Huber Yaspin Tandi & Andi Imrah Dewi: Pendidikan Karakter: Konsep, Implementasi Dan Pengembangannya di Sekolah Dasar di Kota Palu Pengembangan Pembelajaran Seni Tari Dan Drama Pada Program Studi PGSD, FKIP, Universitas Tadulako 1 Huber Yaspin Tandi & 2Andi Imrah Dewi 1 Dosen PGSD, FKIP, UNTAD 2 Dosen PGSD, FKIP, UNTAD Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, UNTAD Abstrak Penelitian ini bertujuan: bagaimana bentuk pedoman produk pengembangan perangkat pembelajaran seni tari dan drama pada prodi PGSD. Dimana penelitian ini merupakan penelitian pengembangan untuk menghasilkan produk perangkat pembelajaran pada mata kuliah seni tari dan drama.penelirian ini mengunakan sampel total dari keseluruhan populasi yang di angkat metodelogi penelitian Develop (Pengembangan) berdasar pada tahap yang telah di susun dalam Diagram Alur Pengembangan Perangkat Pembelajaran diadaptasi dari Thiangarajan, Semmel and Semmel (1974; 5 – 11), tehnik pengumpulan data Berdasarkan peta konsep yang telah disusun sebelumnya, maka analisis yang di gunakan meliputi : 1) Analisis Struktur Isi 2) Analisis Prosedural 3) Analisis Tujuan Pembelajaran. Berdasarkan Hasil Penelitian ini termasuk penelitian pengembangan, mengacu kepada Borg and Gall dalam Sugiyono (2007; 9) bahwa penelitian dan pengembangan (R&D) merupakan penelitian yang digunakan untuk mengembangkan atau memvalidasi produk-produk yang digunakan dalam pendidikan dan pembelajaran.sehingga dapat di lihat bahwa perangkat pembelajaran yang di hasilkan dalam penelitian ini akan memberikan hasil produk yang lebih baik berdasarkan mutu dan kualitas perangkat pembelajaran pada mata kuliah seni Tari dan Drama Kata Kunci: Pengembangan Pembelajaran, Seni Tari dan Drama Pendahuluan Mahasiswa program studi pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) diharapkan memiliki keterampilan di bidang seni agar dapat memberikan arahan dalam proses belajar mengajar dalam bidang seni budaya, sehingga proses pembelajaran pada mata kuliah pada seni tari dan drama merupakan salah satu mata kuliah wajib yang ada di kurikulm strata S1 dalam meningkatkan kualitas dan mutu pembelajaran. Mahasiswa perlu dibekali pengetahuan tentang mata pelajaran seni tari dan drama karena di tingkat SD ada mata pelajaran muatan lokal tentang seni budaya maka dari itu mahasiswa PGSD perlu menguasai materi pembelajaran seni tari dan drama sehubungan dengan hal tersebut diatas maka mahasiswa perlu menambah pengetahuan mereka tentang arti kata kebudayaan yang penuh dengan corak dan warna, perbedaan budaya menjadi dasar akan kebangsaan kita yang sangat majemuk, hal tersebut Jurnal DIKDAS, No.1, Vol.1, September 2012 Huber Yaspin Tandi & Andi Imrah Dewi: Pendidikan Karakter: Konsep, Implementasi Dan Pengembangannya di Sekolah Dasar di Kota Palu merupakan langka yang perlu kita lestarikan dan di kembangkan pada setiap wilayah walaupun di tiap wilayah tersebut memiliki perbedaan sukubangsa khususnya di wilayah Indonesia seperti Bali, Jawa, Padang, Kalimantan, Sulawesi dan lainnya tentu saja sesuai dengan aturan adat istiadat yang ada di daerah tersebut.kebudayaan dapat kita lihat dari beberapa unsur yang terdiri dari :aturan yang berlaku di daerah yang berhubungan dengan adat istiadat tersbut, terlihat dari segi kostum, tari, musik pada masing–masing daerah yang memiliki cirri khas/Etnik dan karakter budaya yang sangat kuat dan kental. Pendidikan seni tari dan drama adalah salah satu keterampilan yang diacarakan kepada mahasiswa sebagai salah satu mata kuliah yang memiliki dampak yang sangat positif bagi perkembangan seni dan memiliki keunikan, kebermaknaan, dan kebermanfaatan terhadap kebutuhan perkembangan peserta didik, yang terletak pada pemberian pengalaman estetik dalam bentuk kegiatan berekspresi/berekreasi dan berapresiasi melalui pendekatan : “Belajar dengan seni”, “Belajar melalui Seni”, dan “Belajar tentang Seni”, Peran ii tidak dapat diberikan oleh mata pelajaran ini. Pendidikan seni tari dan rama memiliki sifat multilingual, multidimensional, dan multicultural. Multilingual bernakna pengembangan kemampuan mengekspresikan diri secara kreatif dengan berbagai perpaduannya. multidimensional bermakna pengembangan beragam kompetensi meliputi konsepsi (Pengetahuan, Pemahaman, Analisis, Evaluasi). Apresiasi, dan kreasi dengan cara memadukan secara harmonis unsur estetika, logika, kinestetika, dan etika.Sifat yang terkandung pada makna pendidikan seni menumbuh kembangkan kesadaran dan kemampuan apresiasi terhadap beragam budaya nusantara dan mancanegara. Hal ini merupakan wujud pembentukan sikap demokratis yang memungkinkan seseorang hidup secara beradab serta toleransi dalam masyarakat dan budaya yang