PENENTUAN DAYA TAMPUNG BEBAN PENCEMARAN AIR DANAU TEMPE KABUPATEN WAJO SULAWESI SELATAN Amri, Muh. Alimuddin Hamzah, Amiruddin Program Studi Geofisika Jurusan Fisika FMIPA Universitas Hasanuddin Kampus UNHAS Tamalanrea, Jl. Perintis Kemerdekaan Km.10 Makassar 2045 E-mail: [email protected] SARI BACAAN Danau Tempe yang merupakan salah satu danau terbesar di Sulawesi Selatan terletak di Kabupaten Wajo (70%), dan Kabupaten Soppeng dan Sidrap. Pada daerah tersebut terdapat berbagai kegiatan yang membuang limbah secara langsung atau tidak langsung ke danau dan waduk, antara lain limbah penduduk, pertanian, peternakan, sert industri dan pertambangan, termasuk erosi DAS sebagai sumber pencemaran air dan Pendangkalan danau atau waduk. Dari kasus tersebut maka dilakukan penelitian ini yang bertujuan untuk mengkaji daya tampung beban pencemaran air Danau Tempe dengan fokus parameter Phosfor sebagai indikator utama dalam perhitungan status trofik dan Daya Tampung Beban Pencemaran Air (DTBPA). Pengamatan kualitas air dilakukan melalui pengambilan contoh air untuk selanjutnya dianalisis di laboratorium keudian diklafikasikan dengan menggunakan Metode Storet. Dari pengamatan parameter diatas di dapatkan Status Trofik Danau Tempe berdasarkan nilai total-P tergolong ke dalam Hipertrofik sedangkan nilai total-N tergolong ke dalam Oligotrofik. Kata Kunci : Danau Tempe, Pendangkalan, Daya Pencemaran Air (DTBPA), Status Trofik. Tampung Beban ABSTRACT Tempe Lake is one of the biggest lake in South Sulawesi which located in Wajo regency (70%), Soppeng and Sidrap regency . In the area, there was some activity that direct throwed waste or undirect to lake or reservoir, such as waste residents, agriculture, husbandry, industry and mining, including DAS erosion as source pollution and shallowing of water of lake reservoir . Based on the problem, this research was directed to calculate water pollution load capacity of Tempe lake with focussing on parameters Phosfor as the main indicator in the calculation of trophic status and water pollution load capacity. Water quality was observed through some sample of water and then analyzed in laboratory. It was then classified by using Storet method. it was observed that Tempe Lake of Trophic Status based on the value of the total-P, was belong to the Hypertrophic, while for the value of total-N belonging to the Oligotrophic. Key word : Tempe Lake , Shallowing , Water Pollution Load Capacity, Trofic Statu PENDAHULUAN Danau Tempe merupakan salah satu danau di Sulawesi Selatan yang termasuk tipe danau paparan banjir dengan letak geografis Danau Tempe pada kordinat antara 3º39’ – 4º16, LS dan 119º 53’ – 120º 27’BT. Danau Tempe yang mempunyai Luas 14.406 hektar, terletak di tiga wilayah kabupaten: Wajo (8.510 ha), Soppeng (3.000 ha), Sidrap (2.896 ha). Pada musim hujan luas Danau Tempe sekitar 45.000 ha, musim kemarau sekitar 1.000 ha. Beban pencemaran dari berbagai sektor pada DTA dan DAS akan meningkat terus sesuai dengan pertumbuhan jumlah penduduk dan kegiatan lainnya. Oleh karena itu Batasan wilayah studi adalah daerah sekitar Danau Tempe yang diprediksi terkena dampak dari pembuangan limbah. Pengamatan kualitas air dilakukan melalui pengambilan contoh sampel air untuk selanjutnya dianalisis di