RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMN 2020-2024 PENDIDIKAN DAN PELATIHAN VOKASI BERBASIS INDUSTRI Deputi Bidang Pembangunan Manusia, Masyarakat, dan Kebudayaan Jakarta, 8 Juli 2019 Isu Strategis Transformasi Struktural Ekonomi dan Tren Perubahan Struktur Tenaga Kerja REPUBLIK INDONESIA 16 14 12 % 10 8 6 4 2 0 y2000 y2001 y2002 y2003 y2004 y2005 y2006 y2007 y2008 y2009 y2010 y2011 y2012 y2013 y2014 Agriculture and hunting Crude petroleum and natural gas Food, beverage, and tobacco Textile, leather products, and footwear Transport, equipment, machinery, and apparatus Construction Wholesale and retail trade Communication Transformasi Struktural Ekonomi Indonesia • Peran atau kontribusi sektor pertanian terhadap total output nasional mengalami penurunan yang konsisten. • Di sisi lain, kegiatan perdagangan dan ritel menunjukkan peran atau kontribusi yang paling tinggi, disusul sektor industri transportasi perlengkapan dan mesin. Tren Perubahan Struktur Ekonomi Indonesia Transformasi Struktural Ekonomi Indonesia • Dalam 10 tahun terakhir telah terjadi perpindahan pekerja sektor pertanian ke sektor jasa • Sedangkan, pangsa pekerja di bidang industri cenderung stagnan Sumber: BPS (diolah) Tren Perubahan Struktur Tenaga Kerja 3 Proyeksi Okupasi Pekerjaan yang Berisiko Diotomasi REPUBLIK INDONESIA Okupasi Okupasi dengan risiko otomasi tertinggi 1. 5230 Tenaga Penjualan Perdagangan Eceran 2. 6133 Pekerja Pertanian Perkebunan dan Pembibitan 3. 6130 Pekerja Pertanian dan Peternakan 4. 6210 Petani dan Pelayan Subsistem 5. 9313 Buruh Konstruksi Bangunan 6. 9111 Pedagang Kaki Lima dan Keliling (Makanan) 7. 5220 Pelayan Toko dan Peraga Barang Dagangan 8. 4190 Juru Tata Usaha Perkantoran Lainnya 9. 7122 Tukang Tembok dan Tukang Batu 10. 7433 Tukang Jahit, Pembuat Pakaian dan Pembuat Topi Okupasi dengan risiko otomasi terendah 1. 2431 Pengajar Sekolah Dasar 2. 5149 Tenaga Usaha Jasa Perorangan ytdl 3. 2422 Pengajar Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama 4. 7424 Pembuat Anyaman Keranjang, Sikat dan Pekerja ytdi 5. 7121 Tukang Bangunan (Bahan-bahan Tradisional) 6. 2421 Pengajar Sekolah Lanjutan Tingkat Atas 7. 2431 Pengajar Pra Sekolah 8. 2460 Pengajar Lainnya 9. 1319 Manajer Umum Usaha ytdl 10. 1314 Manajer Umum Usaha Perdagangan Besar dan Eceran Jumlah pekerja (Orang) Risiko otomasi (%) 14.323,80 9.105,10 5.943,10 2.558,30 2.133,10 1.891,70 1.771,30 1.652,40 1.476,20 1.119,30 93,5 81 76 85,3 80 90 75,8 93,3 84 84 1.869,90 1.130,80 690,6 670,7 489 485,7 448,3 397,4 253,7 249,4 8,7 27,9 7,1 3,5 7,1 7,1 7,9 8,9 9 16 Sumber: BPS (diolah) 4 Lapangan Kerja Masa Depan (WEF, McKinsey) Soft Soft skills skills Problem solving Critical thinking Creativity Human resource management Coordination skills Emotional ability Decision-making Service orientation Negosiation Cognitive flexibility Hard Hard skills skills TI Kesehatan Profesional Teknologi informasi Matematika Asitek Perekayasa Dokter Seni kreatif Manajer Science, Technology, Engineering, Mathematics (STEM) Instruktur Konstruksi (guru, dosen) Perikanan Pertanian Pariwisata Logistik FUTURE: need high and specific skills and human expertise Source: EMSI; Oxford Economic Forecasting; US Bureau of Labor Statistics; McKinsey, Future of Jobs Report, WEF Slide - 5 2024 2024 REPUBLIK INDONESIA Proyeksi Kebutuhan Tambahan Tenaga Kerja Tahunan 2020-2024 untuk 4 Sektor Prioritas (1/2) Industri Subsektor/Jabatan*) Pertanian Jumlah Industri Makanan dan Minuman Subsektor/Jabatan*) Jumlah Industri Elektronik dan Komputer 212.569 Operator dan perakit mesin Manajer perusahaan 169.924 Pekerja kasar industri 62.322 Industri Pengolahan Kayu, Karet, Plastik dan Logam Operator mesin 16.593 Pekerja kasar industri 62.322 Industri Mesin dan Otomotif Jumlah Pertanian Tanaman, Peternakan, Perburuan Tenaga penjualan, kebersihan Industri Kimia Farma Subsektor/Jabatan*) 5.344 Tenaga pengolah 361.863 Pekerja kasar industri 157.166 Tenaga presisi 153.260 Petani terlatih 668.484 Tenaga kebersihan 34.547 Manajer perusahaan 19.697 Kehutanan dan Penebangan Kayu Pekerja kehutanan terlatih 108.086 Tenaga kebersihan 14.399 Perikanan Tenaga pengolah 6.208 Pekerja perikanan terlatih 8.766 Operator mesin 2.702 Tenaga keamanan 1.327 Industri Tekstil dan Pakaian Jadi Tenaga presisi 2.379.190 Operator mesin 84.178 Pekerja kasar industri 22.236 Sumber: BPS, diolah Dit Tenaga Kerja PKK, Bappenas Proyeksi kebutuhan bersifat sementara; perlu studi lebih lanjut untuk mendetailkan. *) Hanya maksimum tiga jabatan dengan kebutuhan terbesar. 6 2024 REPUBLIK INDONESIA Proyeksi Kebutuhan Tambahan Tenaga Kerja Tahunan 2020-2024 untuk 4 Sektor Prioritas (2/2) Pariwisata Konstruksi Subsektor/Jabatan*) Jumlah Konstruksi Gedung Subsektor/Jabatan*) Jumlah Perdagangan Penunjang Pariwisata Pekerja kasar/buruh 187.775 Manajer umum 747.995 Manajer perusahaan 50.515 Manajer perusahaan 50.894 Tenaga kebersihan 9.623 Tenaga pelayan pelanggan 5.688 Konstruksi Bangunan Sipil Angkutan Pariwisata Pekerja kasar/buruh 69.158 Pengemudi 2.695 Manajer perusahaan 24.622 Tenaga jasa perjalanan (pramugara, kondektur, pramuwisata) 1.579 Tenaga pengolah logam dan mekanik mesin 8.403 Pekerja kasar/buruh 7.910 Asisten teknisi 6.184 Pengemudi 2.941 Tenaga pelayan pelanggan 9.892 Pelayan, juru masak, pramuwisata 8.378 Manajer perusahaan 6.525 Sumber: BPS, diolah Dit Tenaga Kerja dan PKK Bappenas Proyeksi kebutuhan bersifat sementara; perlu studi lebih lanjut untuk mendetailkan. *) Hanya maksimum tiga jabatan dengan kebutuhan terbesar. Jumlah Penyediaan Makanan dan Minuman Pariwisata Tenaga penjualan keliling 1.004.530 Pelayan, juru masak, pramuwisata 431.830 Manajer umum 173.978 Kawasan Pariwisata Pelayan toko 4.682 Manajer umum 3.202 Jasa Pariwisata Penyedia Akomodasi Pariwisata Konstruksi Khusus Subsektor/Jabatan*) Pramuwisata, juru masak, pelayan 11.117 Seniman, pelukis, penari, dalang, penyanyi 6.731 Pekerja seni, dekorasi, musisi, badut, pesulap 4.497 7 REPUBLIK INDONESIA Analisis Potensi Wilayah dan Kebutuhan Tenaga Kerja: Contoh Provinsi