majemuk. Seni memiliki peran dalam keterampilan, pembentukan pribadi peserta didik yang harmonis dengan memperhatikan kebutuhan perkembangan anak dalam mencapai multikecerdasan yang terdiri atas keserdasan intrapersonal, intrapersonal, visual spasial, musical, linguistic, logic matematik, naturallis serta kecerdasan adversitas, kecerdasan kreativitas, kecerdasan spiritual dan moral kecerdasan emosional dari penjelsan teori yang ada seperti yang terdapat pada mata kuliah pendidikan seni musik, pendidikan seni rupa dan pendidikan seni tari dan drama memiliki ke khasan tersendiri sesuai dengan kaidah keilmuan masig–masing. Dalam pendidikan seni budaya, aktivitas Jurnal DIKDAS, No.1, Vol.1, September 2012 Huber Yaspin Tandi & Andi Imrah Dewi: Pendidikan Karakter: Konsep, Implementasi Dan Pengembangannya di Sekolah Dasar di Kota Palu berkesenian harus menampung kekhasan tersebut yang tertuang dalam pemberian pengalaman mengembangkan konsepsi, apresiasi, dan kreasi. Semua ini diperoleh melalui upaya eksplorasi elemen, prinsip, proses, dan teknik berkarya dalam konteks budaya masyarakat yang beragam. Mata kuliah seni tari dan drama tentu saja banyak di pengaruhi oelh budaya tradisi baik dari dalam maupun luar, namun Indonesia masih tetap eksis pada budaya yang sudah ada sejak saman prasejarah semua dapat terlihat dari pelestarian budaya tersebut, tentu saja akan terus trjaga jika para masyarakat sadar betul akan budaya dan terus menjaga lewat berbagai acara adat – istiadat baik lewat prosesi adat, tari, musik, drama, rupa yang tentu saja banyak berbicara tentang pengembangan dan prospek seni di bidang pendidikan sekaligus seni dpat menanamkan pendidikan karakter bagi perkembangan anak bangsa. Dalam dunia seni banyak hal dan langkah – langkah yang perku di perhatikan agar proses yang kita terapkan pada peserta didik merupakan sesuatu yang menarik dan penuh dengan sesuatu yang baru (Inovatif). Karena di dalam pengembangan tersebut kita akan diperhadapkan oleh berbagai problem dalam menyalurkan dan menerapkan ide–ide mereka yang terkadang sulit kita tangkap seperti apa keinginan mereka apa sudah sesuai dengan apa yang mereka pikirkan. Hal–hal yang sering muncul dalam benak setiap mahasiswa kadang sulit mereka ungkapkan apa menjadi keinginan mereka agar tidak terjadi benturan dalam hal melakukan proses pembelajaran di dalam pengembangan pembelajaran yang akan di sampaikan dengan demikian strategi itu menjadi hal yang terpenting di dalam mengarahkan mahasiswa untuk dapat berproses lebih baik. Dalam penelitian ini memiliki tujuan untuk membuat ghasil dalam berupa produk pengembangan proses pembelajaran seni tari dan drama agar jauh lebih baik dan terarah dan adapun produk yang akan dihasilkan sebuah produk 1). Pedoman pengajaran dosen. 2). Pedoman belajar mahasiswa. 3). Bahan ajar dianggap penting dan diperlukan sebagai dasar untuk penyempurnaan dalam proses pembelajaran yang berlangsung pada mata kuliah seni tari dan drama dapat berjalan dengan baik dan hasil belajar mahasiswa meningkat peneliti marasa perlu menata konsep pengembangan pembelajaran. Kajian Pustaka Pengertian Pengembangan Jurnal DIKDAS, No.1, Vol.1, September 2012 Huber Yaspin Tandi & Andi Imrah Dewi: Pendidikan Karakter: Konsep, Implementasi Dan Pengembangannya di Sekolah Dasar di Kota Palu Jika kita mencoba memperhatikan berbagai pengembangan yang ada, maka pertanyaan yang timbul apakah sesungguhnya pengembangan tersebut? adalah sesuatu perangkat pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan panduan pengajaran yang telah tersusun secara jelas. Pengembangan adalah suatu kerangka kerja untk melakukan tindakan, atau sesuatu kerangka berfikir menyusun gagasan, yang beraturan, terarah dan terkonteks, yang relevan dengan maksud dan tujuan. Secara ringkas, sesuai dengan system dan aturan. Karena berupa perangkat maka pengembangan merupakan seperangkat di dalam unsur–unsur yang membentuk satu kesatuan. Unsur pengembangan, konsep perangkat pembelajaran, cara pendekatan persoalan, dan rancang bangun atas data (Data Base). Dari penjelasan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa pengembangan penelitian adalah kegiatan mengkaji suatu masalah secara teliti dan teratur, dengan cara menyusun gagasan yang terarah dan terkonsep untuk memecahkan permasalahan atau pertanyaan yang hidup dan berguna bagi masyarakat atau peneliti itu sendiri. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pengembangan adalah suatu proses pengembangan perangkat yang digunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam kegiatan pembelajaran, pengembangan sangat diperlukan oleh dosen untuk mencapai tujaun ingin dicapai. Pembelajaran dapat bermanfaat dalam hal ini terletak pada acuan yang digunakan sehingga dapat membangkitkan motivasi belajar. 