Uploaded by Rena Marliana

Bebeh W Nuryadin

advertisement
Seminar Nasional Material 2013 | Fisika – Institut Teknologi Bandung
Sintesis Fosforesense Berbasiskan Boron Carbon Oxynitride
(BCNO) Menggunakan Proses Hidrotermal
Bebeh W. Nuryadin, Ea Cahya Septia Mahen, Ferry Iskandar*, Mikrajuddin
Abdullah, dan Khairurrijal
Kelompok Keahlian Fisika Material Elektronik, Fakultas Matematika dan IPA, Institut Teknologi Bandung,
Ganesha 10, Bandung, Indonesia 40132
* Email:[email protected]
Abstrak. Fosfor berbasis boron carbon oxynitride dengan pendaran biru yang terdispersi di air telah dapat disintesis
dengan menggunakan proses hidrotermal. Bahan dasar prekursor yang digunakan adalah Urea, Asam Sitrat dan Asam
Boric sebagai sumber nitrogen, sumber carbon dan sumber boron atau pen-stabil. Untuk mengamati sifat dan
karakteristik pendaran fosfor dilakukan variasi konsentrasi pada masing-masing bahan dasar yang digunakan, terutama
variasi nitrogen dan variasi karbon. Selain itu pada proses hidrothermal dipanaskan pada temperatur sekitar 200 oC dan
tekanan maksimum 5 MPa. Fosfor menghasilkan pendaran biru pada puncak photoluminescence di daerah 460 nm, dan
memiliki intensitas yang relatif tinggi.
Kata kunci: proses hidrotermal, boron carbon oxynitride, fosforesen biru, tanpa ion-tanah jarang.
PENDAHULUAN
METODA EKSPERIMEN
Beberapa tahun kebelakang, grup kami [1-6] telah
melaporkan metoda yang sederhana dan bergunan
dalam rute sintesis bahan boron carbon oxynitride
(BCNO) dimana fosfor ini tidak menggunakan ion
tanah
jarang.
Fosforesen
berbasis
BCNO
menghasilkan intensitas pendaran yang relatif tingg
dan karakteristik pendaran yang lebar. Fosforesen
BCNO dapat dieksitasi pada panjang gelombang
eksitasi dari 245 (UV) hingga 460 nm (biru) dengan
kuantum efisiensi yang relatif tinggi, hingga 70 %
untuk pendaran biru. Puncak pendaran Fosforesen
BCNO dapat diatur, pengarturan tersebut berkaitan
dengan proses doping karbon pada struktur kristalnya.
Dengan mengatur kandungan karbon/boron pada
prekursor kita akan dapatkan fosforesen BCNO
dengan pendaran pada daerah cahaya tampak.
Pada tulisan ini, kami menginvestigasi untuk
pertama kali proses sintesis fosforesen BCNO
menggunakan proses hidrotermal. Hal ini dilakukan
untuk meningkatkan kualitas dan keseragaman
pendaran. Kami perkirakan dengan menggunakan
proses hidrotermal maka partikel fosfor BCNO yang
terbentuk seragam, reaksi kimiawi dan stoikiometri
yang terkontrol.
Fosfor BCNO nanopartikel disintesis menggunakan
asam boric [B(OH)3, dengan Mr=61.83 gmol−1], urea
[(NH2)2CO, dengan Mr=60.07 gmol-1] sebagai sumber
boron dan nitrogen. Sumber karbon yang digunakan
adalah PEG [C2nH4n+2On+1, dengan Mw=20k gmol-1],
asam oleic [C18H34O2, dengan Mr=282.46 gmol−1]
asam sitrat [C6H8O7.H2O, dengan Mr=210.14 gmol-1].
Reaktor hidotermal yang digunakan adalah otoklap
(autoclave) dengan tekanan yang relatif tinggi, yaitu
pada tekanan maksimum sebesar 5 MPa. Pembuatan
prekursor dilakukan dengan melarutkan tiga bahan
dasar, yaitu asam boric, urea dan sumber karbon.
Prekursor yang disiapkan memiliki nilai perbandingan
atom (mol/mol) sumber karbon terhadap sumber boron
(C/B) yang diatur, perbandingan C/B yang digunakan
dari 0 hingga 2. Prekursor yang telah disiapkan
dimasukan kedalam otoklap, ditutup rapat, dan
kemudian dipanaskan pada temperatur tertentu,
berkisar 120 oC – 160 oC, selama 3 jam.
