PERENCANAAN DAN EVALUASI KESEHATAN PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT DBD DI TEMBILAHAN KOTA DAN ANALISIS SWOT DISUSUN OLEH KELOMPOK 2 1. ARIEF WIBOWO : 16012040 2. FERA APRINITASARI : 16012062 3. RIA WINA KARTIKA : 16012054 4. RUSDI HIDAYATULLAH : 16012045 5. SUCI WULANDARI : 16012041 SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) HANGTUAH PEKAN BARU PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT Jl. Mustafa Sari No. 5 Tangkerang Selatan Pekanbaru BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Salah satu Penyakit tular vektor yang ditularkan oleh nyamuk adalah Demam Berdarah Dengue (DBD). Meskipun KLB DBD kadang-kadang masih terjadi di Indonesia, akan tetapi berkat upaya pengendalian yang telah dilaksanakan selama lima dasa warsa terakhir ini, angka kematian (Case Fatality Rate) DBD telah berhasil ditekan di bawah 1% selama 14 tahun terakhir sejak tahun 2000. Angka CFR telah dapat ditekan kurang dari 1%, berkat penatalaksanaan kasus DBD di fasilitas kesehatan yang sangat baik. Keberhasilan pengendalian DBD di Indonesia didukung oleh kebijakan Pemerintah di Tingkat Pusat dan Daerah dan sumber daya yang diperlukan termasuk pembiayaan. Upaya ini juga diperkuat dengan peran serta masyarakat dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) untuk melaksanakan 4M Plus, yaitu : 1) Menguras dan menyikat dinding tempat-tempat penampungan air seperti bak mandi seminggu sekali, 2) Menutup rapat penampungan air, 3) Mengubur barang-barang bekas yang ada disekitar atau diluar rumah yang dapat menampung ar hujan seperti kaleng bekas, botol, plastik dan tempurung kelapa, 4) Mendaur ulang barang-barang yang dapat menampung air hujan serta memantau semua wadah air yang dapat menjadi tempat perindukan nyamuk. Kegiatan ini dilengkapi dengan kegiatan Plus, seperti mengganti air vas bunga, membuang air pada tampungan air di dispenser, menaburkan bubuk pembunuh jentik, memelihara ikan pemakan jentik nyamuk, dan penggunaan repellen. Pengendalian DBD adalah bagian dari Pengendalian Arbovirosis yang mencakup juga pengendalian penyakit Chikungunya dan Japanese Encephalitis. Penyakit Demam Berdarah Dengue atau Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) merupakan salah satu penyakit menular yang sampai saat ini masih menjadi masalah kesehatan masyarakat. Sering muncul sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) karena penyebarannya yang cepat dan berpotensi menimbulkan kematian. Penyakit ini disebabkan oleh virus Dengue yang penularannya melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus yang hidup di genangan air bersih di sekitar rumah. Nyamuk ini mempunyai kebiasaan menggigit pada saat pagi dan sore hari, umumnya kasus mulai meningkat saat musim hujan. 1 Data laporan Dinas Kesehatan Kabupaten Indragiri Hilir pada bulan Januari s/d Desember 2016 kasus DBD sebanyak 190 kasus. Untuk di Kecamatan Tembilahan Kota sendiri kasus Demam Berdarah selama tahun 2016 berjumlah 45 kasus yang terjadi pada Laki-laki sebanyak 23 kasus, perempuan 22 kasus dan banyak terjadi pada anak-anak usia 5-9 tahun sebanyak 22 orang. Berdasarkan permasalahan tersebut maka perlu dilakukan upaya pencegahan dan pengendalian penyakit DBD, adapun upaya tersebut dimaksudkan untuk menekan laju populasi nyamuk Aides aegypti terutama didaerah perimeter dan buffer area. Di daerah perimeter angka indek harus 0 % sedangkan didaerah buffer tidak lebih dari 1%. Pemberantasan ini sebagai tindak lanjut dari IHR 2005 (pasal 20). Langkah yang akan dilaksanakan oleh KKP Kelas III Tembilahan mendorong masyarakat untuk berpartisipasi aktif melakukan kegiatan PSN di wilayah pelabuhan menurunkan secara teratur, kejadian sehingga penyakit DBD. akhirnya Disamping akan itu KKP mencegah akan dan proaktif dan bekerjasama dengan masyarakat pelabuhan serta lintas sektor terkait dalam melaksanakan pemberantasan vektor dengan cara Promotif dan Preventif. 