Uploaded by Dewi Mutamimah

Daswet

advertisement
MATERI KULIAH
Dasar Pengawetan Hasil Perikanan
Prof. Dr. Ir. EDDY SUPRAYITNO. MS
Ir. Titik Dwi Sulistiyati. MP
Ir. Yunita EP. MS
Ir. Angga WP
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU
KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG 2011
Pokok Bahasan
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Pendahuluan
Sifat Bahan Pangan Ikan
Kerusakan Ikan
Pengolahan Ikan Dengan Suhu Tinggi
Pengolahan Ikan Dengan Suhu Rendah
Pengolahan Ikan Dengan Asam
Pengolahan Ikan Dengan Pengeringan
Pengolahan Ikan Dengan Radiasi
Penambahan Ikan Dengan Bahan
Pengawet
10.Pengemasan Ikan
Daftar Pustaka
•
•
•
•
•
•
1. Biochemistry of food by Eskin
2. Pengantar Teknologi Pangan
by FG Winarno
3. Microbiology by Pelscar
4. Biochemistry by deMan
5. Biochemistry by Meyer
MODERN
PENGALENGNAN
PENDINGINAN
RADIASI
PENGAWETAN
PENGOLAHAN
OLAHAN
SORTASI
IKAN
SEGAR
BENIH
BUDIDAYA
PENANGKAPAN
PENGOLAHAN
PENYIMPANAN
NEGATIP
DICEGAH
DIHAMBAT
DIHENTIKAN
KERUSAKAN
FISIS
KHEMIS
MEKANIS
MIKROBIOLOGIS
PERUBAHAN
TRADISIONAL
PENGERINGAN
PENGASINAN
PEMINDANGAN
PENGASAPAN
PERISHABLE FOOD
POSITIP
DIADAKAN
DIPECEPAT
DIATUR
IUU
BARGAINING
POWER
SELLER’S MARKET
SUSTAINABILITY
DOMESTIC
CONSUMPTIO
N
QUALIT
Y
SAFETY
GEOSTRATEG
Y
TRACEABILITY
PERBANKA
N
ENERGY /
INFRASTRUKTU
R
TATA RUANG
LOGISTI
C
PENDUKUN
G LAINNYA
HIGH
QUALITY
TRACEABLE
SAFE
HIGH
VALUE
CONTENT
COMPETITIVE
KEBIJAKAN PENGEMBANGAN P2HP
1. PERMEN KP NOMOR: PER.05/MEN/2008
2. KEP DIRJEN P2HP NOMOR : 88 TAHUN 2009
MENJAMIN KETERSEDIAAN
BAHAN BAKU BAGI UPI GUNA
MENINGKATKAN PRODUK
OLAHAN HASIL PERIKANAN
STRATEGI PENGEMBANGAN P2HP
EKSPOR
PRODUK IKAN
OLAHAN PRIMA
DOMESTIK
INDUSTRIALISASI PENGOLAHAN
DI DALAM NEGERI
KLASTER
PELABUHAN
KEGIATAN /
SUB KEGIATAN
SENTRA
Dasar Pengawetan
1. Pengolahan :
Konsep dasarnya adalah
keanekaraman (diversifikasi)
produk olahan ikan.Bagaimana
membuat bbg macam olahan dng
raw material ikan
Misal : Kerupuk ikan, bakso ikan,
nuget ikan, ikan asin, ikan pindang
dendeng ikan, presto ikan, abon
ikan dll
Pengawetan
• 2.
Pengawetan
Konsep dasarnya adalah bagaimana
membuat olahan ikan dengan tujuan
untuk memperpanjang masa simpan
atau tahan lama atau awet.
Misal : pengeringan, penambahan
asam, pemindangan, pengalengan dll
Pengolahan
• 1. Tradisional
2. Modern
• a. Pengeringan 1. Pengalengan
• b. Pengasinan 2. Pendinginan
• c. Pemindangan3. Radiasi
• d. Pengasapan
• e. Pengasaman
Metode Pengawetan
Bahan Pangan
• 1. Asepsis. Mencegah msk MO
•
kedalam bahan pangan
• 2. Menghilangkan MO. Penyaringan
•
or pencucian
• 3. Destruksi MO. Perlakuan kimia, suhu,
tekanan or tekanan osmosa
• 4. Pengaturan lingkungan hdp MO
•
selama penyimpanan. Control of
•
temperature, water activity or oxygen
•
content
Metode selain asepsis adalah
kombinasi
1. Pengeringan.
Menurunkan KA shg aw bhn pangan rendah
Minimum aw for the growth of selected bacteria
-------------------------------------------------------------------------------
Mold 0,75 - 0,90
Pseudomonas sp 0,94 - 0,96
Bacterium 0,945 - 0,990
Sarcina sp 0,915 - 0,930
Micrococcus 0,905
Salmonella 0,94
Staphylococcus 0,86
Yeast 0,85 - 0,92
2. Penyimpanan Suhu
rendah
3. Destruksi Mikroba
a. Suhu tinggi
b. Pasteurisasi
c. Metode lain: radiasi, listrik,
tekanan, penambahan
senyawa kimia (asam, basa,
logam dan garamnya, H2O2)
Raw Material
•
•
•
•
•
1.
2.
3.
4.
5.
Budidaya
Penangkapan
Penanganan
Pengolahan
Penyimpanan
Protein, NPN
Air
Lemak
Karbohidrat
Vitamin
Mineral
The six element of foods
Musim
Lingkung
an
Seksual
Jenis
Komposisi
Kimia
pengaruh
Anatomi
Kadar Protein
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Sumber energi 4 k.kal/gram
Membangun jaringan baru
Mempertahankan darah tetap netral
Mengatur cairan dan keseimbangan
elektron
C,H,O,N,S,P
Nabati dan Hewani
Enzim rusak karena panas,asam, basa,
goncangan
Kadar Protein ikan 20-30 %
NON PROTEIN
NITROGEN (NPN)
1.Kelompok Teleostei (tlg sejati) 9,2-18,3 %
2.Kelompok Elasmobranchii (tlg rawan) 33-38,6 %
Senyawa yg termasuk NPN.
1. FAA (Free Amino Acids)
2. TMAO (Tri Methyil Amine oxide)
3. Volatile Nitrogen Base (NH3)
4. Creatine (Udang2an = 0)
5. Taurine
6. Betaine (Teleostei > Elasmobranchii)
7. Urea (Elasmobranchii > Teleost)
8. Anserine
9. Carnosine
Ditinjau scr Biokimiawi
•
•
•
•
1.
2.
3.
4.
