sipil
tidak boleh direkwisisi selama alat perlengkapan dan persediaan-perseidaan itu
diperlukan bagi kebutuhan pendudukan sipil.
Pasal 58
Kekuasaan Pendudukan harus mengizinkan petugas-petugas keagamaan untuk
memberikan bantuan rohani kepada anggota-anggota jemaah keagamaan mereka.
Kekuasaan Pendudukan juga harus menerima kiriman buku-buku dan barangbarang yang idbutuhkan bagi keperluan keagamaan dan harus membantu pembagian
kiriman-kiriman itu di wilayah yang diduduki.
Pasal 59
Apabila seluruh atau sebagian dari penduduk sesuatu wilayah yang diduduki
tidak mempunyai persediaan-persediaan cukup, maka Kekuasaan Pendudukan harus
menyetujui rencana-rencana pemberian bantuan bagi penduduk tersebut, dan harus
membantu rencana-rencana demikian itu dengan segala kesanggupan yang ada
padanya.
Rencana-rencana bantuan demikian yang mungkin diadakan, atau oleh
Negara-Negara atau oleh organisasi-organisasi perikemanusiaan yang tak memihak
seperti Komite Internasional Palang Merah, terutama harus berisikan pemberianpemberian kiriman bahan makanan, persediaan obat-obatan dan pakaian.
Semua Pihak Peserta harus mengizinkan lalu lintas bebas daripada kirimankiriman ini, dan harus menjamin perlindungannya.
Akan tetapi suatu Negara yang mengizinkan perjalanan bebas kiriman-kiriman
yang menuju ke wilayah yang diduduki oleh Pihak lawan dalam pertikaian, berhak
untuk memeriksa kiriman-kiriman itu untuk mengatur perjalanannya sesuai dengan
waktu dan rencana perjalanan yang telah ditentukan, dan berhak untuk emndapat
jaminan sepantasnya dari Negara Pelindung bahwa kiriman-kiriman itu akan
dipergunakan untuk menolong penduduk yang membutuhkannya dan tidak akan
dipergunakan untuk keuntungan Kekuasaan Pendudukan.
Pasal 60
Kiriman-kiriman sumbangan sekali-kali tidak akan membebaskan Kekuasaan
Pendudukan dari kewajiban dan tanggung jawab apapun dibawah Pasal 55, 56 serta
Pasal 59. Kekuasaan Pendudukan bagaimanapun juga tidak boleh membelokkan
kiriman-kiriman sumbangan itu dari tujuannya yang dimaksudkan semula, kecuali
dalam hal-hal keperluan mendesak, guna kepentingan-kepentingan penduduk
wilayah yang diduduki dan dengan persetujuan Negara Pelindung.
Pasal 61
Pembagian kiriman-kiriman sumbangan yang tercantum dalam Pasal-Psal di
atas, harus diselenggarakan dengan kerjasama dan di bawah pengawasan Negara
Pelindung. Kewajiban ini, dengan persetujuan dari Kekuasaan Pendudukan dan
Negara Pelindung, dapat juga diserahkan kepada suatu Negara Netral, ekpada Komite
Internasional
Palang
Merah
atau
kepada
setiap
badan
tak
memihak
dan
perikemanusiaan lainnya.
Kiriman-kiriman
demikian
harus
dibebaskan
dari
segala
biaya-biaya,
kewajiban-kewajiban pajak atau bea dalam wilayah yang diduduki, kecauli apabila
hal itu diperlukan demi kepentingan ekonomi wilayah itu. Kekausaan Pendudukan
harus memberi kelonggaran-kelonggaran untuk membantu pembagian yang cepat
daripada kiriman-kiriman itu.
Segenap Pihak Peserta Agung harus berusaha untuk mengizinkan lalu lintas
dan pengangkutan yang bebas biaya daripada kirman-kiriman sumbangan demikian
dalam perjalanan kiriman-kirman itu menuju wilayah yang diduduki.
Pasal 62
Kecuali jika ada alasan-alasan keamanan yang sangat mendesak, maka orangorang yang dilindungi dalam wilayah yang diduduki diperkenankan untuk menerima
kiriman sumbangan individual yang dikirimkan kepada mereka.
Pasal 63
Dengan tidak mengurangi tindakan-tindakan sementara dan istimewa yang
diadakan oleh Kekuasaan Pendudukan karena alasan-alasan keamanan yang sangat
mendesak, maka:
a) Perhimpunan Palang Merah Nasional (Bulan Sabit Merah, Singa dan Matahari
Merah) harus dapat melakukan kegiatan-kegiatan mereka sesuai dengan asasasas Palang Merah, sebagaimana dirumuskan oleh Konferensi-konferensi
Palang Merah Internasional. Perhimpunan penolong-penolong lainnya harus
diizinkan untuk meneruskan kegiatan-kegiatan perikemanusiaan mereka
dengan syarat-syarat serupa.
b) Kekuasaan Pendudukan tidak boleh menuntut diadakannya perubahanperubahan apapun dalam susunana pegawai atau struktur perhimpunanperhimpunan itu, yang dapat merugikan kegiatan-kegiatan tersebut diatas.
Asas-asas yang sama akan berlaku bagi kegiatan-kegiatan dan kepegawaian
daripada organisasi-organisasi khusus yang tidak bersifat militer, yang sudah ada
atau yang mungkin akan diadakan, dengan maksud menjamin syarat-syarat
kehidupan penduduk sipil dengan emmelihara jawatan-jawatan pekerjaan umum
yang esensial, dengan membagi-bagikan kiriman-kiriman sumbangan dan dengan
mengorganisir regu-regu penolong.
Pasal 64
Perundang-undangan hukum pidana wilayah yang diduduki akan tetap
berlaku, dengan pengeceualian bahwa undang-undang demikian dapat dicabut atau
ditangguhkan pelaksanaannya oleh Kekuasaan Pendudukan dalam hal-hal, dimana
undang-undang ini merupakan suatu ancaman terhadap keamanannya atau
merupakan
penghalang
bagi
pelaksanaan
Konvensi
ini.
Dengan
mengingat
pertimbangan yang disebut terakhir di atas dan untuk menjamin pelaksanaan
peradilan yang efektif, pengadilan wilayah yang diduduki harus terus melaksanakan
tugasnya bertalian dengan segala kejahatan yang diatur oleh undang-undang hukum
pidana termaksud.
Akan tetapi Kekuasaan Pendudukan boleh menggunakan ketentuan-ketentuan
hukum atas penduduk wilayah yang diduduki, yang perlu untuk memungkinkan
Kekuasaan Pendudukan memenuhi kewajiban-kewajibannya menurut Konvensi ini,
untuk memelihara pemerintahan memenuhi pemerintahan yang teratur dari wilayah
dan untuk menjamin keamanan Kekuasaan Pendudukan, anggota dan harta miik
angkaan perang atau pemerintah pendudukan dan pula untuk keamanan gedunggedung dan saluran-saluran perhubungan yang mereka pergunakan.
Pasal 65
Ketentuan-ketentuan hukum pidana hanya berlaku setelah diumumkan dan
diberitahukan kepada penduduk dalam bahasa mereka sendiri. Ketentuan-ketentuan
hukum pidana ini tidak boleh berlaku surut.
Pasal 66
Dalam hal terjadinya pelanggaran terhadap ketentuan-ketentuan hukum
pidana yang ditetapkannya berdasarkan paragraf kedua dari Pasal 64, maka
Kekuasaan Pendudukan dapat menyerahkan si tertuduh kepada pengadilanpengadilan militer yang non politis dan yang dibentuk dengan sewajarnya, dengan
syarat bahwa pengadilan tersebut bersidang di wilayah negara yang diduduki.
Pengadilan-pengadilan bandingan sebaiknya bersidang di wilayah negara yang
diduduki.
Pasal 67
Pengadilan-pengadilan itu hanya boleh menggunakan ketentuan-ketentuan
hukum yang telah berlaku sebelum pelanggaran yang dituduhkan, dan yang sesuai
dengan asas-asas hukum umum, terutama asas bahwa hukuman harus seimbang
dengan
pelanggaran
yang
dilakukan.
Pengadilan-pengadilan
itu
harus
turut
mempertimbangkan hal bahwa yang tertuduh seorang warga negara Kekuasaan
Pendudukan.
Pasal 68
Orang-orang yang dilindungi yang telah melakukan suatu pelanggaran yang
khusus ditujukan untuk emrugikan Kekuasaan Pendudukan akan tetapi yang tidak
merupakan suatu percobaan atas jiwa dan raga anggota-anggota tentara atau
administrasi pendudukan, yang juga tidak merupakan suatu bahaya kolektif besar,
maupun yang tidak merusak dengan hebat harta milik tentara dan administrasi
pendudukan atau instalasai-instalasi yang dipakai mereka, dapat dikenakan
interniran atau hukuman penjara biasa, asal saja lamanya interniran atau hukuman
penjara itu seimbang dengan pelanggaran yang telah dilakukan. Selanjutnya,
penginterniran atau hukuman penjara untuk pelanggaran-pelanggaran demikian,
merupakan tindakan satu-satunya yang boleh dipakai untuk merampas kebebasan
orang-orang yang dilindungi.
Pengadilan-pengadilan yang dimaksudkan oleh Pasal 66 dai Konvensi ini dapat,
atas kebijaksanaan senidir merubah hukuman penjara menjadi internira untuk
jangka waktu yang sama.
Peraturan-peraturan
hukum
pidana
yang
diumumkan
oleh
Kekuasaan
Pendudukan sesuai dengan Pasal-Pasal 64 dan 65 hanya dapat menetapkan
hukuman mati atas diri seorang yang dilindungi, dalam hal-hal dimana orang itu
bersalah melakukan pekerjaan mata-mata, perbuatan sabotase yang berat terhadap
instalasi-instalasi
militer
Kekuasaan
Pendudukan,
atau
karena
pelanggaran-
pelanggaran disengaja yang dapat dihukum dengan kematian dibawah hukum
wilayah yang diududki yang berlaku sebelum pendudukan dimulai.
Hukuman mati itu tidak boleh dijatuhkan atas diri seorang yang dilindungi,
kecuali jika pengadilan sudah memperhatikan terutama hal bahwa karena yang
tertuduh itu buka warganegara Kekuasaan Pendudukan, ia tidak terikat pada
Kekuasaan Pendudukan oleh kewajiban kesetiaan.
Bagaimanapun juga, hukuman mati tidak boleh dijatuhkan atas diri seorang
yang dilindungi, yang berumur dibawah delapan belas tahun pada waktu pelanggaran
itu dilakukan.
Pasal 69
Lamanya jangka waktu selama seorang yang dilindungi, yang dituduh
melakukan pelanggaran, berada dalam tahanan sambil menunggu peradilan atau
hukuman, harus selalu dikurangkan dari jangka waktu hukuman yang dijatuhkan.
Pasal 70
Orang-orang yang dilindungi tidak boleh ditangkap, dituntut atau dihukum
oleh Kekuasaan Pendudukan untuk perbuatan-perbuatan yang dilakukan atau untuk
pendapat-pendapat yang diucapkan sebelum masa pendudukan atau selama
penghentian sementara masa pendudukan, kecuali untuk pelanggaran dari hukumhukum dan kebiasaan-kebiasaan perang.
Warganegara Kekuasaan Pendudukan yang sebelum pecahnya permusuhan
telah mencari perlindungan dalam wilayah Negara yang diududki, tidak boleh
ditangkap, dituntut, dihukum atau dideportasikan dari wilayah yang diduduki,
kecuali
untuk
pelanggaran-pelanggaran
yang
dilakukan
sesudah
pecahnya
permusuhan, atau untuk pelanggaran-pelanggaran dibawah hukum biasa yang
dilakukan sebelum pecahnya permusuhan, yang menurut hukum Negara yang
diduduki, membenarkan penyerahan (ekstradisi) dalam waktu damai.
Pasal 71
Pengadilan-pengadilan yang wenang dari Kekuasaan Pendudukan tidak boleh
menjatuhkan hukuman, kecuali sesudah diadakan suatu pemeriksaan pengadilan
yang teratur.
Orang-orang tertuduh, yang dituntut oleh Kekuasaan Pendudukan harus
dengan segera diberitahu, secara tertulis, dalam bahasa yang mereka pahami,
tentang tuduhan-tuduhan yang diajukan terhadap mereka. Mereka harus diadili
selekas mungkin. Negara Pelindung harus diberitahukan tentang semua pemeriksaan
pengadilan yang diadakan oleh Kekuasaan Pendudukan terhadap orang-orang yang
dilindungi, yang berkenan dengan tuduhan-tuduhan dengan ancaman hukuman mati
atau hukuman penjara dua tahun atau lebih. Negara Pelindung harus dimungkinkan
untuk setiap waktu memperoleh keterangan mengenai keadaan dari epmeriksaanpemeriksaan
pengadilan
demikian.
Selanjutnya,
Negara
Pelindung
atas
permintaannya, berhak untuk diberi segala keterangan-keterangan mengenai semua
perkara pengadilan yang diadakan oleh Kekuasaan Pendudukan terhadap orang yang
dilindungi.
Pemberitahuan kepada Negara Pelindung, sebagaimana tercantum dalam
paragraf kedua di atas, harus dikirim segera, dan selalu harus sampai pada
Kekuasaan Pelindung tiga minggu sebelum tanggal sidang yang pertama. Kecuali jika
pada pembukaan sidang perngadilan telah terbukti bahwa ketentuan-ketentuan dari
Pasal ini telah dipenuhi seluruhnya, maka peradilan tidak boleh dilanjutkan.
Pemberitahuan itu harus memuat hal-hal seperti berikut:
a) Keterangan-keterangan mengenai diri si tertuduh;
b) Tempat kediaman tuduhan atau tuduhan-tuduhan (dengan menyebutkan
ketentuan-ketentuan pidana yang menjadi dasar penuntutan);
c) Perincian tuduhan atau tuduhan-tuduhan (dengan menyebutkan ketentuanketentuan pidana yang menjadi dasar penuntutan);
d) Penunjukan pengadilan yang akan mengadili perkara itu;
e) Tempat dan tanggal sidang pertama.
Pasal 72
Orang-orang tertuduh berhak untuk mengajukan bukti-bukti yang diperlukan
guna pembelaan mereka, dan terutama boleh memanggil saksi-saksi. Mereka berhak
dibantu oleh seorang pembela atau penasehat yang cakap yang dipilihnya sendiri,
yang harus dapat mengunjungi mereka dengan leluasa dan harus mendapat fasilitas
untuk mempersiapkan pembelaan.
Bilamana tertuduh sendiri gagal memilih, maka Negara Pelindung dapat
menyediakan seorang pembela atau penasehat hukum baginya. Apabila seorang
tertuduh harus menghadapi tuduhan berat dan Negara Pelindung tidak menjalankan
tugasnya, maka Kekuasaan Pendudukan harus menyediakan seorang pembela atau
penasehat hukum, yang harus mendapat persetujuan si tertuduh.