1. Tari Dasar tari adalah gerak. Gerak terjadi karena adanya perpaduan antara fungsi– fungsi tubuh, seperti perpaduan fungsi otak memerintah saraf motorik untuk menggerakkan otot jari, mata, tangan, ataupun kepala dan kaki. Dalam sebuah tarian antara tubuh, gerak, dan komposisi tari tidak dapat dipisahkan dengan gerak, tenaga, ruang, waktu. Gerak didalam tari bukanlah gerak seperti dalam kehidupan sehari – hari. Gerak tari adalah gerak yang telah mengalami perubahan atau proses stilasi dari gerak wantah (Asli) ke gerak murni dan gerak maknawi. Gerak wantah yang telah mengalami stilasi itu akhirnya dapat dilihat dan nikmati karena menjadi gerakan yang memiliki nilai estetika (gerak murni dan maknawi). Dalam dunia tari kita kenal adanya dua bentuk tari, yakni tari representasional adalah gambaran suatu pengertian atau maksud tertentu secara jelas dan memerrankan took tersebut berdasarkan perannya contoh Gatotkaca dan tari non representasional adalah mengandung gerak murni dan maknawi adapun karakter gerak terdiri dari maskulin dan feminine berdasar pada Jurnal DIKDAS, No.1, Vol.1, September 2012 Huber Yaspin Tandi & Andi Imrah Dewi: Pendidikan Karakter: Konsep, Implementasi Dan Pengembangannya di Sekolah Dasar di Kota Palu konsep gerap tarinya. Melakukan gerak membutuhkan namanya tenaga dan energy yang harus tersalurkan dari dalam tubuh untuk memunculkan karakter atau penjiwaan seseorang yang sedang menari. Tentang watak dinamika keras dan lembutnya yang semuanya disalurkan melalui espresi gerak yang meliputi intensitas berkaitan dengan kualitas tenaga dalam tarian yang menghasilkan tingkat ketenangan gerak dan akses/tekanan muncul ketika gerakan dilakukan secara tiba–tiba dan kontras, kualitas berkaitan dengan cara penggunaan atau penyaluran tenga. Unsur ruang sebagai ruang yang diciptakan oleh penari dan ruang pentas tempat penari melakukan gerak yang dibatasi oleh imajinasi dalam unsur ruang terkandung aspek –aspek garis, volume, arah, level dan focus dan unsur waktu memiliki tempo, ritme dan waktu yang tentu saja harus di perhitungkan dalam konsep garap. 2. Proses Pencipta Tari Merupakan langka awal yang tepat di lakukan dengan cara eksplorasi improvisasi, evaluasi dan forming (pembentukan gerak) agar mampu melakukan kreativitas dalam menyusun suatu karya tari sederhana bagi anak usia SD. Diperlukan yang namanya proses penyusunan suatu gerak tari yang memiliki tahapan yang perlu dilewati sehingga terjadinya sebuah proses berkarya. Antara lain: Proses kerja studio atau laboratorium. Kerja Studio atau biasanya disebut dengan kerja mandiri adalah tahapan ketika anda sebagai piñata tari dilakukan eksplorasi, improvisasi, eavaluasi, dan forming sampai pada penyusunan gerak yang kemudian menjadi suatu bentuk tari; Kerja Kelompok merupakan kerja yang sifatnya koordinatif dengan aspek–aspek estetik yang lain. Aspek estetis meliputi iringan, tata rias, tata busana, dan aspek lain. yang mendukung keutuhan sebuah karya tari 3. Drama. Kata drama berasal dari bahasa Yunani “Draomai”. Drama adalah kesenian yang melukiskan sifat dan sikap manusia dan harus melahirkan kehendak manusia dengan ekting dan perilaku (Jumriah Chang, 2006). Menurut Yahya Ganda (2006: 4) Drama adalah sebagai tontonan yang disajikan di gedung pertunjukkan dengan pemaparan lakon, dapat pula dikatakan sebagi adegan, permainan, gagasan yang mengandung bahan- bahan dramatik. 1) Fungsi Drama. Seni drama hendaknya hanya dipergunakan sebagai tontonan hiburan belaka. Meskipun sebagai alat pencari uang hendaknya jangan meninggalkan niali seninya. Jurnal DIKDAS, No.1, Vol.1, September 2012 Huber Yaspin Tandi & Andi Imrah Dewi: Pendidikan Karakter: Konsep, Implementasi Dan Pengembangannya di Sekolah Dasar di Kota Palu Seni drama yang hanya mengutamakan sebagi tontonan hiburan semata–mata dapat merendahkan niali seninya. Pengetahuan akan watak–watak manusia yang dapat kita petik dari drama sangat bermanfaat untuk menghargai dan mengerti watak–watak orang lain dalam masyarakat. Disamping itu, dapat memperkaya dan memperkokoh batin sendiri. kekokohan batin amat diperlukan dalam pergaulan di masyarakat agar kita dapat menentukan sikap dan tindakan kita dan yang lebih penting dalam drama yaitu nilai – nilai pendidikan untuk mempertiggu sifat kemanusiaan. 