Uploaded by User15476

Peraturan Perundangan K3 Konstruksi Bina Marga

advertisement
PERATURAN PERUNDANGAN K3
Hal. 1 dari 2
Bimbingan Teknis
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
1
TUJUAN
PENGAJARAN
Tujuan Umum:
Peserta mengetahui peraturan perundangan dan
persyaratan lainnya terkait pelaksanaan K3.
Tujuan Khusus:
Peserta dapat mematuhi dan menjalankan peraturan
perundangan dan persyaratan lainnya terkait K3
dengan baik.
BIMTEK SMK3 2014
LATAR BELAKANG
Salah satu upaya dalam menanggulangi kecelakaan dan
penyakit akibat kerja di tempat kerja adalah dengan
penerapan peraturan perundangan, antara lain melalui:
 Ketentuan dan syarat-syarat K3 yang selalu mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan, teknik dan teknologi.
 Penerapan semua ketentuan dan persyaratan K3 sesuai
dengan peraturan perundangan berlaku pada tahap:
1. Pra konstruksi
2. Tahap Pemilihan Penyedia Barang/Jaasa
3. Tahap Pelakasanaan Konstruksi
4. Tahap Penyerahan Hasil Akhir Pekerjaan
 Pengawasan dan pemantauan pelaksanaan K3 melalui
pemeriksaan-pemeriksaan langsung tempat kerja.
BIMTEK SMK3 2014
3
Dasar Hukum
• UUD 1945
• UU No. 3 tahun 1969 – Persetujuan Konvensi ILO No.120
Mengenai Hygiene Dalam Perniagaan dan Kantor-kantor
• UU No. 14/1969 Ketentuan Pokok Mengenai Tenaga Kerja
• UU No. 1/1970 Tentang Keselamatan Kerja
• UU No. 23/1992 Tentang Kesehatan
• UU No. 24/2011 Tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sos.
• UU No. 18/1999 Tentang Jasa Konstruksi
• UU No. 28/2002 Tentang Bangunan Gedung
• UU No. 13/2003 Tentang Ketenagakerjaan
• UU 32 tahun 2009, tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup
Hal. 1 dari 5
4
Dasar Hukum
• Permenaker No. 1/1980 Keselamatan & Kesehatan Kerja pada
Konstruksi Bangunan.
Hal. 2 dari 5
• Permenaker No.3/Men/1985 Tentang K3 Pemakaian Asbes
• Permenaker No.3/Men/1986 Tentang Syarat K3 di Tempat
Kerja Yang Mengelola Pestisida
•
Keputusan Bersama Menaker-MenPU No. 174/MEN/1986
dan 104/KPTS/1986 Tentang Keselamatan dan Kesehatan
Kerja pada Kegiatan Konstruksi.
•
Permen PU No. 05/2014 Tentang Pedoman SMK3
Konstruksi Bidang PU
5
Dasar Hukum
Peraturan Pemerintah, Peraturan Menteri dan
Surat Edaran Menteri
Hal. 3 dari 5
• PP No. 28/2000 beserta perubahannyaTentang Peran Masyarakat Jasa Konstruksi
• PP No. 29/2000 beserta perubahannya Tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi
• PP No. 30/2000 beserta perubahannyaTentang Penyelenggaraan Pembinaan Jasa
Konstruksi
• Perpres No 54/2010 beserta perubahannyaTentang Pemilihan Penyedia Barang/Jasa
• PP No. 50/2012 Tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan & Kesehatan
Kerja (SMK3)
• Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 4/1987 tentang Tata cara Pembentukan P2K3
dan Pengangkatan Ahli K3.
