Uploaded by diiinadb

rmk audit 2 siklus investasi

advertisement
RMK AUDIT SIKLUS INVESTASI
PENGAUDITAN 2
Oleh :
RYAN RIYANTO RACHMAT
A31115502
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2018
A. SIFAT SIKLUS INVESTASI
Aktivitas investasi adalah pembelian dan penjualan tanah, bangunan,
peralatan, serta aktiva lain yang umumnya tidak ditahan untuk dijual kembali.
Selain itu, aktivitas investasi juga mencakup pembelian dan penjualan instrument
keuangan yang tidak dimasukkan untuk tujuan perdagangan. Aktiva-aktiva itu
diperlukan untuk mendukung operasi dan proses intinya. Kebanyakan perusahaan
akan mengakuisisi aktiva baru jika tingkat pengembalian yang dihasilkan oleh
aktiva-aktiva itu melebihi biaya marginal sesudah pajak dari pembiayaan dengan
hutang menyangkut akuisisi aktiva tambahan.
1) Investasi atas aktiva tetap
Aktiva tetap adalah kekayaan perusahaan yang memiliki wujud,
mempunyai manfaat ekonomis lebih dari satu tahun, dan diperoleh
perusahaan untuk melaksanakan kegiatan perusahaan, bukan untuk dijual
kembali. Dalam mengaudit siklus investasi, auditor biasanya ingin
memperoleh jawaban atas pertanyaan berikut.
 Aktiva apa yang diperlukan untuk mendukung operasi entitas, dan
apakah rencana jangka panjang manajemen untuk menumbuhkan
dasar aktiva entitas?
 Aktiva apa yang diakuisisi, atau dilepaskan, selama periode
berjalan?
 Bagaimana aktiva yang baru diakuisisi dibiayai dan apakah rencana
jangka panjang manajemen untuk membiayai pertumbuhan entitas?
Langkah pertama dalam mengaudit aktiva tetap yaitu pemahaman
atas aktiva
yang diperlukan untuk
mendukung operasi
entitas
bersangkuan dan tingkat pengembalian yang diharapkan perusahaan akan
dicapai dari aktiva yang mendasarinya. Selanjutnya, penentuan aktiva apa
yang diakuisisi selama periode berjalan.
2) Investasi atas sekuritas
Aktivitas investasi sebuah entitas merupakan aktivitas yang berkaitan
dengan kepemilikan sekuritas yang diterbitkan oleh entitas lainnya.
Sekuritas merupakan surat-surat berharga atau aktiva lain yang tidak
digunakan secara langsung dalam kegiatan produktif perusahaan yang
mencakup sertifikat deposito (CD), saham preferen dan saham biasa, serta
obligasi korporasi dan pemerintah.
Investasi dalam sekuritas yang sudah dipasarkan berkaitan dengan
dua siklus lainnya. Dividen dan bunga yang diterima dari investasi itu
merupakan transaksi penerimaan kas yang akan dibahas sebagai bagian
dari siklus pendapatan. Pembelian sekuritas secara tunai melibatkan
transaksi pengeluaran kas yang akan dibahas sebagai bagian dari siklus
pengeluaran. Transaksi-transaksi ini harus mendapat pengendalian yang
sama seperti pada transaksi penerimaan dan pengeluaran lainnya dalam
operasi perusahaan, termasuk pengendalian tambahan yang hanya berlaku
untuk transaksi investasi.
B. TUJUAN AUDIT SIKLUS INVESTASI
Tujuan audit spesifik untuk audit atas aktiva tetap dan sekuritasbdalam siklus
investasi disajikan dalam gambar dibawah ini. Masing-masing tujuan itu
diuraikan dalam asersi secara implisit atau eksplisit manajemen tentang transaksi
siklus investasi seperti hal itu berkaitan dengan aktiva jangka panjang. Tujuantujuan ini merupakan hal yang utama bagi siklus ini dalam kebanyakan audit. Hal
itu tidak dimaksudkan agar bersifat all inclusive untuk semua situasi yang
dihadapi klien.
Aktiva Tetap
Tujuan Audit Spesifik untuk Siklus Investasi
Kategori
Tujuan Audit atas Kelompok
Tujuan Audit atas Saldo
Asersi
Transaksi
Akun
Keberadaan