Orang-orang yang tertuduh, kecuali jikalau mereka dengan sukarela menolak
bantuan demikian, harus mendapat pertolongan seorang penerjemah, baik selama
pemeriksaan pendahuluan maupun selama pemeriksaan di pengadilan. Maka berhak
untuk setiap waktu menolak seorang penerjemah dan untuk meminta penggantinya
oleh orang lain.
Pasal 73
Seorang terhukum berhak untuk minta banding sebagaimana diatur oleh
hukum yang dipergunakan oleh pengadilan. Ia harus diberitahukan sepenuhnya
tentang hak banding atau petisinya itu dan tentang batas waktu dalam mana ia dapat
menggunakan hak-haknya itu.
Hukum acara pidana yang termaktub dalam Seksi ini akan berlaku, sejauh hal
itu dapat digunakan bagi perkara-perkara banding itu. Apabila hukum yang
dipergunakan oleh pengadilan tidak mengandung ketentuan-ketentuan mengenai hak
banding, maka orang terhukum berhak mengajukan petisi pada penguasa yang
wenang dari Kekuasaan Pendudukan terhadap keputusan dan hukuman yang
dijatuhkan.
Pasal 74
Wakil-wakil Negara Pelindung berhak menghadiri sidang pengadilan dari setiap
orang yang dilindungi, kecuali apabila sidang itu, sebagai tindakan perkecualian,
harus
diadakan
secara
tertutup
demi
kepentingan
keamanan
Kekuasaan
Pendudukan, yang dalam hal demikian harus memberitahukan Negara Eplindung.
Suatu pemberitahuan mengenai waktu dan tempat sidang pengadilan harus dikirim
kepada Negara Pelindung.
Setiap keputusan yang mengandung hukuman mati, atau hukuman penjara
dua tahun atau lebih, harus selekas mungkin diberitahukan beserta alasanalasannya kepada Negara Pelindung. Pemberitahuan itu harus memuat suatu
penunjukan pada pemberitahuan yang dbuat berdasarkan Pasal 71 dan, dalam hal
hukuman penjara, nama dari tempat dimana hukuman itu harus dijalani. Suatu
daftar
dari
keputusan-keputusan
selain
daripada
keputusan-keputusan
yang
disebutkan di atas, harus diadakan oleh pengadilan dan akan terbuka untuk
diperiksa oleh wakil Negara Pelindung. Setiap tenggang waktu yang diperkenankan
bagi permintaan banding dalam hal keputusan yang mengadung hukuman mati, atau
hukuman penjara dua tahun atau lebih, baru akan mulai berjalan setelah
pemberitahuan tentang keputusan itu telah diterima oleh Negara Pelindung.
Pasal 75
Orang-orang yang dihukum mati sekali-kali tidak boleh dirampas haknya
untuk memohon ampun atau pembatala hukumannya.
Hukuman mati tidak boleh dilaksanakan sebelum berakhirnya suatu masa
sekurang-kurangnya enam bulan, terhitung mulai dari tanggal penerimaan suatu
pemberitahuan oleh Negara Pelindung tentang keputusan terakhir yang menegaskan
hukuman mati itu atau suatu perintah yang menolak pemberian ampun atau
pembatalan hukuman mati itu.
Waktu enam bulan bagi penangguhan hukuman mati yang ditetapkan disini
dalam perkara-perkara tertentu bagi penangguhan hukuman mati yang ditetapkan di
sini dalam perkara-perkara tertentu dan dalam keadaan-keadaan darurat hebat,
berupa suatu ancaman yang diorganisir terhadap eaanan Kekuasaan Pendudukan
atau angkatan bersenjatanya, dapat dikurangi, asal saja Negara Pelindung selalu
diberitahu mengenai penguruangan demikian dan diberi waktu dan kesempatan yang
patut untuk mengajukan keberatan-keberatanya kepada penguasa pendudukan yang
wenang mengenai hukuman-hukuman mati demikian.
Pasal 76
Orang-orang yang dilindungi telah melakukan suatu pelanggaran harus
ditahan dalam wilayah negara yang diduduki, dan jika dihukum, harus menjalankan
hukuman mereka di sana.
Apabila mungkin, mereka harus dipisahkan dari tahanan-tahanan lainnya dan
harus menikmati syarat-syarat mengenai makanan dan kebersihan yang harus cukup
baik untuk empertahankan mereka dalam keadaan kesehatan yang baik, dan yang
sedikit-dikitnya sama dengan apa yang berlaku dalam penjara-penjara di negara yang
diduduki itu.
Mereka harus mendapat pengamatan kesehatan, yang dibutuhkan oleh
kesehatan mereka.
Mereka juga berhak untuk menerima setiap bantuan kerohanian yang mereka
mungkin perlukan.
Wanita harus ditahan dalam ruangan-ruangan yang terpisah dan harus berada
dibawah pengawasan langsung dari wanita.
Perhatian yang sewajarnya harus diberikan terhadap perlakuan khusus bagi
orang yang belum dewasa.
Orang-orang yang dilindungi yang ditahan berhak untuk dikunjungi oleh wakilwakil Negara Pelindung dan oleh wakil-wakil Komite Internasional Palang Merah
sesuai dengan ketentuan-ketentuan Pasal 143.
Orang-orang demikian berhak untuk menerima sekurang-kurangnya satu
bingkisan sumbangan setiap bulan.
Pasal 77
Orang-orang yang dilindungi yang telah dituduh melakukan pelanggaranpelanggaran atau yang telah dihukum oleh Pengadilan-Pengadilan dalam wilayah
yang diduduki, pada waktu berakhirnya pendudukan harus diserahkan dengan
daftar-daftar keterangan yang bersangkutan kepada penguasa-penguasa dari wilayah
yang telah dibebaskan.
Pasal 78
Apabila Kekuasaan Pendudukan berdasarkan alasan-alasan keamanan yang
mendesak menganggap perlu untuk mengambil tndkan-tindakan keselamatan
mengenai orang-orang yang dilindungi, maka Kekuasaan Pendudukan paling banyak
hanya boleh memaksa mereka tinggal di tempat kediaman yang ditunjuk atau
menempatkan mereka dalam interniran.
Keputusan-keputusan
mengenai
tempat
kediaman
yang
ditunjuk
atau
interniran demikian, harus diambil menurut suatu prosedur teratur yang akan
ditetapkan
Konvensi
oleh
ini.
Kekuasaan
Prosedur
ini
Pendudukan,
harus
sesuai
memuat
hak
dengan
ketentuan-ketentuan
banding
bagi
pihak-pihak
bersangkutan. Perkara-perkara banding harus diputuskan dengan secepat-cepatnya.
Apabila keputusan semula dikuatkan, maka keputusan itu dapat ditinjau kembali
secara berkala, apabila mungkin setiap enam bulan sekali, oleh badan yang wenang
yang dibentuk oleh Kekuasaan Pendudukan.
Orang-orang yang dilindungi yang harus tinggal di tempat kedaiaman yang
ditunjuk sehingga harus meninggalkan rumah-rumah mereka, akan mendapat
menafaat yang penuh dari Pasal 39 dari Konvensi ini.
Seksi IV
Peraturan-Peratuan Mengenai Perlakuan Orang-Orang
Yang Diinternir
Bab I
Ketentuan-Ketentuan Umum
Pasal 79
Pihak-pihak dalam pertikaian hanya boleh menginternir orang-orang yang
dilindungi, sesuai dengan aturan-aturan Pasal-Pasal 41, 42, 43, 68 dan Pasal 78.
Pasal 80
Orang-orang yang diinterniran tetap memiliki kedudukan dan kemampuan sipil
mereka sepenuhnya dan akan dapat melaksanakan hak-hak yang bersangkutan
dengan kedudukan sipil yang mereka miliki itu.
Pasal 81
Pihak-pihak dalam pertikaian yang menginternir orang-orang yang dilindungi
berkewajiban untuk memelihara mereka dengan Cuma-Cuma, dan juga untuk
memberikan mereka perawatan kesehatan yang dibuthkan oleh keadaan kesehatan
mereka.
Pengurangan tunjangan, upah atau tagihan-tagihan yang menjadi hak kaum
interniran untuk penggantian biaya-biaya itu tidak boleh dilakukan.
Kekuasaan Penahan harus membantu pemeliharaan orang-orang yang menjadi
tanggungan kaum interniran, apabila orang-orang demikian itu tidak mempunya
sumber penghasilan yang cukup atau tidak mampu mencari nafkah.
Pasal 82
Negara Penahan sedapat mungkin, harus menempatkan kaum interniran
menurut kebangsaan, bahasa dan adat istiadat mereka. Kaum interniran yang sama
kebangsaannya, tidak bolh dipisahkan hanya karena perbedaan bahasa.
Selama berlangsungnya penginterniran, maka anggota keluarga yang sama,
dan terutama orang tua dan anak-anak, harus ditempatkan bersama dalam tempat
penginterniran yang sama, kecuali apabila perlu diadakan pemisahan sementara
karena sebab-sebab pekerjaan atau kesehatan, atau untuk maksud-maksud
pelaksanaan ketentuan-ketentuan Bab IX dari Seksi ini. Kaum interniran boleh
memohon agar anak-anak mereka yang hidup bebas tanpa perawatan orang tua,
diinternir bersama mereka.
Dimana mungkin, maka anggota-anggota suatu keluarga yang sama diinternir,
harus ditempatkan dalam gedung-gedung yang sama dan diberikan ruangan tinggal
yang terpisah dari kaum interniran lainnya, termasuk fasilitas-fasilitas guna
menjalankan kehidupan keluarga yang layak.
Bab II
Tempat-Tempat Interniran
Pasal 83
Negara Penahan tidak boleh membangun tempat-tempat interniran dalam
daerah-daerah yang sangat terancam bahaya perang.
Negara Penahan harusmemebrikan kepada Negara-Negara musuh, dengan
perantaraan Negara Pelindung, segala keterangan-keterangan yang berguna mengenai
letak geografis tempat-tempat interniran.
Kapan saja pertimbangan-pertimbangan militer mengizinkan, maka tempat
interniran harus ditandai dengan huruf T.I. (Tempat Interniran = IC = Internment
Camps), yang ditempatkan sedemikian rupa sehinnga terlihat jelas di siang hari dari
udara.
Akan tetapi Negara-Negara yang bersangkutan boleh bermufakat untuk
memekai setiap sistem penandaan yang lain. Tiada tempat-tempat lain selain tempat
interniran boleh ditandai demikian.
Pasal 84
Orang-orang interniran harus ditempatkan dan diurus secara terpisah dari
tawanan perang dan dari orang-orang yang dirampas kebebasannya karena sebabsebab yang lain.
Pasal 85
Negara penahan berkewajiban mengambil segala tindakan yang perlu dan
mungkin untuk menjamin bahwa orang-orang yang dilindungi, sejak permulaan
penginterniran, ditempatkan di gedung-gedung atau tempat itnggal yang memberikan
segala jaminan mengenai kebersihan dan kesehatan, serta memberi perlindungan
yang efisien terhadap kedahsyatan iklim, serta akibat peperangan. Tempat-tempat
interniran tetap bagaiamanapun juga tidak boleh terletak di daerah yang tidak sehat
atau daerah yang iklimnya tidak baik bagi kaum interniran. Apabila daerah, tempat
seorang yang dilindungi diinternir untuk sementara, merupakan daerah yang tidak
sehat atau mempunyai iklim yang membahayakan kesehatannya, maka secepat
keadaan mengizinkan ia harus dipindahkan ke suatu tempat interniran yang lebih
cocok.
Gedung itu harus dengan sepenuhnya dilindungi dari lembab, harus diapnasi
dan diterangi secukupnya, terutama antara senja dan malam hari.
Ruangan tidur harus cukup luas, dan mempunyai ventilasi yang baik. Kaum
interniran harus mempunyai tempat tidur yang pantas dan selamat yang cukup,
dengan mempertimbangkan iklim, umur, jenis kelamin, serta keadaan kesehatan
kaum interniran.
Orang-orang interniran harus memperoleh untuk keperluan mereka, siang dan
malam, kamar mandi dan kamar kecil yangmemenuhi syarat-syarat, dan yang terusmenerus dipelihara dalam keadaan bersih. Kamar mandi dan kakus itu harus
dilengkapi dengan air dan sabun yang cukup bagi pembersihan badan mereka seharihari dan untuk mencuci-cucian sendiri. Instalasi-instalasi serta fasilitas-fasilitas yang
diperlukan untuk maksud ini harus diberikan kepada mereka. Pancuran atau tempat
mandi juga harus disediakan. Waktu yang diperlukan untuk mencuci dan guna
pembersihan badan harus disediakan.
Apabila, sebagai suatu tindakan perkecualian dan sementara, interniran wanita
yang bukan anggota suatu kesatuan kelaurga perlu ditempatkan dalam tempat
interniran yang sama dengan laki-laki, maka ketentuan-ketentuan tentang ruangan
tidur dan kamar mandi serta kakus terpisah bagi kaum wanita demikian harus
dilaksanakan.
Pasal 86
Negara Penahan harus menyediakan bagi orang-orang yang dinternir, apapun
mazhab mereka, gedung-gedung yang layak untuk melakukan ibadah.
Pasal 87
Dalam tiap tempat interniran harus diadakan kantin-kantin, kecuali apabila
terdapat
fasilitas-fasilitas
layak
lainnya.
Tujuan
kantin
itu
ialah
untuk
emmungkinkan kaum interniran mengadakan pembelian makanan dan barangbarang keperluan sehari-hari lainnya, yang dapat menambah kesenangan pribadi
mereka, termasuk sabun dan tembakau dengan harga yang tidak melebihi harga
pasar setempat.
Laba yang diperoleh kantin-kantin itu diperuntukkan suatu dana kesejahteraan
yang harus didirikan ditiap tempat interniran, dan diselenggarakan untuk manfaaat
kaum interniran sebagaimana diatur oleh Pasal 102, berhak untuk memeriksa
pengurusan kantin dan dana tersebut.
Jika
suatu
tempat
interniran
ditutup,
maka
neraca
kredit
dana
kesejahteraannya harus dipindahkan harus dipindahkan ke dana kesejahteraan
tempat interniran bagi kaum interniran yang sama kebangsaannya atau, apabila
tidak ada tempat demikian, ke dana kesejahteraan pusat yang harus diselenggarakan
bagi manfaat semua kaum interniran yang ada di bawah pengawasan Negara
Penahan. Dalam hal pembebasan umum, maka laba tersebut akan disimpan oleh
Negara Penahan, kecuali apabila ditentukan lain dalam suaut persetujuan antara
Negara-Negara yang bersangkutan.