laboratorium. Parameter yang akan diamati meliputi parameter fisika dan kimia. Pengambilan sampel dilakukan pada air permukaan danau dan sungaisungai inlet dan outlet. Untuk mengkaji daya tampung beban pencemaran air Danau Tempe dengan fokus parameter Phosfor sebagai indikator utama dalam perhitungan status trofik dan Daya Tampung Beban Pencemaran Air Danau Tempe. Fisiografi Danau Tempe Danau Tempe secara topografi dan hidrologi tidak terpisah dari 2 (dua) danau di sekitarnya yaitu Danau Sidenreng dan Danau Buaya yang jumlah beban pencemaran yang masuk perairan danau termasuk limbah pakan ikan dari budidaya ikan perlu ditentukan alokasinya dengan memperhatikan kondisi sosial ekonomi serta konservasi sumber daya air jangka panjang. Perhitungan dan penetapan daya Tampung Beban Pencemaran Air (DTBPA) pada danau merupakan kebutuhan yang diatur peraturan perundangan yang berlaku saat ini, perizinan pembuangan limbah ke dalam sumber air memerlukan dasar acuan hasil penetapan DTBPA. Demikian juga program pengendalian pencemaran air memerlukan ketetapan DTBPA tersebut. mempunyai daerah pengaliran sungai seluas 6.138 Km², secara limnologi dan ekologi, danau ini termasuk tipe danau entropies, yaitu berbentuk cawan yang sangat datar dengan karakteristik tersedianya lahan pasang surut luas di sekitar danau. Pada umumnya Danau Tempe dalam setahun dapat menutupi areal seluas 10.000 ha dan pada musim kemarau dapat menurun menjadi 1000 ha. Tingginya produktifitas dan kesuburan Danau Tempe terlihat dari semakin meningkatnya pertumbuhan gulma air pada perairan danau dimana luas penutupannya mencapai 40 %. Hal ini dapat menjadi ancaman karena membantu mempercepat proses pendangkalan Danau Tempe. Tanaman air yang menjadi gulma di danau adalah didominasi oleh eceng gondok, akar tanaman ini dapat mencapai dasar danau dan menjadi perangkap sedimen kemudian mengendapkan di dasar danau. METODE Pengambilan Dan Analisis Sampel Kualitas Air Pengamatan kualitas air dilakukan melalui pengambilan contoh air untuk selanjutnya dianalisis di laboratorium. Parameter yang akan diamati meliputi parameter fisika dan kimia. Pengambilan sampel dilakukan pada air permukaan danau tempe dan sungai-sungai inlet dan outlet. Adapun parameter kualitas air yang diukur adalah : Parameter FISIKA meliputi : 1. TDS 2. TSS 3. Temperatur Parameter KIMIA meliputi : 1. pH 2. BOD 3. COD 4. DO 5. Total Fosfat 6. Nitrat 7. Amonia 8. Arsen 9. Kobalt 10. Barium 11. Boron 12. Selenium 13. Cadnium 14. Sulfat 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. Kromium-6 Tembaga Besi TImbal Mangan Air Raksa Seng Klorida Kesadahan Sianida Flourida Nitrit Klorin Bebas Belerang Sebagai Tabel 1. Lokasi Pengambilan Sampel Kualitas Air Kode Sampling OD SB SL BB CD SW Posisi Geografis S : 040 07’ 51,2” E : 1200 01’ 35,3” S : 040 04’ 32,3” E : 1200 01’ 08,9” S : 040 10’ 27,3” E : 1190 56’ 37,6” S : 040 08’ 22,8” E : 1190 56’ 08,9” S : 040 06’ 55,7” E : 119058’ 36,7” S : 040 07’ 58,2” E : 1200 01’ 37,6” Keterangan Outlet Danau Tempe (OD) Muara Sungai Bila (SB) Muara Sungai Lawo (SL) Muara sungai Batu-Batu (BB) Central Danau (CD) Sungai Walanae (SW) Perhitungan Daya Beban Pencemaran Tampung Metode penentuan Daya Tampung Beban Pencemaran Air Danau terdiri dari rumus umum perhitungan