Akuisisi yang tercatat dari Aktiva tetap yang tercatat
atau
transaksi aktiva tetap (EO1), merupakan aktiva produktif
Keterjadian
pelepasan aktiva tetap (EO2), yang
digunakan
pada
dan reparasi serta pemeliharaan tanggal neraca (EO4)
(EO3)
yang
merupakan
terjadi
transaksi
selama
tahun
berjalan.
Kelengkapan
Semua transaksi akuisisi aktiva Saldo aktiva tetap mencakup
tetap (C1) dan pelepasan aktiva pengaruh semua transaksi
tetap (C2) serta reparasi dan yang terjadi selama periode
pemeliharaan (C3) yang telah berjalan (C4).
terjadi selama periode berjalan
telah dicatat.
Hak
Entitas itu memiliki atau
dan Kewajiban
mendapatkan
hak
atas
semua aktiva tetap yang
dicatat pada tanggal neraca
(RO1).
Penilaian atau Transaksi
untuk
Alokasi
dan
penyusutan
beban Aktiva tetap dicatat pada
penurunan harga
pokok
nilai aktiva tetap telah dinilai akumulasi
dengan tepat (VA1).
(VA2)
dikurangi
penyusutan
dan
diturunkan
nilainya sebesar penurunan
nilai yang material (VA3).
Penyajian dan Transaksi penyusutan, reparasi, Aktiva
Pengungkapan
tetap
dan
lease
dan pemeliharaan serta lease modal telah diidentifikasi
operasi
telah
dengan
diidentifikasi dalam
benar
laporan
keuangan
dan (PD2).
diklasifikasikan dalam laporan Pengungkapan
yang
keuangan (PD1).
harga
berkaitan
dengan
pokok, nilai buku, metode
penyusutan,
dan
umur
manfaat dari kelas utama
aktiva tetap, penggadaian
aktiva tetap sebagai agunan,
dan syarat-syarat utama dari
kontrak lease modal sudah
memadai (PD3).
Sekuritas
Kategori
Tujuan Audit atas
Asersi
Kelompok Transaksi
Keberadaan
Pendapatan
atau
keuntungan
Kejadian
yang
investasi, Investasi jangka pendek dan
dan
direalisasi,
keuntungan
dan
penahanan
yang
kerugian jangka panjang yang dicatat
serta merupakan investasi yang ada
kerugian pada tanggal neraca (EO2).
belum
direalisasi termasuk dalam
laba yang dihasilkan dari
transaksi dan peristiwa yang
terjadi
Tujuan Audit atas Saldo Akun
selama
periode
berjalan (EO1).
Kelengka-
Pengaruh
pan
transaksi
dari
dan
semua
Semua investasi jangka pendek
peristiwa
dan jangka panjang termasuk
investasi
selama
periode
dalam akun investasi di neraca
berjalan
terhadap
laporan
(C2).
laba-rugi
termasuk
dalam
akun-akun laporan laba-rugi
(C1)
Hak
dan
Semua investasi yang dicatat
Kewajiban
dimiliki
oleh
entitas
yang
melaporkan (RO1)
Penilaian
Pendapatan
investasi,
dan Investasi dilaporkan di neraca
atau
keuntungan serta kerugian pada nilai wajar, harga pokok,
Alokasi
yang direalisasi dan belum biaya yang diamortisasi, atau
direalisasi dilaporkan pada jumlah yang ditentukan oleh
jumlah yang benar (VA1).
metode ekuitas, sama seperti
untuk investasi tertentu (VA2).
Penyajian
Saldo
investasi
telah
dan
diidentifikasi
Pengungka-
diklasifikasikan
pan
dalam laporan keuangan (PD1).
dan
dengan
tepat
Pengungkapan yang tepat telah
dibuat berkenaan dengan (1)
invesasi hubungan istimewa, (2)
dasar untuk menilai investasi,
dan (3) penggadaian investasi
sebagai agunan (PD2).
C. PERTIMBANGAN PERENCANAAN AUDIT
 Materialitas
Pertimbangan utama adalah mengevaluasi alokasi materialitas ini adalah
penentuan besarnya salah saji yang akan mempengaruhi keputusan seorang
pemakai laporan keuangan
yang layak. Pertimbanga
kedua adalah
hubungannya dengan biaya untuk mendeteksi kesalahan. Audit atas aktiva
tetap relative murah bila dibandingkan dengan audit atas akun-akun piutang
atau persediaan. Akibatnya, auditor biasanya akan mengalokasikan secara
proporsional materialitas yang lebih kecil ke aktiva tetap dibandingkan ke
piutang atau persediaan.