6
Dasar Hukum
Hal. 4 dari 5
• Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Nomor Per.13/MEN/X/2011
Tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika Dan Faktor Kimia Di Tempat Kerja
• Permenegara Nomor 05 tahun 2012, Tentang Jenis Rencana Kegiatan Yang
Wajib Memiliki Amdal
• Permen PU No 07/PRT/M/2011 beserta perubahanya Tentang Standar dan
Pedoman Pemilihan Penyedia Barang/Jasa Pek. Konstruksi dan Jasa Konstruksi
• Keputusan Menteri Kesehatan No. 261/MENKES/SK/II/1998 ,
Tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan
• Kepmennaker No. Per. 51/Men/1999 Tentang Faktor Fisika di Tempat Kerja
• Kepmenaker No.187/Men/1999 Tentang Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya
di Tempat Kerja
Dasar Hukum
Hal. 5 dari 5
• SE Menaker No. SE- 1 tahun 1997 – Faktor Kimia di Udara Lingk. Kerja
• SE Menter PU No. 13/SE/M/2012 Ttg. Program Penanggulangan HIV dan
AIDS Pada Sektor Konstruksi di Lingkungan Kementerian PU
• SE Menteri Kimpraswil No. Um 03.05-mn/426 tgl 24 Agustus 2004 Perihal
Pencegahan Kecelakaan Kerja Pada Pelaksanaan Kegiatan Konstruksi
• SE Menteri PU No. 02/SE/M/2007 Tentang Penyelenggaraan Jasa
Konstruksi Untuk Instansi Pemerintah Yang Mempersyaratkan Penyedia
Jasa Kualifikasi Besar Wajib Memiliki Sertifikat SMK3
• Instruksi Menaker No.2/M/BW/BK/1984 ttg Pengesahan APD
Kaitan Antara UU, PP &
Permen PU SMK3
UU No.18 /1999
UU No.1 /1970
PP No.28 /2000 & Perubahannya
PP No.29 /2000 & Perubahannya
PP No.30 /2000
UU No.13/2003
PP No.50 /2012
Permen PU
No.05/PRT/M/2014
9
UUD 45
Pasal 27 ayat 2:
Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan
penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.
Pasal 28. d:
Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan,
penghidupan dan kepastian hokum yg adil serta
perlakuan yg sama di depan hukum.
BIMTEK SMK3 2014
10
UU No. 14/1969
Ketentuan Pokok Mengenai
Tenaga Kerja
Bab IV Pembinaan Perlindungan Kerja
Pasal 9:
Tiap tenaga kerja berhak mendapaat perlindungan atas keselamatan,
kesehatan, kesusilaan, pemeliharaan moril kerja serta perlakukan yang
sesuai dengan martabat manusia dan moral agama.
Pasal 10:
Pemerintah membina perlindungan kerja yang mencakup:
1. Norma keselamatan kerja
2. Norma kesehatan kerja dan hygiene perusahaan
3. Norma kerja
4. Pemberian ganti kerugian, perawatan dan rehabilitasi dalam hal
kecelakaan kerja
11
UNDANG UNDANG NO. 1 TAHUN 1970
TENTANG KESELAMATAN KERJA
Bab I Tentang Istilah-istilah
Hal. 1 dari 3
• Psl 1 (1)“tempat kerja” ialah ruangan atau lapangan, tertutup atau
terbuka, bergerak atau tetap di ruang kerja bekerja, atau yang
sering dimasuki tenaga kerja untuk keperluan suatu usaha dan di
mana terdapat sumber atau sumber-sumber bahaya yang diperinci
dalam pasal 2, termasuk tempat kerja ialah semua ruangan,
lapangan, halaman dan sekelilingnya yang merupakan bagianbagian atau yang berhubungan dengan tempat kerja tersebut.
• Psl 1 (2) “pengurus” ialah orang yang mempunyai tugas memimpin
langsung sesuatu tempat kerja atau bagiannya yang berdiri sendiri.
• Psl 1 (6) “ahli keselamatan kerja” ialah tenaga teknis berkeahlian
khusus dari luar Departemen Tenaga Kerja yang ditunjuk oleh
Menteri Tenaga Kerja untuk mengawasi ditaatinya Undang-undang
ini.