Creatine phospat
Adenosine diphospat (ADP)
Adenosine triphospat (ATP)
Myoadenylic acid
ikan dan hewan darat
Udang + kerang :
creatine phospat tdk ada
Udang + kerang : banyak mgd
Senyawa komplek dari arginine
dan asam phospat
NITROGEN AMINO BEBAS
1. Ikan kering 1,6-4,7 % dr total N
2. Ikan kecil kering tanpa
disiangi 11 % dr total N
• Kecap ikan NPN 50% dr total N
• Seny Nitrogen monoamino
bebas (misal glysin menimbul
kan flavor spesifik udang dan
cumi2)
• TMAO berperan pada
kemunduran mutu ikan laut or
parameter kesegaran ikan
Tri Methyl Amine Oxide
• 1. Elasmobranchii lebih tinggi
• 2. Kadar dipengaruhi jenis,
tempat hidup & warna daging
• 3. Tdk dijumpai pd ikan tawar
• 4. Daging merah lebih tinggi
• 5. Indikator mutu
• 6. TMAO diubah TMA
Urea
• Ditemukan 1855 Stadler & Fredrick
dlm daging cucut
• Pembentukan di hati bukan daging
• Berfungsi pengatur tekanan osmotik
cairan tubuh ikan
• Selama simpan urea diurai amoni
• ak
Pembentukan urea
• 1. CO2 + NH3
Carbamylphospat
2. Carbamylphospat + ornitin
Citruline
3. Citruline + Aspartat
Arginosuccinate
4. Arginosuccinate
Arginine
5. Arginine
Ornitine + Urea
Volatile Nitrogen Base
• 1. Banyak pada ikan yg lezat
udang dan kerang2an
• 2. Volatile N Base tinggi
menyebabkan daya tahan
elasmobranchii lebih singkat
• 3. Kerang2an kadar monoamino
300 mg/100 g daging
PROTEIN IKAN
• 1. Fibrilar. Larut dlm lar elektrolit
(NaCl,NaHCO3). Kadar 75 % dr total
protein
• 2. Sarcoplasmic. Larut dlm air or garam
lemah. Kadar 16-22 % (dsb albumin)
• 3. Stroma. Tdk lar garam dan air. Tdr jar
penghubung (connective tissue). Kdr 3 %
(Teleostei). 10 % (Elasmobranchii).
Beda dging ikan dan hewan adalah
stroma prot ikan rendah shg lebih lunak
Hidrolisis protein
menghasilkan
•
•
•
•
•
•
•
•
•
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Asam Amino
Peptida
Pepton
NH3
H2S
Merkaptan
Skatol
Cadaverin
Putresein
Mutu Protein
• 1. Parameter Asam Amino
esensial makin lengkap baik
mutunya
2. Parameter NPU, PER, Nilai
Biologi, NDpCal
3. Kuantitatip kadar protein
analisis mtd mikrokjeldal
Leusin
Isoleusin
Triptofan
Valin
AAE
Treonin
Lisin
Metionin
Fenilalanin
Asam Amino Semi
Esensial
• 1. Sistin
• 2. Tirosin
• 3. Arginin
• Esensial untuk Anak2
Histidin
Kadar Air
• 1. Air Terikat
Bound Water
Terikat dgn komponen lain
• 2. Air Bebas
Free Water
Aktivitas kimia dr air (aW)
Kadar air ikan 60-70 %
Water Activity (aW)
• 1. aW = P/Po =ERH/100
P
= Tekanan partial uap air bahan makanan
Po = Tekanan Saturasi Uap Air pd suhu yg sm
ERH = Kelembaban Relatif Seimbang
• 2. Hukum Roult
aW = Mw / (Mw+Ms)
Mw = Jumlah Mol air
Ms = Jumlah mol Zat pelarut
Pengurangan Kadar Air
1. Kenaikan konsentrasi Zat terlarut
2. Viskositas Naik
3. Konsentrasi Substrat naik
4. Perubahan pH
5. Perubahan struktur Enzim
6. Kadar air ikan 60-70 %
aW Minimum syarat
kehidupan mikroorganisme
•
•
•
•
•
•
Organisme
Bakteri
Ragi
Jamur
Bakteri Halofilik
Ragi Osmofilik
aW Minimum
0,91
0,88
0,80
0,75
0,60
Kadar Lemak
•
•
•
•
•
•
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Sumber energi 9 Kkal/gram
Pelarut Vit ADEK
Ekstraksi Dgn Solven Organik
Enzim Lipolitik
Kadar lemak ikan 0,8-20 %
Lemak Ikan PUFA (Poly
Unsaturated Fatty acid)
Fatty Acid
• 1. Saturated Fatty acid
Butirat (C4), Laurat (C12), Miristat
(C14), Palmitat (C16), Stearat
(C18)
• 2. Unsaturated Fatty acid
Miristoleic, Palmitoleic,Oleic acid,
Linoleic acid, linolenic acid,
Arachidonic acid, EPA, DPA, DHA
Arachidonic acid C20.4
Eicosa 5,8,11,14 tetra
Enoic acid
Linoleic acid C18.2
Octadeca 9,12 dienoic acid
Esensial
Fatty acid
Linolenic acid C18.3
Octadeca 9,12,15 trienoic acid
Penamaan Asam Lemak
• 1. Sistem Delta :
Mulai karboksilat
• 2. Sistem Omega :
Mulai Methil
• Perubahan Kimia Lipida :
1. Lokasi
2. Air
3. Panas
4. Radiasi
5. Metal
TRIGLISERIDA
atau LEMAK NETRAL
O
||
CH2-O-C-R1
O
||
CH-O-C-R2
O
||
CH2-O-P-O-X
|
O
JIKA X ganti H
FOSFATIDIC ACID
KHOLIN
-CH2-CH2-N(CH3)3
(LECHITIN)
ETANOLAMIN
CH2-CH2-NH3
GLISEROL
CH2OH-CHOH-CH2OH
HIDROLISIS LEMAK
O
||
CH2-O-C-R1
O
||
CH-O-C-R2 + 3H2O
O
lipase
||
CH2-O-C-R3
TRIGLISERIDA
CH2OH
|
O
CHOH
||
|
+ 3 R-C-OH
CH2OH
ASAM LEMAK BEBAS
GLISEROL
Pseudomonas
Alfa, alfa 1
pH 7-7,2 suhu 33oC
Acromobacter
Alfa, alfa 1
pH7 suhu 37oC
BAKTERI
PENGHASIL
LIPASE
Staphylococcus
Beta
pH 8,5 suhu 45oC
Rhizopus (alfa, alfa1)
pH 5,6 suhu 35oC
Penicillium (alfa, alfa1)
pH 6,2-6,8 suhu 37oC
Aspergillus (Beta)
pH 5,6 suhu 25oC
Geotrichum (Beta)
pH 8,2 suhu 37oC
Jamur penghasil lipase
Karbohidrat
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
1.
2.
3.
4.