Pasal 88
Dalam
semua
seranganudara
dan
tempat-tempat
bahaya-bahaya
interniran
perang
yang
lainnya,
terancam
harus
serangan-
diadakan
tempat
berlidnung dalam jumlah dan dengan kekuatan yang cukup untuk menjamin
perlindungan yang diperlukan. Apabila ada tanda bahaya, maka orang-orang
interniran bebas untuk memasuki tempat perlindungan demikian itu secepat
mungkin, kecuali mereka yang tinggal untuk melindungi tempat-tempat interniran
mereka terhadap bahaya-bahaya tersebut di atas. Setiap tindakan perlindungan yang
diambil untuk kepentingan penduduk juga berlaku bagi mereka.
Bab III
Makanan dan Pakaian
Pasal 89
Rangsum makanan harian bagi interniran harus cukup kualitas, kuantitas dan
variasinya, untuk memelihara orang interniran dalam keadaan kesehatan yang baik,
dan
mencegah
terjadinya
penyakit
kekurangan
makan.
Juga
harus
turut
dipertimbangkan kebiasaan makan dari orang interniran.
Orang interniran juga harus diberi alat-alat yang memungkinkan mereka
membuat sendiri makanan tambahan yang ada pada mereka.
Air minum yang cukup harus diberikan kepada orang interniran. Pemakaian
tembakau harus diizinkan.
Orang interniran yang bekerja harus menerima rangsum tambahan seimbang
dengan macam pekerjaan yang mereka lakukan. Ibu-ibu yang hamil dan yang sedang
menyusui dan anak-anak di bawah umur lima belas tahun, harus diberi makanan
tambahan, sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan psikologis mereka.
Pasal 90
Pada waktu interniran ditaruh dibawah pengawasan, mereka harus diberi
segala bantuan untuk memperoleh bagi diri mereka sendiri pakaian, sepatu , serta
pakaian dalam untuk salin yang perlu, dan kemudian, untuk memperoleh barang
lainnya, apabila perlu. Apabila seorang interniran tidak mempunyai pakaian cukup,
dan ia tak sanggup memperolehnya, maka dengan mempertimbangkan keadaan
iklim, pakaian itu harus disediakan bagi mereka oleh Negara Penahan dengan cumacuma.
Pakaian yang diberikan oleh Negara Penahan kepada interniran serta tandatanda pada sebelah luar pakaian mereka itu tidak boleh meerndahkan martabat
mereka maupun memberikan alasan untuk mengejek mereka.
Kaum pekerja harus menerima perlengkapan kerja yang wajar, termasuk
pakaian perlindungan, kapan saja sifat pekerjaan mereka menghendakinya.
Bab IV
Kebersihan dan Pengamatan Kesehatan
Pasal 91
Setiap tempat interniran harus mempunyai rumah sakit yang cukup memenuhi
syarat, dibawah pimpinan seorang dokter yang berijazah, dimana kaum interniran
dapat memperoleh pengamatan kesehatan yang mereka perlukan, begitu pula
makanan yang tepat. Ruangan-ruangan yang terpisah harus disediakan untuk
peristiwa-peristiwa penyakit menular atau penyakit jiwa.
Peristiwa-peristiwa kehamilan serta orang-orang interniran yang menderita
penyakit berat, atau yang keadaannya memerlukan pengobatan khusus, pembedahan
atau perawatan di rumah sakit, harus diperkenankan memasuki setiap lembaga
keshatan dimana dapat diberikan pengobatan yang secukupnya dan harus menerima
perawatan yang tidak lebih buruk daripada yang diberikan kepada penduduk pada
umumnya.
Orang interniran sedapat dapatnya harus memeproleh pengamatan kesehatan
dari anggota dinas kesehatan yang sekebangsaan dengan mereka.
Orang-orang interniran tidak boleh dicegah untuk mengajukan diri kepada
petugas-petugas
kesehatan
untuk
diperiksa.
Apabila
diminta,
pejabat-pejabat
kesehatan Negara Penahan, harus memberikan kepada setiap interniran yang telah
mendapat perawatan yang telah diberikan. Salinan daripada sertifikat itu harus
dikirim ke Kantor Pusat Penerangan tersebut dalam Pasal 140.
Pengobatan termasuk pula pemberian setiap alat yang diperlukan untuk
memelihara orang interniran dalam keadaan kesehatan yang baik, terutama gigi
buatan dan alat-alat buatan lainnya serta kacamata, diberikan kepada interniran
dengan cuma-cuma.
Pasal 92
Pemeriksaan kesehatan para interniran harus dilakukan sekurangkurangnya
sekali sebulan. Maksud pemeriksaan itu terutama adalah untuk mengawasi keadaan
kesehatan
umum,
makanan
dan
kebersihan
orang
interniran,
serta
untuk
menemukan penyakit-penyakit menular, teristimewa tuberculosis, malaria, dan
penyakit
kelamin.
Pemeriksaan-pemeriksaan
itu
harus
meliputi
terutama
pemeriksaan berat badan tiap interniran dan suatu pemeriksaan radioskopis
sekurang-kurangnya sekali setahun.
Bab V
Kegiatan-Kegiatan Keagamaan, Intelektual dan Jasmani
Pasal 93
Orang interniran harus menikmati kebebasan penuh dalam menjalankan
kewajiban-kewajiban keagamaan mereka, termasuk menghadiri upacara-upacara
keagamaan dengan syarat bahwa mereka memenuhi peraturan-peraturan disipliner
yang ditentukan oleh penguasa-penguasa penahan.
Petugas-petugas keamanan yang diinternir harus diperkenankan menjalankan
kewajiban mereka terhadap anggota-anggota jemaah mereka dengan leluasa. Untuk
maksud ini Negara Penahan
harus menjamin bahwa petugas keagamaan itu
disebarkan dengan merata diantara berbagai tempat interniran dimana terdapat
orang interniran yang berbahasa sama dan tergolong dalam bahasa yang sama.
Apabil jumlah petugas-petugas keagamaan itu terlalu sedikit maka Negara Penahan
harus menyediakan bagi mereka fasilitas-fasilitasyang diperlukan, termasuk alat-alat
pengangkutan, untuk bergerak dari satu tempat ke lain tempat dan mereka harus
diiznkan untuk mengunjungi setiap orang interniran yang dirawat di rumah sakit.
Petugas-petugas keagamaan harus bebas untuk melakukan surat-menyurat tentang
hal ikhwal yang mengenai tugas keagamaan mereka dengan pembesar-pembesar
keagamaan dalam negara dimana mereka ditahan, dan seberapa dapat dengan
organisasi-organisasi keagamaan internasional daripada agama mereka. Suratmenyurat itu tidak boleh dianggap sebagai bagian dari jatah tersebut dalam Pasal
107.
Akan tetapi surat-menyurat itu harus memenuhi ketentuan-ketentuan Pasal
112. Jika orang interniran tidak dapat memperoleh bantuan rohani dari petugas
keagamaan agama mereka, atau apabila petugas-petugas keagamaan itu terlalu
sedikit jumlahnya, maka pembesar-pembesar keagamaan setempat yang seagama
dapat mengangkat, dengan persetujuan Negara Penahan, seorang petugas keagamaan
dari agama seruap atau seorang awam yang cakap. Orang tersebut belakangan ini
harus memperoleh segala fasilitas yang diberikan kepada jabatan keagamaan yang
telah ia terima. Orang-orang yang telah diangkat demikian harus mematuhi semua
perauran yang ditetapkan oleh Negara Penahan untuk kepentingan disiplin dan
keamanan.
Pasal 94
Negara Penahan harus memberi dorongan pada kegaitan-kegiatan intelektual,
pendidikan serta rekreasi, olah raga dan permainan-permainan antara kaum
interniran, seraya embiarkan mereka bebas untuk turut serta dalam kegiatankegiatan itu atau tidak.
Negara-Negara Penahan harus mengambil segala tindakan yang mungkin untuk
menajmin dilakukannya kegiatan-kegiatan itu, terutama dengan menyediakan
gedung-gedung yang layak.
Segala fasilitas yang dapat diberikan harus diberikan kepada kaum interniran
untuk melanjutkan pelajaran mereka atau untuk mempelajari hal-hal baru.
Pendidikan anak-anak dan orang-orang muda harus dijamin; mereka harus
diperkenankan menghadiri sekolah-sekolah dalam tempat interniran atau di luar.
Orang-orang interniran harus diberi segala kesempatan untuk latihan jasmani,
olah raga serta permainan-permainan di luar rumah. Untuk maksud ini, dalam
semua tempat interniran harus disediakan ruangan-runagan terbuka dalam jumlah
yang cukup banyak.
Lapangan-lapangan tempat bermain yang khusus harus disediakan bagi anakanak dan orang-orang muda.
Pasal 95
Negara Penahan tidak boleh mempekerjakan orng interniran sebagai buruh
kecuali bila mereka menghendakinya.
Pekerjaan yang, bilamana dilakukan oleh seorang yang dilindungi yang tidak
diinternir dibawah paksa, berarti suatu pelanggaran dari Pasal 40 atau 51 dari
Konvensi ini, serta pekerjaan yang bersifat merendahkan martabat atau menghina
bagaimanapun juga dilarang.
Sesudah suatu masa kerja yang lamanya enam inggu, orang-orang interniran
bebas untuk berhenti bekerja setiap saat, dengan tenggang pemebritahuan delapan
hari.
Ketentuan-ketentuan ini tidak menghalangi hak Negara Penahan untuk
mempekerjakan dokter-dokter, dokter gigi dan lain-lain pegawai kesehatan yang
diinternir dalam jabatan keahlian mereka untuk kawan seinterniran mereka, atau
untuk
memperkerjakan
administratif
dan
orang-orng
pemeliharaan
di
interniran
dalam
tempat-tempat
pekerjaan-pekerjaan
interniran
dan
untuk
memperbantukan orang-orang itu untuk bekerja di dapur atau tugas-tugas rumah
tangga lainnya, atau untuk menyuruh orang-orang itu untuk melaksanakan tugastugas
yang
ebrhubungan
dengan
perlindungan
kaum
interniran
terhadap
pengeboman udara atau bahaya-bahaya peperangan lainnya. Akan tetapi seorang
interniran tidak boleh disuruh melakukan tugas-tugas yang menurut pendapat
perwira kesehatan tidak sesuai dengan keadaan jasmaninya.
Negara Penahan harus memikul seluruh tanggung jawab untuk semua syaratsyarat kerja pengamatan kesehatan, pembayaran upah, dan untuk jaminan bahwa
semua kaum interniran yang dipekerjakan akan memperoleh ganti kerugian bagi
kecelakaan dan penyakit yang didapat dalam pekerjaan. Ukuran-ukuran yang
ditetapkan bagi syarat-syarat kerja dan ganti kerugian tersebut harus esuai dengan
hukum dan peraturan-peraturan nasional, serta sesuai dengan praktik yang ada;
ukuran-ukuran itu sekali-kali tidak boleh lebih rendah daripada apa yang berlaku
bagi pekerjaan yang sejenis dalam distrik itu. Upah-upah bagi pekerjaan yang
dilakukan akan ditentukan atas dasar yang adil dalam persetujuan-persetujuan
khusus antara kaum interniran, Negara Penahan, dan apabil perlu, kaum majikan
lainnya selain Negara Penahan, dengan turut memperhatikan kewajiban Negara
Penahan untuk memelihara kaum interniran dengan cuma-cuma serta pengamatan
kesehatan yang diperlukan oleh keadaan kesehatan mereka. Orang-orang interniran
yang secara tetap dipekerjakan pada kategori-kategori pekerjaan yang disebut dalam
paragraf ketiga dari Pasal ini, harus menapat upah yang pantas dari Negara Penahan.
Syarat-syarat kerja serta skala ganti kerugian bagi penyakit dan kecelakaankecelakaan yang didapat dalam pekerjaan oleh orang-orang interniran yang
dipekerjakan itu, tidak boleh lebih rendah daripada yang berlaku bagi kerjaan sejenis
dalam distrik yang sama.
Pasal 96
Semua detasemen kerja harus tetap merupakan bagian dari suatu tempat
interniran dan bergantung padanya.
Penguasa-Penguasa Negara Penahan yang wenang dan komandan suatu tempat
interniran bertanggung jawab atas pelaksanaan ketentuan-ketentuan Konvensi ini
dalam suatu detasemen kerja. Komandan harus mempunyai suatu daftar yang tepat
mengenai detasemen-detasemen kerja yang ada dibawah kekuasaannya dan harus
meneruskannya
kepada
utusan-utusan
Negara
Eplindung,
keapada
Komite
Internsioanl Palang Merah dan organisasi humaniter lainnya yang mungkin
mengunjungi tempat-tempat interniran itu.
Bab VI
Milik Pribadi dan Sumber-Sumber Keuangan
Pasal 97
Kaum interniran harus dipekernenakan untuk tetap memilikibarang-barang
untuk keperluan pribadi. Uang, cek, obligasi, dan sebagainya, serta barang-barang
berharga yang ada pada mereka, hanya boleh diambil dari mereka, sesuai dengan
prosedur yang telah ditetapkan. Untuk itu tanda penerimaan yang terperinci dari
barang-barang yang diambil harus diberikan.
Jumlah uang yang diambil harus dimasukkan dalam rekening setiap orang
interniran sesuai dengan pasal 98.
Jumlah-jumlah itu tidak boleh ditukarkan kedalam mata uang lain apapun,
kecuali apabila perundang-undangan, yang berlaku dalam wilayah tempat pemiliknya
ditahan menghendaki demikian, atau orang yang diinternir telah memberikan
persetujuannya.
Barang-barang yang terutama sekali mempunyai nilai-nilai pribadi atau
sentimentil tidak boleh diambil.
Seorang wanita yang diinternir hanya boleh digeledah oleh wanita.
Pada waktu pembebasan atau pemulangan, kepada kaum interniran harus
diberikan segala barang-barang, uang aau barang-barang berharga lainnya yang
diambil mereka selama diinternir, dan mereka harus menerima berupa uang,
kelebihan dari setiap neraca kredit rekening mereka yang diadakan sesuai dengan
pasal 98, dengan mengecualikan setiap benda atau jumlah uang, yang ditahan oleh
Negara Penahan berdasarkan perundang-undangan yang berlaku. Apabila seorang
interniran ditahan secara demikian, maka pemiliknya harus mendapat suatu tanda
penerimaan yang terperinci.
Dokumen-dokumen
keluarga
atau
identitas
yang
dimiliki
orang-orang
interniran tidak boleh diambil dari mereka tanpa pemberian suatu tanda penerimaan.
Orang-orang interniran sekali-kali tidak boleh dibiarkan tanpa dokumen-dokumen
idntitas. Apabila mereka tak memiliki dokumen-dokumen khusus yang dibuat oleh
penguasa-penguasa penahan, yang akan berlaku sebagai dokumen identitas mereka
sampai pada waktu akhir penginternirannya.
Orang interniran boleh memegang sejumlah uang tertentu, dalam bentuk uang
atau kupon-kupon pembelian, untuk memungkinkan mereka melakukan pembelianpembelian.
