Uploaded by Chen Siong

PENGKAJIAN-GERIATRI

advertisement
2.8
GERIATRI
PENGKAJIAN GERIATRI PARIPURNA/COMPREHENSIVE
GERIATRIC ASSESSMENT (CGA)
Pendekatan dalam evaluasi medis bagi pasien berusia lanjut (berusia 60 tahun atau lebih)
berbeda dengan pasien dewasa muda. Pasien geriatri memiliki karakteristik multipatologi, daya cadang
faal yang rendah, gejala dan tanda klinis yang menyimpang, menurunnya status fungsional, dan
gangguan nutrisi. Selain itu, perbaikan kondisi medis kadangkala kurang dramatis dan lebih lambat
timbulnya.
Karakteristik pasien geriatri yang pertama adalah multipatologi, yaiotu pada satu pasien
terdapat lebih dari satu penyakit yang umumnya bersifat kronik degeneratif. Kedua adalah menurunya
daya cadangan faali, yang menyebabkan pasien geriatri amat mudah jatuh dalam kondisi gagal pulih
(failure to thrive). Hal ini terjadi akibast penurunan fungsi barbagai oragan sesuai dengan bertambahnya
usia, yang walaupun normal untuk usianya namun menandakan menipisnya daya cadang faali. Ketiga
adalah penyimpangan gejala dan tanda penyakit dari yang klasik, misalnya pada pneumonia mungkin
tidak akan dijumpai gejala khas seperti batuk, demam, dan sesak, melainkan terdapat perubahan
kesadaran atau jatuh. Keempat adalah terganggunya status fungsional pasien geriatri. Status fungsional
adalah kemampuan seseorang untuk melakukan aktivitas kehidupan sehari – hari. Status fungsional
menggambarkan kemampuan umum seseorang dalam memerankan fungsinya sebagai manusia yangt
mandiri, sekaligus menggambarkan kondisi kesehatan secara umum. Kelima adalah adanya gangguan
nutrisi, gizi kurang, atau gizi buruk, gangguan nutrisi ini secara langsung akan mempengaruhi proses
penyembuhan dan pemulihan.
Jika karena sesuatu hal pasien geriatri mengalami kondisi akut seperti pneumonia, maka
pasien geriatri juga seringkali muncul dengan gangguan fungsi kognitif, depresi, instabilitas,
imobilisasi,dan inkontinesia (sindrom geriatri). Kondisi tersebut akan semakin kompleks jika secara
psikososial terdapat hendaya seperti pengabaian (neglected) atau kemiskinan (masalah finansial).
Berdasarkan uraian di atas tidak dapat disangkal lagi bahwa pendekatan dalam evaluasi medis bagi
pasien geriatri mutlak harus bersifat holostik atau paripurna yang tidak semata – mata dari sisi bio-psokososial saja, namun juga harus senantiasa memperlihatkan aspek kuratif.,rehabilitatif,promotif,dan
preventif. Komponen dari pengkajian paripurna pasien geriatri meliputi status fungsional, status kognitif,
status emosional, dan status nutrisi. Selain itu, anamnesis yang dilakukan adalah anamnesis sistem
organ yang secara aktif ditanyakan oleh dokter (mengingat seringkali pasien geriatri memiliki hambatan
dalam menyampaikan keluhahan atau tidak mengangap hal tersebut sebagai suatu keluhan) dan
pemeriksaan fisik lengkap yang mencangkup pula pemeriksaan neurologis dan muskuloskeletal.
STATUS FUNGSIONAL
Pendekatan yang dilakukan untuk menyembuhkan kondisi akut pasien geriatri
tidak akan cukup untuk mengatasi permasalahan yang muncul. Meskipun
kondisi akutnya sudah teratasi, tetapi pasien tetap tidak dapat dipulangkan
karena belum mampu duduk, apalagi berdiri dan berjalan, pasien belum mampu
makan dan minum serta membersihkan diri tanpa bantuan. Pengkajian status
fungsional untuk mengatasi berbagai hendaya menjadfi penting, bahkan
seringkali menjadi prioritas penyelesaian masalah. Nilai dari kebanyakan
intervensi medis pada oirang usia lanjut dapat diukur dari pengaruhnya pada
kemandirian atau status fungsionalnya. Kegagalan mengatasi hendaya maupun
gejala yang muncul akan mengakibatkan kegagalan pengobatan secara
keseluruhan.
