Ringkasan Materi Soal-soal dan Pembahasan B.INDONESIA SMP/MTs Kelas 1, 2, 3 1 BAHASA INDONESIA ●● ●● ●● ●● ●● ●● ●● ●● ●● ●● ●● ●● Macam-macam Dongeng Berdasarkan isinya........................................................................................... 3 Unsur dalam Berita Terdiri dari 5W dan 1H............................................................................................ 3 Teknik Membaca dalam Mengembangkan Kecepatan Efektif Membaca (KEM)...................................... 4 Hubungan Makna.................................................................................................................................... 4 Pantun..................................................................................................................................................... 5 Penulisan Kata......................................................................................................................................... 6 Cerpen..................................................................................................................................................... 8 Pengertian Kalimat.................................................................................................................................. 9 Puisi ........................................................................................................................................................9 Majas....................................................................................................................................................... 10 Drama...................................................................................................................................................... 11 Pilihan Kata............................................................................................................................................. 12 2 A. MACAM-MACAM DONGENG BERDASARKAN ISINYA 1. Fabel, yaitu dongeng yang berisi tentang dunia binatang. Contoh: Dongeng “Kancil dengan Buaya”, “Kancil Mencuri Mentimun”. 2. Legenda, yaitu dongeng yang berhubungan dengan keajaiban alam, biasanya berisi tentang kejadian suatu tempat. Contoh: Dongeng “Sura Baya”, “Terjadinya Danau Toba”. 3. Mite, yaitu dongeng tentang dewa-dewa dan makhluk halus. Isi ceritanya tentang kepercayaan animisme. Contoh: Dongeng “Nyi Roro Kidul”. 4. Sage, yaitu dongeng yang banyak mengandung unsur sejarah. Karena diceritakan dari mulut ke mulut, lama-kelamaan terdapat tambahan cerita yang bersifat khayal. Contoh: Dongeng “Jaka Tingkir”. 5. Parabel, yaitu dongeng yang banyak mengandung nilai-nilai pendidikan atau cerita pendek dan sederhana yang mengandung ibarat atau hikmah sebagai pedoman hidup. Contoh: Dongeng “Si Malin Kundang”. B. UNSUR DALAM BERITA TERDIRI DARI 5W DAN 1H 1. What (apa yang terjadi)? 2. When (kapan terjadinya)? 3. Where (di mana terjadinya)? 4. Why (mengapa terjadi)? 5. Who (siapa yang terlibat dalam peristiwa itu)? 6. How (Bagaimana terjadinya peristiwa itu? 3 C. TEKNIK MEMBACA DALAM MENGEMBANGKAN KECEPATAN EFEKTIF MEMBACA (KEM) 1) Skimming; Adalah membaca teks secara cepat, menyeluruh untuk memperoleh gambaran umum, bagian penting, dan menyegarkan ingatan akan apa yang pernah kita baca. 2) Scanning; Adalah membaca cepat, tetapi teliti. Teknik ini bertujuan memperoleh fakta atau informasi tertentu, misalnya kata-kata tertentu dalam kamus atau nomor telepon. 