BIMTEK SMK3 2014
12
UNDANG UNDANG NO. 1 TAHUN 1970
TENTANG KESELAMATAN KERJA
Hal. 2 dari 3
Bab II Ruang lingkup K3 Konstruksi
Pasal 2 (1)
K3 di segala tempat kerja di darat, di dalam tanah,
permukaan air, di dalam air, maupun di udara dalam
wilayah RI
Psl 2 (2) . c
dikerjakan pembangunan, perbaikan, perawatan,
pembersihan atau pembongkaran rumah, gedung
atau bangunan lainnya termasuk bangunan
pengairan, saluran atau terowongan dibawah tanah
dan
sebagainya
atau
dimana
dilakukan
pekerjaan persiapan.
13
UNDANG UNDANG NO. 1 TAHUN 1970
TENTANG KESELAMATAN KERJA
Pasal 14 Pengurus diwajibkan :
Hal. 3 dari 3
a. Secara tertulis menempatkan semua syarat
keselamatan kerja (UU & semua peraturan
pelaksanaan yg berlaku)
b. Memasang gambar keselamatan kerja yang
diwajibkan dan semua bahan pembinaan.
c. Menyediakan secara cuma-cuma semua
perlindungan diri yang diwajibkan pada tenaga
kerja dan menyediakan bagi setiap orang lain
yang memasuki tempat kerja.
14
UU No. 23/1992
Tentang Kesehatan
Pasal 23:
1. Kesehatan kerja diselenggarakan untuk mewujudkan produktivitas
kerja yang optimal.
2. Kesehatan kerja meliputi pelayanan kesehatan kerja, pencegahan
penyakit akibat kerja, dan kesehatan kerja.
3. Setiap tempat kerja wajib menyelenggarakan kesehatan kerja.
4. Ketentuan mengenai kesehatan kerja sebagaimana dimaksud
dalam Ayat (2) dan Ayat (3) ditetapkan dengan Peraturan
Pemerintah.
15
UNDANG UNDANG NO. 24 TAHUN 2011
TENTANG BADAN PENYELENGGARA
JAMINAN SOSIAL
Pasal 3
BPJS bertujuan untuk mewujudkan terselenggaranya pemberian
jaminan terpenuhinya kebutuhan dasar hidup yang layak bagi
setiap Peserta dan/atau anggota keluarganya.
Pasal 14
Setiap orang, termasuk orang asing yang bekerja paling singkat 6
(enam) bulan di Indonesia, wajib menjadi Peserta program
Jaminan Sosial.
16
U U No 18 Th 1999 ttg JASA
KONSTRUKSI
Hal. 1 dari 2
•
Ketentuan umum
“Penyelenggaraan pekerjaan konstruksi wajib
memenuhi ketentuan tentang keteknikan, keamanan,
keselamatan dan kesehatan kerja, perlindungan tenaga
kerja dan lingkungan, untuk mewujudkan terib
penyelenggaraan pekerjaan konstruksi”
17
U U No 18 Th 1999 ttg
JASA KONSTRUKSI
Hal. 2 dari 2
Pasal 22: Kontrak kerja Konstruksi
Kontrak Kerja Konstruksi sekurang-kurangnya harus mencakup
uraian mengenai: “Perlindungan tenaga kerja yang memuat
ketentuan tentang kewajiban para pihak dalam pelaksanaan
K3 serta jaminan sosial”
Pasal 23: Penyelenggaraan Pekerjaan Konstruksi
Ayat (2) : Penyelenggaraan pekerjaan konstruksi wajib
memenuhi ketentuan tentang keamanan, keselamatan dan
kesehatan kerja, perlindungan tenaga kerja, serta tata
lingkungan setempat untuk menjami terwujudnya
tertib penyelenggaraan pekerjaan konstruksi.
18
UU No 28 Th 2002 Tentang
BANGUNAN GEDUNG
KETENTUAN UMUM
•
“Mengatur tentang kehandalan, keselamatan dan
kesehatan serta kenyamanan gedung ”
PELAKSANAAN TEKNIS K3
•
Kewajiban dibidang penanggulangan kebakaran
•
Kewajiban pemasangan sistem proteksi pasif & aktif
•
Kelengkapan sarana evakuasi dan daerah aman
•
Kelengkapan sarana pengolahan limbah
•
Kelengkapan sarana kenyamanan gedung
19
UU NO.13 THN 2003
TENTANG
KETENAGAKERJAAN
Hal. 1 dari 2
Pasal 86:
Pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh
perlindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja.
