tJ~1fV' N lM·f-cu-., lIe ]llv-t t-> .t Lu. y d r ~ " C{ Prosiding Prescntasi Ilmiah Kcsclamatan Radiasi dan Lingkungan, 20-21 Agustus 1996 ISSN : 0854-4085 PERKIRAAN DOSIS 24NEUTRON DARI KECELAKAAN KEKRITISAN MELALUI ANALISIS Na DALAM DARAH: AKTIVASI LARUTAN NaCI SEBAGAI SIMULASI DARAH Sri Widayati, Erwansyah Lubis Pusat Teknologi Pengolahan Limbah Radioaktif - BATAN E. Sihombing Pusat Reaktor Serba Guna - BATAN ABSTRAK PERKIRAAN DALAM DARAH: DOSIS NEUTRON DARI KECELAKAAN KEKRITISAN MELALUI ANALISIS 24Na AKTIV ASI LARUTAN NaCI SEBAGAI SIMULASI DARAH. Perkiraan dosis neutron melalui analisis aktivitas 24Na di dalam darah yang terbentuk dari reaksi 2~a (n,y) 2"Na telah dilakukan. Tujuan penelitian ini adalah untuk dapat memperkirakan dosis neutron lambat yang diterima personil pada kecelakan kekritisan. Pada penelitian ini telah dilakukan aktivasi larutan NaCI pada fluk neutron lambat dengan fluen 200,4E+ 16 sampai 2204,4E+ 16 nlm2 di RSG-GAS. Basil yang diperoleh'menunjukkan bahwa aktivitas jenis 2"Na mempunyai hubungan yang linier dengan fluen neutron lambat melalui persamaan Y= 2,ll4X + 0,273. Hasil ini memberikan informasi bahwa 2"Na yang terbentuk dalam darah dapat digunakan sebagai dosimeter neutron untuk kasus kecelakaan kekritisan. Penelitian ini masih perlu dilanjutkan untuk mempero1eh hubungan antara aktivitas jenis 2"Na terhadap fluen neutron cepat. t ABSTRACT 24 ESTIMATION OF NEUTRON DOSE FROM CRITICALITY ACCIDENTS WITH ANALYSIS OF Na IN BLOOD: ACTIVATION NaCI SOLUTION AS BLOOD SIMULATION. Estimation of neutron dose with analysis oe4Na activity within blood from 2~a (n,y) 2"Na reaction was done. The aim of this experiment is to get an estimation of thennal neutron dose received by personnel at criticality accidents. NaCI solution was activated with thermal neutron flux at fluence from 200.4E+16 to 2204.4E+16 nlm2 at GAS reactor. The results shown that relation between thermal neutron fluence with 2"Na specific activity is linier by equation of Y = 2.114X + 0.273. The results gave an information that activity of 2"Na in blood can be used as neutron dosimeter on criticality accidents case. This experiment still need to be continued to obtain the relation between 24Na specific activity with fast neutron fluence. PENDAHULUAN Kecelakaan kekritisan adalah teIjadinya reaksi fisi yang tidak terkendali dari sejumlah material fisi. Kecelakaan kekritisan dapat menimbulkan fiuks neutron yang tinggi dalam tempo yang cepat. Pekerja radiasi, sesuai dengan ketentuan dimonitor dcngan sistem TLD untuk mengetahui penerimaan dosis yang berasal dari B/y dan neutron. Pada saat tcrjadi kecelakaan kekritisan terjadi, dapat saja pekeIja radiasi lalai mcnggunakan TLD, sementara informasi penerimaan dosis neutron yang menjadi dasar untuk upaya pertolongan secara medis mutlak dibutuhkan. Jika suatu kecelakaan kekritisan teIjadi, perhatian secepatnya diberikan kepada korban yang diperkirakan menerima dosis > 0,25 Gy dan biasanya fatalitas terjadi pada dosis > 2 Gy [I]. Perkiraan dosis yang diterima korban harus segera dibuat agar staf medis dapat segera menentukan mctodc pengobatan yang tcpat kepada sctiap korban. Oalam upaya PSPKR-BATAN ~ (; C~ :,); 6 ('-f' I~ f! '. pertolongan secara medis terhadap korban kecelakaan kekritisan, perlu dipelajari perihal perkiraan dosis neutron yang diterima personil dari suatu kecelakaan kekritisan. Darah mengandung berbagai elemen, antara lain 23Na yang apabila terkena neutron akan teraktivasi menjadi 24Na melalui reaksi 23 (n,y). Tubuh manusia mengandung Na sekitar 1,4 g/kg berat tubuh. Sebagian besar 23Na dalam