daya tampung beban pencemaran air dan rumus perhitungan daya tampung beban pencemaran untuk budidaya perikanan. Rumus umum perhitungan beban pencemaran air tersebut digunakan untuk menghitung beban pencemaran dari berbagai sumber, sedangkan perhitungan daya tampung untuk budidaya perikanan ditentukan berdasarkan jumlah limbah budidaya dan status trofik. Metode STORET merupakan salah satu metode untuk menentukan status mutu air yang umum digunakan. Dengan metoda STORET ini dapat diketahui parameter-parameter yang telah memenuhi atau melampaui baku mutu air. Secara prinsip metoda STORET adalah membandingkan antara data kualitas air dengan baku mutu air yang disesuaikan dengan peruntukannya guna menentukan status mutu air. Cara untuk menentukan status mutu air adalah dengan menggunakan system nilai dari “US-EPA (Environmental Protection Agency)” dengan mengklasifikasikan mutu air dalam empat kelas, yaitu : Penentuan Status Mutu Air Dengan Menggunakan Metode STORET (1) Kelas A : baik sekali, dengan skor = 0 (2) Kelas B : baik, dengan skor = -1 s/d -10 (3) Kelas C : sedang, dengan skor = -11 s/d -30 (4) Kelas D : buruk, dengan skor < -31 memenuhi baku mutu cemar ringan cemar sedang cemar berat Rumus Umum Daya Tampung Beban Pencemaran Air Danau atau Waduk Perhitungan Daya Tampung Beban Pencemaran Air Danau tersedia pada rumus yang dinyatakan dalam satuan luas danau (m2) atau perairan danau per satuan waktu (tahun). Perhitungan rinci dan penjelasannya sebagai berikut : [Pa]i [Pa] DAS [Pa]d Morfologi dan hidrologi danau (1). Ž = 100 x V / A Dimana : Ž V A :Merupakan kedalaman ratarata danau (m) :Merupakan volume air danau (juta m3) :Merupakan luas perairan danau (Ha) Mutu Air atau Kelas Air (mg /m3) :Kadar parameter Pa hasil pemantauan Danau (mg/m3) :Jumlah alokasi beban Pa dari Daerah Aliran Sungai (DAS) atau Daerah Tangkapan Air (DTA) (mg/m3) :Alokasi beban Pa limbah kegiatan pada perairan danau (mg/m3) Daya tampung beban pencemaran air parameter Pa pada air danau dan/atau waduk (5). L = Δ [Pa]d Ž ρ / (1- R) (6). R = 1 / (1 + 0,747 ρ0,507) (2). ρ = Qo / V (7). La = L x A /100 = Δ [Pa]d A Ž ρ /100 (1- R) Dimana : Dimana : ρ :Merupakan laju penggantian air danau (1/tahun) Qo :Merupakan jumlah debit air keluar danau (juta m3 / tahun), pada tahun kering Alokasi beban parameter Pa L La pencemaran R (3). [Pa]STD = [Pa]i + [Pa]DAS + [Pa]d (4). [Pa]d = [Pa]STD - [Pa]i – [Pa]DAS Dimana : [Pa]STD :Merupakan syarat kadar parameter Pa maksimal sesuai Baku :Merupakan daya tampung limbah Pa per satuan luas danau (mgPa/m2) :Merupakan jumlah daya tampung limbah Pa pada perairan danau (kg Pa/tahun) :Merupakan total Pa yang tinggal bersama sedimen Persamaan pada rumus-rumus (5), (6) dan (7) berkaitan dengan alokasi beban pencemaran dari DAS atau DTA dan kegiatan lain pada perairan danau atau waduk pada Rumus (3). membatasi proses eutrofikasi jika kadarnya kurang dari delapan kali kadari Fosfor. Klorofil-a adalah pigmen tumbuhan hijau yang diperlukan untuk fotosintesis. Parameter Klorofil-a mengindikasikan kadar biomassa algae, dengan perkiraan rata-rata beratnya adalah 1% dari biomassa. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Status Trofik Danau Tempe Kondisi kualitas air danau diklasifikasikan berdasarkan eutrofikasi yang disebabkan adanya peningkatan kadar unsur hara dalam air. Faktor pembatas sebagai penentu eutrofikasi adalah unsur Fosfor (P) dan Nitrogen (N). Pada umumnya rata-rata tumbuhan air mengandung Nitrogen dan Fosfor masing-masing 0,7% dan 0,09% dari berat basah. Fosfor membatasi eutrofikasi jika kadar Nitrogen lebih dari delapan kali kadar Fosfor, Nitrogen Eutrofikasi disebabkan oleh peningkatan kadar unsur hara terutama parameter Nitrogen dan Fosfor pada air danau Eutrofikasi diklasifikasikan dalam empat kategori status trofik (lihat Tabel 2) yaitu : Tabel 2. Kriteria Status Trofik Danau Kadar rata-rata Total-N (μg/l) Kadar Rata-rata Total-P (μg/l) Kadar rata-rata khlorofil-a (μg/l) Kecerahan Rata-rata (m) Oligotrof Mesotrof Eutrof ≤ 650 ≤ 750 ≤ 1900 < 10 < 30 < 100 < 2.0 < 5.0 < 15 ≥ 10 ≥4 ≥ 2.5 Hipereutrof > 1900 ≥ 100 ≥ 200 < 2.5 Status Trofik Sumber: KLH 2009, Modifikasi OECD 1982, MAB 1989; UNEP-ILEC, 2001 Tingkat kesuburan perairan dapat dihitung berdasarkan beberapa parameter yang sangat berpengaruh terhadap kesuburan danau tersebut sesuai dengan perhitungan Indeks Status Trofik atau Tropik Status Index (TSI) yaitu: Total-P, Total-N, klorofil-a, dan kecerahan. Penentuan ke empat parameter tersebut berdasarkan adanya keterkaitan yang erat dari masing-masing parameter, dimana unsur pencemar yang masuk ke perairan danau yang berupa phosphor dan nitrogen akan menyebabkan terjadinya pertumbuhan fitoplankton di perairan tersebut yang ditandai dengan adanya konsentrasi klorofil-a, akibat lebih lanjut adalah dengan adanya kepadatan klorofil-a yang akan menyebabkan terhambatnya cahaya yang masuk kedalam kolom perairan danau yang ditandai dengan makin pendeknya atau dangkalnya kecerahan. Dilain pihak dangkalnya kecerahan perairan dapat pula disebabkan karena tingginya kadar total suspended solid (TSS) dan total dissolved solid (TDS) terutama pada peraiaran yang banyak mendapat masukan air dari daratan atau sungai yang telah mengalami erosi di bagian hulu atau DAS. Hasil pengamatan parameter limnologis Danau Tempe untuk menetapkan status trofik danau disajikan dalam Tabel 3. Nilai indikator diperoleh dari nilai rata-rata 2 (dua) kali pengukuran. Tabel 3. Nilai rata-rata indikator status tropik Danau Tempe Stasiun Pengamatan OD SW SB SL CD BB Jumlah Total Total – N (mg/L) 0,11 0,06 0,34 0,39 0,06 0,11 1,070 Berdasarkan Tabel 3 di atas dapat dijelaskan, jika dilihat dari rata-rata kandungan Total-N, Total-P dan kecerahan, maka Danau Tempe digolongkan ke dalam status trofik “hipertrofik”, sedangkan dari aspek parameter rata - rata khlofil-a maka Danau Tempe digolongkan ke dalam status trofik “oligotrofik”. Dengan demikian, dangkalnya rata-rata kecerahan perairan Danau Tempe ini bukan disebabkan karena kepadatan fitoplankton melainkan karena tingginya kelarutan total suspended solid (TSS) dan total disslved solid (TDS). Penentuan status trofik Danau Tempe tersebut di atas mengacuh pada Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup, Nomor: 28 Tahun 2009 tanggal 5 Agustus 2009 tentang Metode Penentuan Daya Tampung Beban Pencemaran Air Danau Dan/Atau Waduk. 