Mengkaji status fungsional seseorang berarti melakukan pemeriksaan dengan
instrumen tertentu untuk membuat penilaian menjadi objektif, antara lain dengan
indeks aktivitas kehidupan sehari – hari (activity of daily living / ADL) Brarthel
dan katz. Pasien dengan status fungsional tertentu akan memerlukan berbagai
program untuk memperbaiki status fungsionalnya agar kondisi kesehatan
kembali pulih, mempersingkat lama rawat, meningkatkan kualitas hidup dan
kepuasan pasien.
STATUS KOGNITIF
Pada pasien geriatri, peran dari aspek selain fisik justru terlihat lebih menonjol
terutama saat mereka sakit. Faal kognitif yang paling sering terganggu pada
pasien geriatri yang dirawat inap karena penyakit akut anatara lain memori segera
dan jangka pendek, persepsi, proses pikir, dan fungsi eksekutif, gangguan
tersebut dapat menyulitkan dokter dalam pengambilan data anamnesis, demikian
pula dalam pengobatan dan tindak lanjut adanya gangguan kognitif tentu akan
mempengaruhi kepatuhan dan kemampuan pasien untuk melaksanakan program
yang telah direncanakan sehingga pada akhirnya pengelolaan secara keseluruhan
akan terganggu juga.
Gangguan faal kignitif bisa ditemukan pada derajat ringan (mild cognitive
impairment/MCI dan vascular cognitive impairment/NCI) maupun yang lebih berat
(demensia ringan sedang dan berat) hal tersebut tentunya memerlukan
pendekatan diagnosis dan terapeutik tersendiri. Penipisan adanya ganguan faal
kognitif secara objektif antara lain dapat dilakukan dengan pemeriksaan
neuropsikioatri seperti Abbreviated Mental Test, The Mini-Mental State Exmination
(MMSE), The Global Deterioration Scale (GDS), dan The Cinical Dementia
Ratings (CDR).
STATUS EMOSIONAL
Kondisi psikologik, seperti gangguan penyesuaian dan depresi, juga dapat
mempengaruhi hasil pengelolaan. Pasien yang depresi akan sulit untuk diajak
bekerja sama dalam kerangka pengelolaan secara terpadu. Pasien cenderung
bersikap pasif atau apatis terhadap berbagai program pengobatan yang akan
diterapkan. Hal ini tentu akan menyulitkan dokter dan paramedik untuk mengikuti
dan mematuhi berbagai modalitas yang diberikan. Keinginan bunuh diri secara
langsung maupun tidak, cepat atau lambat akan mengencam proses
penyembuhan dan pemulihan.
Instrumen untuk mengkaji status emosional pasien misalnya geriatric depression
scale (GDS) yang terdiri atas 15 atau 30 pertanyaan. Instrumen ini bertujuan
untuk menapis adanya gangguan depresi atau gangguan penyesuaan.
Pendekatan secara profesional dengan bantuan psikiater amat diperlukan untuk
menegakkan diagnosis pasti.
STATUS NUTRISI
Masalah gizi merupakan masalah lain yang mutlak harus dikaji pada seorang
pasien geriatri. Gangguan nutrisi akan mempengaruhi status imun dan keadaan
umum pasien. Adanya gangguan nutrisi seringkali terabaikan mengingat gejala
awal seperti rendahnya asupan makanan disangka sebagi kondisi normal yang
akan terjadi pada pasien geriatri. Sampai kondisi status gizi turunmenjadi gizi
buruk baru tersadar bahwa memang ada masalah di bidang gizi. Pada saat
tersebut biasanya sudah terlambat atau setidaknya akan amat sulit menyusun
program untuk mengobati status gizi buruk.