Sumber Kalori 4 kkal/g
Berserat = Celulose
Cita rasa makanan
Rasa Halus Makanan
Kasein + karagenan jd halus
Es krim + alginat jd halus
5. Pemberi Warna (karamelisasi)
6. Melancarkan Pencernaan
7. Buah : monosakarida (glukose, fruktose)
8. Penyusun dinding sel (selulose+lignin)
9. Tebu : Sukrose
10.Susu : Laktose
11.Umbi2an : pati
12.Ternak : glikogen
13. Kadar Glikogen ikan 1,0 %
Reaksi Maillard
• Reaksi antara Gula Reduksi +
AA membentuk warna coklat
• Browning reaction
• Glukose=pentahidroksi hexanal
• Fruktose=pentahidroksi
hexanon
Vitamin : seny org dibth pertmbh
& mempertahan hdp, yg scr alami
tdk mampu disintesis melalui
metabolisme
1. Larut air : C (ascorbat, ceritamat) ,antioksi dan alam,
B1(thiamin), B2 (riboflavin),as nikotinat, as folat, B12
2. Larut minyak
Vit A tanaman=provit A (alfa,beta karoten)
A hewan=retinol=vit A alkohol. Satuan vit A IU=USP
(United Stated Pharmacope)
0,3 Mikro g retinol = 0,6 mikro betakaroten
Vit D (tuna 500-30000 SI/100 g) Vit E (toco ferol),
antioksidan pd kecambah
Vit K (senyawa Quinon)
Mineral Ikan
•
•
•
•
1.
2.
3.
4.
Kadar Fe ikan 2 mg/100 g
Beras Fe= 1 mg/100 g
Iod
Zn (oyster 70 mg/100 g, beras
1,3 mg/100 g, gabus 6 g/100 g
Zn pengaruh produksi sperma
• 5. Kadar Mineral ikan 1,8 %
PERUBAHAN IKAN SETELAH MATI
PRERIGORMORTIS
Tubuh ikan kenyal
segar
RIGORMORTIS
Tubuh ikan kaku
POSTRIGORMORTIS
Tekstur lembek
Memperpanjang mutu
kesegaran
• 1. Segera dibunuh
• 2. Dicuci air bersih
• 3. Dibuang isi perut, insang,
lendir
• 4. Menurunkan suhu pusat
daging ikan mendekati 0oC
• 5. Handling cepat, tepat, cermat
FISIS
KHEMIS
MIKROBIOLOGIS
ENSIMATIS
KERUSAKAN IKAN
DEFINISI
Hazard adalah suatu kondisi atau faktor baik
biologis, kimiawi maupun fisik yang dapat
menyebabkan makanan tidak aman dikonsumsi
atau merugikan konsumen
KELOMPOK HAZARD
 Food safety (keamanan makanan)
 Wholesomeness/Quality (Aspek mutu yang
tidak berkaitan dengan keamanan pangan)
 Ekonomic Fraud (Penipuan Ekonomi)
1. BIOLOGIS
2. KIMIAWI
3. FISIK
A. BAKTERI
B. VIRUS
C. PROTOZOA/
PARASIT
Apa yg dibutuhkan oleh mikroorganisme …???




Makanan
Air
Suhu yg cocok
Udara, tanpa udara, udara
yang minim
HAZARD BAKTERI
Jenis – Jenis Bakteri Pathogen
 Salmonella spp
 Clostridium botulinum
 Patogenic Escherichia coli
 Listeria monocythogenes
. Campylobacter jejuni
 Shigella spp.
 Staphylococcus aureus
 Vibrio cholerae
 Vibrio parahaemolythicus
 Vibrio vulnificus
 Yersinia enterocolitica
HAZARD BAKTERI - CONTOH
 Clostridium botulinum
Memproduksi racun yang mempengaruhi sistem
saraf pusat dan dapat menyebabkan pernafasan
pendek, pengelihatan buram, kehilangan
kemampuan gerak dan kematian
 Vibrio cholerae
Menyebabkan sakit perut dan diare
Salmonella spp
• Tumbuh pada suhu <50ºC atau > 47ºC dengan
PH - 4 atau < 11 air bersih/es.
• Sumber kontaminasi berasal dari :
air,minyak,serangga, hewan,daging ikan dll
• Penyakit ditemukan dialam : S.typhi dan bakteri
parathipoid yang disebabkan oleh septimetic dan
produk typhoid yang menyebabkan demam dan
sakit kepala pada manusia.
• Menyebabkan infeksi yang dapat mengakibatkan
kematian.
Campylobacter jejuni
•
•
•
•
Tumbuh pada suhu <3°C atau >50 °C
PH dari 5 –9.5
Kadar garam 30.5% - 4°C
Kontaminasi pada produk mentah yang siap untuk
dimakan.
• Dapat dikontrol dengan menerapkan Good
Manufacturing Practice (GMP) dan Good Handling
Practice (GHP).
• Pada produk perikanan, L. monocytogenes dijumpai
pada produk segar, beku dan pengolahan makanan
laut.
Shigella spp
• Berbentuk gram negatif.
• Hampir 10 % penyakit yang
disebabkan oleh bakeri Shigella spp
• Biasanya terdapat pada hewan
Vibrio parahaemolyticus
• Terdapat di laut, berbentuk pathogen & non
pahtogen.
• Infeksi terhadap organismen ini, karena
konsumsi produk mentah, ikan dan
kekerangan yang mengalami proses
perebusan.
• Menyebabkan penyakit demam dan sakit
kepala.
• Jangka waktu sakit dapa mecapai 2-3 hari.
Vibrio vulnificus
• Terdiri dari bermacam-macam spesis dalam
bentuk plangkton & kerang kerangan
(oysters, clamp and crabs).
• Faktor lingk (PH, kadar garam) berpengaruh
terhadap pengontrolan bakteri V.vulnificus
pada makanan laut.
• Kontaminasi disebabkan oleh konsumsi
makanan laut mentah.
• 50 % meninggal, 70% terinfeksi.
Staphylococcus aureus
• Kontaminasi disebabkan oleh cara penanganan
yang tdk baik dan perubahan suhu.
• 50 – 70 % organisme ini berkembang di alam.
• Hidup di kulit, kelenjar kulit dan bagian tubuh
termasuk selaput lendir, tangan, ludah, hidung
dan rambut (kepala)
• Bakteri ini dapat terjadi pada :
- Makanan laut yang dimasak
- Pengasapan
- Produk lain yang siap untuk dimakan.
• Hidup pada suhu < 6.7ºC atau > 46ºC
• Kadar garam diatas 20 %
• PH < 4.2ºC atau > 9.3ºC
KERACUNAN MAKANAN
AKIBAT MIKROBA PATOGEN
STAPHYLOCOCCUS AUREUS DAN E. COLI,
(SUMBER : MEDIA INDO, 15 -9-2004)
• Bali, 159 orang, Gresik 20 orang dan Bandar Lampung
sebanyak 140 orang.