darah bcrbentuk NaCI dan setiap 100 ml darah mengandung sekitar 0,8 gram NaCI Darah tersebar dan bersikulasi dalam tubuh secara homogen dan kontinyu sehingga 24Na yang terdapat dalam darah dapat mewakili seluruh tubuh sebagai dosimeter untuk perkiraan dosis neutron dari kecelakaan kekritisan. Pada penclitian ini akan dilakukan aktivasi 23Na terhadap fiuk neutron lambat dari reaktor GA. Siwabessy. Sebagai pcngganti 54 Prosiding Presentasi llmiah Keselamatan Radiasi dan Lingkungan, 20-21 Agustus 1996 ISSN : 0854-4085 darah yang sesungguhnya NaCI 0,8 %. digunakan larutan t = Waktu dan kecelakaan kekritisan tcrjadi.· sampai pengumpulan contoh darah diambil (hari) TEORI Sodium e4Na) dalam darah teraktivasi oleh neutron berdasarkan dapat reaksi 23Na (n,y) 24Na meluruh dengan memancarkan partikel B dan sinar y yang mempunyai energi 1,369 dan 2,754 MeV dengan waktu paro (TYz) 14,8 jam. Aktivitas jenis 24Na (ANa) dalam darah dapat dihitung dengan persamaan Al = ANae-Atl Kece\akaan kekritisan sebagian besar teIjadi pada waktu yang singkat dengan kecenderungan laju dosis yang tinggi. Bila waktu aktivasi teIjadi beberapa jam sampai beberapa hari, diperlukan koreksi24 peluruhan dalam perhitungan aktivitas jenis Na. Faktor koreksi peluruhan dinyatakan dalam rumus : (I) Fa = Ala 1 -e -A.ta (6) (2) ta = Waktu iradiasi (3) Sehingga diperoleh persamaan untuk menghitung aktivitas 24Na dalam contoh darah sebagai berikut : Aktivitas 24Napada awal pencacahan Aktivitas 24Napada akhir iradiasi Waktu antara akhir iradiasi dan awal pencacahan Aktivitas pada saat pencacahan berakhir Waktu antara akhir iradiasi dan akhir pencacahan ANa = C= Ef= I= V= Fa = Perbedaan antara A I dan A2, (A I-A2) adalah aktivitas yang meluruh selama periode pencacahan, (A) adalah konstanta peluruhan 24Na, (C) adalah jumlah cacahan 24Na yang telah dikoreksi dengan cacahan latar belakang sehingga diperoleh : Rt = ACFa 60xEfxlxVxRtx(e-At1 (7)[1] _ e-AL2)Bq/ml Cacahan bersih 24Na yang telah dikoreksi dengan cacahan latar belakang Efisiensi detektor (%) Fraksi sinar y perdisintegrasi (%) Volume contoh darah (ml) Faktor koreksi peluruhan radioaktif selama peri ode iradiasi Fraksi 24Na yang dipertahankan dalam darah pada waktu contoh darah dikumpulkan BAHAN DAN TATA KERJA BAHAN ANa = AC e m'-e (4) Faktor penting yang mempengaruhi konsentrasi 24Na dalam darah adalah peruluhan biologi 24Na dan peluruhan radioaktif selama iradiasi. Jika contoh darah dikumpulkan beberapa hari setelah kecelakaan kekritisan terjadi, diperlukan koreksi terhadap pengeluaran 24Na dari tubuh. Waktu paro biologi sekitar 12 hari. Jumlah 24Na yang dipertahankan dalam tubuh (Rt) dinyatakan dengan pcrsamaan, -O.OSI3t R t = 0' 487 e-O.08ISt + 0 ,510 e + -OOOISt 0,0027 e . (5) PSPKR-BA TAN (4) Bahan yang digunakan adalah larutan NaCi dan sumber neutron lambat dari reaktor GA. Siwabessy. TAT A KERJA 1. 2. Larutan NaCI berkonsentrasi 1,91 mg/m1; 4 mg/ml dan 8 mg/ml masing-masing 6 ml dimasukkan ke dalam kapsul polietilen kemudian diaktivasi dengan fluk neutron lambat pada fluen 1002 E+16 nlm2 Larutan NaCI berkonsentrasi 8 mg/ml sebanyak 6 ml diaktivasi dengan fluk neutron lambat pada fluen 200,4 E+ 16 sid 2204,4 E+ 16 n/m2. 55 Prosiding Presentasi I1miah Kesclamatan Radiasi dan Lingkungan, 20-21 Agustus 1996 ISSN : 0854-4085 2 • 3. 4. Larutan NaCl yang telah diaktivasi, dicacah selama 300 detik dengan y yang menggunakan spektrometer dilengkapi dengan detektor HpGe dan EG&G ORTEC TENNELEC. Aktivitas jenis 24Na dihitung dengan persamaan (7). persamaan Y = 2,114 X + 0,273 dengan r = 0,986. 25 8 ::> y = 2,114 N ~ c0 c X + 0,273 15 10 20 ...