PROVINSI SULAWESI SELATAN PENYULUH TELADAN KECAMATAN TELLU SIATTINGE KABUPATEN BONE ASNIAR K di lahirkan di Bone Tanete Cina 14 Februari 1981, Penyuluh Pertanian yang bertugas di Kecamatan Tellu Siattinge Bagian Utara Kota Kabupaten. Sejak awal bercita-cita menjadi pelaku pembangunan pertanian. Sarjana Pertanian lulusan Universitas Hasanuddin Tahun 2005 ini mengawali kariernya sebagai Dosen Tetap Yayasan Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Muhammadiyah Kabupaten Sinjai tahun 20062010. Pada tahun 2010 Asniar mengikuti Ujian Pegawai Negeri Sipil dan berkat doa orangtuanya dan teman serta keuletan ketekunannya maka diterimalah sebagai Penyuluh Pertanian CPNS (TMT) 01 Januari 2011/PNS (TMT) 01 November 2012 dengan penempatan wilayah kerja Desa Ujung Salangketo Kecamatan Mare berjarak 30 Km dari domisilinya di Watampone dengan membina 7 kelompoktani dan 1 Gapoktan. Tahun 2015 dipindah tugaskan ke Kecamatan Tellu Siattinge berjarak 17 Km dari domisili tempat tinggalnya dengan 4 wilayah binaan yaitu Kelurahan Tokaseng, Desa Lanca, Kelurahan Otting dan Desa Lappae dengan membina 47 kelompok tani dan 4 Gapoktan. Tahun 2017 sampai sekarang dipercayakan menjadi Koordinator Penyuluh Pertanian BPP Tellu Siattinge dengan wilayah binaan 15 Desa dan 2 Kelurahan dengan jumlah kelompok tani sebanyak 324 kelompok dan 17 Gapoktan dengan jumlah penyuluh PNS 3 orang dan 1 Thl-TBPP dengan luas sawah 5.143, 85 ha (Irigasi dan tadah hujan) serta lahan kering (lahan bukan sawah) 9.236,15 ha. Luas sawah 4 Wilayah binaan 975,10 ha dan lahan kering/kebun adalah 1.265,9 ha. Bidang tanaman pangan sentra komoditi dominan diwilayah binaan Asniar adalah padi, jagung, kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu dan ubi jalar. Bidang Hortikultura yaitu cabai, pisang, mangga, biofarmaka yaitu jahe, lengkuas, temulawak, kencur, kunyit dan lempuyang. Sedangkan dibidang perkebunan Komoditi unggulan adalah kakao dan kelapa. Jenis ternak yang dominan dikembangbiakkan yaitu ayam, sapi, kambing dan kuda. Dalam meningkatkan kemampuan di bidang pertanian Asniar telah mengikuti pendidikan dan latihan antara lain: 1) Apresiasi Pembentukan Pos Penyuluhan Desa (POSLUHDES) tahun 2014, (2) Diklat Dasar Fungsional Penyuluh Pertanian Ahli tahun 2014, (3) Diklat teknis bagi penyuluh pertanian (kedelai) tahun 2015, (4) Diklat teknis budidaya jagung bagi penyuluh pertanian di BP3K tahun 2015, (5) Diklat teknis tematik padi bagi aparatur tahun 2016, (6) Training of Trainer (TOT) bagi fasilitator tanaman pangan (Kedelai) tahun 2017, (7) Bimtek bagi penyuluh dan petugas pengawalan dan pendampingan kegiatan APBNP tahun 2017 komoditi pangan dan hortikultura, (8), Bimtek kegiatan PUPM tahun 2019, (9) Bimtek peningkatan kapasitas penyuluh pertanian tahun 2019. Asniar sebagai penyuluh pertanian telah mendapatkan pengakuan formal sebagai penyuluh yang kompoten dalam pengetahuan, sikap dan keterampilan. Hal ini dibuktikan dengan adanya penghargaan/sertifikat kompetensi yang diterima dua kali yaitu : Sertifikat kompetensi penyuluh dengan level supervisor pada tahun 2015 dan tahun 2018. Selain itu Asniar juga aktif dalam kegiatan-kegiatan pembimbingan mahasiswa dilingkup BPP Tellu Siattinge pada tahun 2015/2016 serta pemateri dan pelatih yaitu : (1) Pemateri pelatihan teknis