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut dapat dirumuskan masalah sebagai berikut : Bagaimana upaya yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Indragiri Hilir untuk menurunkan angka kejadian penyakit DBD di Kecamatan Tembilahan Kota. 1.3. Tujuan Adapun tujuan dari Penyusunan Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit DBD di Kecamatan Tembilahan Kota ini adalah : 1. Tujuan Umum Menurunkan angka kejadian penyakit DBD di Kecamatan Tembilahan Kota sebesar 100%. 2. Tujuan Khusus a. Menetapkan Program-program Prioritas terkait Pencegahan dan Pengendalian yang dapat menurunkan angka kejadian penyakit DBD di Kecamatan Tembilahan Kota, b. Menentukan Sasaran Strategis dan target indikator yang akan dicapai c. Menentukan analisis SWOT 2 1.4. Manfaat Adapun manfaat dari penyusunan Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit DBD di Kecamatan Tembilahan Kota ini adalah : 1. Untuk menurunkan angka kejadian Penyakit DBD yang ada di Kecamatan Tembilahan Kota sebesar 100%, 2. Untuk menetapkan program-program prioritas terkait Pencegahan dan Pengendalian yang dapat menurunkan angka kejadian penyakit DBD di Kecamatan Tembilahan Kota, 3. Untuk Menentukan Sasaran Strategis dan target indikator yang akan dicapai. 4. Mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan program melalui analisis SWOT 3 BAB II RENCANA KEGIATAN 2.1. Kebijakan Perencanaan Strategis Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004, tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) mengamanatkan bahwa setiap Kementerian perlu menyusun Rencana Strategis (Renstra) yang mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN). Dengan telah ditetapkannya RPJMN 2015-2019, maka Kementerian Kesehatan menyusun Renstra Tahun 2015-2019. Renstra Kementerian Kesehatan merupakan dokumen perencanaan yang bersifat indikatif memuat program-program pembangunan kesehatan yang akan dilaksanakan oleh Kementerian Kesehatan dan menjadi acuan dalam penyusunan perencanaan tahunan. Pembangunan kesehatan pada periode 2015-2019 adalah Program Indonesia Sehat dengan sasaran meningkatkan derajat kesehatan dan status gizi masyarakat melalui upaya kesehatan dan pemberdayaan masyarakat yang didukung dengan perlindungan finansial dan pemeratan pelayanan kesehatan. Sasaran pokok RPJMN 2015-2019 adalah : 1. Meningkatnya status kesehatan dan gizi ibu dan anak; 2. Meningkatnya pengendalian penyakit; 3. Meningkatnya akses dan mutu pelayanan kesehatan dasar dan rujukan terutama di daerah terpencil, tertinggal dan perbatasan; 4. Meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan universal melalui Kartu Indonesia Sehat dan kualitas pengelolaan SJSN Kesehatan; 5. Terpenuhinya kebutuhan tenaga kesehatan, obat dan vaksin; serta 6. Meningkatkan responsivitas sistem kesehatan. Program Indonesia Sehat dilaksanakan dengan 3 pilar utama, yaitu paradigma sehat, penguatan pelayanan kesehatan dan jaminan kesehatan nasional : 1. Pilar paradigma sehat di lakukan dengan strategi, penguatan promotif preventif dan pemberdayaan masyarakat; 2. Penguatan pelayanan kesehatan dilakukan dengan strategi peningkatan akses pelayanan kesehatan, optimalisasi sistem rujukan dan peningkatan mutu pelayanan kesehatan, menggunakan pendekatan continum of care dan intervensi berbasis risiko kesehatan; 3. Sementara itu jaminan kesehatan nasional dilakukan dengan strategi perluasan sasaran dan benefit serta kendali mutu dan kendali biaya. 