Jawa Barat Persebaran Unit Sekolah/Politeknik/BLK Proyeksi Kebutuhan Tenaga Kerja 2020-2024c) Jabatan Industri Potensi Daerah Share PDRB (2018) Share Tenaga Kerja (2018) Target Pertumb. (2024) Industri 43,42% 21,13% 6,13% Pertanian 7,17% 13,40% 3,48% Konstruksi 8,40% 7,55% 7,05% Sektor Pariwisataa) Total 2,69% 7,67% Sumber: BPS, diolah oleh Dit Tenaga Kerja dan PKK Bappenas Proyeksi sementara. Angka masih dapat berubah. Tenaga Pengolah 56.412 Manajer Perusahaan 44.332 Jumlah 101.181 Pekerja Kehutanan Terlatih 7.357 Manajer Perusahaan 2.015 Jumlah dan Kejuruan Jumlah lembaga Kejuruanb) a) Hanya subsektor akomodasi dan subsektor penyediaan makanan dan minuman. Proyeksi target belum dapat ditentukan. 345.352 Petani Terlatih Jabatan SMK Politeknik BLK 2.950 44 23 Teknik Otomotif Teknik Mekanik Mobil Teknik Kominfo Kesehatan Bisnis & Manajemen Akuntansi & Keuangan Ekonomi Komputer/ IT N/A 6,21% Tenaga Presisi (Tekstil) Jabatan Pertanian Jumlah b) Tiga kejuruan terbanyak yang dilaksanakan oleh unit sekolah/BLK. Konstruksi Pariwisata Jumlah Buruh Konstruksi Gedung 33.873 Buruh Konstruksi Sipil 12.342 Manajer Perusahaan (Gedung) 11.146 Jabatan Jumlah Manajer Umum (Perdagangan) 164.726 Pelayan, Pramuwisata, Kokid) 89.864 Manajer Umumd) 35.483 c) Kebutuhan per tahun terbesar berdasarkan jabatan di sektor ybs. d) Subsektor penyediaan makanan dan minuman pariwisata. 8 Rancangan Teknokratik RPJMN 2020-2024 Pembangunan Manusia REPUBLIK INDONESIA Konsep Pembangunan Manusia 2020-2024 RPJMN 2015-2019 Manusia yang Berkualitas dan Berdaya Saing Sehat Cerdas Adaptif Kreatif Inovatif Layanan Dasar & Perlindungan Sosial Produktivitas Pendidikan Pendidikan dan Pelatihan Vokasi Pendidikan Tinggi Kesehatan Perlindungan Sosial Kualitas Anak, Perempuan dan Pemuda Tata Kelola Kependudukan Terampil Bermartabat Pembangunan Karakter Pendidikan Agama dan Karakter IPTEK-Inovasi Pemahaman dan Pengamalan Agama Pendidikan Kewargaan Prestasi Olahraga Penguatan Keluarga Pertumbuhan penduduk seimbang 10 ARAH KEBIJAKAN PRIORITAS NASIONAL PEMBANGUNAN MANUSIA (Sebagai Program Prioritas) 1 PENGUATAN PERLINDUNGAN SOSIAL 2 PENINGKATAN AKSES DAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN 3 PEMERATAAN LAYANAN PENDIDIKAN BERKUALITAS 4 5 TATA KELOLA PRODUKTIVITAS DAN KEPENDUDUKAN DAYA SAING 6 PENINGKATAN KUALITAS ANAK, PEREMPUAN DAN PEMUDA 11 STRATEGI ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN MANUSIA (Sebagai Kegiatan Prioritas) PP 1. Perlindungan Sosial Strategi KP1. Sistem jaminan sosial nasional KP2. Bantuan sosial dan subsidi tepat sasaran KP3. Perlindungan sosial adaptif KP4. Kesejahteraan Sosial PP 2. Akses Pelayanan Kesehatan PP 3. Pemerataan Pelayanan Pendidikan Berkualitas KP1. Peningkatan KIA dan Kespro KP1. Peningkatan Kualitas Pengajaran dan pembelajaran KP2. Percepatan Perbaikan Gizi Masyarakat KP2. Afirmasi Akses dan Percepatan Wajib Belajar 12 Tahun KP3. Penguatan Pengendalian Penyakit KP3. Peningkatan Pengelolaan dan Penempatan Pendidik dan Tenaga Kependidikan KP4. Penguatan