BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam pembelajaran Bahasa Arab terdapat empat macam keterampilan yang harus di kuasai siswa, salah satunya adalah keterampilan menulis. Dalam keterampilan menulis ada tahapan-tahapan yang harus di laksanakan seorang guru, yaitu: pembelajaran tulis-menulis huruf, menyalin, dikte (imla) dan kemudian mengarang (insya). Insya merupakan barometer keberhasilan pembelajaran Bahasa Arab setelah keterampilan menyimak, berbicara dan membaca. Insya tidak hanya sekedar menulis yang tersusun dari kata-kata dan kalimat-kalimat, tetapi lebih pada fikiran secara sistematis dan komunilkatif. Oleh karena itu, guru harus bisa mnyajikan pembelajaran insya dengan baik dan menarik. Maka dari itu dalam makalah ini akan di bahas tentang model serta metode pembelajaran insya. B. Rumusan masalah Masalah yang akan kami angkat dalam makalah ini adalah 1. Apa pengertian dan tujuan pembelajaran insya? 2. Ada berapa macam pembelajaran insya? 3. Bagaimana model/metode pembelajaran insya? C. Tujuan Tujuan dari pembahasan dalam makalah ini adalah 1. Untuk mengetahui pengertian dan tujuan dari pembelajaran insya 2. Untuk mengetahui macam-macam pembelajaran insya 3. Untuk mengetahui model/metode pembelajaran insya 1 BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian dan tujuan Insya adalah mengarang dalam bahasa arab untuk mengungkapkan isi hati, pikiran dan pengalaman yang dimiliki anak didik.1 Mengarang (al-insya) adalah kategori menulis yang berorientasi kepada pengekspresian pokok pikiran berupa ide, pesan, perassaan, dan sebagainya kedalam bahasa tulisan bukan visualisasi bentuk atau rupa huruf, kata, atau kalimat saja. Maka wawasan dan pengalaman pengarang sudah mulai di libatkan. Menulis karangan tidak hanya mendeskripsikan kata-kata atau kalimat ke dalam tulisan secara structural, melainkan juga bagaimana ide atau pikiran penulis tercurah secara sistematis untuk meyakunkan pembaca. Menulis ini menurunkan atau melukiskan lambing-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang di fahami oleh seseorang. Yang perlu di catat adalah menulis merupakan representasi bagian dari kesatuan ekspresi-ekspresi bahasa. Gambar atau lukisan mungkin dapat menyampaikan makna-makna, tetapi tidak menggambarkan kesatuan-kesatuan bahasa. Ini merupakan perbedaan antara menulis dan melukis dan antara tulisan dengan lukisan. Pada prinsipnya fungsi utama dari tulisan adalah sebagai alat komunikasi tidak langsung. Menulis sangat penting bagi pendidikan karena memudahkan para pelajar untuk berfikir dan dalam tingkatan yang lebih tinggi dapat mendorong mereka untuk berfikir secara kritis dan sistematis, memperdalam daya tanggap/persepsi, meningkatkan kemampuan memecahkan masalah yang di hadapi, dan sebagainya. Tulisan juga dapat membantu menjelaskan pikiran-pikiran yang hendak di kemukakan. Tidfak jarang kita menemui apa yang sebenarnya kita kita pikirkan dan rasakan mengenai orang, gagasan, masalah, dan kejadian hanya dalam proses menulis yang actual. 