• + tx. ::> co....• "0 C' CD >< c HASIL DAN PEMBAHASAN Grafik hubungan antara konsentrasi NaCl terhadap aktivitas jenis ditunjukkan dalam Gambar I. Grafik ini menunjukkan adanya hubungan linier antara konsentrasi NaCl terhadap aktivitas jenis 24Na melalui persamaan Y = 3,425 X + 1,450 dengan r2= 0,999. Aktiv1taa jon1a Na-24 (x105Bq/ml) Gambar 2 : Grafik aktivitas jenis Na-24 terhadap fluen neutron lambat ~ .., .; z~~ +'t1 '<t .J.4 ...• > ...• CD +' <:: OJ Berdasarkan spektrum rap at fluk neutron RS-2 (Rabbit System 2) RSG-GAS, fluk neutron lambat sebesar 3,34 E+l2 nlcm2 dt mempunyai energi berorde IE-08 MeV, ini berarti bahwa besamya faktor konversi dosis 2 terhadap fluen neutron adalah 4,65 pGy cm In untuk dosis serap kedalaman (Depth-absorbed 2 20 2 48 30 610 10 0 Koneontraai larutan NaCl (og/ml) Gambar I : Grafik konsentrasi larutan NaCI terhadap aktivitas jenis Na-24 dose) dan 3,9(Surface-absorbed pGy cm In untuk dose) dosis permukaan Berdasarkan faktor konversi tersebut, fluen dapat disajikan dalam satuan dosis dan dibuat grafik antara aktivitas jenis terhadap dosis neutron lamb at seperti Gambar 3. seraf [I. maka serap 24 Na pada 12 Hubungan fluen neutron lambat terhadap aktivitas jenis 24Na diperlihatkan pada Gambar 2. Aktivitas jenis 24Na dinyatakan dalam satuan Bq/ml, sedangkan fluen neutron dinyatakan dalam satuan nlm2. Aktivitas jenis 24Na diperoleh dengan menggunakan rumus (7) dengan menghilangkan faktor (Fa) dan (Rt). Dalam perhitungan tidak menggunakan (Fa) karena aktivasi terhadap larutan NaCl hanya dalam orde menit dan tidak menggunakan (Rt) karena larutan yang digunakan dalam penelitian ini bukan merupakan darah yang sesunggulmya. Pada Gambar 2 dapat dilihat bahwa hubungan antara24 fluen neutron terhadap aktivitas jenis Na adalah linier melalui PSPKR-BA T AN " t:; co 10 o - Dog111 kodalnman -t- DOBis pormukililn __ ~.u Dosia noutron K 8 6 o 10 Aktivitao jenl0 Na-24 12 (xl05r~JIDlJ Gambar 3 : Grafik aktivitas jenis Na-24 terhadap dosis neutron lambat 56 Prosiding Presentasi I1miah Keselamatan Radiasi dan Lingkungan, 20-21 Agustus 1996 ISSN : 0854-4085 Dalam hal 1m dilakukan pula perhitungan dosis neutron berdasarkan data empiris bahwa fluk neutron lambat sebesar 7E+06 n/m2 dt sebanding dengan laju dosis 25 !lSv/jam [41. Dari pendekatan ini dibuat grafik antara aktivitas jenis 24Na terhadap dosis neutron lambat seperti pada Gambar 3. Untuk selanjutnya, dosis serap kedalaman disebut dosis kedalaman, dosis serap permukaan disebut dosis permukaan dan dosis neutron lambat dari perhitungan berdasarkan data empiris disebut dosis neutron. Hubungan dosis kedalaman terhadap aktivitas jenis 24Na adalah Iinier melalui persamaan Y = 0,983 X + 0,127 dengan r2= 0,986. Persamaan ini digunakan hanya jika energi neutron lambat berorde E-8 MeV. Hubungan dosis permukaan terhadap aktivitas jenis 24Na adalah Iinier melalui persamaan Y = 0,825 X + 0,106 dengan r2 = 0,986. Persamaan ini digunakan hanya jika energi neutron lambat berorde E-8 MeV. Hubungan dosis neutron lambat terhadap aktivitas jenis 24Na adalah linier melalui pcrsamaan Y = 0,921 X + 0,133 dengan r2 = 0,983. Persamaan ini dapat digunakan jika energi neutron lambat tidak diketahui secara pasti. Grafik pada Gambar 3 mempunyai kemiringan yang tidak jauh berbeda, hal ini memberi informasi bahwa perhitungan dosis neutron lambat dapat didekati melalui faktor konversi dosis maupun data empiris. Dalam perhitungan aktivitas jenis 24Na pada kejadian yang sesungguhnya harns memperhatikan faktor (Fa) dan (Rt). Grafik dosis permukaan mempunyai kemiringan yang lebih kecil