Pengkajian status nutrisi dapat dilakukan dengan anamnesis gizi (anamnesisi
asupan), pemeriksaan antropometrik, maupun biokimiawi. Dari anamnesis harus
dapat dinilai berapa kilometer energi, berapa gram protein, dan berapa gram
lemak yang rata – rata dikonsumsi pasien. Juga perlu dievaluasi berapa gram
serat dan mililiter cairan yang dikonsumsi. Jumlah vitamin dan mineral biasanya
dilihat secara lebih spesifik sehingga memerlukan perangkat instrumen lain
dengan bantuan seorang ahli gizi. Pemeriksaan antropometrik yang lazim
dilakukan adalah pengukuran indeks massa tubuh dengan memperhatikan
perubahan tinggi tubuh dibandingkan saat usia dewasa muda. Rumus tinggi lutut
yang disesuaikan denagn ras Asia dapat dipakai untuk dikalkulasi tinggi badan
orang usia lanjut. Pada pemeriksaan penunjang dapat diperiksa hemoglobin dan
kadar albumin plasma untuk menilai status nutrisi secara biokimiawi.
Instrumen untuk mengkaji status fungsional, kognitif, dan emosional dapat dilihat
pada lampiran
LAMPIRAN I
INDEKS AKTIVITAS KEHIDUPAN SEHARI – HARI BARTHEL (AKS BARTHEL)
No
fungsi
skor
keterangan
1
Mengendalikan
Rangsang
Pembuangan tinja
0
1
2
Tak terkendali?takteratur (perlu pencahar
Kadang – kadang tak terkendali (1 X seminggu)
Terkendali teratur
2
Mengendalikan
Rangsang berkemih
0
1
2
Tak terkendali atau pakai karteter
Kadang – kadang tak terkendali (1 X 24 jam)
Mandiri
3
Membersihkan diri
(seka muka,sisir rambut, sikat gigi)
0
1
Butuh pertolongan orang lain
Mandiri
4
Pengguanaan jamban, masuk dan keluar
(melepaskan, memakai celana,
membersihakan, menyiram)
0
1
2
Tergantung pertolongan orang lain
Perlu pertolongan pada beberapa kegiatan tetapi dapat mengerjakan
sendiri beberapa kegiatan yang lain
Mandiri
5
makan
0
1
2
Tidak mampu
Perlu ditolong memotong makanan
Mandiri
6
Berubah sikap dari berbaringn ke duduk
0
1
2
3
tidak mampu
Perlu banyak bantuan untuk bisa duduk 92 orang)
Bantuan minimal 1 orang
Mandiri
7
Berpindah / berjalan
0
1
2
3
Tidak mampu
Biosa (pindah) dengan kursi roda
Berjalan dengan bantuan 1 orang
mandiri
8
Memakai baju
0
1
2
Tergantung orang lain
Sebagaian dibantu (misalnya mengancing baju)
Mandiri
9
Naik turun tangga
0
1
2
Tidak mampu
Butuh pertolongan
Mandiri
10
Mandi
0
1
Tergantung orang lain
Mandiri
TOTAL SKOR
Nilai skor
LAMPIRAN 2
ABBREVIATED MENTAL TEST (AMT)
Status mental
Nilai
A
Umur ……………tahun
0. salah
1. Benar
B
Waktu / jam sekarang ………………..
0. salah
1. Benar
C
Alamat tempat tinggal ………………..
0. salah
1. Benar
D
Tahun ini ………………………….
0. salah
1. Benar
E
Saat ini berada dimana ………………
0. salah
1. Benar
F
Mengenal orang lain (dokter, perawat, penanya)
0. salah
1. Benar
G
Tahun kemerdekaan RI ………………
0. salah
1. Benar
H
Nama presiden RI ……………………
0. salah
1. Benar
I
Tahun kelahiran pasien atau anak terakhir
0. salah
1. Benar
J
Menghitung terbaik (20 s/d 1) ……..