Pasal 87:
Setiap perusahaan wajib menerapkan sistem manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3) yang terintegrasi
dengan sistem manajemen perusahaan.
20
UU NO.13 THN 2003
Ketentuan Pidana dan Sanksi Administratif:
Ketentuan Pidana:
Hal. 2 dari 2
 Barang siapa yang melakukan pelanggaran yang diatur dalam undangundang ketenagakerjaan dikenakan sanksi pidana penjara antara 1 (satu)
bulan sampai 5 (lima) tahun dan denda sebesar Rp. 5.000.000.000,00
(lima juta rupiah) sampai dengan Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta
rupiah).
Sanksi Admistrasi:
 Sanksi Administrasi atas pelanggaran ketentuan-ketentuan berupa:
a. Teguran
b. Peringatan tertulis
c. Pembatasan kegiatan usaha
d. Pembekuan kegiatan usaha
e. Penghentian sementara sebagian atau seluruh alat produksi
f. Pencabutan ijin
21
PP No 28 Tahun 2000 beserta perubahannya
tentang Usaha dan Peran Masyarakat Jasa Konstruksi
Pasal 10 ayat (1): Kriteria risiko pada pekerjaan konstruksi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 terdiri dari:
a. kriteria risiko kecil mencakup pekerjaan konstruksi yang
pelaksanaannya tidak membahayakan keselamatan umum
dan harta benda;
b. kriteria risiko sedang mencakup pekerjaan konstruksi yang
pelaksanaannya dapat berisiko membahayakan keselamatan
umum, harta benda, dan jiwa manusia;
c. kriteria risiko tinggi mencakup pekerjaan konstruksi yang
pelaksanaannya berisiko sangat membahayakan keselamatan
umum, harta benda, jiwa manusia dan lingkungan.
22
PP No. 29/2000 beserta perubahannya
Tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi
• Pasal 15 : Kewajiban dan Hak Pengguna Jasa
Memberikan penjelasan tentang resiko pekerjaan termasuk kondisi dan
bahaya yg dpt timbul dlm pek konstruksi dan mengadakan peninjauan
lapangan apabila diperlukan.
• Pasal 17 : Kewajiban dan Hak Penyedia Jasa
Menyusun dok penawaran yg memuat renc. Dan metode kerja,renc
usulan biaya, tenaga terampil dan tenaga ahli, rencana dan anggaran K3.
• Pasal 23 : Kontrak Kerja Konstruksi
Memuat hak dan kewajiban para pihak dalam kontrak kerja konstruksi.
• Pasal 30 : Jaminan Terwujudnya Tertib Penyelenggraan Pek. Konstruksi
Keteknikan meliputi keselamatan umum; Keamanan keselamatan tempat
kerja; Perlindungan sosial tenaga kerja; Tata Lingkungan setempat
23
PP No. 30 Tahun 2000 Tentang
Penyelenggaraan Pembinaan Jakon
Pasal 6 ayat (4):
Pengawasan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan guna
tertib usaha, tertib penyelenggaraan, tertib pemanfaatan Jasa Konst.
mengenai al.:
ketentuan keselamatan dan kesehatan kerja,
keselamatan umum, keselamatan ketenagakerjaan dan lingkungan.
Pasal 8:
Pembinaan jasa konstruksi thd pengguna jasa dilakukan unt
menumbuhkan pemahaman dan kesadaran akan hak dan kewajiban
pengguna jasa dlm pengikatan dan penyelenggaraan pek. konstruksi
Pasal 10 :
Pembinaan jasa jonstruksi thd Masyarakat dilakukan unt
menumbuhkan pemahaman akan peran strategis jasa konstruksi dlm
pembangunan nasional, keadaran akan hak dan kewajiban guna
mewujudkan tertib usaha, tertib penyelenggaraan dan pemanfaatan
24
Perpres No. 54 Tahun 2010
beserta perubahannya Tentang
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
Penjelasan Atas Peraturan Presiden RI Nomor 54 Tahun 2010
tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
Pasal 66 ayat (5) huruf (b):
• Batas tertinggi penawaran tersebut termasuk biaya overhead
yang meliputi antara lain biaya keselamatan dan kesehatan
kerja, keuntungan dan beban pajak.