Spektrum fotoluminesen (PL) diukur pada
temperatur
ruang
memenggunakan
peralatan
spectrofluorophotometer (RF-5300PC, Shimadzu
Corp., Kyoto) dengan laser xenon. Semua analisis PL
dilakukan pada termperatur ruang dengan panjang
gelombang eksitasi sebesar 365 nm. Hasil citra
pendaran diambil menggunakan kamera digital tanpa
filter dan pengaturan berlebih.
57
Seminar Nasional Material 2013 | Fisika – Institut Teknologi Bandung
fungsi penting yaitu sebagai sumber karbon dalam
reaksi kimiawi pembentukan struktur kristal fosfor
BCNP dan meningkatkan kinetika reaksi pada proses
hidrotermal. Selektivitas pemilihan sumber karbon
teramati pada proses sintesis fosfor BCNO
menggunakan PEG 20k, asam oleic dan asam sitrat.
Hal ini berkaitan dengan reaktivitas bahan sehingga
meningkatkan interaksi antar atom-atom penyusun
prekursor
pembentuk
bahan
fosfor
BCNO
nanopartikel. Dalam hal ini interaksi PEG 20k dengan
bahan lain, urea dan asam boric, sangat lemah
sehingga tidak terbentuk fosfor BCNO nanopartikel.
Sedangkan penggunaan asam oleic dan asam sitrat
dengan interaksi dengan bahan lain memungkinkan
terbentuknya bahan fosfor BCNO nanopartikel.
HASIL DAN DISKUSI
Proses sintesis menggunakan metoda hidrotermal
menggunakan bahan asam borik, urea dan beberapa
jenis sumber karbon. Sumber karbon yang digunakan
pada penelitian ini adalah PEG 20k, asam oleic, dan
asam sitrat, lihat gambar 1. Penggunaan PEG sebagai
sumber karbon koloid tidak menghasilkan pendaran
sehingga dapat diasumsikan tidak terbentuk fosfor
BCNO nanokristal yang diinginkan. Pada penggunaan
asam oleic sebagai sumber karbon, ketika fosfor
BCNO disinari UV (365 nm) terjadi pendaran dengan
intensitas rendah. Sedangkan pada penggunaan asam
sitrat pada proses hidrotermal menghasilkan fosfor
BCNO nanokristal yang berpendar dengan intensitas
yang relatif tinggi. Perbedaan mendasar pada ketiga
bahan tersebut adalah struktur kimiawi dan tingkat
reaktivitas bahan, dari ketiga bahan tersebut asam
sitrat memiliki tingkat reaktivitas yang cukup tinggi
pada suhu cukup rendah. Percobaan ini mengarahkan
pada sebuah simpulan sementara bahwa tingkat
kinetika reaksi sumber karbon memiliki peranan
penting dalam pembentukan fosfor BCNO nanokristal.
(a)
(b)
(c)
GAMBAR 2. Pendaran bahan fosfor BCNO dengan variasi
temperature sinthesis (N/B dan C/B pada 10 dan 1 selama 3
jam) ; (a) 120 oC, (b) 140 oC, (c) 160 oC.
GAMBAR 1. Spektrum PL fosforesen BCNO dengan
variasi sumber karbon; CA: Citric Acid, OC: Oleic Acid, and
PEG: Polyethilene Glycol 20k.
Byrappa dkk, (2008), dan Demazeau, (2008),
menjelaskan bahwa pemilihan komponen prekursor
yang tepat dan selektif berpengaruh dalam proses
sintesis padatan atau nanomaterial secara umum.
Dengan demikian, sumber karbon memiliki beberapa
GAMBAR 3. Spektrum PL fosforesen BCNO dengan
variasi temperatur sintesis.
Gambar 2 menunjukan bahan fosfor BCNO
nanokristal yang disintesis pada beberapa variasi
58
Seminar Nasional Material 2013 | Fisika – Institut Teknologi Bandung
temperatur.
Temperatur
sintesis
hidrotermal
berpengaruh terhadap intensitas pendaran bahan fosfor
BCNO. Pada temperatur 120 oC teramati intensitas
pendaran yang sedang. Ketika temperature sintesis
ditingkatkan menjadi 140 oC teramati adanya
peningkatan intensitas pendaran secara signifikan.
Namun pada temperature sintesis sebesar 160 oC
terjadi penurunan intensitas pendaran. gambar 3
menunjukan pengaruh temperatur sintesis hidrotermal
terhadap intensitas pendaran bahan fosfor BCNO
berkaitan dengan perbedaan kecepatan reaksi pada
jalur urea (urea route) dan atau berkaitan dengan
pembentukan struktur atomik bahan fosfor BCNO
yang berbeda bergantung pada temperature sintesis.
Namun
peningkatan
temperature
sintesis
menghasilkan
karbon
sisa
reaksi
sehingga
mengakibatkan terjadinya penyerapan energi pendaran
atau sinar UV.