1 Ahmad Izzan, metodologi pembelajaran bahasa arab. Hal: 125 2 Menulis karangan boleh di katakana sebagai keterampilan yang paling sukar di bandingkan dengan keterampilan-keterampilan berbahasa lainnya. Apabila seorang pelajar mengguingakan bahasa kedua atau asing secara lisan (syafawi), maka seorang penutur asli dapat mengerti dan menerima lafal yang kurang sempurna atau ungkapan-ungkapan yang kurang sesuai bahkan tidak sesuai dengan kaidah gramatikal. Akan tetapi, apabila pelajar itu menggunakan bahasa kedua atau asing secara tulis (kitabi), maka penutur asl;I yang membacanya akan lebih keras dalam menilai tulisan yang banyak kesalahan ejaan atau tata bahasanya. Meskipun maknanya yang di sampaikan itu cukup jelas dan tulisannya cukup rapi, tetapi suatu karangan tertulis di tuntut harus baik dan sedapat mungkin tanpa kesalahan kerena di anggap mencerminkan tingkat kependidikan penulis karangan yang bersangkutan.2 Adapun tujuan dari pengajaran insya adalah 1. Siswa dapat mengarang kalimat-kalimat sederhana dalam bahasa arab 2. Siswa terampil dalam mengemukakan buah pikirannya, melalui karya tulis/ berupa karangan lisan B. 3. Siswa mampu berkomunikasi melalui korespondensi dalam bahasa arab 4. Siswa dapat mengarang buku-buku cerita yang menarik Macam, model dan langkah pembelajaran insya Pembelajaran insya terbagi menjadi dua macam, yaitu: mengarang terpimpin dan mengarang bebas.3 1. Mengarang terpimpin ()اإلنشاء الموجه Mengarang terpimpin adalah membuat kalimat atau paragraf sederhana dengan bimbingan tertentu berupa pengarahan, contoh, kalimat yang tidak lengkap, dan sebagainya. Mengarang terpimpin bisa pula di sebut dengan mengarang terbatas (al-insya al-muqoyyad) sebab karangan siswa di batasi oleh ukuran-ukuran yang 2 Acep Hermawan, metodologi pembelajaran bahasa arab. Hal: 163 3 Acep Hermawan, metodologi pembelajaran bahasa arab. Hal: 164 3 diberikan oleh guru, maka dalam prakteknya tidak menuntut pelajar untuk mengembangkan pikirannya secara bebas. Dalam mengarang terpimpin terdapat beberapa model serta langkah-langkah latihan pengembangannya, di antaranya adalah:4 a. Kalimat yang sesuai Langkah pembelajarannya adalah siswa di minta untuk menuliskan beberapa kalimat yang sesuai untuk kalimat tertentu, selanjutnya menuliskan kata yang cocok untuk menulis kalimat tersebut. Misalnya, kalimat yang di contohkan كتب الولد درسه. Sedangkan kata yang muncul umpamanya ( )البنتmaka yang harus di tulis oleh siswa adalah كتبت البنت درسها. b. Paragraf yang disesuaikan Langkah pembelajarannya adalah guru membuat paragraph tertentu dan siswa di minta untuk menulisnya kembali dengan mengubah salah satu kata pokok. Jika paragraf menceritaka seorang tokoh bernama Hatim (nama anak lakilaki), siswa di minta mengganti nama tokoh ini dengan seorang perempuan, misalnya bernama Maryam. Perubahan nama tokoh ini sudah barang tentu akan menimbulkan perubahan bentuk kata kerja, kata ganti, kata sifat, kata keterangan (hal) yang berkaitan dengan Hatim untuk disesuaikan dengan tokoh baru yaitu Maryam. c. Kalimat yang di buang Langkah pembelajarannya adalah siswa di minta untuk mengisi titik-titik dengan kata yang di buang dari suatu kalimat. Kata yang di buang itu biasanya berupa kata depan (harfu jar, harfu ataf, kata Tanya, harfu syarat dan sebagiaiya. Terkadang kata yang di buang berupa kata content. Misalnya: · المدرسة... ذهب الولد · الولد مجتهدا... ·... قرأ الطالب d. 4 Menyusun kata Acep Hermawan, metodologi pembelajaran bahasa arab. Hal: 165 4 