tematik budidaya kedelai bagi non aparatur angkatan 1, (2) Pelatih pertanian konservasi jagung tahun 2018. Selain itu dia juga aktif dalam pengawalan dan pendampingan program kementerian pertanian yakni; (1) Program Upaya khusus (UPSUS) swasembada pangan dengan tiga komoditas padi, jagung, dan kedelai (penyaluran benih, pupuk alsintan, tanam serentak dan pengendalian OPT, (2) Tim verifikasi dan validasi penyaluran pupuk bersubsidi, (3) Luas tambah tanam (LTT), (4) Program cetak sawah baru (5) Asuransi Usaha Tani Pertanian (AUTP), (6) Program pengembangan hortikultura pisang dan mangga APBNP tahun 2017 dan (7) Program Pengembangan Usaha Pangan Masyarakat (PUPM). Berdasarkan hasil identifikasi dan keadaan yang dituangkan dalam programa dan rencana kerja penyuluh pertanian terhadap kegiatan usaha pertanian di Kecamatan Tellu Siattinge khususnya 4 wilayah Binaaan didapatkan beberapa permasalahan yang dialami masyarakat petani dan keluarganya yang berdampak pada berkurangnya produksi yang diperoleh dari kegiatan usaha tani mereka. Permasalahan utamanya adalah (1) Masih berkurangnya penggunaan komponen PTT, (2) Masih belum optimalnya pengembangan dan penguatan kelompok tani, (3) Masih berkurangnya pengembangan kemitraan usaha tani. Kehadiran sosok penyuluh Asniar di wlilayah Kecamatan Tellu Siattinge memberikan motivasi anggota kelompok tani dalam upaya peningkatan produksi dan produktifitas pertanian. Dalam persiapan penyuluhan pertanian Asnar aktif dalam penyusunan materi yang berdasarkan sinopsis dan LPM. Materi yang telah di upload di Cyber Extension : (1) Penerapan Sistem Pertanian Konservasi Pada Tanaman Jagung (2) Pupuk Organik Cair dari Limbah Urine Sapi (3) Teknologi Sistem Tanam Legowo Pada Tanaman Padi; materi dalam bentuk naskah radio, slide, brosur dan leafleat. Pertemuan dan kunjungan tatap muka perorangan dan massal dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi mengingat wilayah binaan 4 desa dengan 51 kelompok tani dan 4 Gapoktan ditambah lagi tugasnya sebagai koordinator penyuluh pertanian. Olehnya itu pertemuan dan kunjungan tatap muka secara massal seringkali dilakukan dibandingkan dengan perorangan dan kelompok. Asniar mengakui tidak mudah mengubah pola pikir dan kebiasaan petani dalam menerima pengetahuan, inovasi teknologi dan keterampilan untuk menerapkannya, apalagi generasi muda lebih banyak beralih ke profesi ke pekerjaan lainnya. Salah satu teknik yang diterapkannya adalah : (1) Demplot/percontohan penyuluh dengan melibatkan kelompok tani, petani muda, mahasiswa\PKL dan pendamping desa setempat dengan penggunaan komponen PTT padi dengan sistim legowo produktifitas 7,2-8,2 ton/ha dan penerapan teknologi budidaya Hazton dengan produktifitas 7,5-8,3 ton/ha, (2) Penerapan konservasi pertanian pada tanaman jagung dengan tujuan menghidupkan kembali kondisi lahan, (3) Penerapan Pengendalian OPT Hama Tikus (GERDAL) dengan melibatkan petugas OPT, poktan, babinsa dan aparat desa. Permasalahan lahan yang sudah kritis dan kebutuhan pupuk yang tidak mencukupi kebutuhan lahan petani di wiayah binaannya membuatnya mencari inovasi dan teknologi baru dalam upaya pemecahannya. Salah satu teknik yang diterapkan Asniar dalam mengurangi ketergantungan pupuk kimia dan memenuhi kebutuhan pupuk di lokasi binaannya dengan melaksanakan