3) Selecting; Adalah memilih teks dan bagian teks yang dibaca berdasarkan kebutuhan Teknik ini dilakukan sebelum kegiatan membaca, misalnya saat membaca judul-judul berita di surat kabar. 4) Skipping; Adalah kegiatan membaca yang mengabaikan atau melompati bagian yang tidak diperlukan atau bagian yang sudah dimengerti. Menghitung sendiri KEM dengan rumus sebagai berikut. (Jumlah kata dalam teks/Waktu baca per menit) X…% pemahaman = … kpm (kata per menit) Contoh: Jumlah kata dalam teks: 500, waktu baca: 2 menit, persentase pemahaman 70% (angka 70% ini merupakan angka untuk pemahaman minimal). Maka, KEM = 500 : 2 X 70% = 175 kpm (kata per menit) D. HUBUNGAN MAKNA a. Sinonim Sinonim adalah dua kata atau lebih yang memiliki makna sama atau hampir sama. Sinonim sebuah kata dapat ditentukan dari konteks kalimatnya. 4 Contoh: 1) Peristiwa = Kejadian 2) Muka = Wajah b. Antonim Antonim adalah kata yang mempunyai makna kebalikan atau berlawanan dari makna kata yang lain. Contoh: 1) Cepat >< lambat 2) Kuat >< lemah c. Polisemi Polisemi adalah bentuk bahasa (kata atau frase) yang memiliki makna lebih dari satu. Polisemi terjadi akibat pergeseran makna, sehingga mempunyai hubungan antara semua makna kata itu. Perhatikan contoh-contoh berikut ini! 1) Kepala adikku terbentur dinding. (Kepala = bagian tubuh paling atas) 2) Kepala kereta api baru saja dilepas dari gerbong penumpang. (Kepala kereta api = lokomotif) 3) Kepala stasiun sibuk sekali. (Kepala stasiun = pimpinan stasiun) E. PANTUN 1. Pantun Pantun merupakan salah satu bentuk puisi lama. Lazimnya pantun terdiri atas empat larik (atau empat baris bila dituliskan), bersajak ab-ab. Semua bentuk pantun terdiri atas dua bagian: sampiran dan isi. Sampiran adalah dua baris pertama, kerap kali tentang alam (flora dan 5 fauna), dan biasanya tak punya hubungan dengan bagian kedua yang menyampaikan maksud. Dua baris terakhir merupakan isi, dan tujuan dari pantun tersebut 1. Macam-macam Pantun: Pantun Adat, Pantun Agama, Pantun Budi Pekerti, Pantun Jenaka, Pantun Kepahlawanan, Pantun Kias, Pantun Nasihat, Pantun Percintaan, Pantun Peribahasa, Pantun Teka-teki F. PENULISAN KATA 1. Imbuhan peN Kata benda dengan imbuhan peN Kata benda yang diturunkan imbuhan dengan peN- bisa berubah bentuk menjadi pem-, pen-, peny-, dan peng-. Pada umumnya sumber untuk pembentukan kata benda ini adalah verba (kata kerja) dan adjektiva (kata sifat). Contoh: - peN- + guna → penggunA (kata kerja) (kata benda) 2. Imbuhan peKata benda yang dibentuk dengan imbuhan pe- bermakna orang yang pekerjaannya melakukan kegiatan yang dinyatakan oleh verba. Contoh: - pe- + kerja → pekerja (kata kerja) (kata benda). 3. Akhiran –an Kata benda dengan akhiran –an. Kata benda dengan sufiks (akhiran) -an umumnya diturunkan dari sumber verba (kata kerja) walaupun kata dasarnya adalah kelas kata lain. Contoh: - tegur + -an → teguran (kata kerja) (kata benda) 6 4. Imbuhan ke-an Kata benda dengan imbuhan ke-an kata benda dibentuk dengan imbuhan ke-an dapat diturunkan dari sumber verba (kata kerja), adjektiva (kata sifat), atau nomina (kata benda). Nomina ini bergantung pada sumber yang dipakai. a. Bila sumbernya verba, maknanya adalah “hal atau keadaan yang berhubungan dengan yang dinyatakan verba”. Contoh: ke- + terlibat + -an → keterlibatan b. Bila sumbernya adjektiva, maknanya adalah “hal atau keadaan yang berhubungan dengan yang dinyatakan adjektiva”. Contoh: ke- + serius + -an → keseriusan c. Bila sumbernya nomina, maknanya merujuk pada keabstrakan Contoh: ke- + ada + -an → keadaan. 