Pasal 98
Semua orang interniran harus menerima uang saku tetap, yang cukup untuk
memungkinkan mereka membeli barang-barang dan alat-alat seperti tembakau, alat
keperluan-keperluan toilet dan sebagainya. Uang saku itu dapat berbentuk kreditkredit atau kupon pembelian.
Selanjutnya, kaum interniran dapat menerima uang saku dari Negara asal
mereka,
dari
Negara-Negara
Pelindung,
organisasi-organisasi
yang
mungkin
membantu mereka, demikian juga penghasilan dari harta milik mereka sepanjang
diperbolehkan oleh Negara Penahan. Jumlah uang saku yang diberikan oleh Negara
mereka harus sama bagi setiap kategori interniran (yang lemah badan, sakit, wanita
hamil, dsb), akan tetapi tidak boleh ditetapkan oleh Negara tersebut atau dibagi-bagi
oleh Negara Penahan atas dasar diskriminasi antara kaum interniran yang dilarang
oleh Pasal 27 Konvensi ini.
Negara Penahan harus membuka suatu rekening teap bagi tiap orang yang
diinternir, dimana harus dikreditkan tunjangan-tunjangan yang disebut dalam Pasal
ini, upah yang diperoleh serta kiriman-kiriman uang yang diterima, bersama-sama
dengan jumlah-jumlah uang yang dapat diambil daripadanya menurut perundangundangan yang berlaku dalam wilayah itu untuk mengirim uang kepada keluarga
mereka dan kepada orang-orang lain yang menjadi tanggungan mereka. Mereka dapat
menraik dari rekening-rekening mereka jumlah-jumlah yang diperlukan bagi
pengeluaran-pengeluaran pribadi mereka, dalam batas-batas yang ditetapkan oleh
Negara Penahan. Mereka selalu harus diberi fasilitas-fasilitas sepantasnya untuk
memeriksa dan memeproleh salinan-salinan daripada rekening-rekening mereka.
Suatu nota perhitungan kekayaan harus diserahkan kepada Negara Pelindung,
apabila diminta. Nota perhitungan kekayaan demikian harus menyertai orang yang
diinternir apabila ia dipindahkan.
Bab VII
Administrasi dan Disiplin
Pasal 99
Setiap tempat interniran harus ditempatkan dibawah kekuasaan seorang
perwira yang bertanggun jawab, yang dipilih dari tentara tetap atau pemerintahan
sipil biasa Negara Penahan. Perwira yang bertanggung jawab atas tempat interniran
harus memiliki suatu salinan dari Konvensi ini dalam bahasa resmi, atau dalam salah
satu bahsa resmi dari negerinya dan ia bertanggung jawab atas pelaksanaannya.
Petugas-petugas yang mengawai kaum interniran harus diberi pelajaran tentang
ketentuan-ketentuan Konvensi ini serta tindakan-tindakan administratif yang dimbul
untuk menjamin pelaksanaannya.
Teks Konvensi ini dan teks-teks dari persetujuan-persetujuan khusus yang
diadakan berdasarkan Konvensi tersebut harus ditempelkan di dalam tempat
interniran, dalam suatu bahasa yang dipahami oleh kaum interniran, atau harus ada
dalam tangan Komite Interniran.
Peraturan-peraturan, perintah-perintah, pemberitahuan-pemberitahuan serta
pengumuman-pengumuman apapun juga macamnya harus disampaikan kepada
orang-orang yang diinternir dan ditempelkan di dalam tempat-tempat interniran,
dalam suatu bahasa yang mereka pahami.
Setiap perintah dan komando yang ditujukan kepada orang-orang interniran
secara perseorangan juga harus diberikan dalam suatu bahasa yang mereka pahami.
Pasal 100
Peraturan disipliner dalam tempat-tempat interniran harus sesaui dengan asasasas perikemanusiaan, dan dalam keadaan bagaimanapun juga tidak
boleh
mengandung peratiran-peraturan yang mengharuskan dilakukannya usaha jasmani
apapun oleh kaum interniran yang berbahaya bagi eksehatan mereka atau
mengandung pengorbanan jasmaniah atau kesusilaan. Identifikasi dengan mencacah
kulit atau membubuhkan cap atau tanda-tanda pada tubuh, adalah dilarang.
Yang teruratam dilarang adalah menyuruh berdiri dan apel-apel yang terlalu
lama, latihan-latihan baris-berbaris sebagai hukuman, latihan-latihan dan gerakangerakan kemiliteran, atau pengurangan rangsum makanan.
Pasal 101
Kaum interniran berhak untuk mengajukan kepada penguasa-penguasa yang
berkuasa atas mereka, petisi apapun mengenai keadaan penginterniran yang mereka
alami.
Mereka juga berhak untuk berhubungan, tanpa suatu pembatasan, meallui
Komite Interniran atau apabila mereka pandang perlu, langsung dengan wakil-wakil
Negara Pelindung, untuk menunjukkan kepada mereka hal-hal bertalian dengan
keadaan penginterniran terhadap mana mereka mungkin ada keberatan.
Petisi-petisi dan keberatan-keberatan demikian harus disampaikan dengan
segera
dan
tanpa
suatu
perubahan
danhal
itu
tidak
dapat
emnyebabkan
dijatuhkannya hukuman apapun, walalupun keberatan-keberatan itu kemudian
ternyata tidak beralasan.
Komite Interniran dapat mengirim laporan-laporan berkala mengenai keadaan
dalam
tempat-tempat
interniran
dan
mengenai
interniran kepada wakil-wakil Negara Pelindung.
Pasal 102
kebutuhan-kebutuhan
kaum
Dalam tiap tempat interniran, orang-orang interniran bebas untuk memilih
setiap enam bulan sekali dengan jalan pemilihan rahasia, anggota-anggota Komite
yang dikuasakan untuk mewakili mereka dihadapan Negara-Negara Penahan dan
Perlindungan, didepan Komite Internasioanl Palang Merah dan setiap organisasi
lainnya yang memberi bantuan kepada mereka. Anggota-Anggota Komite itu dapat
diplih kembali.
Orang-orang interniran yang dipilih jalan demikian akan mulai melaksanakan
kewajiban-kewajiban mereka sesudah pemilihan mereka itu disetujui oleh penguasapenguasa penahan. Alasan-alasan bagi suatu penolakan atau pemberhentian harus
disampaikan kepada Negara Pelindung yang bersangkutan.
Pasal 103
Komite-Komite Interniran harus memajukan kesejahteraan jasmani, rohani dan
intelektual dariapda orang-orang interniran.
Dalam hal kaum interniran memutuskan, untuk mengorganisir suaut sistem
tolong-menolong diantara mereka, maka organisasi ini berada dalam kompetensi
Komite-Komite
sebagai
tambahan
pada
kewajiban-kewajiban
khusus
yang
dipercayakan kepada mereka menurut ketentuan-ketentuan Konvensi ini.
Pasal 104
Anggota-Anggota Komite Interniran tidak boleh diwajibkan untuk melakukan
pekerjaan
lain
apapun
apabila
pelaksanaan
tugas
mereka
akan
dipersukar
karenanya.
Anggota-Anggota Komite Interniran dapar mengangkat dari antara kaum
interniran pembantu-pembantu yang mereka butuhkan. Mereka harus diberi segala
fasilitas materil, terutama kebebasan bergerak dalam batas tertentu, yang diperlukan
untuk
penunaian
tugas
mereka
(kunjungan
ke
detasemen-detasemen
kerja,
penerimaan bahan-bahan perlengkapan, dan sebagainya).
Kepada anggota-anggota Komite Interniran juga harus diberikan segala fasilitas
untuk perhubungan pos dan telegraf dengan penguasa-penguasa penahan, dengan
Negara Pelindung, dengan dengan Komite Internasional Palang Merah serta utusanutusan mereka, dan dengan organisasi-organisasi yang memberikan pertolongan
kepada kaum interniran.
Anggota-Anggota Komite di detasemen kerja harus mendapat fasilitas-fasilitas
serupa untuk berhubungan dengan Komite Interniran mereka di tempat interniran
utama.perhubungan-perhubungan demikian tidakboleh dibatasi, dan juga tidak boleh
dianggap sebagai bagian dari jatah seperti tersebut dalam pasal 107.
Anggota-Anggota Komite-Komite Interniran yang dipindahkan harus diberi
waktu yang pantas untuk memperkenalkan pengganti-pengganti mereka dengan
masalah-masalah yang sedang berjalan.
Bab VIII
Hubungan dengan Dunia Luar
Pasal 105
Segera sesudah menginternir orang-orang yang dilindungi, Negara-Negara
Penahan harus memberitahu orang-orang interniran itu, dan Negara yang mereka
taati, meallui Negara Pelindung mereka, tentang tindakan-tindakan yang diambil
untuk melaksanakan ketentuan-ketentuan Bab ini. Negara Penahan harus juga
memberitahu pihak-pihak bersangkutan tentang tiap perubahan yang diadakan
kemudian atas tindakan-tindakan demikian.
Pasal 106
Segera sesudah ia diinternir, atau selambat-lambatnya tidak lebih dari satu
minggu sesudah tiba di tempat interniran, begitupun dalam hal sakit atau
pemindahan ke lain tempat interniran atau ke rumah sakit, setiap orang yang
diinternir harus diperkenankan untuk mengirimkan suaut kartu interniran yang,
apabila mungkin, serupa dengan contoh yang dilampirkan pada Konvensi ini,
langsung kepada keluarganya, dan kepada Kantor Pusat Penerangan sebagaimana
diatur dalam Pasal 140, untuk memberitahukan keluarganya tentang penahanannya,
alamt serta keadaan kesehatannya. Kartu-kartu tersebut harus diteruskan secepat
mungkin dan dengan cara apapun tidak boleh ditunda pengirimannya.
Pasal 107
Interniran harus diperkenankan mengirim serta menerima surat-surat dan
kartu-kartu. Apabila Negara Penahan menganggap perlu untuk membatasi jumalh
surat-surat dan kartu-kartu yang dikirm oleh setiap interniran, maka jumlah tersebut
tidak boleh kurang daripada dua surat dan empat kartu setiap bulan; surat-surat dan
kartu-kartu
ini
sejauh
mungkin
harus
sesuai
dengan
contoh-contoh
yang
dilampirkan pada Konvensi ini. Apabila harus diadakan pembatasan-pembatasan
atas surat-surat yang dialamatkan kepada kaum interniran, maka pembatasanpembatasan itu hanay dapat diperintahkan oleh Negara yang ditaati mereka. Hal
demikian mungkin dilakukan atas permintaan Negara Penahan. Surat-surat dan
kartu-kartu demikian harus dikirim dengan kecepatan yang wajar. Surat-surat dan
kartu-kartu itu tidak boleh ditunda atau ditahan karena alasan-alasan displiner.
Interniran yang telah lama tidak menerima berita, atau yang tidak dapat
menerima berita dari keluarga mereka, atau tidak sanggup memberi kabar kepada
mereka dengan melalui pos biasa, begitu pula mereka yang berada pada jarak agak
jauh dari tempat kediaman, harus diperkenankan untuk emngirim telegram. Biaya
telegram dibayar oleh mereka dengan uang yang ada pada mereka. Mereka juga akan
mendapat manfaat dari ketentuan-ketentuan ini dalam hal-hal yang diakui sebagai
keadaan yang mendesak.
Pada umumnya, surat-surat kaum interniran harus ditulis dalam bahasa
mereka sendiri. Pihak-pihak dalam pertikaian dapat mengizinkan surat-menyurat
dalam bahasa lain.
Pasal 108
Interniran diperkenankan untuk menerima, dengan pos atau dengan cara lain
apapun, bingkisan-bingkisan individual atau kiriman-kiriman kolektif yang terutama
berisikan bahan makan, pakaian, obat-obatan, demikian juga buku-buku dan
barang-barang yang bersifat keagamaan, pendidikan atau hiburan, yang dapat
memenuhi
kebutuhan
membebaskan
Negara
mereka.
Kiriman-kiriman
Penahan
dari
demikian
kewajiban-kewajiban
sekali-kali
yang
tidak
dibebaskan
kepadanya oleh Konvensi ini.
Apabila kepentingan militer mengharuskan suatu pembatasan atas jumlah
banyak pengiriman-pengiriman demikian, suatu pemberitahuan mengenai hal itu
harus disampaikan kepada Negara Pelindung dan Komite Internasionak Palang
Merah, atau keapada tiap organisasi lainnya yang memberikan pertolongan kepada
kaum interniran serta tanggung jawab atas pengiriman kiriman-kiriman demikian.
Syarat-syarat pengiriman bingkisan-bingkisan individual dan sumbangan
kolektif, apabila perlu diatur dengan persetujuan khusus antara Negara-Negara
bersangkutan, yang sekali-kali tidak boleh memperlambat penerimaan sumbangan
barang-barang itu oleh para interniran. Bingkisan-bingkisan pakaian dan bahan
makanan tidak boleh mengandung buku-buku. Kiriman sumbungan obat-obatan pad
umumnya harus dikirim dalam bingkisan-bingkisan kolektif.
Pasal 109
Bilamana tidak ada persetujuan khusus antara Pihak-Pihak dalam pertikaian
mengenai syarat-syarat penerimaan serta pembagian sumbangan kolektif, harus
dipergunakan ketentuan-ketentuan dan peraturan-peraturan mengenai kiriman
kolektif yang terlampir pada Konvensi ini.
Persetujuan-persetujuan khusus tersebut di atas seklai-kali tidak boleh
membatasi hak Komite Interniran untuk mengambil kiriman-kiriman sumbangan
kolektif yang diperuntukkan kaum interniran, untuk melakukan pembagian atau
tindakan lainnya demi kepentingan para penerimanya.
Persetujuan-persetujuan demikian juga tidak boleh membatasi hak dari wakilwakil Negara Pelindung, Komite Internasional Palang Merah, atau tiap organisasi
lainnya yang memberi bantuan kepada kaum interniran dan bertangung jawab atas
pengiriman kriiman-kiriman kolektif itu untuk mengawasi pembagiannya keapada si
penerima-penerima.
Pasal 110
Semua kiriman-kiriman sumbangan untuk kaum interniran harus dibebaskan
dari bea pemasukan, bea cukai dan biaya-biaya lainnya. Semua barang yang dikirim
dengan pos, termasuk bingkisan sumbangan yang dikirim sebagai paket pos dan
kiriman uang, yang dialamatkan dari negeri-negeri lain kepada interniran atau
dikirmkan oleh mereka melalui kantor pos, baik langsung atau melalui Kantor-Kantor
Penerangan yang ditentukan dalam Pasal 136 dan Kantor Pusat Penerangan yang
ditentukan dalam Pasal 140, harus dibebaskan dari segala biaya pos, baik di negara
asal maupun di negara tujuan dan negara-negara yang terletak diantaranya.