PP No. 50 Tahun 2012
Tentang Penerapan SMK3
Terdapat 6 BAB, 22 Pasal dan 3 lampiran
Hal. 1 dari 2
 untuk melaksanakan ketentuan Pasal 87 ayat (2) UndangUndang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan.
Pasal 4:
Instansi pembina sektor usaha dapat mengembangkan pedoman
penerapan SMK3 sebagaimana dimaksud pd ayat (1) sesuai dgn
kebutuhan berdasarkan ketentuan peraturan Per-UU.
Pasal 5:
Setiap perusahaan wajib menerapkan SMK3 di perusahaannya.
Pasal 19:
Instansi pembina sektor usaha dpt melakukan pengawasan SMK3
thd pelaksanaan penerapan SMK3 yg dikembangkan sesuaia dgn
ketentuan peraturan Per-UU
26
PP No. 50 Tahun 2012
Tentang Penerapan SMK3
Hal. 2 dari 2
Lampiran I:
Pedoman Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan
dan Kesehatan Kerja
Lampiran II:
Pedoman Penilaian Penerapan SMK3
Lampiran III:
Formulir Laporan Audit SMK
27
PP No. 44/2015 Penyelenggaraan Jaminan
Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian
Pasal 1
Ayat 1, Jaminan Kecelakaan Kerja yang selanjutnya disingkat JKK adalah
manfaat berupa uang tunai dan/atau pelayanan kesehatan yang diberikan
pada saat peserta mengalami kecelakaan kerja atau penyakit yang disebabkan
oleh lingkungan kerja.
Ayat 6, Kecelakaan Kerja adalah kecelakaan yang terjadi dalam hubungan
kerja, termasuk kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan dari rumah menuju
tempat kerja atau sebaliknya dan penyakit yang disebabkan oleh lingkungan
kerja.
Pasal 4
Ayat 1, Setiap Pemberi Kerja selain penyelenggara negara wajib mendaftarkan
dirinya dan Pekerjanya sebagai Peserta dalam program JKK dan JKM kepada
BPJS Ketenagakerjaan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
SKB MENAKER dan MENTERI PU
No: 174/MEN/1986 & 104/KPTS/ 1986
Tentang K3 Pada Tempat Kegiatan Konstruksi
Hal. 1 dari 3
Bahwa pekerjaan konstruksi merupakan kompleksitas
kerja yang melibatkan bahan bangunan, peralatan,
penerapan teknologi dan tenaga kerja, dapat
merupakan sumber terjadinya kecelakaan kerja serta
pertimbangan bahwa tenaga kerja dibidang kegiatan
konstruksi selaku sumber daya yang membutuhkan
bagi kelanjutan pembangunan, perlu memperoleh
perlindungan keselamatan kerja, khususnya terhadap
ancaman kecelakaan kerja;
29
SKB MENAKER dan MENTERI PU
No: 174/MEN/1986 & 104/KPTS/ 1986
Tentang K3 Pada Tempat Kegiatan Konstruksi
Hal. 2 dari 3





PASAL 2, KONTRAKTOR WAJIB PENUHI SYARAT –SYARAT K3
PASAL 3, MENTERI PU MEMBERI SANKSI ADMINISTRASI
PASAL 4, KOORDINASI DEPNAKERTRANS DAN MENTER PU
PASAL 5, AHLI K3 KONSTRUKSI
PASAL 6, PENGAWASAN DEPNAKER DAN PEKERJAAN UMUM
30
SKB MENAKER DAN MENTERI PU
No. 174 / 1986 DAN No. 104/KPTS/1986
Tentang K3 Pada Tempat Kegiatan Konstruksi
Hal. 3 dari 3
PEDOMAN :
• BAB I ADMINISTRASI  KEWAJIBAN KONTRAKTOR THD K3 TERMASUK BIAYA YANG TIMBUL.