Langakah pembelajarannya adalah siswa di beri beberapa kata yang di susun secara acak untuk di susun menjadi kalimat sempurna. Misalnya عاصم/تفاحة/أكل/حلوة. Maka kalimat yang mungkin disusun dari kata-kata tersebut adalah أكل حاسم تفاحة حلوة e. Menyusun kalimat Langkah pembelajarannya adalah siswa diberi beberapa kalimat yang di susun secara acakuntuk di susun agar menjadi sebuah paragraph atau alinea sempurna. f. Mengunah kalimat Langkah pembelajarannya adalah siswa di beri sebuah kalimat dan di minta untuk mengubahnya menjadi kalimat positif, kalimat negative, kalimat tanya, atau kalimat berita; mengubah fi’il mudhori, fi’il madhi, atau fi’il amr, atau mengubah bentuk aktif menjadi pasif atau sebaliknya dan lain sebagainya. g. Menyambung kalimat Langkah pembelajarannya adalah siswa di beri dua kalimat dan di minta unruk menggabungkannya agar menjai satu kalimat dengan menambahkan misalnya harfu jar, harfu ataf, dan sebagainya. Misalnya: الرجل سافر امس+ عاد الرجل, maka kemungkinan jawabannya adalah عاد الرجل الذى سافر امس h. Menyempurnakan kalimat Langkah pembelajarannya adalah siswa di beri potongan kalimat dan di minta menyempurnakannya. Misalnya, ... إن تسالنى Dalam pembelajaran mengarang terpimpin ada beberapa hal yang sebaiknya di perhatikan seorang guru, yautu: 1. Tidak semua jenis latihan mengarang terpimpin bersifat mudah. Oleh karena itu, guru harus memilih jenis latihan yang sesuai dengan tingkat kemampuan siswa. 2. Latihan mengarang terpimpin hendakknya setelah guru mewnerangkan struktur yang terdapat pada jenis latihan tersebut dan melatihkanya secara lisan terlebih dahulu. 5 3. Kosa kata yang terdapat dalam latihan tersebut harus yang sudah si kenal dan di pelajari siswa. 4. Setelah swelesai menulis dan menjawab latihan, guru melakukan tahap pengoreksian. Pengoreksian ini bisa di lakukan oleh siswa sendiri-sendiri dengan melihat contoh jawaban yang ditulis guru di papan tukis, bisa juga di koreksi oleh guru seluruhnya 5. Guru bersama siswa berdiskusi untuk mencari dan membahas kesalahankesalahan umum yang di lakukan oleh siswa. 6. Siswa di minta untuk menulis kembali jawaban yang benar secara keseluruhan atau pada kalimat yang salah saja. 2. Mengarang bebas ()اإلنشاء الحر Mengarang bebas adalah membuat kalimat atau paragraf tanpa pengarahan, contoh, kalimat yang tidak lengkap dan sebagainya. Mengarang bentuk ini lebih tinggi tingkatannya di bandingkan dengan mengarang terpimpin karena siswa di beri kebebasan untuk mengekspresikan fikirannya.5 Ada beberapa model serta langkah-langkahnya dalam mengarang bebas, yaitu: a. Al-talkhish, meringkas bacaan terpilih Langkah pembelajarannya adalah guru menyediakan teks bacaan kemudian siswa di minta untuk menulis kembali intisari bacaan dengan bahasa arab sesuai kemampuan siswa b. Al-qishshah atau narasi, menceritakan gambar yang di lihat Langkah pembelajarannya adalah guru menyediakan cerita dalam bentuk gambar kemudian siswa di minta untuk menceritakan isi gambar yang di lihat dengan menggunakan bahasa arab sesuai dengan kemampuannya c. Al-idhah, menjelaskan aktivitas tertentu atau eksposisi Langkah pembelajarannya adalah guru memerintahkan siswa untuk menjelaskan aktivitas tertentu yang selalu di lakukan siswa, seperti: berankat ke