• Penyebab keracunan, kuman, racun (toxin),bahan kimia,
infeksi virus dan alergi.
• Cara bakteri muncul ;
- Penyediaan makanan yang tidak higienes.
- Makanan yang tidak dimasak dengan
sempurna.
- Makanan yang dibiarkan pada suhu kamar.
JENIS MAKANAN YANG
TERKONTAMINASI
• Susu atau derivat.
• Masakan berlemak.
• Roti, kue basah.
• Makanan laut seperti kerang.
• Daging Ayam, ikan.
• Makanan kaleng yang
kembung/berkarat.
KONDISI PEMICU AKTIFITAS
BAKTERI
•
•
•
•
Makanan mentah.
Makanan beku yang dibiarkan cair pada suasana yang panas.
Makanan kaleng yang terpapar panas selepas dibuka.
Makanan yang basah dan berair yang dibiarkan di tempat yang
panas.
• Buah, sayuran atau daging yang tidak dicuci dengan baik.
• Makanan yang telah tercemar waktu dimasak atau dibungkus.
• Tidak langsung menyimpan makanan yang dibeli.
 Berada di mana-mana
 Berukuran kecil
 Menyebarkan penyakit melalui infeksi
 Dapat bertahan hidup berbulan-bulan
Hepatitis A
Jenis Virus
Pathogen
Norwalk
Umumnya terkandung dalam Shellfish
Virus, Hepatitis A
• Diklasifikasikan dalam kelompok
“Picornaviridae”,
• Dialam terdapat 10 – 100 patikel virus.
• Pada manusia ditemukan klass lgM yang
merupakan anti HAV.
• HAV menginfeksi manusia melalui
kontaminasi oleh air dan makanan
• Kontaminasi pada makanan melalui
tempat-tempat olahan dan umumnya
restoran.
Virus Norwalk
• Termasuk prototipe struktur virus kecil
• Memiliki positif RNA dari 7.5 kb dan
struktur protein kira-kira 60 Kda.
• Pada makanan virus ini tidak dapat
terisolasi,disebakan oleh periode
lamamnya inkubasi.
• Untuk menditeksi virus ini di
pergunakan metode PCR.
Virus
FLU
BURUNG
PROTOZOA
NEMATODA
CESTODA
TREMATODA
 Giardia lamblia, protozoa ini dapat menyebabkan
diare, kram perut, kelelahan, kehilangan berat, dsb.
 Entamoeba histolytica, protozoa penyebab disentri.
 Ascaris lumbricoides, cacing penyebab infeksi usus
dan paru-paru
 Diphyllobothrium latum, cacing pita, menyebabkan
sakit perut, diare, dll
I. BAHAN KIMIA YANG TERJADI
SECARA ALAMI
 Mycotoxins (ex. Alfatoxin)
 Scrombrotoxin (histamin)
 Ciguatoxin
 Mushroom toxins
 Shellfish toxin
- Paralitic shellfish poisoning (PSP)
- Diarrheic shellfish poisoning (DSP)
- Neurotoxic shellfish poisoning (NSP)
- Amnesic shellfish poisoning (ASP)
- Domoic Acid
II. Bahan Kimia yg Sengaja Ditambahkan
• Bahan Pengawet
• Bahan pewarna
• Bahan penambah nutrisi
II. Bahan Kimia yg Tidak Sengaja
Ditambahkan
• Bahan kimia untuk pertanian (pestisida,
fingisida, herbisida, pupuk, antibiotik,
hormon).
• Bahan kimia pabrik (pelumas, bahan
pembersih, sanitizer, cat)
• Zat dan senyawa beracun (air raksa,
sianida, dll).
• dll
III. CEMARAN LOGAM
ADALAH BAHAN KIMIA BERUPA LOGAM
BERAT
ATAU LOGAM LAINNYA YANG KEBERADAANNYA PADA
BATAS TERTENTU
DALAM PRODUK PANGAN, AIR
DAN UDARA TIDAK DIKEHENDAKI. BAHAN INI
MUNGKIN ADA DALAM PRODUK PANGAN SEBAGAI
AKIBAT DARI BERBAGAI TAHAPAN DALAM : PROSES
PRODUKSI, PENGEMASAN, TRANSPORTASI ATAU
DARI
KONTAMINASI LINGKUNGAN
KONTAMINASI LINGKUNGAN
(PERAIRAN LAUT)
KEHADIRAN LOGAM-LOGAM DISUATU
PERAIRAN LAUT ADALAH BERASAL DARI
DUA SUMBER, YAITU DAPAT TERJADI
SECARA ALAMIAH (NATURAL) DAN
TERJADI SEBAGAI AKIBAT DARI
AKTIFITAS MANUSIA (ANTHROPOGENIC),
MISALNYA KEGIATAN PERTAMBANGAN
PENYEBAB CEMARAN KIMIA
ELEMEN KIMIAWI METALIK, MEMILIKI
BERAT ATOM DAN DENSITAS YANG
TINGGI, PADA KONSENTRASI YANG
SANGAT RENDAH BERSIFAT RACUN BAGI
MAHLUK HIDUP
1.
2.
3.
4.
5.
MERCURY (Hg)
CADMIUM (Cd)
PLUMBUM (Pb)
ARSEN (As).
dll
 Gelas/kaca (botol, lampu,
thermometer, dll
 Logam (kawat, steples, peniti, dll)
 Kayu
 Tulang
 Plastik
 Dsb
Wholesomeness / Quality
 Dekomposisi
 Filth (rambut, potongan serangga, cat kuku, dll)
 Tidak sesuai spesifikasi
Economic Fraud





Salah label
Kurang berat
Jenis tidak sesuai label
Ukuran tidak sesuai
dsb
TULISLAH APA YANG AKAN ANDA KERJAKAN
KERJAKANLAH APA YANG ANDA TULIS
TULISLAH APA YANG TELAH ANDA KERJAKAN
Prinsip 1. Analisis Bahaya (hazard)
• Dilakukan pada setiap tahap operasi dan
dikaitkan dengan penggunaan akhir serta
konsumennya.
• Pendekatan :
- Brainstorming
- Risk assessment ( pengukuran resiko)
• Fokus
Hazard yang kemungkinan besar (nyata)
terjadi dan menimbulkan bahaya pada
produk akhir
Prinsip 1. Analisis Bahaya (hazard)
Risk Assesment
• Peluang (Probability) :
- Rendah, sedang, tinggi
- Berdasarkan pengalaman, literatur, penelitian,
dsb.