Germas KP4. Penjaminan Mutu pendidikan KP5. Peningkatan yankes dan POM KP5. Peningkatan Tata Kelola Pendidikan PP 4. Tata Kelola Kependudukan KP1. Percepatan cakupan administrasi kependudukan KP2. Integrasi sistem administrasi kependudukan KP3. Sistem layanan dan rujukan terpadu KP4. Penguatan pendampingan masyarakat PP 5. PP 6. Produktivitas dan Daya Kualitas Anak, Perempuan Saing dan Pemuda KP1. Pendidikan dan Pelatihan Vokasi berbasis Kerjasama Industri KP1. Pemenuhan Hak dan Perlindungan Anak KP2. Penguatan Pendidikan Tinggi Berkualitas KP2. Perlindungan dan Pemberdayaan perempuan KP3. Peningkatan Kapabilitas Iptek dan Penciptaan Inovasi KP4. Prestasi Olahraga KP3. Kualitas pemuda 12 Arah Kebijakan dan Strategi Pendidikan dan Pelatihan Vokasi Berbasis Industri REPUBLIK INDONESIA Penguatan Sistem Sertifikasi Kompetensi Peningkatan Peran dan Kerja Sama Industri dalam Pendidikan dan Pelatihan Vokasi Strategi : Strategi : 1. Sistem insentif/regulasi terutama pada bidang keahlian prioritas antara lain melalui tax deduction 2. Peningkatan peran pemerintah daerah untuk pengembangan pendidikan dan pelatihan vokasi berbasis wilayah 3. Pemetaan kebutuhan dan pengembangan bidang keahlian termasuk penguatan informasi pasar kerja 1. 2. Peningkatan pelaksanaan sertifikasi kompetensi antara lain melalui standar kompetensi berdasarkan okupasi yang mengacu standar internasional, dan sinkronisasi sistem sertifikasi yang ada di berbagai sektor Penguatan kelembagaan sertifikasi kompetensi antara lain melalui penguatan lembaga sertifikasi profesi Penguatan Tata Kelola Pendidikan dan Pelatihan Vokasi Reformasi Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Vokasi Strategi : 1. 2. 3. Penguatan pembelajaran inovatif antara lain melalui dual TVET, penguatan teaching factory dan pemanfaatan fasilitas praktik kerja di industri Peningkatan kualitas pendidik vokasi antara lain melalui Pemagangan guru/instruktur di industri, Instruktur/praktisi dari industri, dan Pelatihan guru/instruktur sesuai bidang keahlian Pemagangan di industri Strategi : 1. 2. 3. 4. 5. Pengendalian satuan pendidikan dan program studi vokasi baru Peningkatan penilaian kualitas satuan pendidikan Pengembangan skema pendanaan peningkatan keahlian Pengaturan untuk fleksibilitas pengelolaan keuangan pada unit produksi/teaching factory/teaching industry Pembentukan Komite TVET 13 Sasaran dan Indikator Pendidikan dan Pelatihan Vokasi Tahun 2020-2024 Realisasi 2019 2020 2021 2022 2023 2018 Meningkatnya Produktivitas dan Penciptaan Lapangan Kerja Persentase pekerja 39,57%a 41%d 43% 45% 46,5% 48% 1. berkeahlian menengah dan tinggi (%) Persentase angkatan kerja 42,54%a 43% 45% 46,7% 48,5% 50% 2. berpendidikan menengah ke atas (%) Jumlah lulusan pendidikan 915.671b 1,4 juta 3 juta 3,2 juta 3,4 juta 3,6 juta 1,661,384 (SMK) 1.745.524 (SMK) 1.829.664 (SMK) 1.913.804 (SMK) 1.997.944 (SMK) 2.082.084 (SMK) 3. dan pelatihan vokasi 53.595 (Poltek) 57.138 (Poltek) 60.681 (Poltek) 64.224 (Poltek) 67.767 (Poltek) 71.310 (Poltek) (orang)e Jumlah lulusan pendidikan dan pelatihan vokasi 615.388c 1 juta 2 juta 2,2 juta 2,4 juta 2,6 juta 4. bersertifikat kompetensi (orang)e Jumlah pemagangan siswa 10.000 (BLK) 13.000 (BLK) 16.000 (BLK) 19.000 (BLK) 22.000(BLK) 10.000 (BLK) 5. 