2) Karakteristik Drama Seni drama mempunyai karakteristik khusus, yaitu berdimensi sastra dan berdimensi seni pertunjukan. sebagai salah satu gender sastra drama dibangun dan dibentuk oleh unsur–unsur sebagaimana terlihat pada gender sastra lainnya, terutama fiksi secara umum. Fiksi terdapat unsur yang membentuk dan membangun dari dalam karya itu sendiri (intrinsic) dan unsur yang mempengaruhi penciptaan karya yang tentunya berasal dari luar karya (Ekstrinsik). Dengan demikian kapasitas drama sebagai karya sastra haruslah dipahami bahwa drama itu tidak hadir begitu saja. Sebagai karya kreatif kemunculannya disebabkan oleh banyak hal kreativitas pengarang dan unsur realitas yang objektif (kenyataan semesta) sebagai unsur ekstrinsik mempengaruhi penciptaan drama. Sedangkan dari dalam karya itu sendiri cerita dibentuk oleh unsur – unsur penokohan, alur, latar, konflik tema dan amanat serta aspek gaya bahasa. Drama dalam kapasitas sebagai seni pertunjukan hanya dibentuk dan dibangun oelh terlaksana dan terselenggaranya. 3) Klasifikasi Drama. Menurut Waluyo (2001: 39) kalsifikasi drama didasarkan atas jenis stereotip dan tanggapan manusia terhadap hidup dan kehidupan. Seorang pengarang drama dapat menghadapi kehidupan ini dari sisi yang menggembirakan dan sebaliknya dapat juga dari sisi yang menyedihkan. Dapat juga seseorang memberikan variasi antara sedih dan gembira, mencampurkan dan sikap itu karena dalam kehidupan yang ril, manusia tidak selalu sedih dan tidak selalu gembira. Karya yang mampu memadukan dua sisi sikap hisup manusia itu dipandang merupakn karya yangblebih baik karena kenyataan hidup yang kita jumpai memang demikian adanya. Atas dasar itulah, maka drama dapat diklasisfikasikan menjadi 4 bagian yaitu : 1. Tragedi (Drama duka atau duka cerita) 2. Melodrama. Jurnal DIKDAS, No.1, Vol.1, September 2012 Huber Yaspin Tandi & Andi Imrah Dewi: Pendidikan Karakter: Konsep, Implementasi Dan Pengembangannya di Sekolah Dasar di Kota Palu 3. Komedi. 4. Dagelan (Farce). Menurut WS. HAsanuddin (1996: 76) bahwa unsur – unsur drama sebagai seni sastra meliputi : Penokohan dan perwatakan, latar cerita, rangkaian cerita, tema cerita dan penggunaan gaya bahasa. Sedangkan Unsur – unsur drama sebagai seni pertunjukkan meliputi: komposisi pentas, tata bsana (kostum). tat arias. pencahayaan dan tata suara. 5. Apresiasi Tari dan Drama. Tari tradisional ada karena lahirnya peradaban manusia yang secara turun – temurun mewariskan karya tari pada keturunannya. Karya tari tradisional diakui keberadaannnya karena mampu mengadaptasi lingkungan diman karya tari itu hidup dan berkembang. Tari tradisional secara jelas dapat dibedakan menjadi dua, yakni ; pertama tari tradisional secara jelas dapat dibedakan menjadi dua, yakni ; pertama tari tradsional kerakyatan dan kedua tradisional yang disebut klasik. Tari tradisional kerakyatan adalah tari tradisional yang hidup berkembang dilingkungan pedesaan atau diluar tembok iatana. Tari tradisional klasik adalah tari tradisional yang hidup dan berkembang di lingkungan istana atau kraton. Sedangkan seni kerakyatan lebih dikenal masyarakat di daerah pedesaan. Perbedaan karakteristik dua jenis tari tersebut dapat kita lihat lebih rinci dalam bagan berikut ini. Aspek Tari Tari Kerakyatan Tari Klasik 1. Gerak Sederhana Rumit 2. Iringan Monoton (Ejeg) Variatif (Dianamis) 3. Kostum Sederhana Variatif/Rumit 4. Rias Alami (Natural) Karakter (Wayang) 5. Cerita Legenda/Sejarah/Mitos Ramayana/Mah abarata 6. Koregrafi Sederhana Variatif Jurnal DIKDAS, No.1, Vol.1, September 2012 Huber Yaspin Tandi & Andi Imrah Dewi: Pendidikan Karakter: Konsep, Implementasi Dan Pengembangannya di Sekolah Dasar di Kota Palu Dari perkembangan sejarah seni pertunjukan menunjukan bahwa kehidupan seni pertunjukan tradisional kerakyatan semakin mendapatkan tempat di hati masyarakat luas. 1. Materi Apresiasi. Untuk memperkenalkan tari sejak usia dini perlu diperkenalkan dulu dengan asal mula gerak yang kemudian menjadi tari. Gerak dalam tari kita kenal ada dua jenis. Pertama, Gerak murni dan kedua, gerak maknawi. Gerak murni adalah gerak yang masih Wantah apa adanya, sedangkan gerak maknawi gerak yang sudah memiliki makna atau tujuan tertentu. Berawal gerak wentah (Murni)) kemudian menjadi gerak maknawi itu adalah proses terbentuknya sebuah karya tari ylebih dikenal dengan proses stilasi. Sebagai contoh atau gambaran dari proses itu misalnya orang berjalan, jika mengalami distrosi kemudian stilasi akan terwujud sebuah gerak dalam tari jawa yang disebut Tayungan. Tayunganmerupakan suatu ragam berjalan untuk tari jawa. Untuk memberi pengenalan awal tentang tari, anak perkenalkan pada tema – tema tertentu yang dapat diterima dan diingat dengan cepat, sehingga anak akan senang terhadap sebuah karya tari. Tema tarian anak sebaiknya diambilkan dari tema – tema yang akrab dalam kehidupan binatang, dunia tumbuhan, alam lingkungan sekitar, dunia sekolah, permainan–permainan, dan budaya sekitar. Tari – tari tersebut bertitik tolak dari apa yang biasa dillihat, didengar, dan dialami sendiri. Pengenalan pertama dapat dialami oleh peserta didik melalui pengenalam binatang (kucing atau kupu – kupu) yang ada disekitar lingkungan. Tema bintang ini sangat luwes dapat diperkenalkan pada peserta didik. Misalnya dari kupu – lupu. Hampir disetiap tempat kupu –kupu dapat ditemukan. Dari gerak – gerik kupu –kupu inilah kita bias mengembangkan bentuk gerak yang telah distilasi sedemikian rupa sehingga dapat menjadi sebuah gerak tari kupu – kupu yang indah dan mudh diperagakan. 