Terutama untuk tujuan ini, pembebasan-pembebasan yang diberikan oleh Konvensi
Pos Sedunia tahun 1947 serta oleh persetujuan-persetujuan Uni Pos Sedunia lainnya
yang menguntungkan orang-orang sipil warga negara musuh yang ditahan di kampkamp atau penjara sipil, harus juga diberikan kepada orang-orang interniran lainnya
yang dilindungi oleh Konvensi ini. Negara-negara bukan penandatangan persetujuanpersetujuan tersebut di atas berkewajiban untuk memberikan pembebasan biayabiaya pos dalam keadaan-keadaan yang sama. Ongkos pengangkutan kirimankiriman sumbangan yang diperuntukkan kaum interniran yang tidak dapat dikirim
melalui Kantor Pos karena beratnya atau sebab-sebab lain apapun, harus dipikul oleh
Negara Penahan diseluruh wilayah dibawah kekuasaannya. Negara-negara lain yang
menjadi Pihak peserta pada Konvensi ini harus memikul biaya pengangkutan dalam
wilayah mereka masing-masing. Biaya-biaya yang termasuk pengangkutan kirimankiriman
demikian
yang
tidak
diatur
oleh
paragraf-paragraf
di
atas,
akan
diperhitungkan dengan para pengirim.
Pihak-Pihak
Peserta
Agung
harus
berusaha
untuk
mengurangi
sejauh
mungkin, tarif-tarif telegram yang dikirimkan oleh kaum interniran, atau yang
dialamatkan kepada mereka.
Pasal 111
Bila operasi-operasi militer mencegah Negara-Negara yang ebrsangkutan untuk
memenuhi kewajibannya untuk menjamin pengangkutan pos dan kiriman-kiriman
sumbangan dalam Pasal 106, 107, 108, dan 113, maka Neagra Pelindung yang
bersangkutan, Komite Internasional Palang Merah atau setiap organisasi lainnya yang
telah disetujui oleh Pihak-Pihak dalam pertikaian, boleh bertindak untuk menjamin
pengangkutan kiriman-kiriman demikian dengan alat-alat yang tepat (kereta api,
kendaraan bermotor, kapal laut atau kapal terbang, dll).
Untuk keperluan ini, Pihak-Pihak Peserta Agung harus berusaha untuk
menyediakan pengangkutan demikian bagi mereka, dan memperkenankan perjalanan
alat-alat pengangkutan itu, terutama dengan memeberikan jaminan keselamatan
yang diperlukan.
Pengangkutan demikian dapat juga dipergunakan untuk mengangkut:
a) Surat-menyurat, daftar-daftar dan laporan-laporan yang dipertukarkan antara
Kantor Pusat Penerangan tersebut dalam Pasal 140 dan Kantor-Kantor Nasional
tersebut dalam Pasal 136.
b) Surat-menyurat
dan
laporan-laporan
mengenai
kaum
interniran
yang
dipertukarkan antara Negara Pelindung, Komite Internasional Palang Merah
atau tiap badan lainnya yang membantu kaum interniran, baik dengan utusanutusan mereka sendiri, maupun dengan Pihak-Pihak dalam pertikaian.
Ketentuan-ketentuan ini sekali-kali tidak mengurangi hak tiap Pihak dalam
pertikaian untuk mengusahkan alat-alat pengangkutan lainnya, apabila hal itu
dikehendaki,
juga
tidak
menutup
kemungkinan
pemberian
jaminan-jaminan
keselamatan atas alat-alat pengangkutan demikian, menurut syarat-syarat yang
disetujui bersama.
Ongkos-ongkos yang timbul karena pemakaian alat pengangkutan demikian
harus dipikul secara seimbang Pihak-Pihak dalam pertikaian, yang mendapat
manfaat dari pengangkutan demikian bagi warga negaranya.
Pasal 112
Penyensoran surat-menyurat yang dialamatkan kepada kaum interniran atau
yang dikirim oleh mereka, harus dilakukan secepat mungkin.
Pemeriksaan kiriman-kiriman yang diperuntukkan kaum interniran tidak boleh
dilakukan di dalam keadaan-keadaan yang mengakibatkan barang-barang yang
terdapat dalam kiriman itu menjadi rusak. Pemeriksaan itu harus dilakukan
dihadapan si penerima atau seorang kawan interniran yang telah diberi kuasa yang
sah olehnya. Penyerahan kiriman-kiriman individeual atau kolektif kepada kaum
interniran tidak boleh ditunda karena alasan kesukaran-kesukaran penyensoran.
Setiap larangan surat-menyurat yang diperintahkan oleh Pihak-Pihak dalam
pertikaian, baik yang didasarkan alasan-alasan militer maupun politik, hanya boleh
ersifat sementara dan jangka waktu berlakunya harus sesingkat mungkin.
Pasal 113
Negara Penahan harus menyediakan segala fasilitas yang pantas bagi
pengiriman surat wasiat, surat-surat kuasa hukum, surat-surat kuasa atau setiap
dokumen lainnya yang ditujukan kepada kaum interniran atau dikirim oleh emreka,
melalui Negara Pelindung atau Kantor Pusat Penerangan tersebut dalam Pasal 140,
atau dengan jalan lain yang dianggap perlu.
Dalam segala hal Negara Penahan harus memudahkan pembuatan dan
pengesahan dokumen-dokumen kaum interniran demikian dalam bentuk yang sah
menurut hukum, terutama dengan mengizinkan mereka untuk meminta nasihat
seorang ahli hukum.
Pasal 114
Negara Penahan harus memberikan segala fasilitas kepada kaum interniran
untuk memungkinkan mereka mengurus harta miliknya, asal saja hal itu tidak
bertentangan dengan syarat-syarat penginterniran dan hukum yang berlaku.
Untuk maksud ini, Negara tersebut dalam hal-hal yang mendesak dan apabila
keadaan mengizinkan, dapat mengizinkan mereka untuk meninggalkan tempat
interniran.
Pasal 115
Dalam semua hal dimana seorang yang diinternir menjadi pihak dalam perkara
pengadilan, maka Negara Penahan, apabila diminta oleh yang bersangkutan, harus
memberitahu
pengadilan
tentang
penahanannya.
Dalam
batas-batas
yang
diperkenankan hukum, Negar Penahan harus menjamin bahwa segala langkah
diambil untuk mencegah dirugikannya orang interniran itu dengan jalan apapun
juga, berdasarkan penginternirannya, baik mengenai persiapan dan jalannya
peradilan perkara itu, maupun mengenai pelaksanaan keputusan pengadilan itu.
Pasal 116
Setiap
orang
interniran
harus
diperkenankan
menerima
pengunjung-
pengunjung, terutama keluarga dekat, dengan secara tetap dan sesering mungkin.
Orang interniran sedapat mungkin harus diizinkan untuk mengunjungi rumah
mereka dalam hal-hal yang mendesak, terisitmewa dalam hal-hal kematian atau sakit
kerasnya seorang anggota keluarga.
Bab IX
Sanksi-Sanksi Pidana dan Disipliner
Pasal 117
Dengan tidak mengurangi ketentuan-ketentuan Bab ini, maka hukum yang
berlaku dalam wilayah tempat kaum interniran ditahan akan tetap berlaku bagi
kaum interniran yang melakukan pelanggaran-pelanggaran selama penginterniran.
Apabila menurut hukum dan peraturan-peraturan yang berlaku umum
perbuatan-perbuatan yang dilakukan oleh kaum interniran merupakan perbuatanperbuatan yang sama tidak dapat dihukum jika dilakukan oleh orang-orang yang
bukan interniran, maka perbuatan=perbuatan demikian hanya akan mengakibatkan
hukuman disipliner.
Seorang interniran tidak boleh dihukum lebih dari sekali bagi perbuatan atas
tuduhan yang sama.
Pasal 118
Pengadilan-pengadilan
menjatuhkan
kenyataan
hukuman
bahwa
yang
atau
harus
penguasa-penguasa
seberapa
tertuduh
bukan
mungkin
Negara
turut
warganegara
dari
Penahan
dalam
mempertimbangkan
Negara
Penahan.
Pengadilan-pengadilan dan penguasa-penguasa itu harus bebas untuk mengurangi
hukuman yang telah ditentukan bagi pelanggaran yang dituduhkan kepada orang
interniran itu dan mereka karena itu tidak diwajibkan untuk mengenakan hukuman
terendah yang ditetapkan.
Pengurangan
dalam
gedung-gedung
tanpa
cahaya
matahari,
dan
pada
umumnya segala macam kekejaman, tanpa kecuali, adalah terlarang.
Interniran yang telah menjalani hukuman displiner atau pengadilan tidak boleh
diperlakukan lain daripada interniran lainnya.
Lama penahanan sementara yang dijalani oleh seorang interniran harus
dikurangi dari setiap hukuman disipliner atau pengadilan yang mengandung
hukuman kurungan.
Komite-Komite Interniran harus diberitahu tentang segala perkara pengadilan
yang diadakan terhadap kau interniran yang mereka wakili, dan tentang kesudahan
perkara-perkara itu.
Pasal 119
Hukuman-hukuman disiplier yang berlaku terhadap kaum interniran adalah
sebagai berikut:
(1) Denda yang tidak melebihi 505 dari upah yang harus diterima oleh orang yang
diinternir kalau tidak ada hukuman, menurut ketentuan-ketentuan Pasal 95,
selama suatu jangka waktu yang tidak lebih lama dari tigapuluh hari.
(2) Dihentikannya hak-hak istimewa yang diebrikan diluar dan melebihi perlakuan
yang ditentukan dalam Konvensi ini.
(3) Kewajiban-kowajiban korve yang tidak melebihi dua jam sehari.
(4) Tutupan.
Bagaimanapun juga hukuman-hukuman displiner tidak boleh melanggar
perikemanusiaan, ganas, atau berbahaya bagi eksehatan kaum interniran. Umur,
jenis kelamin dan keadaan kesehatan orang interniran harus turut dipertimbangkan.
Lamanya sesuatu hukuman bagaimanapun juga tidak boleh melampaui
maksimum tigapuluh hari berturut-turut, sekalipun orang interniran itu ebrtanggung
jawab atas beberapa pelanggaran disiplin pada saat perkaranya diperiksa, lepas dari
persoalan apakah pelanggaran-pelanggaran itu ada hubugannya satu sama lain atau
tidak.
Pasal 120
Interniran yang ditangkap kembali setelah mealrikan diri atau ketika mencoba
untuk
melarikan
diri,
hanya
dapat
dikenakan
hukuman
disipliner
karena
perbuatannya itu,sekalipun perbuatannya itu merupakan suatu pelanggaran yang
berulang.
Dengan menyimpang dari ketentuan Pasal 118 paragraf 3, maka interniran
yang telah dihukum karena melarikan diri atau percobaan melarikan diri, dapar
dikenakan pengawasan khusus, dengan syarat bahwa pengawasan itu dilakukan
dalam tempat interniran dan tidak mengakibatkan penghapusan daripada jaminanjaminan apapun yang diberikan oleh Konvensi ini.
Interniran yang diutudh membantu dan membiarkan terjadinya pelarian atau
percobaan melarikan diri, hanya dapat dikenakan hukuman displiner.
Pasal 121
Melarikan
diri
atau
percobaan
melarikan
diri,
sekalipun
merupakan
pelanggaran yang berulang, tidak boleh dianggap sebagai alasan yang memberatkan
dalam perkara-perkara dimana seorang interniran dituntut karena pelanggaranpelanggaran yang dilakukan selama pelariannya itu.
Pihak-Pihak dalam pertikaian harus menjamin bahwa penguasa-penguasa yang
wenang bersikap lunak dalam menentukan apakah hukuman yang akan dijatuhkan
untuk suatu pelanggaran akan bersifat disipliner atau pidana, terutama mengenai
perbuatan-perbuatan yang dilakukan bertalian dengan suatu pelarian, tak perduli
pelarian itu berhasil atau tidak.
Pasal 122
Perbuatan-perbuatan
yang
merupakan
pelanggaran-pelanggaran
terhadap
disiplin harus diperiksa segera. Ketentuan ini terutama harus beralku dalam hal-hal
pelarian atau eprcobaan pelarian. Orang interniran yang ditangkap kembali harus
secepat mungkin diserahkan kepada penguasa-penguasa yang wenang.
Dalam
hal
pelanggaran-pelanggaran
terhadap
disiplin,
maka
tahanan
sementara menunggu peradilan harus dikurangi sampai suatu minimum yang mutlak
bagi semua interniran, dan tidak boleh melampaui empat belas hari. Bagaimanapun
juga lama waktu tahanan sementara harus dikurangkan dari setiap hukuamn
tutupan.
Ketentuan-ketentuan Pasal 124 dan 125 akan beralku bagi kaum internrian
yang berada dalam tutupan menunggu peradilan atas pelanggaran-pelanggaran
terhadap disiplin.
Pasal 123
Dengan tidak mengurangi wenang
pngadilan-pengadilan dan penguasa-
penguasa tinggi, hukuman disipliner hanya dapat diperintahkan oleh komandan
tempat interniran, atau oleh perwira yang bertanggung jawab atau pegawai yang
menggantikannya, atau kepada siapa ia telah serahkan kekuasaan-kekuasaan
disiplinernya.
Sebelum hukuman disipliner apapun dijatuhkan, maka orang interniran yang
dituduh harus diberi keterangan yang tepat mengenai pelanggaran-pelanggaran yang
dituduhkan kepadanya, dan ia diberi kesempatan untuk menjelaskan kelakuannya
dan membela dirinya. Ia terutama harus diizinkan untuk memanggil saksi-saksi dan
jika perlu memperoleh pertolongan jasa-jasa seorang penerjemah yang cakap.
Keputusan harus diumumkan dihadapan si tertuduh dan seorang anggota
Komite Interniran.
Jangka
waktu
antara
saat
dijatuhkannya
hukuman
disipliner
dan
pelaksanaannya tidak boleh melebihi satu bulan.
Apabila terhadap seorang yang diinternir dijatuhkan lagi suatu hukuman
disipliner, suatu jangka waktu sekurang-kurangnya tiga hari harus berlaku natara
pelaksanaan kedua hukuman itu, apabila lamanya salah satu dari hukumanhukuman itu adalah sepuluh ahri atau lebih.
Suatu
daftar
dari
hukuman-hukuman
disipliner
harus
disimpan
oleh
Komandan tempat interniran dan harus terbuka bagi pemeriksaan oleh Wakil-Wakil
Negara Pelindung.
Pasal 124
Orang interniran bagaimanapun juga tidak boleh dipindahkan ke gedunggedung penjara, ([enjara, rumah tutupan, penjara penjahat, dsb) untuk menjalani
hukuman disipliner di sana.
