Uploaded by masvita.sri

wattmeter

advertisement
Makalah Sejarah Fisika
WATTMETER
D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
Sri Masvita Tarigan
(061244210061)
PENDIDIKAN FISIKA ‘B 06
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2010
1. PENDAHULUAN
Wattmeter
Wattmeter adalah alat ukur listrik yang digunakan untuk mengukur secara langsung daya
yangterpakai pada suatu rangkaian listrik. Watt meter pada umumnya berprinsif kerja
elekrodinamis. Watt meter mempunyai dua buah kumparan medan magnet , satu medan
magnet menguklur arus listrik dan yang lainnya mengukur tegangan listrik yang mengalir
pada rangkaian listrik. Penemu dari watt meter adalah Ottó Titusz Bláthy (1860 - 1938)
yang berasal dari Hungaria sekitar akhir abad ke-19. Ottó Titusz Bláthy lahir di Tata dan
meninggal di Budapest.
Apa manfaat mengetahui daya yang terdapat dalam sebuah komponen elektrik?
Tentunya dengan megetahui daya pada suatu rangkaian elektrik adalah hubunganya
dengan efisiensi dan hemat energi. bagaimana fungsi daya untuk urusan efisiensi? Dalam
membuat sebuah alat konversi tegangan DC (DC to DC converter misalnya) maka harus
benar-benar memperhitungkan efisiensi daya dari input ke output. bila tidak diperhatikan
maka akan terjadi kerugian daya yang besar. Maka itulah pentingnya perlu mengetahui
daya yang terjadi pada rangkaian elektrik.
Secara sederhana karena rumus untuk mencari daya (power) adalah :
P=VxI
Dimana :
P
= Daya/Power (Watt) --> Wattmeter
V
= Tegangan (Volt) --> Voltmeter (Sensor Tegangan)
I
= Arus (Ampere) --> Ampere (Sensor Arus)
Maka dapat di susun rangkaian wattmeter secara sederhan sebagai berikut :
Dan pada LCD terdapat 3 tampilan yaitu Daya, Tegangan dan Arus.
2. FUNGSI WATTMETER
Adapun fungsi wattmeter adalah untuk mengukur besarnya daya yang terpakai
pada suatu rangkaian listrik
3. JENIS-JENIS WATTMETER
Ada beberapa jenis wattmeter, antara lain
a.
Wattmeter elektrodinamik,
b.
Wattmeter induksi,
c.
Wattmeter elektrostatik dan sebagainya.
Yang paling banyak digunakan adalah wattmeter elektrodinamik, karena sesuai
dengan karakteristiknya.
 Wattmeter Elektrodinamik
Kontruksinya adalah sama dengan ampermeter atau voltmeter elektrodinamik,
bedanya hanya pada kumparan putarnya yang terhubung pararel dengan sumber atau
beban.
1. Error pada Wattmeter
2. Error pada akibat hubungan berbeda
3. Error akibat induktansi kumparan tegangan
4. Error akibat kapasistansi pada rangkain kumparan tegangan
5. Error karenan medan liar
6. Error karena arus.
 Wattmeter Induksi
Prinsip kerja Wattmeter induksi sama dengan prinsip kerja amperemeter dan
voltmeter induksi. Perbedaan dengan wattmeter jenis dinamometer adalah wattmeter
induksi hanya dapat dipakai dengan suplai listrik bolak balik sedangkan wattmeter jenis
dinamometer dapat dipakai baik dengan suplai listrik bolak balik atau searah.
Kelebihan dan keterbatasan wattmeter induksi
Wattmeter induksi mempunyai skala lebar, bebas pengaruh medan liar, serta
mempunyai peredaman bagus. Selain itu, alat ukur ini juga bebas dari error akibat
frekuensi. Kelemahannya adalah timbulnya error yang kadang-kadang serius yang
diakibatkan oleh pengaruh suhu sebab suhu ini berpengaruh pada tahanan lintasan arus.
4. PRINSIP KERJA WATTMETER
Besarnya daya di dalam suatu rangkaian dapat ditentukan dengan mengalikan
tegangan dan arus. Bila jenis meter elektrodinamometer dihubungkan dengan
kumparan medannya secara seri dengan saluran, maka semua arus kebeban akan
melewati kumparan medan dan menghasilkan suatu medan magnetik yang sebanding
dengan arus. Jika kumparan gerak dan resistor dihubungkan sebagai voltmeter dan
terpasang pada saluran, maka akan timbul medan magnetik di sekitar kumparan gerak
yang sebanding dengan tergangan pada rangkaian di dalam satu meter terdapat efek
arus dan tegangan. Bila arus diperbesar maka simpangan jarum penunjuk semakin
besar. Dengan menaikkan tegangan pada saluran, maka arus yang mengalir melalui
kumparan gerak semakin besar, mengakibatkan medan magnetik yang lebih kuat di
sekitarnya, sehingga simpangan skala semakin besar. Menaikkan arus atau tegangan
atau keduanya akan menaikkan daya di dalam rangkaian dan simpangan skala pada
meter. Meter dapat dikalibrasikan dalam watt atau kilowatt. Meter ini dapat digunakan
untuk ac atau dc frekuensi rendah.