• Keakuratan / Keparahan (Severity)
- Secara otomatis (automatic)
- Kemungkinan besar (likely)
- Mungkin (may)
- Tidak akan berpengaruh
Prinsip 1 : Indentifikasi Upaya Pencegahan
(Preventive Measures)
Tindakan / prosedur untuk mennghambat
terjadinya / masuknya hazard pada / ke suatu
produk
Sudah ada dalam proses atau tindakan baru
yang diperlukan
Prinsip 1 : Indentifikasi Upaya Pencegahan
(Preventive Measures)









Pengendalian suhu / waktu
Pemanasan dan pemasakan
Pendinginan dan pembekuan
Pengendalian pH
Penambahan garam / pengawet
Pengeringan
Pengemasan
Pengendalian sumber
Pembersihan dan sanitasi
Prinsip 1 : Indentifikasi Upaya Pencegahan
(Preventive Measures)
Kimiawi
Fisik
 Pengendalian sumber
 Pengendalian produksi
 Pengendalian pelabelan
 Pengendalian sumber
 Pengendalian produksi
 Pengendalian lingkungan
Taha
p
Penyeba
b
Hazard
Hazard
Potensi
al
Kelomp
ok
Hazard
(FS/WH/
EF)
Dapatkah
SOOP
mengendali
kan Hazard
Ya
Tidak
Pelua
ng
(T/S/R)
Kepara
h-an
(A/M/L/
NL)
Apakah
hazard
nyata ?
Ya
Td
k
Justi
fikasi
Tinda
kan
Penc
egah
an
Probability and Severty Determination of
Significant Hazard
• Is this a significant Hazard ???
• Must this hazard be controlled at a CCP
Probabili Severity
ty
Determinatio
n
A
Low
Not Likely
B
Low
Low
Medium
High
May/Likely
Automatic
Not Likely
Not Likely
Not
Significant
? No clear
answer
? No clear
answer
? No clear
answer
? No clear
Definisi
 CP (Control Point) adalah suatu titik, tahap
atau prosedur dimana faktor-faktor biologis,
kimiawi maupun fisik dapat dikendalikan.
 CCP adalah suatu titik, tahap atau prosedur
dimana pengendalian dapat diterapkan dan
bahaya (hazard) dapat dicegah, dihilangkan
atau dikurangi sampai batas yang diterima.
CCP adalah spesifik untuk setiap produk dan
proses, tergantung dari :
•Lay-out unit pengolahan
•Alur proses
•Peralatan
•Bahan Tambahan
•Formula
•Program sanitasi
•dll
P1. Apakah ada tindakan pencegahan pada tahap ini atau
berikutnya thd hazard yg telah diidentifikasi
Ya
Tidak
P2. Apakah tahap ini dpt
menghilangkan atau
mengurangi kemungkinan
terjadinya hazard sampai
tingkat yg diterima ?
Ya
Tidak
CCP
P3
Modifikasi tahap,
proses atau produk
Ya
Apakah pengendalian
pada tahap ini sngat
penting untuk keamanan
Tidak
Stop Bukan CCP
P3. Apakah kontaminasi dari hazard yang telah diidentifikasi
melewati tingkat yg diperkenankan atau dapat
meningkat sehingga melebihi batas yang diperbolehkan
??
Ya
P4. Apakah proses selanjtunya akan dapat
menghilangkan bahaya atau mampu
mengurangi bahaya sampai batas yang
diperbolehkan
Tidak
Tidak
Ya
Stop Bukan CCP
CCP
PEMBUSUKAN
• 1. Sumber kontaminan.
Permukaan bhn pangan,
udara, air, tanah, insek,
rodentia, manusia,hewan lain
• 2. Mikroba. Kurva pertumbuhan,
aktivitas mikroba (degradasi
lemak, degradasi protein,
degradasi karbohidrat)
MO Pendegradasi KH
• 1. Lactic acid producing bacteria
(Streptococcus, Leuconostoc,
Lactobacillus)
• 2. Acetic acid producing
bacteria (Acetobacter)
• 3. Butyric acid producing bacteria
(Clostridium)
• 4. Propionic acid producing bacteria
(Propionibacterium)
MO Pendegradasi KH
• Saccharolytic bacteria which form
simple sugars from disaccharides
and polysaccharides (Lactic acid
bacteria, some Bacillus and
Clostridium)
• Pectolytic bacteria, which degrade
pectins in vegetables and fruit
(Erwinia, Bacillus and Clostridium)
Curing
• Dasar :
• Hambat bakteri, jamur, enzim. KA ikan <35
% hambat akt enzim, mikrobiologis
• pH asam hambat bakteri
• Pengawetan dgn pengasinan dan kering
• Pengolahan dan awetan turun KA dan atau
tambah seny kimia garam, cuka, asap atau
hasil fermentasi
• Produk btk asinan, asapan, kering, asam
Smoking
Pengasapan
Salting
Penggaraman
METODE CURING
Boiling+Steaming
Perebusan+Pengukusan
Drying
Pengeringan
Picking
Pengasaman
Pengeringan Ikan
• Definisi :
• Cr menurunkan KA ikan dng menggunakan energi
panas
• Keuntungan :
Tahan lama
Volume turun
Berat turun
• Kerugian :
Sifat alami berubah
Kualitas turun
Rehidrasi sblm dgnk (dibasahkan kembali)
Sun Drying
1. langsung
2. Tdk langsung
Freeze
Drying
Mechanical
Drying
METODE PENGERINGAN
1. Sun Drying :
pengeringan dng panas matahari sbg sumber
energi
•
•
•
•
•
•
•
•
1. Perlu tempat luas
2. Tgt cuaca
3. T, RH, kec udara sulit
dikontrol
4. Tenaga kerja banyak
5. Kurang hygienis
6. Waktu lama
7. Steril krn UV
2. Mechanical Drying
•
•
•
•
•
•
•
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Tdk perlu tempat luas
Tdk tgt cuaca
T,RH,kec udara mdh dikontrol
Kapasitas besar
Lebih higyienis
Proses cepat
Tenaga kerja sedikit
3. Freeze Drying
• Pertama bahan dibekukan
kemudian air dari fase beku
disublimasikan dalam fase uap
dengan sistem vacum yang
tinggi
Permasalahan Teknis
Pengeringan
• 1. Pembusukan slm pengeringan. Jika KA
turun cpt 40% (rebus, grm) maka pembusukan
dpt dicegah
• 2. Sun dryng. Gagguan lalat, ulat dpt dilakukan
bakar daun2. Kering atas para2 kemiringan 15-30
oC arah dtg angin
• 3. Mechanical dryng. Suhu tinggi bs cpt kering tp
case hardening (tampak kering luar dlm basah) or
denaturasi protein
• 4. Tropis. pengeringan baik RH 40-50%, suhu 40-50
•
oC, kecep udara 70 m/menit