4 Berdasarkan Arah Kebijakan Kementerian Kesehatan tersebut, untuk melaksanakan Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit DBD di Kecamatan Tembilahan Kota maka dibuatlah beberapa strategi diantaranya : a. Pelaksanaan Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik Gerakan ini dilaksanakan melalui strategi pendekatan keluarga, dimana gerakan ini melibatkan setiap keluarga dalam pemeriksaan, pemantauan dan pemberantasan jentik nyamuk untuk pencegahan dan pengendalian DBD. Gerakan 1 rumah 1 jumantik ini perlu diterapkan terutama di daerah endemis DBD, didalam pelaksanaan gerakan 1 rumah 1 jumantik terdiri dari Supervisor (tingkat kelurahan/desa/RW), Koordinator 1 dan 2 (tingkat RT) dan para jumantik. Peran serta masyarakat dalam hal ini adalah peran serta sebagai kader juru pemantau jentik (Jumantik) yang melaksanakan pemantauan jentik dan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) yang dilakukan secara rutin seminggu sekali, meliputi kegiatan menguras, menutup dan mengubur atau memanfaatkan kembali barang-barang yang bernilai ekonomis (3M). PSN 3M secara rutin dapat membantu menurunkan kepadatan vektor, berdampak pada menurunnya kontak antara manusia dengan vektor, akhirnya terjadinya penurunan kasus DBD. Maksud dan tujuan kegiatan ini adalah : 1) Melaksanakan pertemuan pembentukan kader Jumantik yang berwawasan dan mampu menyebarkan informasi yang tepat dan benar tentang peencegahan dan pengendalian DBD sehingga masyarakat terdorong untuk melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) secara rutin. 2) Memberikan informasi tentang pentingnya kegiatan PSN sebagai tindakan penanggulangan penyakit DBD 3) Meningkatkan peran serta masyarakat sebagai Jumantik dalam pelaksanaan PSN 4) Sebagai salah satu upaya pembinaan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) 5) Mendukung upaya penurunan kasus DBD di Indonesia b. Pelaksanaan PSN Anak Sekolah Kelompok anak sekolah merupakan bagian kelompok masyarakat yang dapat berperan strategis, mengingat jumlahnya sangat banyak sekitar 20% dari jumlah penduduk Indonesia adalah anak sekolah SD, SLTP dan SLTA. Anak sekolah tersebar di semua wilayah Indonesia, baik daerah perkotaan maupun pedesaan. Peran serta anak sekolah sebagai 5 Jumantik dapat digunakan untuk menanamkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) pada usia dini, yang akan digunakan sebagai dasar pemikiran dan perilakunya dimasa yang akan datang. Selain itu, menggerakan anak sekolah lebih mudah dibandingkan dengan orang dewasa dalam pelaksanaan PSN. Maksud dan tujuan kegiatan ini adalah: 1) Meningkatkan peran serta anak sekolah sebagai Jumantik dalam pelaksanaan PSN 2) Sebagai salah satu upaya pembinaan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) sejak usia dini. 3) Mendukung upaya penurunan kasus DBD di Indonesia Mekanisme pelaksanaan Jumantik-PSN anak sekolah sebagai berikut : 1) Dinas Kesehatan bersama Dinas Pendidikan dan Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota dalam wadah Pokja PSN anak sekolah memberikan pembinaan/pelatihan Jumantik-PSN anak sekolah kepada guru-guru di sekolah. 