5. Imbuhan seMenggunakan imbuhan se- ada yang melekat pada bentuk dasar yang berupa nomina (kata benda) dan adjektiva (kata sifat). Akibat pertemuannya dengan bentuk dasarnya, imbuhan se- mempunyai makna berikut ini. a. Menyatakan makna satu. Contoh: sepiring b. Menyatakan makna seluruh. Contoh: se-Indonesia c. Menyatakan makna sama atau seperti. Contoh:sepaham d. Menyatakan makna setelah. Contoh: sesudah 6. Kata Sifat Tingkat Ekuatif Kata sifat tingkat ekuatif menyatakan perbandingan yang mempunyai tingkatan sama. Kata sifat tingkat ekuatif dapat dibentuk dengan cara: a. se- + kata sifat (se+signifikan = sesignifikan), b. sama + kata sifat + - nya + dengan (sama + baiknya + dengan) 7 7. Kata Sifat Tingkat Komparatif Kata sifat tingkat komparatif menyatakan perbandingan yang memiliki tingkatan kurang atau lebih. Kata sifat tingkat komparatif dapat dibentuk dengan cara: lebih/kurang + kata sifat + daripada. 8. Kata Sifat Tingkat Superlatif Kata sifat tingkat superlatif menyatakan perbandingan yang memiliki tingkatan paling. Kata sifat tingkat superlatif dapat dibentuk dengan cara: a. ter- + kata sifat (ter+baik=terbaik), b. paling + kata sifat (paling+baik= paling baik) G. CERPEN Cerita pendek (cerpen) adalah satu bentuk karya sastra yang ceritanya hanya menceritakan satu peristiwa dari seluruh kehidupan pelakunya. Unsur intrinsik cerpen ada beberapa macam, antara lain tema: 1) Tema yaitu pokok pembicaraan yang mendasari cerita. 2) Plot (alur) yaitu rangkaian peristiwa yang sambung-menyambung dalam sebuah cerita berdasarkan logika sebab-akibat. 3) Sudut pandang yaitu posisi pengarang terhadap kisah yang diceritakannya. 4) Gaya bahasa yaitu cara pengarang menggunakan bahasa untuk menghasilkan karya sastra. 5) Amanat yaitu ajaran yang ingin disampaikan pengarang. 6) Penokohan (perwatakan) yaitu pemberian watak pada tokoh cerita. Terbagi menjadi penokohan langsung dan penokohan tidak langsung. 8 H. PENGERTIAN KALIMAT Kalimat adalah satuan dari bahasa, atau arus ujaran yang berisikan kata atau kumpulan kata yang memiliki pesan atau tujuan dan diakhiri dengan intonasi final. a. Kalimat langsung adalah kalimat yang diucapkan dalam ujaran langsung. Kalimat ini ditandai dengan ciri tanda koma (,) atau tanda titik dua (:) sebelum ujaran langsung dan tanda petik ganda (“ …”) diantara ujaran langsung. b. Kalimat tak langsung adalah kalimat yang diucapkan dalam ujaran tidak langsung. Kalimat ini ditandai dengan kata bahwa untuk menggantikan tanda koma (,) dan tanda titik dua (:) serta petik ganda (“…”) yang mengapit ujaran langsungnya. I. PUISI Unsur-Unsur Puisi Bahasa puisi berbeda dengan bahasa prosa atau karangan pada umumnya. Ada beberapa unsur yang terdapat dalam puisi. Unsur-unsur tersebut antara lain sebagai berikut: a. Bunyi Asonansi/aliterasi: Asonansi adalah persamaan bunyi vokal pada setiap akhir kata. Aliterasi adalah persamaan konsonan pada setiap akhir kata. Contoh: Berkata benar itu ibadah karena lidah punya Allah (aliterasi). b. Rima awal/akhir adalah persamaan bunyi atau persajakan di awal atau di akhir kata. Contoh: Rima awal: memulai, memulas, Rima akhir: inilah, marilah. 9 a. Persajakan horizontal/vertikal, Persajakan horizontal adalah persamaan bunyi dalam satu larik atau satu baris. Persajakan vertikal adalah persamaan bunyi dalam larik atau baris yang berbeda. J. MAJAS Majas dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu sebagai berikut: 1. Majas perbandingan a. Perumpamaan Contoh: Sifat kedua anak itu bagai langit dan bumi. b. Metafora Contoh: Karena seorang lintah darat, ia dijauhi penduduk. c. Personifikasi Contoh: Bulan tersenyum menyaksikan keguyuban anak-anak dolanan di halaman rumah. 