Gedung-gedung dimana hukuman-hukuma disipliner dijalani harus memenuhi
syarat kebersihan, gedung-gedung itu terutama harus dilengkapi dengan tempattempat tidur yang cukup. Orang interniran yang menjalani hukuman harus diberi
kesempatan untuk memelihara kebersihan diri mereka.
Interniran wanita yang menjalani hukuman disipliner harus dikurung dalam
tempat-tempat yang terpisah dari kaum interniran laki-laki dan harus ebrada
dibawah pengawasan langsung dari wanita-wanita.
Pasal 125
Interniran yang dijatuhi hukuman disipliner harus diperkenankan untuk
mendapat latihan gerak badan dan berada diudara terbuka sekurang-kurangnya dua
jam sehari.
Mereka harus diperkenankan, apabila mereka menghendakinya, untuk hadir
pada pemeriksaan-pemeriksaan kesehatan harian. Mereka harus mendapat perhatian
yang diperlukan oleh keadaan kesehatan, dan apabila perlu harus dipindahkan ke
balai pengibatan atau rumah sakit tempat interniran.
Mereka harus diizinkan untuk membaca dan menulis, demikian juga untuk
mengirim dan menerima surat-surat. Tetapi bingkisan-bingkisan dan kriiman-kiriman
uang dapat ditahan hingga hukuman mereka berakhir. Kiriman-kiriman demikian
sementara itu akan dipercayakan kepada Komite Interniran, yang akan menyerahkan
kepada rumah sakit barang-barang dalam bingkisan-bingkisan itu yang tak tahan
lama.
Seorang interniran yang dijatuhi hukuman disipliner tidak boleh dirampas
haknya untuk memperoleh manfaat dari ketentuan-ketentuan dari Pasal 107 dan
Pasl 143 dari Konvensi ini.
Pasal 126
Ketentuan-ketentuan Pasal-Pasal 71 sampai dengan Pasal 76 akan beralku,
secara analogi bagi acara-acara pemeriksaan terhadap kaum interniran yang ada
dalam wilayah nasional Negara Penahan.
Bab X
Pemindahan Kaum Interniran
Pasal 127
Pemindahan kaum interniran selalu harus dilakukan dengan perikemanusiaan.
Pada umumnya pemindahan itu harus diselenggarakan dengan kereta api atau alatalat pengangkutan lainnya dan dengan syarat-syarat yang sekurang-kurangnya sama
dengan apa yang berlaku bagi tentara Negara Penahan dalam pergantian tempat.
Apabila sebagai suatu tindakan perkecualian pemindahan-pemindahan itu
harus dilakukan dengan berjalan kaki, maka pemindahan-pemindahan itu tidak
boleh diadakan kecuali apabila kaum interniran ada dalam keadaan kesehatan yang
baik, dan sekali-kali tidak boleh menyebabkan mereka menderita kelelahan yang
berkelebihan.
Negara Penahan selama pemindahan itu harus menyediakan air minum dan
makan bagi kaum interniran yang cukup kualitas, kuantitas dan cariasinya untuk
memelihara kaum interniran dalam keadaan kesehatan yang baik. Juga harus
disediakan pakaian seperlunya, naungan yang layak dan pengamatan kesehatan yang
diperlukan.
Negara Penahan harus mengambil segala tindakan-tindakan pencegah yang
pantas untuk menjamin keselamatan mereka selama pemindahan, dan sebelum
berangkat harus membuat suatu dafta lengkap dari semua interniran yang
dipindahkan.
Interniran yang sakit, luka atau lemah badan dan mereka yang hamil tidak
boleh dipindahkan apabila perjalanan itu akan sangat merugikan mereka, kecuali
apabila sangat diperlukan bagi ekselamatan mereka.
Apabila daerah pertemputan mendekati tempat interniran, maka interniran di
tempat itu tidak boleh dipindahkan kecuali apabila pemindahan itu bisa dialkukan
dengan cukup jaminan keselamatan, atau apabila mereka teraancam bahaya lebih
besar jika tetap ebrdiam di tempat itu daripada apabila mereka dipindahkan.
Pada waktu mengambil keputusan mengenai pemindahan kaum interniran,
Negara Penahan harus turut mempertimbangkan kepentingan-kepentingan mereka
dan terutama tidak boleh melakukan seusatu yang menambah kesukaran-kesukaran
pemulangan emreka atau pengembalian mereka ke tempat kediaman mereka.
Pasal 128
Pada waktu pemindahan, para interniran harus diberitahu dengan resmi
tentang keberangkatan dan tentang alamat pos baru mereka. Pemberitahuan itu
harus diberikan pada waktunya agar mereka dapat mengepak barang-barang yang
akan dibawa dan mengabarkan keluarga mereka.
Mereka harus diizinkan untuk membawa serta barang-barang pribadi dan
surat-surat serta bingkisan-bingkisan yang telah tiba bagi mereka. Berat bagasi
demikian iu dapat dibatasi apabila keadaan pemindahan itu menghendakinya, tetapi
sekali-kali tidak boleh menjadi kurang dari dua puluh lima kilogram bagi tiap orang
interniran.
Surat-surat dan bingkisan-bingkisan yang dialamatkan ke tempat interniran
lama harus diteruskan kepada mereka dengan segera.
Komandan tempat interniran, dengan persetujuan Komite Interniran, harus
mengambil segala tindakan yang perlu untu menjamin pengangkutan milik bersama
kaum interniran, serta bagasi yang tak sanggup dibawa serta oleh kaum interniran
sebagai akibat daripada pembatasan-pembatasan yang diadakan berdasarkan
paragraf kedua.
Bab XI
Kematian
Pasal 129
Surat wasiat orang interniran harus diterima dengan baik oleh penguasapenguasa yang bertanggung jawab untuk disimpan dan dalam hal kematian seorang
interniran wasiat itu harus disampaikan dengan segera kepada seorang yang yang ia
telah tunjuk sebelumnya.
Kematian interniran harus selalu diperkuat dengan keterangan seorang dokter.
Suatu sertifikat kematian harus dibuat, yang menunjukkan sebab-sebab kematian
itu dan keadaan-keadaan yang meliputi kejadian kematian itu.
Suatu daftar resmi tentang kematian yang telah dicatat dengan semestinya,
harus dibuat sesuai dengan prosedur yang berlaku untuk itu dalam wilayah dimana
tempat interniran itu terletak.
Suatu salinan daripada daftar itu yang telah disahkan dengan sepatutnya,
harus dikirimkan dengan segera kepada Negara Pelindung, dan juga kepada Kantor
Pusat Penerangan tersebut dalam Pasal 140.
Pasal 130
Penguasa-penguasa penahan harus menjamin bahwa kaum interniran yang
meninggal dunia selama diinternir, akan dimakamkan dengan terhormat, jika
mungkin menurut upacara-upacara keagamaan mereka, dan bahwa kuburankuburan mereka akan dihormati, dipelihara dengan sewajarnya dan diberi tanda
sedemikian rupa sehingga kuburan-kuburan itu selalu dapat dikenal.
Kaum interniran yang meninggal dunia harus dimakamkan dalam kuburankuburan perseorangan, kecuali apabila keadaan-keadaan yang tak dapat dicegah
mengharuskan digunakannya kuburan bersama. Jenasah hanya boleh dibakar
karena alasan-alasn kesehatan yang mendesak, kaena agama yang meninggal atau
sesuai dengan keinginan yang meninggal yang jelas tentang hal itu, dalam hal
pembakaran jenasah maka peristiwa itu harus dicatat dan alasan-alasan harus
disebutkan dalam sertifikat kematian yang meninggal. Abu jenasah dan harus
diserahkan secepat mungkin kepada keluarga terdekat atas permintaan mereka.
Secepat keadaan mengiiznkan, dan tidak lebih lambat dari penghentian
permusuhan, Negara Penahan harus meneruskan daftar-daftar dari kuburankuburan kaum interniran yangmeninggal dunia kepada Negara-Negara yang ditaati
mereka melalui Kantor-Kantor Penerangan yang ditentukan dalam Pasal 136. Daftardaftar demikian harus memuat segala keterangan yang diperlukan untuk megenal
kembali jenasah orang-orang interniran, juga untuk mengetahui letak kuburan
mereka yang tepat.
Pasal 131
Setiap kematian atau luka parah yang didapat seorang interniran yang
disebabkan atau disangka disebabkan oleh seorang penjaga, oleh seorang interniran
lain, atau oleh setiap orang lainnya, begitu pula tiap kematian yang tidak diketahui
sebabnya, harus segera disusul dengan suatu pemeriksaan resmi oleh Negara
Penahan.
Suatu pemberitahuan mengenai hal ini harus segera dikirim kepada Negara
Pelindung. Pernyatan-pernyataan kesaksian harus diambil dari saksi-saksi, dan
suatu laporan yang berisikan pernyatan-pernyataan kesaksian demikian harus dibuat
dan dikirimkan kepada Negara Pelindung tersebut.
Apabila pemeriksaan itu menunjukkan kesalahan satu atau beberapa orang,
Negara Penahan harus mengambil segala langkah-langkah yang perlu untuk
menjamin penuntutan orang atau orang-orang yang bertanggung jawab.
Bab XII
Pembebasan, Pemulangan dan Penempatan di Negara Netral
Pasal 132
Setiap orang yang diinternir harus dibebaskan oleh Negara Penahan, segera
setelah alasan-alasan yang menyebabkan penginternirannya itu lenyap.
Selain
itu
pihak-pihak
dalam
pertikaian
harus
berikhtiar,
selama
berlangsungnya permusuhan, untuk mengadakan persetujuan-persetujuan guna
pembebasan, pemulangan, pengembalian ke tempat kediaman atau penempatan di
negara netral dari beberapa golongan kaum interniran tertentu, terutama anak-anak,
wanita-wanita hamil dan ibu-ibu dengan bayi dan anak kecil, yang luka dan sakit,
dan kaum interniran yang telah ditahan untuk waktu yang sama.
Pasal 133
Penginterniran
harus
berakhir
secepat
mungkin
sesudah
penghentian
permusuhan. Interniran dalam wilayah suatu pihak dalam pertikaian yang seang
mengalami tuntutan pidana bagi pelanggaran-pelanggaran disipliner, dapat ditahan
hingga
berakhirnya
penuntutuan
demikian
dan,
apabila
ekadaan-keadaan
memerlukannya, sampai hukuman selesai diajalani. Hal yang serupa akan berlaku
terhadap kaum interniran yang sebelumnya telah dijatuhi hukuman yang merampas
kemerdekaan mereka.
Dengan suatu persetujuan antara Negara Penahan dan Negara-Negara yang
bersangkutan, dapat didirikan Komite sesudah penghentian permusuhan, atau
sesudah berakhirnya penududkan wilayah untuk mencari kaum interniran yang
tercerai-berai.
Pasal 134
Pihak-Pihak Peserta Agung harus berusaha, sesudah berhentinya permusuhan
atau berakhirnya pendudukan, untuk menjamin pengembalian semua kaum
interniran ke tempat kediamannya yang terakhir, atau untuk membantu pemulangan
mereka.
Pasal 135
Negara Penahan harus memikul baiya pengembalian kaum interniran yang
dibebaskan, ke tempat-tempt mereka berdiam ketika diinternir, atau apabila Negara
Penahan menahan mereka selagi mereka dalam perjalanan atau ebrada di laut lepas,
ongks-ongkos untuk menyelesaikan perjalanan mereka itu atau ongkos-ongkos untuk
menyelesaikan perjalanan mereka itu atau ongkos-ongkos untuk kembali ke tempat
keberangkatan mereka.
Bila suatu Negara Penahan menolak memperkenankan seorang interniran
lepasan untuk berdiam dalam wilayahnya, sedang dahulu ia itu bertempat tinggal
tetap di sana, maka Negara Penahan itu harus membayar ongkos pemulangan orang
interniran tersebut. Akan tetapi, jika orang yang diinternir meimilih untuk kembali ke
negerinya atas tanggung jawabnya senditi atau akrena patuh pada pemerintah dari
Negara yang diataatinya, maka Negara Penahan tidak usah membayar ongkos-ongkos
perjalanannya lewat temtkeberangkatannya di wilayah Negara Penahan. Negara
Penahan tidak usha membayar ongkos pemulangan seorang interniran yang diinternir
atas permintaannya sendiri.
Apabila kqum interniran dipindahkan sesuai dengan Pasal 45, maka NegaraNegara yang memindahkan dan mereima mereka harus mengadakan persetujuan
tentang ongkos-ongkos pemulangan yang akan ditanggung masing-masing pihak.
Apa yang tersebut di atas tidak mengurangi persetujuan-persetujuankhusus
yang mungkin diadakan antara Pihak-Pihak dalam Pertikaian mengenai pertukaran
serta pemulangan warganegara-warganegara mereka yang ada dalam tangan musuh.
Seksi V
Kantor-Kantor Penerangan dan Kantor Pusat Penerangan
Pasal 136
Pada saat pecahnya suatu pertikaian dan dalam semua peristiwa pendudukan,
setiap pihak dalam pertikaian harus mengadakan suatu Kantor Penerangan resmi
yang bertanggung jawab untuk penerimaan dan pengiriman keterang mengenai
orangorang yang dilindungi yang ada dalam kekuasaannya.
Setiap Pihak dalam pertikaian, dalam jangka waktu yang sesingkat-singkatnya,
harus memberikan kepada Kantor itu keterangan-keterangan tentang setiap tindakan
yang diambil olehnya mengenai orang-orang yang dilindungi yang ada dalam
pengawasannya lebih lama dari dua minggu, yang harus tinggal dalam tempat
kediaman yang ditunjuk, atau yang diinternir. Selanjutnya Pihak-Pihak itu haus
mewajibkan pelbagai departemen-departemennya yang mengurus soal-soal demikian,
untuk memberikan dengan segala perubahan-peribahan yang bertalian dengan
prang-orang
yang
dilindungi
itu,
seperti
misalnya
pemindahan-pemindahan,
pembebasan-pembebasan, pemulangan-pemulngan, pelarian-pelarian, penempatan di
rumah sakit, kelahiran dan kematian.
Pasal 137
Setiap Kantor Nasional harus segera mengirimkan keterangan-keterangan
mengenai oang yang dilindungi dengan cara yang tercepat kepada Negara yang
diataati orang-orang tersebut diatas, atau kepada Negara dimana orang-orang
tersebut berdiam, dengan perantaraan Negara-Negara pelindung dan Kantor PUSat
Penerangan yang tersebut dalam Pasal 140. Kantor-kantor itu juga harus menjawab
segala pernyataan yang mungkin diterima mengenai orang-orang yang dilindugi.
Kantor-Kantor Penerangan harus mengirimkan keterangan-keterangan mengenai
seorang yang dilindungi, kecuali apabila pengirimannya itu merugikan orang yang
bersangkutan atau sanak keluarganya. Dalam hal demikianpun, keterangan tetap
harus diberikan kepada Kantor Pusat Penerangan yang akan mengambil tindakan
epncegahan seperlunya sebagaimana disebut dalam Pasal 140 segera sesudah
diberitahu tentang keadaan-keadaan itu.
