Uploaded by User15376

MAKALAH FARMAKOLOGI

advertisement
MAKALAH FARMAKOLOGI
SISTEM SARAF OTONOM
Kelompok 1
Aldo
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga makalah yang berjudul “Sistem Saraf Otonom” ini, dapat diselesaikan.
Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Farmakologi I. Dalam penyusunan makalah ini penulis banyak mendapat tantangan dan
teratasi. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini, semoga bantuannya mendapat balasan yang
setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa.
Penulis berharap setelah menyusun makalah ini pengetahuan serta pemahaman baik
penulis maupun pembaca akan lebih berkembang. Semoga makalah ini dapat memberikan
wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Penulis mengharapkan
kritik dan saran untuk membangun guna perbaikan dan penyempurnaan makalah selanjutnya.
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan memenuhi harapan pembaca.
Bandung, 20 Februari 2018
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Farmakologi atau ilmu khasiat obat adalah ilmu yang mempelajari kemampuan obat
dengan seluruh aspeknya, baik sifat kimiawi maupun fisikanya, kegiatan fisiologi, resorpsi
dan nasipnya didalam organisme hidup. Untuk menyelidiki semua interaksi antara obat dan
tubuh manusia khususnya, serta penggunaan pada pengobatan penyakit, disebut farmakologi
klinis. Ilmu khasiat obat ini mencakup beberapa bagian yaitu farmakognosi, biofarmasi,
farmakokinetik dan farmakodinamika, toksikologi dan farmakoterapi.
Toksikologi adalah pengetahuan tentang efek racun dari obat terhadap tubuh dan
sebetulnya termasuk pula dalam kelompok farmakodinamika, karena efek teraupetis obat
berhubungan erat dengan efek dosisnya. Pada hakikatnya setiap obat dalam dosis yang cukup
tinggi dapat bekerja sebagai racun dan merusak organisme (“sola dosis facit venenum” yang
artinya hanya dosis membuat racun. Farmakologi mempunyai keterkaitan khusus dengan
farmasi, yaitu ilmu mengenai cara membuat, memformulasi, menyimpan dan menyediakan
obat. Obat didefinisikan sebagai senyawa yang digunakan untuk mencegah, mengobati,
mendiagnosis penyakit/gangguan atau menimbulkan suatu kondisi tertentu.
Sistem saraf otonom disusun oleh serabut saraf yang berasal dari otak. Fungsi sistem
saraf simpatik dan parasimpatik selalu berlawanan (antagonis). Dua perangkat neuron dalam
komponen otonom pada sistem saraf perifer adalah neuron aferen atau sensorik dan neuron
eferen atau motorik. Neuron aferen mengirimkan impuls ke sistem saraf pusat, dimana
impuls itu diinterprestasikan. Neuron eferen menerima impuls (informasi) dari otak dan
meneruskan impuls ini melalui medulla spinalis ke sel-sel organ efektor. Jalur eferen dalam
sistem saraf otonom dibagi menjadi dua cabang yaitu saraf simpatis dan saraf parasimpatis.
Dimana kedua sistem saraf ini bekerja pada organ-organ yang sama tetapi menghasilkan
respon yang berlawanan agar tercapainya homeostatis (keseimbangan). Kerja obat-obat pada
sistem saraf simpatis dan sistem saraf parasimpatis dapat berupa respon yang merangsang
atau menekan.
Dalam dunia farmasi, sistem saraf otonom ini sangat erat hubungannya dengan
farmakologi dan toksikologi karena kita dapat mengetahui mekanisme kerja obat yang akan
mempengaruhi sistem saraf otonom itu sendiri.
I.2 Rumusan Masalah
1. Pengertian system saraf otonom
2. Bagaimana peran dan fungsi system saraf otonom
3. Jelaskan macam-macam system saraf otonom
4. Bagaiman gangguan penyakit pada system saraf otonom
I.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui sistem saraf otonom
2. Untuk mengetaui peran dan fungsi sistem saraf otonom dalam tubuh
3. Untuk mengetahui obat-obatan yang bekerja melalui sistem saraf otonom
4. Untuk mengetahui macam-macam sistem saraf otonom
BAB II
PEMBAHASAN
II.1 Definisi Sistem Saraf
Sistem saraf merupakan salah satu bagian yang menyusun sistem koordinasi yang
bertugas menerima rangsangan, menghantarkan rangsangan ke seluruh bagian tubuh, serta
memberikan respons terhadap rangsangan tersebut. Pengaturan penerima rangsangan
dilakukan oleh alat indera, pengolah rangsangan dilakukan oleh saraf pusat yang kemudian
meneruskan untuk menanggapi rangsangan yang datang dilakukan oleh sistem saraf dan alat
indera.
