Delphi Technique Teknik Delphi adalah metode sitematis yang memanfaatkan pendapat ahli melalui serangkaian kuisioner untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan mengevaluasi risiko secara individual dan anonim. Adapun para ahli tersebut tidak dipertemukan secara langsung (tatap muka), dan identitas dari masing-masing ahli disembunyikan sehingga setiap ahli tidak mengetahui identitas ahli yang lain. Hal ini bertujuan untuk menghindari adanya dominasi ahli lain dan dapat meminimalkan pendapat yang bias. Setiap ahli kemudian meninjau setiap risiko ahli lainnya, dan daftar risiko dihasilkan melalui peninjauan dan konsensus berkelanjutan antara para ahli. Teknik Delphi adalah modifikasi dari teknik brainwriting dan survei. Dalam metode ini, panel digunakan dalam pergerakan komunikasi melalui beberapa kuisioner yang tertuang dalam tulisan. Teknik ini dirancang sebagai proses komunikasi kelompok yang bertujuan untuk mencapai konvergensi pendapat tentang isu-isu nyata. Proses Delphi telah digunakan di berbagai bidang studi seperti perencanaan program, penilaian assessment, penentuan kebijakan, dan pemanfaatan sumber daya untuk mengembangkan berbagai alternatif, menjelajahi atau mengekspos yang mendasari asumsi, serta berkorelasi penilaian pada suatu topik yang mencakup berbagai disiplin ilmu. Survei umum mencoba untuk mengidentifikasi “what is” sedangkan upaya teknik Delphi untuk mengatasi “what could/should be”. Teknik Delphi cocok sebagai metode untuk pembangunan konsensus dengan menggunakan serangkaian kuesioner dikirimkan menggunakan beberapa literasi untuk mengumpulkan data panel dari subyek yang dipilih. Sejarah Teknik Delphi dikembangkan oleh Derlkey dan asosiasinya di Rand Corporation, California pada tahun 1960-an. Teknik ini merupakan metode yang menyelaraskan proses komunikasi suatu grup sehingga dicapai proses yang efektif dalam mendapatkan solusi masalah yang kompleks. Tujuan Tujuan dari teknik Delphi adalah untuk mengembangkan suatu perkiraan konsesus masa depan dengan meminta pendapat para ahli, dan pada saat yang sama menghilangkan masalah yang sering terjadi, yaitu komunikasi tatap muka. Tahapan Teknik Delphi pertama kali digunakan oleh Air Force-funded RAND pada tahun 1950. Terdapat empat tahap penting dalam metode Delphi, yaitu: 1. Eksplorasi pendapat Dalam hal ini, tim investigasi mengirimkan beberapa pertanyaan kepada para ahli terkait dengan masalah yang dihadapinya. Pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat disampaikan secara tertulis (surat atau email) atau secara lisan (telepon). Para ahli diminta menjawab semua pertanyaan dan mengirimkannya kembali kepada tim investigasi. 2. Merangkum pendapat para ahli dan mengkomunikasikannya kembali Semua pendapat yang masuk, dirangkum oleh tim investigasi dan dikirimkan kembali ke semua ahli, sehingga masing-masing ahli dapat mengetahui pendapat ahli lain. Setiap ahli diberi kebebasan untuk tetap mempertahankan pendapatnya atau bahkan merubah pendapatnya berdasarkan sudut pandang ahli lain, dan mengirimkannya kembali kepada tim investigasi. 3. Mencari informasi mengenai alasan para ahli terkait atas pendapat yang disampaikan Revisi pendapat pada tahap dua memberi dua kemungkinan hasil yaitu pendapat yang konvergen atau divergen. Jika terdapat pendapat yang agak berbeda dari pendapat lain, tim investigasi kembali mencari informasi mengenai alasan ahli atas pendapat yang disampaikan. 4. Evaluasi Proses berlangsung hingga tim investigasi merasa yakin bahwa semua pendapat merupakan hasil pemikiran yang matang. Kelebihan Hasil berdasarkan dari para ahli. Anonimitas dan isolasi memungkinkan kebebasan yang maksimal dari aspek-aspek negatif dari interaksi sosial. Opini yang diungkapkan para ahli luas, karena dari pendapat masing-masing ahli. Masing-masing responden memiliki waktu yang cukup untuk mempertimbangkan masing-masing bagian dan jika perlu melihat informasi yang diperlukan untuk mengisi kuisioner Menghindari tekanan sosial psikologi Perhatian langsung pada masalah Memenuhi kerangka kerja Menghasilkan catatan dokumen yang