1.740.565(SMK) 1.824.466 (SMK) 1.908.367 (SMK) 1.992.268 (SMK) 2.076.169 (SMK) dalam negeri Jumlah pemagangan siswa 1.800 3.440 (BLK) 5.080 (BLK) 6.720 (BLK) 8.360 (BLK) 6. 0 4.959 (SMK) 5.198 (SMK) 5.437 (SMK) 5.676 (SMK) 5.915 (SMK) luar negeri No. Sasaran/Indikator 2024 50% 52,1% 3,8 juta 2.166.224 (SMK) 74.853 (Poltek) 2,8 juta 25.000 (BLK) 2.160.070 (SMK) 10.000 (BLK) 6.154 (SMK) Catatan: a) Sumber: Sakernas Agustus 2018 b) Data realisasi pelatihan di 14 K/L, kecuali Kemendikbud dan Kemristekdikti c) Data realisasi BNSP per Desember 2018 d) Sasaran RKP 2019 adalah proporsi tenaga kerja berkeahlian menengah sebesar 37%. Proyeksi target 2019 untuk proporsi angkatan kerja berpendidikan menengah ke atas menggunakan basis 14 target Visi 2045 (90%). e) Target pelatihan dan sertifikasi RT RPJMN 2020-2024 masih merupakan angka sementara, karena masih dalam proses pemetaan kapasitas K/L dan sumber daya. Rencana Revitalisasi 5000 SMK (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan) Tujuan Program Revitalisasi SMK dan Strategi Implementasi REPUBLIK INDONESIA Tujuan Program Revitalisasi SMK Tahun 2020-2024 Strategi Implementasi Paket Program Revitalisasi SMK melalui Pengembangan “Sekolah Pengimbas” 3.300 SMK Aliansi 1.700 SMK Pengimbas Program: penataan dan rancang-ulang (re-design) SMK secara utuh, tuntas, dan menyeluruh: pembelajaran, lingkungan, fasilitas, kemitraan DUDI, dan manajemen sekolah. Tujuan: meningkatkan kompetensi lulusan sehingga mampu meningkatkan keterserapan lulusan SMK di pasar kerja maupun berwirausaha” Sumber: Kemdikbud Sekolah pengimbas adalah sekolah berprestasi: kondisi sekolah bagus, fasilitas lengkap rata-rata hasil belajar lulusan bagus tingkat kebekerjaan tinggi sistem pembelajaran inovatif, manajemen modern kemitraan dengan industri dan dunia usaha Layak diimbaskan ke sekolah-sekolah lain 16 REPUBLIK INDONESIA Paket Program dan Komponen Kegiatan Revitalisasi SMK Tahun 2020-2024 Penguatan Karakter Pendidik dan Tenaga kependidikan Penguatan Pendidikan Karakter dan Etos Kerja Siswa Pengembangan Minat dan Bakat Siswa Pengembangan Kewirausahaan berbasis Digital Pengembangan Jejaring dan Kerja Sama DUDI Demand Driven School melalui Kelas Industri di SMK Pemasaran Lulusan SMK Sumber: Kemdikbud (dengan modifikasi) Renovasi Bangunan dan Fasilitas Pendukung Penguatan Karakter dan Etos Kerja Kerja Sama dengan Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI) Hasil yang diharapkan : 1. Kebutuhan sarpras yang representatif terpenuhi. 2. Fasilitas pembelajaran berbasis teknologi terkini tersedia. 3. Proses pembelajaran dan kualitas lulusan SMK meningkat. 4. Kebutuhan guru produktif (jumlah dan kualitas) terpenuhi. 5. Tingkat kebekerjaan membaik (80% lulusan SMK terserap di pasar kerja). 