2. Perhitungan Daya Beban Pencemaran Tampung Total – P (mg/L) 0,52 0,42 0,41 0,60 0,67 0,53 2,550 Khlorofil – a (mg/L) 0,0006 0,0008 0,0004 0,0011 0,0015 0,0011 0.0055 Kecerahan (m) 0,42 0,46 0,20 0,24 0,28 0,22 1.82 Perhitungan daya tampung beban pencemaran air Danau Tempe didasarkan atas kemampuan sumber daya air untuk menerima masukan beban pencemar yang tidak melebihi batas syarat kualitas air untuk berbagai peruntukannya. Daya tampung danau yaitu kemampuan perairan danau menampung beban pencemaran air sehingga memenuhi baku mutu air dan status trofik. Baku mutu air danau terdiri dari parameter fisika, kimia dan mikrobiologi. Sedangkan persyaratan status trofik danau meliputi parameter kecerahan air, Nitrogen, Phosphor serta Klorofil-a. Kadar Ptotal merupakan faktor penentuan status trofik. Metode penentuan daya tampung beban pencemaran air danau dan/atau waduk merujuk pada Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 28 tahun 2009 tentang Daya Tampung Beban Pencemaran Air Danau dan/atau waduk, pada V = Ž x A / 100 = 99,68 juta m3. Lampiran I: Metode Penentuan Daya Tampung Beban Pencemaran Air Danau dan/atau Waduk. Daya tampung beban pencemaran air danau tergantung kepada karakteristik dan kondisi lingkungan disekitarnya, yaitu: a. Morfologi dan hidrologi danau. b. Kualitas air dan status trofik danau. c. Persyaratan atau baku mutu air untuk pemanfaatan sumber daya air danau. d. Alokasi beban pencemaran air dari berbagai sumber dan jenis air limbah yang masuk danau. a. c. Morfologi dan Hidrologi Danau Tempe Morfologi danau terdiri dari parameter karakter fisik, yaitu: Luas perairan danau berdasarkan analisis GIS pada citra Lansat TM-7 diperoleh luas Danau Tempe (A) adalah 12.779,63 Ha; b. Kedalaman rata-rata Danau Tempe (Ž) ditetapkan 5 m; Volume air danau dan/atau waduk dihitung berdasarkan persamaan (1): Parameter hidrologi Danau Tempe yang dihitung terdiri dari parameter karakteristik aliran air, yaitu: a. b. Debit air keluar Danau Tempe ditentukan dengan mengambil rata-rata tahunan debit minimum yang tercatat pada Stasiun Tampange (Sungai Cenranae) sebesar 202 m3/s atau 6370 juta m3/tahun Laju penggantian air Danau Tempe dihitung dengan persamaan (2): 𝑄 𝜌 = 𝑉𝑜 = 6.370 juta m3/tahun / 99,68 juta m3= 63.904 / tahun Kualitas Air dan Status Trofik Danau Hasil pengukuran parameter kualitas air pada beberapa stasiun di dalam Danau Tempe dilakukan dua kali dengan waktu berbeda, pertama pada bulan September 2012 (Tabel 4) dan kedua pada bula Desember 2012 (Tabel 5). Tabel 4 Hasil pengukuran parameter kualitas air Danau Tempe pada bulan september 2012 No Fisika 1 2 3 4 5 6 7 Kimia 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Parameter Satuan 0 Suhu Air Warna Air Bau Conductivity Kakeruhan TSS TDS pH BOD COD Dissolved Oxigen (DO) T-Phosfat (P) Amoniak (NH3) - Nitrit (NO2 ) Nitrat (NO3-N) Sulfat (SO4) S sebagai H2S Minyak dan Lemak Fenol Dtergen (MBAS) Pb (Timbal) Cd (Kadnium) Cu (Tembaga) Zn (Seng) Fe (Besi) Mn (Mangan) Kalsium (Ca2+) Magnesium (Mg) - Khlorida Cl Karbondioksida (CO2) OD LOKASI PENGAMBILAN SAMPEL AIR SW SB SL CD BB Baku Mutu Kelas II 27.90 27.80 28.00 28.00 29.90 28.00 Deviasi-3 UnitsPtCo/Colour 241.00 48.00 539.00 128.00 161.00 50.00 25 TB TB TB TB TB TB µmhcs/cm 1,194.00 1,842.00 1,492.00 2,610.00 1,051.00 1,450.00 1500 nTU 34.50 38.90 37.40 35.90 35.90 37.80 15 mg/L 42.00 9.00 97.00 28.00 21.00 10.00 50 mg/L 556.00 870.00 700.00 