2) Kepala Sekolah membuat tim pelaksana Jumantik-PSN anak sekolah dan menunjuk seorang guru penanggung jawab PSN anak sekolah. 3) Guru penanggungjawab PSN anak sekolah menyusun program kerja/kegiatan JumantikPSN anak sekolah. 4) Guru yg sudah dilatih mengajarkan Jumantik-PSN kepada anak sekolah 5) Setiap minggu siswa melakukan pemantauan jentik dan PSN di sekolah dan rumah/tempat tinggalnya masing-masing dan melakukan pencatatan hari dan tanggal pelaksanaan, jenis tempat perkembangbiakan nyamuk, ada tidaknya jentik dan kegiatan PSN 3M yang dilakukan. 6) Formulir pencatatan Formulir Hasil Pemantauan Jentik Mingguan di Rumah/Tempat Tinggal dan Formulir Hasil Pemantauan Jentik Mingguan di Sekolah dilaporkan setiap minggu ke guru penanggung jawab dan diparaf oleh guru penanggung jawab. 7) Guru penanggungjawab memeriksa formulir tersebut, apabila laporan ditemukan jentik maka guru wajib memberikan arahan kepada siswa untuk meningkatkan kegiatan PSN 3M, serta membuat rekap laporan ke Puskesmas terdekat untuk ditindaklanjuti. 8) Dinas Kesehatan/Pokja PSN anak sekolah melalui Puskesmas setempat melakukan pembinaan ke sekolah dalam rangka keberlangsungan kegiatan Jumantik-PSN anak sekolah. 6 Dengan pelaksanaan program Promotif dan preventif tersebut diharapkan dapat tercapainya tujuan yaitu Menurunkan angka kejadian penyakit DBD di Kecamatan Tembilahan Kota sebesar 100%. 2.2. Penyusunan Program Kegiatan a. Peserta Pertemuan Peserta pertemuan program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit DBD terdiri dari: - Lintas Sektor (KSOP, Polsek Pelabuhan, Pelindo, Dinas Kesehatan) - Pegawai Kantor Kesehatan Pelabuhan Tembilahan - Kader Jumantik dan masyarakat pelabuhan - Anak-anak tingkat Sekolah Dasar - Kepala Sekolah dan Guru Kelas (wali kelas) b. Metode Pelaksanaan Pelaksanaan program Kegiatan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit DBD di Kecamatan Tembilahan Kota dilaksanakan dengan metode tatap muka, diskusi, ceramah dan tanya jawab dalam bentuk pertemuan yang dilaksanakan secara swakelola. c. Tahap Pelaksanaan Adapun tahapan pelaksanaan kegiatan adalah sebagai berikut : 1) Penyiapan bahan administrasi 2) Penyiapan bahan materi pertemuan 3) Penyiapan akomodasi dan perlengkapan 4) Pelaksanaan Paparan/ presentasi materi oleh nara sumber Diskusi dan Tanya jawab Penyusunan kesimpulan dan rencana tindak lanjut Tabel 1. Matrik Waktu pelaksanaan Kegiatan Tahapan Kegiatan Bulan Ke 1 2 3 Penyiapan bahan administrasi Pelaksanaan Kegiatan Membuat Laporan Evaluasi 7 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Tabel 2. Rencana Usulan Kegiatan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit DBD di Kecamatan Tembilahan Kota No Upaya Kesehatan Kegiatan Tujuan Sasaran Target Dana 1. Promotif, Preventif Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik 1) Melaksanakan pertemuan pembentukan kader Jumantik 2) Memberikan informasi tentang pentingnya kegiatan PSN 3) Meningkatkan peran serta masyarakat sebagai Jumantik dalam pelaksanaan PSN 4) Sebagai salah satu upaya pembinaan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) 5) Mendukung upaya penurunan kasus DBD di Indonesia - Kepala Dinas Kesehatan - Kepala KSOP - Polsek Pelabuhan, - KKP Tembilahan - Pelindo - Ketua RT - Kader Jumantik - Mahasiswa Stikes Hangtuah 100% -- Kebutuhan Sumber Daya Alat Tenaga - Sarana penyuluh an DBD - Juknis G1R1J - Seminar KIT - Narasu mber - Kader Indikator Keberhasilan Sumber Pembiay aan - Tk pengetahuan masyarakat/k ader meningkat 95% - Kasus Kejadian DBD di Kecamatan Tembilahan Kota Menurun 100% APBN No Upaya Kesehatan Kegiatan Tujuan Sasaran Target Dana 2. Promotif, Preventif Pelaksana an PSN Anak Sekolah 1) Meningkatkan peran serta anak sekolah sebagai Jumantik dalam pelaksanaan PSN 2) Sebagai salah satu upaya pembinaan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) sejak usia dini. 3) Mendukung upaya penurunan kasus DBD di Indonesia - Kepala Dinas Kesehatan - KKP Tembilahan - Kepala Sekolah - Guru/Wali Kelas - Anak-anak Sekolah - Mahasiswa Stikes Hangtuah 100% 1 -- Kebutuhan Sumber Daya Alat Tenaga - Sarana penyuluh an DBD - Juknis PSN anak sekolah - Seminar KIT - PSN kit berupa topi, rompi, tas kerja, formulir hasil pemeriksa an jentik, alat tulis, senter, pipet dan plastik tempat jentik dan larvasida - Narasu mber - Kader Indikator Keberhasilan Sumber Pembiay aan - Tk pengetahuan anak sekolah meningkat 95% - Kasus Kejadian DBD di Kecamatan Tembilahan Kota Menurun 100% APBN BAB III STRATEGI ANALISIS SWOT 3.1. Pengertian Analisis SWOT Analisis SWOT mengevaluasi merupakan kekuatan perencanaan (strengths), strategis kelemahan yang digunakan (weaknesses), untuk peluang (opportunities) dan ancaman (threats) dalam suatu proyek bisnis/perusahaan atau spekulasi bisnis. Keempat faktor itulah yang membentuk akronim SWOT (strenghts, weaknesses, opportunities dan threats). 3.2. Analisis SWOT Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik dan PSN Anak Sekolah 3.2.1. Strengths (Kekuatan) Kader Jumantik yang dibentuk berasal dari masyarakat melalui pendekatan keluarga, terdiri dari: 1. Jumantik rumah Adalah kepala keluarga/anggota keluarga/penghuni dalam satu rumah yang disepakati untuk melaksanakan kegiatan pemantauan jentik di rumahnya. Kepala keluarga sebagai penanggungjawab jumantik rumah. 2. Jumantik lingkungan Adalah satu atau lebih petugas yang ditunjuk oleh pengelola tempattempat umum (TTU) seperti, pasar, terminal, pelabuhan, bandara, stasiun, tempat ibadah, tempat pemakaman, tempat wisata atau tempattempat institusi (TTI) seperti, perkantoran, sekolah, dan rumah sakit, untuk melaksanakan pemantauan jentik 3. Koordinator jumantik Adalah satu atau leih jumantik/kader yang ditunjuk oleh ketua RT untuk melakukan pemantauan dan pembinaan pelaksanaan jumantik rumah dan jumantik lingkungan (crosscheck). 4. Supervisor jumantik Adalah satu atau lebih anggota dari Pokja DBD atau orang yang ditunjuk oleh ketua RW/Kepala Desa/Lurah untuk melakukan pengolahandata dan pemantauan pelaksanaan jumantik di lingkungan RT. 5. PSN Anak Sekolah Kelompok anak sekolah merupakan bagian kelompok masyarakat yang dapat berperan strategis, mengingat jumlahnya sangat banyak sekitar 20% dari jumlah penduduk Indonesia adalah anak sekolah SD, SLTP dan SLTA. Anak sekolah tersebar di semua wilayah Indonesia, baik daerah perkotaan maupun pedesaan. Peran serta anak sekolah sebagai Jumantik dapat digunakan untuk menanamkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) pada usia dini, yang akan digunakan sebagai dasar pemikiran dan perilakunya dimasa yang akan datang. Selain itu, menggerakan anak sekolah lebih mudah dibandingkan dengan orang dewasa dalam pelaksanaan PSN. Dimana pembentukan dan pengawasan kinerja menjadi tanggung jawab sepenuhnya oleh pemerintah Kabupaten/Kota. Dengan melibatkan masyarakat secara langsung program akan berjalan lebih efektif, karena masyarakat dapat berperan aktif dalam upaya pencegahan dan pengendalian DBD di lingkungan sekitarnya. Gerakan ini merupakan program pemberantasan sarang nyamuk yang mengajak seluruh masyarakat berperan aktif dalam mencegah perkembangbiakan nyamuk, khususnya jentik nyamuk Aedes. Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik ini sudah digaungkan sejak ASEAN Dengue Day (ADD) 2016 yang lalu di Indonesia. Program ini diyakini akan berjalan dengan baik jika ada dukungan dan peran serta masyarakat. 3.2.2. Weaknesses (Kelemahan) Belum semua masyarakat paham dan mengerti tentang program Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik dan PSN Anak Sekolah. 3.2.3. Opportunities (Kesempatan/peluang) Melalui gerakan ini, berharap sosialisasi DBD kepada masyarakat akan terus berlanjut, sehingga masyarakat akan lebih memperhatikan lingkungan sekitar dan kesehatan setiap anggota keluarga. Gerakan ini kembali digaungkan untuk mendapatkan dukungan dan peran serta masyarakat lebih luas lagi. 3.2.4. Threats (Ancaman) Masih banyak masyarakat yang beranggapan bahwa masalah kesehatan terutama pencegahan dan pengendalian DBD hanya menjadi peran dan tanggungjawab petugas kesehatan. 1 BAB IV PENUTUP 4.1. Kesimpulan PSN adalah tindakan pemberantasan sarang nyamuk melalui kegiatan menutup, menguras dan memanfaatkan barang bekas yang masih berniai (yang dikenal dengan istiah 3M). Kegiatan PSN anak sekolah maupun Gerakan 1 Rumah 1 Jumntik meliputi pengamatan jentik dan kegiatan 3M (menutup, menguras, memanfaatkan barang-barang bekas yang masih bernilai ekonomis). PSN 3M merupakan kegiatan terencana secara terus menerus dan berkesinambungan. Gerakan ini merupakan kegiatan yang paling efektif untuk mencegah terjadinya penyakit DBD serta mewujudkan kebersihan lingkungan dan perilaku hidup sehat. 4.2. Saran Agar Jumantik-PSN Anak Sekolah dapat bertugas dan berfungsi sebagaimana yang diharapkan maka diperlukan dukungan biaya operasional. Dukungan dana tersebut dapat berasal dari beberapa sumber misalnya APBD, Bantuan Operasional Kesehatan (BOK), dan lain sebagainya. Adapun komponen pembiayaan yang diperlukan antara lain adalah: a. Transport/insentif bagi petugas pembina teknis di lapangan. b. Penyediaan PSN kit berupa topi, rompi, tas kerja, formulir hasil pemeriksaan jentik, alat tulis, senter, pipet dan plastik tempat jentik dan larvasida. c. Penyediaan alat lainnya misalnya media komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) seperti leaflet, stiker, lembar balik (flipchart), buku saku, juknis/juklak dan lain-lain. d. Biaya pelatihan/pembinaan guru-guru sekolah/guru penanggung jawab PSN anak sekolah oleh Pokja PSN anak sekolah. e. Biaya pelatihan bagi jumantik anak sekolah oleh puskesmas/dinas kesehatan/ Pokja PSN anak sekolah. f. Biaya monitoring dan evaluasi 2 DAFTAR PUSTAKA Dinkes Kab. Inhil. (2014). Profil Kesehatan Kabupaten Indragiri Hilir Tahun 2014. Riau Kabupaten Indragiri Hilir. Kemenkes RI. (2014). Petunjuk Teknis Jumantik-PSN Anak Sekolah. Jakarta. Dirjen PP dan PL Kemenkes RI. Kemenkes RI. (2016). Petunjuk Teknis Implementasi PSN 3M-Plus dengan Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik. Jakarta. Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik. 3