kunjungan dan kursus tani serta pembimbingan kelompok tani dalam memanfaatkan limbah pertanian, peternakan dan limbah rumah tangga dalam pembuatan pupuk organik cair dan pupuk organik padat serta pestisida nabati. Sebagian besar kelompok tani terutama anggota Gapoktan Malolo Pulana rata-rata memiliki sapi yang dikandangkan dan kotoran dan urinnya dimanfaatkan sebagai bahan utama dalam pembuatan pupuk organik. Berkat ilmu pertanian dan pengalamannya bersama petani telah berhasil membuat pupuk organik cair dari urin sapi dan pupuk organik padat dari kotoran sapi, dedak, jerami dan batang pisang. Gapoktan Malolo Pulana berhasil mengembangkannya dan mampu memenuhi kebutuhan anggotanya dan mengurangi penggunaan pupuk kimia. Pupuk ini dipasarkan hanya dalam lingkungan Kecamatan Tellu Siattinge. Dalam hal penumbuhan dan pengembangan kelembagaan petani Asniar telah melakukan revitalisasi dan validasi kelompok tani, pengelompokan petani yang semula berdasarkan domisili diubah berdasarkan kelompok hamparan serta pengelolaaan kepengurusan organisasi kelompok, PNS dan perangkat desa tidak diperbolehkan lagi. Setiap akhir tahun dilakukan penilaan kemampuan kelas kelompok. Pada tahun 2018 dari 4 desa wilayah binaan ada 16 kelompok tani berada dikelas pemula, 26 poktan berada dikelas lanjut, 9 poktan berada dikelas madya. Selain itu Asniar juga aktif dalam program Pengembangan Usaha Pangan Masyarakat (PUPM) dengan memberdayakan usaha pangan masyarakat (Gapoktan Sipammase Kecamatan Tellu Siattinge) dimana gapoktan ini menjalin kemitraan dengan 3 Toko Tani Indonesia yaitu TTI Megah Tani, TTI Cahaya Tani dan TTI Tiga Putri dengan rata-rata target penjualan beras segar lebih dari 50 ton per tahun untuk menjaga stabilitas pasokan dan harga pangan. Hasil evaluasi dan dampak penyuluhan pertanian di Kelurahan Tokaseng yang dilakukan terjadi perkembangan dan peningkatan produksi dan produktifitas komoditi pertanian utamanya padi, jagung dan kedelai. Pada tahun 2015 produksi padi 12.077 (ku) dan produktifitas 63,90 ku/ha meningkat menjadi 18.184 ku dengan produktifitas 67,10 ku/ha. Untuk komoditi jagung tahun 2015 produksi 4.624 ku produktifitas 57,80 ku/ha meningkat (produksi 8.435 ku, produktifitas 68,25 ku). Sedangkan untuk komoditi kedelai tahun 2015 produksi 246 ku produktifitas 12,30 ku/ha meningkat dengan produksi 855,40 ku , produktifitas 18,20 ku/ha tahun 2018. Asniar juga melakukan kegiatan pengembangan penyuluhan pertanian dan pengembangan profesi antara lain : (1) Penyusunan pedoman teknis pelatihan pembuatan pupuk organik bagi petani di BPP Kec. Tellu Siattinge, (2) Penyusunan karya ilmiah : ”Pendapatan Petani Padi Sawah Pengguna Pupuk Organik dan Anorganik di Kecamatan Tellu Siattinge, (3) Saduran : Pertanian Organik, (3) konsultasi pertanian yang bersifat konsep perorangan/kelompok (pemanfaatan lahan tidur, pemupukan berimbang, dan pengembangan kemitraan usaha tani). Sebagai ujung tombak dalam pembangunan dan pengembangan sektor pertanian Asniar berharap penyuluhan pertanian bukan sekedar mengubah perilaku, sikap dan keterampilan petani. Melainkan juga menjadikan petani lebih mandiri dan beradab dalam tata kelola usaha taninya, petani mampu mentaati tatanan sosial dan kearifan lokal dalam pemanfaatan sumber daya yang pada akhirnya menjadi sejahtera.