Cara Kerja Sistem Saraf
Pada sistem saraf ada bagian-bagian yang disebut :
a. Reseptor : alat untuk menerima rangsang biasanya berupa alat indra
b. Efektor : alat untuk menanggapi rangsang berupa otot dan kelenjar
c. Sel Saraf Sensoris : serabut saraf yang membawa rangsang ke otak
d. Sel saraf Motorik : serabut saraf yang membawa rangsang dari otak
e. Sel Saraf Konektor : sel saraf motorik atau sel saraf satu dengan sel saraf lain.
Skema terjadinya gerak sadar
Rangsang -reseptor – sel saraf sensorik – otak-sel saraf motorik-efektor-tanggapan.
Sistem syaraf adalah sebuah sistem organ yang mengandung jaringan sel-sel
khusus yang disebut neuron yang mengkoordinasikan tindakan binatang dan mengirimkan
sinyal antara berbagai bagian tubuhnya. Pada kebanyakan hewan sistem saraf terdiri dari dua
bagian, pusat dan perifer. Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang.
Sistem saraf perifer terdiri dari neuron sensorik, kelompok neuron yang disebut ganglia, dan
saraf menghubungkan mereka satu sama lain dan sistem saraf pusat. Daerah ini semua saling
berhubungan melalui jalur saraf yang kompleks. Di sistem saraf enterik, suatu subsistem dari
sistem saraf perifer, memiliki kapasitas, bahkan ketika dipisahkan dari sisa dari sistem saraf
melalui sambungan primer oleh saraf vagus, untuk berfungsi dengan mandiri dalam
mengendalikan sistem gastrointestinal.
Neuron mengirimkan sinyal ke sel lain sebagai gelombang elektrokimia perjalanan
sepanjang serat tipis yang disebut akson, yang menyebabkan zat kimia yang disebut
neurotransmitter yang akan dirilis di persimpangan yang disebut sinapsis. Sebuah sel yang
menerima sinyal sinaptik mungkin bersemangat, terhambat, atau sebaliknya dimodulasi.
Sensory neuron diaktifkan oleh rangsangan fisik menimpa mereka, dan mengirim sinyal yang
menginformasikan sistem saraf pusat negara bagian tubuh dan lingkungan eksternal. Motor
neuron, terletak baik dalam sistem saraf pusat atau di perifer ganglia, menghubungkan sistem
saraf otot atau organ-organ efektor lain. Sentral neuron, yang pada vertebrata sangat lebih
banyak daripada jenis lain, membuat semua input dan output mereka koneksi dengan neuron
lain. Interaksi dari semua jenis bentuk neuron sirkuit neural yang menghasilkan suatu
organisme persepsi dari dunia dan menentukan perilaku. Seiring dengan neuron, sistem saraf
mengandung sel-sel khusus lainnya yang disebut sel-sel glial (atau hanya glia), yang
menyediakan dukungan struktural dan metabolik.
Sistem saraf merupakan salah satu sistem koordinasi yang bertugas menyampaikan
rangsangan dari reseptor untuk dideteksi dan direspon oleh tubuh. Sistem saraf
memungkinkan makhluk hidup tanggap dengan cepat terhadap perubahan-perubahan yang
terjadi di lingkungan luar maupun dalam.
Untuk menanggapi rangsangan, ada tiga komponen yang harus dimiliki oleh sistem
saraf yaitu:
• Reseptor
Adalah alat penerima rangsangan atau impuls. Pada tubuh kita yang ber tindak sebagai
reseptor adalah organ indera.
• Penghantar impuls
Dilakukan oleh saraf itu sendiri. Saraf tersusun dari berkas serabut penghubung (akson). Pada
serabut penghubung terdapat sel-sel khusus yang memanjang dan meluas. Sel saraf disebut
neuron.
• Efektor
Adalah bagian yang menanggapi rangsangan yang telah diantarkan oleh penghantar impuls.
Efektor yang paling penting pada manusia adalah otot dan kelenjar.
Berdasarkan struktur dan fungsinya, sel saraf dapat dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu sel saraf
sensori, sel saraf motor, dan sel saraf intermediet (asosiasi).
• Sel saraf sensori
Fungsi sel saraf sensori adalah menghantar impuls dari reseptor ke sistem saraf pusat, yaitu otak
(ensefalon) dan sumsum belakang (medula spinalis). Ujung akson dari saraf sensori
berhubungan dengan saraf asosiasi (intermediet).