Risiko Inheren
Risiko
inheren
(inherent
risk)
yang
berkaitan
dengan
asersi
eksistensi/keberadaan seringkali rendah Karena aktiva tetap tidak mudah
dicuri. Risiko inheren akan keberadaan dapat meningkat sampai ke tingkat
sedang atau tinggi karena potensi bahwa aktiva dibesituakan atau tidak
digunakan lagi, mungkin tidak dihapuskan. Asersi kelengkapan dapat
mencapai tingkat sedang sampai tinggi dalam kasus aktiva-aktiva konstruksi,
atau lease modal yang mungkin dicatat sebagai lease operasi Karena
kerumitan akuntansi untuk lease.Tergantung pada industri dan tingkat
kesulitan yang berkaitan dengan estimasi umur manfaat dan nilai sisa serta
kerumitan metode penyusutan, risiko inheren yang menyangkut asersi
penilaian mungkin dinilai sedang atau tinggi berkaitan dengan estimasi
akuntansi dalam hubungannya dengan estimasi beban penyusutan.
 Prosedur Analitis
Risiko prosedur analitis unsur elemen dari risiko deteksi bahwa prosedur
analitis akan gagal mendeteksi kesalahan yang material. Prosedur analitis
bersifat efektif dari segi biaya dan hal itu dapat membantu auditor dalam
mengevaluasi kelayakan laporan keuangan.
D. PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS SALDO UTANG JANGKA PANJANG
Dari sudut pandang auditing, wesel bayar, hutang hipotek, dan hutang
obligasi mempunyai karakteristik yang serupa. Pada umumnya, bentuk hutang ini
melibatkan perjanjian kontraktual berbunga, memerlukan persetujuan dari dewan
direksi, dan dapat dijamin dengan penggadaian atau agunan. Untuk akun-akun
ini, terdapat masalah yang relative sedikit dalam mencapai tujuan audit.
-
MENENTUKAN RISIKO DETEKSI
Karena sifat dan jarang terjadinya sebagian besar jenis transaksi hutang
jangka panjang, maka risiko inheren seringkali rendah untuk semua asersi
saldo akun yang berkaitan kecuali untuk asersi kelengkapan dan penilaian
atau alokasi. Risiko inheren untuk asersi tersebut berada pada tingkat sedang
atau tinggi karena kerumitan dalam menghitung amortisasi diskonto atau
premi obligasi. Dalam hal ini, auditor harus selalu waspada dengan
kewajiban yang kemungkinan belum dicatat
-
MERANCANG PENGUJIAN SUBSTANTIF
1. PROSEDUR AWAL
Prosedur awal yang biasanya berlaku untuk saldo hutang jangka panjang.
Disini penting untuk mendapatkan pemahaman tentang bisnis dan
industrinya, menentukan kebutuhan entitas akan pembiayaan eksternal,
dan kemampuan untuk melunasi hutang. Karena pembiayaan begitu jelas
berkaitan dengan aktifitas investasi, maka auditor dapat melaksanakan
prosedur-prosedur tersebut secara serentak. Melaksanakan Prosedur awal
atas saldo dan catatan hutang jangka panjang yang akan mendapat
pengujian lebih lanjut.
a. Menelusuri saldo awal akun hutang jangka panjang ke kertas
kerja yang tahun sebelumnya.
b. Mereview aktivitas disemua akun hutangjangka panjang dan akunakun laporan laba rugi yang berkaitan serta menyelidiki ayat jurnal
yang tampak tidak biasa dari segi jumlah atau sumbernya.
c. Mendapatkan skedul yang disiapkan klien dan menentukan bahwa hal
itu secara akurat merupakan catatan akuntansi mendasar yang
disiapkan darinya dengan:
- Melakukan footing dan crossfooting dengan saldo buku pembantu
dan buku besar yang bertalian.
- Menguji kecocokan pos-pos dalam skedul dengan ayat jurnal dalam
akun buku besar yang bertalian.
2. PROSEDUR ANALITIS
Suatu bagian penting dari audit atas hutang jangka panjang adalah
menentukan bahwa informasi keuangan yang akan di audit konsisten
dengan harapan auditor.
a. Menghitung rasio
b. Menganalisis hasil-hasil rasio dibandingkan dengan ekspektasi