0. salah
1. Benar
K
Perasaan hati (afeksi)
A.
B.
C.
D.
E.
Baik
Labil
Depresi
Gelisah
Cemas
Total Skor :
( diisi oleh petugas )
KETERANGAN : Skor AKS BARTHEL ( Lampiran I )
20
: MANDIRI
12 – 19
: ketergantungan ringan
9 – 11
: Ketergantungan sedang
5–8
: ketergantungan berat
0–4
: ketergantungan total
KETERANGAN : Skor AMT ( Lampiran II )
0–3
: Gangguan ingatan berat
4–7
: Gangguan ingatan sedang
8 – 10 : Normal
Lampiran 3
MINI MENTAL STATE EXAMINATION (MMSE)
Nama Responden :
Nama Pewawancara :
Umur Respponden :
Tanggal wawancara :
Pendidikan :
Jam mulai :
Nilai maksimum
Nilai responden
5
3
( )
( )
3
( )
REGISTRASI
Pewawancaraan menyebutkan nama 3 buah benda,misalnya : satu detik untuk tiap benda. Kemudian mintalah responden
mengulang ke tiga nama benda tersebut. Berilah nilai 1 untuk tiap jawaban yang benar, bila masih salah,ulangi penyebutan ke tiga
nama benda tersebut sampai responden dapat mengatakanya dengan benar (bola, kursi, sepatu)
Hitunglah jumlah percobaan dan catatlah:….kali.
5
( )
ATENSI DAN KALKULASI
Hitunglah berturut – turut selang 7 angka mulai dari 100 ke bawah. Berhenti setelah 5 kali hitungan (93-86-79-72-65). Kemungkinan
lain,ejalah kata dengan lima huruf, misalnya’DUNIA’ dari akhir ke awal / dari kanan ke kiri: ‘ainud’.
Satu (1) nilai untuk setiap jawaban yang benar.
3
( )
9
( )
ORIENTASI
Sekarang (hari-tanggal-bulan-tahun) berapa dan musim apa?
Sekarang kita berada dimana?(nama rumah sakit atau instalasi,jalan,no rumah,kota,kabupaten,propinsi)
MENGINGAT
Tanyakan kembali nama ke tiga benda yang telah disebut diatas. Berikan nilai satu untuk tiap jawaban yang benar.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
Jumlah nilai :
( )
BAHASA
Apakah nama benda ini? Perlihatkanlah pinsil dan arloji (2 nilai)
Ulangi kalimat beriku:”JIKA TIDAK, DAN ATAU TETAPI” (1 nilai)
Laksanakanlah 3 buah perintah ini: peganglah selembar kertas dengan tangan kananmu, lipatlah kertas itu pada
pertengahan dan letajkan dilantai. (3 nilai)
Bacalah dan laksanakan perintah berikut : “PEJAMKAN MATA ANDA” (1 nilai)
Tulis sebuah kalimat ! (1 nilai)
Tirulah gambar ini ! (1 nilai)
Tandailah tingkat kesadaran responden pada garis absis dibawah ini dengan huruf ‘X’
SADAR SOMNOLEN STUPOR KOMA
Jam selesai
:
Tempat wawancara :
Lembar Lampiran MMSE (bahasa) :
•
•
•
BACALAH DAN LAKSANAKAN PERINTAH BERIKUT :
“ PEJAMKAN MATA ANDA ! “
TULISLAH SEBUAH KALIMAT !
……………………………………………………………………………………………
TIRULAH GAMBAR INI !
LAMPIRAN 4
GERIATRI DEPRESSION SCALE (GDS)
No.
Pertanyaan
Jawaban
1.
Apakah anda sebenarnya puas dengan kehidupan anda?
YA
TIDAK
2.
Apakah andfa telah meninggalkan banyak kegiatan dan minat atau kesenangan
anda?
YA
TIDAK
3.
Apakah anda merasa kehidupan anda kosong?
YA
TIDAK
4.