Ikan asin kering
Ikan tawar
Produk ikan
kering
Ikan asin Basah
Setengah kering
Ikan kering rebus
Suhu
Kelembaban
udara
Ketebalan
Luas
permukaan
Kecepatan
udara
Kecepatan Pengeringan
Dry Salting
Brine Salting
Kombinasi
Dry + Brine
Salting
Penggaraman
(Salting)
Sifat Psikokimia Garam
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
1. Kemurnian garam
Garam hrs murni, NaCl minim 99
%. Garam MgSO4, Na2SO4 maks 1 %
2. Kelarutan garam. Naik kalau
suhu naik
3. Kepekatan garam. Kepekatan
naik kecepatan penetrasi naik
4. Aksi osmotik, ikan segar membran
semipermeabel artinya air dpt keluar
masuk lewat membran tp zat terlarut
tdk
Pengaruh garam thd
mikroorganisme
•
•
•
•
•
1. Penarikan air dan aksi
osmotik sel jaringan daging ikan
2. Bakteriostatik dan bakterisidal
3. Daya bunuh ion Cl- thd bakteri
4. Aktifitas enzim proteolitik ditekan
• Halophilik tahan 6-27 % garam
• Penyebab merah ikan asin Bakteri Serratia
dan Sarcina
• Jamur halophilik Sporendonema
• Patogen dihambat kadar garam 16 %
Prinsip Penggaraman
• Air dalam jaringan ikan ditarik keluar
• Garam masuk kedalam jaringan oleh
karena itu garam dalam jaringan
naik sehingga aktivitas
mikrobiologis terganggu
• Bakteri dihambat KG 10 %
• Jamur KG 20 %
• Halophilik >15 %
Cara Dry Salting
• Ikan dan garam diatur berlapis
dalam keranjang dengan cara
selang seling antara ikan dan
garam secara vertical
• Garam yang digunakan 20-30 %
berat total ikan
Dry salting
•
•
•
•
Keuntungan
1. Efek penarikan air besar
2. Penetrasi garam cepat
3. Tidak perlu fasilitas khusus
•
•
•
•
Kekurangan
1. Penentrasi garam tdk homogen
2. Penarikan air kuat shg rendemen rendah
3. Produk mudah rancidity
Cara Brine Salting
• Ikan dimasukkan wadah yang
sudah berisi larutan garam
pekat
• Ikan diusahakan tenggelam
• Harus diaduk supaya homogen
Brine Salting
•
•
•
•
Keuntungan
1. Oksidasi lemak dihindari
2. Penetrasi garam merata
3. Konsentrasi garam mudah diatur
• Kerugian
• 1. Perlu wadah khusus
• 2. Perlu pengadukan supaya rata
Cara Modifikasi brine+dry salting
• Ikan disusun berlapis garam ikan
• Jumlah garam 10-35 %
• Setelah bbrp lama terbentuk
larutan garam shg menutupi
seluruh permukaan ikan
• Diatas diberi pemberat
Masalah teknis penggaraman
•
•
•
•
•
•
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Kemurnian garam
Kecepatan penetrasi garam
Raw material
Suhu
Jumlah garam
Perubahan berat ikan
Perubahan ikan asin kering
selama penyimpanan
•
•
•
•
•
•
•
•
•
1. Pertumbuhan jamur
Aspergillus (KA 13 %)
2. Penyerapan uap air dari udara
3. Red hallophylic bacteria
4. Kerusakan enzimatis
5. Kerusakan fisis
6. Penularan pengaruh lingkungan
7. Kerusakan khemis
8. Struvite Mg, NH4, PO4. 6H2O
Pengolahan Suhu
Rendah
• 1. Freezing
•
-18 sd -40 oC. Suhu Pusat
daging Ikan -10oC
2. Chilling (pendinginan) , icing
(pengesan) suhu mendekati 0oC
Cold chain system adalah Mengusahakan
suhu rendah produk perikanan mulai
produksi smp ke tangan konsumen
•
•
•
•
•
•
•
•
•
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Penangkapan
Handling di kapal
Pembongkaran
Pelelangan
Pengepakan (cold box)
Truk pengangkut
Pedagang besar
Pedagang pengecer (bakul)
Konsumen
Prinsip Pengesan (icing)
• 1. Mampu memelihara nilai asli
•
kesegaran
• 2. Mampu menghambat pembusukan
•
selama handling, transport,
•
pengolahan, distribusi
• 3. Ikan senantiasa mandi air es shg
•
menghanyutkan lendir, darah,
•
bakteri, kotoran
Metode Pengesan
• 1. Tumpukan Ikan, es dibuat
•
selang seling. Tumpukan tdk
•
terlalu tinggi shg tdk kerusak
•
an fisik akibat tergencet yg
•
atas. Lapis bawah dan atas
•
diberi es
• 2. Ratio es : ikan (w/w) (2:1, 1.5:1,
•
1:1)
Pengesan Lebih menguntungkan
“ tak ada gading yang tak retak”
• 1. Es cenderung melukai daging
•
ikan
• 2. Air dpt menghanyutkan nutrisi,
•
cita rasa, protein dan war na jd
•
pucat
• 3. Cuaca tropis jmlh es yg dgnk
•
cukup besar serta tambah
•
beban saat transportasi
Chilling and Freezing
• Chilling
• Produk fresh fish (ikan segar), wet
fish (ikan basah) hasil olahan
(pindang, asap)
• Suhu pusat daging 0 sd -1 oC
•
•
•
•
Freezing
Perikanan beku frozen fishery
Produk mentah or olahan
Suhu pusat daging -18 sd -40 oC
Proses Pendinginan
• 1. Icing. Ikan stlh dtngkap sgr cuci
•
air bersih, diselubungi es curai
dlm wadah or ruang berinsulasi
• 2. Chilling in cold air. Stlh bersih
•
ikan d msk r berinsulasi atasnya
•
diberi es. Olahan tdk perlu diberi
•
es atasnya
• 3. Chilling in water. Pendinginan dlm
•
air
Chilling in water
• 1. Air tawar.Dng hancuran es, air dingin
•
(ADI) =chilled fresh water or refrigerated
•
fresh water
2. Air laut. Dng hancuran es, air laut dingin
(ALDI) = chilled sea water or refrigerated
sea water
3. Air garam. Dng hancuran es, air garam
dingin (AGADI)=chilled brine, refrigerated
brine. Refrigerasi mekanis
Metode Super Chilling
(Partial freezing)
• Pendinginan ikan dimana suhu pusat
daging ikan berada pada deret titik
beku daging ikan yaitu -1,1 sd -2,2
oC.
• Metode ini kurang bagus karena
• Terbentuk kristal es yg besar2
akibatnya saat thowing cairan
daging ikan (drip) yg keluar banyak
shg nilai gizi ikut terlarut.