6. Lulusan SMK memiliki softskills dan social skills yang kuat. 7. Lulusan SMK memiliki jiwa kewirausahaan. Peningkatan Kualitas dan Pemenuhan Guru Kejuruan dan Tenaga Kependidikan Renovasi dan Rehabilitasi Bangunan Pembangunan Gedung dan Fasilitas Baru Penataan Lingkungan Sekolah Pengadaan dan Revitalisasi Peralatan Praktik Pemutakhiran Sistem Pembelajaran Berbasis Industri 4.0 dan Sertifikasi Kompetensi Siswa Pemutakhiran Fasilitas Peralatan Praktik Perbaikan, Perawatan dan Kalibrasi Peralatan Pengadaan Peralatan Industri 4.0 Penyelarasan Kurikulum dengan Industri Penerapan Pendidikan Sistem Ganda (Dual System) melalui Praktek Kerja Lapangan Pengembangan Teaching Factory Sertifikasi Kompetensi Siswa Pengadaan Guru Kejuruan Pelatihan/Magang Industri Bagi Guru Pengadaan Instruktur Kejuruan dari DUDI Peningkatan Kompetensi Tenaga Kependidikan 17 Revitalisasi SMK: Pengembangan Bidang Keahlian Menurut Kebutuhan Industri REPUBLIK INDONESIA 1 2 3 Sektor Pariwisata Sektor Pertanian Sektor Industri Kreatif Kuliner Teh Kakao Kriya Logam Seni Lukis Fashion Perhotelan Sawit Kopi Catatan: *) Pengembangan Bidang Keahlian Disesuaikan dengan Potensi Wilayah Seni Ukir 6 4 5 Sektor Manufaktur Sektor Energi Pertambangan Mekatronik Pemesinan Migas Pengelasan Kapal Sektor Kemaritiman Elektronika Industri Energi Terbarukan Pengolahan hasil perikanan Nautika Sumber: Dit Pembinaan SMK - Kemdikbud 18 Pembangunan 500 Politeknik (Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi) PERTIMBANGAN DALAM PENGEMBANGAN DAN PEMBANGUNAN POLITEKNIK BARU REPUBLIK INDONESIA 1 2 Hasil Ratas 16 Mei 2019: Indonesia perlu memiliki 500 Politeknik pada tahun 2024, saat ini sudah terdapat 263 Politeknik. Rencana pembangunan Politeknik ini perlu masuk PSN dan diperlukan INPRES. Perlu dibuat proyeksi kebutuhan lulusan pendidikan vokasi (market-industry demand) berdasarkan bidang keahlian dan level jabatan, sesuai kebutuhan masing-masing wilayah berdasarkan sektor unggulan yang dikembangkan. 3 Skenario pembangunan politeknik baru (kapasitas/daya tampung, jurusan/prodi, dosen/instruktur, kurikulum, time schedule, DED), diarahkan pada pusat-pusat pertumbuhan: kawasan industri, KEK. 4 Perlu inventarisasi sektor-sektor industri dengan mengembangkan kemitraan antara lembaga pendidikan vokasi dan sektor swasta (peran Kemenperin). 5 Penguatan politeknik sebagai Tempat Uji Kompetensi (TUK) dan Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) dengan melibatkan sektor swasta dan industri untuk memastikan kompetensi dan bidang keahlian lulusan politeknik. 6 Integrasi dengan KIP Kuliah untuk menjamin efektivitas pemutusan mata rantai kemiskinan serta kecukupan jumlah mahasiswa di politeknik dan penerimaan SPP. Sumber: Kemristekdikti 20 REPUBLIK INDONESIA Pengembangan Pendidikan Tinggi Vokasi 1. 