Apakah anda sering merasa bosan?
YA
TIDAK
5.
Apakah anda sangat berharap terhadap masa depan?
YA
TIDAK
6.
Apakah anda merasa terganggu dengan pikiran bahwa anda tidak dapat keluar
dari pikiran anda?
YA
TIDAK
7.
Apakah anda merasa mempunyai semangat yang baik setiap saat?
YA
TIDAK
8.
Apakah anda merasa takut bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi pada diri
anda?
YA
TIDAK
9.
Apakah anda merasa bahagia untuk sebagian besar hidup anda?
YA
TIDAK
10.
Apakah anda sering merasa tidak berdaya?
YA
TIDAK
11.
Apakah anda sering merasa resah dan gelisah?1
YA
TIDAK
Lanjutan….!
12.
Apakah anda lebih senang berada di rumah dari pada pergi ke luar rumah dan melakukan hal – hal
yang baru?
YA
TIDAK
13.
Apakah anda sering merasa khawatir terhadap masa depan anda?
YA
TIDAK
14.
Apakah anda merasa memiliki banyak masalah denmgan daya ingat anda dibandingkan
kebanyakan orang?
YA
TIDAK
15.
Apakah menurut anda hidup anda saat ini menyenangkan?
YA
TIDAK
16.
Apakah anda sering merasa sedih?
YA
TIDAK
17.
Apakah saat ini anda merasa tidak berharga?
YA
TIDAK
18.
Apakah anda sangat mengkhawatirkan masa lalu anda?
YA
TIDAK
19.
Apakah anda merasa hidup ini sangat menarik dan menyenangkan?
YA
TIDAK
20.
Apakah sulit bagi anda untuk memulai sesuatu hal yang baru?
YA
TIDAK
21.
Apakah anda merasa penuh semangat?
YA
TIDAK
22.
Apakah anda merasa bahwa keadaan anda tidak ada harapan?
YA
TIDAK
23.
Apakah anda merasa bahwa orang lain memiliki keadaan yang lebih baik dari anda?
YA
TIDAK
24.
Apakah anda sering merasa sedih terhadap hal – hal kecil?
YA
TIDAK
25.
apakah anda sering merasa ingin menagis?
YA
TIDAK
26.
Apakah anda mempunyai masalah dalam konsentrasi?
YA
TIDAK
27.
Apakah anda merasa senang ketika bangun di pagi hari?
YA
TIDAK
28.
Apakah anda lebih memilih untuk tidak mengikuti pertemuan – pertemuan sosial/bermasarakat?
YA
TIDAK
29.
Apakah mudah bagi anda untuk membuat keputusan?
YA
TIDAK
30.
Apakah pikiran anda secerah biasanya?
YA
TIDAK
SINDROM DELIRIUM AKUT
SINDROM DELIRIUM AKUT
PENGERTIAN
Sindrom dilirium akut (acut confusional state/ACS) adalah sindrom mental organik
yang ditandai denmgan gangguan kesadaran dan atensi serta perubahan kognitif
atau gangguan persepsi yang timbul dalam jangka pendek dan berfluktusi.
DIAGNOSIS
• Kriteriua diagnosis menurut Diagnostic and Ststistic Manual of Mental Disorders
(DSM-IV-TR) meliputi gangguan kesadaran yang disertai penurunan kemampuan
untuk memusatkan, mempertahankan, atau menghilangkan perhatian, perubahan
koghnitif (gangguan daya ingat, disorientasi, atau gangguan bahasa) atau titimbulnya
gangguan persepsi yang bukan akibat demensia, gangguan tersebut timbul dalam
jangka pendek (jam atau hari) dan cenderung berfluktuasi sepanjang hari, serta
terdapat bukti dari anamnesis,pemeriksaan fisik,atau pemeriksaan penunjang bahwa
gangguan tersebut disebabkan kondisi medis umum maupun akibat intoksikasi, efek
samping, atau putus obat/zat.