Metode Freezing
•
•
1. Sharp Freezing
ikan diletakkan pada lilitan pipa evaporator (Slow Freezing)
•
•
2. Air Blast Freezing
Ikan diletakkan dlm ruang yg ditiupkan udara dingin dng
blower yg kuat (quick freezing)
•
3. Contact plate freezing.ikan diletakkan di rak2 yg direfrigerasi
•
•
4. Immersion Freezing.Ikan diletakan
dlm air/garam yg direfrigerasi (Quick freezing)
•
•
5. Cryiogenic freezing. Ikan dibekukan dng semprot kriogen (CO2
cair, N cair). Quick freezing
Pemeliharaan produk
beku
•
•
•
•
•
•
•
•
•
1. Suhu beku konstan, fluktuasi kecil
2. Ruang selalu lembab
3. Utk cegah pengeringan, oksidasi,
diskolorasi produk hrs dilapisi es
dgn cr glazing, antioksidan, kemas
vacum dll.
4. Cegah msk panas luar dgn cr
insulasi bagus, pintu selalu tutup,
lampu sekecil mungkin
Kemunduran mutu
produk beku
•
•
•
•
•
1. Dehidrasi. Kering, gosong
(freezer burn)
2. Oksidasi kalau tdk dikemas
3. Diskolorasi
4. Drip
Keuntungan Produk
Beku
•
•
•
•
•
1.
2.
3.
4.
5.
Daya awet panjang
Mendekati produk segar
Menghimpun stok
Memantapkan harga
Memperluas jangkauan pasar
Proses Pembekuan scr
umum
•
•
•
•
•
•
•
1.
2.
3.
4.
5.
Penimbangan
Pencucian
Penyusunan dlm pan pembk
Pengepakan produk beku
Penyimpanan dlm cold
storage
6. Pengiriman produk beku
Thermal Death Time Curve
Log
Jum
MO
Hdp
C
D
B
A
Waktu
E
E
Fase
Penurunan
Kematian
A
Fase
Inisiasi
Adaptasi
B
Fase
Pertumbuhan
D
Fase
Stationer
C
Fase
Logaritmik
Eksponensial
Thermal Death Time Curve
PSIKROFIL
Opt 12-15 oC
MESOFIL
Opt 30-45 oC
THERMOFIL
Opt 55-75 oC
PSIKROTROF (gab psikrofil+mesofil)
Opt 25-30 oC
PENGARUH SUHU THD MIKROBA
Bakteri
Psikrotrof
Acinotobacter
(pindang)
Moraxella (ikan
segar)
Alcaligenes
Bacillus
Clostridium
Proteus
Pengolahan Suhu Tinggi
• 1. Moisture heat
•
a. Lebih efektif
•
b. Suhu tdk terlalu tinggi
•
c. Waktu tdk lama
•
d. Cepat penetrasi
•
e. Terjadi denaturasi protein
•
f. Sel mati
2. Dry heat
• a. Udara panas sulit penetrasi
•
krn tdk ada pergantian
•
kecepatan
• B. Waktu lebih lama
• C. Mudah terjadi oksidasi
Sterilisasi
•
•
•
•
•
•
1. Utk menghilangkan mikroba
spora
2. Alat Autoclave
3. Suhu 121 oC, Lama 15 menit
tekanan 1 atm
4. Daya simpan lebih lama
Pasteurisasi
•
•
•
•
•
•
•
•
1. Membunuh mikroba patogen
2. Banyak dilakukan produk
susu
3. Suhu 63 oC lama 30 menit
Suhu 72 oC lama 15 menit
(HTST)
4. Daya simpan lebih pendek
5. Biasa diikuti proses lanjutan
Blanching
•
•
•
•
1.
2.
3.
4.
Inaktivasi ensim
Banyak dilakukan pd sayuran
Suhu 82-93 oC lama 3-5 menit
Diikuti proses lanjutan
Sterilisasi Komersial
• 1. Membunuh mo patogen
•
(toksin) vegetatif bukan spora
• 2. Membunuh mo pembusuk
• 3. Dilakukan pada produk
•
canning
Kapan sel dikatakan
mati
•
•
•
•
•
•
•
•
1. Dinding sel rusak
2. Permeabilitas membran sel
terganggu
3. Terjadi denaturasi protein
dan as nukleat ddg sel
4. Penghambatan ensim
5. Penghambatan protein dan as
nukleat
Pengalengan (canning)
•
•
•
•
•
•
•
1. Persiapan bhn baku (sortasi,
potong, cuci)
2. Pengisian (Head space)
3. Penghampaan (Exhausting)
4. Penutupan (Hermitic)
5. Sterilisasi
6. Pendinginan
Head space
• Ruang kosong diatas kaleng
untuk pengembangan isi
kaleng saat sterilisasi
Exhausting
1. Mengurangi tekanan dlm klg
saat sterilisasi
2. Mencegah oksidasi
3. Mencegah bakteri aerobik
Produk Kaleng Ikan
•
•
•
•
•
•
•
•
1. Bagian kaleng (bottom, body,
top)
2. Bentuk kaleng (tabung, oval,
segi 4, segi banyak)
3. Tahan lama, dpt dikonsumsi
stlh musim, mudah diangkut
4. Label (bahan, berat, bumbu,
produsen)
KERUSAKAN KALENG
• 1. FLAT SOUR
•
klg normal, isi asam. ph 4,5
•
Bacillus Stearothermophilus
•
ph 4-4,5 B coagulans
•
Isi hitam (C nigrifican urai
•
metionin, sistein hsl H2S+Fe
•
hsl FeS
Methionin
•
•
•
•
•
CH2-CH2-CH-COH
|
|
S
NH3+
|
CH3
Sistein
•
•
•
•
•
CH2-CH-COH
|
|
S
NH3+
|
CH3
SWELL
•
•
•
•
1.
2.
3.
4.
Soft Swell dan Hard swell
Kaleng cembung
Aktivitas bakteri pembusuk
Penghasil racun (toksin)
Clostridium botulinum
C. sporogenes
C. thermosaccharolyticum
C. Pasteurianum
Springer
• Satu ujung kaleng datar,ujung
lainnya cembung jika ditekan
akan cembung kearah yg
berlawanan
FLIPPER
Kaleng tdk cembung jika ditekan
satu ujungnya maka kaleng cembung
kearah berlawanan
PENGASAPAN SMOKING
• 1. Sifat pengawet (penggaraman
•
dan pengasapan)
• 2. Selama pengasapan KA
•
turun, suhu tinggi >80oC shg
•
bakteri mati
• 3. Senyawa asap (formaldehid,
•
acetic acid, phenol)
SIFAT KIMIA ASAP
• 1. Kayu mengadng cellulose, lignin,
•
damar, air, zat penyamak, getah
• 2. Jika kayu dibakar sempurna
•
menghasilkan H2O dan CO2
•
(bkn asap) yang menguap
• 3. Jika tdk sempurna selain H2O
•
juga C,H,O yg diperlukan
•
pengasapan
SENYAWA PADA ASAP
• 1. ALDEHIDE.Formaldehid, Acetaldehid.