1,250.00 490.00 680.00 1000 C mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L µg/L µg/L µg/L mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L 7.32 7.04 6.20 7.70 0.31 0.00 0.04 0.03 4.46 0.003 tt tt tt tt tt tt 1.126 1.05 0.05 70.07 40.04 12.40 6.00 7.22 7.32 7.24 8.00 5.76 4.80 12.40 8.30 3.30 14.70 6.10 4.80 0.31 0.34 0.80 0.00 0.00 0.00 0.02 0.08 0.03 tt 0.56 0.73 4.04 6.96 4.63 0.003 0.003 0.002 tt tt tt tt tt tt tt tt tt tt tt tt tt tt tt tt tt tt 0.053 0.006 0.017 0.08 2.25 0.16 tt tt tt 124.12 78.08 158.16 46.05 54.05 76.08 17.80 14.20 24.90 2.00 2.00 4.00 7.44 3.20 6.20 4.50 0.45 0.01 0.07 0.05 2.45 0.004 tt tt tt tt tt tt tt 2.09 tt 68.07 32.03 12.40 2.00 7.42 4.80 6.20 5.10 0.39 0.00 0.80 0.18 1.25 0.004 tt tt tt tt tt tt tt 1.71 tt 4.00 42.04 19.50 4.00 6.0 – 8.5 3 25 4 0.2 0,06 10 0.002 800 1.00 150 0,03 0,01 0,02 0,05 - Tabel 5. Hasil pengukuran parameter kualitas air Danau Tempe pada bulan Desember 2012 No Parameter Satuan Parameter Fisika o 1 Suhu C 2 Colour UnitsPtCo/Colour 3 Bau 4 Conductivity µmhcs/cm 5 Kekeruhan NTU mg/L 6 TSS mg/L 7 TDS Parameter Kimia 8 pH ▬ mg/L 9 BOD mg/L 10 COD mg/L 11 Dissolved Oxigen (DO) mg/L 12 Phosphat (PO4) mg/L 13 Amoniak (NH3) OD LOKASI PENGAMBILAN SAMPEL AIR SW SB SL CD BB Baku Mutu Air Kelas II 25.5 81 TB 1393.0 98.14 10.0 681.0 25.9 64 TB 1758.0 38.49 10.0 866.0 25.5 192 TB 1158.0 62.60 24.0 565.0 25.7 49 TB 1332.0 20.05 5.0 651.0 25.7 25.8 535 10 TB TB 1949.0 1074.0 244.00 21.41 52.0 4.0 966.0 523.0 Deviasi-3 6.10 0.76 12.4 4.1 0.72 6.70 1.34 8.3 3.8 0.53 6.93 0.25 31.0 3.6 0.48 6.84 3.35 8.3 6.8 0.39 6.88 0.40 2.1 3.5 0.89 6.90 0.32 37.2 3.9 0.67 6.0 – 8.5 3 25 4 0.2 0.005 0.001 0.002 0.003 0.006 0.002 25 1500 15 50 1000 14 Nitrit (NO2) mg/L 0.127 0.064 0.114 0.041 0.137 0.168 0,06 15 Nitrat (NO3) 16 Sulfat (SO4) mg/L 0.18 0.12 0.12 0.05 0.08 0.03 10 mg/L 26.93 5.12 10.40 3.09 32.36 3.63 - 17 S sebagai H2S mg/L 0.015 0.005 0.011 0.009 0.015 0.010 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 µg/l µg/l µg/l mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L tt tt tt tt tt tt tt tt tt tt tt tt 0,03 tt tt tt tt tt 0,234 90069.00 0,014 7.64 1.40 3.68 0,468 0,117 0,117 22.02 14.01 4.00 4.00 8.01 10.01 3.6 5.3 3.6 4.0 4.0 4.0 tt tt tt tt tt 0,043 0,169 1.32 tt tt tt tt tt tt 0,091 5.23 0,104 12.01 10.01 3.6 6.0 tt tt tt tt tt tt 0,063 1.40 0,312 20.02 6.01 3.6 4.0 0.002 800 1 100 0,03 0.01 0.02 0.05 - Minyak & Lemak Phenol Detergen (MBAS) Timbal (Pb) Kadmium (Cd) Tembaga (Cu) Zeng (Zn) Iron (Fe) Mangan (Mn) Kalsium (Ca2+) Magnesium (Mg) Khlorida(Cl‾) Carbon Dioxide (CO2) 16.02 6.01 5.3 4.0 KRSIMPULAN DAN SARAN ∆[𝑃]𝑑 untuk Oligotrofik mg/m3 Kesimpulan Penetapan status alokasi danau Tempe dengan mengambil parameter Total-P dan Total-N sebagai referensi menghasilkan temuan sebagai berikut: Status trofik danau Tempe berdasarkan nilai Total-P tergolong ke dalam Hipertrofik. Alokasi beban pencemar danau Tempe, jika memenuhi kriteria: Eutrofik: La Eutrofik = 740.613 kg P/tahun Mesotrofik: La mesotrofik = 222.184 kg P/tahun Oligotrofik: La Oligotrofik = 74.061 kg P/tahun Status trofik Danau Tempe menunjukkan dampak adanya beban unsur Phosfat yang memasuki perairan danau maupun Phosfat hasil pelapukan biota akuatik yang terjadi di dalam danau