2. Apresiasi Drama Seni drama berasal dari kata Yunani Draomai yang berarti berbuat berlaku, bertindak drama merupakan lakon yang menyedihkan , mengerikan sehingga dapat diartikan sandiwara tragedy yang mengerikan sehingga dapat diartikan sandiwara tragedy yang menganut 4 prinsip M yaitu : Jurnal DIKDAS, No.1, Vol.1, September 2012 Huber Yaspin Tandi & Andi Imrah Dewi: Pendidikan Karakter: Konsep, Implementasi Dan Pengembangannya di Sekolah Dasar di Kota Palu a. Menghayal disini untuk pertama kali manusia atau pengarang menghayalkan kisah yang bersumber dari inspirasi (ideal) b. Menuliskan pengarang menyusun kisah yang sama dengan ide yang sama kedalam tulisan. c. Memainkan kisah yang sama untuk ketiga kalinya, disini actor dan aktris yang beroperan di atas pentas. d. Menyaksikan penonton meyaksikan kisah di atas panggung. Perbedaan istilah drama, komedi, teater dan sandiwara. a. Teater Sementara orang mengartikan bahwa taeater sebagai gedung pertunjukkan adapula yang mengartikan sebagai panggung secara oti,ologi teater adalah gedung pertunjukkan dalam arti yang luas dimana segala aktifitas tomtonan yang terdiri dari wayang. ketoprak, ludruk, lenong dan sejenisnya. Dalam arti yang sempit dapat diartikan sebagai kisah hidup atau kehidupan manusia yang diceritakan di atas pentas dan di saksikan oleh banyak orang. Media digunakan adalah percakapan, gerak, lakon atau dengan layar (dektor) penyajian teater di lakukan berdasarkan naskah yang ada (tertulis) yang meruapakan hasil seni sastra dengan di bantu ilustrasi musik untuk mengisi suasana. b. Drama/Sandiwara/Teneel. Pertunjukan pada dewasa ini snagat laku dalam bahasa internasional di sebut dengan drama atau bahasa kita disebut dengan sandiwara. Kata sandiwara itu belum lama adanya istilah sandiwara dikemukakan oleh KGPA Mangkunegara VII (terlihat RMA Haryawan) pengganti dari istilah Toneel istilah yang dipakai oleh orang Belanda drama adalah kualitas komonikasi, situasi, dan akting. 6. Tujuan Hasil Belajar. Tujuan yang ingin dicapai dalam belajar dapat diperoleh dalam berbagai usaha dan perjalanan yang dapat mengantarkan siswa untuk mencapai hasil. Hasil belajar mencakup semua akibat proses dan pengalaman belajar baik yang berlangsung di dalam ruangan maupun di luar sekolah. Hasil belajar inilah yang disebut dengan prestasi. Belajar dengan arti yan luas adalah proses perubahan tingkah laku yang dinyatakan dalam bentuk penguasaan, penggunaan dan penilaian terhadap atau mengenai sikap dan nilai – nilai, pengetahuan dan kecakapan dasar yang terdapat dalam Jurnal DIKDAS, No.1, Vol.1, September 2012 Huber Yaspin Tandi & Andi Imrah Dewi: Pendidikan Karakter: Konsep, Implementasi Dan Pengembangannya di Sekolah Dasar di Kota Palu berbagai bidang studi atau leboh luas lagi dalam berbagai aspek kehidupan atau kehidupan yang terorganisasi. 7. Prosedur Pengembangan. Penelitian inimenggunakan prosedur yang disesuaikan dengan tahap – tahap penelitian yang pengembangan mengacu kepada pengembangan perangkat pembelajaran dengan model 4-D (Four-D Model) dari Thiagajaran, Semmel dan Semmel (1975; 5) dengan alas an model ini lebih terperinci dan sistematis. Setiap tahap yang akan dilaksanakan diuraikan dengan jelas, dan ditata sedemikian rupa untuk mempermudah peneliti dalam mengikuti langkah – langkah yang telah ditetapkan. Selain itu model Four-D memiliki kelebihan lain dibandingkan dengan dua model lainnya antara lain: (a) Lebih tepat digunakan sebagai dasar untuk mengembangkan perangkat pembelajaran bukan untuk mengembangkan sistem. Pembelajaran, (b) Uraiannya tampak lebih lengkap dan sistematis, (c) dalam pengembangan melibatkan penilaian ahli, sehingga sebelum dilakukan uji coba di lapangan perangkat pembelajaran telah dilakukan revisi berdasarkan penilaian, saran dan masukan para ahli atau validator yang memiliki kompetensi di bidang masing – masing. Model 4-D ini terdiri dari tahap pendefisian (Define), tahap perancangan (design), tahap pengembangan (Develop), dan tahap penyebaran (disseminate). dengan pertimbangan keterbatasan waktu serta karakteristik subjek penelitian, maka pelakasanaan penelitian ini dibatasi hanya sampai pada tiga langkah