• Sel saraf motor
Fungsi sel saraf motor adalah mengirim impuls dari sistem saraf pusat ke otot atau kelenjar
yang hasilnya berupa tanggapan tubuh terhadap rangsangan. Badan sel saraf motor berada di
sistem saraf pusat. Dendritnya sangat pendek berhubungan dengan akson saraf asosiasi,
sedangkan aksonnya dapat sangat panjang.
• Sel saraf intermediet
Sel saraf intermediet disebut juga sel saraf asosiasi. Sel ini dapat ditemukan di dalam sistem
saraf pusat dan berfungsi menghubungkan sel saraf motor dengan sel saraf sensori atau
berhubungan dengan sel saraf lainnya yang ada di dalam sistem saraf pusat. Sel saraf
intermediet menerima impuls dari reseptor sensori atau sel saraf asosiasi lainnya.
II.2 Definisi Sistem Saraf Otonom
Sistem saraf otonom adalah sistem saraf yang bergantung pada sistem saraf pusat,
dan antara keduanya dihubungkan urat-urat saraf aferen dan eferen. Juga memiliki sifat seolah
olah sebagai bagian sistem saraf pusat, yang telah bermigrasi dari saraf pusat guna mencapai
kelenjar, pembuluh darah, jantung, paru-paru, dan usus. Karena sistem saraf otonom itu
terutama berkenaan dengan engendalian organ-organ dalam secara tidak sadar, kadangkadang disebut juga susunan saraf tidak sadar. Sistem saraf otonom disusun oleh serabut saraf
yang berasal dari otak maupun dari sumsum tulang belakang dan menuju organ yang
bersangkutan. Dalam sistem ini terdapat beberapa jalur dan masing-masing jalur membentuk
sinapsis yang kompleks dan juga membentuk ganglion. Urat saraf yang terdapat pada pangkal
ganglion disebut urat saraf pra ganglion dan yang berada pada ujung ganglion disebut urat
saraf post ganglion. Sistem saraf otonom berfungsi untuk mempertahankan keadaan tubuh
dalam kondisi terkontrol tanpa pengendalian secara sadar. Sistem saraf otonom bekerja secara
otomatis tanpa perintah dari sistem saraf sadar. Sistem saraf otonom juga disebut sistem saraf
tak sadar, karena bekerja diluar kesadaran
Struktur jaringan yang dikontrol oleh sistem saraf otonom yaitu otot jantung,
pembuluh darah, iris mata, organ thorakalis, abdominalis, dan kelenjar tubuh. Secara umu,
sistem saraf otonom dibagi menjadi dua bagian, yaitu sistem saraf simpatis dan sistem saraf
parasimpatis. Sistem saraf otonom merupakan sistem saraf yang bekerja tanpa disadari atau
tanpa perintah sistem saraf pusat. Sistem saraf otonom merupakan gabungan saraf sensorik
dan saraf motorik. Gangguan pada sistem saraf otonom dapat mempengaruhi setiap bagian
atau proses tubuh. Gangguan saraf otonom mungkin reversibel atau progresif. Setelah sistem
saraf otonom menerima informasi tentang tubuh dan lingkungan eksternal, maka sistem saraf
otonom akan meresponnya dengan merangsang proses tubuh, biasanya melalui saraf simpatik,
atau menghambat proses tubuh, biasanya melalui saraf parasimpatis.
II.3 Peran & Funsi Sistem Saraf Otonom
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Peran system saraf otonom adalah untuk terus menyempurnakan fungsi orgn dan system
organ sesuai dengan rangsangan baik internal maupun eksternal. System saraf otom
membantu untuk mempertahankan homeostasis (stabil internal dan keseimbangan) melalui
koordinasi berbagai kegiatan seperti hormon,sirklasi,respirasi,pencernaan dan eksresi. System
saraf otonom selalu ’on’ dan berfungsi secara tidak sadar, jadi kita tidak menyadari tugas
pentingnya yang dilakukan setiap bangun (dan tidur) setiap menit dan setiap hari.
System saraf otonom adalah bagian dari system yang memasok organ internal, termaksud
pembuluh darah,lambung,usus,hati,ginjal,kandung kemih,paruparu,pupil,jantung,keringat,ludah dan kelenjar pencernaan.
System saraf otonom adalah system saraf yang mengontrol gerakan tak sadar dan
mengatur fungsi tubuh seperti;
Tekana daraah
Denyut jantung dan pernapasan
Suhu tubuh
Pencernaan
Metabolism (sehingga mempengaruhi berat badan)
Keseimbagan air dan electron (seperti sodium dan kalsium)
Produksi cairan tubuh (air liur,keringat,dan air mata)
Buang air kecil dan besar
Respon pupil,dan gairah seksual
II.4 Macam-Macam Sistem Saraf Otonom
Download