sekolah, naik sepeda motor, dan lain sebagainya 5 Muhammad Ali Al- Khulli, strategi pembelajaran bahasa arab. Hal: 130-132 6 Setelah melaksanakan semua tahapan ini, tahapan selanjutnya yaitu model mengarang bebas (al-insya al-hurr) tentang masalah-masalah tertentu yang di ketahui siswa. Tahapan ini lebih sulit karena bukan hanya melibatkan keterampilan dalam memanfaatkan grafologi, struktur bahasa dan kosa kata, tetapi juga menuangkan wawasan yang lebih luas tentang masalah yang di bahas. Ada beberapa hal yang harus di perhatikan dalam pembelajaran mengarang bebas, di antaranya adalah:6 a. Topik yang di pilih hendaknya di sesuaikan dengan tingkat kebahasaan siswa dan ruang lingkup kehidupannya. Walaupun para pelajar diberi diberi kebebasan untuk menuangkan semua gagasan tentang masalah tertentu, namun perlu disesuaikan dengan tingkat kemampuan dan pengalaman mereka. b. Sebelum dilakukan kegiatan mengarang hendaknya ditentukan apa tujuan tulisan ini, dan kepada siapa ditujukan. Walaupun dalam suasana latihan di tempat terbatas (kelas), namun imajinasi para pelajar harus dibawa ke kawasan yang lebih luas, seakan-akan karangan mereka akan dipublikasikan pada masyarakat luas. Hal ini dilakukan untuk mersngsang imajinasi mereka dalam membuat sebuah karangan tertentu. c. Untuk mempermudah uraian dalam karangan, sebaiknya ditentukan outline karangan. d. Mewujudkan karangan di atas kertas, sebaiknya melalui langkah-langkah berikut: mula-mula konsep kasar, konsep ini kemudian diedit/ diperbaiki barangkali ada hal-hal yang salah, setelah itu ditulis rapih pada kertas karangan. 6 Acep Hermawan, metodologi pembelajaran bahasa arab. Hal: 165 7 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Insya adalah mengarang dalam bahasa arab untuk mengungkapkan isi hati, pikiran dan pengalaman yang dimiliki anak didik. Dalam hal ini, tidak hanya mendeskripsikan kata-kata atau kalimat ke dalam tulisan secara structural, melainkan juga bagaimana ide atau pikiran penulis tercurah secara sistematis untuk meyakunkan pembaca. Pembelajaran insya terbagi menjadi dua macam, yaitu: mengarang terpimpin dan mengarang bebas. Mengarang terpimpin Mengarang terpimpin adalah membuat kalimat atau paragraf sederhana dengan bimbingan tertentu berupa pengarahan, contoh, kalimat yang tidak lengkap, dan sebagainya. Dalam mengarang terpimpin terdapat beberapa model serta langkah-langkah latihan pengembangannya, di antaranya adalah a. Kalimat yang sesuai d. Menyusun kata b. Paragraf yang disesuaikan e. Menyusun kalimat c. Kalimat yang di buang f. Mengubah kalimat Mengarang bebas adalah membuat kalimat atau paragraf tanpa pengarahan, contoh, kalimat yang tidak lengkap dan sebagainya. Ada beberapa model serta langkah-langkahnya dalam mengarang bebas, yaitu: a. Al-talkhish, meringkas bacaan terpilih b. Al-qishshah atau narasi, menceritakan gambar yang di lihat c. Al-idhah, menjelaskan aktivitas tertentu atau eksposisi 8 DAFTAR PUSTAKA Izzan, Ahmad, 2009. Metodologi pembelajaran Bahasa Arab. Bandung : Humaniora Al-khuli, M. Ali, 2010. Strategi pembelajaran Bahasa Arab ( tejemah Asalib Tadris Al-lughoh Al-arobiyah). Yogyakarta : Basan Publishing. Hermawan, Acep, 2011. Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab. Bandung : Rosdakarya. 9