Wattmeter selalu menunjukkan daya nyata (true power) pada rangkaian AC. Jika
tegangan dan arus saluran berlawanan fasa, maka kumparan medan pembawa arus dan
kumparan tegangan secara otomtis membiarkannnya dan koreksi faktor daya tidak perlu.
5. WATTMETER DIGITAL
Pada prinsip dasarnya, besarnya nilai daya didapat yaitu dari hasil perkalian.
Antara nilai tegangan dengan nilai arus yang terhitung. Untuk menampilkan nilai daya
yang didapat secara digital, maka dibuat aplikasi sederhana yaitu Wattmeter digital,
dimana pada dasarnya menggunakan rumus dasar dari daya untuk menyusun programnya
agar bisa ditampilkan di LCD. Untuk membuat aplikasi wattmeter ini, cukup dengan
menggabungkan 2 aplikasi yang pernah dibuat, yaitu Voltmeter dan Ampermeter digital.
Dari kedua aplikasi tersebut, akan didapatkan sebuah aplikasi Wattmeter.
Mikrokontroler AVR Atmega8535 sudah dilengkapi dengan beberapa fitur ADC
seperti resolusi 10/8 bit , 8 chanel input yang terletak di PORTA, dan 0-VCC input ADC,
jadi input yang berupa tegangan 0 sampai 5 volt dapat langsung di hubungkan ke
mikrokontroler ini melaui salah satu kanal ADC. Dalam menggunakan DST-37, harus
menggunakan soket konverter untuk mengkonversi pin-pin 8515 ke 8535.
Pada aplikasi ini, digunakan nilai tegangan dari power supply 3 volt dan arus yang
didapatkan dari modul sensor arus DCS-01(Delta Current Sensing). Gambar dibawah ini,
adalah blok diagram Wattmeter digital( gb.01 )
Input (tegangan)
(0-5 volt)
Input (arus)(01.7 Amp)
AVR Atmega
8535
LCD 16 x 2
DCS - 01
Gambar 02
Blok diagram wattmeter digital
Untuk aplikasi pengukuran beban dan tegangan pada sistem mikrokontroler
ATmega8535 yaitu DST-37, tidak dibutuhkan lagi ADC karena sistem mikrokontroler ini
telah memiliki internal ADC. Dalam sistem ini juga, digunakan 2 chanel output untuk
ADC di PORTA, yaitu untuk nilai tegangan dan nilai arus yang akan ditampilkan.
Sinyal input yang berupa tegangan tersebut kemudian di konversi menjadi data
digital oleh mikrokontroler AVR Atmega8535. Dalam aplikasi ini mengunakan internal
ADC dengan resolusi 8 bit jadi jika sinyal input berupa tegangan 0 volt maka data digital
yang dihasilkan adalah 00 sedangkan jika sinyal input berupa tegangan 5 volt maka data
digital yang dihasilkan adalah FF Hexa. Ketika menggunakan internal ADC dengan
resolusi 8 bit maka internal ADC tersebut mempunyai ketelitian sebesar 0.02 volt atau 20
milivolt. Nilai ketelitian didapat dengan perhitungan pada gambar dibawah ini. (gb-03)
Ketelitian = vref/jumlah
bit
Gambar 03
Dengan mendapatkan nilai ketelitian, maka akan dapat di ketahui berapa besar nilai
tagangan dan arus yang di ukur. Untuk Nilai arus, harus dikalibrasikan agar mendapatkan
nilai yang diinginkan.
Tegangan = data ADC x ketelitian
Gambar 04
Arus = (data ADC x ketelitian) – hasil kalibrasi
Gambar 04
Setelah mendapatkan nilai tegangan dan arus, akan didapatkan nilai daya dari hasil
perkalian tegangan dan arus.
Daya = Tegangan x Arus
P=VxI
Gambar 05
Setelah didapatkan nilai dayanya, proses selanjutnya adalah menampilkan ke LCD.
Tampilan dari LCD dapat diatur melalui program, apakah akan ditampilkan bersama nilai
tegangan dan arus atau hanya tampilan dayanya saja.
Data ADC ch.0 dan ch.1
0.00 watt
Gambar 05
Tampilan nilai daya di LCD
Gambar .1
Wattmeter Analog
Gambar. 2
Wattmeter Digital
Download