 PETUGAS K3 FULL TIME > 100 ORANG
TK > 100 ORANG, MEMBENTUK (P2K3)
• BAB II S/D XIV : PERSYARATAN TEKNIS YANG HARUS DIPENUHI
• Bab III : Perancah (Scaffolding)
• Bab IV : Tangga Kerja Lepas dan Tangga Kerja Sementara
• Bab V : Peralatan untuk Mengangkat (Lifting Appliance)
• Bab VI : Tali, rantai dan Perlengkapan lainnya
• Bab VII : Permesinan
• Bab VIII: Peralatan
• Bab IX : Pekerjaan Bawah Tanah
• Bab X : Penggalian –penggalian
• Bab XI : Pemancangan Tiang Pancang
• Bab XII : Pengerjaan Beton
• Bab XIII : Operasi lainnya dalam pembangunan Gedung
• Bab XIV : Pembongkaran (Demolition)
31
Permenaker No. 1/1980
Keselamatan & Kesehatan Kerja pada
Konstruksi Bangunan.
Pasal 3:
1. Pada setiap pek konstruksi banguanan harus diusahakan
pencegahan atau dikurangi terjadinya kecelakaan atau sakit
akibat kerja thd. tenaga kerjanya.
2. Sewaktu pekerjaan dimulai harus segera disusun suatu unit
K3, hal tsb harus diberitahu kpd setiap tenaga kerja.
3. Unit K3 tsb meliputi usaha-usaha terhadap: kecelakaan,
peledakan, penyakit akibat kerja, pertolongan pertama pd
kecelakaan dan usah-usah penyelamatan.
Permenaker No. 4/1987
tentang Tata Cara Pembentukan P2K3
dan Pengangkatan Ahli K3.
Pasal 2:
Setiap tempat kerja dg kriteria tertentu pengusaha atau
pengurus wajib membentuk P2K3
Pasal 3:
Sekretaris P2K3 ialah Ahli Keselamatan dan kesehatan Kerja dari
perusahaan yg bersangkutan
Permen PU No 07/PRT/M/2011
beserta perubahannya
Tentang Standar Dan Pedoman
Pengadaan Pekerjaan Konstruksi dan Jasa Konsultansi
Dalam Peraturan Menteri ini disampaikan hal-hal yang
berkaitan dengan K3, yaitu antara lain termuat dalam:
• Dokumen Pemilihan;
• Dokumen Penawaran;
• Syarat-Syarat Umum Kontrak;
• Syarat-Syarat Khusus Kontrak.
34
Permen 05/PRT/M/2014 Tentang
Pedoman SMK3 Konstruksi Bidang PU
Hal. 1 dari 2
Pasal 2:
Ayat (1) Peraturan Menteri ini dimaksudkan sbg acuan bagi
Pengguna Jasa dan Penyedia Jasa dlm penerapan SMK3
Konstruksi Bidang PU.
Ayat (2) Tujuan diberlakukanya Permen PU ini agar SMK3K
Bidang PU dpt diterapkan secara konsisten untuk:
a. Meningkatkan efektifitas perlindungan K3 yg terencana,
terukur, terstruktur dan terintegrasi.
b. Dapat mencegah dan mengurangi K3
c. Menciptakan tmp kerja yg aman, nyaman dan efisien, untk
mendorong produktifitas.