Penghambat fermentasi. Penghancur spora pada
konsentrasi 0,5%
• 2. ALKOHOL.Etil alkohol, metil alkohol, phenol
(antioksidan). Sifat bakterisidal konsentrasi 1 %,
konsentrasi 0,2% bakteriostatik. Konsentrasi 1,3 %
bsf fungisidal.
• 3. ASAM ORGANIK. Asam cuka, tdk berwarna, bau
asam tajam, bakterisidal konsentrasi 5 %
bakteriostatik konsentrasi dibawah 5%
• 4. ACETON.Volatile, pelarut lemak, tidak berwarna
Teknik Pengasapan
• 1. Pengasapan biasa
•
Dilakukan dlm ruang dng konstruksi tradisional
HOT SMOKING
T
70-80 oC
Wkt
4-5njam
RH
14 %
KG
4%
KA
60-70%
Tekstur lembek,
basah
Sumber pns lgsg
Cold Smoking
<40 oC
5-10 jam
30%
7-15%
45-55%
liat
kering
tdk langsung
2. Electric Smoking
• 1. Ikan digantung dikawat yg
bermuatan + atau –
• 2. Dialiri asap dari bawah
• 3. Selama pengasapan ikan
bermuatan – akan menarik
asap yg + begitu sabaliknya
• 4. Produk KA tinggi shg msh perlu
pengeringan lanjutan
3. Liquid Smoking
(Asap Cair)
• 1. Komponen utama asap cair adalah
asam cuka dari kayu hsl destilasi
• 2. Asap diencerkan dng aquades
ratio 1:3 (asap:aquades)
• 3. Ditambahkan garam
• 4. Ikan dimsk dlm larutan ini
• 5. Setelah perendaman ikan
dikeringkan
PEMILIHAN KAYU
Keras selain jati
Dan cemara
Kayu lapuk
Bau apek
Harga, mdh didapat, sabut
Kelapa, kayu api, selera
Tdk terlalu kering
Tdk terlalu basah
Teknis Pengasapan
• 1. Terjadi permukaan mengkilap
•
Caranya sblm diasap ikan hrs
•
bersih, licin, agak kering
•
Mengkilap krn gabungan
formaldehid dan phenol yg
menutupi kulit berlangsung pd
suasana asam
2. Warna
• 1. Tgt lama pengasapan
• 2. Wrn coklat dari seny phenol
beroksidasi dng O2
• 3. Wrn cpt tbtk pd suasana basa
(ikan mundur mutu). Osi hsl lebih
coklat dbd ikan segar
• 4. Spy diperoleh wrn coklat sblm
diasap ikan dicelup NaOH atau
lama pengasapan diperpanjang
3. Rasa
• Dipengaruhi phenol dan asam
organik dari asap
4. DAYA AWET
Tgt kadar garam
Cegah jamur, lendir cara dipanasi
ulang, + as sorbat, +NaSorbat,
+KSorbat, simpan suhu rendah
PENGOLAHAN DNG
RADIASI
• 1. Radioaktif ditemukan 1896 Becquerel.
Pada garam Uranium disulfat, Kalium
disulfat yg dpt menghitamkan film
negatif foto
• 2. Rutherford dlm garam uranium
ditemukan 2 radiasi yaitu
a. Alfa, mdh diserap bahan
b. Beta, punya daya tembus lebih besar
Kemudian ditemukan dari zat alam yi
jenis radiasi gama
Berdasarkan
elektromagnetik
• 1. Hating radiation. Gunakan
sinar dng frekuensi rendah atau
panjang gelombang tinggi
• 2. Ionizing radiation. Gunakan
sinar dengan frekuensi tinggi
atau panjang gelombang rendah
Radiasi dari sinar punya panjang gelombang
pendek - panjang
•
Klasifikasi
1.Invisible long
Radio
Infra red
2.Visible
Merah,orange
kuning,hijau,
Biru,violet
3.Invisible Short
ultra violet
Sinar x
Sinar alfa,beta,
gama
Panjang Glb (A)
>1000.000
8000-3000.000
4000-8000
136-4000
1000-1500
<1000
B
E
T
A
alfa
kertas
G
A
M
A
aluminium
Pengaruh radiasi thd mikroba
• 1. Rusak DNA sel hidup
mematikan serangga (ikan
kering), parasit, jamur, bak
pembusuk, bak penyakit
2. Rusak ensim
Pengaruh radiasi thd bahan pangan
1. Menguntungkan
a. bp tetap segar
b. kenaikan suhu tdk tinggi
shg tdk rusak komponen bp
yg diawet (cold sterilization)
c. bp yg diawet dpt dikemas
plastik or aluminium
d. cocok utk bp tdk tahan
panas
2. Merugikan
• 1. Langsung
Rusak jaringan dan tenunan
shg terjadi perubahan pigmen
Akibat benturan mk protein
berubah tekstur. Vitamin
thiamin paling sensitif radiasi
2. Tdk langsung
Benturan sinar gama dng sel or
molekul hasilkan pasangan ion
radikal bebas
Dosis
Radiasi
Yg tepat
Tambah zat
Pengikat
radikal bebas
Pembekuan
Perlakuan
Vakum
Cara kurangi kerugian akibat radiasi
Dosis Radiasi
• 1. Rontgen
• 2. Elektron volt
• 3. Rontgen Equivalent Physical
(REP)
• 4. RAD (sering digunakan)
RAD ad ukuran jumlah energi
yg diserap per gram bahan
1 RAD equivalent 100 erg
Penentuan dosis tergantung
•
•
•
•
•
1.
2.
3.
4.
5.
Jenis mo
Ketahanan mo
Keselamatan
Ketahanan bahan
Ketahanan ensim
Vegetatip patogen
(Salmonella, Clostridium) peka thd
radioaktif shg dng pasteurisasi
sdh mati.
Dosis pasteurisasi 1,5 MRAD
Fungsi Pengemasan
•
•
•
•
•
1.
2.
3.
4.
5.
Melindungi produk
Sebagai wadah utk diisi
Alat penakar
Media informasi produk
Sarana promosi
Logam
Kayu
Jenis Kemasan
Kaca
Plastik
Kertas
Primer.
Lgs bungkus
produk
Tersier, kuarterner
Utk pengangkutan
Sekunder
Lindungi klp
Kemasan lain
Struktur Sistem Kemasan
Kraft
Karton
gelombang
Lilin
Jenis
Kertas
kemasan
Minyak
Karton
Glasin
TAK ADA GADING YANG
TAK RETAK
TERIMA KASIH ATAS
PERHATIAN ANDA
MOHON MAAF ATAS
SEGALA KEKURANGAN
SEMOGA BERHASIL
TAK ADA GADING
YANG TAK RETAK
TERIMAKASIH ATAS PERHATIAN ANDA
MOHON MAAF ATAS SEGALA KEKURANGAN
SEMOGA BERHASIL
Download