pertama, sedangkan tahap disseminate tidak dilakukan. Tiga tahap yang dilakukan dimulai dengan Define (pendefinisian) yang bertujuan untuk menetapkan dan mendefenisikan syarat – syarat pembelajaran yang diawali dengan analisis tujuan dari batasan materi yang dikembangkan perngkatnya. Tahap Design (Perancangan) yang bertujuan untuk membuat desain awal perangkat yang mengacu kepada format dan criteria tertentu. Sedangkan Develop (Pengembangan) adalah tahap dimana Jurnal DIKDAS, No.1, Vol.1, September 2012 Huber Yaspin Tandi & Andi Imrah Dewi: Pendidikan Karakter: Konsep, Implementasi Dan Pengembangannya di Sekolah Dasar di Kota Palu Analisis Kurikulum PGSD Analisis Tugas Analisis Konsep Analisis Mahasiswa Analisis Tujuan Pembelajaran Penyusunan Tes Pemilihan Format Rancangan awal Perangkat Pembelajaran (Draf 1) Validasi Perangkat Pembelajaran Revisi I (Draf 2) Ujicoba I Revisi II (draf 3) Ujicoba Perangkat/II Analisis Laporan Gambar 1 Diagram Alur Pengembangan Perangkat Pembelajaran Diadaptasi dari Thiangarajan, Semmel and Semmel (1974; 5 – 11) Selanjutnya prosedur pengembangan pada gambar alur diagram di atas langkah-langkahnya dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Tahap Define a. Analisis Kurikulum PGSD Kurikulum yang digunakan tidak lepas dari visi, misi, dan tujuan penyelenggaraan Program S-1 PGSD seperti yang termuat di dalam proposal Jurnal DIKDAS, No.1, Vol.1, September 2012 Huber Yaspin Tandi & Andi Imrah Dewi: Pendidikan Karakter: Konsep, Implementasi Dan Pengembangannya di Sekolah Dasar di Kota Palu pembukaan. Visi program studi PGSD adalah menjadi program studi PGSD yang unggul, dan mampu menghasilkan calon guru yang memiliki kompetensi,cerdas kreatif, dan bersikap ilmiah dalam melaksanakan togas di sekolah dasar, serta mampu melakukan kerja sama, baik di tingkat regional maupun nasional. Misinya meliputi: a) meningkatkan pembinaan iman dan taqwa di kalangan civitas akademika dengan menciptakan suasana akademik yang kondusif; b) mengelola pendidikan dan pengajaran yang mengutamakan pengembangan ilmu dan teknologi yang berjalan harmonis dengan pembinaan iman dan taqwa; c) melibatkan diri dalam peningkatan kualitas pendidikan SD melalui pengembangan kompetensi guru SD; d) berpartisipasi dalam pengembangan ilmu pendidikan utamanya pendidikan dasar, dalam rangka peningkatan kualitas dan kompetensi pembelajaran di SD. Sementara tujuannya adalah; a) menghasilkan sarjana yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, percaya din, memiliki kemampuan akademik serta dapat menerapkan, mengembangkan teori-teori baru dalam bidang Pendidikan Guru Sekolah Dasar Program S-1; b) mengembangkan dan menyebarluaskan berbagai pengetahuan serta pemanfaatannya untuk memajukan pendidikan ke-SD-an, dan meningkatkan taraf kehidupan masyarakat, memperkaya kebudayaan nasional, dan kesejahteraan umat manusia, serta; c) menyiapkan tenaga guru SD di berbagai jenis pendidikan, dan yang berakhlak mulia dalam menjalankan tugasnya sebagai seorang pendidik. Dengan memandang visi, misi, dan tujuan penyelenggaraan di atas, maka kompetensi yang dipersyaratkan bagi lulusan S-l PGSD Universitas Tadulako adalah 1) Mampu mengelola pembelajaran peserta didik, yang meliputi: pemahaman pada peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik. 2) Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar. 3) Mampu menguasai materi pembelajaran SD secara luas dan mendalam. Untuk mewujudkan tujuan tersebut, maka kurikulum PGSD S-1 Universitas Tadulako disusun dengan struktur sebagai berikut: Tabel Struktur Kurikulum Program S-1 PGSD Universitas Tadulako Jurnal DIKDAS, No.1, Vol.1, September 2012 Huber Yaspin Tandi & Andi Imrah Dewi: Pendidikan Karakter: Konsep, Implementasi Dan Pengembangannya di Sekolah Dasar di Kota Palu NO 1 2 3 4 5 Kelompok Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian (MPK) Keilmuan dan Keterampilan (MKK) Keahlian Berkarya (MKB) Perilaku Berkarya (MPB) Berkehidupan Bermasyarakat (MBB) Total Jumlah SKS 6 89 25 20 6 146 Keterangan Wajib Wajib (Pilihan) Wajib Wajib Wajib Pengembangan perangkat pembelajaran yang dimaksud dalam penelitian ini dilaksanakan dalam pembelajaran untuk mata kuliah yang termasuk di dalam kelompok Mata Kuliah Keilmuan dan Keterampilan (MKK). Kelompok mata kuliah ini berisi mata kuliah-mata kuliah yang relevan dengan tugas mengajar di sekolah dasar dan memperluas kompetensi keilmuan sesuai dengan standar yang ditetapkan dan keunggulan konsentrasi yang kompetitif serta kooperatif dalam penyelenggaraan program studi yang bersangkutan. b. Analisis Mahasiswa Syarat utama untuk menjadi mahasiswa program studi PGSD adalah telah menyelesaikan atau telah menamatkan jenjang pendidikan