Permen 05/PRT/M/2014 Tentang
Pedoman SMK3 Konstruksi Bidang PU
Hal. 2 dari 2
Pasal 3:
Ruang lingkup Permen PU meliputi:
a. Penerapan SMK3 Konstruksi Bidang PU
b. Tugas, Tanggung Jawab dan Wewenang, dan
c. Biaya Penyelenggaraan SMK3 Konstruksi Bidang PU
Pasal 4:
(1) Setiap penyelenggaraan pekerjaan konstruksi wajib menerapkan
SMK3 Konstruksi Bidang PU
(2) SMK3 Konstruksi Bid. PU diterapkan pada tahapan:
a. Tahap Pra Konstruksi
b. Tahap Pemilihan Penyedia Barang/Jasa
c. Tahap Pelaksanaan Konstruksi
d. Tahap Penyerahan Hasil Akhir Pekerjaan
Surat Edaran Menteri PU No 13/2012
tentang Program Penanggulangan HIV dan AIDS
Pada Sektor Konstruksi di Lingkungan Kementerian PU
• Maksud: untuk menjadi acuan teknis bagi pelaksanaan
penanggulangan HIV dan AIDS pada sektor kontruksi di
Iingkungan Kementerian Pekerjaan Umum yaitu pada proyekproyek konstruksi bersumber dana APBN.
• Tujuan: agar program penanggulangan HIV dan AIDS pada
sektor konstruksi di lingkungan Kementerian Pekerjaan umum
dilaksanakan mengikuti langkah-langkah dan upaya yang
standar sesuai dengan Surat Edaran ini.
Surat Edaran Menteri PU No 66/SE/M/2015
tentang
Biaya Penyelenggaraan SMK3 Konstruksi Bidang PU
Hal. 1 dari 2
Rincian Kegiatan Penyelenggaraan SMK3 Konstruksi meliputi:
• 1. Penyiapan RK3K;
• 2. Sosialisasi dan Promosi K3:
• 3. Alat pelindung kerja;
• 4. Alat pelindung diri:
• 5. Asuransi dan perijinan;
• 6. Personrl K3;
• 7. Fasilitas sarana kesehatan;
• 8, Rambu- rambu; dan
• 9, Iain lain terkair pen8endalie risiko I<3,
Surat Edaran Menteri PU No 66/SE/M/2015
tentang
Biaya Penyelenggaraan SMK3 Konstruksi Bidang PU
Hal. 2 dari 2
• Besarnya biaya penyelenggaraan SMK3
Konstruksi
Bidang
Pekerjaan
Umum
dialokasikan dalam “biaya umum” dan
dihitung berdasarkan tingkat risiko K3 sesuai
rincian kegiatan Penyelengaraan SMK3
Konstruksi.
PERSYARATAN
LAINNYA
 Pedoman Konstruksi dan Bangunan Nomor 04/BM/2006 tentang Pedoman
Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Untuk Konstruksi Jalan dan
Jembatan.
• Penyedia Jasa berkewajiban untuk mengusahakan agar tempat kerja, peralatan,
lingkungan kerja dan tata cara kerja diatur sedemikian rupa sehingga tenaga kerja
terlindungi dari resiko kecelakaan.
• Petugas keselamatan dan kesehatan kerja harus bekerja secara penuh (full-time)
untuk mengurus dan menyelenggarakan keselamatan dan kesehatan kerja.
• Petugas keselamatan dan kesehatan kerja tersebut bersama-sama dengan panitia
pembina keselamatan kerja ini bekerja sebaik-baiknya, dibawah koordinasi
pengurus atau Penyedia Jasa, serta bertanggung jawab kepada pemimpin proyek.
 SNI:
–
–
–
–
–
–
SNI 15-2049-2004 : Persyaratan Umum Tentang Bahan Semen Portland
SNI 07-2052-2002 : Persyaratan Umum Bahan Besi Beton
SKSNI T15-1991-03 : Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung
SNI 04-0225-2000 : Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2011 (PUIL 2011)
SNI 03-1729-1989 : Bangunan Baja Untuk Rumah dan Gedung
SNI 03-2396-2001 : Tata Cara Perancangan Sistem
Pencahayaan Alami Pada Bangunan Rumah dan
Gedung
40
TERIMA KASIH
Direktorat Bina Penyelenggraan Jasa,
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Jl. Pattimura No. 20 Kebayoran Baru-Jakarta Selatan 12210
Telp. 021-72786108 Fax. 021.7266637
http://bpksdm.pu.go.id/pppk
[email protected]
Download