tepat Karena pandangan bersifat anonim, opini yang tidak populer bisa tersampaikan Semua pandangan memiliki bobot yang sama, hal ini akan menghindari masalah dominasi personal Kepemilikan output oleh peneliti Tidak perlu mengumpulkan orang bersama-sama pada satu tempat di satu waktu Kekurangan Hasil berdasarkan anggapan-anggapan (asumsi). Biaya yang besar untuk mengundang para ahli. Tidak semua hasil berjalan sesuai prediksi. Memakan waktu yang lama. Responden dapat salah mengerti terhadap kuisioner atau tidak memenuhi ketrampilan komunikasi dalam bentuk tulisan Konsep Delphi adalah ahli yaitu para ahli akan mempresentasikan opini yang tidak dapat dipertahankan secara ilmiah dan melebih-lebihkan, dan mengasumsikan bahwa Delphi dapat menjadi pengganti untuk semua komunikasi manusia di berbagai situasi Implikasi Penerapan Teknik Delphi pada Risk Assessment Delphi dipakai sebagai teknik dalam sebuah bagian dari rangkaian proses manajemen risiko, yakni pada saat identifikasi risiko. Teknik ini dapat dipakai menurut ISO 310010. Teknik Delphi merupakan sebuah prosedur untuk mendapatkan konsensus pendapat yang reliabel dari sebuah kelompok ahli. Meskipun istilahnya sering dipakai sebagai bentuk lain brainstorming, fitur penting dari teknik Delphi, sebagaimana awalnya dicetuskan, adalah bahwa para ahli mengekspresikan opini mereka secara individu dan dapat melihat pandangan pakar yang lain secara anonim selama proses berlangsung. Penggunaan Teknik ini dapat digunakan pada tahap apapun pada proses risiko manajemen atau pada sembarang fase sebuah siklus hidup sistem, dimanapun sebuah konsensus pendapat ahli dibutuhkan. Input Daftar pilihan-pilihan atau permasalahan yang membutuhkan konsensus Proses Sekelompok ahli diberi pertanyaan menggunakan kuesioner semi terstruktur. Para ahli tersebut tidak bertemu, sehingga opini mereka independen. Prosedurnya sebagai berikut: Pembentukan sebuah tim untuk melaksanakan dan mengawasi proses Delphi Pemilihan sekelompok ahli (mungkin satu atau lebih panel ahli) Membuat kuesioner putaran I Menguji kuesioner Mengirim kuesioner kepada para panelis secara individu Informasi dari respon kuesioner putaran I dianalisis dan digabungkan dan disirkulasikan kembali kepada para panelis. Para panelis merespon dan proses diulangi hingga konsensus tercapai Setelah mengetahui proses manajemen risiko, sekarang yang menjadi masalah adalah bagaimana menemukan risiko yang ada? Menurut ISO 31010:2009, ada 31 teknik yang dapat dijadikan referensi untuk menilai suatu risiko, antara lain: 1. Brainstorming 2. Structured or semi-structured interviews 3. Delphi 4. Check-lists 5. Primary hazard analysis 6. Hazard and operability studies (HAZOP) 7. Hazard analysis and critical control points (HACCP) 8. Environmental risk assessment 9. Structured What if? Technique (SWIFT) 10. Scenario analysis 11. Business impact analysis 12. Root cause analysis 13. Failure mode effect analysis 14. Fault tree analysis 15. Event tree analysis 16. Cause and consequence analysis 17. Cause-and-effect analysis 18. Layer protection analysis (LOPA) 19. Decision tree 20. Human reliability analysis 21. Bow tie analysis 22. Reliability centred maintenance 23. Sneak circuit analysis 24. Markov analysis 25. Monte carlo simulation 26. Bayesian statistics and Bayes nets 27. FN curves 28. Risk indices 29. Consequences/probability matrix 30. Cost/benefit analysis 31. Multi-criteria decision analysis (MCDA) Semua teknik tersebut dapat dikombinasikan penggunaannya pada proses risk assessment. Misalkan saat risk identification menggunakan brainstrorming, risk analysis menggunakan root cause analysis, dan risk evaluation menggunakan SWIFT. Penentuan kombinasi teknik dipilih dengan menyesuaikan pada konteks perusahaan. https://izengdoankz.wordpress.com/2012/03/12/metode-delphi/ http://cio-indo.blogspot.com/2011/11/teknik-delphi-delphi-technique.html http://docplayer.info/32185050-Identifikasi-risiko-pada-saat-implementasi-lean-manufacturingdengan-metode-delphi.html https://blogs.itb.ac.id/cindysahera23214314/2015/11/16/supporting-methods/#more-55