2. Majas pertentangan a. Hiperbola Contoh: Tono bekerja membanting tulang untuk membiayai sekolahnya. b. Litotes Contoh: Mampirlah ke gubuk kami sekedar melepas penat. c. Ironi Contoh: Rajin sekali Anda, tiga hari berturut-turut tidak masuk sekolah! 3. Majas pertautan a Metonimia Contoh: Para siswa karya wisata ke Bali naik Garuda. 10 b Sinekdoke Contoh: Karena kedisiplinan dan kerjasama antar pemain, Indonesia menang atas Bahrain 2-1. c Alusio Contoh: Ia pun setali tiga uang dengan kakaknya kalau disuruh belajar. d Eufemisme Contoh: Karang Taruna Putra Bangsa menciptakan unit usaha produktif untuk mengurangi tuna karya. K. DRAMA Drama adalah karya sastra dalam bentuk dialog yang dipertontonkan di atas pentas oleh tokohtokoh dengan watak masing-masing. Unsur intrinsik adalah unsur yang membangun suatu karya sastra dari dalam. Unsur intrinsik puisi yaitu unsur pembangun puisi atau pembentuk puisi. Unsur intrinsik prosa yaitu unsur pembentuk prosa. Demikian juga dengan drama yang meliputi hal-hal berikut. a. Latar/setting : Tempat dan waktu terjadinya peristiwa. b. Alur/plot : Jalan ceritanya. c. Pemeran : Pemeran utama dan pemeran pembantu. d. Dialog : Percakapan antar tokoh. e. Akting/gaya : Gerakan/perbuatan/gerak laku yang dilakukan pemain-pemainnya. f. Tema : Pokok cerita. 11 L. PILIHAN KATA 1. Pengimajian Pengimajian adalah pencitraan untuk mengkonkretkan gambaran ide, gagasan, dan pikiran melalui penginderaan. 2. Kata konkret Kata konkret adalah kata-kata yang digunakan untuk menggambarkan lukisan keadaan atau suasana batin dengan maksud membangkitkan imaji pembaca. 3. Pembaitan (bait-bait) Pembaitan (bait-bait), adalah menyusun larik-larik dalam bait-bait sesuai dengan makna yang dikandung setiap bait. 4. Pelarikan (larik-larik) Pelarikan (larik-larik) adalah menyusun kata-kata dalam larik-larik. 5. Tipografi Tipografi adalah bahasa puisi yang ditulis dalam bentuk-bentuk bait atau bentuk-bentuk lain yang unik yang membedakan antara bentuk puisi dengan bentuk karya sastra yang lain. 6. Suasana Suasana adalah keadaan jiwa pembaca setelah membaca puisi tersebut atau dampak psikologis pembaca yang muncul setelah membaca puisi, misalnya perasaan haru, sedih, bahagia, bersemangat, dan lain-lain. 7. Nada Nada adalah sikap penyair kepada pembacanya, misalnya menggurui, menasihati, mengejek, atau menyindir. 12 8. Makna Makna adalah maksud keseluruhan puisi yang dibangun oleh kata-kata, larik-larik, dan bait-bait. 9. Peribahasa Peribahasa merupakan kelompok kata yang tetap susunannya dan biasanya mempunyai arti khusus atau kias. 10. Makna denotasi Makna denotasi adalah makna sebenarnya, didasarkan atas penunjukan yang lugas di luar bahasa, bersifat objektif. (contoh: Anto sedang memandangi seekor kijang yang asik merumput). 11. Makna konotasi Makna konotasi ialah makna bukan sebenarnya, didasarkan atas perasaan atau pikiran yang ditimbulkan. Ada makna konotasi positif, makna konotasi negatif, dan makna konotasi netral (tidak memiliki nilai rasa). (contoh: Anto pergi ke Bandung dengan naik kijangkijang yang dimaksud adalah mobil kijang). 12. Kata bilangan Kata bilangan ialah kata-kata yang menyatakan jumlah, satuan kumpulan benda, maupun urutan tempat dari nama benda. 13. Tema Tema adalah persoalan yang ingin diungkapkan oleh penyair. 13