dibandingkan dengan kemiringan grafik dosis kedalaman, hal ini memberi informasi bahwa neutron lambat memberikan kontribusi dosis kedalaman lebih besar dibandingkan dengan kontribusinya ke dosis permukaan. Kepekaan pengukuran terhadap contoh NaCi 6 ml dengan lama pencacahan 300 detik diperoleh melalui MDA (Minimum Detectable Activity) dengan persamaan : MDA _ - 4,66.JC; ~ __ . Bq/ml = Jumlah cacahan latar belakang pada puncak 1,368 MeV Ef = T }' = Efisiensi detektor HpGe Lama pencacahan Volume contoh yang dicacah CB Dari perhitungan di atas diperoleh kcpekaan pengukuran terhadap contoh (6 ml larntan NaCl) dengan detektor HpGe adalah sekitar 5,665E-2 Bq/ml atau 5,325E-4 Gray. KESIMPULAN Dari pembahasan bahwa : 1. 2. Aktivitas minimum yang dapat dideteksi PSPKR-BATAN di atas dapat disimpulkan Aktivitas jenis 24Na mcmpunyal hubungan yang linicr dengan fluen neutron lambat melalui persamaan Y = 2,114 X + 0,273 dengan r2 = 0,986, sehingga 23Na yang teraktivasi dalam darah dapat digunakan sebagai dosimeter neutron pada kasus kecelakaan kekritisan. Penelitian ini masih perlu dilanjutkan untuk mengetahui hubungan aktivitas jenis 24Nadengan fluen neutron cepat. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Sdr. Rohidi (PRSG) dan staf BKKL-PTPLR yang telah membantu pelaksanaan penelitian ini hingga selesai. DAFTAR 1. 2. 3. (8) 4. MDA = = PUS TAKA FENG YU et aI., Determination of Neutron Dose from Criticality Accidents with Bioassays for sodium-24 in Blood and Phosphorns-32 in Hair, Oak Ridge National Laboratory, (1993). IAEA, Selected Topics in Radiation Dosimetry, Procced.of the symposium on selected topics in Radiation Dosimetry, Vienna (1960). IAEA, Neutron Monitoring for Radiation Protection Purpose, Proceeding of a symposium an Neutron Monitoring for Rad. Protection Purpose, Vienna (1966). MARTIN ALAN AND SAMUEL A.H, An Introduction to Radiation Protection, C1eapman and Hall, London (1979). 57 Prosiding Presentasi Ilmiah KeselamaUul Radiasi dan Lingkungan, 20-21 Agustus 1996 ISSN : 0854-4085 5. 6. IAEA, Dosimetry for Critical Accidents, Technical Report Series no. 211, Vienna (1982). IAEA, Neutron Monitoring for Radiological Protection, Technical Reports Series No. 252, Vienna (1985). DISKUSI Sri Widayati : Tidak terjadi. Nazaroh - PSPKR : 1. Biasanya satuan fluks neutron yang digunakan dalam nlm2 -s tetapi dalam abstrak nlm2 dan ditulis dalam tulisan baku O<n<10 misalnya 2,004. 1018. Mohon penjelasan. terhadap 2. Bagaimana efek reduksinya manusia (pekerja radiasi) bila terjadi kekritisan seperti yang dilakukan pada penelitian ini ? Sri Widayati : I. Fluks neutron memang dinyatakan dalam nlm2dt dan diabstrak tertulis nlm2, ini adalah bukan fluks tetapi besaran fluen neutron. Terima kasih atas koreksinya. 2. Jika pekerja radiasi terpapari oleh fluks neutron pada kasus kekritisan, efek radiasinya bergantung dari besar dosis serap neutron yang diterima. Dalam literatur I disebutkan bahwa jika korban menerima dosis neutron >2 Gy maka akan terjadi fatalitas. Suzie D.- PTPLR : Dari persamaan y=2,114x+0,273, apabila x=O atau y=0 ? apa artinya Sri Widayati : y adalah fluen neutron dan x adalah aktivitas jenis Na-24. Bila x=O maka aktivitas Na-24 tidak terdeteksi atau tidak ada. Walaupun Na23 diiradiasi dengan fluen tertentu, pengukuran aktivitas jenis Na-24 tidak terdeteksi artinya detektor tidak mampu untuk mengukur aktivitas pada fluen tersebut (aktivitas yang diukur di bawah batas minimum yang dapat dideteksi / MDA). • Supandi - PPSM: Analisis akti vas i Na-23 (n,y)Na-24, juga terjadi reaksi Na-23(n,y)Na-22 ? PSPKR-BA T AN apakah 58