berdasarkan data tahun-tahun sebelumnya, anggaran, industry, dan
data lainnya.
3. PENGUJIAN RINCIAN TRANSAKSI
Auditor dalam mndapatkan bukti atas hutang/kewajiban obligasi
auditor harus memeriksa tentang nilai nominal dan hasil bersih atas
penjualan obligasi pada tanggal penerbitan. Penerimaan kas atas hutang
obligasi auditor harus memeriksa surat yang dikirimkan oleh pialang
saham kepada perusahaan.
Dalam memeriksa pengeluaran kas untuk pembayaran pokok atas
hutang/kewajiban jangka panjang auditor melakukan verifikasi dengan
memeriksa voucher dan cek-cek yang dikeluarkan atau yang dibatalkan
oleh perusahaan. Sementara pembayaran penuh dapat divadilisasi dengan
memeriksa hutang/kewajiban wesel/wesel bayar atau sertifikasi obligasi
yang dibatalkan oleh perusahaan. Apabila perusahaan melakukan
pembayaran secara bertahap dalam menilai kelayakannya auditor dapat
menelusuri siklus pembayaran kembali.
Hutang/kewajiban obligasi dapat dikonversikan/diubah menjadi
bentuk saham milik perusahaan. Dalam memperoleh bukti tersebut
auditor dapat melihat sertifikat obligasi yang dibatalkan dan kemudian
diterbitkannya saham yang berkaitan dengan pertukaran obligasi ke
dalam bentuk saham.
Dalam memeriksa transaksi atas akun hutang/kewajiban jangka
panjang auditor memperoleh empat asersi yang terkait dengan
hutang/kewajiban yaitu asersi keberadaan atau keterjadian/eksistensi,
kelengkapan, hak dan kewajiban, dan penilaian atau alokasi.
4. PENGUJIAN RINCIAN SALDO
Tiga prosedur dalam kategori pengujian substantif ini adalah: (1)
menilai otorisasi dan kontrak atas hutang jangka panjang, (2)
mengkonfirmasi hutang dan pemberi pinjaman dan perwakilan obligasi,
serta (3) menghitung kembali beban bunga.
E. PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS SALDO EKUITAS PEMEGANG
SAHAM
-
PENENTUAN RISIKO DETEKSI
Penilaian risiko inheren untuk asersi-asersi yang berkenaan dengan saldo
ekuitas pemegang saham tergantung pada sifat dan frekuensi transaksi yang
mempengaruhi akun-akun bersangkutan. Transaksi saham yang bersifat rutin
dalam perusahaan terbuka sering ditangani oleh registrat dan agen transfer.
Penilaian risiko inheren dan pengendalian mungkin lebih tinggi jika ada
transaksi nonrutin yang melibatkan penerbitan saham dalam akuisisi, sekuritas
konvertibel, atau opsi saham. Faktor-faktor tersebut harus dipertimbangkan
dalam menggunakan model risiko audit untuk menentukan tingkat risiko
detekdi yang dapat diterima atas setiap asersi signifikan yang bersangkutan
dengan saldo ekuitas pemegang saham.
-
MERANCANG PENGUJIAN SUBSTANTIF
1. PROSEDUR AWAL
•
Mendapatkan pemahaman tentang bisnis dan industri klien
•
Melaksanakan prosedur awal atas saldo dan catatan ekuitas
pemegang saham yang akan mendapat pengujian lebih lanjut.
•
Prosedur Analitis
•
Menghitung rasio :

Pengembalian atas ekuitas pemegang saham biasa

Ekuitas terhadap total kewajiban ekuitas

Pembayaran dividen

Laba per saham

Tingkat pertumbuhan yang dapat dipertahankan
2. PENGUJIAN RINCIAN TRANSAKSI
•
Memvouching ayat jurnal ke dalam akun modal disetor
•
Memvouching ayat jurnal ke dalam laba ditahan
3. PENGUJIAN RINCIAN SALDO
•
Mereview anggaran dasar dan anggaran rumah tangga
•
Menelaah otorisasi dan syarat penerbitan saham
•
Mengkonfirmasi saham yang beredar dengan registrar dan agen
transfer
•
Memeriksa buku sertifikat saham
•
Memeriksa sertifikat saham yang ditahan sebagai treasury stock
4. PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN
•
Membandingkan penyajian laporan dengan GAAP
Download