Gambar 4 menunjukan pendaran fosfor BCNO
dengan variasi rasio molar karbon/boron. Hasil
tersebut menunjukan bahwa pada konsentrasi asam
sitrat rendah tidak menghasilkan koloid fosfor BCNO
yaitu ditandai dengan tidak adanya pendaran material
ketika dibawah sinar-UV (365 nm). Sedangkan pada
rasio sebesar 0.3 terdapat perubahan yang signifikan
yaitu terbentuknya fosfor BCNO nanopartikel ditandai
dengan pendaran warna biru koloid fosfor BCNO
dibawah sinar UV. Peningkatan rasio molar asam sitrat
berpengaruh pada peningkatan intensitas pendaran
warna biru yang semakin terang, lihat gambar 5.
Peningkatan intensitas pendaran dipengaruhi oleh
peningkatan kinetika reaksi yang menyebabkan proses
reaksi menjadi lebih sempurna. Namun disisi lain
teramati adanya penurunan intensitas pendaran ketika
rasio molar asam sitrat sangat besar. Penurunan
intensitas ini kemungkinan besar karena terbentuknya
partikel karbon yang menutupi permukaan fosfor
BCNO nanopartikel dan menyerap energi pendaran
atau energi sinar UV.
SIMPULAN
(a)
(b)
(c)
(d)
Fosforesen berbasis boron carbon oxynitride
(BCNO) telah dapat disintesis menggunakan proses
hidrotermal pada tekanan relatif tinggi (maksimum
5MPa), namun pada temperatur yang relatif rendah
(kurang dari 200 oC). Hasil pengamatan menunjukan
bahwa diperlukan pemilihan sumber karbon secara
selektif, dikarenakan sumber karbon berfungsi sebagai
sumber penyusun struktur kristal fosfor BCNO dan
sekaligus meningkatkan reaktivitas reaksi kimiawi
pada proses hidrotermal. Pengamatan pada variasi
perbandingan atom karbon/boron menunjukan
terjadinya peningkatan intensitas pendaran, hal ini
dipengaruhi oleh peningkatan kinetika reaksi yang
menyebabkan proses reaksi menjadi lebih sempurna.
(e)
GAMBAR 4. Pendaran bahan fosfor BCNO dengan variasi
rasio molar asam sitrat (citric acid) pada N/B =10,
temperatur sinthesis 140 oC dan waktu selama 3 jam; (a)
C/B=0.05, (b) C/B=0.3, (c) C/B=0.5, (d) C/B=1, (e) C/B=2.
UCAPAN TERIMA KASIH
Penelitian ini didanai dari ”Riset KK Fismatel
Institut Teknologi Bandung (ITB) 2012”.
REFERENSI
1. T. Ogi, Y. Kaihatsu, F. Iskandar, W. Wang and K.
Okuyama, Adv. Mater. 20, 3235 (2008).
2. Kaihatsu Y., Iskandar F., Widiyandari H., Wang W.N.,
and Okuyama O., Electrochem. Solid-State Lett. 12(3)
J33-J36 (2009).
3. W. N. Wang, Y. Kaihatsu, F. Iskandar, and K. Okuyama,
Mater. Res. Bull. 44, 2099(2009).
GAMBAR 5. PL Specral of BCNO Phosphor Materials with
variation of molar ratio carbon/boron (C/B).
59
Seminar Nasional Material 2013 | Fisika – Institut Teknologi Bandung
4. Y. Kaihatsu, W.N. Wang, F. Iskandar, T. Ogi, and K.
Okuyama, J. Electrochem. Soc. 157(10), J329-J333
(2010).
5. W. Lei, D. Portehault, R. Dimova, and M. Antonietti, J.
Am. Chem. Soc. 133, 7121 –7127 (2011)
6. B. W. Nuryadin, I. D. Faryuni, F. Iskandar, M. Abdullah,
and Khairurrijal, “Effect of silica nanoparticles on the
photoluminescence properties of BCNO phosphor” in
The 4th Nanoscience and Nanotechnology Symposium 2011, edited by F. Iskandar et al., AIP Conference
Proceedings 1415, American Institute of Physics,
Melville, NY, 2011, pp. 171-174.
7. Byrappa K., and Yoshimura M., Handbook of
Hydrothermal Technology New York USA: Noyes
Publications, 2001.
8. Byrappa K. (ed) “Hydrothermal growth of crystals” in
Prog. Cryst. Grow. Charact., 21, 1990.
9. G. Demazeau, J. Mater. Sci. 43(7), 2104-2114(2008).
60
Download