dan tertampung di dalam badan air. Seandainya dilakukan pengelolaan lingkungan, maka Danau Tempe dapat ditingkatkan ke status Eutropik, atau Mesotrofik, atau bahkan Oligotrofik, maka: Alokasi beban pencemar ∆[𝑃]𝑑 ditetapkan setara dengan nilai kritis status trofik: ∆[𝑃]𝑑 untuk Eutrofik = 100 mg/m3 ∆[𝑃]𝑑 untuk Mesotrofik = 30 mg/m3 = 10 Status trofik Danau Tempe saat ini berdasarkan nilai Total-N adalah oligotrofik. Alokasi beban pencemaran NDAS = 178 mg/m3. Maka daya tampung beban pencemaran air parameter Total-N pada air danau diperoleh sebagai berikut: La Eutrofik = 12.010.275 kg P/tahun La mesotrofik = 3.493.225 kg P/tahun La Oligotrofik= 2.752.612 kg P/tahun Alokasi beban pencemaran akibat kegiatan keramba jaring ikan tidak dihitung, karena tidak terdapat kegiatan yang demikian di Danau Tempe. Perhitungan beban pencemaran Danau Tempe hanya didasarkan pada parameter Total Phosfat. Kekeruhan air yang tinggi oleh padatan tersuspensi dan padatan terlarut akan menghambat penetrasi cahaya matahari menembus ke dalam kolom air sehingga perkembangan fitoplankton berkurang. Fitoplankton dan mikroalga lainnya merupakan biota akuatik yang efektif mengurangi kelarutan Phosfat di dalam perairan. 2. Saran Pada penelitian selanjutnya penulis sarankan, sebaiknya dilakukan perhitungan beberapa parameter selain dari total phosfat agar didapatkan nilai alokasi beban pencemaran yang lebih berfariatif dan lebih tepat. DAFTAR PUSTAKA Odum, Barus, T. A. 2007. Keanekaragaman Hayati Ekosistem Danau Toba dan Upaya Pelestariannya, Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap dalam Bidang Limnologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara. Odum, E.P., G. W. Barrett., 2005. Fundamentals of ecology. 5th Edition. Thomson Learning, United State. Boyd, C., 1991. Water quail ty management for pond fish culture. Elsevier Scientific Publishing Company. New York. Badruddin Machbub, 2010. Jurnal Sumber Daya Air, Vol 6. No 2 November 2010. Chambers, K. L. 1970. Biochemical coevolution. Twenty-ninth Biology Colloquium, Oregon state, University Press. Eugene. Effendi, Hefni. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelola Sumber Daya dan Lingkungan Perairan. Yogyakarta: Kanisius Golterman, H.l., 1975. Physiological limnology: An approach to the physiology of lake ecosystems. Elsevier Scientific Publishing Company. Amsterdam Oxford –New York. McComas. S., 2003. Lake and Pond Management: Guidebook. Lewis Publishers. E.P. 1994. Dasar-dasar Ekologi Edisi Ketiga. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Puslit, Limnologi LIPI, limnologi.lipi.go.id 2011, Putri, Dwi, H.A. 2011. Perbandingan Komposisi Jenis, Catch Per Unit Effort (CPUE) dan Ukuran Panjang Baku Ikan yang Tertangkap Dengan Bubu Konde di Danau Tempe (Wajo, Soppeng dan Sidenreng Rappang). http://cariebooks.com/pdf/skr ipsi-andi-hertanti-dwi-putripdf-unhas repositoryuniversitas.html, (di akses 17 Juli 2013) Setiadi, D. 1989. Dasar-dasar Ekologi. Pusat Antar Ilmu Hayat. IPB. Thornbury, W.D., 1969. Principle of Geomorphology, Second Edition. John Wiley & Sons, New York Wetzel, R.G. dan G.E.Likens, 1979. Limnological Analysis. Pustaka Sinar Harapan. Jakarta. Wickins, J.F., 1976. Prawn biology and culture ocean. Mar. Bion, Ann. Rev. (14) : 435 – 507.