DI INDONESIA FADHILATUN NISA NIM: 1813101044 Definisi Chikungunya atau yang biasa disebut dengan flu tulang merupakan penyakit akibat virus yang ditularkan oleh nyamuk Aedes sp. Jumlah kasus Chikungunya di Indonesia 2010 = 52.703 kasus 2011 = 2.998 kasus, 2012 = 1.831 kasus, 2013 = 15.324 kasus, 2014 = 7.341 kasus, (Ditjen P2P, Kemenkes RI, 2018) 2015 = 2.282 kasus, 2016 =1.702 kasus 2017 = 126 kasus Kejadian demam chikungunya mengalami penurunan kasus yang sangat signifikan pada tahun 2010-2012, namun kembali meningkat cukup tinggi pada tahun 2013 dan turun kembali cukup signifikan mulai tahun 2014 sampai tahun 2017. Faktor penyebab turunnya kasus antara lain kondisi cuaca yang relatif kering dengan curah hujan yang rendah, adanya imunitas pada daerah yang pernah terjangkit, sebagian daerah tidak melaporkan kasus chikungunya dan lainlain.(Profil Kesehatan RI 2017) Virus Chikungunya adalah Arthopod borne virus yang ditransmisikan oleh beberapa spesies nyamuk. Hasil uji Hemaglutinasi Inhibisi dan uji Komplemen Fiksasi, virus ini termasuk genus alphavirus (“Group A” Arthropod-borne viruses) dan famili Togaviridae. (P2P Chikungunya, 2012) Patofisiologi Chikungunya Demam Sakit persendian Nyeri otot Bercak kemerahan (rash) pada kulit Kejang dan penurunan kesadaran Manifestasi perdarahan Simpul 1 = Sumber Penyakit Simpul 2 = media transmisi Simpul 3 = perilaku Pemajanan Simpul 4 = Kejadian Penyakit Pengendalian Vektor (PV) Chikungunya Kimiawi : menggunakan insektisida Biologi : predator/pemangsa, parasit, bakteri, sebagai musuh alami stadium pra dewasa vektor Mekanik = Menggunakan alat yang langsung membunuh, menangkap atau menghalau, mengusir, mengeluarkan serangga dari tubuh., Memakai baju pelindung Fisik = Pemasangan alat pemanasan, pembekuan, penghembus angin, penyinaran cahaya. Fogging Pemberantasan sarang nyamuk (3M Plus) Larvasidasi Pusat • kegiatan penetapan kebijakan Pengendalian Vektor, Penyusunan standarisasi, modul juklak juknis, Monitoring dan evaluasi Pengendalian Vektor Nasional, serta Bimbingan teknis Pengendalian Vektor Nasional. Provinsi • pelaksanaan kebijakan Nasional Pengendalian Vektor, merencanakan kebutuhan alat, bahan dan operasional PV, Monev PV, Bintek PV ke kabupaten. Kabupaten • melaksanakan juklak/juknis dan pedoman, merencanakan dan mengadakan alat, bahan operasional PV, Monev kegiatan PV , Bintek kegiatan PV di Puskesmas. Puskesmas • menjaga kesinambungan kegiatan PV oleh masyarakat di wilayahnya, menggerakkan peran serta masyarakat melalui kader, tokoh masyarakat, serta melakukan kegiatan PV secara langsung di masyarakat.