• Harus dicari faktor pencetus dan faktor risikonya
 Pencetus yang sering: gangguan metabolik (hipoksia,hiperkarbia, hipo atatu
hiperglikemia, hiponatremia,azotemia),infeksi (sepsis,pneumonia,infeksi saluran
kemih), penurunan cardiac output (dehidrasi, kehilangan darah akut, infrak
miokard akut, gagal jantung kongensif), strok (koteks kecil), obat – obatan
(terutama antikolinergik), intoksikasi (lakohol,dll), hipo atau hipertermia, lesi
sistem familiar, impaksi fekal, dan retensi urin
 Faktor risiko: riwayat gangguan kognitif, berusia lebih dari 80 tahun, mengalami
frktur saat masuk perawatan, infeksi yang simtomatik, jenis kelamin pria,
mendapat obat antipsikotik atau analgesik narkotik, penggunaan pengikat,
malnutrisi, penambahan 3 atau lebih obat, dan pengguanaan kateter urin.
DIAGNOSIS BANDING
Dimensia, psikosis fungsional, kelaianan neurolgis
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Diperlukan untuk membantu menegakan diagnosis; menemukan penyebab/pencetus:
•
Lakukan pemeriksaan neurologis untuk mendteksi defisit neurologis fokal, adakah cerebro
vascuklar disease atau transient ischemic attack; lakukan brain CT scan jika ada indikasi
•
Darah perifer lengkap
•
Elektrolit (terutama natrium), ureum, kreatinin, dan glukosa darah
•
Analisis gas darah
•
Urin lengkap dan kultur resistensi urin
Panduan Pelayanan Medik PAPDI
•
•
Foto toraks
EKG
TERAPI
•
Berikan oksigen, pasang infus dan monitor
•
Segera dapatkan haisl pemeriksaan penunjang untuk memandu langkah selanjutnya; tujuan
utama terapi adalah mengatasi faktor pencetus.
•
Jika khawatir aspirasi dapat dipasang pipa naso-gastrik
•
Karteter urin dipasang terutama jika terdapat ulkus dekubitus disertai inkontensia urin
•
Awsi kemungkinan imobilisasi (lihat topik imobilisasi)
•
Hindari sebisa mungkin pengikatan tubuh untuk mencegah imobilisasi. Jika memang diperluka,
gunakan dosis terewndah obat neuropatik dan atau benzodiazepin dan monitor status
neurologisnya;pertimbangkan penggunaan antipsikotik atipikal. Kaji ulang pembatasan
penggunaan obat tidur secepatnya.
•
•
Kaji status hidrasi secara berkala
Ruang tempat pasien harus berpenerangan cukup, terapat jam dan kalender yang besar dan jika
memungkinkan diletakkan barang – barang yang familiar bagi pasien dari rumah, hindari stimulus
berlebihan, keluarga dan tenaga kesehatan harus berupaya sesring mungkin mengingatkan
pasien mengenai hari dan tanggal, jika kondisi klinis sudah memungkinkan pakai alat bantu
denganr atau kacamata yang biasa digunakan oleh pasien sebelumnya, motivasi untuk
berintraksisesering mungkin dengan keluarga dan tenaga kesehatan, evaluasi strategi orientasi
realitas; bveritahu kepada pasien bahwa dirinya sedang bingung dan disorientasi namun kondisi
tersebut dapat membaik.
KOMPLIKASI
Fraktur, hipotensi sampai renjatan, trombosis vena dalam, emboli paru, sepsis
PROGNOSIS
Dubia
WEWENANG
Dokter Spesialis Penyakit Dalam dan Konsultan Geriatri
UNIT YANG MENANGANI
Devisi Geriatri Departemen Ilmu Penyakit Dalam
UNIT TERKAIT
Divisi di departemen Ilmu Penyakit Dalam yang terkait dengan keterlibatan etiologi ACS,
Departemen Rehabilitas Medik, Departemen Psikiatri, Instalasi Gizi, Instalasi Farmasi, Bidang
Keperawatan, Departemen Neurolgi
Download