SMU/SMA dan sejenisnya. Sesuai urutan perkembangan yang dikemukakan oleh Piaget bahwa pada usia ini seseorang telah menjadi manusia dewasa dengan kesiapan menerima segala konsekuensi terhadap segala pilihan yang telah ditetapkan. Oleh karena itu mahasiswa diarahkan pada penguasaan kompetensi lulusan sebagaimana yang dikemukakan oleh Direktorat Ketenagaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi yakni : 1) Kemampuan mengenal peserta didik secara mendalam, yang meliputi penguasaan secara mendalam tentang karakteristik intelektual, sosial, emosional, dan fisik serta latar belakang peserta didik sebagai landasan bagi guru/calon guru agar mampu mengembangkan potensi peserta didik secara optimal. 2) Kemampuan menguasai bidang studi (Matematika, IPA, Bahasa Indonesia IPS, dan PKn), yang meliputi penguasaan substansi dan metodologi bidang ilmu (disrciplinari content knowledge) yang serta kemampuan memilih dan mengemas bidang ilmu tersebut menjadi bahan ajar sesuai dengan konteks kurikuler dan kebutuhan peserta didik (paedagogical content knowledge). 3) Kemampuan menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik, yang meliputi kemampuan merencanakan dan melaksanakan pembelajaran, kemampuan Jurnal DIKDAS, No.1, Vol.1, September 2012 Huber Yaspin Tandi & Andi Imrah Dewi: Pendidikan Karakter: Konsep, Implementasi Dan Pengembangannya di Sekolah Dasar di Kota Palu mengakses (menilai) proses dan hasil pembelajaran, serta kemampuan menindaklanjuti hasil asesmen untuk perbaikan pembelajaran secara keseluruhan. 4) Kemampuan mengembangkan kompetensi profesional secara berkelanjutan, yang menekankan kemampuan guru dalam memanfaatkan setiap peluang untuk belajar meningkatkan profesionalitas sehingga pembelajaran yang dikelolanya selalu mengedepankan kemaslahatan peserta didik. Secara khusus kualifikasi kompetensi Sarjana PGSD FKIP Universitas Tadulako dirumuskan sebagai berikut : 1) Mampu mengelola pembelajaran peserta didik, yang meliputi: pemahaman peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan potensi peserta didik. 2) Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar. 3) Mampu menguasai materi pembelajaran secara luas dan mendalam. 4) Mampu menciptakan iklim pembelajaran yang humanistik didasarkan pada semangat learning to know, learning to do, and learning to live together. 5) Memiliki kompetensi kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, berwibawa, berakhlak mulia dan dapat menjadi tauladan. 6) Mampu membuat solusi dalam mengatasi masalah-masalah yang berkaitan dengan efektivitas kerja di lingkungan masyarakat. Kompetensi yang dipersyaratkan tersebut jelas membutuhkan kemampuan berpikir tingkat tinggi sehingga mahasiswa dapat mengembangkan kemampuan bernalarnya. Dengan demikian mahasiswa dapat memahami gejala-gejala, hubungan-hubungan, konsep-konsep, keterampilan-keterampilan dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan, keterampilan dan sikap sesuai dengan kompetensi yang diharapkan. Hal ini sejalan dengan teori perkembangan Piaget (Suparno, 2000 ; 100) bahwa pada masa ini terj adi : 1) Perkembangan reasoning dan logika dalam memecahkan persoalanpersoalan. 2) Asimilasi dan akomodasi terus berperan dalam pembentukan skema yang lebih menyeluruh. 3) Pemikiran deduktif, induktif, dan abstraktif adalah unsur pokok dalam Jurnal DIKDAS, No.1, Vol.1, September 2012 Huber Yaspin Tandi & Andi Imrah Dewi: Pendidikan Karakter: Konsep, Implementasi Dan Pengembangannya di Sekolah Dasar di Kota Palu pemikiran 4) Pemahaman konsep proporsi dengan baik, penggunaan kombinasi dalam pemikiran, menggabungkan dua referensi pemikiran dan mengerti probabilitas dan unsur permutasiannya. c. Analisis Konsep Analisis konsep merupakan identifikasi dari konsep-konsep utama yang akan diajarkan dan disusun secara sistematis dan utuh. Analisis konsep sangat penting untuk menyusun skenario/alur pembelajaran. Secara sederhana konsepkonsep utama pada mata kuliah Pembelajaran seni tan dan drama digambarkan pada peta konsep berikut: PEMBELAJARAN SENI TARI / DRAMA Pengembangan Desain Pembelajaran Pendidikan seni tari / drama Unsur dasar elemen tari Proses Penciptaan tari Klasifikasi drama Apresiasi tari dan drama Materi dan Pembelajaran Materi fungsi kedudukan seni Materi unsur tari elemen komposisi Pengertian masyarakat seni tradisional dan modern Jenis-jenis pengelompokan tari Gerak, ruang Waktu, musik Penciptaan tari dan drama Langkah-langkah proses penciptaan tari Apresiasi tari dan drama Gambar 2 Bagan Peta Konsep Materi Pembelajaran seni tari dan Drama d. Analisis Tugas Analisis tugas adalah kumpulan prosedur untuk menentukan isi satuan pengajaran (Kemp 1994; 58). Analisis tugas diperlukan