Segala berita tertulis yang dibuat oleh suatu Kantor Penerangan harus
disahkan dengan tandatangan atau cap.
Pasal 138
Keterangan yang diterima oleh Kantor Nasional dan dikirim oleh Kantor itu
harus bersifat demikian rupa hingga memungkinkan identifikasi orang-orang yang
dilindungi dengan tepat dan pemberitahuan keluarga yang terdekat dengan cepat.
Keterangan mengnai setiap orang harus meliputi sekurang-kurangnya nama keluarga
orang itu, nama kecil, tempat dan tanggal lahir, kewarganegaraan, tempat kediaman
terakhir dan ciri-ciripembeda, nama kecil ayah dan nama gadis ibu, tanggal tempat
dan sifat tindakan yang diambil bertalian denga orang itu, alamat tempat
mengirimkan surat-surat kepadanya, serta nama dan alamat orang yang harus
diberitahu.
Demikian pula keterangan mengenai keadaan kesehatan kaum interniran yang
sakit keras atau luka parah harus diberikan dengan teratur jika mungkin setiap
minggu.
Pasal 139
Setiap Kantor Penerangan Nasional selanjutnya harus bertanggung jawab atas
pengumpulan semua barang-barang pribadi berharga yang ditinggalkan oleh orangorang yang dilindungi tersebut dalam Pasal 136, terutama mereka yang telah
dipulangkan atau dibebaskan, atau yang telah melarikan diri atau mati. Kantor
Penerangan tersebut harus mengirimkan barang-barang berharga tersebut kepad
yang bersangkutan, baik langsung, atau jika perlu, melalui Kantor Pusat Penerangan.
Barang-barang itu harus dikirim oleh Kantor Penerangan dalam bungkusan yang
disegel yang harus disertai suatu surat yang memberikan keterangan-keterangan
identitas yang jelas dan lengkap mengenai orang yang memiliki barang-barang itu,
dan sebuah daftar lengkap dari pada isi bungkusan-bungkusan itu. Tentang
penerimaan dan pengiriman dari semua barang-barang berharaga itu harus dibuat
suatu daftar yang terperinci.
Pasal 140
Sebuah Kantor Penerangan bagi orang-orang yang dilindungi, terutama bagi
kaum interniran, harus didirikan di negeri netral. Komite Internasional Palang Merah
apabila
dipandang
perlu,
harus
mengusulkan
kepada
Negara-Negara
yang
bersangkutan tentang organisasi Kantor demikian, yang dapat sama seperti yang
ditentukan dalam Pasal 123 dari Konvensi Jenewa mengenai Perlakuan Tawanan
Perang tertanggal 12 Agusuts 1949.
Tugas Kantor itu adalah untuk mengumpulkan segala keterangan dari jenis
yang disebut dalam Pasal 136, yang dapat diperolehnya melalui saluran-saluran
resmi atau swasta dan untuk meneruskan keterangan-keterangan itu secepat
mungkin ke negara-negara asal atau negara kediaman dari orang-orang yang
bersangkutan, kecuali dalam hal-hal dimana pengiriman-pengiriman keterangan
demikian dapat merugikan orang-orang yang berkepentingan atau sanak-keluarga
mereka. Kantor Pusat Penerangan itu harus memperoleh dari Pihak-Pihak dalam
pertikaian segala fasilitas yang pantas bagi pelaksanaan pengiriman-pengiriman
demikian.
Pihak
Angkatan
Perang
dan
terutama
mereka
yang
warganegaranya
memperoleh manfaat dari jasa-jasa Kantor Pusat itu, diminta untuk memberikan
kepada kantor tersebut bantuan keuangan yang mungkin dibutuhkan.
Ketentuan-ketentuan di atas sekali-kali tidak boleh ditafsirkan sebagai
membatasi kegiatan-kegiatan perikemanusiaan dari Komite Internasional Palang
Merah dan dari perhimpunan-perhimpunan penolong yang disebut dalam pasal 142.
Pasal 141
Kantor-Kantor Penerangan Nasional dan Kantor Pusat Penerangan harus
mendapat pembebasan materai bagi segala surat-surat , demikian pula kebebasankebebasan yang ditentukan dalam Pasal 110, dan selanjutnya, sedapat mungkin,
pembebasan dari biaya telegram atau sekurang-kurangnya penguruangan tarif yang
besar.
Bagian VI
Pelaksanaan Konvensi
Seksi I
Ketentuan-Ketentuan Umum
Pasal 142
Kecuali apabila diambil tindakan-tindakan lain oleh Negara Penahan yang
dianggap sangat perlu untuk menjamin keamanannya atau untuk memeuhi
kebutuhan lainnya yang wajar, maka wakil-wakil organisasi-organisasi keagamaan,
pehimpunan-perhimpunan penolong, atau tiap organisasi lain yang membantu orangorang yang dilindungi, harus mendapat dari Negara-Negara tersebut, bagi mereka
sendiri serta bagi wakil-wakil mereka yang diangkat dengan sewajarnya, segala
fasilitas
yang
diperlukan
untuk
mengunjungi
mereka,
untuk
membagikan
persediaan-persediaan dan barang-barang sumbangan, dari sumber manapun juga,
yang dimaksudkan untuk tujuan keagamaan, pendidikan atau hiburan, dan
membantu mereka dalam mengoranisir waktu terluang mereka di dalam tempat
inerniran. Perhimpunan-perhimpunan dan organisasi-organisasi demikian dapat
diadakan di wilayah Negara Penahan atau ditiap negara lainnya, atau perkumpulan
dan organisasi itu dapatbersifat internasional.
Negara Penahan dapat membatasi jumlah perhimpunan dan organisasi yang
utusan-utusanya
diperkenankan
melakukan
kegiatan-kegiatan
mereka
dalam
wilayahnya dan dibawah pengawasannya, tetapi dengan syarat bahwa pembatasan
demikian tidak mengjalangi pelaksanaan efektif dari pemberian sumbangan yang
cukup kepada segenap orang-orang yang dilindungi.
Kedudukan istimewa dari Komite Internsional Palang Mera dalam bidang ini
harus selalu diakui dan dihormati.
Pasal 143
Wakil-Wakil atau utusan Negara Pelindung harus diizinkan mengunjungi
semua tempat dimana ada orang-orang yang dilindungi, terutama tempat-tempat
interniran, penjara dan tempat kerja.
Mereka harus diperkenankan memasuki semua gedung yang ditempati orangorang yang dilindungi, dan harus dapat berbicara tanpa saksi-saksi dengan orangorang yang dilindungi, baik langsung maupun dengan perantaraan seorang
penerjemah.
Kunjungan-kunjungan demikian tidak boleh dialrang, kecuali dengan alasanalasan kepentingan militer yang mendesak dan hanya sebagai suatu tindakan
perkecualian dan bersifat sementara. Lama dan seringnya kunjungan-kunjungan itu
tidak boleh dibatasi.
Negara Penahan atau Negara Pendudukan, Negara Eplindung dan kalau perlu,
Negara asal orang-orang yang akan dikunjungi tersebut dapat bermufakat, bahwa
kawan-kawan sebangsa mereka diperkenankan ikut serta dalam kunjungankunjungan itu.
Utusan Komite Internasional Palang Merah juga harus mendapat hak-hak
istimewa yang sama. Pengangkatan utusan-utusan demikian harus mendapat
persetujuan Negara yang memerintah wilayah, dimana mereka akan melaksanakan
tugas mereka.
Pasal 144
Pihak Peserta Agung berjanji untuk, baik diwaktu damai, maupun diwaktu
perang, menyebarkan teks Konvensi ini seluas mungkin dalam negara mereka
masing-masing, dan terutama untuk emmasukkan pengajaran konvensi-konvensi
dalam program-program pendidikan militer, dan jika mungkin dalam program
pendidikan sipil, sehingga asas-asas Konvensi ini dapat dikenal oleh seluruh
penduduk, dan terutama oleh angkatan perang, oleh anggota dinas kesehatan dan
pendeta.
Tiap penguasa militer atau penguasa-penguasa lainnya, yang bertanggung
jawab atas tawanan-tawanan perang diwaktu perang, harus memiliki teks Konvensi
dan telah diberi pelajaran khusus mengnai ketentuan-ketentuan yang terdapat di
dalamnya.
Pasal 145
Pihak Peserta Agung harus saling menyampaikan melalui Dewan Federal Swiss
dan
selama
berlangsungnya
permusuhan,
melalui
Negara-Negara
Pelindung,
terjemahan-terjemahan resmi dari Konvensi ini, begitu pula undang-undang dan
peraturan-peraturan yang dikeluarkannya unttuk menjamin pelaksanaannya.
Pasal 146
Pihak Peserta Agung berjanji
untuk
menetapkan undang-undang yang
diperlukan untuk memberi sanski pidana efektif terhadap orang-orang yang
melakukan atau memerintahkan untuk melakukan salah satu diantara pelanggaran
berat terhadap Konvensi ini seperti ditentukan di dalam Pasal berikut.
Tiap Pihak Peserta Agung berkewajiban untuk mencari orang-orang yang
disangka telah melakukan atau memerintahkan untuk melakukan pelanggaranpelanggaran berat yang dimaksudkan, dan harus mengadili orang-orang demikian,
dengan tidak memandang kebangsaannya. Pihak Peserta Agung dapat juga, jika
dikehendakinya, dan sesuai dengan ketentuan-ketentuan perundnag-undangannya
sendiri, menyerahkan orang-orang demikian kepada Pihak Peserta Agung lain yang
berkepentingan untuk diadili, asal saja Pihak Peserta Agung itu dapat menunjukkan
suatu perkara prima facie.
Tiap Pihak Peserta Agung harus mengambil tindakan-tindakan yang perlu
untuk memberantas segala perbuatan yang bertentangan dengan ketentuanketentuan Konvensi ini, selain pelanggaran berat yang ditentukan dalam Pasal
berikut.
Dalam segala keadaan, orang yang dituduh harus mendapat jaminan-jaminan
peradialn dan pembelaan yang wajar, yang tak boleh kurang menguntungkan dari
jaminan-jaminan yang diberikan Pasla 105 dan seterusnya daripada Konvensi Jenewa
mengenai Perlakuan Tawanan Perang tertanggal 12 Agustus 1949.
Pasal 147
Pelanggaran-pelanggaran berat yang dimaksudkan oleh Pasal terdahulu adalah
pelanggaran-pelanggaran
yang
meliputi
perbuatan-perbuatan
berikut,
apabila
dilakukan terhadap orang atau milik yang dilindungi oleh Konvensi: pembunuhan
disengaja,
penganiayaan
atau
perlakuan
tak
berperikemanusiaan,
termasuk
percoaban biologis, menyebabkan dengan sengaja penderitaan besar atau luka berat
atas badan atau kesehatan, deportasi, pemindahan atau penahanan seorang yang
dilindungi secara tidak sah, memaksa seorang yang dilindungi untuk berdinas dalam
ketentaraan Negara musuh, atau dengan sengaja merampas hak-hak orang-porang
yang dilindungi atas peradilan yang adil dan wajar yang ditentukan dalam Konvensi
ini; penyanderaan dan eprusakan besar-besaran serta tindakan pemilikan atas harta
benda yang tidak dibenarkan oleh kepentingan militer dan yang dilaksanakan dengan
melawan hukum dan dengan sewenang-wenang.
Pasal 148
Tiada Pihak Peserta Agung diperkenankan membebaskan dirinya atau Pihak
Peserta Agung lain manapun dari pertanggungan jawab apapun yang disebabkan
olehnya sendiri atau oleh Pihak Peserta Agung lain berkenaan dengan pelanggaranpelanggaran seperti tersebut dalam Pasal yang terdahulu.
Pasal 149
Atas permintaan suatu Pihak dalam pertikaian harus diadakan suatu
pemeriksaan
menurut
cara
yang
akan
ditentukan
antara
Pihak-Pihak
yang
berkepentingan, mengenai setiap pelanggaran yang disangka telah dilakukan
terhadap Konvensi.
Apabila tidak terdapat persetujuan mengenai prosedur pemeriksaan, maka
Pihak-Pihak harus bermufakat untuk memilih seorang wasit yang akan menetapkan
prosedur yang akan diikuti.
Sekali pelanggaran telah ternyata dilakukan, Pihak-Pihak dalam pertikaian
harus mengakhirinya dan harus memberantasnya tanpa ditunda-tunda lagi.
Seksi II
Ketentuan-Ketentuan Penutup
Pasal 150
Konvensi ini diadakan dalam Bahasa Inggris dan Perancis. Kedua teks itu sama
kekuatannya.
Dewan Federasi Swiss akan mengusahakan dibuatnya terjemahan resmi
Konvensi ini kedalam Bahasa Rusia dan Spanyol.
Pasal 151
Konvensi ini yang bertanggal hari ini, terbuka untuk penandatanganan sampai
12 Februari 1950, bagi Negara-Negara yang diwakili pada Konfeerensi yang dibuka
pada tanggal 21 April 1949 di Jenewa; selanjutnya bagi Negara-Negara yang tidak
diwakili pada Konferensi itu, tetapi yangmenjadi penandatangan Konvensi Jenewa
tertanggal 27 Juli 1929.
Pasal 152
Konvensi ini harus diratifikasi selekas mungkin dan dokumen-dokumen
ratifikasi harus disiapkan di Bern.
Mengenai penyimpanan setiap dokumen ratifikasi akan dibuat suatu catatan
resmi dan salinan-salinan yang disahkan dari catatan-catatan ini akan dikirim oleh
Dewan Federal Swiss, kepada semua Negara yang telah menandatangani Konvensi ini
atau yang telah menyatakan turut serta.
Pasal 153
Konvensi ini akan berlaku enam bulan sesudah tidak kurang dari dua
dokumen ratifikasi telah disimpan.
Sesudah itu, Konvensi ini akan berlaku bagi setiap Pihak Peseeta Agung enam
bulan sesudah penyimpanan dokumen ratifikasi itu.
Pasal 154
Dalam hubungan-hubungan antara Negara-Negara yang terikat oleh Konvensi
Den Haag mengenai Hukum-Hukum dan Kebiasaan-Kebiasaan Perang di darat, baik
dari tanggal 29 Juli 1899, maupun dari tanggal 18 Oktober 1907, dan yang menjadi
peserta pada konferensi ini, Konvensi tersebut belakangan ini akan merupakan
tambahan pada Bab II dari Peraturan-Peraturan yang terlampir pada KonvensiKonvensi Den Haag tersebut di atas.
Pasal 155
Mulai tanggal berlakunya, Konvensi ini akan terbuka untuk pernyataan turut
serta bagi tiap Negara yang belum menandatanganinya.