1. Pengembangan Bidang Keahlian dan Prodi Peningkatan Daya Tampung Politeknik 2. Peningkatan kompetensi dosen DN & LN 3. Menbangun Kemitraan dengan Industri 2. Penambahan Jumlah Prodi Politeknik & PSDKU 1 Peningkatan Kualitas Poltek 2 Penguatan Kapasitas Kelembagaan 4. Sertifikasi Kompetensi Lulusan 5. Pengembangan LSP dan TUK 3. Pembangunan 265 Politeknik Baru 4. (APK 34,58% - APK 50%) (2020 – 2024) Peningkatan Kapasitas Perguruan Tinggi Vokasi Non-Politeknik Sumber: Kementerian Ristekdikti 21 REPUBLIK INDONESIA Rencana Pengembangan Penambahan Jumlah Prodi Politeknik dan PSDKU Peningkatan Kapasitas Perguruan Tinggi Vokasi Non-Politeknik 2019 0 Mahasiswa 2019 355.731 Mahasiswa 2024 664.800 Mahasiswa 2024 572.908 Mahasiswa Peningkatan Daya Tampung Politeknik Pembangunan 265 Politeknik Baru Jumlah Mahasiswa (Orang) 2019 365.557 Mahasiswa 2019 0 Mahasiswa 2019 721.288 Mahasiswa 2024 731.114 Mahasiswa 2024 795.000 Mahasiswa 2024 2.763.822 Mahasiswa 22 REPUBLIK INDONESIA Pembangunan Politeknik Baru – Bidang Keahlian Industri/ Konstruksi Manufaktur Listrik, Gas, Air Minum Pertambangan Pertanian, Perkebunan, Kehutanan Transportasi, Maritim Pariwisata Jasa (real estate, commerce) Sosial, Kesehatan Jumlah Jumlah Politeknik Rencana 131 37 3 2 34 12 6 2 38 258 Kebutuhan Jumlah PT Ideal 200 70 5 2 40 17 2 3 50 388 Estimasi Tenaga Kerja Vokasi/Tahun 600,000 210,000 15,000 5,000 120,000 50,000 5,000 10,000 150,000 1,165,000 Kerja Sama Kemenperin + industri PUPR + industri ESDM + industri ESDM + industri Kementan, KKP + industri Kemenhub + industri Kemenpar + industri PUPR + industri Kemenkes + industri Lokasi Semua 133 Kawasan Aceh, Jawa provinsi Industri, Timur, minimal WPPI, dan Kalimantan penambahan 1 KEK Tengah PT KEK Teluk Bintuni dan KEK Galang Batang Morotai, Destinasi Buton + Prioritas: Semua provinsi Semua provinsi lokasi 3 T Mandalika, Kalimantan minimal minimal untuk Morotai, Tanjung Tengah, penambahan 1 penambahan 1 bandara dan lesung, Kalayang, NTB PT PT pelabuhan Wakatobi, Labuan baru Bajo Sumber: Kementerian Ristekdikti, BPS 2019, dan sumber lain 23 Peta Sebaran Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Vokasi REPUBLIK INDONESIA Peta Sebaran SMK Berdasarkan Provinsi 25 REPUBLIK INDONESIA Peta Sebaran PT Vokasi Berdasarkan Provinsi 26 REPUBLIK INDONESIA Peta Sebaran BLK Berdasarkan Provinsi Jumlah: 305 unit • UPTP 19 unit • UPTD 284 unit Legenda BLK 27 REPUBLIK INDONESIA Hal-hal yang Perlu Didiskusikan Fokus investasi pengembangan Politeknik/SMK/BLK oleh KL berdasarkan 1 wilayah KEK (penetapam locus) dan sektor unggulan; Pengembangan bidang keahlian vokasi di antara KL-KL penyelenggara, 2 keseimbangan supply-demand side, agar tidak terjadi inflasi lulusan vokasi; 3 Pemenuhan guru, dosen, instruktur vokasi yang memenuhi standar kualitas; 4 Pengembangan kurikulum dan inovasi pembelajaran berbasis teknologi digital; sarpras primer (e.g. teaching factory, workshop, peralatan) dan 5 Pemenuhan fasilitas pendukung lain: kelengkapan dan operasional; 6 Program magang di industri – kesediaan pihak industri mejadi host bagi internees: masalah-masalah yang mengemuka; 7 Sertifikasi kompetensi – pengakuan oleh industri; dan 8 Kebutuhan anggaran per tahun: ketepatan pemanfaatan. 28 TERIMA KASIH