untuk merinci tugas mata ajar Jurnal DIKDAS, No.1, Vol.1, September 2012 Huber Yaspin Tandi & Andi Imrah Dewi: Pendidikan Karakter: Konsep, Implementasi Dan Pengembangannya di Sekolah Dasar di Kota Palu (topik/temalpokok bahasan) dalam bentuk garis besar sehingga dapat dirumuskan materi dan tujuan pembelajaran sesuai dengan pokok bahasan yang telah c;ipilih. Berdasarkan peta konsep yang telah disusun sebelumnya, maka analisis tugas meliputi : 1) Analisis Struktur Isi Berdasarkan deskripsi mata kuliah khusus pada topik kajian seni, maka struktur isi meliputi, pengertian fungsi dan seni , jenis-jenis Tari, unsur dalam elemen tari apresiasi seni tari dan drama , klasifikasi drama Analisis 2) Analisis Prosedural Secara prosedural diidentifikasi bahwa mahasiswa diharapkan dapat menuntaskan topik kajian Seni Tari dan Drama melalui 3 (tiga) kali tatap muka di mana setiap tatap muka menghabiskan alokasi waktu 3 x 45 menit atau sama dengan 2.25 jam. Hasil akhir analisis prosedural dituangkan dalam Satuan Acara Pembelajaran (SAP) dan Lembar Kerja Mahasiswa (LKM). e. Analisis Tujuan Pembelajaran Tujuan dari kegiatan ini adalah mengkonversikan hasil analisis konsep dan analisis tugas menjadi tujuan-tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Tujuan pembelajaran dikondisikan sesuai dengan format yang dikeluarkan oleh Dirten Dikti 2007. Tujuan pembelajaran sebagaimana yang dianjurkan oleh Dirten Dikti isinya harus menggambarkan kompetensi umum dan kompetensi khusus yang harus dikuasai oleh mahasiswa setelah menyelesaikan mata kuliah. Namun kompetensi ini masih sangat umum, oleh karena itu perlu dijabarkan ke dalam kompetensi-kompetensi yang langsung berhubungan dengan topik kajian maka perlu dijabarkan ke dalam kompetensikompetensi yang lebih kecil. Untuk mengetahui ketercapaiannya maka diperlukan indikator ketercapaian, agar dapat diukur dan di evaluasi. Sehingga Peneliti dalam hat ini akan menjabarkan tujuan pembelajaran menjadi standar kompetensi dan kompetensi dasar sebagai acuan dalam penyempurnaan Pengembangan konsep pembelajaran. Metode Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian pengembangan, mengacu kepada Borg and Gall dalam Sugiyono (2007; 9) bahwa penelitian dan pengembangan (R&D) merupakan penelitian yang digunakan untuk mengembangkan atau memvalidasi produk-produk yang digunakan dalam pendidikan dan pembelajaran. Jurnal DIKDAS, No.1, Vol.1, September 2012 Huber Yaspin Tandi & Andi Imrah Dewi: Pendidikan Karakter: Konsep, Implementasi Dan Pengembangannya di Sekolah Dasar di Kota Palu Penelitian ini difokuskan kepada bagaimana mengembangkan suatu produk berupa perangkat pembelajaran dosen, mahasiswa, buku ajar dengan menggunakan strategi inkuiri (SPI). Perangkat pembelajaran disusun berdasarkan materi perkuliahan pada Mata Kuliah Seni Tari dan drama. Pengembangan perangkat meliputi SAP, LKM, dan materi ajar, yang disesuaikan dengan kebutuhan mahasiswa dalam proses pembelajaran. Selain itu SPI dimodifikasi sehingga memiliki relevansi dengan upaya meningkatkan kualitas pembelajaran pada Mata Kuliah Seni Tari dan Drama. Penelitian ini juga akan diarahkan pada gejala-gejala yang muncul mengiringi penerapan SPI, seperti aktivitas dan respon mahasiswa, proses pembelajaran dan tes hasil belajar (produk, pengetahuan dan keterampilan). Hasil Penelitian dan Pembahasan Daftar Pustaka Andi imrah dewi, 2010, Deskripsi karya tari dance fashion. program studi pendidikan guru Sekolah Dasar jurusan ilmu pendidikan Fakultas ilmu pendidikan Universitas tadulako. Andi imrah dewi, 2010, Apresiasi Seni Tari dan Drama dalam penerapan metode Demostrasi. C.onny R Semiawan .( 1992 ) Pengembangan Kurikulum Berdefenisiasi jakarta Gramedia. Anne Blom, Lyne and L. Tarin Chaplin. (1988). The Moment of Movement: Dance improvisation. Pittsbrugh: Univercity of Pittsburgh press. Huber Yaspin tandi, 2010 Dasar- Dasar pengembangan Kurikulum Howard Nedel, Myron and Constance Nedel Miller. (1978). The Dance Experience. Readings in Dance Appreciation. New York : Universe book Hajar Pamadhi 9 1994 ) Art Tteaching Center For studies in the kurikulum Victoria Australi: Deakin University. Jumriah Chang, (2006). Pembelajaran Seni Tari. Soedarsono. (1977). Eksetika. Yogyakarta: Akademi Seni Tari Yokyakarta Soedarsono. (1978). Pengantar Pengetahuan dan komposisi Tari. Diktat Yokyakarta: Akademi Seni Tari yogyakarta. Suptami dkk. (1995). Tari Srimpi Glondhong Pring. Skripsi S. Institut Keguruan dan ilmu pendidikan Yogyakarta Semmel dan Semmel (1975). Dalam Pembelajaran Model. WS. Hasanuddin (1996:76). Unsur-UnsurDramaWaluyo (2001). Klasifrlazsi Drama Yahya Ganda (2006). Seni Pertunjukan Jurnal DIKDAS, No.1, Vol.1, September 2012