Pasal 156
Pernyataan turut serta harus diberitahukan secara tertulis kepada Dewan
Federal Swiss, dan akan mulai berlaku enam bulan seusdah tanggal penerimaan
pemberitahuan itu.
Dewan Federal Swiss akan meneruskan meneruskan pernyataan turut serta itu
kepada semua Negara yang telah menandatangani Konvensi ini, atau yang telah
menyatakan turut serta.
Pasal 157
Keadaan-keadan
seperti
ditentukan
dalam
Pasal-Pasal
2
dan
3
akan
mengakibatkan segera berlakunya ratifikasi-ratifikasi yang telah disimpan dan
pernyataan turut serta yang telah diberitahukan oleh pIhak-Pihak dalam pertikaian
sebelum atau sesudah dimulainya perbuatan permusuhan atau pendudukan.
Dewan Federal Swiss akan meneruskan dengan cara secepat-cepatnya tiap
ratifikasi atau pernyataan turut serta yang diterima dari Pihak-Pihak dalam
pertikaian.
Pasal 158
Tiap-tiap Pihak Peserta Agung bebas untuk menyatakan tidak terikat lagi oleh
Konvensi ini.
Pernyataan tidak terikat lagi ini harus diberitahukan secara tertulis kepada
Dewan Federal Swiss, yang akan meneruskan hal itu kepada Pemerintah-Pemerintah
semua Pihak-Pihak Peserta Agung.
Pernyatan
tidak
terikat
lagi
mulai
berlaku
satu
tahun
sesudah
pemberitahuannya dilakukan kepada Dewan Federal Swiss. Namun suatu pernyataan
tidak terikat lagi yang diberitahuan pada suatu saat ketika Negara yang menyatakan
itu terlibat dalam pertikaian, tidak akan berlaku sampai perdamaian telah dicapai
dan
sesudah
operasi-operasi
yang
erbsangkutan
dengan
pembebasan
dan
pemulangan dari orang-orang yang dilindungi oleh Konvensi ini telah diakhiri.
Pernyataan tidak terikat lagi akan berlaku hanya bagi Negara yang menyatakan
itu. Pernyataan tidak terikat lagi itu sekali-kali tidak meringankan kewajiban PihakPihak dalam pertikaian, yang tetap diwajibkan memenuhi kewajiban-kewajiban itu
berdasarkan asas-asas hukum antar bangsa sebagaimana ditetapkan oelh adat
kebiasaan
yang
berlaku
antara
bangsa-bangsa
yang
ebradab,
hukum
perikemanusiaan dan panggilan hati nurani manusia.
Pasal 159
Dewan Federal Swiss harus mendaftarkan Konvensi ini pada Sekretariat
Perserikatan Bangsa-Bangsa. Dewan Federal Swiss juga harus memberitahukan
Sekretariat
Perserikatan
Bangsa-Bangsa
tentang
semua
ratifikasi-ratifikasi,
pernyataan-pernyataan turut serta dan pernyataan-pernyataan tidak terikat lagi yang
diterima olehnya berkenaan dengan Konvensi ini.
UNTUK KESAKSIAN HAL-HAL TERSEBUT DI ATAS yang bertandatangan di
bawah ini, setelah jelas kuasa penuhnya masing-masing telah menandatangani
Konvensi ini.
DIBUAT di Jenewa 12 Agustus 1949, dalam bahasa-bahasa Inggris dan
Perancis. Naskah Aslinya akan disimpan dalam Arsip Konfederasi Swiss. Dewan
Federal Swiss akan meneruskan salinan-salinan yang disahkan daripada Konvensi ini
kepada Negara-Negara penandatangan dan Negara yang telah menyatakan turut
serta.
Lampiran I
Rencana Persetujuan Mengenai Daerah-Daerah dan Perkampungan Kesehatan
dan Keselamatan
Pasal 1
Daerah-daerah Kesehatan dan Keselamatan harus khusus disediakan bagi
orang-orang yang disebut dalam Pasal 23 dari Konvensi Jenewa untuk Perbaikan
Keadaan yang Luka dan Sakit dalam Angkatan Perang di Medan Pertempuran Darat
tertanggal 12 Agustus 1949, dan bagi para pegawai yang dipercayakan denga
organisasi dan administrasi daerah dan perkampungan itu serta perawatan orangorang yang ditampung di sana.
Walaupun demikian, orang-orang yang bertempat kediamannya tetap dalam
daerah-daerah demikian akan berhak tetap tinggal di situ.
Pasal 2
Orang-orang yang berdiam dalam daerah kesehatan dan keselamatan dalam
kedudukan bagaiamanapun, tidak boleh melakukan pekerjaan apapun, baik di
dalalm maupun di luar perbatasan itu, yang berhubungan langsung dengan operasioperasi militer atau dengan produksi perlengkapan perang.
Pasal 3
Negara yang mengadakan daerah kesehatan dan keselamatan harus mengambil
segala tindakan yang perlu untuk melarang masuknya semua orang yang tidak
berhak berdiam atau masuk di sana.
Pasal 4
Daerah-daerah kesehatan dan keselamatan harus memenuhi syarat-syarat
berikut:
a) Daerah-daerah kesehatan hanya boleh meliputi sebagian kecil dari wilayah
yang dieprintah oleh Negara yang mengadakannya.
b) Daerah-daerah itu harus berpenduduk tipis dibandingkan kemungkinankemungkinan akomodasi yang terdapat di situ.
c) Daerah-daerah itu harus jauh letaknya dan tiada hubungannya dari segala
objek-objek militer atau bangunan-bangunan industri dan administrasi yang
besar.
d) Daerah-daerah itu tiak boleh ditempatkan di daerah-daerah yang menurut
perkiraan layak dapat menjadi penting untuk melakukan perang.
Pasal 5
Daerah-daerah kesehatan harus mematuhi kewajiban-kewajiban berikut:
a) Jalan perhubungan dan alat pengangkutan yang dimilikinya tidak boleh
digunakan untuk pengangkutan pegawai atau epralatan militer, sekalipun
hanya untuk perlintasan.
b) Daerah itu sekali-kali tidak boleh dipertahankan dengan alat-alat senjata
militer.
Pasal 6
Daerah kesehatan dan keselamatan harus ditandai dengan silang diagonal
merah atas dasar putih yang ditempatkan di atas atap gedung-gedung dan tempat
sekitarnya. Daerah-daerah yang khusus disediakan untuk yang Luka dan Sakit dapat
ditandai lambang Palang Merah (bulan Sabit Merah, Singa dan Matahari Merah) atas
dasar putih.
Daerah demikian dapat juga ditandai pada malam hari dengan alat-alat
penerangan yang wajar.
Pasal 7
Negara-negara
harus
menyampaikan
kepada
semua
Pihak
Agung
Penandatangan dalam waktu damai atau apda pecahnya permusuhan, suatu daftar
dari daerah-daerah kesehatan dan keselamatan dalam wilayah yang dikuasainya.
Mereka juga harus memberi tahu tentang setiap daerah kesehatan baru yang
didirikan selama berlangsungnya permusuhan.
Segera setelah pihak alwan menerima pemberitahuan tersebut di atas, maka
daerah itu harus dianggap telah terbentuk dengan sah.
Tetapi apabila pihak lawan menganggap bahwa syarat-syarat persetujuan ini
tidak dipenuhi, maka ia boleh menolak untuk mengakui daerah itu dengan jalan
segera memberitahukan penolakan itu kepada pihak yang bertanggung jawab atas
daerah tersebut, atau dapat menggantungkan pengakuan daerah demikian pada
diadakannya pengawasan seperti ditentukan dalam pasal 8.
Pasal 8
Tiap negara yang telah mengakui satu atau ebberapa daerah kesehatan yang
diadakan oleh pihak lawan, berhak untuk menuntut pengawasan oleh satu atau lebih
Komisi-Komisi Khusus, untuk memeriksa apakah daerah-daerah itu memenuhi
syarat-syarat dan kewajiban-kewajiban yang ditentukan dalam eprsetujuan ini.
Untuk maksud ini, anggota Komisi-Komisi Khusus itu setiap waktu bebas
masuk-keluar ke pelbagai darah itu dan bahkan boleh menetap di sana.
Mereka harus diberikan segala fasilitas yang perlu untuk tugas pemeriksaan
mereka.
Pasal 9
Apabila Komisi-Komisi Khusus itu mendapatkan fakta-fakta yang menurut
mereka bertentangan dengan ketentuan-ketentuan persetujuan ini, mereka harus
segera minta perhatian negara yang menguasai daerah tersebut akan fakta ini, dan
harus menetapkan suatu batas waktu lima hari, dalam waktu mana hal atau keadaan
itu harus diperbaiki. Mereka harus memberitahukan negara yang telah mengakui
daerah itu.
Jika setelah batas waktu telah berakhir, negara yang menguasai daerah itu
belum memenuhi peringatan itu, pihak lawan boleh menyatakan bahwa ia tidak lagi
terikat oleh persetujuan ini mengenai daerah tersebut.
Pasal 10
Setiap
negara
yang
mengadakan
satu
atau
lebih
daerah-daerah
dan
perkampungan kesehatan, dan pihak lawan yang telah diberitahukan tentang adanya
daerah-daerah dan perkampungan-perkampungan demikian, harus mengangkat atau
menyuruh diangkat oleh negara-negara netral atau Negara Pelindung, orang-orang
yang dapat menjadi anggota Komisi-Komisi Khusus disebut dalam yang Pasal-Pasal 8
dan 9.
Pasal 11
Daerah kesehatan dan keselamatan dalam keadaan apapun tidak boleh
emnjadi sasaran serangan. Daerah-daerah demikian harus selalu dilindungi dan
dihormati oleh pihak-pihak dalam pertikaian.
Pasal 12
Dalam hal pendudukan suatu wilayah, maka daerah-daerah kesehatan dan
keselamatan yang ada di dalam wilayah itu harus tetap dihormati dan dipergunakan.
Tetapi tujuannya dapat dirubah oleh Negara Pendudukan, dengan syarat bahwa
segala tindakan diambil untuk menjamin keselamatan orang-orang yang ditampung
di situ.
Pasal 13
Persetujuan ini akan juga berlaku bagi perkampungan-perkampungan yang
dipergunakan oleh negara dengan tujuan sama seeprti daerah-daerah kesehatan dan
keselamatan.
Lampiran II
Peraturan Mengenai Subangan Kolektif
(Lihat Pasal 73)
Pasal 1
Komite-Komite
Interniran
harus
diperkenankan
membagi-bagi
kiriman
sumbangan kolektif yang menjadi tanggung jawab mereka kepada semua interniran
yang diurus oleh tempat interniran Komite tersebut, termsuk mereka yang berada di
rumah sakit atau dipenjara atai tempat-tempat tahanan lainnya.
Pasal 2
Pembagian kiriman sumbangan kolektif harus dilaksanakan sesuai dengan
petunjuk-petunjuk para penyumbang dan menurut rencana yang dibuat oleh Komite
Interniran. Tetapi pembagian persediaan obat-obatan sebaiknya haus dilalkukan
dengan persetujuan perwira-perwira tinggi kesehatan. Perwira-perwira ini di rumah
sakit dan di balai pengobatan dapat menyimpang dari petunjuk-petunjuk tersebut di
atas, apabila kepentingan orang sakit menghendaki demikian. Dalam batas-batas
yang ditentukan di atas, maka pembagian selalu harus dilakukan seadil-adilnya.
Pasal 3
Anggota-anggota Komite Interniran harus diperkenankan pergi ke stasiunstasiun kereta api atau tempat-tempat lain dimana barang-barang sumbangan itu
tiba, yang dekat tempat interniran, untuk memungkinkan wakil-wakil tawanan atau
pembantu-pembantunya
itu
untuk
memungkinkan
wakil-wakil
tawanan
atau
pembantu-pembantunya itu untuk mencocokkan mutu serta banyaknya barangbarang yang diterima, dan untuk membuat laporan-laporan yang diperinci mengenai
hal itu bagi para penyumbang.
Pasal 4
Komite-Komite Interniran harus diberikan fasilitas-fasiltas yang diperlukan
untuk mencocokkan apakah pembagian sumbangan kolektif dalam semua bagianbagian serta cabang-cabang tempat interniran mereka telah dilaksanakan sesuai
edngan petunjuk-petunjuk mereka.
Pasal 5
Wakil-wakil interniran harus diperkenankan untuk mengisi dan menyuruhkan
diisinya oleh anggota-anggota Komite Interniran dari detasemen-detasemen kerja atau
oleh perwira kesehatan atasnya dari balai pengobatan dan rumah sakit, formulirformulir atau daftar-daftar pertanyaan yang diperuntukkan para penyumbang,
mengenai barang-barang sumbangan kolektif itu (cara pembagian, syarat-syarat,
jumlah, dsb). Formulir-formulir dan daftar-daftar demikian, setelah diisi dengan
semestinya, harus diteruskan kepada para penyumbang tanpa ditunda-tunda.
Pasal 6
Agar terjamin pembagian yang teraut daripada sumbangan-sumbangan kolektif
kepada interniran di tempat interniran mereka, dan untuk memenuhi tiap kebutuhan
yang mungkin timbul dari tibanya jumlah-jumlah interniran baru, maka KomiteKomite Interniran harus diperkenankan untuk mengumpulkan serta menyimpan
persediaan-persediaan cadangan yang cukup dari sumbangan kolektif itu. Untuk
maksud ini, mereka harus mempunyai gudang-gudang yang memadai; setiap gudang
harus diperlengkapi dengan dua kunci, satu kunci dipegang oleh Komite Interniran
dan kunci lainnya dipegang oleh komandan tempat interniran.
Pasal 7
Pihak-Pihak Agung Penandatangan, terutama Negara-Negara Penahan sedapat
mungkin dan dengan tidak mengurangi ketentuan-ketentuan yang mengatur
perbekalan bagi penduduk, harus mengizinkan segala pembelian barang-barang yang
dibuat di wilayah yang mereka kuasai untuk keperluan pembagian sumbangan
kolektif kepada para interniran. Mereka juga harus emmberikanbantuan untuk
memeprmudah pengiriman uang dan pelaksanaan ketentuan-ketentuan keuangan
yang
bersifat
teknis
administratif
yang
ditujukan
pada
pembelian-pembelian
demikian.
Pasal 8
Ketentuan-ketentuan di atas tidak akan menghalang-halangi
hak para
interniran untuk menerima sumbangan kolektif sebelum kedatangan mereka di
tempat tawanan atau selama dalam pemindahan. Ketentuan di atas juga tidak akan
mengahlang-halangi
kemungkinan-kemungkinan
bahwa
wakil-wakil
Negara
Pelindung, Komite Internasional Palang Merah, atau setiap badan lainnya yang
memberikan bantuan kepada interniran dan bertanggung jawab atas pengiriman
perbekalan demikian, menjamin pambagian perbekalan demikian itu kepada si
alamat dengan cara lain apapun yang mereka anggap pantas.
Download